ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)"

Transkripsi

1 ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

2 LOBSTER LAUT Salah satu jenis komoditas yang biasa ditemukan di kawasan terumbu karang adalah udang barong atau udang karang (lobster). Udang karang atau spiny lobster merupakan salah satu marga dari krustasea laut yang mempunyai potensi ekonomi penting. Daur hidup udang karang sangat kompleks dan prospek ke arah pembudidayaannya masih dianggap masih sulit, sehingga banyak dilakukan dengan cara menangkap di alam. Bangsa lobster mempunyai bentuk tubuh yang memanjang seperti pada udang, tubuhnya memanjang terdiri dari kepala-dada (cephalothoraks) dan perut (abdomen), serta kaki beruas enam. Pada bagian kepala terletak dua pasang antenna, sepasang mata bertangkai, dan lima pasang kaki-jalan (pereipoda), sedangkan dekat pada bagian ekor terletak enam pasang kaki renang (pleopoda), sepasang untuk tiap ruas, sebuah telson dan dua pasang uropod. Lobster laut terbagi dalam 4 suku (famili) sebagai berikut : Nephropsidae (lobster bercapit) Synaxidae (lobster karang) Scyllaridae (lobster sandal) Palinuridae (lobster berduri)

3 Dari suku tersebut yang umum dikenal hidup di laut adalah Palinuridae (udang barong) dan Scyllaridae (udang pasir). Sesuai dengan lingkungan hidupnya, jenis yang banyak terdapat di Indonesia adalah lobster berduri yang hidup di perairan karang sehingga dinamakan udang karang atau udang barong atau udang mangkara. Di Indonesia dikenal 7 jenis udang barong yang dijumpai dalam lingkungan yang berbeda : 1. Panulirus homarus (udang pantung) 2. Panulirus penicillatus (lobster bambu/ udang jaka) 3. Panulirus longipes (udang bunga) 4. Panulirus polyphagus 5. Panulirus versicolor (lobster mutiara/ udang manis/barong) 6. Panulirus ornatus (udang welang) 7. Panulirus dasypus. Jenis yang banyak di Indonesia : lobster berduri yang hidup di perairan karang, yang dikenal udang karang/ udang barong/ udang mangkara Udang karang dari marga Panulirus, suku Palinuridae, terdiri 14 jenis yang tersebar di perairan tropik. Umumnya Panulirus ditemukan pada lingkungan perairan karang dari permukaan hingga kedalaman 100 m, terutama di perairan hangat dengan suhu 20 30º C, terletak diantara 30 LS 30 LU

4 MORFOLOGI LOBSTER LAUT * Secara morfologi tubuh lobster terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian depan cephalothoraks (kepala menyatu dengan dada) dan bagian belakang yang disebut abdomen (perut). Seluruh tubuh lobster terbagi atas ruasruas yang tertutup oleh kerangka luar yang keras. Bagian kepala terdiri atas tiga belas ruas dan bagian badan terdiri atas enam ruas, seperti terlihat pada pandangan dorsal gambar lobster di bawah ini. * Cephalothoraks tertutup oleh cangkang yang keras (carapace) dengan bentuk memanjang ke arah depan. Pada bagian ujung cangkang tersebut terdapat bagian runcing yang disebut cucuk kepala (rostrum). Mulut terletak pada kepala bagian bawah, diantara rahang-rahang (mandibula). Sisi kanan dan kiri kepala ditutupi oleh kelopak kepala dan dibagian dalamnya terdapat insang. Mata terletak di bawah rostrum, berupa mata majemuk bertangkai yang dapat digerakkan. * Pada bagian kepala juga terdapat beberapa anggota tubuh yang berpasangan yaitu : antenulla, sirip kepala (scophent), sungut besar (antenna), rahang (mandibula), 2 pasang alat pembantu rahang (maxilla), 3 pasang maxilliped, dan 5 pasang kaki jalan (pereiopoda). Dari kelima pasang kaki jalan tersebut, 3 pasang diantaranya dilengkapi dengan jepitan yang disebut chela.

5

6 Pada bagian badan terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda) yang terletak pada masing-masing ruas. Pada ruas keenam terdapat kaki renang yang telah berubah menjadi ekor kipas atau sirip ekor (uropoda) dan bagian ujungnya membentuk ekor yang disebut telson.

7 SISTEMATIK * Sistematik lobster (udang karang) dapat disusun dalam sistem yang berbeda tergantung pada yang diikuti. Lobster termasuk dalam famili Palinuridae. Klasifikasi yang dibuat oleh Latreille (1806) dalam Borradaile (1907) membagi ordo Decapoda atas 2 sub ordo yaitu Macrura dan Brachyura. Pembagian ini didasarkan atas kondisi (letak) abdomen, tetapi banyak kelemahannya. H.Milne-Edwards (1834) dalam Borradaile (1907) menambahkan 1 sub ordo yaitu Anomura. Sistem klasifikasi ini masih mempunyai kelemahan dan Boas (1880) dalam Borradaile (1907) mengusulkan 2 subordo yang diberi nama Reptantia dan Natantia. Udang karang (lobster) dimasukkan ke dalam subordo Reptantia, sedangkan udang penaeid (udang windu, udang putih) dimasukkan ke dalam subordo Natantia. * Klasifikasi yang diusulkan oleh Boas ini mendapat banyak dukungan, meskipun disertai penambahan untuk penyempurnaannya seperti yang dilakukan Borradaile (1907). Sedangkan sistem klasifikasi yang dibuat oleh Latreille juga masih mendapat pengikut, misalnya MacGinitie & MacGinite (1949) masih menggunakan subordo Macrura, Anomura dan Brachyura. Balls (1957) dan Waterman & Chace (1960) menggunakan sub ordo Reptantia dan Natantia. Crustacea sendiri oleh para peneliti dimasukkan sebagai super kelas.

8 * Yager (1981) mengusulkan satu kelas Crustacea baru, sedangkan Miyake (1983) menggunakan istilah induk-kelas (super kelas) untuk Crustacea tetapi tidak menggunakan istilah Reptantia dan Natantia, serta memasukkan suku Palinuridae dalam sub ordo Pleocyemata. * Dari uraian diatas terlihat berbagai macam klasifikasi Crustacea yang masingmasing mempunyai pengikut dan masih terus mengalami modifikasi hingga saat ini. Dalam klasifikasi lobster laut yang dipergunakan adalah seperti yang dipakai Waterman & Chace (1960) dalam Moosa dan Aswandy (1984) dengan beberapa modifikasi yaitu : Super kelas : Crustacea Kelas : Malacostraca Sub kelas : Eumalacostraca Super ordo : Eucarida Ordo : Decapoda Sub ordo : Reptantia Seksi : Macrura Super famili : Scyllaridae Famili : Palinuridae Marga : Panulirus Spesies : Panulirus homarus, P. pnicillatus, P. logipes, P. versicolor, P. ornatus, P. polyphagus.

9 Kelompok Macrura (lanjutan) Biologi Umum Lobster Lobster yang banyak diteliti spesies dari Amerika, Homarus americanus dikembangkan di Canada dan AS Secara ekologi hidup di perairan pantai, laut dan laut dalam hingga ke dalaman 700 m Lobster muda 2 tahun awal hidupnya di dasar perairan berlindung diantara karang/ tumbuhan dasar laut, untuk menghindari serangan predator (ikan, Crustacea yang lain dll.) Dengan bertambahnya umur dan ukuran tempat yang lebih jauh Biasanya aktif pada malam hari untuk mencari makan Penyebaran lobster dibatasi oleh faktor lingkungan : temperatur, salinitas dan kandungan oksigen Lobster termasuk Crustacea stenohaline dan non osmoregulator mulai aktif keluar dan ke

10 TUBUH CRUSTACEA : DECAPODA (contoh( Lobster)

11

12

13 Siklus Biologi dan Perkembangan Siklus reproduksi berlangsung 2 tahun, berdasarkan waktu molting induk Pada waktu perkawinan induk meletakkan spermatophore ke dalam reseptakel seminal induk yang baru saja molting spermatozoid tersimpan di dalam reseptakel seminal Pengeraman dan fekundasi terjadi pada setahun selanjutnya Induk meletakkan telur pada kaki pleopodanya dengan mensekresi kelenjar semen pada kaki-kaki pleopodanya Telur2 akan dibawa dan dilindungi di bawah abdomen selama proses perkembangan embrio selama 9-11 bulan Induk Homarus gammarus mampu memproduksi telur tergantung pada ukuran tubuhnya

14 Siklus Biologi dan Perkembangan Terjadi periode panjang dalam stadium nauplius Telur lobster menetas dalam stadium prelarva yang masih bersifat immobil diantara kaki pleopoda induk betina Prelarva metanauplius prezoea 24 jam setelah menetas, prelarva molting menjadi stadium primer larva Stadium larva dibedakan setelah molting : I, II dan III yang menyerupai stadium zoea atau mysis Cara hidup planktonik dan bersifat karnivora Waktu perkembangan larva lobster tergantung temperatur (sekitar 12 hari pada t 20º C dan 4-6 minggu pada kondisi alami normal) - larva stadium I, tanpa pleopoda, mata non pedonkulaire - larva stadium II, pleopoda muncul, mata menjadi pedonculaire - larva stadium III, adanya uropoda dan perkembangan dari kaki pleopodanya Setelah molting metamorfose masuk ke stadium post larva (larva stadium IV) miniatur lobster dewasa Stadium post larva hidup benthik Transformasi lengkap setelah stadium IV stadium awal juvenil

15

16

17 Perubahan metamorfosis ditandai dengan perubahan : - Morfologi - Anatomi - Fisiologi - Ekologi dan ethologi Rongga pernafasan (insang) Lobster mempunyai 20 pasang insang yang terdiri dari - 6 pasang podobranchies - 10 pasang arthrobranchies - 4 pasang pleurobranchies - satu diantaranya pada kaki maxillipede kedua rudimenter Selain itu mempunyai 7 pasang epipodit/ mastigobranchi Tipe organisasi insang pada lobster : Trichobranchies

18

19

20 Peranan insang Lapisan cuticula decapoda yang tebal/ tipis merupakan pembatas yang mengatur dalam pertukaran gas/ ion dengan lingkungan luar Dengan lapisan tipis pada struktur epidermis dan cuticulanya, insang pada Decapoda ini berperan dalam pertukaran : - pertukaran gas respirasi - pertukaran ion dalam proses ekskresi - regulasi osmotik - mengatur keseimbangan asam dan basa - absorpsi ion Ca ++ yang berperan dalam kalsifikasi (pengapuran) lapisan kutikula

21

22

23

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster Kelompok Macrura Bangsa Udang dan Lobster Bentuk tubuh memanjang Terdiri kepala-dada (cephalothorax) dan abdomen (yang disebut ekor) Kaki beruas

Lebih terperinci

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) Kelompok Macrura (lanjutan) Bangsa Udang Penaeid Pada stadium post larva, anakan udang hidup merayap atau melekat pada benda2 di dasar

Lebih terperinci

JURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mesi Verianta

JURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA. Disusun oleh : Mesi Verianta JURNAL JENIS LOBSTER DI PANTAI BARON GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA Disusun oleh : Mesi Verianta 090801117 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOBIOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI YOGYAKARTA 2016 JENIS LOBSTER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekologi Udang Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang tempat hidupnya adalah di perairan air tawar, air payau dan air asin. Jenis udang sendiri

Lebih terperinci

KARSINOLOGI (BIO323) Mempelajari Kelompok Hewan anggota Crustacea

KARSINOLOGI (BIO323) Mempelajari Kelompok Hewan anggota Crustacea KARSINOLOGI (BIO323) Mempelajari Kelompok Hewan anggota Crustacea FILUM ARTHROPODA PENDAHULUAN Arthropoda (Y: arthron = sendi; pous = kaki) kelompok terbesar hewan kakinya bersendi Hanya 3 kelompok yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Lobster Air Tawar Menurut Holthuis (1949) dan Riek (1968), klasifikasi lobster air tawar adalah sebagai berikut : Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Decapoda Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) tergolong ke. Sub Ordo : Matantia. Famili: Penaedae.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) tergolong ke. Sub Ordo : Matantia. Famili: Penaedae. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Udang Windu (Penaeus monodon) 2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi Udang windu menurut Mujiman dan Suyanto (2003) tergolong ke dalam Filum : Arthropoda Sub Filum : Mandibulata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Lokasi Sumber daya perikanan laut Indonesia yang berada di wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati laut (biodiversity) tertinggi di dunia. Wilayah perairan pantai

Lebih terperinci

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan)

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster (lanjutan) Lobster Air Tawar (LAT) Crayfish/ crawfish atau yang dikenal sebagai lobster air tawar merupakan salah satu jenis Crustacea yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et al.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi (Demarjati et al., BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Udang Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Udang putih berdasarkan klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom

TINJAUAN PUSTAKA. Udang putih berdasarkan klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom 5 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Udang Putih Udang putih berdasarkan klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Subfilum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Famili Penaeidae,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Kepiting Pasir

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Kepiting Pasir 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Kepiting Pasir Klasifikasi Emerita emeritus menurut Zipcodezoo (2012) dan Hippa ovalis menurut crust.biota.biodiv.tw (2012) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Haliman dan Adijaya (2005), klasifikasi udang vannamei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Haliman dan Adijaya (2005), klasifikasi udang vannamei 2.1 Biologi Udang Vannamei 2.1.1 Klasifikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Haliman dan Adijaya (2005), klasifikasi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai berikut : Kingdom Sub kingdom Filum Sub

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Lobster laut merupakan salah satu sumber daya hayati kelautan yang penting,

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Lobster laut merupakan salah satu sumber daya hayati kelautan yang penting, 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Lobster laut merupakan salah satu sumber daya hayati kelautan yang penting, baik secara lokal maupun global. Lobster merupakan bahan makanan populer yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Danau Toba Danau Toba merupakan danau vulkanik dengan panjang sekitar 100 km dan lebar 30 km yang terletak pada beberapa kabupaten dalam Propinsi Sumatera Utara. Pada pemekaran

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Antennule. Antennae. Carapace. Abdomen. Gambar 1 Bagian-bagian tubuh lobster. Sumber: (http://research.myfwc.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Antennule. Antennae. Carapace. Abdomen. Gambar 1 Bagian-bagian tubuh lobster. Sumber: (http://research.myfwc. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lobster 2.1.1 Biologi lobster Lobster merupakan hewan nokturnal, yang berarti mencari makan di malam hari. Lobster memakan kumpulan benthic yang berbeda jenis dan spesies fauna lainnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat

Lebih terperinci

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Udang Air Tawar Secara garis besar Crustacea dibagi menjadi enam kelas, yaitu Branchiopoda, Cephalocarida, Malacostraca, Maxillopoda, Ostracoda dan Remipedia (Martin 2001).

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5 1. Pada siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan bentuk tubuh ini disebut...

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI UDANG EKONOMIS PENTING. Oleh. Rianta Pratiwi 1)

ASPEK BIOLOGI UDANG EKONOMIS PENTING. Oleh. Rianta Pratiwi 1) Oseana, Volume XXXIII, Nomor 2, Tahun 2008 : 15 24 ISSN 0216 1877 ASPEK BIOLOGI UDANG EKONOMIS PENTING Oleh Rianta Pratiwi 1) ABSTRACT BIOLOGICAL ASPECTS OF THE ECONOMICALLY IMPORTANT SHRIMPS. In Indonesia

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga II TINJAUAN PUSTAKA. Genus Scylla mempunyai tiga spesies lain yaitu Scylla serata, S. oseanica dan S.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga II TINJAUAN PUSTAKA. Genus Scylla mempunyai tiga spesies lain yaitu Scylla serata, S. oseanica dan S. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kepiting Bakau Klasifikasi Scylla paramamosain menurut King (1995) dan Keenan (1999) dalam Pavasovic (2004) adalah sebagai berikut : Filum : Arthropoda Subfilum: Crustacea

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

MODIFIKASI FUNNEL BUBU LIPAT TERHADAP TANGKAPAN LOBSTER DI PERAIRAN PAMIPIRAN, TELUK PALABUHANRATU HANA RAISA KARIMA

MODIFIKASI FUNNEL BUBU LIPAT TERHADAP TANGKAPAN LOBSTER DI PERAIRAN PAMIPIRAN, TELUK PALABUHANRATU HANA RAISA KARIMA MODIFIKASI FUNNEL BUBU LIPAT TERHADAP TANGKAPAN LOBSTER DI PERAIRAN PAMIPIRAN, TELUK PALABUHANRATU HANA RAISA KARIMA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

KERANGKA PENDEKATAN TEORI II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Udang Vannamei Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang memiliki pertumbuhan cepat dan nafsu makan tinggi, namun

Lebih terperinci

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG KARANG (Panulirus spp.)

BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG KARANG (Panulirus spp.) Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 39-48 ISSN 0216-1877 BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG KARANG (Panulirus spp.) Oleh Dwi Eny Djoko Setyono 1) ABSTRACT ONGROWING CULTURE FOR SPINY LOBSTER (Panulirus spp.).

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MANAJER UTAMA MANAJER PEMASARAN MANAJER SDM

MANAJER UTAMA MANAJER PEMASARAN MANAJER SDM Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar daratannya berupa perairan. Indonesia dikenal dengan hasil lautnya yang sangat kaya dan bermacam macam. Sebagian besar masyarakat berprofesi

Lebih terperinci

Oleh. Ir. Ernawati, MP STAFF PENGAJAR

Oleh. Ir. Ernawati, MP STAFF PENGAJAR MAKALAH IPTEK PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR (LAT) RED CLAW DENGAN SISTEM BOTOL Oleh Ir. Ernawati, MP STAFF PENGAJAR FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BIODIVERSITAS DAN EKOFISIOLOGI KERANG FAMILI PTERIDAE DAN LOBSTER DI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

BIODIVERSITAS DAN EKOFISIOLOGI KERANG FAMILI PTERIDAE DAN LOBSTER DI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT BIODIVERSITAS DAN EKOFISIOLOGI KERANG FAMILI PTERIDAE DAN LOBSTER DI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT Oleh: Sata Yoshida Srie Rahayu dan Agus Salim Program Studi Biologi FMIPA, Unpak ABSTRAK Indonesia

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Laksito Nugroho M 0401037 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Kelong (Penaeus indicus)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Kelong (Penaeus indicus) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Udang Kelong (Penaeus indicus) Udang kelong memiliki klasifikasi sebagai berikut, Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Class : Crustaceae Subkelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Menurut Kanna (2002) kepiting bakau (S. serrata) berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Menurut Kanna (2002) kepiting bakau (S. serrata) berdasarkan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Kepiting Bakau (Scylla serrata) 1. Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Menurut Kanna (2002) kepiting bakau (S. serrata) berdasarkan taksonominya dapat diklasifikasikan

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (1): ISSN:

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (1): ISSN: 108 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (1): 108-117 ISSN: 0853-6384 Full Paper ASPEK BIOLOGI DAN POTENSI LESTARI SUMBERDAYA LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN PANTAI KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) Klasifikasi Siput Gonggong (Strombus turturella) menurut Ruppert dan Barnes (1994); adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia

Lebih terperinci

Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi

Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi Filum Arthropoda Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi 1. Filum Arthropoda memiliki anggota spesies yang paling banyak dari filum lainnya dalam Kingdom Animalia. 2. Diperkirakan sekitar 1 juta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diaphanosoma sp. 1. Klasifikasi Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut: Fillum Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Arthropoda : Crustacea : Branchiopoda : Cladocera

Lebih terperinci

STATUS PERIKANAN LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP

STATUS PERIKANAN LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP 52 STATUS PERIKANAN LOBSTER (Panulirus spp.) DI PERAIRAN KABUPATEN CILACAP Arif Mahdiana dan Laurensia SP. Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Email : arifmahdiana@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Crustacea termasuk ke dalam filum Arthoropoda berasal dari bahasa (Yunani = sendi ; pous = kaki). Namanya berasal kakinya yang bersendi. Tubuhnya terbagi dalam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Hutan Mangrove 2.2 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Fungsi Fisik

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Hutan Mangrove 2.2 Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove Fungsi Fisik 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove, yang mampu tumbuh dan berkembang pada

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai anggota dari golongan krustasea, semua badan udang dan kepiting terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai anggota dari golongan krustasea, semua badan udang dan kepiting terdiri dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Distribusi dan Morfologi Udang Sebagai anggota dari golongan krustasea, semua badan udang dan kepiting terdiri dari ruas-ruas yang tertutup oleh kulit keras yang mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di perairan Indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies jenis kepiting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di perairan Indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies jenis kepiting BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifiksi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Di perairan Indonesia diperkirakan lebih dari 100 spesies jenis kepiting yang tergolong dalam keluarga Portunidae. Portunidae merupakan

Lebih terperinci

PHYLUM ARTHROPODA. TERDAPAT DI KETINGGIAN m DI ATAS PERMK. LAUT KEDALAMAN m

PHYLUM ARTHROPODA. TERDAPAT DI KETINGGIAN m DI ATAS PERMK. LAUT KEDALAMAN m PHYLUM ARTHROPODA ARTROS = sambungan / sendi PODOS = kaki TUBUH BAG. LUAR BERUAS ------- ANGGOTA TUBUH BERSAMBUNG TERTUTUP KUTIKULA BERZAT TANDUK TERDAPAT DI KETINGGIAN 7.000 m DI ATAS PERMK. LAUT S/D

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Udang Barong ( Spiny Lobster) Klasifikasi dan morfologi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Udang Barong ( Spiny Lobster) Klasifikasi dan morfologi 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Udang Barong (Spiny Lobster) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Klasifikasi udang barong atau spiny lobster menurut Burukovskii (1974) diacu dalam Lesmana (2006) adalah sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lobster Air Tawar / Red Claw (Cherax quadricarinatus) Menurut Lukito dan Prayugo (2007), lobster air tawar dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lobster Air Tawar / Red Claw (Cherax quadricarinatus) Menurut Lukito dan Prayugo (2007), lobster air tawar dapat 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lobster Air Tawar / Red Claw (Cherax quadricarinatus) a. Klasifikasi Menurut Lukito dan Prayugo (2007), lobster air tawar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Phylum

Lebih terperinci

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Diunduh dari BSE.Mahoni.com KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kepiting Bakau S. oceanica Kepiting bakau S. oceanica dapat digolongkan ke dalam kelas Krustase, ordo Decapoda, famili Portunidae dan genus Scylla

Lebih terperinci

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id Parasitologi Kesehatan Masyarakat KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit Mapping KBM 8 2 Tujuan Pembelajaran Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu menggunakan pemahaman tentang parasit

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kepiting BakauScylla tranquebarica Kepiting Bakau S. tranquebaricamerupakan salah satu spesies dari genus Scylla yang mendiami kawasan ekosistem

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut.

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini memberikan dasar pengetahuan tentang serangga dan manusia. Selain itu, juga memberikan pengetahuan tentang struktur, anatomi, dan perkembangan serangga, serta siklus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan silang antara induk betina lele Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan

Lebih terperinci

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung kelenjar lendir. 2.Tubuh biasanya pendek ditutupi oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daphnia sp 1. Biologi Daphnia sp a. Taksonomi Daphnia sp Daphnia sp mempunyai lebih dari 20 spesies dari genusnya dan hidup pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

INVENTARISASI JENIS UDANG DI PASAR PARIT 1 KUALA TUNGKAL

INVENTARISASI JENIS UDANG DI PASAR PARIT 1 KUALA TUNGKAL INVENTARISASI JENIS UDANG DI PASAR PARIT 1 KUALA TUNGKAL Oleh : Fadila Khoirunnisa Pembimbing Drs. Jodion Siburian dan Winda Dwi Kartika, S.Si., M.Si INVENTARISASI JENIS UDANG DI PASAR PARIT 1 KUALA TUNGKAL

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan Labirin (Anabantidae).

Lebih terperinci

MOLTING PADA HEWAN CRUSTACEA

MOLTING PADA HEWAN CRUSTACEA MOLTING PADA HEWAN CRUSTACEA Molting adalah proses pergantian cangkang pada hewan Crustacea : udang, kepiting, lobster, dll. dan terjadi ketika ukuran daging udang bertambah besar sementara eksoskeleton

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013) II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok

Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

KEMIRINGAN DINDING LINTASAN MASUK BUBU LOBSTER HIJAU PASIR. Oleh : Meita Maria Adriani Ritonga C

KEMIRINGAN DINDING LINTASAN MASUK BUBU LOBSTER HIJAU PASIR. Oleh : Meita Maria Adriani Ritonga C KEMIRINGAN DINDING LINTASAN MASUK BUBU LOBSTER HIJAU PASIR Oleh : Meita Maria Adriani Ritonga C 54102054 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1. Morfologi dan Klasifikasi Penggolongan udang vaname menurut Anonim (2011) adalah sebagai berikut :

1. Morfologi dan Klasifikasi Penggolongan udang vaname menurut Anonim (2011) adalah sebagai berikut : Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daphnia sp 2.1.1 Klasifikasi Daphnia sp. Daphnia sp. secara taksonomi termasuk ke dalam kelompok crustacea renik yang hidup secara umum di perairan tawar (Pangkey 2009). Beberapa

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tembang Klasifikasi dan tata nama

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tembang Klasifikasi dan tata nama 5 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tembang 2.1.1. Klasifikasi dan tata nama Menurut www.fishbase.org (2009) taksonomi ikan tembang (Gambar 3) diklasifikasikan sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum :

Lebih terperinci

BIOLOGI. Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna

BIOLOGI. Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna BIOLOGI Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna www.iqrafia.blogspot.com FILUM ARTHROPODA ARTHROS : BERUAS-RUAS, PODOS : KAKI Ciri umum: 1. Tubuh beruas-ruas atau bersegmen-segmen.

Lebih terperinci

AVERTEBRATA AIR FILUM CRUSTACEA

AVERTEBRATA AIR FILUM CRUSTACEA TUGAS TERSTRUKTUR AVERTEBRATA AIR FILUM CRUSTACEA DISUSUN OLEH ZALDI NIM : 061110346 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK PUNTIANAK 2009 CRUSTACEA A. Ciri- Ciri Crustacea

Lebih terperinci

Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010 Jumat, 24 Desember 2010 Laporan Praktikum Zoology "Cephalopoda" CEPHALOPODA dan ECHINODERMATA A. TUJUAN Mengamati Anatomi dan Morfologi Chepalopoda dan Echinodermata. B. DASAR TEORI Cephalopoda berasal

Lebih terperinci

Gambar 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus)

Gambar 1. Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan hewan avertebrata air yang memiliki pelindung tubuh berupa rangka eksoskeleton

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Rhizophora mucronata Lamk. 2.1.1. Klasifikasi Klasifikasi tumbuhan bakau (Rhizophora mucronata) menurut Duke (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Kelas

Lebih terperinci

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 1 PENDAHULUAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan hias merupakan satu komoditas ekonomi non migas yang potensial dengan permintaan semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negri (Dewontoro, 2001). Keindahan

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi IDENTIFIKASI Suatu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti serta tepat terhadap spesies, dan memberi

Lebih terperinci

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Udang vannamei atau udang putih (Litopenaeus vannameii) adalah salah

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Udang vannamei atau udang putih (Litopenaeus vannameii) adalah salah II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Udang Vannamei Udang vannamei atau udang putih (Litopenaeus vannameii) adalah salah satu spesies udang unggul yang sejak tahun 2002 mulai dikultur ditambak-tambak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. umumnya seluruh tubuhnya terbungkus kulit yang keras dari bahan chitin, disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. umumnya seluruh tubuhnya terbungkus kulit yang keras dari bahan chitin, disebut II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Udang Windu (Penaeus monodon) 2.1.1 Taksonomi Udang yang dibudidayakan dalam tambak adalah udang laut yang umumnya seluruh tubuhnya terbungkus kulit yang keras dari bahan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udang Mantis Harpiosquilla raphidea Klasifikasi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udang Mantis Harpiosquilla raphidea Klasifikasi 4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udang Mantis Harpiosquilla raphidea 2.1.1. Klasifikasi Kedudukan taksonomi udang mantis menurut Manning (1969) & Bliss (1982) in Ahyong et al. (2008) adalah sebagai berikut.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Plankton Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di atas permukaan air dan hidupnya selalu terbawa oleh arus, plankton digunakan sebagai pakan alami

Lebih terperinci

Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia

Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia Abstrak Banggai Cardinal Fish yang memiliki nama ilmiah Pterapogon kauderni merupakan ikan laut endemik di Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) (Sumber: dokumentasi pribadi)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) (Sumber: dokumentasi pribadi) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax quadricarinatus) Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) termasuk ke dalam Keluarga Parasticidae. Klasifikasi lobster

Lebih terperinci

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI 1. Pendahuluan 2. Phylum Protozoa 3. Phylum Porifera 4. Phylum Coelenterata 5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata

Lebih terperinci

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) PROSES DAN INFRASTRUKTUR HATCHERY UDANG AIR PAYAU (Windu, Vannamei dan Rostris) Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah jenis udang yang pada awal kemunculannya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis 2.1.1. Klasifikasi Klasifikasi ikan tembang (Sardinella maderensis Lowe, 1838 in www.fishbase.com) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Subfilum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG Menimbang KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG PELEPASAN IKAN TORSORO MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa guna lebih memperkaya

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat

5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat 5 PEMBAHASAN 5.1 Bubu Lipat Bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat pintu atas dengan penambahan pintu jebakan bentuk kisi-kisi merupakan desain dan konstruksi yang pertama kali dibuat. Cacing

Lebih terperinci

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Morfologi spiny lobster.

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Morfologi spiny lobster. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Spiny Lobster (Panulirus spp.) 2.1.1 Klasifikasi dan morfologi Tubuh lobster diselubungi dengan kerangka kulit yang keras dan mengandung zat kapur serta terdapat duri-duri

Lebih terperinci

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Amphibia: Evolusi Karakteristik

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Amphibia: Evolusi Karakteristik Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Amphibia: Evolusi Karakteristik Amphibia Etimologi Dari bahasa yunani ἀμφίβιος -->amphíbios Amphi-: dua

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

KEHIDUPAN UDANG REGANG, MACROBRACHIUM SINTANGENSE (DE MAN)

KEHIDUPAN UDANG REGANG, MACROBRACHIUM SINTANGENSE (DE MAN) BERITA BIOLOGI 2 (3) Januari 1979 45 KEHIDUPAN UDANG REGANG, MACROBRACHIUM SINTANGENSE (DE MAN) FEIZAL SABAR Museum Zoologicum Bogoriense - LBN, Bogor PENDAHUL UAN Pengetahuan mengenai perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var) Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah sebagai berikut : Phylum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 41/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya

Lebih terperinci

MENGGALI SUMBERDAYA GENETIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) SEBAGAI KANDIDAT UDANG BUDIDAYA DI INDONESIA

MENGGALI SUMBERDAYA GENETIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) SEBAGAI KANDIDAT UDANG BUDIDAYA DI INDONESIA MENGGALI SUMBERDAYA GENETIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) SEBAGAI KANDIDAT UDANG BUDIDAYA DI INDONESIA Eni Kusrini Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No.13, Pancoran Mas,

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci