Menggalang Warga Berdaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menggalang Warga Berdaya"

Transkripsi

1 Panduan Fasilitator Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II

2

3

4 Panduan Fasilitator Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Terbit pertama Juli 2013 Para Penulis: Dani Wahyu Munggoro Budhita Kismadi Illustrasi: Deni Ganjar Nugraha Dwi Bondan Tata Letak: Galih Gerryaldy Diterbitkan oleh: Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II Kecuali dinyatakan berbeda, seluruh isi buku ini dilindungi oleh lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA). Pembaca boleh mencampur, mengubah, menggunakannya dalam karyanya, selama mencantumkan buku ini sebagai sumbernya, dan menaruh lisensi seperti ini dalam hasil karya yang baru.

5 Panduan Fasilitator Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Oleh: Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II

6

7 Daftar Isi Pengantar i Catatan dari Penulis V Gagasan Pertemuan Apresiasi Multiaktor 01 Persiapan Pertemuan Apresiasi Multiaktor 06 Alur Pertemuan Apresiasi Multipihak 12 Apa itu Pendekatan Bertumpu pada Kekuatan 24 Persiapan PAM 32 Wawancara Apresiatif 32 Orientasi Umum Pertemuan Apresiasi Multiaktor 38 Perkenalan 42 Pendekatan Bertumpu pada Kekuatan 48 Discover 52 Dream 58 Design 64 Destiny 72 Evaluasi Apresiatif 76 Tips Memfasilitasi 80

8

9 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya i Pengantar

10 ii

11 iii

12 iv

13 v Catatan dari Penulis Pada 2008, ACCESS Tahap II memperkenalkan pendekatan berbasis kekuatan dalam melaksanakan pembangunan. Pendekatan berbasis kekuatan menjadi nilai-nilai dasar untuk mewujudkan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratis (atau TKLD) di 20 kabupaten dampingan ACCESS Tahap II di Kawasan Timur Indonesia. Pendekatan berbasis kekuatan bertujuan mengubah secara mendasar cara pandang, cara bertindak dan cara menghasilkan dampak sosial yang diinginkan. Berbeda dengan pendekatan berbasis masalah, pendekatan berbasis kekuatan fokus pada apa yang menjadi kepedulian, apa yang menjadi mimpi dan apa yang menjadi kekuatan baik pada tingkat individu, organisasi maupun komunitas. Pendekatan berbasis kekuatan percaya bahwa jika seseorang atau kelompok menemukan dan menghargai apa yang mereka miliki, maka mereka telah menemukan kekuatan mereka. Dan, bila setiap orang mulai bekerjasama dan saling bahu membahu dalam pertautan yang baru, mereka sebenarnya sedang membangun kekuatan bersama. Pada gilirannya, mereka akan lebih produktif dengan menghargai dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang baru untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dan mewujudkan apa yang benar-benar mereka inginkan.

14 vi Pendekatan ini bertumpu pada kekuatan relasi antar aktor pembangunan, yang selanjutnya dalam panduan ini disebut aktor. Melalui relasi yang positif, para aktor akan mampu menemukan kekuatan mereka dan biasanya melampaui apa yang mereka ketahui. Kekuatan-kekuatan tersembunyi ini muncul saat para aktor saling terkoneksi dan mengijinkan setiap aktor untuk menyumbangkan apa yang mereka miliki. Karenanya, pendekatan berbasis kekuatan sangat mengandalkan percakapan-percakapan yang sederhana, inspiratif, dan positif. Percakapan positif dan bermakna antar-aktor menjadi kunci. Pendekatan berbasis kekuatan percaya bahasa adalah pencipta kenyataan. Bila percakapan kita buruk, realitas pun akan buruk. Sebaliknya, bila percakapan yang terjadi positif, realitas pun otomatis akan positif. Percakapan-percakapan positif dan konstruktif ini diperlukan untuk melaksanakan tahapan-tahapan dalam pendekatan berbasis kekuatan yakni (1) tahapan menemukan dan menghargai apa yang kita miliki, (2) tahapan membayangkan yang ingin diwujudkan (3) tahapan merancang apa yang harus diwujudkan dan (4) tahapan memastikan apa yang bisa dilakukan. Tahapan percakapan di muka dilakukan di tingkat desa, antar desa dan kabupaten. Percakapan ini harus menjangkau sebanyak mungkin warga dan para aparatus negara. Tujuan percakapan adalah mendorong setiap warga atau aktor menemukan kekuatan-kekuatan mereka yang tersembunyi. Setelah percakapan apresiasi terjadi dimana-mana, sebuah tim penggerak apresiasi warga bisa menyelenggarakan pertemuan lintas aktor perubahan di tingkat desa dan kabupaten. Pertemuan ini kami perkenalkan sebagai Pertemuan Apresiasi Multiaktor atau PAM.

15 vii PAM adalah serangkaian aktifitas yang dimulai dari tahap menentukan topik yang menjadi fokus percakapan atau pertanyaan fokus, menemukan dan menghargai kekuatan yang ada melalui wawancara apresiatif, memilih para inspirator lokal, menyelenggarakan PAM dan mengawal kesepakatan-kesepakatan PAM. PAM menjadi ruang untuk bertukar pengalaman membanggakan dan membangun sesuatu secara bersama-sama, setara, bertumpu pada kekuatan untuk merengkuh masa depan yang diimpikan secara berkelanjutan. PAM menjadi peluang dan ruang untuk perubahan menuju masa depan kabupaten yang ingin diwujudkan warga; bukan yang berorientasi proyek. Kunci kesuksesan PAM dan pertemuan apapun terletak pada bagaimana pertemuan itu dirancang dan difasilitasi. Untuk itulah, kami dengan bangga mempersembahkan Panduan Fasilitator Pertemuan Apresiasi Multiaktor: Menggalang Warga Berdaya. Pada gilirannya, PAM bukan sekedar pertemuan sesaat, melainkan pertemuan rutin tahunan dengan peserta yang terus bertambah banyak. PAM akan menjadi ruang besar bagi siapa saja yang sedang membangun tatanan masyarakat yang demokratis, berkeadilan dan berkelanjutan. Panduan ini adalah bahan rujukan yang hidup, bukan petunjuk teknis. Kami berharap panduan ini bisa membantu para fasilitator untuk mengembangkan proses-proses apresiatif yang lebih luas dan kreatif. Selamat menggunakan panduan ini! Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi

16

17 Pertemuan Apresiasi Multiaktor 01 Menggalang Warga Berdaya Gagasan Pertemuan Apresiasi Multiaktor Apa itu Pertemuan Apresiasi Multiaktor? Mengapa pertemuan ini amat penting dalam menumbuhkan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratik? Bagaimana kiat sukses membangun pertemuan multiaktor yang apresiatif? Bagaimana tahapan membangun dan merawat pertemuan para pihak yang sangat beragam?

18 02 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Tujuan utama pembangunan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratik, atau TKLD adalah menguatnya peran warga setempat dan organisasi masyarakat sipil dalam tata kepemerintahan lokal secara demokratik. PAM dimaksudkan sebagai tahapan awal dalam rangka mengubah perilaku individu, organisasi dan sistem sosial yang peduli mewujudkan TKLD. PENDEKATAN BERBASIS KEKUATAN Dalam PAM digunakan pendekatan yang berbasis kekuatan, yaitu pendekatan yang percaya bahwa pemerintah, pengusaha dan masyarakat sipil memiliki kekuatankekuatan intrinsik untuk mempercepat terwujudnya tatanan masyarakat yang sejahtera dan demokratik.

19 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 03 Pendekatan berbasis kekuatan menjadi alat bantu sederhana yang membantu para aktor pembangunan menemukan kekuatan diri (rasa percaya diri, keberanian), kekuatan relasi (saling percaya, gotong royong) dan kekuatan situasi (mengubah masalah menjadi peluang, dan ancaman menjadi tantangan).

20 04 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Pendekatan berbasis kekuatan akan mendorong warga miskin untuk tergerak mewujudkan impiannya. Peristiwa ini menjadi kesempatan bagi pemerintah dan pengusaha serta organisasi masyarakat sipil melahirkan kebijakan, program dan dana serta sumberdaya manusia yang mendorong percepatan dan perluasan dampak pembangunan yang inspiratif.

21 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 05 Penggalangan kekuatan para pihak pada gilirannya akan menciptakan percakapan konstruktif dan suasana saling belajar bagi para aktor untuk membangun impian bersama. Dan selanjutnya, impian bersama tersebut menjadi arahan bersama dalam merancang tahapan dan langkah-langkah baru untuk mewujudkannya.

22 06 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Persiapan Pertemuan Apresiasi Multiaktor Sebelum melangkah ke Pertemuan Apresiatif Multipihak (PAM), perlu ada tahap persiapan. Fasilitator Kabupaten yang tergabung dalam Tim Inti Kabupaten (TIK) penting untuk melakukan konsolidasi bersama, agar terjadi saling kesepahaman tentang apa yang akan dikerjakan dan dihasilkan menjelang PAM.

23 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 07 Beberapa hal utama yang perlu menjadi perhatian di tahap persiapan, yaitu: l Memilih orang-orang yang menjadi Tim Inti Kabupaten (TIK) yang berasal dari fasilitator. Pilihlah satu orang pemimpin yang dianggap paling kreatif dan memberikan inspirasi. l Untuk membangun keterikatan dan koneksi antar anggota TIK, perlu diciptakan momen berbicara dari hati ke hati. Hal ini akan membantu kerja-kerja ke depan. Ciptakanlah juga sebuah mantra yang kuat bagi Tim Inti Kabupaten.

24 08 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Lakukan kerja-kerja persiapan yang matang untuk menghasilkan suatu PAM yang spektakuler. l Kerja TIK tidak berhenti setelah PAM selesai. TIK hendaknya mulai merancang keberlanjutan dari agendaagenda yang dihasilkan dari PAM.

25 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 09 Untuk menyiapkan PAM yang luar biasa, TIK hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut: l Melakukan tinjauan situasi untuk memahami kondisi kabupaten terkini. l Memahami agenda perubahan yang sedang terjadi di kabupaten.

26 10 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Menemukan orang-orang atau kelompok yang dianggap sebagai pembaru inisiatif, kreatif dan inspiratif di Kabupaten. Kelompok ini diidentifikasi sebagai Tim Apresiatif Kabupaten Dalam konteks ACCESS Tahap II, kelompok ini disebut Forum Lintas Aktor, atau FLA. atau Forum Lintas Aktor yang akan hadir dalam PAM.

27 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 11 l Kriteria yang digunakan untuk memilih FLA, antara lain: l Merupakan pembaru inisiatif, yang berasal dari semua tingkatan dan tidak tergantung dengan struktur hirarki atau birokrasi. l Memiliki komitmen pada perubahan sosial di tempatnya. l Pembaru inisiatif bisa berasal dari pemerintah, organisasi masyarakat sipil (OMS), swasta, warga, legislatif, dan media. l Memperhatikan keseimbangan jumlah perempuan dan laki-laki. l Perlu ada wakil dari kelompok miskin maupun kelompok isu. l Pilihlah aktor-aktor yang paling inspiratif dan apresiatif. l Mengenalkan pendekatan berbasis kekuatan dan tahapan Appreciative Inquiry (AI) serta melakukan wawancara AI kepada anggota FLA. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan cerita-cerita sukses terkait (TKLD) di kabupaten. l Merancang komunikasi dan interaksi multipihak agar semua pihak terhubung dan bersemangat untuk terlibat di PAM. Kegiatan ini bisa dilakukan secara formal maupun informal. l Memiliki usulan topik-topik afirmatif, yang akan disajikan di PAM.

28 12 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Alur Pertemuan Apresiatif Multipihak Pertemuan Apresiatif Multipihak (PAM) dilaksanakan untuk menghasilkan agenda kabupaten dalam konteks Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratik (TKLD). Tugas fasilitator adalah membantu berlangsungnya PAM dengan menggunakan pendekatan appreciative inquiry (AI), atau pendekatan berbasis kekuatan dan vibrant facilitation. Fasilitator perlu memastikan didapatkannya hasil PAM yang berupa daftar kekuatan, mimpi yang ingin diwujudkan, mantra kabupaten, elemen-elemen sukses dan perubahan-perubahan penting yang diinginkan dan strategi/langkah baru yang akan dilakukan untuk mencapai mimpi yang diinginkan. Prinsip Appreciative Inquiry Pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada kekuatan dan keberhasilan diri dan komunitas untuk merangsang kreativitas dan menumbuhkan inspirasi dan inovasi pada diri dan komunitas. Pendekatan ini menggunakan cara berpikir atau kekuatan yaitu cara berpikir praktis dan kongkrit yang bertujuan menemukenali aset atau kekuatan terkait bakat, potensi, kemampuan, keberhasilan dan energi positif dalam diri pribadi, orang lain maupun komunitas. Pendekatan berbasis kekuatan mengajak kita mengubah cara pandang terhadap segala sesuatu menjadi positif dan melihat pada kekuatan; mengubah cara kita melihat diri kita, cara kita melihat orang lain dan mengubah cara kita melihat situasi.

29 Pertemuan Apresiasi Multiaktor 13 Menggalang Warga Berdaya Pendekatan ini meyakini beberapa hal sebagai berikut: l Words create worlds - kata menciptakan dunia, bahasa menciptakan kenyataan.

30 14 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Inquiry creates change - pertanyaan menciptakan perubahan. l Images inspire actions - citra menginspirasi aksi. l Positive questions lead to positive change - pertanyaan positif mengakibatkan perubahan positif.

31 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 15 Secara ringkas proses Appreciative Inquiry adalah: l Pilih sesuatu yang positif sebagai fokus. Bagaimana tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratik dengan pendekatan AI dan berlandaskan kekuatan, dapat dengan efektif mensejahterakan masyarakat miskin dan perempuan. l Mencari cerita-cerita yang menggugah dan positif. Dalam AI pengalaman positif tidak akan ada artinya bila tidak dihargai atau dirayakan. Apa pengalaman personal peserta dan apa kontribusinya terhadap peristiwa itu? Pengalaman tersebut perlu diceritakan. Tidak cukup peserta hanya diminta menuliskannya.

32 16 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Peras hikmah dari cerita-cerita terbaik. Jadikan modal melompat jauh untuk menangkap impian ke depan. l Ciptakan citra masa depan. Gambarkan masa depan, lalu tariklah ke hari ini. l Cari jalan baru, cipta masa depan. Bagaimana membuat jembatan supaya mimpi bisa diwujudkan? Buatlah gambar rancangan miniatur keadaan masa depan yang diinginkan.

33 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 17 Gunakan Fasilitasi Vibrant Manfaatkanlah pengetahuan dan keahlian fasilitasi anda. Selalu mulai sesi dengan membangkitkan semangat dan antusiasme, dengan cara mengajak bernyanyi bersama, melakukan permainan atau menggunakan gambar/imajinasi. Hal lain yang penting untuk dicapai adalah terciptanya relasi antara fasilitator dengan peserta, dan antar peserta. Antusiasme sifatnya menular, satu atau beberapa orang yang antusias akan menular ke peserta lain. Jika peserta antusias, apapun bisa dilakukan dalam PAM.

34 18 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Alur Utama Pertemuan Apresiasi Multiaktor Define Pemilihan topik perubahan tahap awal dilakukan untuk mengidentifikasi secara mendalam atau menemukan tentang apa yang akan didiskusikan atau digali, biasanya disebut topik-topik afirmatif. Discover Menemukan dan menghargai apa yang terbaik yang dimiliki individu dan komunitas. Inti tahap ini adalah menemukan dan mengapresiasi apa yang terbaik dari yang ada dan keberhasilankeberhasilan apa yang pernah ada, dengan fokus kepada momen-momen puncak kehebatan komunitas. Peserta kemudian diajak memahami kondisi-kondisi unik yang memungkinkan momen-momen puncak ini terjadi, seperti faktor kepemimpinan, relasi, teknologi, nilai, pengembangan kapasitas atau relasi eksternal.

35 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 19 Dream Membayangkan masa depan yang ingin diwujudkan. Tahap ini merupakan sebuah penggalian yang memberikan kekuatan tentang apa yang mungkin dan saat bagi setiap peserta untuk secara kolektif menggali harapanharapan dan impian-impian atas dirinya, orang lain, komunitasnya, dan dunia. Imajinasi masa depan dimunculkan dari contoh-contoh nyata masa lalu yang positif. Peserta diajak memikirkan hal-hal menggugah, kreatif, dan masa depan terbaik yang ingin diwujudkan oleh komunitas. Tahap ini selain menghasilkan imajinasi masa depan juga menghasilkan rumusan pernyataan provokatif atau sering dikenal sebagai mantra.

36 20 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Design Merancang langkah sukses untuk merengkuh masa depan yang diimpikan. Tahap ini merupakan proses merumuskan mimpi yang besar yang ingin diwujudkan. Peserta memilih elemen-elemen rancangan yang memiliki dampak besar, menciptakan strategi dan rencana provokatif yang memuat berbagai kualitas komunitas yang paling diinginkan. Ketika peserta menyusun strategi untuk menghasilkan rencana provokatif, peserta mengkolaborasikan kualitas kehidupan bersama yang ingin dilindungi dengan hubungan-hubungan yang ingin dicapai. Destiny Menegaskan langkah untuk mewujudkan masa depan yang diinginkan. Tahap ini merupakan serangkaian tindakan baru dan inovatif yang mendukung pembelajaran dan inovasi berkelanjutan. Tahap ini secara khusus fokus pada komitmen dan arah ke depan individu dan komunitas.

37 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 21 Untuk tiap sesi, fasilitator diharapkan untuk: l Selalu bertanya tentang perasaan, pikiran dan apa yang telah dilakukan. l Fokus pada energi dinamis, baik verbal (bertanya, probing, parafrase, refleksi) atau non-verbal (bahasa tubuh, menyimak, mengamati). l Dorong peserta untuk melakukan refleksi (apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan) pada akhir sesi terkait apa yang telah terjadi selama proses, dan terkait dengan tujuan yang hendak dicapai.

38 22 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 6 Tahapan dalam Siklus Fasilitasi Vibran: 1. Pembukaan Fasilitator menjelaskan tujuan sesi. 2. Tahap Melakukan Peserta melakukan sesuatu hal berkaitan dengan materi. 3. Tahap Mengurai Peserta menjelaskan makna dari apa yang dilakukan pada tahap sebelumnya.

39 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Tahap Menilai Peserta melakukan abstraksi/mengaitkan dengan konsep-konsep yang dipelajari. 5. Tahap Merangkum Peserta merumuskan kesepakatan sesuai kebutuhan dan tujuan pertemuan. 6. Penutupan Fasilitator mengulang beberapa butir pelajaran penting.

40 24 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Apa itu Pendekatan Berbasis Kekuatan Pendekatan berbasis pada kekuatan melengkapi seseorang dengan cara istimewa melihat kehidupan sehari-hari. Cara kita merespon segala sesuatu akan berubah, baik dalam pikiran pribadi, obrolan dan interaksi dengan orang lain, maupun terhadap situasisituasi yang sehari-hari dihadapi, serta dapat melahirkan berbagai peluang.

41 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 25

42 Pertemuan Apresiasi Multiaktor 26 Menggalang Warga Berdaya Di saat menghadapi peluang, pendekatan berbasis kekuatan membantu kita fokus pada apa yang penting dan membangkitkan energi positif yang dibutuhkan agar tetap terinspirasi dan bisa memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin. Sebaliknya pada saat kita menghadapi masalah atau ketidakpastian, pendekatan berbasis kekuatan membantu kita menemukan bagaimana memandang masalah itu sebagai suatu tantangan, sehingga kita justru bisa mencari dan mengambil manfaat dari situasi yang ada.

43 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 27 Pendekatan berbasis kekuatan membangkitkan rasa percaya diri, menjadikan kita lebih proaktif dan lebih efektif dalam berinteraksi dengan orang lain, dan meningkatkan kemampuan kita mempunyai pengaruh pada lingkungan kita. Sebagai catatan, pendekatan ini bukan cara berpikir optimis semena-mena yang menafikan masalah. Pendekatan ini juga tidak memberikan jawaban instan atau janji-janji yang muluk. Pendekatan ini lebih dari sekedar cara berpikir positif yang mengajak kita memiliki sikap positif terhadap kehidupan dan masa depan. Berpikir bertumpu pada kekuatan mendorong kita bertindak positif di masa sekarang. Pendekatan berbasis kekuatan meletakkan kekuatan yang terkandung dalam aset diri, relasi dan situasi kita masing-masing ke dalam tangan kita sendiri agar dapat berkembang dan merengkuh masa depan terbaik yang ingin diciptakan.

44 28 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Asset Based Thinking dan Deficit Based Thinking Deficit Based Thinking atau berfikir bertumpu pada masalah (DBT) memusatkan semua perhatian kita pada apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja. Dengan kata lain, cara kerja DBT mirip dengan sistem ketahanan tubuh yakni waspada terhadap bahaya dan melihat segala sesuatu dari cara pandang negatif supaya kita bisa mengatasi atau menghilangkan apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.

45 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 29 Akibatnya, kita menjadi was-was, timbul kecemasan yang kemudian mengikis rasa percaya diri dan harapan, serta menghalangi kita untuk produktif. Meskipun kita mungkin bisa terlindungi dari bahaya dengan DBT atau berfikir bertumpu pada masalah, seringkali cara berfikir seperti ini kemudian mendominasi kehidupan kta. Akibatnya, energi kehidupan kita terserap, dan selalu ada kecurigaan bahwa ada masalah, bahaya atau kekecewaan senantiasa siap menimpa kita.

46 Pertemuan Apresiasi Multiaktor 30 Menggalang Warga Berdaya Secara tidak sadar, kita menjadi terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga, sehingga lama kelamaan bisa menjadi buta terhadap peluang-peluang yang ada karena membatasi diri.

47 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 31 Asset Based Thinking (ABT) atau berfikir bertumpu pada kekuatan melandasi pendekatan berbasis kekuatan. l Mengubah cara kita melihat diri sendiri. l Mengubah cara kita melihat orang lain/relasi. l Mengubah cara kita melihat situasi. Bagaikan air yang beriak, dengan menemukenali dan fokus pada kekuatan diri (aset pribadi) maka kita akan mendorong diri kita menemukan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan lain dalam berhubungan dengan orang lain (aset relasi) dan dalam menghadapi berbagai situasi (aset situasi).

48 32 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Persiapan PAM Wawancara Apresiatif Menemukan cerita sukses Wawancara apresiatif dilakukan sebagai langkah persiapan menuju PAM. Tujuannya adalah menemukan peristiwa-peristiwa membanggakan, menemukan kekuatan dari pembaharu inisiatif, yang akan menjadi calon peserta PAM. Wawancara apresiatif dilakukan kepada individu, dan akan difokuskan pada proses Discovery dan Dream. Proses wawancara akan menyentuh berbagai kelompok pembaru inisiatif yang ada di masyarakat, meliputi kelompok marjinal, kelompok miskin, kelompok perempuan, kelompok masyarakat sipil lainnya, pemerintah, termasuk anggota dewan. Sebuah mosaik dari pengalaman, kepentingan dan harapan yang berbeda-beda. Tujuan: Mengumpulkan kisah-kisah inspiratif dan mimpi-mimpi luar biasa, sekaligus menyebarkan energi positif seluas mungkin kepada para warga desa, aktivis organisasi masyarakat sipil, pemimpin instansi pemerintah, dan anggota dewan.

49 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 33

50 34 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Proses yang dilakukan: 1. Melakukan wawancara dan mendokumentasikan hasilnya, baik dalam bentuk teks maupun gambar. 2. Proses mendokumentasikan bisa dibantu dengan alat perekam. Tahapan melakukan wawancara apresiatif: 1. Sebelum melakukan wawancara, pahamilah bahwa wawancara apresiatif melebihi sekedar kegiatan wawancara. Yang ingin dicapai adalah terjadinya transfer energi positif. Untuk itu, nuansa atau pemilihan tempat wawancara akan sangat membantu keluarnya energi positif ini. Pilihlah tempat yang membuat sesi wawancara nyaman untuk dilakukan, misalnya di tepi pantai.

51 Pertemuan Apresiasi Multiaktor 35 Menggalang Warga Berdaya 2. Untuk menciptakan nuansa yang rileks dan nyaman, anda dapat memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan ke hal pribadi atau tidak langsung ke topik yang ingin didiskusikan. Misalnya Apakah bapak/ ibu asli dari sini?, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus atau topik pembicaraan. Mulailah melakukan wawancara dengan menyampaikan pertanyaan secara jelas. 3. Buatlah proses wawancara mengalir. Jangan memposisikan diri sebagai pewawancara dan orang yang diwawancara karena suasana akan kaku. 4. Simaklah jawaban-jawaban yang diberikan secara bersungguh-sungguh. Jika membutuhkan informasi lebih lanjut atau memerlukan klarifikasi, sampaikan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

52 36 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 5. Jika anda telah selesai bertanya terkait dengan keberhasilan pribadi, kemudian lanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan terkait kontribusi dan kesuksesan yang dicapai oleh komunitas. 6. Jika anda rasa telah cukup menggali keberhasilan dan peristiwa membanggakan di individu dan komunitas, ajaklah yang diwawancarai membayangkan masa depan yang ingin diwujudkan dengan bertanya: Apa masa depan yang ingin diwujudkan dengan kekuatan yang dimiliki? 7. Ingatlah selalu bahwa tugas anda adalah untuk mendapatkan cerita inspiratif, pengalaman membanggakan ataupun keberhasilan dari orang yang diwawancara. Untuk itu, temukanlah hal-hal yang berarti, bernilai dan berkesan istimewa. Pastikan bahwa cerita yang akan anda dapatkan adalah hal-hal seperti itu. 8. Dokumentasikan pernyataan-pernyataan dari orang yang diwawancara. Susunlah hasil wawancara anda menjadi satu cerita sukses yang menarik dan menggetarkan. Tulisan ini akan menjadi bahan untuk PAM. 9. Setelah seluruh tulisan terkumpul, TIK akan memilih dan merumuskan topik-topik PAM.

53 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 37 Tips melakukan wawancara apresiatif: l Ciptakan pertanyaan pembuka yang menarik dan menggugah. Proses ini akan menjadi jalan sukses anda untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Contohnya: Ceritakan saat-saat terbaik yang anda alami dalam hidup anda! l Pilihlah padanan yang memukau dan positif untuk merespon jawaban, semisal Saya senang dengan hasil kerja anda. Berhati- hatilah dengan ungkapan emosi yang negatif, semisal saya tidak bisa... atau saya sendiri bingung.... l Gunakan lima pertanyaan pembantu untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh: siapa, dimana, apa, kapan, bagaimana. Contoh: l Apa hal yang paling membanggakan bagi anda selama bekerja sampai saat ini, ditingkat individual, organisasi dan komunitas? l Apa situasi ideal yang ingin sekali anda lihat pada 2015, ditingkat individual, organisasi dan komunitas? l Hindari pertanyaan dengan kata mengapa karena pertanyaan ini cenderung menggali apa yang menjadi nilai dan keyakinan seseorang, sehingga sangat personal sifatnya. l Galilah lebih jauh untuk jawaban yang diberikan oleh orang yang diwawancara untuk mendapatkan cerita yang lebih berkualitas dan mendetail. Contoh: l Bagaimana jika anda menjelaskan lebih lanjut hal itu? l Apa peran anda di saat itu? l Kekuatan apa yang digunakan pada saat itu? l Menyimaklah dengan seksama. Lakukan parafrase untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi. Contoh parafrase: Kalau tidak salah, tadi Anda mengatakan...? l Perhatikan bahasa tubuh karena tidak hanya informasi tidak hanya bersifat verbal tetapi juga non-verbal (bahasa tubuh). Antusiasme orang yang diwawancara akan tertangkap dari bahasa tubuhnya.

54 38 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Orientasi Umum Pertemuan Apresiasi Multiaktor Tujuan: Pada akhir pembukaan peserta: 1. Mendapatkan gambaran mengenai apa tujuan dari PAM dan apa kontribusi PAM terhadap pengembangan Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratik (TKLD). 2. Mendapatkan gambaran umum mengenai proses yang akan dijalani dalam PAM dan apa peran serta kontribusi optimal peserta dalam pertemuan ini. 3. Mendapatkan gambaran pendekatan SBA/AI yang akan menjadi landasan proses PAM. Metode: Pembukaan yang berkesan. Disarankan memanfaatkan kesenian lokal seperti seni teater, seni tari, seni musik, dll. Waktu: 60 menit

55 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 39 Proses: 1. Pembukaan yang berkesan menjadi kunci bagi pertemuan yang antusias dan terbuka, sehingga fasilitator harus serius mempersiapkannya. Gunakanlah metode yang mampu membangkitkan perhatian dan mudah dalam menyampaikan pesan-pesan umum kepada peserta, seperti kesenian lokal. Fasilitator dapat bekerja sama dengan seniman setempat untuk tampil dalam pembukaan dan dapat berperan dalam kegiatan pembukaan.

56 40 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 2. Siapkan sungguh-sungguh skenario atau alur cerita yang menarik (bisa saja diadopsi dari cerita asli daerah), usahakan paling lama pertunjukan di sesi pembukaan ini tidak lebih dari 15 menit. 3. Susunlah dialog yang mengandung pesan-pesan tentang tujuan PAM dan apa manfaatnya bagi TKLD, gambaran umum tentang TKLD, dan pendekatan berbasis kekuatan. 4. Untuk membantu mengingat, dapat juga disiapkan narasi tertulis yang membantu peserta mengikuti alur dan dialog yang berlangsung dalam bentuk slide atau ditulis di atas kelas plano, yang ditayangkan selama pertunjukan berlangsung. 5. Di penghujung pertunjukan, fasilitator dapat mempersilakan pejabat lokal atau wakilnya untuk membuka acara PAM secara resmi dengan cara membunyikan alat musik lokal. Hindarkan pidato panjang lebar dan formal.

57 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Usai pertunjukan, persilahkan peserta dan para undangan untuk rehat teh dan kopi. Hal ini dilakukan untuk membuat batasan yang jelas antara pembukaan dan dimulainya sesi pertemuan, juga memberi kesempatan bagi undangan untuk meninggalkan tempat acara. Catatan: Hindari pembukaan pidato formal oleh pejabat pemerintah setempat, bupati atau wakilnya, demi menjaga iklim kesetaraan dan membangun antusiasme sejak awal. Bila masih perlu memberi ruang bagi pejabat daerah dalam pembukaan, libatkan pejabat tersebut dalam kegiatan simbolik pembukaan PAM di penghujung penampilan kesenian lokal, misalnya memukul gong atau membunyikan alat musik lokal tertentu.

58 42 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Perkenalan Tujuan: Pada akhir sesi peserta dapat: 1. Lebih terbuka dan percaya diri mengungkapkan keunikan diri, perasaan dan pikirannya di hadapan peserta yang lain. 2. Membangun relasi yang lebih jujur berdasarkan rasa saling percaya dan penghargaan yang tinggi pada kekuatan dan keunikan tiap-tiap peserta. Metoda: Perkenalan : Hi Voice dan Cerita Diri. Alat Bantu: l Metaplan atau kertas warna-warni. l Papan flipchart. l Kertas plano. l Lakban/selotip kertas. l Kertas label. l Spidol warna-warni. l Bahan bacaan mengenai cerita cerdas Kabupaten. Waktu: 90 menit

59 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 43 Proses: Sesi perkenalan merupakan proses terpenting pertemuan, disarankan fasilitator membuat proses perkenalan secara bertahap. Hal ini untuk menumbuhkan rasa percaya dan saling menghargai antar peserta akan terbangun. Sesi perkenalan merupakan kunci bagi kesuksesan sesi-sesi berikutnya. Kegiatan perkenalan: Pengantar Perkenalan l Mintalah peserta untuk menuliskan namanya di kertas label dan ditempelkan di bagian yang terlihat. Pastikan tulisan nama dapat terbaca oleh peserta lain dan fasilitator. l Sesi perkenalan merupakan sesi pertama setelah pembukaan. Berilah ucapan selamat datang pada peserta dan sampaikan terima kasih untuk kesediaannya hadir. Sampaikan tujuan pertemuan dan sebutkan secara singkat siapa saja peserta yang terlibat. l Perkenalkanlah anggota Tim Fasilitator dan Panitia Pelaksana. Jelaskan dengan singkat perannya masing-masing.

60 44 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya SAYA DARI SUMBA BARAT l Mintalah peserta untuk saling memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan asal lembaga dan wilayah. l Sampaikan secara sekilas agenda pertemuan dan hasil akhir apa yang ingin dicapai. l Minta agar peserta menghargai waktu, terbuka untuk mendengarkan setiap gagasan, dan berkomitmen untuk berkontribusi secara konstruktif. l Sebelum perkenalan antar peserta dimulai, ajaklah peserta untuk menyanyikan sebuah lagu yang dapat membangkitkan semangat. Mintalah peserta menyanyi sambil berdiri. Pilihlah lagu yang dikenal oleh peserta, seperti Tanah Air. Inti dari kegiatan ini adalah untuk melakukan sesuatu yang berbeda, diluar kebiasan ketika memulai sebuah proses belajar. Menyanyi bersama juga dapat mencairkan suasan dan membangun kepercayaan antar peserta.

61 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 45 Perkenalan: Hi Voice Setelah bernyanyi, ajaklah peserta untuk melakukan kegiatan Hi Voice,s Sebuah cara untuk membangkitkan energi positif antar peserta. Kumpulan energi positif nantinya akan melahirkan proses pertemuan yang semangat dan antusias. Caranya sebagai berikut: l Peserta berdiri dengan posisi melingkar. Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan adalah untuk saling menularkan energi, mulai dari energi yang ada dalam diri kita sendiri. l Putaran pertama dimulai dengan meminta setiap peserta menyebutkan nama panggilannya sendiri dengan bangga, sambil merasakan energi kekuatan nama diri mereka masing-masing. Lakukan dua putaran agar suasana menghangat. l Putaran selanjutnya, peserta dimnta menularkan energi dari nama mereka sendiri kepada orang lain dalam lingkaran. l Peserta diminta menyebutkan nama sendiri dengan suara kuat dan lantang sambil menunjukan tangannya ke peserta lain, peserta yang ditunjuk melanjutkan dengan melakukan aksi yang sama.

62 46 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Pastikan seluruh peserta mendapat giliran. Ingat, yang dipanggil adalah namanya sendiri. l Jika yang dipanggil nama peserta lain yang ditunjuk, ulangi kembali dari orang yang berbuat kesalahan. l Ulanglah proses tersebut, namun yang dipanggil adalah nama peserta lain yang ditunjuk. Peserta yang dipanggil melakukan hal yang sama, dan seterusnya. l Setelah semua peserta mendapat giliran, kegiatan hi voice berakhir. Mintalah beberapa orang untuk melakukan refleksi. Apa yang dirasakah saat memanggil diri sendiri, dan apa yang dirasakan saat memanggil orang lain. Adakah perbedaan? l Tutup kegiatan dengan menyampaikan bahwa kegiatan tadi bertujuan mengajak semua peserta berbagi energi seperti yang diharapkan akan terjadi dalam PAM. l Minta peserta untuk duduk kembali. Perkenalan: Cerita Diri Bagikan kertas berwarna secara acak kepada peserta. Mintalah peserta untuk menggambar 3 (tiga) hal yang disukai, bisa berupa benda, kegiatan yang digemari, bentuk, dsb. Bebaskan peserta untuk memilih. Beri waktu 5 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Kemudian mintalah peserta untuk memberikan nomor urut 1,2,3 pada gambar yang sudah dibuat secara acak.

63 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 47 Setelah peserta selesai menggambar dan memberi nomor urut, minta peserta untuk duduk dalam kelompok berdasarkan warna kertas yang sama. Di dalam kelompok, peserta diminta menceritakan gambarnya secara bergantian dengan mengaitkan gambar dan nomor urutnya sebagai berikut: l Gambar nomor 1 dengan pengalaman masa kecil. l Gambar nomor 2 dengan pengalaman di awal masa dewasa. l Gambar nomor 3 dengan masa kini. Setelah seluruh peserta mendapat giliran bercerita dalam kelompoknya, minta kelompok untuk menemukan 5 hal yang menjadi petikan pelajaran dari cerita-cerita tersebut. Kelompok diminta mempresentasikan 5 petikan pelajaran tersebut dengan pantomim berdurasi 1 menit.

64 48 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Pendekatan Berbasis Kekuatan Tujuan: Pada akhir sesi peserta dapat: 1. Menjelaskan apa itu pendekatan berbasis kekuatan. 2. Menemukan dan menghargai kekuatan diri pribadi, relasi dan situasi sebagai cara pandang baru yang positif, sebagai modal untuk mengatasi tantangan. Alat Bantu: l Metaplan l Spidol l Lakban kertas l Kertas plano Metoda: 5 : 1 (5 kekuatan berbanding 1 kelemahan) Waktu: 90 menit

65 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 49 Proses: 1. Sesi ini merupakan sesi persiapan, sebelum peserta memasuki tahapan proses AI (discovery, dream, design dan destiny). 2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan pendekatan berbasis kekuatan. Dalam proses ini, peserta diajak untuk mengubah cara pandang terhadap dirinya, relasinya dengan orang lain dan juga cara pandang terhadap situasi di sekitarnya dengan lebih apresiatif dan positif. Jelaskan bahwa pendekatan ini akan digunakan pada seluruh proses PAM, yaitu sebuah pendekatan yang menghargai kekuatan. 3. Untuk menggali kekuatan individu, mintalah setiap peserta untuk menuliskan dalam metaplan: l 5 (lima) Keberhasilan yang dicapai dalam dua bulan terakhir. l Kekuatan diri apa yang digunakan (sikap/bakat/ ketrampilan/pengetahuan). Gunakan satu metaplan untuk satu keberhasilan. Ingatkan bahwa mereka bebas menulis apa saja, yang sifatnya pribadi maupun berkaitan dengan pekerjaan. l 1 (satu) Kelemahan yang masih dianggap sebagai tantangan. 4. Setelah selesai, minta setiap peserta untuk saling berpasangan menceritakan apa yang mereka tulis. Dorong mereka untuk bercerita secara rinci, sehingga pasangan yang mendengarkan dapat merasakan kebanggaan dan energi positif yang ditularkan.

66 50 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 5. Setelah semua pasangan selesai bercerita, mintalah setiap peserta membacakan satu keberhasilan yang paling dibanggakan dan ingin diceritakan kepada seluruh peserta, serta kekuatan yang digunakannya.

67 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Saat peserta membacakan, fasilitator menuliskannya di kertas plano. 7. Ajaklah peserta merefleksikan menemukan keberhasilan, kekuatan dan tantangan. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan: l Apakah menemukan suatu keberhasilan merupakan hal yang mudah atau sulit? l Bagaimana rasanya ketika menceritakan hal yang membanggakan itu kepada orang lain? l Bagaimana rasanya ketika bercerita kepada seluruh kelompok? l Apakah akan berbeda jika yang ditanya adalah Apa saja kegagalan anda dua bulan lalu? 8. Akhiri sesi dengan merangkum daftar kekuatan yang terkumpul dari peserta dan kaitkan ini dengan pendekatan berbasis kekuatan.

68 52 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Discover Menemukan dan menghargai apa yang terbaik Tahapan ini mengajak peserta menemukan peristiwa-peristiwa masa lalu yang paling membanggakan baik secara pribadi, organisasi maupun komunitas dalam lima tahun terakhir. Pengalaman ini bersifat pengalaman pribadi. Peserta bebas memilih cerita apa saja. Aturan ini penting karena inilah tahap pertama mereka menghargai apa yang ada dalam kehidupan mereka. Secara umum ada dua proses dalam langkah ini yakni visualisasi kekuatan dan proses bercerita. Keduanya menjadi proses amat penting karena pada langkah inilah pertukaran energi positif antar peserta sedang terjadi. Bila proses ini berhasil, maka langkah-langkah berikutnya akan berjalan lancar. Tujuan: Pada akhir sesi peserta dapat: 1. Menelusuri kekuatan dan pengalaman terbaik yang ada saat ini dan pernah ada di masa lampau. 2. Menemukan dan membuat daftar kekuatan-kekuatan dan keberhasilan sebagai modal perubahan. Waktu: 90 menit

69 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 53 Proses Discover: Jelaskan secara singkat tujuan dari sesi discover. Topik pembahasan dalam sesi terkait dengan Kepemerintahan Lokal yang Demokratik. Ada tiga tahapan proses yang akan dilakukan di sesi ini, yaitu: PROSES PERTAMA Menelusuri hasil wawancara apresiatif l Siapkan fotokopi bahan bacaan dari tulisan cerita cerdas hasil proses wawancara apresiatif pada tahap persiapan PAM sebanyak jumlah peserta. l Bagikan bahan bacaan tersebut kepada setiap peserta. l Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok. Pastikan bahwa setiap kelompok anggotanya beragam/ multipihak. Dalam kelompok, mintalah peserta untuk menemukan 10 kekuatan dari peristiwa yang tertulis dalam bahan bacaan.

70 54 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Untuk memudahkan, tuliskan tugas kelompok di plano sebagai berikut: Temukan 10 kekuatan/keberhasilan yang membanggakan dari bahan bacaan. l Mintalah kelompok untuk menuliskan kekuatan atau keberhasilan pada metaplan. Gunakan satu metaplan satu kekuatan atau keberhasilan. l Mintalah wakil kelompok untuk membacakan 10 kekuatan atau keberhasilan. Tempelkan hasilnya di dinding belajar agar terbaca oleh peserta lain.

71 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 55 PROSES KEDUA Berbagi cerita kekuatan diri l Mintalah peserta untuk berpasangan untuk melakukan wawancara apresiatif. l Jelaskan secara singkat tentang wawancara apresiatif dan mengapa perlu menggunakannya. Sebagai catatan, setiap peserta pernah diwawancara apresiatif oleh anggota FLA pada tahap persiapan PAM, jadi ini bukan hal yang baru bagi peserta. l Secara bergantian, peserta melakukan wawancara apresiatif dengan fokus pada pertanyaan: Apa hal yang paling membanggakan bagi anda selama bekerja sampai saat ini, ditingkat individual, organisasi dan komunitas? Kekuatan apa yang digunakan sehingga hal tersebut berhasil atau membanggakan? l Mintalah peserta untuk saling menyimak dan mencatat jawaban. l Setelah selesai, ajaklah peserta untuk menelusuri persamaan dan perbedaan dari bahan bacaan hasil wawancara apresiatif persiapan PAM.

72 56 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya PROSES KETIGA Puisi Kekuatan l Mintalah peserta kembali ke kelompok, dan berbagi cerita hasil wawancara apresiatif yang dilakukan, termasuk temuan persamaan atau perbedaan. l Lengkapilah daftar kekuatan yang ditemukan hasil wawancara apresiatif dengan menggunakan metaplan. Gunakan satu metaplan untuk satu kekuatan. l Pastikan nilai-nilai dasar partisipasi terjadi di kelompok, yaitu semua peserta terlibat secara aktif, terjadi saling memahami antar peserta dan pengambilan keputusan dilakukan secara inklusif untuk menemukan hal yang baru dan segar. l Susunanlah daftar kekuatan (maksimal 8 kekuatan) berdasarkan urutan yang paling penting menurut penilaian kelompok. l Kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok dalam bentuk puisi dua bait. Tulislah tugas kelompok sebagai berikut: Buatlah puisi dua bait yang memuat kekuatan/keberhasilan yang terindentifikasi.

73 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 57 l Presentasi kelompok Puisi Kekuatan. Setelah semua kelompok membacakan puisi kekuatan, ajaklah peserta untuk melihat kembali apakah ada kekuatan/keberhasilan yang sama atau berbeda, adakah yang unik dan baru ditemukan? Ajak peserta untuk menarik poin-poin kekuatan diri menjadi kekuatan/ keberhasilan komunitas dengan melihat kesamaan pola yang ada. Ajaklah peserta untuk mendiskusikan lebih tajam kekuatan yang paling penting dikaitkan dengan TKLD. Pastikan prinsip dasar partisipasi terpenuhi, dan berilah kesempatan yang sama untuk setiap peserta mengemukakan pendapatnya. Simpan hasil sesi discovery ini untuk digunakan pada sesi berikutnya.

74 58 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Dream Membayangkan masa depan yang ingin diwujudkan Pada tahapan Dream, setiap kelompok diminta membuat papan visi. Papan visi berupa kertas kosong besar yang kemudian diisi dengan berbagai potongan gambar atau kata yang mencerminkan masa depan yang ingin diwujudkan. Dalam proses ini peserta mulai menyadari dan melihat bahwa mereka bisa membangun mimpi bersama terlepas dari sektor masyarakat mana mereka berasal. Bahwa mereka bisa menginginkan hal yang sama untuk dirinya dan orang lain, dan mereka dapat melukiskannya dengan sangat baik karena mereka berkomunikasi dengan bahasa yang sama, yakni dengan menciptakan mosaik gambar. Mosaik gambar dan kata-kata inilah yang menjadi ruh yang memandu tindakan-tindakan bersama selanjutnya. Tujuan: Peserta dapat membayangkan masa depan dan keadaan yang dicita-citakan berdasarkan kekuatan yang dimiliki. Metoda: Papan visi Alat Bantu: l Majalah bekas l Lem kertas l Kertas plano l Gunting l Spidol l Pensil warna atau crayon

75 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 59 Waktu: 90 menit Proses: 1. Jelaskan secara singkat tujuan dari sesi dream. Sampaikan kepada peserta bahwa sesi dream merupakan lanjutan proses dari sesi discover. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. Pastikan bahwa kelompok di sesi dream sama dengan kelompok di sesi discover. 2. Berdasarkan temuan kekuatan di sesi discover, mintalah kelompok bersamasama berimajinasi, membayangkan masa depan dan cita-cita yang ingin diwujudkan terkait TKLD. Caranya dengan membuat suatu kolase atau papan visi yaitu kumpulan potongan kertas dari majalah bekas. 3. Dalam kelompok, peserta diminta untuk mencari dan menggunting simbol / gambar atau pernyataan / kutipan yang inspiratif dari majalah bekas yang disediakan, yang menggambarkan temuan kekuatan dan masa depan yang ingin diwujudkan. Kemudian peserta secara berkelompok menyusun lalu menempelkan gambar-gambar dan kata-kata tersebut pada kertas plano.

76 60 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 4. Papan visi dibuat dalam bentuk dua buah lingkaran. Lingkaran luar untuk menempelkan simbol kekuatan, sedangkan lingkaran di dalam untuk menempelkan simbol masa depan yang ingin diwujudkan. 5. Mintalah kelompok untuk merumuskan satu kalimat provokatif sebagai mantra masa depan berdasarkan temuan kekuatan/ keberhasilan. Tuliskan kalimat tersebut pada metaplan. 6. Selama proses merancang papan visi, penting bagi bagi peserta untuk merasakan kehadiran fasilitator. Fasilitator dapat berkeliling ke meja kelompok untuk mengamati dan memastikan peserta memahami tugas yang diberikan.

77 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Setelah kelompok menyelesaikan papan visi, mintalah kelompok mempresentasikannya. Presentasi dapat dilakukan dengan pidato singkat yang dibawakan oleh wakil kelompok atau bersama- sama bergantian. 8. Fasilitator dapat menuliskan mimpi-mimpi yang muncul dari tiap kelompok pada papan flipchart.

78 62 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 9. Setelah seluruh papan visi dipresentasikan, ajaklah peserta mendiskusikan apa yang menjadi mimpi bersama, galilah pendapat peserta dengan merujuk pada papan visi kelompoknya. Hasil diskusi ini akan membantu proses membuat papan visi bersama yang berisi kekuatan dan mimpi PAM. Jagalah agar diskusi selalu dikaitkan dengan kerangka topik TKLD. 10. Ajaklah peserta untuk membuat papan visi baru yang terdiri dari penggabungan papan visi kelompok. Fasilitator bisa meminta peserta untuk menggunakan potongan-potongan kertas dari papan visi kelompok, atau mencari potong baru, atau membuat gambar baru. Tempelkan pada kertas plano baru yang berukuran lebih besar. Pastikan bahwa proses membuat papan visi baru merupakan hasil partisipasi penuh.

79 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Fasilitator dapat menutup sesi ini dengan mengajak peserta bernyanyi bersama, misalnya lagu I Have a Dream atau Laskar Pelangi. atau lagu lain yang berhubungan dengan mimpi.

80 64 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Design Merancang langkah sukses untuk merengkuh masa depan yang diimpikan Dalam fase design, para peserta diminta untuk kembali ke Visi Masa Depan mereka dan memilih gambar-gambar yang paling memanggil mereka, elemen-elemen mana yang mereka rasa paling penting bagi mereka dan mendorong mereka untuk bertindak. Secara bersama-sama, anggota kelompok diminta untuk mengidentifikasi elemen-elemen keberhasilan yang diperlukan demi mewujudkan mimpi mereka dalam bentuk Prinsip, Kriteria dan Indikator-indikator. Tujuan: Diakhir sesi peserta mampu: 1. Melahirkan mantra (kalimat menggugah) kabupaten. 2. Mengidentifikasi elemen-elemen sukses dari mimpinya. 3. Membuat perubahan-perubahan penting atau agenda-agenda kabupaten yang ingin dicapai/ diwujudkan/dilakukan. Metoda: l Iklan. l Tabel Rancangan Masa Depan.

81 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 65 Alat Bantu: l Kertas Asturo. l Kertas Plano. l Spidol. Waktu: 90 menit Proses: 1. Mulailah sesi design dengan menampilkan kembali Papan Visi PAM yang telah dihasilkan. Ulaslah sekilas Papan Visi PAM terkait kekuatan atau keberhasilan dan masa depan yang ingin diwujudkan. 2. Secara singkat jelaskan tujuan sesi design, yaitu menciptakan mantra dan mengidentifikasi elemenelemen sukses dari mimpi masa depan yang ingin diwujudkan yang ada di Papan Visi PAM. 3. Tempelkan Papan Visi PAM di depan, sehingga seluruh peserta dapat melihat gambarnya dengan jelas. 4. Sesi design merupakan lanjutan dari sesi discover dan sesi dream, sehingga peserta masih terbagi dan duduk di kelompok yang sama. 5. Tahapan proses sesi design sebagai berikut: PROSES PERTAMA Merumuskan mantra Mintalah kelompok untuk memberi judul Papan Visi PAM tersebut. Judul harus merupakan mantra yang provokatif, menggugah, selalu diingat, tidak biasa dan menggambarkan masa depan yang ingin diraih.

82 66 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya l Tugas kelompok dapat ditulis dikertas plano, sbb: Ciptakan suatu mantra untuk mimpi-mimpi yang ingin anda wujudkan. l Berikan contoh kepada peserta kata-kata mantra. Misalnya: Kompas.com merupakan situs terpercaya di Indonesia,

83 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya 67 l Jelaskan bahwa mantra ini akan menjadi visi kabupaten. l Mintalah kelompok untuk mempresentasikan mantra tersebut dalam bentuk iklan. Pancing kreativitas peserta dengan contoh-contoh iklan yang dikenal. Untuk memudahkan, bisa putarkan satu contoh iklan televisi atau radio. l Tugas kelompok dapat ditulis pada plano, sbb: Presentasikan mantra kelompok anda dengan cara memperagakannya dalam bentuk iklan. Durasi iklan yang dibuat hanya 30 detik dan waktu penyiapannya 10 menit. Mintalah kelompok untuk menjelaskan juga alasan memilih mantra tersebut. l Setelah semua kelompok selesai presentasi, peserta kembali duduk dalam pleno. l Diskusikan bersama satu mantra PAM yang dapat disetujui semua peserta. Berilah kesempatan setiap peserta mengemukakan pendapatnya dengan membandingkan mantra antar kelompok. l Bantulah peserta untuk dapat merumuskan mantra PAM. Bisa saja tiap kelompok diminta untuk membuat rumusan dan dibahas bersama. Fasilitator penting memastikan peserta saling memahami usulan atau hasil kelompok lain.

84 68 Pertemuan Apresiasi Multiaktor Menggalang Warga Berdaya Tabel Rancangan Masa Depan Mantra : Kampung Berdaulat Elemen Sukses Perubahan Penting Pihak Terlibat Seluruh kampung-kampung di pinggir hutan di Sumba Barat memastikan diri mandiri pangan, air, energi dan sehat l Semua kampung memiliki sumber alternatif dan ramah lingkungan l Semua kampung memiliki sumber pangan organik yang memadai l Semua kampung memiliki sumber air bersih yang terjaga setiap saat l Semua kampung memiliki kegiatan ekonomi kreatif Warga di perbatasan hutan Pemerintah desa BPD Perempuan Kelompok pemuda Dst... Dst... Dst...

BAB III METODE PENDAMPINGAN. A. Pendekatan yang Dilakukan Terhadap Masyarakat

BAB III METODE PENDAMPINGAN. A. Pendekatan yang Dilakukan Terhadap Masyarakat BAB III METODE PENDAMPINGAN A. Pendekatan yang Dilakukan Terhadap Masyarakat Pendekatan berbasis asset memaksimalkan cara pandang baru yang lebih holistic dan kreatif dalam melihat realistis. Seperti melihat

Lebih terperinci

BAB III PERUBAHAN SOSIAL MELALUI KEBERDAYAAN ASET (KAJIAN TEORITIS) penting sekaligus radikal dari pandangan yang berlaku saat ini tentang

BAB III PERUBAHAN SOSIAL MELALUI KEBERDAYAAN ASET (KAJIAN TEORITIS) penting sekaligus radikal dari pandangan yang berlaku saat ini tentang BAB III PERUBAHAN SOSIAL MELALUI KEBERDAYAAN ASET (KAJIAN TEORITIS) Pendekatan berbasis aset adalah perpaduan antara metode bertindak dan cara berpikir tentang pembangunan. Pendekatan ini merupakan pergeseran

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN 32 BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendekatan berbasis aset memasukkan cara pandang baru yang lebih holistik dan kreatif dalam melihat realitas, seperti melihat gelas setengah penuh mengapresiasi

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan Christopher Dureau Buku ini adalah studi yang ditugaskan kepada

Lebih terperinci

BAB II METODE PENDAMPINGAN

BAB II METODE PENDAMPINGAN BAB II METODE PENDAMPINGAN A. Asset Based Community Development (ABCD) Pendampingan ini menggunakan pendekatan (ABCD) Asset Based Community Development, yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang

Lebih terperinci

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp.

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Yando Zakaria Sasaran sesi ini : Peserta mengetahui ciri-ciri fasilitator

Lebih terperinci

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

Modul Pelatihan Fasilitator Dialog Warga untuk Penguatan Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender

Modul Pelatihan Fasilitator Dialog Warga untuk Penguatan Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender Modul Pelatihan Fasilitator Dialog Warga untuk Penguatan Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA Modul Pelatihan Fasilitator Dialog

Lebih terperinci

BAB III METODE PENDAMPINGAN. Pendampingan ini menggunakan pendekatan Asset Based Community

BAB III METODE PENDAMPINGAN. Pendampingan ini menggunakan pendekatan Asset Based Community BAB III METODE PENDAMPINGAN Pendampingan ini menggunakan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD), yang mengutamakan pemanfaatan aset dan potensi yang ada disekitar masyarakat Dusun Gayam. Dimana

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Membangun Ide dengan Design Thinking

Membangun Ide dengan Design Thinking Metode Kreatif dalam Memecahkan Masalah Usaha Sosial Strategy Design HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Mega Puspita Pertiwi TERINSPIRASI DARI: IDEO s Attribution (2012) Design for Educators

Lebih terperinci

Fighting Inequality for Better Growth

Fighting Inequality for Better Growth Panduan Sesi IDF 2017 Indonesia Development Forum 2017 Fighting Inequality for Better Growth Jakarta, 9-10 August 2017 PANDUAN SESI IDF 2017 Daftar Isi 1. Pembagian acara a. Sesi pleno b. Sesi parallel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 261 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Model Cooperative Learning merupakan model yang dapat melibatkan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa dapat bekerjasama secara kolaboratif

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

SAHABAT KOTA MEI 2010: MODUL MENCIPTA GAGASAN SOSIAL

SAHABAT KOTA MEI 2010: MODUL MENCIPTA GAGASAN SOSIAL SAHABAT KOTA MEI 2010: MODUL MENCIPTA GAGASAN SOSIAL Tujuan Isi Peserta menemukan isu sosial yang menarik Peserta menyadari memiliki potensi diri untuk mendukung gagasan sosial Peserta menciptakan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

Panduan Orientasi. Aktivitas:

Panduan Orientasi. Aktivitas: Panduan Orientasi 1. Tujuan : Mengenalkan calon karyawan pada budaya perusahaan, anggota organisasi dan suasana kerja di semua lingkungan perusahaan 2. Orientasi dilakukan apabila perusahaan melakukan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT Tugas fasilitator juga harus memahami dan mengetahui sifat karakter dari setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat. Diharapkan sebelum melakukan pendampingan yang

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit 05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar

Lebih terperinci

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak Menemukan kembali kekuatan yang ada dalam masyarakat yang selama ini tersimpan dan tidak disadari, yakni membagi

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI SAAT MEMFASILITASI 1 81 1 82 BAB 4 Teknik Menangani Situasi Sulit Saat Memfasilitasi Bayangkan situasi sulit apa yang bisa dihadapi seorang fasilitator infomobilisasi saat mengelola kegiatan kelompok atau

Lebih terperinci

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya industri-industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Analisa Situasi Desa Bandung merupakan salah satu desa yang terletak di pinggiran kota Mojokerto. Karena letaknya yang berdekatan dengan pusat kota yang terkenal dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan

Lebih terperinci

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32 Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF

REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF 19 REVIEW HASIL HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Menggali fakta-fakta selama hearing. Mengidentifikasi faktor yang menunjang keberhasilan dan faktor yang masih perlu ditingkatkan dalam melakukan hearing.

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. Dalam tahap pendekatan, pendamping menggunakan metode wawancara dengan

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. Dalam tahap pendekatan, pendamping menggunakan metode wawancara dengan BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN A. Pendekatan Dalam tahap pendekatan, pendamping menggunakan metode wawancara dengan komunitas Bunga Harum, sampai memperoleh data akurat. Dari hasil wawancara itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 Tema / Topik : Menjaga Kelestarian Lingkungan Petemuan ke : 1 Alokasi Waktu : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1.

Lebih terperinci

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF 18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Tambakboyo 02 pada tanggal 5-16 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 2 Tema / Topik : Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari Minggu ke : 1 Semester : 2 (satu) : 1 Hari A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PRAKARYA K E R A J I N A N RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :. Mata Pelajaran : Kerajinan Kelas/Semester : VIII/Satu

Lebih terperinci

Petunjuk Perpus Program Awal Program Mengulang Membaca Bersuara ABC 1,2,3 Orang dewasa mengulang membaca bersuara bersama www.repeatreadaloud.co.nz Nama Perpustakaan..... Hak Cipta 2008 milik PT New Zealand

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development (ABCD) mengupayakan pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan

BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development (ABCD) mengupayakan pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan 20 BAB III METODELOGI RISET PENDAMPINGAN A. Asset Bassed Community Development (ABCD) Metode ABCD adalah pendekatan pendampingan yang mengupayakan pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 2 : Kegemaranku Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 SILABUS KELAS: 1 TEMA: KEGEMARANKU KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, tetapi kenyataannya peran serta angkatan kerja tersebut lebih banyak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional di laksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, untuk menuju masyarakat yang adil

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber.

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber. Tema 8 Subtema 1 Mata PPKn Bahasa Indonesia SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah 3.2 Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bab II Pengembangan Area Emosional

Bab II Pengembangan Area Emosional Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Perumusan Isu Strategis

Perumusan Isu Strategis MODUL 5 Perumusan Isu Strategis TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas : 4 / 2 Tema / Topik : Cita-citaku Minggu ke : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas : 4 / 2 Tema / Topik : Cita-citaku Minggu ke : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 4 Tema : Cita-citaku Satuan Pendidikan :... Kelas : 4 / 2 Tema / Topik : Cita-citaku Minggu ke : 1 Semester : 1 (satu) : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI Menerima,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : 3 / 1 Tema / Topik : Pengalaman yang Mengesankan Petemuan ke : 1 Semester : 1 (satu) : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI Menerima,

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) 22 RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa

Lebih terperinci

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH. Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET KAMPUNG PENELEH Pendampingan masyarakat Peneleh dalam memanfaatkan aset yang mereka miliki merupakan salah satu cara untuk merubah pola pikir mereka. Upaya-upaya

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BUKU 4 MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI) TEKNIK BERTANYA/ MENDENGARKAN

BUKU 4 MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI) TEKNIK BERTANYA/ MENDENGARKAN (DALAM MEMFASILITASI) 1 61 1 62 BAB 3 Teknik Bertanya/ Mendengarkan (Dalam Memfasilitasi) Banyak orang berpikir bahwa yang paling diperlukan fasilitator adalah keterampilan berbicara di depan orang banyak.

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) MODUL 22 Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) TUJUAN Memahami prinsip SMART dan WFO dalam perumusan rencana kerja tindak lanjut. Membuat Rencana Kerja sebagai Tindak Lanjut Kegiatan. Advokasi untuk mengawal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara berkesinambungan pada jenjang pendidikan formal. Mulai

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1

Pelatihan. Fasilitator Masyarakat. untuk. Tahun Oleh: Rianingsih Djohani. Ria Djohani. 1 an untuk Fasilitator Masyarakat Oleh: Rianingsih Djohani Tahun 2011 Ria Djohani. 1 PELATIHAN untuk FASILITATOR MASYARAKAT Tujuan umum: mengembangkan fasilitator proses pemberdayaan warga untuk pengelolaan

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tindakan 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Rencana Tindakan Praktek pembelajaran pada siklus 1 dengan Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Alam. :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran adalah suatu hal yang penting dalam sebuah pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti pembelajaran yang dapat menjadi

Lebih terperinci

LOKAKARYA KESLING DESA

LOKAKARYA KESLING DESA MODUL: LOKAKARYA KESLING DESA I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Tekstil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development (ABCD)

BAB IV METODE PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development (ABCD) 45 BAB IV METODE PENELITIAN DAN PENDAMPINGAN A. Asset Bassed Community Development (ABCD) Metode ABCD adalah pendekatan pendampingan yang mengupayakan pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP Kelas 1 Tema : Kegemaranku Satuan Pendidikan :... Kelas / Semester : I (Satu) / 1 Tema / Topik : KEGEMARANKU Petemuan ke : 1 : 1 Hari A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang.

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Pengantar Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Seseorang membawa informasi tersebut kemudian menyampaikannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,

Lebih terperinci