Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu Ayudhira Wiranti Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This study aimed to determine whether there is a correlation between attachment to mother and autonomy in adolescents with hearing impairment. The participants of this research were 33 adolescents with hearing impairment at SMAN 10 and SMKN 8 Surabaya. This research using psychological scale for collecting data. Attachment was measured by Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) developed by Armsden & Greenberg (1987) and autonomy was measured using a measuring instrument developed by the authors. Data analyzed in the study using Spearmen's Rho correlation techniques. The result of the research shows that correlation between attachment and autonomy was 0,256 with significance of 0,000. Significance value greater than the probability value of 0,05 indicated that there was no correlation between attachment to mother and autonomy in adolescents with hearing impairment. Keywords: Attachment, Autonomy, Adolescent Hearing Impairment. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara attachment terhadap ibu dengan Subjek pada penelitian ini berjumlah 33 remaja tunarungu di SMAN 10 dan SMKN 8 Surabaya. Penelitian ini menggunakan skala psikologi untuk pengumpulan data. Attachment diukur dengan Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) yang dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987) dan kemandirian diukur dengan menggunakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearmen's Rho. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai korelasi antara attachment dan kemandirian yaitu 0,256 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara attachemnt terhadap ibu dengan Kata Kunci: Attachment, Kemandirian, Remaja Tunarungu. Korespondensi: Ayudhira Wiranti. Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jalan Dharmawangsa Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) , (031) , Fax (031) ayudhirawiranti@yahoo.co.id 01

2 Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu Dengan Kemandirian Pada Remaja Tunarungu PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa dimana muncul rasa selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru diketahui dari lingkungan sekitarnya, mulai l i n gkungan ke l u a rg a, s e ko l a h, te m a n sepermainan, dan masyarakat. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia dan Olds, 2008). Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya. Adapun salah satu tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1980) yaitu mencapai kemandirian. Pada masa remaja, kemandirian dapat melatih membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya (Mappiare, 1982). Kemandirian yang perlu dicapai pada masa remaja adalah kemandirian ekonomi, emosi, behavioral dan kognitif. Kemandirian penting dimiliki oleh remaja tunarungu agar mereka dapat melakukan segala sesuatu sendiri walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki. Kemandirian berguna pula bagi masa depan karena dengan kemandirian tersebut remaja tunarungu dapat tetap survive dalam menjalankan hari-hari mereka tanpa bergantung pada orang lain. Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa kemandirian pada remaja tunarungu merupakan suatu tuntuntan namun pada kenyataannya hal tersebut tidak mudah untuk dicapai. Remaja tunarungu dengan keterbatasan yang dimiliki tidak akan mudah dalam mengembangkan kemandirian mereka. Fakta tentang hambatan kemandirian diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SMAN 10 Surabaya yang mengatakan bahwa dalam memahami hal-hal yang baik atau buruk remaja tunarungu masih membutuhkan bimbingan dan penjelasan. Selain itu dalam hal pengambilan keputusan remaja tunarungu lebih berorientasi pula pada kelompok teman sebayanya, seperti dalam pemilihan pekerjaan atau sekolah. Menurut penelitian Purbandi, 2006 (dalam Aprilia, 2011) siswa tunarungu mempunyai eksplorasi yang terbatas serta membuat keputusan secara dini dan untuk meneguhkan keyakinannya, mereka mencari dan memilih temannya yang sudah bekerja untuk menjadi figur. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh diketahui bahwa kemandirian dalam aspek kogntif masih kurang tercapai. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan dalam menerima informasi sehingga remaja tunarungu kurang mampu untuk memhami hal-hal yang bersifat abstrak, mereka lebih mampu dalam memahami hal-hal kongkret. Oleh karena itu, mereka lebih membutuhkan bimbingan dan bantuan. Namun di sisi lain, ditemukan pula remaja tunarungu yang memiliki kemandirian yang baik. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan salah satu guru Bimbingan Konseling di SMKN 8 Surabaya. Beliau mengatakan bahwa siswa tunarungu di SMKN 8 cukup mandiri. Siswa tunarungu tersebut tidak mudah berorientasi kepada teman sebayanya karena mereka memiliki pendirian sendiri. Mereka juga berangkat ke sekolah sendiri dan pulang sendiri. D a l a m p r o s e s p e n g e m b a n g a n kemandirian pada remaja tunarungu, sekolah berupaya untuk membantu pencapaian tersebut. SMKN 8 Surabaya, menurut salah satu guru di sekolah tersebut program keahlian seperti tata boga, kecantikan, tata busana yang merupakan beberapa program utama di SMKN 8 adalah upaya sekolah untuk menjadikan siswa tunarungu lebih mandiri terutama dalam menghadapi dunia kerja. Pihak sekolah telah mengembangkan progam pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa tunarungu, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengembangkan kemandirian mereka. Namun 02

3 Ayudhira Wiranti pada kenyataannya, sebagaimana beberapa baik. Gunarsa & Gunarsa (2004) mengatakan contoh kasus yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kedudukan seorang ibu sebagai tokoh kemandirian remaja tunarungu beragam. sentral sangat penting untuk melaksanakan Pendidikan yang diarahkan pada pengembangan kehidupan. Kepedulian ibu terhadap anaknya kemandirian tidak serta merta dapat dianggap sebagai reaksi naluriah. Ibu dapat m e n i n g k a t k a n ke m a n d i r i a n te r s e b u t. mengembangkan hubungan emosional yang kuat Kemampuan kemandirian remaja tunarungu (Gunarsa & Gunarsa, 2004). tidak hanya dibentuk melalui pendidikan di Keterkaitan antara attachment yang aman sekolah saja tetapi ada beberapa faktor lain yang antara remaja dan ibu dengan kemandirian mempengaruhi antara lain: gen atau keturunan dijelaskan dalam penelitian Allen et al (2003). Menurut Allen et al (2003) secure attachment orangtua, pola asuh orangtua dan sistem antara remaja dan ibu dapat mempengaruhi kehidupan di masyarakat. Selain itu menurut perkembangan kemandirian pada remaja Allen (2003) salah satu faktor internal yang dapat tersebut. Hubungan yang positif antara remaja mempengaruhi kemandirian yaitu attachment dengan ibu dapat membentuk kemandirian (Allen,2003). intelektual dan emosi. Menurut Bowlby (dalam Shaver & Secure attachment remaja tunarungu dan Mikulincer, 2004) manusia dilahirkan dengan ibu menjadi suatu hal utama dalam membantu pencapaian kemandirian. Remaja yang suatu the attachment behavioral system yang mengalami ketunarunguan sama halnya mereka mendorong mereka untuk mendekat dengan telah kehilangan sesuatu yang berarti, karena signifcant others (figur lekat) pada waktu pendengaran merupakan kunci utama untuk dibutuhkan. Tujuan sistem ini adalah untuk dapat melewati tugas perkembangan secara mendapat perlindungan dan rasa aman yang optimal (Efendi, 2005). Ketunarunguan tersebut merupakan kebutuhan dasar seseorang. Menurut berdampak pada perkembangan kemandirian Ainsworth, 1978 (dalam Bee, 1994) attachment mereka. Kemandirian yang terhambat yaitu dari adalah ikatan emosional dimana seseorang aspek kemandirian emosional karena mereka kurang mampu dalam menyatakan ide dan memiliki perasaan yang aman dalam suatu perasaan. Selain itu ada pula hambatan hubungan. kemandirian kognitif karena remaja tunarungu Armsden & Greenberg, 1987 (dalam kurang mampu menerima informasi dengan baik Santrock, 2002) menjelaskan pula bahwa remaja sehingga mereka kurang dapat memahami dan yang memiliki hubungan aman dengan orangtua menilai informasi secara tepat. Jika ibu memahami lebih memiliki harga diri yang tinggi dan dan memberikan rasa pengertian terhadap kondisi kesejahteraan emosi yang lebih baik. Selain itu mereka maka tidak akan terjadi kesalahpahaman menurut penelitian Allen et al (2007), hubungan dan hal tersebut dapat membantu tercapainya salah satu aspek kemandirian yaitu kemandirian antara secure attachment dengan beberapa aspek emosional. psikososial pada remaja serta kesuksesan dalam Oleh karena itu penulis ingin mengetahui membangun kemandirian terkait pula dengan tentang hubungan antara attachment terhadap hubungan remaja, ayah dan teman sebaya. ibu dengan Attachment yang aman antara remaja dengan Apakah ada hubungan antara attachment orangtua dapat membantu remaja dalam terhadap ibu dengan kemandirian remaja membentuk kemandirian secara kognitif maupun tunarungu. Pertanyaan inilah yang menarik bagi penulis dan akan dicoba untuk dijawab dalam emosional. penelitian ini. Selain itu ketertarikan penulis Attachment yang baik serta aman antara didasarkan oleh hasil studi literatur bahwa belum remaja dengan ibu dapat menjadikannya lebih ditemukan penelitian yang mengkaji tentang mandiri serta memiliki kompetensi sosial yang 03

4 Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu Dengan Kemandirian Pada Remaja Tunarungu LANDASAN TEORI 1. Tunarungu Tunarungu dapat didefinisikan sesuai dengan derajat gangguan pendengaran yang ditentukan dengan menilai sensitivitas seseorang untuk intensitas suara dan frekuensi suara (Hardman, 2001). Menurut Hardman (2001), tunarungu dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Deaf, yaitu seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar. Menurut Individual with Disabilities Education Act (IDEA), deafness adalah gangguan pendengaran yang sangat berat, yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam memproses informasi linguistik melalui pendengaran, b a i k m e n g g u n a k a n m a u p u n t i d a k menggunakan alat bantu pendengaran, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan pendidikannya. b. Hard of Hearing, yaitu seseorang yang m e m i l i k i s i s a p e n d e n g a ra n u n t u k keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran dengan menggunakan alat bantu dengar (Hardman, 2001). 2. Kemandirian Kata autonomy dan independence diartikan secara silih berganti, tetapi pada remaja keduanya memiliki sedikit arti yang berbeda. Secara umum, independence lebih mengarah pada kemampuan individu untuk melakukan sendiri aktivitas hidup. Perkembangan independence merupakan bagian untuk menjadi mandiri selama masa remaja, hanya saja autonomy mencakup komponen emosional, behavioral dan nilai. Dengan menggunakan istilah autonomy tersebut, kemandirian dikonsepsikan sebagai self-governing person, yaitu kemampuan menguasai diri sendiri. Memiliki kemampuan menjadi invidu yang m a n d i r i m e r u pakan salah satu t u gas perkembangan dasar pada tahun-tahun remaja (Steinberg, 2002). 3. Attachment Istilah attachment pertama kali dikemukakan oleh John Bowlby. Bowlby (1982) mengungkapkan bahwa attachment adalah ikatan emosional yang ditunjukkan melalui perilaku seseorang dengan tujuan untuk menjaga kedekatan individu lain yang diidentifikasikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan lebih baik dalam menghadapi hidup (Bee, 1994). Menurut Bowlby, 1973; Ainsworth, Wall (dalam Armsden & Greenberg, 1987) attachment adalah suatu ikatan emosional yang kuat yang memiliki intensitas. METODE PENELITIAN Tipe penelitian ini adalah penelitian explanatory. Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun & Effendi, 1995). Penelitian ini menjelasakan hubungan antara Variabel bebas (variabel X) yaitu attachment dengan variabel terikat (variabel Y) yaitu kemandirian. Subjek dalam penelitian ini antara lain remaja usia tahun, siswa SMAN 10 dan SMKN 8 Surabaya, mengalami tunarungu serta tinggal bersama orang tua. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Dalam penelitian ini jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel yang menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel (Sugiyono,2008). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan jenis penskalaan respon skala Likert. Dalam penelitian ini instrumen penelitian terdiri dari skala attachment dan skala kemandirian. Skala yang digunakan untuk mengukur attachment adalah skala yang disusun oleh Armsden & Greenberg pada tahun 1987 yaitu IPPA (Inventory of Parent and Peer Attachment). Versi awal IPPA terdiri dari 28 aitem untuk sub skala yang mengukur hubungan remaja dengan orangtua dan 25 aitem untuk mengukur hubungan remaja dengan teman-teman. Skala untuk mengukur kemandirian remaja menggunakan skala yang disusun oleh penulis berdasarkan teori perkembangan remaja Steinberg. Skala ini terdiri dari 50 aitem. Dalam penelitian ini penghitungan 04

5 Ayudhira Wiranti reliabilitas dilakukan melalui analisis statistik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 16 for Windows. Skala attachment yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas 0,725 dan skala kemandirian memiliki reliabilitas 0,887. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Rank Spearman. Teknik korelasi Rank Spearman digunakan karena data dalam penelitian ini tidak lolos uji asumsi statistik parametrik. Berdasarkan tabel diatas diperoleh taraf signifikansi 0,256. Hasil tersebut menunjukkan bahwa signifikansi tersebut lebih dari 0,05 yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian tidak terbukti. Apabila nilai p > 0,05 maka dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara attachment terhadap ibu dengan kemandirian pada remaja tunarungu. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh taraf signifikansi yang lebih besar dari nilai alpha Pa d a p e n e l i t i a n i n i p e rbedaan 0,05 yaitu 0,256 sehingga hasil tersebut tidak kemandirian berdasarkan jenis kelamin dapat signifikan. Sesuai dengan hal tersebut dapat dibandingkan berdasarkan hasil mean antara disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak ada remaja laki-laki dan perempuan. kemandirian dan hubungan antara attachment terhadap ibu dengan attachment remaja perempuan lebih tinggi daripada remaja laki-laki. Kemandirian laki-laki Hasil penelitian ini bertolak belakang 56,73, perempuan 59,14. Sedangkan attachment dengan penelitian-penelitian lain yang pada laki-laki 70,09 dan perempuan 74,23. hasil menjelaskan bahwa attachment berpengaruh tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : terhadap kemandirian. Menurut penelitian Allen Tabel 1. Statistik Deskriptif Gender Gender N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kemandirian laki-laki perempuan Gender N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Attachment laki-laki perempuan Untuk selanjutnya, uji korelasi antara dua et al (2003) secure attachment antara ibu dan variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan remaja dapat membantu proses pengembangan uji korelasi Spearman rank dengan hasil sebagai kemandirian. Hubungan yang positif antara ibu berikut: dengan remaja dapat membentuk kemandirian Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Spearman's rho Attachment Kemandirian Attachment Kemandirian Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)..256 N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed).256. N

6 Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu Dengan Kemandirian Pada Remaja Tunarungu serta proses pengambilan data yang dilakukan. Selain itu dipengaruhi pula oleh anggapan penulis bahwa attachment terhadap ibu memiliki probabilitas yang tinggi dalam mempengaruhi Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penelitian ini tidak signifikan yaitu proses penyusunan kedua alat ukur. Uji validitas terhadap skala attachment dan kemandirian dilakukan oleh dosen saja. Penulis tidak meminta bantuan kepada guru SMAN 10 dan SMKN 8 Surabaya untuk menjadi rater kedua skala tersebut. Tujuan dilakukan validitas isi kepada guru-guru di sekolah inklusi karena pada dasarnya mereka yang lebih mengetahui kemampuan siswa tunarungu tersebut dalam memahami kalimat-kalimat pada kuesioner yang akan diberikan. Kalimat-kalimat pada aitem kedua skala tersebut masih kurang sederhana apabila diberikan kepada subjek remaja tunarungu. Hal ini terkait dengan perkembangan kognitif remaja tunarungu yang terhambat. Aspek inteligensi yang terhambat perkembangannya ialah yang bersifat verbal, misalnya merumuskan pengertian menghubungkan, menarik kesimpulan dan meramalkan kejadian (Somantri, 2007). Mereka lebih membutuhkan waktu untuk memahami kalimat-kalimat dalam kuesioner tersebut. Selain itu faktor lain yang menyebabkan hasil penelitian tentang attachment terhadap ibu dengan kemandirian pada remaja tunarungu tidak signifikan karena terkait dengan proses pengambilan data. Proses pengambilan data yang dilakukan kurang terfokus pada tiap-tiap subjek. Ketika kuesioner diberikan kepada subjek, penulis hanya memberikan penjelasan yang berkaitan dengan petunjuk pengisiannya saja. Selanjutnya untuk pengisian tiap-tiap aitem penulis tidak terlalu terlibat dalam hal tersebut. Remaja tunarungu yang perkembangan kognitifnya terhambat memerlukan penjelasan secara khusus. Mereka membutuhkan pemahaman lebih mendalam terhadap aitem- aitem pada kuesioner. Kalimat-kalimat pada aitem di kedua skala yang disusun kurang sederhana membuat mereka lebih membutuhkan bimbingan dalam proses pengisiannya. intelektual dan emosi. Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil penelitian hubungan attachment dan kemandirian pada remaja tunarungu dengan penelitian yang dilakukan oleh Allen. Perbedaan tersebut terdapat pada hal-hal yang diteliti yaitu terkait dengan subjek, usia, faktor budaya dan lokasi penelitian. Pada penelitian Allen (2003) subjek yang digunakan adalah remaja normal usia tahun b e s e r t a i b u m e r e k a. P e n e l i t i a n i n i mempertimbangkan faktor budaya dan sosioekonomi. Sedangkan untuk penelitian attachment dengan kemandirian pada remaja tunarungu subjek yang digunakan adalah remaja tunarungu, penelitian dilakukan di sekolah inklusi, usia remaja antara tahun. Pada penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor budaya, sosioekonomi dan ibu tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Beberapa perbedaan tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil yang tidak signifikan pada penelitian attachment terhadap ibu dengan Hasil penelitian yang tidak signifikan tersebut berkaitan dengan variabel lain, salah satunya yaitu yang mempengaruhi kemandirian. s i s t e m p e n d i d i k a n d i s e ko l a h d a p a t mempengaruhi kemandirian pada remaja. Proses p e n d i d i k a n d i s e k o l a h y a n g t i d a k mengembangkan demokratisasi pendidikan akan menghambat kemandirian remaja (Ali, 2010). Dalam hal ini sistem pendidikan di sekolah inklusi mengarah kepada kesetaraan, saling menghargai karena anak berkelainan dididik bersama dengan anak normal untuk mengoptimalkan potensinya. Oleh karena itu, mereka merasa bebas untuk berpendapat, berinteraksi layaknya seperti remaja lainnya sehingga akan membantu untuk mengembangkan kemandirian. Selain faktor yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi hasil penelitian hubungan attachment terhadap ibu dengan kemandirian pada remaja tunarungu. Hasil penelitian ini tidak signifikan karena terdapat kemungkinan bahwa hal tersebut berhubungan dengan kelemahankelemahan pada penelitian ini. Kelemahankelemahan itu terkait dengan proses penyusunan kedua alat ukur yaitu kemandiran dan attachment 06

7 Ayudhira Wiranti SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara attachment terhadap ibu dengan Apabila ditinjau dari kekurangan penelitian ini, disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk lebih memperhatikan kalimat pada aitem-aitem yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan pemahaman remaja tunarungu serta proses pengambilan data hendaknya disajikan one on one. PUSTAKA ACUAN Ali, M. (2010). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Allen, J.P., McElhaney, K.B., Land, D.J., Kuperminc, G.P., Moore, C.W., et al. (2003). Secure base in Adolescence: Markers of Attachment Security in the Mother-Adolescent Relationship. Journal of Child Development. 74(1): Allen, J.P., Porter, M., & Mcfarland, C. (2007). The Relation of Attachment Security to Adolescents' Paternal and Peer Relationships, Depression, and Externalizing Behavior. Journal of Child Development. 78(4): Aprilia, I. D. (2011). Model Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Bandung. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 4(2). Armsden, G.C & Greenberg, M.T. (1987). The Inventory of Parent and Peer Attachment: Individual Differences and Their Relationship to Psychological Well-Being in Adolescence. Journal of Youth and Adolescence. 16(5). Bee, H. (1994). Lifespan Development. New York: HarperCollins College Publisher. Efendi, M. (2005). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Gunarsa & Gunarsa. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Hardman, M.L., Drew, C.J. & Egan, M.W. (2001). Human Exceptionality: Seventh Edition. London: Allyn and Bacon. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Papalia, D.E., Old, S.W & Feldman, R.D. (2008). Human Development: Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana. Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup: Edisi kelima (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Singarimbun, M & Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Somantri, T.S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Steinberg, L. (2002). Adolescent: Sixth Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. 07

HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK

HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK Aditiyo Suratman Binus University Kampus Kijang, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480, Telp.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI.   Abstrak HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI Siti Noviana 1, Hastaning Sakti 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Shabrina Khairunnisa 16511716 3PA01 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA

HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA JKKP : Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: doi.org/10.21009/jkkp.041.01 E-ISSN : 2597-4521 HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA Syifa Maulida

Lebih terperinci

Hubungan Kelekatan Orangtua Dengan Kemandirian Remaja SMA Di Banda Aceh

Hubungan Kelekatan Orangtua Dengan Kemandirian Remaja SMA Di Banda Aceh Vol. 1, No. 3 : 34- Hubungan Kelekatan Orangtua Dengan Kemandirian Remaja SMA Di Banda Aceh Nurul Fadhillah*, Syarifah Faradina Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universits Syiah Kuala, Banda

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI 1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah ada hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG Yuke Hasnabuana 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP HEDONISME PADA MAHASISWI PSIKOLOGI UST YOGYAKARTA Ayentia Brilliandita Flora Grace Putrianti ABSTRACT This study aims to determine the relationship

Lebih terperinci

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Muthmainnah Ibrahim F100110086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA A Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas X,XI dan XII SMK NEGERI 58 Bambu Apus,

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai behavioral autonomy dalam proses belajar pada siswa kelas akselerasi SMAN X di Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA 1 Mega Ayu Septrina 2 Cheryl Jocelyn Liow 3 Febrina Nur Sulistiyawati 4 Inge Andriani 1 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M. GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel

Lebih terperinci

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas Rosi Kurniawati Tino Leonardi,

Lebih terperinci

Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D

Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : 18512091 Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa,

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kemandirian emosional dan tingkat kemandirian perilaku para siswa kelas I SMAN X Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kemandirian dan motif berprestasi. iii

ABSTRAK. Kata kunci : kemandirian dan motif berprestasi. iii ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian dan motif berprestasi pada siswa/i SMA X yang indekost di Kota Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah korelasional,

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG POLA KELEKATAN REMAJA DENGAN TEMAN SEBAYA PADA PESERTA DIDIK DI SLTP NEGERI 1 AYAH, KEBUMEN DESCRIPTIVE STUDY ON THE QUANTITATIVE PATTERN ADOLESCENT ATTACHMENT WITH

Lebih terperinci

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Orientasi Perkuliahan Pembahasan tujuan, deskripsi, dan silabi mata kuliah Psikologi 2. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan a. Konsep psikologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN Rahmat Hidayat, Erik Saut H Hutahaean, Diah Himawati Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subjek hadir saat penelitian. Berikut ini merupakan data siswa yang A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian berjumlah 80 anak, memilliki kriteria inklusi, meliputi: siswa yang menduduki kelas XI Madrasah Aliyah Darul Ulum, siswa yang

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI KEMANDIRIAN REMAJA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP NEGERI 3 TERAS BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak

Lebih terperinci

Hubungan Kelekatan Orangtua-Remaja dengan Kemandirian pada Remaja di Smkn 1 Denpasar

Hubungan Kelekatan Orangtua-Remaja dengan Kemandirian pada Remaja di Smkn 1 Denpasar Jurnal Psikologi Udayana 2013, Vol. 1, No. 1, 181-189 Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Udayana ISSN: 2354-5607 Hubungan Kelekatan Orangtua-Remaja dengan Kemandirian pada Remaja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com

Lebih terperinci

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa Siti Aisyah, 11410028, Hubungan Self Esteem dengan Orientasi Masa Depan pada Siswa SMA Kelas XI di SMA Negeri 3 Malang, Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMANDIRIAN SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR. Vitrie Maulani

PERBEDAAN KEMANDIRIAN SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR. Vitrie Maulani 1 PERBEDAAN KEMANDIRIAN SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR Vitrie Maulani Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Email:

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR ARTIKEL IMALATUL KHAIRA NPM. 11060166 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S. (1987). Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar DAFTAR PUSTAKA Arjanggi. (2010). Metode Pembelajaran Tutor Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar Regulasi Diri. Jurnal Psikologi. Vol. 14 no. 2. Hal. 91-97. Azwar, S. (1987). Test Prestasi.

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN

KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN KEMANDIRIAN PADA ANAK TENGAH DARI LATAR BELAKANG BUDAYA YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI HALAMAN SAMPUL DEPAN Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

REFERENSI. kasus_bunuh_diri_di_indonesia

REFERENSI.  kasus_bunuh_diri_di_indonesia REFERENSI Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama. Ainsworth, M. D. S. (1973). The development

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG. Winda Sari Isna Asyri Syahrina

HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG. Winda Sari Isna Asyri Syahrina HUBUNGAN ANTARA SECURE ATTACHMENT DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJADI SMAN 2 PADANG Winda Sari Isna Asyri Syahrina Fakultas Psikologi Universitas Putra Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA 1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA Alifia Yuli Rachmawati, Ika Febrian Kristiana* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alifiayuli88@gmail.com, zuna210212@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan Penelitian dengan judul Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua pada siswa SMP yang mengalami perceraian orangtua melalui perhitungan statistik parametric product moment menghasilkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dibahas diantaranya lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, variabel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH: HUBUNGAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan subjective well-being pada ibu dan bapak yang memiliki anak down syndrome. Rancangan penelitian yang digunakan adalah differential Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan

BAB 5 PENUTUP. penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan 75 BAB 5 PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tidak ada perbedaan penyesuaian sosial pada remaja low vision yang tinggal di asrama dengan yang tinggal di rumah. Hasil perhitungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III SDN 3 WINONG KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir

Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir Raden Dimas Bagus Prabowo & Mita Aswanti Fakultas Psikologi Universitas Indonesia diemasbagoes@gmail.com Abstrak Kemandirian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA Lita Afrisia (Litalee22@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to determine

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Bullying 2. Variabel Bebas : a. Secure Attachment dengan Orang

Lebih terperinci

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 8 BEKASI Putri Ratna Juwita Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. Korelasi merupakan istilah statistik yang

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara derajat stress dan coping stress pada guru SLB B X Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SLB B X Bandung yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah BAB I A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa yang mengalami perubahan biologis, kognitif sosial-emosional yang dimulai dari rentan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BCCT DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TAMAN BERMAIN LESSON BCCT AND RELATIONSHIP WITH LEARNING MOTIVATION OF GARDEN PARK PLAY

PEMBELAJARAN BCCT DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TAMAN BERMAIN LESSON BCCT AND RELATIONSHIP WITH LEARNING MOTIVATION OF GARDEN PARK PLAY PEMBELAJARAN BCCT DAN HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TAMAN BERMAIN LESSON BCCT AND RELATIONSHIP WITH LEARNING MOTIVATION OF GARDEN PARK PLAY Oleh : Evi Setiyarini*) Yuki Widiasari**) Daliman**)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG

HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG Endita Ayumi Kartika*, Laila Qodariah, M.Psi* * Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE

BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE 7.1. Hubungan Bauran Promosi Terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe Bauran komunikasi pemasaran meliputi

Lebih terperinci

Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi

Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusi Sofy Ariany Hasan Muryantinah Mulyo Handayani, M.Psych (Ed & Dev) Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini akan dipaparkan mengenai gambaran demografis responden, gambaran tingkat self-esteem dan faktor yang mempengaruhi konformitas, hasil utama penelitian dan analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci