LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Klungkung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Klungkung"

Transkripsi

1 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) Kelmpk Kerja Sanitasi Kabupaten Klungkung Kabupaten Klungkung Bulan Agustus Tahun 2012

2 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 KATA PENGANTAR Studi Envirnmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risik Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan leh Kelmpk Kerja (Pkja) PPSP Kabupaten Klungkung untuk menyusun buku Pemetaan Kndisi Sanitasi (Buku Putih Sanitasi) dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kta (SSK) berdasarkan pendekatan Prgram Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Secara substansi, hasil Studi EHRA memberi data ilmiah dan faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala kabupaten. Sub sektr sanitasi yang menjadi byek studi meliputi limbah cair dmestik, limbah padat/sampah dan drainase lingkungan, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan dalam kuesiner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan lima pilar Sanitasi Ttal Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan leh Kementerian Kesehatan RI. Pengrganisasian pertanyaan dalam kuesiner dan lembar pengamatan berikut penmrannya dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah pelaksanaan survei, entri maupun analisa data hasil studinya. Perangkat Studi EHRA juga telah dilengkapi dengan perangkat lunak (sftware) yang terdiri atas: 1. Perangkat lunak khusus untuk entri data dalam frmat Epi Inf, 2. Perangkat lunak cnverter dari frmat Epi Inf ke frmat yang bisa dibaca leh SPSS 3. Perangkat lunak syntax SPSS untuk cleaning data dan pemprsesan data hingga menghasilkan berbagai tabel hasil pengamatan termasuk beberapa table analisis Crsstab. Perangkat lunak entri data menggunakan Epi Inf versi MS-DOS (bukan versi MS-Windws). Hal ini untuk menjamin knsistensi pemasukan data leh peratr. Dengan demikian hasil entri data akan memiliki tingkat kesalahan yang seminim mungkin. Berdasarkan metda pelaksanaan studi EHRA yang baru ini, sebelum menentukan jumlah sampel, Pkja PPSP Kaupaten Klungkung harus melakukan klastering desa/kelurahan berdasarkan 4 kriteria, yaitu kepadatan penduduk, angka kemiskinan, dinilai sering mengalami banjir dan dilalui sungai yang berptensi digunakan untuk sarana sanitasi. Penarikan sampel studi EHRA dibuat lebih fleksibel disesuai dengan ketersediaan anggaran. Namun demikian ada batasan minimum tertentu yang harus tetap dipenuhi sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan berbagai penyesuaian yang dilakukan dan perangkat yang telah disediakan tersebut, studi EHRA ini diharapkan dapat menyingkat waktu pelaksanaan, memberikan fleksibilitas alkasi biaya, dan yang lebih penting adalah meningkatkan kemandirian Pkja PPSP Kabupaten Klungkung sehingga dapat menyelenggarakan studi EHRA dengan sumber daya yang dimiliki. Akhirnya kami berharap pelaksanaan studi EHRA leh Pkja PPSP Kabupaten Klungkung dapat memberikan hasil EHRA benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi visible serta bermanfaat. Ketua Pkja PPSP Kabupaten Klungkung 2

3 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF Studi EHRA adalah studi yang relatif pendek (sekitar 2 bulan) yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (bservatin). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam Studi EHRA adalah Kader Pskesdes dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PL KB). Sebelum turun ke lapangan, para enumeratr ini diwajibkan mengikuti pelatihan. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan; pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang knseptual dan praktis tentang indikatr-indikatr; uji cba lapangan; dan diskusi perbaikan instrumen. Studi EHRA mencakup 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Dawan dan Kecamatan Nusa Penida. Jumlah kelurahan/desa yang ada di 4 Kecamatan diambil untuk studi ini yaitu 12 kelurahan/desa. Studi EHRA di Kabupaten Klungkung dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012 sampai dengan tanggal 27 Agustus 2012 (berkisar 2 bulan) Rumah tangga ditarik secara acak (randm) dengan menggabungkan antara teknik randm multistage (bertingkat) dan randm sistematis. Jumlah sampel di tingkat desa diambil secara prprsinal dengan asumsi dalam analisis dilakukan pembbtan. Yang menjadi primary sampling unit adalah Rumah Tangga. Di setiap desa diambil secara randm banjar di mana di setiap banjar diambil 8 rumah tangga secara randm. Secara ttal di setiap desa terdapat 40 rumah --secara acak-- diambil. Untuk menentukan rumah tangga digunakan sejumlah pilihan teknik-teknik yang akan dipilih para surveir dengan cara randm sistematis (urutan rumah). Yang menjadi unit analisis dalam Studi EHRA adalah rumah tangga. Sementara, yang menjadi unit respn adalah ibu rumah tangga. Ibu dipilih dengan asumsi bahwa mereka relatif lebih memahami kndisi lingkungan berkaitan dengan isu sanitasi serta mereka relatif lebih mudah ditemui dibandingkan bapak-bapak. Ibu dalam Studi EHRA didefinisikan sebagai perempuan berusia tahun yang telah atau pernah menikah. Untuk memilih Ibu di setiap rumah, enumeratr menggunakan matriks priritas yang mengurutkan priritas Ibu di dalam rumah. Priritas ditentukan leh status Ibu yang dikaitkan dengan kepala rumah tangga. Bila dalam priritas tertinggi ada dua atau lebih Ibu, maka usia menjadi penentunya. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk diselesaikan dalam waktu sekitar menit. Untuk mengikuti standar etika, infrmed cnsent wajib dibacakan leh surveir sehingga respnden memahami betul hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar. Pekerjaan entri data dikrdinir leh Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi leh Prvincial Facilitatr PPSP Bali-NTB dan CF Kabupaten Klungkung. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji knsistensi. Survei dilakukan leh kader pskesdes dan tenaga penyululuh keluarga berencana yang berjumlah 24 rang, untuk setiap desa terpilih disurvei leh 1 rang kader pskesdes dan 1 rang tenaga penyuluh keluarga berencana. Setelah melakukan survei dilakukan spt check leh masing masing krdinatr kecamatan & supervisr. Spt check dilakukan di 25 respnden yang telah disurvei mulai tanggal 17 Juli 2012 sampai dengan 21 Juli Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: pengellaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah dmestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengellaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare. Hasil Studi untuk pengellaan sampah rumah tangga menunjukkan 95% respnden menjawab kndisi sampah tidak terlalu menghawatirkan. Indikatr yang dinilai meliputi : banyaknya sampah yang berserakan, banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah, banyaknya tikus berkeliaran, banyaknya nyamuk, banyaknya anjing atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, bau busuk yang mengganggu, apakah sampah tidak menutup saluran drainase, dan anak anak yang bermain di sekitarnya. Cara pengellaan sampah yang digunakan antara lain: dikumpulkan leh klektr infrmal yang mendaur ulang, dikumpulkan dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibuang ke lahan ksng/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, dan lainnya. Dari ketujuh cara tersebut cara yang paling banyak dilakukan adalah sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 85% pada klaster 3 sedangkan cara pengellaan sampah dibuang ke lahan ksng/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 42.5% untuk klaster 1 Untuk frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah 53% respnden menjawab tidak tahu hanya 18% respnden yang menjawab sampah diangkut tepat waktu. 3

4 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Hasil Studi untuk pembuangan air limbah dmestik menunjukkan bahwa sekitar 66% rumah memiliki akses pada saluran air di depan atau di sekitar rumahnya selain saluran pembuangan akhir tinja. Saluran ini digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/ bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Sedangkan untuk pembuangan akhir tinja yang mencakup tangki septik, cubluk/lbang tanah, langsung ke drainase, sungai/danau/pantai atau kebun/tanah lapang. 75,6% respnden menjawab tangki septik ini dikarenakan respnden yang memiliki jamban pribadi sebesar 92.7%. Selain itu, diperhatikan pula pembuangan ktran anak karena sering dianggap sebagai masalah sepele, terbukti hasil analisis Studi EHRA menunjukkan 50% ibu rumah tangga merespn tidak tahu kemana pembuangan ktran anak balita mereka. Hasil Studi EHRA menemukan prprsi rumah tangga yang sangat kecil atau sekitar 3% rumah tangga yang melaprkan pernah mengalami banjir. Tepatnya, jumlah kasus yang ditemukan dalam EHRA adalah sebanyak 11 rumah tangga atau dari 59 Kelurahan/Desa yang ada di Kabupaten Klungkung, hanya 8 Kelurahan/Desa yang diidentifikasi sering terjadi banjir atau sebesar 13.55%. Banjir yang terjadi setinggi tumit rang dewasa dan lama air banjir akan mngering kurang dari 1 jam seuai dengan hasil pengamatan EHRA, pertimbangan lain karena tpgrafi wilayah Kabupaten Klungkung yang sebagian besar berupa bukit. Mengenai kndisi drainase lingkungan menunjukkan bahwa 93% rumah tangga di halaman atau bagian depan rumah tidak ada genagan air. Hasil analisis Studi EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Klungkung terdapat 2 (dua) sumber air bersih yang mennjl, yakni air ledeng PDAM dan air sumur gali terlindungi baik itu digunakan untuk minum, untuk memasak, untuk mencuci piring & gelas, untuk mencuci pakaian maupun untuk menggsk gigi. Penggunaan aiir ledeng PDAM mencakup sekitar 60% rumah tangga. Ini terdiri dari rumah tangga yang mendapat air dari ledeng PDAM langsung di rumahnya, air hidran umum - PDAM, serta air kran umum PDAM/PROYEK. Pengguna sumur di Kabupaten Klungkung mencakup sekitar 11% dari ttal ppulasi yang diantaranya menggunakan sumur gali terlindungi dan relatif aman. Yang dimaksud dengan sumur terlindungi adalah sumur yang memiliki bertutup, memiliki cincin dan lantainya di semen. Selain itu, sekitar 1% respnden memanfaatkan penggunaan sumur gali tidak terlindungi, 1,4% menggunakan sumur pmpa tangan, 9,7% menggunakan air hujan dan 6.25% respnden menggunakan mata air yang terlindungi. Sumber-sumber air bersih yang lain bagi rumah tangga di Kabupaten Klungkung dengan prprsi yang relatif kecil adalah air btl kemasan dan isi ulang. Untuk penglahan, 90% respnden menglah sumber air sebelum diminum dan dimasak, 10% respnden menjawab tidak melalukan penglahan. Sedangkan cara penglahannya ada beberapa macam yaitu : direbus, ditambahkan kaprit, menggunakan filter keramik dan lainnya. 98.4% respnden menjawab penglahan yang dilakukan adalah dengan merebus air bersih tersebut, sedangkan 1.6% respnden yang menjawab dengan cara menambahkan kaprit, menggunakan filter keramik dan lainnya. Hasil analisis Studi EHRA mengenai perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene didapat 99% respnden menjawab bahwa mereka menggunakan sabun pada hari ini atau kemarin sedangkan 1% respnden yang menjawab tidak. Ada beberapa tempat yang biasanya digunakan untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi di kamar mandi, di dekat kamar mandi, di jamban, di sumur, di sekitar penampungan, di tempat cuci piring, di dapur dan lainnya. Tempat mencuci tangan memakai sabun yang paling mennjl adalah di kamar mandi dan di tempat cuci piring. Sabun merupakan sarana untuk mencuci tangan, ketersediaan sabun di jamban cukup tinggi yaitu 87,5% berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan leh enumeratr pada rumah tangga yang dikunjungi. Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari hari yaitu untuk mandi, untuk memandikan anak, untuk mencebki pantat anak, untuk mencuci tangan sendiri, untuk mencuci tangan anak, untuk mencuci peralatan, untuk mencuci pakaian, dan lainnya. Dari grafik di bawah ini dapat digambarkan penggunaan sabun dalam kehidupan sehari hari dimana sabun paling mennjl dimanfaatkan untuk mandi, mencuci tangan dan mencuci pakaian. Dijelaskan pula kebiasaan masyarakat membuang sampah dan ada-tidaknya sampah di lingkungan rumah. Ada beberapa sarana yang dipergunakan untuk mengumpulkan sampah di dapur yaitu : kantng plastik tertutup, kantng plastik terbuka, keranjang sampah tertutup, keranjang sampah terbuka, dan lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah tangga yang dikunjungi sebagian besar sampah ditempatkan dalam wadah yaitu pada keranjang sampah dan kantng plastik, hanya 2,5% respnden yang tidak menempatkan sampah dalam wadah. Untuk kebersihan halaman dari sampah, berdasarkan pengamatan di lingkungan rumah yang disurvei, 95% rumah bersih dari sampah sedangkan 5% halaman rumah tidak bersih dari sampah. Hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Klungkung untuk kejadian penyakit diare sangat mengejutkan karena 86% respnden menjawab tidak pernah terjangkit diare. Untuk kejadian penyakit diare yang terjadi kemarin, 1 minggu terakhir, 1 bulan terakhir, 3 bulan terakhir dan bulan terakhir 14% respnden yang menjawab. Dari 14% respnden 4

5 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 tersebut anggta keluarga yang terjangkit diare paling mennjl adalah anak anak balita, rang dewasa laki laki dan rang dewasa perempuan. Berdasarkan hasil analisis Studi EHRA di Kabupaten Klungkung untuk pengellaan sampah rumah tangga, pembuangan air limbah dmestik, drainase lingkungan sekitar rumah dan banjir, pengellaan air besih rumah tangga, perilaku hidup bersih dan sehat atau hygiene dan kejadian penyakit diare didapat klaster 0 dan klaster 1 merupakan area beresik sangat tinggi, klaster 2 dan klaster 4 merupakan area beresik sedang dan klaster 3 merupakan area kurang beresik. Desa yang termasuk area beresik sangat tinggi yaitu Desa Selat, Desa Tegak, Desa Tjan, Desa Kamasan, Desa Suana, Desa Batununggul, Desa Kutampi, Desa Tya Pakeh, Desa Lembngan, Desa Jungut Batu, Desa Kutampi Kaler, Desa Sampalan Keld, Desa Gunaksa, Desa Kampung Kusamba, Desa Kusamba, Desa Pesinggahan, Desa Pikat, Desa Dawan Kld, Desa Thpati, Desa Nyalian, Desa Bakas, Desa Nyanglan, Desa Timuhun, Desa Getakan, Desa Aan, Desa Tihingan, Desa Takmung, Desa Bungbungan, Desa Tusan, Desa Banjarangkan, Desa Negari, Desa Sulang, Desa Sampalan Tengah, Desa Besan, Desa Dawan Kaler, Desa Selisihan, Desa Manduang, Kelurahan Semarapura Kauh, Desa Gelgel, Desa Satra, Desa Ped, Desa Sakti, Desa Klumpu, Desa Batukandik, Desa Batumadeg, Desa Tanglad, Desa Sekartaji, Desa Pejukutan, Desa Bunga Mekar. Desa yang termasuk area beresik sedang yaitu Desa Pakse Bali, Desa Akah, Kelurahan Semarapura Kangin, Desa Jumpai, Desa Tangkas, Desa Kampung Gelgel, Kelurahan Semarapura Kld Kangin. Desa/Kelurahan yang termasuk kurang beresik yaitu Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan Semarapura Tengah dan Kelurahan Semarapura Kld. Faktr resik yang menyebabkan area beresik untuk klaster 0 klaster 5 adalah air limbah dmestic, persampahan, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Faktr resik tertinggi berdasarkan hasil studi EHRA di Kabupaten klungkung secara keseluruhan adalah air limbah dmestic. Hasil Studi EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabuapten Klungkung yang kemudian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan prgram-prgram sanitasi kta terutama pada area beresik. Selain itu, data pun dapat dimanfaatkan sebagai benchmark pencapaian pembangunan sanitasi ke depan, baik di tingkat kta sampai di tingkat desa (indikatif) dan digunakan sebagai bahan advkasi pengarustamaan pembangunan sanitasi kabupaten. Studi EHRA baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Klungkung, studi kali ini merupakan baseline bagi hasil Studi EHRA selanjutnya. Adapun rekmendasi untuk pelaksanaan Studi EHRA selanjutnya adalah diharapkan perlu pemahaman lebih terhadap Studi EHRA itu sendiri yang meliputi materi, pelaksanaan, analisa dan evaluasi sehingga dapat memberikan hasil yang benar-benar menjadikan isu sanitasi menjadi visible serta bermanfaat. 5

6 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar.. 2 Ringkasan Eksekutif 3 Daftar Isi.. 6 Daftar Tabel 7 Daftar Grafik.. 8 I. Pendahuluan. 9 II. Metdlgi dan Langkah Studi EHRA Penentuan Target Area Survei Penentuan Jumlah/Besar Respnden Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei Penentuan Banjar dan Respnden di Lkasi Survei Pemilihan Supervisr dan Enumeratr Pelatihan Studi EHRA Pelaksanaan Studi EHRA di lapangan Data entry dan analisa Instrumen.. 19 III. Hasil Studi EHRA Kabupaten Klungkung Pengellaan Sampah Rumah Tangga Pembuangan Air Limbah Dmestik Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir Pengellaan Air Bersih Rumah Tangga Perilaku Higiene Kejadian Penyakit Diare. 33 IV. Penutup Daftar Lampiran 36 6

7 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 DAFTAR TABEL Tabel 1. Katagri Klaster berdasarkan criteria indikasi lingkungan berisik 11 Tabel 2. Hasil Klastering desa/kelurahan di Kabupaten Klungkung Tabel 3. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Sesuai Klaster 14 Tabel 4. Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 di Kabupaten Klungkung 16 Tabel 5. Jumlah desa yang diidentifikasi sering terjadi banjir 24 7

8 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lkasi Studi EHRA 12 Grafik 2. Cara Penglahan sampah rumah tangga Grafik 3. Pengangkutan sampah leh petugas Grafik 4. Jumlah kepemilikan jamban pribadi.. 22 Grafik 5. Saluran pembuangan akhir tinja. 22 Grafik 6. Pembuangan ktran anak balita 23 Grafik 7. Lkasi genangan air 24 Grafik 8. Pemakaian sumber air untuk minum 25 Grafik 9. Pemakaian sumber air untuk masak 26 Grafik 10. Pemakaian sumber air untuk cuci piring & gelas 26 Grafik 11. Pemakaian sumber air untuk cuci pakaian Grafik 12. Pemakaian sumber air untuk gsk gigi.. 27 Grafik 13. Penglahan air sebelum digunakan.. 28 Grafik 14. Cara penglahan air minum. 29 Grafik 15. Pemakaian sabun pada hari ini atau kemarin 30 Grafik 16. Tempat mencuci tangan pakai sabun.. 30 Grafik 17. Pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari hari 31 Grafik 18. Wadah untuk mengumpulkan sampah di dapur 32 Grafik 19. Kebersihan halaman dari sampah 32 Grafik 20. Kejadian penyakit diare.. 33 Grafik 21. Anggta keluarga yang terjangkit diare Grafik 22. Indeks resik sanitasi Kabupaten Klungkung Tahun

9 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 I. PENDAHULUAN Envirnmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survei partisipatif di tingkat Kabupaten/Kta untuk memahami kndisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan prgram sanitasi termasuk advkasi di tingkat kabupaten/kta sampai dengan tingkat kelurahan. Studi EHRA dipandang perlu dilakukan leh Kabupaten/kta karena: a. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kndisi wilayah yang akurat b. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan/desa dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantr yang berbeda c. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam priritas usulan melalui Musrenbang; d. Terbatasnya kesempatan untuk dialg antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. e. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakehlders dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advkasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advkasi secara hrizntal ke sesama masyarakat atau stakehlders kelurahan/desa f. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kabupaten/kta dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa Adapun tujuan dan manfaat dari Studi EHRA adalah : a. Untuk mendapatkan gambaran kndisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisik terhadap kesehatan lingkungan. b. Memberikan advkasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi c. Memberikan pemahaman yang sama dalam menyiapkan anggta tim survei yang handal d. Menyediakan salah satu bahan utama penyusunan Buku Putuh Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikella langsung leh Kelmpk Kerja (Pkja) Sanitasi Kabupaten Klungkung. Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Klungkung dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan prgram prgram sanitasi Kabupaten. 9

10 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 II. METODOLOGI DAN LANGKAH PELAKSANAAN STUDI EHRA EHRA adalah studi yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni wawancara (interview) dan pengamatan (bservatin). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumertr yang dipilih secara klabratif leh Pkja PPSP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung. Sementara kader Puskesmas bertugas menjadi Supervisr selama pelaksanaan survei. Sebelum turun ke lapangan, para kader Puskesmas dan enumeratr diwajibkan mengikuti pelatihan enumeratr selama 1 (satu) hari. Materi pelatihan mencakup dasar dasar wawancara dan pengamatan, pemahaman tentang instrument EHRA, latar belakang knseptual dan praktis tentang indikatr indikatr, uji cba lapangan, dan diskusi perbaikan instrumen. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah banjar. Unit sampling ini dipilih secara prprsinal dan randm berdasarkan ttal banjar dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survei. Jumlah sampel banjar per Desa/Kelurahan minimal 8 banjar dan jumlah sampel per banjar sebanyak 5 respnden. Dengan demikian jumah sampel per Desa/Kelurahan adalah 40 respnden. Yang menjadi respnden adalah Ibu rumah tangga atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu sekitar menit. Panduan diuji kembali pada saat pelatihan enumeratr dengan try ut ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika, infrmed cnsent wajib dibacakan leh supervisr sehingga respnden memahami betul hakhaknya dan memutuskan keikutsertakan dengan sukarela dan sadar. Tim entri data dikrdinir leh Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung. Sebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi leh Tim fasilitatr yang telah terlatih dari PIU Advkasi dan Pemberdayaan. Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada struktur kuesiner dan perangkat lunak yang digunakan serta langkah langkah untuk uji knsistensi yakni Prgram EPI Inf dan SPSS. Untuk quality cntrl, tim spt check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim spt check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesiner yang telah disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar benar terjadi dengan standar yang ditentukan. Quality cntrl juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri dire-check kembali leh tim Pkja PPSP. Sejumlah 5% entri kuesiner diperiksa kembali. Kegiatan Studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan tidak hanya bisa dilaksanakan leh Pkja Kabupaten Klungkung semata. Agar efektif, Pkja PPSP Kabupaten Klungkung diharapkan bisa mengrganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim EHRA sebagai berikut : a. Penanggungjawab : Pkja Kabupaten Klungkung b. Krdinatr Survei : Pkja - Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung c. Anggta : BAPPEDA, BPMPKBPD, KLH, DKP d. Krdinatr kecamatan : Unsur UPT Puskesmas e. Supervisr : Kader Puskesmas f. Tim Entry data : Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung g. Tim Analisis data : Pkja Kabupaten Klungkung h. Enumeratr : Kader Pskesdes dan Penyuluh Lapangan KB 10

11 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Penentuan Target Area Survei Metda penentuan target area survei secara gegrafi dan demgrafi melalui prses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisik. Prses pengambilan sampel dilakukan secara randm sehingga memenuhi kaidah Prbability Sampling dimana semua anggta ppulasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara metda sampling yang digunakan adalah Klaster Randm Sampling. Teknik ini sangat cck digunakan di Kabupaten Klungkung mengingat area sumber data yang diteliti sangat luas. Pengambilan sampel dilakukan di daerah ppulasi yang telah ditetapkan. Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan leh Prgram PPSP sebagai berikut: 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya kabupaten/kta telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/desa. 2. Angka kemiskinan dengan indikatr yang datanya mudah diperleh tapi cukup representatif menunjukkan kndisi ssial eknmi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai cnth ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan prprsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan frmula sebagai berikut: ( Pra-KS + KS1) Angka kemiskinan = X 100% KK 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai//saluran drainase/ saluran irigasi yang berptensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah leh masyarakat setempat 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, dan lamanya surut. Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Klungkung menghasilkan katagri klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1.. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik tingkat risik kesehatan yang identik/ hmgen dalam hal tingkat resik kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan dan desa/ kelurahan yang menjadi area survei pada suatu klaster akan mewakili kecamatan dan desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survei pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka ini maka hasil Studi EHRA bisa memberikan peta area berisik dalam skala kabupaten Klungkung. Tabel 1. Katagri Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisik Katagri Klaster Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Kriteria Wilayah (kecamatan/desa/kelurahan) yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisik di atas, baik kriteria utama maupun kriteria tambahan. Wilayah (kecamatan/desa/kelurahan) yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisik Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisik Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisik Wilayah (kecamatan/ desa/ kelurahan) yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisik 11

12 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Klastering wilayah di Kabupaten Klungkung menghasilkan katagri klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik tingkat risik kesehatan yang identik/ hmgen dalam hal tingkat resik kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan dan desa/ kelurahan yang menjadi area survei pada suatu klaster akan mewakili kecamatan dan desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survei pada klaster yang sama. Tabel 2. Hasil klastering desa/kelurahan di Kabupaten Klungkung N Klaster Jumlah Nama Desa/Kelurahan Semarapura Kld Kangin Semarapura Kld, Semarapura Kaja, Semarapura Tengah Kampung Gelgel, Semarapura Kangin, Pakse Bali, Akah, Tangkas, Jumpai Batukandik, Banjarangkan,Semarapura Kauh, Manduang, Dawan Kaler, Selisihan, Gelgel, Satra, Ped, Sakti, Klumpu, Batumadeg, Tanglad, Sekartaji, Pejukutan, Bunga Mekar, Sampalan Tengah, Sampalan Keld, Dawan Kld, Bungbungan, Tusan, Negari Batununggul, Lembngan, Suana, Batununggul, Kutampi, Tyapakeh, Jungutbatu, Kutampi Kaler, Selat, Tegak, Tjan, Kamasan, Gunaksa, Besan, Dawan Kld, Pikat, Pesinggahan, Kusamba, Kampung Kusamba, Thpati, Nyalian, Bakas, Takmung, Tihingan, Aan, Getakan, Timuhun, Nyanglan Hasil klastering wilayah Desa/Kelurahan di Kabupaten Klungkung yang terdiri atas 59 Desa/Kelurahan menghasilkan distribusi sebagai berikut: 1. Klaster 0 sebanyak 45.76% 2. Klaster 1 sebanyak 37.29% 3. Klaster 2 sebanyak 10.17% 4. Klaster 3 sebanyak 5.08% 5. Klaster 4 sebanyak 1.69% Untuk lebih jelasnya distribusi desa/kelurahan kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada Grafik 1. Distribusi desa per klaster untuk penetapan lkasi studi EHRA 12

13 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Penentuan Jumlah Sampel/Respnden Untuk mendapatkan gambaran kndisi sanitasi di tingkat kabupaten/kta, dengan presisi tertentu, tidak dibutuhkan besaran sampel yang sampai ribuan rumah tangga. Sampel sebesar 30 respnden untuk tiap kelurahan/desa, dengan teknik statistik tertentu dan dianggap sebagai jumlah minimal yang bisa dianalisis. Akan tetapi, dalam praktiknya, bila ditargetkan 30, seringkali tidak memenuhi target, dikarenakan leh sejumlah errr (kesalahan pewawancara, entry team, kuesiner, dll), sehingga seringkali sampel yang ditargetkan 30 hanya terealisir sekitar saja. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 respnden. Berdasarkan kaidah statistik, untuk menetukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten/kta dapat dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakn Tabel Krejcie-Mrgan, yang mempunyai tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut: Jumlah KK Jumlah Sampel % Jumlah KK Jumlah Sampel % Jumlah KK Jumlah Sampel % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % 10, % % % 15, % % % 20, % % % 30, % % % 40, % % % 50, % % % 75, % % % 100, % % 13

14 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei Setelah menghitung kebutuhan respnden dengan mengunakan rumus Slvin maka selanjutnya ditentukan lkasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak 12 desa/kelurahan secara randm. Hasil pemilihan ke-12 desa/kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 3. Sebagai berikut: Tabel 3. Tabel Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Sesuai Klaster Kecamatan Prprsi Desa/ Terpilih Kelurahan survei Terpilih N Klaster Kecamatan Terpilih 1 4 Klungkung Klungkung 100% 2 3 Klungkung Klungkung 100% Klungkung Dawan Nusa Penida, Banjarangkan, Klungkung, Dawan Klungkung Dawan Nusa Penida, Banjarangka n, Klungkung, Dawan 100% 100% Semarapura Kld Kangin Semarapura Kld, Semarapura Kaja, Semarapura Tengah Kampung Gelgel, Semarapura Kangin, Akah, Tangkas, Jumpai, Pakse Bali Bungbungan, Tusan, Negari, Batukandik, Banjarangkan, Semarapura Kauh, Manduang, Dawan Kaler, Sulang, Sampalan Tengah, Besan, Selisihan, Semarapura Kauh, Gelgel, Satra, Ped, Sakti, Klumpu, Tanglad, Desa/ Kelurahan Terpilih Survei Semarapura Kld Kangin Semarapura Kld Kampung Gelgel, Semarapura Kangin, Pakse Bali Batukandik, Banjarangkan, Semarapura Kauh, Manduang, Dawan Kaler Jumlah Desa/ Terpilih Jumlah Desa/ Terpilih Survei Prprsi % % % % 14

15 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Nusa Penida, Banjarangkan, Klungkung, Dawan Nusa Penida Sekartaji, Pejukutan, Bunga Mekar 25% Batununggul, Lembngan, Selat, Tegak, Tjan, Kamasan, Suana, Kutampi, Tya Pakeh, JungutBatu, Kutampi Kaler, Sampalan Kld, Gunaksa, Kampung Kusamba, Kusamba, Pesinggahan, Pikat, Dawan Kld, Thpati, Nyalian, Bakas, Nyanglan, Timuhun, Getakan, Aan, Tihingan, Takmung Batununggul, Lembngan

16 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Tabel 4. Tabel Kecamatan dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA Kabupaten Klungkung N Klaster Kecamatan Terpilih Desa/Kelurahan Terpilih Jumlah Dusun/Banjar Jumlah Banjar Jumlah Respnden Terpilih 1 4 Klungkung Semarapura Kld Kangin Klungkung Semarapura Kld Klungkung Kampung Gelgel, 3 2 Dawan Semarapura Kangin, Pakse Bali Nusa Penida, Banjarangkan, Klungkung, Dawan Nusa Penida Batukandik, Banjarangkan, Semarapura Kauh, Manduang, Dawan Kaler Batununggul, Lembngan Penentuan Banjar Dan Respnden Di Lkasi Survei Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah banjar. Karena itu, data banjar per desa/kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih banjar. Jumlah banjar per desa/kelurahan adalah 8 (delapan) banjar. Untuk menentukan banjar terpilih, adalah sebagai berikut: a. Urutkan banjar per desa/kelurahan. b. Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah ttal banjar ttal dan jumlah yang akan diambil. Jumlah ttal banjar desa/kelurahan : X Jumlah banjar yang akan diambil : Y Maka angka interval (AI) = jumlah ttal banjar kelurahan / jumlah banjar yang diambil. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z c. Untuk menentukan banjar pertama, kcklah atau ambilah secara acak angka antara 1 Z (angka randm). Sebagai cnth, angka randm (R#1) yang diperleh adalah 3. d. Untuk memilih banjar berikutnya adalah 3 + Z=... dst. Rumah tangga/respnden dipilih dengan menggunakan cara acak (randm sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari preferensi enumeratr/supervisr ataupun respnden itu sendiri. Tahapannya adalah sebagai berikut: Pergi ke banjar terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk langsung. Bagi jumlah rumah tangga ( misal X) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal Y diperleh Angka Interval (AI) AI = X/Y Ambil/kck angka secara randm antara 1 AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), cnth di bawah misal angka mulai 2 Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, dst 16

17 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Pemilihan Supervisr dan Enumeratr Pemilihan supervisr dan enumeratr untuk pelaksanaan Studi EHRA sepenuhnya merupakan kewenangan Tim Studi EHRA. Tugas utama Supervisr Studi EHRA selama pelaksanaan survei adalah: a. Menjamin prses pelaksanaan survei sesuai dengan kaidah dan metda pelaksanaan Studi EHRA yang telah ditentukan b. Menjalankan arahan dari krdinatr kecamatan dan Pkja Kabupaten/Kta c. Mengkrdinasikan pekerjaan enumeratr d. Memnitr pelaksanaan studi EHRA di lapangan e. Melakukan pengecekan/ pemeriksaan hasil pengisian kuesiner leh Enumeratr f. Melakukan spt check sejumlah 5% dari ttal respnden g. Membuat lapran harian dan rekap harian untuk disampaikan kepada Krdinatr kecamatan Selanjutnya Tim EHRA bersama Krdinatr Kecamatan dan Supervisr menentukan antara lain: a. Menentukan kriteria Enumeratr, yaitu Kader Pskesdes dan Penyuluh Lapangan KB b. Memilih Enumeratr c. Menentukan perencanaan sampling berdasarkan kebijakan sampling d. Tata cara memilih respnden dalam satu banjar e. Menentukan respnden pengganti bila respnden terpilih tidak ada atau tidak bersedia diwawancara 2.6 Pelatihan Studi EHRA Tim EHRA Pkja Kabupaten/Kta melatih Krdinatr Kecamatan dan Supervisr agar mereka memahami maksud, tujuan, metde dan targe/utput studi EHRA. Selanjutnya Tim EHRA dan Supervisr melatih Enumeratr mengenai tata cara pelaksanaan survei, pemahaman kuesiner, teknik wawancara dan pengamatan serta cara mengisi jawaban dengan benar.. Hal-hal yang perlu diperhatikan serang enumeratr pada saat melakukan wawancara antara lain: a. Memperkenalkan dirinya b. Memberikan suatu pendahuluan yang jelas dan span c. Meminta izin untuk wawancara d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa memberikan jawaban e. Menunggu respnden untuk menjawab tanpa memberikan jawaban sendiri f. Tahu kapan harus memberikan psi dan ketika catatan hanya satu jawaban. g. Tahu kapan harus membaca dan kapan tidak. h. Memeriksa apakah semua jawaban dalam kuesiner telah lengkap sesuai dengan alur lgika pengisian kuesiner. 2.7 Pelaksanaan studi EHRA di lapangan Pelaksanaan Studi EHRA diatur dalam lima langkah kerja harian yang melibatkan Enumeratr, Supervisr dan Krdinatr. Lima langkah kerja harian tersebut adalah: a. Langkah pertama : Briefing/Pertemuan singkat antara Enumeratr dengan Supervisr. Dalam pertemuan supervisr melakukan kegiatan sebagai berikut : Mengecek kelengkapan peralatan (sarana dan prasarana enumeratr/kader) sebelum turun lapangan/mendata. Penyegaran singkat pemahaman kuesiner, terutama pada hari pertama. Menentukan target dan wilayah sasaran survei bersama enumeratr. 17

18 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Menyusun strategi dan penentuan sampel rumah tangga bersama enumeratr. Mencatat prses pertemuan dalam lapran kegiatan harian dan meminta enumeratr untuk memberikan tanda tangan pada klm yang tersedia. b. Langkah kedua : enumeratr mengumpulkan data dari rumah ke rumah. Pengumpulan data hanya pada lkasi RT/Rukun Tetangga terpilih yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pemilihan rumah tangga yang didata dengan cara randm (penjelasan tersendiri) dilakukan leh enumeratr dipandu leh supervisr. Pengumpulan data dengan cara wawancara, pengamatan dan pencatatan sesuai dengan kuesiner tersedia. c. Langkah ketiga : supervisr memnitr dan melakukan crss check lapangan. Supervisr perlu melakukan pemantauan kerja enumeratr di lapangan serta melakukan crss check sebanyak 5% dari jumlah respnden yang didata di satu lkasi, pengambilan respnden 5% dilakukan secara acak. Crss check dilakukan setelah pendataan di satu lkasi selesai dengan cara mendatangi respnden terpilih dan lakukan wawancara singkat sesuai dengan lembar spt checked. d. Langkah keempat : debriefing/pertemuan hasil kerja. Setelah pendataan seharian dilakukan pertemuan sre atau malam hari untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : Supervisr memfasilitasi enumeratr untuk menyampaikan pengalaman mereka Enumeratr menceritakan pengalaman (kesulitan dan permasalahan yang ditemui, prses pendataan, hal-hal yang mendukung kelancaran dan sebagainya). Enumeratr menyampaikan hasil kerja hari ini dalam bentuk kuesiner terisi. Supervisr mencatat pengalaman enumeratr memberikan kmentar dan slusi untuk permasalahan yang ditemui Supervisr memimpin prses peer review atas seluruh kuesiner hasil wawancara antar sesama enumeratr yang ada dibawah krdinasinya Supervisr memeriksa secara seksama hasil isian kuesiner dan memberikan masukan singkat. Apabila supervisr sudah melakukan pemeriksaan kuesiner, hasilnya harus disampaikan kepada enumeratr bersangkutan untuk dilakukan perbaikan seperlunya. Menyepakati waktu dan tempat krdinasi singkat hari berikutnya e. Langkah kelima: krdinasi dan evaluasi tingkat kecamatan atau kta. Krdinasi harian antara supervisr dan krdinatr masing-maisng, sedangkan krdinasi dan evaluasi untuk seluruh supervisr dan krdinatr. Kegiatannya sebagai berikut : Supervisr menceritakan pengalaman, kesulitan dan hasil kerja kepada krdinatr kecamatan. Krdinatr kecamatan atau kta memberikan masukan serta mencatat pengalaman dan hasil kerja yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut. Krdinatr kecamatan menyerahkan kuesiner hasil survei kepada Krdinatr Data Entry secara bertahap sesuai dengan mekanisme yang sudah disepakati. Ketua Tim EHRA mencatat rekap hasil kerja harian dari crdinatr kecamatan dan hasil serah terima kuesiner hasil survei. Pada pertengahan dan atau hari terakhir survei diadakan krdinasi dan evaluasi seluruh supervisr dan seluruh krdinatr dipandu krdinatr kta. Di Kabupaten Klungkung pelaksanaan survei dilakukan tanggal 17 Juli 2012 sampai dengan 20 Juli 2012 pada 12 desa/kelurahan terpilih. Krdinatr kecamatan & supervisr untuk masing masing kecamatan melakukan spt check ke lapangan pada 25 respnden secara acak meliputi Banjar Pekandelan dan Jl. Cempaka N. 6 Kelurahan Semarapura Keld, Banjar Pande dan Jl. Werkudara Kelurahan Semarapura Keld Kangin, Lingkungan Pegending Kelurahan Semarapura Kauh, Kampung Gelgel, Banjar Tengah dan Banjar Kaleran Desa Manduang, Kampung Lebah dan Banjar Sengguan Kelurahan Semarapura Kangin, Banjar Kripan Tengah dan Banjar Nesa Desa Banjarangkan, Banjar Kangin Desa Pakse Bali, Banjar Sengguan dan Banjar Pasekan Desa Dawan Kaler, Banjar Kawan dan Banjar Kangin Desa Lembngan, Banjar Bingin dan Dusun Batukandik Desa Batukandik, Dusun Kutapang Kauh dan Dusun Batumulapan Desa Batununggul. Spt check dilaksanakan mulai tanggal 17 Juli 2012 sampai dengan 21 Juli

19 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG Data entry dan analisa Entry data merupakan salah satu aktivitas kritis dalam menjaga validitas hasil Studi EHRA. Untuk itu pihak PIU A/E Pkja AMPL Nasinal telah menyiapkan paket aplikasi perangkat lunak Epi Inf yang khusus untuk keperluan entry data hasil Studi EHRA. Paket aplikasi perangkat lunak bisa diperleh Pkja Sanitasi Kabupaten secara cuma-cuma. Prses entry data hasil Studi EHRA dilakukan dibawah krdinasi Supervisr Entry. Tugas utama Supervisr Entry data selama entri data adalah: a. Mengkrdinir para peratr untuk terlebih dahulu melakukan pemeriksaan atas setiap kuesiner yang masuk secara seksama sebelum melakukan kegiatan data entry. Apabila ada kuesiner yang dinilai mengandung kesalahan pengisian atau belum lengkap, maka pihak peratr menyerahkannya kepada Supervisr Entry. Selanjutnya Supervisr Entry menghimpun semua kuesiner yang masih bermasalah untuk diserahkan kembali kepada Krdinatr kecamatan ybs. guna mendapatkan perbaikan sebagaimana mestinya. b. Memperhatikan lmpatan alur mengisi kuesiner sesuai dengan instruksi c. Memeriksa kepatuhan terhadap kde menjawab: Angka: harus menjadi pilihan jawaban tunggal, dan huruf untuk pilihan jawaban lebih dari satu d. Menandai jawaban yang ksng (tidak diisi) dan jawaban yang meragukan e. Memeriksa jawaban yang terkait dengan jawaban pertanyaan sebelumnya (lgika) f. Menandai jawaban yang ekstrim atau jika ditemukan jawaban yang perlu klarifikasi, silakan kembali kuesiner pada Supervisr lapangan g. Menyiapkan lapran harian pada jumlah frmulir yang bersih dan kekurangan, dan jenis kesalahan yang ditemukan. h. Tim Data Entri memasukkan data dari survei EHRA menggunakan aplikasi perangkat lunak Epi Inf sebagaimana disebutkan di atas. Pelatihan entri dan analisis data agar petugas data entri memahami dan mampu menganalisis data. Kegiatan ini bisa dilakukan paralel dengan aktivitas survei lapangan. Tim analisis data akan melakukan tugas sebagai berikut: a. Melakukan transfer data EHRA dari frmat Epi-Inf ke dalam frmat SPSS untuk analisis statistic lebih lanjut. b. Melakukan cleaning data c. Menjalankan paket aplikasi SPSS yang telah disiapkan leh PIU A/E Pkja AMPL Nasinal guna menghasilkan berbagai table hasil rakapitulasi pengisian kuesiner serta beberapa table hasil analisis Crss Tab. d. Mentransfer table-tabel hasil SPSS ke dalam table frmat Micrsft Excel e. Mengembangkan berbagai variasi penyajian infrmasi hasil Studi EHRA dalm bantu table dan grafik serta penyajian infrmasi awal area beriik berdaarkan hasil Studi EHRA. 2.9 INSTRUMEN Tiap-tiap respnden memiliki karakteristik khas, sehingga teknik pendekatan dan daftar pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara juga bisa berbeda satu sama lain. Ada beberapa prinsip yang dapat menjadi pegangan pewawancara pada saat melakukan tugasnya: a. Lakukan pendekatan yang khas, sesuai dengan karakteristik tiap-tiap narasumber (lembaga, perrangan, pejabat, staf, frmal, infrmal, dan sebagainya). Terapkan pendekatan yang dianggap pantas. b. Sebelum memulai wawancara, selalu jelaskan maksud dan tujuannya. c. Pegang kendali wawancara dengan senantiasa fkus pada tpik/daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Jika harus dikembangkan, pastikan masih dalam lingkup yang dibutuhkan. d. Guna memudahkan prses kmunikasi dengan pihak respnden, enumeratr dibekali dengan alat bantu visual (visual aid). 19

20 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 III. HASIL STUDI EHRA DI KABUPATEN KLUNGKUNG 3.1 Pengellaan Sampah Rumah Tangga Pada Studi EHRA beberapa aspek yang terkait dengan masalah penanganan sampah, yakni: a. Kndisi sampah di lingkungan rumah yang disurvei, b. Pengellaan sampah rumah tangga c. frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah, Kndisi sampah disekitar lingkungan respnden meliputi banyaknya sampah yang berserakan, banyaknya lalat di sekitar tumpukan sampah, banyaknya tikus berkeliaran, banyaknya nyamuk, banyaknya anjing atau kucing yang mendatangi tumpukan sampah, bau busuk yang mengganggu, apakah sampah tidak menutup saluran drainase, dan anak anak yang bermain di sekitarnya tidak terlalu menghawatirkan karena 95% respnden menjawab tidak. Pengellaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil Studi EHRA di Kabupaten Klungkung dilakukan dengan berbagai cara yaitu dikumpulkan leh klektr infrmal yang mendaur ulang, dikumpulkan dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibuang ke lahan ksng/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, dan lainnya. Dari ketujuh cara tersebut cara yang paling banyak dilakukan adalah sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 85% pada klaster 3 sedangkan cara pengellaan sampah dibuang ke lahan ksng/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebanyak 42.5% untuk klaster 1 seperti digambarkan grafik di bawah ini. 20

21 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Dari kelima klaster yang ada, semua mendapat layanan pengangkutan sampah tiap hari tetapi pada klaster 1 ada juga respnden yang menjawab mendapat pelayanan pengankutan sampah beberapa kali dalam seminggu yaitu sebesar 85.7% sedangkan pada klaster 1 sebanyak 5.3% respnden menjawab mendapat layanan pengangkutan sampah beberapa kali seminggu dan sebanyak 84.2% respnden menjawab tidak pernah diangkut leh petugas, hal ini dapat mendatangkan resik kesehatan yang cukup besar seperti digambarkan pada Grafik 3. Pengangkutan Sampah leh Petugas. Untuk frekuensi & pendapat tentang ketepatan pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah 53% respnden menjawab tidak tahu hanya 18% respnden yang menjawab sampah diangkut tepat waktu. 3.2 Pembuangan Air Limbah Dmestik Saluran air merupakan salah satu bjek yang diperhatikan Studi EHRA karena saluran yang tidak memadai berisik memunculkan berbagai penyakit. Enumeratr EHRA mengamati keberadaan saluran air di sekitar rumah terpilih. Saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/ bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Bila suatu rumah didapati memiliki saluran, para surveir akan mengamati lebih dekat apakah air di saluran itu mengalir, warna airnya, dan melihat apakah terdapat tumpukan sampah di dalam saluran air itu. Saluran yang memadai ditandai dengan aliran airnya yang lancar atau tidak ada air, warna airnya yang cenderung bening atau bersih, dan tidak adanya tumpukan sampah di dalamnya. Hasil analisis Studi EHRA menunjukkan bahwa sekitar 66% rumah memiliki akses pada saluran air di depan atau di sekitar rumahnya. Selain saluran air tersebut di atas perlu diperhatikan pula saluran pembuangan tinja dan praktik BAB (buang air besar). Praktik BAB di tempat yang tidak aman adalah salah satu faktr risik bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah (field), praktik semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka, seperti di sungai/ kali/gt/kebun, tetapi juga penggunaan sarana jamban di rumah yang mungkin dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan penglahan tinjanya tidak memadai, misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat dengan sumber air minum. Fasilitas sanitasi difkuskan pada fasilitas buang air besar (BAB) yang mencakup jenis jamban yang tersedia, penggunaan, pemeliharaan, dan kndisinya. 21

22 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLUNGKUNG 2012 Untuk jenis jamban, EHRA membaginya ke dalam 3 (tiga) kategri besar, yakni klset jngkk leher angsa, klset duduk siram leher angsa, dan tak ada fasilitas. Grafik 4. Jumlah Kepemilikan Jamban Pribadi dapat menggambarkan jumlah kepemilikan jamban pribadi berdasarkan hasil Studi EHRA. Dari hasil Studi ini sebagian besar respnden memiliki jamban pribadi atau sebesar 92.7%. Pilihan-pilihan pada dua kategri pertama kemudian dispesifikasikan lebih lanjut dengan melihat tempat penyaluran tinja yang mencakup tangki septik, cubluk/lbang tanah, langsung ke drainase. Sementara, kategri ketiga, ruang terbuka, pilihannya mencakup sungai/danau/pantai atau kebun/tanah lapang seperti digambarkan pula pada Grafik 5. Saluran Pembuangan Akhir Tinja Karena infrmasi jenis jamban rumah tangga didapatkan melalui wawancara, maka terbuka kemungkinan munculnya salah persepsi tentang jenis yang dimiliki, khususnya bila dikaitkan dengan sarana penyimpanan/ penglahan. Warga seringkali mengklaim bahwa yang dimiliki adalah tangki septik. Padahal, yang dimaksud adalah 22

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) Kota Bontang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, taufik dan hidayah- Nya sehingga Dokumen Hasil Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN - 2014 D I S U S U N Kelompok Kerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan perkenan-nya maka penyusunan laporan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kota Bontang ini dapat

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2012 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KOTA SALATIGA PROPINSI JAWA TENGAH 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PENDIDIKAN Alamat : Jalan Ngurah Rai, Semarapura Telp. : (0366) 21197 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE TK,SD,SMP NEGERI KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 i KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya Buku Laporan Studi Environmental Health Risk Assessment

Lebih terperinci

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato.

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato. BAB I PENDAHULUAN Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang 2013 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah KATA PENGANTAR Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada

Lebih terperinci

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN LAPORAN STUDI EHRA LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) ( ENVIRONMENTAL HEALTH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN RISK ASSESMENT ) KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN DISIAPKAN OLEH POKJA SANITASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jembrana, Agustus Ketua Pokja PPSP Kabupaten Jembrana

KATA PENGANTAR. Jembrana, Agustus Ketua Pokja PPSP Kabupaten Jembrana KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN TAPIN Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Tapin Kabupaten/ Kota Tapin Bulan Mei 2012 LAPORAN STUDI EHRA TAPIN 2012 LENGKAP 0 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 18 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengemukakan beberapa isu strategis yang krusial

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment) LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk KABUPATEN PASAMAN BARAT 2016 1 LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN TANAH DATAR 2015 Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Beresiko 1.1 Struktur Organisasi Daerah dan

Lebih terperinci

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA 1.1 Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment / EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

Kabupaten Klungkung Jln Untung Surapati No. 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366)

Kabupaten Klungkung Jln Untung Surapati No. 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366) PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG Kelompok Kerja Program Percepatan Sanitasi Permukiman Kabupaten Klungkung Jln Untung Surapati No. 2 Semarapura Telp. (0366) 21382, Fax (0366) 24100. BERITA ACARA KICK OFF

Lebih terperinci

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KLATEN Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten Kabupaten Klaten 2011 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON I. PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat

Lebih terperinci

DATA PAUD DI KABUPATEN KLUNGKUNG

DATA PAUD DI KABUPATEN KLUNGKUNG 1. TAMAN KANAK-KANAK (TK) DATA PAUD DI KABUPATEN KLUNGKUNG NO NPSN NAMA ALAMAT KELURAHAN KECAMATAN STATUS 1 50104938 TK GIRI PUTRI I DS. BANDA TIHINGAN BANJARANGKAN SWASTA 2 69814402 TK GRAHA KUMARA BAKAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan)

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) Januari 2014 1 P a g e 2 P a g e DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB 1. BAB 2. Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga Studi EHRA adalah studi yang relatif pendek (sekitar 2 bulan) yang menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 DAFTAR SINGKATAN DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GRAFIK... 6 DAFTAR FOTO I. PENDAHULUAN... 7 II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2014... 8 2.1.

Lebih terperinci

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena:

Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/kota karena: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan faktor kunci dalam rangka mewujudkan masyarakat dan bangsa yang sejahtera. Berkaitan dengan hal tersebut, aspek kesehatan memegang salah

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BANJARMASIN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BANJARMASIN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BANJARMASIN Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarmasin Kota Banjarmasin Bulan Nopember 2012 LAPORAN STUDI EHRA BJM 2012 13 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN BANGGAI 2014

KATA PENGANTAR LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN BANGGAI 2014 KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja

Lebih terperinci

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga

Lebih terperinci

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1 BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait

Lebih terperinci

Laporan Study EHRA Kota Lhokseumawe Utara

Laporan Study EHRA Kota Lhokseumawe Utara BAB I PENDAHULUAN Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang Kota Sabang November 2012 KATA PENGANTAR Bismillahiraahmanirrahim Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 LAPORAN AKHIR (Bagian 1) STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA), KOTA SURABAYA TAHUN 2015 Dengan mengucapkan Puji

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan)

Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) Panduan Praktis Pelaksanaan EHRA (Environmental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan) 1 P a g e KATA PENGANTAR Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau studi

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Tahun 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Envirotment Health Risk Assessment) KABUPATENBENER MERIAH PROVINSI ACEH DISIAPKAN OLEH POKJA SANITASI KABUPATEN BENER MERIAH

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BALANGAN

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BALANGAN LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BALANGAN Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Balangan Kabupaten Balangan Bulan Agustus 2013 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...0 KATA PENGANTAR...2

Lebih terperinci

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.1. Promosi Higiene dan Sanitasi di Kabupaten Jembrana Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam meningkatkan sanitasi lingkungan baik

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN 2012 Nomor : 600/271/Dis. PU

RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN 2012 Nomor : 600/271/Dis. PU PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 (0366) 21016, 21383 S E M A R A P U R A RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN 2012 Nomor : 600/271/Dis. PU Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene 3.1.1 Tatanan Rumah Tangga Studi EHRA di Kabupaten Jembrana adalah studi yang relatif pendek (sekitar

Lebih terperinci

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Audit internal merupakan salah satu prgram mutu manajerial. Standar akreditasi Bab 3, kriteria 3.1.4. EP2, 3, dam 4 mensyarakatkan dilakukan audit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN BAB 3 HASIL STUDI EHRA TAHUN 2013 KABUPATEN MOJOKERTO 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Informasi terkait karakteristik responden yang di survey dibagi atas dasar beberapa variabel yaitu : hubungan responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar merupakan bagian terpenting dalam kegiatan eknmi dan kesejahteraan masyarakat. Pasar adalah wadah dimana penjual atau pembeli dapat langsung bertemu secara fisik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana

BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana BAB. III Profil Sanitasi Kabupaten Jembrana 3.1. Promosi Higiene dan Sanitasi di Kabupaten Jembrana Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam meningkatkan sanitasi lingkungan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

Profil Sanitasi Wilayah

Profil Sanitasi Wilayah BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Program Percepatan Pembangungan Sanitasi Permukiman merupakan sebuah upaya pemerintah dalam mendukung upaya perbaikan sanitasi dasar permukiman bagi masyarakat. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Lampiran 1 INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Nama Lokasi : Diperiksa Tanggal : Alamat : No. Sasaran Jenis Pemeriksaan 1. Halaman Bersih/tidak ada sampah berserakan Ada

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA BANJARBARU

LAPORAN STUDI EHRA BANJARBARU LAPORAN STUDI EHRA BANJARBARU 2012 0 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF... 4 DAFTAR TABEL... 6 DAFTAR DIAGRAM... 7 I. PENDAHULUAN... 8 II. METODOLOGI DAN

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor

Lebih terperinci

Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Data menara Eksisting. No Telco operator Menara

Tabel Error! No text of specified style in document.-1 Data menara Eksisting. No Telco operator Menara Industri telekomunikasi nasional telah mengalami perubahan yang sedemikian pesat, sejak diberlakukannya UU no. 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. Perubahan lingkungan global dan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Sanitasi

5.1. Area Beresiko Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toraja Utara RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Pelaksanaan dan Hasil STUDI EHRA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Toraja Utara RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Untuk mendapatkan target area survey EHRA, digunakan metode Klustering. Dimana penetapan kluster dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yaitu kepadatan penduduk, angka kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Explanatory Recearch atau penelitian penjelasan yaitu menjelaskan adanya hubungan

Lebih terperinci

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN LAMPUNG BARAT Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KOTA

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP. BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN

3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian 3 DATA DAN ANALISIS HASIL SURVEY EHRA KABUPATEN BENGKULU TENGAH 3.1. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA/RESPONDEN Bagian ini memaparkan sejumlah variable survey yang berkaitan dengan status rumah tangga/responden

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Teuku Umar No. 12 Ngawi Kode Pos 63211 Telp. (0351) 746709 Fax (0351) 745956 Email:Bappeda@ngawikab.go.id LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB V Area Beresiko Sanitasi BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,

Lebih terperinci

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah. Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2 Tabel 2.1 Luas daerah dan pembagian daerah administrasi Tabel 2.2 Jumlah Penduduk perkecamatan dan rata-rata kepadatannya Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKAYANG LAPORAN STUDI EHRA(Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten : Bengkayang Provinsi : Kalimantan Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI

PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan

Lebih terperinci

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL KABUPATEN ROTE NDAO

DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL KABUPATEN ROTE NDAO PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2016 LAPORAN STUDI EHRA (ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT) KABUPATEN ROTE NDAO PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR DISIAPKAN OLEH : POKJA AMPL KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi

RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi Aula Lt. 3 BAPPEDA Kota Depok, Pimpinan Rapat : Ketua Panitia Rapat Tanggal : 4 Juli 2 Agenda : - Pembentukan Tim EHRA - Rencana Pelaksanaan Studi

Lebih terperinci

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS. Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS. Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN KAPUAS Kelompok Kerja Sanitasi/Pokja AMPL Kabupaten Kapuas Kabupaten Kapuas Tahun 2014 1 KATA PENGANTAR Peningkatan kesehatan lingkungan

Lebih terperinci