LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT. (Jum at, 15 Mei 2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT. (Jum at, 15 Mei 2015)"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT (Jum at, 15 Mei 2015) Kawasan Pra KEM Kawasan Pasca KEM Disusun oleh: Tim KEM Tabadamai Ternate, 15 Mei 2015

2 1. SITUASI AWAL KAWASAN Kabupaten Halmahera Barat khususnya Desa Tabadamai adalah salah satu wilayah/kawasan dengan kekayaan alam hayati yang cukup besar kandungannya. Keadaan alamnya yang sangat menguntungkan untuk mengembangkan potensi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Lahan pertanian di Desa Tabadamai yang sudah di kerjakan oleh masyarkat kurang lebih 46 persen. Sedangkan sisanya 54 persen merupakan lahan tidur yang belum dikelola oleh masyarakat petani. Lahan ini berpotensi untuk berbagai jenis tanaman pertanian seperti tanaman sayur-sayuran dan tanaman pangan lainnya. Selain itu dalam rangka mengurangi ketergantungan masyarakat Maluku Utara terhadap produk pangan dan sayur- sayuran dari luar daerah contohnya semua sayuran dari Manado atau daerah lainnya. Untuk mengantisipasi hal ini perlu diperkenalkan dan dikembangkan beragam komoditas pertanian yang adaptif ditanam di dataran rendah desa Tabadamai, dan lebih jauh lagi, komoditas yang mampu disimpan dalam waktu yang relatif lama, sehingga dapat dijual ke luar pulau atau daerah. Selain itu, juga diperlukan teknik budidaya yang lebih baik namun tetap sesuai dengan kearifan masyarakat lokal. Diantara komoditas tanaman hotikultura atau sayur-sayuran dan tanaman pangan yang cocok dibudidayakan di dataran rendah, diantaranya sayuran daun (kangkung, bayam, daun singkong), sayuran buah (tomat, cabai, buncis, kacang panjang, jagung manis), sayuran umbi (bawang merah), tanaman pangan/palawija (jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah). Komoditas tanaman pangan dan sayuran umbi lebih tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama (3-6 bulan). Pelaksanaan KEM Tabadamai tahap I yang telah dilakukan yaitu (1). pembuatan tendon air meliputi penyediaan profil tank 2 unit, sumur air pompa air, genset dan instalasi air dengan total anggaran Rp , (2) Listrik kawasan dengan total anggaran Rp , (3) Budidaya hijauan pakan yang menempati luas lahan 0.5 Ha dengan total anggaran Rp (4) Pengadaan ternak sapi sebanyak 10 ekor yang dilengkapi dengan 1 unit kandang semi permanen berukuran 5.5 x 10 meter dengan total anggaran Rp , (5) pengadaan ternak unggas terdiri dari 1600 ekor ayam broiler dan 60 ekor ayam buras yang dilengkapi dengan kandang peralatan makan dan minum serta satu unit kandang ayam semi permanen dengan ukuran 5.5 x 12 meter dengan total anggaran Rp serta (6) budidaya semangka dengan total anggaran Rp dengan total anggaran Rp

3 Tabel 1. Situasi Awal Kawasan NO ITEM SITUASI KAWASAN URAIAN FAKTA LAPANGAN 1. Sifat Lahan di Kawasan Lahan yang terpakai adalah lahan perkebunan tanaman kelapa yang sudah tidak dikelola secara rutin karena kurang produktif. Dilakukan pembukaan lahan dengan menebang beberapa pohon kelapa (± 100 pohon) 2. Sumber Air Sumber air berasal dari dua sumur yang dibuat selama kegiatan. Ketersediaan air pada sumur melimpah karena lokasi lahan dulunya adalah daerah rawa yang kemudian dijadikan perkebuman kelapa sejak tahun 1980-an. 3. Pertanian Keadaan tanah dilokasi merupakan tanah yang subur untuk dikembangkan tanaman semusim ataupun tahunan. Pada program KEM Tabadamai ini dikembangkan hijauan pakan dan tanaman semangka. Selain itu dikembangkan pula tanaman kangkung cabut, sawi, pare, bayam dan kacang panjang (swadaya masyarakat) 4. Peternakan Peternakan yang dikembangkan adalah peternakan sapi, dan ayam potong serta ayam kampung. Pengembangan Ayam potong yang dilakukan di Tahap pertama ini dengan 2 tahap atau dua kali panen. Panen pertama adalah pertetengahan bulan April dan panen kedua akan dilakukan di bulan Ramadhon. 5. Perikanan Pada tahap pertama ini tidak diprogramkan pengembangan perikanan, tetapi akan dilakukan budidaya perikanan air tawar (ikan lele) secara tumpang sari dengan ayam kampung 6. Kondisi Warga KEM Kondisi kelompok KEM bertahan dengan keaktifan 15 orang anggota KEM. Pada awalnya anggota kelompok berjumlah 40 orang, namun seiring berjalannya waktu kegiatan dengan berbagai bentuk alasan banyak anggota yang kemudian mengundurkan diri. Sehingga sampai saat ini anggota yang mengelola KEM berjumlah 15 orang, dengan demikian bagi

4 hasil yang diperoleh dari KEM dirasakan oleh 15 orang anggota yang aktif. Pendapatan warga KEM juga bertambah dari hasil penjualan ayam dan sayuran. 7. Lain-lain Dengan adanya penjualan ayam potong dan sayuran di KEM Tabadamai kegiatan yang ada di KEM Saat ini mulai dilirik oleh warga yang tidak tergabung dalam KEM. Sehingga beberapa warga berkeinginan untuk dapat bergabung kembali dalam kegiatan KEM. Melihat peluang-peluang pasar yang cukup besar (ayam potong dan sayuran serta buah-buahan)sehingga diharapkan melalui kegiatan ini pendapatan warga dapat meningkat.

5 2. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN Hasil pekerjaan investasi di lapangan di sajikan pada Tabel 2 di bawah ini. Kegiatan investasi dilapangan ini dilakukan mulai bulan Februari sampai Mei Tabel 2. Capaian Pekerjaan Investasi di Lapangan sampai 10 Mei 2015 Capaian Uraian Fakta Kinerja Lapangan JENIS KEGIATAN INVESTASI (%) ADMINISTRASI KEM 1 Penyusunan Proposal - PEMBANGUNAN KEM 2.1. Tahap Persiapan 1 Audiensi ke Bupati/Camat dan/kepala Desa - 2 Sosialisasi realisasi kegiatan di Lokasi - 3 Pengolahan lahan - Diperlukan tenaga, alat dan biaya untuk pembukaan dan pengolahan lahan seluas ± 5 ha. Sehingga digunakan traktor tangan. 4 Persiapan Tenaga Kerja - 5 Persiapan Layanan Pendidikan - 6 Persiapan Layanan Kesehatan Tahap Pelaksanaan 1 Penanaman pakan hijauan - 2 Pembuatan Embung/Tandon air 96 Pembuatan sumur dan tandon air yang terletak di bagian depan antara kandang sapi dan kandang ayam. Dan sumur kedua terletak di belakang dekat areal pertanian 3 Pembuatan Kolam Ikan - 4 Pembangunan Irigasi Kawasan - 5 Pengadaan Ternak 100 Pengadaan ternak sapi yang terdiri dari 9 ekor betina dan 1 ekor jantan. Pengadaan sapi ada

6 dua tahap yaitu di bulan Maret 5 ekor dan di bulan Mei 5 ekor 6 Pengadaan Unggas 50 Pengadaan unggas 1600 ekor ayam potong, pengadaan DOC ada 2 tahap yaitu di bulan April DOC 800 ekor dan di bulan Mei pertengahan dilakukan pemanenan. Kemudian di peterngahan bulan Mei diadakan 800 ekor DOC ayam potong setelah kandang dibersihkan dan diistirahatkan 3 hari, dan perkiraan panen di bulan Juli/ bulan Ramadhon 7 Pengadaan Ikan - 8 Pengadaan Bibit Tanaman 100 Pengadaan bibit tanaman yang sesuai proposal adalah bibit semangka dan bibit rumput. Diadakan juga bibit kangkung cabut, sawi, pare, bayam dan kacang panjang oleh swuadaya kelompok. 9 Pembangunan Kandang Ternak 99,36 Pembaangunan kandang ternak yang sudah dilaksanakan adalah penmbangunan kandang sapi untuk 10 ekor dan kandang ayam kapasitas 800 ekor. Dibangun juga rumah sederhana untuk penyimpanan peralatan. Bangunan kandang di buat semi permanen, mengingat kandang ini akan di gunakan lebih dari 5 tahun. 10 Penanaman Bibit Tanaman - 11 Pengadaan Pupuk 90,94 Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk-pupuk organik. 12 Pengadaan alat/mesin2 Pertanian 96,47 Pengadaan alat pertanian berupa mesin genset dan pompa air 13 Pekerjaan jalan Masuk KEM - 14 Pembangunan Ruang Pertemuan -

7 15 Pembangunan Bioreaktor - 16 Pembangunan Pos Jaga - 17 Instalasi Listrik Kawasan 100,00 Pemasanga Listrik dan Instalasi listrik. Karena kebutuhan listrik yang setiap hari tidak dapat dipenuhi dengan menggunakan genset (karena biaya bahan bakar yang cukup besar) maka ditarik listrik dari rumah terdekat yang berjarak 500 meter. 18 Inseminasi Buatan - 19 Pembangunan Mushalla dan KM - 20 Penyusunan Kelembagaan - Kawasan 21 Pelatihan, Magang dan Studi - Banding 22 Pembuatan Pakan Ternak mandiri 100 Diadakan pakan ternak yang berupa hijauan pakan dan pakan konsentrat yang siap pakai. Mengingat harga pakan yang mahal maka dilakukan subtitusi pakan dengan membuat komposisi pakan sendiri (untuk pakan ayam yaitu jagung giling dan dedak dengan perbandingan 1:2 dan ditambahkan air 1 bagian) 23 Layanan Pendidikan - 24 Layanan Kesehatan Tahap Pemeliharaan 1 Pemupukan Lahan - 2 Pemagaran - Dilakukan pemagaran oleh kelompok dengan swadaya kelompok. Pemagaran dilakukan untuk melindungi tanaman dari hewar ternak yang ada di sekitar KEM 3 Pelatihan -

8 4 Pemberian Vitamin/Vaksin/Obat 100 diadakan Vitamin/ Vaksin/ Obat untuk ayam dan ternak sapi 5 Penyulaman Tanaman - 6 Pengendalian Hama dan Penyakit - 7 Pemantauan Layanan Pendidikan - 8 Pemantauan Layanan Kesehatan Tahap Panen dan Pasca Panen 1 Penyortiran Produk - 2 Pengemasan Produk - Dilakukan pengemasan produk untuk ayam potong 3 Produk Pasca Panen - 4 Evaluasi Hasil Layanan Pendidikan - 5 Evaluasi Hasil Layanan Kesehatan - 6 Evaluasi Hasil Penjualan Produk - KEM 2.5. Tahap Pemasaran 1 Pemasaran Produk ke Pasar - Pemasaran di lakukan di KEM dan juga ke pasar yaitu dengan membawa dan menjual hasil panen ke pasar. 2 Perhitungan Nilai IPM KEM - Perhitungan Nilai IPM dilakukan untuk IPM awal dan IPM sampai bulan Mei.

9 3. FOTO 2 LAPANGAN 3.1. PRA KEM Kondisi Lahan Baru Pembersihan lahan oleh kelompok Pembersihan lahan oleh kelompok Pembakaran sisa-sisa kayu dan akar tanaman untuk persiapan pembangunan kandang sapi Pengadaan material untuk penbangunan kandang dan pembuatan sumur Penggalian tanah untuk sumur

10 Pembangunan kandang sapi oleh kelompok Pembangunan kandang sapi dan pembuatan sumur dan tempat tandon air Penimbunan kandang ayam Pemasangan Instalasi listrik kawasan Pembersiahan lahan oleh mahasiswa KUBERMAS untuk persiapan areal lahan Penanaman Pembersihan lahan untuk persiapan areal lahan Penanaman

11 Persiapan/pengolahan Lahan untuk areal penanaman hijauan pakan Persiapan/pengolahan Lahan untuk areal penanaman semangka Penanaman rumput gajah Areal penanaman semangka Tanaman semangka berumur 2 minggu Semaian Kangkung cabut dan sawi

12 3.2. PASCA KEM Areal Pertanian yang dipagari dengan kano (hasil swadaya kelompok) Realisasi Bangunan fisik setelah 15 hari kerja Realisasi Bangunan fisik setelah 40 hari kerja Realisasi Bangunan fisik setelah 50 hari kerja (bertepatan dengan Monev FI dan Pertamina) Pengadaan ternak sapi Pengadaan DOC ayam potong

13 Hijauan Pakan yang berumur 2 bulan Tanaman semangka yang berumur 2 bulan Kangkung cabut siap panen Areal tanaman sawi (depan) dan semangaka (Belakang) Ayam potong siap panen berumur 1 bulan Kegiatan Pemanenan Ayam Potong Petunjuk Batas-batas KEM Spanduk pintu masuk KEM

14 4. PENDAPATAN KEM Pendapatan KEM diperoleh dari penjualan Ayam potong dan penjualan sayuran yang ditanam dari benih hasil swadaya anggota KEM. Penen KEM pertama kali dilakukan di bulan Mei. Adapun penjualan hasil panen dan pengeluaran dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Panen KEM. Tabadamai PENDAPATAN No. Panen Hasil Panen (Rp) 1 Ayam Potong 800 Rp , Kangkung cabut 100 Rp , Sawi 100 Rp , Total Pendapatan (A) PENGELUARAN No. Pengeluaran Nilai (Rp) 1 Operasional mesin Genset, potong rumput dan pencabut bulu ayam 2 Pemagaran Areal Pertanian Pembuatan Batas-batas KEM Tambahan pembelian pakan ayam untuk tahap 2 (800 ekor) Konsumsi peresmian KEM Total Pengeluaran (B) PENDAPATAN BERSIH (A-B)

15 5. KEBERLANJUTAN KEM Keberlanjutan KEM ini ditunjukkan pada hasil kerja kegiatan KEM selama 4 bulan. Beberapa capaian diperoleh pada masing masing fase akan dijelaskan secara rinci sebagi berikut: a. Pencapaian Fase Kelengkapan Fasilitas Kawasan Pada tahap pertama lahan yang tergarap kurang lebih 1,5 ha, pada tahap kedua diharapkan 3/4 luas lahan yang tersedia dapat di garap, pembersihan lahan dapat dilakukan di semua lahan yang tersedia. Tersedianya fasilitas kawasan seperti rumah jaga, gedung serbaguna, mushola, ruang pasca panen dan fasilitas MCK diharapkan dapat diwujudkan pada pelaksanaan KEM Tahap berikutnya. b. Pencapaian Fase Pasca Panen Fase pasca panen dilakukan pada hasil ternak dan hasil pertanian. Pasca panen ternak unggas diharapkan dapat 100% dalam arti tidak ada ternak unggas yang mati. Pasca panen ternak unggas yang dilakukan adalah penyembelihan, pembersihan, pengemasan dan penyimpanan. Diperlukan peralatanperalatan pendukung seperti pemanas air, pencabut bulu dan freezer. Pasca panen hasil pertanian dilakukan dengan melakukan sortasi dan pengemasan sebelum pemasaran. Diperlukan penanganan pasca panen secara tepat sehingga sangat dibutuhkan pelatihan dan praktek penanganan panen pada hasil ternak (Sapi dan ayam) dan hasil pertanian. Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menurunkan hasil produksi yang akhirnya berimbas menurunkan hasil penjualan. c. Pencapaian Fase Pemasaran Produk Lahan dan Olahan Produk lahan yang dihasilkan tahap I adalah buah semangka yang di tanam di lahan kurang lebih seluas o,5 ha. Untuk hijauan pakan ternak langsung dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi. Pada tahap II akan di kembangkan tanaman lain seperti cabe, tomat, pisang, kacang tanah dan padi ladang. Beberapa produk hasil panen seperti cabe, tomat, pisang dan kacang tanah mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan sehingga selain pengetahuan atau pelatihan pasca panen diperlukan juga pengetahuan atau pelatihan diversifikasi produk olahan hasil pertanian. Melalui diversifikasi produk olahan ini diharapkan pendapatan petani atau kelompok dapat ditingkatkan. d. Pencapaian Fase Manajemen Profesional Lahan Pengolahan lahan KEM sebesar 5 ha membutukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit, apalagi areal KEM sebelumnya merupakan kebun kelapa yang mampunyai perakaran cukup dalam. Diperlukan peralatan mekanisasi sederhana seperti hand traktor beserta implementasinya (bajak dan garu). Selain penerapan mekanisasi perlu diterapkan juga manajemen lahan agar kondisi lahan tetap terjaga kelestariannya. Pegolahan lahan yang tepat akan dapat meningkatkan pori-pori tanah sehingga infiltrasi

16 atau aerasi tanah menjadi lebih baik, selain itu dapat juga meningkatkan unsur hara dalam tanah karena seresah atau sisa tanaman penganggu dapat terkubur sempurna dalam tanah. Diterapkan sistem rotasi tanaman pada areal pertanian sehingga ketersedian unsur hara dalam tanah menjadi terjaga dan terputusnya rantai hama dan penyakit tanaman. Program pengembangan tahap berikutnya disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Desain Konstruksi Fisik Tahap II KEM di Desa Tabadamai No Item Perbaikan Pengembangan Tahap II 1 Lahan Rencana pemanfaatan lahan ini untuk KEM dalam bentuk: bangunan etnik, kandang ternak sapi dan ayam potong, dan lahan pertanian. Pada tahap II ini diharapkan 100% lahan yang tersedian dapat selesai digarap. 2 Jenis dan Jumlah Ternak Desa Tabadamai memiliki potensi berternak sapi, rata-rata penduduk memelihara sapi secara tradisional dan liar. Adanya usaha perbaikan mutu ternak dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk ataupun biogas. Program penggemukan dan perbanyakan ternak juga dilakukan pada tahap ini 3 Jenis dan Jumlah Unggas Masyarakat Tabadamai secara umum memelhara jenis unggas ayam Boiler dan ayam kampung. Adanya usaha perbaikan mutu unggas dan pemanfaatan kotoran unggas sebagai pupuk. Kebutuhan akan ayam potong dapat memberikan peluang masyarakat KEM mengembangkan ayam potong, mengingat perputaran bisnis ayam potong hanya 1 bulan. Pada tahap II diadakan penambahan ayam sebanyak 1000 ekor 4 Pupuk Adanya usaha penggunaan pupuk secara intensif dan adanya usaha pembuatan pupuk mandiri. 5 Jenis dan jumlah tanaman Pada tahap II akan dikembangkan tanaman cabe, tomat, pisang, kacang tanah, jagung, dan padi ladang. 6 Jenis dan jumlah ikan Desa Tabadamai tidak produktif dalam perikanan laut, sehingga memungkinkan dikembangkan perikanan darat untuk jenis ikan yang mampu hidup dengan limbah KEM misalnya ikan Lele. Ikan lele akan dikembangn secara tumpangsari di bawah kandang ayam kampung.

17 7 Fasilitas fisik Kawasan KEM di Desa Tabadamai akan dibangun minimal gedung balai pertemuan, rumah jaga, kandang ternak, kandang unggas, tandon air, jalan setapak, Mushola dan MCK. 8 Peralatan Pertanian dan Pasca panen Pada tahap II ini akan diadakan peralatan pertanian seperti hand traktor beserta implementasinya (Bajak dan garu) serta peralat5an pasca panen seperti alat pemanas, pisau djagal, alat pencabut bulu, frezeer dan pengemas. 9 Mitra kawasan Dalam pelaksnaan KEM adan bermitra dengan masyarakat, pelaksana teknis dan mahasiswa juga dengan aparatur keamanan setempat. 6. ANGKA IPM KAWASAN Angka IPM KEM Tabadamai untuk bulan Februari, Maret dan April Indeks Hidup Panjang AHH (X1) = BPS, Indeks Pengetahuan (X2) = BPS, Daya Beli (X3) = KEM Tabadamai Berdasarkan data BPS tahun 2013, Indeks Hidup Panjang AHH, Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah Kab. Halmahera Barat tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Indeks Hidup Panjang AHH, Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah Kab. Halmahera Barat tahun 2013 Kab. Halmahera Barat Tahun 2013 Angka Harapan Hidup (Tahun) 65,23 Angka Melek Huruf (Persen) 97,51 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,03 (Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2013, BPS Provinsi Maluku Utara, 2014)

18 1. Indeks Hidup Panjang (X1) X1 = 65,23 2. Indeks Pengetahuan (X2) Indikator Angka Melek Huruf (X2a) X2a = 97,51 Indikator Rata-rata lama sekolah (X2b) X2b = = 53,53 Indeks Pengetahuan (X2) X2 = = 82,85 3. Menghitung Daya Beli (X3) Untuk menghitung daya beli, maka dilakukan wawancara terhadap anggota KEM tentang pengeluaran perkapita riil. Adapun data pengeluaran perkapita rill anggota KEM Tabadamai yang diwawancara dapat ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 6. pengeluaran perkapita rill anggota KEM Tabadamai Pengeluan Perkapita Rill (Ribu Responden Nama Rupiah) Responden 1 Abdul Hak 512,50 Responden 2 Yusri Nasir 527,50 Responden 3 Husen Hi Samad 555,56 Responden 4 Yamin Sangadji 697,92 Responden 5 Rijal Hi Ismail 585,42 Responden 6 Farid M Imam 666,67 Responden 7 Said Yusuf 550,00 Responden 8 Ade Wahid tdk ada data Responden 9 Bdul Aziz tdk ada data Responden 10 Salmun tdk ada data RERATA 585,08 (Sumber : Data Primer, Februari; 2014)

19 Menghitung Daya Beli (X3) X3 = = 52,02 4. Menghitung IPM KEM Tabadamai IPM = X1 + X2 + X3 IPM = (65,23) + (82,85) + (52,02) IPM = 21, , ,34 IPM = 66,70 Jadi Besarnya IPM KEM Tabadamai Bulan Februari, Maret, April adalah 66, KESIMPULAN Pelaksanaan kegiatan KEM. Tabadamai ini sangat diperlukan kebersamaan dan kekompakan, baik antar anggota dalam kelompok atau kelompok dengan TIM KEM. Beberapa pekerjaan investasi awal yang berupa pembukaan lahan, pembuatan sumur, tandon air dan kandang ternak sangat memerlukan waktu dan tenaga anggota kelompok, sehingga banyak anggota yang terbentur dengan kebutuhan keluarga dan lain-lain akhirnya mengundurkan diri sehingga anggota yang aktif tersisa 15 orang. Pembagian tugas dalam kelompok sangat diperlukan sehingga keberlanjutan kegiatan KEM ini tetap ada. Beberapa kegiatan pemanenan yang dilakukan di bulan Mei sangat mendorong semangat anggota kelompok untuk bertambah aktiv dalam mengelola KEM. Masih diperlukan evaluasi lebih lanjut dalam pelaksanaan kegiatan KEM ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada seperti perlu ditingkatkan kembali rasa tanggung jawab, kebersamaan, ketrampilan dan kekompakan kelompok, sehingga KEM Tabadamai benar-benar menjadi Kawasan Ekonomi Masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. 8. SARAN DAN REKOMENDASI SARAN 1. Anggota kelompok yang direkrut tidak hanya terdiri dari bapak-bapak, tetapi boleh Ibu-ibu / janda atau pemuda-pemuda yang belum menikah atau pemuda-pemuda pengangguran yang memiliki semangat kerja, rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Dengan beragamnya anggota kelompok, diharapkan terdapat keberagaman keahlian dan ketrampilan dalam kelompok.

20 2. Untuk kelancaran kegiatan KEM sangat diperlukan jaringan listrik PLN, karena operasional mesin Genset dalam sehari sangat besar yaitu sekitar Rp ,-. 3. Untuk kelancaran kegiatan KEM diperlukan juga fasilitas umum seperti rumah pemotongan hewan ternak, rumah jaga, mushola dan MCK 4. Masih diperlukan peralatan pertanian seperti Hand traktor untuk pembukaan lahan dan peralatan penanganan pasca panen sayur, buah dan hewan ternak seperti pendingin atau freezer. REKOMENDASI 1. Apabila KEM ini masih didanai, maka perlu diadakan perekrutan kembali anggota kelompok, agar manfaat KEM Tabadamai dapat dirasakan oleh banyak anggota. 2. Perlu diadakan pemasangan jaringan listrik PLN, untuk memenuhi kebutuhan listrik kawasan 3. Perlu dibangun fasilitas umum untuk kelancaran kegiatan KEM 4. Perlu penambahan peralatan pertanian dan pasca panen Ternate, 15 Mei 2015 KETUA KEM KETUA FW (Yusri Sapsuha, SPt.,MSc.) (Yusri Sapsuha, SPt.,MSc.)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Lahan awal Lahan sayuran

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA. (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA. (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015) Lahan KEM Karanganyar berupa lahan terbengkelai Lahan KEM Karanganyar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015) Lahan sebelum diolah Lahan setelah diolah ditanami tomat, terong, dan sayuran

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (Kamis,14 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Disusun oleh: PADIL, ST,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE (Senin, Tanggal 9 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM Kondisi Lahan terlantar Pra KEM Tampilan multi crop

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kawasan

Lebih terperinci

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten

Disusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG (Minggu, 17 Mei 2015) KAMPUNG KORANJI DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KAB. PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU. (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh:

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU. (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: TIM KEM RINBESIHAT Kupang, 18 Mei 2015 1. SITUASI AWAL KAWASAN NO ITEM

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Lokasi jalan setapak Lokasi dengan jalan beton Disusun oleh: PoedjiHaryanto SEMARANG,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (Selasa, 19 Mei 2015) Sebagian Kondisi awal lahan Kebun Buah Naga Disusun oleh: TIM KEM NIFUBOKE

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lokasi KEM,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI (Sabtu, 16 Mei 2015) Sebelum Adanya KEM Setelah Adanya KEM Disusun oleh: FW KAJANGLAKO Kota Jambi, 16 Mei

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR (Senin, 18 Mei 2015) PRA KEM PASCA KEM Lahan Marginal Tidak Produktif Lahan Marginal Jadi Produktif

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI

LAPORAN KINERJA INVESTASI LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SUMBER MARGA TELANG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG. (Minggu, 31 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG. (Minggu, 31 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG (Minggu, 31 Mei 2015) Foto kegiatan Penanaman Anakan Pisang di KEM Peninjauan Lahan Hortikultura di lokasi

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. (Jumat, 15 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. (Jumat, 15 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) Di belakang pak Dudi dan pak Roni, masyarakat berjalan kaki memikul barang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Keterangan Foto Foto icon kawasan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. (Kamis, 14 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. (Kamis, 14 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR (Kamis, 14 Mei 2015) Lokasi Awal KEM Lokasi KEM saat ini Disusun oleh: Padil S.T.,M.T Pekanbaru,

Lebih terperinci

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan dan industri. Apabila pertanian dianggap sebagai

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lahan (marginal)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. Disusun oleh:

LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. Disusun oleh: LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Disusun oleh: TIM PELAKSANA KEM PERTAMINAFLip TAPENPAH Kupang, 31 Mei 2015 I. SITUASI AWAL KAWASAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b. 30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.IX, 2 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,33, NAIK 0,17 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,33, atau naik sebesar

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang BAB I PENDAHULUAN Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Yohanes Leki Seran Yusuf Helena PENDAHULUAN Komoditas yang

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 09/02/51/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2014, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN No. 02/08/81/Th.IX, 1 Agustus 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2017 adalah sebesar 100,85, atau turun

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146 1 PERTANIAN TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kelompok Tani yang menerapkan teknologi dan informasi pertanian dan perkebunan melalui sekolah lapang Penerapan Pertanian dan Perkebunan

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014 No. Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program Kegiatan Lokasi Volume APBN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/34/Th.XVI,1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN NO NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KEGIATAN PLAFON ANGGARAN LOKASI SUMBER KELUARAN

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. Program dan Indikasi Kegiatan Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 32/07/91/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI PROVINSI PAPUA BARAT

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 01 Pertanian Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010 PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010 (SUATU SUMBANG SARAN PEMIKIRAN) Oleh: Suharyanto PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR 98.92 PERSEN A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada Bulan Juli 2009, NTP Provinsi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo Masyarakat di Desa Kalimulyo sebagian besar menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci