APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI DAGING BUAH MERAH (Psidium guajava var. pomifera) PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI DAGING BUAH MERAH (Psidium guajava var. pomifera) PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)"

Transkripsi

1 APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI DAGING BUAH MERAH (Psidium guajava var. pomifera) PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) KRISTIAN EDO ZULFAMY DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) pada Proses Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah benar karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2013 Kristian Edo Zulfamy C

3 RINGKASAN KRISTIAN EDO ZULFAMY. C Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) pada Proses Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh RUDDY SUWANDI dan RONI NUGRAHA. Transportasi ikan nila hidup yang umumnya digunakan oleh pembudidaya adalah teknik transportasi sistem basah. Kendala utama pada aplikasi teknik sistem basah adalah jumlah kapasitas angkut yang sedikit. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah air untuk meningkatkan kapasitas angkut ikan, namun metode tersebut cukup riskan karena peningkatan densitas ikan berisiko terhadap tingkat ketahanan hidup dan kerusakan fisik yang muncul akibat gesekan antar ikan dengan wadahnya. Metode alternatif lain yang dapat menjadi solusi kendala di atas adalah penambahan ekstrak daun jambu biji daging buah merah (Psidium guajava var. pomifera) ke dalam media transportasi ikan nila. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah pada transportasi ikan nila hidup, mengetahui kemampuan ekstrak daun jambu biji daging buah merah dalam menghambat metabolit ikan nila selama transportasi, dan menentukan konsentrasi optimal ekstrak daun jambu biji daging buah merah sebagai agen antimetabolit selama transportasi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan inti. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data konsentrasi letal median (LC 50 ) ekstrak daun jambu biji guna dijadikan dasar penentuan dosis ekstrak dalam penelitian inti. Penelitian inti bertujuan menguji ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 0%, 0,25%, 0,50%, dan 0,75% dalam aplikasi transportasi ikan nila. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap penurunan laju (inhibisi) metabolit dan tingkat stres ikan nila selama transportasi melalui rangkaian uji analisis kualitas air (suhu, DO, CO 2, ph, TAN, dan turbiditas) dan kadar glukosa darah. Hasil pengujian aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah terhadap parameter-parameter kualitas air dan tingkat stres menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 0,25% memiliki keunggulan terhadap parameter suhu, konsentrasi DO, konsentrasi CO 2, nilai ph, dan turbiditas dibandingkan perlakuan lainnya, dimana konsentrasi ekstrak 0,25% mampu mempertahankan kondisi yang relatif lebih stabil terhadap parameter-parameter tersebut dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi 0,75% menunjukkan hasil yang dominan unggul terhadap pengujian nilai TAN dan kadar glukosa darah. Namun demikian, perlakuan dengan konsentrasi 0,25% dinilai sebagai dosis yang paling efektif untuk aplikasi transportasi ikan nila. Pada dosis tersebut dapat mereduksi tingkat metabolit ikan (yang diindikasikan dari nilai TAN) dan tidak mengakibatkan stres yang dominan dengan sedikit perubahan kadar glukosa darah yang relatif rendah serta dapat mempertahankan kondisi media angkut lebih baik dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lainnya.

4 Hak Cipta milik IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

5 APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI DAGING BUAH MERAH (Psidium guajava var. pomifera) PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) KRISTIAN EDO ZULFAMY C Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 Judul : Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) pada Proses Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Nama : Kristian Edo Zulfamy NIM : C Program Studi : Teknologi Hasil Perairan Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil. Roni Nugraha, S.Si., M.Sc. NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil. NIP Tanggal Pengesahan:...

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) pada Proses Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir, terutama kepada: 1. Dr. Ir. Ruddy Suwandi, M.S., M.Phil., selaku dosen pembimbing pertama dalam pembuatan tugas akhir ini, yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi, arahan, dan semangat dalam penelitian dan peyusunan skripsi ini kepada penulis. 2. Roni Nugraha, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing kedua dalam pembuatan tugas akhir ini, yang senantiasa memberikan arahan, nasihat, semangat, dan dukungan baik dalam penelitian dan dalam pembuatan skripsi kepada penulis. 3. Dr. Ir. Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl.-Biol., selaku dosen penguji tamu dan Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perairan, yang telah membantu kelancaran studi, memberikan nasihat, dan arahan serta memberikan motivasi kepada penulis. 4. Bapak Ruby Howeri, Ibu Dewi Christina, Emak, dan Gunang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materi serta panjatan doa yang selalu mengiringi penulis. 5. Om Rudhi dan Tante Nana yang telah membantu kelancaran studi, memberikan motivasi, arahan, bimbingan khusus, dan dukungan baik moril maupun materi serta doa kepada penulis baik dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. 6. Wina Novila, Rhesa Agung M., Theorema H., dan Vini O. selaku teman satu tim dalam penelitian yang selalu memberikan semangat, kritikan, bantuan, dan doa kepada penulis baik dalam kegiatan penelitian maupun penyusunan skripsi.

8 7. Laboran Lab. Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan (Mbak Lastri dan Mas Epul), Laboran Lab. Lingkungan (Pak Jajang dan Mas Abe), Laboran Lab. Biokimia Hasper (Ibu Ema), dan Laboran Lab. Preservasi dan Pengolahan Hasper (Mas Zacky) yang senantiasa membantu kegiatan penelitian penulis. 8. Shanty Nathalia M., Hafiz F.A., Misran, Dinie D. Bakri, Fahrul Irianto, dan Putu yang memberikan bantuan berupa tenaga dan pikiran kepada penulis baik selama penelitian maupun penyusunan skripsi. 9. Virza M., Ivan Taufik, Inessya F, Ryanda R., Anggi M., dan Mudita yang selalu memberikan semangat dan nasehat serta menemani hari-hari dalam suka dan duka selama penelitian dan pembuatan skripsi. 10. Yunita P.D. (Nona) dan Segenap warga Lab. Ombenk (Hardi, Esa, Rico, Ukon, Aksar, Elka) yang memberikan saran dan masukan serta pengajaran dalam revisi skripsi. 11. Teman-teman THP 45 dan kakak tingkat atas kebersamaannya bersama penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal penelitian ini, oleh karena itu penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Bogor, Februari 2013 Penulis

9 RIWAYAT HIDUP Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Juli Mengawali pendidikan dasar di SD Negeri Bantar Jati 5 Kota Bogor pada tahun 1996 dan menyelesaikannya pada tahun Melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Kota Bogor ( ) dan menamatkan pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Kota Bogor ( ). Tahun 2008 diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis hingga saat ini masih berstatus aktif sebagai Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan angkatan 45. Selain itu, pernah memiliki pengalaman sebagai Asisten praktikum mata kuliah Teknologi Penanganan dan Transportasi Biota Perairan pada Semester Alih Tahun T.A kurikulum Mayor-Minor, dan pada Semester Ganjil T.A diberi kepercayaan menjadi Koordinator Asisten pada mata kuliah yang sama. Pada T.A , mendapatkan kepercayaan kembali untuk mengemban tugas sebagai Koordinator Asisten THP314 Program Sarjana, dan pada tahun yang sama juga diberi kepercayaan sebagai Tim Asisten Mata Kuliah Teknologi Penanganan dan Transportasi Hasil Perairan Tingkat Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis melakukan penelitian dengan judul Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah (Psidium guajava var. pomifera) pada Proses Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, di bawah bimbingan Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil. dan Roni Nugraha, S.Si. M.Sc.

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan TINJAUAN PUSTAKA Komposisi Kimia dan Aplikasi Daun Jambu Biji... (P. guajava var. pomifera) Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Moda Transportasi Ikan Nila (O. niloticus) Hidup Fisiologi Ikan Nila (O. niloticus) selama Transportasi Metode Penurunan Proses Metabolisme Ikan selama Transportasi Teknik imotilisasi Pengurangan metabolit METODOLOGI Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penelitian pendahuluan Penelitian inti Analisis Kualitas Air Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Konsentrasi Letal Median (LC 50 ) Ekstrak Daun... Jambu Biji Daging Buah Merah pada Transportasi Ikan Nila Respon Tingkah Laku Ikan Nila (O. niloticus) selama Transportasi Pengujian Suhu Media Selama Transportasi Pengujian Kadar Oksigen Terlarut (DO) Media... selama Transportasi... 22

11 4.5 Pengujian Kadar Karbon Dioksida (CO 2 ) selama... Transportasi Pengujian Nilai ph Media selama Transportasi Pengujian Total Amoniak Nitrogen (TAN) selama Transportasi Pengujian Tingkat Turbiditas Media selama Transportasi Pengujian Kadar Glukosa Darah Efektivitas Aplikasi Ekstrak Daun Jambu Biji Daging... Buah Merah terhadap Tingkat Eksresi Ikan Nila selama... Transportasi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 38

12 DAFTAR TABEL Halaman 1 Rancangan percobaan penelitian inti Metode pengukuran kualitas air Data mortalitas ikan nila selama pengujian LC 50 ekstrak daun... jambu biji daging buah merah Hasil pengujian nilai glukosa darah ikan nila... 33

13 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Tanaman jambu biji daging buah merah (P. guajava var. pomifera) Ikan nila (O. niloticus) Diagram alir prosedur kerja penelitian pendahuluan Diagram alir prosedur kerja penelitian inti Respon tingkah laku ikan nila (O. niloticus) selama transportasi Grafik perubahan suhu media selama transportasi Grafik perubahan kadar oksigen terlarut (DO) selama transportasi Grafik perubahan nilai karbon dioksida (CO 2 ) selama transportasi Grafik perubahan nilai ph selama transportasi Grafik perubahan nilai TAN selama transportasi Grafik perubahan nilai turbiditas selama transportasi... 32

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Tabel hasil pengukuran bobot ikan nila Gambaran visualisasi ikan nila selama transportasi Tabel hasil pengujian parameter kualitas air selama transportasi Tabel hasil analisis probit nilai LC 50 ekstrak daun jambu biji... daging buah merah Tabel analisis ragam kualitas air pada menit ke Tabel Tabel hasil uji lanjut duncan terhadap suhu, kadar CO 2,... nilai TAN, dan turbiditas pada menit ke Tabel analisis ragam kualitas air pada menit ke Tabel Tabel hasil uji lanjut duncan terhadap kadar CO 2, nilai TAN,... dan turbiditas pada menit ke Tabel analisis ragam kualitas air pada menit ke Tabel hasil uji lanjut duncan terhadap kadar DO, kadar CO 2,... nilai TAN dan turbiditas pada menit ke Tabel analisis ragam kualitas air pada menit ke Tabel hasil uji lanjut duncan terhadap kadar DO,... nilai TAN dan turbiditas pada menit ke

15 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animo masyarakat kini terhadap ikan konsumsi dalam bentuk hidup semakin tinggi karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan segar yang berkualitas dan sehat. Perkembangan ini terlihat dengan adanya peningkatan permintaan ikan hidup yang terus naik, sebagaimana yang dialami oleh ikan air tawar. Peningkatan jumlah permintaan tersebut telah diantisipasi dengan upaya meningkatkan jumlah produksinya. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mencatat, bahwa jumlah produksi ikan jenis air tawar meningkat pada tahun 2009 sampai 2010, yaitu sebesar 4,70 juta ton menjadi 5,48 juta ton per tahun (KKP 2011a). Salah satu komoditas air tawar andalan yang jumlah permintaannya selalu meningkat per tahunnya adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan nila merupakan jenis ikan yang sudah dikenal secara global. Kelebihan komoditas ini terdapat pada rasa daging ikan yang khas dan duri yang sedikit, sehingga membuat banyak orang menyukainya. Ikan nila memiliki karakteristik daging yang putih dengan rendemen daging yang tinggi. Statistik Perikanan Indonesia menunjukkan jumlah produksi ikan nila nasional meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 16,44 %, yaitu pada tahun 2009 sebesar ton menjadi ton pada tahun 2010 (KKP 2011b), sedangkan data perikanan dunia yang dihimpun oleh Food and Agriculture Organization (FAO) menunjukkan produksi nila dunia pada tahun 2010 mencapai ton. Dengan demikian, produksi nila di Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi global ikan nila, sebanyak 17,75 %. Kondisi di atas menunjukkan bahwa komoditas nila memiliki peranan penting dalam industri perikanan nasional dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan pada skala yang lebih besar. Namun demikian, penyediaan ikan nila ukuran konsumsi dalam kondisi hidup masih menjadi kendala, dan sebagian besar sistem distribusi ikan nila di pasaran dilakukan dalam kondisi mati. Sistem distribusi yang masih dilakukan secara konvensional diduga menjadi faktor penyebab kendala penyediaan ikan nila ukuran konsumsi dalam kondisi

16 hidup. Sebagaimana diketahui, penjualan ikan nila dalam kondisi hidup dapat meningkatkan nilai jual. Oleh karena itu, penjualan ikan nila dalam kondisi hidup harus lebih giat digencarkan guna meningkatkan nilai tambahnya. Nilai tambah tersebut bukan hanya terhadap kesegaran dan kualitas daging saja, tetapi juga mempengaruhi harga jual produk di pasaran. Umumnya ikan nila dalam kondisi hidup memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Didasari hal tersebut, para pembudidaya kini berusaha menjualnya dalam kondisi hidup, sehingga diperlukan teknik transportasi ikan hidup yang dapat menjamin ikan sampai ke tangan konsumen dalam kondisi masih hidup. Transportasi ikan nila hidup yang selama ini umum digunakan oleh pembudidaya adalah teknik transportasi sistem basah. Syamdidi et al. (2006) mengungkapkan bahwa dalam aplikasi teknik transportasi sistem basah dibutuhkan suatu wadah untuk menampung media dan ikan berupa wadah blong atau drum plastik. Kendala utama pada aplikasi teknik sistem basah adalah jumlah kapasitas angkut yang sedikit. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah air untuk meningkatkan kapasitas angkut ikan, namun metode tersebut cukup riskan karena peningkatan densitas ikan berisiko terhadap tingkat ketahanan hidup dan kerusakan fisik yang muncul akibat gesekan antar ikan dengan wadahnya. Melihat kecenderungan para pembudidaya yang masih mengandalkan teknik transportasi sistem basah, maka diujikanlah suatu metode alternatif lain yang dapat menjadi solusi kendala di atas, yaitu berupa pemberian perlakuan ekstrak daun jambu biji daging buah putih (Psidium guajava var. pyrifera) ke dalam media transportasi ikan nila dengan tujuan mereduksi metabolit ikan selama transportasi. Pada konsentrasi 1% ekstrak daun P. guajava var. pyrifera mampu secara optimal mereduksi metabolit ikan nila selama 2 jam transportasi (Novila 2012), namun penggunaan ekstrak daun P. guajava var. pyrifera sebanyak 1% masih dinilai kurang efisien. Berawal dari hal tersebut, diajukanlah penelitian berupa penambahan ekstrak daun jambu biji dari varietas lain, yaitu jambu biji daging buah merah (P. guajava var. pomifera), yang diduga memiliki aktivitas serupa, namun memiliki daya efektivitas yang lebih baik.

17 Berdasarkan publikasi BALITTRO (2006), daun jambu biji daging buah merah diketahui memiliki keunggulan lain, yaitu mampu mengatasi demam berdarah melalui penghambatan enzim reverse transcriptase dari virus dengue oleh senyawa tanin dalam ekstrak. Selain itu, pemberian ekstrak kering daun jambu biji daging buah merah selama 5 hari mempercepat pencapaian jumlah trombosit > /µL, pemberian ekstrak kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit > /µL setelah jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Birdi et al. (2010) mengungkapkan aktivitas anitimetabolit ekstrak daun jambu biji disebabkan adanya komponen kuersetin yang mampu menghambat pelepasan asetilkolin yang berdampak terhadap aktivitas metabolisme. Menurut Sanda et al. (2011), ekstrak daun jambu biji daging buah merah juga memiliki beberapa aktivitas lain, diantaranya sebagai antioksidan, antimikroba, antidepresan, antitusif, dan antiinflamasi. Mengingat tingginya potensi daun jambu biji daging buah merah, maka perlu dilakukan kajian lebih dalam mengenai potensi pemaanfaatannya dalam aplikasi tansportasi ikan nila hidup. 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mempelajari aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah pada transportasi ikan nila hidup, mempelajari kemampuan ekstrak daun jambu biji daging buah merah dalam menghambat metabolit ikan nila selama transportasi, dan menentukan konsentrasi optimal ekstrak daun jambu biji daging buah merah sebagai agen antimetabolit selama transportasi.

18 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Kimia dan Aplikasi Daun P. guajava var. pomifera Jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu produk hortikultura yang termasuk komoditas internasional. Lebih dari 150 negara membudidayakan tanaman tropis ini, diantaranya Jepang, India, Taiwan, Malaysia, Brasil, Australia, Filipina, dan Indonesia (Parimin 2007). P. guajava merupakan jenis tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yang secara tradisional digunakan sebagai obat di beberapa bagian dunia untuk mengobati beberapa penyakit. Tanaman jambu biji memiliki dua varietas yang umum digunakan sebagai obat, antara lain jambu biji daging buah merah (P. guajava var. pomifera) dan jambu biji daging buah putih (P. guajava var. pyrifera) (Barbalho et al. 2012). Bagian tanaman yang paling sering dimanfaatkan sebagai obat herbal, antara lain daun, buah, kulit dan akar (Gutiérrez et al. 2008). Visualisasi tanaman jambu biji daging buah merah disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007) Menurut Gutiérrez et al. (2008), dari sekian banyak bagian tanaman jambu biji yang dapat dimanfaatkan, bagian daunlah yang dinilai paling potensial dalam aplikasi farmakologi. Hal tersebut karena di dalam daun terkandung berbagai komponen aktif, diantaranya minyak esensial, flavonoid dan saponin yang dikenal dengan flavonoid avicularin dan 3-L-4pyranoside dengan kemampuan antibakterinya yang kuat serta beberapa substansi lainnya, misal lemak, selulosa, klorofil dan garam mineral. Studi kajian etno farmakologi menunjukkan bahwa daun jambu biji dimanfaatkan di berbagai belahan dunia sebagai antiinflamasi,

19 antidiabetes, antihipertensi, pengobatan pada luka, analgesik, dan efek antipiretik. 2.2 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Nila (O. niloticus) Ikan nila merupakan ikan ekonomis penting di dunia karena cara membudidayakannya yang mudah, rasa yang digemari, harga relatif terjangkau, dan memiliki toleransi yang luas terhadap lingkungan (Gustiano & Arifin 2010). Visualisasi morfologi ikan nila disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Ikan nila (O. niloticus) Sumber: Fishbase (2012) Klasifikasi ikan nila berdasarkan Trewavas (1983) dalam Suyanto (2008) termasuk dalam Filum: Chordata, Sub-Filum : Vertebrata, Kelas: Osteichthyes, Sub-Kelas: Acanthoptherigii, Ordo: Percomorphi, Sub-Ordo: Percoidea, Famili: Cichlidae, Genus: Oreochromis, dan Spesies: Oreochromis niloticus. Ciri morfologi ikan nila (O. niloticus), antara lain memiliki tubuh pipih ke samping memanjang, warna tubuh kehitaman, semakin ke perut semakin terang. Ikan nila memliki garis vertikal 9-11 buah bewarna hijau kebiruan. Sirip ekor memiliki 6-12 garis melintang yang ujungnya bewarna kemerah-merahan, sedangkan pada sirip punggung terdapat garis-garis miring. Ciri meristik ikan nila, antara lain jumlah sisik pada garis rusuk sebanyak 34 buah, jari-jari siripnya terdiri dari 17 jari-jari keras dan 13 jari-jari lunak pada sirip punggung, 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak pada sirip perut, 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lunak pada sirip anal, dan 8 jari-jari keras melunak pada sirip ekor (Kordi 2009). Ikan nila terdistribusi dibeberapa belahan dunia, diantaranya di Afrika bagian timur, yaitu Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Ikan ini lalu mulai diintroduksi ke negara-negara bagian Eropa, Amerika,

20 kawasan Timur Tengah, dan Asia (Suyanto 2008). Ikan nila diintroduksi dari Taiwan ke Indonesia pada tahun Jenis-jenis ikan nila yang didatangkan dari luar merupakan strain unggul dan melalui upaya tersebut diharapkan dapat memperbaiki mutu genetik ikan nila. Varietas strain nila yang didatangkan dari luar diantaranya, nila bewarna hitam yang didatangkan dari Thailand pada tahun 1989 (Chitralada), Filipina pada tahun 1994 dan 1997 (GIFT), sedangkan jenis nila merah didatangkan dari Thailand pada tahun 1989 (NIFI). Beberapa nila hasil pemuliaan di Indonesia, antara lain nila gesit, nila nirwana, nila larasati, dan nila BEST (Gustiano & Arifin 2010). Ikan nila terkenal sebagai ikan yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan hidupnya, misal salinitas. Ikan ini mampu hidup pada kisaran salinitas Nilai ph habitat ikan nila, 6-8,5 dengan kisaran ph pertumbuhan optimalnya adalah 7-8. Suhu optimal lingkungan hidup ikan nila, 25-30ºC, sehingga ikan ini cocok untuk dipelihara di daerah dataran rendah hingga dataran yang agak tinggi (500 m dpl) (Suyanto 2008). 2.3 Moda Transportasi Ikan Nila Hidup Transportasi atau pengangkutan adalah suatu usaha menempatkan ikan dalam lingkungan baru yang berlainan dengan lingkungan asalnya disertai perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Faktor yang paling berpengaruh dalam mencapai keberhasilan penanganan ikan hidup adalah perlakuan saat pengangkutan. Transportasi ikan hidup berdasarkan media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transportasi ikan hidup dengan menggunakan media air dan transportasi ikan hidup menggunakan media non-air (Junianto 2003). Pengangkutan ikan nila hidup umumnya dilakukan terhadap benih yang sistem pengangkutannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengangkutan sistem basah terbuka dan sistem basah tertutup. Pada proses pengangkutan sistem terbuka, ikan diangkut menggunakan keramba, setiap keramba dapat diisi air bersih sebanyak 15 liter dan dapat mengangkut sekitar ekor benih yang berukuran 3-5 cm. Metode ini umumnya dilakukan ketika mengangkut benih dalam jarak dekat. Sedangkan pengangkutan sistem tertutup umumnya dilakukan

21 untuk transportasi benih dalam jarak jauh, yang memerlukan waktu 4-5 jam. Pada jenis transportasi ini benih diangkut menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih sebanyak 5 liter yang diberi buffer Na(HPO 4 ).H 2 O sebanyak 9 g (Gustiano & Arifin 2010). Pengangkutan ikan nila konsumsi umumnya menggunakan metode yang sama halnya dengan pengangkutan benih. Wadah yang digunakan untuk mengangkut ikan hidup dapat dibuat lebih besar atau lebih banyak, baik dalam kantong plastik maupun dalam tong plastik. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak boleh terlalu padat. Untuk lama waktu pengangkutan 10 jam kepadatan berkisar 5-6 kg/kantong plastik. Apabila jarak yang ditempuh lebih dari 10 jam, maka gas harus diganti setiap 10 jam (Gustiano & Arifin 2010). 2.4 Fisiologi Ikan Nila selama Transportasi Hal utama yang paling menentukan keberhasilan kegiatan pemanenan ikan adalah proses transportasi yang sanggup mempertahankan kualitas produk hingga akhir tujuan (Serra et al. 2011). Selama proses transportasi berlangsung, ikan akan ditempatkan dalam lingkungan baru yang berlainan dengan lingkungan asalnya disertai perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Perubahan lingkungan yang sangat mendadak dapat mengakibatkan ikan menjadi stres dan mengalami perubahan tingkah laku (hiperaktif) (Junianto 2003). Efekefek stimuli selama transportasi dapat menyebabkan meningkatnya sekresi katekolamin dan kortisol pada ikan. Stres adalah suatu keadaan saat suatu organisme tidak mampu mengatur kondisi fisiologis yang normal karena berbagai faktor yang merugikan yang mempengaruhi kondisi kesehatannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres ikan, antara lain stresor kimiawi (kualitas air buruk: DO rendah, ph tidak sesuai; polusi; komposisi pakan; dan senyawa nitrogen berupa sisa metabolisme), stresor fisik (suhu lebih tinggi atau lebih rendah, cahaya berlebih atau kurang, suara, dan gas-gas terlarut), stresor biologis (densitas populasi terlalu tinggi, multikultur, parasit, dan keberadaan mikroba), dan stresor prosedural (penanganan, pengiriman/transportasi, penanganan penyakit) (Irianto 2005). Stres fisiologis akan terakumulasi ketika ikan dipindahkan dari satu tempat ke tempat

22 lain, baik secara individu maupun berkelompok. Stres fisiologis diperparah akibat terjadinya abrasi serius dan kejutan mekanis, terutama akibat ikan yang merontaronta (Ross & Ross 2008). 2.5 Metode Penurunan Proses Metabolisme Ikan selama Transportasi Penurunan metabolisme merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi buangan hasil metabolisme yang bersifat toksik selama transportasi. Hal ini bertujuan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ikan sehingga tingkat kelangsungan hidup ikan yang ditransportasikan tetap tinggi. Tingginya tingkat kelangsungan hidup ikan pasca proses transportasi mengindikasikan keberhasilan proses transportasi. Metode-metode yang dapat diaplikasikan untuk menurunkan laju metabolisme ikan selama transportasi, diantaranya teknik imotilisasi dan pengurangan metabolit Teknik imotilisasi Pembiusan atau imotilisasi ikan untuk tujuan transportasi dapat dilakukan dengan penurunan suhu maupun penambahan senyawa kimia. Pembiusan dengan suhu rendah dapat dilakukan dengan dua cara, diantaranya pembiusan secara langsung dan secara bertahap. Sedangkan pembiusan dengan pemberian senyawa anestesi dilakukan dengan menambahkan senyawa anestesi ke dalam media dengan konsentrasi tertentu hingga ikan masuk dalam fase sedatif. Pembiusan ikan dengan suhu rendah lebih menguntungkan daripada menggunakan bahanbahan kimia. Hal ini disebabkan dalam penggunaan suhu rendah lebih murah dan aman digunakan karena tidak didapatkan residu kimia yang dapat membahayakan konsumen (Junianto 2003). Pembiusan secara langsung dilakukan dengan memasukkan ikan yang akan dibius ke dalam media air yang telah didinginkan sampai suhu pembiusan. Sedangkan pembiusan secara bertahap dilakukan dengan menurunkan suhu media secara bertahap sampai suhu pembiusan tercapai (Junianto 2003). Syamdidi et al. (2006) menyatakan bahwa metode penurunan suhu secara bertahap merupakan dasar penyusunan teknologi transportasi ikan hidup. Metode yang dilakukan adalah dengan menurunkan suhu media air secara bertahap dengan kecepatan 5 ºC/jam sampai ikan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

23 2.5.2 Pengurangan metabolit Penggunaan suhu rendah untuk transportasi ikan hidup terbukti cukup efektif untuk mengurangi aktivitas ikan selama transportasi dan meningkatkan ketahanan hidup ikan. Sebagaimana diketahui, perlakuan penurunan suhu dapat menekan respirasi dan aktivitas ikan (Syamdidi et al. 2006). Aplikasi suhu rendah dalam transportasi sistem tertutup dapat dilakukan dengan menambahkan es batu ke dalam kantong yang berisikan media sebanyak L hingga suhu mencapai 18ºC (Nugroho & Sulhi 2011). Alternatif lain untuk meningkatkan ketahanan hidup ikan selama transportasi dapat dilakukan dengan menambahkan ekstrak daun jambu biji daging buah putih ke dalam media transportasi. Selama simulasi transportasi, ekstrak dapat menurunkan laju ekskresi ikan. Penurunan laju ekskresi ikan disebabkan aktivitas ekstrak daun jambu biji daging buah putih yang dapat memberikan efek penghambatan terhadap buangan ikan (Novila 2012). Buangan ikan mengandung amoniak yang dalam jumlah tinggi dapat bersifat toksik terhadap ikan selama proses transportasi. Hasil penelitian Novila (2012) menyatakan bahwa ekstrak daun jambu biji daging buah putih mampu menghambat laju ekskresi ikan nila (O. niloticus) selama transportasi 2 jam, sehingga meminimalkan akumulasi amoniak di dalam air selama transportasi. Konsentrasi optimal aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah putih dalam proses transportasi ikan nila sebesar 1%.

24 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan Biokimia Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan serta Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bahan utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan, yaitu ikan nila (O. niloticus), daun jambu biji daging buah merah (P. guajava var. pomifera) dengan posisi daun 3-4 daun dari bagian pucuk, dan media air. Ikan nila yang digunakan dalam pengujian berada pada stadia konsumsi ( g) dan diperoleh dari kolam budidaya di Desa Cipetir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Selain itu, daun jambu biji daging buah merah yang dijadikan bahan ekstrak diperoleh di perkebunan jambu biji Budi Agung, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Bahan-bahan pembantu yang digunakan, antara lain air, aquades, NaOH, chlorox, fenolftalein (PP), larutan phenate, MnSO 4, dan NH 3. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, diantaranya wadah transportasi, timbangan digital (Tanita), simulator transportasi, gelas ukur, ember, timer, multimeter parameter kualitas air Water Quality Meter (TOA DKK), ph meter (Thermo Orion 3 Star), Erlenmeyer, Beaker glass, aerator, buret, tes kit glukosa darah (Gluco DR), blender, kertas saring kasar, pipet mikro, turbidimeter (Hach), pipet volumetrik (0,5 ml, 1 ml, dan 2 ml), dan spektrofotometer. 3.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan inti. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi dasar yang akan digunakan pada penelitian inti.

25 3.3.1 Penelitian pendahuluan Penentuan nilai konsentrasi letal median (LC 50 ) ekstrak daun jambu biji daging buah merah (P. guajava var. pomifera) dilakukan dalam penelitian pendahuluan. Diagram alir prosedur penelitian pendahuluan disajikan pada Gambar 3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Penimbangan masing-masing ikan sebanyak 1 kg untuk setiap toples Penyiapan 4 buah toples sebagai wadah pengujian yang masingmasing berisikan media air Pengujian ikan dalam toples yang masing-masing berisikan ekstrak daun P. guajava var. pomifera dengan tingkatan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20% Pengamatan jumlah mortalitas ikan selama 3 jam Rekapitulasi data hasil pengujian Gambar 3 Diagram alir prosedur kerja penelitian pendahuluan Ikan nila masing-masing sebanyak 1 kg diaklimatisasi dalam 3 wadah toples berbeda yang berisikan media air sebanyak 3 L. Selanjutnya, larutan ekstrak daun jambu biji daging buah merah dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20% ditambahkan pada masing-masing toples. Pengamatan dilakukan selama 3 jam terhadap tingkat mortalitas ikan. Data jumlah ikan yang mati diolah dengan analisis probit (SPSS 16.0) untuk penentuan nilai konsentrasi letal median (LC 50 ) ekstrak daun jambu biji daging buah merah.

26 Metode pembuatan ekstrak daun jambu biji daging buah merah diacu dari Birdi et al. (2010), jenis ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Ekstrak dibuat berdasarkan perbandingan antara daun jambu biji daging buah merah dan pelarut polar (aquades), yaitu 1:16. Mekanisme pembuatannya dilakukan dengan menghaluskan sejumlah daun jambu biji daging buah merah dengan perbandingan tertentu menggunakan blender. Daun yang telah dihaluskan dimasukkan dalam Beaker glass yang berisi pelarut dengan volume tertentu, kemudian proses ekstraksi dilakukan hingga volume ekstrak (daun jambu:pelarut) tereduksi ¼ bagian volume asal. Selanjutnya, ekstrak kasar disaring dengan kertas saring. Hasil penyaringan dijadikan larutan stok ekstrak daun jambu biji daging buah merah dengan konsentrasi 100% Penelitian inti Penelitian inti dilakukan setelah penentuan konsentrasi letal median (LC 50 ) ekstrak daun P. guajava var. pomifera. Dalam penelitian inti dilakukan pengujian aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah terhadap kemampuan inhibisi metabolit ikan nila selama transportasi. Rincian prosedur penelitian utama disajikan pada Gambar 4. Ikan Nila (O. niloticus) Penimbangan masing-masing ikan sebanyak 1 kg untuk kontrol dan setiap wadah bersekat Penyiapan 4 buah wadah transportasi berisikan media air (perbandingan ikan dan air, yaitu 1:3) Pengujian ikan dalam transportasi yang masing-masing berisikan ekstrak daun P. guajava var. pomifera dengan tingkatan konsentrasi (0%, 0,25%, 0,50%, dan 0,75%) Pengujian kualitas air setiap 30 menit selama 2 jam Rekapitulasi data hasil pengujian Gambar 4 Diagram alir prosedur kerja penelitian inti

27 Ikan nila sebanyak 1 kg ditimbang untuk masing-masing perlakuan uji. Ikan nila dimasukkan ke dalam wadah toples yang telah berisi air dengan perbandingan antara ikan dan air yang digunakan selama simulasi adalah 1:3. Ekstrak daun P. guajava var. pomifera dimasukkan dengan konsentrasi 0%, 0,25%, 0,50%, dan 0,75%. Simulasi dilakukan selama dua jam dan dilakukan dengan simulator transportasi, yakni pada setiap jam dilakukan pengambilan sampel air secara duplo untuk pengujian kualitas air. Parameter kualitas air yang akan diuji, diantaranya suhu, O 2, CO 2, ph, dan amoniak. Kadar amoniak yang diuji merupakan indikator dari penghambatan laju ekskresi dari ikan nila. Selain itu, pengujian kadar glukosa darah ikan dilakukan sebelum dan pasca proses transportasi dengan cara melakukan pengambilan darah dibagian pangkal ekor kemudian sampel darah diuji dengan alat indikator glukosa darah. Penelitian inti terdiri dari 4 taraf yang berupa perbedaan tingkatan konsentrasi ekstrak daun P. guajava var. pomifera. Setiap taraf terdiri dari dua ulangan, dan dari setiap ulangan diambil sampel airnya secara duplo untuk pengujian kualitas air selama simulasi transportasi. Ilustrasi perancangan percobaan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Rancangan percobaan penelitian inti Perlakuan Ulangan Parameter Konsentrasi ekstrak P. Guajava var. pomifera (%) 0,25 0, Suhu, Oksigen terlarut, Karbon dioksida, ph, TAN, Turbiditas 0, Analisis Kualitas Air Analisis kualitas air dilakukan untuk mengetahui kondisi kualitas air selama simulasi transportasi berlangsung. Parameter-parameter kualitas air yang diukur selama pengujian, diantaranya suhu, dissolved oxygen (DO), karbon dioksida

28 (CO 2 ), nilai ph, total amoniak nitrogen (TAN), dan turbiditas. Metode pengukuran terhadap parameter kualitas air disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Metode pengukuran kualitas air Parameter Alat Cara Pengukuran Suhu Multimeter Pembacaan skala Turbiditas Turbidimeter Pembacaan skala DO DO-meter Pembacaan skala CO 2 Alat gelas Titrasi ph ph-meter Pembacaan skala TAN Spektrofotometer Pembacaan skala Pengukuran karbon dioksida (CO 2 ) (Dye 1958 dalam Novriani 2009) Karbon dioksida (CO 2 ) diukur menggunakan alat gelas dengan metode titrasi sebagai berikut: air uji sebanyak 25 ml dipipet dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Indikator fenolftalein sebanyak 2-3 tetes ditambahkan ke dalam masing-masing Erlenmeyer. Air sampel dititrasi dengan Na 2 CO 3 0,0454 N hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Volume titran yang digunakan kemudian dicatat. Konsentrasi CO 2 air uji dapat diketahui melalui perhitungan dengan rumus: CO 2 mg/l = A N ml air sampel Keterangan: A = ml Na 2 CO 3 N = normalitas Na 2 CO 3 44 = bobot molekul CO 2 Pengukuran TAN (Wheatherburn 1967 dalam Novriani 2009) Total amonia nitrogen (TAN) diukur menggunakan alat spektrofotometer dengan metode sebagai berikut: sampel air dipipet sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam Beaker glass 100 ml. Larutan standar NH 4 Cl sebanyak 25 ml disiapkan dari larutan standar amonia. Blanko dibuat dengan menggunakan

29 25 ml akuades. Satu tetes MnSO 4, 0,5 ml chlorox, dan 0,6 ml phenate ditambahkan ke dalam larutan standar, air uji, dan blanko sampai warna biru kehijauan kemudian dibiarkan sampai 15 menit. Spektrofotometer diatur absorbansi 0 dan panjang gelombang 630 nm menggunakan larutan blanko. Konsentrasi TAN dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Cst As TAN mg/l = Ast Keterangan : Cst = konsentrasi larutan standar As = Nilai absorban sampel Ast = Nilai absorban standar 3.5 Analisis Kadar Glukosa Darah Pengujian kadar glukosa darah ikan nila dilakukan sebelum dan pasca simulasi transportasi. Sebanyak satu ekor ikan nila diambil darahnya kemudian sampel darahnya diuji dengan tes kit glukosa darah (Gluco DR). Nilai yang tertera pada alat merupakan gambaran kadar glukosa darah ikan yang ditampilkan dengan satuan mg/dl. 3.6 Analisis Data Efektivitas konsentrasi ekstrak daun P. guajava var. pomifera terhadap penghambatan laju ekskresi ikan nila (O. niloticus) dianalisis dengan rancangan acak lengkap (RAL) tunggal, dimana ekstrak daun jambu biji merah sebagai faktor dan perbedaan konsentrasi ekstrak daun P. guajava var. pomifera sebagai taraf. Hipotesis merupakan pendugaan terhadap pengaruh perlakuan yang diujikan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut. H 0 : Perbedaan konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah yang diujikan tidak memberikan efek penghambatan terhadap laju ekskresi ikan nila selama transportasi. H 1 : Perbedaan konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah yang diujikan memberikan efek penghambatan terhadap laju eksrkesi ikan nila selama transportasi.

30 Model rancangan matematika RAL, sebagai berikut: Y ij = µ + τ i + ε ij Keterangan: Y ij = Respon pengaruh perbedaan suhu media air pada taraf ke-i ulangan ke-j µ = Pengaruh rata-rata umum τ i = Pengaruh penyimpanan pada taraf ke-i ε ij = Pengaruh acak (galat percobaan) pada penyimpanan ke-i ulangan ke-j Model rancangan diuji dengan program pengolah data SPSS 16.0 berupa analisis ragam pada selang kepercayaan 95% (α = 0,05). Pentabulasian data ini dianalisis menggunakan program pengolah data SPSS Apabila hasil perhitungan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata, maka akan dilakukan uji lanjut Duncan. Rumus uji lanjut Duncan, sebagai berikut: R p = q (Σ p; dbs; α) kts r Keterangan: Rp = Nila kritikal untuk perlakuan yang dibandingkan p = perlakuan dbs = derajat bebas α = pengaruh durasi penyimpanan kts = jumlah kuadran tengah r = ulangan

31 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu faktor kritis penentu keberhasilan kegiatan pascapanen perikanan adalah metode transportasi. Oleh karena itu, upaya-upaya dalam memperbaiki tingkat kelangsungan hidup biota selama transportasi perlu dilakukan. Salah satu teknik alternatif yang perlu diuji (karena dinilai potensial dapat menjaga kualitas dan sintasan hidup ikan hingga tujuan akhir) adalah aplikasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah pada transportasi ikan nila hidup. Pengujian dan hasil yang diperoleh disampaikan di bawah ini. 4.1 Pengujian Konsentrasi Letal Median (LC 50 ) Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Merah terhadap Ikan Nila Konsentrasi letal median (LC 50 ) merupakan konsentrasi letal dimana 50% dari hewan uji mengalami kematian. Penentuan nilai LC 50 seringkali dijadikan sebagai indikator tingkat toksisitas suatu zat. Dalam penelitian ini, nilai LC 50 dijadikan dasar penentuan konsentrasi untuk penelitian inti. Hasil pengujian konsentrasi letal median ekstrak daun jambu biji daging buah merah terhadap ikan nila disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Konsentrasi (%) Data mortalitas ikan nila selama pengujian LC 50 ekstrak daun jambu biji daging buah merah Waktu (menit) Jumlah Ikan (ekor) mati hidup Jumlah Total Ikan Hidup (ekor)

32 Tabel 3 menunjukkan bahwa selama pengujian 180 menit tidak ditemukan adanya kematian pada kontrol, sedangkan pada perlakuan ekstrak dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20% ditemukan kematian pada ikan masingmasing sebanyak 2, 4, 3, dan 3 ekor. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlakuan ekstrak yang diberikan memiliki sifat letal. Tingginya tingkat kematian ikan nila uji juga menggambarkan daya toksik suatu senyawa, namun berdasarkan hasil pengamatan tingginya daya toksik ekstrak tidak selalu berkorelasi dengan tingginya tingkat konsentrasi ekstrak. Penentuan nilai konsentrasi letal median dilakukan dengan penghitungan analisis probit menggunakan program pengolah data SPSS Hasil analisis probit menunjukkan bahwa nilai konsentrasi letal median (LC 50 ) ekstrak daun jambu biji daging buah merah sebesar 2,55%. Konsentrasi letal median ekstrak daun jambu biji daging buah merah mengindikasikan bahwa sebanyak 50% hewan uji, yaitu ikan nila mengalami kematian pada konsentrasi ekstrak 2,55%. Berdasarkan hal di atas, maka penetapan konsentrasi dalam pengujian selanjutnya adalah sebagai berikut 0,25%, 0,50%, dan 0,75%. Hendri et al. (2010) mengungkapkan, apabila konsentrasi letal median suatu senyawa berada pada kisaran 1-10 mg/l, maka senyawa tersebut termasuk dalam kategori yang memiliki tingkat daya racun tinggi. Selain itu, juga dijelaskan bahwa suatu senyawa pada konsentrasi tertentu dapat memiliki peran biologis yang baik, namun apabila konsentrasinya melebihi ambang batas yang ditetapkan senyawa tersebut dapat berubah menjadi toksik dan bersifat akut. 4.2 Respon Tingkah Laku Ikan Nila (O. niloticus) selama Transportasi Respon tingkah laku merupakan salah satu cara ikan dalam menanggapi perubahan lingkungan. Respon tersebut dapat berupa aktivitas renang ikan, gerak tubuh ikan, gerak buka tutup insang, dan gerak sirip ikan. Pengamatan respon tingkah laku ikan selama simulasi transportasi juga merupakan gambaran fisiologis ikan selama proses transportasi berlangsung. Hasil pengamatan respon tingkah laku ikan nila selama transportasi disajikan pada Gambar 5.

33 Skala Waktu (Jam) (a) 5 4 Skala Waktu (Jam) (b) Skala Waktu (Jam) (c) Gambar 5 Respon tingkah laku ikan nila (O. niloticus) selama transportasi: (a) gerak tubuh; (b) gerak tutup insang; dan (c) gerak sirip (kontrol ; 0,25% ; 0,50% ; dan 0,75% ) Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada menit ke-0, tingkah laku ikan pada kontrol dan perlakuan dengan konsentrasi 0,25%, 0,50%, dan 0,75% cenderung memiliki aktivitas yang normal karena ikan telah melalui proses aklimatisasi selama 15 menit sebelum pengujian dimulai. Aklimatisasi pada ikan dilakukan agar ikan menjadi lebih adaptif terhadap lingkungan barunya, sehingga

34 dalam proses transportasi tingkat stres yang dicapai dapat direduksi. Gambaran visualisasi respon tingkah laku ikan nila selama transportasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada fase berikutnya, yaitu menit ke-30 hingga 60, tingkah laku ikan cenderung agak cepat, terutama pada perlakuan dengan konsentrasi 0,25%, 0,50%, dan 0,75%. Hal ini diduga karena pada perlakuan tersebut pengaruh ekstrak belum bereaksi secara optimal pada fisiologis ikan, sehingga efek perlakuan belum terlihat dominan pada tingkah laku ikan, sedangkan pada kontrol, tingkah laku ikan masih dalam kondisi normal, mengingat kondisi media kontrol (turbiditas) tidak terlalu berbeda dibandingkan menit sebelumnya. Pada menit ke-90 efek perlakuan lebih terlihat dominan pada aktivitas tingkah laku ikan, dimana pada perlakuan dengan konsentrasi 0,25%, 0,50%, dan 0,75%, respon tingkah laku ikan cenderung lebih tenang dan lambat. Hal serupa tidak terjadi pada kontrol, dimana respon tingkah laku ikan kontrol meningkat seiring waktu pengamatan. Diduga penurunan kualitas air yang terjadi pada media kontrol merupakan faktor penyebabnya. Penurunan kualitas air yang terjadi dapat berupa meningkatnya kadar CO 2, TAN, dan kekeruhan sehingga tingkat stres ikan mempengaruhi aktivitas tingkah lakunya. Gambar 5 menunjukkan bahwa pada menit ke-120 aktivitas tingkah laku ikan yang diberikan perlakuan penambahan ekstrak daun jambu biji buah merah cenderung normal, namun pada ikan kontrol, respon tingkah lakunya cenderung normal lambat. Perilaku yang cenderung normal dan lambat mengindikasikan tingkat kelelahan ikan akibat stres berkelanjutan selama transportasi. 4.3 Pengujian Suhu Media selama Transportasi Suhu merupakan salah satu faktor fisik yang berperan dalam pengaturan keseimbangan fisiologis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Kisaran toleransi setiap jenis ikan terhadap suhu memiliki rentang yang berbedabeda. Maka dari itu, pengujian terhadap perubahan suhu media selama transportasi berlangsung dilakukan karena suhu merupakan faktor penting yang berperan menentukan keberhasilan transportasi. Perubahan suhu media selama pengujian transportasi ikan nila disajikan pada Gambar 6.

35 Hasil pengujian menunjukkan bahwa suhu media transportasi pada masingmasing perlakuan cenderung meningkat hingga akhir waktu pengamatan. Peningkatan suhu mulai terjadi dari menit ke-30 hingga 120. Perubahan suhu yang terjadi selama pengujian 25,40-26,93ºC. Kisaran suhu minimum yang dicapai selama pengujian terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,50%, sedangkan kisaran suhu maksimum yang dicapai selama pengujian terdapat pada konsentrasi 0,75%. Perubahan suhu yang terjadi selama pengujian masih lebih kecil dibandingkan hasil penelitian Novila (2012), yaitu 25,40-27,38ºC. Hal ini mengindikasikan pemberian ekstrak daun jambu biji daging buah merah lebih efektif menurunkan aktivitas tingkah laku biota selama transportasi. Suhu (ᵒC) 27,00 26,80 26,60 26,40 26,20 26,00 25,80 25,60 25,40 25,20 b b b a Waktu (menit) Gambar 6 Grafik perubahan suhu media selama transportasi; huruf berbeda (a,b) pada grafik menunjukkan nilai berbeda nyata (kontrol ; 0,25% ; 0,50% ; dan 0,75% ) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan berupa perbedaan konsentrasi ekstrak daun jambu biji daging buah merah selama transportasi ikan nila memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap perubahan suhu media transportasi pada menit ke-30, sedangkan pada menit ke-60, 90, dan 120, perlakuan ekstrak tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap perubahan suhu media. Perubahan suhu yang terjadi dalam media pada masing-masing perlakuan masih dalam batas toleransi ikan nila. Sebagaimana dikemukakan Mjoun et al. (2010) yang menyatakan bahwa kisaran suhu optimum habitat ikan nila 22-29ºC. Perubahan suhu kontrol cenderung meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan ekstrak daun jambu biji daging buah merah. Aktivitas ikan pada media

36 kontrol yang bersifat lebih agresif dibandingkan dengan ikan yang diberikan perlakuan ekstrak daun jambu biji diduga merupakan penyebabnya (Gambar 2). Menurut Supriyanto et al. (2007), perubahan posisi yang sangat cepat mengakibatkan tingginya frekuensi gesekan antar molekul air, sehingga dapat menimbulkan panas yang menyebabkan suhu media kontrol lebih tinggi dibandingkan suhu media perlakuan lainnya. Peningkatan suhu tidak selalu berakibat pada kematian ikan (Irianto 2005), namun meningkatnya suhu dapat menyebabkan gangguan fisiologis berupa peningkatan laju metabolisme pada ikan (Ross & Ross 2008). Selama kisaran suhu media masih dalam batasan toleransi, maka sintasan hidup ikan selama proses transportasi tetap dapat dipertahankan (Junianto 2003). 4.4 Pengujian Oksigen Terlarut (DO) Media selama Transportasi Oksigen diperlukan ikan untuk katabolisme yang menghasilkan energi bagi aktivitas berupa renang, reproduksi, dan pertumbuhan (Irianto 2005). Pentingnya peranan oksigen bagi kelangsungan hidup ikan, menjadikan oksigen sebagai salah satu parameter pengujian dalam penelitian ini. Hasil pengujian kadar oksigen terlarut dalam media selama transportasi berlangsung disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Nilai DO (mg/l) 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0, Waktu (menit) Grafik perubahan kadar oksigen terlarut (DO) selama transportasi; huruf berbeda (a,b) pada grafik menunjukkan nilai berbeda nyata (kontrol ; 0,25% ; 0,50% ; dan 0,75% ) Konsentrasi oksigen terlarut pada masing-masing taraf perlakuan cenderung bersifat fluktuatif, yaitu pada menit awal pengujian hingga menit ke-30 konsentrasi oksigen media pada setiap perlakuan menurun drastis kemudian b b a d c b a

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. METODOLOGI 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 0. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan

Lebih terperinci

Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007)

Gambar 1 Tanaman P. guajava var. pomifera Sumber: Parimin (2007) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Kimia dan Aplikasi Daun P. guajava var. pomifera Jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu produk hortikultura yang termasuk komoditas internasional. Lebih dari

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 9 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2012. Adapun tempat penelitiannya yaitu di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian berjudul Pengujian Biji Pala (Myristica sp.) sebagai Bahan Anestesi Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dilaksanakan di Laboratorium Bahan Baku dan Industri

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan November Desember 2013, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2011 di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air sebagai Tempat Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan nila.

Lebih terperinci

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata) ABSTRAK

TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 TRANSPORTASI BASAH BENIH NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA (Plumeria acuminata)

Lebih terperinci

APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU Psidium guajava var. pomifera PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU Psidium guajava var. pomifera PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Aplikasi ekstrak daun jambu, Suwandi R, et al. JPHPI 2013, Volume 16 Nomor 1 APLIKASI EKSTRAK DAUN JAMBU Psidium guajava var. pomifera PADA PROSES TRANSPORTASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Application

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Pada tahap pendahuluan dilakukan penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Air Sebagai Tempat Hidup Ikan Bawal Air Tawar Hasil analisis kualitas media air yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis kualitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1 TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1 Komariah Tampubolon 1 dan Wida Handini 2 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji berbagai

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran

Lebih terperinci

PENURUNAN METABOLISME IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PROSES TRANSPORTASI MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava var.

PENURUNAN METABOLISME IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PROSES TRANSPORTASI MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava var. PENURUNAN METABOLISME IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PROSES TRANSPORTASI MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava var. pyrifera) Application of White Pulp Guava Leaf Extract (Psidium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang akan diterapkan yaitu pemakaian

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama. 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen

Lebih terperinci

STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR

STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR STUDI TEKNIK PENANGANAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO-L) HIDUP DALAM WADAH TANPA AIR Satria Wati Pade, I Ketut Suwetja, Feny Mentang Pascasarjana Prodi Ilmu Pangan, UNSRAT, Manado lindapade@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan selama 30 hari, diperoleh bahwa pengaruh salinitas terhadap kelangsungan hidup benih nila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya ikan nila semakin diminati oleh pembudidaya ikan air

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya ikan nila semakin diminati oleh pembudidaya ikan air 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan budidaya ikan nila semakin diminati oleh pembudidaya ikan air tawar. Permintaan benih ikan nila yang semakin meningkat menyebabkan penyediaan benih harus dilakukan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, pengamatan laju pertumbuhan Kappaphycus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Tanaman dan RGCI, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i 13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juni 2009 sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Total Amonia Nitrogen (TAN) Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) diukur setiap 48 jam dari jam ke-0 hingga jam ke-120. Peningkatan konsentrasi TAN terjadi pada

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR Oleh : Wida Handini C34103009 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat 41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kelangsungan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup (SR) Kelangsungan hidup merupakan suatu perbandingan antara jumlah organisme yang hidup diakhir penelitian dengan jumlah organisme

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Alat dan Bahan Bahan yang akan digunakan pada persiapan penelitian adalah kaporit, sodium thiosulfat, detergen, dan air tawar. Bahan yang digunakan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan perikanan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Juanda Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA

ADAPTASI FISIOLOGI. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA ADAPTASI FISIOLOGI Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA ADAPTASI FISIOLOGI LINGKUNGAN Adaptasi : Proses penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Bobot benih ikan nila hibrid dari setiap perlakuan yang dipelihara selama 28 hari meningkat setiap minggunya. Bobot akhir benih ikan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : 11.11.5412 Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 BISNIS BUDIDAYA IKAN NILA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Pembuatan Media Pembuatan air bersalinitas 4 menggunakan air laut bersalinitas 32. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

KANDUNGAN SENYAWA FITOKIMIA, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LAMUN Syringodium isoetifolium NABILA UKHTY

KANDUNGAN SENYAWA FITOKIMIA, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LAMUN Syringodium isoetifolium NABILA UKHTY KANDUNGAN SENYAWA FITOKIMIA, TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN LAMUN Syringodium isoetifolium NABILA UKHTY DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian berupa percobaan di laboratorium yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di suplementasi selenium organik dengan dosis yang berbeda, sehingga pakan dibedakan menjadi 4 macam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas

Lebih terperinci

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 11 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2012 bertempat di Laboratorium Biokimia Hasil Perikanan, Laboratorium Bagian Industri Hasil Perairan, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Siam Jumlah rata rata benih ikan patin siam sebelum dan sesudah penelitian dengan tiga perlakuan yakni perlakuan A kepadatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila GIFT 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila GIFT (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio L.) sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Ikan air tawar yang bernilai ekonomis cukup penting ini sudah sangat dikenal luas oleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AERATOR PADA TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) HIDUP DENGAN MEDIA AIR. Cecep Iman Firmansyah

PENGGUNAAN AERATOR PADA TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) HIDUP DENGAN MEDIA AIR. Cecep Iman Firmansyah PENGGUNAAN AERATOR PADA TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) HIDUP DENGAN MEDIA AIR Cecep Iman Firmansyah PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan Bulan Januari sampai Maret 2012 bertempat di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan inroduksi yang telah lebih dulu dikenal masyarakat indonesia. Budidaya

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KANDUNGAN MINERAL REMIS (Corbicula javanica) RIKA KURNIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK IMOTILISASI BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides) PADA TRANSPORTASI BASAH

PENERAPAN TEKNIK IMOTILISASI BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides) PADA TRANSPORTASI BASAH e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENERAPAN TEKNIK IMOTILISASI BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium Kimia Analitik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium

Lebih terperinci

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda 116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Patin Siam ( Pangasius hypopthalmus 2.2. Transportasi Ikan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Patin Siam ( Pangasius hypopthalmus 2.2. Transportasi Ikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam adalah jenis ikan patin yang diintroduksi dari Thailand (Khairuman dan Amri, 2008; Slembrouck et al., 2005). Ikan patin

Lebih terperinci

TEKNIK IMOTILISASI IKAN NILA MENGGUNAKAN EKSTRAK UMBI RUMPUT TEKI MAHARDIKA TRI HANDAYANI

TEKNIK IMOTILISASI IKAN NILA MENGGUNAKAN EKSTRAK UMBI RUMPUT TEKI MAHARDIKA TRI HANDAYANI TEKNIK IMOTILISASI IKAN NILA MENGGUNAKAN EKSTRAK UMBI RUMPUT TEKI MAHARDIKA TRI HANDAYANI DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus VIKA YUNIAR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Lele Dumbo 2.1.1. Taksonomi Klasifikasi atau pengelompokkan ikan lele dumbo menurut Bachtiar (2007) adalah sebagai berikut : Filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili

Lebih terperinci