PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR"

Transkripsi

1 PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A. Md) Dalam Bidang Manajemen Administrasi Oleh : GIHARNI D PROGRAM DIPLOMA 111 MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit SURAKARTA to user 2012

2 ABSTRAK GIHARNI. D PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR. Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Thn Halaman. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar. Karena dalam perusahaan bahan baku mempunyai peranan yang sangat penting. Untuk itu diperlukan pengadaan bahan baku yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas suatu produk. Yang menjadi landasan teori dari penulisan tugas akhir ini adalah buku-buku yang didalamnya terdapat pengertian mengenai prosedur, pengertian pengadaan, prinsipprinsip pengadaan barang, dan bahan baku produksi. Pengertian prosedur pengadaan bahan baku produksi adalah suatu upaya-upaya dari bagian kekayaan perusahaan dalam bentuk pengadaan bahan mentah (bahan baku/materiil) yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang atau jasa. Landasan teori ini dibutuhkan untuk memberikan gambaran dan dukungan terhadap hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Penulisan tugas akhir ini menggunakan jenis pengamatan deskriptif kualitatif yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menafsirkan secara cermat dan sistematis mengenai kegiatan atau melukiskan keadaan yang terjadi di tempat pengamatan. Sumber data yang digunakan meliputi narasumber dan dokumen/ arsip yang ada di perusahaan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara, observasi langsung dan studi kepustakaan. Teknik analisi data yang dipergunakan oleh penulis adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa prosedur pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar mempunyai prosedur yang baik. Dari Prosedur perencanaan Permintaan Bahan Bahan Baku, Prosedur Pencarian Informasi Harga dan Supplier, Prosedur Pembelian Bahan Baku dan Prosedur Penerimaan Bahan Baku. Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu terjadinya keterlambatan bahan baku disebabkan kegagalan Pesanan Pembelian dari supplier yang dikarenakan kuantitas barang yang tidak memadai, sehingga dapat menyebabkan kedatangan barang menjadi terlambat. Selain itu tidak adanya surat perubahan order pembelian, apabila terjadi kesalahan penulisan dalam Pesanan pembelian tidak bisa dibatalkan dan dapat merugikan perusahan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis memberikan saran yang mungkin dapat membantu dalam prosedur pengadaan bahan baku produksi yaitu melakukan pendataan mengenai supplier yang bermasalah, jika perlu berikan sanksi atau denda sebasar 2% dari harga barang dan jika perlu memberikan surat peringatan. Adanya surat perubahan order pembelian, maka kesalahan pembelian dapat diperbaiki, sehingga tidak akan merugikan perusahaan. commit to user

3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi ini tuntutan konsumen terhadap kebutuhan hidup akan barang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya perekonomian disetiap negara mengakibatkan tingkat kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat. Perubahan perekonomian dan perubahan selera masyarakat menuntut setiap perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan lebih efisien dan ekonomis. Agar dapat mengikuti perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan harus mengelola kegiatan operasionalnya dengan efektif, efisien dan ekonomis. Pengelolaan kegiatan operasional, melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan sangat berpengaruh terhadap tujuan perusahaan untuk meningkatkan prestasi dalam menghasilkan produk yang lebih baik, pencapaian laba yang maksimum dan kelangsungan hidup perusahaan. Unsur yang paling penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan. Dalam perusahaan bahan baku mempunyai peranan yang sangat penting karena untuk menghasilkan barang jadi yang akhirnya akan di jual ke masyarakat. Untuk itu diperlukan pengadaan bahan baku yang matang baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang harus disesuaikan dengan output yang sudah direncanakan. Pengadaan bahan baku dilakukan oleh fungsi pembelian yang bertanggung jawab untuk mandapatkan kualitas bahan baku yang tersedia pada waktu yang tepat. Dengan prosedur yang baik pada bagian pembelian bahan baku akan membawa dampak yang baik pada bagian produksi dan penjualan. Dalam memproduksi produk, kegiatan pembelian bahan baku merupakan titik awal untuk memulai suatu proses produksi. PT. Kusumahadi Santosa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil yang mengolah benang menjadi kain jadi yaitu kain grey. Karena semakin meningkatnya permintaan konsumen dan dengan tujuan yang lebih efisien, PT. Kusumahadi Santosa tidak hanya memproduksi kain grey tetapi juga kain bercorak. Sebelum melakukan kegiatan commit produksi to user perusahaan tersebut terlebih dahulu menyiapkan faktor-faktor produksi diantaranya adalah bahan baku yang akan diolah 1

4 menjadi produk jadi. Dalam memproduksi kain, perusahaan tersebut memerlukan bahan baku berupa benang yang akan diproses menjadi kain. Di dalam pengadaan bahan baku perusahaan dapat membuat sendiri atau membeli bahan baku tersebut dari pemasok. PT. Kusumahadi Santosa memperoleh bahan baku tersebut dengan cara membeli dari pemasok. Bahan baku tersebut, merupakan unsur terpenting dalam perusahaan, karena tanpa bahan baku maka proses produksi dalam perusahaan akan terhenti. PT. Kusumahadi Santosa memproduksi kain sesuai dengan pesanan konsumen. Perusahaan akan membeli bahan baku sesuai dengan pesanan tersebut. Pembelian merupakan salah satu bagian penting dalam menunjang keberhasilan produksi perusahaan, karena bagian ini mempunyai tanggung jawab untuk mendapatkan bahan baku dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, harga yang layak, penyerahan tepat waktu yang sesuai dengan ketentuan. Maka untuk melakukan pengadaan bahan baku memerlukan prosedur pembelian yang tepat bagi perusahaan untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan pada harga yang pantas. Karena sistem pengadaan bahan baku dengan prosedur yang tepat dapat menjamin kelancaran kegiatan dan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Sistem pembelian bahan baku pada PT. Kusumahadi Santosa adalah pembelian bahan baku atas permintaan bagian pemasaran. Maka suatu prosedur yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan. Mengingat betapa pentingnya pengadaan bahan baku di dalam perusahaan maka penulis mengambil judul laporan Tugas Akhir tentang PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA. Penulis mengambil judul tersebut karena ingin mengungkap apakah pembelian bahan baku PT Kusumahadi Santosa sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan sebagai berikut : Bagaimana Prosedur Pengadaan Bahan Baku Produksi di PT. Kusumahadi Santosa?. commit to user 2

5 C. TUJUAN PENGAMATAN Tujuan penulis menyusun Tugas Akhir berdasarkan pengamatan di PT. Kusumahadi Santosa, adapun tujuan penulisan ini adalah: 1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui dan memahami prosedur pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar. b. Untuk mengetahui apakah sudah cukup baik prosedur pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar? 2. Tujuan Fungsional Untuk memberikan masukan-masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan objek yang diamati. 3. Tujuan Individual Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. D. MANFAAT PENGAMATAN Manfaat yang dapat diharapkan dari pengamatan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Bagi Pihak Penulis a. Dapat mendiskripsikan dengan jelas tentang prosedur pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar. b. Dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pengadaan bahan baku produksi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar. 2. Bagi pihak Perusahaan Hasil pengamatan ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan atau masukan informasi dalam kebijakan bidang pengadaan bahan baku sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan dengan optimal. 3. Bagi pihak Lain Untuk mendukung dalam memberikan informasi keilmuan yaitu pendidikan dan pengamatan terhadap commit pengadaan to user bahan baku produksi bagi pihak yang terkait. 3

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian dan Hakekat Prosedur Kata prosedur berasal dari bahasa Inggris yakni Procedure. Procedure berarti cara jalan, tata cara yang tepat, aturan, ketentuan yang dipakai. Tetapi masyarakat Indonesia sering menyebut kata tersebut dengan Prosedur. ( Kamus Inggris- Indonesia 1988 : 656 ) Istilah prosedur juga diartikan sebagai berikut : Suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. Misalnya prosedur pembuatan surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan mengenai cara menyusun konsep suratnya atau cara menakliknya yang ketentuannya telah pasti. Rangkaian prosedur ini, pada hakekatnya akan menjadi suatu sistem. ( The Liang Gie, 2000 : 187 ) Maka dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu rangkaian tata kerja yang telah menggunakan pola tetap baik menurut tata cara maupun urutan waktunya dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebutuhan. Prosedur tidak dapat berjalan sendiri melainkan dijalankan oleh orang-orang sebagai pelaksana prosedur. Tenaga manusia merupakan sumber terpenting yang harus dimiliki suatu organisasi. Sebab tenaga manusia bersifat sebagai pelaksana dari semua langkahlangkah kebijaksanaan dan keputusan yang diambil dalam melaksanakan pekerjaan. Moekijat menyatakan pengertian prosedur adalah sebagai berikut : Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah dan tindakan sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan, Prosedur - prosedur memberikan urutan menurut waktu ( chronologis ) kepada tugas - tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas tersebut kedalam kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Suatu prosedur adalah serangkaian daripada tugas - tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan. Urutan secara kronologis ( menurut waktu ) daripada tugas-tugas ini merupakan ciri dari setiap prosedur. Biasanya prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing masing tugas harus diselesaikan. Prosedur menggambarkan cara atau metode, dengan mana pekerjaan akan diselesaikan. ( Moekijat, 1984 : ). commit to user 4

7 Moekijat ( 1975 : 212 ) juga menyatakan bahwa prosedur sebagai serangkaian dari tugas-tugas yang saling berhubungan, yang merupakan urutan secara chronologis (menurut waktu) dan cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan. Urutan secara chronologis dari tugas-tugas ini merupakan ciri dari setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus dilakukan. Prosedur memiliki sifat ( hakekat ) antara lain adalah sebagai berikut : a. Prosedur-prosedur terdapat dalam setiap bagian dari suatu perusahaan; prosedur merupakan salah satu macam rencana yang penting. b. Prosedur-prosedur biasanya dipandang sebagai penerapan dari pekerjaan yang sifatnya berulang. c. Diberikan batas-batas waktu pada setiap langkah dari suatu prosedur guna menjamin agar hasil akhir dicapai seperti yang diinginkan. Kebijakan dilaksanakan dengan pedoman-pedoman yang lebih terperinci. Suatu prosedur memberikan sejumlah intruksi yang terperinci untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Intruksi-intruksi terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu. Untuk itu diperlukan pula prosedur yang baik, adapun ciri-ciri prosedur yang baik adalah sebagai berikut : a. Prosedur harus didasarkan atas fakta-fakta yang cukup dari situasi tertentu, tidak didasarkan atas dugaan-dugaan atau keinginan-keinginan. b. Suatu prosedur harus memiliki stabilitas, akan tetapi masih pula memiliki fleksibilitas. c. Prosedur harus selalu mengikuti perkembangan jaman ( up to date ). Dari berbagai definisi tentang prosedur di atas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu bentuk rencana yang berkaitan dengan penetapan cara bertindak dan berlaku untuk kegiatannya pada masa yang akan datang. Ketetapan ini dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Dikatakan sebagai pedoman karena dalam prosedur menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan commit pekerjaan to user tersebut serta urutan dari kegiatan itu secara kronologis. Oleh karenanya, batas-batas waktu tertentu ditetapkan pada setiap 5

8 langkah. Sebuah prosedur agar dapat dipastikan bahwa masing-masing tugas maupun hasil akhir dapat dilaksanakan. Prosedur juga tidak dapat berdiri sendiri dan berjalan sendiri melainkan dijalankan oleh orang-orang sebagai pelaksana prosedur. Peranan tenaga kerja merupakan sumber terpenting yang dimiliki organisasi. Akan tetapi, adanya itu semua tanpa didukung dengan sarana dan prasarana kerja maka pekerjaan tidak dapat berjalan. 2. Pengertian Pengadaan Bahan Baku Produksi a. Pengertian Pengadaan Pengadaan barang-barang materiil (bahan baku) merupakan standarisasi mutlak yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan, juga dalam rangka penghematan pengeluaran dana pada suatu perusahaan khususnya untuk pembelian bahan baku, oleh karena itu hendaknya setiap kegiatan pengadaan dilakukan secara sadar untuk terlaksananya suatu tujuan yang sistematis dan rasional, sehingga mendapat perhitungan-perhitungan yang diperlukan sesuai dengan usaha dan tujuan yang ingin dicapai. Adrian Sutedi (2009 : 1) menyatakan Pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya merupakan upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkannya dengan menggunakan metode dan prosedur tertentu agar mencapai kesepakatan harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. Pengadaan juga diartikan sebagai berikut : Sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau pengadaan barangbarang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun pengadaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Jadi pengadaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan untuk setiap waktu. ( Freddy Rangkuti, 1998 : 1 ) Adrian Sutedi (2009 : 1-2), juga menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan cara tawar-menawar antara pihak penyedia barang dengan pihak pengguna, sehingga terjadi kesepakatan diantara kedua commit to user belah pihak. Dalam pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan dua cara 6

9 antara lain yaitu : 1. Pengadaan barang dengan cara lelang Yaitu dengan cara pihak pengguna menyampaikan daftar barang yang akan dibeli tidak hanya pada satu suplier saja tetapi pada beberapa suplier sehingga pihak pembeli dapat memilih harga penawaran yang paling murah yang diberikan oleh pihak penyedia. 2. Pengadaan barang dengan cara pemesanan Yaitu dengan cara pihak pengguna memesan barang bergerak atau barang tidak bergerak dengan memberikan daftar barang kepada satu penyedia barang yang kemudian terjadi tawar-menawar harga barang yang dipesan antara pihak pengguna dengan pihak penyedia barang hingga terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Pengadaan barang dan jasa pada hakikatnya merupakan upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkannya, dengan menggunakan prosedur dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan harga, waktu dan kesepakatan lainnya. Agar hakekat pengadaan barang dan jasa tersebut dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka kedua belah pihak yaitu pihak pengguna dan pihak penyedia haruslah selalu berpedoman pada filosofi pengadaan barang dan jasa, tunduk kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang baku. Filosofi pengadaan barang dan jasa adalah upaya untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan yang dilakukan atas dasar pemikiran yang logis dan sistematis, mengikuti norma dan etika yang berlaku berdasarkan prosedur dan proses pengadaan yang baku. Adrian Sutedi ( 2009 : 10-11), menyatakan adapun etika pengadaan barang dan jasa sebagaimana diatur dalam Keppres No 80 Tahun 2003 Pasal 5 butir a sampai dengan h, adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya tujuan pengadaan barang dan jasa. b. Bekerja secara profesional dan mandiri berdasarkan kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa. c. Tidak saling mempengaruhi commit baik langsung to user maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan yang tidak sehat. 7

10 d. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak. e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang dan jasa. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang dan jasa. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang (seperti kolusi) dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara. h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa. Dari uruaian di atas dapat disimpulkan bahwa semua perbuatan yang tidak patut dilakukan dan sangat bertentangan dengan etika pengadaan apabila salah satu pihak atau keduanya bersama-sama melakukan kecurangan seperti korupsi atau kolusi. Karena dalam pengadaan barang dan jasa menjadi titik yang rawan terjadinya kecurangan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut dengan cara penyempurnaan peraturan, meningkatkan profesionalisme para pelaku pengadaan dan meningkatkan pengawasan. Adrian Sutedi (2009 : 12) juga menyatakan agar tujuan pengadaan barang dan jasa dapat tercapai dengan baik, maka harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prisip pengadaan barang dan jasa. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Keppres No 80 Tahun 2003 pasal 3 huruf a sampai f, adalah sebagai berikut : a. Efisien Prinsip efisien berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Efektif Pengadaan barang dan jasa haruslah didasarkan pada kebutuhan yang telah ditetapkan (sasaran yang ingin dicapai) dan dapat memberikan manfaat yang tinggi dan sebenar-benarnya sesuai commit dengan to user sasaran yang dimaksud. 8

11 c. Persaingan Sehat Memberi kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang setara dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan, untuk menawarkan barang dan jasa berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, dan tidak ada kecurangan. d. Terbuka ( Transparansi ) Yaitu memberikan semua informasi dan ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang dan jasa, yang sifatnya terbuka kepada semua penyedia barang dan jasa. e. Tidak Diskriminatif (Adil) Yaitu pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa, tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan/ atau alasan apapun. f. Akuntabilitas Yaitu pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (laporan) kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma dan peraturan yang berlaku. Dalam arti pengadaan barang dan jasa harus mencapai sasaran baik secara fisik, maupun keuangannya. Pada prinsipnya pengadaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barangbarang, serta selanjutnya menyampaikannya kepada para langganan atau konsumen. Indriyo Gitosudarmo (1988 : ) menyatakan bahwa pengadaan material (bahan baku) yang teratur akan membawa akibat-akibat yang positif. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar pembelian bahan yang dibutuhkan tersebut dapat dibeli secara teratur. Apabila penggunaan bahan dalam perusahaan dilaksanakan secara teratur, maka pengaturan pembelian bahan baku akan lebih mudah dengan mengikuti penggunaan bahan saja. Apabila penggunaan bahan tidak teratur, maka metode pembelian bahan yang secara teratur harus diikuti dengan usaha penyediaan yang lain untuk menjaga ketidakteraturan penggunaan tersebut. Pengadaan material (bahan baku) secara teratur dan ekonomis commit akan to membawa user akibat positif bagi perusahaan antara lain adalah : 9

12 a. Hubungan dengan suplier bahan baku dapat berlangsung secara berkesinambungan (continue). Hal ini akan menimbulkan ketepatan penyerahan bahan baku dan mutu bahan tidak akan terabaikan. b. Harga bahan baku yang dipesan dapat diusahakan lebih rendah atau lebih murah dari perusahaan lain, karena sifat kesinambungan yang terus-menerus atas pesanan tersebut akan menarik minat supplier untuk melayani meskipun dengan harga yang sedikit rendah. c. Pengurusan pembelian bahan baku juga lebih mudah karena menjadi bersifat rutin, sehingga tidak banyak menghabiskan waktu. Sofjan Asauri (1999 : 159) menyatakan bahwa dalam setiap proses produksi, suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk dapat menggunakan sumber-sumber dalam perusahaan sebanding dalam bahan-bahan dan jasa-jasa yang akan diolah menjadi produk. Dengan demikian terlihat bahwa banyaknya bahan-bahan yang disediakan akan menentukan besarnya penggunaan sumber-sumber di dalam perusahaan tersebut, demikian pula dengan kelancarannya. Berhasilnya pembelian yang dilakukan perusahaan itu adalah merupakan kemampuan perusahaan tersbut dalam pengadaan bahan-bahan dan jasa-jasa dengan biaya yang rendah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai seperti kualitas, penyerahan dan pelayanan ( service ) yang diinginkan. Tugas dan Tanggung jawab bagian pembelian (pengadaan barang) berbeda pada setiap perusahaan tergantung pada luasnya aktivitas yang dilakukan yang dipengaruhi oleh operasi ekonomis dari perusahaan tersebut. Tetapi yang jelas bahwa bahan-bahan harus dibeli sebelum dapat diproduksi. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pembelian (pengadaan bahan baku). Sofjan Asauri (1999 : 162) menyatakan adapun tanggung jawab bagian pengadaan bahan baku antara lain adalah : a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan baku agar rencana operasi dapat terpenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya. b. Bertanggung jawab atas usaha-usaha commit to user untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat menguntungkan dalam proses produksi, 10

13 perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya. c. Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau meningkatkan perputaran ( turn over ) bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi. d. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data dan perkembangan pasar, perbedaan sumber-sumber penawaran ( supply ) dan memeriksa pabrik suplier untuk kapasitasnya dan kemampuan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan perusahaan. e. Sebagai tambahan, kadang bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima. Yaitu pekerjaan-pekerjaan di gudang pabrik. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengadaan adalah Pengadaan dapat diartikan sebagai segala aktivitas atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bahan untuk kelancaran proses produksi yang dalam pelaksanaan pengadaan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku dan jumlah, kualitas yang tepat dengan harga yang menguntungkan bagi perusahaan. Muhammad Ichram Mukmin, SH ( 1992 : 68 ), mendefinisikan pengadaaan adalah sebagai berikut : Segala usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa dalam batas peraturan perundang undangan yang berlaku. Muhammad Ichram Mukmin, SH ( 1992 : 72 ) juga mengemukakan cara dalam pengadaan barang antara lain sebagai berikut : 1. Pembelian 2. Penyewaan 3. Peminjaman 4. Pemberian atau Hibah 5. Penukaran atau Barter 6. Pembuatan 7. Sewa Beli 8. Leasing commit to user 11

14 Donald J. Bowersox ( 1995 : 924 ), menyatakan bahwa pada perusahaan manufaktur, aspek pengadaan bahan mentah atau barang yang berkenaan dengan pembelian ( Procurement ). Bahan mentah (bahan baku) merupakan satu-satunya biaya terbesar dari perusahaan yang membuat barang-barang. Oleh karena itu, perlu berhati-hati sekali untuk menjamin agar pengadaan (pembelian) itu memenuhi spesifikasi kwalitas dan dilaksanakan dengan total biaya yang serendah mengkin. Aktivitas-aktivitas pengadaan bahan baku/material untuk memenuhi kebutuhan barang meliputi : 1. Perencanaan Kebutuhan Material yang akan dipesan. Donald J. Bowersox ( 1995 : 211 ), menyatakan Perencanaan pengadaan sangat menentukan bagi operasi pembuatan (manufactur operations). Kekurangan bahan mentah ( bahan baku ) dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Kelebihan persediaanpun dapat pula menimbulkan masalah. Kelebihan persediaan bahan mentah akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba ( profitability ) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal, kerusakan dan lain sebagainya. Freddy Rangkuti, menyatakan bahwa Perencanaan Kebutuhan Material adalah suatu perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses/fase atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah ( komponen ) yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat. ( 1992 : 140 ) Muhammad Ichram Mukmin ( 1992 : 78 ), menyatakan beberapa masalahmasalah pokok yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan yaitu : a. Apa yang dibutuhkan ( What ) b. Berapa yang dibutuhkan ( How Many ) c. Berapa harga yang dibutuhkan (How Much ) d. Kapan dibutuhkan ( When ) e. Dimana dibutuhkan ( Where ) f. Siapa yang mengadakan commit dan siapa to yang user menggunakan ( Who ) g. Bagaimana cara pengadaan (How ) 12

15 Yolanda M. Siagian ( 2005 : 195 ), menyatakan syarat-syarat merencanakan kebutuhan, aliran material diatur melalui urutan dari panjangnya waktu yang dibutuhkan sejak dilakukan pemesanan dari kebutuhan yang ada. Dalam perencanaan kebutuhan, ada beberapa langkah yaitu : a. Penjadwalan yang lebih spesifik tentang apa yang akan dibuat dan kapan pembuatannya. b. Spesifikasi material yaitu daftar material dan komponen secara lengkap, baik jenis dan jumlah setiap item untuk membuat satu unit produk. c. Keakuratan data tentang ketersediaan inventory, persediaan apa saja yang sekarang tersedia. d. Pesanan pembelian yang tengah dilakukan ( apa saja yang sedang dipesan saat ini ) e. Waktu yang dibutuhkan dari saat pemesanan sampai dengan barang diterima. 2. Pencarian Informasi Harga dan Supplier Bagian yang bertugas dalam pembelian barang berkewajiban mengadakan atau membeli terhadap barang yang dibutuhkan baik mengenai jumlah, jenis maupun mutunya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam penyusunan rencana kerja pengadaan. Sri Mulyani ( 2003 : 7) menyatakan, Data dan informasi yang harus dikumpulkan dalam prencanaan antara lain : a. Mutu dan kualitas barang ( komponen ). b. Mendapatkan keterangan-keterangan mengenai perkembangan baru atas barang-barang. c. Mempertimbangkan semua bagi barang-barang sampai barang itu siap untuk digunakan. Freddy Rangkuti ( 1998 : 142 ), menyatakan data atau informasi yang diperoleh menjadi landasan atau memberikan informasi tentang pengadaan bahan baku seperti : a. Kapan kita mendapat kiriman barang. b. Berapa jangka waktu pengiriman barang. c. Berapa besar kelipatan jumlah commit pemesanan to user barang. 13

16 3. Pembelian Barang Freddy Rangkuti ( 1998 : 112), menyatakan bahwa seluruh pengadaan bahan baku dalam suatu perusahaan dilaksanakan oleh Bagian / Devisi pembelian. Untuk memperoleh laporan pertanggungjawaban yang lengkap mengenai penggunaan seluruh bahan-bahan yang dibeli, diperlukan prosedur yang sistematis. Sehingga proses pembelian, pemakaian maupun pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara cepat dan optimal. Sukanto Reksohadiprojo ( 1993 : 190 ), menyatakan Bagian pembelian bertanggung jawab antara lain : a. Atas pembelian bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi secara efisien. b. Atas usaha untuk mengikuti perkembangan perkembangan bahan baku yang lebih menguntungkan, misalnya dalam hal desain dan harga. c. Untuk meminimumkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan baku dengan cara penentuan skedul atus bahan ke dalam pabrik yang tepat. d. Untuk memelihara bahan yang telah dibeli, sekaligus bertanggung jawab atas persedian bahan dalam pengedaliannya. Secara umum tugas bagian pembelian ada dua yaitu : a. Melaksanakan pembelian bahan atau barang untuk penggantian dan penambahan fasilitas produksi. b. Pembelian bahan baku perusahaan. Matz ( 1989 : 294 ) menyatakan dalam bukunya Freddy Rangkuti ( 1998 : 113 ), sistematika prosedur pengadaan barang dapat dilihat pada Gambar 2.1 Berdasarkan gambar tersebut di atas, proses pembelian dimulai dari Departemen Pembelian yang tugasnya adalah : 1. Menerima surat permintaan pembelian bahan 2. Mencari informasi mengenai harga, jumlah, sumber penjual, jadwal penyerahan dan sebagainya. 3. Mengeluarkan surat permintaan pembelian kepada enam Devisi / Departemen. (Lihat Gambar 2.1). commit to user 14

17 Gambar 2.1 Bagan Prosedur Pengadaan Bahan Baku Surat Bahan Permintaan Departemen Akuntansi untuk nomor perkiraan Departemen Pembelian mengeluarkan surat permintaan pembeliaan pada : 1. Penjualan 2. Dept. Akuntansi 3. Departemen Penerimaan 4. Pegawai buku besar bahan 5. Departemen Bahan 6. Copy arsip Penjualan mengembalikan copyan tanda terima, mengirimkan bahan dan mengirimkan faktur Departemen pernerimaan mengeluarkan laporan penerimaan kepada : 1. Dept. Pembelian 2. Arsip sendiri 3. Copy kepada Dept. Pemeriksaan Mendistribusikan kepada: 1. Arsip sendiri 2. Dept. Akuntansi 3. Dept. Bahan Dept. Bahan pegawai gudang menyimpan bahan dalam lokasi yang tepat Sumber Data : Freddy Rangkuti Manajemen Persediaan. Hal : 295 Dept. Akuntansi Menggunakan : 1. Faktur pesanan pembelian 2. laporan penerimaan & pemeriksaan untuk persetujuan faktur, pembayaran disetujui dan bukti pembayaran disiapkan Manajer Keuangan/ Bendahara untuk pembayaran Pegawai Buku Besar Bahan melakukan jumlah dan nilai uang bahan pada kartukartu (buku besar) bahan Freddy Rangkuti (1998 : ), menyatakan bahwa prosedur pengadaan bahan tersebut di atas, harus diketahui oleh semua departemen dengan dilengkapi formulirformulir yang formatnya telah dibakukan dan disetujui bersama. Formulir-formulir tersebut adalah : 1. Surat Permintaan Pembelian ( Purchase Requisition ) Surat permintaan ini berasal dari : a. Bagian Gudang commit to user b. Pemegang buku besar bahan 15

18 c. Supervisor / Penyelia dari departemen penelitian, engineering dan sebagainya. d. Semua pihak yang terlibat di dlam pemakaian bahan. 2. Pemesanan Pembelian ( Purchase Order ) Pesanan pembelian ini ditandatangani oleh pejabat departemen pembelian untuk memberikan wewenang secara tertulis kepada supplier untuk menyediakan sejumlah barang tertentu yang dipesan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati ( jumlah, spesifikasi, jadwal pengiriman, harga ). 3. Laporan Penerimaan Laporan penerimaan ini berisi tentang, nomor pemesanan pembelian, nama supplier. Perincian mengenai transportasi, jumlah, dan jenis barang yang diterima. Laporan penerimaan ini harus ditandatangani oleh Departemen Pemeriksaan. 4. Persetujuan Faktur Pada umumnya faktur diterima bersamaan dengan datangnya barang pesanan di Departemen penerimaan. Selanjutnya setelah barang diperiksa sesuai dengan laporan penerimaan barang, maka berkas-berkas ini dikirimkan ke Departemen Akuntansi, sebagai laporan penerimaan dan pemeriksaan barang yang telah disetujui, dengan menyiapkan bukti pembukuan (voucher). Data voucher ini dimasukan ke dalam jurnal pembelian dan kemudian ke dalam buku tambahan. Kemudian data ini dicatat ke dalam jurnal pembayaran kas menurut tanggal pembayaran. Voucher asli dan dua lembar salinan dikirim ke bendahara untuk pengeluaran cek. Bendahara mengirimkan cek dan voucher asli kepada supplier. 4. Penerimaan Barang Sri Mulyani (2003 : 9), menyatakan setalah penyiapan pembelian selesai, langkah selanjutnya adalah menunjukan bukti-bukti atau surat pembelian kepada Departemen pembelian kemudian barang akan diterima dan disimpan di gudang. Setelah dicek dan diteliti terlebih commit dahulu to user bahwa barang tersebut, bahwa barang tersebut telah benar-benar datang dan sesuai dengan kualitas dan funginya. 16

19 Apabila penerimaan barang dinyatakan sah maka perlu diselesaikan pembayarannya. Pelaksanaan pembayaran yang dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kwitansi Penagihan: barang yang telah diterima dan dinyatakan sah, diajukan kepada kepala pengadaan dilampiri dengan : 1. Surat perjanjian atau pesanan barang 2. Berita acara penerimaan barang yang telah ditandatangani oleh kepala gudang ( petugas yang telah ditunjuk secara tertulis ) lengkap dengan dokumen-dokumennya. b. Kwitansi penagihan hanya boleh dibayar jika ditandatangani oleh pejabat terkait (staff yang telah ditunjuk ) Pengadaan merupakan segala upaya dan usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam proses produksi menjadi produk jadi untuk dijual kepada masyarakat yang membutuhkan dan untuk memenuhi permintaan konsumen. b. Pengertian Bahan Baku Produksi Bahan baku merupakan faktor penting dalam perusahaan karena digunakan untuk membuat barang jadi. Mulyadi (1986 : 118) menyatakan bahan baku merupakan Bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Bahan baku bagi perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu dalam pemilihan bahan baku harus benar-benar diperhatikan, karena mempengaruhi faktor kuantitas kualitas produk. Jika bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang baik maka akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan. Bahan baku yang diadakan dalam suatu perusahaan terdiri dari macam antara lain sebagai berikut : a. Bahan baku langsung Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukan secara eksplisit dalam commit perhitungan to user biaya produksi. Contoh dari bahan baku langsung di perusahaan tekstil adalah benang yang digunakan untuk 17

20 membuat kain. b. Bahan Tidak Langsung Adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. ( selasa, 3/4/2012, pukul 10:23) Pamor Riang Nugroho dan Domiri Suramihardja ( 1980 : 61 ), menyatakan produksi ialah menambah nilai guna dari barang, baik barang tersebut berupa benda maupun jasa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan cara yang paling efisien. Pada umunya perusahaan menginginkan suatu pola produksi yang konstan, karena akan memudahkan pengurusan baik pengurusan bahan baku, tenaga kerja, maupun hal-hal lainya yang menunjang proses produksi. Ehud Menipaz menyatakan definisi produksi yang telah diterjemahkan oleh Atmaji, yang mengartikan bahwa sebagai berikut : Produksi ( production ) adalah merupakan karakteristik utama dari sesuatu yang diciptakan secara pisik, contoh, output terdiri dari barang yang membedakan secara pisik (dalam bentuk, isi, dan lain-lain) dari bahan-bahan yang merupakan input dalam sistem operasi. Dan juga dapat diartikan produksi merupakan hasil dari beberapa perubahan pisik, atau merubah bentuk (form) dari sumber-sumber yang tersedia. (1988 : 3) Sumarni dan John Soeprihanto ( 1998 : 205) menyatakan bahwa produksi yaitu semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bahan Baku Produksi adalah semua komponen dan bahan langsung yang dibeli untuk menghasilkan produk akhir dalam upaya atau kegiatan produksi agar menambah nilai pada suatu barang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur pengadaan bahan baku produksi adalah sebagai berikut : Suatu upaya-upaya dari bagian kekayaan perusahaan dalam bentuk pengadaan bahan mentah (bahan baku/materiil) yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang atau commit to user jasa. 18

21 BAB III METODOLOGI PENGAMATAN A. Lokasi Pengamatan Pengamatan mengambil obyek berlokasi di PT. Kusumahadi Santosa Jaten, Karanganyar adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang mengolah benang menjadi kain. Maka penulis mengambil judul Prosedur Pengadaan Bahan Baku Produksi. Dipilihnya perusahaan ini sebagai tempat pengamatan dengan pertimbangan yang mana perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar yang produknya sangat berkualitas. Dan juga penulis ingin mengatahui lebih mendalam tentang prosedur pengadaan bahan baku di perusahaan tersebut. B. Jenis Pengamatan Pengamatan ini merupakan pengamatan deskriptif kualitatif yaitu pengamatan yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menafsirkan secara cermat dan sistematis mengenai kegiatan pengadaan bahan baku produksi yang dapat berbentuk kata, kalimat, atau gambar. Pengamatan ini sebagai proses pemecahan masalah yang diamati dengan melukiskan keadaan obyek atau peristiwa yang terjadi di tempat magang berdasarkan fenomena-fenomena yang terlihat oleh penulis. C. Sumber Data Sumber data merupakan ketetapan memilih dan menentukan kekayaan data atau informasi yang diperoleh penulis. Informasi tersebut akan dikaji dari beragam sumber data yang akan dimanfaatkan dalam pengamatan ini meliputi : 1. Narasumber ( Informan ) Informan atau narasumber sebagai individu yang memiliki informasinya. Penulis memilih informan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai pengadaan bahan baku, pihak-pihak yang menjadi informan dalam pengamatan ini yaitu Manager Logistik, Kepala Seksi Pengadaan, staff-staf Bagian Logistik yang berkompeten dan memahami tentang pengadaan bahan baku. commit to user 19

22 2. Dokumen dan Arsip Dokumen dan Arsip yaitu bahan tertulis yang berhubungan dengan peristiwa/aktivitas dalam pengadaan bahan baku dari yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap dan kompleks. Pengamatan ini bermaksud untuk menggambarkan fenomena yang ada dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis. Data yang diperoleh dari pengamatan ini yaitu dokumen tentang prosedur pengadaan bahan baku, catatan-catatan peristiwa/aktivitas dan dokumendokumen yang digunakan dalam prosedur pengadaan bahan baku seperti Pesanan Pembelian, surat penawaran harga dan dokumen-dokumen yang menunjang dalam pembuatan Tugas Akhir ini. D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis pengamatan deskriptif kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan menggunakan metode : 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden dalam hal ini bisa staff Bagian Logistik. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan, dirancang dan disusun terlebih dahulu yang ditujukan pada staff pengadaan bahan baku, digunakan untuk memperoleh data tentang prosedur pengadaan bahan baku produksi. 2. Observasi Penulis menggunakan observasi langsung dengan mengamati semua kegiatan atau keadaan dimana penulis atau observer berada di dalam situasi yang diamati yaitu pada bagian logistik ( pengadaan ) di PT. Kusumahadi Santosa. Dalam observasi langsung penulis berperan dalam proses pengadaan bahan baku untuk mengumpulkan data tentang prosedur pengadaan bahan baku produksi. 3. Studi Kepustakaan Penulis mempelajari dan mengutip dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan obyek tentang prosedur pengadaan bahan baku produksi yang dapat membantu menyelesaikannya. commit to user 20

23 E. Teknik Analisis Data H. B. Sutopo ( 2006 : ), mengemukakan tiga teknik analisa data dalam melakukan pengamatan yang harus dipahami oleh penulis, antara lain : a. Reduksi data Setelah semua data pengamatan telah terkumpul, maka dilaksanakan reduksi data. Kegiatan ini dimaksudkan agar data yang telah penulis peroleh dari pengamatan seperti catatan-catatan dari hasil wawancara, catatan dari aktivitas/kegiatan, dan dari dokumen atau arsip yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku dapat diartikan secara jelas. Data-data yang ada tersebut disederhanakan dan difokuskan pada topik/masalah yang akan dibahas. Yang dimulai dari pengambilan keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan masalah, membuat catatan singkat dan menentukan batas masalah. b. Sajian data Menyajikan data dalam rangkaian deskripsi yang berbentuk narasi yang disusun berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam reduksi data. Sajian ini berupa rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sehingga akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi untuk menceritakan dan menjawab permasalahan dari setiap pengamatan. c. Penarikan kesimpulan Penulis melakukan penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan setelah diverifikasi selama pengamatan berlangsung dengan maksud menguji kebenaran dan kecocokannya yang merupakan validitasnya. Sehingga kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. commit to user 21

24 BAB IV DESKRIPSI PERUSAHAAN / INSTANSI A. SEJARAH PT. KUSUMAHADI SANTOSA PT. Kusumahadi Santosa didirikan pada tanggal 14 Mei 1980 yang berlokasi di Jalan Solo-Tawangmangu Km 9,5 Jaten, Karanganyar, Surakarta. PT. Kusumahadi Santosa merupakan anak perusahaan dari PT. Danar Hadi Santosa. PT. Danar Hadi Santosa bergerak dalam bidang garment khusus batik. Kemudian untuk pemasukan bahan baku yang berupa kain Cambric di pasok dari perusahaan-perusahaan lain batik lokal maupun batik luar negeri. PT. Danar Hadi Santosa berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, sehingga dalam rangka menghemat pemasokan bahan baku dilakukan exspansi dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil, khususnya membuat kain atau weaving yaitu proses produksi dari benang menjadi kain atau cambric. Maka terbentuklah PT. Kusumahadi Santosa yang bergerak dalam bidang industri tekstil. PT. Kusumahadi Santosa didirikan berdasarkan Akte Notaris Maria Theresia Budi Santosa serta Surat Keputusan No. YA 5/287/4 Tanggal 14 Mei Sejak berdirinya perusahaan ini sudah berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau bersifat penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan dasar hukumnya berdasarkan UU No. 6 tahun 1986 tentang PMDN. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil, dan dalam hal ini proses produksi terdiri dari weaving, finishing, printing, dyeing. Produk yang dihasilkan adalah kain rayon dan kain katun. Pada tanggal 21 September 1983 perusahaan tekstil PT. Kusumahadi Santosa di Jaten, Karanganyar, Surakarta diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja RI Bapak Soedomo. Selain itu juga dilengkapi ijin lokasi 530/370/1981 tanggal 14 November 1981 oleh PEMDA, IMB No /30 tanggal 23 Mei 1981 oleh PEMDA, HO No. 530/170/1994 tanggal 22 November 1994 oleh PEMDA, Usaha Industri No. 64/T/INDUSTRI/1994 tanggal 25 Januari 1994 oleh BKPPNP Jawa Tengah, pengambilan air No. 1247/1011/DGT/1995 tanggal 8 April 1995 oleh BKMD Jawa Tengah. commit to user 22

25 Sejarah berdirinya PT. Kusumahadi Santosa tahun 1981, perusahaan ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Adapun fasilitas yang dimiliki saat ini adalah : 1. Bangunan pabrik, perumahan karyawan serta fasilitasnya, bangunan kantor dan peralatannya, koperasi karyawan, tempat olahraga dan serta bangunanbangunan lain sebagai sarana pelengkap bagi perusahaan. 2. Bangunan masjid sebagai sarana tempat ibadah yang tidak hanya digunakan oleh karyawan PT. Kusumahadi Santosa saja tetapi juga untuk masyarakat umum. 3. Sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap dunia pendidikan PT. Kusumahadi Santosa juga membangun Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama untuk masyarakat umum. 4. Mesin yang ada di Departemen Finishing dengan berbagai ukuran dan fungsinya masing -masing. Yang berjumlah enam belas mesin produksi pada Departemen Finishing. 5. Delapan mesin di Departemen Weaving. Dalam kemajuan perusahaan PT. Kusumahadi Santosa terus mengadakan berbagai perluasan. Dari tahun perluasan yang dilakukan antara lain : 1. Menambah kapasitas produksi kain tenun dan mengadakan perluasan di bidang Printing yaitu penambahan jumlah mesin produksi. 2. Mengadakan perluasan di bidang finishing di Desa Mojolaban, Karanganyar berdasarkan Surat Keputusan No. 27/IV/PMDN/1987 tanggal 1 Desember Mengadakan perluasan di bidang dyeing di Tasikmadu berdasarkan Surat Keputusan No. 11/PMDN/1989 tanggal 1 Desember Mengadakan perluasan produksi dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang permintaan benang atau spining. Perusahaan tersebut adalah PT. Kusumaputra Santosa yang letaknya di sebelah utara perusahaan PT. Kusumahadi Santosa. Produk yang dihasilkan antara lain benang rayon, katun dan benang campuran. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan benang terutama untuk kebutuhan produksi di PT. Kusumahadi Santosa. PT. Kusumahadi commit to Santosa user juga mendirikan Weaving 2 yang memproduksi kain jenis grey yang kebanyakan untuk ekspor. 23

26 B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN PT. Kusumahadi Santosa di dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu memperhatikan pelayanan, mutu / kualitas hasil produksi serta daya saing dengan produk lain agar produk yang dihasilkan tetap lebih unggul dibanding dengan produk lain. Adapun visi, misi, serta sasaran mutu perusahaan adalah : 1. Visi Perusahaan a) Meningkatkan sumber daya manusia, disiplin yang tinggi, mampu bekerja keras menghadapi ketatnya persaingan pada usaha tekstil. b) Meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin pemenuhan pemesanan pelanggan sebaik mungkin. c) Karena hasil produksinya dinikmati oleh pasar lokal dan internasional maka perusahaan berorientasi pada laba. d) Mengarahkan segala sumber daya dan usaha yang disertai dengan sistem manajemen yang tepat guna dan berdaya guna. 2. Misi Perusahaan a) Melestarikan batik dan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan kain batik yang halus. b) Menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat memenuhi selera dan permintaan konsumen. c) Membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan menunjang pembangunan khususnya sandang untuk kebutuhan masyarakat. 3. Sasaran Mutu Perusahaan a) Meningkatkan produktifitas. b) Mengurangi jumlah keluhan dari pelanggan. c) Mengurangi jumlah tuntutan ganti rugi ( Claim ) pemesanan. d) Mencari pelanggan sebanyak mungkin. C. LOKASI PERUSAHAAN PT. Kusumahadi Santosa terletak di Jl. Solo Tawangmangu KM 9,5 Jaten, Karanganyar. Pemilihan lokasi PT. Kusumahadi Santosa sangat menguntungkan dan strategis apabila ditinjau dari beberapa commit faktor, user yaitu : 24

27 1. Faktor Geografis terdiri dari : a. Faktor Tenaga Kerja PT. Kusumahadi Santosa didirikan di Surakarta dengan pertimbangan bahwa daerah ini dekat dengan pemukiman rumah penduduk yang padat, sehingga mempermudah perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja. Perusahaan hanya melakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan penduduk yang direkrut. b. Faktor Pengadaan Bahan Baku PT. Kusumahadi Santosa yang bersebelahan dengan PT. Kusumaputra Santosa, maka bahan baku akan benang dapat terpenuhi dengan cepat dan mudah. Letak perusahaan yang strategis juga memungkinkan pengangkutan bahan baku dari pemasok lain sampai tepat waktu dan sesuai kebutuhan. c. Faktor Lingkungan Masyarakat Dengan berdirinya perusahaan ini, maka dapat membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan meingkatkan penghasilan serta taraf hidup masyarakat. 2. Faktor Ekonomis terdiri dari : a. Faktor Pasar / Distribusi Daerah pendistribusian produk PT. Kusumahadi Santosa meliputi pulau Jawa, Bali dan sebagian ke Eropa. Lokasi perusahaan yang berada di tengah pulau Jawa dan pusat produsen atau pengrajin batik, maka semakin mendukung untuk pendistribusian hasil produksinya dengan efisien dan efektif. b. Faktor Sumber Daya Alam Kota Surakarta merupakan salah satu kota industri di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan tidak mengalami kesulitan untuk meperoleh perijinan bahan baku yang berupa air, tanah, tenaga listrik, dan jasa yang sangat memadai. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan, sehingga untuk memperluas pabrik tidak banyak mengalami kesulitan. c. Faktor Transportasi Kondisi jalan yang mudah dilalui, lokasi dekat dengan jalan raya yang strategis dapat dijangkau dengan commit alat to user transpotasi yang lazim digunakan untuk pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi. 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Prosedur dalam suatu organisasi sangat penting agar segala pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan perkembangan informasi yang pesat memudahkan suatu perusahaan untukmemberikan informasi mengenai kualitasdaribarang maupun jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan industri berdiri untuk mencapai tujuan tertentu. Seiring dengan bertambahnya perusahaan industri yang ada tentunya akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam peralatan kantor yang ada di PT. Kusumahadi.

BAB V PEMBAHASAN. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam peralatan kantor yang ada di PT. Kusumahadi. digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana prosedur pengadaan dan pemeliharaan peralatan kantor yang dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman pada era globalisasi persaingan di dalam dunia bisnis sangatlah ketat. Sesuai dengan kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU BENANG DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU BENANG DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU BENANG DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini menjabarkan mengenai rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode pengumpulan data. A. Latar Belakang Penjualan sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan usahanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. PROSEDUR a. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan langkah-langkah dalam setiap pekerjaan yang dapat menyelesaikan kegiatan untuk saling

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri baik industri manufaktur maupun jasa sangatlah pesat. Dalam menjalankan usahanya tersebut diperlukan peranan manajemen operasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi Dalam melakukan produksi diperlukan manajemen, yang berguna untuk menetapkan keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat tercapai. Untuk itu pencapaian tujuan ini perlu ditunjang oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Tujuan ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan tentunya tidak lepas dari kegiatan transaksi untuk pemenuhan tujuan perusahaan dalam rangka menghasilkan barang atau jasa untuk dijual

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan - 6 - BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB III OBJEK PENELITIAN PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA III.1 Gambaran Umum Perusahaan III.1.1 Riwayat PT.Groovy Mustika Sejahtera PT.Groovy Mustika Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Karena lalu lintas barang atau komoditas barang

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Karena lalu lintas barang atau komoditas barang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perdagangan Global semakin berkembang dan dinamis yang ditandai oleh semakin kerasnya persaingan dalam menembus pasar baik dalam skala nasional maupun

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Bagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN. A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN. A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan Perusahaan batik SS berdiri sejak tahun 1988, sejak itulah perusahaan ini mulai memproduksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha, persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PUTRATUNGGAL ANEKA didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan penelitian dan kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan penelitian dan kemudian BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan dan mengolah data, baik data primer maupun data sekunder untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi hal yang biasa bagi setiap perusahaan manufaktur untuk memesan bahan baku yang akan melewati proses produksi beberapa waktu sebelumnya yang tujuannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Persaingan bisnis pun terasa semakin

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen Service Manajer Akuntansi. Spinning Weaving Engineering

Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen Service Manajer Akuntansi. Spinning Weaving Engineering Lampiran 1 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktur Internal Auditor Manajer Umum Manajer Pemasaran Manajer Pabrik Kontroler Manajer Keuangan Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia. Sebelum krisis melanda pemerintah Indonesia telah melaksanakan beberapa perubahan

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju

BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU. III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju BAB III GAMBARAN UMUM PT MULTIFARMA SATWA MAJU III.1. Sejarah dan Perkembangan PT.Multifarma Satwa Maju III.1.1. Sejarah Singkat PT.Multifarma Satwa Maju PT.Multifarma Satwa Maju adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Akuntansi Definisi akuntansi menurut Warren (2005:10), yaitu: Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha. Persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I - Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki banyak perusahaan industri yang bergerak diberbagai bidang produksi, salah satunya Kabupaten Bandung yang terkenal akan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah PT. Kusumahadi Santosa PT. Kusumahadi Santosa adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang didirikan pada tanggal 14 Mei 1980 yang berlokasi di

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Umum... 1 1.2 Pengertian Isilah... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 3 III. PRINSIP DASAR, KEBIJAKAN DAN ETIKA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR PELAKSANAAN ADMINISTRASI PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI (BENANG) PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat di era Globalisai ini baik di bidang usaha manufktur/industri maupun jasa yang didukung berkembangnya Tekhnologi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan. PT LAM didirikan dengan akte notaris Samsul Hadi S.H, nomor 10, tanggal 4 Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang semakin cepat perkembangannya, salah satunya adalah perkembangan perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 58 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2017 913/Kep-Barjas/I/2017 TENTANG KODE ETIK PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, persaingan yang sangat ketat terjadi diantara perusahaan-perusahaan baik dalam bidang industri, jasa maupun perdagangan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan komputer, baik hardware maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan komputer, baik hardware maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan laju perkembangan komputer, baik hardware maupun software, maka perkembangan informasi dengan menggunakan alat bantu komputer cenderung meningkat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan yang berupaya menjadi perusahaan yang berkelas dunia (word

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan yang berupaya menjadi perusahaan yang berkelas dunia (word BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan menjadi sangat dominan, sehingga cukup banyak perusahaan yang berupaya menjadi perusahaan yang berkelas dunia (word class).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Indonesia Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Globalisasi bisnis, meningkatnya persaingan, dan munculnya teknologiteknologi baru telah memaksa banyak produsen untuk mengevaluasi kembali bisnis

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang mempengaruhi aspek aspek kehidupan, khususnya perekonomian. Kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis sekarang ini semakin ketat diantara perusahaan yang ada, khususnya perusahaan sejenis, maka dari pihak perusahaan dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponenkomponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu

Lebih terperinci