BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru"

Transkripsi

1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, didirikan tahun 2008 di atas tanah seluas 24,50 m 2 x 19 m 2 dengan luas bangunan 91 m 2. Status kepemilikannya adalah milik pemerintah (PNPM). TK ini juga beroperasi di tahun 2008 dengan Nomor Induk Sekolah (NSS) Adapun visi dan misi yang diselenggarakan oleh Taman Kanak-kanak Patriotik, yakni Visi dari TK Patriotik adalah Meningkatkan mutu pendidikan dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, guna terciptanya anakanak yang beriman, bertaqwa, kreatif, inovatif, sehat jasmani dan rohani dalam menghadapi tantangan di masa depan. Misi dari TK Patriotik adalah: 1) Menciptakan anak-anak usia dini yang beriman, bertaqwa, dan sehat, cerdas, ceria; 2) Mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak sejak usia dini; 3) Menciptakan anak-anak cerdas, inovatif, dan penuh imajinasi demi memerangi kemiskinan; 4) Membangun kerjasama pendidik, pemerintah, orang tua, masyarakat dan untuk mewujudkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Patriotik ; 5) Memotivasi pendidik menjadikan sekolah sebagai sumber belajar agar menjadi pendidik yang profesional; 6) Membentuk anak-anak usia dini menjadi insan yang patuh beribadah dan berakhlak mulia; 7) Membentuk anak-anak didik menjadi patuh menghormati orang tua dan teman sebaya.

2 44 Berdasarkan data tahun pelajaran 2013/2014, TK Patriotik dipimpin oleh Ibu Asniwaty Ali, S.Pd, M.Pd berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan kualifikasi pendidikan S2. TK Patriotik ini memiliki 7orang guru yaitu Tuti Daud, S.Pd kualifikasi pendidikan S1. Selanjutnya Yuliana Latif selaku peneliti dengan status kualifikasi pendidikan SMK namun sekarang menempuh studi SI Paud di Universitas Negeri Gorontalo, selanjutnya Laila Ismail, dengan kualifikasi pendidikan SMA dan Nivia Hudongi dengan kualifikasi pendidikan SMK. Keduanya sementara melanjutkan studi SI Paud di Universitas Terbuka. Selanjutnya Lanti Ismail dan Rian Abdul dengan kualifikasi pendidikan SMA dan sekarang menempuh studi di Universitas Negeri Gorontalo. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan guru di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014, berdasarkan status kepegawaian, tingkat pendidikan, dan jabatan dapat dilihat dalam table berikut ini. No Tabel 1 Keadaan Guru TK Patriotik Tahun Pelajaran 2013/2014 Nama Pendidik Status Pegawai Pendidikan Terakhir Jabatan 1. Asniwaty Ali, S.Pd, M.Pd PNS S2 Bhs Kepsek / PNS 2. Tuti Daud, S.Pd GTT S1 Paud Guru/GTT 3. Laila Ismail GTT SMA Guru/GTT 4. Yuliana Latif GTT SMK Guru/GTT 5. Nivia Hudongi GTT SMK Guru/GTT 6. Lanti Ismail GTT SMA Guru/GTT 7. Rian Abdul GTT SMA Guru/GTT Sumber Data: TK Patriotik, 2013 Anak didik di TK Patriotik pada tahun pelajaran 2013/2014 secara keseluruhan berjumlah 61 anak. Anak-anak tersebut adalah anak Kelompok A

3 45 yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 17 anak perempuan, dan anak Kelompok B yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Jumlah anak didik ini merupakan kapasitas dari ruangan yang ada. Karakter dan kemampuan anak Kelompok B TK Patriotik sangat beraneka ragam. Hal ini juga disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang beraneka ragam pula. Sebagian besar anak didik Kelompok B TK Patriotik ini berusia 5 sampai 6 tahun. Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Berdasarkan hasil pengamatan selama di kelas kemampuan anak di kelompok B ini rata-rata cukup beragam, ada yang mudah untuk menyerap pengetahuan yang diberikan oleh pendidik dan ada yang lamban. Berikut ini keadaan anak didik Kelompok B TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 dalam tabel di bawah ini. Tabel 2 Keadaan Anak Didik TK Patriotik TP. 2013/2014 Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah Kelompok A Kelompok B Jumlah Sumber Data: TK Patriotik, 2013 Sarana dan prasarana di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari 2 ruang kelas dengan ukuran + 63 m 2, 1 ruang kepala sekolah dengan ukuran 2,90 x 2,50 M 2, 1 ruang tamu dengan ukuran 2,40 x 2,90 m 2 ruang ini dipergunakan untuk kunjungan-kunjungan wali murid dan tamu-tamu luar yang datang, 1 ruang kamar mandi/wc dengan ukuran 1,75 x 1 m 2 dan 1 ruang bermain dengan ukuran 4 x 1,40 m 2. Kesemua ruangan yang dimiliki TK Patriotik dalam

4 46 kondisi baik untuk digunakan. Tiap-tiap ruang ini didesain menarik dengan cat dinding yang berwarna dan dihiasi bentuk-bentuk menarik dan ditempelkan di dinding-dinding kelas. Hal ini bertujuan agar anak tidak bosan berada dalam kelas. Untuk lebih jelasnya keadaan ruang di TK Patriotik tahun pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 3 Keadaan Ruangan TK Patriotik Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Jenis Jumlah Ukuran Ruangan (Unit) (M 2 Kondisi ) 1 Ruang kelas m 2 Baik 2 Ruang Kepsek 1 2,90 x 2,50 m 2 Baik 3 Ruang Tamu 1 2,40 x 2,90 m 2 Baik 4 Ruang KM/WC 1 1,75 x 1 m 2 Baik 5 Ruang Bermain 1 4 x 1,40 m 2 Baik Sumber Data: TK Patriotik, Pelaksanaan Pengumpulan Data Telah dijelaskanbahwa sebelumnya bahwa proses pengumpulan data yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik wawancara. Observasi yang dimaksud adalah mengamati secara langsung aktivitas yang terjadi di TK Patriotik serta aspek-aspek lain yang mungkin berpengaruh dalam kemampuan visual anak. Wawancara digunakan untuk mengetahui secara langsung peran guru dalam mengembangkan metode multisensori dengan cara mewawancarai informan yaitu guru di TK Patriotik Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

5 Deskripsi Hasil Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan wawancara sebagai teknik utama. Dalam hal ini wawancara dilakukan peneliti terhadap guru yang berada di TK Patriotik Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mengembangkan metode multisensori di Kelompok B TK Patriotik. 1. Guru sebagai pendidik dan pengajar Peran guru sebagai pendidik dan pengajar, bukan hanya menyampaikan informasi tetapi masih banyak kegiatan lain yang harus dilakukan guru agar proses pengajaran mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan tersebut guru haruslah bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran yang menarik. Metode multisensori merupakan salah satu metode pembelajaran yang digunakan guru di TK Patriotik Desa Bube Baru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran di TK media gambar sangat dominan atau media alternatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran karena media gambar ini sangat disukai oleh Anak usia dini yang sedang senangnya bermain apalagi dengan gambar. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar sangat baik diberikan kepada anak sedini mungkin. Tujuan pembelajaran ini tidak lain agar anak sejak dini dapat berpikir logis dan sistematis melalui pengamatan terhadap gambar-gambar menarik yang terdapat disekitar anak. Terkait dengan peran guru sebagai pendidik dan pengajar, untuk mengetahui secara objektif cara guru mengajar dengan menggunakan metode

6 48 multisensori, peneliti menayakan kepada informan bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan metode multisensori? berikut jawaban mereka : Mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah dengan menggunakan media gambar. Media gambar yang digunakan guru yaitu gambar yang memiliki warna dan ukuran yang relatif serta sederhana sehingga menarik bagi anak. Guru terlebih dahulu memperlihatkan gambar yang akan dipelajari anak, anak disuruh untuk memperhatikan gambar tersebut kemudian meminta anak untuk menyebutkan benda yang ada dalam gambar tersebut. Setelah itu guru mulai bercerita tentang gambar tersebut dengan mimik dan intonasi yang sesuai sehingga anak mudah memahami apa yang diceritakan. (ww.nh/selasa, 24 September 2013). Jawaban yang serupa di sampaikan oleh Kepala TK (ww.aa/selasa, 24 Septermber 2013) bahwa: Dalam mengajar dengan menggunakan metode multisensori lebih memberi kesempatan kepada anak untuk bisa bereksplorasi terhadap apa yang dia lihat. Seperti dengan mengguankan media gambar, guru memperlihatkan gambar yang akan dipelajari kemudian memberi kesempatan kepada anak untuk dapat menjelaskan gambar tersebut. Guru memperhatikan keterlibatan indera anak terutama indera penglihatan dalam merespon gambar yang diperlihatkan. Dari kedua jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar menggunakan metode multisensori dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan sensori anak terlebih sensori visual. Penggunaan metode multisensori dengan menggunakan media gambar ini dapat mempermudah anak untuk berpikir serta anak akan lebih paham, karena pembelajaran akan lebih konkrit dan realistis. Pemafaatan media gambar sangat efektif karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang disampaikan guru.

7 49 Pertanyaan selanjutnya yaitu Apakah dalam menggunakan metode multisensori dapat mengembangkan perkembangan pada anak TK? Berikut jawaban yang diperoleh dari guru TK (ww.nh/selasa, 24 September 2013) mengemukakan bahwa : Metode multisensori adalah metode yang melibatkan lebih dari satu indera sehingga dapat mengembangkan perkembangan anak. Dengan melihat gambar yang disajikan oleh guru anak dapat berpikir dan menyebutkan gambar tersebut untuk mengembangkan perkembangan kognitif dan bahasa anak serta anak dapat meniru gambar tersebut sehingga mengembangkan motorik anak. Senada dengan jawaban di atas, Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 24 September 2013) menambahkan bahwa: Belajar yang baik adalah bersifat multi inderawi. Siswa belajar dengan gayanya msing-masing seperti halnya melalui penglihatan, pendengaran atau gerakan. Dengan menggunakan metode multisensori ini, semua gaya belajar itu akan terlayani sehingga semua siswa terlayani dan proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Dengan demikian aspek perkembangan anak dapat berkembang. Pendapat informan di atas menggambarkan bahwa mengajar dengan menggunakan metode multisensori dapat meningkatkan aspek perkembangan anak. Dengan melibatkan alat inderanya anak akan menemukan sesuatu melalui apa yang di lihat dan di dengar. Anak akan menemukan konsep, menambah perbendaharaan ketika anak berinteraksi. Mengajar dengan menggunakan metode multisensori di Kelompok B TK Patriotik guru mengalami kendala. Untuk mengetahu kendala yang dihadapi, peneliti memberikan pertanyaan Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam

8 50 mengajar menggunakan metode multisensori? Diungkapkan oleh guru TK (ww.nh/selasa, 24 September 2013), bahwa: Mengajarkan anak dengan menggunakan metode multisensori melalui media gambar sesuai Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun, biasanya guru mengalami kendala yaitu anak sering berebutan untuk bisa melihat gambar lebih dekat karena ukuran gambar yang terbatas untuk kelompok yang besar. Senada dengan pendapat diatas, Kepala TK (ww.aa/selasa, 24 September 2013), menambahkan bahwa : Penggunaan metode multisensori memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun anak, dan tidak semua guru serta anak memilikinya. Adapun kendala yang dihadapi pada saat mengajar dengan menggunakan metode multisensori anak adalah terkadang ada anak yang tidak memperhatikan dengan baik, karena media yang tidak sesuai dengan kondisi anak sehingga anak kurang mampu memahami makna yang dipesankan oleh guru. Dari jawaban informan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori memiliki kendala seperti dalam hal daya tarik gambar sebagai media pembelajaran bergantung pada keadaan siswa. Oleh karena itu,diperlukan beberapa pertimbangan guru dalam menggunakan media gambar diantaranya adalah kesesuaian gambar dengan rencana pembelajaran, sasaran belajar yaitu anak TK, situasi dan kondisi tempat ruang belajar. Peneliti disamping melakukan wawancara juga mengadakan observasi pada hari Rabu tanggal 25 September 2013 terkait kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru Kelompok B TK Patriotik dengan menggunakan metode multisensori melalui media gambar. Hasil observasi terhadap kegiatan

9 51 pembelajaran yang di lakukan TK Patriotik dalam mengembangkan metode multisensori sudah dengan baik dari tahap persiapan menyiapkan Rencana Kegiatan Harian, media pembelajaran yang akan di gunakan, tahap pelaksanaan dari membuka pembelajaran, memberikan motivasi, apersespsi, mengadakan interaksi dengan anak didik, cara mengajar dan menggunakan media, mengorganisasi anak secara kelompok maupun individu, mengadakan pendekatan dan bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, mengadakan penilaian dan menutup kegiatan pembelajaran serta memberikan penguatan terhadap anak didik. Namun guru belum dapat menggunakan waktu secara maksimal sesuai dengan RKH yang telah disusun, namun itu semua merupakan masukan yang harus dipertimbangkan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dari uraian wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat menggunakan media gambar sebagai alat untuk menunjang pembelajaran dalam mengembangkan metode multisensori. Sebagaimana media lainnya, media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari guru ke anak. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan metode multisensori dengan menggunakan media gambar pada pembelajan kendala yang dihadapi guru adalah seperti ada anak yang ingin melihat gambar dari dekat

10 52 sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak lain dan kegiatan pembelajaran kurang efektif. Akan tetapi hal tersebut dapat di atasi oleh guru. 2. Guru sebagai Pengelola Kegiatan Belajar Guru selain mendidik dan mengajar juga sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru dapat membuat rencana terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, agar pada saat pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mudah diterima oleh anak, serta anak tidak merasa bosan dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru merupakan seseorang yang berperan penting terhadap anak-anak didik, sehingga menjadi anak yang berkualitas dan inovasi. Guru tidak hanya mengelola kegiatan belajar mengajar, tetapi bagaimana guru bisa menciptakan suasana di dalam dan di luar kelas menjadi tenang, aman dan nyaman bagi anak. Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, tidak berfokus disatu tempat saja, namun buatlah diberbagai tempat, sehingga anak merasa senang pada saat kita memberikan kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru menggunakan media gambar sebagai sebagai alat sumber belajar, untuk mengembangkan metode multisensori. Sesuai pertanyaan yang diajukan oleh informan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 01Oktober 2013 mengenai, bagaimana cara guru mendesain pengelolaan kegiatan mengajar di luar kelas melalui metode multisensori?, dapat diuraikan sebagai berikut. Cara guru dalam mendesain pengelolan kegiatan mengajar di luar kelas melalui metode multisensori adalah dengan mendayagunakan lingkungan sekitar

11 53 sekolah sebagai sumber belajar. Sebagaimana dikemukakan guru TK (Ww.NH/Selasa, 01 Oktober 2013) bahwa: Cara guru mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar di luar kelas yaitu dengan mengajak anak jalan-jalan disekitar sekolah. Anak diajak melihat keadaan disekitar sekolah dengan tujuan untuk mengetahu apa saja yang di temui anak diluar kelas. Setelah kembali kedalam kelas, guru memberi kesempatan kepada anak yang ingin bercerita tentang apa yang dilihat di luar kelas. Kemudia guru menugaskan kepada anak untuk menggambar bebas tentang benda apa saja yang ditemui di luar kelas tadi. Sesuai dengan pendapat diatas, Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa: Peran guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar diluar kelas yaitu dengan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar diluar kelas. Misalnya dalam kegiatan menggambar bebas, guru telah menyiapkan tempat, alat dan bahan yang akan di gunakan untuk melakukan kegiatan di luar kelas. Berdasarkan pendapat kedua informan tersebut, menunjukkan bahwa secara garis besar guru memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Guru sangat berperan terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu sebaiknya guru harus lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran yang menarik dalam menggunakan metode multisensori, agar tidak membosankan anak untuk belajar tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar kelas. Media alat peraga yang disediakan tidak harus mahal tetapi bisa dibuat sendiri oleh guru karena gurulah yang sangat berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar. Terkait dengan pembelajaran menggunakan metode multisensori, peneliti memberikan pertanyaan kepada informan Sebutkan langkah langkah mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode

12 54 multisensori! Berdasarkan wawancara dengan Kepala TK (Ww.AA/Selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa: Langkah langkah yang dilakukan guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah dengan menyusun rencana kegiatan harian, guru menentukan kegiatan apa yang akan di belajarkan. Guru perlu menata lingkungan belajar di dalam maupun di luar kelas yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif dan melakukan eksplorasi aktif terhadap bendabenda yang ada di lingkungan sekitarnya. Disamping itu guru juga perlu memilih dan menyediakan bahan bahan dan media pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan anak. Penjelasan diatas dipertegas kembali oleh guru TK (ww.nh/selasa, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa: Langkah langkah yang dilakukan guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode multisensori adalah guru memilih atau menentukan materi pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan memberikan kebebasan dan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang di lihat. Guru mengarahkan kepada anak untuk dapat memfungsikan semua alat inderanya selama mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru memberikan tugas kepada anak, selanjutnya melakukan evaluasi untuk mengukur tercapainya tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode multisensori. Berdasarkan wawancara terhadap kedua informan bahwa langkah-langkah yang dilakukan untuk mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori yaitu terlebih dahulu menyusun rencana kegiatan harian, menyiapkan media seperti gambar untuk mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Terkait dengan membuat desain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori, peneliti memberikan pertanyaan selanjutnya yaitu Apa manfaat bagi guru membuat desain pengelolaan kegiatan belajar

13 55 mengajar dengan menggunakan metode multisensori? berdasarkan wawancara guru TK (Ww.NH/Senin, 01 Oktober 2013) menjelaskan bahwa: Manfaat yang saya peroleh dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah anak akan mudah memahami pembelajaran yang diberikan dan merasa nyaman terhadap suasana yang diciptakan. Anak tidak merasa bosan ketika guru memberikan pembelajaran, karena suasana yang diciptakan oleh guru sangat sesuai dengan keadaan anak. Anak menyukai gambar, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan secara menarik sehingga menambah semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sangat brmanfaat bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Pendapat di atas, dipertegas kembali oleh Kepala TK terhadap manfaat yang diperoleh guru dalam mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori (Ww.AA/Senin, 01 Oktober 2013) bahwa: Manfaat bagi guru dalam membuat desain pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah terciptanya suasana pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisisen demi tercapainya tujuan pembelajaran. Karena suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur, mengelola kelas dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Disini jelas sekali bahwa mendesain pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif sangat bermafaat dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif pula. Berdasarkan wawancara di atas, dapat dikatakan bahwa mafaat yang di peroleh guru mendesain pengelolaan kegiatan mengajar dalam mengembangkan metode multisensori yaitu terciptanya suasana pembelajaran yag menarik sehingga membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di Kelompok B TK Patriotik bahwa dalam proses belajar mengajar, guru memiliki

14 56 peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Dengan kata lain tugas dan peran guru yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat mengelola kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode mengajar dan media dengan baik. Peran guru sebagai pendidik dan pengajar merupakan salah satu tugas dari guru untuk mendidik dan membimbing anak menjadi anak yang cerdas, berkualitas dan inovasi. Guru tidak hanya mendidik tetapi memberikan pembelajaran-pembelajaran yang menarik untuk anak, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan memiliki tujuan yang diharapkan oleh guru itu sendiri. Melalui pengembangan metode multisensori dengan menggunakan media gambar, guru dapat menilai sejauh mana perkembangan dalam proses kegiatan belajar berlangsung. Pada dasarnya kesadaran guru memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan proses modifikasi dalam mengembangkan metode multisensori dengan cara menggunakan media gambar pada anak Kelompok B di TK Patriotik. Adapun cara yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan metode multisensori anak Kelompok B adalah menggunakan media gambar. Media gambar adalah suatu gambar yang dibuat sendiri oleh guru menjadi lebih menarik. Guru menggunakan media gambar ini untuk menarik perhatian anak dalam belajar dan mengembangkan multisensori mereka. Melalui penggunaan metode multisensori dapat mengembangkan perkembangan pada anak TK.

15 57 Dalam proses pembelajaran, ada beberapa kendala yang dihadapi guru pada saat mengembangkan metode multisensori menggunakan media gambar di Kelompok B TK Patriotik yakni ada anak yang tidak memperhatikan dengan baik karena medianya yang ukuranya terbatas untuk kelompok yang besarakan tetapi hal tersebut dapat di atasai oleh guru dengan mengkondisikan tempat duduk anak, yang kecil di depan. Guru juga memberikan selingan lagu-lagu yang sesuai dengan materi pada saat itu ketika pembelajaran berlangsung, supaya anak terhibur dan tidak merasa bosan. Guru bukan hanya sebagai pendidik tetapi mengelola kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan metode multisensori agar memberikan suasana yang menyenangkan bagi anak adalah menyiapkan tempat yang nyaman bagi anak, membuat media yang menarik, agar termotivasi anak untuk belajar, sehingga kemampuan anak untuk melihat bisa berkembang. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap gambar yang dilihatnya. Guru dapat memberikan penguatan dan bimbingan kepada anak yang belum bisa mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran. Manfaat bagi guru dalam membuat desain pengelolaan kegiatan mengajar dengan menggunakan metode multisensori adalah kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai degan apa yang di harapkan sehingga tujuan pembelajaranpun dapat tercapai secara optimal karena sebelumnya guru telah menyiapkan segala sesuatu yang akan di gunakan dan di butuhkan anak dalam proses kegiatan belajar. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung interaksi guru dengan

16 58 anak dapat di tingkatkan dengan tanya jawab. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat tercipta suasana yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan anak dalam proses kegiatan pembelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Profil PAUD Mentari 2 PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Lokasi PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan terutama disekolah-sekolah, dimana proses belajar-mengajar adalah intinya dan pendidikan harusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Setiap anak adalah unik yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Anak bukanlah orang dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 HAND OUT MATA KULIAH KELOMPOK BERMAIN KODE MK/SKS : UD 408/2 SKS 1 O L E H : N I N I N G S R I N I N G S I H, M. P D N I P. 1 3 2 3 1 6 9 3 0 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Profil TK Dharma Wanita Tawangrejo TK Dharma Wanita Tawangrejo adalah Taman Kanakkanak dibawah Yayasan Dharma Wanita Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak-anak merupakan dunia yang khas yang diindera dan dipersiapkan oleh anak-anak sesuai dengan kemampuan pikiran, perasaan, imajinasi dan pengalaman mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini merupakan masa yang paling vital bagi kehidupan anak sebab apa yang terjadi pada masa kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini, memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran mengenal konsep pengurangan bagi anak usia dini sangat penting diajarkan. Kemampuan mengenal konsep pengurangan merupakan dasar bagi anak untuk

Lebih terperinci

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah istilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi pendidikan anak usia dini mempunyai tujuan untuk membantu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Penelitian dan Karakteristik Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Penelitian dan Karakteristik Penelitian. Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Bougenvil yang berlokasi 1,5

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajan Mata Pelajaran Fiqih di

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajan Mata Pelajaran Fiqih di BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di MA Al-Hikmah Langkapan Srengat, peneliti memperoleh data-data di lapangan yang sesuai dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berusia antara 0 sampai enam tahun (Masnipal, 2013). Usia dini merupakan usia emas bagi anak. Usia tersebut merupakan usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Siska Novalian Kelana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi, salah satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun. Anak usia tersebut dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 2 Suwawa secara resmi didirikan tahun 1950 dengan nama SDN 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 2 Suwawa secara resmi didirikan tahun 1950 dengan nama SDN 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat SDN 2 Suwawa SDN 2 Suwawa secara resmi didirikan tahun 1950 dengan nama SDN 2 Boludawa dengan status negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya 40 BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN A. Sejarah Berdiri PAUD Aisyiyah Kasihan Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus pimpinan cabang Aisyiyah kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2012 2013 Disusun Oleh : WURYANINGSIH A53BO90214 PROGRAM STUDI PG

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEMANDIRIAN MELALUI MEDIA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK A TK KUSUMA MULIA WONOREJO KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam bentuk tema. Pembahasan hasil penelitian ini dimasudkan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya mutu pendidikan yang dapat diartikan kurang efektifnya proses

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya mutu pendidikan yang dapat diartikan kurang efektifnya proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Salah satu penyebab menurunnya kualitas manusia Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan yang dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran, penyebabnya

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN

PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN PROFIL PAUD GLOBAL INSANI RAHMAN I. Pendahuluan Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dengan kemajuan bidang pendidikan dan teknologi di negaranya. Pendidikan dan penguasaan teknologi akan mengantarkan suatu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Disusun Oleh: W A R S I Y A H N I M : A53B090051 2 0 1 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa berperan menampilkan keunggulan potensi yang dimilikinya, yang kreatif, mandiri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Nahri Kadullah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini. PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM Puji Hartini Pendahuluan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau acuan cara lain yang dikenal dan diakui oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Jean Peaget, anak usia dini berada pada tahapan sensori motorik dan praoperasional, yaitu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC. JATIYOSO KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. nama SDN BOING kemudian berubah nama menjadi SDN Guntung Payung 4

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. nama SDN BOING kemudian berubah nama menjadi SDN Guntung Payung 4 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Sejarah singkat SDN Guntung Payung 4 Banjarbaru didirikan sejak tahun 982 dengan nama SDN BOING kemudian berubah nama menjadi SDN Guntung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK Kemampuan membaca anak Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Lubuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh pendidikan sangat dirasakan penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan proses interaksi antara pendidik (orang tua, pengasuh, guru) dengan anak usia dini secara terencana untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan dasar anak. Perkembangan dasar anak usia dini memerlukan stimulus

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B 1 RA. KUSUMA MULIA TURUS KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar pembelajaran yang akan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan sebelum anak memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 3 yaitu 2 guru dan 1 kepala sekolah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 3 yaitu 2 guru dan 1 kepala sekolah. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RA Mluweh Ungaran Timur pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subyek yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan pendidikan yang bermutu akan membuat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kognitif memiliki peran penting bagi perkembangan hidup anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang karena hampir semua hal yang dilakukan dalam hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013

PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013 PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG III KALIKOTES KLATEN 2012 / 2013 DI SUSUN OLEH SRI MARYANI A53B090046 Tahun 2012 PENINGKATAN KREATIVTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Data Perusahaan Westin School adalah sekolah yang mengajarkan siswa dari Kelompok Bermain sampai Sekolah Menengah Atas pelajaran dengan kurikulum pemerintah dan Singapura.Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELAS A PAUD AL-HIDAYAH ACEH BESAR. Isthifa Kemal 1 Sari Yuanita 2 ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELAS A PAUD AL-HIDAYAH ACEH BESAR. Isthifa Kemal 1 Sari Yuanita 2 ABSTRAK PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELAS A PAUD AL-HIDAYAH ACEH BESAR Isthifa Kemal 1 Sari Yuanita 2 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya perubahan yang dilakukan manusia, oleh karena itu pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri sehingga akan melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak TK merupakan bagian dari anak anak usia dini yang berada pada rentang usia 4 6 tahun. Pada usia ini, anak memiliki motivasi yang kuat untuk mengenal lingkungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui binbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TINJAU DARI KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN DAN FREKWENSI BELAJAR PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan serangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan software edukatif di indonesia saat ini sangat tampak semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pasal 3 UU RI no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo

Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo 1 MENINGKATKAN KONSENTRASI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA ANAK TK TINELO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,

Lebih terperinci