HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 RINGKASAN SAMSUDIN. D Hubungan antara Lama penyimpanan dengan Penyusutan Bobot, Haugh Unit, Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama Pembimbing Anggota : Ir. Rukmiasih, MS. : Ir. Rini Herlina Mulyono, M. Si. Telur ayam ras merupakan bahan pangan yang mengandung hampir semua zat makanan yang diperlukan tubuh, mudah dicerna dan dapat diolah menjadi berbagai macam masakan.umumnya grosir dan pedagang eceran menyimpan telur ayam pada suhu ruang. Pada suhu di atas 20 0 C terjadi penguapan CO 2 dan H 2 O dari dalam telur yang dapat mempengaruhi bobot telur, Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur. Penyusutan bobot merupakan hasil pengurangan bobot awal oleh bobot akhir setelah telur mengalami penyimpanan. Nilai Haugh unit merupakan ukuran kualitas telur bagian dalam. Nilai Haugh unit didapat dari hubungan antara tinggi putih telur dan bobot telur. Daya buih dan kestabilan buih merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas olahan telur, seperti pada pembuatan kue. Buih dibentuk karena terbukanya ikatan polipeptida dalam molekul protein pada waktu pengocokan telur sehingga rantai protein menjadi lebih panjang, kemudian udara masuk diantara molekul-molekul protein yang rantainya telah terbuka dan tertahan, sehingga volume bagian buih telur menjadi bertambah. Daya buih merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika dikocok dan biasanya dinyatakan dalan persen terhadap putih telur, sedangkan kestabiulan buih merupakan ukuran kemampuan struktur buih untuk bertahan kokoh atau tidak mencair selama waktu tertentu. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan telur pada suhu ruang terhadap penyusutan bobot, Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras pada berbagai lama simpan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei Oktober Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 75 butir telur ayam ras yang dikumpulkan selama tiga hari. Telur tersebut diperoleh dari 60 ekor ternak ayam ras. Peubah yang diamati adalah penyusutan bobot, nilai Haugh unit, daya dan kestabilan buih. Nilai penyusutan bobot telur, Haugh unit dan kestabilan buih putih telur ayam ras dianalisis menggunakan persamaan regresi linier, sedangkan daya buih dianalisis secara deskriptif. Persamaan regresi penyusutan bobot yang diperoleh adalah y = 0,10+0,17x dan nilai korelasi 0,83 (R 2 =0,69). Persamaan regresi nilai Haugh unit yang diperoleh adalah y = 74,83-1,63x dengan nilai korelasi -0,73 (R 2 =0,53). Nilai daya buih yang dihasilkan antara 640,20% - 830,70%. Persamaan regresi kestabilan buih yang diperoleh adalah y = 82,55-1,22x, dengan nilai koefisien korelasi -0,78 (R 2 =0,60). Kata-kata kunci : telur ayam ras, lama simpan, bobot telur, Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras.

3 ABSTRACT Correlation between Storage time and the Loss of Weight, Haugh Unit, Foaming Ability and Stability of Broiler Eggs at Room Temperature Samsudin., Rukmiasih., R. H. Mulyono Chicken egg is one food stuffs that contains almost all of nutrients, which one useful for our body. One of the factors that effect this properties is egg quality during storage. The pores of egg shell will be influenced by temperature and storage time. It will becomes wider and effect the CO 2 and H 2 O evaporation. The research to saw of egg weight loss, Haugh unit, foaming ability and stability. This research was carried out at Poultry Science Laboratory and Animal Product Technology Laboratory. 75 chicken egg were used in this reseach, the storage times were for 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24 and 27 days. Egg weight loos, Haugh unit and stability was analyzed by regression. The result for egg weight loss was y = x, r = 0.83, Haugh unit was y = x, r = and stability was y = x, r = Foaming was analyzed by descriptive that result %. Key words : Chicken Egg, Storage, Weight Loss, Haugh Unit, Foaming Ability and Stability

4 HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SAMSUDIN D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG Oleh SAMSUDIN D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 18 Maret 2008 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Rukmiasih, MS. Ir. Rini H. Mulyono, M. Si. NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc. Agr. NIP

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bogor Propinsi Jawa Barat, pada tanggal 2 Desember Penulis merupakan anak keenam dari sebelas bersaudara dari pasangan Bapak Musa dan Ibu Yayah Sarah. Tahun 1996 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 1 Cimayang, Bogor. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Cibungbulang, Bogor dan lulus pada tahun Kemudian melanjutkan ke SMU Taman Islam, Bogor dan lulus tahun Melalui Jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2002, penulis diterima di Departemen Ilmu Produksi Ternak, Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, IPB. Selama menempuh studi di IPB, Penulis aktif sebagai anggota FAMM Alan aam, Dewan Keluaga Mesjid Al-Hurriyah dan aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi Ternak (HIMAPROTER) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, periode Selain itu penulis juga pernah mengikuti kegitan-kegiatan seminar pendidikan mahasiswa dan Dosen.

7 KATA PENGANTAR Ketulusan hati yang dalam datang dari penulis sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Allah SWT penguasa atas segala yang ada di alam ini, yang selalu memberikan nikmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam akan selalu tercurah bagi Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang. Skripsi ini berjudul Hubungan Antara Lama penyimpanan dengan Penyusutan Bobot, Haugh Unit, Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang, di bawah bimbingan Ir. Rukmiasih, MS dan Ir. Rini Herlina Mulyono M. Si. Kualitas telur sangat dipengaruhi oleh lama penyimpann dan suhu lingkungan. Suhu lingkungan yang baik bagi penyimpanan telur akan mampu mempertahankan keadaan kualitas telur tersebut, sebaliknya suhu lingkungan yang tidak baik untuk penyimpanan telur akan cepat sekali mengubah kualitas telur menjadi rusak. Suhu lingkungan dan lama penyimpanan telur sangat erat kaitannya dengan penyusutan bobot, nilai Haugh unit, juga berpengaruh pada pembentukan daya dan kestabilan buih. Banyak sekali proses yang terjadi pada bagian dalam telur selama berada dalam penyimpanan diantaranya peguapan CO 2 dan H 2 O. Ujung dari proses perubahan-perubahan tersebut akan mempengaruhi kualitas telur dan pembuatan produk pangan seperti kue. Hal yang selalu diingat penulis adalah bahwa sebuah karya akan selalu memiliki kekurangan. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki banyak kekurangan. Saran dan kritik sangat penulis harapkan dari semua pihak yang membaca karya ini untuk perbaikan di masa depan. Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi yang membaca. Bogor, Maret 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 2 Telur Segar... 2 Struktur dan Komposisi Telur... 2 Kulit Telur... 2 Putih Telur... 3 Kuning Telur... 4 Kualitas Telur... 5 Haugh Unit... 6 Protein Putih Telur... 7 Ovalbumin... 7 Ovomucin... 8 Globulin... 8 Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur... 8 Daya Buih Putih Telur... 8 Kestabilan Buih Putih Telur Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya dan Kestabilan Buih Pengaruh Umur Pengaruh ph Pengaruh Suhu Pengaruh Pengocokan METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Analisis Data Prosedur Persiapan Kandang Pemeliharaan Penyimpanan Telur... 16

9 Pengukuran Penyusutan Bobot Pengukuran Nilai Haugh Unit Pengukuran Daya dan Kestabilan Buih HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan antara Lama penyimpanan dan Penyusutan Bobot Hubungan antara Lama penyimpanan dan Haugh Unit Daya Buih Putih Telur Ayam Ras Hubungan antara Lama penyimpanan dan Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 28

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Komposisi Kimia Telur Ayam Ras Klasifikasi Kualitas Telur berdasarkan Bobot Jenis-jenis Protein Putih Telur Ayam Daya Buih Putih Telur ayam Ras yang di Simpan pada Suhu Ruang dengan Lama simpan yang Berbeda... 21

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Struktur Telur Mekanisme Pembentukkan Buih Hubungan Lama simpan dan Penyusutan Bobot Hubungan Lama simpan dan Haugh Unit Hubungan Lama simpan dan Kestabilan Buih... 23

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Nilai Rataan dan Simpangan Baku Penyusutan Bobot, Haugh Unit, Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur ayam Ras pada Berbagai Umur Simpan Analisis Ragam Pengaruh Lama simpan terhadap Penyusutan Bobot Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Regresi Pengaruh Lama simpan terhadap Penyusutan Bobot Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Ragam Pengaruh Lama simpan terhadap nilai Haugh Unit Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Regresi Pengaruh Lama simpan terhadap nilai Haugh Unit Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Ragam Pengaruh Lama simpan terhadap Daya Buih Putih Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Ragam Pengaruh Lama simpan terhadap Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang Analisis Regresi Pengaruh Lama simpan terhadap Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras pada Suhu Ruang

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam petelur merupakan salah satu ternak unggas yang cukup potensial di Indonesia. Ayam petelur dibudidayakan khusus untuk menghasilkan telur secara komersial. Saat ini terdapat dua kelompok ayam petelur yaitu tipe ayam medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan kerabang coklat sedangkan tipe ringan bertelur dengan kerabang putih (North dan Bell, 1990). Telur sebagai bahan pangan mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan itu antara lain mengandung hampir semua zat makanan yang diperlukan tubuh, mudah dicerna dan dapat diolah menjadi berbagai macam masakan. Telur merupakan sumber protein yang mudah sekali diperoleh. Telur merupakan bahan makanan yang mudah mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut dipengaruhi oleh lama telur disimpan dan suhu lingkungan tempat telur disimpan. Umumnya grosir atau pedagang eceran masih menyimpan telur ayam pada suhu ruang. Pada suhu di atas 20 0 C terjadi penguapan CO 2 dan H 2 O dari dalam telur yang dapat mempengaruhi bobot telur. Perubahan bobot telur akan diikuti dengan encernya putih telur yang dapat mempengaruhi tinggi putih telur. Tinggi putih telur berkaitan erat dengan nilai Haugh unit. Perubahan bobot telur juga akan diikuti oleh perubahan pada protein putih telur yang berperan dalam proses pembentukkan daya dan kesetabilan buih. Daya dan kestabilan buih putih telur pada industri pengolahan pangan bermanfaat sebagai pengembang adonan kue serta dapat mempengaruhi kecerahan dan rasa produk pangan tersebut. Volume dan kestabilan buih putih telur yang berkualitas baik diperlukan agar kue yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik pula. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama penyimpanan telur pada suhu ruang terhadap penyusutan bobot, Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras. 2

14 TINJAUAN PUSTAKA Telur Segar Telur segar adalah telur yang baru dikeluarkan induk unggas. Telur tersebut diperdagangkan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Telur segar dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu telur segar biologis dan telur segar komersial. Tanda-tanda telur segar yang masih baru adalah kerabang telur mulus, kuning telur berada di tengahtengah yang tidak bergerak bebas dan rongga udara kecil (Sarwono, 1994). Struktur dan Komposisi Telur Telur mempunyai tiga komponen pokok yaitu kulit (kerabang) telur, putih telur (albumen) dan kuning telur (Buckle et al., 1988). Kulit telur disusun sebagian besar oleh kalsium karbonat dan mempunyai banyak pori. Kulit telur berfungsi untuk melindungi putih dan kuning telur. Kuning telur berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh membran vitelin. Putih telur (albumen) merupakan bagian telur yang berbentuk seperti gel. Struktur telur menurut Stadelman dan Cotteril (1995) disajikan pada Gambar 1. Kulit Telur Kulit telur merupakan bagian telur yang paling keras. Bagian ini disusun dari 95,1% garam-garam anorganik, 3,3% bahan organik dan 1,6% air. Bahan-bahan anorganik yang membentuk kulit telur terdiri atas kalsium (Ca), magnesium (Mg), 3

15 fosfor (P), besi (Fe) dan belerang (S) (Sarwono, 1994). Fungsi utama kulit telur adalah sebagai pelindung isi telur dari mikroorganisme dan melindungi perkembangan embrio (Romanoff dan Romanoff, 1963). Kulit telur ayam yang kuat, halus dan berkapur. Ketebalan kulit telur sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sifat keturunan, cuaca dan makanan yang diberikan pada ayam (Romanoff dan Romanoff, 1963). Ketebalan kulit telur ayam yang diberi makanan dengan kandungan unsur kalsium tinggi rata-rata 0,3 mm (Sarwono, 1994). Pada kulit telur banyak ditemukan pori-pori yang berguna sebagai saluran pertukaran udara untuk memenuhi kebutuhan embrio di dalamnya. Jumlah pori-pori tersebut bervariasi antara buah pori yang menyebar di seluruh permukaan kerabang telur (Stadelman dan Cotterill, 1995). Kulit telur terdiri atas empat lapisan yaitu : (1) lapisan kutikula, (2) lapisan bunga karang, (3) lapisan mamila, (4) lapisan membran (Winarno dan Koswara, 2002). Kutikula merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi seluruh permukaan telur. Tebal lapisan kutikula pada telur ayam dan telur itik berkisar antara 0,003-0,010 mm (Sarwono, 1994). Lapisan bunga karang terdiri atas protein serabut yang berbentuk anyaman, apabila lapisan ini dihilangkan bagian kapurnya yaitu dengan menambahkan asam kuat, maka akan terbentuk suatu anyaman seperti bunga karang. Lapisan ini disebut lapisan sebenarnya karena disusun dari 2/3 bagian dari seluruh bagian kulit telur, lapisan bunga karang disusun dari protein, karbohidrat, lemak, garam dan kalsium (Belizt dan Grosch, 1999). Lapisan mamila sangat tipis dengan ketebalan kira-kira sepertiga dari seluruh lapisan kulit telur (Sarwono, 1994). Lapisan membran merupakan bagian kulit telur yang terletak paling dalam. Lapisan ini terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar menempel pada lapisan mamila, sedangkan membran lapisan dalam memiliki tiga lapisan serat. Lapisan membran luar lebih tebal dibandingkan dengan lapisan membran dalam (Stadelman dan Cotterill, 1995). Putih Telur Putih telur terdapat di antara kulit telur dan kuning telur. Putih telur terdiri atas empat lapisan yaitu: lapisan encer luar, lapisan kental luar, lapisan encer dalam dan lapisan khalazaferous (Nakai dan Modler, 2000), yang menurut Sarwono (1994) banyak masing-masing lapisan 23,2%, 57,3%, 16,9% dan 2,7%. 4

16 Bagian terbesar dari telur adalah putih telur yaitu sebesar 56%-61% dari keseluruhan telur (Romanoff dan Romanoff, 1963). Persentase bobot putih telur dipengaruhi oleh strain, umur ayam dan lama simpan telur (Stadelman dan Cotterill, 1995). Kuning Telur Kuning telur merupakan bagian penting pada isi telur, pada bagian inilah terdapat embrio dan tempat tumbuh embrio hewan khususnya pada telur yang telah dibuahi (Sarwono, 1994). Kuning telur merupakan emulsi lemak dalam air (Belizt dan Grosch, 1999). Kuning telur terdiri atas membran vitelin, saluran latebra, lapisan kuning telur gelap, dan lapisan kuning telur terang (Stadelman dan Cotterill, 1995). Kuning telur mempunyai komposisi gizi yang lebih lengkap dibandingkan putih telur. Komposisi gizi kuning telur terdiri atas air, protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin (Sarwono, 1994). Komposisi kimia telur ayam ras disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia Telur Ayam Ras (dalam 100 gram berat bahan) Telur Ayam Segar Komposisi Kimia Telur Utuh Kuning Telur Putih Telur Kalori (kal) 148,0 361,0 50,0 Air (g) 74,0 49,4 87,8 Protein (g) 12,0 16,3 10,8 Lemak (g) 11,5 31,9 0,0 Karbohidrat (g) 0,7 0,7 0,8 Kalsium (mg) 54,0 147,0 6,0 Fosfor (mg) 180,0 586,0 17,0 Vitamin A (IU) 900,0 2000,0 0,0 Sumber: Direktorat Kesehatan RI (1979) Warna kuning telur sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan karotenoid yang berasal dari pakan (Charley,1982). Romanoff dan Romanoff (1963) menyatakan bahwa ayam yang mengkonsumsi pakan yang mengandung karotenoid lebih tinggi, akan menghasilkan kuning telur yang berintensitas warna lebih tinggi. Anggorodi (1995) menambahkan bahwa setiap ayam mempunyai kemampuan 5

17 berbeda untuk mengubah pigmen karoten menjadi warna kuning telur. Umumnya warna kuning telur diperoleh dari warna kuning jagung (Rasyaf, 2001). Kualitas Telur Definisi kualitas menurut Mountney (1976) adalah kumpulan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu bahan pangan yang mempunyai pengaruh terhadap penilaian konsumen tentang bahan pangan tersebut. Kualitas telur konsumsi, terutama telur ayam dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kualitas telur bagian luar dan kualitas bagian dalam (Sarwono, 1994). Kualitas bagian luar meliputi warna, bentuk, tekstur, keutuhan, kebersihan kerabang, sedangkan kualitas bagian dalam meliputi kekentalan putih telur, warna kuning telur, posisi kuning telur dan keberadaan nodanoda berupa bintik-bintik darah pada kuning telur maupun putih telur (Umar, 2000). Kualitas bagian dalam dapat diamati dengan peneropongan (Sarwono, 1994). Umumnya telur untuk konsumsi akan mengalami perubahan setelah di keluarkan oleh induknya. Salah satu perubahan tersebut adalah perubahan pada bobot telur (Romanoff dan Romanoff, 1963). Menurut Romanoff dan Romanoff (1963), penguapan karbondioksida dan air dapat menyebabkan penyusutan bobot telur. Selain itu penyusutan bobot telur sebagian kecil dipengaruhi oleh penguapan gas-gas seperti NH 3 dan sedikit H 2 S dari dalam telur (Peirano et al.,1974). Telur yang memiliki bobot awal lebih besar dari 58,90 gram mengalami penurunan bobot yang lebih besar dibandingkan dengan telur yang berbobot lebih kecil dari 58,90 gram. Hal ini disebabkan perbedaan jumlah pori-pori kulit telur, ketebalan kulit telur dan permukaan tempat udara bergerak (Sirait, 1986). Penyusutan bobot telur akan bertambah besar dengan lama simpan sampai batas tertentu dan selanjutnya bobot telur akan relatif konstan (Romanoff dan Romanoff, 1963). Penyusutan bobot telur pada telur-telur yang tidak diawet, relatif berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan pengaruh suhu yang tinggi selama penyimpanan, lama penyimpanan serta kelembaban udara yang rendah yang akan mempercepat penguapan air dari dalam telur (Stadelman dan Cotterril, 1995). United State Departement of Agriculture (USDA) berdasarkan bobotnya membagi kualitas telur menjadi enam kategori yaitu jumbo, extra large, large, medium, small dan peewee (Mountney, 1976). Klasifikasi kualitas telur berdasarkan bobot disajikan pada Tabel 2. 6

18 Tabel 2. Klasifikasi Kualitas Telur berdasarkan Bobot Klasifikasi Bobot minimum (g/butir) Jumbo 71 Extra large 64 Large 57 Medium 50 Small 42 Peewee 35 Sumber : Mountney (1976) Haugh Unit Kualitas putih telur dapat diukur dengan menghitung Haugh unit, yaitu dengan menggunakan egg quality slide rule atau dengan menggunakan rumus Haugh unit (Stadelman dan Cotteril, 1995). Nilai Haugh unit merupakan nilai yang mencerminkan keadaan albumen telur yang berguna untuk menentukan kualitas telur. Nilai Haugh unit ditentukan berdasarkan keadaan putih telur, yaitu korelasi antara bobot telur dan tinggi putih telur. Penurunan nilai Haugh unit selama penyimpanan terjadi karena penguapan air dalam telur dan kantung udara yang bertambah besar (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Menurut Nesheim dan Card (1972) Nilai Haugh unit dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Haugh Unit = 100 log (H + 7,57 1,7 W 0,37 ) Keterangan : H = tinggi putih telur kental (mm) W = bobot telur (g) Nilai Haugh unit yang tinggi menunjukkan kualitas telur tersebut juga tinggi (Sudaryani, 2000). Nilai Haugh unit lebih dari 72 dikategorikan sebagai telur berkualitas AA, nilai Haugh unit sebagai telur berkualitas A, nilai Haugh unit sebagai telur berkualitas B dan nilai Haugh unit kurang dari 31 dikategorikan sebagai telur berkualitas C (Mountney, 1976). Izat et al., (1986) menyatakan bahwa nilai Haugh unit dipengaruhi umur ayam, dengan pertambahan umur ayam maka 7

19 akan menurunkan nilai Haugh unit, karena kemampuan fungsi fisiologis alat reproduksi ayam semakin menurun (Polin dan Sturkie, 1974). Protein Putih Telur Putih telur mengandung protein yang terdiri atas beberapa jenis protein (Winarno dan Koswara, 2002). Jenis protein pada putih telur disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis-jenis Protein Putih Telur Ayam Jenis protein Persen dari total protein Ovalbumin 54,00 Conalbumin 12,00-13,00 Ovomucoid 11,00 Lysozim 3,40-3,50 G2 globulin 4,00 G3 globulin 4,00 Ovomucin 1,50-3,50 Ovoflavoprotein 0,80 Ovoglikoprotein 0,50-1,00 Ovomacroglobulin 0,50 Ovoinhibitor 0,10-1,50 Avidin 0,05 Cystatin 0,05 Sumber: Nakai dan Modler (2000) Ovalbumin Ovalbumin adalah salah satu jenis protein dalam putih telur yang terbanyak (54% dari total protein putih telur) yang mempunyai kemampuan membentuk buih (Alleoni dan Antunes, 2004). Ovalbumin terdiri atas tiga macam protein, yaitu G1-globulin G2-globulin dan G3-globulin. Ketiga jenis protein ini berperan penting dalam pembentukan buih (Winarno dan Koswara, 2002). Alleoni dan Antunes (2004) menyatakan bahwa s-ovalbumin merupakan turunan dari ovalbumin. Tranformasi ovalbumin menjadi s-ovalbumin terjadi akibat penyimpanan karena peningkatan ph dan suhu. Jika kandungan s-ovalbumin meningkat, akan menyebabkan tirisan buih meningkat dan menurunkan stabilitas buih. 8

20 Ovomucin Ovomucin merupakan glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat yang berbentuk serabut. Serabut-serabut tersebut berbentuk jala yang dapat mengikat bagian cair dari putih telur (Powrie, 1984). Ovomucin putih telur kental empat kali lebih besar daripada putih telur yang encer (Stadelman dan Cotterill, 1995). Ovomucin merupakan fraksi protein putih telur yang membentuk selaput (film) dan berfungsi menstabilkan struktur buih. Pengocokan yang berlebihan akan mengakibatkan penggumpalan sebagian ovomucin dan memperkecil elastisitas gelembung buih (Stadelman dan Cotterill, 1995). Ovomucin adalah protein yang bersifat menstabilkan buih, jika ovomucin terdapat dalam jumlah yang banyak maka buih yang terbentuk bersifat stabil (Sirait, 1986). Daya buih putih telur kental yang mengandung lebih banyak ovomucin lebih rendah dari pada putih telur yang encer, tetapi kestabilan buihnya lebih tinggi (Hammershoj, 2000). Globulin Globulin merupakan protein yang menentukan kekentalan putih telur dan mengurangi pencairan buih. Globulin yang kurang dalam putih telur membutuhkan waktu pengocokan lebih lama untuk mencapai volume tertentu (Stadelman dan Cotterill, 1995). Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Daya Buih Putih Telur Buih adalah dispersi koloid dari fase gas dalam fase cair, yang dapat dibentuk saat telur dikocok (Winarno dan Koswara, 2002). Buih dibentuk karena ikatan polipeptida terbuka dalam molekul protein pada waktu pengocokan telur sehingga rantai protein menjadi lebih panjang, kemudian udara masuk di antara molekulmolekul protein yang rantainya telah terbuka dan tertahan sehingga volume bagian buih telur menjadi bertambah. Semakin banyak udara yang terperangkap, buih yang terbentuk semakin kaku dan kehilangan sifat alir (Sirait, 1986). Mekanisme pembentukan buih disajikan pada Gambar 2. 9

21 Mekanisme pembentukan buih diawali dengan ikatan-ikatan dalam dalam molekul protein yang terbuka sehingga rantainya menjadi lebih panjang, diteruskan dengan proses absorpsi yaitu pembentukan monolayer atau film dari protein yang terdenaturasi, kemudian udara ditangkap dan dikelilingi oleh film membentuk gelembung. Lapisan monolayer kedua dibentuk di sekitar gelembung untuk mengganti bagian film yang terkoagulasi. Film protein dari gelembung yang 10

22 berdekatan akan berhubungan dan mencegah cairan keluar (Cherry dan McWaters, 1981). Semakin lama ikatan yang terbentuk tersebut akan semakin melemah dan tirisan akan keluar dari lamela yang terdapat diantara gelembung, yang berakhir rusaknya film buih (Stadelman dan Cotterill, 1995). Daya buih merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika dikocok dan dinyatakan dalam persen terhadap putih telur (Stadelman dan Cotterill, 1995). Daya buih sangat penting dalam pengolahan pangan seperti pada pembuatan cake (Winarno dan Koswara, 2002). Pembentukan buih yang stabil memerlukan cairan dengan kuat keregangan dan elastisitas yang tinggi. Penambahan waktu pengocokan akan memperbanyak udara yang terperangkap, sehingga volume buih meningkat, tetapi elastisitas putih telur berkurang (Stadelman dan Cotterill, 1995). Putih telur ayam yang baru ditelurkan mempunyai volume buih 350% dari volume awal putih telur, sedangkan yang telah disimpan selama dua minggu pada suhu ruang mempunyai volume buih 425% dari volume awal putih telur (Romanoff dan Romanoff, 1963). Georgian Egg Commission (2005) menyatakan bahwa buih putih telur yang baik memiliki daya buih sebesar 6-8 kali volume putih telur awal. Kestabilan Buih Putih Telur Kestabilan buih putih telur merupakan ukuran kemampuan struktur buih untuk bertahan kokoh atau tidak mencair selama waktu tertentu (Stadelman dan Cotterill, 1995). Kestabilan buih berbanding terbalik dengan tirisan buih. Kestabilan buih yang tinggi akan dicirikan dengan tirisan buih yang rendah (Kurniawan, 1991). Tirisan buih terjadi karena ikatan antara udara dengan protein putih telur yang kurang kokoh, sehingga setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk tirisan buih (Kurniawan, 1991). Struktur buih yang stabil umumnya dihasilkan oleh putih telur yang mempunyai elastisitas tinggi, sebaliknya volume buih yang tinggi diperoleh dari putih telur yang mempunyai elastisitas rendah. Elastisitas akan hilang jika putih telur terlalu banyak dikocok atau diregangkan seluas mungkin (Stadelman dan Cottreill, 1995). Kestabilan buih memegang peranan penting dalam adonan kue karena mempengaruhi kekokohan struktur kue yang dihasilkan. Buih yang kurang stabil tidak dapat mendukung pengembangan kue secara maksimal (Kurniawan, 1991). 11

23 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya dan Kestabilan Buih Daya dan kestabilan buih dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur telur, ph putih telur, pengocokan, ada atau tidaknya bahan lain yang ditambahkan, dan kualitas telur (Winarno dan Koswara, 2002). Pengaruh Umur Umur telur yang semakin meningkat akan menurunkan kualitas telur karena terjadi penguapan CO 2 dan H 2 O. Hal ini menyebabkan putih telur encer dengan ph menjadi basa (Winarno dan Koswara, 2002). Penyimpanan telur selama 5 dan 10 hari menyebabkan penurunan berat telur dan tinggi putih telur, tetapi meningkatkan ph putih telur dan volume buih putih telur (Silversides dan Budgell, 2004). Pengaruh ph Telur yang baru dikeluarkan oleh induk ayam mempunyai ph berkisar 7,6 (Kurniawan, 1991) dan selama penyimpanan akan meningkat mencapai maksimum 9,7. Peningkatan ph disebabkan penguapan CO 2 dari dalam telur melalui pori-pori kerabang (Winarno dan Koswara, 2002). Stadelman dan Cotterill (1995) menyatakan bahwa pada saat ph meningkat menjadi sekitar sembilan terjadi interaksi antara ovomucin dan lysozim yang menyebabkan putih telur menjadi encer. Putih telur yang encer lebih mudah menangkap udara dari pada putih telur kental. Hal ini disebabkan cairan putih telur yang encer akan lebih mudah menyebar daripada putih telur yang kental bila dikocok dan selanjutnya akan lebih cepat pula dalam mengikat udara (Kurniawan, 1991). Volume buih tertinggi terjadi pada ph sekitar 8,0 (Stadelman dan Cotterill, 1995). Pengaruh Suhu Pengocokan putih telur pada suhu 10 0 C sampai 25 0 C tidak mempengaruhi pembentukan buih, tetapi pada suhu tersebut mengakibatkan penurunan tegangan permukaan, yang mempermudah pembentukan buih (Kurniawan, 1991). Pengocokan telur pada suhu ruang ( C) lebih mudah menghasilkan buih daripada suhu rendah. Pembentukan buih yang terbaik dihasilkan dari pengocokan pada suhu 46,11 0 C (Winarno dan Koswara, 2002). Pemanasan pada suhu 50 0 C selama 30 menit tidak akan mempengaruhi kualitas buih, tetapi pemanasan pada suhu C 12

24 akan mengurangi kestabilan buih putih telur. Kestabilan buih putih telur pada suhu 20 0 C sama dengan pada suhu 34 0 C (Stadelman dan Cotterill, 1995). Pengaruh Pengocokan Kurniawan (1991) menjelaskan bahwa tingkat gerakan pengocokan dan jenisnya akan mempengaruhi pengikatan udara dalam buih. Pengocokan dengan menggunakan pengocok elektrik memerlukan waktu yang lebih singkat untuk membentuk buih putih telur. Penambahan waktu pengocokan akan meningkatkan volume buih, tetapi akan mengurangi kestabilan buih (Stadelman dan Cotterill, 1995). Pengocokan yang terlalu berlebihan mengakibatkan penggumpalan sebagian besar ovomucin dan memperkecil elastisitas gelembung buih. Pengocokan ulang membutuhkan waktu lama dan buih kurang stabil, karena sebagian besar ovomucin hilang akibat pengocokan pertama ( McDonnel et al., 1955 ). 13

25 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei - Oktober Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 75 butir telur ayam ras yang berumur 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24 dan 27 hari, yang diperoleh dari 60 ekor ternak ayam ras galur Isa brown yang dipelihara di Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan IPB. Bahan lain yang digunakan adalah akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah meja kaca, spatula, tripod mikrometer, egg yolk colour fan, ph meter, gelas ukur 500 ml, timbangan elektrik, mikser, pengatur waktu, termometer dan egg tray. Perangkat lunak atau komputer digunakan untuk membantu pengolahan data. Rancangan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yang terdiri atas 10 taraf perlakuan. Model yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut: Y ij = µ + τ i + є ij Keterangan : Y ij = pengamatan pada lama penyimpanan telur ke-i ulangan ke-j µ = rataan umum є ij = pengaruh acak pada lama penyimpanan ke-i dan ulangan ke-j Masing-masing taraf perlakuan terdiri atas 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11 dan 12 ulangan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah penyusutan bobot, nilai Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras. Analisis Data Data penyusutan bobot telur, nilai Haugh unit, daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras diolah dengan analysis of variance (ANOVA). Analisis dilakukan 14

26 untuk mengetahui data dapat di uji regresi. Data daya buih putih telur tidak memenuhi syarat untuk dilakukan analysis of variance (ANOVA) sehingga peubah tersebut dianalisis secara deskkriptif. Perlakuan lama penyimpanan merupakan faktor kuantitatif berjarak (interval) sama diantara berbagai lama penyimpanan yang dicobakan, maka untuk memudahkan perhitungan analisis regresi dilalukan transformasi dari peubah asli menjadi peubah kode, melalui cara sebagai berikut: Xi = Ti (T min + T maks )/2 (T maks T min )/2 = Ti (0 + 27)/2 (27 0)/2 = Ti (27)/2 (27)/2 = Ti 13,5 13,5 Pada percobaan ini, T min = 0 dan T maks = 27. Analisis regresi ini menggunakan peubah kode Xi = (Ti 13,5)/13,5, Ti adalah taraf dari faktor kuantitatif lama penyimpanan yang dicobakan. Setelah berhasil membangun model regresi dalam peubah atau variabel kode, maka data tersebut ditransformasikan kembali ke dalam peubah asli (Gaspersz, 1992) Hubungan kedua peubah tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2002); Y = a + bx Y = nilai penyusutan bobot, Haugh unit dan kestabilan buih X = lama penyimpanan telur ayam ras pada suhu ruang a = perpotongan dengan sumbu tegak b = kemiringan/gradien 15

27 Prosedur Ayam ras galur Isa Brown berumur sekitar 20 minggu sebanyak 60 ekor, dipelihara pada penelitian ini. Penelitian ini terdiri atas empat tahap yaitu persiapan kandang, pemeliharaan, penyimpanan telur dan pengukuranpenyusutan bobot, Haugh unit, daya dan kestabilan buih. Persiapan Kandang Tahap ini dimulai dengan pambersihan tiga kandang untuk ayam, setelah itu dilakukan pengapuran dan fungigasi, kemudian kandang dibiarkan selama satu minggu. Kandang yang telah bersih tersebut, masing masing diisi cage. Cage yang digunakan sebanyak 30 buah yang masing-masing berisi dua ekor ayam. Cage ditempatkan di atas kaki cage yang dibuat dari kayu dengan tinggi 50 cm dari lantai. Cage yang digunakan berukuran 45 x 45 x 45 cm. Setelah cage dimasukkan ke dalam kandang, tempat pakan dan tempat minum yang telah dibersihkan dipasang pada cage. Tempat pakan dan minum yang digunakan masing-masing sebanyak 60 buah. Tempat pakan dan minum tersebut dibuat dari plastik. Pemeliharaan Bahan yang digunakan untuk pemeliharaan meliputi vitamin, pakan, dan air gula 10%. Pakan yang diberikan adalah pakan komersial Par-L yang berbentuk mash yang diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, vitamin yang digunakan meliputi vitachick (5 g/7 l air), obat cacing (triworm) dan obat perangsang pembentukan telur (egg stimulan). Alat yang digunakan untuk pemeliharaan adalah sprayer, lampu (10 watt), kuas, tempat pakan, tempat minum, alas feses yang terbuat dari fiber, individual cage dan kakinya, serokan, takaran dari botol bekas minuman mineral, timbangan lima kg, bekas botol minuman mineral untuk membuat larutan vitamin, sapu lidi, plastik, meteran 150 cm, ember, drum plastik, termometer, pensil, dan tabel untuk mencatat suhu. Ayam yang baru didatangkan dimasukkan ke dalam cage secara acak, setiap cage ditempati oleh dua ekor ayam. Ayam tersebut kemudian diberi vitamin vitachick (dosis 5 g/7 l air), obat cacing dan dipotong paruhnya. 16

28 Pemeliharaan ayam meliputi pemberian pakan dan air minum yang diberikan tiga kali sehari. Pakan diberikan berdasarkan konsumsi per harinya, hal tersebut bertujuan agar pakan yang digunakan efisien. Pemberian vitamin perangsang produksi telur (egg stimulan) diberikan setiap dua minggu. Pembersihan kandang dilakukan tiga kali sehari. Penyimpanan Telur Tahap selanjutnya adalah pengumpulan telur. Alat-alat yang gunakan meliputi tray, timbangan elektrik 120 g, pensil, tabel untuk mencatat suhu dan termometer. Telur ayam yang diperoleh dari pemeliharaan ditimbang bobot awalnya dengan timbangan elektrik 120 g. Hasil penimbangan ditulis pada tabel data bobot awal telur. Telur ditempatkan di tray yang disediakan dan disimpan di suhu ruang Laboratorium Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas selama 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24 dan 27 hari. Suhu dan kelembaban ruangan penyimpanan diukur tiga kali sehari dan ditulis pada tabel yang disediakan. Pengukuran Penyusutan Bobot Telur Telur ayam yang telah disimpan di suhu ruang selama 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24 dan 27 hari ditimbang kembali dan hasilnya ditulis sebagai bobot akhir telur. Bobot awal telur ayam dan bobot akhir yang telah diketahui digunakan untuk mengukur penyusutan bobot telur. Rumus untuk mencari persentase penyusutan bobot adalah bobot awal bobot akhir Penyusutan bobot = x 100% bobot awal Pengukuran Haugh Unit Telur dipecah di atas meja kaca, diukur tinggi putih telur menggunakan tripod mikrometer. Hasil pengukuran tinggi putih telur dan bobot akhir telur digunakan untuk menghitung nilai Haugh unit. Rumus untuk mencari nilai Haugh Unit menurut Nesheim dan Card (1972) adalah sebagai berikut : 17

29 Haugh Unit = 100 log (H + 7,57 1,7 W 0,37 ) Keterangan : H = tinggi putih telur kental (mm) W = bobot telur (g/butir) Pengukuran Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Telur yang telah dipecah dipisahkan kuning dan putih telur dengan menggunakan spatula. Putih telur dimasukkan ke dalam gelas ukur 500 ml dan diukur volume, bobot dan ph. Tahap selanjutnya adalah pengocokan. Pengocokan dilakukan dengan kecepatan skala 3 (712 rpm) selama lima menit. Setelah pengocokan selesai, buih yang terbentuk diratakan dengan menggunakan spatula. Buih tersebut diukur volume dan bobotnya., setelah itu buih didiamkan selama satu jam dan diukur volume tirisan setelah satu jam. Rumus untuk mencari daya dan kestabilan buih menurut Stadelman dan Cotterill (1995) adalah sebagai berikut : Volume buih Daya buih = x 100% Volume putih telur Volume tirisan Kestabilan buih = [100% ( x 100%)] Volume buih 18

30 HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan antara Lama penyimpanan dan Penyusutan Bobot Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penyusutan bobot telur ayam ras sangat dipengaruhi oleh lama penyimpanan (P<0,01). Hubungan pengaruh dari faktor lama simpan terhadap penyusutan bobot telur ayam ras dikaji dengan menggunakan analisis regresi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penyusutan bobot telur dipengaruhi oleh lama penyimpanan (P<0,01). Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 0,10 + 0,17X. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu hari lama penyimpanan akan diikuti dengan penyusutan bobot telur sebesar 0,17 %. Nilai koefisien korelasi antara lama simpan dan penyusutan bobot telur ayam ras yang diperoleh sebesar 0,83 (P<0,01), yang mengindikasikan kedekatan titik-titik pengamatan terhadap garis regresi. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan keeratan lama simpan yang berbeda dan penyusutan bobot telur berkorelasi positif sebesar 83%. Koefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,69. Nilai R 2 =0,69 artinya keragaman penyusutan bobot telur ayam sebesar 69% dipengaruhi oleh keragaman lama penyimpanan dan sisanya 31% menurut Romanoff dan Romanoff (1963) dipengaruhi oleh tebal kerabang, jumlah pori-pori dan jumlah cairan mukosa yang terdapat pada kutikula. Hubungan lama simpan dan penyusutan bobot telur ayam ras disajikan pada Gambar 3. Penyusutan Bobot (%)) y = 0,1675x + 0,1027 R 2 = 0,69 r=0,83 Lama Simpan (hari) Gambar 3. Hubungan Lama simpan dan Penyusutan Bobot 19

31 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur yang semakin lama disimpan mengalami penyusutan bobot lebih besar. Menurut Romanoff dan Romanoff (1963) kehilangan bobot telur sebagian besar disebabkan terjadinya penguapan air dan CO 2, terutama pada bagian putih telur dan rata-rata produksi CO 2 per hari sebesar 3,5 mg. Selain itu Peirano et al., (1974) menambahkan bahwa penyusutan bobot telur sebagian kecil dipengaruhi oleh penguapan gas-gas seperti NH 3 dan sedikit H 2 S dari dalam telur. Penyusuatan bobot adalah salah satu perubahan yang nyata selama penyimpanan dan berkorelasi hampir linier terhadap waktu dibawah kondisi lingkungan yang konstan (Romanoff dan Romanoff, 1963). Penyusutan bobot dapat dipengaruhi oleh suhu, suhu ruangan tempat telur di simpan berkisar antara C dengan kelembaban relatif antara 62-69%. Menurut Stadelman dan Cotterill (1995) telur yang disimpan pada suhu ruang dengan kelembaban udara yang rendah akan mengalami penyusutan bobot lebih cepat dibandingkan dengan telur yang disimpan pada suhu ruang dengan kelembaban udara yang tinggi. Hal ini disebabkan pengaruh kelembaban yang rendah selama penyimpanan akan mempercepat pengupan karbondioksida dan air dari dalam telur, sehingga penyusutan bobot akan lebih cepat. Hubungan antara Lama penyimpanan dan Haugh Unit Hasil analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa nilai Haugh unit telur ayam ras yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh lama simpan (P<0,01). Hubungan pengaruh dari faktor lama simpan terhadap nilai Haugh unit telur ayam ras dikaji dengan menggunakan analisis regresi. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 74,83-1,63X (P<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu hari lama penyimpanan akan diikuti dengan penurunan nilai Haugh unit sebesar 1,63. Berdasarkan hasil olahan diperoleh nilai koefisien korelasi antara lama simpan dan Haugh unit telur ayam ras sebesar -0,73 (P<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa lama simpan yang berbeda dan Haugh unit berkorelasi negatif sebesar 73%. Koefisien determinasi (R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,53. Nilai R 2 =0,53 artinya keragaman penurunan nilai Haugh unit telur ayam ras sebesar 53% dipengaruhi oleh keragaman lama penyimpanan dan sebagian lainnya menurut Stadelman dan Cotteril (1995) dipengaruhi oleh kandungan ovomucin yang terdapat pada putih telur. Putih telur yang mengandung 20

32 ovomucin lebih sedikit maka akan lebih cepat mencair (Mountney, 1976). Hubungan lama simpan dan Haugh unit telur ayam ras disajikan pada Gambar 4. Haugh Unit y = -1,63x + 74,83 R 2 = 0,53 r=-0, Lama Simpan (hari) Gambar 4. Hubungan Lama simpan dan Haugh Unit Nilai Haugh unit merupakan ukuran kualitas telur bagian dalam. Nilai Haugh unit didapat dari hubungan antara tinggi putih telur dan bobot telur. Menurut Stadelman dan Cottteril (1995) putih telur yang semakin tinggi, maka nilai Haugh unit yang diperoleh semakin tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur segar memiliki nilai Haugh unit yang tinggi. Selama penyimpanan Haugh unit mengalami penurunan. Penurunan nilai Haugh unit menurut Silverside dan Scott (2000) disebabkan oleh beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain, penguraian senyawa NaHCO 3 menjadi NaOH dan CO 2. NaOH yang dibentuk akan diurai menjadi Na + dan OH -, sedangkan CO 2 yang dibentuk akan menguap, sehingga meningkatkan ph putih telur. Peningkatan ph tersebut akan membentuk ikatan kompleks ovomucin-lysozym yang menyebabkan kondisi putih telur menjadi encer. Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut: NaHCO 3 NaOH + CO 2 NaOH Na + + OH - Hal lain yang menyebabkan bagian putih telur menjadi lebih encer menurut Sirait (1986) disebabkan hilangnya sebagian protein ovomucin yang berfungsi sebagai pembentuk struktur putih telur. 21

33 Putih telur yang encer akan menyebabkan penurunan nilai Haugh unit (Stadelman dan Cotteril, 1995). Nilai Haugh unit yang tinggi menunjukkan kualitas telur tersebut juga tinggi (Sudaryani, 2000). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur segar memilki nilai Haugh unit rata-rata sebesar 95,51. Menurut Mountney (1976) nilai Haugh unit lebih dari 72 dikategorikan sebagai telur berkualitas AA. Hal ini disebabkan karena pada telur segar pori-pori kerabang telur masih dilapisi oleh lapisan tipis kutikula sehingga penguapan karbondioksida dan air yang terjadi masih sedikit (Romanoff dan Romanoff, 1963). Telur yang telah disimpan selama 3 dan 9 hari dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur tersebut termasuk kualitas A, sedangkan telur yang telah disimpan selama 6, 12, 15, 18, 21, 24 dan 27 hari termasuk kualitas B. (Mountney,1976). Daya Buih Putih Telur Ayam Ras Data daya buih yang diperoleh dari hasil penelitian tidak memenuhi syarat anova, sehingga data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Nilai rataan daya buih putih telur ayam ras yang diperoleh dari hasil pengamatan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Daya Buih Putih Telur Ayam Ras yang di Simpan pada Suhu Ruang dengan Lama simpan yang Berbeda Lama penyimpanan Daya buih (hari) (%) ,20±116,7 ; n= ,40±239,2 ; n= ,00±220,5 ; n= ,20±325,6 ; n= ,00±275,3 ; n= ,20±161,8 ; n= ,40±125,2 ; n= ,20±122,7 ; n= ,40±69,1 ; n= ,70±182,5 ; n=12 Putih telur ayam ras segar menghasilkan daya buih rata-rata 640,20%. Daya buih sebesar 640,20% artinya jika volume puih telur sebanyak 50 ml maka akan terbentuk buih putih telur sebanyak 6,402 kali dari volume putih telur yaitu sebanyak 320,1 ml. Telur segar memiliki daya buih yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan 22

34 Georgian Egg Commission (2005), bahwa buih putih telur yang baik memilki daya buih sebesar 6-8 kali volume putih telur awal. Daya buih putih telur ayam ras tertinggi dicapai pada penyimpanan paling lama. Peningkatan daya buih dipengaruhi oleh putih telur yang encer. Putih telur yang encer lebih mudah menangkap udara dari pada putih telur kental. Menurut Kurniawan (1991) hal ini disebabkan cairan putih telur yang encer akan lebih mudah menyebar daripada putih telur yang kental bila dikocok dan selanjutnya akan lebih cepat dalam mengikat udara, selain itu ikatan protein dari putih telur sudah terbuka dan memudahkan dibentuk buih. Kestabilan Buih Putih Telur Ayam Ras Hasil analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa kestabilan buih putih telur ayam ras yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh lama simpan (P<0,01). Hubungan pengaruh dari faktor lama simpan terhadap kestabilan buih putih telur ayam ras dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 82,55-1,22X (P<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu hari lama penyimpanan akan diikuti dengan penurunan kestabilan buih sebesar 1,22%. Nilai koefisien korelasi antara lama simpan dan kestabilan buih putih telur ayam ras yang diperoleh sebesar -0,78 (P<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa lama simpan yang berbeda dan kestabilan buih berkorelasi negatif sebesar 78%. Tirisan buih terjadi karena ikatan antara udara dengan protein putih telur yang kurang kokoh, sehingga setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk tirisan buih (Kurniawan, 1991). Nilai koefisien determinasi (R 2 ) yang yang diperoleh sebesar 0,60. Nilai R 2 =0,60 artinya keragaman penurunan kestabilan buih putih telur ayam ras sebesar 60% dipengaruhi oleh keragaman lama penyimpanan dan sebagian lainnya menurut Stadelman dan Cotterill (1995) diantaranya dipengaruhi oleh kandungan ovomucin yang terdapat pada telur ayam ras. Hubungan lama simpan dan kestabilan buih putih telur ayam ras disajikan pada Gambar 5. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa telur segar memiliki kestabilan buih yang tinggi. Selama penyimpanan kestabilan buih mengalami penurunan. Penurunan kestabilan buih menurut Alleoni dan Antunes (2004) disebabkan oleh transformasi ovalbumin menjadi s-ovalbumin yang terjadi akibat penyimpanan dengan adanya 23

35 peningkatan ph dan suhu. Jika kandungan s-ovalbumin meningkat, akan menyebabkan meningkatnya tirisan buih dan menurunkan stabilitas buih. Kestabilan buih (%)) y = -1,22x + 82,55 R 2 = 0,60 r=-0, Lama Simpan (hari) Gambar 5. Hubungan Lama simpan dan Kestabilan Buih Menurut Stadelman dan Cotteril (1995) tirisan buih yang semakin rendah, maka kestabilan buih semakin tinggi. Telur yang semakin lama disimpan maka kekentalan putih telur akan semakin menurun. Perbedaan putih telur kental dan encer terutama disebabkan oleh perbedaan kandungan ovomucin. Kandungan ovomucin akan semakin berkurang dengan makin lama lama penyimpanan. Ovomucin merupakan fraksi protein putih telur yang berfungsi menstabilkan struktur buih (Stadelman dan Cotterill, 1995). Menurut Sirait (1986) bahwa semakin banyak kandungan ovomucin maka semakin tinggi kestabilan buih. 24

36 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penyusutan bobot telur ayam ras sangat dipengaruhi oleh lama simpan. Semakin lama telur disimpan maka penyusutan bobot semakin besar. Nilai Haugh unit telur ayam ras semakin lama disimpan semakin turun. Daya dan kestabilan buih putih telur ayam ras sangat dipengaruhi oleh lama simpan. Semakin lama lama simpan daya buih semakin meningkat, tetapi kestabilannya semakin menurun. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang lebih baik, dengan cara penyeragaman jumlah telur dalam setiap ulangan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penurunan kualitas telur ayam ras yang disimpan pada suhu rendah. 25

37 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat-nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam tak penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarga dan sahabatnya hingga akhir jaman. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ayah dan ibu yang tak hentihentinya mendoakan, mendidik, memberikan kasih sayang, motivasi dan kerja kerasnya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Kepada saudara dari penulis ka Bahrul, ka Anwar, ka Didi, ka Jupri, ka Eman, teh Mamas, teh Yanah, teh Ucum, teh Iim, teh Evi, Ahyad, Nyai, Evih, Toha, Aud dan keponakanku Pipin, Nita, Fikri, Grevya, Cici, Ival serta Rizky terimakasih atas doa, semangat, kenakalan dan keceriannya selama ini Penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada Ir. Rukmiasih, MS. selaku pembimbing utama dan Ir. Rini H. Mulyono, M. Si. selaku pembimbing anggota dan sekaligus sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat, motivasi, membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu serta membantu penulis dalam penyusunan proposal hingga tahap akhir penulisan skripsi. Kepada dosen penguji Ir. Dwi Margi Suci, MS. dan Epi Taufik, SPt., MPVH. yang telah memberikan sumbangan pemikiran, kritik serta masukkan dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan sepenelitian (Ana, Anwar, Dedi, Dian, Edgar, Esha, Handi, Heidy, Midun, Nana, Nanda, Novi, Ochi, Ratih, Umi, Wian, Zaki), Slamet, Aam, Udin dan rekan-rekan THT 39, THT 40 atas kebersamaan, kerjasama, canda dan tawanya yang diberikan selama perkuliahan dan penelitian. Terakhir penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh Sivitas Akademik Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya untuk mengetahui pengaruh umur penyimpanan pada suhu ruang terhadap telur ayam ras. 26

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN HUBUNGAN ANTARA LAMA PENYIMPANAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA SUHU RUANG SKRIPSI SAMSUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963) TINJAUAN PUSTAKA Struktur dan Komposisi Telur Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan mahluk hidup baru. Protein yang terdapat pada telur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and II. TINJAUAN PUSTAKA.1. Telur dan Komposisi Telur Telur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and Tannenbaum

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963) TINJAUAN PUSTAKA Struktur Telur Telur merupakan salah satu bahan makanan asal ternak yang dikenal bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti asam-asam

Lebih terperinci

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH

HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH HUBUNGAN UMUR SIMPAN DENGAN PENYUSUTAN BOBOT, NILAI HAUGH UNIT, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA SUHU RUANG SKRIPSI ROSIDAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Itik adalah salah satu jenis unggas yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan antara Tinggi Putih Telur dengan Daya Buih Telur Itik Lokal Pada Kualitas yang Sama Hubungan antara tinggi putih telur dengan daya buih telur itik lokal pada kualitas yang

Lebih terperinci

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN

;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN ;ZM A$ PENYUSUTAN BOBOT, KUALITAS, DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL YANG DISIMPAN DALAM REFRIGERATOR SKRIPSI KHOIRUL ANWAR PROGRAM STUD1 TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruang Suhu lingkungan tempat telur disimpan berkisar mulai dari 25-28 o C dengan kelembaban 62-69%. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang diikuti dengan tingginya kesadaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Telur Itik Tegal Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber

Lebih terperinci

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur Telur Titis Sari Kusuma Ilmu Bahan Makanan-Telur 1 MACAM TELUR Ilmu Bahan Makanan-Telur 2 TELUR Nilai gizi telur sangat lengkap, sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, >> tiap butir telur akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian produksi telur ayam Arab dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Blok B), sedangkan penelitian kualitas internal

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. menguapnya gas karbondiosida dari dalam telur (Gaman dan Sherrington, 1994).

I. TINJAUAN PUSTAKA. menguapnya gas karbondiosida dari dalam telur (Gaman dan Sherrington, 1994). I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Telur merupakan salah satu produk hewani yang digunakan sebagai bahan pangan sumber protein, lemak dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Telur memiliki kelemahan

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA UMUR TELUR DAN TARAF PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI ANA RAHMAWATI

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA UMUR TELUR DAN TARAF PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI ANA RAHMAWATI DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL PADA UMUR TELUR DAN TARAF PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI ANA RAHMAWATI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR AYAM RAS PADA UMUR SIMPAN DAN LEVEL PENAMBAHAN ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI UMI SA ADAH PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR Telur Titis Sari Kusuma 1 MACAM TELUR 2 1 TELUR Nilai gizi telur sangat lengkap, sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, >> tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein. Kandungan asam

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL

KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL KARAKTERISTIK PUTIH TELUR ITIK TEGAL (Albumin Characteristic of Tegal Duck Egg) C. BUDIMAN dan RUKMIASIH Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 ABSTRACT The function

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Ayam Ras Petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Telur Itik Telur itik merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO Hearty Salatnaya Program Studi Agroekoteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan, Banau, Halmahera Barat. e-mail: hearty_salatnaya@yahoo.com

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Selama penelitian pada masa adaptasi terjadi kematian delapan ekor puyuh. Faktor perbedaan cuaca dan jenis pakan serta stres transportasi mungkin menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan puyuh dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Telur ayam ras merupakan bahan pangan yang mengandung protein cukup tinggi dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan pangan

Lebih terperinci

PENGARUH UMUR TELUR TERHADAP KUALITAS KEMASIRAN TELUR ASIN YANG DIASIN SELAMA 14 HARI SKRIPSI BUDI UTOMO

PENGARUH UMUR TELUR TERHADAP KUALITAS KEMASIRAN TELUR ASIN YANG DIASIN SELAMA 14 HARI SKRIPSI BUDI UTOMO PENGARUH UMUR TELUR TERHADAP KUALITAS KEMASIRAN TELUR ASIN YANG DIASIN SELAMA 14 HARI SKRIPSI BUDI UTOMO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGGI PUTIH TELUR DENGAN DAYA DAN KESTABILAN BUIH TELUR ITIK LOKAL PADA KUALITAS YANG SAMA SKRIPSI DEDI MULYADI

HUBUNGAN ANTARA TINGGI PUTIH TELUR DENGAN DAYA DAN KESTABILAN BUIH TELUR ITIK LOKAL PADA KUALITAS YANG SAMA SKRIPSI DEDI MULYADI HUBUNGAN ANTARA TINGGI PUTIH TELUR DENGAN DAYA DAN KESTABILAN BUIH TELUR ITIK LOKAL PADA KUALITAS YANG SAMA SKRIPSI DEDI MULYADI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di III. BAHAN DAN METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur Kedalaman Kantung Udara HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Telur Pembesaran kantung udara telur ayam ras dengan pengolesan minyak kelapa dapat ditekan sampai umur simpan 35 hari (Tabel 6). Kedalaman kantung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari, 19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, di Peternakan Ayam Petelur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan warna kerabang cokelat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan warna kerabang cokelat 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang khusus dibudidayakan untuk menghasilkan telur secara komersil. Saat ini terdapat dua kelompok ayam petelur yaitu tipe medium

Lebih terperinci

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO

DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO DAYA DAN KESTABILAN BUIH PUTIH TELUR ITIK TEGAL DENGAN PENAMBAHAN ASAM ASETAT PADA UMUR SIMPAN YANG BERBEDA SKRIPSI HANDI SURYONO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Fapet Farm Universitas Jambi bertempat di desa Mendalo Darat, selama 10 minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR... i HALAMAN SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH... Error! Bookmark not

Lebih terperinci

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di hasilkan dari unggas.telur merupakan salah satu produk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 11--25 Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian berupa konsumsi pakan, produksi telur, konversi pakan serta konsumsi lemak, protein, serat dan vitamin A ayam petelur pada tiap perlakuan tecantum dalam Tabel

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, bergizi tinggi, dan harganya relatif murah sehingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Telur Tetas Itik Rambon Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor dengan jumlah itik betina 42 ekor dan itik jantan 6 ekor. Sex ratio

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU). 23 PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU). Joko Purdiyanto dan Slamet Riyadi Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan yang telah didomestikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan peningkatan permintaan protein hewani seperti telur, susu, dan daging. Telur merupakan

Lebih terperinci

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI. Oleh NAYLUL JAZIL

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI. Oleh NAYLUL JAZIL PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI Oleh NAYLUL JAZIL FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 i PENURUNAN

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Breeding Center Puyuh Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaranyang terletak di lingkungan Kampus Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium 24 III. BAHAN DAN METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 10--24 April 2014, bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (2001) adalah sebagai Kingdom Animalia, Subkingdom Metazoa, Phylum

TINJAUAN PUSTAKA. (2001) adalah sebagai Kingdom Animalia, Subkingdom Metazoa, Phylum II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut), bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (350 butir/ekor/tahun), efisien dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

PENDAHULUAN. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam tipe petelur berperan penting sebagai sumber protein. Sasaran sub sektor

Lebih terperinci

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET (Interior Quality of Chicken Eggs by Soaking using Betel Leaf (Piper betle L.) as Preservative)

Lebih terperinci

TEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :

TEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu : TEKNOLOGI TELUR STRUKTUR UMUM TELUR Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu : Kulit Telur Mengandung Ca = 98.2 % Mg = 0.9 % ( menentukan kekerasan cangkang/kulit); P = 0.9%. Ketebalan yang

Lebih terperinci

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN Research Note PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN N. Jazil, A. Hintono, S. Mulyani ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air TINJAUAN PUSTAKA Telur Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di 22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di Laboratorium Produksi dan Reproduksi Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Telur Ayam Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA

BAB II TINJAUAN PUTAKA BAB II TINJAUAN PUTAKA A. SIFAT FISIK TELUR Struktur Telur 1) Struktur telur ayam buras / kampung ayam buras / kampung Gambar 1.1 Struktur telur Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis yang dinamakan

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS THE EFFECTS OF STORAGE DURATION AND EGG SHELL COLOUR TOWARDS QUALITY OF INTERNAL SHELL EGGS Rangga Saputra a, Dian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI

Lebih terperinci

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Lingkungan Tempat Penelitian Pemeliharaan puyuh dilakukan pada kandang battery koloni yang terdiri dari sembilan petak dengan ukuran panjang 62 cm, lebar 50 cm, dan tinggi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan jenis unggas darat yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena produktivitasnya cukup tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Telur Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri I. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 17 Maret sampai dengan 17 April 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PRODUKSI AMMONIA DAN HIDROGEN SULFIDA EKSKRETA AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM PAKAN SKRIPSI RINI HIDAYATUN

PRODUKSI AMMONIA DAN HIDROGEN SULFIDA EKSKRETA AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM PAKAN SKRIPSI RINI HIDAYATUN PRODUKSI AMMONIA DAN HIDROGEN SULFIDA EKSKRETA AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG KEMANGI (Ocimum basilicum) DALAM PAKAN SKRIPSI RINI HIDAYATUN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan III. BAHAN DAN METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7--21 April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan,

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah berasal dari ayam hutan yang ditangkap

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. susunan asam amino esensial yang lengkap sehingga dijadikan standar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. susunan asam amino esensial yang lengkap sehingga dijadikan standar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan mahluk hidup baru. Protein telur memiliki susunan asam amino

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI

PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI PENAMBAHAN ASAM SITRAT PADA PEMBUATAN TEPUNG PUTIH TELUR ITIK TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK ANGEL FOOD CAKE SKRIPSI DIAN APRIANDINI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.)

Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) *Muhammad Anwar Djaelani *Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan puyuh dilaksanakan di Kandang C, Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas dan pengambilan data dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI HARFAN TEGAS ADITYA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR Kuliah Minggu ke 5 Kelas B Materi kuliah Ilmu Pascapanen Peternakan, Fakultas Peternakan UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Telur sebagai produk hasil ternak lebih

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR AYAM RAS DENGAN WAKTU DESUGARISASI BERBEDA SKRIPSI RATNA PUSPITASARI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR ITIK DENGAN PENAMBAHAN TARAF ASAM SITRAT YANG BERBEDA

SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR ITIK DENGAN PENAMBAHAN TARAF ASAM SITRAT YANG BERBEDA SIFAT FISIK DAN FUNGSIONAL TEPUNG PUTIH TELUR ITIK DENGAN PENAMBAHAN TARAF ASAM SITRAT YANG BERBEDA SKRIPSI DYAH RATIH AMIARTI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Burung Puyuh Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi. Ciri khas yang membedakan burung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2012. Pengamatan berat telur, indeks bentuk telur, kedalaman kantung udara, ketebalan kerabang, berat kerabang

Lebih terperinci

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin PENGOLAHAN TELUR Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin Materi 8 TATAP MUKA KE-8 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang 19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014 18 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG. PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Eka Wulandari 1 ), Obin Rachmawan 2 ),Ahmad Tafik 3 ), Nono Suwarno

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV. 17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV. Populer Farm, Boja, Kendal. Pengukuran kualitas telur dilakukan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan,

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA KUNING TELUR ITIK LOKAL DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KALIANDRA

PERUBAHAN WARNA KUNING TELUR ITIK LOKAL DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KALIANDRA PERUBAHAN WARNA KUNING TELUR ITIK LOKAL DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KALIANDRA (Calliandra calothyrsus) DAN DAUN SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) PADA PAKAN SKRIPSI GILANG MARADIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN 43 PENGARUH LAMA PERENDAMAN EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA AWET TELUR AYAM RAS Oleh: Hajrawati 1 Johana C. Likadja 1 dan Hessy 2 ABSTRACT A research had been conducted to determine

Lebih terperinci