PENGEMBANGAN PBR (PEMBELAJARAN BERBASIS RISET) DALAM MATA KULIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PBR (PEMBELAJARAN BERBASIS RISET) DALAM MATA KULIAH"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PBR (PEMBELAJARAN BERBASIS RISET) DALAM MATA KULIAH Oleh Prof. Drs. Dafik, M.Sc, Ph.D. Disampaikan pada acara FGD PBR untuk bahan penyusunan Pedomana Implementasi PBR di Lingkungan Universitas Jember LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER DESEMBER P a g e

2 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Teori Pendukung Terlaksanaanya PBR 3. Strategi Mewujudkan PBR dalam Mata Kuliah 4. Sintaksis Penerapan PBR dalam Perkuliahan 5. Rekomendasi Terlaksananya PBR di Lingkungan UNEJ 6. Saran Terialisasinya PBR dalam Mata Kuliah DAFTAR RUJUKAN 2 P a g e

3 1. Pendahuluan Secara umum budaya penelitian di perguruan tinggi Indonesia masih belum menggembirakan, hal ini ditunjukkan dengan data yang bersumber dari SJR (Scimago Journal and Country Rank) 2014, lihat Gambar 1. Dibandingkan dengan lima negara asean yaitu Singapore, Malaysia, Thailand dan Philipine, negara Indonesia menempati posisi terbawah dengan hanya memiliki artikel yang dipublikasi di journal internasional terindeks Scopus. Padahal tantangan nyata perguruan tinggi ke depan adalah bagaimana menjadikan perguruan tinggi itu memiliki label World Class University (WCU) supaya dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya secara global, lebih-lebih pada era Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) sekarang ini. Kegiatan penelitian dipahamai sebagai core concern yang harus dikembangkan untuk menuju ke WCU. Universitas harus memberikan perhatian besar terhadap terciptanya budaya penelitian dan mutu penelitian sehingga kegiatan penelitian dipahami oleh seluruh civitas akademika yaitu Dosen, Mahasiswa dan Staf untuk dijadikan indikator utama pengembangan universitas. Aktivitas penelitian harus dijalankan di setiap kegiatan akademik manapun, di kegiatan sehari-hari, di lab, di lapangan, di forum dan diskusi ilmiah, di kelompok atau kajian ilmiah dan termasuk di dalam kelas pembelajaran. Intinya kegiatan penelitian harus diintegrasikan dalam akvitas belajar dan pembelajaran dosen dan mahasiswa. Gambar 1. Grafik perbandingan jumlah publikasi ilmiah empat negara asean Pada level internasional perguruan tinggi terbagi dalam dua kategori besar yaitu perguruan tinggi yang fokus pada pembelajaran kemudian dinamakan teaching-university, dan perguruan tinggi yang lebih fokus pada aktivitas penelitian kemudian dikenal dengan nama research university. 3 P a g e

4 Menjadi teaching university, walaupun tidak terlalu menjanjikan di era global sekarang ini, asalkan dikelola dengan baik, bukanlah hal yang buruk, artinya universitas dapat menerima dan mengelola program-program undergraduate, atau profesi, serta mengelola pembelajaran dengan baik sehingga menghasilkan lulusan yang handal dan berdaya saing global. Namun demikian menjadi researchuniversity merupakan pilihan terbaik di masa yang akan datang, karena beberapa indikator performansi perguruan tinggi terbaik sekarang adalah menekankan pada pentingnya penelitian dosen dan mahasiswanya. Hanya dengan indikator penelitian yang baguslah universitas mendapatkan label universitas ternama di dunia. Universitas akan dikatakan terbaik dalam kegiatan risetnya apabila universitas mendapatkan label WCRU (World Class Researh University). Bagaimana label ini dapat diperoleh? Salah satunya dengan mengintegrasikan kegiatan risetnya dalam setiap pembelajaran. Terkait kegiatan riset di perguruan tinggi, UU Pendidikan tinggi sudah dengan jelas tentang menjelaskan, terutama di pasal 45 dan 46. Pasal Penelitian di Perguruan Tinggi diarahkan untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. 2. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sivitas Akademika sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik. 3. Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan jalur kompetensi dan kompetisi. Pasal 46 Hasil Penelitian bermanfaat untuk: a. pengayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta pembelajaran; b. peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kemajuan peradaban bangsa; c. peningkatan kemandirian, kemajuan, dan daya saing bangsa; d. pemenuhan kebutuhan strategis pembangunan nasional; dan perubahan Masyarakat Indonesia menjadi Masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang Standar nasional Pendidikan Tinggi juga memperkuat pentingnya kegiatan penelitian di perguruan tinggi. Didalam Permendikbud ini dijelaskan bahkan standard nasional pendidikan tinggi terdiri dari 24 standar yaitu 8 standar nasional pendidikan, 8 standar nasional penelitian dan 8 standar nasional pengabdian. Rincian 8 standar penelitian adalah sebagai berikut standar hasil penelitian; standar isi penelitian; standar proses penelitian; standar penilaian penelitian; standar peneliti; standar sarana dan prasarana penelitian; standar pengelolaan penelitian; dan standar pendanaan dan pembiayaan penelitian. Munculnya standar penelitian secara tepisah ini jelas semakin mempertegas bahwa terbentuknya research university sudah mendapatkan wadah khusus dalam Permenristekdikti No 44 tahun 2014 ini. Permasalahannya sekarang, siapkah Universitas Jember menuju ke arah research university, atau dengan istilah lain menciptakan University Scholar. Jawabannya sejauh mana 4 P a g e

5 keberadaan infrastruktur dan suprastruktur yang mendukung kearah terciptanya kegiatan riset ini. Kemudian bagaimana existing condition kepemilikan publikasi civitas akademika universitas jember sekarang? jawabanya data dalam Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi kita masih jauh dari harapan. Universitas jember berada pada posisi 25 dalam kepemilikan artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam scopus pada tahun Gambar 2. Grafik perbandingan jumlah publikasi ilmiah sepuluh universitas di Indoneisa Dengan demikian kerja keras kearah ini, harus segera dimantapkan, dan payung hukum terutama dalam statuta dan keputusan rektor terkait revitalisasi research harus segera dikembangkan. Misalnya mengembangkan laboratorium atau kelompok kajian, grup penelitian untuk bidang kajian yang interdisipliner dan multidisipliner, mengembangkan program visiting researcher atau scholar, magang penelitian, insentif international conference dan publikasi ilmiah, dan lain sebagainya termasuk yang paling penting adalah mengintegrasikan penelitian dalam pembelajaran. Integrasi penelitian dalam pembelajaran, selanjutnya dikenal dengan istilah Pembelajaran Berbasis Riset atau Research Based Learning. Pembelajaran Berbasis Riset (PBR/RBL) didasari filosofi konstruktivisme yang mencakup 4 (empat) aspek yaitu: pembelajaran yang berbasis masalah dan masalah harus muncul dari masalah dalam penelitian yang dikembangkan oleh penelitian dosen, pembelajaran dengan mengembangkan prior knowledge yang mutakhir berdasarkan hasilhasil penelitian mutakhir, mengumpulkan, menganalisa data dan menguji kebenaran hasil analisa, dan terakhir adalah mengembangkan laporan dan publikasi. Menyadari bahwa PBR sangat melekat pada tugas tridarma kita sebagai dosen, maka penerapan PBR dalam mata kuliah di lingkungan Universitas Jember ini menjadi sangat penting. 5 P a g e

6 2. Teori Pendukung Terlaksanaanya PBR PBR merupakan metode pembelajaran yang menggunakan contextual learning, authentic learning, problem-solving, cooperative learning, hands on & minds on learning, dan inquiry discovery approach. Target dari penerapan PBR adalah mendorong terciptanya keterampilan berfikir tingkat tinggi pada diri dosen dan mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya dijejali denngan informasi dan ilmu pengetahuan namun harus dibawa ke level yang tinggi yaitu creating atau comunicating. Pencapaian sampai level ini dalam teori pembelajaran dikenal dengan tercapainya keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterjemahkan dari kalimat Higher Order Thinking Skills (HOTS). Gambar 3. Taxonomy Bloom yang direvisi Secara teoritis keterampilan berfikir tingkat tinggi terkait langsung dengan hirarki taksonomi yang diajukan oleh Bloom (1956). Bloom membagi level berfikir kedalam enam level, yaitu knowledge (Recall or locate information), comprehension (Understand learned facts), application (Apply what has been learned to new situations), analysis ( Take apart information to examine different parts ), synthesis (Create or invent something; bring together more than one idea) dan evaluation (Consider evidence to support conclusions). Kemudian perkembangan selanjutnya Anderson L, and Krathwohl, D. (2001) dalam bukunya yang berjudul Assessing: A Revision of Bloom s Taxonomy yang dipublikasi oleh Publishing Co, New York, US merevisi level taxonomi ini menjadi remembering, understanding, applying, analysing, evaluating, creating, Lihat Gambar 3. Hasil revisi dari Anderson and Krathwohl inilah yang kemudian dengan mudah diterima oleh banyak saintisi dan praktisi sehingga keberadaannnya selalu menjadi rujukan dari perkembangan teori pembelajaran. Dalam perkembangannya remembering, understanding, applying dikategorikan dalam recalling dan processing (yaitu Lower Order Thinking Skill (LOTS)), sedangkan analysing, evaluating, creating dikategorikan dalam creative thinking (yaitu Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dalam perspektif penelitian tahapan keterampilan berpikir tingkat tinggi itu dialami oleh peneliti melalui: (1) Mengingat, yaitu kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan yang tersimpannya (setelah melakukan proses observasi terhadap fenomena yang 6 P a g e

7 dihadapinya) terkait beberapa fakta dan fenomena (2) Memahami, yaitu kemampuan memahami konsep-konsep apa sajakah yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapinya; (3) Menerapkan, setelah menetapkan konsep yang sesuai yang dipakai untuk memecahkan sebuah masalah, selanjutnya mencoba menentukan solusinya dengan indikator yang telah ditetapkan dalam konsep atau prosedur (4) Menganalisis, yaitu membuktikan dan memberikan alasan logis atau kritis dengan cara menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya untuk menguji kebenaran secara logis; kemudian (5) Mengevaluasi, yaitu kemampuan melakukan pemeriksaan ulang dengan cara melakukan simulasi spesifik, bisanya dilakukan melalui computer programming, atau melalui focus group discussion untuk mencari contra example-nya, dan terakhir adalah (6) Mengkreasi atau mengkomunikasi, yaitu kemampuan memadukan unsur unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren dalam bentuk teori baru, desain atau model baru, atau prototipe baru. Gambar 4. Hubungan Triple Helix Keenam tahapan keterampilan berpikir tingkat tinggi ini tidak mudah untuk dilaksanakan. Dibutuhkan sebuah perencanaan yang sistematis untuk menerapkannya, keterlibatan beberapa unsur terkait menjadi penting, unsur-unsur itu adalah dosen, kelas perkuliahan dan research group. Ketiga unsur itu dipandang sebagai relasi triple helix yang tidak dapat dipisahkan sebagaimana Gambar 4. Dosen mempunyai fokus kajian, kemudian dosen memaparkan kajiannya di depan kelas, melalui model problem posing dikembangkanlah masalah yang bersumber dari masalah dalam kelompok kajian, selanjutnya kelas dilibatkan untuk melakukan tahapan 1-5 dalam tahapan HOTS di atas. Kemudian kelompok research group melanjutkannya dengan mengulangi tahapan 1-5 dan menyempurnakannya dengan tahap 6 yaitu menciptakan lemma, teorema, koralari atau konjektur baru. Secara umum relasi triple helix di atas merupakan dasar pelaksanaan pembelajaran berbasis penelitian (RBL=research based learning). PBR adalah sebuah model pembelajaran yang menjadikan masalah dalam kelompok penelitian sebagai bahasan utama dalam perkuliahan. Seorang dosen dalam perkuliahan tidak hanya menyajikan konsep-kosep lama, konsep yang tidak fenomenal apalagi tidak kontekstual sesuai dengan perkembangan jaman atau ilmu itu sendiri, namun seorang dosen harus menyajikan kajian-kajian sesuai dengan temuan-temuan sesuai dengan perkembangan ilmu terkini dalam kelompok kajian. Pelaksanaan pembelajarannya didasari oleh filosofi konstruktivisme yang ditandai dengan penerapan contextual teaching and learning approach, discovery learning, project based learning, dan juga mencakup empat aspek yaitu: 7 P a g e

8 pembelajaran yang berbasis problem posing (masalah yang diajukan berdasarkan penelitian yang dikembangkan oleh dosen dalam kelompok kajian), pembelajaran berbasis recently prior knowledge yaitu berdasarkan hasil-hasil penelitian baru dan mutakhir, penetapan procedure pemecahan masalah sesuai dengan metodologi penelitian modern, dan terakhir menganalisa dan menguji kebenaran data. Gambar 5. Tabel empat fokus integrasi penelitian dalam pembelajaran Research-led: Membelajarkan riset-riset terkini dalam perkuliahan Pembelajaran diperkaya dengan hasil penelitian terkini dosen, peneliti dalam atau luar negeri melalui browsing repository, international scientific indexing database Research-oriented: Membelajarkan teknik atau metode penelitian dalam setiap perkuliahan Pembelajaran dibahas tentang metode-metode penelitian modern dalam melakukan riset, baik penelitian tindakan, eksperimen dan penelitian pengembangan kualitatif maupun kuantitatif terkait perkuliahan yang diampunya. Research-based: Pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk melakukan riset. Pembelajaran tidak hanya mengajarkan metode-metode penelitian modern dalam melakukan riset, namun melibatkan mahasiswa seara aktif dalam penelitian dengan menerapkan inquire, problem atau project based learning. Research-tutored: Diskusi, debat atau brainstorming untuk mengkiritisi penelitian. Dalam hal ini pembelajaran diwarnai dengan diskusi, debat atau brainstorming untuk mengkiritisi hasil-hasil penelitian dalam bentuk seminar atau workshop.penelitian Terdapat empat fokus integrasi penelitian dalam pembelarajaran, lihat Gambar 5, kemudian keempat fokus ini dapat di tampilkan dalam empat kuadran cartesian sebagaimana Gambar 6. Keempat kuadaran ini menjelasakan tentang interaktivitas mahasiswa dalam pembelajaran dan konten penelitian dalam pembelajaran terhadap mode persentase integrasi penelitian dalam pembelajaran. Dengan membaca searah jarum jam, mulai dari Kuadran I, II, III, IV dapat dijelaskan bahwa sebagian besar status pembelajaran mata kuliah di Universitas Jember adalah sebagai berikut: I (10%), kebanyakan metode penelitian diajarkan terpisah melalui mata kuliah metode statistik, metode penelitian atau statistik inferensial; II (10%) belum banyak dosen yang memanfaatkan researchgate sebagai sumber referensi dan komunikasi dalam bidang research, sebagian besar banyak mengacu pada pemanfaatan textbook; III (7.5%), hanya ada pada mata kuliah reading course, kapita selekta, jarang sekali dosen dan mahasiswa membahas hasil-hasil penelitian orang lain dan termasuk melacaknya bagaimana mereka memperolehnya; terakhir IV (5%) keterlibatan mahasiswa dalam mata kuliah untuk melakukan penelitian sangat jarang dilakukan, dosen lebih senang mentransfer ilmu dibandingkan melibatkan mahasiswa dalam proses 8 P a g e

9 inquire atau discovery, dosen lebih senang mahasiswa mengamati, memahami dan menerapkan dibandingkan mahasiswa menganalisa, mengevaluasi dan mengkreasi. Gambar 6. Kuadran kartesian empat fokus integrasi penelitian dalam pembelajaran Selanjutnya penerapan PBR akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Mendorong dosen untuk melakukan penelitian yang spesifik untuk kemudian meng update keilmuannya dengan membaca dan memanfaatkan hasil penelitian orang lain sebagai bahan pembelajaran; 2) Mendorong peran peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan menjadi mitra aktif dosen dalam penelitian; 3) Mahasiswa terbiasa melakukan proses berfikir dengan pendekatan saintifik sehingga trampil mengidentifikasi persoalan serta memecahkannya dengan kaidah-kaidah ilmiah yang baik; 4) Mahasiswa memiliki kemandirian, logis, kritis, dan kreatif sehingga memberikan peluang tumbuhnya keterampilan berfikir tingkat tinggi pada diri mahasiswa; 5) Peserta didik dilatih memiliki etika, khususnya etika menjauhkan diri dari perilaku buruk seperti pelanggaran copyright dan plagiarisme; 6) Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah perguruan tinggi yang bersumber dari kelompok penelitian atau kajian dosen sehingga jumlahnya meningkat. Karakteristik pelaksanaan PBR tersebut adalah: i) terbangunnya kemampuan mahasiswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja; ii) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan mahasiswa terkait dengan research interest dosen atau masalah terbuka dari payung penelitian dosen, bisa diajukan mahasiswa namun dielaborasi dengan permasalahan yang berkembang dalam research interest dosen; iii) terbangunnya kemampuan mahasiswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan; iv) terciptanya tanggung jawab mahasiswa yang secara kolaboratif untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan dengan metodologi mutakhir; v) tumbuhnya kemampuan 9 P a g e

10 mahasiswa dalam mengkomunikasikan hasil pemecahan masalahnya melalui berbagai media nasional maupun internasional; vi) dilakukannya proses evaluasi yang dijalankan secara kontinyu dengan menggunakan penilaian otentik; vii) berkembangnya kemampuan mahasiswa untuk melakukan refleksi atas aktivitas pembelajaran berbasis riset yang sudah dijalankan. Memahami karakteristik ini maka profesor tentunya sangat menguasai karakteristik PBR di atas, dengan demikian kemampuan profesor yang dimiliki selama ini menjadi bekal utama dalam terlaksana proses pembelajaran berbasis riset ini. Secara umum tujuan terlaksananya PBR adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kebermaknaan mata kuliah agar lebih bersifat kontekstual melalui memaparan hasil-hasil penelitian; 2) Memperkuat kemampuan berpikir peserta didik sebagai peneliti; 3) Melengkapi pembelajaran melalui internalisasi nilai penelitian, praktik, dan etika penelitian dengan cara melibatkan penelitian; 4) Meningkatkan mutu penelitian di Perguruan Tinggi dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan penelitian;5) Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang perkembangan suatu ilmu melalui penelitian yang berkelanjutan; 6) Meningkatkan pemahaman tentang peran penelitian dalam inovasi sehingga mendorong mahasiswa untuk selalu berpikir kreatif di masa datang; 7) Meningkatkan kualitas dan kemutakhiran pembelajaran secara umum 3. Strategi Mewujudkan PBR dalam Mata Kuliah Beberapa strategi dalam mengintegrasikan riset dalam pembelajaran diantaranya adalah (1) memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian dosen, (2) menggunakan temuan-temuan penelitian mutakhir dan melacak sejarah asal usul temuan tersebut, (3) memperkaya kegiatan pembelajaran dengan isu-isu penelitian kontemporer, (4) mengajarkan materi metodologi penelitian di dalam proses pembelajaran, (5) memperkaya proses pembelajaran dengan kegiatan penelitian dalam skala kecil, (6) memperkaya proses pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan, (7) menerapkan cooperative teaching and learning dalam pembelajaran dengan mendorong peserta didik aktif berinteraksi, dan (8) memperkaya proses pembelajaran dengan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh peneliti. Kedelapan strategi ini diauraikan sebagai berikut. 1. Memperkaya bahan ajar dengan hasil penelitian dosen Pada proses pembelajaran ini hasil penelitian dosen digunakan untuk memperkaya bahan ajar. Dosen dapat memaparkan hasil penelitiannya sebagai contoh nyata dalam perkuliahan, yang diharapkan dapat berfungsi membantu peserta didik dalam memahami ide, konsep, dan teori penelitian. Dalam kegiatan ini nilai, etika, dan praktik penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan dapat disampaikan untuk memberikan inspirasi kepada peserta didik. Bagi peserta didik pascasarjana dapat diterapkan diskusi yang komprehensif tentang penelitian yang sedang dikerjakan oleh dosen. 10 P a g e

11 2. Menggunakan temuan-temuan penelitian mutakhir dan melacak sejarah ditemukannya perkembangan mutakhir tersebut Pada proses pembelajaran ini, temuan-temuan penelitian mutakhir yang diperoleh dari pustaka didiskusikan untuk mendukung materi pokok bahasan yang sesuai. Dinamika perkembangan ilmu pengetahuan disampaikan di dalam perkuliahan sebagai rangkaian sejarah perkembangan pengetahuan tersebut. Dengan demikian peserta didik dapat memiliki pemahaman bahwa kebijakan dan praktik yang ada pada saat ini, dapat dilakukan dan dikembangkan saat ini, karena adanya kebijakan dan praktik yang telah dikembangkan sebelumnya. Hal ini semua merupakan suatu kesatuan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan. Termasuk memaparkan siapa-siapa para ahli dalam dan luar negeri yang menekuni bidang kajian tersebut. 3. Memperkaya kegiatan pembelajaran dengan isu penelitian kontemporer Pada proses pembelajaran ini dapat dimulai dengan meminta peserta didik menyampaikan isu-isu penelitian yang ada pada saat ini, yang sesuai dengan pokok bahasan. Selanjutnya peserta didik diminta mendiskusikan penerapan isu penelitian tersebut untuk penyelesaian problem nyata dalam kehidupan. Strategi ini dapat diperkaya dengan berbagai cara misalnya: (a) dengan membandingkan laporan hasil penelitian dan laporan pemberitaan yang terjadi di masyarakat, (b) melakukan analisis tentang metodologi penelitian serta argumentasi yang berkaitan dengan temuan penelitian tersebut yang dikemukakan dalam jurnal penelitian, dan (c) melakukan studi literatur tentang perkembangan pengetahuan terkini yang sesuai dengan pokok bahasan. 4. Mengajarkan materi metodologi penelitian di dalam proses pembelajaran Strategi ini dapat diterapkan dengan melakukan tahapan berikut: (a) meningkatkan pemahaman peserta didik tentang metodologi penelitian, (b) merancang materi ajar dengan menyertakan metodologi penelitian pada pokok bahasan tersebut, sehingga peserta didik dapat menerapkannya untuk menyelesaikan problem penelitian yang nyata, dan (c) merancang materi ajar dengan berbagai metodologi penelitian yang berkaitan dengan beberapa isu penelitian mutakhir, sehingga peserta didik dapat belajar melakukan evaluasi terhadap isu penelitian tersebut. 5. Memperkaya proses pembelajaran dengan penelitian skala kecil dalam perkuliahan Pada proses pembelajaran ini, kelompok peserta didik diberi tugas melakukan penelitian bersama. Dengan demikian peserta didik dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dari kegiatan tersebut. Dengan kegiatan ini budaya penelitian dapat lebih terbangun dibandingkan dengan bila penelitian tersebut diselenggarakan secara individual. Selanjutnya dapat dikembangkan kegiatan berikut misalnya, (a) peserta didik diminta untuk melakukan analisis data dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, (b) dosen memberikan beberapa pertanyaan sehingga peserta didik perlu melakukan studi literatur, menentukan metodologi penelitian, mengumpulkan data, menuliskan hasil analisa, dan mengemukakan kesimpulan dari dari suatu kegiatan penelitian, dan (c) agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik, maka sebelum kegiatan tersebut dosen perlu melakukan paparan singkat tentang pemanfaatan ketrampilan 11 P a g e

12 penelitian dan pengetahuan yang telah dipelajari pada semester pokok bahasan sebelumnya. 6. Memperkaya proses pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan penelitian institusi Pada kegiatan ini PBR dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain; (a) peserta didik diberi tugas penelitian yang merupakan bagian dari penelitian besar yang dilakukan oleh institusi, melalui laboratorium, kelompok kajian, atau research group(b) mengorganisasikan peserta didik sebagai asisten penelitian bagi peserta didik pada jenjang yang lebih tinggi atau dosen, dan (c) melakukan kunjungan ke pusat-pusat penelitian. 7. Memperkaya proses pembelajaran dengan mendorong peserta didik agar merasa menjadi bagian dari budaya penelitian di fakultas/jurusan Pada strategi ini diusahakan agar peserta didik merasa sebagai bagian dari budaya penelitian di bagian atau fakultas yang bersangkutan. Dalam rangka itu maka beberapa hal dapat dilakukan; (a) memberikan informasi pada peserta didik tentang kegiatan penelitian dan keunggulan penelitian dosen di jurusan atau fakultas yang bersangkutan, (b) mengadakan kuliah umum oleh pakar atau staf dari institusi lain, untuk menyampaikan capaian penelitiannya sebagai referensi langsung bagi peserta didik, dan (c) mendorong peserta didik untuk berpartisipasi pada kegiatan seminar penelitian baik sebagai peserta, penyaji makalah, ataupun sebagai penyelengara seminar tersebut. 8. Memperkaya proses pembelajaran dengan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh peneliti Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh peneliti seharusnya perlu dipahami oleh peserta didik. Nilai-nilai tersebut antara lain: objektivitas, penghargaan akan temuan penelitian, respek pada pandangan lain, toleransi terhadap ketidakpastian, dan kemampuan analisis. Penyampaian nilainilai tersebut dapat dilakukan dengan; (a) mencerminkan nilai-nilai seorang peneliti dalam interaksi kelas, (b) menyampaikan proses perjalanan seorang peneliti sebelum pekerjaannya dipublikasi termasuk beberapa kali revisi yang dilakukan, dan (c) memberikan pemaparan terstruktur yang menginspirasi peserta didik tentang beberapa nilai misalnya: menyampaikan artikel penelitian yang mengandung argumentasi yang berbeda pada topik yang sama kemudian menanyakan peserta didik tentang validitasnya serta menyampaikan kesimpulan. 4. Sintaksis Penerapan PBR dalam Perkuliahan Dengan memperhatikan beberapa strategi di atas, maka dapat dikembangkan tahapan pelaksanaan PBR dalam perkuliahan sebagai berikut: 1. Kembangkan kelompok kajian atau research group yang beranggotakan minimal tiga orang dosen di level prodi, jurusan, fakultas atau linta fakultas. 2. Petakan beberapa mata kuliah yang relevan dengan kelompok kajian atau research group ini, kemudian kembangkan Sylabus, RPS, RTM, LKM dan Kontrak perkuliahan bersama untuk menerapkan PBR dalam pembelajaran 12 P a g e

13 3. Terapkan dalam kelas perkuliahan melalui team teachin, contextual teaching dan cooperative learning melaui tahapan berikut: (1) memberikan informasi pokok tenang materi yang sedang dipelajari, (2) menunjukkan hasil-hasil penelitian dosen dalam kelompok kajian atau research group yang berkenaan/bersentuhan dengan materi yang sedang dibahas, (3) membagi mahasiswa dalam kelompok diskusi, (4) memberikan penugasan kepada mahasiswa dalam bentuk diskusi dalam kelompok-kelompok tentang (a) isi pokok penelitian, (b) proses penelitian, (c) cara analisis, (d) perumusan kesimpulan, dan (e) nilai-nilai yang muncul dari hasil penelitian terseut, (4) dengan dipimpin dosen mahasiswa melakukan diskusi antar kelompok, (5) bersama dosen mahasiswa membuat kesimpulan. Dalam tahapan ini sedapat mungkin mahasiswa lebih terlibat dalam pembelaaran (pembelajaran berpusat pada mahasiswa). Dosen lebih berperan sebagai fasilitator. Bila memungkinkan saat diskusi berlangsung, apabila terdapat persoalan-persoalan yang membutuhkan literatur, dosen dapat menunjukkannya melalui media online (internet) sehingga problematika yang dihadapi mahasiswa dapat terjawab. 4. Setiap kelompok mengembangkan laporan, slide presentasi dan artikel untuk kemungkinan publikasi dalam skala lokal 5. Secara berkesinambungan dosen membawa hasil-hasil PBR dalam perkuliahan ini dalam kelompok kajian, atau research group untuk ditindaklanjuti lebih mendalam oleh masiswa yang sedang menempuh skripsi atau thesis Secara umum tahapan yang harus dilaksanaan dalam penerapan PBR adalah: Gambar 7. Bagan tahapan pelaksanaan pembelajaran berbasis riset Kelompok Kajian, Research Kelompok Kajian, Research 13 P a g e

14 5. Rekomendasi Terlaksananya PBR di Lingkungan Universitas Jember Mekanisme mengambangkan dan menjalan PBR di lingkungan Universitas Jember harus dilakukan secara sistematis dengan rencana yang baik, agar supaya pelaksanaannya efektif dan memberika hasil sesuai dengan tujuan dan manfaat di atas tadi. Beberapa tahapan mekanisme yang perlu dikembangkan dapat di pertimbangkan hal-hal berikut ini. 1) Profesor atau dosen senior berinisiatif untuk mendata para dosen dilingkungan prodi, jurusan, atau fakultas dilingkungan Universitas Jember yang mempunya research interest yang. 2) Kemudian kembangkan laboratorium, payung penelitian atau research group baik ber level prodi, jurusan, fakultas atau universitas (lintas fakultas). 3) Begitu research group terbentuk maka mulailah mendata mata kuliah yang diampu oleh dosen-dosen dalam kelompok research group ini, termasuk mendata tentang jumlah mahasiswa skripsi, thesis atau desertasi yang dimbimbingnya. 4) Mengembangkan proposal yang memuat minimal latar belakang, tujuan dan manfaat, nama research group, mekanisme pencapaian target, personalia dan job description anggota, fokus kajian, kolaborator baik nasional maupun internasional, nama-nama annual international workshop and conference yang dapat diahadiri, dan judul buku yang telah dikembangkan reseacrh group serta nama-nama jurnal tujuan yang dapat diakses atau dikirimi sebuah artikel dari hasil-hasil penelitian research group. 5) Mengajukan proposal research group untuk mendapatkan SK dari Dekan atau Rektor Universitas Jember dan memberikan tembusan SK-nya ke Komisi Bimbingan di Level Prodi, Kaprodi, Kajur serta Dekan. 6) Mengembangkan Sylabus Matakuliah, RPS, RTM, LKM Research Based Learning, serta instrumen penilaian otentik untuk menerapkan Pembelajaran Berbasis Riset dalam perkuliahan. 7) Meneruskan pengembangan dan pemecahan masalah yang bersumber dari kegiatan pemecahan masalah dalam perkuliahan untuk dilanjutkan penelitian yang sebenarnya dengan bimbingan skripsi, thesis atau desertasi mahasiswa. 8) Melakukan FGD rutin dengan anggota research groupnya untuk kemungkinan pemecahan masalah, desiminasi hasil dan publikasi hasil penelitian. 6. Saran Terialisasinya PBR dalam Mata Kuliah Pelaksanaan PBR sangat mungkin dilaksanakan di Universitas Jember, hal ini ditunjukkan dengan antusiasme para profesor dalam forum FGD Pembelajaran Berbasis Riset di Lingkungan Universitas Jember yang dialksanakan pada tanggal 22 Desember 2014 dengan peserta para profesor di lingkungan Universitas Jember dan tanggal 10 Januari Antusiasme itu juga 14 P a g e

15 ditunjukkan dari saran-saran yang diajukan oleh beberapa profesor diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Rektor memberikan wadah luas aktivitas penelitian professor untuk peningkatan jumlah publikasi ilmiah di lingkungan universitas jember dalam bentuk insentif penelitian Rp juta untuk penelitian profesor individual (tagihan utama 1 artikel publikasi international), Rp juta untuk research group level prodi/jurusan (tagihan utama 1 artikel publikasi international atau 1 buku terbit lokal), Rp juta untuk research group level fakultas (tagihan utama 1 artikel publikasi international atau 1 buku terbit nasional), dan Rp juta untuk research group level universitas (tagihan utama 2-3 artikel publikasi international atau 1 buku terbit nasional) serta Rp juta untuk COE (Central of Excellency) group di level universitas (tagihan utama 4-5 artikel publikasi international atau 2 buku terbit nasional). 2. Insentif attending international workshop and conference yang prosidingnya terindeks oleh SCOPUS bagi profesor/dosen dikawasan regional maupun internasional dengan frekwensi tanpa batas 3. Insentif publikasi ilmiah bagi profesor/dosen untuk artikel yang dimuat dalam journal yang terindeks scopus 4. Mengembangkan visiting researcher, visiting scholar, atau visiting professor program ke atau dari luar negeri di lingkungan universitas jember yang tagihannya adalah publikasi ilmiah. 5. Memacu terlaksananya Student and Staff Mobility Program di Universitas Jember melalui Joint Seminar and Conference, Student and Staff Exchange, Academic Visit Program, Summer Program, Joint Research Program, Earning and Transfer Credit Program, Sandwich Program and Global Student Outrech. 6. Perlu dikembangkan kebijakan rektor tentang terciptanya Research University di Universitas Jember Kegiatan ini akan terlaksana dengan baik apabila semua pihak, Prodi, Jurusan, Fakultas, UPT, Lembaga serta Rektorat mendukung pelaksanaan PBR untuk terciptanya Research University di lingkungan Universitas Jember. 15 P a g e

16 DAFTAR RUJUKAN Anonim, Pedoman Umum Pembelajaran Berbasis Riset, Universitas Gajahmada, Jogyakarta Indonesia. Clark BR., 1997, The Modern Integration of Research Activities with Teaching and Learning, J. Higher Educ., 1997; 68: Clark, B.R., 1997, The Modern Integration of Research Activities with Teaching and Learning, Journal of Higher Education 68, no.3 (May June 1997), pp Griffith Institute for Higher Education, 2008, Research-based learning: strategies for successfully linking teaching and research. University of Griffith. Gorden, G., V. D'Andrea, et al Building capacity for change: research on the scholarship of teaching- the report to HEFCE. Bristol, Healey, M Linking research and teaching: exploring disciplinary spaces and the role of inquirybased learning. Reshaping the Univeristy: New Relationships between Research, Scholarship and Teaching. R. Barnett. McGraw Hill, Open University Press. Krathwohl D.R., A Revision Of Bloom's Taxonomy: An Overview, Theory Into Practice, Volume 41, Number 4, Autumn 2002, College of Education, The Ohio State University, 2002 McLernon, T. and D. Hughes, Research versus Teaching in the built environment discipline. CIB W89 Building Education and Research Conference, Salford. Roach M., Blackmore P., Dempster J., 2000, Supporting High-Level Learning Through Research- Based Methods: interim guideline for course design, TELRI Project-University of Wrwick. 16 P a g e

ANALISIS PROFIL DAN PETA MUTU PENDIDIKAN

ANALISIS PROFIL DAN PETA MUTU PENDIDIKAN Dosen selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada Dosen, pemilihan metode belum tepat ANALISIS PROFIL DAN KONSEP PENGEMBANGAN RESEARCH BASED LEARNING DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PROFIL DAN MUTU PENDIDIKAN

ANALISIS PROFIL DAN MUTU PENDIDIKAN guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, pemilihan metode belum tepat RESEARCH BASED LEARNING SUKSES NGAJAR DAN SUKSES NELITI ANALISIS PROFIL

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN BERBASIS RISET

PEDOMAN PEMBELAJARAN BERBASIS RISET PEDOMAN PEMBELAJARAN BERBASIS RISET UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2017 Kerjasama antara Pusat Pengembangan Pembelajaran dan Relevansi Pendidikan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNISMA

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI) DAN BERBASIS PENELITIAN

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI) DAN BERBASIS PENELITIAN PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI) DAN BERBASIS PENELITIAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) ISLAMIC DEVELOPMENT BANK

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI BERBASIS PENELITIAN SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI)

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI BERBASIS PENELITIAN SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI) PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENGEMBANGAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI BERBASIS PENELITIAN SESUAI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (SN-DIKTI) PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2013 JULI 2013 Daftar Isi Daftar Isi 2 Kata Pengantar 3 I. Latar Belakang 4 II. Tujuan

Lebih terperinci

Analisis Buku Siswa Matematika SMP Ruang Lingkup Statistika dengan Kesesuaian Unsur Unsur Karakteristik Berpikir Kreatif

Analisis Buku Siswa Matematika SMP Ruang Lingkup Statistika dengan Kesesuaian Unsur Unsur Karakteristik Berpikir Kreatif SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM - 121 Analisis Buku Siswa Matematika SMP Ruang Lingkup Statistika dengan Kesesuaian Unsur Unsur Karakteristik Berpikir Kreatif R. Ach.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.03 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

RAGAM PEMBELAJARAN SCL ANALISIS PROFIL DAN PETA MUTU PENDIDIKAN. Bagaimana Pemecahannya? STRATEGI MELAKUKAN PEMBIMBINGAN PENELITIAN SKRIPSI/THESIS

RAGAM PEMBELAJARAN SCL ANALISIS PROFIL DAN PETA MUTU PENDIDIKAN. Bagaimana Pemecahannya? STRATEGI MELAKUKAN PEMBIMBINGAN PENELITIAN SKRIPSI/THESIS guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, pemilihan metode belum tepat RAGAM STRATEGI MELAKUKAN PEMBELAJARAN PEMBIMBINGAN Bagaimana Pemecahannya?

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN

BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN Laporan Evaluasi Diri Prodi Manajemen FE UNY 2016 1 KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Program Studi (Prodi) Manajemen merupakan salah

Lebih terperinci

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Landasan yang bersifat normatif-ideologis yang wajib dimiliki oleh setiap institusi penyelenggara kegiatan akademik. Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Nasional Pendidikan Tinggi PERMENRISTIK DIKTI No.44 Tahun 2015 SN Pendidikan SNDIKTI Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen PGSD FKIP Universitas Jember Abstrak Latar belakang dilakukan penelitian

Lebih terperinci

Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*)

Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*) Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*) Oleh Dr. Leonardus Banilodu, MS. Program Studi Biologi FMIPA UNWIRA Jln. Jend. A. Yani 50-52 Kupang 85225, Timor NTT

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI 141 PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI Ahmad Nizar Rangkuti Dosen Tadris/Pendidikan Matematika IAIN Padangsidimpuan nizarahmad1304@yahoo.com ABSTRAK Perubahan sebuah universitas menuju universitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET SEBAGAI PONDASI MENUJU RESEARCH UNIVERSITY

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET SEBAGAI PONDASI MENUJU RESEARCH UNIVERSITY PEMBELAJARAN BERBASIS RISET SEBAGAI PONDASI MENUJU RESEARCH UNIVERSITY Oleh : Gaguk Resbiantoro, S.Si, M.Pd. Email: gaguk.resbiantoro@gmail.com ABSTRAK Efisiensi proses riset dan pembelajaran di perguruan

Lebih terperinci

Dikti Evaluasi Program World Class University

Dikti Evaluasi Program World Class University Dikti Evaluasi Program World Class University UNAIR NEWS Untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program pencapaian predikat perguruan tinggi kelas dunia (World Class University WCU), pimpinan Universitas

Lebih terperinci

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada: PROGRAM STUDI AKUNTANSI Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada memiliki jatidiri yang menjadi dua pilar utama eksistensinya. Pertama, program ini berorientasi pada pendidikan dan penelitian ilmu

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRANGGA 2016 BAB I PENDAHULUAN Rencana Operasional (RENOP) Fakultas merupakan penjabaran dari Rencana

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI PENDIDIKAN 3/24/2015 9:53 AM PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1 SISTEMATIKA PERMENDIKBUD NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PERMENDIKBUD

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 TENTANG PANDUAN UMUM PENYUSUNAN KURIKULUM 2010 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR (PS S2 PBISD) A. VISI PS S2 PBISD menjadi penyelenggara pendidikan tinggi unggul dalam pengembangan ilmu kependidikan lanjut bidang

Lebih terperinci

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu komponen penting dalam mentransformasi pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak dalam pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

UNIVERSITAS ISLAM MALANG UNIVERSITAS ISLAM MALANG STANDAR PROSES PEMBELAJARAN No : 03/STD-PEND/PPM/IX/2016 Tanggal : 8 September 2016 Revisi : 1 Halaman : 1 dari 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG Penanggungjawab

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN MANUAL PROSEDUR AKADEMIK SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI TAHUN 2013-2017 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) Disampaikan dalam Rapat Perencanaan Pengawasan Proses Bisnis Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta, 29

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) merupakan kebutuhan sebagai tenaga kerja yang handal

Lebih terperinci

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Dasar Hukum Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana

Lebih terperinci

HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Matematika

HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Matematika PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Matematika Husna Nur Dinni Program Pascasarjana, Univeritas Negeri

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.01 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 8 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses

Lebih terperinci

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

B A D A N P E N J A M I N A N M U T U STANDAR ISI Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 Standar Isi Universitas Respati Yogyakarta Page 0 B A D

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF MAHASISWA BERDASARKAN BENTUK PERTANYAAN PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM

TINGKAT BERPIKIR KOGNITIF MAHASISWA BERDASARKAN BENTUK PERTANYAAN PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 TINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri, sains, dan teknologi yang pesat di abad 21 membawa konsekuensi besar bagi kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Definisi/Konsep

Lebih terperinci

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA 1 PEDOMAN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801 DOI: doi.org/10.21009/jpd.091.09 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini berkembang pesat setiap tahunnya. Menurut data Internet World Stats, Indonesia termasuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI

PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI 141 PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI PERGURUAN TINGGI Ahmad Nizar Rangkuti Dosen Tadris/Pendidikan Matematika IAIN Padangsidimpuan nizarahmad1304@yahoo.com ABSTRACT Budaya melakukan riset dapat dijadikan

Lebih terperinci

SOP PROSES PENJAMINAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SOP PROSES PENJAMINAN MUTU PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Kode / No : UNIJA-SOP-LPPM-2016 Tanggal : 27 Desember 2016 Revisi : 0 Halaman : SOP PROSES

Lebih terperinci

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U STANDAR PROSES Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N A N M U T U Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 030/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Contoh RG-01 FMIPA. Status* Nomor Salinan*

Contoh RG-01 FMIPA. Status* Nomor Salinan* Contoh RG-01 FMIPA KOORDINATOR PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FORMULIR RG01 REGISTRASI GRUP RISET No. Dok: No. Revisi: 2 Tanggal Berlaku: 02-01- 2015

Lebih terperinci

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018 BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant

KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant Hibah Internal Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa Implementasi pada Semester Gasal 2015/2016 A. LATAR BELAKANG Learning adalah

Lebih terperinci

ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT

ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT Edisi 10 / Nopember 2012 Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT Untuk meningkatkan kepedulian dalam kehidupan berbangsa di tingkat lokal dan nasional,

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Standar Proses Pembelajaran adalah acuan proses pembelajaran, yang merupakan kriteria minimal pelaksanaan

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Oleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Oleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan 2010-2015 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Peminat program studi ini masih tinggi yang tercermin pada angka keketatan seleksi masuk mahasiswa baru sehingga

Lebih terperinci

Pendalaman Kriteria Akreditasi IABEE

Pendalaman Kriteria Akreditasi IABEE Pendalaman Kriteria Akreditasi IABEE Kriteria Akreditasi IABEE Terdiri dari 3 bagian: 1. Kriteria Umum (Common Criteria) 2. Panduan Kriteria (Criteria Guide) 3. Kriteria Disiplin (Discipline Criteria)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi

Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Putu Sukma Kurniawan a, Edy Sujana b a,buniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR I. PENDAHULUAN 1.1 Dasar Pemikiran Globalisasi di berbagai sektor ekonomi dan bisnis membawa konsekuensi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD

PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD Chumi Zahroul F PGSD FKIP UNEJ Jln. Kalimantan 3 Jember chumizf@gmail.com Abstrak Penilaian yang bertujuan mengukur kemajuan hasil belajar

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

PROPOSAL RANCANGAN KURIKULUM BERSAMA

PROPOSAL RANCANGAN KURIKULUM BERSAMA PROPOSAL RANCANGAN KURIKULUM BERSAMA (JOINT CURRICULUM) NASKAH AKADEMIK Prof. Azril Azahari Ph.D 2016 WORKSHOP JOINT CURRICULUM, ASEM, ASEAN+3 Jakarta, 14 15 Desember 2016 ALAS PIKIR KERJASAMA AKADEMIK

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 26-May-16 08:49 1 Keterkaitan SN Dikti

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (P4)

PROGRAM KERJA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (P4) PROGRAM KERJA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (P4) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA i PROGRAM KERJA PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN TAHUN AKADEMIK -2018 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi

Lebih terperinci

F-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

F-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Issue/Revisi : R1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2015 Untuk Tahun Akademik : 2015/2016 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jumlah Halaman : 14 halaman Mata Kuliah : Rancangan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL MATERI 4 STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) Susbstansi: 1. TCL vs SCL 2. Ragam Pembelajaran SCL 3. Kemampuan yg diperoleh Mhs menurut model 4. Apa yg hrs dilakukan oleh: a.

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA 1 Kode/Nama Rumpun Ilmu:772/Pendidikan Matematika EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH DOSEN PEMULA DESAIN TUGAS DAN ASESMEN BERBASIS PROYEK YANG TERINTEGRASI DENGAN E-LEARNING MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB

Lebih terperinci

Program Riset Desentralisasi DIKTI

Program Riset Desentralisasi DIKTI Panduan Pengajuan Proposal Program Riset Desentralisasi DIKTI 2013 Institut Teknologi Bandung Maret 2012 Daftar Isi Daftar Isi... 2 I. Latar Belakang... 3 II. Deskripsi Program Riset Desentralisasi DIKTI...

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Gito Hadiprayitno, Afriana Azizah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA Sehat Simatupang, Togi Tampubolon dan Erniwati Halawa Jurusan Fisika

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Permendikbud no. 49/2014 Standar yang diatur di lingkup DIKTI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH SOSIOLINGUISTIK DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH SOSIOLINGUISTIK DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 2, Nomor 2, November 2016 360 P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873 http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jinop MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI PROGRAM DOKTOR BIOLOGI RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI 2010-2014 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010 Pendahuluan Rencana pengembangan prodi adalah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan mariati_ps@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 23 Agustus 2016 Prof. Candra Fajri Ananda Visi dan Misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Visi Menjadi Lembaga Pendidikan Bertaraf

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM 2013 Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. Disajikan dalam Pelatihan Guru MI Persis Gandok Tasikmalaya, 11 Juli 2017 Outline 1. Kecenderungan

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL) BAGIAN SATU Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL) 1 2 Elsa Krisanti, Ph.D. & Kamarza Mulia, Ph.D. Aniek dan Tara adalah dua mahasiswa jurusan Teknik Kimia semester tiga yang

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DOSEN

PANDUAN PENELITIAN DOSEN PANDUAN PENELITIAN DOSEN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2015 Level Dokumen Universitas Kode Tanggal STANDAR OPERATING PROCEDURE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 02 UNGARAN Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo SPMI-UNW

Lebih terperinci

PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KURIKULUM IAIN PURWOKERTO

PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KURIKULUM IAIN PURWOKERTO PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KURIKULUM IAIN PURWOKERTO PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) KURIKULUM IAIN PURWOKERTO LEMBAGA PENJAMINAN MUTU (LPM) IAIN PURWOKERTO 2015 i PEDOMAN MONITORING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil penelitian Program for International Student Assesment (PISA) 2012 yang befokus pada literasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengukuhkan peserta didik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Perkalian Bilangan. Eny Handayani

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Perkalian Bilangan. Eny Handayani Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Perkalian Bilangan Eny Handayani SDN Kepanjenkidul 2 Kota Blitar Email: enyhandayani@yahoo.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci