Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:"

Transkripsi

1 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA INFLASI DAN KONSUMSI DI INDONESIA Niki Ermija Oktavia 1 *, Amri 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, nikiermija@gmail.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, amry94m@unsyiah.ac.id Abstract Consumption and inflation is the economic variables that can be used to view the condition of the economy of a country. Inflation is an indicator that can be used to measure the stability of the economy, while consumption is one of the fundamental building blocks of national income fluctuations that can affect the economy of a country. This study aimed to examine the causality between inflation and consumption in Indonesia. The data in this study using secondary data with a span of 21 years ( ). Estimation is done using a model ECM (Error Correction Model) and the model of Engel-Granger. The results of causality test to mention that there is a causal relationship between the variables of inflation is one way to variable consumption, meaning that any increase or decrease in inflation will affect household consumption. Another finding of this study is long-term and short-term negative effect on the consumption of inflation in Indonesia, meaning that when consumption increases, inflation will decline. Keywords: inflation, consumption, ECM models and models Engel-Granger. Abstrak Konsumsi dan inflasi merupakan variabel ekonomi yang dapat digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu negara. Inflasi merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur stabilitas perekonomian, sedangkan konsumsi merupakan salah satu komponen pembentuk pendapatan nasional yang dapat mempengaruhi fluktuasi perekonomian suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kausalitas antara inflasi dan konsumsi di Indonesia. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan rentang waktu selama 21 tahun ( ). Estimasi dilakukan dengan menggunakan model ECM (Error Correction Model) dan model Engel-Granger. Hasil uji kausalitas menyebutkan bahwa terdapat hubungan kausalitas satu arah antara variabel inflasi terhadap variabel konsumsi, artinya setiap peningkatan atau penurunan inflasi akan berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga. Temuan lain dari penelitian ini adalah dalam jangka panjang dan jangka pendek konsumsi berpengaruh negatif terhadap inflasi di Indonesia, artinya ketika konsumsi meningkat maka inflasi akan menurun. Kata Kunci: inflasi, konsumsi, model ECM dan model Engel-Granger. PENDAHULUAN 164

2 Konsumsi adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa (Mankiw, 2013:11). Pembelanjaan barang dan jasa yang dilakukan rumah tangga bertujuan untuk mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu berhubungan dengan konsumsi, baik konsumsi kebutuhan pokok maupun konsumsi kebutuhan lainnya. Kegiatan konsumsi memegang peran penting dalam kehidupan manusia, karena setiap orang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teori Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis Of Consumtion) menyatakan bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup (Ardianto, 2011). Secara aggregate pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan disebut Marginal Propensity to Consumer. Pada masyarakat yang kondisi ekonominya relatif belum mapan angka MPC (Marginal Propensity to Consumer) mereka relatif lebih besar, sementara angka MPS (Marginal Propensity to Save) relatif lebih kecil. Artinya, jika memperoleh tambahan pendapatan maka sebagian besar tambahan pendapatan tersebut akan dialokasikan untuk konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang kondisi ekonominya relatif lebih mapan (Hanantijo, 2014). Selain konsumsi, inflasi juga merupakan salah satu variabel ekonomi yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap kehidupan masyarakat dan kegiatan suatu perekonomian. Inflasi adalah variabel makroekonomi yang sering dikaitkan dengan konsumsi dan dianggap merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi kegiatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga. Dalam pendekatan moneter inflasi dinilai sebagai suatu keadaan dimana jumlah uang beredar lebih banyak dibandingkan dengan kesediaan masyarakat untuk memiliki atau menyimpan uang tersebut. Inflasi dapat juga didefinisikan sebagai salah satu proses kenaikan harga-harga dalam suatu perekonomian yang disebabkan dua masalah utama, pertama disebabkan tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam perekonomian dan kedua pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah (Sukirno, 2013:14). Menurut Ragandhi (2012) Inflasi merupakan salah satu determinan dari konsumsi, sebagaimana telah diketahui bahwa inflasi berdampak terhadap produsen, masyarakat, maupun perbankan. Bagi produsen, tinggi rendahnya inflasi dalam jangka waktu tertentu akan berpengaruh terhadap harga jual. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan berdampak pada tingginya biaya produksi dan berujung pada penurunan output karena adanya kenaikan harga jual. Sedangkan dampak langsung yang dihadapi masyarakat adalah meningkatnya harga barang yang di konsumsi. Bagi perbankan, tingginya inflasi akan memicu enggannya masyarakat untuk menyimpan uang di bank. Konsumsi dan inflasi merupakan variabel ekonomi yang dapat digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu negara. Inflasi merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat atau mengukur stabilitas perekonomian suatu negara, sedangkan konsumsi merupakan salah satu komponen pembentuk pendapatan nasional yang juga dapat mempengaruhi fluktuasi perekonomian suatu negara. Jika dilihat perkembangan inflasi dan konsumsi, dapat indikasi kemungkinan adanya pengaruh antara kedua variabel. Inflasi mengalami perkembangan yang tinggi di tahun 2005 sebasar 17,11 persen sementara konsumsi hanya sebesar 4,06 persen, angka ini menurun dari tahun sebelumnya sebesar 4,86 persen di tahun Jika inflasi dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi, maka kondisi ini sesuai dengan dugaan. Konsumsi mengalami perkembangan yang cukup tinggi pada tahun Jika inflasi di anggap sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi maka seharusnya 165

3 peningkatan konsumsi ini diikuti dengan penurunan inflasi, namun pada tahun ini inflasi juga tinggi yaitu sebesar 11,06 persen. Di sisi lain, inflasi mengalami perkembangan terendah pada tahun 2009 sebesar 2,78 persen. Rendahnya nilai inflasi pada tahun ini dipicu oleh kecendrungan apresiasi nilai tukar. Pada tahun ini selain inflasi, konsumsi juga mengalami penurunan. TINJAUAN PUSTAKA Inflasi Menurut Mankiw (2006:145), inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang secara terus menerus. Namun, proses kenaikan harga yang dimaksud bukan berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama dan waktu yang bersamaan pula. Tetapi kenaikan harga barang yang umumnya di konsumsi secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Inflasi sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian suatu negara. Inflasi yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan biaya produksi dan menyebabkan kegiatan produksi menjadi tidak menguntungkan. Tingkat inflasi tinggi akan menurunkan permintaan terhadap barang yang di produksi, penurunan permintaan ini akan mengurangi jumlah produksi dan tingkat kegiatan ekonomi. Inflasi juga menimbulkan efek buruk terhadap perdagangan, kenaikan harga menyebabkan barang-barang yang di produksi suatu negara tidak dapat bersaing di pasar internasional. Hal ini akan berdampak pada penurunan ekspor dan terganggunya keseimbangan neraca pembayaran. Selain berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, inflasi juga berpengaruh terhadap kemakmuran masyarakat. Inflasi yang tinggi akan menurunkan pendapatan riil masyarakat yang berpendapatan tetap, mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang seperti uang tunai dan simpanan di bank, dan memperburuk pembagian kekayaan yang dimiliki (Sukirno, 2013:339). Berdasarkan sumber atau penyebabnya inflasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh guncangan atas permintaan agregat. Inflasi ini berawal dari adanya kenaikan permintaan agregat (agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh (full-employment) atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. 2. Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation) adalah inflasi yang disebabkan guncangan pada penawaran agregat. Inflasi ini biasanya di tandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi, dengan kata lain cost push inflation merupakan inflasi yang terjadi besamaan dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikannya biaya produksi. 3. Inflasi Diimpor (Imported Inflation) merupakan kenaikan harga yang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga barang-barang impor, sehingga kenaikan barang tersebut akan sangat berpengaruh terhadap harga barang dalam negeri. Teori Inflasi Dalam menjelaskan mengenai inflasi serta bagaimana inflasi terjadi banyak teori yang dikembangkan oleh para ahli ekonomi terdahulu, diantaranya sebagai berikut: 1. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory Of Money) David Hume ( ) mengembangkan Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory Of Money). Teori ini mengkaji bagaimana kuantitas uang mempengaruhi perekonomian dalam jangka panjang. Teori kuantitas melihat bagaiman proses terjadinya inflasi yang disebabkan oleh jumlah uang beredar dan ekspetasi atau harapan masyarakat mengenai kenaikan harga. Teori 166

4 kuantitas uang menyatakan bahwa bank sentral yang mengawasi jumlah uang beredar dan memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi. Jika bank sentral mempertahankan jumlah uang beredar tetap stabil, maka tingkat harga akan stabil. Namun, jika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat, maka tingkat harga akan meningkat dengan cepat pula (Mankiw, 2006:82-85). 2. Teori Keynes Faktor paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional ialah permintaan masyarakat. Bila jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar, maka harga-harga barang dan jasa di pasar akan naik dan timbul inflasi. Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis), hal ini juga yang mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barangbarang yang tersedia dan menimbulkan celah inflasi. Permintaan yang meningkat menyebabkan harga barang naik dan terjadi inflasi. Menurut teori Keynes inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Maksudnya adalah keadaan ketika permintaan masyarakat atas barang dan jasa selalu melebihi jumlah yang tersedia (inflationary gap). Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada tingkat full employment (Boediono, 1998 dalam Widiastuti, 2012). 3. Teori Strukturalis Teori Strukturalis merupakan teori yang menjelaskan fenomena inflasi dalam jangka panjang. Hal ini didasarkan pada penjelasannya yang menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan atau infleksibilitas struktur ekonomi suatu negara. Menurut teori ini, ada dua kekakuan utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu kekakuan penerimaan ekspor dan kekakuan penawaran bahan makan. Pada umumnya di negara berkembang penawaran bahan makanan lebih lamban jika dibandingkan pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan per kapitanya. Hal ini berdampak pada harga bahan makanan akan naik dan melebihi harga barang-barang lainnya. Karena bahan makanan merupakan kebutuhan pokok maka kenaikan harga bahan makanan mendorong para buruh menuntut kenaikan upah. Upah yang naik mengakibatkan naiknya biaya produksi di berbagai perusahaan yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya harga jual berbagai macam barang dan jasa sehingga terjadilah inflasi (AR Sari, 2012). Teori ini juga menyoroti sebab-sebab munculnya inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi terutama yang terjadi di negara berkembang. Teori ini memberikan tekanan pada inflexibilities dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi dalam jangka panjang. Menurut teori ini, ada dua faktor utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi yaitu, ketidakelastisan dari penerimaan ekspor dan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri (Boediono, 1998 dalam Widiastuti, 2012). Konsumsi Konsumsi merupakan penggunaan akhir barang dan jasa dalam perekonomian yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menambah utilitas. Konsumsi adalah komponen penting dalam pendapatan nasional, dimana nilainya mencapai dua pertiga dari belanja total. Faktor utama yang menentukan besarnya jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel (disposable income). Konsumsi berbanding lurus dengan pendapatan disposibel, dengan kata lain konsumsi bergantung secara langsung dengan pendapatan disposibel, artinya semakin besar pendapatan disposibel maka semakin besar juga 167

5 konsumsi (Mankiw, 2006:59). Teori Konsumsi 1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes Keynes (dalam Mankiw, 2006) menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi (C) tergantung dari pendapatan (Y), selain itu Keynes menganggap perhitungan fluktuasi ekonomi suatu negara dapat dihitung berdasarkan besarnya konsumsi dan pendapatan belanja rumah tangga. Dalam teori ini keynes menggunakan analisis statistik dan juga membuat dugaan-dugaan tentang fungsi konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi kausal. Dugaan-dugaan keynes itu antara lain: Pertama, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) yaitu jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu; Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume). Kecendrungan mengkonsumsi rata-rata ini turun ketika pendapatan naik; dan Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peran penting dalam menentukan konsumsi. 2. Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis Of Consumtion) Franco Modigliani dkk (1950), dalam hipotesisnya menyatakan bahwa konsumsi adalah kegiatan seumur hidup dan individu merencanakan perilaku konsumsi mereka untuk jangka panjang, tujuannya adalah untuk mengalokasikan konsumsi mereka dengan cara terbaik selama masa hidup mereka. Hipotesis ini memandang tabungan sebagai akibat dari keinginan individu untuk menjamin konsumsi di hari tua. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam hipotesis ini yaitu: faktor sosial ekonomi sangat mempengaruhi pola konsumsi seseorang, orang akan membagi konsumsinya secara rata seumur hidup, perilaku konsumsi dipengaruhi oleh siklus hidup, dan tidak ada pendapatan bunga atas tabungan (Ardianto, 2011). Pada perkembangan selanjutnya A. Ando dan Franco Modigliani (1963) mengembangkan teori Life Cycle Hypothesis ini, dimana sumberdaya yang di miliki oleh konsumen dalam hidupnya (life time resources) dipandang sebagai faktor penentu tingkat konsumsi agregat. Sumberdaya yang dimiliki oleh konsumen yaitu jumlah kekayaan (wealth) ditambah dengan nilai sekarang dari seluruh upah yang akan diterima selama hidupnya. Konsumen menentukan konsumsinya dengan memperhitungkan seluruh sumberdaya yang dimiliki sehingga tingkat konsumsi agregat bukan hanya ditentukan oleh jumlah pendapatan yang diterima suatu waktu, akan tetapi nilai kekayaan yang dimiliki (Hanantijo, 2014). Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya dan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dibentuk kerangka pemikiran sebagai berikut: Inflasi Konsumsi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian pada latar belakang dan landasan teori serta kerangka pemikiran maka dapat dibentuk hipotesis dalam penelitian ini diduga terdapat kausalitas antara inflasi dan konsumsi. Dimana, inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi dan konsumsi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi. 168

6 METODE PENELITIAN Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif, yaitu metode yang menggunakan model matematika, statistik, dan ekonometrika atau model-model ekonomi lainnya yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian. Perhitungan estimasi dilakukan dengan menggunakan model ECM (Error Correction Model) dan model Granger Causality Test atau disebut juga dengan metode Engel-Granger. Adapun prosedur analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki unit root atau tidak, serta untuk mengetahui derajat stasioneritas data. Uji stasioneritas data dilakukan untuk melihat apakah data terintegrasi pada ordo yang sama atau tidak. Pengujian stasioneritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan Phillips-Perron (PP). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara t-statistic dan critical value (1%, 5%, 10%) yang dihasilkan, apabila t-statistic lebih besar daripada critical value maka H di tolak, yang berarti data adalah stasioner. 2. Pemilihan Lag Optimal Pemilihan optimum lag dalam penelitian ini akan digunakan dalam menentukan lag interval yang sesuai dalam uji kointegrasi dan kausalitas Granger. Lag optimal yang terlalu pendek dikhawatirkan tidak dapat menjelaskan dinamika model secara keseluruhan, sedangkan lag optimal yang terlalu panjang akan menghasilkan estimasi yang tidak efisien karena mengurangi degree of freedom. Secara umum, ada beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lag optimal, diantaranya adalah AIC (Akaike Information Criterion), SIC (Schwarz Information Criterion), LR (Likelihood ratio), FPE (Final Prediction Error), dan HQ (Hannan-Quinn Information Criterion). 3. Uji Kointegrasi Kointegrasi merupakan regresi antara satu unit root time series dengan unit root time series lainnya. Uji kointegrasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang antar variabel. Uji kointegrasi ini akan digunakan sebagai pembanding terhadap kesimpulan uji kausalitas. Dimana apabila antara dua variabel terdapat hubungan kointegrasi dan memiliki representasi ECM, maka paling tidak terdapat kausalitas searah diantara keduanya (Gujarati dan Porter, 2012 dalam Shohabi, 2014). Dalam penelitian ini pengujian kointegrasi akan menggunakan metode Johansen dan membandingkan nilai maximum eigenvalue statistic dan trace statistic dengan critical value. Hipotesis uji ini adalah sebagai berikut: : data tidak terkointegrasi H 0 H 1 : data terkointegrasi Jika nilai maximum eigenvalue statistic dan trace statistic lebih besar daripada critical value, maka H0 di tolak yang berarti data terkointegrasi dalam jangka panjang (Shohabi, 2014). 4. Uji Error Correction Model Model ECM merupakan model yang digunakan untuk mengoreksi persamaan regresi antara variabel-variabel yang secara individual tidak stasioner agar kembali ke nilai equilibrium jangka panjang dengan syarat utama berupa keberadaan hubungan kointegrasi antar variabelvariabel penyusunnya. Penggunaan model ECM memungkinkan adanya Error Correction Term (ECT) sebagai koreksi ketidakseimbangan jangka pendek sehingga menuju keseimbangan dalam jangka panjang. Persamaan umum dari model Error Correction Model dapat dirumuskan sebagai berikut (Aprianti, 2014): 169

7 ΔY t = α 0 + α 1 ΔX t + α 2 EC t + e t Dimana, EC t = (Y t-1 β 0 β 1 X t-1 ) Dari persamaan diatas, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: ΔINF = α 1 ΔCONS + α 2 EC t... (1) Nilai perbedaan EC t disebut sebagai kesalahan ketidakseimbangan (Disequilibrium Error). Koefisien α 0 adalah konstanta, α 1 adalah koefisien jangka pendek dan β 1 adalah koefisien jangka panjang. Koefisien koreksi ketidakseimbangan α 2 dalam bentuk nilai absolut menjelaskan seberapa cepat waktu diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan (Widarjono, 2009 dalam Aprianti, 2014). 5. Uji Kausalitas Metode Granger causality test digunakan untuk menganalisa pola hubungan kausalitas atau hubungan timbal balik dua variabel yang diteliti. Granger mengemukakan definisi kausalitas adalah variabel X dikatakan menyebabkan Y jika variabel Y dapat dijelaskan secara lebih dengan menggunakan nilai masa lalu variabel X dibandingkan jika tidak menggunakannya (Gujarati, 1995 dalam Setiowati, 2014). Uji kausalitas Granger (Granger causality test) menyatakan bahwa informasi yang relevan untuk memprediksi variabel X dan Y hanya terdapat pada data time series variabel-variabel tersebut (Gujarati dan Porter, 2012:314 dalam Shohabi, 2014). Untuk melihat hubungan kausalitas antara inflasi (INF) dan konsumsi (CONS) di Indonesia, maka diformulasikan persamaan regresi sebagai berikut (Setiowati, 2014): # ( INF t = "$% a " INF t-i + '$% b ' CONS t-j + U 1t... (2) # ( CONS t = "$% c " CONS + '$% d ' INF t-j + V 2t... (3) Dimana : INF t = Inflasi CONS t = Konsumsi n,m = Jumlah Lag U t, V t = Variabel Pengganggu a, b, c, d = Koefisien HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Stasioneritas Uji stasioneritas bertujuan untuk mengetahui apakah data memiliki unit root atau tidak. Pengujian stasioneritas dalam penelitian ini menggunakan uji Phillips-Perron (PP) dan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). 1. Uji Phillips-Perron (PP) Tabel 1.Uji Phillips-Perron (PP) Method Statistic Prob.** 170

8 PP - Fisher Chi-square PP - Choi Z-stat Series Prob. Bandwidth Obs CONS INF Sumber: Hasil Pengolahan Eviews (2016) Berdasarkan hasil uji Phillips-Perron pada Tabel 1 dapat diketahui hasil chi-square sebesar 20,5950 dengan nilai probabilitas 0,0004, hasil ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dan konsumsi signifikan pada α = 0,01 persen. 2. Uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) Tabel 2.Uji Augmented Dickey-Fuller Method Statistic Prob.** ADF - Fisher Chi-square ADF - Choi Z-stat Series Prob. Lag Max Lag Obs CONS INF Sumber: Hasil pengolahan eviews (2016) Tabel 3. Uji Augmented Dickey-Fuller Pada First Difference Method Statistic Prob.** ADF - Fisher Chi-square ADF - Choi Z-stat Series Prob. Lag Max Lag Obs D(CONS) D(INF) Sumber: Hasil pengolahan eviews (2016) Pada uji ADF sebelum First Difference (At Level) hanya variabel konsumsi yang stasioner dengan probabilitas 0,0003, sementara probabilitas inflasi sebesar 0,3668 melebihi tingkat signifikansi (α = 0.01;0.05;0.1) yang berarti bahwa terdapat unit root pada hasil uji terhadap variabel inflasi dan variabel inflasi tidak stasioner. Jika dilihat hasil uji ADF pada First Difference yang dilampirkan pada Tabel 3, kedua variabel stasioner dengan probabilitas konsumsi sebesar 0,0001 < 0,01 dan probabilitas inflasi sebesar < 0,01. Pemilihan Lag Optimal Terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan panjang lag, diantaranya adalah AIC (Akaike Information Criterion), SIC (Schwarz Information Criterion), LR (Likelihood ratio), FPE (Final Prediction Error), dan HQ (Hannan-Quinn Information Criterion). Tabel 4. Pemilihan Lag Optimal Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 171

9 NA* * * * * Sumber: Hasil pengolahan eviews (2016) Dari Tabel 4, dapat diketahui jumlah lag optimal dari estimasi ini adalah 3. Pada output diatas tanda bintang (*) terbanyak berada di lag 3 dengan nilai AIC terendah sebesar 7,78 persen Uji Kointegrasi Kointegrasi merupakan regresi antara satu unit root time series dengan unit root time series lainnya. Uji kointegrasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar variabel. Tabel 5. Uji Kointegrasi t-statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level % level % level Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. RES(-1) C R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Pengolahan Eviews (2016) Berdasarkan hasil uji kointegrasi pada Tabel 5, ditemukan signifikansi nilai t-statistik (- 0,17) lebih besar dari critical values -3,02 pada α 5 persen dengan probabilitas 0,05persen, berdasarkan hasil ini maka H0 ditolak yang berarti bahwa data terkointegrasi dalam jangka panjang atau dengan kata lain inflasi dan konsumsi terkointegrasi dalam jangka panjang. Hasil Estimasi Model ECM Error Correction Model (ECM) digunakan untuk estimasi penyesuaian jangka pendek. Penyesuaian dalam jangka pendek merupakan mekanisme koreksi terhadap ketidakseimbangan dalam jangka pendek sehingga menuju keseimbangan dalam jangka panjang. 1. Estimasi Jangka Panjang Tabel 6. Estimasi Jangka Panjang Model ECM Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. 172

10 C CONS R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Pengolahan Eviews (2016) Berdasarkan hasil estimasi jangka panjang pada Tabel 6, menunjukkan koefisien konsumsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi. Hasil koefisien tersebut memberikan makna peningkatan konsumsi akan mengurangi inflasi sebesar 3,35 persen. Sementara nilai Adjusted R-squared yang diperoleh yaitu sebesar 0,51 persen, artinya sebesar 0,51 persen keragaman variabel dependen yaitu inflasi dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu konsumsi. Nilai probabilitas F-statistik yang diperoleh dari hasil estimasi ini adalah sebesar 0, persen, artinya variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel dependen pada α = 5 persen. 2. Estimasi Jangka Pendek Tabel 7. Estimasi Jangka Pendek Model ECM Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C D(CONS) RES(-1) R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber: Hasil Pengolahan Eviews (2016) Hasil estimasi jangka pendek model ECM juga memberikan hasil yang serupa dengan hasil estimasi jangka panjang yaitu konsumsi berperngaruh negatif terhadap inflasi dengan tingkat kepercayaan 1 persen. Artinya, peningkatan konsumsi sebanyak 1 persen menyebabkan terjadi pengurangan inflasi sebesar 4,79 persen. Berdasarkan nilai speed of adjustment (koefisien -0,568), ada sebesar 57 persen ketidakseimbangan pada pengaruh jangka pendek konsumsi terhadap inflasi yang terkointegrasi setiap tahunnya. Hasil Estimasi Model Engel Granger Model Engel Granger yaitu model yang digunakan untuk menganalisa pola hubungan kausalitas antar variabel atau untuk mengindikasih apakah ada hubungan dua arah atau satu arah antar variabel tertentu. Tabel 8. Estimasi Model Engel Granger Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. 173

11 INF does not Granger Cause CONS CONS does not Granger Cause INF Sumber: Hasil Pengolahan Eviews (2016) Dari hasil estimasi pada Tabel 8, hipotesis nol untuk INF does not granger cause CONS, dapat dilihat bahwa probabilitas 0,053 > α (0,05) pada lag 3 dan nilai F-Statistiknya adalah sebesar 3,48 persen. Dari hasil ini maka H0 diterima, konsumsi tidak menyebabkan inflasi atau dengan kata lain konsumsi tidak mempengaruhi inflasi. Untuk hasil kedua, dimana hipotesis nol untuk CONS does not granger cause INF, dapat dilihat bahwa probabilitas 0,000 < α (0,05) pada lag 3 dengan nilai F-Statistik sebesar 12,38 persen. Dari hasil ini maka H0 di tolak, artinya inflasi menyebabkan konsumsi atau dengan kata lain inflasi berpengaruh terhadap konsumsi. Berdasarkan hasil uji kausalitas dengan pairwise granger causality tests dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas satu arah antara variabel inflasi terhadap variabel konsumsi di Indonesia, dimana kenaikan inflasi setiap tahunnya akan mempengaruhi tingkat konsumsi setiap tahunnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model Error Correction Model (ECM) dan model Engel Granger, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam jangka panjang konsumsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi. Hasil koefisien yang diperoleh memberikan makna peningkatan konsumsi akan mengurangi inflasi sebesar 3,35 persen. Nilai probabilitas F-statistik yang diperoleh dari hasil estimasi ini adalah sebesar 0, persen, artinya variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh terhadap variabel dependen pada α = 5 persen. 2. Dalam jangka pendek konsumsi juga berperngaruh negatif terhadap inflasi dengan tingkat kepercayaan 1 persen dan koefisien sebesar -4,79 persen. Artinya, peningkatan konsumsi sebanyak 1 persen menyebabkan terjadi pengurangan inflasi sebesar 4,79 persen. 3. Berdasarkan hasil uji kausalitas dengan pairwise granger causality tests menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh terhadap konsumsi, hasil ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,000 < α 0,05 dengan nilai F-Statistik sebesar 12,38 persen. Sedangkan variabel konsumsi tidak berpengaruh terhadap inflasi dengan nilai probabilitas sebesar 0,053 persen > 5 persen dan nilai F-Statistiknya adalah sebesar 3,48 persen. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa rekomendasi dari penulis yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan acuan untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Kepada pengamat ilmu sosial terutama pengamat ekonomi (ekonom), diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan atau referensi tambahan mengenai keterkaitan inflasi dan konsumsi di Indonesia. Sehingga dapat membantu para pengamat dalam memberikan saran atau masukan kepada pemerintah dan berbagai pihak terkait. 2. Selanjutnya diharapkan juga bagi pemerintah untuk mempertimbangkan pengaruh atau dampak penetapan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi kedua variabel dalam penelitian ini yaitu inflasi dan konsumsi rumah tangga. Selain itu, diharapkan juga bagi pemerintah untuk menjaga fluktuasi inflasi tetap stabil agar tidak memberikan pengaruh negatif terhadap konsumsi dan kondisi perekonomian, karena inflasi 174

12 yang terlalu tinggi tidak akan baik bagi kesejahtraan masyarakat dan kondisi perekonomian suatu negara. 3. Bagi akademisi, diharapkan dapat melanjutkan penelitian serupa untuk mengkaji lebih dalam mengenai keterkaitan kedua variabel inflasi dan konsumsi atau mengembangkan penelitian baru dengan cara menambah variabel penelitian yang juga memiliki keterkaitan dengan kedua variabel ini. DAFTAR PUSTAKA Aprianti, D. F., Kusdarwati, H., & Sumarminingsih, E. (2014). Penggunaan Error Correction Model Engle-Granger dan Domowitz El-Badawi Pada Data Analisis Deret Waktu Non Stationer (Migas, Pdb, Ori, Ihsg). Jurnal Mahasiswa Statistik, 2(1), Pp-45. Ardianto, M. T., & Firdayetti. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi di Indonesia Menggunakan Error Correction Model (ECM) Periode Tahun Media Ekonomi, 19(1). AR, Sari. H. (2012). Bab II Tinjauam Pustaka eprints.undip.ac.id/42529/3/2bab_ii_- Tinjauan_Pustaka.pdf. Diakses 27 April Hanantijo, GM. Djoko. (2014). Konsumsi Nasional Sebagai Penggerak Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Jurnal Mimbar Bumi Bengawan, 6(14). Mankiw, Gregory. (2006). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.. (2013). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat. Ragandhi, A. (2012). Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, Dan Suku Bunga Deposito Terhadap Konsumsi Masyarakat Di Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi Indonesia. Setiowati, L. (2014). Analisis Hubungan Kausalitas Antara Bi Rate Dengan Inflasi Di Indonesia Periode Juli 2006-Juli 2013 Menggunakan Metode Granger Dan Final Prediction Error. Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Shohabi, W. (2014). Kausalitas Pengeluaran Pemerintah, Inflasi, Dan Pendapatan Nasional Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb, 2(2). Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Widiastuti, I. L. (2012). Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi Di Indonesia Bulan Januari 2001 Desember 2011: Pendekatan Error Correction Model (ECM). Doctoral Dissertation.. 175

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga BAB IV STUDI KASUS 4.1 Teori Inflasi Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus (Nasution,1998). Menurut Anwar Nasution (Ginting,

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode , yang terjadi pada BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger ada hubungan satu arah antara inflasi dengan pengangguran di Indonesia periode 1991-2014, yang terjadi pada lag 3. Artinya,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan

Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penjualan dan Pasokan Bulan January 2005 2006 2007 Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan Penjualan Pasokan 293.57 291.82 325.64 546.955 359.88 762.063 February 297.05 291.82 341.45

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS BAB 1V HASIL DAN ANALISIS 4.1 Diskripsi Data Penelitian 4.1.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar adalah harga suatu mata uang suatu Negara dalam satuan mata uang asing, yang mana jumlah mata uang asing tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dapat diperoleh dari pasar uang atau bisa juga dari pasar valas. 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Dalam perdagangan internasional kegiatan mengimpor barang dari suatu Negara ke Negara lain yang dilakukan para importir tidak mungkin membayarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab V ini akan dilakukan pengujian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. Dimana variabel terikat (variable dependent) meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan yaitu 1) Dalam jangka pendek jumlah uang beredar tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN 1986 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA

INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA INTERKORELASI ANTARA BI RATE DENGAN BAGI HASIL TABUNGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Lianti, T. Mustaqim 1) Elsha Nora 2) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe 3) Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggunakan metode numerik dan grafis untuk mengenali pola sejumlah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas data yang digunakan terhadap seluruh variabel dalam model kajian didasarkan pada Augmented Dickey Fuller test (ADF test),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT BUNGA, INFLASI DAN PERTUMBUHAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL)

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT BUNGA, INFLASI DAN PERTUMBUHAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT BUNGA, INFLASI DAN PERTUMBUHAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN 1982 2011 (PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL) Sony Kristiyanto Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Jl Dukuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI

APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI BAHAN AJAR APLIKASI MODEL VAR DAN VECM DALAM EKONOMI MODEL VAR Pengertian VAR AGUS TRI BASUKI Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Vector Autoregression atau VAR merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci