Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 55

2 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter Botol BOD Pipet Gelas ukur Erlenmeyer Syringe Botol sampel Cool Box Contoh air Akuades Es batu Reagen yang digunakan untuk pereaksi Analisis contoh Beaker glass Tabung reaksi Bulb Kertas saring Pipet Parafilm Vibrofix Hotplate Spektrofotometer Erlenmeyer Buret Contoh air Akuades Reagen yang digunakan untuk pereaksi

3 57 Lampiran 1. (lanjutan) Alat aerasi hipolimnion Generator System Van Dorn water sampler DO meter ph meter Cool box Botol sampel Spektrofotometer Botol COD Gelas piala Tabung reaksi Erlenmeyer Pipet Gelas ukur Buret Parafilm Bulb

4 58 Lampiran 2. Gambaran kondisi Danau Lido selama penelitian Petak KJA (Keramba Jaring Apung) Danau Lido Ikan nila merah yang dibudidayakan di KJA Danau Lido Eceng gondok banyak dijumpai di lokasi budidaya ikan KJA

5 59 Lampiran 2. (lanjutan) Aktivitas pemberian pakan ikan berupa pelet ke KJA Dermaga perahu wisata di dekat KJA Danau Lido Rumah makan terapung di Danau Lido Aktivitas masyarakat di sekitar Danau Lido

6 60 Lampiran 3. Proses aerasi hipolimnion Keterangan Gambar: 1. Air dari kedalaman hipolimnion (4 m) dipompa dan dialirkan ke talang aerasi. 2. Air akan mengalami sirkulasi di talang aerasi yang bersekat-sekat dan bertingkat (16 m selama 5 menit). 3. Air yang telah mengalami sirkulasi dikembalikan ke kedalaman lapisan hipolimnion (4 m) melalui ember.

7 61 Lampiran 4. Spesifikasi alat aerasi hipolimnion 1) Talang aerasi disusun bertingkat 4) Gasoline Generator System Sebagai sumber listrik Jumlah talang : 4 buah Panjang 1 talang : 4 m Lebar 1 talang : 15 cm Tinggi 1 talang : 10 cm Tinggi air di talang : 5 cm Sudut kemiringan : Waktu tempuh air : 5 menit Debit air (flow rate) : 24 liter/menit Merk : Hatsudenki AC 220 V, DC 12 V Bahan bakar: bensin Daya tampung bensin : 3 liter 5) Pipa kucuran air 2) Permukaan talang aerasi bersekat-sekat agar proses difusi oksigen dapat berlangsung efektif Sumber air dari lapisan hipolimnion dialirkan ke talang aerasi 3) Pompa untuk mengangkat air dari lapisan hipolimnion ke talang aerasi Panasonic GP-29JXY (220 V, 50 Hz, 125 Watt) Debit air maksimum: 30 L/menit Ukuran : 200 x 156 x 214 mm Berat : 6 kg (6) (7) 6) Ember (volume = 20 liter) Untuk menampung air yang telah mengalami sirkulasi di talang aerasi. Bagian bawah ember mengecil untuk memberi tekanan pada air yang akan dikembalikan ke lapisan hipolimnion. 7) Pipa di bawah ember memiliki 5 lubang agar air dapat terdistribusi ke segala arah

8 62 Lampiran 5. Perhitungan flow rate air yang diaerasi Laju aliran (flow rate) air yang diaerasi dapat ditentukan dengan mengetahui volume air dan lamanya air mengalir di talang aerasi Volume air 1 talang = P talang L talang T air yang mengalir di talang = 4 m 0,15 m 0,05 m = 0,03 m 3 atau 30 liter Volume air 4 talang = 4 30 liter = 120 liter flow rate = volume air waktu tempuh air = 120 liter 5 menit = 24 liter menit

9 63 Lampiran 6. Baku mutu kualitas air berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Parameter FISIKA Temperatur Satuan 0 C Kelas I II III IV deviasi 3 deviasi 3 deviasi 3 deviasi 5 Keterangan Deviasi temperatur dari keadaan alamiah KIMIA ph Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah COD mg/l DO mg/l Angka batas minimum NO 3 sebagai N mg/l NH 3 -N mg/l 0,5 (-) (-) (-) Nitrit sebagai N mg/l 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka 0,02 mg/l sebagai NH 3 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO 2 -N 1 mg/l Keterangan : Kelas I: Kelas II: Kelas III: Kelas IV: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

10 64 Lampiran 7. Penentuan kedalaman aerasi hipolimnion (penelitian pendahuluan) Lapisan hipolimnion ditentukan dengan melihat distribusi suhu perairan secara vertikal pada kedalaman 0 m hingga 7 m, pada waktu pagi, siang, dan sore hari. Suhu ( C) Pagi (06.00 wib) Siang (12.00 wib) 0 26,8 27,7 28,3 1 26,9 27,7 27,6 2 26, ,6 3 25, ,6 4 25,4 25,9 25,4 5 25,3 25,8 25,3 6 25,3 25,6 25,3 7 25,3 25,5 25,2 Kedalaman (m) Sore (17.00 wib) Selain suhu, rata-rata konsentrasi oksigen (mg/l) secara vertikal juga turut diamati selama 24 jam. Kedalaman Waktu Pengamatan (WIB) (m) ,52 6,62 7,10 6,91 7,29 4,53 0,6 6,33 6,33 6,72 6,52 6,62 3,96 1,6 5,37 4,22 6,14 5,37 5,76 3,10 3,15 1,92 1,92 2,49 2,30 2,49 2,06 4,25 0,65 1,11 1,29 1,11 1,24 1,24 Lapisan Hipolimnion (perbedaan suhu relatif kecil) [O 2 ] rendah, yaitu < 3 mg/l Analisis ragam (α = 5%) untuk melihat pengaruh perlakuan waktu pengamatan terhadap konsentrasi oksigen terlarut di kedalaman 4,25 m Sumber Keragaman SS df MS F hitung P-value F tabel Perlakuan (Waktu Pengamatan) 0, ,110 0,500 0,768 4,387 Sisa 1, ,220 Total 1, Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung < F crit Gagal tolak Ho. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi oksigen terlarut pada kedalaman 4,25 m tidak dipengaruhi oleh perbedaan waktu pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, ditetapkan bahwa aerasi hipolimnion di KJA Danau Lido dilakukan pada kedalaman 4 m.

11 65 Lampiiran 8. Analisis data penelitian dengan uji t berpasangan Taraf Nyata α = 5% Hipotesis H 0 : µ D = d 0 (nilai parameter sebelum dan sesudah aerasi sama). H 1 : µ D d 0 (nilai parameter sebelum dan sesudah aerasi berbeda). 1) Amonia Variabel Uji t Stat Hasil uji t t Critical one-tail P (T<=t) one-tail Keputusan SA dan 5A 0,286 2,132 0,395 Gagal Tolak Ho SA dan 10A 3,682 2,132 0,011 Tolak Ho 10A dan 5 PA -2,761 2,132 0,025 Tolak Ho 10 A dan 10 PA -2,615 2,132 0,030 Tolak Ho 10 A dan 15 PA -2,996 2,132 0,020 Tolak Ho SA dan 5 PA -0,044 2,132 0,484 Gagal Tolak Ho SA dan 10 PA -0,680 2,132 0,267 Gagal Tolak Ho SA dan 15 PA -0,754 2,132 0,246 Gagal Tolak Ho 2) Nitrit Variabel Uji t Stat t Critical one-tail P (T<=t) one-tail Keputusan SA dan 5A 1,156 2,132 0,156 Gagal Tolak Ho SA dan 10A 2,489 2,132 0,034 Tolak Ho 10A dan 5 PA 1,437 2,132 0,112 Gagal Tolak Ho 10 A dan 10 PA 0,485 2,132 0,326 Gagal Tolak Ho 10 A dan 15 PA 0,956 2,132 0,197 Gagal Tolak Ho SA dan 5 PA 5,925 2,132 0,002 Tolak Ho SA dan 10 PA 8,698 2,132 4,809 E-04 Tolak Ho SA dan 15 PA 4,602 2,132 0,005 Tolak Ho 3) Nitrat Variabel Uji t Stat t Critical one-tail P (T<=t) one-tail Keputusan SA dan 5A 0,319 2,132 0,383 Gagal Tolak Ho SA dan 10A -0,142 2,132 0,447 Gagal Tolak Ho 10A dan 5 PA 2,278 2,132 0,042 Tolak Ho 10 A dan 10 PA -1,398 2,132 0,117 Gagal Tolak Ho 10 A dan 15 PA 0,028 2,132 0,489 Gagal Tolak Ho SA dan 5 PA 1,929 2,132 0,063 Gagal Tolak Ho SA dan 10 PA -1,304 2,132 0,131 Gagal Tolak Ho SA dan 15 PA -0,040 2,132 0,485 Gagal Tolak Ho

12 66 Lampiran 8. (lanjutan) 4) Oksigen Variabel Uji t Stat t Critical one-tail P (T<=t) one-tail Keputusan SA dan 5A -1,200 2,132 0,148 Gagal Tolak Ho SA dan 10A -2,079 2,132 0,053 Gagal Tolak Ho 10A dan 5 PA 1,725 2,132 0,080 Gagal Tolak Ho 10 A dan 10 PA 1,055 2,132 0,175 Gagal Tolak Ho 10 A dan 15 PA 1,230 2,132 0,143 Gagal Tolak Ho SA dan 5 PA -1,668 2,132 0,085 Gagal Tolak Ho SA dan 10 PA -2,753 2,132 0,026 Tolak Ho SA dan 15 PA -3,651 2,132 0,011 Tolak Ho 5) COD Variabel Uji t Stat t Critical one-tail P (T<=t) one-tail Keputusan SA dan 5A 1,304 2,132 0,131 Gagal Tolak Ho SA dan 10A 2,900 2,132 0,022 Tolak Ho 10A dan 5 PA -1,956 2,132 0,061 Gagal Tolak Ho 10 A dan 10 PA -1,897 2,132 0,065 Gagal Tolak Ho 10 A dan 15 PA -5,563 2,132 0,003 Tolak Ho SA dan 5 PA 0,322 2,132 0,382 Gagal Tolak Ho SA dan 10 PA -0,230 2,132 0,415 Gagal Tolak Ho SA dan 15 PA -0,892 2,132 0,211 Gagal Tolak Ho Keterangan: SA = Sebelum aerasi 5A = Aerasi 5 jam 10A = Aerasi 10 jam 5PA = Pascaaerasi (5 jam) 10PA = Pascaaerasi (10 jam) 15PA = Pascaaerasi (15 jam)

13 67 Lampiran 9. Analisis data penelitian dengan rancangan acak kelompok (RAK) 1. Amonia (mg/l) Waktu Pengamatan Jarak Horizontal Pasca Pasca Pasca 0 jam 5 jam 10 jam (5 jam) (10 jam) (15 jam) Rata-rata 0 m 0,507 0,323 0,365 0,494 0,286 0,377 0,392 1,5 m 0,336 0,208 0,131 0,380 0,298 0,427 0,296 3 m 0,224 0,356 0,173 0,333 0,437 0,242 0,294 4,5 m 0,308 0,354 0,164 0,197 0,445 0,368 0,306 8 m 0,284 0,334 0,247 0,264 0,472 0,414 0,336 Rata-rata 0,332 0,315 0,216 0,333 0,388 0,366 Tabel sidik ragam pada α = 0,05 Sumber Keragaman JK db KT Fhitung P-value F tabel Jarak horizontal 0,05 4 0,01 2,64 0,09 3,26 Waktu Pengamatan 0,06 3 0,02 4,65 0,02 3,49 Sisa 0, ,E-03 Total 0,16 19 Kesimpulan: - Berdasarkan tabel sidik ragam di atas dapat diketahui bahwa pada perlakukan waktu pengamatan diperoleh nilai F hitung > F tabel tolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada satu perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi amonia pada selang kepercayaan 95%. - Untuk mengetahui perlakuan waktu pengamatan mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT bagi perlakuan waktu pengamatan t α/2 = 2,179 BNT = 0,091 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam 0 jam 0,017 0,116 * 0,002 0,056 0,034 5 jam 0,099* 0,019 0,073 0, jam 0,118 * 0,172 * 0,150 * 15 jam 0,054 0, jam 0,022 *beda nyata

14 68 Lampiran 9. (lanjutan) 2. Nitrit (mg/l) Jarak Horizontal Waktu Pengamatan Pasca 0 jam 5 jam 10 jam (5 jam) Pasca (10 jam) Pasca (15 jam) Rata-rata 0 m 0,039 0,025 0,018 0,001 0,022 0,001 0,018 1,5 m 0,043 0,032 0,018 0,001 0,015 0,008 0,019 3 m 0,043 0,019 0,053 0,013 0,017 0,022 0,028 4,5 m 0,039 0,053 0,017 0,025 0,023 0,013 0,028 8 m 0,043 0,041 0,015 0,019 0,024 0,036 0,030 Rata-rata 0,041 0,034 0,024 0,012 0,020 0,016 Tabel sidik ragam pada α = 0,05 Sumber Keragaman JK db KT Fhitung P-value F tabel Jarak horizontal 3,E-04 4,00 9,E-05 0,62 0,65 3,26 Waktu Pengamatan 2,E-03 3,00 6,E-04 4,52 0,02 3,49 Sisa 2,E-03 12,00 1,E-04 Total 4,E-03 19,00 Kesimpulan: - Berdasarkan tabel sidik ragam di atas dapat diketahui bahwa pada perlakukan waktu pengamatan diperoleh nilai F hitung > F tabel tolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada satu perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi nitrit pada selang kepercayaan 95%. - Untuk mengetahui perlakuan waktu pengamatan mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT bagi perlakuan waktu pengamatan t α/2 = 2,179 BNT = 0,016 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam 0 jam 0,017 0,116 * 0,002 0,056 0,034 5 jam 0,099 * 0,019 0,073 0, jam 0,118 * 0,172 * 0,150 * 15 jam 0,054 0, jam 0,022 *beda nyata

15 69 Lampiran 9. (lanjutan) 3. Nitrat (mg/l) Jarak Horizontal Waktu Pengamatan Pasca 0 jam 5 jam 10 jam (5 jam) Pasca (10 jam) Pasca (15 jam) Rata-rata 0 m 0,161 0,065 0,164 0,001 0,127 0,053 0,095 1,5 m 0,073 0,069 0,075 0,001 0,087 0,085 0,065 3 m 0,066 0,031 0,078 0,065 0,112 0,123 0,079 4,5 m 0,110 0,118 0,063 0,030 0,127 0,105 0,092 8 m 0,048 0,129 0,088 0,061 0,139 0,098 0,094 Rata-rata 0,092 0,082 0,094 0,032 0,119 0,093 0,085 Tabel sidik ragam pada α = 0,05 Sumber Keragaman JK db KT Fhitung P-value F tabel Jarak horizontal 4,E-03 4,00 1,E-03 0,80 0,54 2,87 Waktu Pengamatan 0,02 5,00 4,E-03 3,28 0,03 2,71 Sisa 0,03 20,00 1,E-03 Total 0,05 29,00 Kesimpulan: - Berdasarkan tabel sidik ragam di atas dapat diketahui bahwa pada perlakukan waktu pengamatan diperoleh nilai F hitung > F tabel tolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada satu perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi nitrat pada selang kepercayaan 95%. - Untuk mengetahui perlakuan waktu pengamatan mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT bagi perlakuan waktu pengamatan t α/2 = 2,086 BNT = 0,047 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam 0 jam 0,009 0,002 0,060 * 0,027 0,001 5 jam 0,011 0,051 * 0,036 0, jam 0,062 * 0,025 0, jam 0,087 * 0,061 * 20 jam 0,026 *beda nyata

16 70 Lampiran 9. (lanjutan) 4. Oksigen terlarut (mg/l) Jarak Horizontal Waktu Pengamatan Pasca 0 jam 5 jam 10 jam (5 jam) Pasca (10 jam) Pasca (15 jam) Rata-rata 0 m 0,1 0,7 1 0,8 0,6 0,5 0,60 1,5 m 0,1 0,2 0,8 0,4 0,4 0,3 0,37 3 m 0,1 0,1 0,4 0,1 0,2 0,2 0,20 4,5 m 0,1 0,1 0,1 0,2 0,4 0,3 0,10 8 m 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,10 Rata-rata 0,1 0,24 0,48 0,32 0,34 0,3 Tabel sidik ragam pada α = 0,05 Sumber Keragaman JK db KT Fhitung P-value F tabel Jarak horizontal 0,68 4,00 0,17 4,82 0,01 3,26 Waktu Pengamatan 0,38 3,00 0,13 3,58 0,05 3,49 Sisa 0,42 12,00 0,04 Total 1,48 19,00 Kesimpulan: - Berdasarkan tabel sidik ragam di atas dapat diketahui bahwa pada perlakukan waktu pengamatan dan kelompok jarak horizontal diperoleh nilai F hitung > F tabel tolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada satu perlakuan waktu pengamatan dan kelompok jarak horizontal yang memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi oksigen terlarut pada selang kepercayaan 95%. - Untuk mengetahui perlakuan waktu pengamatan mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT bagi perlakuan waktu pengamatan t α/2 = 2,179 BNT = 0,258 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam 0 jam 0,14 0,38 * 0,22 0,24 0,20 5 jam 0,24 0,08 0,10 0,06 10 jam 0,16 0,14 0,18 15 jam 0,02 0,02 20 jam 0,04 *beda nyata

17 71 Lampiran 9. (lanjutan) Uji BNT bagi kelompok jarak horizontal t α/2 = 2,179 BNT = 0,289 1,5 m 3 m 4,5 m 8 m 0 m 0,24 0,41 * 0,45 * 0,5 * 1,5 m 0,17 0,21 0,25 3 m 0,04 0,08 4,5 m 0,04 *beda nyata

18 72 Lampiran 9. (lanjutan) 5. COD (Chemical Oxygen Demand) (mg/l) Jarak Horizontal Waktu Pengamatan Pasca 0 jam 5 jam 10 jam (5 jam) Pasca (10 jam) Pasca (15 jam) Rata-rata 0 m 34,63 43,66 28,61 31,62 48,17 58,71 40,90 1,5 m 73,76 31,62 28,61 31,62 60,21 46,67 45,41 3 m 52,69 28,61 33,12 78,27 31,62 49,68 45,66 4,5 m 55,70 28,61 42,15 48,17 42,15 81,28 49,68 8 m 39,14 52,69 25,60 48,17 88,81 67,74 53,69 Rata-rata 51,18 37,03 31,62 47,57 54,19 60,81 Tabel sidik ragam pada α = 0,05 Sumber Keragaman JK db KT Fhitung P-value F tabel Jarak horizontal 186,66 4,00 46,67 0,32 0,86 3,26 Waktu Pengamatan 1781,67 3,00 593,89 4,12 0,03 3,49 Sisa 1728,74 12,00 144,06 Total 3697,07 19,00 Kesimpulan: - Berdasarkan tabel sidik ragam di atas dapat diketahui bahwa pada perlakukan waktu pengamatan diperoleh nilai F hitung > F tabel tolak H 0. Hal ini menunjukkan bahwa minimal ada satu perlakuan waktu pengamatan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi COD pada selang kepercayaan 95%. - Untuk mengetahui perlakuan waktu pengamatan mana yang memberikan pengaruh berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT bagi perlakuan waktu pengamatan t α/2 = 2,179 BNT = 16,540 5 jam 10 jam 15 jam 20 jam 25 jam 0 jam 14,147 19,565 * 3,612 3,010 9,632 5 jam 5,418 10,535 17,157 * 23,779 * 10 jam 15,953 22,575 * 29,197 * 15 jam 6,622 13, jam 6,622 *beda nyata

19 73 Lampiran 10. Hubungan antara ketersediaan oksigen terlarut (DO) dengan keberadaan amonia selama dilakukan aerasi hipolimnion Lokasi dekat outlet aerasi (A) Lokasi jauh dari outlet aerasi (B) Oksigen (mg/l) Amonia (mg/l) Oksigen (mg/l) Amonia (mg/l) 0,1 0,421 0,1 0,272 0,45 0,265 0,1 0,348 0,9 0,248 0,2 0,195 Berikut ini adalah diagram pencar dan garis dugaan regresi dari data di atas: 0,6 0,5 0,4 0,3 A Konsentrasi Amonia (mg/l) 0,2 0,1 0 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 NH3 = -0,179(DO) + 0,505 R² = 0, ,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 NH3 = -1,154(DO) + 0,425 R² = 0, ,05 0,1 0,15 0,2 0,25 Konsentrasi Oksigen (mg/l) B Lokasi dekat dari outlet aerasi (A) Lokasi jauh dari outlet aerasi (B) Persamaan regresi NH 3 = 0,179 DO + 0,505 NH 3 = 1,154 DO + 0,425 R 2 72,7% 75,6% r 0,85 0,87 * Oksigen (mg/l) 2,71 0,35 Keterangan : * Konsentrasi oksigen yang teramati agar konsentrasi amonia memenuhi baku mutu kualitas perairan untuk kegiatan perikanan (PP RI No. 82 Tahun 2001)

20 74 Lampiran 10. (lanjutan) Contoh Perhitungan: Pada lokasi dekat outlet aerasi, untuk mencapai konsentrasi amonia yang memenuhi baku mutu perairan untuk kegiatan perikanan, yaitu sebesar 0,02 mg/l dibutuhkan oksigen sebesar: NH 3 = 0,179 DO + 0,505 0,02 = 0,179 DO + 0,505 0,179 DO = 0,505 0,02 DO = 0,505 0,02 0,179 = 2,71 mg/l

21 75 Lampiran 11. Hubungan antara keberadaan bahan organik (COD) dengan keberadaan amonia selama dilakukan aerasi hipolimnion COD (mg/l) Amonia (mg/l) 51,18 0,332 37,03 0,315 31,62 0,216 47,57 0,333 54,19 0,388 60,81 0,366 Berikut ini adalah diagram pencar dan garis dugaan regresi dari data di atas: Konsentrasi amonia (mg/l) 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 NH3 = 0,004(COD) + 0,101 R² = 0,755 r = 0, Konsentrasi COD (mg/l)

22 76 Lampiran 12. Data parameter kualitas perairan Danau Lido pada lokasi KJA dan non KJA (Amalia 2010) Kedalaman (m) Lapisan KJA non KJA Permukaan (P) 0 0 Secchi disk (Sd) 1,59-2,75 1,8-2,2 Kompensasi (K) 4,3-7,44 4,87-5,95 Konsentrasi (mg/l) Lapisan Oksigen Amonia Nitrit Nitrat Non Non Non Non KJA KJA KJA KJA KJA KJA KJA KJA P 7,94 4,19 0,182 0,354 0,025 0,032 0,423 0,317 Sd 6,7 4,37 0,189 0,325 0,018 0,037 0,37 0,305 K 5,51 2,06 0,235 0,706 0,031 0,021 0,438 0,155 Konsentrasi Oksigen Terlarut (mg/l) Konsentrasi Amonia (mg/l) Kedalaman (m) Kedalaman (m) ,2 0,4 0,6 0,8 Lokasi non KJA Lokasi KJA Non KJA KJA Konsentrasi Nitrit (mg/l) Konsentrasi Nitrat (mg/l) Kedalaman (m) ,01 0,02 0,03 0,04 Kedalaman (m) ,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Non KJA KJA Non KJA KJA

23 77 Lampiran 13. Pendugaan lamanya waktu aerasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan oksigen terlarut 3 mg/l hingga jarak 3 m Lamanya Aerasi (jam) Oksigen (mg/l) 0 0,1 5 0,1 10 0,4 Berikut ini adalah diagram pencar dan garis dugaan regresi dari data di atas: Konsentrasi Oksigen (mg/l) 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 DO = 0,03 t-aerasi + 0,05 R² = 0,75 r = 0, Lamanya Aerasi (jam) Contoh Perhitungan: Untuk mencapai konsentrasi oksigen yang memenuhi baku mutu perairan untuk kegiatan perikanan, yaitu sebesar 3 mg/l akan dilakukan pendugaan terhadap lamanya aerasi yang paling ideal dalam meningkatkan konsentrasi oksigen. DO = 0,03 t aerasi + 0,05 0,03 t aerasi = 3 0,05 t aerasi = 3 0,05 0,03 = 98,33 jam aerasi Dalam kurun waktu 98,33 jam, volume air yang diaerasi sebesar: volume = waktu flow rate = 98,33 60 menit 24 liter menit = liter

24 78 Lampiran 14. Pendugaan peningkatan flow rate saat aerasi diterapkan selama 24 jam Jika perairan ingin diaerasi selama 24 jam, maka volume air yang diaerasi harus sama dengan volume air yang diaerasi selama 98,33 jam untuk mencapai konsentrasi oksigen terlarut 3 mg/l. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan flow rate air yang diaerasi sebesar: flow rate = volume waktu liter = (24 60 menit) = 98,33 liter menit

25 79 Lampiran 15. Biaya pembuatan dan operasional alat aerasi hipolimnion Biaya pembuatan alat aerasi hipolimnion No Jenis Barang Jumlah Barang Harga 1 Pompa air Panasonic GP-29 JXY 1 buah Rp Pipa paralon ¾ inch 10 buah Rp Talang air 5 buah Rp Lem paralon 2 buah Rp Selotip 2 buah Rp Klep pompa 1 buah Rp Ember cat 20 liter 1 buah Rp Keni 20 buah Rp Kayu reng 5 buah Rp Lem aibon 2 buah Rp Paku ¼ kg Rp Tali rafia 1 gulung Rp Tali karet 10 buah Rp Total biaya pembuatan alat aerasi Rp Biaya operasional alat aerasi hipolimnion Biaya yang dibutuhkan dalam penerapan aerasi hipolimnion adalah biaya listrik untuk menjalankan pompa air. Dalam penelitian ini listrik yang digunakan bersumber dari generator system berbahan bakar bensin. Aerasi selama 10 jam membutuhkan bensin sebanyak 4 liter dengan harga bensin Rp 5.000,00/liter. Dengan demikian, biaya yang dibutuhkan adalah Rp 2.000,00/jam.

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2011 di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido terletak pada koordinat posisi 106 48 26-106 48

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2011 di kawasan KJA Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat (Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air

Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air DO (mg/l) Kedalaman A B rata-rata 0 7,5 7,7 7,60 Ketebalan kolom air yang terwakili 4 meter (kedalaman 0 sd 4 meter) 2 6,6 7,0 6,80 4 6,1 6,3 6,20 6 3,7

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan perikanan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Juanda Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1) LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Hasil rata-rata pengukuran parameter fisika dan kimia perairan Way Perigi Parameter Satuan Baku Mutu Kelas I 1) Baku Mutu Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Kelas III 2) Stasiun 1

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan

Lebih terperinci

Gambar 3. Skema akuarium dengan sistem kanal (a) akuarium berkanal (b) akuarium tanpa sekat

Gambar 3. Skema akuarium dengan sistem kanal (a) akuarium berkanal (b) akuarium tanpa sekat 10 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Plankton, Bagian Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi 17 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Lokasi penelitian di Way Perigi, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan LAMPIRAN Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan Ulangan Perlakuan 0 menit 2 menit 4 menit 6 menit 1 100 91,67 100 100 2 100 100 100 91,67 3 100 91,67 100

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 8 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kegiatan observasi awal (pendahuluan) dan penelitian utama. Observasi awal dilakukan pada

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Desember 2009. Bertempat di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan (Proling) Departemen

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. METODOLOGI 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 0. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, pengamatan laju pertumbuhan Kappaphycus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di 15 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh berkembangnya aktivitas kolam jaring apung di Waduk Cirata terhadap kualitas air Waduk Cirata. IV.1 KERANGKA PENELITIAN

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42 ' 47 Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor 3. METODE PENELITIAN 5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009, berlokasi di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Sampel yang didapat dianalisis di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh. Alat dan bahan

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh. Alat dan bahan Lampiran 44 45 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan dan pengambilan contoh Alat dan bahan Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh GPS, Vandorn Water Sampler, Secchi disc, tali berskala,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 11 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 48 26-106 48 50 BT dan 6 44 30-6 44 58 LS (Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit S. duplicatum, sampel air laut, kertas whatman no.1, HCL 1N, Phenolpthaelin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5. BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 11 3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Agustus 2012 bertempat di Laboratorium Biokimia Hasil Perikanan, Laboratorium Bagian Industri Hasil Perairan, Laboratorium

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Lampiran. Alat yang digunakan dalam penelitian Termometer ph meter Hand Refractometer DO meter Timbangan Penggaris DR/890 Colorimeter Botol sampel Lampiran. Rancangan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran 1. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Tabel 4. Standar Baku Mutu Kualitas Air

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok Didiamkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 bertempat di BBPBL(Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut) Lampung. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN II. METOOLOGI PENELITIN. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 05, bertempat di Laboratorium udidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.. lat dan ahan lat yang

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dantempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013. Tempat penelitian di Situ Cileunca, Kecamatan pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring tancap (gillnet), jala tebar, perahu, termometer, secchi disk, spuit, botol plastik, gelas ukur

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN

III. METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN III. METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam kultivasi yaitu 1 buah unit bak/ wahana raceway (p = 100cm, l = 60cm, dan t = 40cm), 2 unit aquarium (p = 40cm, l =25cm, dan t = 27cm), torn

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelititan Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian berupa percobaan di laboratorium yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 10 3. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilakukan di Kampung Arca Baru Sawah, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Analisis tanah dan air dilaksanakan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2011 di Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian berjudul Pengujian Biji Pala (Myristica sp.) sebagai Bahan Anestesi Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dilaksanakan di Laboratorium Bahan Baku dan Industri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang akan diterapkan yaitu pemakaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2015 hingga Mei 2015. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dari bulan Januari

Lebih terperinci

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele. 17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian II. METODE PENELITIAN A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi 1.1.Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit Sargassum duplicatum, sampel air laut, kertas Whatman no.1, larutan sulfanilamida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dari bulan Juni Juli 2015. Pengambilan sampel dilakukan pada saat awal pergantian musim dari musim

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lebih terperinci

3. METODE DAN PENELITIAN

3. METODE DAN PENELITIAN 3. METODE DAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada awal bulan September sampai dengan akhir Desember 2012. Tempat pelaksanaan penelitian di Dusun Plalar, Desa Kopeng,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan November Desember 2013, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui variabel yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 17 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008-Mei 2009 di Lokasi Rehabilitasi Lamun PKSPL-IPB Pulau Pramuka dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di perusahaan x yang berada di Jawa Tengah tepatnya di Unit Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 hingga Maret 2013 bertempat di Panti Pembenihan, Komplek Kolam Percobaan Ciparanje Fakultas

Lebih terperinci

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO dito.id@gmail.comid@gmail BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI 2005 PENGANTAR AQUACULTURE PASAR PANEN TOTAL/SEBAGIAN KAT

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan. 3. METODOLOGI 3.1. Rancangan penelitian Penelitian yang dilakukan berupa percobaan lapangan dan laboratorium yang dirancang sesuai tujuan penelitian, yaitu mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Desa Hanura, Kecamatan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian A. Materi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit Sargassum polycystum (Lampiran 3), sampel air laut, kertas Whatman no.1, HCL 1N,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam kultivasi yakni 3 unit bak/wahana kultivasi raceway (p = 100 cm, l = 60 cm, dan t = 40 cm), 12 unit aquarium (p = 40 cm, l = 25 cm,

Lebih terperinci

Gambar 7. Lokasi penelitian

Gambar 7. Lokasi penelitian 3. METODA PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di muara Sungai Angke dan perairan Muara Angke, Jakarta Utara (Gambar 7). Lokasi tersebut dipilih atas dasar pertimbangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi pengambilan sampel air limbah yaitu di Pertambangan Gunung Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi 1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit Sargassum polycystum, sampel air laut, kertas Whatman no.1, HCL 1N, Phenolpthaelin,

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ikan dilakukan di keramba jaring apung Danau Limboto, Kecamatan Batudaa,

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ikan dilakukan di keramba jaring apung Danau Limboto, Kecamatan Batudaa, BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 201 Tempat penelitian ada dua lokasi yakni pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang pengolahan limbah sludge dempul dengan menggunakan media tawas, arang aktif, dan aerasi pada industri karoseri ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan benar. Garis besar dari metode penelitian adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Pada bulan Desember 2014. B.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2012. Penelitian dilaksanakan di Ruang Penelitian, Hanggar 2, Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,

Lebih terperinci