BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN. A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan Perusahaan batik SS berdiri sejak tahun 1988, sejak itulah perusahaan ini mulai memproduksi batik sablon (printing) dari kain tenun. Dengan hanya menggunakan delapan meja sablon sebagai alat produksi, tanpa adanya mesin finishing batik sehingga harus menggeluarkan biaya lagi untuk menyelesaikan proses produksinya. Namun tanpa diduga seiring berjalannya waktu, perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu menambah alat produksinya menjadi dua belas meja sablon. Kemudian pada tahun 1990 perusahaan kembali menambah alat produksinya berupa mesin finishing batik, sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak untuk menyelesaikan proses produksinya. Pada pertengahan tahun 1992 perusahaan batik SS menambah lagi alat produksinya berupa delapan meja sablon. Dengan semakin banyaknya alat produksi, maka perusahaan dapat dengan mudah menerima pesanan barang dalam jumlah yang besar. Pada masa inilah perusahaan dalam masa-masa keemasan, kestabilan perekonomian pada waktu itu sangat mendukung dunia perdagangan demikian pula yang terjadi pada perusahaan batik SS. Semakin kuatnya sumberdaya yang dimiliki oleh perusaahaan, mendorong perusahaan untuk melakukan investasi berupa perluasan tanah agar dapat dengan mudah 39

2 40 menambah dan menempatkan alat produksinya. Maka diambillah keputusan oleh pimpinan perusahaan untuk membeli tanah yang berada disamping perusahaan. Sekitar tahun 1997 perekonomian Negara dirundung masalah, angka inflasi meningkat tajam mengakibatkan investor asing memilih pergi dari Indonesia, karena mereka berpikir Indonesia sudah tidak menarik lagi untuk dijadikan sebagai tempat usaha/investasi. Begitu juga yang terjadi pada perusahaan batik SS, perusahaan ini mengalami guncangan yang cukup hebat pada sektor pemasarannya, daya beli masyarakat menurun tajam mengakibatkan banyak produk yang tidak terjual dan menimbulkan kerugian yang tidak terhindarkan bagi perusahaan. Namun semua itu dapat diatasi oleh pihak pimpinan perusahaan dengan mengurangi kapasitas produksinya. Kemudian pada awal tahun 1999 perusahaan ini sedikit demi sedikit dapat kembali berproduksi dan berjalan seperti sedia kala dengan peluang pasar yang cukup menjanjikan. Produk yang dihasilkan dari perusahaan batik SS yaitu berupa kain panjang dan sarung batik dengan berbagai motif (corak) yang memikat, dari motif Solo, motif Pekalongan, motif Madura, saampai motif Bali. 1 B. Lokasi Perusahaan Bisnis tentunya tidak lepas dari faktor tempat, mengingat pemilihan tempat yang strategis akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis 1 Hasil wawancara pada tanggal 28 Desember 2010 dengan bapak H. Subhan Arwan selaku pimpinan Perusahaaan Batik SS.

3 41 tersebut. Lokasi pabrik yang dipilih oleh perusahaan batik SS terpisah dengan rumah pemilik perusahaan, lokasi ini merupakan lokasi persawahan, sehingga perusaaan dapat dengan mudah menambah luas perusahaan semaksimal mungkin. Pabrik tersebut berdiri di daerah pemukiman yang masih tergolong rendah tingkat kepadatan penduduknya, tempatnya yaitu jalan raya Simbang Wetan Gg. I. Namun demikian dapat dijangkau dengan mudah oleh para karyawan perusahaan, rumah pemilik perusahaan itu sendiri berada tidak jauh dari pabrik tepatnya jalan raya Simbang Wetan Gg. IV, sehingga memudahkannya untuk mengawasi kegiatan perusahaan. C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan Perusahaan batik SS akan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk batik dengan harga yang terjangkau namun berkualitas baik. 2. Misi Perusahaan Perusahaan batik SS dapat menjadi pusat perkulaan batik di kota Pekalongan dan mampu memberikan nilai positif terhadap pelestarian dan perkembangan kerajinan batik serta mampu bekerjasama dengan para pengusaha kecil sehingga akan mengurangi angka pengangguran dengan demikian akan meningkatkan ekonomi masyarakat terutama di kota Pekalongan yang cukup banyak bergerak dibidang batik.

4 42 D. Struktur Organisasi Struktur organisasi digunakan untuk memudahkan dalam mekanisme kerja. Mekanisme kerja yang baik akan memudahkan komunikasi, pengarahan dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang ada dalam perusahaan. Perusahaan batik SS sangat membutuhkan struktur organisasi yang baik sehingga mampu menambah efektifitas kegiatan produksi, oleh karena itu pihak pimpinan perusahaan telah menyusun struktur organisasi dengan beberapa staf dan karyawannya guna diterapkan pada perusahaan agar dengan mudah dapat diberikan pengawasan dan lebih efektif dalam pelaksanaan kegiatan produksinya. berikut: Adapun struktur organisasi pada perusahaan batik SS adalah sebagai Gambar Struktur Organisasi Pimpinan H. Subhan Arwan Manajer Produksi H. Zidni Ilmi Manajer Keuangan Sholikhatun Nisa Manajer Pemasaran Masyhar Faiz Produksi Finishing Pengepakan Administrasi Pemasaran/Loper

5 43 E. Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari pemimpin sampai bawaan adalah sebagai berikut: 1. Pemimpin sekaligus pemilik Pemimpin perusahaan bertanggung jawab memantau kelancaran operasional sehari-hari dalam pelaksanaan distribusi barang hingga sampai ditangan konsumen, sehingga tercipta hubungan yang baik terhadap para konsumennya. 2. Manajer produksi Manajer produksi bertanggung jawab penuh atas kelancaran kegiatan produksi dalam kaitannya pengadaan bahan baku, serta mampu menjaga/memelihara dan bertugas mengendalikan karyawan sehingga terjaga kualitas barang yang diproduksinya. 3. Manajer keuangan Manajer keuangan bertanggung jawab melaporkan keadaan keuangan perusahaan dan mencatat jumlah kekayaan perusahaan dalam hubungannya dengan utang perusahaan, disamping itu manajer keuangan juga bertugas memeriksa dokumen penagihan dan mencocokkan data pembayaran serta memeriksa hasil penjualan dan laporannya. 4. Manajer pemasaran Manajer pemasaran bertugas mengendalikan penjualan produk terhadap para konsumen, agar produk yang dipasarkan sesuai keinginan

6 44 konsumen sehingga perusahaan dapat menjual sebanyak mungkin produk yang dihasilkannya. Namun manajer pemasaran juga bertanggung jawab atas kejujuran dan memberikan penilaian para calon konsumen sehingga dapat diandalkan. 5. produksi Karyawan bagian produksi bertugas melaksanakan kegiatan produksi sesuai jumlah target yang diinginkan manajer produksi sehingga produk dapat diselesaikan tepat waktu dan bekerja dengaan hati-hati agar terjamin kualitas barang yang dihasilkannya. 6. finishing Bertugas memproses/menyelesaikan produk setengah jadi, dan memeriksa kembali barang yang telah diproduksi dari bagian produksi secara teliti dan menyeleksi/menilai mutu barang yang dihasilkan. 7. pengepakan Bertugas melayani konsumen dan mengemas barang yang akan dibeli/dikirimkan kepada pelanggan yang telaah ditentukan sesuai keinginan/pesanan konsumen. 8. administrasi Bertugas melayani para konsumen dalam hal pembayaran dan melayani para karyawan dalam hal pengambilan gaji, disamping itu karyawan bagian administrasi juga bertugas mencatat setiap transaksi yang terjadi di perusahaan dan membuatkan laporannya kepada manajer keuangan.

7 45 9. pemasaran/loper Bertugas mengirimkan barang kepada para konsumen sesuai keinginan/pesanan konsumen dan berusaha menambah jumlah pelanggan agar omset penjualan dapat mencapai tingkat yang diinginkan. F. Proses Produksi Perusahaan Proses pembuatan untuk kain batik itu sendiri diambil dari bahan katun, untuk kain katun masres (putih) bisa langsung diproduksi. Namun untuk kain katun grey (coklat) prusahaan harus melakukan proses tersendiri agar menjadi putih, sehingga dapat disablon dan diproduksi sebagaimana mestinya menjadi produk jadi. Menurut pihak manajemen, proses produksi yang dilakukan hampir sama dengan proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan lain, baik dari faktor teknologi, ukuran pemakaian bahan baku, sampai dengan obat yang digunakan dalam proses penyablonan. Kegiatan proses produksi dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinir oleh departemen-departemen terkait, karena satu kegiatan proses priduksi akan mempengaruhi kegiatan proses produksi berikutnya. Pengawasan produksi pada masing-masing departemen sejak awal proses sampai dengan akhir dilakukan serentak baik dalam kualitas maupun kuantitas produksinya. 2 Urutan proses produksi batik pada perusahaan batik SS dapat dilihat pada gambar berikut: 2 Hasil wawancara pada tanggal 28 Desember 2010 dengan bapak H. Subhan Arwan selaku pimpinan Perusahaaan Batik SS.

8 46 Gambar Urutan Proses Produksi Batik Kain Putih Proses Printing/ Sablon Proses Finishing Pengepakan/ Pengemasan Barang Jadi (Batik) G. Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran perusahaan batik SS lebih diutamakan keluar kota Pekalongan dan luar Pulau Jawa, di luar kota Pekalongan, perusahaan menjual produknya seperti Cirebon, Jakarta dan Surabaya, bahkan sampai luar Pulau Jawa yang meliputi: Sumatera, Bali, Madura, Lombok dan Makasar. Untuk pemasaran di kota Pekalongan menggunakan Counter/Toko di Pusat Perbelanjaan Pantura. Hal ini dilakukan mengingat kota Pekalongan telah dikenal sebagai pusat industri batik, tekstil dan garmen sehingga diharapkan perusahaan dapat memberikan pelayanan yang terbaik. H. Efektifitas Saluran Distribusi Perusahaan batik SS dalam memasarkan produknya dengan menggunakan saluran distribusi sebagai berikut: Gambar Struktur Ditribusi Perusahaan Distributor Counter/Toko Konsumen Luar Kota Konsumen Dalam Kota

9 47 Dengan melihat saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan batik SS, nampaknya saluran distribusi ini cukup efektif karena konsumen yang berada di dalam kota Pekalongan dapat langsung membeli produk yang diinginkan di counter/toko milik perusahaan dan bagi konsumen yang berada di luar kota Pekalongan, mereka dapat membeli/memesan langsung ke perusahaan batik SS melalui telepon.