V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak Geografis dan Wilayah Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten dari 10 Kabupaten/ Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Secara geografis terletak antara Bujur Timur dan Lintang Selatan dengan luas wilayah sebasar 1.605,55 km 2 atau 7,97 persen dari Wilayah Nusa Tenggara Barat. Kabupaten ini terletak di bagian timur Pulau Lombok yang memiliki batasan wilayah sebagai berikut : (BPS, 2011) 1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudera Indonesia 3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Barat 4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Selat Alas SEMBALUN SAMBELIA M O NT O SIKUR N G G A DI N G TERARA PR.SELA MASBAGIK WANASABA AIKMEL SURALAGA SUKAMULIA SELONG SAKRA SUELA LB. HAJI PRINGGABAYA SAKRA BARAT SAKRA TIMUR KERUAK JEROWARU Gambar 5 Peta lokasi penelitian di Kabupaten Lombok Timur (Sumber : BPS, 2011) 43

2 Kabupaten Lombok Timur memiliki tempertur tertinggi berkisar antara 30,4 0 C 32,9ºC dan temperatur terendah berkisar 20,9 0 C 24,8ºC. Curah hujan tercatat mm dengan hari hujan sebanyak 168 hari, dimana jumlah hari hujan terendah terjadi pada Bulan Juni dengan hari hujan hanya 3 hari sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan Februari yang mencapai 25 hari (BPS, 2010). Berdasarkan temperature dan curah hujan tersebut, jagung dapat dikembangkan dengan baik, dikarenakan jagung memerlukan suhu optimum yang ideal untuk pertumbuhan tanaman antara 23 0 C 27 0 C, serta curah hujan ideal sekitar mm per bulan. Secara administratif, Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 20 kecamatan yang melintang dari arah utara hingga ke selatan Pulau Lombok, dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa pada tahun 2010 yang terdiri atas rumah tanggga dimana terdapat jiwa laki-laki, dan sebanyak jiwa adalah perempuan Perkembangan Pertanian Sektor pertanian masih mempunyai peranan yang besar dalam struktur perekonomian di kabupaten Lombok Timur yang ditandai dengan jumlah penduduk sekitar 48,8 persen di kabupaten ini memiliki mata pencaharian di sektor pertanian berdasarkan data sensus Pertanian (BPS 2011). Sedangkan produk pertanian yang dikembangkan adalah jenis kebutuhan pangan yaitu komoditi padi dan palawija serta hortikultura. Palawija merupakan produk pertanian yang banyak diusahakan di Kabupaten Lombok Timur menurut data BPS (2011) yang terdiri atas komoditi padi (76,89 persen), jagung (17,33 persen), ubi kayu (3,94 persen), dan komoditi pangan lainnya sebesar 1.84 persen sesuai pada Tabel 4. Sedangkan untuk komoditi jagung, luas lahan yang telah dimanfaatkan untuk budidaya jagung di Kabupaten Lombok Timur sudah mencapai ha atau 10,34 persen dari luas wilayah di Kabupaten Lombok Timur. 44

3 Tabel 4 Perkembangan Produksi tanaman pangan di Kabupaten Lombok Timur Tahun No Komoditi 2008 (ton) 2009 (ton) 2010 (ton) 1. Padi Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah Kacang hijau Kedelai Sumber : BPS, 2011 Daerah produksi jagung tersebar hampir di seluruh kecamatan di Lombok Timur. Daerah penelitian merupakan daerah sentra produksi jagung dengan tingkat produksi terbesar di Provinsi NTB yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Lombok Timur. Ke tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Aik Mel, dan Kecamatan Wanasaba (Lampiran 1). Petani selaku produsen jagung biasanya menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul I atau lebih dikenal dengan istilah makelar yang berdomisili di dalam desa atau berasal dari luar desa. Petani juga melakukan penjualan pada beberapa tengkulak yang datang ke lahan pertanaman jagung atau ke rumahrumah petani. Selain itu bagi petani yang berlokasi dekat dengan pedagang besar, biasanya menjual hasil panennya langsung pada pedagang besar. Selain keterlibatan beberapa lembaga pemasaran dalam rantai pemasaran jagung, keadaan sarana dan prasarana pendukung di lokasi penelitian berupa jalan dan alat transportasi sangat penting perannya untuk memudahkan pedagang dalam pendistribusian produk pertanian. Secara umum, kondisi sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pemasaran jagung tersebut pada dasarnya di tiga kecamatan kondisinya relatif sama, yaitu pada jalan desa tidak semuanya dalam kondisi baik, dimana masih terdapat beberapa jalan tanah, sedangkan pada jalan yang masih beraspal kondisi jalannya juga rusak (berlubang). 45

4 5.3. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Petani Jumlah petani yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang responden. Tabel 5 berikut ini memberikan informasi deskripsi statistik karakteristik responden petani di lokasi penelitian. Tabel 5 Karakteristik petani responden di Kabupaten Lombok Timur tahun 2012 No Karakteristik Responden Kisaran Rata-Rata 1. Umur (tahun) ,60 2. Lama Pendidikan (tahun) ,47 3. Pengalaman berusahatani jagung (tahun) ,30 4. Jumlah tanggungan keluarga (orang) 1 8 3,63 5. Pekerjaan (orang) a. Tani b. Tani + Ternak c. Tani + Niaga/ Bisnis ,67 53,33 10,00 6. Jarak rumah ke lahan (km) 0,01-1,5 0,43 7. Luas pengolahan lahan (ha) 0,24-3,00 0,65 Sumber : data diolah Berdasarkan Tabel 5 diatas, menjelaskan bahwa tingkat pendidikan responden yaitu sebanyak 43,33 persen hanya bersekolah sampai tingkat sekolah dasar (SD), sedangkan sisanya 56,67 persen sudah menamatkan SD dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP hingga perguruan tinggi. Tingginya tingkat pendidikan dari petani responden berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan penerapan ilmu usahatani petani semakin baik. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata pendidikan petani responden sebesar 8,47 tahun yang berarti tingkat penyerapan informasi usahatani jagung oleh petani responden baik, walaupun masih rata-rata pada tingkat pendidikan SMP. Umumnya petani responden pada musim tanam yang sama juga melaksanakan kegiatan lainnya selain berusahatani jagung, hal ini dimaksudkan selain untuk mendapatkan pendapatan tambahan, petani mencoba memanfaatkan waktu luang di sela-sela kegiatan bertani jagung. Petani responden rata-rata sebanyak 36,67 orang petani, bekerja murni bertani sebagai pekerjaan utamanya. 46

5 panen ke tiga (musim tanam April-Juli) sebesar 111 ton (rata-rata 5,28 ton), dan pada panen pertama (muism tanam Oktober-Januari) sebesar 80 ton (rata-rata 5 ton) produksi terbesar terdapat pada panen jagung ke dua (musim tanam Januari-April) yaitu sebesar 160,30 ton (rata-rata 5,34 ton), kemudian pada Sedangkan rata-rata sebanyak 53,33 orang petani responden memiliki pekerjaan lain selain bertani, yaitu mengurus ternak (sapi), dan sisanya rata-rata 10 orang bekerja sampingan yaitu membuka kios/dagang, serta berprofesi sebagai kontraktor di saat-saat tertentu. Pengalaman responden dalam berusahatani jagung rata-rata adalah 17 tahun lebih. Usia responden 80 persen didominasi oleh usia produktif yang berada pada kisaran tahun. Sisanya sebesar 20 persen sudah tergolong lanjut usia, yaitu berumur 55 tahun ke atas. Responden rata-rata sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan rata-rata sebanyak 4 orang. Status kepemilikan lahan 96,67 persen lahan petani adalah milik sendiri dan 3,33 persen sisanya adalah memiliki lahan tambahan yang di sewa untuk mengembangkan usahatani jagung, dengan rata-rata pengelolaan sebesar 0,65 ha dan jarak rata-rata dari rumah ke lahannya sejauh 429 meter. Hasil panen jagung oleh petani responden dilakukan sebanyak satu hingga tiga kali panen dalam satu tahun. Namun yang banyak dilakukan oleh petani adalah dua kali panen dalam satu tahun (56,67 persen petani), kemudian sebesar 33,33 persen petani melakukan kegiatan panen tiga kali dalam satu tahun, dan sebesar 10 persen petani yang melakukan panen satu kali dalam setahun. Banyaknya petani yang melakukan kegiatan panen jagung dua kali dalam setahun dikarenakan petani memanfaatkan lahannya untuk menanam padi, kemudian jagung di musim berikutnya. Sedangkan 10 persen petani yang melakukan panen jagung dikarenakan lahan hanya ditanami jagung pada musim tanam ke dua (Januari-April) dan tembakau pada musim tanam ke tiga (April-Juli). Adapun Karakteristik Responden Pedagang/Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran jagung adalah pedagang yang terlibat dalam kegiatan pemasaran jagung guna menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen. Lembaga pemasaran jagung yang terlibat antara lain adalah pedagang pengumpul I (makelar) yang berjumlah 5 orang, pedagang pengumpul II (tengkulak) yang berjumlah 5 orang, dan pedagang besar sebagai pedagang antar pulau (PAP) yaitu berjumlah 4 orang responden. Total jumlah pedagang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 14 orang responden pedagang. 47

6 Informasi deskripsi statistik terhadap karakteristik pedagang responden di lokasi pelatihan mencakup umur responden, pengalaman berusaha jagung, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan utama ataupun sampingan dari masing-masing pedagang, serta jumlah kepemilikan asset yang berupa pabrik atau gudang penyimpanan dan fasilitaslainnya. Adapun informasi tersebut disajikan dalam Tabel 6 berikut. Tabel 6 Karakteristik responden lembaga pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Timur tahun 2012 No Karakteristik Responden Kisaran Pengumpul I (Maklar) Pengumpul II (Tengkulak) Pedagang Besar 1 Umur (tahun) ,40 31,60 42,25 2 Lama Pendidikan ,20 9,60 11,25 (tahun) 3 Pengalaman ,20 5,40 13,25 berniaga (tahun) 4 Jumlah tanggungan 2-4 3,20 3,20 3,00 keluarga (orang) 5 Pekerjaan (orang) a. Dagang jagung b. Dagang + Tani , ,00 20,00 75,00 25,00 6 Jumlah kepemilikan ,25 pabrik/ gudang (unit) Sumber : data diolah Berdasarkan Tabel 6 diatas, menjelaskan bahwa tingkat pendidikan responden pedagang rata-rata sudah menamatkan SD dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP hingga SMA. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penyerapan informasi usaha jagung yang dilakukan oleh responden baik walaupun masih rata-rata pada tingkat pendidikan SMA. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata pendidikan pedagang di atas 9 tahun, yang berarti pedagang responden memiliki kemampuan dalam penerapan perhitungan bisnis. Selain melakukan kegiatan berdagang, rata-rata sebesar 20 persen responden di tingkat tengkulak dan 25 persen responden di tingkat pedagang besar juga melakukan kegiatan bertani. Sedangkan rata-rata 85,71 persen dari total keseluruhan responden pedagang yaitu seluruh makelar, 80 persen tengkulak dan 75 persen responden pedagang besar bekerja murni sebagai pedagang hasil bumi yaitu jagung. Pada saat-saat tertentu khususnya pedagang besar, juga melakukan 48

7 transaksi terhadap komoditas lainnya yaitu gabah. Rata-rata pengalaman responden dalam usaha jual beli (berdagang) jagung pada tingkat makelar adalah 6 tahun, tengkulak 5 tahun dan di tingkat pedagang besar adalah 13 tahun. Dengan demikian rata-rata responden memiliki pengalaman yang relative cukup lama ssehingga diharapkan mampu menentukan keputusan yang akan diambil dalam berniaga jagung. Umur berkaitan dengan produktivitas kerja, dimana tingkat usia produktif berada pada kisaran umur tahun. Usia pedagang responden berkisar antara 30 hingga 50 tahun atau rata-rata sebesar 38,40 persen pada tingkat makelar, 31,60 pada tengkulak, dan 42,25 persen pada tingkat pedagang besar. Hal ini berarti responden pedagang merupakan pekerja usia produktif yang masih mampu untuk berproduksi menghasilkan produk/jasa. Jumlah tanggungan keluarga identik dengan besarnya biaya yang harus ditanggung oleh suatu rumah tangga. Responden pedagang rata-rata sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan rata-rata sebanyak 3 orang. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga, maka semakin besar pula biaya hidup yang harus dikeluarkan terutama jika mereka tidak teermauk dalam ussia prooduktif. Kepemilikan pabrik/gudang penyimpanan pada 14 pedagang responden yang terlibat yaitu rata-rata sebesar 1 unit saja dan itu adalah milik pedagang besar yang merupakan lembaga pemasaran dengan kapaitas usaha yang lebih besar dibandingkan makelar dan tengkulak. Dengan kata lain, dari 14 responden lembaga pemasaran yang terlibat, hanya pedagang besar yang memiliki gudang dan pabrik pengolahan jagung menjadi jagung kering pipil. Dimana pabrik tersebut dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang mendukung dalam pemasaran jagung antara lain adanya gudang penyimpanan dan lantai jemur yang luas, serta mesin pemipilan jagung. Hal ini dikarenakan produk akhir yang dipasarkan oleh pedagang besar yaitu dalam bentuk kering pipil. Berdasarkan karakteristik dari responden lembaga pemasaran diatas, maka dapat dikatakan bahwa pedagang yang terlibat dalam pemasaran jagung di lokasi penelitian memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan perhitunganperhitungan ekonomi yang dijalankannya, sehingga selain mampu menjadi 49

8 sumber pendapatan keluarga, juga mampu menjadikan usahanya lebih berkembang menjadi lebih baik lagi. Lembaga pemasaran merupakan pelaku dalam sistim pemasaran yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran (Asmarantaka, 2012). Berdasarkan kegiatan pemasaran tersebut, maka aktifitas bisnis jagung di lokasi penelitian melibatkan : 1. Pedagang besar Pedagang besar yang terlibat dalam pemasaran jagung merupakan pedagang yang membeli jagung dari pedagang pengumpul I (makelar). Namun tidak menutup kemungkinan untuk membeli jagung dari pedagang pengumpul II (tengkulak), maupun pembelian langsung pada petani jagung. Pedagang besar yang terlibat dalam pemasaran jagung ini sebanyak 4 orang pedagang yang berlokasi di desa dan kecamatan produksi jagung. Umumnya pedagang besar melakukan transaksi secara tunai dengan tengkulak dan petani, sedangkan makelar telah dibayar di awal sebagai modal untuk pembelian jagung pada petani. Lembaga ini pun sangat aktif dalam mencari jagung di kecamatan sekitar tempat tinggal hingga luar kecamatan. Pedagang besar dalam kegiatannya melibatkan beberapa tenaga kerja yaitu rata-rata 6 orang karyawan tetap pabrik. Lembaga pemasaran ini selain melakukan kegiatan pembelian jagung, juga melakukan pengolahan jagung dari kering panen menjadi jagung kering pipilan dengan mutu yang sesuai dengan permintaan/ pesanan dari konsumen yang dalam hal ini adalah pengusaha/pedagang dari luar Provinsi NTB (Provinsi Bali). Berdasarkan uraian di atas, maka pedagang besar dapat dikatakan sebagai pedagang perantara (merchant middlemen) yaitu individu pedagang yang melakukan penanganan berbaggai fungsi pemasaran dalam pembelian dan penjualan jagung dari produsen ke konsumen, serta memiliki kekuasaan terhadap produk tersebut (Asmarantaka, 2012). Fungsi pemasaran yang dilakukan adalah membeli dan menjual produk yang merupakan fungsi pertukaran, aktifitas fungsi fisik (pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi), serta aktifitas fungsi fasilitas (sortasi, resiko, pembiaya, dan infoormasi pasar). 50

9 2. Pengumpul I (Makelar) Pengumpul I yang terlibat dalam pemasaran jagung ini adalah Makelar. Makelar merupakan salah satu lembaga perantara yang membeli jagung dari petani. Akan tetapi pembelian juga dapat dilakukan pada tengkulak maupun pedagang pengumpul lainnya. Makelar yang terlibat dalam pemasaran jagung ini sebanyak 5 (lima) orang pedagang dan merupakan lembaga pemasaran yang juga melakukan kegiatan transaksi pembelian jagung di lahan petani. Setelah ada kesepakatan harga, jagung langung dipanen kemudian ditimbang dan dilakukan pembayaran pada hari itu juga. Lembaga ini berlokasi di desa yang merupakan daerah produksi jagung. Makelar umumnya melakukan transaksi secara langsung pada petani dengan pembayaran tunai dan pemanenan jagung dilakukan hari itu juga atau kesokan harinya. Lembaga ini pun sangat aktif dalam mencari jagung di daerah sekitar tempat tinggal bahkan sampai ke luar kecamatan. Makelar umumnya merupakan perpanjangan tangan dari pedagang besar dengan berbekal modal yang diberikan oleh pedagang besar. Lembaga ini selain melakukan kegiatan pembelian jagung, juga melakukan pengolahan dari jagung kering panen menjadi jagung kering pipilan dengan mutu yang sesuai dengan permintaan/ pesanan dari pedagang besar. Berdasarkan penjelasan di atas, aktifitas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh makelar yaitu fungsi pertukaran (pembelian dan penjualan), fungsi fisik (pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan transportasi), dan fungsi fasilitas (sortasi, resiko, pembiayaan, dan informasi pasar). Berdasarkan hal tersebut, lembaga pemasaran ini dapat dikatakan sebagai agen perantara (agen middlemen) yang menurut Asmarantaka (2012) adalah individu pedagang yang hanya mewakili klien dalam melakukan penanganan produk/jasa. Disamping itu, lembaga ini hanya menguasai produk dan mendapatkan pendapatan dari fee (keuntungan) dan komisi. 3. Pengumpul II (Tengkulak) Pengumpul II yang terlibat dalam pemasaran jagung ini adalah tengkulak. Tengkulak merupakan lembaga yang juga secara langsung melakukan transaksi 51

10 pembelian jagung dengan petani. Aktifitas fungi pemasaran yang dilakukan yaitu fungsi pertukaran (pembeelian dan peenjualan), fungsi fisik (pengemasan, dan tranportasi), serta fungsi fasilitas (resiko, pembiayaan, informai pasar). Berdasarkan hal tersebut, maka lembaga pemasaran ini dapat dikatakan sebagai pedagang perantara (merchant middlemen) yaitu individu pedagang yang melakukan penanganan berbagai fungsi pemasaran dalam pembelian dan penjualan jagung dari produsen ke konsumen, serta memiliki kekuasaan terhadap produk tersebut (Asmarantaka, 2012). Tengkulak yang terlibat dalam pemasaran jagung ini sebanyak 5 orang. Dalam kegiatan pemasaran, tengkulak biasanya melakukan transaksi dengan petani secara langsung di lahan, dengan sistim pembayaran tunai, ijon, maupun kontrak pembelian yang tidak tertulis dengan petani. Hasil panen jagung petani yang sudah dibayarkan akan dipanen setelah memperoleh pembeli atau setelah pembelian jagung sudah terkumpul cukup banyak dengan perhitungan pada efisiensi biaya transportasi. Pedagang pengumpul II (tengkulak) berlokasi di desa terutama daerah produksi jagung. Umumnya lembaga ini aktif mencari jagung di daerah sekitar tempat tinggalnya hingga luar kecamatan. Hal ini dikarenakan pengumpul II (tengkulak) dalam kegiatan pemasarannya bertindak sendiri tanpa ada memiliki pegawai. 4. Petani jagung. Petani jagung merupakan produsen jagung yang berlokasi di daerah penghasil jagung terutama pada lokasi penelitian di Kabupaten Lombok Timur. Dalam aktifitas pemasaran jagung, petani yang merupakan produsen hanya melakukan fungsi penjualan dan resiko. Selebihnya petani hanya melakukan kegiatan budidaya saja, yang diawali dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, serta kegiatan pemanenan pada beberapa orang petani responden. a. Pengolahan tanah. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memperbaiki aerasi tanah, mengendalikan gulma, memutus siklus hidup hama, dan memudahkan aktivitas budaya lainnya. Pengolahan tanah oleh petani responden dilakukan 52

11 pada awal kegiatan penanaman, dengan menggunakan bajak dengan ternak maupun hand traktor. Namun dari 30 petani responden, 30 persen menggunakan bajak yang ditarik oleh sapi/kerbau, dan 17 persen menggunakan bajak mesin, sedangkan sisanya sebesar 53 persen adalah TOT (tanpa olah tanah) yaitu dengan melakukan penyemprotan herbisida menggunakan basmilang dan round-up rata-rata 1 1,5 liter/ha. TOT dilakukan petani dikarenakan lahan untuk penanam jagung sudah bersih pasca panen padi pada musim tanam I, serta adanya kondisi lahan yang berbatu sehingga tidak memungkinkan untuk di bajak. b. Penanamaan Penanaman jagung adalah kegiatan penanaman benih ke dalam tanah yang dapat dilakukan secara manual maupun dengan banatuan alat dan mesin pertanian. Benih jagung yang di tanam oleh petani responden yaitu menggunakan benih unggul dengan varietas antara lain Bisi 2, Bisi 16, Bisi 816, SHS 4, Pionir, dan NK 33. Benih unggul ini di peroleh dari kelompok tani (73 persen) dan 27 persen di beli sendiri oleh petani di kioskios sarana produksi di desa bahkan di kota kecamatan atau luar kecamatan. Penggunaan benih jagung oleh petani responden rata-rata sebanyak 23 kg per hektar, dimana ini masih lebih tinggi dari rekomendasi yang dianjurkan badan litbang pertanian yaitu 20 kg per hektar. Penanaman jagung dilakukan dengan sistim tugal pada jarak tanam 75 x 40 cm, yaitu sebanyak 2 tanaman per rumpun. c. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman jagung melibatkan beberapa kegiatan antara lain yaitu pemupukan, pengairan, penyemprotan, penyiangan dan pemangkasan. Sebanyak 47 persen responden petani menggunakan pupuk anorganik dan pupuk kandang sedangkan sisanya 53 persen hanya menggunakan pupuk anorganik yang terdiri dari urea, SP36, NPK, dan ponska. Penggunaan pupuk anorganik masih belum sesuai rekomendasi, dimana rata-rata penggunaan urea sebesar 447 kg/ha, SP36 sebesar 23 kg/ha, NPK sebesar 53

12 41 kg/ha, dan pupuk tambahan lain seperti ponska sebanyak 31 kg/ha dengan aplikasi pemupukan sebanyak dua kali pada umur tanaman 7-10 hari setelah tanam (hst) dan 4-5 minggu setelahh tumbuh (mst). Kegiatan pemupukan dilakukan bersamaan dengan pangairan tanah dimana pemupukan dilakukan saat tanah dalam kondisi lembab. Kegiatan penyemprotan tanaman dilakukan oleh 73 persen petani responden dengan makud untuk pengendalian hama penyakit berupa hama wereng, belalang, dan ulat gerayak yang dikendalikan menggunakan confidor maupun canon. Kegiatan penyiangan, dilakukan oleh seluruh petani responden berdasarkan pemantauan gulma di lahan pertanaman. Petani responden melakukannya dengan cara penyemprotan herbisida asitrin, polaris, dan gramakuat untuk menekan jumlah penggunaan tenaga kerja. Sedangkan pemangkasan tanaman dilakukan pada bagian atas tongkol jagung agar mempercepat proses pengeringan jagung. kegiatan ini dilakukan 2 minggu sebelum panen atau + 85 hst. d. Panen Jagung yang dipanen dalam penelitian ini adalah dalam bentuk jagung kering panen dengan umur tanaman hst (hari setelah tanam). Selain itu, kelobot jagung telah mengering atau berwarna kuning, dan biji jagung terlihat mengkilap namun jika ditekan tidak meninggalkan bekas. Jagung yang akan di panen dikupas untuk kemudian dijemur sekitar 2-3 hari. Kegiatan panen jagung dalam penelitian ini ada dua sistim yaitu borongan dan sewa tenaga panen. Sebanyak 0,27 persen petani menyewa tenaga panen sedangkan sisanya 0,73 persen petani melakukannya dengan sistim borongan. Sistim borongan disini maksudnya adalah pedagang membeli jagung dengan membawa buruh panen, dan petani dikenakan biaya Rp Rp tergantung letak lahan jagung dan biaya ini akan dipotong dari jumlah pembelian jagung. Dikarenakan pedagang melakukan pembelian dengan ketentuan terima di pinggir jalan besar, serta tidak terseedianya gudang penyimpanan sehingga petani lebih banyak memilih menjual hasil jagungnya dengan sistim borongan. 54

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Lombok Timur Dalam Data

Lombok Timur Dalam Data Lombok Timur Dalam Data 2016 1 GEOGRAFI Lombok Timur Kabupaten Terluas di Pulau Lombok. Luas Daratan Lombok Timur Mencapai 33,88 Persen Dari Luas Pulau Lombok. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Saluran Pemasaran, dan Fungsi Pemasaran Saluran pemasaran jagung menurut Soekartawi (2002) merupakan aliran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran jagung

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat

5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat 33 5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat Gambar 10. Peta Wilayah Jawa Barat Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 50 50 70 50 lintang selatan dan 1040 48-1080

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Selong, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. Ir. AGUS ALWI

Sekapur Sirih. Selong, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. Ir. AGUS ALWI Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting yaitu sebagai makanan manusia dan ternak. Indonesia merupakan salah satu penghasil

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No.01 /03/3321/Th.I,2 Maret 2015 Angka Sementara (ASEM) produksi padi Kabupaten Demak Tahun 2014 diperkirakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Aspek Penawaran dan Permintaan Tembakau Di Kabupaten Lombok Timur Serta Intersaksi Spasial Dari Dua Aspek Tersebut Menurut analisis terhadap data base hasil survey tahunan Badan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 40/11/34/Th. X, 03 November 2008 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008) Berdasarkan ATAP 2007 dan Angka Ramalan III (ARAM

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Suharno *), Rusdin *) dan Sumarni Panikkai **) *)Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu bagian dari 35 Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pati merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) No. 47/07/33/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015) Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 sebesar 11,30 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karakteristik kondisi Indonesia yang identik dengan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015) No.03 /11/3321/Th.I,2 November 2015 Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Kabupaten Demak pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR .36 POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/33 Th.IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 diperkirakan 9,65 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PERNGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

LAPORAN AKHIR DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PERNGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAPORAN AKHIR GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PENYEDIAAN PAKAN TERNAK DALAM USAHA PENGGEMUKAN SAPI MENDUKUNG PROGRAM P4MI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR) DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar yang memberikan kontribusi sebesar 22,74 persen dibandingkan sektor-sektor lainnya, walaupun terjadi sedikit penurunan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Kabupaten Lombok Timur,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik 42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DA PETERNAKAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DA PETERNAKAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR SUMBER DANA : APBD KAB. LOMBOK TIMUR Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Urusan : Pilihan Bidang Urusan : Pertanian RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DA PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat

BAB V RENCANA AKSI. Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan dan Waktu Untuk dapat mulai menjalankan unit bisnis IFS BATARI secara tepat waktu, rencana aksi disusun sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus untuk memudahkan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 17/03/12/Thn. XIX, 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN ) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN SEBESAR 4.044.829 TON GKG, NAIK SEBESAR

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci