KOMPETENSI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN KHUSUS (Studi Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor) Vivit Wardah Rufaidah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMPETENSI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN KHUSUS (Studi Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor) Vivit Wardah Rufaidah"

Transkripsi

1 KOMPETENSI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN KHUSUS (Studi Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor) Vivit Wardah Rufaidah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122, telp. (0251) , faks.: (0251) , ABSTRAK Perpustakaan khusus berkembang sejalan dengan perkembangan kebutuhan informasi perusahaan, organisasi atau instansi pemerintah, serta lembaga masyarakat. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat informasi dalam suatu bidang ilmu atau teknologi khusus bagi pemustaka tertentu. Pustakawan di perpustakaan khusus selain harus menguasai teknis pengelolaan informasi, juga harus memahami subjek informasi yang dilayani, sumber-sumber informasi yang relevan, memiliki kompetensi profesional dan personal. Artikel ini mengungkapkan hasil evaluasi terhadap peran pustakawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebar-an Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sesuai SK Menpan No. 132 tahun 2002, dan mencoba menggali permasalahan yang berkaitan dengan fungsi mereka. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 28 orang pustakawan, komposisi antara pustakawan ahli, pustaka-wan terampil dibanding tenaga administrasi (non profesional) adalah 1:2:9 yang berarti sudah mendekati komposisi ideal standar perpustakaan khusus dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yaitu 1:2:4. Data tahun 2008 tentang komposisi usia menunjukkan pustakawan PUSTAKA didominasi oleh kelompok umur tahun (33,33%) dan (29,17%), serta (25%). Artinya PUSTAKA akan menghadapi kondisi rawan dalam tahun , karena sekitar 6 hingga 8 orang tenaga pustakawan (28%) akan segera menjalani pensiun. Rekrutmen atau pengembangan tenaga pustakawan dari tenaga administrasi perlu segera dilakukan sebagai suatu konsekuensi jika PUSTAKA hendak dipertahankan sebagai pembina perpustakaan dan pustakawan, apalagi sebagai satuan administrasi pangkal (satminkal) pustakawan lingkup Departemen Pertanian. ABSTRACT Competency of Librarians in a Special Library (Case Study on the Center for Agricultural Library and Technology Dissemination) Special library developed in line with increasing information need of industry, social organization, government institutions and public institution. It function as information centre in a particular field of science or technology for particular users. Librarian in such kind library should not only be proficient in information technique and management, but also in such main field where they work, the appropriate and relevan information sources, and they must have professional and personal competencies. This article revealed results of evaluation on librarian role who work in the Centre for Agricultural Library and Technology Dissemination (CALTD) in line with the national regulation for librarian and their credit point No.132/2002, and tried to elaborate their problem which related to their function. The results showed that librarian composition among the expert, skilled and no professional was 1:2:9, while according to National Standar must be 1:2:4. Data on librarians age showed that CALTD was dominated by group of years of age (33,33%), (29,17%) and (25%). It meant that CALTD will face a trouble condition due to about 6 up to 8 librarians will soon retire in Based on that reason, consequently a recruitment or librarian development must be soon performed, moreover CALTD has function as the main institute for librarian profession within the Ministry of Agriculture. Keywords: special library, librarian competencies, librarian ideal composition PENDAHULUAN Perpustakaan berkembang pesat sejalan dengan perkembangan kehidupan masyarakat, kebutuhan pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut membawa dampak kepada pengelompokkan perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan informasi, pengetahuan, dan teknologi informasi (Surachman 2005). Istilah dalam bidang perpustakaan menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai spesifikasi tertentu. Dilihat dari perkembangan teknologi informasi, perpustakaan berkembang mulai dari perpustakaan tradisional, elektronik, digital hingga perpustakaan virtual atau maya. Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat, perpustakaan berkembang mulai dari perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, dan sebagainya. Perpustakaan khusus berkembang karena perkembangan kebutuhan perusahaan, organisasi atau instansi akan pemenuhan dan pengelolaan informasi guna mendukung jalannya organisasi atau instansinya. Untuk itu peran tenaga perpustakaan atau pustakawan yang Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

2 merupakan ujung tombak dalam layanan informasi di perpustakaan sangat menentukan. Dalam makalah ini, dibahas peran tenaga fungsional pustakawan (sesuai SK Menpan 132/KEP/M.PAN/12/ 2002) dalam mendukung berjalannya pemenuhan kebutuhan dan pengelolaan informasi di organisasi induknya dan menggali permasalahan dikaitkan dengan fungsi pustakawan di perpustakaan khusus, yaitu di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor. Perpustakaan Khusus Berdasarkan Ketetapan Badan Standarisasi Nasional (BSN) nomor 1637/BSN-1/HK.74/10/99, perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau persahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia. Dalam perkembangannya, definisi lebih spesifik tercantum dalam UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007, Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain (Perpustakaan Nasional RI 2007). Surachman (2005) juga menyatakan bahwa perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga tertentu yang berfungsi sebagai pusat informasi terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan. Biasanya perpustakaan ini berada di bawah badan, institusi, lembaga ilmiah atau organisasi bisnis, industri, pemerintah, dan pendidikan, misalnya perguruan tinggi, perusahaan, departemen, asosiasi profesi, instansi pemerintah dan lain sebagainya. Perpustakaan khusus biasanya juga mempunyai karakteristik khusus dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang dikelola, pengguna yang dilayani, dan kedudukannya. Beberapa hal yang membedakan perpustakaan khusus dengan perpustakaan umum adalah: - koleksi buku yang terbatas pada disiplin ilmu tertentu saja. - keanggotaan terbatas tergantung kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk. - peran pustakawan melakukan penelitian untuk anggota. - titik berat koleksi bukan buku, melainkan pada majalah, pamflet, prosiding, laporan penelitan, dan abstrak. Umumnya informasi di perpustakaan khusus lebih mutakhir. - jasa perpustakaan lebih mengutamakan kebutuhan pengguna (user oriented). Pustakawan di Perpustakaan Khusus UU Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 mendefinisikan Pustakawan sebagai seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Definisi tersebut bersifat umum karena tidak mengacu khusus untuk pustakawan di perpustakaan khusus. Murphy (1991) mendefinisikan pustakawan di perpustakaan khusus lebih spesifik dengan menyatakan bahwa seorang pustakawan di perpustakaan khusus mempunyai kompetensi khusus. Kompetensi khusus tersebut bersifat unik dan saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), keahlian (skills), dan perilaku (attitudes). Kompetensi khusus dan unik tersebut termasuk di dalamnya penguasaan secara mendalam pengetahuan berbagai informasi khusus sesuai subyek spesialisnya, berbagai informasi atau pengetahuan baik tercetak maupun elektronik yang dapat mempertemukan user atau pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan salah satu perpustakaan khusus yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian lingkup Departemen Pertanian (Deptan). Fungsi PUSTAKA adalah: (1) merumuskan program perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian; (2) mengelola sumber daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi teknologi informasi; (3) membina sumber daya perpustakaan di lingkungan Deptan; (4) pengelolaan dan pembinaan publikasi hasil penelitian dan pengembangan lintas komoditas pertanian; (5) 8 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

3 penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui pengembangan jaringan informasi dan promosi inovasi pertanian; (6) mengelola sarana instrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka; dan (7) melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat (SK Mentan No. 329/Kpts/OT....). Sejalan dengan fungsi PUSTAKA, Bottazzo (2005) menyatakan bahwa peran pustakawan atau information specialist di perpustakaan khusus yang telah mengaplikasikan teknologi informasi adalah (1) memahami dengan baik informasi yang dibutuhkan untuk organisasinya, (2) harus dapat memahami dan kemudian mengevaluasi sumber-sumber informasi yang dimiliki dan relevan dengan organisasinya serta sekaligus juga membina kerja sama informasi dengan sumber-sumber informasi tersebut, (3) pustakawan harus menjadi promotor yang menentukan dalam organisasi untuk pengadaan materi informasi perpustakaan, indeksing, berita dan aktivitas lain. Bila dikaitkan dengan peran pustakawan tersebut, pustakawan di PUSTAKA diharapkan menjadi information specialist di bidang pertanian sehingga keahlian yang dibutuhkan pustakawan di PUSTAKA bukan hanya menguasai teknis pengelolaan informasi tetapi juga memahami dengan baik informasi teknologi pertanian dengan baik, dapat menguasai dan mengevaluasi sumber-sumber informasi teknologi pertanian yang dibutuhkan oleh pengguna dan organisasi induk, dan menjadi penentu kebijakan organisasi karena fungsinya sebagai pemasok utama informasi. Sidang tahunan Special Libraries Association (SLA) pada tahun 1996, menyatakan perpustakaan khusus memerlukan pustakawan yang memiliki kemampuan atau kompetensi khusus. Kompetensi khusus tersebut yaitu kompetensi profesional dan kompetensi personal. Kompetensi profesional menyangkut pengetahuan yang dimiliki pustakawan khusus dalam bidang sumberdaya informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan riset, serta kemampuan untuk menggunakan bidang pengetahuan sebagai basis dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi. Kompetensi personal adalah keterampilan atau keahlian, sikap dan nilai yang memungkinkan pustakawan bekerja secara efisien, menjadi komunikator yang baik, selalu mempunyai semangat untuk terus belajar sepanjang karirnya, dapat mendemonstrasikan nilai tambah atas karyanya, dan selalu dapat bertahan dalam dunia kerja yang baru. Dalam kompetensi profesional, pustakawan di perpustakaan khusus diharapkan: (1) mempunyai pengetahuan atas isi sumber daya informasi, termasuk kemampuan mengevaluasi, (2) memiliki pengetahuan subjek khusus yang cocok dan diperlukan oleh organisasi induk atau pengguna jasa, (3) mengembangkan dan mengelola jasa informasi yang nyaman, mudah diakses dan murah (cost effective) sejalan dengan arahan strategi organisasi, (4) menyediakan pedoman (Prosedur Operasional Standar/SOP) dan dukungan untuk pengguna jasa dalam mengkaji kebutuhan informasi dan nilai tambah jasa informasi serta produk yang memenuhi kebutuhan, (5) menggunakan teknologi informasi yang sesuai untuk mengadakan, mengorganisasikan dan mendiseminasikan informasi, (6) menghasilkan produk informasi khusus untuk digunakan di dalam maupun di luar organisasi atau oleh pengguna perorangan, (7) mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan kajian yang berhubungan dengan permasalahan manajemen informasi, (8) meningkatkan jasa informasi secara berkelanjutan untuk menjawab tantangan dan perkembangan, (9) merupakan anggota dan tim manajemen senior atau konsultan bagi organisasi tentang isu informasi. Kompetensi personal yang dituntut bagi pustakawan di perpustakaan khusus dijabarkan Murphy (1991) sebagai berikut: (1) pustakawan dapat melakukan layanan prima, (2) selalu mencari tantangan dan melihat peluang tidak terbatas di dalam perpustakaan tapi juga di luar perpustakaan, (3) dapat membaca permasalahan dengan wawasan yang luas, (4) selalu mencari mitra kerja atau kerja sama dengan pihak lain, (5) menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan mempercayai, (6) memiliki keterampilan berkomunikasi, (7) dapat bekerja sama baik dengan pustakawan dan pihak lain dalam satu tim, (8) menyiapkan kepemimpinan, (9) membuat perencanaan, dan skala prioritas dalam pekerjaan, (10) secara terus menerus meningkatkan dan memperbaiki layanan informasi untuk merespon perubahan kebutuhan informasi, (11) komitmen atau setia pada pembelajaran seumur hidup dan perencanaan karir pribadi, (12) memiliki keterampilan bisnis dan menciptakan peluang baru, (13) mengakui nilai profesional kerja sama dan kesetiakawanan, dan (14) bersifat fleksibel atau luwes dan bersikap positif. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

4 Kondisi Pustakawan Badan Litbang Pertanian Data terakhir dari Sekretariat TPJP (Tim Penilai Jabatan Pustakawan) Departemen Pertanian tahun 2008, berdasarkan SK Menpan No.132/KEP/M.PAN/12 tahun 2002 (Badan Kepegawaian Negara 2006), pejabat fungsional pustakawan di lingkup Badan Litbang Pertanian Deptan sebanyak 82 orang, 24 orang diantaranya berada di PUSTAKA atau 29,27% dari keseluruhan pejabat fungsional pustakawan (Gambar 1). Dari jumlah tersebut, 62,5% (15 orang) adalah pustakawan wanita dan 9 orang lainnya (37,5%) adalah pustakawan pria. Banyaknya jumlah pustakawan di PUSTAKA dikarenakan peran penting PUSTAKA dalam kegiatan penyediaan dan penyebaran informasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian bidang pertanian di lingkup Departemen Pertanian. Dengan tersebarnya instansi lingkup Deptan di seluruh Indonesia, tugas pustakawan bertambah berat karena kegiatan harus didukung oleh aplikasi teknologi informasi untuk mempercepat dan mempermudah penyajian dan pelayanan informasi pada pengguna (peneliti, penyuluh, pembuat kebijakan) dan pengguna lainnya. Tidak seperti pustakawan di instansi lingkup Badan Litbang Pertanian lainnya, fungsi pustakawan di PUSTAKA lebih berat bila dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi PUSTAKA sebagai pembina sumber daya perpustakaan di lingkungan Deptan. Dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 354/Kpts/OT.210/ 6/2001, disebutkan bahwa PUSTAKA mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Pelaksanaan tugas tersebut mencakup fungsi-fungsi: (1) BB Padi Puslitbangtan 1 8 Puslitbanghorti Puslitbangbun Puslitbangnak Bbalitvet BBSDLP PSEKP BBPMP PUSTAKA BB Biogen 12 BB Pengkajian Gambar 1. Sebaran pustakawan Badan Litbang Pertanian 2008 pengelolaan perpustakaan, (2) pembinaan perpustakaan, (3) penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil penelitian pertanian, (4) pengelolaan jaringan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, dan (5) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat. Oleh sebab itu pustakawan mempunyai fungsi yang luas yaitu selain pengelolaan perpustakaan juga penyebaran teknologi pertanian atau diseminasi. Komposisi Pustakawan PUSTAKA Dari data terakhir tahun 2008, sumber daya manusia di PUSTAKA terdiri atas pejabat struktural, pejabat fungsional dan tenaga administrasi seperti dilihat pada Tabel 1. Dibandingkan dengan jumlah sumber daya struktural dan tenaga administrasi, pustakawan di PUSTAKA sebanyak 22,64% dari keseluruhan pegawai PUSTAKA. Komposisi jabatan fungsional pustakawan di PUSTAKA didominasi oleh pustakawan penyelia sebanyak 13 orang (54,16%), pustakawan pelaksana lanjutan 4 orang (16,67%), pustakawan madya 3 orang (12,50%), pustakawan muda 2 orang (8,33%), dan masingmasing 1 untuk pustakawan pertama dan pustakawan utama (4,17%) (Tabel 2). Apabila dilihat dari komposisi jabatan fungsional pustakawan, maka pustakawan terampil di PUSTAKA sebanyak 17 orang atau 70,83% dan pustakawan ahli sebanyak 7 orang (29,16%). Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa dari 70,83% pustakawan terampil paling banyak didominasi oleh pustakawan penyelia (76,47%), selanjutnya pustakawan pelaksana lanjutan (23,53%) (Gambar 2). Sedangkan untuk tingkat pustakawan ahli, pustakawan madya merupakan jabatan pustakawan terbanyak (42,86%), setelah itu pustakawan muda (28,56%), disusul berturut-turut oleh pustakawan per- Tabel 1. Sebaran sumber daya manusia PUSTAKA tahun Jabatan Jumlah Pejabat struktural 14 13,21 Pejabat fungsional Pustakawan 24 22,64 Arsiparis 1 0,94 Pranata komputer 1 0,94 Administrasi 65 61,32 Jumlah ,00 Sumber: Laporan Tahunan PUSTAKA (2008) 10 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

5 Tabel 2. Komposisi pustakawan pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian tahun Pustakawan Jumlah Pustakawan terampil 0 0 Pustakawan penyelia 13 54,56 Pustakawan pelaksana lanjutan 4 16,67 Pustakawan pelaksana 0 0 Pustakawan ahli 0 0 Pustakawan pertama 1 4,67 Pustakawan muda 2 8,33 Pustakawan madya 3 12,50 Pustakawan utama 1 4, ,56 42,86 14,29 14,29 Jumlah Pustakawan ,00 10 Sumber: TPJP Departemen Pertanian Gambar 3. 0 Pertama Muda Madya Utama Komposisi pustakawan ahli pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian ,47 23,53 dan semi profesional tetapi untuk tenaga administrasi jumlahnya melebihi standar yang ditetapkan. Banyaknya jumlah pegawai administrasi tidak terlepas dari program PUSTAKA yang kegiatannya tidak hanya menangani perpustakaan tetapi juga kegiatan diseminasi teknologi pertanian, ditambah lagi adanya sebagian pegawai yang merupakan calon pustakawan yang masih menunggu pengangkatan jabatan fungsional. 0 Penyelia Pelaksana Lanjutan Komposisi Kelompok Usia Pustakawan PUSTAKA Gambar 2. Komposisi pustakawan terampil pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. tama dan pustakawan utama masing-masing 14,29% (Gambar 3). Komposisi ideal antara pustakawan ahli (profesional), pustakawan terampil (semi profesional), dan administrasi (non profesional) untuk perpustakaan khusus dalam Standar Perpustakaan Khusus adalah 1 : 2 : 4 (Perpustakaan Nasional 2002). Saat ini komposisi pustakawan terampil dan pustakawan ahli di PUSTAKA adalah 7 : 17 : 65 atau 1 : 2 : 9 berarti PUSTAKA sudah mendekati kondisi ideal untuk pustakawan profesional Komposisi usia pustakawan PUSTAKA menunjukkan bahwa usia termuda pustakawan di PUSTAKA adalah 34 tahun dan tertua adalah 64 tahun. Menurut kelompok usia, pustakawan PUSTAKA didominasi oleh kelompok usia tahun sebanyak 8 orang (33,33%), disusul oleh kelompok usia tahun sebanyak 7 orang (29,17%), kelompok usia tahun sebanyak 6 orang (25,0%), kelompok usia produktif (30-40 tahun ) masing-masing hanya 4,17%, sedangkan kelompok usia >60 tahun hanya ada 1 orang (Tabel 3). Kondisi ini perlu mendapat perhatian dari pembuat kebijakan, mengingat beberapa pejabat fungsional pustakawan dalam tahun akan memasuki usia pensiun. Data terakhir menunjukkan bahwa pada 2 tahun terakhir pengangkatan pegawai PUSTAKA hanya berjumlah 7 orang, dan hanya satu orang dari jurusan Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

6 Tabel 3. Komposisi pustakawan PUSTAKA menurut kelompok umur tahun Usia Jumlah (tahun) (orang) , , , , ,00 > , ,00 Sumber: Sekretariat TPJP Departemen Pertanian perpustakaan (D3). Seharusnya formasi pegawai untuk pustakawan ahli dan terampil setiap tahun tersedia sekurang-kurangnya rata-rata 2,5% dari total pustakawan. Ini didasarkan pada fakta bahwa rata-rata pustakawan yang pensiun setiap tahun adalah 2,5%. Apabila jumlah tenaga perpustakaan sekarang 24 orang maka setiap tahun minimal terdapat 1 orang tenaga perpustakaan baru sebagai calon pustakawan. Apabila rekrutmen didasarkan kepada pengelompokan pangkat dan jabatan pustakawan, yaitu diasumsikan bahwa kenaikan pangkat dan jabatan tersebut adalah rata-rata 4 tahun maka setiap empat tahun pemerintah harus menyediakan formasi sekurangkurangnya sebanyak 10%. Ini akan menjamin kelancaran pekerjaan di perpustakaan, karena setiap jenjang akan terisi sesuai dengan komposisi yang tepat. Sebenarnya dari jumlah tenaga administrasi 65 orang (61,32%), banyak yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi tenaga pustakawan karena dari jumlah tersebut tingkat pendidikan cukup memadai yaitu 7 orang berpendidikan S2, 20 orang berpendidikan S1, 13 orang berpendidikan sarjana muda, dan 29 orang SLTA (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian 2008). Namun bayangan bahwa jabatan fungsional pustakawan akan mempersulit mereka (akibat kemampuan serta pengetahuan tentang kepustakawanan kurang terbina dan tunjangan jabatannya yang tidak atraktif dibandingkan dengan tunjangan jabatan fungsional lainnya) menyebabkan kurangnya motivasi mereka untuk menjadi pustakawan. Komposisi Pendidikan Pustakawan PUSTAKA Dilihat dari segi pendidikan, pustakawan di PUSTAKA sebagian besar berpendidikan D2 sebanyak 8 orang (33,33%), disusul oleh S1 (29,17%), S2 (16,67%), sarjana muda (12,5%) dan SLTA 2 orang (8,33%) (Gambar 4). Apabila dikaitkan dengan bidang ilmu, sebagian besar pustakawan (62,50%) berlatar belakang pendidikan perpustakaan, sedangkan bidang ilmu komunikasi, pertanian adalah 8,33% dan sisanya masingmasing 4,17% adalah bidang ilmu biologi, hukum, pendidikan, sosial, dan pertanian (Tabel 4, Gambar 5). Selain pendidikan, keterampilan pustakawan PUSTAKA masih relatif rendah dibandingkan kebutuhan akan penguasaan teknologi informasi. Apabila dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi di PUSTAKA, sumber daya pustakawan PUSTAKA selain mayoritas berusia lanjut atau memasuki masa pensiun juga ditambah kurangnya keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi. Tabel 4. Latar belakang pendidikan pustakawan PUSTAKA. Bidang ilmu Jumlah (orang) Biologi 1 4,17 Hukum 1 4,17 Komunikasi 2 8,33 Pendidikan 1 4,17 Penyuluhan 1 4,17 Perpustakaan 13 62,50 Pertanian 2 8,33 Sosial 1 4,17 Jumlah , S2 S1 SM/D3 D2 SMA 8 2 Gambar 4. Komposisi pustakawan PUSTAKA berdasarkan pendidikan. 12 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

7 Gambar 5. Berdasarkan bidang ilmu yang dimiliki pustakawan, sebagian besar pustakawan berlatar belakang pendidikan perpustakaan. Oleh sebab itu kemampuan pustakawan dalam penguasaan teknologi informasi perlu ditingkatkan. Dalam beberapa tahun terakhir pengembangan SDM pustakawan cukup mendapat perhatian yaitu dengan mengirimkan pustakawan ke berbagai pelatihan dan seminar perpustakaan baik yang dilaksanakan di PUSTAKA maupun di luar PUSTAKA. Selain itu sejak tahun 2006 telah dilaksanakan pengembangan Perpustakaan Model yaitu sistem pengelolaan perpustakaan semidigital yang dirancang berdasarkan pendekatan manajemen dan organisasi berorientasi pengguna dengan mensinergikan pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi, dan sistem layanan (Maksum dan Darmawiredja 2007). Pengembangan infrastruktur teknologi informasi dalam Perpustakaan Model lebih memacu pustakawan PUSTAKA selaku pembina perpustakaan di lingkup Departemen Pertanian untuk terus meningkatkan kinerja, keterampilan dan kompetensi yang dimiliki. PEMBAHASAN Pertanian (8,33%) Sosial (4,17%) Biologi (4,17%) Hukum (4,17%) Komunikasi (8,33%) Pendidikan (4,17%) Penyuluhan (4,17%) Latar belakang pendidikan pustakawan PUSTAKA. Dengan sumber daya pustakawan yang ada, yaitu sebanyak 24 orang, PUSTAKA sebagai perpustakaan khusus menghadapi tantangan yang sangat berat yaitu: (1) tantangan untuk mendukung program organisasi induknya dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam penyediaan informasi teknologi pertanian dan (2) tantangan dengan membanjirnya informasi dan hadirnya teknologi informasi yang sangat pesat sehingga dibutuhkan strategi dalam penyediaan informasi teknologi pertanian yang tepat, cepat dan mudah bagi penggunanya. Sebagai tenaga perpustakaan di perpustakaan khusus seperti PUSTAKA, pustakawan diharapkan menjadi information specialist di bidangnya. Apabila melihat kondisi pustakawan PUSTAKA seperti yang telah dibahas di atas, harapan bisa diwujudkan apabila memperhatikan beberapa hal berikut ini: - Dengan mayoritas pustakawan berusia mendekati pensiun, rekrutmen pegawai untuk posisi pustakawan sangat diperlukan saat ini, tetapi bila itu tidak dimungkinkan, diantara tenaga nonprofesional (administrasi) PUSTAKA yang berjumlah 65 orang berpotensi untuk dapat dikembangkan. - Jumlah pejabat fungsional pustakawan di PUSTAKA ditinjau dari standar yang ditentukan oleh Perpustakaan Nasional dan Badan Standardisasi Nasional sebetulnya cukup memadai, tetapi itu tidak akan mencukupi apabila tidak diiringi oleh peningkatan keterampilan pustakawan dalam penguasaan teknologi informasi dan pelatihan yang mendukung organisasi induknya. - Sudah seharusnya pustakawan di perpustakaan khusus menguasai bidang keahlian khusus sesuai dengan kebutuhan instansi induknya oleh sebab itu keterampilan penguasaan teknis perpustakaan harus diiringi oleh kemampuan mempelajari bidang keahlian khusus (pertanian) sehingga pustakawan dapat (1) memahami dengan baik informasi teknologi sesuai dengan kepentingan organisasi induknya, (2) pustakawan dapat menguasai dan mengevaluasi sumbersumber informasi bidang tertentu yang relevan dan dibutuhkan oleh pengguna serta organisasi induk, dan (3) pustakawan diharapkan berperan juga menjadi penentu kebijakan organisasi karena perpustakaan sebagai pemasok utama informasi - Perlu pemberian motivasi yang kuat baik yang berupa pengakuan dan kesempatan berkembang dan mengenal dunia kepustakawanan yang lebih luas, maupun perhatian yang berupa insentif bersifat materi atau non materi, sehingga para pustakawan lebih bergairah untuk berkarya dan meningkatkan profesionalismenya. PENUTUP Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. PUSTAKA sebagai salah satu perpustakaan khusus Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1,

8 berperan penting dalam kegiatan penyediaan dan penyebaran informasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian serta informasi ilmiah kepada peneliti, penyuluh, para pembuat kebijakan dan pengguna lainnya. Pustakawan di perpustakaan khusus seperti PUS- TAKA sudah seharusnya menjadi ujung tombak sejalan dengan peran penting tersebut. Oleh sebab itu peningkatan sumber daya manusia pustakawan di perpustakaan khusus sangat diperlukan untuk mendukung organisasi induk bukan hanya peningkatan penguasaan teknis perpustakaan, tetapi juga pengetahuan tentang kemajuan dunia profesinya dan juga penguasaan bidang ilmu yang dilayani dalam hal ini pertanian. DAFTAR PUSTAKA Badan Kepegawaian Negara Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Kep.Menpan No.132/ KEP/M.PAN/12/2002 dan Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.23 Tahun 2003 dan No.21 Tahun Badan Kepegawaian Negara, Jakarta. 186 hlm. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian / [17 oktober 2008] Bottazzo, V Intranet: A medium of internal communication and training Information Services and Use. isu449.pdf.= &CFTOKEN= KB. Maksum dan M.R. Darmawiredja Perpustakaan Model UK/UPT Departemen Pertanian: Suatu Pendekatan Manajemen dan Organisasi. Jurnal Perpustakaan Pertanian 16(2): Murphy, M Preface In Special Libraries Association. Future Competencies of the Information Professional. Washington, DC: SLA, (SLA Occasional Paper Series, Number One), v-vi. professional/meaning/competency.cfm. [17 oktober 2008]. Permana, M Faktor-faktor penghambat pustakawan Departemen Pertanian dalam memperoleh angka kredit. Jurnal Perpustakaan Pertanian 12 (1): Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Standar Perpustakaan Khusus. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta. 17 hlm. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Undangundang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal 1. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian Laporan Tahunan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Bogor. 58 hlm. Special Library Association Competencies for special librarians of the 21st century. Submitted to the Board of Directors by the Special Committee on Competencies for Special Librarians. http :// competencv.htm1#top. [10 agustus 2008] Surachman, A Pengelolaan Perpustakaan Khusus. /arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersus.doc. [21 oktober 2008]. Tim Penilai Jabatan Pustakawan Deptan Daftar Pustakawan Departemen Pertanian. PUSTAKA Bogor (Tidak dipublikasikan) 14 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 18, Nomor 1, 2009

Etty Andriaty dan Hendrawaty

Etty Andriaty dan Hendrawaty J. Perpus. Pert. Vol. 22 No. 1 April 2013: 24-29 Etty Andriaty dan Hendrawaty KAJIAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Assessment on Evaluation of Credit Point of Librarians

Lebih terperinci

Organisasi Sumber Daya Manusia

Organisasi Sumber Daya Manusia Organisasi Sumber Daya Manusia Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 7.780 orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.344 orang (42,%) adalah tenaga

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009.

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009. Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.124 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 3.346 orang (41,18%)

Lebih terperinci

ALIH KATEGORI JABATAN SOLUSI BAGI PENINGKATAN KINERJA PUSTAKAWAN. Nanik Rahmawati *

ALIH KATEGORI JABATAN SOLUSI BAGI PENINGKATAN KINERJA PUSTAKAWAN. Nanik Rahmawati * ALIH KATEGORI JABATAN SOLUSI BAGI PENINGKATAN KINERJA PUSTAKAWAN Nanik Rahmawati * Abstract: Improving career skills is a right for everyone, including librarians. For librarians who want to improve their

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%)

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%) Sumber Daya Manusia. Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam jumlah relatif besar yaitu 8.229 orang. Dari jumlah tersebut, sepertiganya atau sekitar 2.540 orang (30,8%)

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut,

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut, Sumber Daya Manusia B adan LitbangPertanian Pertaniansaat saatini inididukung didukung oleh oleh sumber sumber daya daya manusia manusia Badan Litbang dalam jumlah relatif besar yaitu 7.643 orang. Dari

Lebih terperinci

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library Habiba Nur Maulida Abstract This article discusses about The librarian of the Islamic university of north sumatera welcomes

Lebih terperinci

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2 KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2 PENDAHULUAN Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang

Lebih terperinci

KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN

KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN KOMPETENSI SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN PERTANIAN Tjetjep S. Surialaga Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 ABSTRAK Kemampuan sumber daya perpustakaan

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia Pada September 2007 Badan Litbang Pertanian didukung sumber daya manusia sejumlah 7.812 orang. Dari jumlah tersebut, 2.553 orang (32,68%) adalah tenaga fungsional khusus, sisanya adalah

Lebih terperinci

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1. oleh: Abdul Rahman Saleh 2

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1. oleh: Abdul Rahman Saleh 2 KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 PENDAHULUAN oleh: Abdul Rahman Saleh 2 Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang yang mempunyai

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014 Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014 Suharyanto Pustakawan Madya Perpustakaan Nasional RI Suharyanto_m @ yahoo.com -- FB : Suharyanto Mallawa Abstrak Jabatan fungsional

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian, Agustus 2006

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian, Agustus 2006 Sumber Daya Manusia Pada tahun 2006 Badan Litbang Pertanian didukung sumber daya manusia sejumlah 7.643 orang. Dari jumlah tersebut, 2.840 orang (37,16%) adalah tenaga fungsional khusus, sisanya adalah

Lebih terperinci

Kebutuhan Pustakawan Profesional di Propinsi Sumatera Utara

Kebutuhan Pustakawan Profesional di Propinsi Sumatera Utara Kebutuhan Profesional di Propinsi Sumatera Utara Zaslina Zainuddin Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract This research was carried out to know the requirement

Lebih terperinci

Gambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun

Gambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun Anggaran Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional

Lebih terperinci

ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA. Oleh : Deby Julia Laurena ( ))

ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA. Oleh : Deby Julia Laurena ( )) ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA (Studi deskriptif tentang analisis pelayanan prima dengan konsep A6 Ability, Attitude, Appearance, Attention, Action,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PUSTAKAWAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM MEMPEROLEH ANGKA KREDIT

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PUSTAKAWAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM MEMPEROLEH ANGKA KREDIT FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PUSTAKAWAN DEPARTEMEN PERTANIAN DALAM MEMPEROLEH ANGKA KREDIT Maman Permana Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jln. Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Saefudin dan Setiawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL

PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL PRODUKTIVITAS PUSTAKAWAN KEMENTERIAN PERTANIAN SEBAGAI PENULIS ARTIKEL YANG DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL Sutardji dan Sri Ismi Maulidyah Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jalan Raya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan lembaga penelitian di bawah Kementerian Pertanian RI yang khusus melakukan riset bidang pertanian

Lebih terperinci

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal Pola J. Perpus. rujukan Pert. sumber Vol. acuan 22 No. pada 2 Oktober jurnal... 2013: 45-49 POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited

Lebih terperinci

TEKNISI LITKAYASA SIAP TINGGAL LANDAS DENGAN PARADIGMA BARU

TEKNISI LITKAYASA SIAP TINGGAL LANDAS DENGAN PARADIGMA BARU TEKNISI LITKAYASA SIAP TINGGAL LANDAS DENGAN PARADIGMA BARU MULYADI Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jl Ragunan 29 Pasar Minggu, Jakarta RINGKASAN Dengan terbitnya paket dasar hukum yang mengatur tentang

Lebih terperinci

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2 SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2 PENDAHULUAN Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang yang mempunyai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer, informasi dan komunikasi yang lebih dikenal dengan sebutan teknologi informasi (TI) sudah berlangsung lama dan berkembang sangat pesat

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI Retno Sri Hartati Mulyandari dan Etty Andriaty Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN. Utilization of Library within Ministry of Agriculture

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN. Utilization of Library within Ministry of Agriculture J. Perpus. Pert. Vol. 23 No. 1 April 2014:...-... J. Perpus. Pert. Vol. 23 No. 2 Oktober 2014: 74-81 PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN UK/UPT LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Utilization of Library within Ministry

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN Oleh: Nora Junita Azmar Abstract The role of the librarian, growing over time. Now librarians not only serve the circulation of books,

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN ANALISIS KEPUASAN PELAJAR DAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI PADA PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Vivit Wardah Rufaidah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PEKERJA PROFESIONAL, SEBAGAI ANGGOTA PROFESI DAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Oleh: M. Ali Nur Hasan Islamy, S.

PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PEKERJA PROFESIONAL, SEBAGAI ANGGOTA PROFESI DAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Oleh: M. Ali Nur Hasan Islamy, S. PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI PEKERJA PROFESIONAL, SEBAGAI ANGGOTA PROFESI DAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL Oleh: M. Ali Nur Hasan Islamy, S.Sos I. PENDAHULUAN Kehadiran perpustakaan tidak hanya sebagai penghias

Lebih terperinci

KONDISI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA 1

KONDISI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA 1 KONDISI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA 1 PENDAHULUAN Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan layanan perpustakaan di perguruan tinggi

Lebih terperinci

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL NURHAYATI Kantor Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, Jakarta PENDAHULUAN Dalam rangka melaksanakan tugas umum pemerintah dan

Lebih terperinci

Taman Perpustakaan Cengkareng Arsitektur Hijau

Taman Perpustakaan Cengkareng Arsitektur Hijau ABSTRAK Taman Perpustakaan Cengkareng merupakan rencana perpustakaan umum berbasis digital yang memberikan suatu fasilitas hiburan dalam bentuk permainan melalui media digital. Sasaran usia yang dituju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai latar belakang berdirinya perpustakaan mengakibatkan beraneka-ragam pandangan orang ketika mendefinisikan sebuah perpustakaan. Ketika dilihat dari sisi koleksi,

Lebih terperinci

Peningkatan profesionalisme pustakawan

Peningkatan profesionalisme pustakawan Peningkatan profesionalisme pustakawan Alih jalur dari pustakawan tingkat terampil ke pustakawan tingkat ahli Suharyanto Suharyanto_m@yahoo.com Librarian National Library of Indonesia Abstrak Profil pustakawan

Lebih terperinci

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012 Perpustakaan Nasional RI PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 Dipersiapkan untuk Dewan Asosiasi Pustakawan khusus/sla oleh Komite Khusus mengenai Kompetensi untuk Pustakawan Khusus Joanne Marshall; Linda Moulton; dan Roberta

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 45. Kiat-Kiat Memperoleh Angka Kredit Optimal

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 45. Kiat-Kiat Memperoleh Angka Kredit Optimal Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 45 Kiat-Kiat Memperoleh Angka Kredit Optimal Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian

Lebih terperinci

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56 Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 2-6 PEMAHAMAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013 TERHADAP ORIENTASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rasman 1,* UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin JL.Perintis

Lebih terperinci

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP

AYO JADI PUSTAKAWAN. Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP AYO JADI PUSTAKAWAN Yuniwati Pustakawan Muda UNDIP E-mail: yuvenyuni@gmail.com Abstrak: Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 menyebutkan ada 101 rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil (PNS) salah

Lebih terperinci

Bagian PJKSE Litbang Kemendagri

Bagian PJKSE Litbang Kemendagri Bagian PJKSE Litbang Kemendagri Kedudukan Strategis Litbang dalam Menunjang Urusan Pemerintahan UU NO 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL LITBANG DAN PENERAPAN IPTEK Pasal 8 Ayat 1 Pasal 8 Ayat 2 Litbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah salah satu media perantara yang penting menyangkut rantai penyebaran informasi. Dalam perkembangan informasi digital peran perpustakaan adalah

Lebih terperinci

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009 ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009 Anna N Nuryani Arsiparis BPAD Provinsi DIY LATAR BELAKANG Pemerintah telah memberikan pengakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyajikan bahan perpustakaan agar dapat digunakan dalam memenuhi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB

PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB Oleh : Ir. Rita Komalasari PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY LIBRARY 2010 PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN

Lebih terperinci

No. Nama Jabatan Fungsional Unit Organisasi Kelas Jabatan Persediaan Pegawai

No. Nama Jabatan Fungsional Unit Organisasi Kelas Jabatan Persediaan Pegawai DAFTAR NAMA JABATAN FUNGSIONAL DAN JABATAN LAINNYA, KELAS JABATAN, DAN PERSEDIAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI (SEKRETARIAT JENDERAL, DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung pengembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR Jurnal Pustakawan Indonesia Volume No. ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR Sutarsyah Pustakawan Madya pada Perpustakaan Kebun Raya Bogor-LIPI Email : sutarsyah@yahoo.com ABSTRAK Perpustakaan

Lebih terperinci

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan beberapa teknologi dan informasi yang tersedia mengalami beberapa perubahan pada berbagai aspek dan bidang.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN MANDIRI LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN PENGARUH PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA Oleh : Agustiawan, S.S NIP. 19790714

Lebih terperinci

Analisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013

Analisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013 Analisis Pengembangan Karir Jabatan Fungisional Peneliti Di Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang Tahun 2013 *) **) Zainuddin *), Chriswardani Suryawati **), Anneke Suparwati

Lebih terperinci

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana

IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana IMPLIKASI Penerapan PP Nomor 11 Tahun 2017 Terhadap Pengembangan Kompetensi Perencana Dr. Herman, M.Si. Direktur Jabatan ASN Badan Kepegawaian Negara 1 MATERI I. Manajemen PNS: Framework II. Gambaran JF

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBENTUKAN CITRA PERPUSTAKAAN Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA 07540021 PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN PUSTAKAWAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN PUSTAKAWAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN PUSTAKAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi dan sarana untuk penunjang bagi kegiatan belajar mengajar bagi siswa menuntut adanya peran seorang pustakawan dalam melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi

BAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu perpustakaan tidak bisa dipisahkan dari pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau

Lebih terperinci

Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta

Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA Nomor 02/Perat/YSRY/2009 tentang PERATURAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PADA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta

Lebih terperinci

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI 04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT AKADEMIK 2010 KATA PENGANTAR Pedoman Umum Pemilihan Pustakawan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA TIM PENYUSUN UNSUR PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN

PENINGKATAN KINERJA TIM PENYUSUN UNSUR PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN PENINGKATAN KINERJA TIM PENYUSUN UNSUR PENILAIAN DAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN Afrida Nazir Yanwar Pustakawan BPPT I. PENDAHULUAN Pengertian pustakawan menurut keputusan Menpan Nomor 123/KEP/M.PAN/12/2002

Lebih terperinci

Peran lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dalam mempersiapkan kompetensi lulusan

Peran lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dalam mempersiapkan kompetensi lulusan Peran lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dalam mempersiapkan kompetensi lulusan Nove E. Variant Anna Departemen Informasi & Perpustakaan FISIP Univeristas Airlangga nove_hartanto@yahoo.co.uk

Lebih terperinci

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN 1 Ane Dwi Septina 1 Pustakawan Pertama, Perpustakaan R.I Ardi Koesoema Sekretariat

Lebih terperinci

WEBSITE SEBAGAI MEDIA PENYEBARLUASAN HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN. Gatot Gito Haryanto Pranata Humas Penyelia

WEBSITE SEBAGAI MEDIA PENYEBARLUASAN HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN. Gatot Gito Haryanto Pranata Humas Penyelia WEBSITE SEBAGAI MEDIA PENYEBARLUASAN HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN Gatot Gito Haryanto Pranata Humas Penyelia Sekretariat Badan Litbang Pertanian Jln. Ragunan No. 29, Pasarminggu Jakarta Selatan Ringkasan

Lebih terperinci

Manjemen Perpustakaan Khusus

Manjemen Perpustakaan Khusus Manjemen Perpustakaan Khusus Pendahuluan Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PERMASALAHAN DALAM MENGUMPULAN DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT Dra. FATHMI, SS Pustakawan Utama fathmi60@gmail.com disampaikan pada Lokakarya Pustakawan Gedung Teater Perpusnas 3 April 2017 TIM PENILAI PUSAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb No.272, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penggerak Swadaya Masyarakat. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL MEWUJUDKAN SDM PTS BERMUTU GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D. (Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti) Visi Kemenristekdikti Terwujudnya pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada abad ke-21 ini merupakan zaman teknologi. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya berbagai pengetahuan di bidang teknologi diantaranya, teknologi informasi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Jurnal Analisis J. Perpus. Perpustakaan penilaian Pert. Vol. angka Pertanian 23 kredit No. Vol. pustakawan 1 April 25 No. 2014: 2 Oktober......-... Etty 2016: Andriaty 45-54 et al. DOI: 10.21082/jpp.v25n2.2016.p45-54

Lebih terperinci

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, Badan Litbang Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan pusat informasi. Sebagai pusat informasi perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi.

Lebih terperinci

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN

Lebih terperinci

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1 KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI Pendahuluan LINGKUNGAN IPB 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2 Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia. IPB mempunyai tiga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

Tahun. Gambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun (Rupiah Murni)

Tahun. Gambar 9. Perkembangan Anggaran Badan Litbang Pertanian, Tahun (Rupiah Murni) Anggaran Implementasi sistem penganggaran terpadu dalam kerangka operasional pelaksanaan anggaran terintegrasi pada jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified bugdet,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian, dan semangat kerja

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 69 TAHUN 2003 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN, PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN, DAN PENGAWAS BENIH IKAN Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan

Lebih terperinci

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer KERJA SAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan Gedung dan Sistem. Peprustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) 1. Sejarah singkat Sesuai dengan Qanun* kota Langsa no.4 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Penataan Susunan

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG Meuthia Septiana 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email:

Lebih terperinci

MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI

MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI Tema: Perpustakaan Khusus dan Media Sosial MEDIA SOSIAL & SOSIALISASI CARA EFEKTIF UNTUK PROMOSI LAYANAN PERPUSTAKAAN KHUSUS Wahid Nashihuddin, SIP. Pustakawan Berprestasi Tk.Nasional Juara II Tahun 2016

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Oleh Arif Surachman 1

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Oleh Arif Surachman 1 MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh Arif Surachman 1 Pendahuluan Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 288

Lebih terperinci