TINGKAT KERAGAMAN KUALITAS PELAYAN BANK KAJIAN DELAPAN BANK UMUM DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT KERAGAMAN KUALITAS PELAYAN BANK KAJIAN DELAPAN BANK UMUM DI INDONESIA"

Transkripsi

1 TINGKAT KERAGAMAN KUALITAS PELAYAN BANK KAJIAN DELAPAN BANK UMUM DI INDONESIA Steph Subandja Program Pascasarjana Perbanas, Abstract This paper tries to analyze the differences among eight banks in Indonesia in terms of their service quality. By using secondary data from the result of a reseach conducted by Institute of Services Management Studies and analyzing homogenities test including Tukey and Bonferonni Test, it can be concluded that, in general, based on perspective of their customers, there are no differences significantly among the level of service quality which are delivered by the banks. However, Citibank delivers higherand better service quality than Bank. Opportunity, this article does not discuss the defferences. So that, it is sugested that the bank should focus on their services specifically rather than their competitors. This paper, probably, also could be a reference to explore more detail about the homogenity of service quality of the banks for making appropriate decision to entertaint their customers needs. Keywords: Quality, Service, Homogenity, and Bank PENDAHULUAN Cronin dan Taylor (1992) mendukung teori bahwa kualitas pelayanan merupakan anteseden tingkat kepuasan, dan tingkat kepuasan konsumen mendorong untuk melakukan pembelian ulang. Dengan kata lain, tingkat kepuasan merupakan variabel antara (intervening variable) antara tingkat kulaitas pelayanan dan loyalitas. Pengukuran kualitas pelayanan adalah suatu faktor penting dalam keberlanjutan bisnis perusahaan. Akhir-akhir ini telah terjadi perubahan paradigma dalam praktek maupun penelitian pemasaran, yaitu dari kualitas pelayanan dan kepuasan menjadi loyalitas pelanggan. Hal itu didasarkan pada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berhubungan dengan kepuasan pelanggan dan pelanggan yang puas tidak selalu menjadi pelanggan yang setia atau loyal atau oleh penyebab lainnya (Reichheld, 1993 dan McQuilken, 2005). Namun demikian, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas konsumen tetap menjadi salah satu pertimbangan utama dalam praktek pemasaran akhir-akhir ini. Hal itu didasarkan pada berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan 1

2 merupakan salah satu determinan utama dari kesetiaan pelanggan (Beerli, Martin, dan Quintana, 2004; Veloutsou, Daskou, dan Daskou, 2004; Pont dan McQuilken, 2005; Baumann, Burton, dan Elliott, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Hallowell (1996), misalnya, menunjukkan bahwa sekitar 37% dari variasi tingkat kesetiaan nasabah bank dapat dijelaskan dengan tingkat kepuasan nasabah tersebut. Jadi, tingkat kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan masih tetap menjadi salah satu pertimbangan utama dalam praktek pemasaran. Kualitas pelayanan bank dalam praktek perbankan juga memiliki peranan yang penting, khususnya dalam persaingan yang makin intensif akhir-akhir ini sebagai hasil dari deregulasi industri perbankan. Setiap bank di Indonesia juga tidak lepas dari persaingan tersebut sehingga bank juga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan nasabahnya. Namun, karakteristik setiap bank yang difungsikan sebagai lembaga keuangan tidak sama atau sebenarnya memiliki keunikan tertentu. Hal ini menyebabkan setiap pendekatan yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan melalui kepuasan nasabah juga harus lebih spesifik. Berdasarkan sifatnya, tingkat kualitas pelayanan jasa, termasuk jasa perbankan, tidak mudah untuk diukur. Akan tetapi tidak berarti tingkat kualitas pelayanan tidak dapat diukur. Ukuran yang paling ekstrim adalah dengan menggunakan satuan puas atau tidak puas. Karena sifatnya yang ekstrim, ukuran ini jarang digunakan. Ukuran yang sering digunakan adalah dengan menggunakan rating scale, misalnya satuan sangat puas, puas, kurang puas, dan tidak puas. Ukuran ini kemudian digunakan untuk menganalogikan tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Dengan demikian yang menentukan tinggi atau rendahnya tingkat kualitas pelayanan adalah konsumennya, yang diukur dengan puas tidaknya konsumen. Kualitas pelayanan merupakan hasil dari persepsi pelanggan atas jasa yang ditawarkan dan dirasakan pelanggan. Kualitas diawali dari kebutuhan pelanggan atas jasa yang diinginkan. Pelayanan yang dirasakan kemudian dipersepsikan berkualitas, kurang berkualitas sampai dengan tidak berkualitas. Dengan demikian kualitas jasa adalah sudut pandang konsumen, bukan sudut pandang penyedia jasa. Kebutuhan pelanggan atas jasa bersifat tidak kekal, selalu berubah berdasarkan persepsi konsumen atas pelayanan yang dirasakan. Kualitas jasa juga dianggap menurun 2

3 atau tidak sesuai dengan persepsinya, ketika konsumen mampu membedakan kualitas pelayanan antara penyedia jasa yang satu terhadap yang lain. Kebutuhan yang berubah atau meningkat mengakibatkan sudut pandang kualitas jasa yang telah dirasakan berubah, sehingga sering kebutuhan yang dipersepsikan berbeda dengan yang dirasakan. Penyedia jasa kemudian perlu menyesuaikan secara rational atas keinginan konsumen dan atau perlu mengacu pada penyedia jasa lain yang dipandang sebagai pesaing, baik pesaing dekat maupun pesaing jauh. Mengacu pada labilnya kualitas pelayanan dan kebutuhan konsumen yang cenderung berubah, penelitian tentang persepsi kualitas pelayanan seyogyanya, diperbarui secara terus menerus. Dengan demikian, pembahasan dan penelitian tentang kualitas pelayanan merupakan topik yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Ketika konsumen tidak mampu secara sadar membedakan tingkat kualitas pelayanan di antara jasa-jasa yang diterima dan dirasakan, saat itu dapat dikatakan bahwa penyedia jasa tidak mampu memfokuskan perbedaan pelayanan jasa yang diberikan. Konsumen akan dengan mudah beralih ke penyedia jasa lain. Dengan demikian terdapat masalah bahwa keragaman kualitas pelayanan bank cenderung mengemuka (cenderung sama atau berbeda), walaupun masing-masing bank terus menyampaikan, bahwa suatu bank akan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabahnya. Penelitian ini, mencoba mencari perbedaan atau kesamaan tingkat pelayanan yang diberikan oleh delapan bank, yaitu Citibank, Bank Permata, Bank, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Lippobank, Bank International Indonesia dan Bank Niaga, yang merupakan bank kelompok atas dalam kualitas pelayanan kepada nasabah (Infobank, No 326, 2006). Tingkat pelayanan yang dianalisis berdasarkan persepsi konsumen bank-bank tersebut. KAJIAN TEORETIS Istilah kepuasan pelanggan dan kualitas jasa atau kualitas pelayanan sering digunakan secara bergantian, karena memiliki esensi yang sama. Secara tradisional, kualitas pelayanan didefinisikan sebagai perbedaan antara harapan pelanggan mengenai pelayanan dan persepsinya mengenai pelayanan yang secara nyata diterimanya (Grönroos, 1984; Parasuraman, Zithaml, dan Berry, 1988). Konsekuensi dari konsep 3

4 yang demikian adalah bahwa untuk mengukur kualitas pelayanan harus digunakan dua pasang pernyataan, yaitu untuk mengukur harapan dan persepsinya, sehingga cenderung tidak praktis dan bias. Berkaitan dengan itu, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan hanya satu dari komponen kepuasan atau kualitas tersebut telah memenuhi syarat sehingga dalam praktek tidak lagi menggunakan keduanya (Babakus dan Boller, 1992; Cronin dan Taylor, 1992; Brown, Churchill, Jr., and Peter, 1993; Dabholkar, Shepherd, dan Thorpe, 2003). Definisi kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada values dan business strategy yang dianut berbagai bank selama ini, yakni: speed, focus, competitiveness, dan reliability, untuk mencapai optimalisasi fungsi sebagai salah satu lembaga keuangan. Sejalan dengan uraian di atas, definisi kualitas pelayanan yang digunakan pada penelitian ini adalah penilaian nasabah terhadap atribut pelayanan yang diberikan bank setelah nasabah tersebut mengalami dan menggunakan jasa bank. Dalam penelitian ini akan ditinjau tingkat kepuasan penggunaan beragam fasilitas oleh nasabah bank. Dengan demikian, prinsip parsimoni (efisiensi) dalam pengukuran kualitas pelayanan kepada nasabah bank dapat dicapai. Kualitas pelayanan bukanlah konsep yang berdiri sendiri. Dalam konteks perbankan, kualitas pelayanan berkaitan dengan atribut-atribut pelayanan yang diberikan oleh suatu bank. Atribut-atribut itu sendiri lazim dikelompokkan menjadi sejumlah dimensi atau faktor yang jumlahnya sedikit berkurang. Hal itu dimaksudkan untuk menyederhanakan atribut-atribut yang jumlahnya relatif banyak. Penelitian mengenai atribut/dimensi kulaitas pelayanan bank dan kepuasan nasabah bank telah sering dilakukan (Marshall dan Smith, 1992; Aldlaigan dan Buttle, 2002; Wang, Hing-P dan Hui, 2003; Pont dan McQuilken, 2005). Dari berbagai penelitian itu, ada dua perspektif mengenai dimensi yang membentuk kepuasan nasabah. Perspektif yang pertama didasarkan pada dimensi kepuasan yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zithaml, dan Berry (1988). Perspektif yang kedua didasarkan pada dimensi kepuasan yang dikembangkan oleh Grönroos (1984). Berdasarkan pertimbangan yang dijelaskan pada ayat sebelumnya, pada penelitian ini digunakan perspektif yang telah dikembangkan lebih lanjut dalam konteks perbankan. Dari hasil penelitian Aldlaigan dan Buttle (2002) itu dihasilkan empat dimensi/faktor 4

5 yang telah terbukti sebagai a measure of high utility in the banking industry, yakni: service system quality, behavioral service quality, service transactional accuracy, dan technical service quality. Tidaklah mudah mendefinisikan kualitas secara akurat. Akan tetapi umumnya kualitas dapat dirinci menjadi dimensi-dimensi dan sejumlah indikator. Para peneliti menyajikan berbagai dimensi kualitas yang nampaknya saling tumpang tindih (overlapping) apabila dimensi-dimensi tersebut disandingkan. Dimensi-dimensi dan indikator-indikator tersebut disusun oleh para peneliti berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitiannya. Hal ini bisa dipahami bahwa penelitian tentang kualitas pelayanan merupakan penelitian yang tidak ada habis-habisnya untuk terus dilakukan tergantung permasalahan yang ada dan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Kualitas jasa, pada dasarnya memiliki empat karakteristik yang perlu dipertimbangkan dalam merancang program peyampaian jasa ke konsumen (Stanton, 1997:223). Empat karakteristik tersebut merupakan ciri yang membedakan produk yang bersifat tangible. Karakteristik pertama adalah intangibility. Jasa bersifat tidak nyata, tidak dapat diraba dengan indera, tidak dapat dilihat, dicicipi sebelum konsumen membelinya. Konsumen menyimpulkan kualitas pelayanan berdasarkan tempat jasa tersebut diberikan, orang yang menyampaikan jasa, alat bantu yang digunakan dalam memberikan palayanan, komunikasi yang dibangun, dan benefit yang dirasakan. Karakteristik kedua adalah inseparability. Jasa melekat pada dan tidak terpisahkan dari orang yang berhadapan langsung dengan pemberi jasa. Jasa yang diberikan berakhir bersamaan pada saat jasa tersebut diberikan ke konsumen. Karakteristik ketiga dalah heterogenity. Jasa tidak mudah untuk distandarisasi antara pemberi jasa yang satu dengan pemberi jasa yang lain, baik di perusahaan yang sama, apalagi dari perusahaan yang berbeda. Kualitas jasa yang diberikan pada suatu waktu kemungkinan berbeda dengan kualitas jasa yang diberikan di waktu yang lain, walaupun yang memberikan jasa adalah orang yang sama. Karakteristik terakhir adalah perishability. Jasa cenderung cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Superioritas jasa yang diberikan perlu diupayakan secara terus menerus sehingga permintaan sesuai dengan penawaran jasa, atau bahkan diupayakan agar apa yang diberikan melebihi apa yang dipersepsikan konsumen. 5

6 Berdasar keempat karakteristik tersebut yang terkait satu dengan yang lain, perlu disajikan bauran pemasaran jasa yang akan disampaikan kepada konsumen. Rust (1996), Stanton (1997), Kotler (2003), atau Lovelock (2003) misalnya, menyebutkan bahwa jasa yang diberikan perlu mengakomodasi 7 (tujuh) variabel yaitu produk atau jasa itu sendiri, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses pelayanan. Jasa yang paling nampak adalah pelayanan itu sendiri. Kualitas pelayanan yang tersedia merupakan pertimbangan utama. Harga adalah benefit yang dipersepsikan diterima oleh konsumen termasuk misalnya allowance, komisi, term of payment, atau diskon. Tempat adalah accessibility dan availability yang mempermudah dalam memberikan kenyamanan konsumen ketika konsumen memperoleh pelayanan. Promosi termasuk di dalamnya adalah informasi yang diberikan, dan penanganan pada saat pelayanan, misalnya bagaimana berkomunikasi dan bagaimana menangani ketidakpuasan konsumen. Orang adalah kemampuan, pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan sikap yang nampak dan dirasakan oleh konsumen ketika orang tersebut berhadapan langsung dengan konsumen. Bukti fisik merupakan keadaan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan indera, seperti kebersihan kantor, tempat parkir yang baik, udara yang segar, penerangan yang cukup, kelapangan tempat pelayanan, dan tata letak pelayanan yang baik. Proses adalah kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan. Pelayanan yang baik adalah kompleks dan cenderung berubah-ubah serta menentukan seberapa tinggi tingkat kualitas pelayanan. Definisi kualitas pelayanan dinarasikan secara berbeda-beda. Kotler (2003: 55) menuliskan kualitas sebagai semua ciri atau karakteristik produk atau jasa yang menghasilkan kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Lovelock (2003: 239) yang lebih banyak membahas tentang pemasaran jasa, menyebutkan kualitas sebagai tingkatan mutu yang diharapkan dan pengendalian keseragaman dalam memperoleh mutu agar memenuhi persyaratan dari sudut pandang konsumen. Schoeder (1995: 562) menarasikan kualitas dari dua sudut pandang, sebagai berikut. "Quality is often assosiated with value, usefulness, or even price. From the produce s viewpoint, quality is assosiated with conformance to specification, with producing the product according to its design. The conformance to design specification is commonly refered to as quality control". 6

7 Narasi lain tentang kualitas, kebanyakan dilihat dari sudut pandang konsumen seperti disampaikan baik oleh Kotler (2003) dan Lovelock (2003) maupun oleh Assauri (1998), Everate dan Ebert (1998), Ahyari (1995), Iman (1997), Parasuraman (1988) Hoffman (1997), atau Tjiptono (2000). Keberagaman definisi kualitas pelayanan mengisyaratkan adanya ketidakmudahan bagi konsumen atau penyedia jasa dalam memahami makna kualitas. Akan tetapi kebanyakan sepakat bahwa kualitas pelayanan dipahami dari sudut pandang konsumen. Penelitian Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1988) menunjukkan adanya 10 (sepuluh) dimensi kualitas, yaitu reliability, responsiveness, competence, access, cortecy, communication, credibility, security, understanding/knowing the customer, dan tangibles. Pada perkembangan selanjutnya, 10 dimensi tersebut dipadatkan dan disederhanakan menjadi 5 dimensi. Lima dimensi ini yang sekarang banyak digunakan untuk memahami makna kualitas pelayanan. Kelima dimensi tersebut adalah bukti fisik (tangible), reliabilitas (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Tangible merupakan perwujudan fasilitas fisik yang dapat dilihat dan dirasakan oleh konsumen. Reliability merupakan kemampuan penyedia jasa dalam pelayanan sesuai dengan komitmen secara akurat dan memuaskan. Responsiveness merupakan ketanggapan penyedia jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Assurance merupakan jaminan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dipercaya dan dimiliki penyedia jasa. Sedang empathy merupakan kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik serta perhatian yang bersifat personal dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Banyak penelitian menempatkan kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut sebagai variabel independen atas variabel kepuasan dan atau loyalitas pelanggan. Pada umumnya korelasi antar-variabel tersebut adalah positif dengan tingkat korelasi yang bervariasi. Pada umumnya juga banyak ditemukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan dan atau loyalitas konsumen dengan kadar pengaruh yang juga bervariasi. Sejumlah penelitian juga menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yang membentuk persepsi tentang kualitas pelayanan. Faktor-faktor tersebut adalah budaya, sosial, pribadi, psikologis. Kualitas 7

8 pelayanan juga banyak ditempatkan sebagai variabel dependen atas faktor-fakor tersebut. Akan tetapi jarang ditemukan penelitian yang membedakan keragaman kualitas pelayanan itu sendiri sebagai variabel bebas. Penelitian banyak disajikan ke dalam ranking tingkat kualitas dan ranking tingkat kepuasan atau loyalitas pelanggan sebagai alat untuk pengembalian keputusan manajemen. METODOLOGI KAJIAN Kajian ini bersifat deskriptif dan korelasional. Kajian deskriptif untuk menjelaskan tingkat kualitas masing-masing bank dalam memberikan pelayanan terhadap nasabah. Kualitas pelayanan tersebut dirinci menjadi lima dimensi yang diukur. Kajian korelasional untuk melihat kekuatan atau keterkaitan antar-dimensi di masing-masing bank dan antar-bank. Data kajian ini adalah data sekunder yang diambil dari hasil survei Institute of Service Management Studies (ISMS) yang diadakan pada September s/d Desember 2005, yang dilakukan di Jakarta dan dimuat Infobank, No. 326, Edisi Mei Data dipilih 8 bank untuk dianalisis yang meliputi lima dimensi reliability, assurance, responsiveness, tangible, dan empathy. Data diambil dan dikumpulkan apa adanya. Data riset tersebut diambil dari 1405 kuesioner yang memenuhi syarat. Pemilihan 8 bank ini semata-mata hanya termuat data 5 dimensi untuk 8 bank tersebut dari 19 bank yang dianalisis ISMS. Penelitian ISMS tersebut menggunakan teknik sampling yang menggunakan kombinasi antara quota, multistage, dan purposive sampling. Kriteria sampel adalah mereka yang berusia minimal 21 tahun, bukan karyawan bank, secara teratur berhubungan dengan bank dan hubungan terakhir dilakukan paling lama 3 bulan sebelum penelitian ISMS dilakukan. Cronbach alpha yang diperoleh, lebih dari 0,70 yang berarti instrumen yang digunakan dalam riset ISMS tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Pemilihan 19 bank didasarkan pada kriteria bank yang memiliki asset di atas Rp10 triliun dan memiliki jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas minimal lima kantor di Jakarta. Kajian ini dianalisis dengan menggunakan SPSS relase Langkah-langkah analisisnya adalah menghitung korelasi antar-hasil riset ISMS tentang lima dimensi kualitas pelayanan. Kemudian diikuti analisis one way anova, compare means, post hoc 8

9 test, Tukey, dan Bonferroni Test. Karena tingkat kualitas pelayanan dari 19 bank yang dianalisis ISMS tidak semuanya disajikan dalam laporan Infobank, No. 326, Mei 2006, maka hanya terdapat 8 bank yang memiliki data lima dimensi tersebut yang dianalisis dalam kajian ini. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tingkat kualitas pelayanan 8 bank, dilihat dari lima dimensi reliabilitas, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible, menunjukkan bahwa Citibank secara umum memiliki angka kualitas pelayanan paling tinggi dan Bank memiliki angka kualitas pelayanan paling rendah (tabel 1) diantara bank-bank yang dianalisis. Citibank secara umum memiliki tingkat kualitas pelayanan yang sangat baik. sedangkan Bank secara umum dalam kategori cukup baik, dan baik, kecuali untuk dimensi reliability dalam kategori kurang baik. Dengan kata lain, menurut persepsi responden, kemampuan Bank untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan dalam kategori kurang baik. Tabel 1 Tingkat Kualitas Pelayanan Nama Bank Reliability Responsiveness Assurance Empathy Tangible PERMATA BANK Bank LIPPOBANK Sumber: Data dirangkum dari Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei Dilihat dari tabel 2, rata-rata dimensi reliabilitas, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible, Citibank, dari sudut pandang responden, juga memiliki rata-rata tingkat kualitas pelayanan paling baik diantara 8 bank yang dianalisis. Urutan rata-rata tingkat kualitas pelayanan berikutnya adalah Bank Permata, Bank Niaga, Bank Mandiri, Bank Bukopin, Bank Lippo, Bank International Indonesia, dan Bank. 9

10 Citibank juga dipandang memiliki tingkat homogenitas pelayanan tinggi dilihat dari lima dimensi yang dianalisis. Artinya, responden memandang bahwa kualitas pelayanan berdasar lima dimensi tersebut cenderung merata. Sebaliknya, Bank memiliki rentang kualitas pelayanan yang lebih heterogin, yaitu tingkat tangibelitas pelayanan jauh lebih tinggi dibanding tingkat reliabilitasnya. Dengan kata lain, kemampuan Bank dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal jauh lebih baik dibanding kemampuannya untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Bank-bank lain, termasuk Citibank dan Bank Permata cenderung memiliki rentang deviasi yang hampir sama. Artinya kelima dimensi tersebut dipersepsikan memiliki tingkatan dimensi kualitas pelayanan yang tidak berbeda. KUALITAS Total Tabel 2 Ringkasan Statistik Tingkat Pelayanan Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006, dikumpulkan dan diolah penulis. Tingkat kualitas pelayanan 8 bank yang dianalisis, dilihat dari rata-rata lima dimensi tersebut, perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengkaji apakah rata-rata tingkat pelayanan memiliki variasi yang sama. Untuk melihat apakah suatu bank yang tinggi pada dimensi kualitas tertentu juga memiliki tinggi dalam dimensi yang lain, perlu dilihat angka korelasi antar-dimensi kualitas sebagai berikut. 10

11 RELIABLE RESPONS ASSURANC EMPATHY TANGIBLE Tabel 3 Korelasi Masing-Masing Dimensi Kualitas Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Correlations *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). RELIABLE RESPONS ASSURANC EMPATHY TANGIBLE 1.772* * 1.869** ** 1.840**.807* ** 1.877** *.877** Tabel 3 menunjukkan bahwa bank yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability) juga cenderung bersedia memberikan bantuan dan tidak mengabaikan atau membiarkan nasabah menunggu terlalu lama (responsiveness) dan sebaliknya. Suatu bank yang memiliki kemauan atau kesiapan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan nasabah (responsivenss), cenderung memberikan pelayanan yang dapat menimbulkan kepercayaan nasabah kepada bank, bersikap ramah, sopan, dan menghargai nasabah (assurance), demikian pula sebaliknya. Suatu bank yang memiliki kemampuan dalam pelayanan yang dapat menimbulkan kepercayaan nasabah kepada bank, bersikap ramah, sopan, dan menghargai nasabah (assurance) cenderung memiliki kemampuan dan kemauan dalam memahami kebutuhan nasabah (empathy) dan memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas fisik, peralatan yang modern, dan penampilan personel yang baik (tangible), begitu pula sebaliknya. Kemudian suatu bank yang cenderung memiliki kemampuan dan kemauan dalam memahami kebutuhan nasabah (empathy), cenderung juga memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas fisik, peralatan yang modern, dan penampilan personel yang baik (tangible), dan sebaliknya. 11

12 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Levene Test adalah Oleh karena probabilitas Levene Test kurang dari 0,05, maka hipotesis bahwa kelima varians populasi adalah identik tidak ditolak. Artinya bahwa varians tingkat kualitas pelayanan dari 8 bank yang dianalisis, relatif sama. Secara umum, responden tidak cukup dapat melihat perbedaan yang signifikan antara tingkat kualitas pelayanan di masing-masing bank tersebut. Di mata responden, varians tingkat pelayanan ke delapan bank tersebut tidak berbeda. Tabel 4 Tingkat Homoginitas Varians Kualitas Pelayanan KUALITAS Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006., diolah penulis. Tabel 2 dan 4 menganalisis kelima dimensi dengan menggunakan pendekatan varians. Tabel 5 menganalisis kelima dimensi dengan menggunakan pendekatan rata-rata (analysis of varians). Dilihat dari angka signifikansi sebesar 0,006, yang kurang dari 0,05, maka rata-rata tingkat kualitas pelayanan ke delapan bank yang dianalisis, masingmasing dengan lima dimensi, adalah tidak berbeda. Dengan demikian, walaupun masingmasing dari 8 bank tersebut memiliki skor angka tingkat kualitas pelayanan yang nampak berbeda (tabel 1), secara bersama-sama, dilihat dari rata-rata tingkat kualitas pelayanan, baik tingkat kualitas pelayanan antar-8 bank maupun antar-5 dimensi kualitas masingmasing bank, adalah relatif sama. Dengan analisis of varians ini, diperoleh gambaran bahwa responden tidak melihat adanya perbedaan tingkat kualitas di masing-masing bank. Di benak responden tingkat kualitas pelayanan di 8 bank tersebut tidak berbeda. Masing-masing bank tidak mampu mencirikan tingkat kualitas pelayanan yang berbeda dengan bank lain. Dilihat dari kelima dimensi, responden juga tidak melihat adanya perbedaan yang berarti. Dengan kata lain, kemampuan sebuah bank dalam menunjukkan eksistensi kepada pihak luar, kemampuan bank dalam memberikan pelayanan, ketanggapan bank, penjaminan dan kepastian pelayanan, dan perhatian kepada nasabah adalah merata dan 12

13 tidak berbeda. Responden tidak mampu mengungkap dimensi pelayanan yang mana yang lebih menonjol. Gambaran ini menunjukkan bahwa pihak bank tidak fokus bagian mana yang menjadi unggulan bank dalam memberikan pelayanan kepada nasabah. Tabel 5. Rata-rata Tingkat Kualitas Pelayanan ANOVA KUALITAS Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig E Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006., diolah penulis. Apakah tingkat pelayanan Bank, misalnya, memang sama atau berbeda dengan tingkat kualitas pelayanan Citibank dan apakah tingkat pelayanan Bank Danamon memang sama atau berbeda dengan tingkat kualitas pelayanan Lippobank?. Untuk mengungkap pertanyaan-pertanyaan tersebut diperlukan suatu alat bantu yaitu Tukey HSD Test. Alat bantu post hoc test dari Tukey ini biasanya dilengkapi dengan Bonferroni Test. Dua alat test ini sering digunakan di berbagai penelitian untuk saling melengkapi, untuk melihat homogenitas himpunan bagian, dalam kasus 8 bank dengan lima dimensi ini, mana yang nampak saling membedakan. Tabel 6 menunjukkan bahwa dengan menggunakan Tukey HSD test, kualitas pelayanan Citibank berbeda secara signifikan (dengan tingkat kesalahan sebesar 0,01%) dengan kualitas pelayanan Bank, sedangkan bank-bank lain cenderung tidak berbeda tingkat kualitas pelayanannya kepada nasabah. Hal ini berarti ada keunikan pelayanan yang diberikan Citibank dibanding Bank. Tukey HSD Test tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa memang tidak terlihat adanya tingkat kualitas pelayanan yang berbeda di antara 8 bank yang dianalisis. Tingkat kualitas pelayanan Citibank cenderung tidak berbeda dengan tingkat kualitas pelayanan Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Lippo, Bank Bukopin, dan. Ketujuh bank ini memiliki tingkat kualitas pelayanan yang berbeda, satu dengan yang lain, termasuk dengan Bank, namun perbedaannya tidak signifikan. 13

14 Penelitian ini tidak menggali lebih lanjut letak perbedaan tingkat kualitas pelayanan yang diberikan Citibank dan Bank. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan letak perbedaan tingkat kualitas pelayanan tersebut. Secara umum Turkey test mengisyaratkan adanya kesamaan tingkat kualitas pelayanan yang dimiliki 8 bank tersebut. Dengan kata lain, responden tidak memiliki referensi yang kuat dan cukup untuk membedakan letak keunikan kualitas pelayanan masing-masing bank tersebut. Bonferroni test pada tabel 7 menunjukkan hasil yang sama dengan Tukey HSD test. Tingkat pelayanan Citibank berbeda dengan tingkat pelayanan Bank, dengan tingkat kesalahan ( ) sebesar 0,01%. Sedangkan ke enam bank yang lain cenderung tidak berbeda tingkat pelayanannya kepada nasabah. Tabel 8 menunjukkan bahwa Bank memang berada pada bagian yang berbeda (terpisah) dengan Citibank. Bank-Bank lain berada di kolom bagian pertama dan kedua. Turkey HSD Test ini menggambarkan bahwa Citibank, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Lippo, dan Bank Bukopin (7 bank, dalam kolom kedua) berada pada kelompok yang sama dalam hal kualitas pelayanan. Bank-bank ini tidak mampu menanamkan ke benak responden bahwa kualitas pelayanan mereka berbeda. Di lain pihak Bank, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Lippo,, dan Bank Bukopin (kolom pertama) berada pada kelompok yang sama dalam hal kualitas pelayanan. Perbedaan kualitas pelayanan yang nampak adalah terjadi pada Citibank, dan Bank. Dengan demikian Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Niaga, Bank Lippo,, dan Bank Bukopin sebagian sama tingkat pelayanannya kepada nasabah dengan Citibank atau Bank. Seandainya terjadi perbedaan pelayanannya, perbedaan tersebut tidak mampu dibedakan secara signifikan oleh nasabah-nasabahnya. Hal ini menunjukkan bahwa memang tidak mudah bagi bank untuk menanamkan kualitas pelayanannya dibenak konsumen, walaupun kesemua bank tersebut sering menyampaikan bahwa mereka telah, sedang, dan ingin terus memberikan pelayanan terbaiknya kepada nasabah. 14

15 Dependent Variable: KUALITAS Tukey HSD Tabel 6 Tukey HSD Test Perbedaan Kualitas Pelayanan Multiple Comparisons (I) BANK (J) BANK *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * * Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006., diolah penulis. 15

16 Tabel 7 Bonferroni Test Perbedaan Kualitas Pelayanan Multiple Comparisons Dependent Variable: KUALITAS Bonferroni (I) BANK (J) BANK *. The mean difference is significant at the.05 level. Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006., diolah penulis Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound * *

17 Tabel 8 Homogenitas Kelompok Kualitas Pelayanan Tukey HSD a BANK Sig. KUALITAS Subset for alpha =.05 N Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = Keterangan: N = Jumlah dimensi; angka 1 dan 2 menunjukkan kelompok. Sumber: Majalah Infobank, No. 326, Vol. XXVIII Mei 2006., diolah penulis Grafik berikut menunjukkan rata-rata tingkat kualitas pelayanan 8 bank, dilihat dari total 5 dimensi kualitas pelayanan. Menurut responden, dapat dipahami bahwa kualitas pelayanan yang dirasakan responden untuk Citibank berada pada level paling tinggi, sedangkan Bank berada pada level paling rendah di antara 8 bank. Bank-bank yang lain,, Lippo Bank, Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank Niaga, dan Bank Permata, berada pada level medium dalam palayanan. Grafik tersebut dapat menggambarkan bahwa dari 8 bank yang dianalisis, terdapat tiga area tingkat pelayanan, yaitu tingkat pelayanan paling tinggi (Citibank), tingkat pelayanan medium (, Lippo Bank, Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank Niaga, dan Bank Permata) dan tingkat pelayanan paling rendah (Bank ). 17

18 Grafik Rata Rata Kualitas Pelayanan 8 Bank Mean of KUALITAS BANK KESIMPULAN DAN SARAN Analisis persepsi responden di delapan bank menunjukkan bahwa secara umum responden tidak dapat membedakan kualitas pelayanan yang dimiliki bank-bank tersebut. Akan tetapi responden mempersepsikan bahwa kualitas pelayanan Citibank berbeda dan jauh lebih baik dibanding dengan kualitas pelayanan Bank. Dengan demikian masing-masing bank tidak mampu menyampaikan fokus pelayanan yang diberikan ke nasabah. Persepsi nasabah tentang kualitas pelayanan di delapan bank yang dianalisis relatif sama, walaupun responden memberikan skor tingkat pelayanan yang berbeda. Temuan ini juga menunjukkan bahwa tidak mudah bagi suatu organisasi dalam membuat perbedaan (diferensiasi) jasa yang disampaikan ke nasabah, tidak seperti produk manufaktur. Penelitian ini juga menginformasikan bahwa suatu bank yang memiliki kemampuan dalam dimensi reliability yang baik juga memiliki kemampuan yang baik pula pada dimensi responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Penelitian ini tidak mampu mendiskusikan bagian mana yang membedakan tingkat pelayanan Citibank dan Bank. Penelitian ini juga tidak mampu mengungkap mengapa tingkat kualitas pelayanan di dua bank tersebut berbeda, dan tidak dapat mengetahui mengapa secara umum tingkat kualitas pelayanan di delapan bank cenderung 18

19 tidak berbeda. Bank seyogyanya menyajikan jenis jasa pelayanan yang lebih mencirikan keberadaan bank tersebut secara kongkret dan mudah dipahami oleh nasabah, misalnya sangat handal, dan cepat dalam menangani komplain serta tempat pelayanan nasabah yang sangat nyaman serta memiliki ciri tertentu yang secara terus menerus diposisikan di benak nasabah. DAFTAR PUSTAKA Aldlaigan, Abdullah H. and Buttle, Francis A SYSTRA-SQ: A New Measure of Bank Service Quality, International Journal of Service Industry Management, Vol. 13, Iss. ¾, p Babakus, E. and Boller, G. W Empirical Assessment of SERVQUAL Scale, Journal of Business Research, Vol. 24, No. 3, p Baumann, Chris, Suzan Burton, and Greg Elliet , Determinants of Customer Loyalty and Share of Wallet in Retail Banking, Journal of Financial Services Marketing, Vol. 9, Iss. 3, p Beerli, Asuncion, Josefa D. Martin, and Agustin Quintana A Model of Customer Loyalty in the Retail Banking Market, European Journal of Marketing, Vol. 38, Iss. ½, p Best, Roger J Market-Based Management: Strategies for Growing Customer Value and Profitability. New Jersey: Prentice Hall Brady, Michael K. dan Cronin, Jr., J. Joseph (2001) Some New Thoughts on Conceptualizing Perceived Service Quality. A Hierarchical Approach. Journal of Marketing. July, Volume 65, Number 3 pp Brown, T. J., G. A. Churchill, Jr., and J. P. Peter (1993), Improving the Measurement of Service Quality, Journal of Retailing, Vol. 69, No. 1, p Cronbach, Lee J Essentials of Psychological Testing, New York: HarperCollins Publishers, Inc. Cronin, J. J. and Taylor, S. A Measuring Service Quality: A Rexamination and Extension, Journal of Marketing, Vol. 56, No. 3, p Dabholkar, P. A., C. D. Shepherd, and D. I. Thorpe A comprehensive Framework for Service Quality: an Investigation of Critical Conceptual and Measurement Issues through A Longitudinal Study, Journal of Retailing, Vol. 76, No. 2, p

20 Gujarati, Damodar Essential Econometrics, USA:McGrawHill. Grönroos, C , A Service Quality Model and Its Marketing Implications, European Journal of Marketing, Vol. 18, No. 4, p Hallowell, R The Relationships of Customer Satisfaction, Customer Loyalty, and Profitability: An Empirical Study, International Journal of Service Industry Management, Vol. 7, No. 4, p Katsikeas, C.S., L.C. Leonidou and N.A. Morgan Firm- Level Performance Assessment: Review, Evaluation and Development. Journal of The Academy of Marketing Science 28(4) , Nigel F. Piercy and Chris Ioannidis Determinants of Export Performance in a European Context. European Journal of Marketing. 30 (6) Kotler, Philip Marketing Management, International Edition, 11 th Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Pearson Education International. Lovelock, Christopher, dan Lauren K. Wright Principles of Service Marketing and Management, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Marshall, K. P. and Smith, J. R Race-ethnic Variations in the Importance of Service Quality Issues in Neighbourhood Consumer Banking, Journal of Professional Service Marketing, Vol. 18, No. 2, p Nunnally, Jum C. (1978) Psychometric Theory, New York: McGraw-Hill Book Company. Parasuraman, A. V. A. Ziethaml, and L. Berry SERVQUAL: A Multiple-item Scale for Measuring Customer Perceptions of Service, Journal of Retailing, Vol. 64, No. 1, p Pont, Marcin and McQuilken, Lisa An Empirical Investigations of Customer Satisfaction and Loyalty Across Two Divergen Bank Segments, Journal of Financial Services Marketing, Vol. 9, Iss. 4, p Rust, John and Golombok, Susan Modern Psychometrics, London: Routledge. Schroder, Bill, Agnes Banzon and Felix Mavondo Strategy, Strategy Implementaion and Export Performance of Developing Cpuntry Exporters: The Case of The Phillipines, Journal of International Business Study, :

21 Valoutsou, Cleopatra, Sofia Daskou, and Antonia Daskou Are the Determinants of Bank Loyalty Brand Spesific?, Journal of Financial Service Marketing, Vol. 9, Iss. 2, p Wang, Yonggui, Lo Hing-P., and Yer V. Hui The Antecedences of Service Quality and Product Quality and Their Influences on Bank Reputation: Evidence from the Banking Industry on China, Managing Service Quality, Vol. 13, Iss. 1, p

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA Moh Nur Irfanuddin Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail : tsharto@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN ISLAMI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG CIMAHI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN ISLAMI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG CIMAHI Prosiding Penelitian SPeSIA 2015 Keuangan dan Perbankan Syariah PENGARUH KUALITAS PELAYANAN ISLAMI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG CIMAHI 1 Nidhar Ramadhani, 2 Neneng

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG ABSTRAK Konsumen yang melakukan pembelian ulang atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA Uji t Independen Sebagai contoh kita gunakan data ASI Eksklusif yang sudah anda copy dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu penelitian, setelah menetapkan metodologi penelitian maka akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data, pengujian hipotesis dan analisa korelasi. Setelah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan penulis terhadap analisis kualitas layanan internet banking dalam meningkatan kesetiaan nasabah di

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, 81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional. 126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA 77 PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA Kriswinharsell Surya Sangkakala 1 Dra. Retty Filiani 2 Dr. Awaluddin Tjalla 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN. Diah Yulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN. Diah Yulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 9, No. 1 Januari 2015 Hal. 17-28 PENGARUH KUALITAS LAANAN, KEPUASAN DAN LOALITAS PELANGGAN Diah ulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember diah.yulisetiarini2@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) Nia Budi Puspitasari 1), Dyah Ika Rinawati 1), Retno Indriartiningtias 2) 1) Program Magister Teknik Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panelis Agar hasil yang didapat menjadi lebih akurat, maka panelis yang digunakan oleh penulis merupakan sampel jenuh dimana penulis menggunakan seluruh anggota populasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di dunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. Tapi sayangnya banyak hambatan-hambatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang sangat berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatupenelitian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel

Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel Lampiran 1 Pengembalian Saham Individual dan Pengembalian Pasar Subsektor NO KODE Ri Rm Energi Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan dan Telekomunikasi Transportasi 1 PGAS

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA Andi Setya Pratama, Nurul Qomari, Indah Noviandari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lebih terperinci

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu Bab 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan telah membawa pengaruh yang signifikan dalam dunia usaha. Persaingan tidak hanya mengandalkan segi kualitas tetapi juga mengutamakan segi pelayanan. Parasuraman

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PADA KEPUASAAN KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PADA KEPUASAAN KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PADA KEPUASAAN KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI Elisabet Dita Septiari Universitas Atma Jaya Yogyakarta ditaseptiari@staff.uajy.ac.id ABSTRACT This study was conducted

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata Subandi Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia. menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia menyebabkan industri perbankan menghadapi berbagai permasalahan. Masalah tersebut menyebabkan hampir

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mereka terima dari perusahaan. 2. Berdasarkan temuan peneltian, pelayanan dimensi reliability dan assurance

BAB IV PENUTUP. mereka terima dari perusahaan. 2. Berdasarkan temuan peneltian, pelayanan dimensi reliability dan assurance BAB IV PENUTUP A.KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, selanjutnya penulis akan memaparkan kesimpulan yang didapat sebagai berikut : 1. Persepsi penumpang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka tahap akhir dari penulisan skripsi ini, peneliti menarik beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. V.1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN Studi Kasus Lulusan Mahasiswa Perguruan Tinggi X Di Jakarta

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN Studi Kasus Lulusan Mahasiswa Perguruan Tinggi X Di Jakarta PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN Studi Kasus Lulusan Mahasiswa Perguruan Tinggi X Di Jakarta Steph Subanidja Program Pascasarjana Perbanas, E-mail: steph@stieperbanas.ac.idademi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Hasil Perhitungan Statistik dengan SPSS for Windows versi dan Kuesioner Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Hasil Perhitungan Statistik dengan SPSS for Windows versi dan Kuesioner Penelitian DAFTAR LAMPIRAN Hasil Perhitungan Statistik dengan SPSS for Windows versi 15.00 dan Kuesioner Penelitian xi LAMPIRAN A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas A.1. Parental Stress Scale (PSS) A.1.1. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini 72 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko tinggi, oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap, akurat, dan up to date untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling bersaing satu sama lain dalam merebut simpati pelanggannya. Di sisi lain, kondisi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan menggunakan metode SERVQUAL, digunakan lima indikator karakteristik oleh perusahaan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan perusahaan yaitu Tangibles, Reliability,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan penelitian, maka simpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini, yaitu bahwa hotel Image berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen, BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Konsep Layanan Layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING (RM) TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DI PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA. Shirley Alifta Anestesia ABSTRAK

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING (RM) TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DI PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA. Shirley Alifta Anestesia ABSTRAK PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING (RM) TERHADAP CUSTOMER LOYALTY DI PERPUSTAKAAN STIE PERBANAS SURABAYA Shirley Alifta Anestesia ABSTRAK Relationship Marketing merupakan kesatuan proses dan strategi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012

Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012 Model Kualitas Pelayanan (SERVQUAL) Parasuraman et al. By Jacobus Rico Kuntag on August 25, 2012 Analisis Kualitas Pelayanan (Service Quality) akronimnya SERVQUAL merupakan suatu metode desktiptif guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS 116

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS 116 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS 116 LAMPIRAN 2 HASIL ANALISA GAP.. 127 LAMPIRAN 3 HASIL UJI-t... 128 xiii INTISARI Perkembangan bank sangat ditentukan oleh kualitas pelayanannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Pelaksanaan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 antarsubjek (between-subjek). Sampel yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini membuktikan dugaan hipotesis pertama dapat diterima

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA Juni Trisnowati Surakarta ABSTRACT This research aimed to analyze the influence of tangibles, reliability

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh : DAVY MAYSANDI NPM

JURNAL. Oleh : DAVY MAYSANDI NPM PENGARUH KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY) DAN PELAYANAN PRIMA (SERVICE EXCELLENCE) KREDIT CEPAT AMAN (KCA) TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) UNIT PELAYANAN CABANG INDARUNG JURNAL

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) 1 PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) Oleh Kukuh Mulyanto, S.S.,S.E.,M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempengaruhi industri keuangan Indonesia. Di satu pihak, globalisasi akan menciptakan peluang bagi industri keuangan dalam negeri, tetapi

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Sikap Konsumen dan. Loyalitas Nasabah di Bank Victoria (Cabang Green Garden)

Kuesioner Penelitian. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Sikap Konsumen dan. Loyalitas Nasabah di Bank Victoria (Cabang Green Garden) Kuesioner Penelitian Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Sikap Konsumen dan Loyalitas Nasabah di Bank Victoria (Cabang Green Garden) Responden yang terhormat, Pertama tama, Saya sangat berterima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, peneliti menguraikan ulasan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian,

Lebih terperinci

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik) Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Tanggal 06/Mei/2013 Waktu 07.00-14.00 Nama WIB Proses: Operator Pak. Septian Kebisingan 70-80 db Dicatat Oleh: Jumlah Waktu Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat keterangan lolos kaji etik.

LAMPIRAN. 1. Surat keterangan lolos kaji etik. LAMPIRAN 1. Surat keterangan lolos kaji etik. 54 55 2. Lembar persetujuan inform consent. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Assalamualaikum wr.wb Saya mahasisiwa S1 Program Studi Sarjana Kedokteran FK UII Nama

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH PT ASURANSI BUMI PUTERA CABANG PADANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH PT ASURANSI BUMI PUTERA CABANG PADANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH PT ASURANSI BUMI PUTERA CABANG PADANG Yulia Nengsih 1, Yulihar Mukhtar 2, Dahliana Kamener 2 1) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA Oleh : DIAN ASRI SHOFIYATUN B 100 070 057 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. 59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR Muliaty / Jurnal Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 77 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR Muliaty Politeknik Negeri Media Kreatif

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MIGRASI PRABAYAR DI WILAYAH PT PLN (Persero) RAYON KROYA

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MIGRASI PRABAYAR DI WILAYAH PT PLN (Persero) RAYON KROYA ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MIGRASI PRABAYAR DI WILAYAH PT PLN (Persero) RAYON KROYA Irmawati Sahedhy Noor SK Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta irmawatifeust@yahoo.co.id

Lebih terperinci

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklim kompetisi dalam dunia perdagangan saat ini semakin keras. Terlebih lagi dalam menghadapi perdagangan bebas saat ini. Menurut Dick dan Basu (1994), salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Reza Fauzia riesha_fle@yahoo.com Universitas Purworejo ABSTRAK Tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak

Lebih terperinci

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) Diah Restu Wulandari diahrestuwulandari@yahoo.co.id Abstrak Diah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine Phenylephrine dosis tikus Phenylephrine dosis tikus 250 gr Phenylephrine dosis mencit 25 gr = 2 mg / kg = 0,5 mg = dosis 250 gram tikus x faktor konversi = 0,5

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Experiential marketing (EM) berpengaruh positif dan signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas, saat ini perusahaan yang menjalankan bisnis saling bersaing ketat. Seiring bertambahnya jumlah pesaing, perusahaan harus dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: konsumen. Adapun pengaruhnya yakni sebesar 43,2%. Dengan demikian H2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: konsumen. Adapun pengaruhnya yakni sebesar 43,2%. Dengan demikian H2 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka pada Bab V ini peneliti dapat memberikan kesimpulan serta mengajukan saran sebagai berikut: 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN EXPRESS AIRLINES DI BANDARA BABULLAH TERNATE

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN EXPRESS AIRLINES DI BANDARA BABULLAH TERNATE ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA MASKAPAI PENERBANGAN EXPRESS AIRLINES DI BANDARA BABULLAH TERNATE Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis service recovery terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis service recovery terhadap 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis service recovery terhadap kepuasan nasabah. Adapun yang menjadi objek kajian adalah service recovery sebagai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81) BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi Pemasaran One Stop Shopping 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping Menurut Kotler (dalam www.sarjanaku.com, 2004 : 81) menyatakan bahwa strategi pemasaran

Lebih terperinci