TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)"

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan) INPUT DATA Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Seksi Gizi,Seksi Promkes,Seksi PKD, Seksi Farmasi, Seksi Rujukan dan Laboratorium, Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Seksi Penanggulangan Penyakit, Seksi Penyehatan Lingkungan, Seksi Diklat dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan, Seksi Regdit Sarana dan Prasarana Kesehatan, Ka.Sub.Bag.Perencanaan, Ka.Sub.Bag.Kepegawaian, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur, Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, serta lintas Sektor Terkait Editing AH.Mahfuddin, SKM, MKM Candra, S.Sos Syamsir, Amk,S.Sos Tini Kartini, SKM Aleka Zulfikar, SKM Harlenyanti, AM.Keb Buku ini diterbitkan oleh : Seksi Penelitian dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Jl. Indra Giri No. 02 Padang Harapan Bengkulu Telpon : , Fax no : , Web: dinkes.bengkuluprov.go.id ii

3 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2015 ini, merupakan kegiatan rutin tahunan yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Penerbitan profil ini berkaitan dengan upaya Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dalam rangka menyediakan data yang lengkap dan terpadu bagi berbagai keperluan monitoring, evaluasi, serta perencanaan pembangunan dibidang kesehatan. Data yang disajikan dalam publikasi ini umumnya adalah data sekunder yang diturunkan dari berbagai kegiatan administrasi UPT Kesehatan, serta dilengkapi dengan data yang tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang dihimpun melalui pengumpulan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dari data yang tersedia dilakukan analisis sederhana yang disajikan, dalam bentuk grafik-grafik. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna data dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pembangunan yang telah dilakukan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu juga merupakan bagian dari sistem Kesehatan Nasional, dimana Profil ini merupakan sarana untuk mengevaluasi hasil kinerja penyelenggaraan standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2015 yang diterbitkan tahun 2016 ini bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu, dan sumber-sumber lain yang bisa dipertanggung jawabkan. Indikator yang tercantum dalam profil ini merupakan gabungan dari Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Indikator tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu; (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri dari indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan status Gizi. (2) Indikator Upaya Kesehatan, yang terdiri atas indikator : Pelayanan Kesehatan, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Masyarakat, Keadaan lingkungan, (3) Indikator Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri atas indikator Tenaga Kesehatan, Sarana Kesehatan, dan Pembiayaan Kesehatan. Kepada Tim Penyusun serta para pejabat pengelola data dan informasi kesehatan di daerah, saya menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih atas tersusunnya Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2015 ini. Sebagaimana profil kesehatan tahun-tahun yang lalu, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahu 2015 ini juga masih menyimpan banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam kata pengantar ini saya menyampaikan kepada para pembaca, agar dapat memberikan saran dan masukan guna peningkatan kualitas profil kesehatan ini dimasa mendatang. Bengkulu, Mei /08/2015 iii

4 iv

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL I Ii Iii V BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Sistematika 3 BAB II GAMBARAN UMUM 4 A. Letak Geografi dan Pemerintahan 4 B. Keadaan Penduduk 9 C. Produc Domestik Regional Bruto (PRDB) 12 D. Tingkat Pendidikan 13 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 15 A. Angka Kematian 15 B. Angka Kesakitan 19 C. Status Gizi 28 D. Angka Harapan Hidup 30 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 31 A. Pelayanan Kesehatan 31 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 39 C. Perilaku Hidup Masyarakat 40 D. Kedadaan Lingkungan 42 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 47 A. Sarana Kesehatan 47 B. Tenaga Kesehatan 50 C. Pembiayaan Kesehatan 52 BAB VI KESIMPULAN 53 PENUTUP 54 LAMPIRAN v

6 DAFTAR GAMBAR No. Judul Gambar Halaman Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Periode tahun Persentase sebaran penduduk Provinsi Bengkulu tahunn Komposisi Penduduk Provinsi Bengkulu Menurut Kelompok Umur Tahun Pertumbuhan PRDB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan tahun Persentase Penduduk 10 tahun Keatas Provinsi Bengkulu Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun Angka Kematian Bayi Provinsi Bengkulu Tahun Proporsi Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup menurut Jenis Kelamin di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Proporsi Kematian Balita menurut jenis kelamin Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2015 Angka Kematian Balita periode tahun di Provinsi Bengkkulu tahun Angka Kematian Ibu per KH kurun waktu Angka Kematian Ibu per KH menrut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Kasus AFP (Non Polio) per penduduk < 15 tahun menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu kurun waktu Persentase Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun Succes Rate (SR) TB di Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota tahun Jumlah Kasus HIV Di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 s/d 2015 Jumlah Kasus AIDS Di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 s/d 2015 Jumlah Kasus SYPHILIS Di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 s/d 2015 Persentase Diare yang ditangani menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Kecendrungan angka kesakitan Diare per 1000 penduduk di Provinsi Bengkulu kurun waktu Kasus DBD di Provinsi Bengkulu Kurun Waktu Angka kesakitan malaria (API) Provinsi Bengkulu Tahun Situasi kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) menurut Kab/Kota di Provinsi Bnegkulu tahun 2015 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 Persentase Staus Gizi D/S menurut Kab/Kota di Provinsi vi

7 Bengkulu tahun Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu periode tahun Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Cakupan TT Pada Ibu Hamil di Provinsi Bengkulu tahun 2015 Jumlah Bayi yang diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin di provinsi Bengkulu tahun Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A 2X Provinsi Bengkulu Tahun Jenis Kontrasepsi Yang digunakan Peserta KB Aktif dan KB Baru di Provinsi Bengkulu Tahun Gambaran UCI Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Cakupan imunisasi dasar lengkap menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Jumlah Jaminan Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Posyandu Aktif Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Rumah Sehat Provinsi Bengkulu Tahun Saran akses berkelanjutan terhadap Air Minum Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap Air Minum Layak menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun persentase penduduk pengguna saran akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak di Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Provinsi Bengkulu tahun Persentase Tempat Umum memenuhi syarat kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 Pengelolaan Tempat Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi di Provinsi Bengkulu tahun Perkembangan Puskesmas di Provinsi Bengkulu kurun waktu tahun Rasio Puskesmas Terhadap Penduduk di Bengkulu tahun Jumlah Puskesmas Prwt dan non Prwt di Provinsi Bengkulu tahun 2015 menurut Kab/Kota Jumlah Puskesmas Pembantu di Provinsi Bengkulu Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Menurut Jenisnya Tahun Rasio Tenaga Kesehatan per Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun Persentase sebaran Tenaga Kesehatan di unit kerja kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN. Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR Tabel 3 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMINKECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK Tabel 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 15 KASUS KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN,KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 17 P ERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Lanjutan Tabel 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. viii

9 Tabel 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN & PUSKESMAS. Tabel 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB). Tabel 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGAN I<24 JAM. Tabel 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL,PERSALINAN DITOLONG TENAGAKESEHATAN,DAN PELAYAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONAT MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS. Tabel 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI Tabel 42 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 45 JUMLAH ANAK 0 23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. ix

10 Tabel 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURU JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN Tabel 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP,DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DISARANA PELAYANAN KESEHATAN. Tabel55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tabel 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT Tabel 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (BER- PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN. Tabel 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT. Tabel 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI. Tabel 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK Tabel 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN Tabel 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN Tabel 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I. Tabel 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN. Tabel 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN Tabel 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN Tabel 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN. Tabel 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN. Tabel 77 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DIFASILITAS KESEHATAN Tabe 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA x

11 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang sitinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan beberapa upaya, mulai promotive, preventive, sampai pada curative dan rehabilitative. Dalam upaya-uapaya tersebut tentunya tidak terlepas dari perencanaan yang baik dan dalam menyusun perencanaan tentunya harus didukung oleh data yang lengkap dan valid. Data-data kesehatan, mulai dari data fasilitas, ketenagaan sampai capaian hasil program terangkum dalam Profil Kesehatan yang bersumber dari seluruh unit-unit kesehatan yang ada di wilayah provinsi yang diterbitkan setiap tahun. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini merupakan gambaran tentang situasi kesehatan di Provinsi Bengkulu sepanjang tahun Muatan data yang terdapat dalam Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini adalah data kesehatan dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, ekonomi, pendidikan dan keluarga berencana. Data yang disajikan dalam publikasi ini umumnya adalah data sekunder yang diturunkan dari berbagai kegiatan administrasi UPT Kesehatan, serta dilengkapi dengan data yang tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang dihimpun melalui pengumpulan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kab/Kota. Publikasi ini dilengkapi dengan analisis sederhana dari data sekunder dan data primer yang disajikan, berikut grafik-grafik sederhana. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna data dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pembangunan yang telah dilakukan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu. Profil Kesehatan Provinsi merupakan sarana penyedia data dan informasi dalam rangka mendukung manajemen kesehatan, juga digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan di Kabupaten/Kota. Dimana sebagian besar masyarakat. Provinsi Bengkulu masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan walau dalam skala minimal. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor non teknis seperti : geografi, ekonomi dan sosial. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu juga merupakan bagian dari Profil Kesehatan Indonesia. Kita ketahui bahwa sekarang Profil Kesehatan Indonesia selalu mengalami perubahan, oleh sebab itu juga, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu mengalami berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi 1

12 maupun dalam bentuk fisiknya. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu dibentuk dalam satu buku yang berisi tentang analisis dan Lampiran serta tabel-tabel. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan disusunnya buku Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini adalah memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh disetiap tingkat administrasi dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. 2. Tujuan Khusus 1. Tersedianya Data dan Informasi tentang keadaan umum Provinsi Bengkulu yang meliputi situasi geografi, demografi serta keadaan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, upaya kesehatan, dan status kesehatan masyarakat. 2. Tersedianya data dan informasi kesehatan tentang pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. 3. Tersedianya data dan informasi tentang jumlah dan kondisi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. 4. Tersedianya data dan informasi tentang jumlah dan jenis sumber daya manusia bidang kesehatan yang dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. 1. Jadwal Tentaive Penyusunan Profil Kesehatan NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUNI 1 Pengumpulan Data dari Puskesmas,Rumah Sakit dan Instansi Terkait. (Kab/Kota) 2 Kompilasi/Kompirmasi dan data entry serta pemutakhiran data. (Kab/Kota) 3 Pengolahan, analisis dan penulisan serta pembahasan Draft awal (Kab/Kota) 4 Finalisasi, Penggandaan/Pencetakan (Kab/Kota) 5 Dstribusi, ke Bupati, DPRD, Dinas Kesehatan Provinsi. (Kab/Kota) 6 Pengolahan di Tingkat Provinsi 2

13 C. SISTEMATIKA Sistematika ini sama halnya seperti profil tahun sebelumnya yaitu ; 1. Bab I Pendahuluan, berisi tentang maksud dan tujuan penerbitan Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu dan sistematika penyajian. 2. Bab II Gambaran Umum, berisikan tentang gambaran umum Provinsi Bengkulu, yang meliputi letak geografis dan informasi umum lainnya yang berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat serta faktor lain, seperti kependudukan, ekonomi, dan pendidikan. 3. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Berisikan tentang pencapaian program-program pokok pembangunan kesehatan tahun Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisikan tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian programprogram pokok pembangunan kesehatan tahun Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan, Bab ini berisikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. 6. Bab VI Kesimpulan. Bab ini berisikan tentang Kendala dan keberhasilan pencapaian Bengkulu sepanjang tahun 2015 dan SPM Bidang Kesehatan tahun

14 BAB II GAMBARAN UMUM A. LETAK GEOGRAFIS DAN PEMERINTAHAN 1. Letak Geografis Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di sepanjang pantai barat sumatra lebih kurang 525 Km dari gugusan pulau Enggano yang berada lebih kurang 90 mil laut di lautan hindia sebelah selatan Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu dengan luas wilayah : ,69 km2 (laut : ,54 km2 dan darat : ,70 km2 (Sumber : Bakosurtanal) dan secara geografis terletak diantara 2 o 16 3 o 31 Lintang Selatan dan 101 o o 41 Bujur Timur, dengan suhu udara relatif sama dengan daerah-daerah kota pinggiran pantai lainnya di Indonesia. Suhu udara maximum berkisar o C sedangkan suhu udara minimum berkisar antara o C, Letak Provinsi Bengkulu sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, disebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Provinsi Lampung, disebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bengkulu terletak disepanjang kaki bukit barisan dan diatas tiga lempeng dan satu patahan, yang kerap mengalami gempa bumi, disamping gempa vulkanik juga gempa tektonik yang dapat dirasakan hampir diseluruh wilayah Bengkulu hingga pedesaan. Gambar Peta Provinsi Bengkulu 4

15 2. Pemerintahan Secara historis, daerah Bengkulu pernah berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, Belanda, dan Jepang (dari tahun 1685 sampai tahun 1945). Secara resmi, setelah Indonesia merdeka, Keresidenan Bengkulu dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Oktober Pada masa kolonial Belanda sampai tahun 1942, Keresidenan Bengkulu terdiri dari daerahdaerah yang saat ini merupakan bagian dari Provinsi Bengkulu ditambah dengan daerah-daerah Krui, Tanjung Sakti, dan Muara Sindang. Akan tetapi, pada masa pendudukan Jepang dan pada masa Revolusi fisik, daerah-daerah Krui, Tanjung Sakti, dan Muara Sindang tersebut dimasukkan kedalam Keresidenan Palembang dan Lampung. Perkembangan administrasi di bengkulu secara ringkas adalah sebagai berikut, 1. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi Keresidenan. 2. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi dengan hak mengatur rumahtangga sendiri dan pada waktu itu terdapat pula sistem K.N.I. Keresidenan. 3. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi dengan hak mengatur rumahtangga sendiri dan pada waktu itu K.N.I. Keresidenan menjadi DPR Keresidenan. 4. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi lagi, sedangkan DPR Keresidenan dibubarkan. 5. Tahun 1968, daerah Bengkulu menjadi provinsi otonom yang berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Gubernur Provinsi Bengkulu terbentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 yang direalisasikan dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun Perjalanan sejarah Bengkulu menjadi sebuah provinsi yang otonom dapat dibagi menjadi tujuh periode. Periode I, sebelum tahun 1685, di bawah pengaruh atau mengadakan kontak dagang dengan Kesultanan Banten. Periode II, tahun , di bawah kekuasaan pemerintahan Inggris sebagai daerah jajahan. Periode III, tahun , di bawah kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai daerah jajahan. Periode IV, tahun , di bawah kekuasaan Jepang. Periode V, tahun , menjadi bagian dari Provinsi Sumatera. Periode VI, tahun , menjadi bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Periode VII, melepaskan diri dari Provinsi Sumatera Selatan dan menjadi Provinsi Bengkulu. Wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 tersebut meliputi wilayah bekas Keresidenan Bengkulu dengan luas wilayahnya km2, terdiri dari empat Daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya Bengkulu yang terdiri dari dua kecamatan, Kabupaten Bengkulu Utara (ibukota Argamakmur) yang terdiri dari 13 kecamatan, Kabupaten Bengkulu Selatan (ibukota Manna) yang terdiri dari 11 kecamatan, dan Kabupaten Rejang Lebong (ibukota Curup) yang terdiri dari 10 5

16 kecamatan. Wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat dibagi lagi ke dalam marga dipimpin oleh seorang pasirah dan pasar yang dipimpin oleh datuk. Seiring dengan semangat otonomi daerah, Provinsi Bengkulu dengan ibukota Bengkulu, hingga sekarang Provinsi Bengkulu telah terjadi pemekaran wilayah Kab/Kota dari 3 Kabupaten dan 1 kota menjadi 9 Kabupaten, 1 Kota, 124 kecamatan dan 1345 desa serta 176 kelurahan. Secara rinci dapat kita lihat tabel berikut : NO Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan dan Desa Dirinci Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 KABUPATEN/KOTA LUAS WILAYAH KELURAHA N JUMLAH KECAMAT AN (km 2 ) DESA DESA+KEL BENGKULU SELATAN 1.185, REJANG LEBONG 1.515, BENGKULU UTARA 4.424, KAUR 2.363, SELUMA 2.400, MUKOMUKO 4.036, LEBONG 1.929, KEPAHIANG 664, BENGKULU TENGAH 1.123, KOTA BENGKULU 144, JUMLAH PROVINSI , Sumber :Profil Kesehatan Kab/Kota tahun VISI DAN MISI PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU A. VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT BENGKULU YANG MAJU DAN SEJAHTERA Visi Pembangunan Provinsi Bengkulu tersebut diatas mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu dalam lima tahun kedepan terus meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Variabel sejahtera dimana dengan indikasi terus meningkatnya angka pendapatan perkapita serta terus menurunnya kemiskinan dan angka pengangguran. Dari visi tersebut lebih lanjut dituangkan empat misi yang akan memayungi arah kebijakan dan program pembangunan daerah. 6

17 B. MISI Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan mitigasi bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan ankutabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU A. VISI : MASYARAKT SEHAT YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA B. MISI : Meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat Meninkatkan ketersediaan dan sumber daya kesehatan Menciptakan pengelolaan program yang profesional dan akuntabel TUJUAN DINAS KESEHATA PROVINSI BENGKULU Terselenggaranya pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya. Nilai-nilai PRO RAKYAT Dalam raangka menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk masyarakatprovinsi Bengkulu. INKLUSIF Demi keberhasilan pembangunan kesehatan,seluruh komponen masyarakat yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakt, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakt akar rumput harus berpartisipasi aktrif. Karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilakukan oleh instansi kesehatan saja. 7

18 RESPONSIF Setiap daerah memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda dengan daerah lainnya tergantung kondisi alam, sosial budaya dan kondisi geografis dan faktor-faktor lainnya. Dinas Kesehatan akan respon dengan perbedaan tersebut dalm mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda yang memerlukan penanganan yang berbeda pula. EFEKTIF Program pembangunan kesehatn di Provinsi Bengkulu haruslah mencapai hasil yang signifikan sesuai target dan selalu bersifat efisien. BERSIH Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu harus bebas dari KKN, transparan dan akuntabel. SASARAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dengan : a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 menjadi 72 tahun b. Menurunnya angka kematian ibu dari 228 menjadi 118 per KH c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per.1000 KH d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per.1000 KH e. Menurunnya prvalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8% menjadi kurang dari 32%. f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan K4) sebesar 90%. g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100% 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dengan : a. Menurunnya prevalensi Tubercolosis dari 231 menjadi 90 per penduduk. b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index- <API> ) dari 2 menjadi 1 per.1000 penduduk. c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sebesar < 5% d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia bulan 80% bulan menjadi 80%. e. Persentase desa yang menjadi UCI dari 80% menjadi 100%. f. Menurunnya angka kesakitan DBD. 8

19 g. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, separuh dari tahun h. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin. i. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 35 % menjadi 57%. j. Terpenuhinnya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). k. Seluruh Kbupaten/Kota melaksanakan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P3TM). l. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). B. KEADAAN PENDUDUK 1. Pertumbuhan Penduduk Uraian tentang kependudukan berikut ini diambil dari Proyeksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan proyeksi penduduk badan pusat statistic Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar jiwa. Bila dibandingkan dengan penduduk Provinsi lainnya di pulau Sumatera, maka jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tergolong rendah. Berdasarkan hasil penghitungan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 hanya sebesar 1,63 %,. Perkembangan jumlahnya (kuantitas), penduduk Provinsi Bengkulu pada kurun waktu tergolong lambat. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, pada tahun 2005 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebanyak jiwa, pada tahun 2015 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu baru mencapai 1, juta jiwa. Laju perkembangan Penduduk Provinsi Bengkulu pada periode sebesar 12,04% bila dirarta-ratakan = 1,20%. Perkembangan jumlah penduduk Provinsi Bengkulu dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2015 adalah seperti tabel berikut : Gambar 2.1 Sumber : Profil Kes.Kab/Kota tahun 2015, Proyeksi Pddk dan Bengkulu Dalam Angka (BPS) 9

20 2. Persebaran Penduduk Penyebaran penduduk di Provinsi Bengkulu ditinjau menurut Kabupaten dan kota relatif tidak merata. Sejak 2005 penduduk Provinsi Bengkulu lebih banyak terdapat di Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara serta Rejang Lebong, Proporsi penduduk Provinsi Bengkulu yang berdiam di ketiga daerah ini pada tahun 2015 mencapai 47% dengan rincian 19% terdapat di Kota Bengkulu, 15% terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara dan 14% di Kabupaten Rejang Lebong. Daerah Kabupaten dan Kota lainnya yang tergolong banyak penduduknya di Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Seluma. Pada tahun 2015 proporsi penduduk Provinsi Bengkulu yang bermukim di Kabupaten Seluma mencapai 10 % dan selebihnya berdiam di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Kaur, Bengkulu Tengah dan Lebong berkisar antara 6-10 persen. Gambaran sebaran penduduk per Kabupaten/Kota tahun 2014 di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Sumber : Proyeksi Pddk Badan Pusat Statistik Dapat kita lihat pada gambar diatas bahwa Kota Bengkulu merupakan yang tertinggi sebaran penduduknya (19%), diikuti Kabupaten Bengkulu Utara (15%) dan Kabupaten Rejang Lebong (14%). Sedangkan kabupaten yang terendah jumlah penduduknya adalah Kabupaten Lebong, Kaur dan Bengkulu Tengah dengan sebaran penduduk sebanyak 6%. Dari jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Keseluruhan. Lebih condongnya penduduk Provinsi Bengkulu untuk berdomisili di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara tampaknya berhubungan erat dengan semakin pentingnya peranan kedua daerah ini dalam kegiatan perekonomian di Provinsi Bengkulu. Peranan Kabupaten Bengkulu Utara semakin penting kerena daerah ini merupakan salah satu daerah pusat pengembangan agro bisnis dan perkebunan besar di Provinsi Bengkulu. Dengan demikian kabupaten Bengkulu Utara menjadi daerah tujuan utama para migran baik yang berasal dari daerah dalam provinsi bengkulu maupun dari provinsi 10

21 lainnya sebagai tempat mencari pekerjaan menjadi buruh tani perkebunan seperti : perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan lain sebagainya. Sementara itu, peranan Kota Bengkulu semakin penting karena selain pusat kegiatan administrasi pemerintah Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu juga sebagai pusat kegiatan ekonomi (perdagangan) dan pusat pendidikan di Provinsi Bengkulu. Sebagai pusat pendidikan, Kota Bengkulu menjadi daerah tujuan penduduk kabupaten untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk rata-rata di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mengalami peningkatan sedikit yaitu 94 jiwa/km 2. Dimana tingkat kepadatan penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2014 adalah 93 jiwa/km². Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kota Bengkulu dengan kepadatan 2431 jiwa/km² dan terendah di Provinsi Bengkulu dengan kepadatan 44 jiwa/km² adalah Kabupaten Mukomuko. Jumlah penduduk dan Kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 1). Komposisi penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2015 menurut kelompok umur dapat kita lihat pada piramida penduduk berikut: Gambar 2.3 Sumber : Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik Dari gambar diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang terbanyak menurut kelompok umur, adalah kelompok umur 0 4 tahun. 11

22 3. Sex Ratio, Dari penduduk Provinsi Bengkulu ternyata sex ratio perempuan dan laki-laki sebanding, dimana jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih besar yaitu jiwa (51%) dan jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa (49%). Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2015 adalah 104,09%. Ini menunjukan bahwa jumlah perempuan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 hampir sebanding dengan jumlah penduduk laki-laki. untuk lebih jelas dapat dilihat dilampiran (tabel 2). 4. Dependency Ratio, Angka beban tanggungan (dependency ratio) merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk dalam usia produktif (umur tahun). Makin tinggi angka rasio beban tanggungan berarti makin sedikit penduduk yang termasuk usia produktif dan semakin besar beban yang harus ditanggung untuk membiayai kelompok usia yang tidak produktif. Melihat komposisi penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2015 menurut kelompok umur, menunjukan bahwa kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar jiwa (67%), kemudian penduduk yang termasuk beban tanggungan: berusia muda (0-14 tahun) sebesar (29%) dan yang berusia tua (>= 65 tahun) sebesar (4%) maka dengan demikiana beban tanggungan (Depedency Ratio) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebesar (33%) jiwa. Artinya tiap 100 jiwa penduduk yang produktif harus menanggung ± 33 jiwa penduduk yang tidak produktif, atau 1 jiwa harus menanggung beban sebanyak 1 orang beban tanggungan.(lihat tabel 2). C. PRODUC DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2013 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 27,39 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 10,05 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2013 atas harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 13,55 persen, sedangkan PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2013 atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan sebesar 6,21 persen. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2013 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif 12

23 besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar 10,50 triliun rupiah dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 38,34 persen. Kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 sebesar 5,32 triliun rupiah dengan peran sebesar 19,41 persen. Tingkat rata-rata pendapatan penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2013 semakin baik, hal ini tercermin dari nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku, lebih tinggi dibandingkan dengan PDRB perkapita tahun Bila pada tahun 2012 nilai PDRB perkapita penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 13,52 juta rupiah, maka pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 11,64 persen hingga menjadi 15,09 juta rupiah. Sementara itu bila ditinjau dari harga konstan, maka tingkat pendapatan atau nilai riil PDRB perkapita penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4,41 persen bila dibandingkan dengan tahun 2012, yakni dari 5,3 juta rupiah pada tahun 2012 menjadi 5,5 juta rupiah pada tahun (Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2013) Gambar : 2.4 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (Bengkuu Dalam Angka 2013) D. TINGKAT PENDIDIKAN Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf pada penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 penduduk 10 tahun ke atas terlapor sebanak yang melek huruf berjumlah laki-laki sebesar (50,4%) dan perempuan sebesar (47,2%) dari jumlah penduduk Provinsi Bengkulu usia 10 keatas. Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas dengan melek huruf menurut Kabupaten/Kota tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran (tabel 3). 13

