SUGIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: keterampilan membaca, membaca pemahaman, teknik CIRC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUGIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: keterampilan membaca, membaca pemahaman, teknik CIRC"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SDN NGRAMBE 3 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI TEKNIK CIRC TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SUGIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV masih rendah. Inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif tentang peningkatan proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik CIRC. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan metode tersebut, penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu (1) perencanaan ( planning), (2) pelaksanaan ( implementation), (3) pengamatan/observasi ( observation), (4) refleksi ( reflection). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC ) dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan terjadinya kenaikan perolehan nilai secara signifikan, pada evaluasi pra tindak hasil nilai rata-rata siswa baru mencapai 57,06, dan secara klasikal presentasi ketuntasan baru mencapai 31,25%, pada siklus I nilai rata-rata siswa 69,00, secara klasikal nilai presentasi ketuntasan naik mencapai 56,25%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa naik secara signifikan menjadi 86,63, secara klasikal nilai presentasi ketuntasan naik mencapai 81,25%. Kata kunci: keterampilan membaca, membaca pemahaman, teknik CIRC Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek; (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) mem-baca, (4) menulis (Depdiknas, 2005:318). Menurut Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7) membaca adalah NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 361

2 suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan ditangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan pembaca agar tercipta suatu pemahaman terhadap isi yang terkandung dalam bacaan. Dalam membaca pemahaman, seorang harus mampu menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam hingga setelah selesai membaca, ia betulbetul memahami makna dan tujuan bacaan, Fajri & Senja (2010: 949). Standar Kompetensi pembelajaran membaca pemahaman di kelas IV berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006) adalah tercantum pada Standar Kompetensi 7, yaitu membaca memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. Dan pada kompetensi dasar 7.1, yaitu menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif. Hasil belajar yang diharapkan adalah siswa dapat memahami bacaan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang terkait dengan isi bacaan, menemukan ide pokok setiap paragraf, menemukan kalimat utama, dan membuat ringkasan isi bacaan. Indikator yang difokuskan untuk tercapainya kompetensi dasar dalam membaca intensif yang berkaitan dengan membaca pemahaman adalah (1) membaca teks secara intensif, (2) menjawab pertanyaan sesuai isi teks, (3) menemukan ide pokok setiap paragraf, (4) menemukan kalimat utama pada setiap paragraf, (5) meringkas isi bacaan. Siswa kelas IV SD dijadikan subjek penelitian karena sudah berada dalam tingkat perkembangan kognitif tahap operasional formal yaitu berusia antara tahun. Anak pada usia ini sudah memiliki kemampuan (1) dapat menangani pernyataan-pernyataan atau proposisi yang memberikan data konkrit, (2) dapat menangani proposisi logis yang berlawanan dengan fakta. Anak pada usia ini telah memiliki operasioperasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah konkrit. Keterampilan membaca berperan penting bagi siswa dalam kegiatan belajar juga dalam kehidupan pada umumnya. Sering membaca setiap orang akan memperoleh sejumlah pengetahuan yang heterogen dan majemuk, berpengalaman yang luas, perilaku bahasa yang baik, dan akhirnya mampu bersikap dewasa dan rasional. Menurut (Rofiudin dan Zuhdi, 2001:78), yang diungkapkan dalam teori schema, sering membaca buku dalam jumlah yang banyak memungkinkan siswa-siswa mengembangkan pengetahu-an, yang selanjutnya memudahkan mereka memahami materi bacaan yang baru. Warsono dkk. (1998) menyatakan bahwa berdasarkan profil kemampuan membaca di SD secara keseluruhan, skor membaca pemahaman siswa termasuk kategori rendah. Rendahnya skor kemampuan membaca tersebut disebabkan oleh minat membaca yang rendah. Minat NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 362

3 baca yang rendah cenderung disebabkan oleh metode yang digunakan guru mengajar tidak tepat, kemampuan siswa, dan sarana yang tersedia di sekolah. Hal ini selaras dengan pendapat Rofi uddin dan Zuhdi (2001:37) b ahwa sampai saat ini penguasaan keterampilan baca tulis oleh lulusan SD masih jauh dari harapan. Dari studi awal yang penulis lakukan di SDN Ngrambe 3, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV masih rendah, yaitu baru pada tingkat pemahaman literal. Siswa baru mampu mengungkapkan hal-hal yang tersurat dan belum mampu menginterpretasikan isi bacaan. Siswa hanya terbiasa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyertai bacaan sehingga pada saat membaca mereka hanya menghafal yang tersurat dan tidak memahami makna yang tersirat. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman ditandai adanya kesulitan-kesulitan pada beberapa indikator pembelajaran, yaitu siswa kurang mampu (1) menjawab pertanyaan bacaan, ( 2) menentukan ide pokok setiap paragraf, ( 3) menentukan kalimat utama setiap paragraf, dan (4) meringkas isi bacaan. Hal ini juga dapat diketahui pada rata-rata nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada saat pratindak pada siswa kelas IV SDN Ngrambe 3, hasil tes awal menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa hanya 57,06, dan secara klasikal yang mencapai batas ketuntasan hanya 31,25%. Hal ini masih jauh dari harapan, karena pembelajaran dianggap berhasil apabila rata-rata hasil evaluasi mencapai sama atau lebih besar dari 70, dan secara klasikal dianggap tuntas apabila mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa belum mampu memahami suatu bacaan. Pada umumnya siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan yang diberikan tetapi kurang mampu untuk menentukan kalimat utama, menentukan ide pokok/pokok pikiran dalam sebuah paragraf, dan kurang mampu membuat ringkasan bacaan. Hasil tes awal ini semakin menguatkan dugaan bahwa kemampuan siswa kelas IV dalam membaca pemahaman masih sangat rendah. Penyebab rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa di atas dapat diindikasikan dari beberapa faktor antara lain, (1)penggunaan metode mengajar yang kurang tepat, (2) model pembelajaran yang diterapkan oleh gurukurang tepat, Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi bacaan berdasarkan kecepatan rata-rata siswa, (3) pelaksanaan pembelajaran yang masih konvensional dan tidak adanya inovasi, (4) guru kurang dapat membangkitkan skemata siswa, mengaitkan isi bacaan dengan pengalaman siswa, dan ( 5) dalam pembelajaran membaca siswa terbiasa bekerja sendiri-sendiri. Guru jarang menyuruh siswa untuk melaksanakan diskusi sesama teman dalam upaya memahami isi bacaan. Pada dasarnya untuk memahami dan menginterpretasi bahan bacaan, siswa tidak hanya melakukan aktivitas membaca secara individual, tetapi diharapkan dapat memahami isi bacaan secara berkelompok (kooperatif). Ghazali (2001:96) menyatakan bahwa NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 363

4 pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa untuk saling memberi informasi, saling mengajari anggota kelompok yang lain yang belum mampu, dan saling menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran secara kooperatif mempunyai beberapa tujuan, antara lain meningkatkan partisipasi siswa, memberi pelajaran kepemimpinan, memberi pengalaman dalam membuat keputusan kelompok, memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar dengan siswa lain yang berasal dari latar belakang budaya, jenis kelamin, serta kemampuan yang berbeda. Di samping itu, belajar kooperatif juga membantu menciptakan semangat kelompok dan mendorong siswa untuk saling membantu. Slavin (dalam Nur, dan Wikandari, 2000:26) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Adapun metode-metode dalam pembelajaran kooperatif terdiri dari metode STAD (Student Teams Achievement Divisons), TAI (TeamAssisted Individualization), CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition), Jigsaw, dan Investigasi Kelompok. Dari beberapa model Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC).Slavin (dalam Nur dan Wikandari, 2000:32) mengatakan bahwa CIRC baik diterapkan untuk pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di Sekolah Dasar. Metode CIRC merupakan gabungan program membaca, menulis, dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan menulis. Salah satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu lebih efektif. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan kelompok membaca supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan dan ejaan. Berdasarkan masalah pembelajaran membaca pemahaman di kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 yang dikemukakan di atas, perlu diadakan pembenahan atau penyelesaian masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengiplementasikan teknik CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman di SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi. Berdasarkan konteks penelitian di atas dapat dirumuskan fokus penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)? 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)? Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 364

5 mendapatkan gambaran objektif sebagaimana tersebut di bawah ini. 1) Mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC). 2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC). Penelitian ini dilaksanakan dengan didasari beberapa asumsi, sebagai berikut. 1) Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman. 2) Secara psikologis, siswa kelas IV berada pada tahap operasi formal dan dapat memahami isi bacaan melalui kerja kelompok. 3) Penggunaan kelompok belajar yang heterogen dapat meningkatkan potensi siswa dalam kegiatan membaca pemahaman dan saling berbagi pengetahuan dalam proses pembelajaran. Manfaat penelitian yang dilakukan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi teoritis dan segi praktis. Kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Hasil penelitian ini dapat mendukung teori teknik CIRC dalam peningkatan keterampilan membaca pemahaman juga sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori cooperative learning. Manfaat penelitian ini bagi siswa antara lain; a) dengan diterapkannya teknik pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), pembelajaran membaca pemahaman siswa SD akan lebih bermakna dan lebih optimal, b) dengan diterapkannya teknik pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), siswa dilatih dan dibiasakan bekerja sama serta menjaga kekompakan dalam kelompok, c) memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan isi bacaan di depan teman-temannya, d) dengan teknik baru, siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam suasana yang menyenangkan. 2) Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru antara lain; a) dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan menerapkan teknik CIRC dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah Dasar, b) teknik pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajarn membaca pemahaman, c) menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian siswa. 3) Bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah antara lain; a) mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif; b) menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC), c) menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang mendukung pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 365

6 Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 4) Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti antara lain; a) mengembangkan wawasan mengenai penerapan pembelajaran membaca pemahaman inovatif, b) mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) dapat meningkatkan kompetensi membaca pemahaman siswa, c) memberi sumbangan perbaikan pembelajaran membaca pemahaman di Sekolah Dasar. METODE Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran penelitian diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Ebbutt (dalam Wiriaatmaja, 2008:13) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan paktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut. Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini tampak pada beberapa ciri sebagai berikut. 1) Analisis data verbal dan nonverbal dalam penelitian ini dilakukan secara induktif selama penelitian berlangsung sehingga dapat memberikan makna dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian; 2) Data diperoleh dalam latar atau seting alamiah, yaitu dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC); 3) Hasil analisis data yang disampaikan dalam bentuk teks bukan perhitungan angka-angka yang bersifat statistik. Ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah (1) latar penelitian sebagai sumber pengambilan data bersifat alamiah, (2) bersifat deskriptif induktif, (3) peneliti sebagai instrument kunci, (4) memperhatikan proses dan hasil, dan (5) makna dan informasi fenomena merupakan hal yang dipentingkan. Karakteristik rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Fokus penelitian tindakan berupa alternatif tindakan yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan persoalan di kelas. Kegiatan penelitian dimulai dari studi pendahuluan terhadap latar penelitian, yaitu Klas IV SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Hasil dari studi pendahuluan digunakan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. 2) Penelitian bersifat siklus, yakni dilaksanakan dengan alur siklus berurutan (spiral) yang di dalamnya mencakup tahapan- NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 366

7 tahapan mulai dari pelaksanaan tindakan, pengamatan, sampai dengan refleksi. 3) Penelitian bersifat longitudinal, yakni berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara berkelanjutan untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, yaitu untuk pengamatan awal (bulan pertama), untuk pelaksanaan penelitian (bulan kedua, dan ketiga), dan bulan terakir untuk menganalisis hasil penelitian sampai dengan penyusunan laporan berbentuk tesis. 4) Penelitian bersifat kolaboratif. Selama penelitian berlangsung peneliti berkerja sama dengan guru kelas IV yang mengajar Bahasa Indonesia dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk refleksi diri secara kolektif yang melibatkan partisipan dalam suatu situasi sosial untuk mengembangkan rasionalisasi dan justifikasi dari praktik pendidikan, sebagaimana yang mereka alami dalam praktik sehari-hari. Fokus penelitian tindakan dilaksanakan di dalam kelas sehingga melibatkan partisipasi guru dan murid. Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran membaca pemahaman. Proses pelaksanaan penelitian ini bersifat kolaboratif dengan guru kelas, khususnya guru bahasa Indonesia. Penelitian ini dimulai dengan mengadakan studi awal dan pencarian fakta kemudian secara berdaur ulang (1) menyusun perencanaan, (2) melakukan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun tahap pelaksanaan tindakan tersebut digambarkan dalam bagan 3.1 berikut ini. NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 367

8 Studi Pendahuluan Observasi dan wawancara kegiatan pembelajaran membaca pemahaman untuk mengidentifikasi masalah Analisis dan Temuan Kemampuan membaca pemahaman masih rendah Metode pembelajaran membaca pemahaman kurang tepat Rencana Tindakan Diskusi tentang solusi permasalahan bentuk tindakan melalui model CIRC Membuat skenario pembelajaran kegiatan guru & siswa Mempersiapkan alat perekam data dan lembar observasi proses dan hasil tindakan Menyusun rencana tindakan dalam satu siklus Pelaksanaan tindakan siklus I Prabaca; mengemukakan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi topik,mengorganisasikan siswa, merencanakan tugas dalam kelompok. Saat baca; membagikan lembaran bacaan dan LKS, membaca dalam hati, menjawab pertanyaan bacaan, menentukan pokok pikiran pada setiap paragraf, menentukan kalimat utama dalam paragraf, membuat ringkasan, dan menyimpulkan bacaan, menganalisis hasil, menyiapkan laporan akhir,dan merencanakan presentasi hasil. Pasca-baca; menampilkan laporan akhir (presentasi kelas), melakukan sharing,melakukan evaluasi hasil pembelajaran membaca. Observasi Merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan alat pengumpul data. Pencatatan fakta-fakta yang terjadi selama proses tindakan Refleksi Berhasil Kesimpulan Belum berhasil Menganalisis hasil tindakan Melakukan interpretasi dan menyimpulkan hasil tindakan Rencana tindakan kesiklus II Bagan 1 Alur Penelitian Tindakan Berdasarkan metode tersebut, penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus. Dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu (1) perencanaan ( planning), (2) pelaksanaan ( implementation), (3) pengamatan/observasi ( observation), (4) refleksi (reflection). Seting Penelitian dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, yang beralamat di Jalan NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 368

9 Brantas No. 45 Telp Kode Pos Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain, (1) prosedur administrasi perizinan mudah, karena penulis adalah guru pada lembaga tersebut, (2) siswa SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi mempunyai karakteristik yang beragam, terutama ditinjau dari sudut intelengensi, (3) kemampuan keterampilan membaca pemahaman masih rendah, (4) sebagian besar guru masih mengandalkan model ceramah sebagai metode dalam pembelajaran, (5) sekolah ini belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian sejenis. Pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 di kelas IV. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei Subjek penelitian tindakan kelas ini, yaitu (1) siswa kelas IV SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 16 anak, (2) guru yang mengajar di kelas IV SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu Drs. Agus Subroto. Siswa di kelas IV ini mempunyai karakteristik yang beragam terutama ditinjau dari sudut intelegensi. Dipilihnya kelas IV ini sebagai kelas penelitian karena dipandang ada potensi-potensi yang perlu ditingkatkan khususnya keterampilan membaca pemahaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis memaparkan data dan hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca pamahaman dengan Teknik CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Composition), yang dilakukan di kelas IV SDN Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawiyang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, Observasi, dan refleksi hasil tindakan. Data tindakan, temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh selama tiga siklus tindakan pembelajaran, dipaparkan terpisah setiap siklus agar terlihat persamaan, perbedaan, perubahan, dan atau perkembangan siklus tersebut. Agar kegiatan pembelajaran membaca pemahaman terlihat dalam kesatuan yang utuh, dari setiap siklus dipaparkan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi tindakan. Siklus I Evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Evaluasi proses juga dilakukan melalui catatan lapangan yang memberikan data deskriptif mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran. Evaluasi hasil dilakukan dengan menilai LKS dan mengadakan ulangan formatif sebagai tes akhir tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengamat mengamati semua aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan sesuai pedoman pengamatan yang telah disediakan peneliti. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dapat dilihat pada lampiran 8.1. Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat diperoleh bahwa skor aktivitas guru adalah 70 dari skor maksimal 95. Dengan demikian, NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 369

10 maka skor akhir aktivitas guru dalam siklus I adalah Skor akhir = 70 x 100% = 95 73,68%. Sesuai pengamatan dari pengamat, diperoleh bahwa guru: (1) tidak meminta siswa menentukan topik bacaan yang relevan, (2) tidak menjelaskan bahwa kelompok harus memahami teks bacaan, (3) tidak menjelaskan bahwa kelompok harus memahami kegiatan yang terdapat dalam LKS, (4) tidak mengabsen siswa, (5) tidak memancing siswa untuk mengajukan pertanyaan, (6) tidak menghargai pertanyaan dan pendapat siswa, (7) tidak menyiapkan media yang membantu arah kerja siswa, (8) tidak menugasi siswa membaca secara individual, (9) tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya berhubungan dengan isi bacaan yang dibaca, (10) tidak menjelaskan kepada siswa untuk menghargai pendapat dalam kelompok, (11) tidak mendorong siswa menecek pernyataan anggota kelompok, (12)tidak mengarahkan dan membimbing kerja kelompok, (13) tidak memotivasi siswa dalam kelompok, (14) tidak memberi kesempatan menulis laporan, (15) tidak merencanakan waktu presentasi, (16) tidak memotivasi memberikan tanggapan, dan memberi penguatan pada kelompok, (17) tidak memperhatikan isi laporan dari kelompok pelapor, (18) tidak memperhatikan isi tanggapan, (19) tidak memberi motivasi dan penguatan, (20) tidak menanggapi pertanyaan siswa, (21) tidak menanyakan kembali ide pokok setiap paragraf, tidak menanyakan kembali cara meringkas isi bacaan, (22) tidak menginformasikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan yang berikutnya, (23) tidak memotifasi siswa untuk giat belajar. Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat diperoleh bahwa skor aktivitas siswa adalah 60 dari skor maksimal 85. Dengan demikian, maka skor akhir aktivitas siawa dalam siklus I adalah; Skor akhir = 60 x 100% = 85 70,58%. Sesuai pengamatan dari pengamat, diperoleh bahwa secara umum siswa: (1) tidak mencatat tujuan, (2) tidak menanyakan hal-hal yang belum jelas, (3) tidak merespon gambar - gambar yang berkaitan dengan topik, (4) tidak mengemukakan pendapat atau alasan, dan tidak mengomentari pendapat teman, (5) tidak mengenal topik yang akan diangkat sebagai bahan pembelajaran dalam teks bacaan, tidak menentukan topik yang relevan, dan tidak menanyakan hal yang belum jelas, (6) tidak mau bekerja sama dan aktif dalam kelompok, ( 7) tidak menjawab pertanyaan guru, (8) tidak menanyakan tugas yang belum dipahami kelompok, dan tidak bekerja sama dan aktif dalam pembegian tugas kelompok, (9) tidak mencatat hal-hal yang penting dari bacaan, (10) tidak menyimpulkan isi bacaan, (11) tidak menyelesaikan laporan, (12) tidak bekerja sama dalam memanfaatkan media, (13) tidak menggunakan media secara bersma dalam kelompok, (14) tidak menentukan waktu dalam presentase, (15) tidak menanggapi pertanyaan, (16) tidak menyimak laporan kelompok lain, (17) tidak memperhatikan jawaban pelapor, (18) tidak membantu memberi NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 370

11 komentar, (19) tidak mengecek hasil kerja secara bersama, (20) tidak melakukan secara tepat untuk membuat keputusan bersama, (21) dan tidak membantu teman yang kurang terarah dalam menjawab. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun deskriptor pedoman observasi. Beberapa hal yang sempat dicatat peneliti adalah sebagai berikut. 1) Pelaksanaan sharing hasil diskusi membutuhkan waktu sekitar 20 menit yang berarti lebih cepat 20 menit dari yang direncanakan. Hal ini terjadi karena siswa masih mengalami hambatan dalam melaporkan hasil kerja kelompok maupun dalam menanggapinya. 2) Masih ada siswa yang tidak aktif dalam kelompok, terlihat aktivitas dalam kelompok hanya dilakukan oleh siswa berkemampuan tinggi dan sedang. 3) Siswa masih ragu untuk mengajukan pertanyaan saat sharing hasil diskusi. 4) Pada umumnya siswa masih malu-malu saat menyajikan hasil diskusi kelompok. Akibatnya, penjelasan yang diberikan sekedar membaca hasil kerja kelompoknya, dan belum dapat mengembangkan penjelasan. 5) Siswa tampak senang saat wakil kelompok melaporkan hasil diskusi. Ini terlihat dari pemberian tepuk tangan ketika wakil kelompok selesai membaca laporan. Berdasarkan hasil catatan lapangan ini, pelaksanaan pembelajaran masih kurang efektif. Siswa masih perlu dimotivasi untuk lebih aktif sehingga suasana kelas akan menjadi lebih hidup Evaluasi hasil dilakukan melalui penilaian hasil LKS dan tes formatif siklus I. Berdasarkan hasil analisis LKS, diperoleh hasil bahwa sebagian besar kelompok masih salah dalam menentukan kalimat utama setiap paragraf. Untuk menentukan ide pokok/pokok pikiran setiap paragraf, hampir semua kelompok juga masih mengalami kesulitan. Dalam meringkas isi bacaan pada umumnya setiap kelompok masih mengalami hambatan juga, dan bahkan ada kelompok yang hanya menyalin, mengutip kalimat yang ada dalam bacaan. Berdasarkan hasil tersebut, maka kemampuan siswa dalam membaca pemahaman khususnya dalam menjawab pertanyaan bacaan, menentukan kalimat utama setiap paragraf, menentukan ide pokok/pokok pikiran setiap paragraf, serta membuat ringkasan bacaan masih jauh dari harapan. Rata-rata skor masing-masing kelompok dalam menjawab LKS adalah 69,75. Sedangkan presentase ketuntansan mencapai 50%. Berdasarkan hasil tes formatif siklus I, kemampuan siswa dalam memahami bacaan, khususnya menjawab pertanyaan bacaan, menentukan kalimat utama setiap paragraf, menentukan ide pokok/pokok pikiran setiap paragraf, dan membuat ringkasan bacaan masih kurang memuaskan. Berdasarkan hasil tes formatif siklus 1 diperoleh data bahwa ratarata skor total siswa adalah 69,75. Sedangkan presentase ketuntasan secara klasikal mencapai 50%. Hasil NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 371

12 tes ini belum sesuai dengan yang diharapkan,sebab pembelajaran dianggap tuntas apabila rata-rata hasil evaluasi mencapai sama atau lebih besar dari 70, dan secara klasikal siswa yang tuntas mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Hasil tes formatif pada siklus 1 menunjukkan bahwa secara umum siswa masih mengalami kesulitan untuk menentukan kalimat utama dan menentukan ide pokok setiap paragraf, serta membuat ringkasan isi bacaan. Skor yang diperoleh siswa masih rendah. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis persentase. Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap aktivitas guru diperoleh skor akhir aktivitas guru adalah 73,68%. Sesuai kriteria keberhasilan aktivitas guru, berarti aktivitas guru berada pada kriteria baik. Dengan demikian, aktivitas guru belum sesuai dengan yang telah direncanakan, karena dikatakan berhasil apabila telah mencapai ketegori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa diperoleh skor akhir aktivitas siswa adalah 70,58%. Sesuai kriteria keberhasilan aktivitas siswabaru berada pada kriteria baik. Dengan demikian, aktivitas siswabelum sesuai dengan yang telah direncanakan, karena dikatakan berhasil apabila telah mencapai ketegori sangat baik. Ada beberapa deskripsi yang tidak dilakukan siswa sebagaimana tertera pada hasil pengamatan. Beberapa deskripsi yang belum dilakukan siswa antara lainsebagai berikut. Sesuai pengamatan dari pengamat, diperoleh bahwa secara umum siswa: (1) tidak mencatat tujuan, (2) tidak menanyakan hal-hal yang belum jelas, (3) tidak merespon gambar-gambar yang berkaitan dengan topik, (4) tidak mengemukakan pendapat atau alasan, dan tidak mengomentari pendapat teman, (5) tidak mengenal topik yang akan diangkat sebagai bahan pembelajaran dalam teks bacaan, tidak menentukan topik yang relevan, dan tidak menanyakan hal yang belum jelas, (6) tidak mau bekerja sama dan aktif dalam kelompok, (7) tidak menjawab pertanyaan guru, (8) tidak menanyakan tugas yang belum dipahami kelompok, dan tidak bekerja sama dan aktif dalam pembegian tugas kelompok, (9) tidak mencatat hal-hal yang penting dari bacaan, (10) tidak menyimpulkan isi bacaan, (11) tidak menyelesaikan laporan, (12) tidak bekerja sama dalam memanfaatkan media, (13) tidak menggunakan media secara bersma dalam kelompok, (14) tidak menentukan waktu dalam presentase, (15) tidak menanggapi pertanyaan, (16) tidak menyimak laporan kelompok lain, (17) tidak memperhatikan jawaban pelapor, (18) tidak membantu memberi komentar, (19) tidak mengecek hasil kerja secara bersama, (20) tidak melakukan secara tepat untuk membuat keputusan bersama, (21) dan tidak membantu teman yang kurang terarah dalam menjawab. Dengan demikian masih banyak hal yang masih perlu diperbaiki. Siswa masih kurang aktif dalam diskusi antar kelompok dan tidak terjadi kegiatan tanya jawab dan saling menanggapi. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa masih kurang memuaskan. Jadi perlu dilakukan pengulangan siklus untuk NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 372

13 memperbaiki aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil catatan lapangan, diketahui bahwa aktivitas siswa masih perlu diperbaiki. Siswa masih malu-malu dan ragu-ragu untuk melaporkan hasil diskusi atau untuk mengajukan pertanyaan. Oleh sebab itu, siswa masih perlu diberi motivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Masih ada siswa yang kurang aktif dan tidak terjadi tanya jawab antar kelompok saat penyajian laporan. Berdasarkan hasil catatan lapangan ini, dapat disimpulkan bahwa perlu pengulangan siklus untuk memperbaiki aktivitas siswa. Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus 1 diperoleh bahwa ratarata skor siswa adalah 69,00. Sedangkan presentase ketuntansan mencapai 56,25%. Sesuai kriteria hasil tes formatif, maka hasil tes formatif pada siklus 1 termasuk kategori belum berhasil, sebab sesuai dengan indikator keberhasilan hasil tes formatif, siswa dikategorikan berhasil apabila telah mencapai nilai rata-rata sama atau lebih besar dari 70, dan secara klasikal dikategorikan tuntas apabila mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Dengan demikian, berdasarkan hasil dalam mengerjakan tes formatif, perlu pengulangan siklus untuk memperbaiki prestasi siswa. Siklus II Evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Evaluasi proses juga dilakukan melalui catatan lapangan yang memberikan data deskriptif mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran. Evaluasi hasil dilakukan dengan menilai LKS dan tes akhir tindakan berupa tes formatif. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengamat mengamati semua aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disediakan peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat diperoleh bahwa skor aktivitas guru adalah 91 dari skor maksimal 95. Dengan demikian, maka skor akhir aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah: Skor akhir = 91 x 100% = 95 95,79%. Sesuai pengamatan dari pengamat, diperoleh bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran: 1) tidak meminta siswa untuk menentukan topik bacaan yang relevan 2) tidak mendorong siswa mengecek pernyataan anggota kelompok 3) tidak memotivasi siswa dalam kelompok dan memberi penguatan untuk menyelesaikan tugas 4) tidak merencanakan waktu presentasi untuk membaca laporan hasil eksplorasi Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat diperoleh bahwa skor aktivitas siswa adalah 78 dari skor maksimal 85. Dengan demikian, maka skor akhir aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II adalah: Skor akhir = 80 x 100% = 85 94,12%. NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 373

14 Sesuai pengamatan dari pengamat, diperoleh bahwa secara umum siswa: 1) tidak menanyakan hal-hal yang belum jelas, 2) tidak mengomentari pendapat teman, 3) tidak menentukan topik yang relevan dalam kelompok, 4) tidak menanggapi pertanyaan kelompok lain, dan 5) tidak mengecek hasil kerja secara bersama, Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun deskriptor pada pedoman observasi. Beberapa hal yang sempat dicatat peneliti adalah sebagai berikut. 1) Secara keseluruhan pembelajaran membutuhkan waktu 210 menit, yang berarti sesuai dengan yang direncanakan. 2) Aktivitas dalam kelompok sudah berlangsung dengan baik. Sudah nampak adanya kerjasama dalam kelompok dan pembagian tugas berlangsung secara bergiliran. 3) Jawaban yang sama mendorong siswa untuk tidak bertanya atau memberikan komentar pada laporan kelompok lain. 4) Siswa tampak senang saat suatu wakil kelompok melaporkan hasil diskusi. Ini terlihat dari pemberian tepuk tangan ketika wakil kelompok selesai membaca laporan. Berdasarkan hasil catatan lapangan ini, pelaksanaan pembelajaran sudah lebih baik. Hal ini sudah tidak perlu adanya pengulangan siklus. Evaluasi hasil dilakukan melalui penilaian hasil LKS dan tes formatif siklus II. Berdasarkan hasil analisis LKS, diperoleh hasil bahwa semua kelompok sudah dapat menjawab pertanyaan dengan benar meskipun redaksinya berbeda. Untuk menentukan kalimat utama setiap paragraf, menentukan ide pokok, dan meringkas isi bacaan, secara umum dapat dikatakan prestasi siswa mengalami kemajuan bila dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I. Berdasarkan siklus II, maka diperoleh skor rata-rata kelompok adalah 97,75. Sedangkan presentase ketuntasan secara klasikal mencapai 100%. Hasil tes ini telah sesuai dengan yang diharapkan,sebab pembelajaran dianggap tuntas apabila rata-rata hasil evaluasi mencapai sama atau lebih besar dari 70, dan secara klasikal siswa yang tuntas mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Berdasarkan hasil LKS tersebut, maka kemampuan siswa dalam membaca, khususnya dalam menjawab pertanyaan bacaan, menentukan kalimat utama, menentukan pokok pikiran, dan membuat ringkasan isi bacaan sudah berhasil dengan baik. Berdasarkan hasil tes formatif diperoleh bahwa rata-rata skor total siswa adalah 86,63. Sedangkan presentase ketuntasan mencapai 81,25%. Hasil tes formatif menunjukkan bahwa secara umum ada peningkatan yang cukup signifikan tentang kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan, menentukan kalimat utama, menentukan ide pokok/pokok NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 374

15 pikiran, dan membuat ringkasan isi bacaan. Dengan demikian bahwa sampai pada siklus II ini hasil pembelajaran sudah berhasil dengan baik. Berdasarkan analisis hasil kerja kelompok dalam mengerjakan LKS, maka diperoleh skor rata-rata kelompok adalah 97,75. Sedangkan ketuntasan sudah mencapai 100%. Hasil ini sudah sesuai dengan yang diharapkan yaitu rata-rata skor LKS lebih dari atau sama dengan 70, dan presentase ketuntasan dapat dikategorikan berhasil apabila mencapai lebih dari atau sama dengan 70%. Dilihat dari hasil siswa secara kelompok dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa tidak perlu diadakan pengulangan siklus. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis persentase. Berdasarkan hasil observasi dari pengamat terhadap aktivitas guru diperoleh skor akhir aktivitas guru adalah 95,79%. Sesuai kriteria keberhasilan aktivitas guru, berarti aktivitas guru berada pada kriteria sangat baik. Dengan demikian, aktivitas guru sudah sesuai dengan yang telah direncanakan.berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik CIRC sudah berhasil dengan baik dan sudah tidak perlu adanya pengulangan siklus. Berdasarkan hasil observasi dari pengamat terhadap aktivitas siswa diperoleh skor akhir aktivitas siswa adalah 94,11%. Sesuai kriteria keberhasilan aktivitas siswa, berarti aktivitas siswa berada pada kriteria sangat baik. Dengan demikian aktivitas siswa sudah sesuai dengan yang direncanakan meskipun masih tetap ada kekurangan. Siswa masih kurang aktif dalam diskusi antar kelompok. Jadi, pada dasarnya tidak diperlukan pengulangan siklus. Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus II diperoleh bahwa ratarata skor siswa adalah 86,63. Sedangkan presentase ketuntasan pada siklus II ini mencapai 81,25%. Dengan demikian hasil tes formatif pada siklus II ini dapat dikategorikan berhasil, karena indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dikategorikan telah berhasil apabila rata-rata hasil tes formatif telah mencapai lebih besar atau sama dengan 70, sedangkan presentase ketuntasan apabila telah mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Sesuai kriteria untuk hasil tes formatif, maka disimpulkan bahwa hasil tes formatif siswa berada pada kualifikasi sangat baik. Dengan demikian, berdasarkan hasil tes fomatif sudah dikategorikan tuntas dan tidak perlu ada pengulangan siklus. Berdasarkan kegiatan refleksi terhadap hasil LKS, hasil ulangan formatif, hasil pengamatan, dan hasil catatan lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak diperlukan pengulangan siklus lagi. Dengan demikian tindakan dinyatakan selesai dan kegiatan selanjutnya adalah penyusunan laporan. SIMPULAN DAN SARAN Dalam bagian ini dikemukakan tentang simpulan dan saran yang berkaitan dengan pembelajaran membaca pemahaman dengan Teknik CIRC. Simpulan berisi uraian hasil penelitian yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan Teknik siswa kelas IV SDN NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 375

16 Ngrambe 3 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi tahun Saran berisi uraian mengenai sumbangan pemikiran dan harapan peneliti berkaitan dengan hasil penelitian ini. Simpulan umum yang diuraikan berkaitan dengan (1) peningkatan proses pembelajaran membaca pemahaman dengan Teknik CIRC melalui tahap prabaca, saatbaca, dan pasca-baca, dan (2) peningkatan hasil belajar membaca pemahaman dengan Teknik CIRC. Kedua tersebut diuraikan sebagai berikut. Pembelajaranmelalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkanproses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dibuktikan dengan pencapaian skor yang diperoleh guru dalam proses pembelajaran dengan teknik CIRC antara lain, pada siklus I memperoleh skor 73,68 dengan klasifikasi baik. Sedangkan pencapaian skor pada siklus II adalah 95,79 dengan klasifikasi sangat baik. Hal tersebut telah terjadi kenaikan secara signifikan bila dibandingkan antara pencapaian siklus 1 dengan siklus 2. Dan sebagai Indikator keberhasilan proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan proses pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC) dengan klasifikasi sangat baik. Pembelajaran membaca pemahaman melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan terjadinya kenaikan perolehan nilai secara signifikan bila dibandingkan antara nilai hasil belajar pada pra tindak, nilai hasil belajar siklus 1, dan perolehan nilai hasil belajar pada siklus 2. Pada evaluasi pra tindak hasil nilai rata-rata siswa baru mencapai 57,06, dan secara klasikal presentasi ketuntasan baru mencapai 31,25%. pada siklus I nilai rata-rata siswa 69,00, secara klasikal nilai presentasi ketuntasan naik mencapai 56,25%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa naik secara signifikan menjadi 86,63, secara klasikal nilai presentasi ketuntasan naik mencapai 81,25%. Dan sebagai indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila peningkatan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Ngrambe 3 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2012/2013 melalui teknik Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan rata-rata mencapai lebih besar atau sama dengan 70, dan secara klasikal siswa yang tuntas mencapai lebih besar atau sama dengan 70%. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran membaca pemahaman dengan Teknik CIRC pada siswa kelas IV SDN Ngrambe 3, Kecamatan Ngrambe, Kabuputen Ngawi, maka beberapa saran yang NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 376

17 dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Teknik CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, khusunya di SDN Ngrambe 3, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi agar memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran membaca pemahaman. 2) Disarankan kepada guru SD agar mengoptimalkan proses pembelajaran membaca pemahaman melalui pemanfaatan metode pembelajaran membaca dengan Teknik CIRC. Dalam hal ini, guru diharapkan mengembangkan perannya sebagai fasilitator, motivator partisipan, pemantau, konselor, dan evaluator dalam pembelajaran membaca pemahaman. 3) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian tentang pembelajaran membaca pemahaman masih perlu dilaksanakan. Penelitian selanjutnya hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan metode yang lain untuk memperkaya metode pembelajaran membaca pemahaman khusunya di tingkat Sekolah Dasar. 4) Kepada Kepala SD disarankan agar senantiasa mendorong dan membina guru binaannya untuk selalu berupaya meningkatkan pemahamannya terhadap pembelajaran membaca pemahaman dengan Teknik CIRC yang mendasarkan pada pendekatan proses membaca serta selalu memantau pelaksanaannya di kelas secara teratur. Dengan upaya seperti itu, diharapkan pembelajaran membaca pemahaman sebagai suatu proses dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa SD. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Draf Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indo nesia. Jakarta: Depdiknas. Fajri, dan Senja Kamus Lengkap bahasa Indonesia. Jakarta: Aneka Ilmu bekerja sama Difa Publisher. Ghazali, A. Syukur Strategi Belajar Kooperatif dalam Belajar Mengajar Kontekstual. Jurnal Sumber Belajar Kajian Teori dan Aplikasi. Nomor 1,8 Oktober Malang: LP3 UM. Nur, Muhamad & Wikandari Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Unesa. Rofi uddin, A. dan Zuhdi, D Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: UM Press. Tarigan, H.G Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Warsono Profil Kemampuan Membaca Siswa SD di Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Dasar. II (3): NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 377

18 Wiriaatmadja Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. NOSI Volume 1, Nomor 4, Agustus 2013 Halaman 378

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN WAKAH 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SUMARYADI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV SDN 2 NGASINAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Laela

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

Keyword: CIRC, Learning, Phoem PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 SELANG

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG Oleh Muhamad Nasir dan Abstrak Tulisan ini berawal dari

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) BERBANTUAN MEDIA PUZZLE KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN KEBONHARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran sentral dalam keberhasilan peserta didik mempelajari semua bidang studi. Melalui bahasa manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

50 Media Bina Ilmiah ISSN No 50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI I RENDANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki Rahmat No.46 Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& Wihardit, 2007:

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa yang di dalamnya terdapat proses belajar dan membelajarkan. Selain interaksi dengan guru,

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK Secara jujur harus diakui, pembelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kualitatif karena penelitian ini bermaksud memahami berubahan yang dialami oleh subjek penelitian, Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI IPA MAN SUKOHARJO SKRIPSI

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pendidik dituntut mampu menguasai berbagai metode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan orang dewasa (Pendidik) terhadap orang yang belum dewasa (Peserta Didik) untuk mencapai kedewasaannya. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di

Lebih terperinci

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

Linda Ratnaningtyas D.W. 34 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MATA PELAJARAN IPS MATERI DOKUMEN DAN BENDA PENTING KELUARGA PADA SISWA KELAS II SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER Linda Ratnaningtyas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI Anas Masruh Hidayat Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Tutor Sebaya Untuk Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Poso Pesisir Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR Iskandar SD Negeri Nomor. 005 Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dibahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini agar dapat memberi gambaran umum tentang latar peneliti dan sebagai bahan rujukan pembahasan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL SISWA KELAS V SDN HARGOMULYO 2 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 Andriana Isbinarni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menulis puisi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VB SD Negeri 03 Kota Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan oleh semua manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan suatu maksud kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL Misnan SMP Negeri 1 Stabat, kab. Langkat e-mail: mien4n@gmail.com Abstract: This classroom action research aims to improve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS 32 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Tema Lingkungan di Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli Nilwati M. Nur Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC Ari Kusuma Rahmawati 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA BERTAMU (TWO STAY TWO STRAY) Hari Satrijono 1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA BERTAMU (TWO STAY TWO STRAY) Hari Satrijono 1) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK DUA TINGGAL DUA BERTAMU (TWO STAY TWO STRAY) 1) Hari Satrijono 1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jember Harisatrijono_FKIP@unej.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran membaca merupakan salah satu materi yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Akhmad Suyono Universitas Islam Riau gerhanabestari@yahoo.com Abstract: This

Lebih terperinci