BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik
|
|
- Sudomo Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar pengetahuan sebagai usaha bagi kemajuan masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian. 1 Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi. Bentuk perguruan tinggi tersebut adalah akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, universitas dan seminari. Karena fokus penelitian ini adalah politeknik maka penjelasan yang diberikan hanya pada pengertian politeknik. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Istilah politeknik berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari dua kata yakni polu atau poly yang berarti banyak dan teknikos yang berarti seni. 2 Jadi secarah harfiah politeknik diartikan sebagai pendidikan yang memiliki banyak seni/keterampilan. Istilah politeknik digunakan untuk menyatakan bentuk lembaga pendidikan baru yang tidak sama dengan bentuk-bentuk 1 Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU, Kumpulan Peraturan: Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi, Statuta (UU No. 2 thn 1989, PP No. 30 thn 1990 dan Kepmendikbud No. 0427/0/1992) dan Keputusan-Keputusan Rektor USU Tentang Pelaksanaan Statuta dan lain-lain, Medan: Biro Administarsi Umum dan Keuangan USU Medan, 1994, hal diunduh Senin, 10 Desember 2012 pukul WIB 1
2 yang telah dibakukan. Artinya politeknik memiliki perbedaan sendiri dengan bentuk perguruan tinggi lainnya. Perbedaan itu terlihat jelas dalam program pengajarannya yang sangat menekankan pelajaran praktek, dengan perbandingan waktu 60% praktek dan 40% teori. 3 Sistem pendidikan politeknik ini dirintis sejak Pelita II masa pemerintahan Presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan III (31 Maret Maret 1982). Pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Di Bandung lah dipersiapkan pembangunan politeknik yakni perencanaan bangunan, peralatan, kurikulum dan sebagainya termasuk tenaga pengajar juga sebagian dari Bandung. Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. 4 Pembangunan tahap pertama pendirian politeknik dimulai pada tahun Enam lokasi politeknik dipersiapkan pembangunannya, salah satunya di Medan yakni Universitas Sumatera Utara dengan nama Politeknik (Poltek USU) Medan. 5 Walaupun sudah dimulai pembangunannya pada tahun 1979 namun Politeknik Negeri Medan 3 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal Chairuddin P. Lubis, Sebuah Perjalanan Panjang Dari Yayasan Menjadi PTN Dan PT-BHMN, Medan: Biro Rektor USU Medan, 2008, hal Lokasi lain yang menjadi tempat dibangunnya politeknik tersebar di lima kota yakni; Palembang: Politeknik Universitas Sriwijaya (UNSRI); Jakarta: Politeknik Universitas Indonesia (UI); Bandung: Politeknik Institut Teknologi Bandung (ITB); Semarang: Politeknik Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Malang: Politeknik Universitas Brawijaya (UNIBRAW) 2
3 beroperasi dan memulai proses perkuliahan tahun Tahun inilah yang menjadi hari lahir dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan tepatnya tanggal 19 September Nama Politeknik Negeri Medan sebenarnya belum dipergunakan pada awal berdirinya sampai pada tahun 1999, awalnya politeknik ini bernama Politeknik Univesitas Sumatera Utara disingkat (Poltek USU) nama ini masih mempergunakan kata Universitas Sumatera Utara. Hal ini tidak terlepas mengingat Univesitas Sumatera Utara memiliki peran dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Salah satu yang paling nyata adalah pembangunan Politeknik ini berada di lahan USU. 6 Selanjutnya pada tahun 1999 nama Politeknik USU kemudian berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan. Tahap I dalam proses pendidikan yang dibuka adalah pendidikan bidang keteknikan yang pelaksanaannya mendapat bantuan tenaga ahli dari Swiss yang ditempatkan di Medan. Selanjutnya pada tahap II dibangun pendidikan bidang tata niaga yang didukung oleh bantuan tenaga ahli dan fasilitas dari Australia. Pembangunan pendidikan bidang tata niaga mulai diselenggarakan pada tahun 1986 dan dibantu seorang tenaga ahli dari Australia. Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri. 7 Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/ Profil Politeknik Negeri Medan, 2012, hal. 1 7 Ibid., 3
4 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. 8 Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati lahan tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau kampus ini dapat dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4). Namun seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara. Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dalam skripsi ini merupakan lembaga perguruan tinggi baru yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diperkenalkan setelah mendapat bantuan dari pihak asing. Walaupun tergolong baru diperkenalkan namun Politeknik Negeri Medan telah mampu menghasilkan alumni sekitar orang sampai pada tahun Di samping itu, dulunya Politeknik Negeri Medan masih berada satu naungan dengan. Namun, karena dianggap cukup mandiri dan mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Akhirnya Politeknik Negeri Medan berdiri sendiri dalam artian mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Banyaknya mahasiswa yang berhasil dididik oleh politeknik ini dan telah menghasilkan banyak alumni membuat menarik bagi penulis untuk mengkaji Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian. Pada awal berdirinya politeknik ini hanya memiliki 120 mahasiswa, 28 staf pengajar, serta 10 staf administrasi. Ketertarikan lainnya bagi penulis untuk mengkaji Politeknik ini sebagai objek 8 Karena Politeknik merupakan bentuk pendidikan baru yang dibakukan di Indonesia maka politeknik ini sengaja didirikan di lahan sebuah universitas, karena masih minimnya fasilitas yang dimiliki oleh pihak politeknik. Hal ini juga berlaku bagi 5 politeknik lainya seperti disebutkan di atas di mana pendiriannya memang disokong oleh sebuah universitas. Kelak politeknik ini akan dimandirikan seperti dalam perundangundangan yang termuat dalam KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0427/O/1992 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PADA BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP Pada Pasal 55 Ayat 4 disebutkan bahwa Politeknik masih berada dalam lingkungan Universitas sampai mandiri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4
5 penelitian karena perkembangan yang terjadi di lembaga pendidikan tinggi ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Program studi di politeknik ini semakin banyak dibuka, sarana dan prasarana yang ada juga semakin bertambah. Dari uraian singkat di atas maka penulis tertarik menjadikan Politeknik Negeri Medan sebagai objek penelitian dan sebagai judul dalam skripsi ini yaitu Sejarah Perkembangan PoliteknikNegeri Medan ( ). Pengertian perkembangan yang dimaksud penulis di sini adalah sebuah proses yang mengalami perubahan ke arah yang lebih besar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga disebutkan bahwa perkembangan itu berkaitan dengan perihal berkembang yang mana berkembang itu sendiri artinya menjadi besar (luas, banyak, dsb). 9 Di samping menarik, menurut penulis penelitian ini sangat penting mengingat masih sangat sedikit penelitian di bidang sejarah pendidikan. Juga karena Politeknik Negeri Medan belum pernah ditulis dalam bentuk tulisan sejarah. Penulis memilih angka tahun 1979 sebagai awal penelitian karena pada tahun 1979 merupakan tahap awal pembangunan politeknik. Walaupun Politeknik Negeri Medan beroperasi secara resmi pada tahun 1982, tetapi dasar-dasar pembangunannya telah diletakkan dan sudah menjadi sebuah proyek pada tahun Kemudian alasan penulis membatasi tahun penelitian ini pada tahun 2002 adalah karena pada tahun ini tidak saja politeknik resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) dari sebelumnya bernama Politeknik USU yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No.: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja 9 Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Balai Pustaka,
6 Politeknik Negeri Medan, namun juga karena tahun 2002 seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara Rumusan Masalah Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab sangat memudahkan penulis dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh data yang relevan. Hal ini menjadi landasan dalam penulisan ini sehingga penulisan lebih mudah dan terarah karena telah berpedoman pada rumusan masalah. Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini maka ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan? 2. Bagaimana perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun 2002? 3. Bagaimana kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja Tujuan dan Manfaat Penelitian 10 Tahun 1999 nama Politeknik USU resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan, dengan adanya SK Mendiknas No: 130/O/2002 semakin mempertegas penggunaan nama dan kedudukan Politeknik Negeri Medan dan inilah alasan kuat penulis membatasi tahun penelitian sampai pada tahun
7 Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah: 1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Politeknik Negeri Medan. 2. Menjelaskan perkembangan Politeknik Negeri Medan dari tahun 1979 sampai tahun Menjelaskan kontribusi Politeknik Negeri Medan terhadap dunia pendidikan dan dunia kerja. Sementara manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Menambah literatur kepustakaan yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya ilmu sejarah dalam hal ini sejarah pendidikan. 2. Sebagai suatu sarana informasi bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian lebih lanjut mengenai Politeknik Negeri Medan, baik itu pihak Politeknik Negeri Medan itu sendiri seperti dosen, mahasiswa, staf pegawai dan bagi pemerintah maupun masyarakat umum terutama masyarakat yang terlibat dan merasakan dampak langsung berdirinya Politeknik Negeri Medan. 3. Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penelitian, sudah sejauh mana tingkat keberhasilan Politeknik Negeri Medan dalam pengelolaan lembaga pendidikan maupun perkembangan-perkembangan yang terjadi di Politeknik Negeri Medan Tinjauan Pustaka 7
8 Buku yang ditulis oleh Edi Sumarno, dkk., yang berjudul Dari Yayasan Hingga PT- BHMN 60 Tahun (2012) adalah buku pertama yang penulis gunakan untuk memulai penulisan skripsi ini. Kebetulan penulis terlibat langsung pada penulisan buku ini sehingga faktor ini juga yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat Politeknik Negeri Medan sebagai judul skripsi. Pada buku ini dijelaskan bagaimana sejarah awal berdirinya sampai pada usianya yang ke-60. Dengan buku ini penulis banyak dibantu karena objek yang diteliti memiliki kesamaan yakni sama-sama perguruan tinggi sebagai objeknya kajian. Penulis banyak memperbandingkan apa yang ditulis pada buku ini dengan apa yang penulis teliti yaitu Politeknik Negeri Medan. Penulis juga menggunakan skripsi sarjana dari jurusan Ilmu Sejarah USU yang berjudul Perkembangan Universitas HKBP Nomensen Sejak Berdiri Hingga Tahun 1975 (2005) skripsi dari Edy Simon Bardanty Damanik dan juga skripsi Rosmery H. Manullang yang berjudul Perkembangan Universitas Simalungun dan Peranannya terhadap Masyarakat di Pematang Siantar ( ) (2004). Kedua judul skripsi ini memiliki kesamaan dengan yang telah diteliti penulis yakni sama-sama memiliki objek yang sama yaitu sejarah perguruan tinggi sehingga panulis dapat memperbandingkan hasil penelitian tersebut dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Tinjauan pustaka ketiga yang digunakan penulis adalah buku karangan H. Basir Barthos dengan judul Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia: Proses Pendirian Penyelengaraan dan Ujian (1992). Dalam buku ini dijelaskan selayang pandang perguruan tinggi di Indonesia dan berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan yang menjadi fokus utama yakni politeknik. Bahwa politeknik memiliki tugas menyelenggarakan 8
9 pendidikan profesional. Juga dijelaskan secara umum mengenai organisasi politeknik, pimpinan politeknik, tugas direktur politeknik, tugas pembantu direktur politeknik dan berbagi penyelenggaraan yang ada di politeknik. Selanjutnya penulis menggunakan buku karangan Sambas Wirakusumah, dkk., yang berjudul Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa (1980). Buku ini memaparkan mengenai hakekat pendidikan tinggi, juga menjelaskan mengenai sejarah pendidikan tinggi baik masa sebelum perang kemerdekaan dan pada masa kemerdekaan. Buku ini juga membahas perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia serta jenis-jenis perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Buku ini sangat membantu penulis karena menjelaskan bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia dengan kronologis waktu yang ada serta perkembangan yang terjadi di dalamnnya. Bahasa yang digunakan sangat mudah dicerna dan dipahami sehingga memudahkan penulis dalam penelitian ini. Buku lainnya yang penulis pergunakan adalah buku karangan C. E. Beeby yang berjudul Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan (1980). Buku ini juga sangat membantu penulis dalam proses penulisan karena menguraikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi tingkat seorang siswa untuk memilih sebuah perguruan tinggi dan nantinya berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Buku ini juga mengaitkan bagaimana kualitas sebuah perguruan tinggi berpengaruh kuat pada pilihan siswa sekolah menengah yang nantinya akan melanjut ke perguruan tinggi terutama melalui syaratsyarat penerimaan mahasiswa yang ditentukan suatu perguruan tinggi dan ini akan kelihatan pada para siswa dari metode belajar mereka terutama pada tahun-tahun terakhir di sekolah. 9
10 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan sebagai upaya memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip guna mewujudkan kebenaran dari suatu permasalahan yang ada. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian sejarah (historis). Untuk mendapatkan hasil penulisan yang berdasarkan penelitian sejarah, maka penelitian ini diupayakan untuk membuat suatu tulisan sejarah (historiografi). Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghasilkan tulisan sejarah ini adalah dengan mengikuti metode sejarah yang mencakup heuristik, kritik (meliputi kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi dan historiografi. 11 Langkah pertama adalah heuristik, yaitu usaha untuk memilih objek dan mengumpulkan sumber atau informasi mengenai penelitian. Dalam melaksanakan langkah ini, penulis melakukan pengumpulan sumber melalui studi kepustakaan (library research), yaitu mengumpulkan sumber tertulis dalam bentuk buku-buku, jurnal, surat kabar. Bahanbahan ini diperoleh dari perpustakaan (USU), perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) dan arsip-arsip milik Politeknik Negeri Medan. Selain itu, dilakukan studi lapangan (field research) yakni wawancara dengan orangorang yang terlibat langsung pada permasalahan. Wawancara dilakukan kepada para pegawai Politeknik Negeri Medan, tokoh-tokoh pendiri Politeknik Negeri Medan dan pimpinan lembaga lain yang dapat memberikan informasi terhadap penelitian ini. Melalui wawancara 11 Louis Gotschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1973, hal
11 ini diperoleh sumber lisan yang dijadikan fakta untuk melakukan studi komparatif atau perbandingan dengan sumber tertulis sehingga data yang diperoleh sudah lebih akurat. Langkah kedua adalah kritik. Kritik ini meliputi kritik intern dan kritik ekstern untuk menghasilkan data yang asli dan dipergunakan untuk menentukan keabsahan suatu data tersebut. Kritik intern yaitu pengujian atas keaslian isi data yang diperoleh, apakah data tersebut dapat dipercaya berdasarkan komposisi dan legalitas data tersebut. Kritik intern ini dilakukan dengan melihat jenis kertas yang digunakan, tinta tulisan dan angka-angka yang berupa tabel (statistik), sedangkan kritik ekstern dipergunakan untuk menilai sejauh mana tingkat objektifitas data-data tersebut. Hal ini menyangkut para penulis buku seperti yang disebutkan di atas, latar belakang para informan dan jabatan yang dimiliki para informan. Langkah ketiga adalah interpretasi, pada tahapan ketiga ini data yang diperoleh dianalisis sehingga melahirkan suatu analisis yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Data-data yang diperoleh merupakan perekat atau penghubung sumber dari satu sumber ke sumber yang lain. Pada tahap ketiga ini penulis telah memiliki konsep kerangka acuan atau gambaran untuk menuliskanya dalam bentuk tulisan. Langkah keempat ialah historiografi atau penulisan sejarah, tahapan ini merupakan tahapan akhir yakni merangkum dan menuliskan seluruh hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk karya ilmiah sejarah, sehingga menjadi tulisan yang menarik dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 11
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN. tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill serta sikap intelektual yang baik, mendorong didirikannya sebuah lembaga perguruan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembangunan Pendidikan Politeknik Tahap I dilaksanakan pada tahun 1979 dari DIKTI, dengan nama Politeknik (Politeknik USU) Medan. Pembangunan Politeknik
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala aktivitas manusia didunia ini yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai penulisan karya karya historiografi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan atau badan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pada awalnya diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokeran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciKebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti
Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti Pengenalan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang, 1 September 2010 Pengelolaan PT a. otonomi
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SERTA PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,
Lebih terperinciKEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciPendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta
Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan
BAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan didirikan sebuah Yayasan diketuai oleh Gubernur Sumatera Utara,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KERJA SAMA PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG JABATAN WAJIB LAPOR KEKAYAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M
Tujuan dan Prosedur Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh Prof.Dr.Johannes
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI 1. Sejarah Ringkas a. Sejarah Ringkas (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN DOSEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN DOSEN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka lebih meningkatkan mutu, prestasi kerja, pengabdian dan semangat kerja dosen, dipandang perlu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI 1. Sejarah Ringkas a. Sejarah Ringkas (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peranan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
DAFTAR INFORMAN Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara : Jl. Sei Kuala No.8 Medan : 59 Tahun Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN
Persyaratan dan Dokumen Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh
Lebih terperinciBAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi pertama kali berkedudukan di Banda Aceh. Pada tahun 1961 membuka Fakultas Ekonomi yang bertempat di Medan. Penetapan
Lebih terperinciREKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA M A L A N G Turunan KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 074/SK/2006 tentang ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya
21 III METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan kebenaran
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa peranan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU. Fakultas Kedokteran merupakan fakultas
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciBAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri
10 BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pertama kali berkedudukan di Banda Aceh, pada tahun 1961 membuka Fakultas Ekonomi yang bertempat di Medan.
Lebih terperinciPROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA
PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Nomor Tahun 2015 DAFTAR NAMA JABATAN STRUKTURAL, KELAS JABATAN, DAN PERSEDIAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak mengalami dan menyimpan berbagai peristiwa sejarah. Peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciPERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
PERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA BAB I Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Kerja sama Poltekkes Kemenkes Surabaya adalah kesepakatan antara Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan perguruan tinggi dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandarlampung, 11 Januari 2017 Direktur, Prof. Dr. Sudjarwo. M.S
1 KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, panduan Pengenalan Sistem Akademik Pascasarjana (PSAP) edisi revisi kelima ini telah selesai. Panduan ini sangat penting sebagai baku mutu dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciSosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal : 17 Februari Hal : Perubahan perguruan tinggi menjadi Badan Hukum Pendidikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan Jakarta 10270 Telepon No. (021) 57946063 Faks. 57946062 SURAT EDARAN Nomor : 170/D/T/2010 Tanggal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74,2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Poltek Negeri. Media Kreatif. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK MARITIM NEGERI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta tidak terlepas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta tidak terlepas dari berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, agar tujuan
Lebih terperinciManual Prosedur Lomba Karya Tulis Mahasiswa
Manual Prosedur Lomba Karya Tulis Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2014 Manual Prosedur Lomba Karya Tulis Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 00800
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN/ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
Lebih terperinci2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1363, 2014 KEMENDIKBUD. Perguruan Tinggi Negeri. Perguruan Tinggi Swasta. Pendirian. Perubahan. Pencabutan Izin. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengusahaan tanaman kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditi perkebunan selalu dilakukan oleh perkebunan besar yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun
Lebih terperinciSTANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA
STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN 2007 2012 JAKARTA 2007 KATA PENGANTAR Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) adalah sebuah universitas swasta yang didirikan pada tahun 1960
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan dalam penelitian. 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan kelanjutan
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciPERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan
Lebih terperinciA. Pendahuluan. 1. Latar Belakang
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENGGABUNGAN DAN PENYATUAN PERGURUAN TINGGI SWASTA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
Lebih terperinciUNIVERSITAS SRIWIJAYA Jln. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662 http://www.unsri.ac.id
K UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jln. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan 30662 http://www.unsri.ac.id Senin, 15 Juni 2009 Universitas Sriwijaya Dipersiapkan Masuk 500 Besar Versi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya mengandung makna bahwa warisan budaya juga ditampilkan oleh museum kepada masyarakat.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinci: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.
penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan
18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciBuku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi
Buku Panduan Panduan Pelaksanaan Program Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2018 Hal 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada uraian ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan dan saran sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah yaitu: 1. Menjelang berdirinya UNIVA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).
III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG PEMBERIAN DELEGASI WEWENANG KEPADA PEJABAT TERTENTU UNTUK MENETAPKAN PENYESUAIAN GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan suatu wadah pendidikan yang berperan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan suatu wadah pendidikan yang berperan dalam mengembangkan strategi kebudayaan. Lembaga tersebut sangat diperlukan dalam membangun
Lebih terperinci