24 Persentase penduduk berusia 10 tahun keatas yang tidak/belum tamat SD/MI, yang tamat SD/MI, tamat SLTP/MTs, tamat SMU/SMK/MA, tamat Diploma, dan tamat Universitas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.5 Sumber : Badan Pusat Statistik Bengkulu 2015 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Bengkulu menamatkan SD/MI sebanyak 25%, SLTP 22%), SLTA 21% dan Tidak Memiliki ijazah SD sebesar 17%, Universitas/Diploma IV 7%, tamat Sekolah Menengah Kejuruan 4%,Akademi/Diploma III 2% dan AK/Diploma II 1%. (Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu 2015). 14

25 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pembangunan dibidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, mura dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain : angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (Akaba) dan angka kematian ibu (AKI). A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesehatan. Walaupun penyebab kematian itu dapat dibedakan sebagai penyebab secara langsung maupun tidak langsung, namun yang sebenarnya terjadi bahwa kematian merupakan akumulasi proses interaksi dari berbagai faktor lain yang secara sendiri ataupun bersama-sama, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kematian dalam masyarakat. Indikator yang paling sensitif untuk menilai keberhasilan program kesehatan adalah dengan melihat Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Dalam Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini, AKB, AKABA dan AKI belum dapat menggambarkan angka keseluruhan dari populasi karena jumlah yang didapat hanyalah jumlah yang dilaporkan. 1. Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam KH pada tahun yang sama, Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten/Kota dan Program Kesehatan Ibu dan Anak AKN di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar 8 per KH, artinya dalam 1000 kelahiran ada 8 bayi usia sampai 28 hari yang mati, angka ini sedikit menurun dari tahun 2014 yaitu sebesar yang 9 per 1000 KH. Berdasarkan estimasi jenis kelamin Angka Kematian Neonatal laki-laki lebih tinggi disbanding Perempuan yautu sebesar 9/1000 KH dan Perempuan sebesar 7/1000.KH. (lihat table 5). 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun atau 0 11 bulan (termasuk neonatal). AKB juga merupakan indikator yang paling sensitif diantara indikator lainnya. Angka ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan yang langsung berkaitan dengan: kematian bayi, tingkat kesehatan ibu dan anak, upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga dan tingkat perkembangan sosial ekonomi keluarga. 15

26 Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 dari sebanyak bayi, jumlah Lahir Hidup sebesar bayi. dan jumlah kematian bayi sebesar 206. Angka Kematian Bayi per KH pada enam tahun terakhir di Provinsi Bengkulu mengalami naik turun dimana pada tahun 2007 mencapai 10,45 per 1000 KH, pada tahun 2008 menurun menjadi 7,3 per 1000 KH, tahun 2009 meningkat menjadi 10,22 per 1000 KH, tahun 2010 turun menjadi 5,2 per 1000 KH, tahun 2011 naik 9,6 per 1000 KH, pada tahun 2012 meningkat menjadi 10,7 per 1000 KH.dan pada tahun 2013 kembali turun 3,1 per 1000 KH, dan pada tahun 2014 kembali naik menjadi 11 per 1000 KH dan tahun 2015 kembali turun cukup signifikan yaitu 6 per 1000 KH, Jika dibedakan menurut jenis kelamin dengan estimasi,angka kematian bayi laki-laki sedikit lebih besar dari bayi perempuan yaitu 6 per 1000 KH sedangkan bayi perempuan sebesar 5 per 1000 KH. Berdasarkan perhitungan dengan per 1000 KH maka Angka Kematian Bayi tertinggi adalah sebesar 11 per 1000 KH terdapat di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan sedangkan terendah di Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah yaitu sebesar 1 per 1000 KH. Gambaran Angka Kematian Bayi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 adalah: Gambar 3.1 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015, Supas 2015 & SDKI 2007/2012 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

27 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Angka Kematian Balita Jumlah Kematian Balita (12-59 bulan) mencerminkan kondisi serta faktor yang mempengaruhi kesehatan anak, seperti halnya keadaan gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Indikator ini juga mencerminkan tingkat kesejahteraan sosial dari suatu penduduk. Secara keseluruhan jumlah kematian balita di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak 245 balita dari jumlah Balita yang ada. Angka Kematian Balita di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 berdasarkan data profil kesehatan menurun cukup signifikan yaitu 7 per 1000 KH dimana pada tahun 2014 sebeesar 12/1000 KH. Bila dirinci menurut jenis kelamin ternyata angka kematian balita laki-laki sedikit lebih tinggi, yaitu 7 per 1000 KH dibandingkan angka kematian balita perempuan yaitu 6 per 1000 KH. Angka Kematian Balita tertinggi terdapat di kabupaten Bengkulu Selatan yaitu sebesar 13 per 1000 KH sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu 1 per 1000 KH. Gambaran Angka Kematian Balita menurut jenis kelamin dan per Kabupaten/Kota serta kurun waktu lima tahun terakhir di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.2 Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

28 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 & SDKI Angka Kematian Ibu Kematian ibu merupakan kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan dan persalinan serta masa nifas. Angka kematian ibu bersama dengan kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan, juga menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan pada masa nifas. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 secara absolut Jumlah kematian ibu yaitu sebanyak 49 orang, yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 7 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 13 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 21 orang, Sedangkan angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 yaitu sebesar 137 per KH,mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun 2014 yang sebesar 146 per KH. Angka Kematian Ibu tertinggi terdapat di kabupaten Kepahiang yaitu 239 per KH. Dan terendah terdapat Kabupaten Mukomuko yaitu sebesar 58 per KH. 18

29 Gambaran Angka Kematian Ibu di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 9 terakhir dan per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar : 3.3 Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015, Supas & SDKI 2007 Gambar : Sumber : Program KIA Dinkes Provinsi Bengkulu 2015 B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Di Provinsi Bengkulu untuk Tahun 2015, data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (fasility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan (SP2TP). Gambaran angka kesakitan penyakit tertentu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : i. Acute Flaccid Paralysys (AFP) Acute Flaccid Paralysys (AFP) non polio adalah kelumpuhan pada anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. Jumlah 19

30 kasus Acute Flaccid Paralysys (AFP) non polio di Provinsi Bengkulu tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun 2014 yang berjumlah 17 kasus dengan AFP Rate 1,21 per penduduk, Pada tahun 2015 ditemui 13 kasus AFP. Akan tetapi secara Rate meningkat yaitu 3,42 per penduduk usia <15 tahun. hal ini disebabkan jumlah usia < 15 tahun meningkat dari tahun sebelumnya. (Data AFP rate selengkapnya dapat dilihat pada tabel 18). Gambar 3.5 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015 ii. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi sala satu penyakit yang pengendaliannya menjadi kometmen global dalam MDGs. Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan indikator persentase sembuh, persentase pengobatan lengkap dan angka keberhasilan pengobatan Success Rate (SR). Dari data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2015 di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak TB Paru suspek. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada sebanyak penderita TB+,dan diobati sebanyak dengan kesembuhan sebanyak (82 %) penderita. (lihat tabel 7,8 dan 9). Gambar 3.6 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

31 Dari gambar diatas maka dapat dilihat persentase kesembuhan tertinggi ada di Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Seluma masing-masing mencapai 100% dan persentase terendah ada di Kabupaten Lebong yaitu sebesar 69%. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB Paru adalah Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate/SR) : yaitu Jumlah pasien baru TB BTA. Positif (sembuh + pengobatan) dibagi Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang diobati X 100%. Di Provinsi tahun 2015 SR TB secara keseluruhan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2015 Indikator lain yang digunakan dalam pengendalain TB adalah Complete Rate (CR), yaitu jumlah penderita TB Paru BTA positif yang mendapat pengobatan lengkap selama satu tahun dibagi jumlah pasien TB Paru BTA positif yang diobati dalam kurun waktu yang sama X 100%, pencapaian CR menurut Kabupaten/Kota tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 9. iii. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli), Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015, sebanyak perkiraan penderita pneumonia pada anak balita, dan sebanyak penderita ditemukan dan ditangani (12%). Secara rinci mengenai pneumonia balita yang diobati dapat dilihat pada lampiran (tabel 10). 21

32 iv. HIV/AIDS/SYPHILIS 1. HIV. HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urin. Penyakit HIV telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya terkait dengan dominan kesehatan saja. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 jumlah kasus pengidap HIV yang dilaporkan sebanyak 64 kasus, Gambaran kasus HIV menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru HIV terdapat pada usia tahun, dan tahun. (lihat table 11). Gambar 3.7 Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau disingkat AIDS merupakan sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus.Virus AIDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tahun 2015 kasus AIDS di Provinsi Bengkulu sebanyak 41 kasus. Proporsi kelompok tertinggi yaitu umur tahun dengan proporsi 37,50. Gambar Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

33 3. Syphiliis Syphilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual (PMS) disebabkan oleh Treponema Pallidum. Bakteri Treponema Pallidum masuk kedalam tubuh manusia melaluli selaput lendir, seperti selaput lendir di vagina atau mulut dan melalui kuliit. Syphilis ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi terutama pada kelamin bagian luar, vagina, anus, atau di dalam dubur. Luka dapat juga muncul di bibir dan mulut. Perpindahan bakteri penyebab syphilis terjadi ketika hubungan seks vagina, anal, dan oral. Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya pada bayi yang dikandungnya. Sifilis tidak dapat menular melalui kontak dengan dudukan toilet, pegangan pintu, kolam renang, bak mandi, baju dan peralatan makan yang dipakai bersama. Pada tahun 2015 jumlah kasus penderita Syphilis yang dilaporkan sebanyak 13 kasus, yaitu laki-laki sebanyak 5 kasus. Dan perempuan 8 kasus. Jumlah kasus HIV,AIDS dan SYPHILIS selama tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar tiga kali atau lebih atau buang air besarnya yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu jumlah target penemuan sebanyak kasus diare, sebanyak ditangani (82%). Penemuan terbanyak terdapat di Kota Bengkulu yaitu sebanyak kasus dan yang terkecil ada di Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak kasus. Sedangkan penderita diare ditangani dapat kita lihat pada gambar dibawah ini : 23

34 Gambar 3.8 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2015 Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa kasus diare ditangani tertinggi adalah Kota Bengkulu yaitu sebesar 171% dan terendah adalah Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 16%. Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan Kabupaten/Kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan. Gambaran jumlah kasus diare menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13. Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun Kusta Penyakit kusta ditandai dengan kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang terganggu. Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit didapatkan adanya kuman M. Leprae. 24

35 Dari data profil kesehatan Kab/Kota, tahun 2015 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada sebanyak 21 penderita kusta dengan rincian laki-laki 15 penderita, dan perempuan sebanyak 6 penderita, dengan RFT (Release From Treatment MB ) yaitu penderita yang selesai berobat sesuai standar sebanyak 15 orang (83%). Dan Angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebesar 1,1 per penduduk. Rincian persentase penderita kusta yang selesai berobat dapat dilihat pada tabel Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Beberapa penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah: difteri, pertusis, tetanus neonatorum, tetanus non neonatorum, campak, polio, dan hepatitis B. Pada tahun 2015 di Provinsi Bengkulu dari tujuh jenis PD3I, kasus yang ada disumbang oleh dua jenis PD3I yaitu Pertusis 121 kasus yang terdiri laki-laki 56 kasus dan perempuan 65 kasus dan campak sebanyak 167 kasus terdiri dari 83 laki-laki dan perempuan 84 kasus. yang tersebar di 10 Kab/Kota. Rincian tentang kasus dan angka kesakitan PD3I di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran (lampiran 19 & 20) : 1. DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen nasional, dan sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Di Provinsi Bengkulu kasus (DBD) ditemui sebanyak 925 kasus, dan meninggal 19 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 12 dan perempuan 7 orang. Kasus terbanyak terjadi di Kota Bengkulu 369 kasus, meninggal 5 orang. Incidince Rate DBD di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 sebesar 49,3 per penduduk. Gambaran jumlah kasus DBD dan kasus DBD yang ditangani dapat dilihat pada lampiran (tabel 21). Gambar 3.9 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

36 Gambar Malaria Malaria adalah sala satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Bengkulu, dalam upaya penurunan kasusnya masih terkait dengan komitmen pemerintah. Angka kesakitan malaria diukur dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Angka Kesakitan (API), artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium. Jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak sedangkan dengan pemeriksaan sediaan darah sebanayak penderita, dari hasil pemeriksaan terdapat positif malaria (9%). Angka kesakitan malaria dalam bentuk API di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebesar 1,40 per 1000 penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR)nya adalah 0,04 dan untuk angka kesakiatan (API) tersebut mengalami penurunan dimana pada tahun 2014 sebesar 2,53 per 1000 penduduk. (Gambaran untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 22). Gambar 3.10 Sumber : Bidang P2PL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

37 11. Filariasis Filariasis merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yaitu nematoda (cacing gelang) berbentuk benang dan ditularkan oleh vektor nyamuk yang menyerang saluran kelenjar getah bening dan serta menyebabkan kecacatan seumur hidup. Manifestasi yang sering dijumpai adalah manifestasi kronis berupa kaki gajah dan timbunan cairan setempat khususnya terjadi pada buah zakar. Pada tahun 2015 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada 61 kasus penderita penyakit filariasis secara keseluruhan, dengan rincian laki-laki sebanyak 34 kasus dan perempuan 27 kasus. Angka kesakitan filariasis pada tahun 2015 sebesar 3,2 per penduduk. lihat (tabel 23). RABIES Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit zoonosa penting di Indonesia karena penyakit tersebut tersebar luas di 24 provinsi, termasuk Provinsi Bengkulu. Rabies merupakan suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies (lyssa virus) dan merupakan penyakit mematikan yang ditularkan melalui gigitan, cakaran atau jilatan dari hewan yang mengidap rabies seperti anjing,kucing dan monyet. Penyakit ini dikenal di Indonesia sejak diketahui dan dilaporkan adanya seekor kerbau menderita rabies oleh Esser pada tahun 1884, kemudian pada tahun 1894 pertama kali dilaporkan rabies pada manusia oleh E.V. de Haan. Hingga saat ini, Provinsi Bengkulu belum dinyatakan sebagai daerah bebas rabies karena setiap tahunnya kasus gigitan hewan penular rabies masih tinggi. Mengingat akan bahaya rabies terhadap kesehatan dan ketentraman masyarakat karena dampak buruknya selalu diakhiri kematian, maka usaha pengendalian penyakit berupa pencegahan dan penanggulangan perlu dilaksanakan seintensif mungkin bahkan menuju pada program pembebasan dan diharapkan pada tahun 2015 dapat dicapai Indonesia bebas rabies. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 situasi gigitan hewan penular rabies (GHPR) sebanyak kasus, pengobata dengan VAR 826 kasus, mengalami lyssa/kematian akibat rabies sebanyaka 8 kasus. : Gambar 3.11 Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

38 C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator derajat kesehatan, yang merupakan Indikator SPM, antara lain; yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi, sebagaimana diuraikan sebagai berikut: 1. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan Kunjungan Neonatus (0-28 hari) di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah minimal 2 kali yaitu 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Di Provinsi Bengkulu tahun 2015 jumlah bayi sebanyak dari jumlah tersebut kunjungan neonatus sebanyak bayi terdiri dari (KN1) sebanyak (95, %). dan KN3 (KN lengkap) sebanyak (91, %). Untuk Cakupan KN1 tertinggi ada di tiga Kabupaten yaitu Bengkulu Selatan, Rejang Lebong dan Lebong mencapai 100% dan yang terendah adalah Kabupaten Mukomuko dengan cakupan sebesar 86%, sedangkan untuk KN3 yang tertingi adalah Kabupaten Rejang Lebong dan Kaur yaitu 97%, dan yang terendah juga Kabupaten Mukomuko yaitu 79%. Cakupan kunjungan neonatus selengkapnya ada di lampiran (tabel 38). Gambar ; 3.12 Sumber: Seksi KIA dan Profil Kesehatan Kab/Kota

39 Gambar ; Sumber: Seksi KIA dan Profil Kesehatan Kab/Kota Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 tercatat sebanyak bayi baru lahir ditimbang dari bayi lahir hidup. dengan BBLR sebanyak 387 bayi (1,5%). Untuk penanganan bayi dengan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi dan penanganan masalah pada BBLR yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah oleh tenaga yang berkompetensi. Sedangkan Pemberian ASI Eksklusive pada Bayi usia 0-6 bulan sebanyak (52%). Kunjungan bayi dan cakupan BBLR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 39). 3. Status Gizi Balita Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita adalah dengan melihat berat badan dibandingkan dengan umur yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Pada tahun 2015, di Provinsi Bengkulu dari balita yang ada di posyandu, ditimbang sebanyak jumlah balita, dan yang mengalami gizi buruk sebanyak 103, D/S 77%, dan BGM (1%). 29

40 Sedangkan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 103 (100%). Status Gizi Balita selengkapnya dapat kita lihat pada lampiran ( tabel 48). D/S adalah Jumlah balita yang ditimbang diseluruh posyandu yang melapor disatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah baduta yang ada diseluruh posyandu yang melapor disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama X 100%, di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 D/S per Kabupaten/Kota dapat kita lihat pada gambar dibawah ini : Gambar ; 3.13 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan 2015 D. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (AHH) Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Bengkulu naik dari 69,9 tahun, pada periode menjadi 70,16 tahun pada periode Gambar : 3.14 Sumber : Data Statistik Indonesia (Estimasi) 30

41 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Gambaran situasi upaya kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 dapat diketahui/dilihat dari angka pencapaian indikator-indikator derajat kesehatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Data dan informasi tentang pencapaian program pembangunan bidang kesehatan ini diformulasikan dalam Indikator-Indikator Kesehatan. Indikator-indikator yang tertuang dalam profil ini adalah Indikator - Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang kesehatan. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : A. PELAYANAN KESEHATAN Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah sebagai berikut : 1. PELAYANAN IBU HAMIL DAN PERSALINAN a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapatkan 90 tablet Fe selama periode kehamilan. Jumlah ibu hamil pada tahun 2015 di Provinsi Bengkulu sebanyak dengan kunjungan K4 sebanyak bumil (89%). Cakupan tertinggi ada di Kabupaten Rejang Lebong (95%) dan terendah ada di Kabupaten Bengkulu Selatan (83%). Gambaran cakupan kunjungan bumil K4 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2015, dapat kita lihat pada gambar berikut : 31

42 Gambar.4.1 Sumber :Program KIA dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 b. Pertolongan Persalinan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 adalah dari jumlah ibu bersalin atau (92%). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi ada di Kabupaten Mukomuko dan Bengkulu Utara yaitu mecapai 99%, dan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Lebong yaitu sebesar (88%). Gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2019 dapat kita lihat pada lampiran (secara rinci dapat dilihat pada tabel table 29). c. Ibu Hamil yang Mendapatkan Imunisasi TT Berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2015 dari ibu hamil yang ada di Provinsi Bengkulu, yang mendapat imunisasi TT1 sebanyak (38%) bumil. Kabupaten Kaur merupakan cakupan tertinggi yaitu sebesar 96%, dan cakupan terendah ada di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara yaitu sebesar 4%. Untuk ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT2 + yaitu Imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak bumil (74%). Dari data yang ada, diketahui bahwa cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu mencapai 194% dan cakupan terendah ada di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu sebesar 4%, (lihat tabel 30). 32

43 Gambar : 4. 2 Sumber : Program KIA dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2015 d. Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 hasil pencapaian Fe cukup baik, capaian semua kabupaten di atas 80%, dari sebanyak ibu hamil. Yang mendapatkan tablet Fe1 yaitu sebanyak (93%). Berdasarkan data Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2015 cakupan Fe1 tetinggi adalah di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu sebesar 100%, dan yang terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu sebesar 94%. Sedangkan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 selama kehamilannya di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak bumil (88%). Cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Lebong yaitu sebesar 98% dan cakupan terendah adalah Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu sebesar 83%. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 32). 2. PELAYANAN BAYI DAN NEONATUS a. Penanganan Komplkasi Neonatal Neonatal dengan komplikasi disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh pelayanan kesehatan. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu, jumlah perkiraan komplikasi neonatal sebanyak dan ditangani sebanyak (63%). Kalau dirinci per Kab/Kota maka cakupan neonatal risti tertinggi ada di Kota Bengkulu yaitu sebesar 92%. Sedangkan persentase neonatal terendah ada di Kabupaten Seluma yaitu seberar 17%. Cakupan neonatal risti dan neonatal risti yang dirujuk dan ditangani selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 33). 33

44 b. Cakupan ASI Eksklusif Salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan balita adalah pemberian air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan zat makanan yang paling dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, selain itu ASI juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu bayi yang hanya mendapatkan Air Susu Ibu saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu Jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak (52%) dari bayi yang ada, dengan rincian (53%) bayi lakilaki dan (52%) bay i perempuan. Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tertinggi adalah Kabupaten Kaur sebesar 74% dan cakupan terendah ada di Kota Bengkulu yaitu sebesar 38%. Cakupan ASI eksklusif secara rinci dapat dilihat pada lampiran (tabel 39). Gambar : 4.3 Sumber : Program Gizi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Pelayanan Kesehatan Anak SD setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan mendeteksi kesehatan dan tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, dan pemeriksaaan anak sekolah dasar/sederajat, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota tercatat sebanyak murid SD/MI Kelas 1 setingkat, dan yang mendapat pelayanan kesehatan standar sebanyak siswa (95%). Berdasarkan jenis kelamin jumlah murid laki-laki yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak (95.1%) sedangkan murid perempuan sebnayak: (95,0%) yang mendapat pelayanan kesehatan. (Lihat Tabel 49). 34

45 4. PELAYANAN BALITA a. Balita Mendapat Vitamin A Bayi usia 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A satu kali dan anak umur bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun. Pada tahun 2015 di Provinsi Bengkulu Jumlah Bayi 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A sebesar (103%) dengan rincian (103%) balita laki-laki dan (102%) balita perempuan, dari bayi 6-11 bulan yang ada secara keseluruhan. Jumlah anak balita bulan yang mendapat Vitamin A sebanyak (86%) dengan rincian Laki-Laki (86%) dan Perempuan (85%) dari anak balita bulan yang ada, dan jumlah balita 6-59 bulan mendapat Vitamin A sebanyak (95%) dengan rincian (101%) Laki-laki dan (89%) dari balita 6-59 yang ada secara keseluruhan. Cakupan balita mendapatkan kapsul vitamin A per Kabupaten/Kota selengkapnya dapat kita lihat pada lampiran (tabel 44) dan gambar berikut: Gambar 4.4 Sumber : Program Gizi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun PELAYANAN KELUARGA BERENCANA Pada Tahun 2015, jumlah peserta KB aktif di Provinsi Bengkulu dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak (14%), dengan jenis alat kontrasepsi terbanyak adalah Implan (14%), dan IUD (5%). Dan KB Aktif dengan Metode Kontrasepsi Bukan Jangka Panjang (NON MKJP) sebanyak (79%) dengan jenis kontrasepsi terbanyak adalah Suntik yaitu (54%) dan PIL sebanyak (20%). Sedangkan peserta KB baru dengan Metode MKJP sebesar (15%) dengan jenis alat kontrasepsi terbanyak adalah Implan yaitu (11%) dan IUD sebanyak 635 (4%).Dan Peserta KB Baru NON MKJP sebesar (84%) dengan Jenis 35

46 kontrasepsi terbanyak adalah Suntik sebanyak (63%) dan PIL sebanyak (15%) Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel ; 34 ; 35. Gambar 4.5 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Provinsi Bengkulu PELAYANAN IMUNISASI a. Desa UCI Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu terdapat desa/kelurahan, dimana (90%) desa termasuk dalam desa/kelurahan UCI. Dari laporan yang masuk cakupan desa/kelurahan UCI tertinggi adalah Kabupaten Bengkulu Utara yaitu sebesar (95,%) dan yang terendah adalah Kota Bengkulu (82%), Rincian persentase desa/kelurahan UCI per Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 dapat kita lihat pada gambar berikut: Gambar 4.6 Sumber : Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit/ Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

47 b. Cakupan iminisasi dasar lengkap Bayi dikatakan mendapat imunisasi dasar lengkap adalah Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak, dengan formula jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di satu wilayah tertentu selama satu periode dibagi jumlah bayi yang ada diwilayah dan pada periode yang sama dikalikan 100%. Di Provinsi Bengkulu diketahui angka imunisasi dasar lengkap sebanyak (80%). Dengan rincian laki-laki sebanyak (83%) dan perempuan sebanyak (76%). Cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 115% dan yang terendah adalah Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu 4%. cakupan imunisasi secara keseluruhan per Kabupaten/Kota lihat pada lampiran (tabel 43). Gambar 4.7 Sumber : Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit/ Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun PENANGANAN KLB Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu Desa/Kelurahan dalam waktu tertentu. Selama tahun 2015, dari Desa/Kelurahan yang ada di Provinsi Bengkulu, terdapat sebanyak 15 Desa/Kelurahan yang terkena KLB. Jumlah penduduk yang terancam selama KLB sebanyak jiwa. Jumlah penderita karena KLB tersebut sebanyak 201 jiwa, dan yang meninggal sebanyak 6 orang. Sehingga dapat diketahui Attack Rate dalam KLB tersebut sebesar 0,4% dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 3,0%. Data mengenai kejadian KLB secara rinci dapat kita lihat pada lampiran (tabel 27 dan 28). 37

48 8. SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT LEVEL 1. Sarana Kesehatan dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Suppor)t + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi. Di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebanyak 19 unit Pelayanan Gawat Darurat Level 1, semua (100%) telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat. Cakupan sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan gawat darurat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 68). 9. CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu dan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. JPK terdiri dari : Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu (Jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan), Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN yaitu (Peserta JKN yang di biayai dari APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan), Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD yaitu (Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya), Pekerja Penerima Upah (PPU) yaitu: (Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah Pusat dan peserta itu sendiri, PPU terdiri dari PNS, TNI/POLRI, Eks JPK Jamsostek dan badan usaha baru), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri yaitu: (Peserta JKN yang iurannya di biayai oleh peserta itu sendiri, pesertanya terdiri dari masyarakat yang mampu membayar), Bukan Pekerja (BP) yaitu (Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran, penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya), Jamkesda yaitu Upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu), Asuransi Swasta yaitu (Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu 38

49 sendiri), Asuransi Perusahaan yaitu (Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri dan Perusahan tempat dia bekerja). Di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 jumlah jaminan kesehatan sebesar atau (55%) jiwa dari jiwa penduduk Provinsi Bengkulu. Cakupan masing-masing jenis JKN adalah: (19%), PBI APBN (18%), PBI APBD (2%), PPU (8%), PBPU Mandiri (4%), BP (0,3%), JAMKESDA (2%), Asuransi Swsata, (0,4%) dan Asuransi Perusahaan 571 (0,0%). Untuk melihat JPK masing masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 53 dan gambar berikut ini : Gambar 4.8 Sumber : Program PKD dan Profil kesehatan Kab/Kota tahun PELAYANAN KESEHATAN PRA USIA LANJUT DAN USIA LANJUT Jumlah usila (usia 60 tahun ke atas) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebanyak terdiri dari laki-laki orang dan perempuan orang, yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak dengan rincian laki-laki sebanyak orang (56%), perempuan sebanyak orang (66%). Cakupan tertinggi secara keseluruhan ada di Kabupaten Mukomuko sebesar (152%) dan cakupan terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan (5%). Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut secara lengkap dilihat pada lampiran (tabel 52). B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Akses dan mutu pelayanan kesehatan yang dijadikan sebagai hasil antara, sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil akhir dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar baik yang dilaksanakan di Puskesmas, Rumah Sakit maupun swasta termasuk dunia usaha. Adapun gambaran pencapaian hasil kegiatan untuk masing-masing jenis pelayanan diuraikan sebagai berikut : 39

50 1. Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap Pada tahun 2015 jumlah puskesmas yang ada di Provinsi Bengkulu sebanyak 180 puskemas, terdiri dari 45 Puskesmas perawatan dan 135 Puskesmas non perawatan. Dari data profil kesehatan Kab/kota jumlah rawat jalan di puskesmas sebesar , dengan rincian : laki-laki dan perempuan Untuk jumlah rawat inap puskesmas secara keseluruhan sebesar orang. Pada tahun yang sama jumlah rumah sakit yang ada sebanyak 20 Rumah Sakit, termasuk rumah sakit swasta dan rumah sakit TNI/Polri serta rumah sakit bergerak enggano ditambah rumah sakit jiwa. Jumlah rawat jalan rumah sakit sepanjang tahun 2015 sebesar dan jumlah rawat inap rumah sakit sebesar Cakupan kunjungan rawat jalan dan rawat inap secara keseluruha baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas di Provinsi Bengkulu sebesar 20%, dan rawat inap 6%. (secara rinci dapat di Lihat pada tabel 54) 2. Pelayanan Gangguan Jiwa Total kunjungan baik rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas, maupun sarana pelayanan kesehatan lain adalah sebanyak kunjungan. Dari total kunjungan itu dilaporkan sebanyak merupakan kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas dan kunjungan di Rumah Sakit, sehingga cakupan kunjungan gangguan jiwa di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 sebesar 1,1%. Rincian persentase rawat jalan, rawat inap dan kunjungan ganggaun jiwa dapat kita lihat pada (tabel 54). 3. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan dasar Untuk kebutuhan pelayanan kesehatan dasar paling tidak harus tersedia 135 jenis obat dan 9 jenis vaksin. Rincian jenis obat, kebutuhan dan ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar dapat dilihat pada (tabel 66). C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif. Indikator utama perilaku sehat yaitu rumah tangga ber-phbs dan Posyandu Purnama dan Mandiri. 1. Rumah Tangga Ber-PHBS Rumah tangga ber-phbs adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik 40

51 setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai rumah bukan dari tanah. Pada tahun 2015 jumlah rumah tangga yang ada sebanyak rumah tangga, dan yang dipantau sebanyak rumah (57%). Dari hasil pemeriksaan, jumlah rumah tangga yang ber- PHBS sebanyak rumah tangga (53%). (secara rinci dapat dilihat pada tabel 57). 2. Posyandu Aktif Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi) lebih dari 50% dan sudah ada program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%. Posyandu pratama adalah posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas, Posyandu madya adalah posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang, Posyandu purnama adalah posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan, Dan Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau 50% KK. Jumlah Posyandu di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 tercatat posyandu. Untuk tingkat kemandirian posyandu diperoleh gambaran, bahwa untuk Posyandu Pratama sebanyak 378 (20%), Posyandu Madya sebanyak 1055 (55%), Posyandu Purnama sebanyak 410 (22%) dan Posyandu Mandiri sebanyak 63 posyandu (3%). Dan Jumlah posyandu aktif (purnama+mandiri) sebanayk 613 (32%). Rincian cakupan posyandu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 69) dan gambar berikut: Gambar 4.9 Sumber : Promkes Provinsi dan Prosfil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

52 D. KEADAAN LINGKUNGAN Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal. Gambaran keadaan lingkungan dapat kita lihat dari beberapa indikator antara lain: 1. Rumah Sehat Untuk mewujudkan rumah sehat yang memungkinkan bagi penghuninya tinggal dan hidup dalam lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat sekitarnya, maka kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan pendataan, pemeriksaan, pengawasan, pembinaan serta mengarahkan semua kegiatan pembangunan baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat termasuk dunia usaha. Di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebanyak rumah, yang yang memenuhi syarat rumah (54%), yang belum memenuhi syarat sebanyak rumah (40%), dibina sebanyak rumah (78%), yang dibina memenuhi syarat sebanyak rumah (63%). Dari hasil pembinaan jumlah rumah sehat di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebanyak rumah (71%). Cakupan rumah sehat tertinggi di Kabupaten Lebong (148%) dan cakupan terendah di Kabupaten Kaur (8%). Rincian rumah sehat menurut Kabupaten/Kota selengkapnya dapat di lihat pada (tabel 58). Gambar 4.10 Sumber : Promkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

53 2. Air Bersih Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi, dan Penyelenggara air minum adalah Badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air. Tahun 2015 di Provinsi Bengkulu telah dilakukan pemeriksaan air bersih sebanyak 432 keluarga dari sebanyak Penyelenggara Air Minum dan yang memenuhi syarat sebanyak 293 (68%). Rincian akses keluarga terhadap air bersih selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 58-59) dan gambar berikut: Gambar 4.11 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Gambar Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

54 3. Sarana Sanitasi Layak Sanitasi Layak adalah fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit, dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah. Dari jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015, Akses terhadap fasilitas sanitasi layak yang digunakan adalah: Komunal sebanyak 4.981, Leher angsa Plengsengan dan Cemplung sebanyak Penduduk dengan akses sanitasi layak adalah (67%). Rincian Jumlah penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 61) dan gambar berikut: Gambar 4.12 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Desa yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar maka desa tersebut dapat dikategorikan Desa STBM. Desa yang peduduknya 100% mengakses jamban sehat maka desa tersebut dapat dikattakan Desa Stop BABS (SBS). Dari desa yang ada di Provinsi Bengkulu desa yang sudah melaksanakan STBM sebanyak 535 (35%), Desa Stop BABS sebanyak 225 (14%) dan Desa STBM sebanyak 215 (14%). 44

55 Gambar 4.13 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Di Provinsi Bengkulu, TUPM yang ada berjumlah TUPM, yang terdiri dari Sarana Pendidikan dengan rincian : SD 1.411, SLTP 405 SLTA 225, Sarana Kesehatan dengan rincian : Puskemas 180, Rumah Sakit 20 dan Sarana Umum (Hotel) dengan rincian : Hotel Bintang sebanyak 6 dan non Bintang 112. Yang memenuhi syarat : Sarana Pendidikan yaitu : SD sebanyak (85%), SLTP 337 (83%), SLTA 184 (82%), Sarana Kesehatan dengan rincian: Puskesmas 180 (100%), Rumah Sakit Umum 20 (100%), dan Sarana Umum (Hotel) dengan Rincian : Hotel Bintang 6 (100%) dan Non Bintang sebanyak 93 (83%). selengkapnya dapat dilihat pada (lihat tabel 63). Gambar 4.14 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

56 6. Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. TPM yang terdaftar yang tercatat diwilayah kerja puskesmas atau kantor kesehatan pelabuhan dan didukung dengan aspek legal hukum baik yang memenuhi persyaratan maupun yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi usaha atau kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilaksanakan oleh badan hukum atau perorangan. Setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunannya yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi masyarakat umum ditempat usahanya. Usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Salah satu jenis usaha jasa makanan yang lokasinya berada di lingkungan institusi dan sebagaian besar konsumennya adalah masyarakat di institusi tersebut, seperti kantin sekolah, kantin yang berada di kantor dll. Usaha makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan/atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah makan/restoran, dan hotel. TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikan laik higiene sanitasi. Secara lengkap jenis pengelolaan makanan yang dibina dapat dilihat pada tabel Gambar 4.15 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

57 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan diantaranya puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. a. Puskesmas Jumlah Puskesmas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 tidak mengalami penambahan, yaitu sebanyak 180 puskesmas. Terdiri dari 45 puskesmas perawatan dan 135 puskesmas non perawatan. Bila mengacu pada konsep wilayah kerja puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata adalah jiwa penduduk, di Provinsi Bengkulu pada tujuh tahun terakahir jumlah rata-rata atau rasio puskesmas per jiwa penduduk, tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 3 puskesmas per penduduk, artinya selama tujuh tahun terakhir, pada tahun 2008, hingga tahun 2015, jiwa penduduk Provinsi Bengkulu sudah dapat dilayani 3 Puskesmas atau 1 puskesmas sudah dapat mellayani jiwa penduduk, dengan demikian di Provinsi Bengkulu saat ini masalah sarana puskesmas sudah tercukupi. Gambaran Jumlah Puskesmas pada tahun 2004 s.d 2015 serta jumlah puskesmas per Kabupaten/Kota pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 5 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Prov. Bengkulu tahun

58 Gambar : 5.2 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015 Untuk jumlah puskesmas pembantu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 belum mengalami penambahan masih berjumlah 469 pustu sama dengan tahun sebelumnya. Dengan Rasio 1 pustu per jiwa penduduk. Berdasarkan konsep wilayah kerja puskesmas pembantu, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh 1 unit puskesmas pembantu adalah rata-rata penduduk, maka di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015, rata-rata puskesmas pembantu per penduduk yaitu 1 unit Puskesmas Pembantu per jiwa penduduk. Artinya penduduk sudah dilayani 1 unit Puskesmas Pembantu, ini berarti di Provinsi Bengkulu jumlah puskesmas pembantu sudah sesuai dengan konsep wilayah kerja yang ditentukan. Gambaran jumlah puskesmas pembantu di Provinsi Bengkulu dirinci per Kabupaten/Kota pada tahun 2015 adalah sebagai gambar berikut: Gambar : 5.3 Sumber : Profil KesehatanKKabupaten/Kota Tahun

59 Dengan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 464 unit dan puskesmas sebanyak 180 unit, maka Rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 adalah rata-rata 3 artinya setiap puskesmas rata-rata di dukung oleh 3 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. b. Rumah Sakit Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu sampai dengan tahun 2015 sebanyak 20 unit, Rumah Sakit Pemerintah sebanyak 13 unit (RSUD M. Yunus Bengkulu, RSUD Manna, RSUD Curup, RSUD Argamakmur, RS Terapung Enggano, RSUD, RSUD Kaur, RSUD Seluma, RSUD Mukomuko, RSUD Lebong, RSUD Kepahiang, RSUD Bengkulu Tengah, RSUD Kota Bengkulu dan RSJ&KO Soeprapto, 1 Rumah Sakit Bhayangkara, 2 Rumah Sakit DKT (Kota Bengkulu dan Curup), dan 3 Rumah Sakit Swasta (RS Raflesia, RS Tiara Sella dan Caritas dan RS Ummi). Cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan digambarkan pada persentase pemakaian tempat tidur yaitu: jumlah hari perawatan rumah sakit perperjumlah tempat tidur X jumlah hari dalam 1 tahun X 100% disebut BOR (Bed Occupancy Rate), Frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur disebut BTO (Bed Turn Over) yaitu : Jumlah pasien keluar (hidup/mati)/jumlah tempat tidur, Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya disebut TOI (Turn Over Interva) yaitu : (Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalm setahun) dikurangi Jumlah hari perawatan/jumlah pasien keluar (hidup + mati), Rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien ALOS (Average Length of Stay) yaitu : Lama dirawat/jumlah Pasien Keluar (hidup + Mati). Pada tahun 2015 berdasarkan data yang ada, persentase pemakaian tempat tidur (BOR) seluruh rumah sakit di Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2015 adalah 40% Pasien. Hari dalam 1 tahun X 100% disebut BOR (Bed Occpancy Rate) sedagkan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode BTO adalah 43, rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya TOI adalah 5, dan rata-rata lama rawat (dalam satuan hari) seorang pasien ALOS adalah 3. Angka kematian pasien dirumah sakit (angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar) atau GDR (Gross Death Rate) adalah 2,3% per 1000 pasien keluar (hidup+mati) dan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar atau NDR (Net Death Rate) sebesar 1,3% pasien keluar (hidup + mati). Lihat table

60 B. TENAGA KESEHATAN a. Ketersediaan Tenaga Kesehatan Data tenaga kesehatan yang disajikan terdiri dari tenaga medis (Dokter umum, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis), perawat & bidan (termasuk lulusan DIII dan S1), farmasi (Apoteker, Asisten Apoteker), gizi (Lulusan D-I, D-III Gizi (SPAG dan AKZI dan D-IV), teknisi medis (Analis, ATEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi), sanitasi (Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan) dan kesehatan masyarakat (SKM),dll. Persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada gambar berikut: Gambar : 5.4 Sumber : Seksi Diklat Dinkes Prov. Bengkulu Tahun 2015 Rasio Tenaga Kesehatan per penduduk adalah Nakes yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain di suatu wilayah per penduduk. Apabila mengacu pada Kepmenkes No.1202 Th 2003 standar Indonesia Sehat, rasio dokter dengan jumlah penduduk adalah 1 banding orang ( 40 dokter untuk 100 ribu penduduk). Jumlah Dokter di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 ada 529 orang (29 dokter per.100 ribu penduduk),. Sehingga dapat diasumsikan jumlah dokter di Bengkulu untuk melayani jiwa dibutuhkan sekitar 720 dokter maka dengan demikian menurut perhitungan metode ratio Provinsi Bengkulu masih mengalami kekurangan sekitar 191 dokter. Secara keseluruhan Rasio tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2015 sebesar 464 per penduduk. Ini berarti bahwa setiap penduduk dilayani oleh sekitar 464 tenaga kesehatan. Rasio untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan per penduduk dapat dilihat pada gambar berikut: 50

61 Gambar : 5.5 Sumber : Seksi Diklat Dinkes Prov. Bengkulu Tahun 2015 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rasio tenaga kesehatan terbesar adalah rasio tenaga bidan yaitu sebesar 309 per penduduk, dan tenaga Perawat 177 per penduduk, dan rasio yang paling kecil adalah rasio dokter spesilais yaitu sebesar 0,2 per penduduk. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja, sebagian besar tersebar di Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) yaitu sebesar 60%, di Rumah sakit sebesar (31%), Klnik di Dinas Kesehatan Kab/Kota 8%, di Institusi sarana kesehatan lain 1% dan Klinik di Institusi Diklat/Diknakes 0%. Proporsi persebaran tenaga kesehatan berdasarkan unit kerja dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar ; 5.6 Sumber : Seksi Diklat Dinkes Prov. Bengkulu Tahun

TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)

TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan INPUT DATA Seksi Kesehatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Sekretaris Tini Kartini, SKM (Seksi Litbangkes & Infokes) Tim Perumus/Desk. Editing

TIM PENYUSUN. Sekretaris Tini Kartini, SKM (Seksi Litbangkes & Infokes) Tim Perumus/Desk. Editing i TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan Ketua Syamsir, S.Sos (

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Ketua Candra, S.Sos ( Seksi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 dapat diterbitkan untuk merespon

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2013 dapat diselesaikan. Profil

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 200 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 63 Desa/Kel Tabel

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2015 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat Profil Kesehatan Kabupaten BatangTahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN DRAFT ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2014 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / KODE WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA DESA + PENDUDUK (km

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci