BAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal"

Transkripsi

1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu tersebut membuat manusia berusaha untuk terus mencari berbagai informasi yang ada disekitarnya. 1 Apabila ada sebuah informasi baru yang terdengar masih asing, maka setiap manusia pada umumnya akan mencari tahu lebih lanjut. Sebelum adanya alat komunikasi, informasi yang diterima manusia diperoleh melalui proses interaksi dengan sesamanya. Interaksi adalah bagian dari kehidupan manusia. 2 Proses interaksi ini dikenal dengan ungkapan dari mulut ke mulut atau secara lisan. Bahkan manusia zaman sekarang masih dapat mengetahui tentang mitos atau cerita rakyat pada zaman dahulu hampir keseluruhan diperoleh melalui lisan secara turun-temurun. Sejak manusia memasuki zaman sejarah, barulah cerita rakyat atau mitos tersebut mulai dibuat ke dalam sebuah tulisan. Namun begitu pun, telah terjadi pergeseran dan ragam versi dalam penulisan tersebut. Memasuki perkembangan zaman yang semakin modern tentunya pasti mempengaruhi cara berkomunikasi manusia. Manusia telah mampu untuk mengolah huruf dan tulisan untuk dijadikan sebuah informasi atau berita. Penyebaran informasi semakin lebih mudah dan luas jangkauannya ketika manusia berhasil menemukan mesin cetak pertama pada pertengahanabad Contoh alat komunikasi yang dihasilkan oleh mesin cetak adalah surat kabar atau dalam istilah lain adalah pers.menurut Gandhi, pers adalah lembaga kemasyarakatan alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan 1 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal Samsul Wahidin, Hukum Pers, Banjarmasin: Pustaka Pelajar, 2005, hal Nurudin, op.cit., hal

2 alat-alat teknik lainnya. 4 Namun, secara sederhana pers dapat diartikan sebagai media yang mencakup seluruh media cetak dan media elektronik. Pers mempunyai peranan penting di dalam kehidupan sehari-hari. Pers mampu memberikan informasi kepada masyarakat yang bersifat mendidik dan merangsang pola pikir manusia menjadi semakin luas. Pers juga mampu membentuk opini masyarakat terhadap situasi dan kondisi yang tengah terjadi di masyarakat. Dalam hal pembangunan nasional, pers juga mempunyai peranan penting. Pers dapat merangsang pemerintah dalam pengambilan keputusan, memperkenalkan usaha modernisasi serta menyampaikan kepada masyarakat program pembangunan nasional. 5 Ditinjau dari sudut pandang sejarah, pers secara keseluruhan mempunyai peran yang nyata dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia dimulai sejak masuknya bangsa asing ke Indonesia, perjuangan terhadap penjajah, orde lama, masa peristiwa Gerakan 30 September, orde baru, masa reformasi hingga pada masa sekarang. Khususnya di Medan yang dikenal sebagai daerah perkebunan, pemerintah Belanda yang berkedudukan di Medan tentunya membutuhkan pers sebagai media yang digunakan untuk kepentingan perdagangan dan perkebunan Belanda. Di samping itu, pers juga digunakan sebagai media untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintahan Belanda kepada masyarakat pribumi. Pada tanggal 18 Maret 1885 terbitlah surat kabar yang pertama di Medan milik Belanda dan berbahasa Belanda bernama Deli Courant. 6 Setelah Deli Courant, diketahui terbit lagi surat kabar milik Belanda yaitu De Oostkust dan De Sumatera Post. Surat kabar sebagai salah satu alat perjuangan kemerdekaan mulai terlihat nyata 4 L. M. Gandhi, Undang-Undang Pokok Pers, Jakarta: Rajawali, 1992, hal Eduard Depari dan Collin MacAndrews (Eds.), Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, Yogyakarta: UGM Press, 1988, hal Mohammad Said, Sejarah Pers Di Sumatera Utara, Medan: Waspada, 1976, hal

3 di Medan sejak terbitnya surat kabar Benih Merdeka pada tahun Setelah itu, surat kabar sebagai alat perjuangan kemerdekaan mulai banyak terbit di Medan. Beberapa diantaranya adalah Sinar Deli terbit tahun pada 1930, Suluh Merdeka terbit pada tahun 1945, Mimbar Umum terbit pada tahun 1945 dan Waspada terbit pada tahun Situasi di Medan pasca kemerdekaan belum sepenuhnya kondusif. Belanda justru berusaha menyebarkan kampanye bahwa Belanda akan mengambil alih kembali Indonesia dari tangan Jepang. Namun, keadaan ini tidak menghalangi terbitnya beberapa surat kabar nasional, salah satunya adalah Mimbar Umum pada 6 November 1945 oleh Udin Siregar, Saleh Umar dan A. Wahab Siregar. 8 Sebelumnya, di Medan hanya ada satu surat kabar nasional yaitu Sumatera Baru yang kemudian berganti nama menjadi Suluh Merdeka. Mengetahui bahwa Belanda akan menyita alat percetakan yang digunakan Mimbar Umum untuk mencetak surat kabar maka secara diam-diam mesin percetakan dipindahkan ke Tebing Tinggi. Beberapa staf redaksi Mimbar Umum juga ikut dipindahkan sebagian ke Tebing Tinggi dan disana mereka menerbitkan harian Mimbar Umum secara tertib dan teratur. Walaupun demikian, harian Mimbar Umum tetap beredar di kalangan kaum republiken di Medan. Isi dari berita harian Mimbar Umum tidak lain bertujuan untuk turut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.Harian Mimbar Umum terhenti penerbitannya akibat tentara Belanda melancarkan Agresi Militer I hingga ke Tebing Tinggi. Kemudian, staf redaksi Mimbar Umum kembali ke Medan dan kembali bekerja sebagai pejuang pena. Pada saat itu, para pejuang pena harus sangat berhati-hati karena Belanda pasti akan menangkap mereka apabila mereka ditemukan sedang memuat atau menulis berita yang menentang kebijakan pemerintahan Belanda. Belanda 7 Medan sebagi kota pertama yang menggunakan kata merdeka untuk nama surat kabar. Lihat, Muhammad T. W. H., Perlawanan Pers Sumatera Utara Terhadap Gerakan PKI, Medan: Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI, 1996, hal Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad T. W. H., wartawan senior harian Mimbar Umum pada tanggal 22 April

4 menganggap berita atau artikel yang dituliskan oleh para pejuang pena mampu membakar semangat pemuda Indonesia yang berpotensi untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Setelah harian Mimbar Umum tutup, Belanda menerbitkan surat kabar yang membawa suara untuk kepentingan Belanda seperti surat kabar Klewang dan Neraca. Ketika masa kependudukan Belanda, timbul tenggelamnya sebuah surat kabar adalah hal yang biasa. Jika ada surat kabar yang tutup di suatu daerah maka surat kabar yang lain akan muncul di daerah yang lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa pers tidak pernah berhenti fungsinya sebagai salah satu alat perjuangan. Sama halnya seperti harian Mimbar Umum, setelah pernah ditutup akibat Agresi Militer I oleh Belanda, harian Mimbar Umum kembali terbit pada 6 Desember 1947 oleh Arif Lubis. 9 Sebelumnya Arif Lubis adalah pimpinan surat kabar Suluh Merdeka. Tentunya pasti ada tantangan yang dihadapi oleh tokoh-tokoh pejuang pers untuk kembali menerbitkan sebuah surat kabar pada masa kependudukan Belanda, apalagi surat kabar tersebut diterbitkan untuk kepentingan bangsa pribumi. Sama halnya dalam upaya penerbitan kembali harian Mimbar Umum. Arif Lubis sebagai tokoh pendiri harus meminta izin terbit dan bernegosiasi kepada pemerintah Belanda di Medan yang pada saat itu dipegang oleh Dr. Van de Velde. 10 Belanda tidak akan memberi izin terbit sebuah surat kabar apabila menggunakan kata merdeka sebagai nama surat kabar. Untuk itu, Arif Lubis berunding dengan Udin Siregar dan diputuskan memakai nama Mimbar Umum sebagai nama surat kabar. Pada masa-masa awal penerbitan, Belanda tetap melakukan pengawasan terhadap harian Mimbar Umum. Beberapa orang Belanda tetap berjaga-jaga di kantor harian Mimbar Umum. Tujuannya adalah Belanda mengantisipasi adanya pejuang-pejuang yang datang ke kantor 9 Muhammad T. W. H., op. cit., hal Ibid., hal

5 Mimbar Umum dan memberikan informasi untuk diberitakan. Oleh karena itu, Arif Lubis menyiasati hal tersebut dengan cara memakai jasa anak-anak yang dijadikan sebagai kurir informasi. Anak-anak ini yang nantinya menjadi media untuk saling bertukar informasi antara Arif Lubis dan para pejuang yang mungkin masih bersembunyi di daerah pedalaman. Selain itu, Arif Lubis juga memuat beberapa sentilan yang bersifat menyindir terhadap situasi dan kondisi yang berkembang pada saat itu khususnya yang menyangkut tentang Belanda. Berbicara mengenai peranannya, tentunya harian Mimbar Umum sebagai surat kabar nasional ikut berjuang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Beberapa peristiwa pada masa-masa pasca kemerdekaan merupakan peristiwa penting yang berpengaruh terhadap perjalanan sejarah pers di Indonesia, khususnya pers di Sumatera Utara. Dua diantaranya adalah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan peristiwa Gerakan 30 September. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menempatkan pers Indonesia sebagai alat revolusi, semata-mata mengabdikan diri untuk kepentingan revolusi. 11 Sedangkan pada masa peristiwa Gerakan 30 September adalah masa dimana terjadi perang pemberitaan antara pers kanan dan pers kiri. Menurut harian Mimbar Umum, pers kiri adalah surat kabar yang bersikap pro terhadap PKI. Surat kabar ini digunakan PKI sebagai alat untuk memudahkan PKI dalam mencapai tujuannya yang utama yaitu ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Adapun surat kabar pro PKI yang terkenal pada saat itu adalah harian Harapan yang dipimpin oleh Tan Fu Kiong, harian Gotong Royong yang dipimpin oleh Suhaimi, harian Angin Timur dan mingguan Turang. 12 Perbedaan yang fundamental tersebut tentu saja membuat pers kanan seperti harian Mimbar Umum tidak dapat sejalan dengan surat kabar dari pers kiri. 11 Ibid., hal Wawancara dengan Bapak Ali Soekardi, wakil pemimpin redaksi harian Analisa pada tanggal 11 Juli

6 Melalui konsep politik Nasakom yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno, PKI justru memanfaatkan dan mencoba untuk memperluas pengaruhnya dan berusaha menyingkirkan golongan lain yang dianggap sebagai penghalang mereka dalam mencapai tujuannya. Di bidang pers, orang-orang PKI mulai masuk dalam kepengurusan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dan semakin mendominasi dalam sistem kepengurusan. Kemudian, para wartawan yang tidak sejalan dengan orang-orang PKI dipecat dari kepengurusan PWI. Meskipun begitu, para wartawan yang dipecat tetap melanjutkan perjuangannya yaitu dengan cara mendirikan BPS (Badan Pendukung Soekarnoisme), sebuah organisasi yang diisi oleh para wartawan dari surat kabar yang anti terhadap PKI, khususnya para wartawan yang telah dipecat dari kepengurusan PWI. BPS diharapkan dapat menjadi tandingan terhadap PWI yang telah didominasi oleh orangorang PKI. Surat kabar yang tergabung dalam BPS semakin gencar dalam melakukan serangan terhadap tokoh-tokoh dan surat kabar PKI di Medan. Di samping itu, surat kabar BPS juga mendapat dukungan dari beberapa organisasi massa. Hal ini membuat surat kabar yang berada di bawah naungan BPS mulai mendapat simpati dan memberi pengaruh besar di dalam masyarakat dalam menghalau pengaruh paham komunis, salah satunya adalah harian Mimbar Umum. Melihat keadaan ini, PKI lantas balik menyerang dan menuduh surat kabar yang ada di bawah naungan BPS adalah surat kabar yang anti terhadap Nasakom. Artinya, surat kabar yang anti Nasakom digeneralisasikan sebagai surat kabar yang anti terhadap revolusi. Dengan kata lain dianggap sebagai pemberontak terhadap pemerintahan Presiden Soekarno sebagai pemimpin besar revolusi. Menurut harian Mimbar Umum, PKI justru melancarkan fitnah terhadap BPS yang dituduh telah menerima dana dari sebuah badan intelijen dari Amerika yaitu CIA Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad T. W. H., wartawan senior harian Mimbar Umum pada tanggal 22 April

7 Berdasarkan tuduhan tersebut, orang-orang PKI yang pada saat itu telah mendominasi kepengurusan PWI baik pusat maupun daerah, khususnya PWI cabang Medan menuntut dan mendesak pemerintah untuk membubarkan BPS. Kemudian desakan tersebut dipenuhi oleh pemerintah dan semua surat kabar yang berada di bawah naungan BPS termasuk harian Mimbar Umum ditutup dan Surat Izin Terbit (SIT) dicabut. Setelah harian Mimbar Umum ditutup, Arif Lubis, Muhammad T. W. H., Syamsuddin Manan, Anwar Effendi dan beberapa wartawan lainnya sempat menjadi orang dibalik layar dari surat kabar yang baru terbit yaitu harian Angkatan Bersenjata Edisi Mandala I, di bawah pimpinan Letkol. B.H.T. Siagian. 14 Melalaui surat kabar ini, para wartawan eks harian Mimbar Umum dapat melanjutkan perlawanannya terhadap PKI meskipun dalam bentuk surat kabar yang berbeda. Mengetahui hal ini, maka PKI menjadi marah dan kembali mendesak agar orang-orang eks BPS yang bekerja di balik layar harus dikeluarkan. Setelah dikeluarkan dari surat kabar Angkatan Bersenjata Edisi Mandala I maka Arif Lubis beserta para wartawannya membuka sebuah toko buku. Namun, secara diam-diam mereka tetap aktif menulis untuk surat kabar yang tidak membawa suara PKI. Melanjuti tuduhan orang-orang PKI yang menuduh bahwa BPS telah menerima suap dari CIA, maka beberapa pengurus BPS diperiksa oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Dikarenakan tidak ditemukan cukup bukti maka surat kabar BPS termasuk harian Mimbar Umum dibenarkan untuk terbit kembali. Memasuki Orde Baru, pemerintah secara besar-besaran ingin membersihkan tokoh-tokoh dan segala hal yang berbau PKI di Indonesia. Di Medan, seluruh surat kabar yang pro terhadap PKI ditutup. Begitu juga dengan tokoh-tokoh dan pengikut PKI yang ada di dalam kepengurusan PWI cabang Medan semuanya dipecat. 14 Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Soekardi, wakil pemimpin redaksi harian Analisa pada tanggal 11 Juli

8 Setelah melewati masa-masa perlawanan terhadap PKI, harian Mimbar Umum yang awalnya merupakan salah satu surat kabar perjuangan justru mengalami penurunan. Hal ini tidak terlepas dari faktor teknis di dalam harian Mimbar Umum itu sendiri. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pasca masa perjuangan terhadap PKI, surat kabar yang awalnya secara sepenuhnya sebagai alat perjuangan kemudian mulai bergeser menjadi persaingan bisnis. Munculnya beberapa surat kabar baru di Medan membuat persaingan bisnis di bidang pers semakin ketat. Surat kabar yang baru terbit tersebut telah menggunakan teknologi mesin cetak yang canggih untuk meningkatkan kualitas hasil cetak surat kabar. Harian Mimbar Umum yang masih menggunakan alat mesin cetak lama menjadi salah satu faktor yang menyebabkan merosotnya harian Mimbar Umum. Sebelumnya, Arif Lubis berupaya untuk membeli alat mesin cetak yang baru, namun mengalami kendala dalam hal dana. Kemudian, Arif Lubis mencoba melakukan peminjaman uang ke Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia), namun Arif Lubis menduga adanya pungutan liar yang tidak wajar yang dilakukan oleh pihak Bapindo maka Arif Lubis pun membatalkannya. Sejak saat itu, harian Mimbar Umum tetap terbit menggunakan alat mesin cetak yang lama. Selang beberapa tahun, Arif Lubis kemudian mengundurkan diri dikarenakan faktor usia, sehingga harian Mimbar Umum sempat beberapa kali mengalami perpindahan manajemen hingga saat sekarang ini. Perubahan yang terjadi pada harian Mimbar Umum tidak seluruhnya bersifat peningkatan tetapi ada juga yang berupa penurunan. Periode yang diambil dari tahun 1945 sampai tahun Tahun 1945 adalah tahun dimana harian Mimbar Umum terbit dan tahun 1998 dijadikan sebagai batasan penulisan karena pada tahun 1998 merupakan tahun dimana harian Mimbar Umum terakhir kalinya pindah kantor hingga sekarang. Tahun 1998 dijadikan batasan penulisan 23

9 karena secara umum sejak tahun 1998 tidak ada perubahan yang menonjol yang terjadi pada harian Mimbar Umum. 1.2.Rumusan Masalah Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa perjalanan harian Mimbar Umum mengalami pasang surut sejak mulai terbitnya hingga pada masa pasca peristiwa Gerakan 30 September. Dapat dilihat juga peranan harian Mimbar Umum dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa perjuangan tidak hanya dicapai dengan cara senjata dan diplomasi, melainkan juga melalui pemberitaan pers. Untuk dapat melihat perkembangan harian Mimbar Umum diperlukan suatu rumusan masalah sebagai landasan utama dalam sebuah penelitian. Di samping itu, rumusan masalah dapat mempermudah penulisan menjadi lebih bersifat objektif. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya harian Mimbar Umum di Medan? 2. Bagaimana peranan harian Mimbar Umum dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia hingga pada masa peristiwa Gerakan 30 September? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kemerosotan pada harian Mimbar Umum di Medan? 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan latar belakang berdirinya harian Mimbar Umum di Medan. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan peranan harian Mimbar Umum dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan perjuangannya pada masa peristiwa Gerakan 30 September. 24

10 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kemerosotan pada harian Mimbar Umum di Medan. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara umum, memberikan pengetahuan tentang sejarah perkembangan pers di Sumatera Utara. Secara khusus, memberikan pengetahuan tentang peranan harian Mimbar Umum di Sumatera Utara. 2. Memperkenalkan tokoh-tokoh di bidang pers yang turut berjuang demi memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia kepada masyarakat. 3. Sebagai masukan kepada pers pada masa sekarang tentang pentingnya tanggung jawab dari pers itu sendiri terhadap pemerintah dan masyarakat. 4. Sebagai sumbangan pemikiran kepada organisasi kewartawanan di Sumatera Utara. Dalam hal ini adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Sumatera Utara. 5. Sebagai referensi untuk penulisan selanjutnya yang membahas tentang pers di Sumatera Utara 1.4.Tinjauan Pustaka Dalam melakukan sebuah kegiatan penelitian dan penulisan, perlu dilakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini dilakukan dengan menggunakan buku-buku yang relevan dengan topik yang dibahas. Tujuannya agar diperoleh gambaran umum tentang topik yang dibahas. Hal ini tentunya sangat membantu dalam penelitian dan penulisan. Beberapa buku yang mendukung penulisan, diantaranya: Muhammad Said dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pers di Sumatera Utara menjelaskan tentang keadaan geografis, keadaan masyarakat dan awal perkembangan pers di Sumatera Utara. Dijelaskan bahwa Deli Courant adalah surat kabar pertama yang terbit di 25

11 Medan. Deli Courant merupakan surat kabar milik Belanda dan berbahasa Belanda yang didirikan oleh Jacques Deen. Deli Courant digunakan sebagai alat untuk kepentingan perdagangan dan sebagai media untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan pemerintahan Belanda. Pemerintah Belanda memang secara sengaja tidak memasukkan berita yang berbau politik untuk diterbitkan di Deli Courant. Surat kabar lainnya milik Belanda yang terbit di Medan adalah De Oouskust dan De Sumatera Post. Selain itu, di daerah-daerah juga telah terbit surat kabar yang bersifat lokal. Seluruh surat kabar ini cenderung membawa kepentingan masing-masing suku dan masing-masing daerah. Muhammad T. W. H. dalam bukunya yang berjudul Sejarah Perjuangan Pers di Sumut menjelaskan tentang surat kabar yang terbit sejak awal abad ke-20 dan peranannya terhadap gerakan PKI khususnya di Medan. Dikatakan bahwa Medan adalah kota pertama yang menggunakan kata merdeka sebagai nama surat kabar yaitu surat kabar Benih Merdeka tahun 1916 kemudian berganti nama menjadi Merdeka tahun Hal ini menunjukkan pers turut serta dalam membangkitkan semangat untuk mencapai sebuah bangsa yang merdeka. Setelah itu kemudian terbit beberapa surat kabar lainnya yang membawa suara republiken seperti Pewarta Deli dan Sinar Deli. Di samping itu, etnis Tionghoa juga tidak mau ketinggalan untuk menerbitkan surat kabar, misalnya seperti Pelita Andalas. Namun, surat kabar milik etnis Tionghoa ini memilih untuk bersikap netral. Artinya, surat kabar tersebut tidak memihak terhadap Belanda dan tidak juga berpihak kepada kaum pribumi. Di daerah-daerah di luar kota Medan telah terbit beberapa surat kabar seperti Suara Kita di Pematang Siantar, Sendjata Batak di Tanah Karo, Suara Batak di Tapanuli dan Partungkuan di Tapanuli. Beberapa surat kabar ini walaupun surat kabar milik pribumi namun belum sepenuhnya membawa suara perjuangan 15 Muhammad T. W. H., op.cit., hal

12 secara nasional melainkan sesekali masih membawa kepentingan masing-masing daerah atau kepentingan masing-masing suku dan ras. Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia dan menduduki kota Medan, seluruh surat kabar pribumi dan surat kabar Belanda ditutup. Jepang menerbitkan surat kabar Sumatora Sinbun. Jepang memakai orang pribumi sebagai tenaga inti yaitu Adinegoro Djamaluddin, namun surat kabar ini tetap digunakan untuk kepentingan Jepang. Kemudian Sumatora Sinbun berganti nama menjadi Kita Sumatora Sinbun. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, kota Medan hanya ada satu surat kabar yang terbit yaitu Sumatera Baru. Bertepatan dengan diangkatnya Mr. T. M. Hasan sebagai Gubernur Sumatera maka Sumatera Baru dijadikan sebagai surat kabar resmi milik pemerintah dan berganti nama menjadi Suluh Merdeka yang dipimpin oleh Arif Lubis. Setelah itu, diterbitkan surat kabar Mimbar Umum oleh Udin Siregar dan Saleh Umar. Ketika Agresi Militer Belanda I, kedua surat kabar ini sempat diungsikan ke luar kota, yaitu ke Pematang Siantar dan Tebing Tinggi. Namun, Belanda berhasil menduduki kedua wilayah tersebut maka kedua surat kabar ini juga dibredel oleh Belanda. Arif Lubis kemudian mencoba untuk menerbitkan surat kabar republiken yang baru sebagai bentuk upaya dalam melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui bidang pers. Sebelum menerbitkan surat kabar, terlebih dahulu harus meminta izin kepada Belanda. Pada saat itu, kepala pemerintahan Belanda di Medan adalah Dr. Van de Velde. Belanda melarang penggunaan kata merdeka sebagai nama surat kabar. Itu sebabnya Arif Lubis memakai nama Mimbar Umum sebagai nama surat kabar yang baru. Muhammad T. W. H. dalam bukunya yang berjudul Perlawanan Pers Sumatera Utara Terhadap Gerakan PKI menjelaskan tentang bentuk perlawanan dan perjuangan pers, khususnya pers kota Medan dalam menghadapi gerakan komunis yang didalangi oleh PKI. Pada saat itu 27

13 surat kabar yang berada di garis terdepan adalah Mimbar Umum yang terbit pada tahun 1947 dan Waspada yang terbit di tahun yang sama. Melalui isi pemberitaannya, kedua surat kabar ini secara terang-terangan melawan segala bentuk kegiatan yang berbau komunis. Tokoh-tokoh pendiri dari kedua surat kabar ini juga adalah orang-orang yang memegang peranan penting perkembangan pers di Sumatera Utara, khususnya di Medan seperti Arif Lubis, Moh. Said dan Ani Idrus. Selain itu, tokoh-tokoh ini juga yang menjadi bagian dari pelopor berdirinya PWI cabang Medan dan SPS Sumatera Utara. PKI yang pada saat itu juga mempunyai surat kabar resmi menjadikannya sebagai alat untuk mempermudah tujuan mereka yaitu ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis. Beberapa contoh surat kabar yang paling terkenal milik PKI pada saat itu adalah surat kabar Harapan dan Gotong Royong. Maka yang terjadi adalah perang pemberitaan, dimana berita-berita yang dimuat di surat kabar digunakan untuk saling menyerang satu dengan yang lainnya. Namun, ketika masa Orde Baru, pemerintah menutup seluruh surat kabar yang membawa suara PKI beserta organisasi-organisasi pendukungnya. 1.5.Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian sejarah adalah metode sejarah. Penggunaan metode sejarah dalam penelitian dan penulisan sejarah sangat penting. Metode penelitian dapat menjadi petunjuk agar diperoleh sumber-sumber yang relevan terhadap topik pembahasan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Adapun metode sejarah dibagi menjadi empat tahapan yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Tahap pertama adalah heuristik. Heuristik merupakan kegiatan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dan mendukung terhadap topik pembahasan. Dalam memperoleh data, peneliti menggunakan dua metode yaitu melalui studi pustaka dan 28

14 wawancara. Studi pustaka dilakukan terhadap sumber tertulis, baik primer maupun sekunder seperti buku, arsip, catatan harian dan surat kabar yang terbit pada masanya. Buku yang hendak dijadikan sebagai tinjauan pustaka harus buku yang relevan terhadap topik pembahasan yaitu tentang harian Mimbar Umum. Untuk itu, peneliti menggunakan beberapa buku yang langsung dituliskan oleh pelaku sejarah yang masih hidup hingga sekarang yaitu Bapak Drs. H. Muhammad To Wan Haria. Beberapa judul buku yang digunakan peneliti diantaranya Perjuangan Pers Sumatera Utara, Perlawan Pers Sumatera Utara Terhadap PKI, Perjuangan Tiga Komponen Untuk Kemerdekaan dan Peranan Radio di Masa Perang Kemerdekaan di Sumatera Utara. Di dalam buku-buku ini dibahas tentang berdirinya surat kabar Mimbar Umum, pembredelan yang dilakukan oleh pasukan Belanda terhadap Mimbar Umum dan peranan surat kabar Mimbar Umum dalam upaya mempertahankan kemerdekaan sehingga atas buku-buku ini dipilih oleh peneliti sebagai sumber primer dari studi pustaka. Peneliti juga mempunyai sumber sekunder studi pustaka berupa catatan harian yang telah ditulis ulang menjadi sebuah buku Catatan Kenangan oleh Bapak H. Ali Soekardi. Selain itu, peneliti juga menggunakan surat kabar yang terbit pada masanya agar lebih dekat dengan objek yang diteliti. Sedangkan kegiatan wawancara dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang menjadi pelaku utama sebuah peristiwa sejarah. Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas merupakan saksi hidup dimana mereka langsung mengalami dari sebuah peristiwa sejarah sehingga diharapkan dapat diperoleh data yang paling mendekati dengan topik pembahasan. Dalam hal ini, peneliti memilih Bapak Drs. H. Muhammad To Wan Haria sebagai informan utama. Bersama dengan Bapak Poniman Syahri, beliau merupakan salah satu pelaku utama dari sejarah surat kabar Mimbar Umum yang masih hidup 29

15 hingga sekarang. Hanya saja, Bapak Poniman Syahri tidak bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti. Wawancara juga dilakukan terhadap rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan dari berbagai surat kabar yang juga menjadi pelaku dari sebuah peristiwa surat kabar, seperti Bapak H. Ali Soekardi dan Bapak Ibrahim Sinik. Diluar dari beberapa nama-nama informan yg disebutkan di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Muhammad Lud Lubis. Beliau merupakan staf ahli harian Mimbar Umum dan bergabung dengan harian Mimbar Umum sejak tahun Beliau juga masih mempunyai hubungan saudara dengan Arif Lubis. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terlebih dahulu telah disusun oleh peneliti agar wawancara memiliki arah dan tujuan yang jelas. Namun, kegiatan wawancara juga tidak bersifat terikat hanya kepada pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Artinya, wawancara bersifat fleksibel dan sewaktuwaktu dapat berubah disesuaikan dengan data yang diperoleh pada saat jalannya kegiatan wawancara. Tahap kedua adalah verifikasi. Verifikasi merupakan kegiatan kritik sumber sekaligus menguji keabsahan sumber. Verifikasi dilakukan terhadap data yang diperoleh, baik itu terhadap data studi pustaka atau data yang diperoleh dari wawancara. Kritik sumber dibagi menjadi dua yaitu kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern dilakukan untuk menelaah terhadap isi atau fakta dari sebuah sumber. Lebih jelasnya, kritik intern penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana data tersebut dapat dipercaya. Sedangkan kritik ekstern dilakukan oleh peneliti untuk menguji terhadap keaslian sumber yang digunakan. Tujuannya agar penulisan dapat bersifat seobjektif mungkin. Tahap ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan kegiatan untuk membuat sebuah analisis. Interpretasi dilakukan terhadap data yang telah diverifikasi dan berkaitan dengan topik 30

16 pembahasan. Kegiatan ini diperlukan agar sumber yang tampaknya terlepas antara satu dengan yang lainnya menjadi satu hubungan yang saling berkaitan. Kegiatan ini nantinya akan melahirkan sebuah penafsiran terhadap objek yang diteliti dan kesimpulan yang bersifat sementara. Kesimpulan sementara ini berguna sebagai pedoman peneliti sebelum menuangkannya ke dalam sebuah penulisan. Tahap keempat adalah historiografi. Historiografi merupakan tahap akhir dari metode sejarah. Data yang telah dikumpulkan dan diverifikasi serta analisis yang dihasilkan oleh interpretasi kemudian dipadukan secara harmonis dan dapat diterima secara logika. Seluruhnya dirangkai dan dituangkan ke dalam sebuah penulisan sejarah. 31

HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN ( )

HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN ( ) HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN (1945-1998) SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA : ANTONIUS LAMBOK NIM : 070706013 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 1 Lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung Daftar Informan 1. Nama : Togar Paniaran Sirait (Op. Ruth) Pekerjaan : Wiraswasta Usia : 65 Tahun Alamat : Pintu Pohan Balige 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Informasi ini bisa didapatkan melalui media seperti: media cetak dan juga media elektronik.

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di daerah kota Medan pada masa kolonial belanda, menjadikan sebuah awal di masa lalu sebagai

Lebih terperinci

BAB II HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN 2.1. Gambaran Umum Penerbitan Surat Kabar Masa Pendudukan Belanda di Medan

BAB II HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN 2.1. Gambaran Umum Penerbitan Surat Kabar Masa Pendudukan Belanda di Medan BAB II HARIAN MIMBAR UMUM DI MEDAN 2.1. Gambaran Umum Penerbitan Surat Kabar Masa Pendudukan Belanda di Medan Medan yang dahulu dikenal dengan sebutan Tanah Deli merupakan kota yang mempunyai potensi alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah These approaches and almost all the specific literature on media and politics have in common a view of the media as refelction of the society s political competition

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema BAB III METODOLOGI A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Louis Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya

Lebih terperinci

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945, Soekarno tampil dihadapan peserta sidang dengan pidato

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang baru saja selesai melalui fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers pada masa orde baru tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 1982 (PENERANGAN. Mass Media. Pers. Perubahan. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 juncto Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1982 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1966 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah itu makin lama makin kabur, dan akhirnya keasliannya akan hilang sama sekali dan tinggal

Lebih terperinci

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda

Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Peran koran Tionghoa buat Sumpah Pemuda Senin, 30 Oktober 2017 06:00Reporter : Rendi Perdana Koran Sin Po. 2017 Merdeka.com/rendi Merdeka.com - Alunan biola di tengah Kongres Pemuda II pada 28 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memakan waktu tidak sebentar. Pers yang ada saat ini dimulai jauh sebelum pers

BAB I PENDAHULUAN. memakan waktu tidak sebentar. Pers yang ada saat ini dimulai jauh sebelum pers 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Membahas tentang perkembangan pers, merupakan suatu perjalanan yang memakan waktu tidak sebentar. Pers yang ada saat ini dimulai jauh sebelum pers yang bentuknya modern

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan suku yang berstatus penduduk asli dan pendatang mendiami pulau-pulau di Indonesia yang jumlahnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Manusia yang ingin mencapai tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat terbatas atau sederhana. Karena tempat pelaksanaan hiburan tersebut belum difokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Saat ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari seseorang bangun

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Setelah mendengar berita tersebut, bangsa Indonesia segera mempersiapkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jepang-pun dapat dengan mudah masuk ke wilayah Indonesia. Jepang datang ke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan bangsa Eropa ke bumi Nusantara pada mulanya sekedar mencari rempah-rempah. tetapi, keuntungan yang berlipat ganda membuat mereka menjadi buta dan lupa diri.

Lebih terperinci