KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2013 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan ini merupakan rangkaian penyajian data/informasi tentang upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, data yang digunakan dalam menyusun profil kesehatan ini bersumber dari berbagai unit kerja baik didalam unit Dinas Kesehatan ataupun instansi terkait dengan SKPD Kesehatan di Lombok Tengah. Agar data yang diperoleh valid dan akurat, maka terhadap data yang berasal dari lingkungan Dinas Kesehatan dilakukan klarifikasi data kepada pihak penanggung jawab program sekaligus sebagai pelaksana yang merupakan sumber data. Dengan konsistensi penyusunan profil kesehatan yang dilaksanakan setiap tahun, maka berbagai perkembangan indikator yang digunakan dalam pembangunan kesehatan baik, indikator masukan, proses maupun hasil dan indikator dampak. Fakta ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk melakukan analisa kecendrungan dalam kontek penentuan strategi dan kebijaksanaan dimasa mendatang. Untuk meningkatkan mutu profil kesehatan Lombok Tengah berikutnya diharapkan saran dan kritikan yang membangun, serta partisifasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A NIP i

4 DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 2 BAB II GAMBARAN UMUM 7 A. Letak Geografis 9 B. Kependudukan 10 C. Kesehatan 14 D. Pertumbuhan Ekonomi 17 E. Pendidikan 18 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 20 A. Mortalitas Kematian Neonatal Angka Kematian bayi Angka Kematian ibu maternal Angka harapan hidup Angka kematian balita 27 B. Morbiditas Pola 10 penyakit Status gizi Bayi dengan Berat BadanLahirrendah(BBLR) Penyakit menular Penyakit tidak menular Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Penyak it potensial KLB/Wabah 48 BAB IV. UPAYA KESEHATAN 50 A. Pelayanan Kesehatan Pelayanan KIA Perbaikan Gizi Masyarakat Pelayanan Imunisasi Pelayanan Kesehatan Gigi Penjaringan murid kelas I SD/MI Pelayanan kesehatan usia lanjut Kegiatan promosi kesehatan 79 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 80 C. Prilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga ber-phbs 82 D. Pengawasan dan Pemeliharaan Kualitas Lingkungan 84 E. Pelayanan kesehatan dan rujukan 90 F. Pelayanan Gawat Darurat yang dapat diakses oleh masyarakat 91 G. Indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit 91 H. Ketersediaan Obat 93 ii

5 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 94 A.Sarana Kesehatan Puskesmas Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ( UKBM) 95 B. Tenaga Kesehatan 97 C. Pembiayaan Kesehatan 99 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 101 Kesimpulan 101 Saran-saran 102 Daftar Pustaka 104 Praya, Januari 2014 Penyusun Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah iii

6 Tabel 2.1 DAFTAR GRAFIK Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan menurut Kecamatan 10 Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun Tabel 2.3 Tabel 2.4 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Komposisi Penduduk menurut golongan umur di Kab Lombok Tengah Tahun Tabel 2.5 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Rasio Puskesmas, Rasio Polindes, dan Jumlah Pustu Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Rasio Dokter, Rasio Paramedis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Jumlah dan persentase penduduk miskin serta garis kemiskinan Tahun di Kabupaten Lombok Tengah Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Se Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Pasien jamkesmas Tahun 2013 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Pasien Jamkesmas Tahun 2013 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/U Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut TB/U dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/TB dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tabel 4.1 Jumlah peserta Jamkesmas Tahun 2013 Tabel 4.2 Capaian pelaksanaan pelayanan dasar peserta Jamkesmas selama Tahun 2013 (Januari s/d Desember) Tabel 5.1 Ratio Tenaga Kesehatan per penduduk tahun iv

7 Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 DAFTAR GAMBAR Piramida Penduduk menurut Kelompok Umur di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Penduduk berumur 10 Tahun keatas menurut ijasah tertinggi di Lombok Tengah Tahun Kematian Ibu menurut waktu kejadian maternal tahun Gambar 4 Gambar 5 Perkembangan Kasus Kematian Ibu Yang di Laporkan dari Tahun 2004 s/d 2013 Kabupaten Lombok Tengah Angka harapan hidup di Lombok Tengah tahun Gambar 6 Angka kesembuhan (cure rate), pengobatan lengkap (complet Rate), angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate) di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 7 Kematian TB selama pengobatan di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 8 Jumlah kasus HIV menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2013 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Jumlah kasus AIDs menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2013 Penderita Pnemonia yang ditemukan dan ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas Di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 12 Persentase Kasus diare ditemukan dan ditangani tahun 2013 Gambar 13 API malaria di Lombok Tengah tahun Gambar 14 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 15 Cakupan deteksi dini kanker leher Rahim metode IVA di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 16 Pencapaian K1 Per Puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 17 Pencapaian K1 Lombok Tengah Tahun Gambar 18 Pencapaian K4 Lombok Tengah Tahun Gambar 19 Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun Gambar 20 Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 21 Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Lombok Tengah Tahun Cakupan Neonatal Risti Ditangani Di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Kunjungan Neonatus (KN1) dan (KN Lengkap) di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 25 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 8x di Lombok Tengah tahun v

8 Gambar 26 Peserta KB Baru dan KB Aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 27 Pencapaian D/S Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 28 Cakupan BGM/D Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 29 Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Bumil di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 30 Cakupan Bayi ( 0 6 bl) Yang Mendapatkan Asi Eksklusif Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 31 Cakupan Pemberian Vit. A pada Bayi, Anak Balita dan ibu Nifas Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 s/d 2013 Gambar 32 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 s/d 2013 Gambar 33 Pencapaian Imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3 di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 34 Cakupan imunisasi BCG Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 35 Cakupan imunisasi Polio4 kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 36 Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2013: Gambar 37 Cakupan Imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2013: Gambar 38 Drop out rate imunisasi DPT-HB1 Campak dikabupaten Lombok TengahTahun Gambar 39 Cakupan TT di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 40 Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 41 Cakupan Penjaringan Murid Kelas 1 SD/MI dikabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 42 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 43 Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga tahun Gambar 44 Hasil Survey PHBS di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 45 Persentase Rumah dibina dan Rumah Sehat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 46 Persentase Penduduk yang memiliki Akses Air Minum di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 47 Persentase Penduduk dengan Akses sanitasi Layak di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 48 Proporsi sarana jamban yang layak menurut jenisnya di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 49 Desa yang Melaksanakan STBM di Lombok Tengah tahun 2013 Gambar 50 Persentase Tempat Tempat Umum Yang memenuhi syarat kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 51 Bor masing-masing puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 52 Starata Posyandu di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar 53 Posyandu aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun vi

9 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan perkataan lain bahwa masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Sebagai salah satu unsur derajat kesejahteraan umum untuk mencapai Lombok Tengah Sehat 2015 yang selaras dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya Indonesia Sehat 2015, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah senantiasa berupaya secara maksimal untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah diperlukan data yang memadai. Sehingga diharapkan dapat menggambarkan situasi kesehatan masyarakat saat ini sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi maupun perencanaan, sehingga pembangunan kesehatan yang dilaksanakan akan tepat pada sasarannya dan mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan baik. Profil Kesehatan ini memuat gambaran umum Kabupaten Lombok Tengah yang meliputi keadaan geografis, demografis, maupun tingkat pendidikan, serta derajat kesehatan masyarakat Lombok tengah. Kemudian itu diimplementasikan dalam program-program Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun Setelah dilaksanakan selama kurun satu tahun maka dilakukan pengukuran pencapaian kinerja dimana dengan mengetahui tingkat pencapaian kinerja selama satu tahun tersebut akan digunakan sebagai pembanding dengan target indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bidang kesehatan. Dengan demikian bila semua target indikator yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan baik, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dikatakan telah berhasil dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 1

10 B. TUJUAN a. Untuk melihat gambaran program kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara efiktif dan efisien. b. Tersedianya informasi pelayanan kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sehingga bisa digunakan sebagai bahan dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan sesuai indikator-indikator penilaian kinerja Dinas Kesehatan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). C. RUANG LINGKUP 1. Jenis data Kumpulan data yang tersusun meliputi : 1.1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf, ijasah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan, dan puskesmas Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus pada TB anak, dan case notification rate (CNR) per penduduk Jumlah kasus dan angka penemuan kasustb paru BTA+ menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB paru BTA+ serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin kecamatan dan puskesmas Penemuan kasus pnemonia pada balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus HIV, AIDs dan sphilis menurut jenis kelamin Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis kelamin. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 2

11 1.13. Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun, Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut type/jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Persentase penderita kusta selesai berobat (release from treatment/rft) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kecamatan dan puskesmas Jumllah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pengukuran tekanan darah menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA, kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis kejadian luar biasa Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut kecamatan dan puskesmas. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 3

12 1.30. Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kecamatan dan puskesmas Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia susbur menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan puskesmas Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan puskesmas Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan puskesmas Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis kelamin, kecamatan Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan desa/ kelurahan UCI menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan imunisasi DPT, HB dan campak pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balta dan ibu nifas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah anak 0 23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 4

13 1.47. Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan,dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin,kecamatan dan puskesmas Jumlah kegiatan promosi kesehatan Cakupan jaminan kesehatan menurut jenis jaminan dan jenis kelamin Jumlah kunjungan rawat jalan,rawat inap,dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Angka kematian pasien di rumah sakit Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat ( BERPHBS )menurut kecamatan dan puskesmas Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas ( layak )menurut kecamatan dan puskesmas Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan dan puskesmas Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas Tempat pengelolaan makan (TPM) menurut status higiene sanitasi Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Persentase ketersediaan obat dan vaksin Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 5

14 1.69. Persentase sarana kesehatan ( rumah sakit ) dengan kemampuan pelayanan gawat darurat ( gadar ) level Jumlah posyandu menurut strata,kecamatan, dan puskesmas Jumlah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) menurut kecamatan Jumlah desa siaga menurut kecamatan Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kefarmasian fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga teknisi medis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga Non kesehatan di fasilitas kesehatan Anggaran kesehatan kabupaten/kota. 2. Sumber Data Data Primer Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah yang tertuang dalam laporan kegiatan Dinas Kesehatan 3. Periode Data Data yang dikumpulkan merupakan data bulanan yang diolah menjadi data tahunan berdasarkan tahun kalender PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 6

15 BAB II GAMBARAN UMUM Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Posisinya terletak di antara sampai Bujur Timur dan 8 24 sampai 8 57 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.208,39 km² ( ha). Dari segi letak geografis, Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua kabupaten lain yakni Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur dan utara, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Pada tahun 2010 yaitu sekitar bulan september dan oktober, Kabupaten Lombok Tengah mengalami pemekaran wilayah desa sebanyak 15 desa, sehingga jumlah desa yang ada di kabupaten Lombok Tengah berjumlah 139 desa. Sedangkan jumlah kecamatan tetap berjumlah 12 kecamatan dengan luas wilayah berkisar antara 50 hingga 234 km2. Kecamatan Pujut merupakan salah satu kecamatan terluas dengan wilayah mencapai 19,33 persen dari luas wilayah kabupaten, diikuti Kecamatan Batukliang Utara, Praya Barat dan Praya Barat Daya dengan persentase masing-masing 15,06, 12,64 dan 10,34 persen, Sementara itu kecamatan-kecamatan lainnya memiliki persentase luas wilayah dibawah 7 ( tujuh) persen. Melihat posisi geografis Lombok Tengah, maka jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan memiliki radius yang relatif dekat yang berkisar antara 0 hingga 20 km. Namun antara ibu kota kecamatan yang satu dengan ibu kota kecamatan lain yang terjauh mencapai jarak 41 km yakni antara ibu kota Kecamatan Pringgarata dengan ibu kota Kecamatan Janapria. Dilihat dari tofografi, bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah dataran tinggi dan merupakan areal kaki Gunung Rinjani yang meliputi Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, dan Pringgarata. Curah hujan pada daerah ini relatif tinggi dan dapat menjadi pendukung bagi kegiatan di sector pertanian. Selain itu di bagian utara terdapat aset wisata terutama pariwisata alam pegunungan dengan pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Bagian PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 7

16 tengah meliputi Kecamatan Praya, Praya Tengah, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, Janapria dan sebagian Kecamatan Jonggat merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki potensi pertanian padi dan palawija, didukung oleh hamparan lahan sawah yang luas dengan sarana irigasi yang memadai. Sedangkan bagian Selatan merupakan daerah yang berbukit-bukit dan sekaligus berbatasan dengan Samudra Indonesia. Bagian selatan ini meliputi wilayah Kecamatan Pujut, sebagian Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya dan Praya Timur. Karena berbatasan dengan Samudra Indonesia, maka wilayah ini memendam potensi wisata pantai yang indah dengan gelombang yang cukup fantastik. Sebagai pendukung wisata, di wilayah bagian selatan telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti hotel, restoran, termasuk sarana jalan yang memadai. Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan yang cukup tinggi di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan per bulan di Kabupaten Lombok Tengah berkisar antara 6 hingga 14 hari dengan curah hujan berkisar antara 102 mm hingga 217 mm. Dilihat menurut kecamatan (tidak termasuk Kecamatan Praya Barat Daya) wilayah yang memilki hari hujan terbanyak yakni kecamatan Batukliang Utara dan sebaliknya kecamatan Kopang merupakan kecamatan dengan jumlah hari hujan paling sedikit. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 8

17 A. Letak Geografis Kabupaten Lombok Tengah : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 9

18 Tabel 2.1 Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan menurut Kecamatan No Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Lingkungan 1 Praya Barat Praya Barat Daya Pujut Praya Timur Janapria Kopang Praya Praya Tengah Jonggat Pringgarata Batukliang Batukliang Utara Jumlah Sumber : Lombok Tengah Dalam Angka 2013 B. Kependudukan Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah 1.208, 39 km² dengan penduduk jumlah penduduk menurut hasil proyeksi penduduk tahun 2013 berjumlah 886,004 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 419,286 jiwa, penduduk perempuan 466,718 jiwa dan rumah tangga berjumlah 262,655 Rumah Tangga. Kepadatan penduduk 733 jiwa/km², Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk jiwa/ km² dan Kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Batukliang Utara dengan kepadatan penduduk jiwa/ km². Bila jumlah penduduk yang ada dibandingkan dengan banyaknya rumah tangga, maka rata-rata anggota rumah tangga mencapai 3,37 orang untuk setiap rumah tangga, begitu juga dengan rata-rata kecamatan juga 3,37 orang untuk PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 10

19 setiap rumah tangga kecuali kecamatan Praya yang memiliki angka sebesar 3,62 orang. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2013 angka sex ratio kabupaten Lombok Tengah sebesar 89,84. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk laki-laki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Tabel 2. 2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013 No Kecamatan Luas Wilayah Penduduk Kepadatan (km²) (Jiwa/ km²) 1 Praya Barat , Praya Barat Daya , Pujut , Praya Timur , Janapria , Kopang , Praya , Praya Tengah , Jonggat , Pringgarata , Batukliang , Batukliang Utara , Jumlah 1.208,39 886, Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2013 diolah Dinas Kesehatan (* PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 11

20 Tabel 2.3 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 No Kecamatan Rumah Penduduk / Population District Tangga Laki Perempuan L+P 1 Praya Barat 30,066 34,083 37,149 71,232 2 Praya Barat Daya 21,500 24,992 27,805 52,797 3 Pujut 8,621 47,871 51,914 99,784 4 Praya Timur 19,435 30,766 33,765 64,531 5 Janapria 22,558 33,362 38,968 72,330 6 Kopang 23,400 35,762 42,033 77,795 7 Praya 8,578 51,225 55, ,650 8 Praya Tengah 6,447 29,549 32,162 61,711 9 Jonggat 9,080 44,223 47,653 91, Pringgarata 2,863 30,863 34,129 64, Batukliang 14,748 33,819 39,696 73, Batukliang Utara 19,690 22,770 26,020 48,789 Jumlah / Total 266, , , ,004 Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2013 diolah Dinas Kesehatan (* Tabel 2.4 Komposisi Penduduk menurut golongan umur di Kab Lombok Tengah Tahun 2013 NO KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK (TAHUN) LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN ,106 46,022 94, ,081 42,877 87, ,260 42,956 88, ,778 42,005 81, ,881 40,984 69, ,824 45,635 79, ,699 38,897 69, ,686 37,822 69, ,883 30,103 55, ,042 25,916 48, ,348 22,536 42, ,609 14,660 29, ,798 13,836 26, ,140 9,126 17, ,990 6,674 12, ,160 6,668 11,827 JUMLAH 419, , ,004 Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2013 diolah Dinas Kesehatan (* PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 12

21 Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk kiri menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan badan piramida penduduk bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur. Piramida penduduk digunakan sebagai alat untuk melihat komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi. Gambar berikut menunjukan bahwa struktur penduduk di Lombok Tengah termasuk usia muda. Gambar 1. Piramida Penduduk menurut Kelompok Umur di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Berdasarkan grafik diatas Komposisi penduduk Kabupaten Lombok Tengah, Jumlah penduduk terbesar terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu sebesar 94,128 jiwa atau 10,62 persen, melebarnya grafik kelompok usia 0-4 tahun (10,62 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 13

22 persen) menandakan terjadinya kenaikan laju pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran di Kabupaten Lombok Tengah cukup tinggi. Jumlah penduduk terkecil terdapat pada kelompok umur 75+ tahun jiwa atau 1,33 persen. Secara umum, semakin tua umur jumlah penduduk semakin kecil harapan hidup penduduk. Hal ini membuktikan bahwa semakin tua, maka tingkat kematian semakin tinggi. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu jiwa dibandingkan jumlah penduduk laki-laki yaitu jiwa, meskipun selisih antara keduanya tidak terlalu besar. C. Kesehatan Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek non fisik. Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari beberapa indikator kesehatan yaitu Angka kematian Bayi, Angka Harapan Hidup, Angka Kesakitan dan rata-rata lama sakit. Angka harapan hidup penduduk Kabupaten Lombok Tengah periode mengalami peningkatan setiap tahun. Pada Tahun 1996 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 55,7 tahun, meningkat menjadi tahun pada tahun Ini berarti bahwa dalam kurun waktu 16 tahun terakhir usia penduduk Kabupaten Lombok Tengah bertambah panjang 6,26 tahun. Tabel 2.5 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tahun Angka Harapan Hidup (AHH) , , , , , , , * 61,96 Sumber: BPS Lombok Tengah, 2013 *)Angka Sementara PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 14

23 Selain Angka harapan hidup dan angka kematian bayi, terdapat juga indikator penting guna mengetahui derajat kesehatan penduduk yaitu Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit. Untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat, dapat terlihat dari angka modbiditas (angka kesakitan) yang menunjukkan adanya gangguan/keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumahtangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Lama sakit merupakan salah satu indikator kesehatan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keluhan kesehatan yang dirasakan oleh penduduk. Semakin lama (hari) sakit maka jenis keluhan kesehatan (penyakit) yang dialami dapat diasumsikan cukup serius. Menurunnya angka morbiditas pada tahun 2012 tidak dapat dikatakan sebagai kondisi kesehatan penduduk yang lebih baik, jika tidak diikuti dengan menurunnya rata- rata lama sakit (hari) Rata-rata lama sakit penduduk di Lombok Tengah dari tahun mengalami penurunan, yaitu sekitar 6,40 hari pada Tahun 2010 dan menurun menjadi 6,20 pada tahun Untuk mendukung meningkatnya derajat kesehatan, tidak terlepas dari peran tenaga Kesehatan baik medis, paramedis dan non paramedis serta ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang memadai. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 15

24 No Kecamatan/ district Tabel 2.6 Rasio Puskesmas, Rasio Polindes, dan Jumlah Pustu Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Jumlah Penduduk Puskesmas Polindes Jumlah Rasio PKM/ penduduk Jumlah Rasio Polindes / desa Jumlah Puskesmas Pembantu 1 Praya Barat ,84 9 0, Praya Barat Daya ,14 8 0, Pujut , , Praya Timur ,93 8 0, Janapria , , Kopang , , Praya , , Praya Tengah , , Jonggat , , Pringgarata , , Batukliang ,82 8 0, Batukliang Utara ,61 7 0,88 7 Jumlah/Total , ,86 95 Sumber: Laporan Tahunan Yankes 2013 Tabel 2.7 Rasio Dokter, Rasio Paramedis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 NO Kecamatan/ district Penduduk Medis/Dokter Rasio dokter / Paramedis Rasio paramedis / Non Medis Medics/Docter penduduk Paramedics 1000 penduduk Non Medics 1 Praya Barat , , Praya Barat Daya , , Pujut , , Praya Timur , , Janapria , , Kopang , , Praya , , Praya Tengah , , Jonggat , , Pringgarata , , Batukliang , , Batukliang Utara , ,51 5 Jumlah/Total , , Sumber: Laporan Tahunan Yankes 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 16

25 D. Pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu informasi yang banyak digunakan dan bersifat universal. Penggunaan data PDRB yang umum antara lain untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, sebagai masukan dalam perencanaan, sebagai bahan dalam perumusan kebijakan dan sekaligus sebagai bahan evaluasi pembangunan diberbagai sektor. Selain itu PDRB juga banyak digunakan untuk mengetahui struktur dan pertumbuhan ekonomi, yang dapat dijadikan bahan untuk analisa PDRB per kapita, perkembangan harga di tingkat produsen, dan beberapa analisis lainnya. Dari segi materi, PDRB dapat dijadikan salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Karenanya dapat dipahami anggapan bahwa kesejahteraan masyarakat meningkat bilamana total nilai tambah mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peningkatan nilai tambah tidak akan tercipta bila produksi barang dan jasa statis. Produksi barang dan jasa dapat meningkat sebagai dampak dari membaiknya kinerja institusi ekonomi, berkembangnya jumlah institusi ekonomi di berbagai sektor, disamping makin kondusifnya faktor eksternal. Sebagai suatu besaran maka nilai PDRB tidak bersifat tetap, melainkan bisa fluktuatif. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku nilainya cenderung meningkat terutama sebagai dampak perubahan harga. Sedangkan peningkatan nilai PDRB atas dasar harga konstan lebih disebabkan oleh peningkatan produksi atau makin membaiknya produktivitas. Karenanya untuk melihat pertumbuhan ekonomi riil dapat dilihat dari persentase perubahan nilai PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2010 nilai PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar juta rupiah, meningkat menjadi juta rupiah pada tahun Peningkatan yang terjadi tersebut selain karena peningkatan volume produksi barang dan jasa juga sebagai dampak perubahan harga. Sedangkan kenaikan pada nilai PDRB atas dasar harga konstan lebih disebabkan oleh kenaikan volume produksi. Pada tahun 2010 nilai PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar juta rupiah meningkat menjadi juta rupiah pada tahun Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 mencapai 8,53 persen. Dilihat secara sektoral, keseluruhan sektor ekonomi mencatat pertumbuhan yang positif. Bila diurutkan, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dengan laju mencapai 45,45 persen, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 17

26 diikuti sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 9,74 persen, keuangan, persewaan dan jasa sebesar 9,21 persen. Meskipun merupakan dua sektor dengan laju pertumbuhan terendah, peranan sektor pertanian dan jasa-jasa terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 masih cukup besar. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang mencapai angka 29 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi diatas 18 persen terhadap total PDRB Kabupaten Lombok Tengah baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Besarnya pendapatan setiap penduduk dapat tercermin lewat besaran pendapatan regional perkapita. Pendapatan regional per kapita Kabupaten Lombok Tengah atas dasar harga berlaku meningkat dari 5,122 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 5,892 juta rupiah pada tahun Begitu juga dengan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan meningkat menjadi 2,453 juta rupiah pada tahun 2010, yang pada tahun 2011 mencapai angka 2,636 juta rupiah. Tahun Tabel 2.8 Jumlah dan persentase penduduk miskin serta garis kemiskinan Tahun di Kabupaten Lombok Tengah Persentase penduduk miskin Garis kemiskinan (Rupiah) Penduduk Miskin , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: BPS, Tahun 2013 E. Pendidikan Setiap warganegara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan agar dirinya dapat menjadi manusia yang berkualitas, dan pada akhirnya bisa memiliki kemampuan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Apabila hal ini terwujud, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 18

27 jumlah penduduk yang besarpun tidak lagi menjadi beban tetapi sebaliknya akan menjadi potensi besar bagi pembangunan. Hakikat tujuan daripada pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan penduduk dapat mempengaruhi dinamika perubahan ataupun kualitas kehidupan sosial ekonomi penduduk suatu daerah. Tergambar bahwa pada tahun 2012 dari jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas di Lombok Tengah, paling banyak hanya tamatan SD sebesar 26,01 persen masing-masing baik laki-laki (25,91 persen) maupun perempuan (26,11 persen), Kemudian jumlah yang cukup banyak adalah tidak tamat SD 19,32 persen terdiri dari laki-laki 22,4 persen dan perempuan 23,90 persen. Sedangkan tamatan perguruan Tinggi sebesar 3,07 persen terdiri dari 3,84 persen untuk laki-laki dan 2,42 persen untuk perempuan. Adanya pendidikan yang memadai diharapkan akan dapat merubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Pembangunan pendidikan merupakan kegiatan investasi pada sumber daya manusia. Semakin banyak terciptanya SDM yang berkualitas di suatu daerah, maka kedepannya akan menguntungkan daerah yang memiliki asset pembangunan tersebut. Tingkat pendidikan penduduk 10 tahun keatas menurut jenis kelamin di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2 Penduduk berumur 10 Tahun keatas menurut ijasah tertinggi di Lombok Tengah Tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 19

28 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Gambaran masyarakat Lombok Tengah masa depan yang ingin dicapai oleh segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan Lombok Tengah adalah dengan Visi : BERSATU WUJUDKAN MASYARAKAT LOMBOK TENGAH SEHAT 2015 Visi di atas dilatarbelakangi oleh kondisi obyektif Kabupaten Lombok Tengah dewasa ini serta hasrat masyarakat Lombok Tengah untuk dapat sejajar dengan daerah lain dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, berbagai upaya ditempuh sehingga perlu dirumuskan Misi Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah adalah : Meningkatkan derajat kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Balita, Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kemitraan dan pemberdayaan, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Jumlah kelahiran total di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar jiwa, terdiri dari lahir hidup sebesar dan lahir mati sebesar 165 jiwa, dengan ratio angka lahir mati sebesar 8,44 per 1000 kelahiran hidup. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indicator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 20

29 1. Kematian Neonatal Angka-angka kematian bayi dan anak didefinisikan sebagai berikut: a. Kematian neonatum: peluang meninggal dalam bulan pertama setelah lahir (0-28 hari). b. Kematian post neonatum: selisih antara kematian bayi dan kematian neonatum (1-11 bulan). c. Kematian bayi: peluang bayi meninggal sebelum mencapai ulang tahun pertama (0-11 bulan). d. Kematian anak: peluang meninggal antara ulang tahun pertama dan ulang tahun kelima (1-4 tahun). e. Kematian balita: peluang anak meninggal sebelum mencapai ulang tahun kelima (0-4 tahun). Lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus. Menurut SDKI ; angka kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup tahun 23 (2002) ; 20 (2007) ; 19 ( 2012) Kasus kematian neontal yang dilaporkan di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 217 orang dengan ratio sebesar 11, 20 per 1000 kelahiran hidup. 2. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 21

30 Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/ Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991, Pada tahun 1991 diestimasikan AKB sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut memperhitungkan angka kematian bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survey, misalnya SDKI pada tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka-angka kematian bayi dihitung untuk tiga periode lima tahunan sebelum survei. Semua angka kematian bayi hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI Untuk periode lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per kelahiran Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus. AKB NTB sebesar 57 per 1000 kelahiran hidup, walaupun AKB NTB masih diatas rata-rata nasional, namun angka tersebut sudah dapat ditekan jika dilihat AKB pada tahun 1967 mencapai 220,51 per 1000 dan ini berarti AKB di NTB turun drastis. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 22

31 Laporan Seksi Kesehatan Ibu dan anak ; kasus kematian bayi di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 255 kasus Sehingga ratio kematian sebesar 13,2 per 1000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 237 kasus dengan ratio kematian sebesar 12,0 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2011 yaitu sebesar 154 kasus ratio kematian sebesar 8,2 /1000. Diharapkan dalam indikasi rencana prioritas RPJMD tahun 2013 ratio angka kematian bayi bisa diturunkan sampai 7,4 per 1000 kelahiran hidup. Beberapa puskesmas penyumbang kematian bayi tertinggi Lombok Tengah meliputi puskesmas Sengkol 29 kasus kematian bayi, puskesmas Kopang 23 kasus kematian bayi, puskesmas Darek 17 kasus kematian bayi. Sedangkan Puskesmas dengan kasus kematian nol adalah puskesmas Kuta dan puskesmas Mantang. 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka kematian ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penangannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 23

32 Angka Kematian Ibu Maternal diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding wilayah sebelumnya. Sedangkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan, angka kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per kelahiran hidup (SDKI 2007). Berdasarkan laporan Seksi Kesehatan Ibu dan anak tahun 2013, dari 25 Puskesmas dan RSU Praya ditemukan jumlah kasus maternal sebanyak 20 kasus sehingga ratio kematian ibu sebesar 103,2 per kelahiran hidup, hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 21 kasus dengan ratio kematian AKI sebesar 106,7 per kelahiran hidup, namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 sebanyak 15 kasus ratio kematian ibu sebesar 79,8 per kelahiran hidup. Diharapkan dalam rencana prioritas RPJMD tahun 2013 ratio angka kematian ibu bisa diturunkan sampai 92 per kelahiran hidup. Beberapa Puskesmas dengan kematian ibu nol (AKINO) antara lain puskesmas Mangkung, Darek, Batujangkih, Kuta, Ganti, Praya, Pengadang, Ubung, Puyung dan puskesmas pringgarata. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 24

33 Gambar 3 Kematian Ibu menurut waktu kejadian maternal tahun 2013 Tahun 2013 sebanyak 5 kasus (23,8 persen) merupakan kematian ibu maternal pada waktu persalinan, 3 kasus (14,29persen) masa nifas dan 14 kasus (66,7 persen) kematian masa kehamilan, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 16 kasus (76,19 persen) merupakan kematian ibu maternal pada waktu persalinan, 3 kasus (14,29 persen) masa nifas dan 2 kasus (9,52 persen) kematian masa kehamilan. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan pada kematian maternal dari sebelumnya banyak terjadi pada masa persalinan tahun 2012 menjadi masa nifas tahun Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Berbagai upaya dilaksanakan untuk menurunkan AKI di Lombok Tengah melalui pelatihan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak diantaranya Pelatihan Asuhan Persalihan Normal (APN) yang merupakan standar pertolongan Persalinan, Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Gambar berikut ini menggambarkan kecendrungan kasus kematian ibu dari tahun 2004 s/d 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 25

34 Gambar 4 Perkembangan Kasus Kematian Ibu Yang di Laporkan dari Tahun 2004 s/d 2013 Kabupaten Lombok Tengah. Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa dalam kurun waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2012 kematian terendah terjadi pada tahun 2005 dengan 12 kasus kematian ibui sedangkan tertinggi pada tahun 2012 sebanyak 21 kasus, kasus kematian ibu tahun 2013 lebih rendah dibandingkan tahun ANGKA Harapan Hidup (AHH) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Angka harapan hidup (AHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Angka harapan hidup (AHH) pada waktu lahir. Meningkatnya Angka harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Tahun 2011, CIA Word factbook memperkirakan angka harapan hidup orang Indonesia secara keseluruhan adalah 70,76 tahun. Jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, maka angka harapan hidup pria Indonesia adalah 68,26 tahun dan wanita 73,38 tahun. Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191 negara yang dipublikasikan di Wikipedia. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 26

35 Data BPS menunjukkan bahwa AHH Propinsi NTB pada tahun 2012 sebesar 62,71 tahun, Sedangkan AHH Kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 sebesar 61,96 tahun meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 61,52 tahun. Namun AHH Lombok Tengah tersebut masih dibawah Angka Harapan Hidup propinsi Nusa Tenggara Barat. Gambar 5 Angka harapan hidup di Lombok Tengah tahun Dari gambar diatas menunjukkan umur harapan hidup (AHH) masyarakat Lombok Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke 2007 sampai dengan 2012, tetapi bila dibandingkan dengan Rencana strategis Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan 2015 sebesar 66,18 masih perlu usaha keras dan kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk mencapainya. 5. ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) Angka kematian balita (Akaba) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Milenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai , sedang dengan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 27

36 nilai dan rendah dengan nilai < 20. SDKI tahun 2007 mengestimasikan nilai AKABA sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita turun dari 44 kematian per kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 40 kematian per kelahiran hidup pada SDKI 2012, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus. Angka ini merupakan estimasi untuk periode 5 tahun sebelum Sedangkan kasus kematian balita di kabupaten Lombok Tengah yang dilaporkan oleh Seksi KIA tahun 2013 sebesar 263 kasus (13,6 per 1000 kelahiran hidup) lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (243 kasus) dan tahun 2011 (159 kasus). Angka kematian balita tahun ini sudah mencapai target MDGs yang ingin dicapai pada 2015 yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maupun dari data sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 28

37 1. Pola 10 Penyakit Terbanyak Gambaran Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas se Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas, rincian 10 penyakit terbanyak dapat dilihat pada tabel beikut : Tabel 3.1 Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Se Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 NO Diagnosa Jumlah 1 Infeksi Akut lain pada saluran pernafasan bagian atas Penyakit Lainnya Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat Gastritis Penyakit Kulit Infeksi Diare (termasuk tersangka kolera) Tekanan Darah Tinggi Penyakit lain pada saluran bagian atas Penyakit Kulit Alergi Asma Sedangkan Gambaran pola 10 Penyakit terbanyak pada kunjungan pasien masyarakat miskin dapat dilihat pada tabel berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 29

38 Tabel 3.2 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Pasien jamkesmas Tahun 2013 NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS 1 ISPA Penyakit Lain pada Susunan Pencernaan Penyakit-Penyakit Lain pada susunan otot Rangka dan jaringan ikat 4 Penyakit Kulit Infeksi Penyakit Tekanan Darah Tinggi Diare Penyakit Kulit Alergi Asma Penyakit lain pada Saluran Pernapasan Bagian atas Tonsilitis Tabel 3.3. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap Pasien Jamkesmas Tahun 2013 NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS RAWAT INAP 1 Penyakit Lain pada Susunan Pencernaan Tifus Perut Diare Penyakit Tekanan Darah Tinggi Demam yang tidak diketahui sebabnya Asma Infeksi Akut lain pada Saluran Pernafasan Bagian Atas Desentri Penyakit Lain Pada Saluran Kencing Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Bagian Atas 246 Pada kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap secara keseluruhan baik pasien Umum dan jamkesmas penyakit terbanyak adalah infeksi akut lain pernafasan bagian atas non pnemonia, sedangkan pada pasien rawat jalan jamkesmas penyakit terbanyak adalah ISPA tidak berbeda dengan 10 penyakit terbanyak pasien umum dan jamkesmas, pasien rawat inap jamkesmas terbanyak adalah penyakit lain pada saluran pencernaan. Dari kunjungan pasien umum PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 30

39 maupun kunjungan pasien jamkesmas rawat jalan, tidak ada perbedaan pola penyakit untuk urutan teratas, kecuali pada pasien rawat inap jamkesmas pola penyakit berbeda dengan kunjungan rawat jalan dan pasien umum. 2. Status Gizi Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah status gizi balita. Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan kedalam bentuk nilai standar (z-score) dengan menggunakan baku antropometri balita WHO Selanjutnya berdasarkan nilai z-score masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan indikator : berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), gabungan indikator TB/U dan BB/TB. Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum, indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit lain (akut). Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, prilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan IMT/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat) misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Disamping untuk identifikasi masalah kekurusan indikator BB/TB dan IMT/U dapat juga memberikan indikasi kegemukan.pemantauan staus gizi (PSG) yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 menunjukkaan hasil indikator BB/U : Gizi buruk sebesar 3,64 persen, Gizi Kurang 12.29persen, sedangkan menurut indikator TB/U ; sangat pendek sebesar 15,47 persen dan pendek sebesar 21,56 persen ; menurut indikator BB/TB ; sangat kurus 1,76 persen, kurus 5,56 persen, data hasil PSG menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 31

40 N O Tabel 3.4. Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/U Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 STATUS GIZI BALITA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2013 KABUPATEN LOMBOK TENGAH INDEKS BB/U (persen) JUMLAH KECAMATAN SAMPEL BB/U SAMPEL (org) BB LEBIH BB NORMAL BB KURANG BB SANGAT KURANG 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH 3,686 3, , Tabel 3.5 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut TB/U dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 NO STATUS GIZI BALITA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2013 KABUPATEN LOMBOK TENGAH INDEKS TB/U (persen) JUMLAH KECAMATAN SAMPEL SAMPEL BB/U (org) SAMPEL TB/U NORMAL PENDEK SANGAT PENDEK 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH 3,686 3,238 3,238 2, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 32

41 Tabel 3.6 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/TB dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 STATUS GIZI BALITA HASIL PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2013 KABUPATEN LOMBOK TENGAH JUMLAH INDEKS BB/TB (persen) SAMPEL NO KECAMATAN SAMPEL BB/U SAMPEL SANGAT (org) GEMUK NORMAL KURUS BB/TB KURUS 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH 3,686 3,238 3, , Standar masalah gizi menurut Depkes RI 2009 dikategorikan besarnya masalah kekurusan (kurus dan sangat kurus) pada balita masih merupakan masalah kesehatan masyarakat jika prevalensi kekurusan > 5persen ; masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi kekurusan antara 10,1 persen - 15,0 persen dan dianggap kritis bila prevalensi kekurusan sudah diatas 15 persen. Kabupaten Lombok Tengah besarnya masalah kekurusan pada balita sebesar 7.32 persen artinya masalah kekurusan pada anak balita di Kabupaten Lombok Tengah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan secara multisektoral. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 33

42 2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah/ BBLR (< gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Kabupaten Lombok Tengah. Pada tahun 2013 dari kelahiran hidup dan bayi ditimbang (99,9 persen) ditemukan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 4,6 persen (889 bayi), capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012 kasus BBLR sebanyak 756 kasus atau sebesar 4.0 persen. Meskipun demikian, bila dibandingkan dengan target MDGs yang ingin dicapai pada 2015 yaitu sebesar 23 persen Lombok Tengah sudah mencapai target.. 3. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam profil ini adalah Penyakit Malaria, TB Paru, HIV/ AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Kusta. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 34

43 a. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakterimycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Penyakit tuberkulosis Paru termasuk penyakit menular kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan antara lain merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Pada tahun 2013, jumlah suspect TB paru sebanyak orang, penderita penyakit TB Paru BTA positif mencapai orang, 731 orang diantaranya adalah kasus baru TB BTA positif sedangkan kasus TB anak 0 14 tahun sebanyak 50 orang. Gambar disamping menujukkan penemuan kasus baru BTA positif menurut puskesmas. Kasus BTA positif diobati selama tahun 2013 sebanyak 688 orang dengan angka kesembuhan (cure rate) 543 orang (78,92 persen), pengobatan lengkap sebesar 13,37 persen, angka keberhasilan pengobatan sebesar 92,30 persen, lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 35

44 Gambar 6. Angka kesembuhan (cure rate), pengobatan lengkap (complet Rate), angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate) di Lombok Tengah Tahun Sedangkan jumlah kematian selama pengobatan di Lombok Tengah sebesar 28 (3,2 per penduduk). PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 36

45 Gambar 7. Kematian TB selama pengobatan di Lombok Tengah Tahun 2013 Kasus Kematian TB selama Pengobatan di Lombok Tengah Tahun Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten Kasus (orang) Puskesmas Angka Case Notification Rate (CNR) kasus baru BTA positif Lombok Tengah sebesar 82,51 per penduduk 50,11 per penduduk pada jenis kelamin laki-laki dan 32,39 per penduduk pada jenis kelamin perempuan, Sudah mencapai target RPJMD lombok Tengah tahun 2015 sebesar 41 persen. Sedangkan CNR seluruh kasus TB sebesar 119,41 per penduduk. b. Penyakit HIV/ AIDS Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5persen pada sub populasi tertentu, misal pada kelompok pekerja seksual komersial dan penyalahgunaan NAPZA. Tingat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Jumlah penderita HIV/ AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/ AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai orang. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 37

46 Salah satu tujuan yang ingin dicapai MDGs dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS dengan target mengendalikan penyebaran HIV dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun Laporan VCT RSUD Praya dan laporan rutin AIDS kabupaten/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ditemukan 3 kasus baru HIV terbanyak pada kelompok umur tahun sebesar 66,67 persen dan 18 kasus baru AIDS terbanyak pada kelompok umur tahun sebesar 44,44persen. Jumlah kematian karena AIDS di Lombok Tengah sebanyak 2 kasus. Gambar 8. Jumlah kasus HIV menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 38

47 Gambar 9. Jumlah kasus AIDs menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2013 c. Pneumonia Dalam pelaksanaan program P2 ISPA di Provinsi sejak tahun 2001 telah diterapkan tatalaksana bayi dan balita dengan MTBS. Pnemonia merupakan salah satu dari penyakit pada Bayi dan Balita yang sangat mematikan, awalnya hanya batuk pilek biasa tetapi apabila tidak diberikan obat dengan bijaksana, maka akibatnya menjadi Pnemonia dan menyebabkan kematian. Perkiraan penderita Pneumonia balita pada tahun 2013 sebanyak balita. Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak 4,192 kasus (42,0 persen). Capaian ini masih dibawah target SPM tahun 2013 (95 persen). Hasil lengkap per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 39

48 Gambar. 10. Penderita Pnemonia yang ditemukan dan ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Gambar diatas menunjukkan penderita ditemukan dan ditangani tertinggi di puskesmas Batunyala sebesar 147,5 persen dan terendah di puskesmas Mangkung sebesar 4,9 persen, d. Kusta Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri myobacterium leparae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut : Kelainan pada kulit (bercak) purtih atau kemerahan disertai mati rasa. penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan /kelumpuhan otot. Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA positif) PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 40

49 Pada Tahun 2013 dilaporkan terdapat kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 7 kasus dengan new case detection rate (NCDR) sebesar 0,79 per penduduk, disajikan pada gambar berikut : Gambar 11. Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas Di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2013 Kasus Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten Jumlah Kasus Baru Kusta di Lombok Tengah Tahun 2013 Puskesmas Dari gambar diatas penyebaran kasus kusta tersebar di 4 puskesmas yaitu Sengkol, Kuta, Teruwai, Kopang, Batunyala, Teratak Sedangkan penderita kusta baru 0 14 tahun mengalami cacat tingkat 2 sebanyak 2 orang (28,57 persen). PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 41

50 e. Diare Kasus diare ditemukan dan ditangani yang di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 sebesar orang (67,2 persen), dari jumlah perkiraan kasus, cakupan ini belum mencapai target SPM tahun 2013 (95 persen). Gambar disamping menunjukkan distribusi kasus diare menurut puskesmas tahun Secara epidemiologi dapat dikatakan bahwa penyakit diare adalah merupakan penyakit endemis di Kabupaten Lombok Tengah. Penyakit diare sebagai penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). 140,00 Gambar 12. Persentase Kasus diare ditemukan dan ditangani tahun 2013 Peresentase Kasus Diare ditemukan dan ditangani di Lombok Tengah tahun ,00 122,60 100,00 99,85 96,46 99,74 95,60 83,72 persen 80,00 60,00 59,75 61,17 61,10 73,82 76,54 74,55 71,30 69,64 59,87 69,50 66,66 77,08 69,23 67,22 40,00 35,21 45,14 41,82 40,34 43,1142,49 20,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 42

51 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penemuan dan penanganan kasus diare tertinggi berturut-turut ada di puskesmas pengadang, teruwai, Bonjeruk dan Bagu. 4. Penyakit Menular Bersumber Binatang (PB2) a) Penyakit DBD Pada tahun 2013 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 69 kasus, terbanyak di Puskesmas Praya sebanyak 29 kasus, Insidence rate DBD di Lombok Tengah sebesar 7,8 per penduduk dengan CFR 0 persen. Gambar disamping menunjukkan penyebaran kasus DBD di Lombok Tengah tahun Kabupaten Lombok Tengah kasus DBD setiap tahunnya tetap ada (merupakan Endemis), sejak tahun 2009 dilaporkan sebanyak 45 kasus, pada tahun 2010 meningkat menjadi 88 kasus dengan 1 orang meninggal, pada tahun 2012 kasus DBD dilaporkan sebanyak 64 kasus dan tidak ada kematian/ CFR nya 0 persen, tahun 2013 dilaporkan sebanyak 69 kasus dan semuanya ditangani sesuai dengan protap yang ada. Rencana program prioritas RPJMD Lombok Tengah tahun 2013 menargetkan kasus penyakit DBD dapat diturunkan menjadi 58 kasus. Disisi lain target penemuan dan penanganan penderita DBD menurut SPM tahun 2013 (100 persen) ditangani. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 43

52 b) Penyakit Malaria Target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pemberantasan dan pengendalian penyakit malaria berbantuan Global Fund Komponen Malaria di Lombok Tengah pada tahun 2013 antara lain : 1. Meningkatkan akses diagnosa dini dan cepat dengan cara mikroskopis maupun dengan RDT. 2. Pengobatan yang tepat dengan ACT di daerah endemis malaria 10persen pada tahun 2011 sampai dengan 60persen di tahun Peningkatan cakupan penggunaan kelambu berinsektisida (LLINs) sehingga 80persen wanita hamil dan 60persen balita tidur di bawah kelambu secara teratur pada tahun 2011 dan meningkat terus sebanyak 5persen pada tahun Advokasi dukungan terhadap program pengendalian malaria di masyarakat. 5. Peningkatan surveilans/skd KLB dan pelaporan rutin puskesmas. Penyelidikan dan pananggulangan KLB <24 jam dan lebih dari 90persen fasilitas kesehatan melaporkan kejadian malaria sampai tahun Penderita suspec malaria yang ditemukan Lombok tengah tahun 2013 sebanyak orang dari sediaan darah yang diperiksa 0,90persen (71 orang) terbanyak di puskesmas teruwai, sedangkan penderita malaria yang meninggal sebanyak 1 orang ditemukan puskesmas teruwai dengan CFR 1,41 persen. Gambar disamping menunjukkan kasus malaria klinis dan positif menurut puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 44

53 Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Insidence/API) merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Perkembangan insiden malaria sejak tahun 1998 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 13. API malaria di Lombok Tengah tahun Gambar diatas menunjukkan bahwa angka kesakitan malaria (API) di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 0,08 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebanyak per mil 0,21 per mil. 6. Penyakit Tidak Menular Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas 2013 meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 45

54 (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi/rematik. Kemenkes mencatat, kematian akibat PTM meningkat dari 41,7persen pada tahun 1995, menjadi 49,9persen pada tahun 2001, dan 59,5persen pada tahun Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun ( ) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun, fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. Gambaran kegiatan PTM di Lombok Tengah tahun 2013 masih sebatas pengukuran tekanan darah dan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA Cakupan pengukuran tekanan darah dan deteksi dini kanker leher rahim menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 14. Cakupan Pengukuran Tekanan Darah di Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Pengukuran Darah menurut puskesmas di Lombok Tengah Tahun ,50 4,13 4,27 4,00 3,71 3,68 3,50 3,23 Persen 3,00 2,50 2,00 2,49 1,82 2,16 1,50 1,00 0,50 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 2,91 2,61 2,14 1,85 1,24 1,32 1,28 1,56 1,39 0,62 0,87 0,97 0,74 0,43 0,60 0,28 0,98 0,00 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 46

55 Cakupan pengukuran tekanan darah di Lombok Tengah sebesar 1,85 persen, tertinggi di puskesmas Bagu, dan masih ada puskesmas yang belum melaporkan/ tidak ada kegiatan yaitu puskesmas Muncan Gambar 15. Cakupan deteksi dini kanker leher Rahim metode IVA di Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan deteksi dini kanker leher menurut metode IVA di Lombok Tengah Tahun ,7 0,7 0,6 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,2 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Persen Kabupaten Puskesmas Gambar diatas menujukkan bahwa baru 0,1 persen (100 orang) penduduk umur tahun yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim, hanya 3 yang melaporkan kegiatannya yaitu puskesmas Sengkol, Praya dan Ubung yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut. 7. Penyakit Yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Pada Tahun 2013 tidak dilaporkan kasus Tetanus Neonatorum PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 47

56 b. Campak Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Tahun 2013 tidak ditemukan adanya kasus campak di Lombok Tengah. c. Difteri Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demem ringan, sakit tekak. Tahun 2013 tidak ditemukan adanya kasus di Lombok Tengah d. Polio dan AFP (Acute flaccid paralysis/lumpuh layu akut) Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk kedalam PD3I, penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan, umumnya menyerang anak berumur 0 3 tahun ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku dileher dan sakit ditungkai dan lengan. Jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan di Lombok Tengah sebesar 3 kasus dengan AFP rate nya sebesar 1,11 per penduduk umur 15 tahun kebawah. 8. Penyakit Potensial KLB/Wabah Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tahun 2013 terjadi beberapa kejadian KLB di wilayah kabupaten Lombok Tengah antara lain KLB keracunan makanan dan AFP Jumlah penduduk terancam sebesar jiwa tersebar di 6 desa dengan attace rate 0,53 persen, jumlah yang meninggal 0 KLB penyakit dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kesakitan dan kematian yang besar, disamping juga dapat berdampak pada pariwisata, ekonomi dan sosial. Rata-rata Desa/Kelurahan ditangani KLB < 24 jam di Lombok Tengah tahun 2013 adalah 100 persen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 48

57 a. Keracunan Makanan Salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyakit yang disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantara menimbulkan KLB keracunan pangan. Gejala dan tanda-tanda klinik keracunan pangan sangat bergantung pada jenis etiologinya, tetapi secara umum gejala keracunan pangan dapat digolongkan kedalam 6 kelompok, yaitu : Gejala utama yang terjadi pertama-tama pada saluran gastrointestinal atas (mual, muntah) ; Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan ;. Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah (kejang perut, diare); Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralysis); Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan kelenjar limfe); Gejala alergik (wajah memerah, gatal-gatal) Kasus keracunan makanan selama tahun 2013 sebanyak 192 kasus tersebar dibeberapa desa yaitu 3 desa Kopang, Lajut dan desa Saba dengan attack rate sebesar 0.66 persen, kematian 0 kasus. b. AFP Non Polio Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP. Pada tahun 2013 di Lombok Tengah ditemukan 3 kasus AFP non Polio tersebar di 3 desa/kelurahan yaitu Prapen, Mertak, Sisik. Masing-masing 1 kasus dengan jumlah penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,04 persen, tidak ada kematian. AFP rate (non polio) Lombok Tengah sebesar 1,11 per penduduk usia kurang dari 15 tahun, dengan target SPM 2013 sebesar kurang 2 per artinya sudah mencapai target SPM. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 49

58 BAB IV UPAYA KESEHATAN Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut : A. PELAYANAN KESEHATAN Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Dalam upaya pencapaian MDG s dari tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan angka kematian ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. a. Pelayanan Kesehatan ibu hamil K1 Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan 12 minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K-1) tahun 2011 adalah 94,80 persen atau sebanyak orang Bumil, dari target sasaran Ibu hamil sebanyak orang. Sedangkan Capaian K-1 kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 99,7 persen ( ibu hamil) lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 99,5 persen ( bumil), Target MDGs yang diharapkan sampai tahun 2015 sebeasr 96 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 50

59 Gambar 16. Pencapaian K1 Per Puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2013 Dari gambar diatas dapat dilihat pencapaian tertinggi K1 ada di puskesmas Teratak 114,9 persen sedangkan terendah Puskesmas Bonjeruk 88,51 persen. Gambar 17. Pencapaian K1 Lombok Tengah Tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 51

60 Gambar diatas memperlihatkan kecendrungan peningkatan pencapaian K1 dari tahun 2011 sampai dengan 2013, walaupun peningkatan K1 dari 2012 ke 2013 tidak terlalu signifikan. b. Pelayanan Kesehatan ibu hamil dan K4 Cakupan Bumil (K4) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III, yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Gambar disamping menunjukkan capaian K4 menurut puskesmas tahun Pencapaian K4 tahun 2011 sebanyak 86,3 persen (19.348). Capian K-4 tahun 2012 sebesar persen ( bumil), sedangkan pencapaian K-4 tahun 2013 sebesar 91,3 persen. Capaian ini masih dibawah target SPM tahun 2013 sebesar 93 persen Pencapaian K4 dari tahun 2011 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 52

61 Gambar 18. Pencapaian K4 Lombok Tengah Tahun Gambar diatas memperlihatkan peningkatan capaian K4 dari tahun 2011 ke 2012, sedangkan capaian K4 dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan. c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 persen dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per kelahiran hidup 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 persen pada tahun 2015 dari 40 persen pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 53

62 Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011 adalah sebanyak orang atau sebesar 82,1 persen ; tahun 2012 `sebesar 93.2 persen (18.700) sedangkan tahun 2013 sebesar 89,5 persen ( ibu hamil) mengalami penurunan dibandingkan tahun Capian persalinan oleh tenaga kesehatan tahun ini masih belum mencapai target SPM 2013 sebesar 93 persen. d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan didesa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu ;2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; 4) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif 6 bulan : 5) Pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak 2 kali dan 6) pelayanan KB pasca persalinan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 54

63 Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2011 adalah 87,9 persen ( orang), tahun 2012 sebesar 92.9 persen ( orang). Sedangkan Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2013 sebesar 91,8 persen ( orang), jika dibandingkan dengan capaian tahun 2012 mengalami sedikit penurunan. Target SPM tahun 2013 diharapkan ibu nifas mendapat pelayanan sebesar 92 persen Gambar 19. Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun Gambar diatas memperlihatkan peningkatan pencapaian pelayanan ibu nifas dari tahun 2011 ke 2012, sedangkan pencapaian pelayanan ibu nifas dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan. Salah satu pelayanan yang diberikan pada saat pelayanan ibu nifas adalah pemberian Vitamin A, grafik berikut memperlihatkan persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A saat melahirkan menurut Puskesmas : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 55

64 Gambar 20. Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 PENCAPAIAN PELAYANAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 107,6 91,5 91,7 77,7 98,7 94,6 92,0 95,1 72,4 90,8 92,3 92,1 93,8 89,7 98,4 93,4 84,1 91,5 88,8 86,9 100,3 93,9 82,7 94,6 98,9 91,8 % PUSKESMAS Gambar diatas menunjukkan bahwa secara kabupaten cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2013 mencapai 91,77 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 92.9 persen, dengan capaian tertinggi Puskesmas Kuta 107,6 persen, dan capaian terendah puskesmas Ganti sebesar 72,4 persen e. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan antara lain ketuban pecah dini, perdarahan pervagian, hipertensi dalam kehamilan (systole > 140 mm Hg, diastole > 90 mm Hg) dengan atau tanpa edema pre tibial, ancaman persalinan premature, infeksi berat dalam kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan tidak maju) dan infeksi masa nifas. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 sebesar 3114 ibu hamil atau 69,4 persen. Pencapaian cakupan komplikasi bumil resiko tinggi PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 56

65 ditangani tahun 2012 sebesar 85,3 persen (3.584 orang) dari bumil resiko tinggi yang ada. Sedangkan Capaian cakupan komplikasi bumil resiko tinggi ditangani tahun 2013 sebesar 84,4 persen (3.705 orang) dari perkiraan bumil resiko tinggi yang ada. Capian ini sudah mencapai target SPM tahun 2013 sebesar 93 persen. Gambaran capaian masingmasing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Tengah ada 12 puskesmas belum mencapai cakupan lebih dari 80 persen yaitu Puskesmas Penujak, Ganti, Mujur, Janapria, Langko, Kopang, Batujangkih, Sengkol, Kuta, Mantang, Aik Darek dan Puskesmas Bagu. Gambar 21. Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Lombok Tengah Tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 57

66 Gambar diatas menunjukkan penanganan komplikasi kebidanan dari tahun mengalami fluktuatif, tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan sedangkan dari tahuin 2012 ke 2013 mengalami penurunan. Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Pada tahun 2012 cakupan penanganan neonatal komplikasi yang dilaporkan melalui seksi KIA Dinas kesehatan kabupaten Lombok Tengah sebesar 58.5persen (1.715 orang) dari perkiraan kasus, Sedangkan tahun 2013 perkiraan neonatal komplikasi sebesar atau 15 persen dari lahir hidup ( bayi), penanganan neonatal resti sebesar 69,6 persen (2.024 kasus). Pencapaian penanganan neonatal resti tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi tahun 2013 masih belum mencapai target SPM tahun 2013 sebesar 82 persen. Gambaran cakupan neonatal komplikasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 58

67 Gambar 2 2. Cakupan Neonatal Risti Ditangani Di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Penanganan Neonatal Komplikasi di Lombok Tengah Tahun ,0 140,0 141,2 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 137,0 115,8 101,5 122,9 91,5 89,6 % 63,1 71,2 67,7 75,5 66,5 74,1 70,4 69,6 57,2 44,6 52,0 49,3 29,6 31,8 55,3 36,0 39,5 48,8 11,9 Puskesmas f. Kunjungan Neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil, pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti. Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA. Cakupan kunjungan Neonatal ( KN1 ) Tahun 2012 sebesar 98.7 persen, sedangkan Kunjungan neonatal lengkap sebesar 95,9 persen, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 59

68 Gambar 23. Kunjungan Neonatus (KN1) dan (KN Lengkap) di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN lengkap) di Lombok Tengah Tahun ,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu 95,1 95,9 Mantang 98,2 94,1 Aik Darek 84,8 83,5 Teratak 99,5 98,8 110,0 107,4 Kabupaten 100,2 97,3 126,1 122,8 94,4 83,1 109,2 92,8 96,9 94,8 96,8 87,5 94,3 93,8 102,2 100,3 100,7 101,1 89,5 91,9 95,8 95,2 94,5 93,1 90,9 90,9 105,3 104,1 97,6 95,9 87,8 86,5 100,6 94,1 104,4 98,6 97,1 93,6 % 73,1 70,2 76,8 64,8 Puskesmas KN1 KN-Lengkap Gambar diatas memperlihatkan cakupan kunjungan neonatal (KN1) sebesar 97,1 persen sedangkan KN Lengkap sebesar 93,6 persen, terjadi penurunan kunjungan sekitar 3,4 persen (688 orang) dari KN1 ke KN Lengkap. g. Pelayanan Kesehatan pada bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 6 9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB 1-3, polio 1-4 dan campak) stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 96,7 lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar persen, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 60

69 Pencapaian pelayanan kesehatan bayi tahun ini sudah mencapai targrt SPM tahun 2013 sebesar 92 persen Grafik. 24. Pelayanan Kesehatan bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 h. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelyanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 4 tahun) sebesar 77,4 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 74.5 persen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 61

70 Pelayanan kesehatan pada anak balita pada tahun 2013 sudah mencapai target SPM tahun 2013 sebesar 70 persen. Gambar 25 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 8x di Lombok Tengah tahun 2013 Pelayanan kesehatan Balita di Lombok Tengah Tahun ,0 144,6 140,0 % 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak 99,9 Kabupaten 69,1 82,4 100,5 74,7 88,1 115,9 70,3 84,2 81,8 81,3 54,0 84,5 67,6 76,6 79,5 58,8 59,9 62,5 89,0 75,5 71,1 56,0 77,4 33,6 Puskesmas i. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) dan merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), pasangan berstatus menikah (pasangan usia subur/pus) yang sedang menggunakan alat KB dapat dilihat pada grafik berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 62

71 Gambar 26. Peserta KB Baru dan KB Aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif di Lombok Tengah Tahun ,0 168,2 160,0 145,0 140,0 131,6 % 120,0 100,0 80,0 90,7 106,6 81,7 84,6 117,9 118,4 110,4 94,7 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 114,0 80,5 114,9 88,5 103,9 107,7 80,1 116,3 94,7 95,4 120,7 97,9 112,1 112,2 104,7 20,6 24,2 20,6 36,5 16,4 22,8 32,5 24,1 22,5 25,0 30,0 20,7 29,4 22,4 33,3 22,8 23,6 14,0 20,3 16,5 23,8 30,1 29,8 34,1 27,3 24,6 Puskesmas KB Baru KB Aktif Cakupan peserta KB baru menggunakan alat/metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun non MKJP di kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 adalah 24,6 persen capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 27,9 persen, peserta KB baru tertinggi di puskesmas Batujangkih sebesar 36,5 persen sedangkan terendah di puskesmas Ubung sebesar 14,0 persen. Cakupan peserta KB aktif di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 adalah sebesar 104,7 persen capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 66,6 persen, bila dilihat dari masing-masing puskesmas, capaian tertinggi adalah puskesmas Teruwai (168,2 persen) dan terendah adalah puskesmas Ubung ( 80,1 persen). Pencapaian KB aktif tahun 2013 sudah mencapai target SPM sebesar 75 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 63

72 2. Perbaikan Gizi Masyarakat Jenis kegiatan Program Perbaikan Gizi di Kabupaten Lombok Tengah yang telah dilaksanakan dan hasil pencapaiannya pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Penimbangan Bulanan Balita di Posyandu Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan keadaan kesehatan dan gizi balita melalui penimbangan berat badan setiap bulan di posyandu. Rekapitulasi hasil kegiatan penimbangan bulanan balita berdasarkan laporan F/III/Gizi dari 25 puskesmas dari bulan Januari s/d Desember 2013 adalah sebagai berikut : a. D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat) Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) diukur berdasarkan jumlah balita yang datang menimbang setiap bulan ke posyandu dibandingkan dengan jumlah keseluruhan balita yang ada di posyandu tersebut. Hasil pencapaian D/S balita Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 74,2 persen lebih rendah bila dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 76.3 persen, capaian ini masih belum mencapai target RPJMD Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 76 persen. Sedangkan capaian masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 27. Pencapaian D/S Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 64

73 b. BGM/D (Prosentase Balita Kurang Gizi/ gangguan pertumbuhan balita) BGM/D adalah rasio jumlah balita yang berat badannya berada di Bawah Garis Merah dibandingkan jumlah balita yang datang ke posyandu (ditimbang). BGM/D dijadikan sebagai indikator untuk menggambarkan keadaan pertumbuhan balita dan indikator screening individu untuk rujukan/perawatan/treatment. Prosentase kasus BGM di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 adalah sebesar 1,9 persen mengalami penurunan bila dibandingkan tahun Capaian BGM/D tiga tahun terakhir di Lombok Tengah sebagai berikut :. - Prosentase BGM/D tahun 2010 adalah 2,8 persen - Prosentase BGM/D tahun 2011 adalah 2,2 persen - Prosentase BGM/D tahun 2012 adalah 2 persen Puskesmas dengan porsentase BGM/D terendah adalah Puskesmas Ganti (0,4 persen) dan puskesmas Janparia dan Langko masing-masing (1,1 persen). Sedangkan puskesmas yang tinggi porsentase BGM/D (>3 persen) dan perlu mendapat perhatian adalah Puskesmas Teruwai (4,4 persen), Puskesmas Puyung (3,6 persen). Gambar 28. Cakupan BGM/D Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan BGM/D di Lombok Tengah Tahun ,5 4,4 4,0 3,5 3,0 2,7 2,6 2,5 2,0 2,4 2,1 2,0 2,3 2,0 1,9 1,5 1,0 0,5 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 3,6 Persen 2,1 2,3 2,2 2,4 1,7 2,4 1,9 1,3 1,1 1,1 1,5 1,5 1,2 1,4 1,3 0,4 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 65

74 c. Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil Distribusi tablet Fe dilaksanakan oleh petugas kesehatan baik di puskesmas maupun di desa melalui kunjungan ke posyandu atau pada saat pelayanan kesehatan di Polindes, Pustu, dan Puskesmas. Cakupan distribusi tablet Fe untuk ibu hamil kumulatif dari bulan Januari s/d Desember 2013 adalah sebagai berikut : Gambar 29. Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Bumil di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan ibu hamil dapat Fe 90 tablet, cakupan pemberian Fe1 tahun 2013 sebesar 99,72 persen dan Fe3 sebesar 91,33 persen. Pencapaian ibu hamil dapat Fe1 90 tablet sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 95 persen. Upaya yang dikembangkan untuk meningkatkan tercapainya pemberian Fe pada bumil yaitu persediaan Fe yang lengkap ditingkat polindes/ poskesdes, pendistribusian yang merata bagi ibu hamil terutama ibu hamil trimester 2 dan 3 pada saat datang memeriksa PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 66

75 kehamilan mereka. Hal ini membantu persiapan kesehatan ibu dalam melahirkan. d. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hidup yang diciptakan Tuhan khusus untuk bayi, tidak bisa ditiru manusia dan dapat memberikan kekebalan bagi bayi sehingga tidak mudah sakit. ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak baru lahir sampai umur 6 bulan (pemberian ASI Eksklusif). Adapun cakupan pemberian ASI Eksklusif di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 88,45 persen lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 85.1 persen. Capaian ASI eksklusif tahun ini sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 80 persen. Capaian Asi Eksklusif tahun 2013 masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 30. Cakupan Bayi ( 0 6 bl) Yang Mendapatkan Asi Eksklusif Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Bayi (0-6bl) Mendapat Asi Eksklusif di Lombok Tengah Tahun ,00 90,00 80,00 93,19 86,43 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 95,64 98,42 95,27 85,47 81,64 88,10 89,07 77,41 80,92 75,77 85,95 82,48 94,08 88,30 87,61 86,63 88,83 85,54 93,06 96,10 92,32 94,17 91,09 88,45 Persen Puskesmas Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI berisiko 17 kali lebih besar terkena diare dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif. Resiko kematian akibat pnemonia pada bayi 8 hari 12 bulan yang tidak diberikan ASI menjadi 3 4 kali lebih dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Lombok Tengah yaitu melalui sosialisasi/kampanye ASI PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 67

76 eksklusif, pembentukan kelompok pendukung ASI (KPA-ASI), melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap semua ibu melahirkan dan pemberian MP-ASI yang diperkirakan akan bisa menurunkan jumlah kematian bayi di Lombok Tengah. e. Pemberian Kapsul Vitamin A (Bayi, Anak dan Ibu nifas) Tujuan utama program penanggulangan KVA adalah untuk mencegah terjadinya Xerophthalmia dan menurunkan prevalensi Xerophthalmia sampai 0,1 persen pada akhir Pelita VI. Untuk mencapai tujuan tersebut telah dilakukan upaya-upaya yang terus menerus dilakukan diantaranya dengan pemberian Vitamin A Dosis tinggi untuk balita umur 1-5 tahun, dan saat ini sudah diberikan vitamin A dosis tinggi untuk bayi umur 6 11 bulan dan ibu nifas. Kapsul Vitamin A diberikan pada Bayi usia 6 11 bulan sebanyak 1 kapsul (dosis IU) selama satu tahun, anak balita usia 1 5 tahun sebanyak 2 kapsul (dosis IU) per tahun, dan pada Ibu Nifas 2 kapsul (dosis IU) selama masa nifas. Cakupan distribusi kapsul Vitamin A 2x tahun 2013 pada bayi umur 6-11 bulan sebesar 110,9 persen turun dibandingkan tahun 2012 sebesar 116,9 persen sedangkan cakupan distribusi vitamin A pada anak balita umur bulan sebesar 86,28 persen mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 84,2 persen. Cakupan distribusi Vitamin A 2 kali pada balita (6 59 bulan) tahun 2013 sebesar 91,20 persen bila dibandingkan dengan target MDGs 2015 (90 persen) capaian ini sudah mencapai target MDGs. Cakupan Vitamin A masing-masing puskesmas se Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 68

77 Gambar 31. Cakupan Pemberian Vit. A pada Bayi, Anak Balita dan ibu Nifas Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Umur 6-11 bulan, 6-59 bulan dan 6-59 bulan di Lombok Tengah Tahun ,00 171,49 160,00 150,77 Persen 140,00 120,00 100,00 80,00 113,60 82,20 88,48 99,84 101,73 101,35 87,52 79,09 80,77 101,32 93,28 94,89 117,90 111,66 112,91 114,24 125,69 88,35 72,32 75,53 103,95 89,37 92,29 114,86 83,65 89,89 120,57 73,11 82,60 115,96 98,64 102,11 90,56 82,75 84,31 78,92 112,17 95,55 98,88 79,55 73,21 74,48 112,14 107,19 105,82 105,39 126,97 131,41 108,72 91,89 100,11 123,47 110,90 60,96 84,35 89,91 83,73 88,42 86,87 90,66 84,20 88,44 74,32 84,85 96,54 103,51 92,54 95,78 80,54 82,81 80,11 84,11 82,04 90,33 86,28 91,20 60,00 40,00 20,00 0,00 Puskesmas Vit. A (6-11 bl) Vit A (12-59 bl) Vit. A(6-59 bl) f. Pelacakan Kasus KLB Gizi Buruk Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya gejala klinis gizi buruk. Hasil pelacakan dilaporkan melalui laporan mingguan kasus. Gambar 32 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 s/d 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 69

78 Gambar diatas menunjukkan kecendrungan kasus gizi buruk di Lombok Tengah dari tahun 2010 s/d 2013 mengalami penurunan. Distribusi kasus gizi buruk tahun 2013 menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. a. Imunisasi Dasar pada Bayi Program imunisasi dasar lengkap (LIL/lima imunisasi dasar lengkap) pada bayi yang dicanangkang pemerintah meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 70

79 Gambar 33. Pencapaian Imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3 di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Pencapaian Imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3 di Lombok Tengah Tahun 2013 Kabupaten 102,0 103,0 Puskesmas Teratak Aik Darek Mantang Bagu Pringgarata Puyung Bonjeruk Ubung Batunyala Pengadang Aik Mual Praya Muncan Kopang Langko Janapria Ganti Mujur Teruwai Kuta Sengkol Batujangkih Darek Mangkung Penujak 101,8 84,3 103,0 102,8 114,2 85,1 84,9 116,1 87,5 110,7 92,5 121,8 98,4 88,4 93,5 102,2 114,6 75,6 107,4 99,6 114,9 92,7 127,8 106,6 149,4 75,4 78,1 109,5 92,1 103,7 103,5 116,5 83,8 87,1 113,6 97,3 119,5 101,4 117,1 101,8 97,1 90,1 120,6 122,7 100,7 100,9 91,7 113,5 98,6 147,4 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 % DPT3+HB3 DPT1+HB1 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian DPT+HB1 tahun 2013 sebesar 109,5 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar persen sedangkan capaian imunisasi DPT3+HB3 tahun 2013 sebesar 101,8 persen capaian ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar persen. Imunisasi BCG diberikan pada bayi kurang dari tiga bulan, imunisasi polio pada bayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu. Capaian imunisasi masing-masing puskesmas dapat dilihat pada table berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 71

80 Gambar 34. Cakupan imunisasi BCG Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Imunisasi BCG di Lombok Tengah Tahun ,0 147,0 140,0 128,8 120,0 100,0 92,2 85,3 86,0 99,1 107,7 118,6 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 89,3 100,4 101,3 118,3 97,3 104,9 102,7 104,8 81,9 88,7 113,5 99,4 102,5 85,8 106,4 100,0 persen 72,4 76,6 Puskesmas Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi BCG di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 100 persen capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar persen, Gambar 35. Cakupan imunisasi Polio4 kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Cakupan Imunisasi Polio4 di Lombok Tengah Tahun ,0 149,4 140,0 120,0 100,0 106,6 92,7 114,9 99,6 107,4 114,6 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 98,0 93,5 88,4 99,5 92,5 111,7 87,5 116,1 84,9 85,1 114,2 102,8 103,0 124,4 90,6 101,8 102,1 persen 75,6 122,5 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 72

81 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi polio4 tahun 2013 sebesar persen. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan factor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90 persen. Gambar berikut memperlihatkan cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah : Gambar 36 Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2013: Cakupan imunisasi campak Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 111,3 persen capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar persen, Dari 25 Puskesmas yang ada di Lombok Tengah masih ada Puskesmas yang pencapaian imunisasi campak kurang dari 80 persen yaitu puskesmas Langko, Puyung dan teruwai. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan 80 persen jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 73

82 Gambar 37. Cakupan Imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2013: Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi dasar lengkap tahun 2013 sebesar 101,2 persen, namun masih ada Puskesmas yang pencapaian imunisasi dasar lengkap kurang dari 80 persen yaitu puskesmas Langko, Puyung dan teruwai. Capaian UCI kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 92,8persen yaitu 129 desa UCI dari 139 desa yang ada, capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 86,3 persen. Gambar berikut menyajikan cakupan desa/kelurahan UCI di kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 : Dari 25 puskesmas 20 diantaranya sudah mencapai UCI 100 persen sesuai target SPM 2012 dan masih 5 puskesmas yang belum mencapai UCI yaitu puskesmas Sengkol, Ganti Aik Mual, Ubung, Teratak. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 74

83 Idealnya seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal. Namun kenyataanya sebagian anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Anak-anak inilah yang disebut dengan drop out imunisasi. Imunisasi DPT-HB1 adalah jenis imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi, sebaliknya imunisasi campak adalah imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi. Diasumsikan bayi yang mendapat imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Untuk itu maka drop out rate imunisasi bayi dihitung berdasarkan persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT-Hb1. Drop out rate imunisasi DPT-Hb1 Campak kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 38. Drop out rate imunisasi DPT-HB1 Campak dikabupaten Lombok TengahTahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 75

84 Puskesmas dengan angka drop out/ Bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap tertinggi adalah Puskesmas Bonjeruk sebesar 11,2 persen sedangkan DO imunisasi terendah Puskesmas Pringgarata sebesar 0,3 persen. b. Imunisasi pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bias menyerang pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus adalah salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah 1)pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata ; dan 3) penyelenggaraan surveylance. Gambar berikut memperlihatkan cakupan imunisasi TT di kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 : Gambar 39. Cakupan TT di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PUSKESMAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,0 115,5 113,1 100,0 98,5 95,4 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 103,4 103,4 persen 56,2 60,9 56,2 55,0 56,7 56,7 87,3 87,7 65,2 69,3 80,4 52,3 54,6 52,3 76,2 77,8 77,8 83,3 85,3 85,3 49,9 58,7 62,1 63,7 76,1 80,0 44,2 51,4 44,2 48,7 83,3 83,3 68,1 68,1 43,2 48,1 43,2 59,3 71,9 59,3 42,1 46,9 48,9 42,9 64,4 42,9 47,4 53,1 47,4 66,5 69,2 66,5 46,9 50,1 46,9 65,0 74,9 74,9 86,9 86,9 55,6 58,0 57,4 TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 8,9 9,1 9,1 11,3 15,9 17,0 17,8 TT2+ 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6,0 2,7 2,4 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,1 4,1 4,0 3,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,9 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3,2 0,0 3,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,1 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,4 Puskesmas Pencapaian imunisasi TT2 tahun 2013 sebesar 57,4 persen Capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 33.2 persen, sedangkan pencapaian PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 76

85 imunisasi Lombok Tengah berturut-turut menurut antigen TT1 sebesar 58,0 persen, TT2 sebesar 55,6, TT3 sebesar 1,1, TT4 sebesar 0,4 persen TT5 sebesar 0,3 persen 4. Pelayanan Kesehatan Gigi Rasio tumpatan/ pencabutan gigi tetap Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi dari perhatian masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi yang merupakan tindakan preventif sebelum gigi tetap betul betul rusak dan harus dicabut. Sedang pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif yang merupakan tindakan terakhir yang harus diambil oleh seorang pasien. Di tahun 2013 rasio tumpatan/pencabutan gigi sebesar 0,64, hal ini berarti bahwa masyarakat lebih banyak yang melakukan pencabutan gigi dibandingkan melakukan tumpatan gigi tetap. Capaian masing-masing puskesmas sebagai terinci dalam gambar berikut : Gambar 40. Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN GIGI TETAP DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,00 3,87 3,50 3,00 2,50 PERSEN 2,00 1,50 1,22 1,43 1,00 0,50 0,76 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 1,00 0,72 0,04 0,47 0,14 0,54 0,02 0,65 0,00 0,65 0,94 0,04 0,15 0,05 0,24 0,47 0,60 0,14 0,04 0,35 0,58 0,64 PUSKESMAS PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 77

86 5. Penjaringan Murid KelaS 1 SD/MI Persentase jumlah murid yang diperiksa untuk tahun 2013 sebesar siswa (84,8 persen) dari jumlah siswa kelas 1 siswa SD/MI sebanyak siswa, hasil ini sudah mencapai target SPM tahun 2013 untuk indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat sebesar 80 persen, namun masih ada puskesmas yang belum mencapai target SPM tahun 2013 seperti gambar berikut Gambar 41. Cakupan Penjaringan Murid Kelas 1 SD/MI dikabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 90,00 91,75 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 99,74 100,00 85,69 89,44 96,98 Persentase Penjaringan Murid Kelas 1 SD/MI di Lombok Tengah Tahun ,60 93,39 92,44 95,13 98,53 92,71 95,62 91,82 91,97 93,86 90,05 96,55 97,78 91,99 98,29 90,39 84,84 73,48 75,66 Persen 11,78 Puskesmas. 6. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut. Pelayanan kesehatan usia lanjut yang dimaksudkan adalah penduduk usia 60 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di posyandu. Proyeksi jumlah usia lanjut di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar orang dan orang diantaranya mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada baik di puskesmas, puskesmas pembantu maupun poskesdes. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 78

87 Pelayanan kesehatan usia lanjut di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 sebesar 70,89 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6.19 persen, dan cakupan tertinggi adalah puskesmas pengadang sebesar 166,5 persen dan capaian terendah adalah puskesmas Aik Darek sebesar 16,59 persen, Pringgarata sebesar 17,09 persen.. Gambar 42. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Lombok Tengah Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Usila di Lombok Tengah Tahun ,0 166,5 160,6 160,0 145,8 persen 140,0 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 50,7 41,6 100,8 43,3 83,9 47,9 121,9 130,0 101,6 112,3 50,6 73,5 64,1 43,1 58,9 102,2 93,4 70,9 23,5 21,7 17,1 16,6 23,8 Puskesmas 7. Kegiatan Promosi Kesehatan Jenis kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan beserta jajarannya selama tahun 2013 meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan sebanyak kali dan penyebaran informasi sebanyak 75 kali, lebih jelasnya mengenai kegiatan ini dapat dilihat pada lampiran (table 53) PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 79

88 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Jaminan pemeliharaan kesehatan Peran serta masyarakat adalah syarat mutlak bagi keberhasilan, kelangsungan dan kemandirian pembangunan di bidang kesehatan yang diwujudkan antara lain sebagai penyelenggara berbagai upaya pelayanan kesehatan dan dalam membiayai pemeliharaan kesehatan. Peran serta dalam pembiayaan pemeliharaan kesehatan terlaksana antara lain dalam bentuk pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan, dana sehat, asuransi sosial di bidang kesehatan dan pelbagai bentuk pembiayaan kesehatan prabayar. Perkembangan peserta jaminan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah meliputi 56,19 persen penduduk terdiri dari 48,6 persen Jamkesmas; 4,48 persen peserta PT. Askes; 0,0 persen peserta PT. Jamsostek; 2,84 persen dicakup oleh Jamkesda. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial. Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu: 1) Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk jaringannya; 2) Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan. Pada Tahun 2012 pemerintah juga meluncurkan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yaitu jaminan pembiayaan pelayanan persalinan bagi semua ibu hamil yang belum memiliki jaminan kesehatan dengan pembiayaannya dijamin oleh pemerintah. Disamping itu Kepesertaan Program Jamkesmas terus diperluas sasarannya disamping bagi ibu hamil dan melahirkan melalui Jaminan Persalinan (Jampersal) juga meliputi Peserta Keluarga Harapan (PKH), Gelandangan, pengemis, anak terlantar, Masyarakat miskin Penghuni Panti Sosial, Penghuni Lembaga Pemasyarakatan, Penghuni Rumah Tahanan dan Korban Bencana Pasca Tanggap Darurat. Melalui jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 80

89 Jumlah kepesertaan jamkesmas di kabuapten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar jiwa, dengan perincian masing-masing puskesmas sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah peserta Jamkesmas Tahun 2013 NO KECAMATAN PUSKESMAS JAMKESMAS 1 PRAYA PRAYA 21,144 2 PRAYA AIKMUAL 19,628 3 PRAYA TENGAH PENGADANG 14,199 4 PRAYA TENGAH BATUNYALA 12,754 5 PRAYA BARAT PENUJAK 17,903 6 PRAYA BARAT MANGKUNG 21,416 7 PRAYA BARAT DAYA BATU JANGKIH 11,407 8 PRAYA BARAT DAYA DAREK 17,760 9 BATU KLIANG UTARA TERATAK 29, BATUKLIANG AIK DAREK 14, BATUKLIANG MANTANG 15, JANAPRIA JANAPRIA 19, JANAPRIA LANGKO 17, JONGGAT PUYUNG 14, JONGGAT BONJERUK 12, JONGGAT UBUNG 18, KOPANG MUNCAN 19, KOPANG KOPANG 20, PRAYA TIMUR GANTI 15, PRAYA TIMUR MUJUR 15, PRINGARATA BAGU 14, PRINGARATA PRINGGARATA 19, PUJUT TERUWAI 17, PUJUT SENGKOL 16, PUJUT KUTA 17,164 JUMLAH 432,921 Disamping itu ada juga pembiayaan sharing antara pemda Lombok Tengah dengan Pemprop NTB untuk pelayanan kesehatan bagi kepesertaan jamkesmas NTB untuk masyarakat Lombok Tengah sebesar jiwa Pada tahun 2013 jumlah cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar di sarana kesehatan strata satu sebesar 35,87 persen lebih rendah bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 37.2 persen dan masih dibawah target SPM kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 85 persen tetapi Jika dibandingkan dengan jumlah Masyarakat miskin yang datang ke pelayanan kesehatan semua terlayani (100persen). Dari pasien yang datang berobat rawat jalan dan pasien yang rawat inap semua terlayani, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan ke sarana kesehatan strata 2 dan 3 sebesar 0,83 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 81

90 Tabel 4.2 : Capaian pelaksanaan pelayanan dasar peserta Jamkesmas selama Tahun 2013 (Januari s/d Desember) Bulan Pelayanan PELAYANAN DASAR PESERTA JAMKESMAS Rawat Jalan (Kunjungan) Rawat Inap (Orang) Peserta Jamkesmas dirujuk Januari 12,535 2, Pebruari 13,980 2, Maret 11,856 1, April 10,829 1, Mei 9,427 1, Juni 11,824 1, Juli 12,324 1, Agustus 10,092 1, September 11,226 1, Oktober 11,712 1, Nopember 10,755 1, Desember 11,420 1, JUMLAH TOTAL 137,980 17,322 3,624 bila dibandingkan dengan jumlah pemegang kartu jamkesmas masih dibawah target SPM tahun 2013 sebesar 60 persen, ini tidak menggambarkan kinerja rujukan, sementara bila dibandingkan dengan pasien rawat inap maka pasien yang dirujuk adalah 20,9 persen artinya 20,9 persen dari pasien miskin yang menjalani rawat inap perlu mendapatkan pelayanan ke level yang lebih tinggi sementara sisanya dapat ditangani dengan fasilitas dan tenaga yang ada di puskesmas. C. Prilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga ber- PHBS Gambaran perilaku kesehatan masyarakat dapat dipantau melalui survey. Survey PHBS tatanan rumah tangga bertujuan untuk mengetahui gambaran partisipasi masyarakat dalam penerapan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) pada rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data rumah tangga yang tersebar di 23 puskesmas. Rumah tangga yang dipantau dalam kegiatan survey tersebut sangat rendah yaitu sebesar 0,9persen dari rumah tangga yang ada. Kegiatan Survey PHBS telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten telah sejak tahun 2007 sampai dengan Untuk mengetahui hasil survey tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 82

91 Gambar 43. Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga tahun Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat penerapan PHBS tatanan rumah tangga masih jauh dari harapan/tidak mencapai target. Namun dari tahun ke tahun penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga mengalami peningkat mulai dari 18,7persen tahun 2007 meningkat menjadi 38,44persen pada tahun Peningkatan yang tertingi terjadi pada tahun 2012 jika dibandingkan survey pada tahun sebelumnya yaitu dari 24,9 persen pada tahun 2010 menjadi 34,41 persen pada tahun 2012 atau meningkat 38,19 persen. Dinas Kesehatan tidak melakukan survey PHBS tahun 2011 karena terbatasnya anggaran. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat penerapan PHBS tatanan rumah tangga masih jauh dari apa yang diharapkan/tidak mencapai target. Namun dari tahun ke tahun penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga mengalami peningkat mulai dari 2007 dengan pencapaian 18,7persen meningkat menjadi 24,9persen pada tahun Target penerapan PHBS belum dapat terpenuhi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya oleh faktor sosial dan ekonomi yaitu tingkat pengetahuan dan tingkat pendapan masyarakat masih rendah disamping faktor kebiasaan hidup yang kurang mendukung kearah kesehatan. Pencapaian survey PHBS pada tahun 2013 secara rinci ditampilkan pada gambar berikut ini. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 83

92 Gambar 44. Hasil Survey PHBS di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Pada gambar di atas menunjukkan bahwa tidak satupun puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Tengah mencapai target penerapan PHBS tatanan rumah tangga. Target yang harus dicapai adalah 65persen rumah tangga ber- PHBS. Pencapaian indikator PHBS tertinggi ditemukan di Puskesmas Bonjeruk yaitu sebesar 61 persen dan yang paling rendah di Puskesmas Batujangkih yaitu sebesar 17,1 persen. Sedangakan rerata pencapaian Kabupaten Lombok Tengah adalah sebesar 38,4 persen. hanya Puskesmas Mujur dan Bonjeruk yang pencapaian indikator PHBS telah mencapai target yaitu sebesar 65,7 persen dan 75persen dari target 65 persen sedangkan puskesmas lainya belum mencapai target. D. Pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan disamping factor perilaku dan pelayanan kesehatan. Upaya penyehatan lingkungan dilakukan untuk mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, antara lain melalui pemberdayaan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 84

93 masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi di sarana pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan dan pengembangan wilayah sehat Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan yaitu melalui kegiatan bersifat promotif, preventif 1. Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas Pada tahun 2013 dari rumah, rumah yang dibina sebanyak atau 33,89 persen, rumah dibina yang memenuhi syarat sebanyak atau 63,9 persen dan rumah yang memenuhi syarat rumah sehat sebesar atau 57,85 persen. Capaian ini masih dibawah target RPJMD Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 61 persen. Capaian tertinggi di puskesmas Praya sebesar 84,7 persen dan terendah di puskesmas Darek sebesar 34,39 persen. Gambaran capaian per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar. 45. Persentase Rumah dibina dan Rumah Sehat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Persentase Rumah Sehat di Lombok Tengah Tahun ,0 94,0 90,0 84,3 82,5 84,70 Persen 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 70,8 52,43 45,19 41,9 34,39 44,9 30,0 20,0 10,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 36,97 22,3 69,21 45,61 51,9 58,27 75,0 65,42 77,6 52,21 39,4 39,30 45,2 42,62 77,31 57,3 54,41 52,0 47,14 66,2 59,67 49,0 68,73 62,3 62,86 62,0 71,78 64,7 69,68 43,4 56,42 72,8 48,82 69,6 70,27 74,9 63,43 62,0 54,86 63,9 57,85 10,0 Puskesmas Rumah Dibina memenuhi Syarat Rumah Memenuhi syarat (Rumah Sehat) PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 85

94 8. Akses Air bersih Sarana air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-beda tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat pada daerah tersebut. Dari laporan seksi Penyehatan Lingkungan Dinas kesehatan tahun 2013 menunjukkan pencapaian akses air minum sebesar 67,96 persen. Capaian ini masih dibawah target RPJMD tahun 2013 sebesar 87 persen. Gambaran Perincian Persentase penduduk yang memiliki akses air minum dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 46. Persentase Penduduk yang memiliki Akses Air Minum di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Persentase Penduduk Yg memeiliki Akses Air Minum di Lombok Tengah Tahun ,00 90,49 97,46 90,60 Persen 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 60,14 48,81 68,00 72,47 56,35 78,51 50,68 68,42 65,18 52,13 72,07 81,17 76,30 70,66 64,85 69,26 76,30 42,30 74,31 75,07 67,96 32,38 35,10 Puskesmas Dari gambar diatas menunjukkan bahwa akses air minum tertinggi diwilayah puskesmas Bagu sebesar 97,46 persen sedangkan terendah di wilayah puskesmas Batu jangkih sebesar 32,38 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 86

95 9. Akses Sanitasi Layak Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Penduduk dengan akses sanitasi layak di Lombok tengah tahun 2013 sebesar 73,7 persen, Perincian akses sanitasi layak dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar. 47. Persentase Penduduk dengan Akses sanitasi Layak di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak di Lombok Tengah Tahun ,0 100,0 96,5 91,3 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 52,5 40,8 41,6 44,9 101,4 105,3 93,6 72,8 83,3 66,8 92,2 64,2 98,0 72,9 64,9 82,2 80,0 74,9 73,7 Persen 49,9 62,8 52,0 51,4 57,0 Puskesmas Kalau dilihat dari sarana jamban memenuhi syarat yang digunakan di Lombok Tengah tahun 2013 terdiri dari 87,84 persen menggunakan jamban leher angsa, 2,06 persen jamban cemplung dan 0,10 persen jamban komunal. Perincian proporsi menurut jamban yang layak dapat dilihat pada gambar di bawah ini : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 87

96 Gambar. 48. Proporsi sarana jamban yang layak menurut jenisnya di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Dari gambar diatas menunjukkan bahwa jenis sarana jamban sehat yang digunakan terdiri dari 97,8 persen menggunakan jamban leher angsa, 2.06 persen jamban cemplung dan sisanya 0,10 persen jamban komunal. 10. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pada tahun 2013 dari 139 desa yang ada di Lombok Tengah baru 120 desa (86,3 persen) yang melaksanakan STBM, 17 desa (14,17 persen) dengan predikat desa stop BABS, puskesmas dengan stop BABS meliputi puskesmas Penujak, Sengkol, Mujur, Janapria, Muncan, Puyung, Mantang masing-masing 1 desa, puskesmas Praya; 3 desa, puskesmas Kopang ; 3 desa, puskesmas Bonjeruk ; 2 desa, perincian desa STBM menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 88

97 Gambar 49 Desa yang Melaksanakan STBM di Lombok Tengah tahun 2013 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 90,0 80,0 80,0 80,0 85,7 80,0 80,0 80,0 80,0 75,0 86,3 70,0 66,7 66,7 PERSEN 60,0 50,0 40,0 50,0 33,3 50,0 50,0 40,0 55,6 50,0 30,0 20,0 25,0 16,7 20,0 25,0 25,0 14,2 10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten PUSKESMAS Desa Melaksanakan STBM Desa Stop BAB 11. Tempat tempat Umum (TTU) Memenuhi syarat Kesehatan Dari tempat- tempat umum yang ada di Lombok Tengah terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan, dan hotel, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 73,4 persen (980 TTU) ; sarana kesehatan dan sarana hotel bintang semuanya sudah memenuhi syarat kesehatan, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 50. Persentase Tempat Tempat Umum Yang memenuhi syarat kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2013 Persentase Tempat Tempat Umum Yang memenuhi syarat kesehatan di Lombok Tengah Tahun ,0 83,1 84,2 83,0 88,1 88,2 80,0 77,6 79,6 77,4 78,7 79,3 72,2 76,1 72,3 77,4 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 71,7 68,4 60,0 74,1 77,5 62,7 73,4 56,0 53,5 62,9 53,8 Persen 47,2 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 89

98 E. Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya 1. Visite Rate ( Kunjungan pasien ke sarana pelayanan kesehatan ) Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas dan jaringannya pada tahun 2013 sejumlah orang dengan visite rate 0,54 lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012 dengan jumlah kunjungan orang dengan visite rate sebesar 0, BOR ( Rata-rata tempat tidur terisi ) BOR 25 puskesmas se- Lombok Tengah tahun 2013 adalah 43,82 persen mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebesar 33.7 persen, pemanfaatan tempat tidur di puskesmas Lombok Tengah masih belum ideal, BOR ideal antara persen. Walaupun demikian masih ada beberapa puskesmas yaitu Praya, Kopang, Janapria yang sudah mencapai BOR ideal. Gambar 51. Bor masing-masing puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 90

99 3. ALOS ( Rata-rata lama hari di rawat ) ALOS dari 25 Puskesmas Lombok Tengah tahun 2013 adalah 1,6 dengan jumlah pasien yang di rawat orang dengan jumlah hari rawat artinya rata-rata hari rawat adalah 2 hari Alos tahun 2013 sebesar 1,6 lebih rendah bila dibandingkan tahun 2012 yaitu 1,8 F. Pelayanan Gawat Darurat yang dapat diakses oleh Masyarakat. 1. Pelayanan UGD Rumah Sakit Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 diharapkan memiliki dokter on site (berada ditempat) 24 jam dengan kualifikasi general emergency life (GELS) dan atau advance trauma life support (ATLS) + advance cardiac life support (ACLS), Kabupaten Lombok Tengah dari 2 Rumah Sakit yang ada yaitu RSUD Praya dan RSI Yatofa. Kedua Rumah sakit tersebut sudah memiliki kemampuan pelayanan gawat darurat level Cakupan kunjungan UGD Puskesmas Pada tahun 2013 Jumlah puskesmas dengan pelayanan UGD di Lombok Tengah sebanyak 25 puskesmas, Jumlah kunjungan sebesar orang. Masih rendahnya pemanfaatan kunjungan UGD puskesmas disebabkan masih rendahnya SDM yang ada, dari 25 Puskesmas yang ada baru 17 puskesmas yang memiliki tenaga dokter on site (berada ditempat), masih terbatasnya tenaga dokter dan perawat yang sudah mendaptkan pelatihan kegawat daruratan (GELS, ATLS, ACLS) G. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 91

100 Penilaian tingkat keberhasilan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (bed occupancy rate/ BOR), rata-rata hari perawatan (length of stay/los), rata-rata tempat tidur dipakai (bed turn over/bto), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (turn of interval/toi), persentase pasien keluar yang meninggal (gross death rate/gdr) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (net death rate/ndr) Berdasarkan laporan Profil Rumah Sakit Umum Daerah tahun 2013 : 1. Pemakaian Tempat Tidur Rata-rata pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu. BOR RSUD Praya sebesar 86,1 persen, BOR ideal yaitu sudah berkisar antara persen. 2. Rata-rata Tempat Tidur dipakai Rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over /BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satuan waktu, indikator ini untuk melihat berapa kali tempat tidur terpakai dalam satuan waktu. BTO RSUD Praya sebesar 90,89 kali, BTO ideal berkisar antara kali. 3. Lama Rawat Pasien Lama rawat pasien (Length of Stay /LOS), rata-rata lama rawat seorang pasien, ini memberikan gambaran bahwa berapa lama seorang pasien di rawat, yang ideal adalah 6 9 hari sedangkan LOS RSUD Praya sebesar 3,5 hari, angka ini berada dibawah LOS ideal. 4. Tempat Tidur Tidak Ditempati. Angka Tempat Tidur Tidak tempati (Turn of Interval/TOI) menunjukkan efisiensi penggunaan tempat tidur, dimana rata-rata tempat tidur tidak ditempati (kosong) dari saat terisi sampai dengan saat terisi kembali, idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 3 hari, sedangkan RSUD Praya TOI sebesar 0,56 hari. 5. Angka Kematian Umum Grose date rate (GDR) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit, nilai idealnya adalah < 45 per 1000 pasien keluar sedangkan GDR RSUD Praya sebesar 40,5 per Angka Kematian Pasien setelah dirawat 48 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 92

101 Neth death rate (NDR) adalah angka kematian pasien setelah dirawat 48 jam per 1000 pasien keluar, nilai NDR ideal adalah < 25 per 1000 pasien keluar. NDR RSUD praya sebesar 18,4 per 1000, dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien, sedangkan jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap factor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. H. Ketersediaan Obat Program peningkatan ketersediaan obat dan vaksin dilaksanakan sebagaimana amanat yang tertuang dalam instruksi presiden (inpres) no. 3 tahun 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan. Obat adalah salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan merupakan barang public yang perlu dijamin ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan. Dalam rangka mendukung program tersebut dilakukan buffer stock obat untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan sampai ke masyarakat. Dalam hal perencanaan dan penyusunan kebutuhan obat (RKO) buffer stock diperlukan data kebutuhan dari masing-masing Puskesmas. Dalam perhitungan tersebut tingkat kecukupan obat harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal selama 18 bulan dengan asumsi 12 bulan untuk pemenuhan kebutuhan obat selama 1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk pemenuhan kebutuhan selama waktu tunggu proses pengadaan obat di tahun anggaran selanjutnya. Pada lampiran 69 dapat dilihat kebutuhan obat berdasarkan jenisnya, persentase berdasarkan Tingkat kecukupan obat di Lombok Tengah tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 93

102 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. Tahun 2013, diharapkan peningkatan sumber daya kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa, puskesmas dan rumah sakit. Bersamaan dengan ini jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah terus melakukan peningkatan kualitas SDM kesehatan dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang berbasis kompetensi, peningkatan loyalitas terhadap profesi kesehatan, penambahan jumlah tenaga kesehatan yang berkualitas. A. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari RS Umum, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Rumah Bersalin, Balai pengobatan/klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan dan Praktek Pengobatan Tradisional. Jumlah sarana pelayanan kesehatan tahun 2013 sebanyak 267 unit yang terdiri dari 56,93 persen milik pemerintah kabupaten/kota, 43,07 persen milik swasta 1. Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana tekhnis dinas kesehatan kabupaten. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam system pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan pilihan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : a) Pusat pembangunan berwawasan kesehatan b) Pusat pemberdayaan masyarakat c) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan d) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 94

103 Jumlah puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah sampai akhir tahun 2013 sebanyak 25 unit. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per penduduk. Rasio puskesmas per penduduk di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 sebesar 2,8 masih dibawah angka rata-rata NTB yaitu 3-4 per penduduk. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerja Lombok Tengah, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu dan polindes/poskesdes. Jumlah puskesmas pembantu pada tahun 2013 di Lombok Tengah sebanyak 95 unit dengan rasio pustu terhadap puskesmas 3,8. Sedangakan jumlah polindes/poskesdes sebanyak 120 unit dengan ratio polindes/poskesdes terhadap desa sebesar 0,86. Selain itu pelayanan pada daerah terpencil pelayanan diakses dengan pelayanan sistem mobile yaitu pelayanan oleh puskesmas keliling sebanyak 30 puskesmas keliling. 2. Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. UKBM diantaranya terdiri dari posyandu, poskesdes di desa siaga toga dan POD. Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Keberadaan posyandu di Kabupaten Lombok Tengah dari segi kuantitas cukup baik, ini terlihat dari peningkatan jumlah posyandu jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak posyandu meningkat menjadi posyandu pada tahun 2012 meningkat menjadi posyandu tahun 2013 dengan ratio posyandu per 100 balita sebesar 1,67. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasi menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri dengan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 95

104 klasifikasi strata yaitu posyandu pratama sebesar 24,25 persen, madya 56,19 persen, purnama 17,97 persen dan mandiri 1,59 persen dengan persentase posyandu aktif sebesar 19,56 persen mengalami peningkatan bila dibandingka tahun 2012 sebesar 15,21 persen, gambaran lengkap strata posyandu dan posyandu aktif dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 52 Starata Posyandu di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Starata Posyandu di Kabupaten Lombok Tengah Tahun % 90% 80% 70% 60% Persen 50% 40% 30% 20% 10% 0% Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten Puskesmas PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Gambar 53. Posyandu aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Posyandu aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun ,0 93,9 90,0 80,0 70,0 60,0 67,7 62,2 Persen 50,0 43,8 40,0 30,0 20,0 24,0 25,4 17,6 10,0 0,0 Penujak Mangkung Darek Batujangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten 30,9 23,4 22,0 19,4 16,0 19,6 0,0 0,0 8,8 8,6 2,7 1,1 5,2 30,2 6,5 0,0 0,0 0,0 3,6 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2013 Page 96

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr. MOHAMMAD IMRON, M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr. MOHAMMAD IMRON, M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2014, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci