MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN i

2 ii

3 Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi iii

4 MODUL PELATIHAN MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN PENGARAH : Johozua M. Yoltuwu (Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan) PENANGGUNGJAWAB: Eko Sri Haryanto (Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas) Juni 2016 Diterbitkan Bersama : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Jl. TMP Kalibata, No 17, Jakarta Selatan Telp (021) iv

5 Kata Pengantar Puji dan syukur sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Allah yang maha cinta karena rahmatnya telah terselesaikan sebuah buku Modul Pelatihan Manajemen dan Teknis Pendamping Kawasan Perdesaan. Penerbitan buku ini merupkan upaya Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan - Kementerian Desa Dan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam mengimplementasikan mandat Permen Desa No.5 Tahun 2016 dalam mendorong Pembangunan Kawasan Perdesaan, khususnya dalam mempersiapkan tenaga pendamping Kawasan Perdesaan. Modul Pelatihan bagi pendamping Kawasan Perdesaan ini merupakan bahan dan materi latih yang akan dipergunakan bagi Pelatih yang akan memberikan pelatihan, pembekalan dan orientasi bagi tenaga pendamping Kawasan Perdesaan. Hal itu dirasa perlu karena banyak pihak yang belum paham Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai bagian dari amanah Undang-undang Desa. Untuk mendukung kebutuhan peningkatan kemampuan pendamping Kawasan Perdesaan, modul pelatihan berikut dilengkapi dengan sebuah buku Panduan Umum Pendampingan Kawasan Perdesaan. Terkait dengan itu maka matreri modul pelatihan lebih diutamakan pada hal-hal substansial terkait dengan kebutuhan pendamping Kawasan Perdesaan dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya untuk memfasilitasi penyelenggara Pembangunan Kawasan Perdesaan. Materi yang menjadi pokok bahasan pelatihan terdiri dari tiga hal; 1) Pemahaman visi Pembangunan Kawasan Perdesaan, 2) Pengenalan peran dan tugas pokok pendamping Kawasan Perdesaan, dan 3) Strategi serta metode pendampingan Kawasan Perdesaan. Tak lepas dari kekurangan yang terdapat dalam buku ini, semoga kehadiran modul pelatihan berikut ini tidak hanya bermanfaat bagi pelatih, tenaga pendamping, tetapi juga bagi para pihak; pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mendukung kerja-kerja para pendamping Kawasan Perdesaan. Selamat belajar dan selamat memanfaatkan buku berikut dengan bijak. Johozua M. Yoltuwu Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan v

6 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi A. LATAR BELAKANG B. RUANG LINGKUP C. TUJUAN PELATIHAN v vi D. SKEMA ALUR PELATIHAN PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN E. SILABUS PROGRAM PELATIHAN PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN F. PANDUAN MEMBACA MODUL F. POKOK BAHASAN Pokok Bahasan 1: Visi Dan Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan Pokok Bahasan 2: Peran dan Tugas Pendamping Kawasan Perdesaan Pokok Bahasan 3: Strategi dan Metode Pendampingan Kawasan Perdesaan vi

7 MATRIKS KURIKULUM PENDAMPING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN a. LATAR BELAKANG Dalam kerangka UU Desa bisa dipahami bahwa pembangunan desa pada dasarnya diselenggarakan melalui pendekatan kewenangan dan pendekatan ruang. Pendekatan kewenangan ditegaskan dalam pasal 19 UU Desa (ayat a dan b) yang menyatakan bahwa kewenangan desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Sedangkan berdasarkan pendekatan ruang pada dasarnya pembangunan desa bisa mengatur dan mengurus dua domain pembangunan yaitu pembangunan internal desa dan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Pembangunan internal desa yang dimaksud adalah penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal desa. Sedangkan Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar desa dalam satu kabupaten/kota (pasal 83, ayat (1) UU Desa). Visi dan platform Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan spirit yang mendasari amanat UU Desa yaitu membangun desa dan pendekatan pembangunan partisipatif. Membangun desa berarti spirit untuk menghadirkan negara ke ranah desa, bukan dalam pengertian negara melakukan campur tangan secara berlebihan ke dalam desa seperti yang sudah terjadi di masa lalu, bukan pula negara melaksanakan pembangunan Kawasan Perdesaan dari atas (top down) tanpa memperhatikan partisipasi desa dan masyarakat desa. Mengingat Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan mekanisme kegiatan menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat desa yang memiliki dimensi luas dan menyakup beragam aspek yang pelaksanaannya tidak hanya terdiri dari kerjakerja birokratis dan kerja teknokratis pemerintah, baik pusat, daerah provinsi maupun kabupaten/kota, maka istilah Pembangunan dalam frasa Pembangunan Kawasan 7

8 Perdesaan ditulis sengaja ditulis dalam huruf P besar. Dengan mempertimbangkan kenyataan itu tentu pemerintah tidak berpretensi untuk menyelesaikan sendirian dalam melaksanakan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Bisa jadi karena itulah UU Desa mengamanatkan kepada penyelenggara Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk dapat menghadirkan pendamping dari pihak ketiga guna membantu penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan (Pasal 19, ayat (1) Permen Desa PDTT No.5/2016). Kerja pendampingan tidak hanya bersifat fungsional, bukan pula sekadar perpanjangan asistensi kerja birokratis dan teknokratis. Dalam UU Desa pendampingan ditempatkan sebagai salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat (Pasal 1, ayat (12) UU Desa). Pasal tersebut menegaskan pentingnya pendampingan sebagai salah satu kegiatan yang ikut menentukan tingkat perkembangan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Tujuan pendampingan tak lepas dari tujuan pelaksanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif (Pasal 83, ayat (2) UU Desa). Ketentuan tersebut menunjuk pada peran substansial kerja pendampingan, setidaknya memastikan keterlibatan aktif para aktor, utamanya pemerintah desa dan masyarakat desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Sedangkan mengenai tugas pendamping secara normatif Permen Desa PDTT menetapkan tugas pendamping Pembangunan Kawasan Perdesaan; 1. Membantu memfasilitasi TKPKP kabupaten/kota dalam perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan, dan; 2. Memfasilitasi dan membimbing desa dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan. Pada pelaksanaannya bisa diproyeksikan tugas dan fungsi pendamping Kawasan Perdesaan akan jauh lebih banyak dan kompleks terkait dengan luasnya dimensi, aspek dan kompleksitas Kawasan Perdesaan. Dua ketentuan normatif tersebut mengamanatkan kepada seorang pendamping setidaknya kemampuan manajerial dan keterampilan teknis mendampingi penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Turunannya akan berupa tugas dan fungsi pendamping yang cukup banyak dan beragam. Ketentuan tugas tersebut pun sudah menunjuk pada area kerja dan kelompok orang yang berbeda. Atas dasar kebutuhan tersebut dan dalam rangka implementasi amanat UU Desa dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi diselenggarakan pelatihan pendamping Kawasan Perdesaan dengan menggunakan modul pelatihan berikut. Kurkulum pelatihan pendamping kawasan perdesaan disusun dengan tujuan membuka perspektif yang lebih luas tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan sekaligus memberikan keterampilan pendampingan. Diharapkan pelatihan berikut dapat menjadi kesempatan bagi para pendamping kawasan perdesaan untuk 8

9 membekali diri dengan kesiapan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai. b. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelatihan meliputi aspek-aspek yang relevan dan terkait langsung dengan tugas dan fungsi pendampingkawasan perdesaan, yaitu; (1) Aspek kognitif yang berkaitan dengan keluasan pemahaman tentang kawasan perdesaan (2) Aspek keterampilan yang menyakup kemampuan manajemen dan teknik pendampingan kawasan perdesaan (3) Aspek emosional yang berkaitan dengan komitmen pendamping dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Untuk kepentingan itu maka bersamaan dengan pelatihan akan disertakan Panduan Umum Pendampingan Kawasan Perdesaan yang berisi tentang pokok-pokok penting pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan pendamping dalam melaksanakan tugas serta fungsinya mendampingin penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan. c. TUJUAN PELATIHAN Tujuan Pelatihan pendamping kawasan perdesaan, yaitu: 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Pendamping memiliki kompetensi Sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam memfasilitasi perencanaan, penetapan, pelaksanaan dan evaluasi Pembangunan Kawasan Perdesaan sesuai dengan visi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan Visi dan platform pembangunan kawasan perdesaan dalam kerangka visi UU Desa 9

10 2. Mengkaji aspek-aspek terkait/terdampak Pembangunan kawasan Perdesaan 3. Mengidentifikasi aset dan potensi kelembagaan kawasan perdesaan 4. Mengoptimasi kelembagaan mendorong penyelenggaraan tatakelola kawasan perdesaan yang baik 5. Mengkaji potensi dan aset Kawasan Perdesaan 6. Memfasilitasi lembaga penyelenggara dalam perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan 7. Memfasilitasi masyarakat desa-desa dalam menumbuhkan dan mengembangkan Pembangunan Kawasan Perdesaan d. SKEMA ALUR PELATIHAN PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN 10

11 e. SILABUS PROGRAM PELATIHAN PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN Silabus atau garis besar program pelatihan pendamping kawasan perdesaan terdiri dari tiga materi utama baik menyakup pemahaman ideologis, pengetahuan maupun keterampilan. Masing-masing bagian terbagi ke dalam aspek yang lebih khusus. Alur pelatihan dimulai dengan membangun perspektif pemahaman tentang visi Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam kerangka amanat UU Desa No.6 Tahun Untuk membantu peserta memahami relevansi gagasan ideal visi Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan kenyataan hidup desa-desa dalam (potensi) kawasan perdesaan, termasuk pada bagian awal ini peserta didorong untuk belajar mengenali aspek-aspek terkait dengan potensi penumbuhan maupun pengembangan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Kemampuan memahami perspektif ideologis UU Desa dan kemampuan mengenali regulasi, aturan main merupakan aspek fundamental yang dibutuhkan peserta dalam mengoptimasi kemampuannya sebagai pendamping yang punya fungsi dan tugas memfasilitasi penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan. Pada bagian kedua peserta diajak untuk memperdalam pegetahuan kognitif terkait dengan aspek-aspek teoritik Pembangunan Kawasan Perdesaan, termasuk pemahaman tentang platform Pembangunan Kawasan Perdesaan. Bobot dari bagian ini terletak pada kemampuan pendamping dalam melakukan refleksksi atau kajian kritis terkait terhadap beragam aspek yang mempengaruhi, terdampak atau menjadi tujuan langsung dari Pembangunan Kawasan Perdesaan. Selanjutnya bagian ketiga menghantarkan peserta untuk belajar mengembangkan tingkat keterampilan, kreatifitas dan sikap yang memadai untuk menerjemahkan nilainilai idologis, normatif ke dalam praktek tugas dan fungsinya memfasilitasi aktor-aktor Pembangunan Kawasan Perdesaan, baik lembaga penyelenggara Pembangunan Kawasan Perdesaan/TKPKP mapun masyarakat desa. 11

12 12

13 13

14 14

15 PANDUAN BAGI PEMBACA MODUL Dalam kerangka Undang-undang Desa, Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan suatu mandat yang tidak hanya menjadi kewenangan sekaligus tanggungjawab desa, tetapi juga kewenangan serta tanggungjawab pemerintah, pemerintah provinsi, maupun pemerintah daerah kabupaten/kota. Mandat Undang-undang tersebut sudah dilengkapi dengan regulasi setingkat peraturan menteri yang berfungsi sebagai pedoman umum penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan (Permen Desa PDTT No.5/2016). Untuk itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, menterjemahkan mandat tersebut ke dalam prioritas kerja Ditjen PKP yaitu 1) mgembangkan perekonomian lokal melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada berdasarkan potensi dan kebutuhan, 2) meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola (isu) kawasan, dan 3) membangun (badan) usaha bersama berbasis Komunitas. Untuk melaksanakan agenda tersebut, Ditjen PKP, pada tahun 2016 melakukan seleksi dan memobilisasi Pendamping yang akan bertugas di 53 Kawasan Perdesaan yang tersebar di 33 Propinsi. Dalam menjalankan peran dan tugasnya di wilayah kabupaten para pendamping dituntut untuk mampu untuk memfasilitasi baik pemerintah, utamanya Kabupaten, masyarakat dan pemerintah desa, serta pihak ketiga. 15

16 Dalam rangka menyiapkan Pendamping Kawasan Perdesaaan, Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan menerbitkan Modul Pelatihan Manajemen dan Teknis Pendamping Kawasan Perdesaan. Modul Pelatihan bagi pendamping Kawasan Perdesaan ini merupakan bahan dan materi latih yang akan bagi Pelatih yang akan memberikan pelatihan, pembekalan dan orientasi bagi tenaga pendamping Kawasan Perdesaan. Untuk mendukung kebutuhan peningkatan kemampuan pendamping Kawasan Perdesaan, modul pelatihan berikut dilengkapi dengan sebuah buku Panduan Umum Pendampingan Kawasan Perdesaan. Kebutuhan Akan Modul Pelatihan Modul ini dimaksudkan untuk memandu pelatih dalam memfasilitasi proses pelatihan bagi pendamping Kawasan Perdesaan dalam mengawasli tugas. Kebutuhan pelatihan tidak terlepas dari kenyataan bahwa bukan hanya para calon pendamping Kawasan Perdesaan yang belum memahami amanah Undang-undang Desa tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan. Bahkan tak dipungkiri banyak desa dan pemerintah kabupaten/kota pun belum memahami dengan baik tentang substansi Pembangunan Kawasan Perdesaan. Pada dasarnya Kawasan Perdesaan merupakan sebuah ruang (spatial) atau area yang mempunyai fungsi pelayanan, pemukiman, pembangunan dan pemberdayaan. Pengertian dan praktik pembangunan Kawasan Perdesaan seperti ini tentu bukan hal baru, karena sudah lama dijalankan oleh pemerintah. Tetapi UU Desa menambahkan aspek pemberdayaan masyarakat dan yang lebih penting adalah pendekatan pembangunan partisipatif. Dengan lebih bersemangat, UU Desa menyebut pembangunan desa sebagai desa membangun dan pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai membangun desa. Membangun desa adalah menghadirkan negara ke ranah desa, bukan dalam pengertian negara melakukan campur tangan secara berlebihan ke dalam desa seperti yang sudah terjadi di masa lalu, bukan pula negara melaksanakan pembangunan Kawasan Perdesaan dari atas (top down) tanpa memperhatikan partisipasi desa dan masyarakat desa. Dalam kerangka mendapatkan pemahaman yang jernih tentang substansi Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai amanah Undangundang Desa itulah maka diterbitkan modul berikut. 16

17 Maksud dan Tujuan Para pelatih merupakan pengguna akhir dari modul ini. Mengacu kepada ketentuan Dirjen PKP tentang kualifikasi tenaga Pendamping Kawasan Perdesaan yang lebih menkenakna pengalaman yang relavan dan pendidikan minimal adalah S1, maka modul ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi tersebut. Modul pelatihan ini dimaksudkan untuk : 1. Menyamakan pemahaman tentang substansi dan tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam kerangka visi Undang-undang Desa. 2. Mempersiapkan Pelatih untuk bisa memahami dengan baik peran dan tugasnya dalam memfasilitasi proses penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan. 3. Menguatkan kemampuan pendamping Kawasan Perdesaan dalam menyusun strategi pendampingan Kawasan sehingga kehadirannya effektif dan produktif. Format Modul Materi modulyang lebih diprioritaskan pada materi tentang visi, pemahaman tentang peran dan tugas pendamping serta kemampuan pendamping menyusun stratgei kerja disusun dalam format yang sederhana dengan pendekatan pendidikan orang dewasa. Sasaran Pengguna Modul ini secara khusus ditujukan bagi pendamping Kawasan Perdesaan yang akan bertugas di tingkat Kabupaten/kota. Sesuai ketentuan kualifikasi para pendamping adalah orang yang sudah cukup berpengalaman dengan tugas yang relevan, namun belum banyak memiliki pemahaman tentang Pembangunan Kawasan. 17

18 Bagaimana Modul Pelatihan ini Disusun? Modul disusun melalui : a) Kajian data sekunder buku profil Ditjen PKP Kemndes PDTT tahun 2015 tentang perencanaan Kawasan Perdesaan di 73 kabupaten/kota. b) Workshop penyusunan modul dan Penyusunan Draft Modul I berdasarkan diskusi kelompok kecil antara Tenaga Ahli Direktorat Kerjasama dan Pengembangan Kapasitas Ditjen Pembangunan Kawasan Perdesaan bersama dengan konsultan dari Kompak. Sistematika dan Isi Modul Modul pelatihan ini dirancang menggunakan standar format yang menyertakan pokok-pokok materi, panduan pelatih, lembar kerja dan lembar tayang yang bermanfaat bagi calon pelatih yang akan menyampaikan materi pelatihan. Modul pelatihan dikemas dalam bentuk panduan bagi pelatih agar mudah digunakan dan memungkinkan dan penyesuaian dengan kondisi lingkungan belajar peserta. Modul pelatihan ini terdiri dari 3 Pokok Bahasan utama 1) Pemahaman tentang visipembangunan Kawasan Perdesaan 2) Peran dan Tugas pokok Pendamping Kawasan Perdesaan 3) Strategi dan metode pendampingan Kawasan Perdesaan Skema Pelatihan Pelatihan akan banyak menggunakan experiece learning dengan menggali (explore) pengalaman peserta dalam pengorganisasian masyarakat sebagai titik tolak pemahaman perspektif maupun substansi tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan. 18

19 Catatan 1. Modul Pelatihan Bukan Buku Ajar Modul ini disusun sebagai koridor pembelajaran semata-mata. Pengalaman dan kapabilitas Pelatih akan sangat menentukan hasil dari cara pembacaan modul sebagai panduan. 2. Kaidah Belajar Orang Dewasa Modul pelatihan ini disusun berdasarkan kaidah-kaidah pendidikan orang dewasa, pelatih hendaknya tidak menggurui, melainkan sebagai fasilitator menjadi pengarah atau pengolah proses belajar dan mengakumulasikan secara partisipatif-kreatif dari pengalaman yang telah dimiliki peserta. Sebagai suatu pengalaman, modul ini diperlakukan layaknya sebagai panduan. Partisipasi aktif peserta menjadi kunci pengayaan. 3. Kreativitas Pelatih Pelatih dituntut untuk cerdas memahami modul sebagai panduan dengan memberikan konteks yang relevan dan kreatif dalam proses pengayaan serta kualitas pelatihan yang dilaksanakan. 4. Cara Menggunakan Modul Modul pelatihan ini sekadar memberikan petunjuk berupa model pilihan belajar yang dapat digunakan oleh pelatih dalam memahami dan menyampaikan materi pelatihan. Karena itu pemakaian modul berikut hendaknya dibarengi dengan kesanggupan pelatih untuk memahami dan meperkaya reverensi terkait dengan materi bahasan. 19

20 POKOK BAHASAN 20

21 1 Visi Pembangunan Kawasan Perdesaan 21

22 Tujuan Peserta dapat: 1. Menjelaskan pengertian Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam kerangka UU Desa 2. Menjelaskan platform pembangunan kawasan perdesaan 3. Mengkaji aspek terkait/terdampak Pembangunan Kawasan Perdesaan Waktu 2 Jampel (90 menit) Metode 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab Metode 1. Lembar penyajian 2. Lembar bacaan 3. Video/film Metode 1. LCD Projector 2. Kertas Plano, meta plan 3. Isolatape, lackband 4. Spidol (besar, kecil) 22

23 Langkah Penyajian Aktivitas 1 Mengenal Visi Pembangunan Kawasan Perdesaan 1. Bukalah pertemuan dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi belajar bersama ini terkait dengan Visi Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam visi UU Desa Materi yang perlu dibagikan ke peserta untuk referensi diskusi, UU No26/Th 2007 tentang Tata Ruang UU No 6/.Th 2014 tentang Desa Permen Desa PDTT No 5/Th 2016 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan. 2. Hidupkan suasana kelas dengan mengajak peserta untuk brainstorming menyampaikan pemahaman masing-masing tentang Kawasan Perdesaan, dengan mengajukan pertanyaan; Apa yang anda ketahui tentang Kawasan Perdesaan? Apa yang anda ketahui tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan? 3. Rangkum pendapat peserta dan berikan penegasan (highlight) pendapat para peserta yang mendekati pokok pengertian sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangan; UU No 26/Th 2007 tentang Tata Ruang dan UU No 6/.Th 2014 tentang Desa yang eksplisit mengatur tentang Kawasan Perdesaan. 4. Berikan penjelasan tentang beberapa point penting terkait dengan kedua UU tersebut di atas; Jelaskan ketentuan normatif tentang Kawasan Perdesaan dalam UU No. 26/Th 2007 tentang Tata Ruang 23

24 Tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan menurut ketentuan UU No. 6/Th 2014 Aspek terpadu (sinkronisasi) ketentuan Pembangunan Kawasan Perdesaan dalam kedua UU tersebut. Posisi strategis Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagai penggerak percepatan pencapaian tujuan pembangunan desa 5. Akhiri sessi dengan memberikan penegasan (highlight) pada point terkait visi Pembangunan Kawasan Perdesaan, sekaligus sebagai pegantar masuk pada pembahasan materi Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan (aktivitas 2). 24

25 Langkah Penyajian Aktivitas 2 Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan 1. Ajak peserta untuk berdiskusi menguji ingatan atau pemahaman tentang Undang-undang Desa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyan stimulan; a) Apa paradigma Desa menurut perspektif Undang-undang Desa? b) Apa visi Undang-undang No.6/Th.2014 tentang Desa? c) Norma mana dari Undang-undang No.6/Th 2014 tentang Desa yang menegaskan paradigma dan visi tersebut? d) 2. Rangkum hasil diskusi kelas dengan menunjukkan point-point penting terkait paradigma dan visi Desa dalam perspektif Undang-undang Desa. Referensi platform pembangunan Kawasan Perdesaan baca di buku Panduang Umum Pendampingan Kawasan Perdesaan Bahan tayang Direktur Kerjasama dan Pengembangan Kawasan Perdesaan 3. Ajak kembali peserta kelas untuk berdiskusi tentang tentang platform Pembanguaan Kawasan Perdesaan; a) Apa issu pokok atau keprihatinan antar desa yang mendasari lahirnya prakarsa uentuk penetapan dan Pembangunan Kawasan Perdesaan? b) Apa tujuan utama (aspek perubahan desa-desa) yang ingin dicapai dari Pembangunan Kawasan Perdesaan? c) Apa saja indikator yang bisa dipakai untuk mengukur tingkat capaian tujuan yang direncanakan? 4. Akhiri sesi dengan merangkum hasil diskusi kelas dan sinkronkan dengan subtansi Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan 25

26 26

27 2 Visi Pembangunan Kawasan Perdesaan 27

28 Tujuan Peserta dapat: 1. Menjelaskan aspek pokok tugas pendampingan Kawasan Perdesaan 2. Mengoptimasi potensi pemberdayaan masyarakat desa 3. mengoptimasi kelembagaan untuk mendorong effektifitas koordinasi dan kerjasama antar pihak dalam Pembangunan KP 4. Mengoptimasi potensi kewirausahaan sosial Kawasan Perdesaan Waktu 4 Jampel (180 menit) Metode 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Tanya jawab Metode 1. Lembar penyajian 2. Lembar bacaan Metode 1. LCD Projector 2. Kertas Plano, meta plan 3. Isolatape, lackband 4. Spidol (besar, kecil) 28

29 Langkah Penyajian Aktivitas 1 Mengenal Visi Pembangunan Kawasan Perdesaan Acuan pada materi tentang visi Pembangunan Kawasan Perdesaan dari modul sebelumnya 1. Bukalah pertemuan dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi belajar bersama ini terkait dengan pokok bahasan Tata Kelola Pembangunan Kawasan Perdesaan 2. Review sejenak pokok-pokok tentang visi dan tujuan Pembangunan Kawasan Perdesaan 3. Buatkan stimulan untuk memulai diskusi (brainstorming) untuk menguji pemahaman peserta tentang mekanisme perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan dengan melontarkan pertanyaan panduan, diantaranya, sebagai berikut; Siapa aktor/pelaku utama yang mengusulkan perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan? Apa urgensi/tujuan perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan dari perspektif desa-desa? Apa urgensi/tujuan perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan dari perspektif desa-desa? Bagaimana proses ideal pengusulan Pembangunan Kawasan Perdesaan? 29

30 Permen Desa No.5/2016, Pasal 4 (1) 4. Rangkum pendapat para peserta sesuai dengan klasifikasi pertanyaan, kemudian jelaskan keterkaitan antar satu gagasan dengan yang lain dalam satu kerangka pemahaman tentang perencanaan dan penetapan Pembangunan Kawasan Perdesaan. 5. Lanjutkan diskusi dengan peserta tentang aspekaspek pokok penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan; Pasal 4 13, Permen Desa No.5 Tahun 2016 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan Aspek apa saja yang penting diperhatikan dalam sebuah mekanisme penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan? 6. Rangkum pendapat peserta dengan mengacu pada ketentuan normatif tentang penyelenggaraan Pembangunan Kawasan Perdesaan. 30

31 Aktivitas 2 Platform Pembangunan Kawasan Perdesaan 1. Bagi peserta kelas ke dalam 4 kelompok. 2. Berikan tugas pada kelompok untuk mendiskusikan pendapat/gagasan tentang peran dan tugas pendamping Kawasan Perdesaan Apa relevansi peran/kehadiran pendamping dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan? Apa saja tugas-tugas strategis pendamping Kawasan Perdesaan? 3. Kembali ke kelas. Berikan waktu pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. 4. Mintalah setiap kelompok untuk memberikan tanggapan atas hasil presentasi kelompok lain. Baik kalau trainer/fasilitator kelas mengelompokkan point-point hasil diskusi kelompok berdasarkan klasifikasi tugas teknis dan manajemen pendamping Kawasan Perdesaan 5. Akhiri sesi aktivitas 2 dengan merangkum pendapat kelompok berdasarkan klasifikasi tugas manajemen dan tugas teknis pendamping Kawasan Perdesaan. 31

32 32

33 3 Strategi Pendampingan Kawasan Perdesaan 33

34 Tujuan Peserta dapat: 1. mengidentifikasi potensi aktor (yang berkepentingan) dalam pembangunan KP. 2. mengoptimasi kelembagaan untuk mendorong effektifitas koordinasi antar pihak dalam penyelenggaraan Pembangunan KP 3. menyusun agenda kerja dan langkah strategis memfasilitasi penguatan teknis Pembangunan KP. Waktu 4 Jampel (180 menit) Metode 1. Ceramah 2. Diskusi Kelompok 3. Tanya jawab Metode 1. Lembar penyajian 2. Lembar bacaan Metode 1. LCD Projector 2. Kertas Plano, meta plan, kertas HVS 3. Isolatape, lackband 4. Spidol (besar, kecil) 34

35 Langkah Penyajian 1. Jelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan pokok materi tentang strategi pendampingan Kawasan Perdesaan 2. Mulailah memasuki materi pembahasan dengan mengajak peserta untuk berbagi cerita tentang pengalaman pendampingan atau pengorganisasian masyarakat desa. Acuan pada materi tentang visi Pembangunan Kawasan Perdesaan dari modul sebelumnya Untuk mendapatka variasi cerita pengalaman, sebaiknya waktu bercerita masing-masing peserta dibatasi. 3. Selesai waktu bercerita, berikan penegasan (highlight) pada cerita pengalaman penorganisasian/pendampingan dari peserta yang relevan dengan peran dan tugas pendamping Kawasan Perdesaan. 4. Ajaklah peserta untuk mendiskusikan tentang prinsip-prinsip kerja pendampingan 5. Bagilah peserta ke dalam 4 kelompok kecil 6. Berikan tugas pada setiap kelompok untuk mendiskusikan beberapa pokok bahasan terkait dengan aspek pendampingan Kawasan Perdesaan Gambarkan perkiraan kondisi obyektif yang mungkin dihdapi pendamping dalam menjalankan tugas pendampingan Kawasan Perdesaan? Apa tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi pendamping Kawasan Perdesaan dalam memfasilitasi pembangunan Kawasan Perdesaan? 35

36 Bagaimana langkah strategi pendamping dalam menghadapi tantangan menjalankan tugas pendampingan Kawasan Perdesaan? Berikan penjelasan mengapa langkah tersebut dinilai strategis? Apa indikator langkah pendampingan dinilai strategis? 7. Kembali ke kelas. Berikan waktu pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Baik kalau trainer/fasilitator memfasilitasi diskusi dengan mencatat point-point penting hasil diskusi kelompok. 8. Mintalah setiap kelompok untuk memberikan tanggapan atas hasil presentasi kelompok lain. Fasilitasi diskusi yang bermuara untuk mempertajam gagasan. 9. Rangkum hasil diskusi dengan memberikan acuan kerangka sistematis tenrkait strategi pendampingan Kawasan Perdesaan. 10. Bagikanlah selembar kertas kosong pada setiap peserta. 11. Mintalah peserta untuk menuliskan langkah awal yang dianggap paling strategis dalam mengawali tugas pendampingan Kawasan Perdesaan. 12. Kumpulkan tulisan setiap peserta, kemudian bacakan secara random beberapa tulisan peserta Akhiri sesi dengan mengulang beberapa hal penting tentang prinsip pendampingan dan strategi pendampingan Kawasan Perdesaan.

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 0 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi I iii A. LATAR BELAKANG 1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Intruksional

Lebih terperinci

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa PB 10 Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa 1 SPB 10.1. Kecakapan Komunikasi Sosial Tenaga Ahli Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami kecakapan

Lebih terperinci

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik PB 6 Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik SPB 6.1. Demokratisasi dan Tata Kelola Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang hakekat tata kelola kelembagaan

Lebih terperinci

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa PB 7 BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa SPB 7.1. Potensi dan Aset Ekonomi Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan keterkaitan partisipasi warga pada perencanaan

Lebih terperinci

MATRIK SYLABUS PELATIHAN SETRAWAN

MATRIK SYLABUS PELATIHAN SETRAWAN MATRIK SYLABUS PELATIHAN SETRAWAN Implementasi Undang-Undang Nomor 6 tentang Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahiim Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT dengan rahmatnya bahwa Modul Pelatihan

Lebih terperinci

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 i Pelaksanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS ORANG TUA Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Buku Bantu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingkat I 2. Mata Diklat : Merancang Policy Brief 3. Alokasi Waktu : Penjelasan Policy Brief : 3 Jp @ 45 menit = 135 menit Perancangan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI

PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA/WALI Direktorat Pembinaan Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan. (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENGASUHAN POSITIF Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN

PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN PANDUAN UMUM PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN REVISI BUKU PENDAMPINGAN KAWASAN PEDESAAN ok.indd 1 28/07/2016 17:03:22 REVISI BUKU PENDAMPINGAN KAWASAN PEDESAAN ok.indd 2 28/07/2016 17:03:22 Direktur Jenderal

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 i Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012 LPPKS INDONESIA 2013 ii Pelaksanaan In-Service Learning 1 Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa Edisi Desember 2016 PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

PB 4. Kewenangan dan Produk Hukum Desa

PB 4. Kewenangan dan Produk Hukum Desa PB 4 Kewenangan dan Produk Hukum Desa SPB 4.1. Hak Asal-usul dan Kewenangan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan latar belakang dan pengertian kewenangan berdasarkan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ON THE JOB LEARNING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS. Mesin Pemotong Rumput. iii RENCANA KERJA 2015 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Mesin Pemotong Rumput RENCANA KERJA 2015 iii KATA PENGANTAR Perubahan paradigma sistim perencanaan berimplikasi pada proses perencanaan yang cukup panjang,

Lebih terperinci

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING DESA

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING DESA MATRIK KURIKULUM PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING DESA 0 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi I iii A. LATAR BELAKANG 1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) B. RUANG LINGKUP

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PB 8. Pengembangan Desa

PB 8. Pengembangan Desa PB 8 Pengembangan Desa SPB 8.1. Desa Mandiri Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta: 1. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip dan nilai (makna) Desa Membangun sebagai visi desa mandiri. 2. Mampu menemukan

Lebih terperinci

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015 Disampaikan dalam Acara : Sosialisasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Lebih terperinci

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa

PB 9. Pemberdayaan Masyarakat Desa PB 9 Pemberdayaan Masyarakat Desa SPB 9.1. Analisis Sosial Ketidakberayaan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Melakukan analisis sosial untuk mengidentifikasi faktor-faktor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA Lampiran-1 Surat Nomor : B.046/DPPMD/06/2015 Tanggal : 19 Juni 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan

KEBIJAKAN TEKNIS. MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016 : 60 kabupaten/kota) KEBIJAKAN TEKNIS Pelibatan Keluarga dan Masyarakat di Satuan Pendidikan Direktorat

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 263/Dik-1/2010 T e n t a n g

Lebih terperinci

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN

SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN KERANGKA ACUAN KERJA Sosialisasi &Workshop NASIONAL 2016 SIAP BERKOLABORASI... MENUJU KOTA LAYAK HUNI & BERKELANJUTAN Hotel Sheraton - Gandaria City, Jakarta 26-29 April 2016 PROGRAM KOTAKU Kota Tanpa

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013

Petunjuk Teknis Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 Pelaksanaan OJL Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 121/Dik-1/2010 T e n t a n g

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dewasa ini pendekatan Pelatihan dan Penilaian Berbasis Kompetensi telah berkembang

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai 2017 2017 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : bahwa untuk mempercepat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH BNPB 2014 Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH Konsepsi Rencana Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana adalah kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan UU

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA. Sambutan Pembukaan Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA

Lebih terperinci

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI

MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran tahun 2016: 60 Kab/Kota) RENCANA AKSI Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SEMINAR INTERNASIONAL TEMU ILMIAH NASIONAL XV FOSSEI JOGJAKARTA, 4 MARET 2015 DR HANIBAL HAMIDI, M.Kes DIREKTUR PELAYANAN SOSIAL

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

PENILAIAN PESERTA DIKLAT

PENILAIAN PESERTA DIKLAT PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH

KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH LAMPIRAN I KUALIFIKASI TENAGA AHLI PERENCANAAN PERUMAHAN (TAPP) PROVINSI JAWA TENGAH 1. Tenaga Ahli Perencanaan Perumahan (Kode TAPP 01); Tenaga Ahli Perencanaan Perumahan harus memenuhi syarat sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH

PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH PANDUAN KEGIATAN PEMBEKALAN TIM PENDAMPING SELEKSI AKADEMIK DAN DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) INDONESIA Kp. Dadapan RT 06/07, Desa Jatikuwung

Lebih terperinci

Kelompok Materi: Pokok

Kelompok Materi: Pokok Silabus Pelatihan SILABUS PELATIHAN Kelompok Materi: Pokok 127 Materi Pelatihan: 2.3.b. Review Hasil Praktik Pembelajaran dan Penilaian Alokasi Waktu: 2 JP ( 90 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan

Lebih terperinci

MODUL PENULISAN KERTAS KERJA

MODUL PENULISAN KERTAS KERJA MODUL PENULISAN KERTAS KERJA PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 1 C. Pokok Bahasan dan Sub

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga LPPKS Indonesia di Surakarta dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1 BAB 1 PENDAHULUAN Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan sebagaimana diamanahkan oleh Undangundang Nomor 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DESA

SAMBUTAN KEPALA DESA SAMBUTAN KEPALA DESA Bismillahirrokhmanirrokhim. Assalamualaikum Warokhmatullahi Wabarokatuh. RPJMDes - Puji syukur mari kita panjatkan ke pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 116 /Dik-2/2012

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

Kelompok Materi: Pokok

Kelompok Materi: Pokok Silabus Pelatihan Silabus Pelatihan Kelompok Materi: Pokok 119 Materi Pelatihan Alokasi Waktu : 2.3.a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian : 6 JP ( 270 menit) No Kompetensi Uraian Materi Kegiatan dan Teknik

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH TAHUN 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN 2011

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011. T e n t a n g

K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011. T e n t a n g KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 40/Dik-2/2011

Lebih terperinci

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4504/ Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD SKS : 2

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4504/ Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD SKS : 2 RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT) Nama Pengembang : Dra. Sri Utami Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD merupakan mata kuliah yang akan membimbing mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...

Lebih terperinci

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ( No.879, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. RIA. Penggunaan.Metode. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 95/Dik-1/2010 T e n t a n g KURIKULUM

Lebih terperinci

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017 PENGELOLAAN DANA DESA BERDASARKAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 1 Oleh : Roosje M.S. Sarapun 2 ; Audi H. Pondaag 3 ; Noldy Mohede 4. ABSTRAK Dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional untuk terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.PP.01.02 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BIMBINGAN TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN

Lebih terperinci

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KERJA RENCANA REVIEW T A H U N

KERJA RENCANA REVIEW T A H U N REVIEW RENCANA KERJA T A H U N 2 0 1 7 PEMERINTAH ACEH DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK Jl.Krueng Jambo Aye-Geuceu Komplek Telp.(0651) 42115-42621 Fac.(0651) 46798 Email :disnakermobduk@acehprov.go.id,website

Lebih terperinci

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula Latar belakang Amandemen Keempat UUD NRI 1945 Tidak ada GBHN Pemilihan Presiden secara langsung Pemilihan Kepala Daerah secara demokratis UU

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN TEORI INSIGHT IN LEARNING PRESPEKTIF WOLFGANG KOHLER DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

BAB IV PENERAPAN TEORI INSIGHT IN LEARNING PRESPEKTIF WOLFGANG KOHLER DALAM PEMBELAJARAN FIQIH BAB IV PENERAPAN TEORI INSIGHT IN LEARNING PRESPEKTIF WOLFGANG KOHLER DALAM PEMBELAJARAN FIQIH Siswa belajar dengan baik, apabila guru mengembangkan, memodifikasi dan menyesuaikan kurikulum dengan kecenderungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2017 Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Bunyamin Maftuh NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2017 Direktorat Karier dan Kompetensi SDM Kemenristekdikti. Bunyamin Maftuh NIP KATA PENGANTAR Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dibentuk pada tahun 2014 berdasarkan Keppres No. 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci