BAB III PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN"

Transkripsi

1 38 BAB III PEMBELAJARAN MODEL BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI RA MUSLIMAT DESA WULED TIRTO PEKALONGAN A. Gambaran Umum RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan Keberadaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan yang sekarang telah menjadi salah satu satuan pendidikan bagi pendidikan prasekolah yang cukup di minati oleh masyarakat Desa Wuled dan sekitarnya. Hal ini menjadi menjadi menarik untuk diketahui secara umum dan utuh tentang keberadaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan sebagai berikut: 1. Sejarah Berdirinya Pada mulanya masyarakat desa Wuled Kecamatan Tirto belum menyadari pentingnya pendidikan prasekolah. Pada masa itu pendidikan belum mempunyai arti penting bagi mereka. Penduduk desa hanya memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa makan, untuk bertahan hidup, sehingga putra-putri mereka banyak yang buta huruf, karena tidak memperleh pendidikan di prasekolah, waktu hanya dihabiskan untuk bermain dan membantu orang tua mereka. 1 Selanjutnya pada tahun 1994-an, dengan bertambah majunya teknologi dan komunikasi serta pembangunan pedesaan yang memudahkan transportasi, masyarakat Desa Wuled Kecamatan Tirto sudah mulai sadar tentang perlunya pendidikan prasekolah bagi anak-anak mereka berinisiatif untuk membangun 1 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat desa Wuled Tirto, Pada tanggal 20 September 2013.

2 39 sebuah Taman Kanak-kanak di desa tersebut. Gagasan tersebut muncul dari kegelisahan Jamiyah Muslimat desa Wuled Kecamatan Tirto dengan menyaksikan banyak anak-anak kecil yang belum bisa membaca dan menulis. Sementara di desa lain yang berada di perkotaan anak-anak kecilnya sudah pandai membaca dan menulis. Kegelisahan tersebut berlangsung selama sekitar 2 tahun, kemudian kepala desa Wuled Kecamatan Tirto terketuk hatinya mendengarkan keluhan dari warganya yang memang secara geografis wilayah desa Wuled agak berjauhan dengan desa-desa lain di Kecamatan Tirto Pekalongan. Pada tahun 1994 masyarakat di desa Wuled bekerjasa dengan Muslimat NU dengan didukung Kepala Desa mendirikan bangunan untuk Raudhatul Athfal (RA) Muslimat Wuled Kecamatan Tirto. 2 Bangunan di atas luas tanah 603 M 2 tersebut dibanguan tiga lokal gedung yang pengelolaannya diserahkan kepada ibu-ibu muslimat dengan bekerjasama kepada pihak pemerintahan desa setempat. Adapun biayanya ditanggung antara Pengurus Anak Cabang Muslimat NU Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan dan donator masyarakat desa Wuled Kecamatan Tirto ersebut. Setelah pembanguan selesai, maka gedung tersebut difungsikan untuk kegiatan pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah dan RA tersebut dinamakan dengan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan. Masyarakat setempat pun menyambut baik dengan adanya gedung RA 2 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat desa Wuled Tirto, Pada tanggal 20 September 2013.

3 40 tersebut dan berbondong-bondong mendaftarkan anak-anaknya yang masih balita untuk belajar dan mendapatkan pendidikan anak prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto tersebut. RA Muslimat Desa Wuled Tirto resmi didirikan pada Tahun 1996 dengan NSS: Wk/5-b/RA/001/Pgm/1996 dan Nomor Statistik Sekolah: dan mendapat respon masyarakat yang tinggi pula, sehingga dari tahun ke tahun jumlah anak didiknya juga semakin banyak. RA Muslimat NU Desa Wuled Tirto hingga saat ini jumlah gedungnya ada 3, yaitu 2 rung kelas, 1 ruang guru dan Kepala RA. Jumlah guru ada 4 orang dan seoarang sebagai penjaga sekolah. RA Muslimat Desa Wuled Tirto juga dapat disejajarkan dengan TK/RA atau Pendidikan Prasekolah yang lain di wilayah kecamatan Tirto karena cukup mampu mengimbangi, baik segi kualitas akademik maupun non akademik. Keberadaan RA Muslimat Wuled Tirto juga dikembangkan dengan program peningkatan mutu pendidikan agama Islam sebagai program unggulan. 2. Letak geografis RA Muslimat Desa Wuled Tirto RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan merupakan suatu pendidikan formal. RA Muslimat Desa Wuled Tirto terletak di desa Wuled Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Adapun batas wilayah Kecamatan Tirto 3 adalah sebagai berikut : 3 Data Observasi di RA Muslimat Desa Wuled Tirto, pada tanggal 22 September 2013.

4 41 a) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kedungwuni b) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Buaran Pekalongan c) Sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa d) Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wiradesa Adapun letak RA Muslimat Desa Desa Wuled Tirto, sangat strategis, di mana letaknya di tengah-tengah desa Wuled, dan dekat jalan raya jurusan Kecamatan Tirto sehingga dengan dorongan para tokoh masyarakat dikalangan muslimat NU, para orang tua di desa Wuled berminat untuk mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah tersebut Struktur Organisasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto Sekolah adalah lembaga yang di dalamnya memiliki berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Di dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan baik diperlukan kerja sama dengan semua staf yang termasuk dalam Struktur Organisasi Sekolah. Berikut ini merupakan sajian bagan RA Muslimat Wuled Tirto Kabupaten Pekalongan yang berperan sebagai motor penggerak dari keseluruhan penyelenggaraan RA Muslimat Wuled Tirto yang juga didukung oleh pengurusan muslimat NU Ranting Desa Wuled Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 5, yaitu: 4 Wawancara Ibu Mukaromah sebagai Tokoh Masyarakat Desa Wuled Tirto, Pada tanggal 20 September Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September 2013.

5 42 Gambar 1 Struktur Organisasi Pelaksana Pendidikan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan Ketua Ancab Muslimat NU Ancab Sekkretaris Ancan Muslimat NU Kepala TK Guru Kelas Kelompok A Ketua Komite Guru Kelas Kelompok B Bendahara Ancab Muslimat NU Siswa Penjaga RA Masyarakat Adapun sistematika hubungan kerja dalam organisasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto ialah melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang saling terkait dari jajaran tinggi sampai jajaran terendah berperan sebagai penggerak dalam proses penyelenggaran kegiatan pendidikan bagi anak prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto tersebut. 4. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Adapun visi dan misi serta tujuan kelembagaan RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan 6 adalah sebagai berikut: a. Visi Membentuk peserta didik yang beriman, bertaqwa kepada Allah Swt serta kreatif, mandiri, dan berakhlakul karimah. 6 Dokumentasi Kurikulum RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September 2013.

6 43 b. Misi 1. Membekali pondasi keimanan kepada anak 2. Mencerdaskan peserta didik yang kreatif, mandiri dan cinta tanah air 3. Melestarikan budaya bangsa, yang sesuai dengan norma-norma agama, agar menjadi anak yang berakhlakul karimah. c. Tujuan RA Muslimat Wuled Tirto Adapun tujuan penyelenggaran pendidikan di RA Muslimat Wuled Tirto adalah menjadikan anak yang beriman, bertaqwa kepada Allah Swt, cerdas, kreatif, mandiri dan berakhlakul karimah. RA Muslimat Wuled Tirto menjadi tempat belajar yang bermutu, berkualitas, menyenangkan dan menjadi yang terdepan di desa Wuled. Untuk menunjukkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di RA Muslimat Wuled Tirto berikut adalah data prestasi yang diraih anak didiknya antara lain: 1. Juara II lomba mewarnai dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun Juara II lomba melukis dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun Juara II lomba cerita guru dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun Juara I lomba Hafalan Asmaul Husna dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun Juara II lomba Tartil Juz Amma dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun 2008.

7 44 6. Juara I lomba melukis dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tingkat Kecamatan Tirto tahun Juara harapan II lomba menyanyi dalam rangka PORSENI PGTK/RA tingkat Kabupaten tahun Juara II lomba senam guru dalam rangka PORSENI PGTK/RA tingkat Kabupaten tahun Keadaan Guru dan Karyawan serta Anak Didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan Dalam proses pendidikan di RA, guru dengan status apa pun memegang peran kunci karena hanya guru yang mampu memperdayakan segala sumber daya yang ada di RA mendatangkan manfaat bagi tumbuh-kembangnya peserta didik menyongsong masa depan mereka. Oleh karena itu, guru yang mengajar di RA Muslimat Desa Wuled Tirto, walaupun hanya berasal dari lulusan SMA tetapi mereka sangat menguasai bidang yang diajarkan karena sesuai dengan keahliannyan dan semangat guru-guru untuk mencari pengetahuan dan saat ini sudah melanjutkan ke perguruan tinggi. Adapun karyawan di RA Muslimat Wuled Tirto di maksud di sini Penjaga Sekolah (bu bon) yang membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun keseluruhan jumlah guru yang mengajar di RA Muslimat Desa Wuled Tirto berjumlah 4 orang dengan Kepala RA dan jumlah karyawan penjaga sekolah hanya 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September

8 45 Tabel I Daftrar Personalia Kepala RA, Guru dan Karyawan RA Muslimat Desa Wuled Tirto 8 No Nama L/P Ijazah Status Jabatan Ket 1. Badriyah P MAS Swasta Kepala RA Sidang Proses GTY S Dewi Listiani Dewi Adawiyah Kasrifah Maghfiroh P P P P MA S.1 SMK MTs Swasta Swasta Swasta Swasta Guru Kelas Kelompok A GTY Guru Kelas Kelompok B GTY Guru Adminstrasi GTY Penjaga TK Sidang Proses S.1 S.1 bidang Pendidikan Sidang Proses S.1 Selanjutnya, terkait dengan anak didik yang merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan pendidikan, karena tanpa adanya anak didik tidak mungkin ada proses belajar-mengajar. Perkembangan jumlah peserta didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto dari tahun ke tahun pendaftaran anak didik bertambah. Adapun keadaan anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini: 9 No 1. Tabel II Data Peserta Didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Kelas A B JML Jumlah Anak Didik L P Jumlah Tahun Ajaran 2010/ Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto yang dikutip pada tanggal 20 September Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September 2013.

9 A B JML A B JML / / Sarana dan Prasarana RA Muslimat Desa Wuled Tirto Dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang cukup memadai. Karena dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang diperlukan maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan mudah dan lancar. Adapun keadaan sarana dan prasarana di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut ini : 10 Tabel III Data Sarana Prasarana di RA Muslimat Desa Wuled Tirto No Jenis Ruang Banyaknya Luas M 2 Ket Ruang belajar Ruang tamu Ruang guru 2 buah 1 buah 1 buah 66 M 2 6 M 2 6 M 2 4. Ruang Kepala TK 1 buah 5 M 2 5. Kamar mandi 1 buah 4 M 2 6. Gudang 1 buah 3 M 2 7. Dapur 1 buah 2 M 2 8. Perpustakaan 1 buah 3 M 2 9. Ruang tunggu 1 buah 14 M 2 10 Halaman dan tempat bermain 1 buah 72,9 M Dokumentasi RA Muslimat Desa Wuled Tirto, yang dikutip pada tanggal 20 September

10 47 B. Pola Pembelajaran Metode Bercerita dalam Menanamkan Nilai-nilai Kejujuran di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua dan juga lingkungan yang berupa lingkungan pendidikan. Kegiatan pendidikan sebagai suasana yang sengaja dibentuk dalam rangka memberikan bimbingan dan pembinaan anak agar mencapai komptensi yang diharapkan sedini mungkit. Termasuk di tingkatan pendidikan prasekolah berupa TK/RA Begitu juga dengan upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anakanak di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tentunya para pendidik dituntut untuk mampu membawa pada perubahan anak terutama ketika bersikap dan bergaul dalam kehidupan sehari-harinya untuk mengembangkan nilai-nilai kejujuran. Diperlukan cara atau metode yang membawa pada penguatan nilai-nilai kejujuran tersebut. Dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan perlu dilakukan metode pembelajaran yang tepat bagi anak-anak usia prasekolah, salah satunya dengan metode bercerita. Metode bercerita merupakan metode yang mencoba menggugah semangat anak didik dengan kemampuan guru dalam mebawakan cerita yang menarik dan hal itu memang sangat digemari oleh anak-anak. Anak yang berada dalam usia yang memiliki imajinasi yang tinggi dan cenderung mudah diarahkan sehingga pengembangan metode bercerita sangat tepat dalam membina atau mebentuk karakter anak, salah satunya dengan

11 48 menanamkan nilai-nilai kejujuran. Dengan bercerita, maka halusinasi anak akan terbawa pada tokoh cerita dengan karakter yang kuat tersebiut sehingga akan membawa kesan pada kemauan dan minat anak untuk mencontoh atau meniru sikap-sikap yang dimiliki oleh tokoh dalam cerita tersebut Menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak usia prasekolah termasuk yang ada di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan merupakan hal terpenting dalam membina kepribadian anak sedini mungkin agar berkarakter jujur. Langkah ini selaras dengan pengembangan pendidikan saat ini yang mengarah pada pembinaan dan pembentukan karakter bangsa, salah satunya berupa kejujuran. Kemampuan guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dalam mengembangkan metode bercerita tentu akan membawa pada harapan dan tujuan kegiatan pembelajaran bagi anak-anak dalam usia prasekolah agar memiliki bekal berupa nilai-nilai kejujuran yang kuat sebagai dasar kepribadian mereka. Pengembangan metode bercerita juga harus diimbangi dengan memberikan keteladanan bagi anak-anak didik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Karenanya kemampuan bercerita yang luar biasa di hadapan anakanak sebagai rangsangan dan sugesti menjadi sia-sia belaka, apabila tidak diimbangi dengan kemampun untuk menunjukkan bukti nyata berupa keteladanan. Hal ini merupakan dasar bagi pembinaan nilai-nilai kejujuran bagi anak. Dengan keteladanan yang ditunjukkan guru akan dapat membina kepribadian berupa nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak.

12 49 Untuk mengetahui secara mendalam terhadap pengembangan metode bercerita yang dilakukan oleh para guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didiknya sebagaimana diungkapkan oleh beberapa guru di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, antara lain. Pengembangan metode bercerita sangat cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran bagi anak-anak di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan. Sebab pada umumnya anak-anak begitu menyukai cerita. Sebab cerita adalah hal menarik bagi anak-anak dalam memenuhi rasa keingintahuannya. Dari rasa penasaran atau keingintahuan anak-anak itu, maka mereka akan antusias dan sungguh-sungguh untuk mendengarkan sebuah cerita sebagai metode yang dikembangkan para pendidik dalam kegiatan belajar mengajar. 11 Pelaksanaan metode bercerita yang dilakukan di RA Muslimat Desa Wuled Tirto bisa secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung guru bisa memberikan materi yang ingin ditanamkan melalui metode bercerita setelah anak-anak didik fokus untuk mendengarkan cerita. Pengembangan dari metode bercerita secara langsung bisa ditambah dengan menggunakan alat peraga berupa gambar atau boneka. Adapun yang tidak langsung bisa dilakukan dengan melalui pemutaran film animasi atau kartun kepada anak-anak. 12 Kelebihan dari pengembangan pola pembelajaran dengan metode bercerita bagi anak-anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto adalah kemudahan untuk menanamkan nilai-nilai tertentu dalam cerita tersebut, terutama nilai kejujuran yang mesti ditanamkan pada anak sedini mungkin. Sebab melalui bercerita, para guru bisa membawa pesan melalui figur yang ditokohkan dengan kebaikan agar dapat diikuti dan diteladani karena nasibnya akan mencapai kebahagian dan kemenangan, sedangan figur yang ditokohkan sebagai yang jahat agar jangan dicontoh karena akan berujung pada penderitaan dan kesengsaraan Dewi Listiani, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto, 29 September Dewi Adawiyah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto, 1 Oktober Kasrifah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto, 3 Oktober 2013

13 50 Selanjutnya menurut pengurus Muslimat NU Anak Cabang Tirto Kabupaten Pekalongan yang menjadi penyelenggara kegiatan pendidikan prasekolah di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan, diantaranya: Penggunaan metode bercerita dalam kegiatan pembelajaran bagi anak-anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan cukup efektif dalam rangka memenuhi tujuan pendidikan berupa penanaman nilai-nilai kejujuran bagi anak sedini mungkin. 14 Pembelajaran bagi anak-anak didik dengan metode bercerita sudah tepat dalam upaya membawa pemahaman mereka yang memiliki rasa penasaran yang tinggi dan suka dengan dongen atau cerita. 15 Bercerita menjadi cara yang tepat dan pas bagi anak-anak usia prasekolah atau di tingkat RA, melalaui cerita anak-anak akan menyimpan memori dari gambaran akan hal-hal yang disampaikan oleh para guru selaku pendidik. Mereka akan termotivasi untuk mencntoh yang digambarkan oleh guru dan juga takut atau menjauhi hal-hal yang dianggap tidak baik dan merupgikan diri sendiri. 16 Hal senada juga dinyatakan para orang tua dari anak didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan, diantaranya: Anak saya yang belajar di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan mulai tertanam untuk memiliki sikap jujur. Hal ini karena didukung oleh kegiatan pembelajaran yang mengarah pada penanaman nilai-nilai kejujuran yang dikembangkan dalam kegaiatan pembelajaran di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tersebut Hj. Nafiah, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September 15 Alawiyah, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September 16 Titin Suharti, Pengurus Muslimat NU Tirto, Wawancara Pribadi, Tirto, 27 September 17 Khusnul Khotimah, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara Pribadi. Tirto, 2 Oktober 2013.

14 51 Belajar di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan membuat anak saya dapat berkembang sesuai dengan harapan. Artinya secara bertahap anak saya memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, bergaul secara baik dan memiliki sikap atau perilaku yang diharapkan. 18 Anak saya mengalami perkembangan mental dan sikap sesuai dengan penanaman yang dilakukan oleh pendidik, di mana proses pembelajaran yang dilaksanakan di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dikembangkan pola pembelajaran yang cukup efektif bagi anak berupa pelaksanaan metode bercerita yang mendorong dan memotivasi anak-anak didik untuk memiliki perilku terpuji, salah satunya berlaku jujur. 19 Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan dengan mengembangkan metode bercerita yang diarahkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran bagi anak-anak didik. Melalui metode bercerita dalam pembelajaran, nilai-nilai kejujuran yang bisa dimasukkan dalam isi cerita yang disampaikan oleh guru kepada anak-anak didik yang dhadapinya. Indikasi-indikasi yang menunjukkan karakter kejujuran seperti berkata benar dan tidak mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur kebohongan dapat ditanamkan melalui metode bercerita tersebut. Anak-anak yang menjadi peserta didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan didorong untuk senantiasa menjaga kejujuran dengan selalu berkata benar sebagai ciri orang baik dan tentunya akan disayang kepada Tuhan dan berusaha untuk menghindari berkata dusta atau bohong yang merupakan tindakan tercela dan akan dibenci oleh Tuhan. 18 Lestari, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara Pribadi. Tirto, 2 Oktober Vina Septiana, Orang tua anak didik RA Muslimat Desa Wuled Tirto, Wawancara Pribadi. Tirto, 2 Oktober 2013.

15 52 Melalui penekanan-penekanan untuk berlaku jujur dalam segala ucapan atau perkataan, pembuatan atau tindakan dan ketika dalam berjanji kepada orang lain yang dikemas dalam cerita dalam kegiatan pembelajaran di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan tentu membawa pada prinsip-prinsip kejujuran yang tertanam pada diri anak-anak yang menjadi peserta didiknya sehingga karakter kejujuran ini diharapkan akan terus dibawa sepanjang hidupnya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan bertambahnya usia anak-anak tersebut. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan di lapangan atau di RA Muslimat desa Wuled Tirto menunjukkan bahwa upaya guru selaku pendidik dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam proses pembelajaran lebih banyak ditekankan melalui metode bercerita. Dengan metode bercerita, para guru selaku pendidik bisa memunculkan sosok yang jujur dalam tokoh cerita dengan keberhasilan yang akan dicapai, sementara sosok yang curang akan memperoleh kerugian. Nilai-nilai kejujuran ini mudah untuk dimasukka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita. C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pola Pembelajaran Metode Bercerita dalam Menanamkan Nilai-nilai Kejujuran pada Anak Didik di RA Muslimat Desa Wuled Tirto Pekalongan Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat pada pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan berdasarkan wawancara dengan para guru dapat dikategorikan sebagai berikut:

16 53 a. Faktor pendukung Diantara hal-hal yang menjadi faktor pendukung pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, diungkapkan oleh salah satu guru atau pendidik di RA tersebut antara lain: 1) Kesiapan guru dalam melakukan persiapan-persiapan dalam melakukan strategi pembelajaran yang mengarah pada upaya pembinaan atau penanaman nilai-nilai kejujuran yang diselipkan dalam prosese pembelajaran metode bercerita tersebut. 2) Kesiapan anak didik dalam mengikuti pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai kejujuran dengan metode bercerita disampaikan oleh gurunya dengan penuh perhatian 3) Suasana pembelajaran yang mampu diciptakan dengan sebaik-baiknya dan mampu memotivasi para siswa untuk mengikuti pembelajaran melalaui metode bercerita tersebut. 4) Pengembangan manajemen yang diterapkan oleh Kepala Madrasah dalam mengatur jadwal pembelajaran dan menerapkan kurikulum yang memperhatikan pada tingkat kemampuan anak didik di tingkat TK/RA. 20 b. Faktor Penghambat Diantara hal-hal yang menjadi faktor penghambat pola pembelajaran metode bercerita dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak didik di RA Muslimat desa Wuled Tirto Pekalongan, seperti yang diungkapkan oleh salah satu guru atau pendidik di RA antara lain: 1) Fasilitas dan sarana yang masih belum memadai secara optimal dalam kegiatan pembelajaran dengan pengembangan metode bercerita seperti alat peraga yang memunjang dan membantu dalam proses bercerita yang dilakukan guru kepada anak-anak didik. 2) Jumlah anak didik dalam kelas yang terlalu banyak sehingga proses pembelajaran kurang efektif untuk pengembangan pola pembelajran dengan metode bercerita tersebut. 20 Dewi Listiani, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto, 29 September 2013

17 54 3) Ketersediaan media pembelajaran yang belum optimal sehingga kurang mendukung pengembangan pola pembelajaran dengan metode bercerita yang efektif dan efesien Oktober Kasrifah, Guru RA Muslimat NU Wuled Tirto Pekalongan, Wawancara Pribadi, Tirto,

BAB III PELAKSANAAN METODE BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI TK MUSLIMAT TANGKIL KULON KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN METODE BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI TK MUSLIMAT TANGKIL KULON KEDUNGWUNI PEKALONGAN 43 BAB III PELAKSANAAN METODE BERCERITA BAGI ANAK DIDIK DI TK MUSLIMAT TANGKIL KULON KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Gambaran Umum TK Muslimat Tangkil Kulon Kedungwuni Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MIN KEDUNGWUNI

BAB III GAMBARAN UMUM MIN KEDUNGWUNI BAB III GAMBARAN UMUM MIN KEDUNGWUNI A. Profil MIN Kedungwuni 1. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungwuni salah satu komponen penyelenggaraan sebagian tugas kenegaraan dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya 40 BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN A. Sejarah Berdiri PAUD Aisyiyah Kasihan Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus pimpinan cabang Aisyiyah kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati,

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SD Islam Simbangwetan Buaran Pekalongan didirikan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan yang di berikan anak sejak dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu ditandai dengan karakter budi pekerti luhur pandai

Lebih terperinci

BAB III PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAPEL PAI DI SDN KAJONGAN KAJEN PEKALONGAN. A. Gambaran Umum SDN Kajongan Kajen Kabupaten Pekalongan

BAB III PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAPEL PAI DI SDN KAJONGAN KAJEN PEKALONGAN. A. Gambaran Umum SDN Kajongan Kajen Kabupaten Pekalongan 45 BAB III PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAPEL PAI DI SDN KAJONGAN KAJEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum SDN Kajongan Kajen Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SDN Kajongan Kajen kabupaten Pekalongan Pada

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH. A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni

BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH. A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni RA Muslimat NU Pakisputih kedungwuni ini terletak di tengahtengah

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG -23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini bertempat di MTs Nurussalam, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang. Nama Lengkap Madrasah : Madrasah Tsanawiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Dikatakan penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PERSEPSI WALI MURID TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Simbangwetan Buaran

BAB III PERSEPSI WALI MURID TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Simbangwetan Buaran BAB III PERSEPSI WALI MURID TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SD ISLAM SIMBANGWETAN BUARAN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Simbangwetan Buaran Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya Mengenai sejarah dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG 71 BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG A. Proses Pendidikan Agama Islam dengan Metode Keteladanan Metode keteladanan dalam Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pola Pendidikan Karakter Pada Peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan

Lebih terperinci

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK

POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK 1 POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK (Studi Kasus di TK Aisyiyah Cabang Blimbing, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI. bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND )

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI. bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND ) BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Yayasan Santa Maria cabang Jakarta merupakan yayasan pendidikan di bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND ) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan mengisi cita-cita kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itu pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN BAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum SMP Islam Walisongo Kedungwuni Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Walisongo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang dialami setiap manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data dan analisis yang penulis lakukan tentang usaha guru PAI dan Kepala Sekolah dalam membina nilai karakter pada siswa MA Xaverius Kota bukittinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini menjadi Fundamen terpenuhinya sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan ini mengantarkan anak siap mengikuti pendidikan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG A. Letak dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nasyril Islam Palembang didirikan dibawah naungan Yayasan Madrasatu Nasyril Islamiyah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAMPANGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI KELURAHAN SAMPANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAMPANGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI KELURAHAN SAMPANGAN BAB III GAMBARAN UMUM KELURAHAN SAMPANGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI KELURAHAN SAMPANGAN A. Keadaan Umum 1. Sejarah Singkat Kelurahan Sampangan, diambil dari nama seorang Wali yang bernama Wali Sampang,

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LITERASI MEDIA DAN PEMBEKALAN AL ISLAM BERBAGI, BERKREASI DAN EDUKASI DI BULAN SUCI Team Pelaksana : Krisna Mulawarman, S.Sos., M.Sn Wulan Widyasari, S.Sos., MA Ayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah lanjutan menengah pertama yang memiliki ciri Islam yang dikelola dan dikembangkan di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar perkembangan anak. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III IMPLIKASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH DI MI WALISONGO LOGANDENG KARANGDADAP PEKALONGAN

BAB III IMPLIKASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH DI MI WALISONGO LOGANDENG KARANGDADAP PEKALONGAN BAB III IMPLIKASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH DI MI WALISONGO LOGANDENG KARANGDADAP PEKALONGAN A. Profil Madrasah Islamiyyah Walisongo Logandeng Karangdadap Pekalongan 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini merupakan masa yang cukup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman kanak-kanak jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru 43 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III MADRASAH IBTIDAIYAH ASSEGAF PALEMBANG DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Madrasah Ibtidaiyah Assegaf Palembang 1. Sejarah berdirinya Madrasah Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Assegaf Palembang berada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani 1 2 3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU SUKU KATA DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH AGAM Wani Zuarny ABSTRAK Kemampuan membaca anak kelompok B3 di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Agam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan

BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan BAB III KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Profil MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdiri Seiring dengan tekad dan perjuangan Nahdlotul Ulama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MI ASSEGAF PALEMBANG. A. Letak Dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Assegaf

BAB III GAMBARAN UMUM MI ASSEGAF PALEMBANG. A. Letak Dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Assegaf BAB III GAMBARAN UMUM MI ASSEGAF PALEMBANG A. Letak Dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Assegaf Palembang Letak Geografis Madrasah Ibtidaiya Assegaf Palembang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa

BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO. Agama. Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian tersebut terletak di Desa BAB III PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Ngalian merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1 Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group 3 PG Dapodik Query - Taman

Lebih terperinci

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1 Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1 No Jenis Data Jumlah Satuan Sumber Data 1 Jumlah Pendidikan Umum a Jumlah Taman Bermain/Play Group - Taman Bermain/ Play Group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya tindak kriminal dan kejahatan yang dilakukan oleh anak usia sekolah, seperti bullying dikarenakan semakin kaburnya norma moral sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 62 2015 SERI : E IKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM BELAJAR SEPANJANG HAYAT MELALUI BUDAYA BACA, MENULIS DAN BELAJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator salah satunya, lulusan dari sekolah

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN YAYASAN NURUL AMANAH AL MAKKY BASANAH TANAH MERAH BANGKALAN Yayasan Nurul Amanah Al Makky adalah suatu lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai 1. Gambaran Umum MAN 3 Barabai MAN 3 Barabai terletak di kelurahan Birayang sebagai ibu kota kecamatan Batang Alai Selatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Profil Sekolah SD Negeri Serangan 1 terletak di Jalan Melayu No.03 Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Wilayah SD Negeri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini yang berada pada pendidikan formal (UU RI 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang pada era sekarang. Pendidikan di Indonesia adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Sepanjang sejarah kehidupan manusia tidak terlepas dari istilah pendidikan, karena bagi manusia pendidikan sebagai dasar berpijak untuk meniti dan menjalani kehidupannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. :: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Bina Umat (SMK YASBU) Al-qomariah adalah sebuah sekolah kejuruan yang dinaungi oleh Yayasan bina umat Al-qomariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG. Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : Prodi : Pendidikan Matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG. Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : Prodi : Pendidikan Matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Di susun oleh : Nama : Hanifah Mawaddah NIM : 4101409046 Prodi : Pendidikan Matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Tujuan Pembangunan Karakter Anak : Membangun sikap dan watak seseorang sehingga mempunyai sebuah sikap yang dapat dinilai sebagai sikap yang baik menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber. prasekolah bagi anak-anak sebelum masuk sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber. prasekolah bagi anak-anak sebelum masuk sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan kemajuan bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya disiplin merupakan kebutuhan dasar bagi perkembangan perilaku anak mengingat masa ini merupakan masa yang sangat efektif untuk pembentukan perilaku moral

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TINJAU DARI KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN DAN FREKWENSI BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Muhammadiyah 1 Taman Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Taman adalah Sekolah Menengah Atas Swasta yang bertempat di Jalan Raya Ketegan No 35 Sepanjang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya tantangan, perubahan dan persaingan kini dan masa depan. Menjadi tugas utama orangtua dalam

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci