LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015)
|
|
- Sugiarto Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA MUSI KECAMATAN KALONGAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD (Sabtu 16 Mei Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lahan (marginal) KEM Musi Tanaman cabai rawit dengan MPHP Disusun oleh: Tim FlipMas Mapalus Manado, 16 Mei 2015
2 1. SITUASI AWAL KAWASAN NO ITEM SITUASI KAWASAN URAIAN FAKTA LAPANGAN 1. Sifat Lahan di Kawasan Sebagaimana diketahui bahwa KEM Musi memiliki potensi lahan 20 ha yang sebagian besar atau mencapai 90 persen adalah lahan yang sudah terlantar (marginal) akibat pola usahatani tradisional yang berpindah-pindah tempat dengan tanda utama adalah pisang yang sudah bertumbuh liar (tanpa perawatan). 2. Sumber Air Sampai saat ini air masih menjadi masalah utama di KEM Musi. Awalnya direncanakan menyalurkan air dari sumber mata air yang juga sumber air minum warga Musi. Namun saat ini sumber air tersebut tertimbun longsor. Sementara salah satu sumber mata air (debit ir terbatas) yang disurvey saat visitasi belum mendapat persetujuan pemilik lahan mata air tersebut berasal. Salah satu sumber air saat ini adalah dari sumur yang dipompa ke tangki (tandon air) dan digunakan seperlunya karena ketika musim panas tiba sering mengalami kekeringan ketika musim panas tiba. 3. Pertanian Bagi masyarakat Kepulauan Talaud, sektor pertanian khususnya tanaman pangan sesungguhnya memiliki posisi strateegis dan penting tidak saja karena menjadi urat nadi perekonomian tetapi juga bagi kelangsungan hidup. Namun usaha pertanian tanaman pangan tidak saja belum memberikan sumbangan signifikan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga bagi kesejahteraan masyarakat. Bahkan sampai saat ini sebagian besar (60-70 persen) kebutuhan pangan masih harus didatangkan dari luar daerah melalui pengapalan dari pelabuhan Manado dan Bitung maupun Likupang. Beberapa permasalahan pokok di sektor pertanian tanaman pangan di Kecamatan Lirung antara lain, rendahnya produktivitas lahan yang rendah akibat pola perladangan yang berpindah-pindah. Juga sebagian besar usaha tani yang djalankan masih secara tradisional sebagai implikasi rendahnya sumberdaya petani. Hal ini disebabkan karena motivasi utama untuk bertani hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan hanya terbatas pada komoditi pangan lokal seperti pisang, ketela pohon ubi jalar dan sayuran lokal lainnya. 4. Peternakan Usaha ternak (sapi dan unggas) potensial dikembangkan sebagai sektor potensial yang dapat mendukung upaya peningkatan ekonomi maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun usaha ternak yang selama ini diusahakan oleh masyarakat masih dilakukan secara
3 tradisional atau pemeliharaan lepas bebas menyebabkan terjadi perkawinan yang tidak terkontrol atau telah terjadi Imbreeding yang pada gilirannya berakibat terjadi degenertif atau penurunan mutu dan bahkan kepunahan keragaman genetic plasma nutfah seperti pada unggas ditandai dengan adanya penurunan kemampuan induk ayam untuk menghasilkan telur dan menetaskan anakan dengan bobot yang optimal dalam suatu siklus reproduksi. Juga masalah penyakit, dan ketersediaan pakan yang berkualitas menjadi salah satu faktor kunci dalam pengembangan teknologi intensifikasi. Akibatnya usaha ternak pada umumnya belum memberikan sumbangan terhadap ekonomi maupun memenuhi kebutuhan pasar. 5. Perikanan Sektor perikanan yang dominan adalah perikanan tangkap. Sehingga ketika musim angin dan gelombang maka masyarakat tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Sesungguhnya terdapat potensi sumberdaya air yang dapat digunakan untuk usaha budidaya air tawar, namun karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar menyebabkan poens tersebut tidak termanfaatkan. 6. Kondisi Warga KEM Kondisi sosial warga Musi, seluruhnya berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan tingkat kemiskinan yaitu mencapai 53.5 persen. Kemiskinan tersebut tergambar pula dari pendapatan setiap rumah tangga yang sangat rendah atau yang diakumulasi pada pendapatan perkapita per tahun yaitu antara Rp dengan demikian rata-rata setiap keluarga hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp /bulan. 7. Lain-lain - 2. HASIL PEKERJAAN INVESTASI DI LAPANGAN NO ITEM KPI PROPOSAL URAIAN FAKTA KINERJA LAPANGAN 1. Pengolahan Lahan Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa lahan KEM Musi sebagian besar adalah lahan marginal atau lahan tidur. Dan jikapun ada usaha pertanian yang dijalankan adalah sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan usaha tanaman pokok seperti ketela pohon, talas, pisang, ubi jalar dan sayuran lokal. Bahkan sebagian lahan tidak hanya ditumbuhi semak belukar tetapi sudah berpuluh tahun tertidur sehingga memerlukan peralatan khusus untuk penebangan pohon yang sudah berdiameter m. Sehingga pekerjaan yang paling berat yang dijalani oleh warga KEM adalah membebaskan lahan dari
4 2. Pembuatan Embung/Tandon Air 3. Pembangunan Irigasi Kawasan semak belukar dan pepohonan. Walaupun demikian dengan kegigihan dan tekad kuat dari warga KEM, maka lahan sudah dibuka lahan seluas 12 ha, namun yang diolah lebih lanjut untuk ditanaman sudah mencapai 5 ha. Untuk pembuatan embung dan tandon air belum dapat dilaksanakan mengingat belum terfasilitasinya upaya pembangunan irigasi. Sampai saat ini masih sebatas pengadaan bahan baku untuk keperluan pembuatan tandon air. Sampai saat ini untuk pembangunan saluran irigasi belum dapat dilaksanakan. Kendala utama adalah tidak mudah untuk menyadarkan dan meyakinkan masyarakat tentang sesuatu pekerjaan dan nilai manfaatnya tidak saja bagi kelompok tertentu tetapi juga bagi orang banyak. Inti permasalahan adalah sampai saat ini kelompk belum mendapat restu dari pemilik lahan untuk menarik air dari salah satu sumber mata air yang nota bene debit airnya juga tidak banyak. Alasan utama adalah mereka juga mau menggunakan air tersebut. Ada alternatif menarik air dari salah satu hulu sungai namun terkendala jarak dan rawan bencana longsor. Langkah alternatif adalah menambah kedalaman sumur yang sudah ada karena ketika musim panas volume air menurun dan terkadang, serta membuat sumur bor di bagian hulu kawasan KEM untuk kebutuhan pengairan bagian atas lahan. Kegiatan lain yang telah dilakukan adlah pembuatan salura irigasi (saluran air) kawasan. Walaupun demikian material yang akan digunakan berupa pipa irigasi telah disiapkan. 4. Pengadaan Unggas Pengadaan unggas (ayam petelur dan pedaging sudah dilaksanakan dan dalam tenggat waktu minggu ini segera dilakukan pengiriman. Demikian halnya dengan berbagai peralatan dan obat-obatan serta pakan telah disiapkan. 5. Pengadaan dan Penanaman Bibit Tanaman Untuk penanaman pada tahap satu telah terolah dan ditanami lahan seluas 3.5 ha dari traget 7 ha pada tahap 1. Sesungguhnya lahan yang telah siap ditanami sudah mencapai 5 ha, namun dengan berbagai kendala teknis maka yang terolah dan ditanami. Pengadaan bibit tanaman sudah dilaksanakan sejak awal kegiatan KEM, bahkan beberapa komoditi pangan telah berproduksi, seperti jagung pipil, jagung manis, sayuran kangkung, bayam, terong, cabai dan tomat. Beberapa komoditi telah memasuki penanaman tahap kedua dan ketiga. Sesungguhnya penanaman tanaman pangan telah mencapai 6 ha yaitu jagung pipil telah 2 kali penanaman dengan luasan mencapai 3.3 ha, padi 0.5 ha, jagung manis tiga kali penanaman seuas 0.5 ha, tomat 0.25 ha, cabai 1.2 ha, sayuran kankung dan terong 0.25 ha,
5 Pembangunan Kandang Ternak Pengadaan Pupuk Pengadaan alat-alat/mesin pertanian Pekerjaan Jalan Masuk KEM Pembangunan Rumah Singgah beberapa komoditi yang akan ditanam juga adalah kedelai dan padi ladang serta jagung manis. Penanaman jagung manis lebih banyak mendapat perhatian di samping masa produksi yang singkat (65 70 hari), juga kebutuhan pasar sangat tinggi dan dengan nilai ekonomi (hasil penjualan) yang signifikan yaitu Rp.5.000/tongkol (rebus) dan Rp.4.000/tongkol untuk jagung manis berkelobot (belum direbus). Terdapat dua kandang ternak yang dibangun di KEM Musi yaitu kandang ayam pedaging yang sudah selesai dan siap digunakan, demikian halnya kandang ayamm petelur terus dipacu pengatapannya dalam minggu ini walaupun pemanfaatannya nanti tiga bulan kedepan ketika induk ayam petelur sap memasuki masa produksi. Terdapat dua kegiatan untuk RAB pengadaan pupuk, yaitu pengadaan pupuk anorganik sebagai pensubstitusi dan pembangunan Instalasi Pengolahan Pupuk. Pengadaan pupuk anorganik hanya sekdar pensubstitusi mengingat lahan KEM sebagian besar adalah lahan marginal dengan kesuburan yang rendah, juga karena belum tersedia pupuk organik mengingat bahan baku utamanya adalah kotoran ternak sementara ternaknya baru akan tersedia. Untuk menunjang ketersediaan pupuk organik secara kontinyu telah terbangun fasilitas instalasi pengolahan pupuk berkapasitas 15 m 3. Seluruh peralatan dan mesin-mesin pertanian serta ssarana produksi lainnya untuk kebutuhan KEM telah terpenuhi. Bahkan beberapa peralatan seperti Hand Tractor telah memberi manfaat secara signifikan tidak saja untuk kelompok tetapi juga untuk mkelompok yang lain terutaa dua kelompok binaan dan masyarakat umum dan bahkan untuk membantu pembngkara lahan/tanah untuk fasilitas umum di Kampung Musi. Jalan masuk KEM telah dilakukan perintisan, pekerjaan yang sementara diselesaikan adalah pembangunan jembatan dan pemasangan tiang (Gapura) untuk pemasangan papan nama KEM. Pembangunan rumah singgah dalam proses penyelesaian. Hambatan utama adalah ketiadaan tenaga tukang diantara anggota KEM. Untuk mengatasi masalah tersebut saat ini telah diidatangkan 5 orang tukang dari luar kampung. Sesungguhnya di kampung Musi terdapat beberapa tukang, namun karena kesibukan kegiatan proyek di desa dan pembangunan rumah di kampung maka sangat sulit bag mereka mambagi waktu untuk dapat bekerja di KEM. Hambatan lain adalah faktor non teknis akibat faktor kecemburuan sosial dan lain-lain.
6 Pemasangan Instalasi Listrik Kawasan Pembuatan Kamar Mandi Pembuatan Pakan Ternak Mandiri Pemagaran Pemberian Vaksin dan Obatobatan Pemasangan instalasi listrik masih mengalami hambatan karena tingginya biaya penyambungan instalasi listrik dari sumber dari PLN yaitu mencapai Rp Untuk sementara dalam rangka kepentingan penerangan sesaat dan untuk proses pembangunan rumah singgah maka telah disiapkan satu unit genset kapasitas 5000 watt beserta instalasinya. Pembangunan kamar mandi dan WC pada akhirnya dibuat dua bilik karena masyarakat tidak familiar dengan WC duduk tapi lebih familiar untuk WC jongkok, juga warga KEM tidak mau mengotori WC dan kamar mandi yang akan diperutukkan untuk tamu. Pengerjaan sampai hari ini sudah mencapai 65 persen. Untuk menunjang kesinambungan produksi ternak maka dalam kegiatan KEM Musi difasilitasi juga pembangunan Pemagaran dengan menggunakan baring net sudah mencapai 200 meter. Direncanakan pemagaran sekaligus pada keseluruhan lahan yang akan dikerjakan pada tahap II nanti. Pemberian obat-obatan untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terus dilakukan. Untuk vaksinasi ayam menunggu ketika ternak sudah tersedia. 3. FOTO 2 LAPANGAN (terpilih dan mewakili) Dokumentasi PRA KEM Lahan marjinal dari sisi Barat KEM dengan sisa-sisa tanaman pisang yang tumbuh liar Lahan marjinal dari sisi Barat Laut KEM (tepi jalan)
7 Gubug peladang liar yang sering ditemukan di lokasi KEM Salah satu gubug peladang liar di sisi Timur Laut Lahan tidur dengan kondisi kelapa yang memprihatinkan di sisi Selatan KEM Pola tanam tumpang tindih antara padi ladang dan ketela pohon Pola perladangan yang dilakoni oleh masyarakat di lahan KEM Membuka lahan (hutan) pada sisi Utara lahan KEM
8 Kondisi lahan awal yang saat ini sudah pernah ditanami kedelai (sudah panen) dan jagung Wanita dan lansia juga terlibat aktif dalam pembukaan lahan 3.2. Dokumentasi Kegiatan PASCA KEM Sinergi antara Anggota TNI, Lapas Lirung dan Kelompok Tani KEM Pembuatan bedengan pada sisi sebelah Selatan KEM Pengenalan dan praktek pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) bagi warga KEM Pemasangan MPH dari sisi Barat Laut Lahan KEM untuk ditanami cabe rawit
9 Cabe rawit yang sudah mulai berbuah Cabe rawit yang sudah mulai berbuah Cabe rawit yang mulai berbuah Cabe rawit yang sementara panen Jagung manis yang sudah berbuah di antara mulsa Tanaman jagung manis umur 1 bulan dengan latar jagung bisi-2 yang mulai berbuah
10 Tanaman jagung bisi-2 yang mendekati panen Panen jagung seluas 1 hektar Panen jagung manis Sayur kangkung yang siap panen Tanaman Terong yang sudah memasuki masa panen Tanaman tomat yang sudah mulai berbuah
11 Tanaman tomat, cabe keriting, dan cabe rawit Green house sebagai tempat pembibitan tanaman Bangunan instalasi pengolahan pakan ternak Bangunan instalasi pupuk organik diantara kandang ayam pedaging dan ayam petelur Proses pembangunan instalasi pupuk organik selesai pengatapan hari ini. Bangunan WC dan kamar mandi ada 2 bilik Septic tank WC
12 4. PENDAPATAN KEM Walaupun masih dalam skala kecil, namun sejak bulan Maret 2015 untuk beberapa komoditi pangan seperti cabai, tomat, terong, kangkung darat, jagung manis, jagung pipil telah berproduksi. Bahkan jika dihitung dari produksi jagung dan kedelai yag dipanen bulan Februari 2015 (untuk penanaman bulan November 2014) sesungguhnya KEM PERTAMINAFlip Musi telah memperoleh nilai pendapatan yang cukup signifikan bila dibagi dengan jumlah anggota atau warga yang terlibat dalam KEM. Nilai ekonomi tidak saja dirasakan oleh warga KEM tetapi juga oleh masyarakat sekitar karena melalui KEM dapat diperoleh kebutuhan pangan dengan harga yang layak untuk dijual kembali. Bahkan nilai sosial dari hasil KEM juga sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya maupun konsumen dari kampung tetangga yang melewati KEM karena beberapa kebutuhan pangan sehari-hari untuk masyarakat sekitar sudah dapat terpenuhi dengan harga yang murah dan sehat. Nilai ekonomi dan sosial tidak saja dirasakan oleh masyarakat tetapi juga oleh BUPATI yang setiap minggu memesan dari lokasi KEM PERTAMINAFlip dan pejabat kecamatan Lirung serta Koramil. Nilai ekonomi yang telah diperoleh yaitu dari penjualan jagung manis (1850 butir dari tiga kali penanaman/panen) sebesar Rp , penjualan jagung pipil sebanyak 2.9 ton mencapai Rp penjualan cabai sejak Januari 2015 mencapai Rp , namun bila dihitung sejak bulan Oktober Desember 2014 telah mencapai nilai yang signifikan yaitu mencapai Rp untuk penjualan cabe. Untuk panen dan penjualan tomat sejak bulan April sebanyak 85 kg x Rp maka telah diperoleh nilai jual Rp , penjuaan terong Rp dan kankung dua kali panen mencapai Rp dengan demikian KEM PERTAMINAFlip Musi sampai bulan telah memberi nilai ekonomi bagi warganya sebesar Rp Hasil tersebut akan meningkat lagi dengan pesat ketika mulai hari senan 18 Mei 2015 telah dilakukan panen jagung seluas 1.2 ha dan menyusul jagung manis serta tomat dan cabai yang pemanenannya terus dilakukan setiap 2 kali seminggu. Nilai tersebut tentunya belum seberapa dbandingkan dengan jumlah anggota kelompok yang mencapai 28 KK, walaupun demikian kehadiran KEM PERTAMINAFlip telah memberi warna baru dalam membangun kehidupan ekonmi dan sosial masyarakat KEM PERTAMINAFlip sendiri maupun warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud pada umumnya.
13 5. KEBERLANJUTAN KEM KEM Musi mempunyai peluang besar untuk keberlanjutannya: - Keberadaannya didukung oleh masyarakat dan aparat pemerintah desa dan Kecamatan - Tersedia potensi lahan yang sangat memadai yaitu mencapai 22 ha untuk menunjang keberlanjutan usaha yang dijalankan di KEM Musi. - Tersedia fasilitas produksi yang memadai berupa tersedianya sarana atau instalasi pengolahan pupuk dalam menunjang keberlanjutan usaha pertanian, instalasi penglahan pakan ternak untuk menunjang keberlanjutan budidaya ternak ayam pedaging dan petelur, serta kandang ayam pedaging dan kandang ayam petelur yang representati dan baik untuk perkembangan KEM. - Tersedia fasilitas pengolahan lahan berupa sebuah handtractor untuk menunjang usaha pertanian tanaman pangan yang dikembangkan di KEM Musi. - Menjadi tempat belajar dan alih teknologi dibidang pertanian tanaman pangan antara dosen dan masyarakat di samping ditunjang oleh sarana dan prasarana produksi, juga tersedia perpustakaan mini yang berkaitan dengan berbagai informasi pertanian secara luas dalam rangka menunjang upaya pengembangan sumberdaya manusia. - Menjadi Lumbung Pangan Desa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi pangan nabati dan hewani yang sehat dan murah seta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di Kampung Musi maupun wilayah lainnya. - Menjadi satu kawasan atau cikal bakal industri pertanian skala pedesaan yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar maupun wilayah lainnya. 6. ANGKA IPM KAWASAN Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kampung Musi didasarkan pada data desa. Karena data yang digunakan hanya menggunakan data desa tahun 2014, maka hasil yang diperoleh disini hanya didasarkan pada Pseudo-IPM dengan penentuan berdasarkan formulasi berikut: Pseudo-IPM = 1/3 X1 + 1/3X2 + 1/3X3 Dimana : X1 = index kelayakan hidup =55 persen X2= index buta aksara = 9.68 persen X3= index harapan hidup = 63 persen Berdasarkan perhitungan tersebut di atas diperoleh hasil yaitu Pseudo-IPM KEM Musi sebesar persen. Hasil perhitung Pseudo-IPM ini lebih rendah dari nilai IPM Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2013 sebesar persen atau berada pada kategori menengah.
14 Melalui perhitungan nilai IPM (Pseudo-IPM) ini, menempatkan Kampung Musi pada posisi atau masuk kategori rendah. Sehingga diharapkan melalui kehadiran KEM akan dapat memperbaiki nilai Pseudo-IPM Kampung Musi pada kategori menengah atau tinggi pada akhir kegiatan KEM. 7. KESIMPULAN (1) Kegiatan KEM Musi sudah sangat optimal, karena dengan waktu yang relatif singkat telah mengerjakan berbagai kegiatan pertanian tanaman pangan dan peternakan. (2) KEM Musi tidak saja memberi makna ekonomi bagi warga KEMM tetapi juga bagi masyarakat luas. (3) KEM Musi juga telah memberi nilai sosial antara lain dapat menyiapkan kebutuhan pangan nabati yang sehat dan murah bagi seluruh lapisan masyarakat, tetapi juga dapat memutus mata rantai kebutuhan pangan yang relatif mahal karena selama ini semua kebutuhan pasar harus dari luar daerah. 8. SARAN DAN REKOMENDASI Dengann terfasilitasinya berbagai kebutuhan untuk berbagai aktivitas produksi dan didukung oleh pemerintah serta adanya sinergi dan tingginya kinerja warga KEM Musi diusulkan untuk dilanjutkan pembiayaan pada tahap kedua. Manado, 17 Mei 2015 KETUA FW Revolson A Mege
LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA UTAURANO KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPL. SANGIHE (Minggu, 17 Mei 2015) Lahan sebelum diolah Lahan setelah diolah ditanami tomat, terong, dan sayuran
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (Kamis,14 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Disusun oleh: PADIL, ST,
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (Selasa, 19 Mei 2015) Sebagian Kondisi awal lahan Kebun Buah Naga Disusun oleh: TIM KEM NIFUBOKE
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA. (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANGANYAR KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Jumat, Tanggal 15 Mei 2015) Lahan KEM Karanganyar berupa lahan terbengkelai Lahan KEM Karanganyar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR. (Senin, 18 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA PARTUNGKO NAGINJANG, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR (Senin, 18 Mei 2015) PRA KEM PASCA KEM Lahan Marginal Tidak Produktif Lahan Marginal Jadi Produktif
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE (Senin, Tanggal 9 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM Kondisi Lahan terlantar Pra KEM Tampilan multi crop
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Lahan awal Lahan sayuran
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU. (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh:
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLipDESA RINBESIHAT KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: TIM KEM RINBESIHAT Kupang, 18 Mei 2015 1. SITUASI AWAL KAWASAN NO ITEM
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kawasan
Lebih terperinciDisusun oleh FLipMAS BADUY Wilayah Banten
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG (Minggu, 17 Mei 2015) KAMPUNG KORANJI DESA TEGAL WANGI KECAMATAN MENES KAB. PANDEGLANG PROVINSI BANTEN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Disusun oleh: PoedjiHaryanto
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM. PERTAMINAFlip DESA MERDEN KEC. PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA (Senin, 18 Mei 2015) Lokasi jalan setapak Lokasi dengan jalan beton Disusun oleh: PoedjiHaryanto SEMARANG,
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SUMBER MARGA TELANG KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. (Jumat, 15 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA NUSA KECAMATAN AMANUBAN BARAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (Jumat, 15 Mei 2015) Di belakang pak Dudi dan pak Roni, masyarakat berjalan kaki memikul barang
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG. (Minggu, 31 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA SUMLILI KECAMATAN KUPANG BARAT KABUPATEN KUPANG (Minggu, 31 Mei 2015) Foto kegiatan Penanaman Anakan Pisang di KEM Peninjauan Lahan Hortikultura di lokasi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA GUMANTAR KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA (JUM AT, 15 MEI 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kondisi awal lokasi KEM,
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR. (Kamis, 14 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip KELURAHAN BATU BERSURAT KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR (Kamis, 14 Mei 2015) Lokasi Awal KEM Lokasi KEM saat ini Disusun oleh: Padil S.T.,M.T Pekanbaru,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PERTANIAN
POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT. (Jum at, 15 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA TABADAMAI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT (Jum at, 15 Mei 2015) Kawasan Pra KEM Kawasan Pasca KEM Disusun oleh: Tim KEM Tabadamai Ternate,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI (Sabtu, 16 Mei 2015) Sebelum Adanya KEM Setelah Adanya KEM Disusun oleh: FW KAJANGLAKO Kota Jambi, 16 Mei
Lebih terperinciFUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.
30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015)
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KEPUHSARI KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI (Sabtu, 16 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Keterangan Foto Foto icon kawasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN
No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH ELSA THESSIA YENEVA 06114052 FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan sandang dan papan. Pangan sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan umat manusia merupakan penyedia
Lebih terperinciTabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun
Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah padi. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KOTA NIUR KECAMATAN TABA PENENJUNG BENGKULULU TENGAH (Minggu, 19 Mei 2015) DIKREASIKAN OLEH FLipMAS RAFFLESIA BESAMO WILAYAHBENGKULU FW.Rafflesia Besamo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. Disusun oleh:
LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM PERTAMINAFLip DESA TAPENPAH KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Disusun oleh: TIM PELAKSANA KEM PERTAMINAFLip TAPENPAH Kupang, 31 Mei 2015 I. SITUASI AWAL KAWASAN
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,
Lebih terperinciPOTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG
POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG Oleh: Muchjidin Rachmat*) Abstrak Tulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian pada masa sekarang adalah dengan meletakkan masyarakat sebagai pelaku utama (subyek pembangunan), bukan lagi sebagai obyek pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciIV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian kesediaan pangan yang cukup. Dalam pencapaian kondisi ketahanan pangan, ada tiga subsistem/aspek yang sangat berpengaruh, yaitu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian
60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam struktur ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK
PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK 1 Hutwan Syarifuddin, 1 Wiwaha Anas Sumadja, 2 Hamzah, 2 Elis Kartika, 1 Adriani, dan 1 Jul Andayani 1. Staf Pengajar Fakultas
Lebih terperinciLAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut
Lebih terperinciProduksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada
47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi negara berkembang seperti Indonesia landasan pembangunan ekonomi negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman pangan memberikan kontribusi
Lebih terperinciRENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014
RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2014 No. Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program Kegiatan Lokasi Volume APBN
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR ATAU TURUN 1.04 PERSEN
No.25/04/71/Th.IX, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 SEBESAR 97.49 ATAU TURUN 1.04 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi
Lebih terperinciVI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI
VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan
Lebih terperincimemenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa
BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan pangan secara nasional setiap tahun terus bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk, sementara lahan untuk budi daya tanaman biji-bijian seperti padi dan jagung luasannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan jenis perekonomian nasional. Hal ini terjadi karena Indonesia mempunyai stuktur sistem perekonomian
Lebih terperinciS i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n
T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...
Lebih terperinciBPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mengalami keterpurukan ekonomi sejak tahun 1997, setelah itu Indonesia mulai bangkit dari keterpurukan itu, namun begitu ekonomi riil Indonesia belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar Bergerak disektor Pertanian dan Peternakan.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai, batasan masalah dalam melaksanakan penelitian dan sistematika penulisan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN
SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Prosentase layanan 100% Program Pelayanan Peningkatan dan Pengelolaan Input : Dana Rp 1.004.854.000,00 adminstrasi Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran : Terpenuhinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perananya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal tersebut bisa kita lihat
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinci1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan
BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus
Lebih terperinciLAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN
LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN ahanan pangan nasional harus dipahami dari tiga aspek, yaitu ketersediaan, distribusi dan akses, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,
1 BAB I PENDAHULUAN Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging, mengalami pasang surut, terutama pada usaha kemitraan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya fluktuasi harga
Lebih terperinciA. Realisasi Keuangan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan
Lebih terperinciIII. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN
III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun
DIVERSIFIKASI KONSUMSI MASYARAKAT BERDASARKAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN PADA LOKASI MKRPL DI KEC. KRAMATWATU KAB. SERANG Yati Astuti 1) dan Fitri Normasari 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A. Kesimpulan Secara umum kinerja produksi ternak sapi dan kerbau di berbagai daerah relatif masih rendah. Potensi ternak sapi dan kerbau lokal masih dapat ditingkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 09/02/51/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2014, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perolehan pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutu merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia agar dapat hidup secara berkualitas. Oleh karena itu hak atas kecukupan
Lebih terperinciBupati Murung Raya. Kata Pengantar
Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciPOHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :
Lebih terperinci