BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang sangat penting. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang sangat penting. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia sedang mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, komunikasi dan informasi bukan hanya menjadi kebutuhan di masa depan namun pada masa kinipun menjadi kebutuhan yang penting bahkan cenderung bergerak menjadi kebutuhan yang sangat penting. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan telekomunikasi baik BUMN maupun swasta bekerja sangat keras dalam memenuhi kebutuhan masyarakat itu. Pada masa kini dan terlebih di masa depan kebutuhan masyarakat untuk komunikasi dan informasi akan terus meningkat dan perlahan akan berpindah dari dominasi komunikasi suara dan pesan singkat kemudian akan bergeser ke arah komunikasi data (informasi) dan komunikasi visual (video call). Para Pelaku bisnis pada industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service sebagai salah satu penunjang utama dalam pembangunan dan peningkatan fasilitas pada infrastruktur komunikasi data dan visual ini melihatnya sebagai peluang dan menjadi sebuah tantangan bisnis bukan hanya pada proyek penyediaan infrastruktur untuk suara dan pesan singkat tetapi meningkat pada dukungan pembangunan infrastruktur untuk data dan komunikasi visual sehingga infrastruktur berkualitas dan berteknologi tinggi akan sangat dibutuhkan. Perusahaan provider atau operator merupakan pemain utama dalam industri telekomunikasi dimana perusahaan provider ini kemudian menjadi ruler of the game yang tentunya tetap pada koridor yang dibatasi oleh regulasi pemerintah. 1

2 Perkembangan yang cepat pada industri telekomunikasi berdampak kurangnya rambu-rambu pemerintah pada implementasi pengembangan dan peningkatan infrastruktur di lapangan sehingga mekanisme pasar menjadi aturan mainnya. Opeartor sebagai pelaku bisnis dirantai tertinggi memegang peranan kunci pada industri ini, maka para opertator swasta maupun milik BUMN menjadi pemimpin pasar yang kemudian menjadi raja pada industri telekomunikasi, situasi ini memberi dampak yang cukup significant ke bisnis pada segmen telecommunication engineering service. Level kedua dalam industri ini adalah vendor sebagai perusahaan utama penyedia perangkat telekomunikasi dan sekaligus pemegang kontrak pemasangan atau implementasi dari perangkat yang mereka pasok. Vendor ini kemudian memegang peranan penting sebagai penyeimbang dan karena itu peranan para vendor ini menjadi krusial, sehingga mereka kemudian mempunyai posisi tawar yang cukup tinggi terhadap operator. Pengaruh vendor makin terasa ketika salah satu vendor dari negeri Tionghoa mulai menguasai hingga 70 persen pada pasar penyedia perangkat dan pemasangan bahkan maintenance pada semua operator di Indonesia. Hal ini berdasarkan pengakuan salah satu karyawan executive vendor tersebut dan juga didukung oleh pengamat telekomunikasi dari Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dalam ulasannya pada salah satu media informasi online (Merdeka, 2013). Pemerintah juga terlibat aktif dalam melakukan pengaturan ruang lingkup bisnis opeator agar tidak terjadi monopoli, lewat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang telah menerbitkan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. UU ini kemudian ditafsirkan bahwa 2

3 dalam pelaksanaan proyek telekomunikasi dari perusahaan provider atau operator ke pihak vendor maka implementasi atau pelaksanaan pekerjaan pembangunan tidak boleh di laksanakan sendiri oleh pihak vendor tetapi diserahkan kepada pihak lain dalam hal ini kontraktor jasa pemasangan. Kontraktor jasa yang ada di Indonesia saat ini diperkirakan berjumlah hingga 50 perusahaan dari dalam dan luar negeri walaupun belum ada catatan resminya karena pertumbuhannya belum diatur secara ketat oleh pemerintah sehingga aturan mekanisme pasar menjadi sangat kental pada segmen ini. Perkembangan bisnis pada segmen telecommunication engineering service menjadi daya tarik yang besar terutama karyawan dari perusahaan operator dan vendor yang kemudian keluar dan bergabung membentuk perusahaan kontraktor untuk mulai masuk dalam pasar ini. Kesuksesan yang didapat mejadi daya tarik bagi rekan mereka yang kemudian ikut mendirikan perusahaan baru sejenis. Perkembangan bisnis ini juga dengan cepat menarik perusahaan pada bidang lain untuk masuk pada bisnis kontraktor ini, kemudahan perusahaan masuk dan keluar menjadi daya tarik dan tantangan bagi pemain baru dan pemula yang kemudian masuk dan menjadi pesaing perusahaan besar yang terlebih dahulu sudah berkecimpung sejak lama di bisnis ini. Fenomena yang kemudian terjadi adalah perusahaan besar dengan layanan pelaksanaan proyek yang berkualitas cenderung tergesar karena pada akhirnya operator dan vendor kemudian lebih membuka peluang kepada perusahaan baru yang berani memberikan layanan berbiaya murah. Kontraktor yang memberikan layanan atau harga jual yang lebih murah akan menjadi pilihan utama vendor walaupun dengan pencapaian target yang rendah dan kualitas 3

4 pekerjaan yang di bawah kontraktor besar dan berpengalaman. Hal ini bisa terjadi karena dukungan vendor dan toleransi penerimaan operator pada kondisi ini dengan memprioritaskan harga murah dibandingkan kecepatan dan kualitas pekerjaan maka pada akhirnya kontraktor besar berbiaya mahal perlahan mulai bergeser bahkan sebagian besar kemudian tutup atau atau meninggalkan pasar ini dan masuk ke pasar bisnis yang lain. PT ABC merupakan salah satu perusahaan besar yang berkecimpung di bisnis ini sejak awal tahun 2000 menjadi pemimpin pasar sejak pada bisnis ini, dan awal tahun 2013 kemudian tergeser oleh pesaing-pesaing baru sehingga merasakan tekanan yang sangat berat untuk bertahan apalagi berkembang. Beberapa perusahaan besar tersebut sudah tutup atau keluar dari bisnis ini, padahal perusahaan tersebut itu yang dulunya bersama-sama PT ABC menjadi perusahaan-perusahaan awal yang berkecimpung di bisnis ini pada awal tahun 2000 yang mendukung permulaan pembangunan infrastuktur jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan baru lokal yang berjumlah banyak dan berbiaya rendah kemudian mengambil alih posisi utama pada pasar dan ini menyebabkan pukulan berat bagi PT ABC untuk terus bertahan pada bisnis yang tingkat kompetisinya sudah masuk pada tahap red ocean. PT ABC adalah sebuah perusahaan keluarga dengan basis di Singapura yang berdiri sejak tahun Industri telekomunikasi di Indonesia yang sangat attractive pada awal tahun 2000 dengan keterbukaan dan keleluasaan yang diberikan pemerintah menjadi motivasi bagi PT ABC untuk datang dan mengambil peluang bisnis pada industri telekomunikasi di segmen telecommunication engineering 4

5 service yang menjadi keahlian PT ABC. Pada saat itu mulai berdiri pula di Indonesia beberapa perusahaan lokal dan juga mulai masuk pula perusahaan lain dari luar negri seperti Singapura, Jepang, Inggris. PT ABC sejak tahun 2000 mulai dengan sekitar 50 karyawan terus berkembang hingga pada tahun 2010 perusahaan ini telah memiliki sekitar 1000 karyawan belum termasuk tenga kerja pendukung dari rekanan pemasok tenaga kerja dengan jumlah team yang sama besarnya. Pada tahun 2010 terdapat dua perusahaan sejenis mejadi pesaing langsung pada bisnis ini yang memiliki kapasitas tim yang sama besarnya dengan PT ABC yaitu sekitar 1000 karyawan. Perusahaan-perusahan baru yang memulai investasi di bisnis ini tidak hanya terbatas pada investasi lokal tetapi juga investasi luar sejak tahun 2008, dimana investasi luar tertarik masuk dan berkembang dengan cepat merambah pasar karena terbukanya penerbangan murah ke Indonesia. Investasi asing yang sangat menonjol dan kemudian berkembang pesat pada industri telekomunikasi adalah investasi dari Tionghoa (China). Investasi dari Tionghoa dimulai dari masuknya perusahaan pemasok peralatan telekomunikasi (vendor) kemudian diikuti oleh perusahaan pada jasa yang bergerak di segmen telecommunication engineering service. Vendor Huawei dari Tionghoa kemudian berkembang secara pesat dan kemudian menguasai pasar pemasok perangkat telekomuniasi dan implementasinya, Huawei Tech Investment (Huawei) merupakan anak perusahaan dari Huawei Technologies Co, Ltd. Perusahan ini kemudian dengan cepat mengambil pasar pemasok peralatan telekomunikasi di Indonesia dan meningkatkan market share hingga lebih dari 70% 5

6 dengan menggeser pemain-pemain lama sebelumnya seperti Nokia-Siemens, Ericsson, Motorolla dan Alacatel. Segmen telecommunication engineering service juga mengalami peningkatan jumlah perusahaan yang berbisnis pada pasar ini. Investasi baru di segmen pemasok perangkat menggunakan strategi harga bersaing dengan sistem jual yang berbeda dan baru dibandingkan dengan perusahaan yang telah terlebih dahulu berkecimpung di bisnis ini. Peningkatan jumlah perusahaan yang berbisnis dibidang ini dengan perbedaan strategi yang tajam kemudian menciptakan situasi bisnis jumlah penjual dan pembeli menjadi tidak berimbang dan berakibat daya tawar pembeli atau vendor dalam hal ini vendor Huawei menjadi lebih tinggi dibanding kemampuan daya tawar kontraktor/subkontrator seperti PT ABC dan perusahaan lain. Persaingan bisnis pada tingkat kontraktor yang kemudian mencapai level red ocean ini terbentuk karena berberapa faktor: a. Tekanan pemerintah kepada operator untuk menurunkan harga jual produk mempengaruhi penurunan nilai proyek atau harga jual operator kepada vendor. b. Masuknya Huawei sebagai vendor dengan penawaran harga jual perangkat telekomunikasi dengan harga lebih murah dari Ericsson, Nokia-Siemens, Alkatel dan dengan teknologi lebih baru, mudah pengimplementasiannya dengan pembangunan jaringan lebih cepat. 6

7 c. Bertambahnya jumlah pemain baru pada segmen kontraktor dengan cepat dan melebihi kebutuhan pasar. Hal ini tidak lepas dari dukungan vendor dalam membuka ruang yang lebar bagi perusahaan baru, kecil dan berbiaya murah. Daya tawar atau daya jual kontraktor yang setiap tahun semakin turun menyebabkan perusahaan kontraktor besar yang menggunakan differential strategy dengan project delivery yang cepat dan berkualitas mulai tergesar oleh kontraktor baru yang lebih kecil dengan menggunakan strategi cost leadership. Biaya pelaksanaan proyek yang lebih mahal ditengarai sebagai penyebab utama jatuhnya para kontraktor besar ini karena vendor dalam mendistribusikan proyek lewat tender lebih mengutamakan perusahaan kontraktor yang berbiaya lebih murah. Jika vendor bisa membayar kontraktor kecil lebih murah kenapa harus memberikan proyek pada kontraktor yang lebih besar dengan harga yang lebih mahal walaupun kemudian dalam pelaksanaan proyek muncul isu bagi vendor baru seputar hal pencapaian target, koordinasi, kuantitas, dan kualitas dari kontraktor baru/kecil berbiaya lebih murah tersebut. Kontraktor kecil lebih mampu melaksanakan proyek dengan lebih murah karena variable cost mereka lebih sedikit atau biaya setiap variabel lebih murah dibandingkan kontraktor besar. Beberapa contoh pengurangan biaya seperti menghilangkan departemen penunjang Quality & Audit Department, Training Department dan juga mengurangi jumlah anggota pada Project Management Team serta menggunakan tenaga kerja baru yang kurang pengalaman dengan sistim kontrak jangka pendek. Semua aktifitas efesiensi dengan semata-mata hanya mengurangi biaya ini demi mendukung strategi cost leadership ini bukan tanpa resiko bahkan 7

8 berdampak besar pada penurunan pencapaian target atau jumlah proyek dan paling berefek pada kualitas pekerjaan yang menurun. Kondisi proyek seperti ini sudah berlangsung cukup lama dan menimbulkan isu dari semua pihak baik dari operator, vendor, kontraktor besar maupun kecil namun kondisi ini tetap berlangsung karena tingginya toleransi dari operator yang pada dasarnya dipengaruhi oleh biaya proyek yang lebih murah. Penyebab lain yang mendorong operator memberikan toleransi yang tinggi menurut seorang eksekutif vendor asing adalah karena metode pembayaran yang fleksibel dan bisa dalam tempo tiga tahun yang dilakukan oleh salah satu vendor yang dimuat merdeka.com pada beritanya yang bertajuk: Indonesia seperti Huawei nation, vendor mengeluh PT ABC mengalami pergumulan yang berat dengan penurunan revenue yang tajam sekitar persen setiap tahunnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Faktor utama disebabkan karena kegagalan mendapatkan kontrak proyek jangka panjang dari salah satu vendor terbesar sebagai konsumen utama karena harga yang di tawarkan PT ABC jauh lebih tinggi dari harga pesaing lain. Pada awal tender vendor akan memberikan harga dasar atau baseline sebagai pembukaan penawaran, kemudian para kontraktor akan memberikan penawaran yang kemudian berkisar diharga dasar tersebut. Tender ini diikuti sekitar 50 kontraktor dengan penawaran total ribuan team untuk proyek dua atau tiga tahun ke depan untuk semua jenis proyek di seluruh wilayah Indonesia. Sistim tender dengan harga dasar ini berlaku pada hampir semua vendor yang merupakan konsumen PT ABC sehingga pada akhirnya semua tender gagal didapatkan karena PT ABC memberikan harga yang jauh di atas harga dasar. Proyek yang didapatkan PT ABC pada masa dua tahun terakhir hanya 8

9 proyek-proyek khusus yaitu proyek yang kontraknya hanya berupa kontrak jangka pendek dengan harga khusus, proyek jenis ini jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan proyek dengan kontrak jangka panjang. PT ABC sendiri sudah melakukan pengkajian dan pemotongan biaya proyek lewat efesiensi dan efektifitas penggunaan budget proyek tanpa mengurangi standard pada kualitas pekerjaan, ketepatan project delivery, dan koordinasi yang profesional sehingga didapatkan harga jual di turunkan pada titik yang bisa ditoleransi. Harga lebih rendah ini pun belum memenuhi standard harga atau masih di atas harga yang di tawarkan para vendor. Internal perusahaan PT ABC sendiri sudah memberikan usulan kepada pihak manajemen dalam menghadapi perkembangan lingkungan bisnis yang makin ketat dengan persaingan maka sudah saatnya PT ABC mengkaji lebih dalam strategi bisnis yang diterapkan selama ini Rumusan Masalah PT ABC dalam menghadapi persaingan di masa yang akan datang dituntut untuk memenangkan kontrak jangka panjang dari semua vendor yang menjadi konsumen selama ini dan juga pada calon kosumen baru. Permasalahan yang muncul sebagai berikut: a. Perkembangan dan perubahan lingkungan industri telekomunikasi secara umum kemudian mempengaruhi lingkungan bisnis segmen telecommunication engineering service dimana PT ABC mejalankan bisnisnya. b. Perubahan ini kemudian membuka peluang bagi investasi baru baik dalam dan luar negeri untuk investasi pada bisnis segmen telecommunication engineering 9

10 service, yang mana investasi baru ini meningkat dengan pesat dan menggunakan strategi baru yang sejalan dengan strategi baru vendor dan operator sebagai konsumen atau pemberi proyek. c. PT ABC sebagai salah satu investasi awal yang sudah lama berkecimpung di bisnis segmen telecommunication engineering service dengan masih menggunakan strategi awal menghadapi tantangan besar dengan strategi lama yang mengedepankan differentiation strategy yang kemudian berhadapan dengan pesaing yang mayoritas menggunakan low cost strategy yang sejalan dengan strategi konsumen (vendor). d. PT ABC mengalami penurunan revenue yang tajam pada tiga tahun terakhir sehingga menimbulkan dampak negatif yang luas dan dalam kepada perusahaan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah bisnis pada segmen telecommunicatin engineering service masih menarik atau attractive bagi PT ABC yang sudah lama berkecimpung di bisnis ini? b. Apakah startegi bisnis differentiation strategy pada industri telekomunikasi di Indonesia pada segmen telecommunication engineering service yang diterapkan PT ABC pada saat ini akan mampu membuat perusahaan keluar dari 10

11 masalah ini sehingga PT ABC bisa bertahan dan berkembang pada kompetisi bisnis ini? c. Apakah jika kemudian berubah mengadopsi cost leadership strategy maka ini akan menjadi turn around atau bahkan lebih memperburuk kondisi perusahaan? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Menganalisis kondisi lingkungan eksternal, kondisi persaingan, dan faktorfaktor kunci dalam industri telekomunikasi dalam hubungannnya dengan segmen telecommunication engineering service. b. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan mengidentifikasi keunggulan kompetitif pada perusahaan PT ABC. c. Memformulasikan strategi bisnis yang sesuai untuk PT ABC dalam bersaing di industri telekomunikasi segmen telecommunication engineering service sehingga perusahaan bisa turn around Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan: a. Hasil penelitian secara khusus dapat memberi informasi atau masukan yang bermanfaat pada PT ABC untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan karena 11

12 di dalamnya terdapat data, analisis, dan gambaran serta pertimbangan rumusan strategi bersaingan dan strategi alternatif strategi bagi manajemen perusahaan. b. Hasil penelitian secara umum diharapkan dapat menjadi informasi berupa data, analisis, dan gambaran kondisi lingkungan industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service pada PT ABC dan perusahaan lain yang sejenis Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian dilakukan hanya pada perusahaan telecommunication engineering service PT ABC, sedangkan hal yang dianalisis adalah strategi bisnis perusahaan, khususnya strategi bersaing perusahaan dalam industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang diambil menjadi masukan atau referensi bagi penelitian ini diambil dari Porter (1996) tentang apakah strategi itu, lalu kajian Davidson (2008) tentang bagaimana membuat visi dan values itu berhasil dan beberapa jurnal diterbitkan oleh Harvard Busines Review dan Oxford: Butterworth Heinemann yang relevan dengan tema penelitian tentang strategi bersaing seperti Porter (1979, 1980, 1985), bagaimana kekuatan bersaing menjadi bentuk sebuah strategi juga Wernerfelt (1984) tentang sebuah perusahaan melihat sumber daya yang dimiliki menjadi dasar untuk menyusun sebuah strategi. Selain jurnal-jurnal tersebut penulis juga menggunakan buku Thomson, Peteraf, dan Gamble dan Strickland III (2014), 12

13 Crafting and Executing Strategy sebagai panduan dalam memilih konsep dan teori yang akan digunakan dalam melakuakan analisis kasus. Penelitian pada industri telekomunikasi segment engeneering service company di Indonesa telah pernah dilakukan dalam bentuk A Study on the Competitive Strategy in a Telecommunication Engineering Service Company in Indonesia (Ron Tan, 2012). Perkembangan dan perubahan yang cepat pada industri yang kemudian membawa perubahan besar pada PT ABC yang jauh berbeda di tahun 2014 menarik minat penulis setelah berkonsultasi dengan peneliti sebelumnya untuk meneliti kembali secara lebih komprehensif dengan menggunakan pendekatan analisis yang lebih komprehensif. Penulis menggunakan pendekatan analisis yang mengacuh pada kerangka penelitian yang digunakan pada Analisis Strategi Bisnis Perusahaan Jasa Telekomunkasi PT. XL Axiata Tbk (Raharjo, 2012) Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelitian kasus tunggal pada PT ABC lalu membandingkan dengan kondisi industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service. Data yang di ambil adalah: a. Data Primer Data primer dikumpulkan melalui observasi dalam organisasi pada perusahaan PT ABC selama 3 bulan terakhir. Pendekatan yang dilakukan dari pengamatan partisipan dimana pihak manajemen dari PT ABC akan di informasikan bahwa mereka akan diamati. Peserta diwawancarai beberapa kali 13

14 sepanjang durasi penelitian dan pengamatan dan data wawancara dicatat sebagai catatan lapangan. Responden diambil dari senior manajer di sisi bisnis dan senior manajer di sisi proyek. Topik wawancara terdiri dari beberapa hal yaitu: 1. Industri Telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service. 2. Strategi Bisnis Differentiation yang diterapkan PT ABC. 3. Strategi Bisnis Cost Leadership yang diterapkan perusahaan lain yang sejenis 4. Perbandingan Strategi bisnis differentiation dan cost leadership pada bisnis segmen telecommunication engineering service. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dari observasi pada berbagai sumber yaitu: 1. Badan Pusat Statistik Indonesia, Badan Regulasi Telekomuniksi Indonesia, Masyarakat Telematika Indonesia. 2. Berbagai webisite yang resmi dan credible seperti laman kominfo, laman-laman seputar bidang telecom, laman lembaga survey, laman pengolahan data. Data primer dan data sekunder yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan memetakan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi penentu bagi 14

15 keunggulan bersaing PT ABC pada industri telekomunikasi segmen telecommunication engineering service, sehingga hasil analisis data diharapkan dapat menjawab permasalahan dan menrumuskan keunggulan daya saing serta strategis bisnis PT ABC. Kerangka analisis disusun seperti pada gambar 1.1 yang kemudian akan menjadi panduan bagi penulis untuk melakukan analisi dengan menggunakan beberapa konsep dan teori berdasarkan tinjauan pustaka yang telah disebutkan di atas. Rerangka pemikiran penelitian disusun menggunakan analisis Eksternal dan Internal, yang dikaitkan dengan misi, objektif, dan value PT ABC. Analisis eksternal dilakukan dengan melakukan analisis lingkungan umum dan analisis lingkungan industri. Analisis lingkungan umum dilakukan dengan menggunakan PEST/PESTEL Analysis (Aguilar, 1967) fokus pada analisis dimensi Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi sedangkan untuk lingkungan industri dilakukan dengan menggunakan Five Force (Porter, 2008) dan analisis persaingan dan tingkat kompetitif.analisis internal dilakukan dengan analisis value chain (Porter, 1985), yang mana fokus pada analisis sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki PT ABC sebagai dasar bagi kekuatan bersaing perusahaan. Analisis internal dengan VRIO (Wernervelt, 1984) untuk menguji keunggulan kompetitif yang mendukung strategi perusahaan agar bisa bertahan dan berkembang. Kerangka digambarkan seperti pada gambar

16 Gambar 1.1: Kerangka Penelitian PT. ABC Analisis Eksternal Analisis Internal Analisis Lingkungan Umum - Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi Analisis Lingkungan Industri - Five Forces - Analisis Persaingan dan TIngkat Kompetitif Analisis Rantai Nilai : - Sumber Daya - Kapabilitas Analisa VRIO Keunggulan Kompetitif yang berkelanjutan Faktor Sukses Kunci Identifikasi Kekuatan Bersaing Strategi Bisnis Perusahaan 16

17 Penjelasan dari kerangka analisis secara lebih detail dijelaskan sebagai berikut: a. Analisis Eksternal perusahaan yang berhubungan dengan hal-hal yang mempengaruhi industri. Analisis dilakukan dengan menggunakan beberapa alat yang relevan : 1. PESTEL Analysis, untuk menganalisis lingkungan umum yang berdampak pada industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service. Analisis dilakukan pada bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Ekologikal, dan Legal. 2. Five Forces Michael E. Porter, untuk menganalisis lingkungan industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service digunakan konsep Five Forces sehingga lewat hasil analisis nanti dapat diketahui kondisi PT ABC terhadap faktor-faktor lingkungan industri. Analisis dilakukan pada persaingan industri, ancaman pendatang baru, kekuatan penawar pemasok, kekuatan penawar pembeli, dan ancaman produk pengganti. 3. Analisis Pesaing dan Tingkat Kompetisi, analisis dilakukan untuk memetakan PT ABC terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak di segmen telecommunication engineering service. Analisis meliputi : i. Produk subtitusi: Similar Peformance Characteristic, Occation for use, Geografis. ii. Struktur pasar. 17

18 Setelah melakukan analisis dengan 3 alat di atas maka kemudian dilakukan Identifiksai Faktor Sukses Kunci yang sebaiknya dimiliki PT ABC untuk dapat bersaing pada industri telekomuniasi pada segmen telecommunication engineering service. b. Analisis Internal perusahaan pada PT ABC bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kekuatan internal PT ABC yang menjadi daya saing perusahaan. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan : 1. Analisis Rantai Nilai, analisis yang dilakukan untuk dapat mengidentifikasi dua faktor utama di dalam perusahaan yaitu sumber daya dan kapabilitas. Analisis dua faktor utama itu kemudian selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi Kekuatan Bersaing yang dimiliki oleh PT ABC 2. Analisis VRIO, analisis yang dilakukan untuk menentukan daya saing perusahaan dengan menggunakan 4 faktor yaitu Value, Rarity, Inimitable, Organization. Analisis 4 faktor itu kemudian selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif yang Berkelanjutan c. Pada akhirnya setelah melakukan analisis eksternal dan internal maka hasil analisis di atas kemudian menjadi acuan dalam penyusunan atau pemilihan formulasi strategi bisnis PT ABC dengan menggunakan five generic Porter sebagai dasarnya. 18

19 1.9. Sistematika Penulisan a. BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kerangka analisis, batasan penelitian atau ruang lingkup. b. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan berbagai tinjauan pustaka berupa jurnal, buku, dan tulisan penelitian dipublikasikan yang berkaitan dengan topik penelitian. c. BAB III: METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SEGMEN TELECOMMUNICATION ENGINEERING SERVICE Bab ini berisi penjelasan secara rinci tentang metode penelitian yang digunakan, baik itu tentang data yang digunakan, metode pengumpulan data, dan metode analisis. Bab ini juga berisi tentang profil industri telekomunikasi pada segmen telecommunication engineering service di Indonesia serta profil perusahaan PT ABC yang menjadi studi kasus dalam penelitian ini. d. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis dari data yang dikumpulkan dengan metode analisis yang telah dijelaskan sebelumnya dan kemudian dilakukan pembahasan secara mendalam dengan tetap berdasarkan teori atau konsep yang sesuai. 19

20 e. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan serta rekomendasi dalam bentuk kepada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. 20

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2007, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, yang akan mengubah ASEAN menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih memiliki masa depan yang cerah. Pangsa pasar industri Manajemen Proses Bisnis di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perkembangan kegiatan pemasaran dan mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang 1. BAB I 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data retail audit AC Nielsen untuk periode tahun 2012, PT Mead Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang berada di peringkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Regulasi Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan aturan monopoli, yang diatur oleh UU (undang undang) no 5 tahun1964 [1]. Kemudian pada tahun 1999

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan lingkungan pemasaran mengalami perubahan yang dramatis

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan lingkungan pemasaran mengalami perubahan yang dramatis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide utama konsep pemasaran adalah mengerahkan segala kapabilitas perusahaan untuk menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilainilai konsumen secara

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Daftar Isi

DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini sebagai tujuan dari investasi para investor baik yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Gambaran Umum Objek Penelitian PT Akses Nusa Karya Infratek

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Gambaran Umum Objek Penelitian PT Akses Nusa Karya Infratek BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Akses Nusa Karya Infratek PT. Akses Nusa Karya Infratek, secara resmi didirikan pada 2 Juni 2008 adalah sebuah perusahaan Swasta Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama korporasi dalam setiap industri adalah mencari cara bagaimana menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini mendorong terciptanya kebutuhan terhadap penerapan teknologi yang semangkin canggih di berbagai organisasi. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. i ii iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... vi x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat modern dan semakin menjadi bagian utama dari teknologi kontemporer dewasa ini. Kelengkapan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selalu saja disertai oleh investasi, dimana investasi tersebut juga diiringi adanya pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan pabrik-pabrik

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Abad ke-21 merupakan era pertumbuhan progresif kelas menengah Asia, yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini, pengguna ponsel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis resource based view (RBV), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Key Success

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan untuk masyarakat umum saja akan tetapi juga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan yang nyata dalam dunia bisnis adalah banyaknya pesaing yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya tingkat

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, pendapatan XL meningkat tiga kali lipat dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 17,6 triliun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif beberapa tahun terakhir ini menunjukkan berkembangan yang cukup stabil di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah penjualan mobil baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan inovasi-inovasi baru hampir diseluruh sektor perekonomian. Perkembangan sistem pembayaran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena

BAB I. PENDAHULUAN. Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri penerbangan merupakan salah satu industri high profile karena memiliki beberapa karakteristik. Industri penerbangan bersifat global bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan yang semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Bab 1 PENDAHULUAN negara yang mulai berkembang. Hal itu di buktikan berdasarkan data dari Bappenas untuk tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 82 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saja.hal ini terjadi sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saja.hal ini terjadi sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri telekomunikasi dan informasi komunikasi sedang berada pada puncaknya.seiring dengan perkembangan modernisasi pada masyarakat Indonesia, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1. Bentuk Saluran Distribusi Terdapat beberapa bentuk saluran distribusi yang menjadi pilihan perusahaan atau organisasi dalam melakukan aktivitas perdagangannya. Tidak ada suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sepuluh tahun terakhir, industri alat berat Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan industri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dan analisa terhadap permasalahan yang dihadapi oleh BNI Call yaitu apakah strategi yang dijalankan sudah sesuai/ cocok (fit) dengan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara lain dimana secara geografis terdiri atas pulau-pulau yang dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara lain dimana secara geografis terdiri atas pulau-pulau yang dipisahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang secara geografis terbentang paling panjang di khatulistiwa, Indonesia memiliki posisi geografis yang unik yang tidak dimiliki oleh negara lain dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian cepat membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat dan terjadi di semua sektor ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat sehingga menjadi pionir atau menunggu investasi dan melihat reaksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat sehingga menjadi pionir atau menunggu investasi dan melihat reaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan akan berhadapan dengan masalah yang kompleks pada saat memutuskan untuk investasi pada suatu produk, contohnya apakah investasi dengan cepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Industrial Competitive Analysis Dosen: Drs Ahmad Jamli, MA Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Kelompok 2: Candra WP Dwi Joko PWA Eri Ardono S PT XL Axiata, Tbk Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi dalam satu dekade ini berjalan dengan sangat cepat. Hal tersebut terjadi pada semua bidang termasuk pada bidang komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi sehingga informasi dapat diketahui secara cepat. Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis diantara perusahaan sejenis semakin kompetitif dan semakin sengit. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut muncul karena perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009.

1 Universitas Indonesia Analisis understanding..., Ratu Kania Puspakusumah, FE UI, 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kimia pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian di Indonesia dan sudah berkembang pesat. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING

BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING BAB 4 PORTER 5 FORCES DALAM INDUSTRI RADIO TRUNKING 4.1 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN USAHA Lingkungan usaha yang akan diindentifikasi dalam penelitian ini adalah lngkungan usaha dari industri radio trunking.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi dan kondisi Indonesia terutama dalam bidang perekonomian yang disebabkan oleh keadaan politik dan stabilitas yang tidak menentu ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau yang biasa di singkat PT. Telkom merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Insourcing dan Outsourcing

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Insourcing dan Outsourcing TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Keunggulan dan Kelemahan Menggunakan Insourcing dan Outsourcing Oleh : Vharessa Aknesia KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga minyak mentah dunia (crude oil) mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun 2014. Pergerakan harga minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber : I BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dunia telekomunikasi semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Berbagai macam inovasi teknologi semakin mendapat banyak perhatian oleh masyarakat dan pelaku industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini mengalami perubahan lingkungan yang sangat cepat. Keinginan publik yang semakin meningkat, kompetisi yang semakin banyak, tingkat inflasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator

Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi / Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator Solikin, M.T STMIK AMIK Bandung Falahah Sekolah Bisnis dan Manajemen, ITBI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Seri Artikel Manajemen 2 APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Strategi adalah hal yang sering dikemukakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apa itu sebenarnya strategi? Mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi hadir sebagai sarana untuk menghubungkan setiap manusia akan kebutuhan informasinya. Teknologi ini menggunakan sistem jaringan untuk menghubungkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelanggan mempunyai orientasi yang berbeda terhadap suatu produk, tidak hanya melihat merk dan promosi yang dilakukan perusahaan. Pelanggan mulai cerdas membeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun dalam sektor organisasi perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi dewasa ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam berbagai sektor, baik dalam sektor bisnis maupun dalam sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata nasional Indonesia tumbuh sangat luar biasa. Frekuensi bepergian menggunakan alat transportasi udara, darat dan laut sangat tinggi yang didominasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kompetisi di dunia bisnis konstruksi terus meningkat secara tajam dari hari ke hari. Oleh karenanya strategi menentukan harga penawaran menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai dampak yang luas terhadap suatu perusahaan. Perkembangan ini mengakibatkan persaingan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia

Lebih terperinci