BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. PROSEDUR a. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan langkah-langkah dalam setiap pekerjaan yang dapat menyelesaikan kegiatan untuk saling berhubungan satu sama lain guna mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi prosedur menurut beberapa ahli, antara lain : Prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk mengendalikan pelaksanaan kerja agar efisiensi perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan sebuah petunjuk tentang prosedur kerja bagi suatu perusahaan. (MC Maryati, 2008 : 43) Menurut Ida Nuraida (2008:35), prosedur dapat disimpilkan bahwa prosedur merupakan : 1) Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitasaktivitas yang akan datang 2) Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu 3) Pedoman untuk bertindak Pengertian prosedur diatas dapat dijelaskan dengan pengertian metode menurut Moekijat dalam Ida Nuraida (2008:35), menyatakan bahwa metode ini menunjukkan cara pelaksanaan pekerjaan dari suatu tugas terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat tulis-menulis oleh seorang pegawai, dengan demikian serangkaian metode yang disatukan akan membentuk suatu prosedur. 7

2 8 Moenir (1982:111) juga menyatakan bahwa pengertian prosedur adalah sebagai berikut : Prosedur yang kadang-kadang di terjemahkan menjadi tata kerja atau tata cara adalah suatu rangkaian tindakan, langkah atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk dapat mencapai suatu tahap tertentu dalam hubungan pencapaian tujuan akhir. Selanjutnya perlu diketahui bahwa prosedur mempunyai kedudukan yang penting dalam rangkaian pekerjaan atau perbuatan, ia dapat memberi kepastian tentang sah atau tidaknya suatu perbuatan dalam hubungan dengan pekerjaan. Sedangkan pengertian prosedur menurut Louis A. Allen dalam Moenir (1982:111) menyatakan bahwa pengertian prosedur adalah suatu metode yang dinormalisasikan untuk melakukan pekerjaan yang telah di perinci. Winardi (1990:360) menyatakan bahwa Prosedur merupakan suatu seri tugas-tugas yang berhubungan satu sama lain yang merupakan bagian dari pada urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Menurut Adrian Sutedi (2009:263), prosedur adalah langkah/tahap yang seharusnya dilakukan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan, misalnya : a. Prosedur penerimaan dan pemberhentian pegawai. b. Prosedur pengajuan APBD, c. pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain. b. Prinsip-prinsip Prosedur Prosedur dipergunakan sebagai kerja yang harus menunujang pencapian tujuan dalam keberhasilan. Menurut MC. Maryati (2008:44), prosedur mempunyai prinsip yaitu : 1) Sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi beban pengawasan karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan.

3 9 2) Efesien, prosedur kerja yang ditetapkan haruslah prosedur yang telah teruji bahwa prosedur tersebut mencegah penulisan, gerakan, dan usaha yang tidak perlu. Artinya prosedur tersebut menghemat gerakan atau tenaga. 3) Fleksibel, pembuatan prosedur kerja harus memperhatikan pada arus pekerjaan. Prosedur kerja dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak. 4) Penggunaan alat, prosedur kerja ditetapkan dengan memperhatikan penggunaan alat misalnya mesin agar optimal. 5) Tujuan, prosedur kerja harus menunjang pencapaian dalam suatu tujuan. c. Manfaat Prosedur Menurut Moekijat (1995:108), prosedur perkantoran ditulis dalam buku pedoman kantor, daftar tugas, atau dalam formulir lepas. Di dalam buku pedoman kantor (buku pedoman prosedur) atau formulir lepas tersebut dimuat instruksi-instruksi tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana pekerjaan dilakukan, bilamana pekerjaan dilakukan, dimana pekerjaan dilakukan, dan memberi informasi tentang sistem yang membantu organisasi. Prosedur tertulis sangat bermanfaat bagi tingkat manajerial maupun non manajerial dalam melaksanakan fungsi manajemen pada setiap bagian/devisi. Manfaat prosedur yaitu : 1) Planning-controling a) Mempermudah dalam pencapaian tujuan. b) Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai. c) Menghindari pemborosan atau memudahkan penghematan biaya.

4 10 d) Mempermudah pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang sudah dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan dalam tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap prosedur. Dengan adanya prosedur yang telah dibakukan maka dapat disampaikan proses umpan balik yang konstruktif. 2) Organizing Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan mengenai : a) Bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masingmasing bagian atau divisi, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan bagian-bagian lain. Misalnya, bagian atau divisi yang terlibat dalam inventarisasi barang-barang kantor suatu perusahaan adalah bagian sarana dan prasarana serta bagian keuangan. b) Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta dokumen kantor yang diperlukan. c) Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar serta menciptakan konsistensi kerja. 3) Staffing-leading a) Membuat atasan dalam memberikan training atau dasardasar instruksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Dengan demikian pegawai akan terbiasa dengan prosedurprosedur yang baku dalam suatu pekerjaan rutin dikantor yang berisi tentang cara kerja dan kaitannya dengan tugas lain. b) Atasan perlu mengadakan conselling bagi bawahan yang bekerja tidak sesuai dengan prosedur. c) Mempermudah pemberian penilaian terhadap bawahan.

5 11 4) Coordination a) Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap departemen dan antar departemen. b) Menetapkan dan membedakan antara prosedur-prosedur rutin dan prosedur-prosedur independen. d. Hal-hal yang penting dalam prosedur Menurut MC. Maryati (2008:43), bahwa dalam Prosedur merupakan rangkaian berurutan dari langkah-langkah yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan mengendalikan pelaksanaan kerja agar efektif dan efisien dalam perusahaan sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan tentang prosedur kerja. Hal-hal yang penting diperlukan dalam prosedur yaitu : 1) Waktu, Prosedur kerja membuat pekerjaan kantor dapat dilaksanakan lebih lancar.sehinga waktu penyelesaian lebih cepat. 2) Pengawasan, Prosedur kerja juga memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagimana suatu pekerjaan telah dilakukan. 3) Koordinasi, Prosedur kerja menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain. 4) Penghematan, Dengan adanya prosedur kerja maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik, dan tentu saja hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi perusahaan. e. Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan prosedur Menurut Moenir (1982:116), bahwa dalam pembuatan prosedur harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh agar dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat prosedur : 1) Urutan pembuatan atau langkah-langkah hendaknya sederhana, tidak berbelit sehingga memperpanjang jarak yang harus ditempuh untuk mencapai tahap yang dimaksud.

6 12 2) Urutan perbuatan atau langkah-langkah hendaknya berkaitan (relevan) dengan hendak yang dicapai. 3) Faktor waktu hendaknya dipertimbangkan secara masak sehingga tidak membuang-buang waktu, yang justru sangat berharga. 4) Mudah dilakukan oleh orang yang berkepentingan, dan hendaknya dengan cepat menjadi kebiasaan dalam tingkah laku. Dari beberapa penjelasan tentang prosedur diatas, maka penulis menarik kesimpulan dari beberapa pengertian prosedur yaitu merupakan suatu bentuk perencanaan yang dipergunakan sebagai pedoman yang harus ditaati dalam pelaksana kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan. Prosedur juga merupakan suatu rencana dari aktivitas kerja berupa langkah-langkah yang dapat menunjukkan cara pelaksanaan kerja sehingga dapat dijadikan pedoman dalam bertindak, prinsip untuk melaksanakan dan mengendalikan aktivitas kerja dalam ketentuannya agar dimanfaatkan dengan optimal untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. PENGADAAN a. Pengertian pengadaan Moenir (1982: 24) menyatakan bahwa Pengadaan harus didasarkan atas perencanaan kebutuhan yang nyata dan sifat kebutuhan akan barang. Keperluan akan sesuatu barang, sebelum direncanakan yang lengkap lebih dahulu diadakan penelitian atas barang tersebut, terutama yang berupa peralatan (mesin). Subagya M.S (1988 : 28) menyatakan bahawa pengadaan ialah pengadaan sebagai salah satu fungsi dari manajemen logistik menjadi semakin kompleks pola, sehingga dalam penyelenggaraannya perlu mendapatkan perhatian khusus. Adrian Sutedi (2009:3), menyatakan bahwa pengadaan ialah pengadaan barang dan jasa pada hakikatnya merupakan upaya pihak penggunan untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa

7 13 yang diinginkannya, dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan harga, waktu, dan kesepakatan lainnya. b. Prinsip pengadaan Pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktikkan secara naional dan internasional, yaitu prinsip efesiensi, efektivitas, persaingan sehat, keterbukaan atau transparansi, tidak diskriminasi, dan akuntanbilitas. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam keppres No.80 tahun 2003 pasal 3 huruf a sampai dengan huruf f dengan penjelasan sebagai berikut, dalam buku yang ditulis oleh Adrian Sutedi (2009:12-13) ialah : 1) Efisien Yang dimaksud dengan prinsip efisien berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. 2) Efektif Yang dimaksud dengan prinsip efektif bahwa dalam pengadaan barang dan jasa harus didasarkan pada kebutuhan yang telah ditetapkan (sasaran yang ingin dicapai) dan dapat memberikan manfaat yang tinggi dan sebenar-benarnya sesuai dengan sasaran dimaksud. 3) Persaingan sehat Yang dimaksud dengan prinsip persaingan yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa adalah diberinya kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang setara dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan, untuk menawarkan barang dan jasanya berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, dan tidak terjadi kecurangan dan praktik KKN.

8 14 4) Terbuka (Transparansi) Yang dimaksud dengan prinsip terbuka dalam pengadan barang dan jasa adalah memberikan semua informasi dan ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang dan jasa, yang sifatnya terbuka kepada peserta penyedia barang dan jasa yang berminat, serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 5) Tidak diskriminatif (Adil) Yang dimaksud dengan tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa, dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan/atau alasan apapun. 6) Akuntabilitas Yang dimaksud dengan akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah adanya pertanggungjawabkan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (laporan) kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam arti bahwa pengadaan barang dan jasa harus mencapai sasaran, baik secara fisik, maupun keuangannya serta manfaat atas pengadaan tersebut. c. Cara-cara pengadaan Pengadaan barang dan jasa dimulai dari adanya transaksi pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung (tunai), kemudian berkembang ke arah pembelian berjangka waktu pembayaran, dan cara pembayran lain. Menurut Adrian Sutedi (2009 : 1-2), pengadaan barang dapat dilakukan dengan cara : 1) Pengadaan barang dengan cara pemesanan Yaitu pembelian barang tidak terbatas pada pembelian barang yang telah ada di pasar saja,

9 15 tetapi juga pembelian barang yang belum tersedia dipasar. Agar barang yang dipesan dapat dibuat seperti yang diinginkan, maka pihak pemesanan (pengguna) menyusun nama, jenis, jumlah barang yang dipesan beserta spesifikasinya secara tertulis dan menyerahkannya kepada pihak penyedia barang. 2) Pengadaan barang dengan cara lelang yaitu Dengan meminta penawaran kepada beberapa penyedia barang, pengguna dapat memilih harga penawaran yang paling murah dari setiap jenis barang yang akan dibeli. Cara yang demikian merupakan cikal bakal pengadaan barang dengan cara lelang. d. Etika pengadaan Etika dalam pengadaan yaitu perilaku yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam proses pengadaan. Adapun etika pengadaan yang diatur dalam keppres No. 80 tahun 2003 pasal 5, dalam buku yang ditulis oleh Adrian Sutedi (2009 : 10) yaitu : a) Melaksanakan tugas secara tertib. b) Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran. c) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. d) Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan. e) Menghindari dan mencegah terjadi pertentangan. e. Prosedur pengadaan barang Prosedur pengadaan diketahui oleh semua departemen dengan dilengkapi dengan formulir-formulir yang formatnya telah dilakukan dan disetujui bersama. Formulir-formulir tersebut adalah : 1) Surat permintaan pembelian (Purchase Requisition) Surat permintaan ini berasal dari : a. Bagian gudang. b. Pemegang buku besar bahan. c. Supervisor/penyedia dari departemen penelitian, engineering dansebagainya, d. Semua pihak yang terlibat di dalam pemakaian bahan.

10 16 2) Pesanan pembelian (Purchase Order) Pesanan pembelian ini ditandatangani oleh pejabat departemen pembelian untuk memberikan wewenang secara tertulis kepada supplier atau penjual untuk menyediakan sejumlah barang tertentu yang dipesan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati (jumlah, spesifikasi, jadwal pengiriman, harga) 3) Laporan peneriman Laporan penerima ini berisi tentang, nomor pesanan pembelian, nama penjual atau supplier, perincian mengenai transportasi, jumlah, dan jenis barang yang diterima. Laporan penerimaan ini harus ditandatangani oleh departemen pemeriksaan. 4) Persetujuan faktur Pada umumnya faktur diterima bersamaan dengan datangnya barang pesanan di departemen penerimaan. Selanjutnya setelah barang diperiksa sesuai dengan laporan penerimaan barang, maka berkas-berkas ini dikirimkan ke departemen akuntansi, sebagai laporan penerimaan dan pemeriksaan barang yang telah disetujui, dengan menyiapkan bukti pembukuan (voucher). Menurut Matz (1989 : 294), menjelaskan tentang sistematika prosedur pengadaan, di dalam buku yang ditulis oleh Freddy Rangkuti (2002: ), divisi pengadaan bertugas untuk : a. Menerima surat permintaan pembelian bahan. b. Mencari informasi mengenai harga, jumlah, sumber penjual, jadwal penyerahan dan sebagainya. c. Mengeluarkan surat permintaan pembelian kepada enam divisi/departemen (dilihat diagram 2.1)

11 17 Gambar 2.1 prosedur perolehan bahan Surat bahan permintaan Dept. Akuntasi untuk nomor perkiraan Dept. Akuntansi menggunakan: Dept. Pembelian mengeluarkan surat permintaan pembelian pada : 1. Penjualan 2. Dept. Akuntansi 3. Dept. Penerimaan 4. Pegawai buku besar bahan Penjual mengembalikan kopi tanda terima, mengirimkan bahan dan mengirimkan faktur Dept.Penerimaan mengeluarkan laporan penerimaan kepada : 1. Dept. Pembelian 2. Arsip sendiri Dept.Pemeriksaan mendistribusikan kepada : Faktur pesanan pembelian Laporan peneriman & pemeriksaan untuk persetujuan faktur, pembayaran disetujuidan Manajer keuangan/bendahara untuk pembayaran 1. Arsip sendiri 2. Dept.Akuntansi Dept. Bahan pegawai gudang menyimpan bahan dalam lokasi yang tepat Pegawai buku besar bahan membukukan jumlah dan nilai uang bahan pada kartukartu (buku besar) bahan Sumber : Buku Manajemen persediaankarya Freddy Rangkuti (2002:107) f. Pengadaan yang sehat Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang tidak sehat berdampak pada kerugian yang akan ditanggung oleh masyarakat, termasuk rendahnya kualitas pelayanan yang di terima pemerintah. Menurut Adrian Sutedi (2009:46), ada beberapa lanngkah dalam menyehatkan praktik pengadaan barang dan jasa :

12 18 1) Memperkuat dasar hukum pengadaan dan jasa. 2) Peningkatan kapasitas (Capacity Building) bagi para kontraktor lokal. 3) Proses perencanaan pengadaan dilakukan secara profesional. 4) Masyarakat yang menjadi user deari hasil pekerjan yang dilaksanakan, maka secara moral masyarakat dituntut kepeduliannya untuk melakukan pengawsan. Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengadaan barang didasarkan atas perencanaan kebutuhan secara bekerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan barang yang diinginkan agar sesuai dengan kebutuhan. Upaya pengadaan perlu dilakukan untuk memperlancar kegiatan produksi dengan mempertimbangkan faktor efektifitas dan efisien dalam masing-masing pihak. Pengadaan barang dapat dilakukan dengan pengadaan cara pemesanan dan pengadaan cara lelang. Pengadaan perlu dilakukan kebutuhan akan barang melalui survey atas spesifikasi dan informasi dari sumber terpercaya. untuk mengetahui keuntungan dan kerugian atau kelemahan mengenai barang tersebut maka kelancaran proses produksi menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. 3. SUKU CADANG Suku cadang merupakan peralatan alat berat dan peralatan penunjang lainnya termasuk didalamnya persediaan spare part. Suku cadang dalam suatu perusahaan ini salah satu aktivitas operasi yang tidak dapat diabaikan, karena aktivitas ini sangat mempengaruhi efesiensi dan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Menurut catursaja,( spare part.html/ sabtu, 12/3/2016, pukul 12.05) menyatakan bahwa suku cadang adalah suatu barang yang terdiri dari beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan dan mempunyai fungsi tertentu. Setiapalat berat

13 19 terdiri dari banyak komponen, namun yang akandibahas komponen yang sering mengalami kerusakan dan penggantian. Secara umum spare part dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Spare part baru yaitu komponen yang masih dalam kondisi baru dan belum pernah dipakai sama sekali kecuali sewaktu dilakukan pengetesan. 2. Spare part bekas atau copotan yaitu komponen yang pernah dipakai untuk periode tertentu dengan kondisi : a. Masih layak pakai yaitu secara teknis komponen tersebut masih dapat diprgunakan atau mempunyai umur pakai. b. Tidak layak pakai yaitu secara teknis komponen tersebut sudah tidak dapat lagi dipakai walaupun dilakukan perbaikan atau rekondisi. Suku cadang adalah alat-alat (dalam peralatan teknik) yang merupakan bagian dari mesin itulah artinya kata suku cadang (Kamus Bahasa Indonesia, 1996:970) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suku cadang adalah suatu barang yang membentuk suatu komponen dan sangat diperlukan di perusahaan untuk mengoperasikan barang. Apabila komponen mengalami kerusakan maka harus diganti dengan yang baru, agar spare part tersebut bisa dijalankan dengan lancar dan tidak mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Setiap Suku Cadang mempunyai fungsi tersendiri dan dapat terkait atau terpisah dengan Suku Cadang lainnya. Macam-macam Suku Cadang Mesin secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Departemen Weaving a) Hocker rope for heald frame b) Picker haag c) Ring tample yohzu super fain d) Gear Mc. Sharer

14 20 2. Departemen Printing a) Rotary Print Adapter Sleeve b) Cold Pad Bad Roll Telfon (couting) c) Flat Prnt Ruber Rakel Hardn.50 d) Batu Grenda Slepp 3. Departemen Utility a) Solenoid Assy b) Feeler Cable H2 c) Auxiliry Mitshubishi d) Micro Switch Omron Sumber : PT. Kusumahadi Santosa 4. MESIN PRODUKSI Mesin adalah perkakas untuk mengerakan atau membantu sesuatu yang dijalankan dengan roda-roda dan digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak yang menggunakan bahan baakar minyak atau tenaga alam. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:650). Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen hasil itu dapat berupa barang atau jasa. Menciptakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Karena itu, agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik, perencanaan produksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan. Basu Swastha (280:2007). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mesin produksi adalah suatu mesin atau perkakas yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan proses bahan mentah menjadi barang jadi (produk) dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

15 21 B. METODE PENGAMATAN 1. Lokasi Pengamatan Pengamatan yang dilakukan oleh penulis memilih beralokasi di PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang mengolah bahan baku benang menjadi kain. Sebagai objek pengamatan dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini berhasil menembus ke pasaran internasional. Perusahan ini beralokasi di Jalan Raya Jaten Km 9,5 Jaten Karanganyar. Adapun untuk alasan lain karena penulis ingin mengetahui lebih mendalam untuk mengenai bagaimana prosedur pengadaan suku cadang mesin produksi, Maka penulis juga melaksanakan pengamatan di perusahaan tersebut sehingga akan memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan mendalam secara terperinci, akan tetapi kebutuhan sarana dan prasarana untuk mendukung situasi dan kondisi di perusahaan tersebut. 2. Jenis Pengamatan Metode pengamatan dilakukan berdasarkan jenis pengamatan pokok permasalahan yaitu untuk mengetahui bagaimana prosedur pengadaan suku cadang mesin produksi di PT. Kusumahadi Santosa, maka Jenis Pengamtan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan pengamatan observasi berperan aktif. Peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam situasi yang berkaitan dengan penelitian yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data (H.B. Sutopo, 2002:58-73). Hasil dari pengamatan ini mengumpulkan datadata yang sudah diamati dengan mendalam terhadap kegiatan yang dilaksanakan di PT. Kusumahadi Santosa. Pengamatan ini menggambarkan tentang fakta-fakta yang ada dan menjelaskan secara rinci dalam keadaan objek secara terperinci berdasarkan data-data yang diperoleh oleh penulis.

16 22 3. Penentuan Sampel dan Sumber Data a. Penentuan Sampel Sampel merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Dalam menentukan sumber data, penulis harus memutuskan narasumber untuk mengetahui aktivitas tertentu yang sudah diamati, serta dokumen-dokumen yang akan dikaji secara cermat sebagai sumber informasi utamanya dan penulis membutuhkan sampel untuk memfokuskan pengamatan yang sudah dilaksanakan. Sampel pada penelitian kualitatif bersifat internal, sampel diambil untuk mewakili informasinya dengan kelengkapan dan kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap dan benar dari pada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang lebih banyak, yang mungkin kurang mengetahui dan memahami informasi yang sebenarnya. H.B. Sutopo (2009:55) b. Sumber Data Data merupakan bagian yang sangat penting bagi penulis karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data,dari pemahaman mengenai masalahnya penulis akan bisamenentukan jenis data atau informasi yang paling inti dan diperlukan untuk di mengerti. oleh karena itu dalam memilih sumber data penulis harus benar-benar berpikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya.

17 23 Adapun jenis sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Narasumber (informan) Narasumber (informan) merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lokasi yang berhubungan dengan pengamatan Narasumber berperan penting dalam pengumpulan data dan informasi. Narasumber dalam pengamtan ini adlah Kasie Pengadaan dan beberapa staff di Departemen Logistik PT. Kusumahadi Santosa. 2) Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002:54). Dokumen merupakan rekaman tertulis berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu. dalam mengkaji dokumen maupun arsip, penulis perlu menguji keaslian dokumen tersebut karena dokumen dan arsip merupakan sumber data. Dokumen ini diperoleh dari surat, arsip dan dokumen yang berhubungan dengan pengadan suku cadang mesin produksi di PT. Kusumahadi Santosa. 4. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan penngumpulan data yang digunakan dalam pengamatan ini, adalah sebagai berikut : a. Wawancara Wawancara dilakukan secara terstruktur atau disebut dengan teknik wawancara mendalam. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi (H.B. Sutopo, 2002:59). Hal ini untuk menggali informasi secara lebih menjauh dan mendalam. Wawancara dilakukan penulis dengan Kasi Pengadaan dan beberapa staff yang ada di Departemen Logistik PT. Kusumahadi Santosa.

18 24 b. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dari bena serta rekaman gambar (H.B. Sutopo, 2002:64). Penulis menggunakan observasi langsung dengan mengamati kegiatan-kegiatan di Departemen Logistik yang terkait dengan pengadaan suku cadang mesin produksi, seperti membuat surat penawaran harga, membuat pesanan pembelian (Purchase Order) hingga pesanan pembelian dikirim ke supplier c. Dokumentasi dan Arsip Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis dan bisa berupa benda. Demikian halnya arsip yang pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal (H.B. Sutopo, 2002:69). Penulis memperoleh dokumen dan arsip dari Departemen Logistik yang berhubungan dengan pengadaan suku cadang mesin produksi. Dokumen tersebut dapat mendukung penyelesaian penulisan tugas akhir sesuai dengan permasalahan pokok dari pengamatan. 5. Teknik Analisis Data Menurut H.B. Sutopo (2002:91-93), dalam analisis terdapat tiga komponen utama yang harus dipahami dalam setiap pengamatan kualitatif, tiga komponen utama tersebut ialah : a. Reduksi data Merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan, penyerderhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan.

19 25 Penulis tertarik untuk mengamati dan hasil catatan data tentang pengadaan suku cadang mesin produksi dari awal mengikuti magang di PT. Kusumahadi Santosa. Sehingga penulis akan menyusun pertanyaan dan menentukan cara pengumpulan data sejak awal, kemudian akan menyeleksi dan memfokuskan data dan membuat catatan lapangan secara diringkas menjadi lebih sederhana guna membuat kesimpulan. b. Sajian data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan pengamatan dapat dilakukan yang mengacu pada rumusan masalah sehingga narasi dapat disajikan dengan jelas dan terperinci sesuai pokok permasalahan. Kemudian menyajikan hasil pengamatan dan pemahaman ke dalam laporan tugas akhir yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data yang disusun secara deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan pelaksanaan pengadaan suku cadang mesin produksi. c. Penarikan kesimpulan Kesimpulan harus diverifikasi agar mantap dan benar-benar dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu penulis harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi. Pada dasarnya makna daya harus diuji validitasnya supaya simpulan peneliti menjadi lebih kokohdan bisa dipercaya. Menurut sutopo (2002:95-96), komponen analisis tersebut aktivitas dapat dilakukan dengan cara interaksi. Peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis dengan melakukan proses pengumpulan data selama kegiatan data berlangsung. Proses analisis tersebut merupakan model analisis interaktif.

20 26 Reduksi dan sajian data harus disusun pada waktu penelitisudah mendapatkan unit data dari sejumlah unit data yang diperlukan. Pada saat pengumpulan data sudah berakhir, peneliti melakukan untuk menarik kesimpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian data. Apabila kesimpulan ada yang kurang mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian data, peneliti wajib melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mendukung pencarian kesimpulan yang ada dan juga untuk pendalaman data.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Prosedur dalam suatu organisasi sangat penting agar segala pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan industri berdiri untuk mencapai tujuan tertentu. Seiring dengan bertambahnya perusahaan industri yang ada tentunya akan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Prosedur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah tahap-tahap untuk menyelesaikan suatu aktifitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. PROSEDUR a. Pengertian Prosedur Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, kantor harus memiliki prosedur pelayanan yang baik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Prosedur Prosedur berasal dari salah satu kata dalam bahasa inggris, yaitu Procedure yang dapat diartikan sebagai cara atau

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam peralatan kantor yang ada di PT. Kusumahadi.

BAB V PEMBAHASAN. Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam peralatan kantor yang ada di PT. Kusumahadi. digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana prosedur pengadaan dan pemeliharaan peralatan kantor yang dilakukan di PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Prosedur Menurut Moekijat (1997:53) Prosedur yaitu urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan) melakukan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Metode Pengamatan

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Metode Pengamatan BAB II Tinjauan Pustaka dan Metode Pengamatan A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Dalam suatu organisasi atau lembaga banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan, untuk melakukan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN I. TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Kegiatan administrasi kantor harus mempunyai pola kerja yang baik yang menunjang tujuan organisasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan yang sebenarnya atau

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU PRODUKSI DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A. Md) Dalam Bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk menjelaskan mengenai efektivitas program peningkatan kualitas dan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA digilib.uns.ac.id PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam Bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Prosedur Menurut MC Maryati (2008:43) prosedur diartikan sebagai berikut: Prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalankan roda perusahaan, prinsip efektivitas mutlak dipegang teguh dan diterapkan. Penerapan prinsip efektivitas dipandang mutlak karena pada

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian kegiatan yang dijalankan dengan cara yang sama, untuk memperoleh hasil yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut H.B

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut H.B BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan terkait Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Pacitan akan dijelaskan secara mendalam menggunakan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Pendapat Surakhmad (1980) Penelitian merupakan : kegiatan ilmiah guna menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif) PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif) Sistematika Proposal KuaLIttitatif BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. FOKUS MASALAH C. RUMUSAN MASALAH D. TUJUAN PENELITIAN E. MANFAAT PENELITIAN BAB II

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah di SMK Negeri 9 Surakarta, berada di Jalan Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta 57137.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci, dan mendalam mengenai implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan mengambil lokasi penelitian di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan Unit

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun perusahaan swasta merupakan Sistem Informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan. Alasan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 yang beralamatkan di Jalan Balayudha kilometer 4,5 Palembang Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA

BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA BAB 3 ANALISIS ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PUTRATUNGGAL ANEKA didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan. Sebagai sistem, setiap organisasi menerima masukanmasukan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan kota Surakarta. Hal ini dikarenakan Dinas Kesehatan kota Surakarta merupakan Dinas yang berwenang dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada m BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada industri wisata, seperti wisata belanja, wisata kuliner, wisata buatan, ataupun wisata alam

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Sifat, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Berdasarkan judul penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 9 Surakarta, berada di Jalan Tarumanegara, Banyuanyar, Banjarsari,

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR

PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR PROSEDUR PENGADAAN SUKU CADANG MESIN PRODUKSI DI PT KUSUMAHADI SANTOSA JATEN, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Bagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prosedur Pengeritian prosedur menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Menurut Moekijat (2008:53) Prosedur perkantoran atau sistem perkantoran adalah urutan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MAN I Surakarta yang beralamat di Jl. Sumpah Pemuda 25 Kelurahan Kadipiro Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaan tetapi jika perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini

BAB I PENDAHULUAN. Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai fenomena yang diteliti. Selanjutnya bab ini menjabarkan mengenai rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode pengumpulan data. A. Latar Belakang Penjualan sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan agar perusahaan tersebut dapat terus berada dan dikenal oleh masyarakat luas. Apabila sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Pada perusahaan yang tergolong dalam perusahaan besar pimpinan perusahaan mulai dapat merasakan perlunya fungsi informasi akuntansi hal ini disebabkan oleh semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. PROSEDUR Pedoman dalam melaksanakan pekerjaan yang terdiri dari beberapa tahap pekerjaan yang saling berkesinambungan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN Pada Bab Ini akan dijelaskan tentang kajian pustaka dan metodologi penelitian yang akan menimbulkan gagasan dan mendasari pengamatan. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Persaingan bisnis pun terasa semakin

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun baik dalam hal pangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata, 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa jenis sistem, cukup sulit untuk memberikan definisi yang pas. Namun menurut West Churchman dalam buku Krismiaji (2002;1) sebagai berikut: Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan kompetitif dibandingkan dengan kompetitornya yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan kompetitif dibandingkan dengan kompetitornya yang masih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi semakin memegang peranan penting dalam perkembangan suatu bisnis. Dimana dengan menerapkan teknologi dan informasi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan penting dalam membantu menyediakan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut MC.Maryati (2008;25) Manajemen perkantoran efektif yaitu Suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut MC.Maryati (2008;25) Manajemen perkantoran efektif yaitu Suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Perkantoran. Menurut MC.Maryati (2008;25) Manajemen perkantoran efektif yaitu Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengelola, merencanakan, dan mengontrol setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah persediaan merupakan masalah yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada suatu resiko dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Unit Analisis Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang mengacu pada rancangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian prosedur. Setiap ahli memberikan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi Perancangan Sistem Informasi Manager toko Serba Ada ingin memperbaiki sistem informasi yang ada pada tokonya. Untuk itu dia mulai menganalisis sistem informasi yang ada dimulai dari bagian order penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur a. Pengertian Prosedur Perusahaan ataupun instansi pasti memerlukan sebuah prosedur untuk menjalankan suatu kegiatan yang ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Dalam suatu organisasi sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau

BAB III METODOLOGI PENELITIN. Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian karena secara geografis mudah dijangkau BAB III METODOLOGI PENELITIN 3. 1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3. 1. 1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi. Penetapan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pengertian tentang Pengambilan Keputusan... 2 3.2 Urgensi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Kerajinan Tembaga Muda Tama. Bapak Supri Haryanto selaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian mengenai evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian mengenai evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan dan Desain Penelitian Untuk melaksanakan penelitian mengenai evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM. Pada bab analisa sistem ini akan dijelaskan mengenai konsep kegiatan analisis

BAB III ANALISA SISTEM. Pada bab analisa sistem ini akan dijelaskan mengenai konsep kegiatan analisis BAB III ANALISA SISTEM Pada bab analisa sistem ini akan dijelaskan mengenai konsep kegiatan analisis sistem yang berjalan dan tujuan dilakukannya analisis terhadap sistem, yang meliputi analisa kelemahan

Lebih terperinci