PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH"

Transkripsi

1

2 PETA WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2014 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan ini merupakan rangkaian penyajian data/informasi tentang upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, data yang digunakan dalam menyusun profil kesehatan ini bersumber dari berbagai unit kerja baik didalam unit Dinas Kesehatan ataupun instansi terkait dengan SKPD Kesehatan di Lombok Tengah. Agar data yang diperoleh valid dan akurat, maka terhadap data yang berasal dari lingkungan Dinas Kesehatan dilakukan klarifikasi data kepada pihak penanggung jawab program sekaligus sebagai pelaksana yang merupakan sumber data. Dengan konsistensi penyusunan profil kesehatan yang dilaksanakan setiap tahun, maka berbagai perkembangan indikator yang digunakan dalam pembangunan kesehatan baik, indikator masukan, proses maupun hasil dan indikator dampak. Fakta ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk melakukan analisa kecendrungan dalam kontek penentuan strategi dan kebijaksanaan dimasa mendatang. Untuk meningkatkan mutu profil kesehatan Lombok Tengah berikutnya diharapkan saran dan kritikan yang membangun, serta partisifasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Praya, Januari 2015 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A NIP i

4 DAFTAR ISI Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 2 BAB II GAMBARAN UMUM 7 A. Letak Geografis Kabupaten Lombok Tengah 9 B. Kependudukan 10 C. Kesehatan 14 D. Pertumbuhan Ekonomi 17 E. Pendidikan 18 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 20 A. Mortalitas Kematian Kematian bayi Angka Kematian ibu maternal Angka harapan hidup Angka kematian balita 26 B. Morbiditas Pola 10 penyakit Status gizi Bayi dengan Berat BadanLahirrendah(BBLR) Penyakit menular Penyakit bersumber binatang (PB2) Penyakit tidak menular Penyak yang dapat dicegah dengan imunisasi Penyakit potensial KLB/Wabah 45 BAB IV. UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan ibu dan Anak 50 a. Pelayanan kesehatan ibu hamil K1 51 b. Pelayan kesehatan ibu hamil K4 53 c. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan 54 d. Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas 55 e. Penanganan komplikasi obstetri dan neonatal 58 f. Kunjungan neontal 61 g. Pelayanan kesehatan pada bayi 62 h. Pelayanan kesehatan pada balita Pelayanan keluarga berencana Pelayanan kesehatan usia lanjut Pelayanan Imunisasi Perbaikan gizi masyarakat Pelayanan Kesehatan Gigi Penjaringan murid kelas I SD/MI Prilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga ber-phbs 79 ii

5 9. Pengawasan dan Pemeliharaan Kualitas Lingkungan Pelayanan kesehatan dan rujukan Indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit Jaminan Kesehatan Ketersediaan Obat 93 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 96 A. Sarana Kesehatan Puskesmas Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat 97 B. Tenaga Kesehatan 97 C. Pembiayaan Kesehatan 101 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 103 Kesimpulan 103 Saran-saran 104 Daftar Pustaka 105 iii

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan menurut Kecamatan 10 Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun Tabel 2.3 Tabel 2.4 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Komposisi Penduduk menurut golongan umur di Kab Lombok Tengah Tahun Tabel 2.5 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tabel 2.6 Rasio Puskesmas, Rasio Polindes, dan Jumlah Pustu Kabupaten Lombok 16 Tengah Tahun 2014 Tabel 2.7 Rasio Dokter, Rasio Paramedis dan Jumlah Tenaga Kesehatan 16 Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 Tabel 2.8 Jumlah dan persentase penduduk miskin serta garis kemiskinan Tahun di Kabupaten Lombok Tengah 18 Tabel 3.1 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/U di Kabupaten 29 Lombok Tengah Tahun 2014 Tabel 3.2 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut TB/U dan Masalah 30 Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Tabel 3.3 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/TB dan Masalah 30 Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Tabel 4.1 Jumlah peserta Jaminan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun Tabel 4.2 Daftar item obat yang paling banyak digunakan Tahun Tabel 4.3 Daftar Obat Yang Pernah Kosong Dalam Tahun Tabel 5.1 Ratio Tenaga Kesehatan per.000 penduduk tahun iv

7 Gambar 2.1 DAFTAR GAMBAR Piramida Penduduk menurut Kelompok Umur di Lombok Tengah Tahun Gambar 2.2 Penduduk berumur 10 Tahun keatas menurut ijasah tertinggi di Lombok Tengah Tahun Gambar 3.1 Perkembangan Kasus Kematian Bay1 Yang di Laporkan dari Tahun 2010 s/d 2014 di Lombok Tengah Gambar 3.2 Kematian Ibu menurut waktu kejadian maternal tahun Gambar 3.3 Perkembangan Kasus Kematian Ibu Yang di Laporkan dari Tahun 2004 s/d 2014 di Lombok Tengah 24 Gambar 3.4 Angka harapan hidup di Lombok Tengah tahun Gambar 3.5 Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Se Kabupaten Lombok Tengah 28 Tahun 2014 Gambar 3.6 Persentase BBLR tahun Gambar 3.7 Kasus TB BTA positif tahun 2014 di Lombok Tengah 33 Gambar 3.8 Angka kesembuhan, pengobatan lengkap, angka keberhasilan pengobatan di Lombok Tengah tahun Gambar 3.8 Kematian TB selama pengobatan di Lombok Tengah tahun Gambar 3.10 Jumlah kasus AIDs menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2014 Gambar 3.11 Penderita Pnemonia yang ditemukan dan ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 3.12 Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 3.13 Persentase Kasus diare ditemukan dan ditangani tahun 2014 Gambar 3.14 Kesakitan malaria klinis dan positif menurut puskesmas di Lombok Tengah Gambar 3.15 API malaria di Lombok Tengah tahun Gambar 3.16 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 3.17 Cakupan deteksi dini kanker leher Rahim metode IVA di Lombok Tengah Tahun v

8 Gambar 4.1 Pencapaian K1 Per Puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.2 Pencapaian K1 Lombok Tengah Tahun Gambar 4.3 Pencapaian K4 menurut Puskesmas dilombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.4 Pencapaian K4 Lombok Tengah Tahun Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Lombok Tengah tahun 2014 Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2014 Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun Gambar 4.8 Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.9 Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.10 Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Lombok Tengah Tahun Gambar 4.11 Cakupan Neonatal Risti Ditangani Di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.12 Kunjungan Neonatus (KN1) dan (KN Lengkap di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.13 Pelayanan Kesehatan Bayi di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 8x di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.15 Peserta KB Baru dan KB Aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.16 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.17 Pencapaian Imunisasi DPT+HB3 di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.18 Cakupan imunisasi HB < 7 hari dan BCG di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.19 Cakupan imunisasi Polio4 kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 Gambar 4.20 Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah tahun 2014 Gambar 4.21 Cakupan Imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Lombok tengah tahun 2014 Gambar 4.22 Cakupan UCI di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.23 Cakupan TT2 di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.24 Pencapaian D/S Kabupaten Lombok Tengah Tahun vi

9 Gambar 4.25 Cakupan BGM/D Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.26 Persentase pemberian tablet Fe pada bumil di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.27 Cakupan Bayi ( 0 6 bl) Yang Mendapatkan Asi Eksklusif Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.28 Cakupan Pemberian Vit. A pada Bayi, Anak Balita dan Balita Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.29 Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 s/d 2013 Gambar 4.30 Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.31 Cakupan Penjaringan Murid Kelas 1 SD/MI dikabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.32 Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga tahun Gambar 4.33 Hasil Survey PHBS di Kabupaten Lombok Tahun 2014 Gambar 4.44 Persentase Cakupan Rumah dibina dan Memenuhi syarat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.45 Persentase Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.46 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.47 Persentase Rumah Tangga Dengan Akses terhadap Sanitasi Layak di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.48 Proporsi sarana jamban yang layak menurut jenisnya di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.49 Desa yang Melaksanakan STBM dan Stop BABS di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 4.50 Persentase Tempat Tempat Umum Yang memenuhi syarat kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 5.1 Starata Posyandu di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar 5.2 Posyandu aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun vii

10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan perkataan lain bahwa masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Sebagai salah satu unsur derajat kesejahteraan umum untuk mencapai Lombok Tengah Sehat 2015 yang selaras dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya Indonesia Sehat 2015, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah senantiasa berupaya secara maksimal untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah diperlukan data yang memadai. Sehingga diharapkan dapat menggambarkan situasi kesehatan masyarakat saat ini sebagai dasar penyusunan kebijakan, strategi maupun perencanaan, sehingga pembangunan kesehatan yang dilaksanakan akan tepat pada sasarannya dan mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan baik. Profil Kesehatan ini memuat gambaran umum Kabupaten Lombok Tengah yang meliputi keadaan geografis, demografis, maupun tingkat pendidikan, serta derajat kesehatan masyarakat Lombok tengah. Kemudian itu diimplementasikan dalam program-program Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tahun Setelah dilaksanakan selama kurun satu tahun maka dilakukan pengukuran pencapaian kinerja dimana dengan mengetahui tingkat pencapaian kinerja selama satu tahun tersebut akan digunakan sebagai pembanding dengan target indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bidang kesehatan. Dengan demikian bila semua target indikator yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan baik, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dikatakan telah berhasil dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 1

11 B. TUJUAN a. Untuk melihat gambaran program kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara efiktif dan efisien. b. Tersedianya informasi pelayanan kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah sehingga bisa digunakan sebagai bahan dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan sesuai indikator-indikator penilaian kinerja Dinas Kesehatan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). C. RUANG LINGKUP 1. Jenis data Kumpulan data yang tersusun meliputi : 1.1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf, ijasah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan, dan puskesmas Kasus baru TB BTA+, seluruh kasus TB, kasus pada TB anak, dan case notification rate (CNR) per.000 penduduk Jumlah kasus dan angka penemuan kasustb paru BTA+ menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB paru BTA+ serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin kecamatan dan puskesmas Penemuan kasus pnemonia pada balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus HIV, AIDs dan sphilis menurut jenis kelamin Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis kelamin. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 2

12 1.13. Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun, Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut type/jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Persentase penderita kusta selesai berobat (release from treatment/rft) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus AFP (non polio) menurut kecamatan dan puskesmas Jumllah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pengukuran tekanan darah menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA, kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis kejadian luar biasa Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut kecamatan dan puskesmas. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 3

13 1.30. Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kecamatan dan puskesmas Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia susbur menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1 dan Fe3 menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan puskesmas Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan puskesmas Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan puskesmas Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis kelamin, kecamatan Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan desa/ kelurahan UCI menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan imunisasi DPT, HB dan campak pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balta dan ibu nifas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah anak 0 23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 4

14 1.47. Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan,dan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin,kecamatan dan puskesmas Jumlah kegiatan promosi kesehatan Cakupan jaminan kesehatan menurut jenis jaminan dan jenis kelamin Jumlah kunjungan rawat jalan,rawat inap,dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Angka kematian pasien di rumah sakit Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat ( BERPHBS )menurut kecamatan dan puskesmas Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas ( layak )menurut kecamatan dan puskesmas Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan dan puskesmas Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas Tempat pengelolaan makan (TPM) menurut status higiene sanitasi Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Persentase ketersediaan obat dan vaksin Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 5

15 1.69. Jumlah posyandu menurut strata,kecamatan, dan puskesmas Jumlah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) menurut kecamatan Jumlah desa siaga menurut kecamatan Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kefarmasian fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga teknisi medis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Jumlah tenaga Non kesehatan di fasilitas kesehatan Anggaran kesehatan kabupaten/kota. 2. Sumber Data Data Primer Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah yang tertuang dalam laporan kegiatan Dinas Kesehatan 3. Periode Data Data yang dikumpulkan merupakan data bulanan yang diolah menjadi data tahunan berdasarkan tahun kalender PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 6

16 BAB II GAMBARAN UMUM Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Posisinya terletak di antara sampai Bujur Timur dan 8 24 sampai 8 57 Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.208,39 km² ( ha). Dari segi letak geografis, Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua kabupaten lain yakni Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur dan utara, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Pada tahun 2010 yaitu sekitar bulan september dan oktober, Kabupaten Lombok Tengah mengalami pemekaran wilayah desa sebanyak 15 desa, sehingga jumlah desa yang ada di kabupaten Lombok Tengah berjumlah 139 desa. Sedangkan jumlah kecamatan tetap berjumlah 12 kecamatan dengan luas wilayah berkisar antara 50 hingga 234 km2. Kecamatan Pujut merupakan salah satu kecamatan terluas dengan wilayah mencapai 19,33 persen dari luas wilayah kabupaten, diikuti Kecamatan Batukliang Utara, Praya Barat dan Praya Barat Daya dengan persentase masing-masing 15,06, 12,64 dan 10,34 persen, Sementara itu kecamatan-kecamatan lainnya memiliki persentase luas wilayah dibawah 7 ( tujuh) persen. Melihat posisi geografis Lombok Tengah, maka jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan memiliki radius yang relatif dekat yang berkisar antara 0 hingga 20 km. Namun antara ibu kota kecamatan yang satu dengan ibu kota kecamatan lain yang terjauh mencapai jarak 41 km yakni antara ibu kota Kecamatan Pringgarata dengan ibu kota Kecamatan Janapria. Dilihat dari tofografi, bagian utara wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah dataran tinggi dan merupakan areal kaki Gunung Rinjani yang meliputi Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, dan Pringgarata. Curah hujan pada daerah ini relatif tinggi dan dapat menjadi pendukung bagi kegiatan di sector pertanian. Selain itu di bagian utara terdapat aset wisata terutama pariwisata alam pegunungan dengan pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Bagian PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 7

17 tengah meliputi Kecamatan Praya, Praya Tengah, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, Janapria dan sebagian Kecamatan Jonggat merupakan wilayah dataran rendah yang memiliki potensi pertanian padi dan palawija, didukung oleh hamparan lahan sawah yang luas dengan sarana irigasi yang memadai. Sedangkan bagian Selatan merupakan daerah yang berbukit-bukit dan sekaligus berbatasan dengan Samudra Indonesia. Bagian selatan ini meliputi wilayah Kecamatan Pujut, sebagian Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya dan Praya Timur. Karena berbatasan dengan Samudra Indonesia, maka wilayah ini memendam potensi wisata pantai yang indah dengan gelombang yang cukup fantastik. Sebagai pendukung wisata, di wilayah bagian selatan telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti hotel, restoran, termasuk sarana jalan yang memadai. Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan yang cukup tinggi di sepanjang tahun. Jumlah hari hujan per bulan di Kabupaten Lombok Tengah berkisar antara 6 hingga 14 hari dengan curah hujan berkisar antara 102 mm hingga 217 mm. Dilihat menurut kecamatan (tidak termasuk Kecamatan Praya Barat Daya) wilayah yang memilki hari hujan terbanyak yakni kecamatan Batukliang Utara dan sebaliknya kecamatan Kopang merupakan kecamatan dengan jumlah hari hujan paling sedikit. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 8

18 A. Letak Geografis Kabupaten Lombok Tengah : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 9

19 Tabel 2.1 Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan menurut Kecamatan No Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Lingkungan 1 Praya Barat Praya Barat Daya Pujut Praya Timur Janapria Kopang Praya Praya Tengah Jonggat Pringgarata Batukliang Batukliang Utara Jumlah Sumber : Lombok Tengah Dalam Angka 2014 B. Kependudukan Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah 1.208, 39 km² dengan penduduk jumlah penduduk menurut hasil proyeksi penduduk tahun 2014 berjumlah jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah jiwa, penduduk perempuan jiwa dan rumah tangga berjumlah Rumah Tangga. Kepadatan penduduk 738 jiwa/km², Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk 1.756,39 jiwa/ km² dan Kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Batukliang Utara dengan kepadatan penduduk 270,69 jiwa/ km². Bila jumlah penduduk yang ada dibandingkan dengan banyaknya rumah tangga, maka rata-rata anggota rumah tangga mencapai 3,24 orang untuk setiap rumah tangga. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2014 angka sex ratio kabupaten Lombok Tengah sebesar 90,01. Angka ini menunjukkan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 10

20 bahwa setiap orang penduduk perempuan terdapat 90 orang penduduk lakilaki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Tabel 2. 2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 NO KECAMATAN LUAS WILAYAH (km2) JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK per km PRAYA BARAT , PRAYA BARAT DAYA , PUJUT , PRAYA TIMUR , JANAPRIA , KOPANG , PRAYA , PRAYA TENGAH , JONGGAT , PRINGGARATA , BATUKLIANG , BATUKLIANG UTARA , JUMLAH (KAB/KOTA) 1, , Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2014 diolah Dinas Kesehatan (* PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 11

21 NO Tabel 2.3 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Dirinci Per Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Nama Kecamatan RUMAH TANGGA PENDUDUK/POPULATION Laki-laki Perempuan JUMLAH Praya Barat 21, ,805 2 Praya Barat Daya 16, ,162 3 Pujut 29, ,475 4 Praya Timur 19, ,907 5 Janapria 22, ,909 6 Kopang 33, ,148 7 Praya 29, ,596 8 Praya Tengah 18, ,185 9 Jonggat 28, , Pringgarata 19, , Batukliang 22, , Teratak 14, ,255 JUMLAH 275, , , Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2014 diolah Dinas Kesehatan (* PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 12

22 Tabel 2.4 Komposisi Penduduk menurut golongan umur di Kab Lombok Tengah Tahun 2014 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN ,885 46,347 94, ,431 43,063 88, ,453 42,839 88, ,785 41,931 82, ,516 40,129 69, ,915 44,973 77, ,130 40,116 71, ,267 37,364 68, ,211 32,031 59, ,846 25,494 48, ,548 23,142 43, ,329 15,525 30, ,872 13,852 26, ,356 9,330 17, ,991 6,857 12, ,234 6,709 11, JUMLAH 422, , , ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 54 Sumber : BPS Lombok Tengah tahun 2014 diolah Dinas Kesehatan (* Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukan jumlah penduduk. Badan piramida penduduk kiri menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan badan piramida penduduk bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur. Piramida penduduk digunakan sebagai alat untuk melihat komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi. Gambar berikut menunjukan bahwa struktur penduduk di Lombok Tengah termasuk usia muda. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 13

23 Gambar 2.1. : Piramida Penduduk menurut Kelompok Umur di Lombok Tengah Tahun Laki-laki Perempuan Berdasarkan grafik diatas Komposisi penduduk Kabupaten Lombok Tengah, Jumlah penduduk terbesar terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun yaitu sebesar 94,232 jiwa atau 10,6 persen, melebarnya grafik kelompok usia 0-4 tahun menandakan terjadinya kenaikan laju pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran di Kabupaten Lombok Tengah cukup tinggi. Jumlah penduduk terkecil terdapat pada kelompok umur 75+ tahun jiwa atau 1,3 persen. Secara umum, semakin tua umur jumlah penduduk semakin kecil harapan hidup penduduk. Hal ini membuktikan bahwa semakin tua, maka tingkat kematian semakin tinggi. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak yaitu jiwa dibandingkan jumlah penduduk laki-laki yaitu jiwa, meskipun selisih antara keduanya tidak terlalu besar. C. Kesehatan Kualitas sumber daya manusia secara utuh dapat dilihat dari aspek fisik dan aspek non fisik. Kualitas fisik penduduk dapat dilihat dari beberapa indikator kesehatan yaitu Angka kematian Bayi, Angka Harapan Hidup, Angka Kesakitan dan rata-rata lama sakit. Pada tahun 1996 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 55,7 tahun, meningkat menjadi 62,44 tahun pada tahun Ini PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 14

24 berarti bahwa dalam kurun waktu 17 tahun terakhir usia penduduk Kabupaten Lombok Tengah bertambah panjang 6,74 tahun. Tabel 2.5 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Lombok Tengah Tahun Tahun Angka Harapan Hidup (AHH) , , , , , , , , * 62,44 Sumber: BPS Lombok Tengah, 2014 *)Angka Sementara Selain Angka harapan hidup dan angka kematian bayi, terdapat juga indikator penting guna mengetahui derajat kesehatan penduduk yaitu Angka kesakitan dan rata-rata lama sakit. Untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat, dapat terlihat dari angka modbiditas (angka kesakitan) yang menunjukkan adanya gangguan/keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktifitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumahtangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Lama sakit merupakan salah satu indikator kesehatan yang memberikan gambaran mengenai kondisi keluhan kesehatan yang dirasakan oleh penduduk. Semakin lama (hari) sakit maka jenis keluhan kesehatan (penyakit) yang dialami dapat diasumsikan cukup serius. Menurunnya angka morbiditas pada tahun 2012 tidak dapat dikatakan sebagai kondisi kesehatan penduduk yang lebih baik, jika tidak diikuti dengan menurunnya rata- rata lama sakit (hari) Rata-rata lama sakit penduduk di Lombok Tengah dari tahun mengalami penurunan, yaitu sekitar 6,40 hari pada Tahun 2010 dan menurun menjadi 6,20 pada tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 15

25 Untuk mendukung meningkatnya derajat kesehatan, tidak terlepas dari peran tenaga Kesehatan baik medis, paramedis dan non paramedis serta ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang memadai. NO KECAMATAN Tabel 2.6 Rasio Puskesmas, Rasio Polindes, dan Jumlah Pustu Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PUSKESMAS RASIO POLINDES RASIO JUMLAH JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU PKM/ PDD POLINDES/DESA PRAYA BARAT 71, PRAYA BARAT DAYA 53, PUJUT, PRAYA TIMUR 64, JANAPRIA 72, KOPANG 78, PRAYA 107, PRAYA TENGAH 62, JONGGAT 92, PRINGGARATA 65, BATUKLIANG 73, BATUKLIANG UTARA 49, JUMLAH (KAB/KOTA) 892, Sumber: Laporan Tahunan Yankes 2014 Tabel 2.7 Rasio Dokter, Rasio Paramedis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 NO Kecamatan/ district Penduduk Medis/Dokter Rasio dokter / Paramedis Rasio paramedis / Non Medis Medics/Docter penduduk Paramedics 0 penduduk Non Medics 1 Praya Barat , , Praya Barat Daya , , Pujut , , Praya Timur , , Janapria , , Kopang , , Praya , , Praya Tengah , , Jonggat , , Pringgarata , , Batukliang , , Batukliang Utara , ,51 5 Jumlah/Total , , Sumber: Laporan Tahunan Yankes 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 16

26 D. Pertumbuhan ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu informasi yang banyak digunakan dan bersifat universal. Penggunaan data PDRB yang umum antara lain untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, sebagai masukan dalam perencanaan, sebagai bahan dalam perumusan kebijakan dan sekaligus sebagai bahan evaluasi pembangunan diberbagai sektor. Selain itu PDRB juga banyak digunakan untuk mengetahui struktur dan pertumbuhan ekonomi, yang dapat dijadikan bahan untuk analisa PDRB per kapita, perkembangan harga di tingkat produsen, dan beberapa analisis lainnya. Dari segi materi, PDRB dapat dijadikan salah satu tolak ukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Karenanya dapat dipahami anggapan bahwa kesejahteraan masyarakat meningkat bilamana total nilai tambah mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peningkatan nilai tambah tidak akan tercipta bila produksi barang dan jasa statis. Produksi barang dan jasa dapat meningkat sebagai dampak dari membaiknya kinerja institusi ekonomi, berkembangnya jumlah institusi ekonomi di berbagai sektor, disamping makin kondusifnya faktor eksternal. Sebagai suatu besaran maka nilai PDRB tidak bersifat tetap, melainkan bias fluktuatif. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku nilainya cenderung meningkat terutama sebagai dampak perubahan harga. Sedangkan peningkatan nilai PDRB atas dasar harga konstan lebih disebabkan oleh peningkatan produksi atau makin membaiknya produktivitas. Karenanya untuk melihat pertumbuhan ekonomi riil dapat dilihat dari persentase perubahan nilai PDRB atas dasar harga konstan. Pada tahun 2010 nilai PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar juta rupiah, meningkat menjadi juta rupiah pada tahun Peningkatan yang terjadi tersebut selain karena peningkatan volume produksi barang dan jasa juga sebagai dampak perubahan harga. Sedangkan kenaikan pada nilai PDRB atas dasar harga konstan lebih disebabkan oleh kenaikan volume produksi. Pada tahun 2010 nilai PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar juta rupiah meningkat menjadi juta rupiah pada tahun Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 mencapai 8,53 persen. Dilihat secara sektoral, keseluruhan sektor ekonomi mencatat pertumbuhan yang positif. Bila diurutkan, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dengan laju mencapai 45,45 persen, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 17

27 diikuti sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 9,74 persen, keuangan, persewaan dan jasa sebesar 9,21 persen. Meskipun merupakan dua sektor dengan laju pertumbuhan terendah, peranan sektor pertanian dan jasa-jasa terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011 masih cukup besar. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang mencapai angka 29 persen dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi diatas 18 persen terhadap total PDRB Kabupaten Lombok Tengah baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Besarnya pendapatan setiap penduduk dapat tercermin lewat besaran pendapatan regional perkapita. Pendapatan regional per kapita Kabupaten Lombok Tengah atas dasar harga berlaku meningkat dari 5,122 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 5,892 juta rupiah pada tahun Begitu juga dengan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan meningkat menjadi 2,453 juta rupiah pada tahun 2010, yang pada tahun 2011 mencapai angka 2,636 juta rupiah. Tahun Tabel 2.8 Jumlah dan persentase penduduk miskin serta garis kemiskinan Tahun di Kabupaten Lombok Tengah Persentase penduduk miskin Garis kemiskinan (Rupiah) Penduduk Miskin , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: BPS, Tahun 2013 E. Pendidikan Setiap warganegara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan agar dirinya dapat menjadi manusia yang berkualitas, dan pada akhirnya bisa memiliki kemampuan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Apabila hal ini terwujud, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 18

28 jumlah penduduk yang besarpun tidak lagi menjadi beban tetapi sebaliknya akan menjadi potensi besar bagi pembangunan. Hakikat tujuan daripada pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan penduduk dapat mempengaruhi dinamika perubahan ataupun kualitas kehidupan sosial ekonomi penduduk suatu daerah. Tergambar bahwa pada tahun 2012 dari jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas di Lombok Tengah, paling banyak hanya tamatan SD sebesar 26,01 persen masing-masing baik laki-laki (25,91 persen) maupun perempuan (26,11 persen), Kemudian jumlah yang cukup banyak adalah tidak tamat SD 19,32 persen terdiri dari laki-laki 22,4 persen dan perempuan 23,90 persen. Sedangkan tamatan perguruan Tinggi sebesar 3,07 persen terdiri dari 3,84 persen untuk laki-laki dan 2,42 persen untuk perempuan. Adanya pendidikan yang memadai diharapkan akan dapat merubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Pembangunan pendidikan merupakan kegiatan investasi pada sumber daya manusia. Semakin banyak terciptanya SDM yang berkualitas di suatu daerah, maka kedepannya akan menguntungkan daerah yang memiliki asset pembangunan tersebut. Tingkat pendidikan penduduk 10 tahun keatas menurut jenis kelamin di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 2.2 : Penduduk berumur 10 Tahun keatas menurut ijasah tertinggi di Lombok Tengah Tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 19

29 BAB III PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN Gambaran masyarakat Lombok Tengah masa depan yang ingin dicapai oleh segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan Lombok Tengah adalah dengan Visi : BERSATU WUJUDKAN MASYARAKAT LOMBOK TENGAH SEHAT 2015 Visi di atas dilatarbelakangi oleh kondisi obyektif Kabupaten Lombok Tengah dewasa ini serta hasrat masyarakat Lombok Tengah untuk dapat sejajar dengan daerah lain dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, berbagai upaya ditempuh sehingga perlu dirumuskan Misi Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah adalah : Meningkatkan derajat kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Balita, Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kemitraan dan pemberdayaan, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indicator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 0 kelahiran hidup pada tahun yang sama. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 20

30 Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/ Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991, Pada tahun 1991 diestimasikan AKB sebesar 68 per 0 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007 mengestimasikan AKB sebesar 34 per 0 kelahiran hidup. Hasil estimasi tersebut memperhitungkan angka kematian bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survey, misalnya SDKI pada tahun 2007 diperoleh AKB untuk periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun sebesar 34 per 0 kelahiran hidup, Angka-angka kematian bayi dihitung untuk tiga periode lima tahunan sebelum survei. Semua angka kematian bayi hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI Untuk periode lima tahun sebelum survei, angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per kelahiran Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus. AKB NTB sebesar 57 per 0 kelahiran hidup, walaupun AKB NTB masih diatas rata-rata nasional, namun angka tersebut sudah dapat ditekan jika dilihat AKB pada tahun 1967 mencapai 220,51 per 0 dan ini berarti AKB di NTB turun drastis. Laporan Seksi Kesehatan Ibu dan anak ; kasus kematian bayi di Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 199 kasus Sehingga ratio kematian sebesar 10,32 per 0 kelahiran hidup. Dengan perincian sbb; Kematian neonatal 168 orang, kematian bayi 31 orang, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 255 kasus dengan ratio kematian sebesar 13,2 per 0 kelahiran hidup PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 21

31 Gambar disamping menunjukkan kasus Neonatal berdasarkan puskesmas di Lombok Tengah. Diharapkan dalam indikasi rencana prioritas RPJMD tahun 2014 ratio angka kematian bayi bisa diturunkan sampai 7,1 per 0 kelahiran hidup. Beberapa puskesmas penyumbang kematian bayi tertinggi Lombok Tengah meliputi puskesmas Kopang 18 kasus kematian bayi, puskesmas Penujak 17 kasus kematian bayi, puskesmas Janapria 13 kasus kematian bayi. Gambar 3.1 : Perkembangan Kasus Kematian Bay1 Yang di Laporkan dari Tahun 2010 s/d 2014 di Lombok Tengah. 2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka kematian ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 22

32 atau penangannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu Maternal diperoleh dari berbagai survei yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding wilayah sebelumnya. Sedangkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan, angka kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Berdasarkan laporan Seksi Kesehatan Ibu dan anak tahun 2014, dari 25 Puskesmas dan RSU Praya ditemukan jumlah kasus maternal sebanyak 18 kasus sehingga ratio kematian ibu sebesar 93,36 per.000 kelahiran hidup, hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 20 kasus dengan ratio kematian AKI sebesar 103,2 per.000 kelahiran hidup. Gambar disamping menunjukkan puskesmas dengan kematian ibu. Diharapkan dalam rencana prioritas RPJMD tahun 2014 ratio angka kematian ibu bisa diturunkan sampai 86 per.000 kelahiran hidup. Beberapa Puskesmas dengan kematian ibu nol (AKINO) antara lain puskesmas Penujak, Darek, Sengkol, Mujur, Kopang, Aik Mual, Pengadang, Bonjeruk, Bagu, Aik Darek. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 23

33 Gambar 3.2. : Kematian Ibu menurut waktu kejadian maternal tahun 2014 Tahun 2014 sebanyak 6 kasus kematian (33,33 persen) merupakan kematian ibu maternal pada masa kehamilan, 5 kasus kematian (27,78 persen) kematian ibu pada masa nifas dan 7 kasus kematian (38,89 persen) adalah kematian masa waktu persalinan. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan bayinya. Dalam upaya mempercepat penurunan kematian ibu, Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Berbagai upaya dilaksanakan untuk menurunkan AKI di Lombok Tengah melalui pelatihan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak diantaranya Pelatihan Asuhan Persalihan Normal (APN) yang merupakan standar pertolongan Persalinan, Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Gambar berikut ini menggambarkan kecendrungan kasus kematian ibu dari tahun 2004 s/d 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 24

34 Gambar 3.3. : Perkembangan Kasus Kematian Ibu Yang di Laporkan dari Tahun 2004 s/d 2014 di Lombok Tengah. Linier Trendine Dari gambar diatas bisa dilihat bahwa dalam kurun waktu antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2014 kematian terendah terjadi pada tahun 2005 dengan 12 kasus kematian ibu sedangkan tertinggi pada tahun 2012 sebanyak 21 kasus, kasus kematian ibu tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun ANGKA Harapan Hidup (AHH) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan Angka harapan hidup (AHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Angka harapan hidup (AHH) pada waktu lahir. Meningkatnya Angka harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Tahun 2011, CIA Word factbook memperkirakan angka harapan hidup orang Indonesia secara keseluruhan adalah 70,76 tahun. Jika dibagi berdasarkan jenis kelamin, maka angka harapan hidup pria Indonesia adalah 68,26 tahun dan wanita 73,38 tahun. Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191 negara yang dipublikasikan di Wikipedia. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 25

35 Data BPS menunjukkan bahwa AHH Propinsi NTB pada tahun 2012 sebesar 62,71 tahun, Sedangkan AHH Kabupaten Lombok Tengah tahun 2012 sebesar 61,96 tahun meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 61,52 tahun. Namun AHH Lombok Tengah tersebut masih dibawah Angka Harapan Hidup propinsi Nusa Tenggara Barat. Gambar 3.4. : Angka harapan hidup di Lombok Tengah tahun Dari gambar diatas menunjukkan umur harapan hidup (AHH) masyarakat Lombok Tengah mengalami peningkatan dari tahun ke 2007 sampai dengan 2013, tetapi bila dibandingkan dengan Rencana strategis Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sampai dengan 2015 sebesar 66,18 masih perlu usaha keras dan kerjasama dari berbagai pihak terkait untuk mencapainya. 4. ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) Angka kematian balita (Akaba) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 0 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 26

36 Milenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai , sedang dengan nilai dan rendah dengan nilai < 20. SDKI tahun 2007 mengestimasikan nilai AKABA sebesar 44 per 0 kelahiran hidup. Angka kematian balita turun dari 44 kematian per kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 40 kematian per kelahiran hidup pada SDKI 2012, lebih dari tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonatus. Angka ini merupakan estimasi untuk periode 5 tahun sebelum Sedangkan kasus kematian balita di kabupaten Lombok Tengah yang dilaporkan oleh Seksi KIA tahun 2014 sebesar 204 orang (ratio sebesar 10,58 per 0 kelahiran hidup) lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 263 kasus tahun 2012 (243 kasus). Angka kematian balita tahun ini sudah mencapai target MDGs yang ingin dicapai pada 2015 yaitu sebesar 32 per 0 kelahiran hidup. B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maupun dari data sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. 1. Pola 10 Penyakit Terbanyak Gambaran Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas se Kabupaten Lombok Tengah tahun 2013 menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas, rincian 10 penyakit terbanyak dapat dilihat pada tabel beikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 27

37 Gambar 3.5. : Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Se Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Gambar diatas memperlihatkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas adalah infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan masyarakat, Selain itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan. 2. Status Gizi Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah status gizi balita. Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan kedalam bentuk nilai standar (z-score) dengan menggunakan baku antropometri balita WHO Selanjutnya berdasarkan nilai z-score masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan indikator : berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), gabungan indikator TB/U dan BB/TB. Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum, indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 28

38 akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit lain (akut). Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, prilaku hidup sehat dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan IMT/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat) misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Disamping untuk identifikasi masalah kekurusan indikator BB/TB dan IMT/U dapat juga memberikan indikasi kegemukan Pemantauan staus gizi (PSG) yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2014 menunjukkaan hasil indikator BB/U : Gizi buruk sebesar 4,96 persen, Gizi Kurang 15,5 persen, sedangkan menurut indikator TB/U ; sangat pendek sebesar 15,3 persen dan pendek sebesar 21,50 persen ; menurut indikator BB/TB ; sangat kurus 3,11 persen, kurus 6,70 persen, data hasil PSG menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1. Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/U Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 NO KECAMATAN INDEKS BB/U (%) GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 29

39 NO Tabel 3.2 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut TB/U dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 INDEKS TB/U (%) NO KECAMATAN SANGAT NORMAL PENDEK PENDEK 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH KECAMATAN Tabel 3.3 Status Gizi Balita Hasil Pemantauan Status Gizi Menurut BB/TB dan Masalah Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 GEMUK NORMAL KURUS SANGAT KURUS MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT BERAT KURANG (UNDERWEI GHT) KEPENDEK AN (STUNTING ) KEKURUSAN ( WASTING ) 1 BATUKLIANG BATUKLIANG UTARA JANAPRIA JONGGAT KOPANG PRINGGARATA PRAYA PRAYA BARAT PRAYA BARAT DAYA PRAYA TENGAH PRAYA TIMUR PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH INDEKS BB/TB (%) Standar masalah gizi menurut Depkes RI 2009 dikategorikan besarnya masalah kekurusan/wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita masih merupakan masalah kesehatan masyarakat jika prevalensi kekurusan > 5 persen ; masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi kekurusan antara PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 30

40 10,1 persen - 15,0 persen dan dianggap kritis bila prevalensi kekurusan sudah diatas 15 persen. Kabupaten Lombok Tengah besarnya masalah kekurusan/wasting pada balita sebesar 9,81 persen artinya masalah kekurusan pada anak balita di Kabupaten Lombok Tengah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan secara multisektoral, bahkan dibeberapa kecamatan seperti Pringgarata, Praya Barat, Praya Tengah, Praya Timur, dan Pujut masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius karena prevalensi kekurusan/wasting diatas 10,1 persen. 3. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah/ BBLR (< gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria, dan penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Kabupaten Lombok Tengah. Pada tahun 2014 dari kelahiran hidup dan bayi ditimbang ( persen) ditemukan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 0,5 persen (90 bayi), bila dibandingkan dengan target MDGs yang ingin dicapai pada 2015 yaitu sebesar 23 persen Lombok Tengah sudah mencapai target. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 31

41 Gambar 3.6. : Persentase BBLR tahun 2014 di Lombok Tengah. 4. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam profil ini adalah Penyakit Malaria, TB Paru, HIV/ AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Kusta. a. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakterimycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Penyakit tuberkulosis Paru termasuk penyakit menular kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan antara lain merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Pada tahun 2014, jumlah suspect TB paru sebanyak orang, jumlah selruruh penderita penyakit TB Paru BTA positif mencapai 998 orang, 688 orang diantaranya adalah kasus baru TB BTA positif sedangkan kasus TB anak 0 14 tahun tidak ada kasus. Gambar dibawah menujukkan penemuan kasus baru BTA positif menurut puskesmas di Lombok Tengah tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 32

42 Gambar 3.7. : Kasus TB BTA positif Tahun 2014 di Lombok Tengah. KASU TB BTA POSITIF MENURUT PUSKESMAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN TOTAL KASUS : 688 (34,51%) Teruwai Langko Batu Jangkih Batunyala Muncan Kuta Teratak Mantang Aik Darek Bonjeruk Pengadang Bagu Ganti Sengkol Mujur Puyung Janapria Mangkung Ubung Aik Mual Praya Pringgarata Penujak Kopang Darek PERSEN PUSKESMAS Kasus BTA positif diobati selama tahun 2014 sebanyak 731 orang dengan angka kesembuhan (cure rate) 607 orang (83,04 persen), pengobatan lengkap sebesar 79 orang (10,81 persen), angka keberhasilan pengobatan sebesar 93,8 persen. Gambar 3.8. : Angka kesembuhan (cure rate), pengobatan lengkap (complet Rate), angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate) di Lombok Tengah Tahun Angka kesembuhan (cure rate), pengobatan lengkap (complet Rate), angka keberhasilan pengobatan (Succes Rate) di Lombok Tengah Tahun PUSKESMAS Teratak Mantang Pringgarata Bonjeruk Batunyala Aik Mual Muncan Langko Ganti Teruwai Sengkol Darek Penujak 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,9 2,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,3 0,0 0,0 10,8 14,3 15,2 16,3 22,4 26,7 40,0 42,9 38,9 41,2 47,1 55,6 57,1 66,7 66,7 66,7 63,6 66,7 66,7 73,5 93,8 83,0 90,9 90,9,0,0,0,0 97,5 97,5,0,0 87,5 87,5 78,8 97,7 81,3 81,3 94,1 88,2,0 97,4 83,3 89,5 89,5 95,9 94,4,0,0 88,2,0,0,0 98,8 88,0 88,0 96,9 96,9 114,0 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0,0 120,0 PERSEN angka keberhasilan pengobatan angka pengobatan lengkap angka kesembuhan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 33

43 Sedangkan jumlah kematian selama pengobatan sebanyak 20 orang (2,2 per.000 penduduk), lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.9 : Kematian TB selama pengobatan di Lombok Tengah Tahun Jumlah Kematian TB selama Pengobatan di Lombok Tengah Tahun , , , Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Teruwai Aik Mual Batunyala Bonjeruk Pringgarata Bagu Aik Darek KASUS Teratak Mujur Ganti Langko Kopang Muncan Praya Pengadang Puyung Penujak Kuta Mantang Janapria Ubung PUSKESMAS Angka Case Notification Rate (CNR) kasus baru BTA positif Lombok Tengah sebesar 77,1 per.000 penduduk 97,7 per.000 penduduk pada jenis kelamin laki-laki dan 58,5 per.000 penduduk pada jenis kelamin perempuan, Sudah mencapai target RPJMD lombok Tengah tahun 2015 sebesar 41 persen. Sedangkan CNR seluruh kasus TB sebesar 111,8 per.000 penduduk. b. Penyakit HIV/ AIDS Jumlah penderita HIV/ AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita dilaporkan jauh lebih kecil dari pada jumlah sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/ AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai orang. Salah satu tujuan yang ingin dicapai MDGs dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS dengan target mengendalikan penyebaran HIV dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun Laporan VCT RSUD Praya dan laporan rutin AIDS kabupaten/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2014 ditemukan 13 kasus baru AIDs, terbanyak PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 34

44 pada kelompok umur tahun sebesar 5 kasus baru AIDS. Jumlah kematian karena AIDS di Lombok Tengah sebanyak 1 kasus. Gambar 3.10 : Jumlah kasus AIDs menurut Kelompok umur di Lombok Tengah tahun 2014 JUMLAH KASUS AIDs MENURUT KELOMPOK UMUR DI LOMBOK TENGAH TAHUN ORANG < 1 TAHUN 1-4 TAHUN 5-14 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 60 TAHUN KABUPATEN KELOMPOK UMUR c. Pneumonia Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang). Hasil riskesdas Insiden pneumonia balita di NTB tahun 2013 sebesar 2,0 persen. Kabupaten/Kota yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Lombok Utara (5,2), sedangkan Lombok Tengah (0,2) Karakteristik responden insiden pneumonia balita yang tertinggi terjadi pada kelompok umur bulan (2,7), Perempuan (2,6), tinggal di daerah pedesaan (2,6) Perkiraan penderita Pneumonia balita pada tahun 2014 sebanyak balita. Penderita ditemukan dan ditangani sebanyak kasus (30,7 persen). Capaian ini masih dibawah target SPM tahun 2014 (95 persen). Hasil lengkap per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 35

45 Gambar : Penderita Pnemonia yang ditemukan dan ditangani Menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 PERSENTASE PNEMONIA PADA BALITA YANG DITEMUKAN DAN DITANGANI MENURUT PUSKESMAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,0 84,5 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Bagu Pringgarata Kopang Teruwai Teratak Batunyala Penujak Kuta Mujur Langko Darek Sengkol KABUPATEN Ganti Pengadang Praya Janapria Puyung Muncan Mangkung Ubung Aik Mual Mantang Batu Jangkih Aik Darek Bonjeruk 68,9 67,8 64,1 PERSEN 45,1 44,5 44,2 38,0 38,0 37,1 34,8 31,2 30,7 24,3 24,1 23,8 23,0 20,5 11,6 9,4 7,3 6,4 5,4 2,8 2,3 2,1 PUSKESMAS Gambar diatas menunjukkan sebanyak 12 puskesmas pencapaian penderita pnemonia ditemukan dan ditangani masih dibawah angka kabupaten Lombok Tengah (30,7 persen). d. Kusta Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri myobacterium leparae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut : Kelainan pada kulit (bercak) purtih atau kemerahan disertai mati rasa. penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan /kelumpuhan otot. Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA positif) Pada Tahun 2014 dilaporkan terdapat kasus baru tipe Pausi Basiler/kusta kering sebanyak 1 kasus dan tipe Multi Basiler/ kusta basah sebanyak 13 kasus total semua kasus sebanyak 14 dengan new case detection rate (NCDR) sebesar 1,57 per.000 penduduk, disajikan pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 36

46 Gambar : Kasus Baru Kusta Menurut Puskesmas Di Kabuapten Lombok Tengah Tahun KASUS BARU KUSTA MENURUT PUSKESMAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN Kabupaten Langko Pengadang Sengkol Teruwai Mujur Ganti Batunyala Ubung Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Kuta Janapria Kopang Muncan Praya Aik Mual Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KASUS PUSKESMAS Dari gambar diatas penyebaran kasus kusta tersebar di beberapa puskesmas yaitu Teruwai, Mujur, Ganti, Langko, Pengadang, Batunyala, Ubung. Sedangkan penderita kusta baru 0 14 tahun mengalami cacat tingkat 2 di puskesmas ubung sebanyak 1 orang (7,1 per.000 penduduk). e. Diare Secara epidemiologi dapat dikatakan bahwa penyakit diare adalah merupakan penyakit endemis di Kabupaten Lombok Tengah. Penyakit diare sebagai penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dan menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Kasus diare yang ditemukan dan ditangani di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2014 sebesar orang (63,7 persen), dari jumlah perkiraan kasus, cakupan ini belum mencapai target SPM tahun 2014 (95 persen). Gambar disamping menunjukkan distribusi persentase diare ditemukan dan ditangani menurut puskesmas tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 37

47 67,7 65,2 64,0 63,7 61,6 Gambar : Persentase Kasus diare ditemukan dan ditangani tahun 2014 Persentase Kasus Diare yang ditangani Puskesmas di Lombok Tengah Tahun ,0 109,3,0 97,2 88,4 80,0 81,9 81,5 80,4 78,5 76,0 74,1 60,0 40,0 59,8 58,7 58,5 57,7 57,7 55,2 54,2 52,6 48,0 41,3 35,9 27,0 20,0 0,0 Ganti Puyung Bonjeruk Mantang Bagu Muncan Kuta Langko Kopang Batu Jangkih Aik Mual Sengkol KABUPATEN Ubung Teratak Mujur Darek Penujak Janapria Aik Darek Pengadang Teruwai Batunyala Mangkung Pringgarata Praya persen puskesmas Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penemuan dan penanganan kasus diare tertinggi berturut-turut ada di puskesmas Ganti, Puyungi, Bonjeruk dan Mantang. 5. Penyakit Menular Bersumber Binatang (PB2) a) Penyakit DBD Kabupaten Lombok Tengah kasus DBD setiap tahunnya tetap ada (merupakan Endemis), sejak tahun 2009 dilaporkan sebanyak 45 kasus, pada tahun 2010 meningkat menjadi 88 kasus dengan 1 orang meninggal, pada tahun 2012 kasus DBD dilaporkan sebanyak 64 kasus dan tidak ada kematian/ CFR nya 0 persen, tahun 2013 dilaporkan sebanyak 69 kasus dan semuanya ditangani sesuai dengan protap yang ada. Rencana program prioritas RPJMD Lombok Tengah tahun 2014 menargetkan kasus penyakit DBD dapat diturunkan menjadi 48 kasus. Disisi lain target penemuan dan penanganan penderita DBD menurut SPM tahun 2014 ( persen) ditangani. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 38

48 Pada tahun 2014 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 88 kasus, terbanyak di Puskesmas Praya sebanyak 29 kasus, Insidence rate DBD di Lombok Tengah sebesar 9,9 per.000 penduduk dengan CFR 0 persen. Gambar disamping menunjukkan penyebaran kasus DBD menurut puskesmas di Lombok Tengah tahun b) Penyakit Malaria Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat bersifat akut, laten atau kronis. Insiden Malaria pada penduduk NTB tahun 2013 adalah 3,0 persen menurun dibanding tahun 2007 (3,7). Kabupaten/Kota dengan insiden malaria tertinggi adalah Dompu (4,3), sedangkan Lombok Tengah (3,8), sedangkan Prevalensi malaria di NTB tahun 2013 sebesar 8,5 persen. Kabupaten/Kota yang mempunyai prevalensi malaria tertinggi adalah Lombok Tengah (12,3). Penderita suspec malaria yang ditemukan Lombok tengah tahun 2014 sebanyak orang dan dilakukan pemeriksaan sediaan darah. Hasil pemeriksaan ditemukan 50 orang positif (0,57 %) terbanyak di puskesmas sengkol (13 orang), tahun ini tidak ada penderita malaria yang meninggal sehingga CFR 0 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 39

49 Gambar : Kesakitan malaria klinis dan positif menurut puskesmas di Lombok Tengah KESAKITAN MALARIA MENURUT PUSKESMAS DI LOMBOK TENGAH TAHUN KASUS Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak PUSKESMAS susupeck positif Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Insidence/API) merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Perkembangan insiden malaria sejak tahun 1998 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar : API malaria di Lombok Tengah tahun Gambar diatas menunjukkan bahwa angka kesakitan malaria (API) di Lombok Tengah tahun 2013 sebesar 0,08 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebanyak per mil 0,21 per mil. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 40

50 6. Penyakit Tidak Menular Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Kemenkes mencatat, kematian akibat PTM meningkat dari 41,7 persen pada tahun 1995, menjadi 49,9persen pada tahun 2001, dan 59,5 persen pada tahun Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun ( ) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun, fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas 2013 meliputi : (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; (12) penyakit sendi/rematik. Gambaran kegiatan PTM di Lombok Tengah tahun 2014 masih sebatas pengukuran tekanan darah dan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA Cakupan pengukuran tekanan darah dan deteksi dini kanker leher rahim menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 41

51 Gambar : Cakupan Pengukuran Tekanan Darah di Lombok Tengah Tahun 2014 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK UMUR 18 TAHUN DI LOMBOK TENGAH % Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN PUSKESMAS Cakupan pengukuran tekanan darah di Lombok Tengah sebesar 1,08 persen, tertinggi di puskesmas Ubung, dan masih ada puskesmas yang belum melaporkan/ tidak ada kegiatan. Gambar : Cakupan deteksi dini kanker leher Rahim metode IVA di Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN DINI KANKER LEHER RAHIM DAN PAYUDARA DI LOMBOK TENGAH TAHUN % Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN PUSKESMAS Gambar diatas menujukkan bahwa baru 0,2 persen (532 orang) penduduk umur tahun yang melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 42

52 hanya 3 yang melaporkan kegiatannya yaitu puskesmas Sengkol, Praya dan Mujur yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut. 7. Penyakit Yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut munisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya timulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin. Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan. Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. a. Difteri Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Pada tahun 2014 ada 3 kasus difteri ditemukan di Lombok Tengah yaitu 2 kasus di wilayah puskesmas Langko dan 1 kasus di wilayah puskesmas Kuta, 1 kasus di wilayah puskesmas Langko meninggal dengan case fatality rate (CFR) sebesar 33,33 %. b. Pertusis. Penyakit Batuk rejan, atau batuk seratus hari atau pertusis (bahasa Inggris: Whooping Cough), adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 43

53 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada kasus (data dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun, dan 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang. Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh bakteri Bordetella pertussis, namun tidak jarang diakibatkan oleh B. parapertussis. Pertusis merupakan penyakit yang toxin mediated, toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran napas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga gangguan aliran sekret saluran pernapasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia. Laporan dari seksi surveylance ditemukan ada 36 kasus pertusis di Lombok Tengah tersebar di beberapa wilayah puskesmas diantaranya puyung 1 kasus, pringgarata 3 kasus, bagu 5 kasus, mantang 7 kasus, aik darek 9 kasus dan teratak 11 kasus. c. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil clostridium tetani, yang masuk ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Pada Tahun 2014 dilaporkan 1 kasus Tetanus Neonatorum di wilayah puskesmas batunyala. d. Campak Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Tahun 2014 ditemukan adanya 13 kasus campak di Lombok Tengah tersebar di wilayah puskesmas kuta 11 kasus, dan puskesmas praya 2 kasus, e. Polio dan AFP (Acute flaccid paralysis/lumpuh layu akut) Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk kedalam PD3I, penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan, umumnya menyerang anak berumur 0 3 tahun ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku dileher dan sakit ditungkai dan lengan. Pada tahun ini tidak ada kasus polio dan AFP yang ditemukan di Lombok Tengah. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 44

54 f. Hepatitis B Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang disuntikkan atau diteteskan melalui mulut. Pada beberapa negara hepatitis masih menjadi masalah. Sepuluh dari orang akan menderita hepatitis sepanjang hidupnya jika tidak diberi vaksin hepatitis B. Sampai dengan seperempat dari jumlah anak yang menderita hepatitis B dapat berkembang menjadi kondisi penyakit hati yang serius, seperti kanker hati. Disamping itu wajib diberikan imunisasi hepatitis B segera setelah bayi lahir untuk mencegah penularan virus hepatitis dari ibu kepada anaknya. Pada tahun 2014 tidak ada kasus hepatitis B yang ditemukan di Lombok Tengah. 8. Penyakit Potensial KLB/Wabah Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tahun 2014 terjadi beberapa kejadian KLB di wilayah kabupaten Lombok Tengah antara lain KLB keracunan pangan, AFP, Campak, Pertusis, Kippi, TN dan dipteri Jumlah penduduk terancam sebesar jiwa tersebar di 18 desa dengan attace rate 0,10 persen, jumlah yang meninggal 1 orang kasus dipteri, CFR sebesar 1,92 % KLB penyakit dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kesakitan dan kematian yang besar, disamping juga dapat berdampak pada pariwisata, ekonomi dan sosial. Rata-rata Desa/Kelurahan ditangani KLB < 24 jam di Lombok Tengah tahun 2014 adalah persen a. Keracunan Pangan Salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia adalah penyakit yang disebabkan oleh pangan. Pangan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantara menimbulkan KLB keracunan pangan. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 45

55 Gejala dan tanda-tanda klinik keracunan pangan sangat bergantung pada jenis etiologinya, tetapi secara umum gejala keracunan pangan dapat digolongkan kedalam 6 kelompok, yaitu : Gejala utama yang terjadi pertama-tama pada saluran gastrointestinal atas (mual, muntah) ; Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan ; Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah (kejang perut, diare); Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralysis); Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak, letih, pembengkakan kelenjar limfe); Gejala alergik (wajah memerah, gatal-gatal) Kasus keracunan pangan selama tahun 2014 sebanyak 26 kasus tersebar dibeberapa desa yaitu 2 desa Bonjeruk, Teratak dengan attack rate sebesar 0.16 persen, kematian 0 kasus. b. AFP Non Polio Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Untuk anak <15 tahun, dapat dilaporkan sebagai kasus AFP jika terdapat gejala klinis yang pasti misalnya penyakit polio. Penyakit polio harus dibuktikan atau sudah tidak ada dengan penemuan kasus AFP. Pada tahun 2014 di Lombok Tengah ditemukan 6 kasus AFP non Polio tersebar di 5 desa/kelurahan yaitu Jelantik, Nyerot, Pengadang, Batujangkih, Kabul. Masing-masing 1 kasus dengan jumlah penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,05 persen, tidak ada kematian. AFP rate (non polio) Lombok Tengah sebesar 2,21 per.000 penduduk usia kurang dari 15 tahun, dengan target SPM 2014 sebesar kurang 2 per.000 artinya sudah mencapai target SPM. c. Campak Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih yang sebelumnya didahului panas badan 38 0 C atau lebih juga disertai salah satu gejala batuk pilek atau mata merah (WHO). Kasus campak konfirmasi ialah kasus campak klinis disertai salah satu kriteria : a. Pemeriksaan lab serologis (IgM + atau kenaikan titer antibody 4 kali) dan atau isolasi virus campak +. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 46

56 b. Kasus campak yang mempunyai kontak langsung dengan kasus konfirmasi dalam periode 1 2 minggu. Tahun 2014 ditemukan 13 kasus campak tersebar di 5 desa/kelurahan yaitu Gonjak, gerunung, Bujak, Langko, Mertak. Dengan jumlah penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,13 persen, tidak ada kematian. d. Pertusis Pertusis adalah infeksi saluran pernapasan akut berupa batuk yang sangat berat atau batuk intensif. Nama lain tussis quinta, wooping cough, batukrejan. Penyebab pertusis adalah Bordetella pertusis atau Hemopilus pertusis. Bordetella pertusis adalah suatu kuman yang kecil ukuran 0,5-1 um dengan diameter 0,2-0,3 um, ovoid kokobasil, tidak bergerak, gram negative, tidak berspora, berkapsul dapat dimatikan pada pemanasan 50ºC tetapi bertahan pada suhu tendah 0-10ºC dan bisa didapatkan dengan melakukan swab pada daerah nasofaring penderita pertusis yang kemudian ditanam pada media agar Bordet-Gengou. Tahun ini ditemukan 1 kasus pertusis di desa Barejulat. Dengan jumlah penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,04 persen, tidak ada kematian. e. Kippi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi. Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak vaccine-strain pada pasien imunodefisiensi pasca vaksinasi campak, dan polio paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi atau resipien imunodefisiensi pasca vaksinasi polio). KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam.000 dosis DPT, tetapi yang benarbenar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis. Anak yang lebih besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat. Episode hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi 4-24 jam setelah imunisasi. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 47

57 Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi Kesalahan pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi: (1) Dosis antigen (terlalu banyak) Lokasi dan cara menyuntik (2) Sterilisasi semprit dan jarum suntik (3) Jarum bekas pakai (4) Tindakan aseptik dan antiseptic (5) Kontaminasi vaksin dan perlatan suntik (6) Penyimpanan vaksin (7) Pemakaian sisa vaksin (8) Jenis dan jumlah pelarut vaksin (9) Tidak memperhatikan petunjuk produsen (10) Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama. (11) Reaksi suntikan yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin.semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope. Tahun 2014 di Lombok Tengah ditemukan 1 kasus Kippi di desa yaitu Ubung. Penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,03 persen. Tidak ada kematian f. Tetanus/ TN Tetanus Neonatorum adalah Penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang kejang (WHO, 1989). Kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih Ngastijah, 1997). Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang merupakan kuman gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanolysin. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 48

58 Tahun 2014 di Lombok Tengah ditemukan 2 kasus difteri tersebar di 2 desa yaitu Pejanggik, Kuta. Penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,07 persen. g. Difteri Penyakit difteri adalah penyakit menular akut pada tonsil, faring dan hidung, kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Difteri dapat menyerang pada setiap orang yang tidak mempunyai kekebalan. Difteri mempunyai gejala klinis demam C, pseudomembrane putih keabu-abuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor. Kekebalan diperoleh karena menderita sakit atau mendapatkan imunisasi. Kekebalan yang tinggi didapat secara aktif dengan imunisasi. Seseorang yang sembuh dari penyakit difteri tidak selalu mempunyai kekebalan seumur hidup. Pada tahun 2014 di Lombok Tengah ditemukan 3 kasus difteri tersebar di 2 desa/kelurahan yaitu Janparia, Pujut. Penduduk terancam sebesar orang, attack rate 0,07 persen, kematian 1 orang dengan CFR 33,33 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 49

59 BAB IV UPAYA KESEHATAN Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24minggu - lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu : a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; b) Pengukuran tekanan darah; c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA); d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri); e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ); h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan j) Tatalaksana kasus. Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 50

60 pada trimester kedua (usia kehamilan minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24minggu - lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu : a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; b) Pengukuran tekanan darah; c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA); d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri); e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ); h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan j) Tatalaksana kasus. Dalam upaya pencapaian MDG s dari tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan angka kematian ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. a. Pelayanan Kesehatan ibu hamil K1 Akses bumil (K-I) adalah jumlah kunjungan baru ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal Pertama kali dalam usia kehamilan 12 minggu, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja, dalam satu tahun. Pencapaian akses bumil (K-1) tahun 2014 sebesar 98,99 persen ( ibu hamil) lebih rendah 1,29 persen dibandingkan tahun 2013 sebesar 99,7 persen ( ibu hamil), target MDGs yang diharapkan sampai tahun 2015 sebeasr 96 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 51

61 Gambar 4.1 : Pencapaian K1 Per Puskesmas di Lombok Tengah Tahun 2014 PERSENTASE CAKUPAN K1 LOMBOK TENGAH TAHUN ,00,00 114,18 113,20 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Kuta Teratak Muncan Pringgarata Ubung Aik Mual Aik Darek Batunyala Pengadang Bagu Mangkung KABUPATEN Praya Kopang Bonjeruk Langko Ganti Penujak Janapria Mujur Mantang Darek Teruwai Sengkol Puyung Batu Jangkih 108,91 105,16 104,87 104,01 102,81 101,98 101,79 99,30 99,02 98,99 98,24 97,98 97,58 95,24 95,19 95,00 93,91 93,43 93,04 92,28 90,76 90,37 89,12 86,50 PERSEN PUSKESMAS Gambar 4.2 : Pencapaian K1 Lombok Tengah Tahun Gambar diatas memperlihatkan kecendrungan pluktuatif pencapaian K1 dari tahun 2011 sampai dengan 2014, walaupun penurunan K1 dari tahun 2013 ke 2014 tidak terlalu signifikan. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 52

62 b. Pelayanan Kesehatan ibu hamil dan K4 Cakupan Bumil (K4) adalah jumlah kunjungan ibu hamil sebanyak dua kali atau lebih pada trimester III, yang mendapat pelayanan antenatal, di bandingkan dengan jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja selama satu tahun. Gambar dibawah menunjukkan capaian K4 menurut puskesmas tahun Sebesar 94,41 persen ( ibu hamil) meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 91,3 persen. Capaian ini sudah mencapai target SPM tahun 2014 sebesar 94 persen. Gambar 4.3 : Pencapaian K4 menurut Puskesmas dilombok Tengah Tahun 2014 Pencapaian K4 dari tahun 2011 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 53

63 Gambar 4.4. : Pencapaian K4 Lombok Tengah Tahun Gambar diatas memperlihatkan peningkatan capaian K4 dari tahun 2011 ke 2012, capaian K4 dari tahun 2012 ke 2013 mengalami stagnasi. sedangkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen c.pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Dengan Kompetensi Kebidanan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60 persen dari seluruh kematian ibu (maternal mortality : who, when, where and why; Lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per.000 kelahiran hidup 1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90 persen pada tahun 2015 dari 40 persen pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 54

64 Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 89,46 persen ( orang) dari ibu hamil mengalami stagnasi dibandingkan tahun 2013 sebesar 89,5 persen ( ibu hamil). Capaian ini masih jauh dari target SPM 2014 sebesar 94 persen. Kalau dilihat dari Cakupan masing-masing Puskesmas ada 7 puskesmas yang sudah mencapai target SPM 2014 yaitu Puskesmas Kuta, Pengadang, Teratak, Muncan, Bagu, Penujak, Pringgarata. Gambar 4.5 : Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Lombok Tengah Tahun ,00 CAKUPAN PERSALINAN OLEH NAKES DI LOMBOK TENGAH TAHUN 2014,00 80,00 103,65,94 99,05 98,29 97,52 96,18 95,74 93,66 92,63 89,79 89,49 89,46 89,44 89,34 88,37 88,20 87,92 86,06 85,32 85,10 82,01 81,89 79,70 78,37 78,36 76,07 PERSEN 60,00 40,00 20,00 0,00 PUSKESMAS d.cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu ; 1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari ; 2) Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 4 sampai dengan hari ke 28 setelah persalinan dan 3) Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didifinisikan sebagai kontak ibu nifas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 55

65 dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan didesa/polindes/poskesdes dan kunjungan rumah). Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu ;2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri ;3) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya; 4) pemeriksan payudara dan anjuran ASI Eklusif 6 bulan : 5) Pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak 2 kali dan 6) pelayanan KB pasca persalinan Cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2014 sebesar 91,43 persen ( orang) mengalami penurunan 0,37 persen bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 91,8 persen ( orang). Cakupan ibu Nifas tahun 2014 masih dibawah Target SPM, diharapkan tahun 2014 ibu nifas mendapat pelayanan sebesar 94 persen Gambar 4.6 : Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN IBU NIFAS MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,00,00 80,00 105,87 101,61 101,60,77 97,91 97,76 97,52 95,53 95,50 93,39 92,52 91,43 90,71 90,19 89,80 89,56 88,85 88,48 87,69 85,17 84,89 84,17 83,93 79,25 79,23 76,20 PERSEN 60,00 40,00 20,00 0,00 PUSKESMAS PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 56

66 Gambar 4.7. : Pencapaian Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun Gambar diatas memperlihatkan peningkatan pencapaian pelayanan ibu nifas dari tahun 2011 ke 2012, sedangkan pencapaian dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan 2014 cendrung mengalami penurunan. Salah satu pelayanan yang diberikan pada saat pelayanan ibu nifas adalah pemberian Vitamin A, gamar berikut memperlihatkan persentase ibu nifas yang mendapat vitamin A saat melahirkan menurut Puskesmas : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 57

67 Gambar 4.8 : Cakupan Vitamin A Ibu Nifas Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN IBU NIFAS MENDAPAT VITAMIN A DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,00,00 80,00 106,65 101,50 101,47,77 99,08 97,91 97,52 95,53 95,50 93,39 92,52 91,57 90,71 90,28 90,02 89,87 89,80 88,48 87,69 85,17 84,89 84,17 83,93 79,47 79,23 76,20 PERSEN 60,00 40,00 20,00 0,00 PUSKESMAS Gambar diatas menunjukkan bahwa secara kabupaten cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2014 sebesar 91,57 persen lebih rendah bila dibandingkan tahun 2013 mencapai 91,77 persen, dengan capaian tertinggi Puskesmas Kuta 106,65 persen, dan capaian terendah puskesmas Ganti sebesar 76,2 persen e. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan antara lain ketuban pecah dini, perdarahan pervagian, hipertensi dalam kehamilan (systole > 140 mm Hg, diastole > 90 mm Hg) dengan atau tanpa edema pre tibial, ancaman persalinan premature, infeksi berat dalam kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan tidak maju) dan infeksi masa nifas. Capaian cakupan komplikasi bumil resiko tinggi ditangani tahun 2013 sebesar 84,4 persen (3.705 orang) dari perkiraan bumil resiko tinggi yang ada. Sedangkan cakupan komplikasi bumil resiko tinggi ditangani pada tahun 2014 sebesar 97,27 % (4299 orang) dari orang perkiraan bumil resiko tinggi yang ada. Capian ini PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 58

68 sudah mencapai target SPM tahun 2014 sebesar 84 persen. Gambaran capaian masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Tabel 4.9.: Penanaganan Komplikasi Maternal di Lombok Tengah Tahun ,00 153,28 Penanganan Komplikasi Maternal di Lombok Tengah Tahun ,00 135,71 131,65 120,00,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Teratak Pringgarata Aik Mual Puyung Pengadang Darek Teruwai Muncan Mujur Ubung Batunyala Praya Bagu KABUPATEN Kopang Penujak Mantang Bonjeruk Sengkol Ganti Aik Darek Janapria Batu Jangkih Kuta Langko Persen Mangkung 119,92 119,90 118,76 111,90 108,53 105,03 104,65 103,17 99,81 99,44 97,27 93,15 92,71 84,95 78,10 75,83 74,61 74,44 72,01 63,29 61,57 59,83 51,41 Puskesmas Dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lombok Tengah ada 12 puskesmas yang capaiannya masih dibawah rata-rata kabupaten. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 59

69 Gambar 4.10 : Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Lombok Tengah Tahun Cakupan Komplikasi maternal dari tahun di Lombok Tengah 85,13 84,4 92, ,4 60 persen Tahun Gambar diatas menunjukkan penanganan komplikasi kebidanan dari tahun mengalami trend peningkatan. Neonatal risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanuis neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR ( berat badan lahir < 2500 gram), sindroma, gangguan pernapasan dan kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani adalah neonates risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Pada tahun 2014 cakupan penanganan neonatal komplikasi yang dilaporkan melalui seksi KIA Dinas kesehatan kabupaten Lombok Tengah sebesar 82,35 persen (2.482 orang) lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 perkiraan neonatal komplikasi sebesar atau 15 persen dari lahir hidup ( bayi), penanganan neonatal resti sebesar 69,6 persen (2.024 kasus). Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi tahun 2014 masih belum mencapai target SPM tahun 2014 sebesar 84 persen. Gambaran cakupan neonatal komplikasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 60

70 Gambar : Cakupan Neonatal Risti Ditangani Di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 f. Kunjungan Neonatal Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Sebagian besar Kematian bayi terjadi pada usia ini. Kematian pada usia ini sangat di pengaruhi oleh derajat kesehatan ibu pada saat hamil, pertolongan persalinan serta kondisi yang berkaitan dengan perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu kesehatan ibu hamil sebelum melahirkan, perlu di perhatikan, agar dapat menekan kematian neonatal pada saat lahir nanti. Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan standard yang mengacu pada Manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI ekslusif, injeksi vit. K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir) penanganan dan rujukan kasus serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah tangga dengan menggunakan buku KIA. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 61

71 Gambar : Kunjungan Neonatus (KN1) dan (KN Lengkap) di Kabuapten Lombok Tengah Tahun 2014 Cakupan Kunjungan KN1 dan KN Lengkap di Lombok Tengah Tahun ,00,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata 99,18,67 94,19 93,92 Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN 83,35 83,09 83,72 83,72 94,40 95,29 110,18 109,08 91,99 90,63 97,54 95,70 82,57 85,58 82,90 89,54 87,79 94,69 93,34 99,83 92,24 93,64 93,09,62,42 106,23 101,32 96,77 97,65 95,26 94,29 92,08 89,95 87,37 86,79 106,29 113,91 102,86 102,25 89,61 90,18 102,18 102,69 106,25 103,36 95,75 94,64 71,98 persen Puskesmas KN1 KN3 Gambar diatas memperlihatkan cakupan kunjungan neonatal (KN1) tahun 2014 sebesar 95,75 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 97,1 persen sedangkan KN Lengkap tahun 2014 sebesar 94,64 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 93,6 persen. Bila dibandingkan cakupan KN1 dan KN Lengkap.terjadi drop out sebesar 1,11 persen ( 223 orang) g. Pelayanan Kesehatan pada bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun yaitu 1 kali saat berumur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 6 9 bulan, dan 1 kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB 1-3, polio 1-4 dan campak) stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi, Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh akses kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 62

72 Pada tahun 2014 cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 98,12 persen lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 96,7. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi tahun ini sudah mencapai targrt SPM tahun 2014 sebesar 94 persen Grafik 4.13 : Pelayanan Kesehatan bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 h. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelyanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak balita umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian Vitamin A 2x setahun (bulan pebruari dan agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di posyandu, puskesmas dan rumah sakit, bidan praktek swasta serta sarana/ fasilitas kesehatan lainnya, Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang) oleh petugas kesehatan, pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 2014 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1 4 tahun) sebesar 82,85 persen lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 77,4 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 63

73 Pelayanan kesehatan pada anak balita pada tahun 2014 sudah mencapai target SPM tahun 2014 sebesar 75 persen. Gambar 4.14 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita 8x di Lombok Tengah Tahun Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Salah satu strategi MPS (Making Pregnancy Safer) adalah setiap WUS mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Ini artinya Pelayanan Program Keluarga Berencana (KB) dan merupakan salah satu pilar dari 4 pilar Safe Motherhood. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat memutuskan rantai sebab tidak langsung kematian ibu dan bayi, dimana mengurangi faktor risiko (4 terlalu) : Terlalu sering hamil, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk kehamilan. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), pasangan berstatus menikah (pasangan usia subur/pus) yang sedang menggunakan alat KB dapat dilihat pada grafik berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 64

74 Gambar : Peserta KB Baru dan KB Aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Cakupan peserta KB Baru dan Aktif di Lombok Tengah Tahun ,00 120,00,00 103,16 103,17 107,71 107,73 119,13 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN 119,11 119,13 123,46 123,46 107,53 107,52 97,58 97,58 103,41 103,41 102,56 102,56 97,87 97,87 97,87 111,33 111,33 111,91 111,91 97,70 107,04 Persen 22,59 22,59 25,68 25,68 27,44 27,44 27,44 21,60 21,60 25,41 25,40 27,05 27,04 22,04 22,04 22,00 22,05 17,97 17,94 17,97 27,46 27,46 31,60 31,61 27,78 24,68 Puskesmas KB Baru KB Aktif Cakupan peserta KB baru menggunakan alat/metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun non MKJP di kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 adalah 24,7 persen capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 24,6 persen, sedangkan Cakupan peserta KB aktif di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2014 sebesar 107 persen capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 adalah sebesar 104,7 persen. Pencapaian KB aktif tahun 2014 sudah mencapai target SPM sebesar 78 persen. 3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut. Pelayanan kesehatan usia lanjut yang dimaksudkan adalah penduduk usia 60 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di posyandu. Proyeksi jumlah usia lanjut di Lombok Tengah tahun 2014 sebesar orang dan orang diantaranya mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada baik di puskesmas, puskesmas pembantu maupun poskesdes. Pelayanan kesehatan usia lanjut di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2014 sebesar 72,84 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 70,89 persen, cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 65

75 Gambar : Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Lombok Tengah Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Usia Lanjut di Lombok Tengah Tahun ,00,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Ubung Mantang Pengadang Janapria Puyung Darek Teruwai Mujur Bagu Sengkol Ganti Kopang Kabupaten Bonjeruk Muncan Pringgarata Penujak Langko Mangkung Batu Jangkih Praya Kuta Batunyala Aik Mual Aik Darek Teratak 116,13 108,84 105,04 104,11 102,42,94,89 96,15 94,16 72,84 72,28 64,88 62,59 Persen 50,76 50,59 50,36 48,16 48,11 45,13 42,82 42,17 40,71 62,21 86,75 82,75 81,13 Puskesmas 4. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. Imunisasi Dasar pada Bayi Program imunisasi dasar lengkap (LIL/lima imunisasi dasar lengkap) pada bayi yang dicanangkang pemerintah meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Capaian imunkisasi DPT+HB3 tahun 2014 sebesar 102,64 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 101,8 persen, cakupan masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar dibawah ini : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 66

76 Gambar : Pencapaian Imunisasi DPT+HB3 di Kabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 134,77 Cakupan Imunisasi DPT/HB3 di Lombok Tengah Tahun ,00,00 112,36 111,13 110,72 110,58 108,71 105,28 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Muncan 104,24 Mantang 104,22 Kuta Pengadang Teratak Pringgarata Batu Jangkih Bagu Sengkol Darek Penujak Aik Mual Mujur KABUPATEN Puyung Batunyala Aik Darek Teruwai Kopang Ubung Mangkung Janapria Langko Bonjeruk Praya 103,86 Ganti 102,96 102,78 102,65 102,64 102,51 102,30 101,92,59,49 98,07 95,54 95,28 93,83 92,96 92,68 80,59 Persen Puskesmas. Imunisasi BCG diberikan pada bayi kurang dari tiga bulan, imunisasi polio pada bayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empat minggu. Capaian imunisasi masing-masing puskesmas dapat dilihat pada table berikut : Gambar 4.18 : Cakupan imunisasi HB < 7 hari dan BCG di Kabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 120,00,00 Capaian Imunisasi HB kuran dari 7 hari dan BCG di Lombok Tengah Tahun ,14 99,77 113,82 101,99 125,24 118,57 137,36 128,65 116,24 112,82 101,10 93,41 113,55 113,12 97,74 94,64,83 102,16 108,82 115,18 103,56 99,70 103,56 104,99 122,32 114,53 107,33 104,25 106,67 95,69 102,76 96,45 102,11 107,38 104,29 107,93 105,03 101,16 110,00 103,93 103,63 98,52,90 104,66 117,57 109,23 101,39 103,67 105,83 106,76 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN 107,55 104,88 Persen Puskesmas HB< 7 Hr BCG Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi BCG di Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 104,83 persen capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar persen. Sedangkan capaian imunisasi HB < 7 hari sebesar 107,55 persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 67

77 Gambar 4.19.: Cakupan imunisasi Polio4 kabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 134,77 Cakupan Imunisasi Polio 4 di Lombok Tengah Tahun ,00,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Muncan Mantang Kuta Pengadang Teratak Sengkol Pringgarata Batu Jangkih Puyung Bagu Darek Penujak KABUPATEN Mujur Aik Mual Batunyala Aik Darek Teruwai Kopang Ubung Mangkung Janapria Langko Bonjeruk Praya 112,36 Ganti 111,13 110,72 110,49 109,32 108,71 105,28 104,38 104,24 103,86 103,30 102,97 102,65 102,47 102,30 101,92,59,49 98,55 95,54 95,28 93,83 92,96 92,68 80,59 Persen Puskesmas Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi polio4 tahun 2014 sebesar 102,97 capaian ini meningkat bila dibandingkan tahun 2013 sebesar persen. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan factor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90 persen. Gambar berikut memperlihatkan cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah : Gambar 4.20 : Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2014: 120,00,00 118,93 118,44 115,85 Cakupan Imunisasi Campak di Lombok Tengah Tahun ,31 104,50 102,54 102,27 102,06 101,80 101,79 101,70 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Kuta Pengadang Muncan Teratak Aik Darek Pringgarata Aik Mual Sengkol Batu Jangkih Puyung Penujak Mantang Teruwai KABUPATEN Darek Bagu Batunyala Mujur Langko Kopang Mangkung Janapria Bonjeruk Praya Ubung 101,66 Ganti,78,68,33 99,80 99,68 97,54 96,79 96,72 93,65 93,50 93,49 93,44 93,19 80,85 Persen Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 68

78 Cakupan imunisasi campak Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 sebesar,68 persen capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 111,3 persen, akan tetapi rata-rata pencapaian imunisasi campak puskesmas diatas 80 persen. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan 80 persen jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Gambar : Cakupan Imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Lombok tengah Tahun 2014: 120,00,00 117,03 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Lombok Tengah Tahun ,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Pengadang Muncan Teratak Aik Darek Batu Jangkih Sengkol Penujak Mantang Pringgarata Teruwai Kuta Darek Bagu KABUPATEN Mujur Kopang Ubung Batunyala Mangkung Janapria Bonjeruk Praya Aik Mual Puyung Ganti Langko 115,85 109,94 106,30 103,19 102,06 101,70 101,66 101,57,98,87,33 99,34 97,81 97,54 96,72 94,29 94,01 93,52 93,50 93,49 93,44 68,46 92,20 87,08 80,85 Persen Puskesmas Dari gambar diatas menunjukkan bahwa capaian imunisasi dasar lengkap tahun 2014 sebesar 97,81 persen lebih rendah bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 101,2 persen, dari 25 puskesmas masih ada Puskesmas yang pencapaian imunisasi dasar lengkap kurang dari 80 persen yaitu puskesmas Langko. Capaian UCI kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 sebesar persen yaitu 139 desa yang ada UCI, capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 92,8 persen. Gambar berikut menyajikan cakupan desa/kelurahan UCI di kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 69

79 Gambar 4.22.: Cakupan UCI di Lombok Tengah Tahun 2014 Cakupan Universal Child Imunization (UCI) di Lombok Tengah Tahun 2014 KABUPATEN Teratak Aik Darek Mantang Bagu Pringgarata Puyung Bonjeruk Ubung Batunyala Pengadang Aik Mual Praya Muncan Kopang Langko Janapria Ganti Mujur Teruwai Kuta Sengkol Batu Jangkih Darek Mangkung Penujak Imunisasi pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bias menyerang pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus adalah salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah 1)pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata ; dan 3) penyelenggaraan surveylance. Gambar berikut memperlihatkan cakupan imunisasi TT di kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 70

80 Gambar : Cakupan TT2 di kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Persentase Cakupan Imunisasi TT2 pada Ibu Hamil di Lombok Tengah Tahun ,00,00 80,00 Persen 60,00 40,00 20,00 54,59 48,50 46,81 42,91 41,20 0,00 Mantang Darek Teratak Sengkol Ubung Pringgarata Muncan Pengadang Mangkung Kopang Kuta KABUPATEN Janapria Penujak Aik Darek Bagu Batunyala Mujur Ganti Bonjeruk Aik Mual Langko Puyung Batu Jangkih Teruwai Praya 66,51 62,70 101,84 35,13 33,39 33,08 29,77 23,02 22,29 21,10 18,50 11,77 8,63 6,86 6,76 6,72 5,13 5,11 4,85 0,00 0,00 Puskesmas Pencapaian imunisasi TT2 tahun 2014 sebesar 29,77 persen lebih rendah bila dibandingkan den gan capaian tahun 2013 sebesar 57,4 persen 5. Perbaikan Gizi Masyarakat Jenis kegiatan Program Perbaikan Gizi di Kabupaten Lombok Tengah yang telah dilaksanakan dan hasil pencapaiannya pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : Penimbangan Bulanan Balita di Posyandu Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan keadaan kesehatan dan gizi balita melalui penimbangan berat badan setiap bulan di posyandu. Rekapitulasi hasil kegiatan penimbangan bulanan balita berdasarkan laporan F/III/Gizi dari 25 puskesmas dari bulan Januari s/d Desember 2014 adalah sebagai berikut : a. D/S (Tingkat Partisipasi Masyarakat) Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) diukur berdasarkan jumlah balita yang datang menimbang setiap bulan ke posyandu dibandingkan dengan jumlah keseluruhan balita yang ada di posyandu tersebut. Hasil pencapaian D/S balita Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 75,77 persen lebih tinggi bila dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 74,2 persen, sedangkan capaian D/S baduta tahun 2014 sebesar 85,95 persen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 71

81 Sedangkan capaian masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar : Pencapaian D/S Kabupaten Lombok Tengah Tahun CAKUPAN D/S DI LOMBOK TENGAH TAHUN % Penujak Batu Jangkih Teruwai Janapria Muncan Pengadang Bonjeruk Bagu Teratak PUSKESMAS baduta balita b. BGM/D (Prosentase Balita Kurang Gizi/ gangguan pertumbuhan balita) BGM/D adalah rasio jumlah balita yang berat badannya berada di Bawah Garis Merah dibandingkan jumlah balita yang datang ke posyandu (ditimbang). BGM/D dijadikan sebagai indikator untuk menggambarkan keadaan pertumbuhan balita dan indikator screening individu untuk rujukan/perawatan/treatment. Prosentase kasus BGM balita di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 adalah sebesar 1,78 persen mengalami penurunan bila dibandingkan tahun Capaian BGM/D balita lima tahun terakhir di Lombok Tengah sebagai berikut :. - Prosentase BGM/D tahun 2010 adalah 2,8 persen - Prosentase BGM/D tahun 2011 adalah 2,2 persen - Prosentase BGM/D tahun 2012 adalah 2 persen - Prosentase BGM/D tahun 2013 adalah 1,9 persen - Prosentase BGM/D tahun 2014 adalah 1,78 persen PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 72

82 Sedangkan Prosentase kasus BGM baduta di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2014 adalah sebesar 1,31 persen Grafik : Cakupan BGM/D Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN BGM/D DI LOMBOK TENGAH TAHUN Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung 5.6 Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak Kabupaten % PUSKESMAS baduta balita c. Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil Distribusi tablet Fe dilaksanakan oleh petugas kesehatan baik di puskesmas maupun di desa melalui kunjungan ke posyandu atau pada saat pelayanan kesehatan di Polindes, Pustu, dan Puskesmas. Cakupan distribusi tablet Fe untuk ibu hamil kumulatif dari bulan Januari s/d Desember 2014 adalah sebagai berikut : Grafik 4.26 : Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Bumil di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN PERSENTASE PEMBERIAN TABLET FE1 DAN FE3 DI LOMBOK TENGAH TAHUN PERSEN Fe Fe KABUPATEN Teratak Aik Darek Mantang Bagu Pringgarata Puyung Bonjeruk Ubung Batunyala Pengadang Aik Mual Praya Muncan Kopang Langko Janapria Ganti Mujur Teruwai Kuta Sengkol Batu Jangkih Darek Mangkung Penujak PUSKESMAS PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 73

83 Cakupan ibu hamil dapat Fe 90 tablet, cakupan pemberian Fe1 tahun 2013 sebesar 98,99 persen dan Fe3 sebesar 91,89 persen. Pencapaian ibu hamil dapat Fe1 90 tablet sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 95 persen. Upaya yang dikembangkan untuk meningkatkan tercapainya pemberian Fe pada bumil yaitu persediaan Fe yang lengkap ditingkat polindes/ poskesdes, pendistribusian yang merata bagi ibu hamil terutama ibu hamil trimester 2 dan 3 pada saat datang memeriksa kehamilan mereka. Hal ini membantu persiapan kesehatan ibu dalam melahirkan. d. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hidup yang diciptakan Tuhan khusus untuk bayi, tidak bisa ditiru manusia dan dapat memberikan kekebalan bagi bayi sehingga tidak mudah sakit. ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak baru lahir sampai umur 6 bulan (pemberian ASI Eksklusif). Adapun cakupan pemberian ASI Eksklusif di Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 90,2 persen lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 88,45 persen. Capaian ASI eksklusif tahun ini sudah mencapai target MDGs 2015 sebesar 80 persen. Capaian Asi Eksklusif tahun 2014 masing-masing puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut Gambar : Cakupan Bayi ( 0 6 bl) Yang Mendapatkan Asi Eksklusif Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN ASI EKSKLUSIF TAHUN 2014 DI LOMBOK TENGAH Janapria Teruwai Pengadang Kopang Mujur Puyung Batunyala Muncan Langko Kuta KABUPATEN Ubung Bonjeruk Mangkung Ganti Pringgarata Bagu Batu Jangkih Mantang Praya Penujak Teratak Darek Aik Darek Aik Mual Sengkol % PUSKESMAS Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI berisiko 17 kali lebih besar terkena diare dibandingkan dengan bayi yang diberikan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 74

84 ASI eksklusif. Resiko kematian akibat pnemonia pada bayi 8 hari 12 bulan yang tidak diberikan ASI menjadi 3 4 kali lebih dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di Lombok Tengah yaitu melalui sosialisasi/kampanye ASI eksklusif, pembentukan kelompok pendukung ASI (KPA-ASI), melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap semua ibu melahirkan dan pemberian MP-ASI yang diperkirakan akan bisa menurunkan jumlah kematian bayi di Lombok Tengah. e. Pemberian Kapsul Vitamin A (Bayi, Anak dan Ibu nifas) Tujuan utama program penanggulangan KVA adalah untuk mencegah terjadinya Xerophthalmia dan menurunkan prevalensi Xerophthalmia sampai 0,1 persen pada akhir Pelita VI. Untuk mencapai tujuan tersebut telah dilakukan upaya-upaya yang terus menerus dilakukan diantaranya dengan pemberian Vitamin A Dosis tinggi untuk balita umur 1-5 tahun, dan saat ini sudah diberikan vitamin A dosis tinggi untuk bayi umur 6 11 bulan dan ibu nifas. Kapsul Vitamin A diberikan pada Bayi usia 6 11 bulan sebanyak 1 kapsul (dosis.000 IU) selama satu tahun, anak balita usia 1 5 tahun sebanyak 2 kapsul (dosis IU) per tahun, dan pada Ibu Nifas 2 kapsul (dosis IU) selama masa nifas. Cakupan distribusi kapsul Vitamin A 2x tahun 2014 pada bayi umur 6-11 bulan sebesar 106,75 persen turun dibandingkan tahun 2013 sebesar 110,9 persen sedangkan cakupan distribusi vitamin A pada anak balita umur bulan sebesar 90,69 persen mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 86,28 persen. Cakupan distribusi Vitamin A 2 kali pada balita (6 59 bulan) tahun 2013 sebesar 92,44 persen bila dibandingkan dengan target MDGs 2015 (90 persen) capaian ini sudah mencapai target MDGs. Cakupan Vitamin A masing-masing puskesmas se Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 75

85 Gambar 4.28 : Cakupan Pemberian Vit. A pada Bayi, Anak Balita dan Balita Di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN VITAMIN PADA BALITA DI LOMBOK TENGAH TAHUN % Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN PUSKESMAS umur 6-11 umur umur 6-59 f. Pelacakan Kasus KLB Gizi Buruk Kegiatan pelacakan kasus dilakukan oleh petugas puskesmas, bidan desa dibantu oleh kader dan masyarakat. Indikator yang dipergunakan adalah BB/TB atau adanya gejala klinis gizi buruk. Hasil pelacakan dilaporkan melalui laporan mingguan kasus. Gambar : Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 s/d KASUS GIZI BURUK DARI TAHUN DI LOMBOK TENGAH K A S U S TAHUN Gambar diatas menunjukkan kecendrungan kasus gizi buruk di Lombok Tengah dari tahun 2010 s/d 2014 mengalami penurunan. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 76

86 Distribusi kasus gizi buruk tahun 2014 menurut puskesmas di Lombok Tengah dapat dilihat pada gambar berikut : 6. Pelayanan Kesehatan Gigi Rasio Tambal Cabut Gigi Tetap Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi dari perhatian masyarakat adalah bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi yang merupakan tindakan preventif sebelum gigi tetap betul betul rusak dan harus dicabut. Sedang pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitatif yang merupakan tindakan terakhir yang harus diambil oleh seorang pasien. Di tahun 2014 rasio tumpatan/pencabutan gigi sebesar 0,61, hal ini berarti bahwa masyarakat lebih banyak yang melakukan pencabutan gigi dibandingkan melakukan tumpatan gigi tetap. Capaian masing-masing puskesmas sebagai terinci dalam gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 77

87 Gambar : Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Lombok Tengah Tahun % Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN PUSKESMAS 7. Penjaringan Murid KelaS 1 SD/MI Persentase jumlah murid yang diperiksa untuk tahun 2014 sebesar siswa (94,3 persen) dari jumlah siswa kelas 1 siswa SD/MI sebanyak siswa. Gambar 4.31.: Cakupan Penjaringan Murid Kelas 1 SD/MI dikabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN PENJARINGAN SISWA SD/MI DI LOMBOK TENGAH TAHUN Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN % PUSKESMAS. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 78

88 8. Prilaku Hidup Bersihdan Sehat Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan Masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-phbs di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-phbs, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah. Gambaran perilaku kesehatan masyarakat dapat dipantau melalui survey. Survey PHBS tatanan rumah tangga bertujuan untuk mengetahui gambaran partisipasi masyarakat dalam penerapan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) pada rumah tangga. Kegiatan Survey PHBS telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten telah sejak tahun 2007 sampai dengan Untuk mengetahui hasil survey tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 79

89 Gambar Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga tahun Cakupan PHBS Lombok Tengah Tahun ,1 38,44 39, Persen TARGET REALISASI Tahun Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat penerapan PHBS tatanan rumah tangga sudah sesuai yang diharapkan/mencapai target. Pencapaian survey PHBS pada tahun 2014 secara rinci ditampilkan pada gambar berikut ini. Gambar 4.33 :Hasil Survey PHBS di Kabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 35,00 40,00 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Lombok Tengah Tahun ,05 39,05 39,05 39,05 39,05 39,05 39,05 38,10 38,10 38,10 38,10 38,10 37,14 35,24 34,29 34,29 33,33 33,33 32,38 31,43 30,48 30,48 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Puyung Penujak Mangkung Langko Aik Mual Pengadang Ubung 30,48 KABUPATEN Sengkol Teruwai Mujur Praya Bonjeruk Batunyala Muncan Darek Batu Jangkih Kuta Aik Darek Janapria Mantang Ganti Kopang Bagu Pringgarata Teratak 0,00 persen 0,00 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 80

90 Pada gambar di atas menunjukkan bahwa ada 7 puskesmas yang pencapaian PHBS diatas rata-rata Kabupaten Lombok Tengah antara lain Puskesmas Puyung, Penujak, Mangkung, langko, Aik mual, Pengadang, dan Ubung. Sedangkan capaian PHBS Lombok Tengah sudah mencapai target penerapan PHBS tatanan rumah tangga yaitu sebesar 39,05%. Target yang harus dicapai adalah 34 persen rumah tangga ber-phbs. 9. Pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan disamping factor perilaku dan pelayanan kesehatan. Upaya penyehatan lingkungan dilakukan untuk mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat, antara lain melalui pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air bersih dan sanitasi di sarana pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan dan pengembangan wilayah sehat Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan yaitu melalui kegiatan bersifat promotif, preventif Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/ MENKES/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Pada tahun 2014 dari rumah, rumah yang dibina sebanyak atau 52,93 persen, rumah dibina yang memenuhi syarat sebanyak atau 40,93 persen dan rumah yang memenuhi syarat rumah sehat sebesar atau 65,04 persen. Capaian ini masih dibawah target RPJMD Lombok Tengah tahun 2014 sebesar 65 persen. Capaian tertinggi di puskesmas Praya sebesar 84,7 persen dan terendah di puskesmas Darek sebesar 34,39 persen. Gambaran capaian per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 81

91 Gambar : Persentase Cakupan Rumah dibina dan Memenuhi syarat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN RUMAH DIBINA DAN MEMENUHI SYARAT DI LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 PERSEN,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 43,71 64,39 46,30 47,58 89,0 42,86 35,48 45,44 62,17 34,7 49,88 88,8 50,07 54,50 85,77 34,9 50,60 91,5 76,15 65,8 54,37 54,61 57,90 68,95 79,8 67,6 44,99 56,4 52,15 49,09 33,8 59,45 64,01 93,2 53,35 83,3 44,76 52,93 40,9 30,00 27,7 27,8 26,0 20,00 10,9 14,4 16,2 11,2 15,5 10,00 6,1 2,5 2,4 4,4 4,4 0,00 PUSKESMAS RUMAH DIBINA Rumah DIBINA MEMENUHI SYARAT Gambar : Persentase Cakupan Rumah Sehat di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 82

92 Dari grafik diatas menunjukkan sebagian besar cakupan rumah sehat menurut puskesmas masih dibawah angka kabupaten yaitu sebanyak 14 puskesmas, Cakupan rumah sehat tertinggi di puskesmas Praya dan terendah puskesmas Darek. Salah satu strategi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rumah sehat adalah memperkuat jejaring penyehatan permukiman hingga tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) bekerja sama dengan tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kader PKK tersebut dapat diberdayakan sebagai kader kesehatan lingkungan yang menilai rumah dengan instrument kartu rumah. Akses Air Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut : Parameter mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang di perbolehkan 0 jumlah per ml sampel, Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna, Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l), ph 6,5-8,5. Sebagai salah satu pengawasan kualitas air minum PDAM, dilakukan uji petik terhadap kualitas air minum PDAM secara eksternal. Penghitungan dilakukan dengan membandingkan jumlah sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diambil pada jaringan distribusi PDAM. Dari hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM di Lombok Tengah tahun 2014 sebanyak 15 sampel yang dipariksa % memenuhi syarat fisik, bakteriologis dan kimia. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 83

93 Gambar : Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas di Kabupaten Lombok Tengah Tahun ,00 70,00 PERSENTASE PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,79 77,75 75,96 75,59 74,29 73,05 72,92 72,59 72,01 69,50 69,22 68,28 68,10 67,35 66,77 65,56 62,99 62,64 60,00 57,58 55,24 53,18 52,60 51,57 50,00 44,11 43,19 42,39 PERSEN 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Teruwai Batu Jangkih Pringgarata Janapria Kuta Ganti Mangkung Darek Muncan Pengadang KABUPATEN Ubung Penujak Aik Darek Bagu Mantang Teratak Aik Mual Sengkol Mujur Bonjeruk Langko Batunyala Praya Puyung Kopang PUSKESMAS Dari laporan seksi Penyehatan Lingkungan Dinas kesehatan tahun 2014 menunjukkan persentase penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebesar 65,56 persen. Capaian ini masih dibawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 92 persen. Dari grafik diatas menunjukkan bahwa akses air minum tertinggi diwilayah puskesmas Kopang sebesar 79,79 persen sedangkan terendah di wilayah puskesmas Teruwai sebesar 42,39 persen. Amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Pasal 6 disebutkan bahwa : 1. Air minum yang dihasilkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, 2. Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilarang didistribusikan kepada masyarakat. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 84

94 Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan internal. Selain itu diatur pula mengenai adanya upaya penyampaian informasi tentang data kualitas air minum oleh penyelenggara air minum ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta upaya penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah daerah di wilayahnya. Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum, sementara itu persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber utama air minum telah mengalami pencemaran, rumah tangga kini mulai beralih kepada produk air minum dalam kemasan/isi ulang. Produk ini merupakan salah satu solusi untuk konsumsi air minum karena produk dapat langsung diminum karena telah melalui proses produksi. Sementara menurut definisi MDGs air minum kemasan dan isi ulang tidak termasuk dalam sumber air minum layak. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. Akses Sanitasi Layak Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit. Sesuai dengan konsep dan defnisi MDGs, disebut akses sanitasi layak apabila penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL). Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 85

95 1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi 2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur 3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan 4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain 5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin 6. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang 7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal. persen Gambar 4.47.: Persentase Rumah Tangga Dengan Akses terhadap Sanitasi Layak di Lombok Tengah Tahun 2014,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 97,96 Penduduk dengan Akses Sanitasi layak di Lombok Tengah Tahun ,50 85,91 84,75 83,00 81,77 77,61 72,96 71,72 71,57 68,79 67,67 66,78 63,88 62,96 61,74 59,48 58,83 57,68 53,19 52,97 49,19 47,71 45,39 38,77 36,24 30,00 20,00 10,00 0,00 Puskesmas Pada Gambar diatas persentase rumah tangga dengan akses sanitasi layak tertinggi di puskesmas Praya sebesar 97,96 persen dan terendah dipuskesmas Darek sebesar 36,24 persen. Upaya meningkatkan akses air bersih dan sanitasi dasar yang layak juga dilakukan melalui kerjasama dengan donor agency internasional seperti WHO dan World Bank yang diimplementasikan melalui kegiatan Pamsimas, untuk mengatasi stunting pada anak-anak dengan intervensi nutrisi dan kesehatan lingkungan. Selain itu beberapa lembaga internasional melakukan kegiatan berorientasi pada pembinaan, penyediaan sarana air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat khusunya bagi yang berpenghasilan rendah di perdesaan. Secara umum kendala yang dihadapi dalam upaya pencapain target, yaitu : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 86

96 1. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara instan, cenderung membutuhkan waktu yang relative lama agar masyarakat dapat mengadopsi perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian, kondisi sosial budaya yang sangat bervariasi dapat mempengaruhi cepat lambatnya perubahan perilaku, 2. Belum meratanya ketersediaan sarana air minum dan sanitasi yang mudah, murah dan terjangkau oleh masyarakat, 3. Kondisi geografis yang sangat bervariasi mengakibatkan sulitnya menentukan 4. pilihan teknologi sanitasi yang dapat diterapkan di daerah tersebut. Kalau dilihat dari sarana jamban memenuhi syarat yang digunakan di Lombok Tengah tahun 2014 terdiri dari 97,3 persen menggunakan jamban leher angsa, 2,7 persen jamban cemplung dan 0,0 persen jamban komunal. Perincian proporsi menurut jamban yang layak dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar : Proporsi sarana jamban yang layak menurut jenisnya di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 PROPORSI SARANA JAMBAN MENURUT JENISNYA DI LOMBOK TENGAH TAHUN ,0 2,7 0,0 97,3 Komunal Leher Angsa Plengsengan Cemplung Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Peningkatan akses terhadap air minum yang berkualitas perlu diikuti dengan perilaku yang higienis untuk mencapai tujuan kesehatan, melalui pelaksanaan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 87

97 STBM. Dalam kerangka pembangunan kesehatan, sektor air minum, sanitasi dan higienis merupakan satu kesatuan dalam prioritas pembangunan bidang kesehatan dengan titik berat pada upaya promotif-preventif dalam perbaikan lingkungan untuk mencapai salah satu sasaran MDGs. STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs. Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu: 1. Stop buang air besar sembarangan, 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, 4. Pengelolaan sampah dengan benar, dan 5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman. Pemerintah memberikan prioritas dan komitmen yang tinggi terhadap kegiatan STBM, hal ini tercantum pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 yang mempertegas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 Tahun 2012 terkait dengan STBM. Tujuan dari STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan 3 komponen strategi yaitu: 1. Menciptakan lingkungan yang mendukung terlaksananya kegiatan STBM melalui: a. Advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan secara berjenjang; b. Peningkatan kapasitas institusi pelaksana di daerah; dan c. Meningkatkan kemitraan multi pihak. 2. Peningkatan kebutuhan akan sarana sanitasi melalui peningkatan kesadaran mayarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan pemicuan perubahan perilaku komunitas: a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat; dan b. Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat dan mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 88

98 keberlanjutan STBM melalui deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). 3. Peningkatan penyediaan melalui peningkatan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi, yaitu melalui pengembangan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi. Suatu desa/kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM didasarkan pada kondisi: 1. Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam desa/ kelurahan tersebut, 2. Adanya masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi intervensi STBM baik individu atau dalam bentuk komite dan sebagai respon dari aksi intervensi STBM, dan 3. Masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka mencapai komitmen-komitmen perubahan perilaku pilar-pilar STBM yang telah disepakati bersama. Pelaksanaan STBM dilakukan secara bertahap dengan prioritas pada pilar ke-1 yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan adopsi perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan secara bertahap mengembangkan pilar-pilar lain dari STBM. Pada tahun 2014 semua desa yang ada di Lombok Tengah sebanyak 139 desa ( persen) melaksanakan STBM, 27 desa ( 19,42%) dengan predikat desa stop BABS, capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 17 desa (14,17 persen), perincian desa STBM menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 89

99 Gambar : Desa yang Melaksanakan STBM dan Stop BABS di Lombok Tengah Tahun 2014 CAKUPAN DESA YANG MELAKSANAKAN STBM DAN DESA STOP BABS DI LOMBOK TENGAH TAHUN , ,67 66,67 60 PERSEN , ,00 0,00 0,00 0,00 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 40,00 40,00 0,00 50,00 0,00 20,00 0,00 16,67 0,00 20,00 20,00 19,42 0,00 0 PUSKESMAS Desa Melaksanakan STBM Desa Stop BABS Tempat tempat Umum (TTU) Memenuhi syarat Kesehatan Pada Tahun 2014 dari tempat- tempat umum yang ada di Lombok Tengah terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan, dan hotel, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 76,01 (1.014 TTU) mengalami peningktan dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 73,4 persen (980 TTU) ; sarana kesehatan dan sarana hotel bintang semuanya sudah memenuhi syarat kesehatan, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar : Persentase Tempat Tempat Umum Yang memenuhi syarat kesehatan di Lombok Tengah Tahun ,00 80,00 70,00 60,00 CAKUPAN TTU Memenuhi Syarat Kesehatan di Lombok Tengah Tahun ,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Kopang Aik Darek Mangkung Batunyala Mantang Ubung Teruwai Pringgarata Teratak Penujak Praya Batu Jangkih Darek Bagu Pengadang Janapria Muncan Mujur Puyung KABUPATEN Ganti Sengkol Kuta Bonjeruk Langko Aik Mual 89,87 89,47 88,00 86,96 85,45 84,78 80,65 83,87 83,70 83,64 81,05 80,85 80,43 80,43 79,17 78,95 77,78 77,55 76,47 75,94 72,73 70,73 65,63 60,71 55,36 persen 29,41 Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 90

100 10.Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat darurat. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya Visite Rate ( Kunjungan pasien ke sarana pelayanan kesehatan ) Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas dan jaringannya pada tahun 2014 sejumlah orang dengan visite rate 0,56 lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 sejumlah orang dengan visite rate 0,54. Sedangkan proporsi kunjungan terdiri dari ; kunjungan puskesmas orang (48,16%), puskesmas keliling orang ( 11,27%), Puskesmas pembantu orang (28,15%), dan polindes sebanyak orang (13,11 %). 11. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. Penilaian tingkat keberhasilan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (bed occupancy rate/ BOR), rata-rata hari perawatan (length of stay/los), rata-rata tempat tidur dipakai (bed turn over/bto), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (turn of interval/toi), persentase pasien keluar yang meninggal (gross death rate/gdr) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (net death rate/ndr) Berdasarkan laporan Profil Rumah Sakit Umum Daerah tahun 2014 : 1. Pemakaian Tempat Tidur Rata-rata pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu. BOR RSUD Praya sebesar 89,35 persen, BOR ideal yaitu sudah berkisar antara persen. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 91

101 2. Rata-rata Tempat Tidur dipakai Rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over /BTO) yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satuan waktu, indikator ini untuk melihat berapa kali tempat tidur terpakai dalam satuan waktu. BTO RSUD Praya sebesar 89,35 kali, BTO ideal berkisar antara kali. 3. Lama Rawat Pasien Lama rawat pasien (Length of Stay /LOS), rata-rata lama rawat seorang pasien, ini memberikan gambaran bahwa berapa lama seorang pasien di rawat, yang ideal adalah 6 9 hari sedangkan LOS RSUD Praya sebesar 3,37 hari, angka ini berada dibawah LOS ideal. 4. Tempat Tidur Tidak Ditempati. Angka Tempat Tidur Tidak tempati (Turn of Interval/TOI) menunjukkan efisiensi penggunaan tempat tidur, dimana rata-rata tempat tidur tidak ditempati (kosong) dari saat terisi sampai dengan saat terisi kembali, idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 3 hari, sedangkan RSUD Praya TOI sebesar 0,68 hari. 5. Angka Kematian Umum Grose date rate (GDR) adalah angka kematian umum untuk setiap 0 penderita keluar rumah sakit, nilai idealnya adalah < 45 per 0 pasien keluar sedangkan GDR RSUD Praya sebesar 39 per Angka Kematian Pasien setelah dirawat 48 Neth death rate (NDR) adalah angka kematian pasien setelah dirawat 48 jam per 0 pasien keluar, nilai NDR ideal adalah < 25 per 0 pasien keluar. NDR RSUD praya sebesar 18,3 per 0, dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien, sedangkan jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap factor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. 7. Jaminan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan So-sial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekan isme Asuransi Kesehatan Sosial yang PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 92

102 bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Undang- Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyeleng gara Jaminan Sosial (BPJS). Jumlah kepesertaan JKN di Lombok Tengah tahun 2014 sebanyak jiwa (56,07 %). Tabel 4.1 : Jumlah peserta Jaminan Kesehatan di Lombok Tengah Tahun 2014 NO JENIS JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN JUMLAH % 1 JAMKESMAS ASKES PNS, PENSIUNAN, JkN MANDIRI JPK JAMSOSTEK TNI/POLRI/PNS KEMHAN/PNS POLRI ASURANSI PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA JAMKESDA JUMLAH (KAB/KOTA) Ketersediaan Obat Program peningkatan ketersediaan obat dan vaksin dilaksanakan sebagaimana amanat yang tertuang dalam instruksi presiden (inpres) no. 3 tahun 2010 tentang program pembangunan yang berkeadilan. Obat adalah salah satu kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan merupakan barang public yang perlu dijamin ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan. Dalam rangka mendukung program tersebut dilakukan buffer stock obat untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan sampai ke masyarakat. Dalam hal perencanaan dan penyusunan kebutuhan obat (RKO) buffer stock diperlukan data kebutuhan dari masing-masing Puskesmas. Dalam perhitungan tersebut tingkat kecukupan obat harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 93

103 selama 18 bulan dengan asumsi 12 bulan untuk pemenuhan kebutuhan obat selama 1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk pemenuhan kebutuhan selama waktu tunggu proses pengadaan obat di tahun anggaran selanjutnya. Daftar item obat yang paling banyak digunakan tahun 2014 (dalam satuan terkecil) : Tabel 4.2: Daftar item obat yang paling banyak digunakan Tahun 2014 NO NAMA OBAT JUMLAH Tablet Tambah Darah kombinasi Parasetamol tablet 500 mg Amoksisilina kapsul 500 mg Antasida DOEN tablet Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 856. Vitamin B Komplek tablet Gliseril Guayakolat tablet mg Deksametason tablet 0,5 mg Asam Mefenamat tablet 500 mg Asam Askorbat (Vit. C) tablet 50 mg Sedangkan tingkat Ketersediaan Obat/Status obat Kabupaten/Kota per 31 Desember tahun 2014 sebagai berikut : Jumlah Item Obat : 247 item Kosong ( 0 1 bulan) : 44 item ( 17,8 %) Darurat ( > 1 3 bulan ) : 23 item ( 9,3 %) Gawat ( > 3 6 bulan ) : 12 item ( 4,9 %) Aman ( > 6 12 bulan ) : 116 item ( 47 %) Berlebih ( > 12 bulan ) : 52 item ( 21 %) PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 94

104 Tabel 4.3. : Daftar Obat Yang Pernah Kosong Dalam Tahun 2014 No. Nama Obat Lama kosong 1 Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml 2 bulan Ket 2 Na diklofenak 25mg 3 bulan 3 Sabu Polivalen 5 ml (ABU I) 8 bulan 4 IV Cathether No. 18 G 2 bulan 5 IV Cathether No. 22 G 3 bulan 6 Ranitidine injeksi 25 mg/2 ml 2 bulan 7 Metformin HCL 500 mg 2 bulan 8 Catgut / Benang Bedah No. 3/0 3 bulan 9 Silk (Benang Bedah Sutra) No. 3/0 1 bulan Pada lampiran 66 dapat dilihat kebutuhan obat berdasarkan jenisnya, persentase berdasarkan Tingkat kecukupan obat di Lombok Tengah tahun PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 95

105 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. Tahun 2013, diharapkan peningkatan sumber daya kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa, puskesmas dan rumah sakit. Bersamaan dengan ini jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah terus melakukan peningkatan kualitas SDM kesehatan dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang berbasis kompetensi, peningkatan loyalitas terhadap profesi kesehatan, penambahan jumlah tenaga kesehatan yang berkualitas. A. Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari RS Umum, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Rumah Bersalin, Balai pengobatan/klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan dan Praktek Pengobatan Tradisional, sarana pelayanan lainnya, sarana produksi dan distribusi kefarmasian. Jumlah sarana pelayanan kesehatan tahun 2014 sebanyak 590 unit yang terdiri dari 78,81 persen milik pemerintah kabupaten/kota, Pusat kesehatan masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana tekhnis dinas kesehatan kabupaten. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam system pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan pilihan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : a) Pusat pembangunan berwawasan kesehatan b) Pusat pemberdayaan masyarakat c) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan d) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 96

106 1. Puskesmas Jumlah puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah sampai akhir tahun 2014 sebanyak 25 unit. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per.000 penduduk. Rasio puskesmas per.000 penduduk di kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2014 sebesar 2,8 masih dibawah angka rata-rata NTB yaitu 3-4 per.000 penduduk. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerja Lombok Tengah, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu dan polindes/poskesdes. Jumlah puskesmas pembantu pada tahun 2014 di Lombok Tengah sebanyak 97 unit dengan rasio pustu terhadap puskesmas 3,8. Sedangakan jumlah polindes/poskesdes sebanyak 124 unit dengan ratio polindes/poskesdes terhadap desa sebesar 0,89. Selain itu pelayanan pada daerah terpencil pelayanan diakses dengan pelayanan sistem mobile yaitu pelayanan oleh puskesmas keliling sebanyak 30 puskesmas kelilingl. 2. Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk didalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. UKBM diantaranya terdiri dari posyandu, poskesdes di desa siaga toga dan POD. Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dan mengakar di masyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Keberadaan posyandu di Kabupaten Lombok Tengah dari segi kuantitas cukup baik, ini terlihat dari peningkatan jumlah posyandu jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak posyandu meningkat menjadi posyandu pada tahun 2012 meningkat menjadi posyandu tahun 2013 dengan ratio posyandu per balita sebesar 1,67. Pada tahun 2014 jumlah posyandu sebanyak dengan ratio posyandu per balita sebesar 1,68. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 97

107 Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasi menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, madya, purnama dan mandiri dengan klasifikasi strata yaitu posyandu pratama sebesar 30,26 persen, madya 47,86 persen, purnama 20,3 persen dan mandiri 1,45 persen dengan persentase posyandu aktif sebesar 21,75 persen, gambaran lengkap strata posyandu dan posyandu aktif dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5.1 : Starata Posyandu di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 POSYANDU MENURUT STRATA DI LOMBOK TENGAH TAHUN Penujak Mangkung Darek Batu Jangkih Sengkol Kuta Teruwai Mujur Ganti Janapria Langko Kopang Muncan Praya Aik Mual Pengadang Batunyala Ubung Bonjeruk Puyung Pringgarata Bagu Mantang Aik Darek Teratak KABUPATEN % PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAM MANDIRI Gambar 5.2. : Posyandu aktif di kabupaten Lombok Tengah Tahun Cakupan Posyandu Aktif di Lombok Tengah Tahun % Praya Sengkol Kuta Batunyala Aik Mual Teruwai Mujur Kopang Mantang Muncan Batu Jangkih Bonjeruk Puyung Bagu Pringgarata Ubung Ganti Darek Mangkung Penujak Janapria Langko Teratak Pengadang Aik Darek KABUPATEN Puskesmas PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2014 Page 98

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah

KATA PENGANTAR. Praya, Januari 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena perkenan-nya maka Profil Kesehatan Lombok Tengah 2013 dapat diselesaikan. Profil

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@gmail.com

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-nya telah selesai disusun buku Profil Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2016 yang merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DINAS KESEHATAN 2011 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DINAS KESEHATAN Jalan Basuki Rahmat No. 10 Praya-Lombok Tengah KATA PENGANTAR Buku Profil Kesehatan Lombok Tengah 2011 merupakan rangkaian penyajian data/informasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci