TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)"

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan INPUT DATA Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, Seksi Gizi,Seksi Promkes,Seksi PKD, Seksi Farmasi, Seksi Rujukan dan Laboratorium, Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Seksi Penanggulangan Penyakit, Seksi Penyehatan Lingkungan, Seksi Diklat dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan, Seksi Regdit Sarana dan Prasarana Kesehatan, Ka.Sub.Bag.Perencanaan, Ka.Sub.Bag.Kepegawaian, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara, Dinas Kesehatan Kabupaten Kaur, Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, serta lintas Sektor Terkait Editing Candra, S.Sos Syamsir, Amk,S.Sos Tini Kartini, SKM Aleka Zulpikar, SKM Yeni Puspita, SKM, MKM Yesi Meydiasari, SKM Teni Harti, A.Md Buku ini diterbitkan oleh : Seksi Penelitian dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Jl. Indra Giri No. 02 Padang Harapan Bengkulu Telpon : , Fax no : , Web: dinkes.bengkuluprov.go.id ii

3 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2014 ini, merupakan kegiatan rutin tahunan yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. Penerbitan profil ini berkaitan dengan upaya Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dalam rangka menyediakan data yang lengkap dan terpadu bagi berbagai keperluan monitoring, evaluasi, serta perencanaan pembangunan dibidang kesehatan. Data yang disajikan dalam publikasi ini umumnya adalah data sekunder yang diturunkan dari berbagai kegiatan administrasi UPT Kesehatan, serta dilengkapi dengan data yang tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang dihimpun melalui pengumpulan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dari data yang tersedia dilakukan analisis sederhana yang disajikan, dalam bentuk grafik-grafik. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna data dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pembangunan yang telah dilakukan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu juga merupakan bagian dari sistem Kesehatan Nasional, dimana Profil ini merupakan sarana untuk mengevaluasi hasil kinerja penyelenggaraan standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Penyusunan yang diterbitkan tahun 2015 ini bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu, dan sumbersumber lain yang bisa dipertanggung jawabkan. Indikator yang tercantum dalam profil ini merupakan gabungan dari Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Indikator tersebut digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu; (1) Indikator Derajat Kesehatan sebagai hasil akhir, yang terdiri dari indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan status Gizi. (2) Indikator Upaya Kesehatan, yang terdiri atas indikator : Pelayanan Kesehatan, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Masyarakat, Keadaan lingkungan, (3) Indikator Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri atas indikator Tenaga Kesehatan, Sarana Kesehatan, dan Pembiayaan Kesehatan. Kepada Tim Penyusun serta para pejabat pengelola data dan informasi kesehatan di daerah, saya menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih atas tersusunnya Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2014 ini. Sebagaimana profil kesehatan tahun-tahun yang lalu, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu tahu 2014 ini juga masih menyimpan banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam kata pengantar ini saya menyampaikan kepada para pembaca, agar dapat memberikan saran dan masukan guna peningkatan kualitas profil kesehatan ini dimasa mendatang. Bengkulu, Mei 2015 iii

4 iv

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL I Ii Iii V BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Sistematika 3 BAB II GAMBARAN UMUM 4 A. Letak Geografi dan Pemerintahan 4 B. Keadaan Penduduk 10 C. Produc Domestik Regional Bruto (PRDB) 13 D. Tingkat Pendidikan 15 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 16 A. Angka Kematian 16 B. Angka Kesakitan 20 C. Status Gizi 32 D. Angka Harapan Hidup 35 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 36 A. Pelayanan Kesehatan 36 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 45 C. Perilaku Hidup Masyarakat 46 D. Kedadaan Lingkungan 48 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 53 A. Sarana Kesehatan 53 B. Tenaga Kesehatan 56 C. Pembiayaan Kesehatan 58 BAB VI KESIMPULAN 59 PENUTUP 61 LAMPIRAN v

6 DAFTAR GAMBAR No. Judul Gambar Halaman Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Periode tahun Persentase sebaran penduduk Provinsi Bengkulu tahunn Komposisi Penduduk Provinsi Bengkulu Menurut Kelompok Umur Tahun Pertumbuhan PRDB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan tahun Persentase Penduduk 10 tahun Keatas Provinsi Bengkulu Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun Angka Kematian Bayi Provinsi Bengkulu Tahun Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup menurut Jenis Kelamin di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Angka Kematian Balita menurut jenis kelamin Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2014 Angka Kematian Balita periode tahun di Provinsi Bengkkulu tahun Angka kematian ibu per kurun waktu Penyakit Terbanyak Menurut Puskesmas di Provinsi Bengkulu tahun Kasus AFP (Non Polio) per penduduk < 15 tahun menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu kurun waktu Persentase Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun Succes Rate (SR) TB di Provinsi Bengkulu Menurut Kabupaten/Kota tahun Angka Pengobatan Lengkap (Comlete Rate) TB Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Jumlah Kasus HIV,AIDS dan SYPHILIS Di Provinsi Bengkulu Tahun 2004 s/d 2014 Persentase Diare yang ditangani menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Kecendrungan angka kesakitan Diare per 1000 penduduk di Provinsi Bengkulu kurun waktu Kasus DBD di Provinsi Bengkulu Kurun Waktu Angka kesakitan malaria (API) Provinsi Bengkulu Tahun Situasi kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) menurut Kab/Kota di Provinsi Bnegkulu tahun 2014 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Kabupaten/Kota vi

7 Tahun Persentase Staus Gizi D/S menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu periode tahun Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun Cakupan TT Pada Ibu Hamil di Provinsi Bengkulu tahun Jumlah Bayi yang diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin di provinsi Bengkulu tahun Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A 2X Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Jenis Kontrasepsi Yang digunakan Peserta KB Aktif di Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Jenis Kontrasepsi Yang digunakan Peserta KB Baru di Provinsi Bnegkuilu tahun Gambaran UCI Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Cakupan imunisasi dasar lengkap menurut Kab/Kota di Provinsi 42 Bengkulu tahun Jumlah Jaminan Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Posyandu Aktif Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Rumah Sehat Provinsi Bengkulu Tahun Saran akses berkelanjutan terhadap Air Minum Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap Air Minum Layak menurut Kab/Kota di Provinsi Bengkulu tahun persentase penduduk pengguna saran akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak di Provinsi Bengkulu Tahun Persentase Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Provinsi Bengkulu tahun Persentase Tempat Umum memenuhi syarat kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 Pengelolaan Tempat Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi di Provinsi Bengkulu tahun Perkembangan Puskesmas di Provinsi Bengkulu kurun waktu tahun Rasio Puskesmas Terhadap Penduduk di Bengkulu tahun Jumlah Puskesmas Prwt dan non Prwt di Provinsi Bengkulu tahun 2014 menurut Kab/Kota Jumlah Puskesmas Pembantu di Provinsi Bengkulu Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Menurut Jenisnya Tahun Rasio Tenaga Kesehatan per Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun Persentase sebaran Tenaga Kesehatan di unit kerja kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun vii

8 Tabel 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 15 KASUS KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN,KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 17 P ERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Lanjutan Tabel 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, viii DAFTAR TABEL Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN. Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR Tabel 3 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN Tabel 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMINKECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK Tabel 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS.

9 KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN & PUSKESMAS. Tabel 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB). Tabel 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGAN I<24 JAM. Tabel 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL,PERSALINAN DITOLONG TENAGAKESEHATAN,DAN PELAYAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS Tabel 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONAT MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS. Tabel 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI Tabel 42 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB3/DPT-HB-Hib3, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 45 JUMLAH ANAK 0 23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD DAN ix

10 SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURU JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN Tabel 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP,DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DISARANA PELAYANAN KESEHATAN. Tabel55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tabel 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT Tabel 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (BER- PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN. Tabel 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT. Tabel 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS. Tabel 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI. Tabel 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK Tabel 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN Tabel 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN Tabel 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I. Tabel 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS. Tabel 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN. Tabel 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN Tabel 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN Tabel 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN. Tabel 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN. Tabel 77 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DIFASILITAS KESEHATAN Tabe 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN Tabel 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA x

11 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang sitinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan beberapa upaya, mulai promotive, preventive, sampai pada curative dan rehabilitative. Dalam upaya-uapaya tersebut tentunya tidak terlepas dari perencanaan yang baik dan dalam menyusun perencanaan tentunya harus didukung oleh data yang lengkap dan valid. Data-data kesehatan, mulai dari data fasilitas, ketenagaan sampai capaian hasil program terangkum dalam Profil Kesehatan yang bersumber dari seluruh unit-unit kesehatan yang ada di wilayah provinsi yang diterbitkan setiap tahun. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini merupakan gambaran tentang situasi kesehatan di Provinsi Bengkulu sepanjang tahun Muatan data yang terdapat dalam Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini adalah data kesehatan dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, ekonomi, pendidikan dan keluarga berencana. Data yang disajikan dalam publikasi ini umumnya adalah data sekunder yang diturunkan dari berbagai kegiatan administrasi UPT Kesehatan, serta dilengkapi dengan data yang tersedia di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, yang dihimpun melalui pengumpulan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kab/Kota. Publikasi ini dilengkapi dengan analisis sederhana dari data sekunder dan data primer yang disajikan, berikut grafik-grafik sederhana. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna data dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pembangunan yang telah dilakukan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu. Profil Kesehatan Provinsi merupakan sarana penyedia data dan informasi dalam rangka mendukung manajemen kesehatan, juga digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan di Kabupaten/Kota. Dimana sebagian besar masyarakat. Provinsi Bengkulu masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan walau dalam skala minimal. Banyak hal yang menjadi 1

12 penyebabnya, yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor non teknis seperti : geografi, ekonomi dan sosial. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu juga merupakan bagian dari Profil Kesehatan Indonesia. Kita ketahui bahwa sekarang Profil Kesehatan Indonesia selalu mengalami perubahan, oleh sebab itu juga, Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu mengalami berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi maupun dalam bentuk fisiknya. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu dibentuk dalam satu buku yang berisi tentang analisis dan Lampiran serta tabel-tabel. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Tujuan disusunnya buku Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini adalah memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh disetiap tingkat administrasi dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. 2. Tujuan Khusus 1. Tersedianya Data dan Informasi tentang keadaan umum Provinsi Bengkulu yang meliputi situasi geografi, demografi serta keadaan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, upaya kesehatan, dan status kesehatan masyarakat. 2. Tersedianya data dan informasi kesehatan tentang pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan. 3. Tersedianya data dan informasi tentang jumlah dan kondisi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. 4. Tersedianya data dan informasi tentang jumlah dan jenis sumber daya manusia bidang kesehatan yang dibutuhkan dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan. 2

13 1. Jadwal Tentaive Penyusunan Profil Kesehatan NO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUNI 1 Pengumpulan Data dari Puskesmas,Rumah Sakit dan Instansi Terkait. (Kab/Kota) 2 Kompilasi/Kompirmasi dan data entry serta pemutakhiran data. (Kab/Kota) 3 Pengolahan, analisis dan penulisan serta pembahasan Draft awal (Kab/Kota) 4 Finalisasi, Penggandaan/Pencetakan (Kab/Kota) 5 Dstribusi, ke Bupati, DPRD, Dinas Kesehatan Provinsi. (Kab/Kota) 6 Pengolahan di Tingkat Provinsi. C. SISTEMATIKA Sistematika ini sama halnya seperti profil tahun sebelumnya yaitu ; 1. Bab I Pendahuluan, berisi tentang maksud dan tujuan penerbitan Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu dan sistematika penyajian. 2. Bab II Gambaran Umum, berisikan tentang gambaran umum Provinsi Bengkulu, yang meliputi letak geografis dan informasi umum lainnya yang berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat serta faktor lain, seperti kependudukan, ekonomi, dan pendidikan. 3. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Berisikan tentang pencapaian programprogram pokok pembangunan kesehatan tahun Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisikan tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian program-program pokok pembangunan kesehatan tahun Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan, Bab ini berisikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. 6. Bab VI Kesimpulan. Bab ini berisikan tentang Kendala dan keberhasilan pencapaian Bengkulu sepanjang tahun 2014 dan SPM Bidang Kesehatan tahun

14 BAB II GAMBARAN UMUM A. LETAK GEOGRAFIS DAN PEMERINTAHAN 1. Letak Geografis Provinsi Bengkulu secara geografis terletak di sepanjang pantai barat sumatra lebih kurang 525 Km dari gugusan pulau Enggano yang berada lebih kurang 90 mil laut di lautan hindia sebelah selatan Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu dengan luas wilayah : ,69 km2 (laut : ,54 km2 dan darat : ,70 km2 (Sumber : Bakosurtanal) dan secara geografis terletak diantara 2 o 16 3 o 31 Lintang Selatan dan 101 o o 41 Bujur Timur, dengan suhu udara relatif sama dengan daerah-daerah kota pinggiran pantai lainnya di Indonesia. Suhu udara maximum berkisar o C sedangkan suhu udara minimum berkisar antara o C, Letak Provinsi Bengkulu sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, disebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Provinsi Lampung, disebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bengkulu terletak disepanjang kaki bukit barisan dan diatas tiga lempeng dan satu patahan, yang kerap mengalami gempa bumi, disamping gempa vulkanik juga gempa tektonik yang dapat dirasakan hampir diseluruh wilayah Bengkulu hingga pedesaan. Gambar Peta Provinsi Bengkulu 4

15 2. Pemerintahan Secara historis, daerah Bengkulu pernah berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, Belanda, dan Jepang (dari tahun 1685 sampai tahun 1945). Secara resmi, setelah Indonesia merdeka, Keresidenan Bengkulu dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Oktober Pada masa kolonial Belanda sampai tahun 1942, Keresidenan Bengkulu terdiri dari daerah-daerah yang saat ini merupakan bagian dari Provinsi Bengkulu ditambah dengan daerah-daerah Krui, Tanjung Sakti, dan Muara Sindang. Akan tetapi, pada masa pendudukan Jepang dan pada masa Revolusi fisik, daerah-daerah Krui, Tanjung Sakti, dan Muara Sindang tersebut dimasukkan kedalam Keresidenan Palembang dan Lampung. Perkembangan administrasi di bengkulu secara ringkas adalah sebagai berikut, 1. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi Keresidenan. 2. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi dengan hak mengatur rumahtangga sendiri dan pada waktu itu terdapat pula sistem K.N.I. Keresidenan. 3. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi dengan hak mengatur rumahtangga sendiri dan pada waktu itu K.N.I. Keresidenan menjadi DPR Keresidenan. 4. Tahun , daerah Bengkulu merupakan daerah administrasi lagi, sedangkan DPR Keresidenan dibubarkan. 5. Tahun 1968, daerah Bengkulu menjadi provinsi otonom yang berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Gubernur Provinsi Bengkulu terbentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 yang direalisasikan dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun Perjalanan sejarah Bengkulu menjadi sebuah provinsi yang otonom dapat dibagi menjadi tujuh periode. Periode I, sebelum tahun 1685, di bawah pengaruh atau mengadakan kontak dagang dengan Kesultanan Banten. Periode II, tahun , di bawah kekuasaan pemerintahan Inggris sebagai daerah jajahan. Periode III, tahun , di bawah kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda sebagai daerah jajahan. Periode IV, tahun , di bawah kekuasaan Jepang. Periode V, tahun , menjadi bagian dari Provinsi Sumatera. Periode VI, tahun , menjadi bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Periode VII, melepaskan diri dari Provinsi Sumatera Selatan dan menjadi Provinsi Bengkulu. 5

16 Wilayah Provinsi Bengkulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 tersebut meliputi wilayah bekas Keresidenan Bengkulu dengan luas wilayahnya km2, terdiri dari empat Daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya Bengkulu yang terdiri dari dua kecamatan, Kabupaten Bengkulu Utara (ibukota Argamakmur) yang terdiri dari 13 kecamatan, Kabupaten Bengkulu Selatan (ibukota Manna) yang terdiri dari 11 kecamatan, dan Kabupaten Rejang Lebong (ibukota Curup) yang terdiri dari 10 kecamatan. Wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat dibagi lagi ke dalam marga dipimpin oleh seorang pasirah dan pasar yang dipimpin oleh datuk. Seiring dengan semangat otonomi daerah, Provinsi Bengkulu dengan ibukota Bengkulu, hingga sekarang Provinsi Bengkulu telah terjadi pemekaran wilayah Kab/Kota dari 3 Kabupaten dan 1 kota menjadi 9 Kabupaten, 1 Kota, 124 kecamatan dan 1345 desa serta 176 kelurahan. Secara rinci dapat kita lihat tabel berikut : NO Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan dan Desa Dirinci Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 KABUPATEN/KOTA LUAS WILAYAH JUMLAH KECAM ATAN (km 2 ) DESA 1701 BENGKULU SELATAN 1, REJANG LEBONG 1, BENGKULU UTARA 4, KAUR 2, SELUMA 2, MUKOMUKO 4, LEBONG 1, KEPAHIANG BENGKULU TENGAH 1, KOTA BENGKULU JUMLAH PROVINSI 19, , , Sumber :Profil Kesehatan Kab/Kota tahun KELUR AHAN DESA+ KEL. 6

17 VISI DAN MISI PEMERINTAH A. VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT BENGKULU YANG MAJU DAN SEJAHTERA Visi Pembangunan Provinsi Bengkulu tersebut diatas mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu dalam lima tahun kedepan terus meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Variabel sejahtera dimana dengan indikasi terus meningkatnya angka pendapatan perkapita serta terus menurunnya kemiskinan dan angka pengangguran. Dari visi tersebut lebih lanjut dituangkan empat misi yang akan memayungi arah kebijakan dan program pembangunan daerah. B. MISI Mewujudkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dan mitigasi bencana dalam rangka menunjang daya saing perekonomian daerah Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan ankutabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN A. VISI : MASYARAKT SEHAT YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA B. MISI : Meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat Meninkatkan ketersediaan dan sumber daya kesehatan Menciptakan pengelolaan program yang profesional dan akuntabel 7

18 TUJUAN DINAS KESEHATA Terselenggaranya pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang setinggitingginya. Nilai-nilai PRO RAKYAT Dalam raangka menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk masyarakatprovinsi Bengkulu. INKLUSIF Demi keberhasilan pembangunan kesehatan,seluruh komponen masyarakat yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakt, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakt akar rumput harus berpartisipasi aktrif. Karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilakukan oleh instansi kesehatan saja. RESPONSIF Setiap daerah memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda dengan daerah lainnya tergantung kondisi alam, sosial budaya dan kondisi geografis dan faktorfaktor lainnya. Dinas Kesehatan akan respon dengan perbedaan tersebut dalm mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda yang memerlukan penanganan yang berbeda pula. EFEKTIF Program pembangunan kesehatn di Provinsi Bengkulu haruslah mencapai hasil yang signifikan sesuai target dan selalu bersifat efisien. BERSIH Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Bengkulu harus bebas dari KKN, transparan dan akuntabel. 8

19 SASARAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dengan : a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 menjadi 72 tahun b. Menurunnya angka kematian ibu dari 228 menjadi 118 per KH c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per.1000 KH d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per.1000 KH e. Menurunnya prvalensi anak balita yang pendek (stunting) dari 36,8% menjadi kurang dari 32%. f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan K4) sebesar 90%. g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100% 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dengan : a. Menurunnya prevalensi Tubercolosis dari 231 menjadi 90 per penduduk. b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index- <API> ) dari 2 menjadi 1 per.1000 penduduk. c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa sebesar < 5% d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia bulan 80% bulan menjadi 80%. e. Persentase desa yang menjadi UCI dari 80% menjadi 100%. f. Menurunnya angka kesakita DBD. g. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, separuh dari tahun h. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk terutama penduduk miskin. i. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 35 % menjadi 57%. j. Terpenuhinnya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). k. Seluruh Kbupaten/Kota melaksanakan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P3TM). l. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). 9

20 B. KEADAAN PENDUDUK 1. Pertumbuhan Penduduk Uraian tentang kependudukan berikut ini diambil dari Proyeksi yang dilakukan oleh BPS Pusat dan di koordinasikan dengan pihak BPS Provinsi Bengkulu tahun Berdasarkan proyeksi penduduk badan pusat statistic Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebesar 1,844,800 jiwa. Bila dibandingkan dengan penduduk Provinsi lainnya di pulau Sumatera, maka jumlah penduduk Provinsi Bengkulu tergolong rendah. Berdasarkan hasil penghitungan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 hanya sebesar 0.90%,. Dilihat dari perkembangan jumlahnya (kuantitas), perkembangan jumlah penduduk Provinsi Bengkulu pada kurun waktu tergolong lambat. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, pada tahun 2004 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu sebanyak jiwa, pada tahun 2014 jumlah penduduk Provinsi Bengkulu baru mencapai 1,844,800 juta jiwa. Laju perkembangan Penduduk Provinsi Bengkulu pada periode sebesar 6,17% saja. Perkembangan jumlah penduduk Provinsi Bengkulu dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2014 adalah seperti tabel berikut: Gambar 2.1 Sumber : Profil Kes.Kab/Kota tahun 2014, Proyeksi Pddk dan Bengkulu Dalam Angka (BPS) 2. Persebaran Penduduk Penyebaran penduduk di Provinsi Bengkulu ditinjau menurut Kabupaten dan kota relatif tidak merata. Sejak 2004 penduduk Provinsi Bengkulu lebih banyak terdapat di Kota Bengkulu dan Bengkulu Utara serta Rejang Lebong, Proporsi penduduk Provinsi Bengkulu yang berdiam di ketiga daerah ini pada tahun 2014 mencapai 47% dengan rincian 18% terdapat di Kota Bengkulu, 15% terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara dan 14% di Kabupaten Rejang Lebong. 10

21 Daerah Kabupaten dan Kota lainnya yang tergolong banyak penduduknya di Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Seluma. Pada tahun 2014 proporsi penduduk Provinsi Bengkulu yang bermukim di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 10 % dan selebihnya berdiam di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Selatan, Kepahiang, Kaur, Bengkulu Tengah dan Lebong berkisar antara 5-9 persen. Gambaran sebaran penduduk per Kabupaten/Kota tahun 2014 di Provinsi Bengkulu adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Sumber : Proyeksi Pddk Badan Pusat Statistik Dapat kita lihat pada gambar diatas bahwa Kota Bengkulu merupakan yang tertinggi sebaran penduduknya (18,31%), diikuti Kabupaten Bengkulu Utara (15,02 %) dan Kabupaten Rejang Lebong (14,31%). Sedangkan kabupaten yang terendah jumlah penduduknya adalah Kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah dengan sebaran penduduk sebanyak 5,81%. Dari jumlah penduduk Provinsi Bengkulu Keseluruhan. Lebih condongnya penduduk Provinsi Bengkulu untuk berdomisili di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara tampaknya berhubungan erat dengan semakin pentingnya peranan kedua daerah ini dalam kegiatan perekonomian di Provinsi Bengkulu. Peranan Kabupaten Bengkulu Utara semakin penting kerena daerah ini merupakan salah satu daerah pusat pengembangan agro bisnis dan perkebunan besar di Provinsi Bengkulu. Dengan demikian kabupaten Bengkulu Utara menjadi daerah tujuan utama para migran baik yang berasal dari daerah dalam provinsi bengkulu maupun dari provinsi lainnya sebagai tempat mencari pekerjaan menjadi buruh tani perkebunan seperti : perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan lain sebagainya. 11

22 Sementara itu, peranan Kota Bengkulu semakin penting karena selain pusat kegiatan administrasi pemerintah Provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu juga sebagai pusat kegiatan ekonomi (perdagangan) dan pusat pendidikan di Provinsi Bengkulu. Sebagai pusat pendidikan, Kota Bengkulu menjadi daerah tujuan penduduk kabupaten untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk rata-rata di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 mengalami peningkatan sedikit yaitu 93 jiwa/km 2. Dimana tingkat kepadatan penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2013 adalah 92 jiwa/km². Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kota Bengkulu dengan kepadatan 2287 jiwa/km² dan terendah di Provinsi Bengkulu dengan kepadatan 41 jiwa/km² adalah Kabupaten Mukomuko. Jumlah penduduk dan Kepadatan penduduk per Kabupaten/Kota selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 1). Komposisi penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2014 menurut kelompok umur dapat kita lihat pada piramida penduduk berikut: Gambar 2.3 Sumber : Proyeksi Penduduk Badan Pusat Statistik Dari gambar diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang terbanyak menurut kelompok umur, adalah kelompok umur 0 4 tahun. 12

23 3. Sex Ratio, Dari penduduk Provinsi Bengkulu ternyata sex ratio perempuan dan laki-laki sebanding, dimana jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih besar yaitu jiwa (51%) dan jumlah penduduk perempuan sebesar 903,700 jiwa (49%). Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2014 adalah 104,14%. Ini menunjukan bahwa jumlah perempuan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 hampir sebanding dengan jumlah penduduk laki-laki. untuk lebih jelas dapat dilihat dilampiran (tabel 2). 4. Dependency Ratio, Angka beban tanggungan (dependency ratio) merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dengan banyaknya orang yang termasuk dalam usia produktif (umur tahun). Makin tinggi angka rasio beban tanggungan berarti makin sedikit penduduk yang termasuk usia produktif dan semakin besar beban yang harus ditanggung untuk membiayai kelompok usia yang tidak produktif. Melihat komposisi penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2014 menurut kelompok umur, menunjukan bahwa kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebesar jiwa (66%), kemudian penduduk yang termasuk beban tanggungan: berusia muda (0-14 tahun) sebesar (30%) dan yang berusia tua (>= 65 tahun) sebesar (4%) maka dengan demikiana beban tanggungan (Depedency Ratio) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar (53%) jiwa. Artinya tiap 100 jiwa penduduk yang produktif harus menanggung ± 50 jiwa penduduk yang tidak produktif, atau 1 jiwa harus menanggung beban sebanyak 2 orang beban tanggungan.(lihat tabel 2). C. PRODUC DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2011 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah mencapai 21,15 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 8,87 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, PDRB Provinsi Bengkulu tahun

24 atas harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 13,41 persen, sedangkan PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2011 atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan sebesar 6,40 persen. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun 2011 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 8,43 triliun rupiah dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,90 persen. Kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai nominal atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 3,96 triliun rupiah dengan peran sebesar 18,74 persen. Pada tahun 2011 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 12,14 juta rupiah, sementara itu nilai nyata pendapatan perkapita pertahun penduduk Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 5,1 juta rupiah. Bila dilihat dari sisi penggunaan, pada tahun 2011 PDRB Provinsi Bengkulu sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi yakni sebesar 77,38 persen, dimana 78,1 persen diantaranya merupakan konsumsi rumah tangga, 20,68 persen konsumsi pemerintah dan 1,22 persen merupakan konsumsi lembaga nirlaba. Hal ini menandakan masyarakat Provinsi Bengkulu masih mengutamakan konsumsi daripada investasi maupun tabungan terbukti pada pembentukan modal tetap bruto peranannya dalam PDRB hanya sebesar 10,84 persen. Sedangkan ekspor memiliki peran 33,92 persen, impor memiliki peran 13,8 persen dan perubahan stok memiliki peran sebesar 9,84 persen dari total PDRB.. (Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2012) Gambar : 2.4 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (Bengkuu Dalam Angka 2012) 14

25 D. TINGKAT PENDIDIKAN Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf pada penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 penduduk 10 tahun ke atas terlapor sebanak yang melek huruf berjumlah laki-laki sebesar (50,51%) dan perempuan sebesar (49,49%) dari jumlah penduduk Provinsi Bengkulu usia 10 keatas. Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas dengan melek huruf menurut Kabupaten/Kota tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran (tabel 3). Persentase penduduk berusia 10 tahun keatas yang tidak/belum tamat SD/MI, yang tamat SD/MI, tamat SLTP/MTs, tamat SMU/SMK/MA, tamat Diploma, dan tamat Universitas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.5 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota 2014 Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Bengkulu menamatkan SD/MI sebanyak 16%, dan SLTA 15%), SLTP 11% dan Tidak Memiliki ijazah SD sebesar 12%, tamat AK/Diploma 8%, Universitas/Diploma IV 3% dan S2/S3 (Master/Doktor) serta sekolah Kejuruan masing-masing 0,18% (Profil Kesehtan Kab/Kota 2014). 15

26 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pembangunan dibidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, mura dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain : angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (Akaba) dan angka kematian ibu (AKI). A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesehatan. Walaupun penyebab kematian itu dapat dibedakan sebagai penyebab secara langsung maupun tidak langsung, namun yang sebenarnya terjadi bahwa kematian merupakan akumulasi proses interaksi dari berbagai faktor lain yang secara sendiri ataupun bersama-sama, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kematian dalam masyarakat. Indikator yang paling sensitif untuk menilai keberhasilan program kesehatan adalah dengan melihat Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Dalam Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu ini, AKB, AKABA dan AKI belum dapat menggambarkan angka keseluruhan dari populasi karena jumlah yang didapat hanyalah jumlah yang dilaporkan. 1. Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam KH pada tahun yang sama, Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten/Kota dan Program Kesehatan Ibu dan Anak AKN di Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebesar 9 per KH. Berdasar jenis kelamin AKN laki-laki sebesar 10/1000 KH lebih tinggi dari pada AKN perempuan yaitu sebesar 9 per 1000 KH. (lihat table 5). 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun atau 0 11 bulan (termasuk neonatal). AKB juga merupakan indikator yang paling sensitif diantara indikator lainnya. Angka ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan yang langsung berkaitan dengan: kematian bayi, 16

27 tingkat kesehatan ibu dan anak, upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga dan tingkat perkembangan sosial ekonomi keluarga. Data Profil Kesehatan Kab/Kota pada tahun 2014 dari sebanyak bayi, KH di Provinsi Bengkulu berjumlah bayi. dan jumlah kematian (Neonatal + bayi) sebesar 374. Angka Kematian Bayi per KH di Provinsi Bengkulu pada lima tahun terakhir mengalami naik turun dimana pada tahun 2007 mencapai 10,45 per 1000 KH, pada tahun 2008 menurun menjadi 7,3 per 1000 KH, tahun 2009 meningkat menjadi 10,22 per 1000 KH, tahun 2010 turun menjadi 5,2 per 1000 KH, tahun 2011 naik 9,6 per 1000 KH, pada tahun 2012 meningkat menjadi 10,7 per 1000 KH.dan pada tahun 2013 kembali turun 3,1 per 1000 KH, dan pada tahun 2014 kembali naik menjadi 11 per 1000 KH, Jika dibedakan menurut jenis kelamin,angka kematian bayi laki-laki lebih tinggi dibandingkan bayi perempuan, yaitu 16 per 1000 KH dan perempuan sebesar 8 per 1000 KH. Berdasarkan perhitungan dengan per 1000 KH maka Angka Kematian Bayi tertinggi adalah sebesar 17,4 per 1000 KH terdapat di Kabupaten Kepahiang dan terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong yaitu sebesar 6 per 1000 KH terdapat di Kabuapten Kaur. (lihat table 5). Gambaran Angka Kematian Bayi per Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 adalah seperti gambar berikut: Gambar 3.1 Sumber : Program KIA Tahun 2014 & SDKI 2007/

28 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Angka Kematian Balita Jumlah Kematian Balita (12-59 bulan) mencerminkan kondisi serta faktor yang mempengaruhi kesehatan anak, seperti halnya keadaan gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Indikator ini juga mencerminkan tingkat kesejahteraan sosial dari suatu penduduk. Secara keseluruhan jumlah kematian balita di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 397 balita dari jumlah Balita yang ada. Angka Kematian Balita di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 berdasarkan data profil kesehatan, yaitu 12 per 1000 KH. Bila dirinci menurut jenis kelamin ternyata angka kematian balita laki-laki lebih tinggi, yaitu 13 per 1000 KH dibandingkan angka kematian balita perempuan yaitu hanya 9 per 1000 KH. Dari data profil kesehatan Kab/Kota angka Kematian Balita tertinggi adalah terdapat di kabupaten yaitu Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 18 per 1000 KH sedangkan yang terendah ada 18

29 di Kabupaten Kaur yaitu 6 per 1000 KH. Gambaran Angka Kematian Balita menurut jenis kelamin dan per Kabupaten/Kota serta kurun waktu lima tahun terakhir di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 adalah seperti gambar berikut: Gambar 3.2 Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 Gambar Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 & SDKI

30 4. Angka Kematian Ibu Kematian ibu merupakan kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan dan persalinan serta masa nifas. Angka kematian ibu bersama dengan kematian bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan, juga menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan pada masa nifas. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 secara absolut Jumlah kematian ibu yaitu sebanyak 49 orang, yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 4 orang, kematian ibu bersalin sebanyak 26 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 19 orang, maka dengan demikian angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu pad tahun 2014 yaitu sebesar 146 per KH, meningkat sedikit dari tahun 2013 yang sebesar 139 per KH, peningkatan ini bukan saja terjadi di provinsi bengkulu melainkan diseluruh wilayah indonesia hal ini disebabkan dengan adanya program Jaminan Pemeliharaan Persalinan dimana semua persalinan dapat terdata di fasilitas kesehatan yang ada. Gambar : 3.3 Sumber : Program KIA Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 & SDKI 2007 B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Di Provinsi Bengkulu untuk Tahun 2014, data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (fasility based data) yang diperoleh melalui sistem 20

31 pencatatan dan pelaporan (SP2TP). Gambaran angka kesakitan penyakit tertentu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 selengkapnya adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 Sumber : Laporan sistem pencatatatn dan pelaporan terpadu puskesmas (sp2tp) 2014 i. Acute Flaccid Paralysys (AFP) Kasus Acute Flaccid Paralysys (AFP) non polio di Provinsi Bengkulu tahun 2014 sedikit mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang berjumlah 12 kasus dengan AFP Rate 1,03 per penduduk, berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota pada tahun 2014 ditemui 17 kasus AFP. Dengan AFP rate non polio per penduduk usia <15 tahun sebesar 1,21. (Data AFP rate selengkapnya dapat dilihat pada tabel 18). Gambar 3.5 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ii. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi sala satu penyakit yang pengendaliannya menjadi kometmen global dalam MDGs. Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB 21

32 digunakan indikator persentase sembuh, persentase pengobatan lengkap dan angka keberhasilan pengobatan Success Rate (SR). Dari data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2014 di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak TB Paru suspek. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada sebanyak penderita TB+, 100% diobati dengan kesembuhan sebanyak (94 %) penderita. (lihat tabel 7,8 dan 9). Gambar 3.6 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2014 Dari gambar diatas maka dapat dilihat persentase kesembuhan tertinggi ada di Kabupaten Bengkulu Utara 131%, diikuti Kabupaten Seluma sebesar 121% dan persentase terendah ada di Kabupaten Kaur yaitu sebesar 66%. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB Paru adalah Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate/SR) : yaitu Jumlah pasien baru TB BTA. Positif (sembuh + pengobatan) dibagi Jumlah Pasien Baru TB BTA Positif yang diobati X 100%. Di Provinsi tahun 2014 SR TB secara keseluruhan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

33 Indikator lain yang digunakan dalam pengendalain TB adalah Complete Rate (CR), yaitu jumlah penderita TB Paru BTA positif yang mendapat pengobatan lengkap selama satu tahun dibagi jumlah pasien TB Paru BTA positif yang diobati dalam kurun waktu yang sama X 100%, berikut pencapaian CR menurut Kabupaten/Kota tahun 2014: Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2014 iii. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli), Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014, sebanyak perkiraan penderita pneumonia pada anak balita, dan sebanyak penderita ditemukan dan ditangani (254%). Secara rinci mengenai pneumonia balita yang diobati dapat dilihat pada lampiran (tabel 10). iv. HIV/AIDS/SYPHILIS 1. HIV/AIDS. Penyakit HIV telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan, tidak hanya terkait dengan dominan kesehatan saja. Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 jumlah kasus pengidap HIV yang dilaporkan sebanyak 390 kasus, AIDS sebanyak 137 kasus. Gambaran kasus HIV menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru HIV terdapat pada usia tahun, dan tahun. (lihat table 11). 23

34 2. Syphiliis Syphilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual (PMS) disebabkan oleh Treponema Pallidum. Bakteri Treponema Pallidum masuk kedalam tubuh manusia melaluli selaput lendir, seperti selaput lendir di vagina atau mulut dan melalui kuliit. Syphilis ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi terutama pada kelamin bagian luar, vagina, anus, atau di dalam dubur. Luka dapat juga muncul di bibir dan mulut. Perpindahan bakteri penyebab syphilis terjadi ketika hubungan seks vagina, anal, dan oral. Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya pada bayi yang dikandungnya. Sifilis tidak dapat menular melalui kontak dengan dudukan toilet, pegangan pintu, kolam renang, bak mandi, baju dan peralatan makan yang dipakai bersama. Pada tahun 2014 jumlah kasus penderita Syphilis yang dilaporkan sebanyak 529 kasus, bila berdasarkan menurut jenis kelamin ternyata perempuan kasusnya lebih tinggi dibanding laki-laki, yaitu 424 kasus dan laki-laki sebanyak 105 kasus. Jumlah kasus HIV,AIDS dan SYPHILIS selama tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.7 Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau buang air besar tiga kali atau lebih atau buang air besarnya yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu jumlah target penemuan sebanyak kasus diare, sebanyak ditangani (50%). Penemuan terbanyak terdapat di Kota Bengkulu yaitu sebanyak kasus dan yang terkecil ada di Kabupaten Bengkulu Tengah 24

35 sebanyak kasus. Sedangkan penderita diare ditangani dapat kita lihat pada gambar dibawah ini : Gambar 3.8 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2014 Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa kasus diare ditangani tertinggi adalah Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu sebesar 85,6% dan terendah adalah Kabupaten Lebong sebesar 17,1%. Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Jika terdapat angka kesakitan Kabupaten/Kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan. Gambaran jumlah kasus diare menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13. Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun

36 4. Kusta Penyakit kusta ditandai dengan kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang terganggu. Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit didapatkan adanya kuman M. Leprae. Dari data profil kesehatan Kab/Kota, tahun 2014 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada sebanyak 27 penderita kusta dengan rincian laki-laki 22 penderita, dan perempuan sebanyak 5 penderita, dengan RFT (Release From Treatment MB ) yaitu penderita yang selesai berobat sesuai standar sebanyak 25 orang (89%). Dan Angka penemuan kasus baru (NCDR/New Case Detection Rate) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 1,14 per penduduk. Rincian persentase penderita kusta yang selesai berobat dapat dilihat pada tabel Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Beberapa penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah: difteri, pertusis, tetanus neonatorum, tetanus non neonatorum, campak, polio, dan hepatitis B. Pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu dari tujuh jenis PD3I, kasus yang ada disumbang oleh dua jenis PD3I yaitu tetanus non neonatorum 12 kasus yang terdiri laki-laki 8 kasus dan perempuan 4 kasus dan campak sebanyak 9 kasus terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. yang tersebar di 10 Kab/Kota. Rincian tentang kasus dan angka kesakitan PD3I di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran (lampiran 19 & 20) : 1. DBD Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen nasional, dan sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Di Provinsi Bengkulu kasus (DBD) ditemui sebanyak 467 kasus, dan meninggal 13 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 6 dan perempuan 7 orang. Kasus terbanyak terjadi di Kota Bengkulu 215 kasus, meninggal 8 orang. Incidince Rate DBD di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 sebesar 2,8 per penduduk. Gambaran jumlah kasus DBD dan kasus DBD yang ditangani dapat dilihat pada lampiran (tabel 21). 26

37 Gambar 3.9 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota & Program Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun Malaria Malaria adalah sala satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Provinsi Bengkulu, dalam upaya penurunan kasusnya masih terkait dengan komitmen pemerintah. Angka kesakitan malaria diukur dengan menggunakan malaria klinis dalam bentuk Angka Kesakitan (API), artinya indikator ini menyatakan kesakitan berdasarkan gejala klinis bukan berdasarkan pada pemeriksaan laboratorium. Jumlah penderita malaria tanpa pemeriksaan sediaan darah di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak sedangkan dengan pemeriksaan sediaan darah sebanayak penderita, dari hasil pemeriksaan terdapat positif malaria (14%). Angka kesakitan malaria dalam bentuk API di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 2,53 per 1000 penduduk, sedangkan Case Fatality Rate (CFR)nya adalah 0 dan untuk angka kesakiatan (API) tersebut mengalami penurunan cukup signifikan dimana pada tahun 2013 sebesar 14,17 per 1000 penduduk. (Gambaran untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 22). Gambar 3.10 Sumber : Bidang P2PL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

38 11. Filariasis Filariasis merupakan penyakit infeksi menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yaitu nematoda (cacing gelang) berbentuk benang dan ditularkan oleh vektor nyamuk yang menyerang saluran kelenjar getah bening dan serta menyebabkan kecacatan seumur hidup. Manifestasi yang sering dijumpai adalah manifestasi kronis berupa kaki gajah dan timbunan cairan setempat khususnya terjadi pada buah zakar. Pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu dilaporkan ada 65 kasus penderita penyakit filariasis secara keseluruhan, dengan rincian laki-laki sebanyak 37 kasus dan perempuan 28 kasus. Angka kesakitan filariasis pada tahun 2014 sebesar 3,5 per penduduk. lihat (tabel 23). RABIES Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia. Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan pada Kode Mesopotamia yang ditulis 4000 tahun lalu serta pada Kode Babilonia Eshunna yang ditulis pada 2300 SM. Democritus pada 500 SM juga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies. Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi. Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala 28

39 macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher), luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan, dan kaki. Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium: 1. Stadium prodromal Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya. 2. Stadium sensoris Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi. 29

40 3. Stadium eksitasi Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air 4. Stadium paralitik Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut. Diagnosis Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi. Satusatunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dfat) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi. Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies. Prinsipnya adalah ikatan antara antigen rabies dan antibodi spesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus disuntik mati terlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak dapat digunakan terhadap manusia. Akan tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%. Selain itu, diagnosis dapat juga dilakukan dengan biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata walaupun hasilnya 30

41 tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosis post mortem setelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal. Penanganan Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama. Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin. Pencegahan Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal) Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu: Dokter hewan. Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi. Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan Para penjelajah gua kelelawar. Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan. Di Provinsi 31

42 Bengkulu pada tahun 2014 situasi gigitan hewan penular rabies (GHPR) tercantum dalam gambar dibawah ini : Gambar 3.11 Sumber : Penanggulangan Penyakit Provinsi Tahun 2014 C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator derajat kesehatan, yang merupakan Indikator SPM, antara lain; yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita dan Kecamatan Bebas Rawan Gizi, sebagaimana diuraikan sebagai berikut: 1. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan Kunjungan Neonatus (0-28 hari) di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah minimal 2 kali yaitu 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu jumlah bayi sebanyak 35,245 dari jumlah tesebut dimana perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu sebanyak dan laki-laki sebanyak , dengan kunjungan neonatus (KN1) sebanyak (95,6%). dan KN3 (KN lengkap) sebanyak (91,3%). Untuk Cakupan KN1 tertinggi ada di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 99,9% dan yang terendah adalah Kabupaten Mukomuko dengan 32

43 cakupan sebesar 92%, sedangkan untuk KN3 yang tertingi juga Kabupaten Rejang Lebong yaitu 96%, dan yang terendah juga Kabupaten Mukomuko yaitu 77%. Cakupan kunjungan neonatus selengkapnya ada di lampiran (tabel 38). Gambar ; 3.12 Sumber: Seksi KIA (Hasil Pemutakhiran 2015) Gambar ; Sumber: Seksi KIA (Hasil Pemutakhiran 2015) 2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. 33

44 Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 tercatat sebanyak bayi ditimbang dari bayi lahir hidup. dengan BBLR sebanyak 476 bayi (2%). Untuk penanganan bayi dengan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi dan penanganan masalah pada BBLR yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah oleh tenaga yang berkompetensi. Sedangkan Pemberian ASI Eksklusive pada Bayi usia 0-6 bulan sebanyak (78%). Kunjungan bayi dan cakupan BBLR selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 39). 3. Status Gizi Balita Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita adalah dengan melihat berat badan dibandingkan dengan umur yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Pada tahun 2014, di Provinsi Bengkulu dari balita yang ada, ditimbang sebanyak jumlah balita, dan yang mengalami gizi buruk sebanyak 123 (0,11%), D/S 68,2%, dan BGM (1,1%). Sedangkan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 123 (100%). Status Gizi Balita selengkapnya dapat kita lihat pada lampiran ( tabel 48). D/S adalah Jumlah baduta yang ditimbang diseluruh posyandu yang melapor disatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi Jumlah baduta yang ada diseluruh posyandu yang melapor disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama X 100%, di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 D/S per Kabupaten/Kota dapat kita lihat pada gambar dibawah ini : Gambar ; 3.13 Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan

45 D. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (AHH) Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Bengkulu naik dari 69,9 tahun, pada periode menjadi 70,16 tahun pada periode Gambar : 3.14 Sumber : Data Statistik Indonesia (Estimasi) 35

46 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Gambaran situasi upaya kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 dapat diketahui/dilihat dari angka pencapaian indikator-indikator derajat kesehatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Data dan informasi tentang pencapaian program pembangunan bidang kesehatan ini diformulasikan dalam Indikator- Indikator Kesehatan. Indikator-indikator yang tertuang dalam profil ini adalah Indikator - Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibidang kesehatan. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : A. PELAYANAN KESEHATAN Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah sebagai berikut : 1. PELAYANAN IBU HAMIL DAN PERSALINAN a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapatkan 90 tablet Fe selama periode kehamilan. Jumlah ibu hamil pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu sebanyak dengan kunjungan K4 sebanyak bumil (96%). Cakupan tertinggi ada di Kabupaten Bengkulu Utara (95,3%) dan terendah ada di Kabupaten Kepahiang (81%). Gambaran cakupan kunjungan bumil K4 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2014, dapat kita lihat pada gambar berikut : 36

47 Gambar.4.1 Sumber :Program KIA dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 b. Pertolongan Persalinan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Bengkulu tahun 2014 adalah dari jumlah ibu bersalin atau (91%). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi ada di Kabupaten Rejang Lebong (94,4%), dan cakupan terendah terdapat di Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar (86,8%). Gambaran cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu tahun 2014 dapat kita lihat pada lampiran (secara rinci dapat dilihat pada tabel table 29). c. Ibu Hamil yang Mendapatkan Imunisasi TT Berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2014 dari ibu hamil yang ada di Provinsi Bengkulu, yang mendapat imunisasi TT1 sebanyak (73%) bumil. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan cakupan tertinggi yaitu sebesar 98.9%, dan cakupan terendah ada di Kabupaten Seluma sebesar 45,4%. Untuk ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT2 + yaitu Imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak bumil (80%). Dari data yang ada, diketahui bahwa cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu mencapai 145% dan cakupan terendah ada di Kota Bengkulu yaitu sebesar 50,4%, (lihat tabel 30). 37

48 Gambar : 4. 2 Sumber : Program KIA dan Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2014 d. Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 hasil pencapaian Fe cukup baik, capaian semua kabupaten di atas 80%, dari sebanyak ibu hamil. Yang mendapatkan tablet Fe1 yaitu sebanyak (96%). Berdasarkan data Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2014 cakupan Fe1 tetinggi adalah di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu sebesar 100%, dan yang terendah di Kabupaten Mukomuko yaitu sebesar 81%. Sedangkan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 selama kehamilannya di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak bumil (91%). Cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara yaitu sebesar 95% dan cakupan terendah adalah Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu sebesar 84%. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 32). 2. PELAYANAN BAYI DAN NEONATUS a. Penanganan Komplkasi Neonatal Neonatal dengan komplikasi disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh pelayanan kesehatan. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu, jumlah perkiraan komplikasi neonatal sebanyak dan ditangani sebanyak (66%). Kalau dirinci per Kab/Kota maka cakupan neonatal risti tertinggi ada di Kabupaten Kepahiang yaitu sebesar 104%. Sedangkan persentase neonatal terendah ada di Kabupaten Mukomuko yaitu seberar 29%. Cakupan neonatal risti dan neonatal risti yang dirujuk dan ditangani selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 33). 38

49 b. Cakupan ASI Eksklusif Salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan balita adalah pemberian air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan zat makanan yang paling dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, selain itu ASI juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu bayi yang hanya mendapatkan Air Susu Ibu saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu Jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif sebanyak (78%) dari bayi yang ada, dengan rincian (77,7%) bayi laki-laki dan (77,8%) bayi perempuan. cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tertinggi adalah Kabupaten Kepahiang sebesar 91,7% dan cakupan terendah ada di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu sebesar 71,5%. Cakupan ASI eksklusif secara rinci dapat dilihat pada lampiran (tabel 39). Gambar : 4.3 Sumber : Program Gizi dan Profil Kesehatan Kab/Kota Pelayanan Kesehatan Anak SD setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan mendeteksi kesehatan dan tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, dan pemeriksaaan anak sekolah dasar/sederajat, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota tercatat sebanyak murid SD/MI Kelas 1 setingkat, dan yang mendapat pelayanan kesehatan standar sebanyak siswa (68%). Berdasarkan jenis kelamin jumlah murid laki-laki yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak (72%) sedangkan murid perempuan sebnayak: (57%) yang mendapat pelayanan kesehatan. (Lihat Tabel 49). 39

50 4. PELAYANAN BALITA a. Balita Mendapat Vitamin A Bayi usia 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A satu kali dan anak umur bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun. Pada tahun 2014 di Provinsi Bengkulu Jumlah Bayi 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A sebesar (92%) dengan rincian (91%) balita laki-laki dan (92%) balita perempuan, dari bayi 6-11 bulan yang ada secara keseluruhan. Jumlah anak balita bulan yang mendapat Vitamin A sebanyak (100%) dengan rincian Laki-Laki (90%) dan Perempuan (90%) dari anak balita bulan yang ada, dan jumlah balita 6-59 bulan mendapat Vitamin A sebanyak (94%) dengan rincian (94%) Laki-laki dan (91%) dari balita 6-59 yang ada secara keseluruhan. Cakupan balita mendapatkan kapsul vitamin A per Kabupaten/Kota selengkapnya dapat kita lihat pada lampiran (tabel 44) dan gambar berikut: Gambar 4.4 Sumber : Program Gizi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun PELAYANAN KELUARGA BERENCANA Pada Tahun 2014, jumlah peserta KB aktif di Provinsi Bengkulu dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak (18,5%), dengan jenis alat kontrasepsi terbanyak adalah Implan (12,6%), dan IUD (4,3%). Dan KB Aktif dengan Metode Kontrasepsi Bukan Jangka Panjang (NON MKJP) sebanyak (81,5%) dengan jenis kontrasepsi terbanyak adalah Suntik yaitu (50,1%) dan PIL sebanyak (23,6%). Sedangkan 40

51 peserta KB baru dengan Metode MKJP sebesar (25,8%) dengan jenis alat kontrasepsi terbanyak adalah Implan yaitu (16,7%) dan IUD sebanyak (6,8%).Dan Peserta KB Baru NON MKJP sebesar (74,2%) dengan Jenis kontrasepsi terbanyak adalah Suntik sebanyak (49,4%) dan PIL sebanyak (17,6%) Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel ; 34 ; 35. Gambar 4.5 Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Provinsi Bengkulu 2014 Gambar Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Provinsi Bengkulu PELAYANAN IMUNISASI a. Desa UCI Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu terdapat desa/kelurahan, dimana (88%) desa termasuk dalam desa/kelurahan UCI. Dari laporan yang masuk cakupan desa/kelurahan UCI tertinggi adalah Kabupaten Mukomuko yaitu sebesar (96,7,%) dan yang terendah adalah Kabupaten Kepahiang (80,7%), Rincian persentase desa/kelurahan UCI per Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 dapat kita lihat pada gambar berikut: 41

52 Gambar 4.6 Sumber : Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit/ Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 b. Cakupan iminisasi dasar lengkap Bayi dikatakan mendapat imunisasi dasar lengkap adalah Bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap meliputi satu dosis imunisasi Hepatitis B, satu dosis imunisasi BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat dosis imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak, dengan formula jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap di satu wilayah tertentu selama satu periode dibagi jumlah bayi yang ada diwilayah dan pada periode yang sama dikalikan 100%. Di Provinsi Bengkulu diketahui angka imunisasi dasar lengkap sebanyak (87,7%). Dengan rincian laki-laki sebanyak (87,2%) dan perempuan sebanyak (86,5%). Cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 122,3% dan yang terendah adalah Kabupaten Lebong yaitu 71,0%. cakupan imunisasi secara keseluruhan per Kabupaten/Kota lihat pada lampiran (tabel 43). Gambar 4.7 Sumber : Program Pemberantasan dan pencegahan Penyakit/ Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

53 7. PENANGANAN KLB Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu Desa/Kelurahan dalam waktu tertentu. Selama tahun 2014, dari Desa/Kelurahan yang ada di Provinsi Bengkulu, terdapat sebanyak 16 Desa/Kelurahan yang terkena KLB. Jumlah penduduk yang terancam selama KLB sebanyak jiwa. Jumlah penderita karena KLB tersebut sebanyak 307 jiwa, dan yang meninggal sebanyak 4 orang. Sehingga dapat diketahui Attack Rate dalam KLB tersebut sebesar 0,92% dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 1,30%. Data mengenai kejadian KLB secara rinci dapat kita lihat pada lampiran (tabel 27 dan 28). 8. SARANA PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT LEVEL 1. Sarana Kesehatan dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Suppor)t + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi. Di Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebanyak 19 unit, semua (100%) telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat. Cakupan sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan gawat darurat selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 68). 9. CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu dan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. JPK terdiri dari : Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu (Jaminan berupa perlindungan kesehatan yang bersifat nasional agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan), Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN yaitu (Peserta JKN yang di 43

54 biayai dari APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan), Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD yaitu (Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya), Pekerja Penerima Upah (PPU) yaitu: (Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah Pusat dan peserta itu sendiri, PPU terdiri dari PNS, TNI/POLRI, Eks JPK Jamsostek dan badan usaha baru), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri yaitu: (Peserta JKN yang iurannya di biayai oleh peserta itu sendiri, pesertanya terdiri dari masyarakat yang mampu membayar), Bukan Pekerja (BP) yaitu (Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran, penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya), Jamkesda yaitu Upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu), Asuransi Swasta yaitu (Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri), Asuransi Perusahaan yaitu (Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri dan Perusahan tempat dia bekerja). Di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 sebesar atau (17,43%) jiwa dari jiwa penduduk Provinsi Bengkulu. Cakupan masingmasing jenis JKN adalah: (8,40%), PBI APBN (7,20%), PBI APBD (0,34%), PPU (0,38%), PBPU Mandiri (0,24%), BP (0,24%), JAMKESDA (0,62%), Asuransi Swsata dan Asuransi Perusahaan 0. Untuk melihat JPK masing masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 53 dan gambar berikut ini : Gambar 4.8 Sumber : Program PKD dan Profil kesehatan Kab/Kota tahun

55 10. PELAYANAN KESEHATAN PRA USIA LANJUT DAN USIA LANJUT Jumlah usila (usia 60 tahun ke atas) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanyak terdiri dari laki-laki orang dan perempuan orang, yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak , dengan rincian laki-laki sebanyak orang (38,3%), perempuan sebanyak orang (57,8%). Cakupan tertinggi secara keseluruhan ada di Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar (194,2%) dan cakupan terendah di Kabupaten Bengkulu Selatan (0,%). Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut secara lengkap dilihat pada lampiran (tabel 52). B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Akses dan mutu pelayanan kesehatan yang dijadikan sebagai hasil antara, sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil akhir dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar baik yang dilaksanakan di Puskesmas, Rumah Sakit maupun swasta termasuk dunia usaha. Adapun gambaran pencapaian hasil kegiatan untuk masing-masing jenis pelayanan tahun 2014 diuraikan sebagai berikut : 1. Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap Pada tahun 2014 jumlah puskesmas yang ada di Provinsi Bengkulu sebanyak 180 puskemas, terdiri dari 44 Puskesmas perawatan dan 136 Puskesmas non perawatan. Dari data profil kesehatan Kab/kota jumlah rawat jalan di puskesmas sebesar , dengan rincian : laki-laki dan perempuan Untuk jumlah rawat inap puskesmas secara keseluruhan sebesar orang. Pada tahun yang sama jumlah rumah sakit yang ada sebanyak 19 Rumah Sakit, termasuk rumah sakit swasta dan rumah sakit TNI/Polri serta rumah sakit bergerak enggano ditambah rumah sakit jiwa. Jumlah rawat jalan rumah sakit sepanjang tahun 2014 sebesar dan jumlah rawat inap rumah sakit sebesar Cakupan kunjungan rawat jalan baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas di Provinsi Bengkulu sebesar 11,4%, dan rawat inap 2,7%. (Lihat tabel 54) 45

56 2. Pelayanan Gangguan Jiwa Pada tahun 2014 total kunjungan Gangguan jiwa baik rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas, maupun sarana pelayanan kesehatan lain adalah sebanyak kunjungan. Dari total kunjungan itu dilaporkan sebanyak merupakan kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas dan kunjungan di Rumah Sakit, sehingga cakupan kunjungan gangguan jiwa di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebesar 0,2%. Rincian persentase rawat jalan, rawat inap dan kunjungan ganggaun jiwa dapat kita lihat pada (tabel 54). 3. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan dasar Untuk kebutuhan pelayanan kesehatan dasar paling tidak harus tersedia 135 jenis obat dan 9 jenis vaksin. Rincian jenis obat, kebutuhan dan ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan dasar dapat dilihat pada (tabel 66). C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif. Indikator utama perilaku sehat yaitu rumah tangga ber-phbs dan Posyandu Purnama dan Mandiri. 1. Rumah Tangga Ber-PHBS Rumah tangga ber-phbs adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai rumah bukan dari tanah. Pada tahun 2014 jumlah rumah yang ada sebanyak rumah tangga, dan yang dipantau sebanyak rumah (72,4%). Dari hasil pemeriksaan, jumlah rumah tangga yang ber-phbs sebanyak rumah tangga (37,4%). (lihat tabel 57). 46

57 2. Posyandu Aktif Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi) lebih dari 50% dan sudah ada program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%. Posyandu pratama adalah posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas, Posyandu madya adalah posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang, Posyandu purnama adalah posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan, Dan Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau 50% KK. Jumlah Posyandu di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 tercatat posyandu. Untuk tingkat kemandirian posyandu diperoleh gambaran, bahwa untuk Posyandu Pratama sebanyak (49,3%), Posyandu Madya sebanyak 764 (34,3%), Posyandu Purnama sebanyak 332 (14,9%) dan Posyandu Mandiri sebanyak 34 posyandu (1,5%). Jumlah posyandu aktif (purnama+mandiri) di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 sebanayk 366 (16,4%). Rincian cakupan posyandu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (tabel 69) dan gambar berikut: Gambar 4.9 Sumber : Promkes Provinsi dan Prosfil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

58 D. KEADAAN LINGKUNGAN Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal. Gambaran keadaan lingkungan di Provinsi Bengkulu dari Tahun 2014 dapat kita lihat dari beberapa indikator antara lain: 1. Rumah Sehat Untuk mewujudkan rumah sehat yang memungkinkan bagi penghuninya tinggal dan hidup dalam lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat sekitarnya, maka kegiatan yang dilaksanakan merupakan kegiatan pendataan, pemeriksaan, pengawasan, pembinaan serta mengarahkan semua kegiatan pembangunan baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat termasuk dunia usaha. Di Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebanyak rumah, yang yang memenuhi syarat rumah (82,1%), yang belum memenuhi syarat sebanyak rumah, dibina sebanyak rumah (94%), yang dibina memenuhi syarat sebanyak rumah (74%). Dari hasil pembinaan jumlah rumah sehat di Provinsi Bengkulu tahun 2014 sebanyak rumah (80%). Cakupan rumah sehat tertinggi di Kabupaten Lebong (149%) dan cakupan terendah di Kabupaten Kaur (8%). Rincian rumah sehat menurut Kabupaten/Kota selengkapnya dapat di lihat pada (tabel 58). Gambar 4.10 Sumber : Promkes Provinsi dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

59 2. Air Bersih Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi, dan Penyelenggara air minum adalah Badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD) koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air. Tahun 2014 di Provinsi Bengkulu telah dilakukan pemeriksaan air bersih sebanyak 713 keluarga dari sebanyak Penyelenggara Air Minum dan yang memenuhi syarat sebanyak 429 (60%). Rincian akses keluarga terhadap air bersih selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 58-59) dan gambar berikut: Gambar 4.11 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014 Gambar Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Sarana Sanitasi Layak Sanitasi Layak adalah fasilitas pembuangan tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit, dilengkapi dengan, tanki septik (septic tank)/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dengan kloset leher angsa atau tidak leher angsa yang tertutup dan pembuangan akhir tidak mencemari sumber air/tanah. 49

60 Dari jumlah penduduk di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014, Akses terhadap fasilitas sanitasi layak yang digunakan adalah: Komunal sebanyak 2.908, Leher angsa Plengsengan dan Cemplung sebanyak Penduduk dengan akses sanitasi layak adalah (72%). Rincian Jumlah p enduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 61) dan gambar berikut: Gambar 4.12 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Desa yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar maka desa tersebut dapat dikategorikan Desa STBM. Desa yang peduduknya 100% mengakses jamban sehat maka desa tersebut dapat dikattakan Desa Stop BABS (SBS). Dari desa yang ada di Provinsi Bengkulu desa yang sudah melaksanakan STBM sebanyak 475 (31,2%), Desa Stop BABS sebanyak 93 (6,1%) dan Desa STBM sebanyak 194 (12,7%). 50

61 Gambar 4.13 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Berdasarkan data profil kesehatan Kab/Kota tahun 2014 di Provinsi Bengkulu, TUPM yang ada berjumlah TUPM, yang terdiri dari Sarana Pendidikan dengan rincian : SD 1.339, SLTP 380, SLTA 225, Sarana Kesehatan dengan rincian : Puskemas 180, Rumah Sakit 19 dan Sarana Umum (Hotel) dengan rincian : Hotel Bintang sebanyak 10 dan non Bintang 118. Yang memenuhi syarat : Sarana Pendidikan yaitu : SD sebanyak 986 (74%), SLTA 314 (83%), Sarana Kesehatan dengan rincian: Puskesmas 180 (100%), Rumah Sakit Umum 15 (79%), dan Sarana Umum (Hotel) dengan Rincian : Hotel Bintang 10 (100%) dan Non Bintang sebanyak 101 (87%). selengkapnya dapat dilihat pada (lihat tabel 63) dan gambar berikut: Gambar 4.14 Sumber : Program BPL dan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun

TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan)

TIM PENYUSUN. Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan) INPUT DATA Seksi Kesehatan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Sekretaris Tini Kartini, SKM (Seksi Litbangkes & Infokes) Tim Perumus/Desk. Editing

TIM PENYUSUN. Sekretaris Tini Kartini, SKM (Seksi Litbangkes & Infokes) Tim Perumus/Desk. Editing i TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Penanggung Jawab (Kepala Seksi Penelitian & Informasi Kesehatan Ketua Syamsir, S.Sos (

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu TIM PENYUSUN Penasehat (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu) Pengarah (Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan) Ketua Candra, S.Sos ( Seksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 dapat diterbitkan untuk merespon

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2013 dapat diselesaikan. Profil

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 200 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 63 Desa/Kel Tabel

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / KODE WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA DESA + PENDUDUK (km

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci