HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO"

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Woro Wahyu Yuliana NIM. S10046 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi kekuatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.Si selaku Ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 4. Ibu Rufaida N.F S.Kep.,Ns selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. iv

5 5. Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan pada penulis. 7. Kedua Orang Tua serta kakak tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa dalam penyusunan skripsi ini. 8. Teman temanku Ina, Vivi, Fefi yang selalu ada dan memberikan semangat, dorongan dan doa. 9. Teman-teman prodi S-1 angkatan 2010 yang telah memberikan dorongan baik material dan spiritual dalam pembuatan skripsi ini. 10. Kepala desa, Bidan dan para Kader Posyandu yang telah memberikan ijin penelitian. 11. Seluruh responden yang telah membantu meluangkan waktunya dan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. 12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah penulis harapkan sehingga dapat menyempurnakan Skripsi ini. v

6 Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta khususnya dan bagi Ilmu Keperawatan di Indonesia pada umumnya. Surakarta, 15 Juni 2014 Penulis vi

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv vii xii xiii xiv xvi xvii xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat Bagi Puskesmas Bagi Pendidikan vii

8 Bagi Peneliti Lain Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Pengetahuan Definisi Tingkat Pengetahuan Cara Memperoleh Pengetahuan Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Konsep Perilaku Definisi perilaku Bentuk Perilaku Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Teori Perilaku Bentuk Perubahan Perilaku Klasifikasi Perilaku Anak usia pra-sekolah Definisi Pertumbuhan Anak Prasekolah Tugas Perkembangan Anak Prasekolah Perkembangan Perilaku Posyandu Definisi viii

9 2. Tujuan Posyandu Sasaran Posyandu Kegiatan Posyandu Keaktifan Ibu dalam Posyandu Pelayanan Posyandu Kerangka Teori Kerangka Konsep Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Waktu Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Variabel Definisi Operasional Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Alat Penelitian Cara Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisa Data ix

10 Pengolahan data Analisa Data Etika Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Analisa Univariat Karakteristik Responden Usia Responden Pendidikan Responden Usia Anak Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Perilaku Ibu Analisa Bivariat Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Usia Responden Pendidikan Responden Usia Anak Prasekolah Pengetahuan Ibu Tentang Posyandu Perilaku Ibu Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku x

11 BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Tingkat Pengetahuan Tingkat Perilaku Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Saran Bagi Responden Bagi Tenaga Kesehatan Bagi Peneliti Bagi Peneliti Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori 24 Gambar 2.2 Kerangka Konsep 25 xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 6 Tabel 3.1 Definisi Operasional 31 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu 42 Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu 43 Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Anak Usia 43 Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu 43 Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku Ibu 44 Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov 44 xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. LAMPIRAN 2. LAMPIRAN 3. LAMPIRAN 4. LAMPIRAN 5. LAMPIRAN 6. LAMPIRAN 7. LAMPIRAN 8. LAMPIRAN 9. LAMPIRAN 10. LAMPIRAN 11. LAMPIRAN 12. LAMPIRAN 13. LAMPIRAN 14. LAMPIRAN 15. LAMPIRAN 16. LAMPIRAN 17. LAMPIRAN 18. LAMPIRAN 19. LAMPIRAN 20. LAMPIRAN 21. Jadwal Penelitian F.01 Pengajuan usulan topik F.02 Pengajuan judul skripsi F.03 Pergantian Judul F.04 Pengajuan ijin studi pendahuluan F.05 Lembar oponent F.06 Lembar audience Surat permohonan studi pendahuluan Balasan Studi Pendahuluan Surat Validitas dan Reabilitas Uji Validitas Pengetahuan Uji Validitas Perilaku F.07 Pengajuan Ijin Penelitian Pengantar Ijin Penelitian Balasan Ijin Penelitian Surat Keterangan Surat Permohonan Responden Surat Persetujuan Responden Kuesioner Penelitian Hasil Kuesioner Kategori Kuesioner xiv

15 LAMPIRAN 22. LAMPIRAN 23. LAMPIRAN 24. Tabel Spearman Rank Lembar Konsultasi Dokumentasi xv

16 DAFTAR SINGKATAN UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera AKI : Angka Kematian Ibu KIA : Kesehatan Ibu dan Anak PMT : Pemberian Makanan Tambahan KMS : Kartu Menuju Sehat KB : Keluarga Berencana xvi

17 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 Woro Wahyu Yuliana Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Prasekolah Dalam Membawa Anak ke Posyandu Wilayah Kerja Desa Giriroto ABSTRAK Posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Pada anak usia prasekolah mengalami pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual. Umumnya anak usia 3-5 tahun tidak dibawa ke Posyandu karena sudah bersekolah sehingga pertumbuhan anak tidak terpantau oleh Posyandu. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik cluster sampling sehingga didapatkan sampel 95 responden. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 responden (52,6%), dan perilaku baik sebanyak 68 responden (71,6%). Nilai rs hitung 0,617 > rs tabel 0,202, artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto. Saran bagi ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu dengan bertanya kepada Kader dan mengikuti kegiatan Posyandu. Kata Kunci : Posyandu, Pengetahuan, Perilaku, Prasekolah Daftar Pustaka : 44 ( ) xvii

18 BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014 Woro Wahyu Yuliana THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND BEHAVIOR OF THE MOTHERS WITH PRE-SCHOOL CHILDREN IN ADMITTING THEM TO INTEGRATED SERVICE POST IN THE WORK REGION OF GIRIROTO VILLAGE ABSTRACT Integrated Service Post carries out activities that involve the participations of community in an effort of providing health services from, by, and to community. The pre-school children experience biological cognitive, psychosocial, spiritual development. Generally, the children aged 3 5 years old are not admitted to Integrated Service Post because they have attended schools. As a result, their growth and development are not observed by the Integrated Service Post. The objective of this research is to investigate the correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post. This research used the non-experimental research method with the crosssectional design. The samples of the research were taken by using the probability sampling with cluster sampling technique. The samples of the research consisted of 95 respondents. The result of the research shows that 50 mothers (52.6%) have a good knowledge level, and 68 mothers (71.6%) have a good behavior. The value of rs count is which is larger than that of rs table = 0.202, meaning that there is a correlation between knowledge level and behavior of the mothers with pre-school children in admitting them to Integrated Service Post in the work region of Giriroto village. Thus, the mothers with the pre-school children aged 3 5 years old are expected to maintain and improve their knowledge about Integrated Service Post by raising questions to its cadres and attending its activities. Keywords: Integrated Service Post, behavior, and pre-school References: 44 ( ) xviii

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mendukung pelaksanaan program kesehatan di masyarakat adalah Posyandu. Posyandu merupakan Pos Pelayanan Terpadu yang telah diselenggarakan oleh masyarakat di tingkat desa dan diadakan setiap bulan sekali (Depkes RI 2006). Posyandu dilaksanakan oleh kader yang berasal dari masyarakat dengan pembinaan dari tenaga kesehatan puskesmas (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2010). Pelaksanaan kegiatan Posyandu dengan sistem lima meja dimana setiap meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem lima meja tidak berarti harus ada lima meja dalam Posyandu tersebut tetapi harus mencakup lima pokok kegiatan yaitu meja pertama adalah pendaftaran, meja kedua adalah penimbangan balita, meja ketiga adalah hasil penimbangan balita, meja keempat adalah penyuluhan dan gizi balita, meja kelima adalah pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit (Ismawati 2010). Data ibu yang memiliki balita yang memanfaatkan Posyandu di pedesaan lebih besar 30,6 % daripada di perkotaan yang hanya 25,7%. Saat ini Posyandu di kota Semarang berjumlah buah, terdiri dari 77 Posyandu pratama (5,22%) yaitu Posyandu yang belum mantap, kegiatan xix

20 2 belum rutin dan jumlah kader kurang dari lima Posyandu madya (29,34%) yaitu Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan jam buka lebih dari 8 kali per tahun, jumlah kader lima atau lebih. Posyandu purnama (44,38%) yaitu seperti Posyandu madya bedanya cakupan kegiatan sudah 50%, mampu menyelengarakan program tambahan sudah ada kegiatan dana sehat, 311 Posyandu mandiri (21,07%) yaitu seperti Posyandu purnama, bedanya pada Posyandu mandiri peserta kegiatan dana sehat sudah lebih dari 50% Kartu Kelurga (Dinkes Semarang 2008). Rendahnya cakupan penimbangan balita 4 kali selama 6 bulan terakhir menunjukkan bahwa semakin tinggi umur balita semakin tinggi pula presentase balita yang tidak pernah di timbang di Posyandu, seharusnya anak usia 5 tahun masih di bawa ke Posyandu setiap bulannya (Riskesdas 2010). Beberapa dampak yang dialami balita, bila ibu balita tidak aktif dalam kegiatan Posyandu antara lain tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan balita yang normal, tidak mendapat vitamin A untuk kesehatan mata, ibu balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan balita tiap bulan, ibu balita tidak mendapatkan pemberian dan penyuluhan tentang makanan tambahan (PMT). Ibu yang aktif dalam kegiatan Posyandu maka ibu balita dapat memantau tumbuh kembang balitanya (Depkes RI 2007). Kunjungan ibu membawa balita ke Posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dari faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, persepsi,

21 3 kepercayaan/keyakinan, keinginan, niat, nilai, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan dari faktor eksternal yaitu, pengalaman, fasilitas, sosiobudaya (Notoatmodjo 2010). Rendahnya pemanfaatan Posyandu oleh ibu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang masih rendah tentang manfaat posyandu (Azwar 2005). Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Magelang dengan judul hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III Kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang didapatkan hasil dari tingkat pengetahuan ibu balita terhadap perilaku berkunjung ke Posyandu didapatkan hasil 15 orang reaponden atau 46,9 % berpengetahuan rendah, sedangkan 17 orang atau 53,1 % berpengetahuan baik. Antara sikap dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu yang memiliki sikap baik 15 orang responden atau 46,9% sedangkan yang memiliki sikap kurang ada 17 responden atau 53,1%. hubungan antara kepercayaan dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu 19 responden atau 59,4% kepercayaan ibu kurang dan 13 responden atau 40,6% kepercayaan ibu baik (Pamungkas 2008). Dari hasil studi pendahuluan di Posyandu wilayah kerja desa Giriroto didapatkan data jumlah seluruh balita usia 0-5 tahun ada 540 orang dan yang rutin ke Posyandu adalah 258 orang. Jumlah anak usia prasekolah adalah 320 orang dan yang datang ke Posyandu adalah 124 orang. Hasil wawancara dengan 5 ibu yang tidak membawa anaknya ke Posyandu karena malas dan setelah ditimbang dan diukur tinggi badannya serta mendapatkan

22 4 makanan tambahan langsung pulang. Ibu menganggap bahwa anaknya sudah mulai sekolah jadi tidak perlu dibawa ke Posyandu lagi. 1.2 Rumusan Masalah Dari pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut : bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia Prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali Tujuan Khusus 1. Mendiskripsikan pengetahuan ibu anak usia prasekolah tentang Posyandu. 2. Mendiskripsikan perilaku ibu yang membawa anak usia prasekolah ke Posyandu.

23 5 3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi penting bagi masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak usia prasekolah untuk datang ke Posyandu karena sangat penting untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Manfaat bagi Puskesmas Dapat di jadikan masukan untuk petugas Posyandu dan petugas Puskesmas agar lebih meningkatkan pengetahuan ibu tentang Posyandu sehingga kehadiran ibu yang mempunyai anak usia prasekolah ke Posyandu lebih meningkat Manfaat bagi pendidikan Sebagai masukan dalam memberikan program pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah membawa anak usia prasekolah ke Posyandu Manfaat bagi peneliti lain Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih lengkap lagi dan lebih sempurna serta peneliti lain juga bisa mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian di masa mendatang.

24 6 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian Judul Metode Hasil Nina dan Analisa faktor- faktor Menggunakan Di dapatkan tingkat Meililiyananie yang menyebabkan penelitian kehadiran balita datang 2010 keengganan ibu Balita deskriptif dengan ke posyandu adalah berkunjung ke menggunakan sikap positif sebesar 15 Posyandu di Desa rancangan responden (75%), Jingah Habang Hilir penelitian secara motivasi kuat sebesar 11 Kecamatan Karang cross sectional responden (55%), sosial Intan Kabupaten Banjar budaya ibu menerima sebesar 15 responden (75%), dukungan masyarakat dengan mendukung sebesar 14 responden (70%), Siti Nur Lailia Hubungan pengetahuan Penelitian ini Analisis data dengan Sakbaniyah, ibu Balita dengan menggunakan menggunakan uji Susi Herawati, kepatuhan kunjungan jenis penelitian statistik Korelasi Rank Dian Nintyasari balita Balita ke analitik korelasi Sperman didapatkan Mustika. Posyandu di dengan metode nilai ρ = 0,00 yang 2013 Desa Sumberejo pendekatan cross artinya < 0,05 H0 Kecamatan Mranggen sectional. diterima, ada hubungan Kabupaten Demak yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap kepatuhan kunjungan balita ke Posyandu di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo 2003). Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Wawan dan Dewi 2011). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior) (Wawan dan Dewi 2011). 2. Tingkat Pengetahuan Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya. 7

26 8 b. Memahami (Comprehention) Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata). d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi 2011).

27 9 3. Cara Memperoleh Pengetahuan Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu : a. Cara Tradisional 1) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dipakai orang sebelum kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta yang empiris maupun pendapat sendiri. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

28 10 diperoleh dalam memcahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmojo dalam Wawan dan Dewi 2011). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. 2) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, menyita waktu, berulang dan banyak tantangan.

29 11 3) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan dan Dewi 2011). b. Faktor Eksternal Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu : 1) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi 2011) Konsep perilaku 1. Definisi perilaku Perilaku adalah aksi seorang individu terhadap reaksi rangsangan tertentu dari hubungannya dengan lingkungan (Suryani dalam Susilo 2011). Perilaku adalah suatu perbuatan

30 12 atau tindakan seseorang terhadap suatu respon dan dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Mubarak 2012). Perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati, mempunyai frekuensi spesifik, durasi serta tujuan baik yang disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari ketiga definisi perilaku tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu respon yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik yang dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang didapatkan dari seseorang dalam berperilaku bermacam-macam. 2. Bentuk Perilaku Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Bentuk aktif yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung (Adnani 2011). perilaku- perilaku tersebut ditentukan oleh beberapa faktor utama. 3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor penguat (reinforcing factors). Faktor Predisposisi merupakan faktor yang mempermudah perilaku seseorang atau masyarakat

31 13 yaitu pengetahuan dan sikap seseorang terhadap apa yang akan dilakukan. Faktor pemungkin (enabling factors) terdiri dari faktor fasilitas, sarana, atau prasarana yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Faktor penguat (reinforcing factors) adalah tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, dan surat keputusan pejabat pemerintah merupakan faktor penguat dalam seseorang atau masyarakat untuk berperilaku (Notoatmodjo 2010). 4. Teori Perilaku Ada 4 macam teori perilaku manusia yang mendorong manusia untuk berperilaku, yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi. Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri yang akan mengalami perubahan karena pengalaman. Teori Dorongan (Drive Theory), teori ini berpandangan bahwa seseorang mempunyai dorongan-dorongan tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan seseorang yang mendorong seseorang itu untuk berperilaku. Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh adanya insentif atau reinforcement yang akan mendorong seseorang agar berbuat atau berperilaku. Teori Atribusi, yaitu menjelaskan sebab-sebab perilaku orang yang dikarenakan

32 14 oleh disposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah karena keadaan eksternal (Susilo 2011). Perilaku manusia sangatlah kompleks dan luas, karena itu perilaku dibagi menjadi 3 domain, yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan/ketrampilan (practice) (Notoatmodjo 2011). a. Pengetahuan (knowledge) adalah semua hal yang dipikirkan/diketahui manusia dari hasil pancaindera dan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dalam pengetahuan terdapat 6 tingkatan, tahu (know) merupakan mengingat kembali materi atau hal spesifik yang didapatkan dari rangsangan yang pernah diterima, memahami (comprehension) adalah kemampuan menjelaskan tentang sesuatu yang pernah diketahuinya serta dapat menginterpretasikan hal tersebut secara luas, aplikasi (application) adalah kemampuan menggunakan sesuatu hal yang pernah dipelajari/diterimanya dalam kondisi nyata, analisis (analysis) merupakan kemampuan dalam menjabarkan sesuatu dengan komponen-komponen yang masih berkaitan satu dengan yang lainnya dan masih dalam satu struktur, sintesis (synthesis) adalah kemampuan seseorang dalam menghubungkan satu objek dengan bagian-bagiannya ke bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk

33 15 menilai atau memberikan penilaian terhadap sesuatu (objek). b. Sikap atau attitude adalah reaksi emosional terhadap reaksi dari stimulus atau respon sosial yang merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap mempunyai komponen-komponen utama yang membentuk terjadinya sikap, seperti kehidupan emosional (evaluasi emosional) terhadap suatu objek, kepercayaan/keyakinan (ide dan konsep), serta kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) (Mubarak 2012). Di dalam sikap ada beberapa tingkatan-tingkatannya yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo 2010). c. Tindakan/ketrampilan (Practice) merupakan aktifitas (fisik) yang mencerminkan kemampuan motorik dalam psikomotor seseorang (Mubarak 2011). Tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu praktik terpimpin (seseorang melakukan suatu kegiatan tetapi masih tergantung/menggunakan panduan), praktik secara mekanisme (tindakan seseorang yang dilakukan secara otomatis), adopsi (tindakan yang sudah dikembangkan) (Notoatmodjo 2010). Dalam meningkatkan kesehatan di

34 16 masyarakat, perilaku manusia dapat dihubungkan dengan kesehatan. 5. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku Bentuk-bentuk perubahan perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu perubahan alamiah, perubahan rencana, dan kesediaan untuk berubah. Perubahan alamiah (natural change) yaitu perilaku manusia selalu berubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh kejadian yang alamiah yang dialami oleh seseorang. Perubahan rencana (planned change) merupakan perubahan yang terjadi karena memang sudah direncanakan oleh seseorang. Kesediaan untuk berubah (readiness to change), setiap orang pasti memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-beda, itu dapat terjadi karena inovasi atau program-program pembangunan yang ada di masyarakat (Notoatmodjo 2011). 6. Klasifikasi Perilaku Klasifikasi perilaku dikelompokkan menjadi 3 yaitu perilaku kesehatan, perilaku sakit dan perilaku peran sakit. Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan seorang individu yang merasa sakit

35 17 untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya (Becker dalam Wawan dan Dewi 2010). Perilaku manusia yang mempengaruhi kesehatan dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu perilaku yang terwujud secara sengaja/sadar dan perilaku yang terwujud secara tidak sengaja / tidak sadar (Wawan dan Dewi 2010) Konsep Anak Usia Prasekolah 1. Definisi Anak Usia Prasekolah Anak usia prasekolah yaitu anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada masa ini terjadi pertumbuhan biologis, kognitif, psikososial dan spiritual serta mengalami banyak perubahan fisik dan mental. Rasa ingin tahu anak sangat tinggi pada masa ini dan mulai mengenal kehidupan sosial yaitu keluarga dan sekolah (Betz 2002). Anak usia 3-6 tahun juga disebut usia prasekolah, biasanya mereka mengikuti program prasekolah misalnya kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak (Padmonodewo 2003). Anak usia prasekolah memainkan peranan penting mengenai citra tubuhnya. Mereka mengenali perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, dan ras. Mereka menyadari makna kata cantik, ataupun jelek. Pada usia 5 tahun anak mulai

36 18 membandingkan postur tubuh dengan teman sebaya dan bisa membandingkan apakah mereka tinggi, pendek, kecil atau terlalu besar. Pada usia ini anak berada dalam tahap inisiatif, sejumlah tgas dicapai dalam masa ini namun penyakit kronis dan citra tubuh yang tidak sesuai dapat menjadi penghambat. Sehingga apabila anak memiliki citra tubuh yang jelek atau tidak sempurna mereka akan merasa malu (Wong 2008). 2. Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh baik tinggi maupun berat badan (Muscari 2005) Pertumbuhan anak prasekolah dilihat dari berat badan biasanya penambahan berat badan anak prasekolah kurang dari 2 kg per tahun dan berat rata-rata adalah 18 kg. Pertumbuhan tinggi badan anak prasekolah dari 5 sampai 7 cm pertahun dan tinggi rata-rata adalah 108 cm (Betz 2002). 3. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah Tugas perkembangan anak usia prasekolah 3-6 tahun yaitu pada usia 3 tahun anak mampu memakai pakaianya sendiri, Naik turun tangga, memasang manik-manik besar, melukis tanda silang dan bulatan, membuka kancing depan dan samping. Pada usia 4 tahun anak mampu memanjat dan melompat, Melempar bola dengan cukup baik dan menggunting gambar sederhana. Pada usia 5 tahun anak

37 19 mampu Melompat melewati tali, Bermain lompat tali dengan cukup baik, mengikat tali sepatu, memukul kepala paku dengan palu, dapat menulis namanya sendiri dan orang lain. Kemudian pada usia 6 tahun anak mampu menggambar orang lengkap, bermain bersama teman sebaya, mampu menggunakan garpu dan pisau (Betz 2002). 4. Perkembangan Perilaku Sedangkan perkembangan perilaku sosialisasi pada anak usia prasekolah yaitu anak selalu memandang orangtua sebagai figur yang terpenting, bersifat posesif ingin maunya sendiri, mampu bekerjasama dengan teman sebaya dan orang dewasa sehingga dalam melakukan kebiasaan sehari-hari anak selalu menirukan kebiasaan orangtua dan model peran dewasa lainnya. Sementara perkembangan moral anak usia prasekolah yaitu anak melihat aturan sebagai sesuatu yang kaku dan tidak fleksibel, konsekuensi negatif dilihat sebagai hukuman terhadap perilaku yang tidak sesuai dan anak selalu melihat orangtua sebagai otoritas tertinggi untuk menetapkan benar dan salah sehingga anak mulai mendalami proses pengertian benar dan keliru (Betz 2002).

38 Konsep Posyandu 1. Definisi Posyandu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan yang sasarannya adalah seluruh masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, kader bekerja secara suka rela, mau dan sanggup melaksanakan usaha perbaikan gizi keluarga (Depkes 2007). Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu ditingkatkan pembinaanya (Ismawati 2010). 2. Tujuan Posyandu Tujuan penyelenggaraan Posyandu menurut Departemen Kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kegiatan lain yang menunjang, sesuai kebutuhan, meningkatkan dan

39 21 pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat, memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan pasangan usia subur, Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera (Ismawati 2010). 3. Sasaran Posyandu Sasaran kegiatan Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama bayi (0-11 bulan), anak balita (12 bulan 60 bulan), ibu hamil, melahirkan, nifas, menyusui, pasangan usia subur (Iskandar 2009) 4. Kegiatan Posyandu Jenis kegiatan Posyandu dikenal dengan Panca Krida Posyandu yaitu KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), imunisasi, KB (Keluarga Berencana), Peningkatan Gizi dan Penanggulangan Diare (Ismawati 2010). 5. Keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu Kegiatan Posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi

40 22 anak balitanya. Karena salah satu tujuan Posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan Posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Kristiani 2006). 6. Pelayanan Posyandu Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RW/RT atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat (Ismawati 2010). Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola lima meja yaitu: a. Meja 1 : Pendaftaran (Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan (pasangan usia subur) b. Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita c. Meja 3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) d. Meja 4 : Penyuluhan perorangan : Mengenai balita berdasar hasil penimbangan, berat badannya naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian

41 23 makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi, Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan pemberian tablet besi, Terhadap PUS (Pasangan Usia Subur) agar menjadi peserta KB (Keluarga Berencana) dan diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. e. Meja 5 : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai kebutuhan setempat. Petugas pada meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bides, perawat dan petugas KB) (Ismawati 2010). 7. Posyandu untuk Anak Usia Prasekolah Pelayanan kesehatan Posyandu pada kelompok anak prasekolah dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang seperti tinggi badan dan berat badan. Kegiatan pemantauan kesehatan anak prasekolah dengan pemberian vitamin A warna merah pada bulan Februari dan Agustus, pemberian imunisasi tambahan yaitu imunisasi polio dan DPT, mengajarkan PHBS seperti mengajarkan anak

42 24 untuk buang air besar di kakus, cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan (Depkes 2007). 2.2 Kerangka teori Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku : 1. Faktor Predisposisi a.pengetahuan b.sikap 2. Faktor pemungkin (enabling factors) a.fasilitas b. Sarana atau prasarana 3. Faktor penguat (reinforcing factors) a.tokoh masyarakat b.peraturan c.undang-undang d.surat keputusan pejabat pemerintah Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Lingkungan 5. Sosial budaya Pengetahuan merupakan salah satu domain perilaku kesehatan dan merupakan hasil dari tahu Posyandu anak usia prasekolah Perilaku Gambar 2.1 kerangka Teori (Notoatmodjo 2003, Notoatmodjo 2010, Wawan dan Dewi 2011)

43 Kerangka Konsep Berdasarkan landasan penelitian dan kerangka teori diatas dikemukakan kerangka konsep sebagai berikut: Variabel bebas (Independen) Tingkat Pengetahuan Variabel terikat (Dependen) Perilaku ibu membawa anak usia prasekolah ke Posyandu Gambar 2.2 Kerangka Konsep 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Nursalam 2013). Hipotesis nol (H o ) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis kerja (H a ) sering disebut hipotesis alternatif, yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto 2010).

44 26 H 0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto. H a : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam membawa anak ke Posyandu wilayah kerja Giriroto.

45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan design penelitian cross sectional yaitu penelitian jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2013). 3.2 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto 2010). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibuibu dengan anak usia prasekolah yang membawa anak ke Posyandu wilayah kerja desa Giriroto yaitu 124 orang Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013). Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus yaitu (Nursalam 2011) : 27

46 28 Keterangan : n : Besar Sampel N : Perkiraan besar populasi d : Tingkat kesalahan yang dipilih (jika nilai d 1000 = 0,05 dan nilai d 1000 = 0,10). Berdasarkan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut : = = 94,65 =95 orang Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel menggunakan cluster sampling yaitu untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono 2013). Setelah didapat sampel sebanyak 95 orang ibu anak usia prasekolah maka dilakukan perhitungan untuk masing masing posyandu dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : 1 : Besaran sampel untuk masing masing Posyandu : Jumlah ibu balita di masing masing Posyandu

47 29 N : Jumlah seluruh ibu balita N1 : Besar sampel yang ditarik dari populasi 1) n1= 2) 3) l 4) 5) 6) 7) 8) 9) Jumlah sampel = 95 orang Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kriteria Inklusi a. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang dibawa ke Posyandu wilayah kerja Giriroto. b. Ibu yang mempunyai anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang sehat maupun sakit. c. Bersedia untuk menjadi responden

48 30 2. Kriteria Eksklusi Tidak bersedia berpartisipasi 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Dalam penelitian ini lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Posyandu wilayah kerja Desa Giriroto yaitu sejumlah 9 Posyandu di Wilayah kerja Desa Giriroto Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 Juni Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran Variabel terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Variabel Independen (Bebas) Adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam 2013). Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah faktor pengetahuan. 2. Variabel Dependen (Terikat) Adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam 2013). Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah perilaku ibu anak usia prasekolah tentang posyandu.

49 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat 2007). Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Pengetah uan (Indepen den) Perilaku (Depend en) Definisi Operasional Hasil pengindraan terhadap objek tertentu, dalam hal ini adalah penegetahuan ibu anak usia prasekolah mengenai Posyandu Suatu respon yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan. Dalam hal ini, tentang perilaku ibu balita datang ke posyandu. Indikator Nilai terendah =0 Nilai tertinggi =30 Indikator pengetahuan baik 23 pengetahuan kurang baik < 23 Nilai terendah= 10 Nilai tertinggi= 30 Indikator perilaku baik 28 Perilaku kurang baik < 28 Skala Penguku ran Interval Interval Skor Jawaban Benar=1 Salah =0 Favorable Sering=3 Kadangkadang=2 Tidak Pernah=1 Unfavorable Sering=1 Kadangkadang=2 Tidak pernah=3

50 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data Alat Penelitian Kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, diisi oleh responden, setelah diisi, kuesioner dikembalikan lagi pada peneliti. Kuesioner untuk menggali pengetahuan disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dan terdiri dari 30 pertanyaan multiple choice. Jawaban benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai 0. Skor maksimal adalah 30 dan skor minimal adalah 0. Kuesioner perilaku disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dengan 10 pernyataan berskala Likert. Pernyataan favorable dengan jawaban sering diberi nilai 3, kadang-kadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 1. Jawaban unfavorable dengan jawaban sering diberi nilai 1, kadangkadang diberi nilai 2, tidak pernah diberi nilai 3. Skor tertinggi adalah 30, skor terendah 10. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitasnya dilakukan di Posyandu Desa Samporan, Ngemplak, Boyolali sejumlah 30 orang yang mempunyai karakteristik sama dengan responden pada tanggal 20 April 2014 (Sugiyono 2013).

51 33 1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam 2013). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment, yaitu: Keterangan : n : Jumlah responden r hitung : Koefisien korelasi Product Moment x y xy : Skor pertanyaan : Skor total : Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrumen dikatakan valid jika hasil nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel dengan taraf signifikan 0,05 atau kesalahan 5 % (Hidayat 2007). Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 30 pertanyaan tentang pengetahuan didapatkan 30 pertanyaan valid dengan nilai r hitung 0,436-0,796 dengan r tabel 0,361. Kuesioner tentang perilaku didapatkan hasil bahwa 11 pernyataan valid dengan nilai r hitung 0,422-0,637 dengan r tabel 0,361, dan 3 pernyataan tidak valid yaitu

52 34 nomer 6, 7, 8. Pernyataan yang tidak valid tersebut di keluarkan dari kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan respon dan memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya. Maka berapakali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen. peneliti menggunakan Alpha Chronbach. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: Keterangan : r11 k : Reliabilitas Instrument : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : Jumlah varian butir : Varians total Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai Alpha Chronbach 0,7. Instrumen yang reliabel dapat digunakan untuk alat pengumpulan data (Riwikdikdo 2009).

53 35 Hasil uji reliabilitas kuesioner tentang pengetahuan adalah 0,912 dan kuesioner tentang perilaku adalah 0,909. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa 30 pertanyaan tentang pengetahuan reliabel dan 11 pernyataan tentang perilaku yang sudah valid kemudian dilakukan uji reliabilitas didapatkan 10 pernyataan yang reliabel dan 1 pernyataan yang tidak reliabel dihapus dari kuesioner sehingga 10 pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpulan data Cara Pengumpulan Data : 1. Data Primer Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari subyek peneliti dengan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. 2. Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang ada di Posyandu wilayah kerja Giriroto yang diperoleh dari kader Posyandu dan bidan desa. 3. Langkah-langkah pengumpulan data Setelah mendapat ijin dari kelurahan kemudian ke Bidan desa untuk koordinasi tentang penelitian setelah itu peneliti menemui kader Posyandu untuk menjelaskan penelitian. Setelah itu peneliti

54 36 mendatangi ibu-ibu yang mempunyai anak usia prasekolah. Kemudian membina kontak dengan responden dan menjelaskan tujuan penelitian. Responden yang menyetujui dilakukan penelitian kemudian diberikan informed consent terlebih dahulu dan diberian kuesioner. Peneliti mempersilahkan responden mengisi kuesioner, jika belum paham bisa ditanyakan ke peneliti. Hasil kuesioner dicatat, dianalisa, diolah data dan diketahui hasil serta di dokumentasikan. 3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Pengolahan data Menurut Hidayat (2007) setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data, yaitu: 1. Editing atau mengedit data, kemudian dimasukkan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab tujuan penelitian. Data yang di dapat dari responden lengkap. 2. Coding atau mengkode data, merupakan suatu metode untuk mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam symbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan. Dalam penelitian ini coding dilakukan dengan menggunakan angka 0, 1,2,3. Kuesioner pengetahuan untuk jawaban benar diberi

55 37 kode 1 dan jawaban salah diberi kode 0. Kuesioner perilaku untuk jawaban favorable sering diberi kode 3, kadang-kadang diberi kode 2, dan tidak pernah diberi kode 1, sedangkan jawaban unfavorable sering diberi kode 1, kadang-kadang diberi kode 2, dan tidak pernah diberi kode 3. Setelah itu hasil dari coding dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 18 dengan memasukkan data sesuai dengan kelompok dan kode variabelnya masing-masing kedalam suatu file yang prosesnya disebut sebagai proses entry data. 3. Entry Data merupakan proses memasukkan data kedalam komputer. 4. Tabulating merupakan proses mengklasifikasikan data menurut kriteria tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item Analisa Data Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul (Sugiyono 2013). Proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya: 1. Uji normalitas Uji normalitas adalah cara untuk mengukur apakah data yang didapatkan sudah memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (Eri 2012).

56 38 Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorof Smirnov. Taraf signifikasi (α) yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa uji normalitas tentang pengetahuan Asymp Sig. =0,000 dan tentang perilaku Asymp Sig. =0,000 sehingga nilai tersebut < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal (Dahlan S, 2013). 2. Analisa univariat Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk disajikan dalam bentuk tabulasi, minimum, maksimum dan mean dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari masing-masing variabel (Notoadmodjo 2005). Tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masingmasing variabel yang diteliti, tergantung dari jenis data numerik atau kategorik maka dapat dilihat dari angka atau jumlah dan persentase masing-masing kelompok. Analisa univariat juga digunakan untuk menggambarkan nilai mean yang digunakan untuk data yang tidak dikelompokkan ataupun data yang sudah dikelompokkan, nilai median yang merupakan nilai yang berada di tengah dari suatu nilai atau pengamatan yang disusun, serta nilai modus yang digunakan untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO Woro Wahyu Yuliana 1), Wahyuningsih Safitri 2), Rufaida Nur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari hubungan pengetahuan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik yaitu dengan mengunakan pendekatan cross sectional dimana data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Analitik bertujuan mencari hubungan pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Analitik bertujuan mencari hubungan pengetahuan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melaui pengujian hipotesa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian yang digunakan adalah study komparatif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan korelatif antara dua variabel, variabel independent (tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah descriptive corelational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain cross sectional, penelitian ini mengamati subjek di observasi satu kali saja pada saat pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan terjadi. Sedangkan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel dan mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci