BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pola Pendidikan Karakter Pada Peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan Karakter merupakan totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat di identifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusu ciri-ciri ini membedakan antar individu dengan lainya. 1 Pendidikan karakter dapat dipahami sebagi upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir termasuk kepanasaran akan intlektual dan berpikir logis. Oleh karena itu penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuanatau melatih suatu ketrampilan tertentu. Penanaman pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan peserta didik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, maupun lingkungan media masa. 2 1 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm.4. 2 Zubaeadi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), hlm

2 79 Menurut Ustad Mohammad Taufiq selaku kepala sekolah MTs Salafiyah Wonoyoso bahwa pola pendidikan karakter terintegrasi langsung di dalam mata pelajaran dengan menyisipkan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran selain itu juga terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler dan pergaulan antara guru dan murid, pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan secara terpadu. Berdasarkan analisis peneliti pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso dapat dikatakan baik, pendidikan karakter berjalan secara terpadu satu kesatuan bersama-sama mendukung pendidikan karakter semua komponen baik guru, kepala sekolah, karyawan dan lainya secara kesesluruhan mengajarkan pendidikan karakter. Pola pendidikan karakter di integrasikan langsung di dalam mata pelajaran. Selain itu juga di dalam kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler dan pergaulan antara guru dengan murid. Guru dijadikan sebagai tolak ukur agar memberikan keteladanan yang baik kepada peserta didik. Dengan begitu peserta didik dapat mencerminkan sikap keteladanan dari seorang guru. Pola pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso ini juga dapat dilihat dari nillai-nilai pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, kurikulum, proses pembelajaran, metode pendidikan karakter, karakteristik peserta didik dan ciri penanaman pendidikan karakter. a. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Berdasarkan analisis peneliti nilai-nilai pendidikan karakter yang di terapkan di MTs Salafiyah Wonoyoso seperti disiplin, tanggung jawab, jujur, toleransi, aktif, kreatif, mandiri. Merupakan hal yang sangat penting

3 80 bagi perkembangan peserta didik. Dengan di terapkannya nilai-nilai pendidikan karakter tersebut baik di dalam mata pelajaran, ekstrakurikuler dan kegiatan keagamaan maka perkembangan kepribadiaan peserta didik akan memiliki karakter yang baik, sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan Pendidikan Karakter Adapun tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelengaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehai-hari. 3 Berdasarkan analisis peneliti tujuan pendidikan karakter sesuai dengan visi dan misi madrasah untuk membentuk akhlakul karimah. Melalui pendidikan karakter apabila hal tersebut diterapakan secara relevan maka akan mewujudkan karakter peserta didik yang cerdas dan berakhlak. c. Kurikulum Kurikulum pendidikan karakter adalah seperangakat rencana dan program yang diatur secara sistematis mengenai tujuan, isi, materi, dan metode yang diperguankan untuk mencapai kompetensi pendidikan karakter, melalui pembinaan ideologi keagamaan dan jiwa kebangsaan, 3 Dharma Kusuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktek di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 5.

4 81 serta pengembangaan kemempuan kepempimpinan, ketrampilan, penguasaan keilmuan dan informasi. 4 Kurikulum di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan mengacu pada permendiknas No. 20 tahun Menurut analisis peneliti kurikulumnya sudah bagus. Untuk kurikulum mengacu pada pemerintah kemudian di kembangkan sendiri oleh madrasah berdasarkan kondisi obyektif madrasah dengan memasukan nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran. Selain itu terdapat mulog atau kegiatan keagamaan dan ekstrakurikuler yang di masukan nilai-nilai karakter yang di tanamkan dalam kegiatan tersebut. Dengan begitu peserta didik diharapkan memiliki karakter yang kuat sehingga menjadi peserta ddik yang berakhlak dan berilmu. d. Proses Pembelajaran Berdasarkan analisis yang di lakukan peneliti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di MTs Salafiyah Wonoyoso, menunjukan selama proses pembelajaran dapat di katakan guru sudah menanamkan karakter kepada peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan inti yang dijalankan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya pendidikan karakter respon peserta didik di dalam kelas aktif, efektif dan menyenangkan. Sebab dalam proses pembelajarannya guru mengajarkan secara kongrit dan tidak monoton sehingga Minat belajar peserta didik sangat baik. 4 Anas salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: CV. Pustaka Setia, 20013), hlm. 179.

5 82 e. Metode Pendikan karakter Metode pembelajaran merupakan metode yang sangat penting, yang harus di siapkan oleh seorang guru sebelum mengajar. Metode pendidikan karakter berarti cara yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan karakter agar tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. 5 Dapat dikatakan metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang di fokuskan ke pencapaian tujuan. 6 Berdasarkan analisis peneliti pada prakteknya di MTs Salafiyah Wonoyoso sebelum guru mengajar terlebih dahulu menyiapkan metode yang akan di sampaikan kepada peserta didik yang disesuaikan dengan materi yang akan di sampaikan, berdasarkan dengan hal tersebut guru mengajarkan peserta didik berbuat kebaikan, metode yang pertama kali di lakukan adalah memberikan pengetahuan secara kognitif tentang karakter yang baik kepada peserta didik. Setelah peserta didik mengetahui kebaikan, maka peserta didik disentuh perasaanya untuk berbuat kebaiakan agar tumbuh rasa cintanya kepada kebaikan, sehingga tumbuh keingginan untuk melakukan kebaikan, dalam proses pembelajaran guru memberikan keteladanan yang baik kepada peserta didik. Selain itu guru juga kreative dalam menggunakan metode. Dengan metode yang bervariatif itu peserta didik menjadi tertarik dalam belajar mereka tidak jenuh di dalam kelas. Jika di bandingkan dengan guru yang tidak menggunakan metode dalam mengajar, peserta didik menjadi pasif sehingga minat dalam belajar 5 Novan Ardy Wiyani, Op. cit., hlm Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 186.

6 83 menjadi turun, walaupun tidak semua guru dan peserta didik bersikap seperti itu. f. Media Pembelajaran Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar. Dari definisi tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersighat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. 7 Berdasarkan analisis peneliti bahwa di MTs Salafiyah Wonoyoso dalam pembelajarannya guru mengunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, adapun media yang di gunakan seperti LCD dengan mengajak peserta didik untuk menayangkan film yang memiliki nilai-nilai sejarah, nilai-nilai Islami dengan demikian peserta didik dapat melihat secara kongkrit sehingga akan memunculkan pemikiran yang konstruktif, penggunaan media ini sangat baik dalam penyampaian materi kepada peserta didik hal ini dapat dilihat dari respon peserta didik dalam belajar sangat aktif. g. Karakteristik peserta didik Karakter merupakan sifat atau kepribadian yang dimiliki seseorang. Adapun karakteristik itu merupakan ciri khas yang dimiliki sesorang yang sudah tumbuh dan melekat dalam kepribadian seseorang. 7 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hlm.11.

7 84 Menurut Ustadah Nur Faizah karakteristik peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso bertanggung jawab, jujur, adil, menghormati orang lain, disiplin dan berkarakter luhur. Berdasarkan analisis peneliti karakteristik peserta didik mayoritas memiliki karakter bertanggung jawab, jujur dan disiplin hal ini dapat di lihat pada saat jam istirahat beberapa peserta didik banyak yang lebih memilih menyetorkan hafalan juz amma dari pada istirahat dengan membeli jajan. Peserta didik sangat antusias dalam menghafalkan juz amma yang di laksanakan pada saat istirahat dibandingkan jika mereka harus jajan dan bercengkarama dengan teman-temanya. h. Ciri Penanaman Pendidikan Karakter Ciri penanaman karakter merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk membedakan antara pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso dengan Madrasah lainnya. Berdasarkan analisis peneliti ciri penanaman pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso dapat di katakan baik, karena ciri penanaman karakter di sesuaikan dengan kegiatan dan bentuk pembelajaran baik di luar maupun di dalam proses pembelajaran. Selain itu terdapat mulogmulog agama yang tujuannya agar peserta didik menghargai ulama terdahulu, selain itu di lingkungan MTs Salafiyah Wonoyoso ini sangat kental nilai-nilai religiusitasnya.

8 85 B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter Pada Peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan Dalam pola pendidikan karakter yang di terapkan di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan terdapat faktor pendukung dan peghambat. Faktor pendukung ini dapat menjadi tongkat kesuksesan dalam pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Sedangkan faktor penghambat merupakan situasi yang akan menghambat kelancaran pola pendidikan karakter pada peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Pada pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghamabat pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Adapun faktor pendukung pendidikan karakter dan penghambat pendidikan karakter diantaranya: 1. Faktor pendukung pendidikan karakter Dalam pelaksanaan pendidikan karakter ada beberapa faktor pendukung pendidikan karakter sebagaimana berikut ini: a. Adanya tokoh masyarakat yang menjadi teladan Berdasarkan analisis peneliti adanya tokoh masyarakat seperti pak kyai menjadi faktor prndukung dalam pendidikan karakter hal ini karena pak kyai dijadikan sebagai tokoh sentral yang dapat mengayomi peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran

9 86 Pekalongan. Di MTs Salafiyah Wonoyoso yang melakukan penyimpangan diberikan arahan dengan mengaji di tempat pak kyai. b. Lingkungan Berdasarkan analisis peneliti Lingkungan MTs Salafiyah Wonoyoso merupakan lingkungan yang kental dengan kereligiusitasnya, hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai yang melekat di masyarakat desa Wonoyoso. Selain itu juga adanya tokoh sentral seperti kyai dapat di jadikan teladan bagi peserta didik. c. Sumber daya pendidik yang mumpuni Suatu hal yang harus di lakukan guru adalah memotivasi peserta didik agar giat dalam belajar selain hal itu guru juga harus menciptakan kondisi belajar yang nyaman serta menyenagkan. Untuk itu seorang guru harus memiliki keahlian-keahlian atau kreativitas yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik di dalam kelas. Berdasarkan analisis peneliti di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan mayoritas guru bisa di katakan memiliki keahlian dalam menyampaikan pembelajaran didalam kelas, dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif serta memiliki kreativitas yang baik. hal tersebut karena guru mendapatkan pelatihan-pelatihan khusus dalam mengajar.

10 87 2. Faktor Penghamabat Pendidikan Karakter Selain faktor pendukung sebagimana yang telah di paparkan di atas, dalam pola pendidikan karakter pada peserta didik di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan tidak luput dari faktor yang menghambat. Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan. Adapun faktor yang menghambat dalam kaitanya dengan pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso Buaran Pekalongan sebagimana berikut ini: a. Faktor intern Menurut Ustad Nasir selaku Waka kurikulum kendala yang di hadapi dari faktor intern masih perlu menyamakan visi dan misi guru dalam mengajar. Berdasarkan analisis faktor intern yang di maksud bahwa ada beberapa guru yang belum memahami makna tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Guru yang memahami makna sebagai seorang pendidik mereka lebih ikhlas dalam mengamalkan ilmu tanpa mengharapkan balasan materi yang lebih, mereka tulus dalam mengajar peserta didik supaya peserta didik memiliki karakter yang berakhlakul karimah. b. Latar Belakang Siswa yang Bervariatif Berdasarkan analisis latar belakang siswa yang bervariatif bisa di katakan sebagai faktor penghambat dalam pendidikan karakter. Hal ini bisa terlihat dalam proses pembelajaran di MTs Salafiyah Wonoyoso,

11 88 bahwasanya tidak semua peserta didik memiliki kecerdasan yang sama atau bahkan memiliki minat dan semangat belajar yang sama. peserta didik di dalam kelas tidak semuanya bersikap aktif, masih ada saja peserta didik yang pasif belajar hal ini disebabkan karena kurangnya minat peserta didik dalam belajar. c. Keterbatasan Waktu Waktu merupakan sesuatu yang sangat penting. Keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang menghambat dalam pendidikan karakter di MTs Salafiyah Wonoyoso. Berdasarkan analisis peneliti pada dasarnya waktu yang di gunakan peserta didik untuk belajar tidak hanya di madrasah mereka lebih banyak waktu yang di habiskan di rumah dan lingkungan pergaulan. Maka apabila di madrasah dalam penanamn karakter sudah baik namun peserta didik salah dalam pergaualan hal ini dapat mempengaruhi karakter peserta didik tesebut, karena lingkungan juga dapat membentuk karakter peserta didik.