HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT DAN PEER ATTACHMENT PADA SISWA KELAS VIII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL, SUBANG Endita Ayumi Kartika*, Laila Qodariah, M.Psi* * Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran Jalan Bandung-Sumedang km. 21, Jawa Barat, Indonesia Menurut Armsden & Greenberg (1987), peer attachment adalah persepsi individu tentang sejauh mana ia dan teman-teman sebayanya dapat saling memahami, berkomunikasi dengan baik, dan mendapatkan rasa aman dan nyaman dari relasinya tersebut. Dalam mengembangkan attachment dengan teman sebaya, sekolah merupakan setting yang paling mendominasi sebagai tempat untuk bersosialisasi dengan teman sebaya. Saat ini banyak berkembang sistem pendidikan khusus di Indonesia seperti Sekolah Terpadu dan Boarding School (sekolah berasrama). Menurut Armsden & Greenberg (1987), salah satu faktor yang mempengaruhi relasi pertemanan pada saat remaja adalah hubungan attachment yang dibangun individu dengan orang tuanya. Dalam suatu penelitian, remaja yang secara kuat dekat dengan orang tua juga dekat dengan teman sebaya, begitu pula sebaliknya, remaja yang tidak dekat dengan orang tua juga tidak dekat dengan teman sebayanya (Armsden & Greenberg, 1984). Kata-kata kunci: parental attachment, peer attachment, remaja awal, boarding school I. LATAR BELAKANG SMPIT As-Syifa Subang merupakan salah satu boarding school berbasis sekolah Islam Terpadu di Jawa Barat yang memiliki banyak peminat dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan begitu banyak rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dan asrama, individu dituntut untuk dapat survive dalam menjalani semua kegiatan tanpa pendampingan dari orang tua. Para siswa harus menjalin hubungan kedekatan dengan teman sebayanya di sekolah agar dapat beradaptasi dan dapat diterima di lingkungannya. Menurut Anderman & Mueller (2009), tahun pertama pada sekolah menengah pertama merupakan masa-masa sulit bagi banyak siswa untuk bisa beradaptasi (Santrock, 2009). Pada masa tersebut, individu mengalami top-dog-phenomenon, perubahan dari siswa yang paling tua, besar, dan kuat saat Sekolah Dasar menjadi siswa yang paling muda, kecil, dan lemah saat memasuki Sekolah Menengah Pertama (Santrock, 2009). Tahun pertama dalam sekolah menengah pertama, khususnya yang memiliki fasilitas asrama, merupakan masa adaptasi bagi individu untuk lebih mengenal lingkungan sekolah dan lingkungan asrama. Tahun kedua dan selanjutnya seharusnya jalinan pertemanan antara individu dan teman sebayanya semakin dekat dan kuat karena telah melewati masa-masa adaptasi di tahun pertama. Namun menurut hasil

2 survey terhadap 10 siswa-siswi kelas VIII yang bersekolah di SMPIT As-Syifa Subang didapatkan hasil bahwa masih terdapat dua siswa yang tidak memiliki teman dekat saat di sekolah. Meskipun siswa-siswa tersebut telah menginjak tahun ke dua di sekolah, namun permasalahan home sick atau rindu dengan keluarga di rumah masih menjadi permasalahan umum yang terjadi di kalangan para siswa boarding school. Hal ini menandakan bahwa penting bagi individu untuk menemukan figur yang memberikan rasa aman selain dari figur orang tua di rumah. Dari dua orang yang mengaku tidak memiliki teman dekat di sekolah, satu orang menganggap bahwa ia tidak dekat dengan kedua orang tuanya (ayah dan ibu), sedangkan satu orang lagi menganggap bahwa ia hanya dekat dengan ibu saja dan tidak dekat dengan ayahnya. Dalam suatu penelitian, remaja yang secara kuat dekat dengan orang tua juga dekat dengan teman sebaya, begitu pula sebaliknya, remaja yang tidak dekat dengan orang tua juga tidak dekat dengan teman sebayanya (Armsden & Greenberg, 1984). Attachment pada masa remaja merupakan kesinambungan ( continuity) dari attachment yang dikembangkan oleh anak dengan caregiver selama masa awal kehidupan dan akan terus berlanjut sepanjang rentang kehidupan (Cassidy, 1999). Menurut Bowlby dan Ainsworth (Santrock, 2010), individu yang memiliki secure attachment memiliki rasa percaya diri, optimis, serta mampu membina hubungan dekat dengan orang lain, sedangkan individu yang insecure attachment memiliki sifat menarik diri, tidak nyaman dalam sebuah kedekatan, emosi yang berlebihan, dan sebisa mungkin mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Perasaan secure dan insecure yang dimiliki seseorang tergantung dari internal working models of attachment yang dimilikinya (Bowlby dalam Collins & Feeney, 2004). Internal working models merupakan representasi yang terorganisasi dari tingkah laku dan pengalaman masa lampau yang menyediakan kerangka untuk memahami pengalaman baru dan mengarahkan interaksi sosial (Shaver, 1995). Internal working models yang berkembang dari hubungan yang dibangun dengan figur parental pada masa anak-anak akan mempengaruhi hubungan yang dibangun individu pada masa mendatang, baik dengan orang tua maupun dengan teman sebayanya. Individu yang mendapat secure attachment akan mengembangkan sebuah working model tentang dirinya sebagai orang yang dicintai dan memandang orang lain dekat, perhatian, dan responsif terhadap kebutuhan mereka. Di sisi lain, individu yang mendapat insecure attachment akan mengembangkan working model tentang dirinya sebagai orang yang tidak berharga atau tidak kompeten, dan memandang orang lain menolak atau tidak responsif terhadap kebutuhan mereka (Collins & Feeney, 2004). II. TEORI DAN METODE PENELITIAN Attachment adalah persepsi individu tentang seberapa baik figur caregivers mampu menyediakan sumber keamanan psikologis bagi dirinya (Armsden & Greenberg, 1987). Armsden dan Greenberg (1987) melakukan analisis faktor sehingga terbentuk model tiga dimensi dari IPPA, yaitu communication, trust, dan alienation. Communication (komunikasi) merupakan analogi remaja terhadap pencarian kedekatan seperti yang dilakukan oleh bayi. Trust (kepercayaan) dalam alat ukur ini berhubungan dengan perasaan aman remaja, dimana remaja mempersepsi bahwa figur attachment sensistif dan responsif terhadap keinginan dan kebutuhan mereka serta siap membantu dengan kepedulian. Sementara

3 Tabel 1 Prosedur Skoring Skor Item Positif Jawaban Responden Skor Item Negatif itu, dimensi alienation (keterasingan) merupakan jarak dari partner yang cenderung tidak empatik. Dimensi alienation dalam peer attachment merupakan perasaan terasing dan terisolir dengan teman sebaya, tetapi merasa butuh untuk lebih dekat dengan mereka (Armsden & Greenberg, 1987). Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian non-eksperimental dengan menggunakan metode korelasional dan analisis yang digunakan berupa kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPIT As-Syifa Subang yaitu sebanyak 280 siswa. Jumlah sampel minimum 74 sampel, dihitung menggunakan rumus Slovin. Dalam penelitian ini, peneliti melebihkan jumlah sampel menjadi 114 subjek. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling Non- Probability Convenience Sampling. Pada convenience sampling, responden dipilih berdasarkan ketersediaan dan kesediaan mereka untuk mengikuti penelitian ini (Shaughnessy et al, 2009). Teknik convenience sampling dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Parent and Peer Attachment-Revised (IPPA-R), yang disusun oleh Gay Armsden dan Mark T. Greenberg pada tahun 2004, kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Alat ukur ini terdiri dari tiga bagian kuesioner, yaitu mother attachment, father attachment, dan peer attachment. Prosedur penilaian menggunakan Likert s Rating Scale (Skala Penilaian Likert) yang mencantumkan kategori pilihan. Masing-masing item menyediakan lima pilihan jawaban, yaitu Tidak Pernah, Jarang, Kadang-Kadang, Sering, dan Selalu. Alat ukur ini terdiri dari item positif dan item negatif. Penilaian atas jawaban adalah sebagai berikut : Tidak Pernah 1 5 Jarang 2 4 Kadang- Kadang 3 3 Sering 4 2 Selalu 5 1 Jumlah sampel pada uji coba alat ukur ini berjumlah 67 responden dengan karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya. Nilai reliabilitas alat ukur adalah untuk mother attachment, untuk father attachment, untuk peer attachment. Pengambilan data ini dilaksanakan pada bulan September 2016 dengan memberikan kuesioner pada siswa-siswi yang telah terpilih sebagai sampel. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat hubungan antara parental attachment dan peer attachment pada siswa kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School, Subang. Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (rs = 0): Tidak terdapat hubungan antara parental attachment dan peer attachment pada siswa kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School H1 (rs 0): Terdapat hubungan antara parental attachment dan peer attachment pada siswa kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School

4 Berdasarkan pengumpulan data terhadap 114 responden kelas VIII di SMPIT As- Syifa Boarding School Subang, diperoleh data yang merupakan jawaban responden pada kuesioner mother attachment, father attachment, dan peer attachment yang dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS 15.0 For Windows. Berikut merupakan hasil perhitungan korelasi antara parental attachment dan peer attachment. Tabel 2 Korelasi antara Parental Attachment dan Peer Attachment Parental & Peer Mother & Peer Father & Peer Asym p sign 0,000 Kriteria Uji R 0,380 0,000 0,379 jika sig. <0.05 0,000 0,331 Kesimp ulan Dapat dilihat dari tabel 2 bahwa semua, hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan termasuk dalam korelasi yang cenderung lemah pada hubungan antara parental attachment dan peer attachment pada siswa kelas VIII SMPIT As-Syifa Boarding School, Subang. Kualitas parental attachment hanya menjelaskan varians peer attachment sebesar 14,44%. Internal working models yang telah terbentuk dari hubungan dengan figur orang tua merupakan kerangka untuk memulai attachment baru dengan teman sebaya, namun bukan sebagai satu-satunya penentu kualitas peer attachment. Terdapat 85,56% faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam menentukan kualitas peer attachment. Korelasi yang cenderung lemah antara parental attachment dan peer attachment disebabkan oleh adanya individu yang memiliki high security of attachment pada figur orang tua namun memiliki low security of attachment pada figur teman sebaya, yaitu sebanyak 7 responden (6,14%). Kemampuan individu untuk menjalin hubungan attachment pada figur teman sebaya diduga berhubungan dengan kemampuan individu dalam penyesuaian sosial ( social adjustment). Menurut Ryan & Patrick (1996), peer attachment berhubungan positif dengan penyesuaian sosial (Santrock, 2009). Berdasarkan data penunjang, ditemukan bahwa dari 7 responden yang memiliki low security of attachment pada figur teman sebaya terdapat 5 responden (4,38%) yang mengaku memiliki kesulitan dalam penyesuaian diri di lingkungan sekolah dan asrama. Meskipun telah memasuki tahun ke dua, individu ini masih merasa kesulitan dalam melakukan penyesuaian sosial. Ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian sosial membuat individu memandang negatif dunia di sekelilingnya. Interaksi yang terjalin dengan teman sebaya tidak intim dan intens, sehingga membuat hubungan attachment dengan teman sebaya menjadi rendah. Selain itu, significant person pada masa remaja ternyata tidak hanya bertumpu pada teman sebaya, namun juga pada peran wali asrama. Berdasarkan temuan data penunjang, sebagian besar responden

5 (51,89%) memilih untuk mencurahkan keluh kesahnya pada wali asrama dibanding dengan teman sebaya yang hanya 10,75%. Kerangka internal working model yang telah terbentuk dari hubungan individu dengan figur orang tua digunakan oleh individu untuk berelasi dengan wali asramanya. Figur wali asrama dianggap sebagai significant person yang dapat memberikan rasa keamanan psikologis bagi individu, sama seperti yang dilakukan oleh figur orang tua. Dari hasil perhitungan korelasi antar dimensi pada variabel parental attachment dan peer attachment diperoleh data bahwa korelasi antar dimensi trust adalah dimensi yang berkorelasi paling tinggi dibanding dengan korelasi antar dimensi communication dan alienation. Hal ini sejalan dengan teori dasar attachment dari Bowlby bahwa titik berat hubungan attachment berada pada dimensi trust. Saat individu dapat mengembangkan rasa percaya pada figur orang tua, merasa dipahami dan diterima oleh figur orang tuanya, maka individu ini akan memiliki kerangka pemahaman bahwa teman-teman sebayanya merupakan figur-figur yang dapat ia percayai, dapat memahaminya, dan menerima dirinya apa adanya (Armsden & Greenberg, 1987). Jika ditinjau secara keseluruhan, maka penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yemima Anindya pada remaja madya bahwa pada terdapat hubungan positif antara parental attachment dan peer attachment, namun korelasi yang terjadi tergolong pada korelasi lemah moderat. Hubungan yang dibangun antara individu dan orang tuanya sejak masa bayi akan membentuk internal working models yang menjadi kerangka bagi individu untuk membentuk relasi baru dengan teman sebayanya di sekolah. Kerangka internal working models menjadi salah satu penyebab terbentuknya hubungan attachment individu dengan teman sebaya, karena parental attachment memberikan korelasi yang cenderung lemah pada kualitas peer attachment. Terdapat faktor-faktor lain yang lebih mendominasi seperti kemampuan penyesuaian sosial ( social adjustment) yang dimiliki individu dan peran significant person selain teman sebaya, yaitu adanya peran wali asrama pada sekolah boarding school. [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] DAFTAR PUSTAKA Armsden, G. C., and Greenberg, M. T The Inventory of Parent and Peer Attachment: Relationships to well-being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16 (5), Armsden, Gay & Greeberg, Mark T Inventory of Parent and Peer Attachment. Ask permission at: mxg47@psu.edu Cassidy, Jude and Shaver, Philip R Handbook of Attachment: Theory, research, and Clinical Applications. New York: The Guilford Press. Christensen, Larry B Experimental Methodology, 10 th Edition. USA: Pearson Education. Collins, N. L. & Feeney, B. C. (2004). Working models of attachment shape perceptions of social support: Evidence from experimental and observational studies. Journal of Personality and Social Psychology. Volume 87, Friedenberg, Lisa Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachusetts: Allyn and Bacon Kaplan, Robert M. dan Dennis P., Saccuzzo Psychological Testing: Principles, Application, and Issues. Belmont: Wadsworth Maknun, Dr. Johar Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Boarding School Berbasis Keunggulan Lokal, Diunduh dari

6 [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] DIKAN_IPA/ JOHAR_MAKNUN/smk-boarding-school.pdf Marliasari, Sri Gambaran Emotional Autonomy dari Pola-Pola Attachment pada Mahasiswa Tingkat Pertama yang Tinggal Terpisah dari Orang Tua. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Newman, Barbara M. Newman, Philip R Development Through Life: A Psychosocial Approach. USA: Wadsworth. Pace, et al The Factor Structure of Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA): A Survey of Italian Adolescents. Personality and Individual Differences, 51, doi: /j.paid Papalia, et al Human Development, 11 th Edition. New York: Mc Graw-Hill Papini, D., Roggman, L Adolescent perceived attachment to parents in relation to competence, depression, and anxiety: A longitudinal study. The Journal of Early Adolescence.12 (4), doi: / Santrock, John W Adolescence, 13 th Edition. New York: Mc Graw-Hill Santrock, John W Life-Span Development 12 th Edition. New York: Mc Graw-Hill Sasri, Yemima Anindya Hubungan Antara Peer Atachment dan Parental Attachment Pada Siswa Boarding School. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Schneiders, Alexander Personal Adjustment and Mental Health. New York: Hoolt, Rinehart and Winston. Shaughnessy, et al Research Methods in Psychology 8 th Edition. New York: McGraw- Hill Shaver, Philip R Attachment Styles and Internal Working Models of Self and Relationship Partners. Hillsdale, NJ: Erlbaum. Soedibjo, Bambang S Pengantar Metode Penelitian. Bandung: STIE-STMIK Pasim. Sudjana Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Transito. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Vignoli, E., & Mallet, P Validation of a brief measure of adolescents parent attachment based on Armsden and Greenberg s threedimension model. Reveu europeene de psychologie applique, 54, doi: /j.erap

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK

HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK HUBUNGAN KUALITAS PEER ATTACHMENT DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA DEPOK Aditiyo Suratman Binus University Kampus Kijang, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480, Telp.

Lebih terperinci

Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D

Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa, Ph.D HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT DENGAN ORANG TUA DAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA Nama : Wienda Tridimita Ayu NPM : 18512091 Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Hera Lestari Mikarsa,

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA

HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA JKKP : Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: doi.org/10.21009/jkkp.041.01 E-ISSN : 2597-4521 HUBUNGAN KELEKATAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA Syifa Maulida

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF TENTANG POLA KELEKATAN REMAJA DENGAN TEMAN SEBAYA PADA PESERTA DIDIK DI SLTP NEGERI 1 AYAH, KEBUMEN DESCRIPTIVE STUDY ON THE QUANTITATIVE PATTERN ADOLESCENT ATTACHMENT WITH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL

HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL HUBUNGAN ATTACHMENT DAN SIBLING RIVALRY PADA REMAJA AWAL Shabrina Khairunnisa 16511716 3PA01 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah membuat undang-undang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah membuat undang-undang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang disediakan oleh negara sebagai wujud dari bukti HAM bagi tiap warganya khususnya anak-anak sebagai generasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARENT ATTACHMENT DENGAN INTIMACY DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL

HUBUNGAN ANTARA PARENT ATTACHMENT DENGAN INTIMACY DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL HUBUNGAN ANTARA PARENT ATTACHMENT DENGAN INTIMACY DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL OLEH CAHYANING UTAMI 802013014 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu

Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu Hubungan Antara Attachment Terhadap Ibu dengan Kemandirian pada Remaja Tunarungu Ayudhira Wiranti Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This study aimed to determine whether there is a correlation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dibahas diantaranya lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, variabel

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M. GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA 12-15 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.PSI 1 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK Kemandirian

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi

Kata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN SEXTING PADA REMAJA AKHIR DI KOTA BANDUNG Karya Ilmiah Pramudya Wisnu Patria (190110070051) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Masa

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB 3. Metodologi Penelitian BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen, 2001). 3.1.1

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Attachment Attachment atau kelekatan merupakan teori yang diungkapkan pertama kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969. Ketika seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA PARENTAL ATTACHMENT DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA AWAL AINI NOOR TAUHIDA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA PARENTAL ATTACHMENT DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA AWAL AINI NOOR TAUHIDA ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA POLA PARENTAL ATTACHMENT DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN REMAJA AWAL AINI NOOR TAUHIDA ABSTRAK Kebutuhan akan teman dekat pada masa remaja awal semakin meningkat. Hal ini mendorong remaja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regulasi Diri Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi diri. 2.1.1. Definisi Regulasi Diri Regulasi diri adalah proses

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI Dibimbing oleh: Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskandar, S.Psi., M.Sc. ABSTRAK Keterbatasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN DENGAN ORANGTUA DAN KEINTIMAN DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN DENGAN ORANGTUA DAN KEINTIMAN DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN DENGAN ORANGTUA DAN KEINTIMAN DALAM BERPACARAN PADA DEWASA AWAL Cahyaning Utami Heru Astikasari Setya Murti Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana uutcahya@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer

Kata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer ABSTRAK CHIKA ANINDYAH HIDAYAT. Gambaran Mengenai Iklim Organisasi pada Pegawai Biro Umum Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Iklim Organisasi merupakan sesuatu yang dihayati sebagai pengaruh subjektif

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KECAMATAN JATINANGOR

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KECAMATAN JATINANGOR STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KECAMATAN JATINANGOR RINA ANDINI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi akan pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh pegawai aparatur

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL

STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL STUDI MENGENAI HUBUNGAN ANTARA POLA ATTACHMENT AYAH-ANAK PEREMPUAN DENGAN KAPASITAS INTIMACY WANITA TERHADAP LAWAN JENIS PADA MASA DEWASA AWAL SANTI LESTARI SIDJABAT ABSTRAK Pola relasi yang individu peroleh

Lebih terperinci

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari

Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Hubungan antara Gaya Regulasi Motivasi dengan Psychological Well Being pada Mahasiswa Bidikmisi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Novita Purnamasari Dibimbing Oleh : Dr.Ahmad Gimmy Prathama Siswandi, M.Si ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI. Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M. STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN SELF-ESTEEM PADA SISWA SMA PELAKU BULLYING FRESHKA JULIE HARDI Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRACT During adolescence,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Yuricia Vebrina (NPM: 190110070101) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Hubungan antara Attachment Ibu-Anak, Attachment Ayah-Anak, dan Self- Esteem pada Remaja Akhir

Hubungan antara Attachment Ibu-Anak, Attachment Ayah-Anak, dan Self- Esteem pada Remaja Akhir Hubungan antara Attachment Ibu-Anak, Attachment Ayah-Anak, dan Self- Esteem pada Remaja Akhir Zaskia Toyyibatun Zulkaisy, Mita Aswanti Tjakrawiralaksana Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Varibabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Perilaku Bullying 2. Variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON ANJANA DEMIRA Program Studi Psikologi, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Perkembangan dunia

Lebih terperinci

No. Kelas Jumlah Peserta didk 1. VI A VI B 33 Jumlah 65

No. Kelas Jumlah Peserta didk 1. VI A VI B 33 Jumlah 65 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian yaitu peserta didk kelas VI di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI. Alasan pemilihan lokasi ini yaitu terdapat peserta

Lebih terperinci

REFERENSI. kasus_bunuh_diri_di_indonesia

REFERENSI.  kasus_bunuh_diri_di_indonesia REFERENSI Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT Refika Aditama. Ainsworth, M. D. S. (1973). The development

Lebih terperinci

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung

Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Social Support dengan Self Esteem pada Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Bandung 1 Haunan Nur Husnina, 2 Suci Nugraha 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA PARENTAL ATTACHMENT, PEER ATTACHMENT, DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DI UNIVERSITAS INDONESIA (The Relationship between Parental Attachment,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA 1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA Alifia Yuli Rachmawati, Ika Febrian Kristiana* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alifiayuli88@gmail.com, zuna210212@gmail.com

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK ISLAMIYAH DARUSSALAM BABAKAN KABUPATEN CIREBON SUNENGSIH ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK ISLAMIYAH DARUSSALAM BABAKAN KABUPATEN CIREBON SUNENGSIH ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK ISLAMIYAH DARUSSALAM BABAKAN KABUPATEN CIREBON SUNENGSIH ABSTRAK SUNENGSIH. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Bullying 2. Variabel Bebas : a. Secure Attachment dengan Orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial 1. Pengertian Penyesuaian Sosial Manusia adalah makhluk sosial.di dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN PUTRI ARLANDA PERMATASARI Dibimbing oleh : Dr. Poeti Joefiani, M. Si ABSTRAK Ketika anak-anak mulai bersekolah

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara big five model s trait dan attachment style. Responden pada penelitian ini berjumlah 63 orang yang dipilih berdasarkan teknik penarikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI.   Abstrak HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI Siti Noviana 1, Hastaning Sakti 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AININ RAHMANAWATI ABSTRAK Mahasiswa, sebagai anggota dari pendidikan tinggi

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONFORMITAS DALAM KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP TERBUKA FIRDAUS

HUBUNGAN PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONFORMITAS DALAM KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP TERBUKA FIRDAUS HUBUNGAN PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONFORMITAS DALAM KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP TERBUKA FIRDAUS ANGGI SEPTIA NIZARWAN ABSTRAK Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju

Lebih terperinci

PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK

PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ABSTRAK PERANAN GOAL ORIENTATION TERHADAP SELF-REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN MIRANDA RIZKA Z SURYA CAHYADI ABSTRAK Keputusan pelajar untuk meregulasi fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Mengacu pada hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari 60 jumlah responden berdasarkan teori attachment menurut Bartholomew & Griffin (1994)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIBLING RELATIONSHIP DENGAN MOTIVASI INTRINSIK PADA ANAK-ANAK USIA 11 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA SIBLING RELATIONSHIP DENGAN MOTIVASI INTRINSIK PADA ANAK-ANAK USIA 11 TAHUN HUBUNGAN ANTARA SIBLING RELATIONSHIP DENGAN MOTIVASI INTRINSIK PADA ANAK-ANAK USIA 11 TAHUN STUDI PADA ANAK-ANAK USIA 11 TAHUN DI SDN X, SDN Y, DAN SDN Z JATINANGOR SEVIRA Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Gambaran Fungsi Persahabatan pada Same-sex Friendship dan Cross-sex Friendship di Dewasa Awal

Gambaran Fungsi Persahabatan pada Same-sex Friendship dan Cross-sex Friendship di Dewasa Awal Gambaran Fungsi Persahabatan pada Same-sex Friendship dan Cross-sex Friendship di Dewasa Awal Fairuz Ghina M.S. 190110110129 Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran Abstrak: Persahabatan memiliki definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Resiliency pada Perawat Ruang Gaduh Gelisah di Rumah Sakit Jiwa X Bandung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA

GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA ABSTRAK Pendidikan sangat penting dan dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani

Lebih terperinci

Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda

Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda Miranti Rasyid Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. The

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar mahasiswa strata satu adalah individu yang memasuki masa dewasa awal. Santrock (2002) mengatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al- 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA. Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI 1 HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP ORANG TUA DENGAN OTONOMI PADA REMAJA Nadia Indah Permatasari Irwan Nuyana Kurniawan INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui apakah ada hubungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui psychological well-being pada pasien HIV positif (usia 20-34 tahun) di RS X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Definisi attachment Attachment menurut Bowlby (dalam Mikulincer & Shaver, 2007) adalah suatu hubungan atau interaksi antara 2 individu yang merasa terikat kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 TRUCUK KLATEN Muntamah, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitia 1. Sejarah Status : Terakreditasi B berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER Tesi Hermaleni, Mudjiran, Afif Zamzami Universitas Negeri Padang e-mail: Tesi.hermaleni@gmail.com Abstract: The difference

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA ASRAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA INSANTAMA BOGOR AMILA SHALIHA ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA ASRAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA INSANTAMA BOGOR AMILA SHALIHA ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF MENGENAI REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA ASRAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA INSANTAMA BOGOR AMILA SHALIHA ABSTRAK Motivasi dan keyakinan akan kemampuan diri masih menjadi suatu masalah

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP RELASI LAWAN JENIS

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP RELASI LAWAN JENIS STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP RELASI LAWAN JENIS STUDI PADA SISWA YANG MENJADI SASARAN PROGRAM DOKTER CILIK SEHAT ISLAMI (DOKCIL SEKSI) IRZA AUKY DISTIANTY ABSTRAK Perilaku menyimpang yang dilakukan

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI

PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI Dwi Hardiyanti Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, dwihardiyanti@ymail.com Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juli 2017 ABSTRAK Kelekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang berarti pertumbuhan menuju kedewasaan. Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KETERLIBATAN AYAH DALAM PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PADA KELUARGA DI TAHAP FAMILY WITH PRESCHOOL CHILDREN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KETERLIBATAN AYAH DALAM PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PADA KELUARGA DI TAHAP FAMILY WITH PRESCHOOL CHILDREN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KETERLIBATAN AYAH DALAM PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK PADA KELUARGA DI TAHAP FAMILY WITH PRESCHOOL CHILDREN GHEA RESTHA SIMASARI ABSTRAK Penelitian mengenai keterlibatan ayah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN ARTIKEL PENELITIAN 0 HUBUNGAN ANTARA TENDENSI GAYA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA SMP ISLAM PAITON YANG TINGGAL DI PESANTREN ARTIKEL PENELITIAN OLEH LAILATUL FITRIYAH 409112420600 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA INDIENA SARASWATI ABSTRAK Studi yang menggunakan teori kebahagiaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Peer Attachment, Self Esteem. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Peer Attachment, Self Esteem. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dimensi peer-attachment terhadap self-esteem pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas X Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel yang diteliti (Azwar, 2007: 5). Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel yang diteliti (Azwar, 2007: 5). Gambar 3.1. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada probabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kanak-kanak, relasi dengan orangtua sangat menentukan pola attachment dan relasi antar pribadi pada masa dewasa. Hubungan attachment berkembang melalui

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN

KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN Bunga Ayu Amalia Nurhenti Dorlina Simatupang PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL (2015) DAN TINGKAT AKHIR (2013) DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Karina Restu Dwi Utami, Pingkan C.B.Rumondor, S.Psi, M.psi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

1.PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah 1 1.PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran attachment styles yang dialami oleh gay yang berada pada rentang usia dewasa muda. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara attachment (X) dengan cinta pada individu dewasa yang telah menikah (Y), maka penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: Motivasi Seksual, Mahasiswa, Pria, Perilaku Seksual, Hubungan Seks Pranikah

Kata kunci: Motivasi Seksual, Mahasiswa, Pria, Perilaku Seksual, Hubungan Seks Pranikah Studi Mengenai Motivasi Seksual Mahasiswa Pria Pada Perguruan Tinggi X di Jatinangor Karya Ilmiah Inneke Sandra Maharani (NPM. 190110070025) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Motivasi

Lebih terperinci

Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir

Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir Hubungan Attachment Ibu-Anak dan Ayah-Anak Dengan Kemandirian Pada Remaja Akhir Raden Dimas Bagus Prabowo & Mita Aswanti Fakultas Psikologi Universitas Indonesia diemasbagoes@gmail.com Abstrak Kemandirian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Defenisi Kelekatan (attachment) Menurut Bashori (2006) kelekatan adalah ikatan kasih sayang antara anak dengan pengasuhnya. Ikatan ini bersifat afeksional, maka

Lebih terperinci