V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha Aneka ikan asap Petikan Cita Halus (PCH) milik H. Amril Lubis mulai berproduksi pada tanggal 11 Maret Pria 62 tahun yang akrab dipanggil Pak Haji ini merupakan pencetus ide pengolahan ikan asap PCH. Sejarah usaha aneka ikan asap ini diawali dengan keinginan Pak Haji untuk mencoba mengasapkan ikan dari kolam yang dimilikinya. Awalnya Pak Haji ingin membuka usaha pembenihan ikan di 11 kolam ikan yang masing-masing berukuran 23 x 13 m². Pada kolam-kolam tersebut, ia menebarkan benih-benih ikan emas, patin, gurame, bawal, nila dan lele sebanyak benih. Walaupun tidak mempunyai ilmu berbasis perikanan, ternyata delapan bulan setelah benih ditebarkan, Pak Haji berhasil memanen 5 ton ikan segar. Oleh karena itu, pada tahun 2002 disaat pesta ulang tahun putrinya, Pak Haji mencoba mengolah ikan-ikan tersebut menjadi ikan asap. Sebagian ikan asap hasil olahan dibagikan kepada para tetangga terdekat dan mereka sangat menyukainya. Kemudian, pada percobaan kedua Pak Haji membagikan ikan asap kepada teman kantornya di Pertamina dulu. Ternyata respon positif, dilihat dari pesanan yang diterima sebanyak 2-3 kg ikan asap per orang. Pak Haji belum memiliki ilmu dan pengalaman yang cukup. Oleh karena itu, pada percobaan yang ketiga hasil olahan ikan asap ini di bawa ke Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai instansi dan institusi yang memiliki kapasitas untuk menilai apakah layak produk ikan asap ini dikonsumsi oleh masyarakat dan dikembangkan menjadi industri pengolahan ikan asap. Setelah uji coba fisik dan uji coba laboratorium, IPB memberikan dukungan untuk meneruskan usaha tersebut. Usaha ikan asap ini pun diangkat menjadi 43 UKM binaan IPB dan beberapa hari kemudian Pak Haji diundang untuk mengisi stand dalam acara ulang tahun IPB. Hal ini karena PCH terbukti satu-satunya pengolahan ikan asap yang telah teruji dengan baik dan bermutu tinggi serta memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan. Setelah itu, produk PCH di uji di laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) yang ada di Kota Bogor, dari 14 item yang dilakukan pengujian, tidak satu pun item dari produk PCH yang diluar ambang batas yang diizinkan. Hal ini telah menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). 51

2 Pada tahun 2004, Pak Haji mengikuti Pameran Produk Ekspor (PPE) di Kemayoran. Pada acara tersebut, brosur dan kartu namanya diterima ajudan Megawati yang waktu itu menjabat presiden yang membuka acara pameran tersebut. Pada tiga hari kemudian, ia diundang secara resmi untuk menghadiri acara yang dihadiri para Atase Perdagangan RI di negara yang mereka wakili untuk dapat memperkenalkan dan memasarkan produk ikan asap ini ke negaranegara, seperti Rotterdam Belanda untuk pintu masuk Eropa, melalui Mexico untuk masuk Amerika Selatan, melalui Dubai Uni Emirat Arab untuk masuk ke Timur Tengah, melalui Perth untuk masuk ke Australia serta semua negara-negara ASEAN. Pada akhirnya, usaha kecil ini berubah menjadi bisnis keluarga, yang menyerap tenaga kerja dari kalangan anak-anak putus sekolah dan mantan anak jalanan di lingkungan sekitar. Kemudian Pak Haji membangun rumah produksi dan mengurus semua perizinan yang diperlukan seperti Surat Ijin Lokasi dan Gangguan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), ijin Tanda Diri Industri (TDI), Tanda Diri Perusahaan (TDP), Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) serta perizinan produk seperti sertifikat Halal, izin Departemen Kesehatan, dan telah memiliki label BARCODE. Pada tahun 2005, Pak Haji membangun brand ikan asap yang diproduksi oleh perusahaan Petikan Cita Halus (PCH) kepanjangan dari Aneka Ikan Asap Citayam Produksi Haji Amril Lubis. Awalnya Pak Haji belum memiliki keberanian memakai merek dagang. Namun, karena didesak banyak pihak untuk mematenkan produk agar produknya mendapatkan nomor registrasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maka produk tersebut akhirnya memiliki merek dagang. Hal ini terjadi setelah kurang lebih satu tahun memilih nama yang cocok, pada tahun 2009 Pak Haji memilih nama IACHI yang merupakan akronim dari Ikan asap Citayam. Pak Haji juga bekesempatan mengikuti training GMP (Good Manufacturing Practices) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan (DEPERINDAG). 52

3 Pada awal pengolahan ikan asap, PCH belum memiliki dapur asap. PCH melakukan pengolahan ikan asap dengan menggunakan tungku asap sederhana yang dilakukan di lahan terbuka tanpa adanya bangunan. PCH belum memiliki alat-alat pengasap seperti saat ini. PCH belum memiliki kajang dan alat pengemasan ikan. Pengasapan dilakukan dengan alat pemanggang ikan sederhana dan dikemas dengan memasukkan ke dalam plastik tanpa menggunakan vakum. Hal ini mengakibatkan ikan asap PCH harus langsung didistribusikan ke konsumen. Penyimpanan bahan baku ikan pun dilakukan PCH dengan menggunakan bahan baku es. Akan tetapi, setelah mengikuti training, PCH kemudian menerapkan ilmu tersebut dalam membangun rumah produksi beserta empat buah dapur asap. Pembangunan ini memakan waktu kurang lebih enam bulan, dan pertengahan tahun 2005 baru selesai dibangun. PCH kemudian membeli vaccum sealer untuk alat penggemasan ikan berstandar ekspor dan freezer sebagai alat penyimpanan ikan asap sebelum didistribusikan. Selesai pendirian rumah produksi, selanjutnya PCH melakukan promosi produk ikan asap ke berbagai negara. Negara pertama yang dikunjungi adalah Malaysia. PCH mengikuti Pameran Halal Antarbangsa Malaysia (MIHAS) pada tahun 2005 difasilitasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, karena pada saat mengurusi sertifikat halal, produk ini diakui paling halal dibanding produk sejenis lainnya karena tidak menggunakan penyedap maupun pengawet atau bahan kimiawi apapun. Pameran pertama yang diikuti PCH di dalam negeri setelah memiliki rumah produksi adalah Jakarta Fair pada tahun 2005, dan pada saat itulah PCH diangkat menjadi salah satu usaha binaan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Disamping diberi kesempatan mengikuti pameran diberbagai peristiwa di dalam negeri, PCH juga diberi kesempatan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Dirjen P2HP) DKP untuk berkunjung ketiga negara Eropa yaitu Belanda, Belgia dan Inggris. Kesempatan tersebut sangat bermanfaat dan memberi arah kemajuan dalam perkembangan usaha pengolahan ikan asap ini. 53

4 5.2 Ketersediaan Bahan Baku Awal membuka usaha ini didorong dengan tersedianya bahan baku ikan yang banyak di Desa Raga Jaya, Kecamatan Citayam. Hal ini dilihat dari pengamatan bahwa hampir setiap rumah tangga memiliki kolam ikan air tawar. Pada pendekatan yang PCH lakukan, masyarakat sangat antusias untuk kembali menjadi petani ikan sebagaimana kebiasaan mereka sebelumnya. PCH berusaha mengaktifkan masyarakat untuk memelihara ikan kembali dengan sistem inti plasma. PCH yang menyediakan bibit serta pakan ikan, sedangkan petani menyediakan tempat dan tenaga untuk membudidayakannya. Ikan yang sudah besar selanjutnya dibeli oleh PCH dengan memotong biaya bibit dan pakan yang dikeluarkan petani selama pembudidayaan ikan. Gagasan ini didukung oleh Kepala Desa setempat, karena usaha ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Raga Jaya, Kecamatan Citayam. Sedangkan bahan baku ikan air laut, PCH memiliki pemasok yang berasal dari Muara Angke dan Muara Baru. PCH telah menjalin kerjasama dengan pemasok disana sesuai dengan standar mutu dan kesegaran ikan yang ditetapkan PCH. 5.3 Produksi Produksi ikan asap PCH cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan produksi ikan asap PCH pada tahun Pada awal produksi setelah mendirikan bangunan, PCH menghasilkan ikan asap rata-rata produksi 7 kg per hari. Produksi ini terus meningkat seiring permintaan produk ikan asap dari berbagai distributor dan konsumen, sehingga pada tahun 2010 produksi PCH mencapai 100 kg per hari. Pada Gambar 2, dapat dilihat peningkatan produksi ikan asap PCH tahun

5 Gambar 2. Peningkatan Produksi Ikan Asap PCH Tahun Sumber : Petikan Cita Halus 2010 PCH telah mampu memproduksi ikan asap sebanyak 1 ton per hari. Kapasitas terpasang saat ini memiliki empat dapur dengan kemampuan untuk satu kali produksi mencapai 250 kg per dapur, dengan lama waktu pengasapan hanya empat jam. Dengan demikian, untuk satu hari (24 jam) PCH mampu memasak sebanyak tiga kali. Total produksi menjadi 3000 kg ikan segar per hari. Jika diambil rata-rata ratio antara ikan segar dengan ikan asap 1 : 3, maka dalam satu hari PCH telah mampu untuk mengolah dan menyediakan ikan asap sebanyak 1 ton. Tahapan proses produksi ikan asap PCH yaitu penerimaan bahan baku ikan, pembelahan ikan, pembersihan ikan, perendaman ikan, penirisan, pengasapan, penggemasan ikan asap dan pembekuan (freezer) (Lampiran 4). Tahapan proses produksi ikan asap PCH adalah : 1. Penerimaan Bahan Baku Pengolahan ikan asap PCH diawali dengan penanganan bahan baku berupa ikan segar. Pengecekan mutu dan kesegaran ikan tidak dilaksanakan di tempat pengolahan, karena ikan-ikan yang dikirim sudah dipilih mutu dan kesegaran yang sangat bagus. Bahan baku disimpan dalam kolam penampungan selama 1-2 hari dengan sirkulasi air yang baik. Hal ini dilakukan agar ikan menjadi lebih bersih dan tidak berbau lumpur. Ikan yang diasap harus dalam keadaan segar, karena jika ikan yang akan mati maka akan mempengaruhi rasa ikan. Ikan yang masih segar, tampak cemerlang dan mengkilap sesuai jenisnya. Di dalam kolam 55

6 penampungan dilengkapi dengan jaring, hal ini dilakukan agar lebih memudahkan dalam pengambilan ikan. 2. Penyortiran Ikan yang telah dijaring kemudian disortasi sesuai ukuran dan jenis ikan. Ikan pun siap untuk diolah. Namun, jika pengolahan belum sempat dilakukan, ikan pun disimpan dulu di dalam freezer untuk penyimpanan jangka pendek atau dibekukan jika ingin disimpan dalam waktu yang lebih lama. 3. Penyiangan Sebelum diasap, ikan harus dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran, sisik-sisik yang lepas dan lendir. Kemudian ikan disiangi dengan cara membelah bagian perut sampai dekat anus. Sebaiknya ikan dibelah membentuk kupu-kupu, dan diambil dagingnya saja dengan menggunakan pisau. Selanjutnya, isi perut dan insang akan dibuang. Pembelahan ikan dibutuhkan waktu selama 15 detik per ekor. 4. Pencucian Ikan dicuci bersih dengan menggunakan air dingin. Bagian dalam perut dicuci untuk menghilangkan sisa kotoran, darah, dan lapisan dinding perut yang berwarna hitam. 5. Perendaman air garam Penggaraman diperlukan karena memiliki banyak manfaat, diantaranya membantu memudahkan pencucian dan penghilangan lendir, memberikan cita rasa produk yang lebih lezat, membantu mengawetkan, membantu pengeringan, dan menyebabkan tekstur daging ikan menjadi lebih kompak. Selain itu, penggaraman juga dianggap membantu mencegah perubahan warna. Hal yang perlu dijaga adalah kebersihan, kemurnian garam, dan kepekatan larutan yang digunakan. Penggaraman dengan cara perendaman dilakukan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi. Larutan garam yang digunakan sebaiknya tidak jenuh, cukup dengan kejenuhan larutan garam persen agar dapat menghasilkan produk ikan asap yang mengkilat, lezat dan bermutu tinggi. Perendaman dengan garam dilakukan selama 30 menit. 56

7 6. Perendaman jeruk nipis Setelah digarami, ikan dicuci bersih kembali untuk membersihkan kotoran yang ada dan mengurangi kandungan air awal. Selanjutnya, dilakukan perendaman kedua yaitu ikan direndam di dalam larutan jeruk nipis. Perendaman dilakukan dengan perbandingan 25 : 1, maksudnya untuk 25 kg ikan dibutuhkan 1 kg jeruk nipis. Perendaman dengan jeruk nipis dilakukan selama 30 menit. 7. Penirisan Setelah perendaman, ikan ditiriskan di atas kajang yang terbuat dari anyaman bambu. Kalau kelembapan udara cukup rendah, ikan cukup ditiriskan dengan cara digantungkan diudara terbuka sampai tiris. Namun, kalau kelembapan cukup tinggi, ikan digantung dalam ruang atau alat pengering. Pada tahap ini terjadi proses yang menguntungkan. Protein yang terlarut dalam larutan garam akan menempel pada permukaan ikan ketika ditiriskan dan akhirnya mengering selama pengasapan. Akibatnya, terbentuk lapisan yang membuat permukaan ikan mengkilap yang disukai dan dijadikan salah satu tanda ikan asap permutu tinggi. 8. Pengasapan Setelah air tiris, kemudian ikan dimasukkan ke dalam tungku pengasapan. Ikan diasap dengan posisi mendatar di atas kajang. Setiap dapur pengasapan berkapasitas 250 kg ikan, yang memuat 5 kajang. Pengasapan dilakukan dengan cara pengasapan panas. Setelah ikan disusun diatas kajang, kemudian ikan dimasukkan ke dalam tungku pengasapan. Jarak antara sumber asap dengan ikan 80 cm sehingga ikan tidak kontak langsung dengan ikan. Jarak antar ikan dan jarak ikan dengan sumber asap perlu diatur agar proses pengasapan berjalan dengan baik. Untuk menghasilkan asap yang banyak dan aroma yang khas, maka kayu bakar yang digunakan harus dipilih dari jenis kayu penghasil buah-buahan. Sebaiknya hanya menggunakan kayu yang bersih, tidak berjamur, tidak terkena bahan pengawet, cat dan sebagainya. Bahan bakar lain sebagai alternatif adalah limbah kelapa mulai dari akar pohon, pelepah, daun, sabut dan tempurung seta serbuk gergaji. Kayu, serutan dan serbuk gergaji merupakan pilihan yang terbaik 57

8 asalkan berasal dari jenis kayu keras yang tidak banyak mengandung resin, getah dan damar. Pengasapan dilakukan selama empat jam, melalui tiga tahap pengasapan. Pada tahap pertama, suhu pengasapan diusahakan cukup tinggi 80 C, untuk menguapkan sebagian air pada permukaan ikan. Permukaan ikan masih cukup lembab sehingga penempelan asap ke ikan dapat berlangsung efektif dan sekaligus terjadi penguapan air di permukaan ikan. Pada tahap ini lapisan protein terlarut di permukaan ikan dan asap mulai membentuk lapisan mengkilap. Tahap ini berlangsung, cukup menit tergantung jenis ikan, ukuran, kandungan lemak dan produk yang diinginkan. Tahap kedua, perlahan-lahan suhu turun menjadi 50ºC, suhu ini diusahakan tercapai dalam waktu menit, jumlah asap dikurangi sampai cukup tipis dan mengalir lancar dari ruang pengasap. Ikan perlu dibalik atau diputar agar asap dan kematangan ikan merata. Tahap ketiga, suhu diturunkan perlahan sampai sekitar 35ºC. Pengasapan pada suhu ini dijalankan sampai ikan cukup matang. Lama pengasapan akan sangat ditentukan oleh jenis ikan, ukuran ikan, kandungan lemak, dan produk yang diiginkan. Untuk ikan-ikan yang berukuran besar memerlukan waktu menit lebih lama dari ikan berukuran kecil. Ketiga tahap ini sangat penting untuk dilakukan. Tahap pertama sebagai pengeringan awal hendaknya berlangsung dengan baik, karena tahap ini nantinya akan menentukan warna, rasa dan kilap ikan yang dihasilkan. Tahap kedua hendaknya berlangsung dengan baik karena selain terjadi proses pematangan juga berlangsung pemantapan kilap, warna dan aroma ikan asap. Tahap ketiga tentu saja menentukan tingkat kematangan dan kadar air produk. Selama proses pengasapan, ikan harus dirotasi agar ikan asap mendapat panas yang merata sehingga matang secara menyeluruh. Setelah empat jam, ikan akan berwarna coklat keemasan dan menimbulkan aroma khas ikan asap. Ikan yang telah diasap beratnya akan susut sekitar 60 persen dan memiliki kadar air 40 persen sehingga untuk menghasilkan 1 kg ikan asap dibutuhkan 3 kg ikan segar. 9. Pendinginan 58

9 Setelah pengasapan, ikan dibiarkan dingin sesuai dengan suhu ruangan. Sebaiknya tidak menggemas produk selagi masih panas, atau hangat karena akan mengembun dan ikan cepat rusak ditumbuhi jamur. Ikan dapat dibiarkan diruangan terbuka atau menggunakan kipas angin. 10. Pengemasan Ikan dimasukkan ke dalam plastik kemudian dikemas dengan vaccum sealer untuk menghasilkan kemasan kedap udara dan diikuti kemasan karton bagi ikan asap dengan berat 195 gram. Penggemasan vakum harus dilakukan dengan proses sterilisasi dan penangganan yang baik. Selain itu, harus diikuti dengan penyimpanan dan distribusi dalam keadaan beku. Kemasan ini dipesan secara langsung berdasarkan desain yang diinginkan disertai dengan label nama produk, jenis, berat, komposisi bahan baku, kadaluarsa dan barcode. Plastik dibeli dengan harga Rp 500,- per lembar, sedangkan kemasan untuk ikan asap dengan berat 195 gram dibeli dengan harga Rp 2.000,- per kemasan. Tujuannya untuk mempertahankan mutu ikan asap agar bisa dikonsumsi dalam waktu simpan yang cukup lama yaitu selama satu tahun. 11. Penyimpanan Penyimpanan ikan asap sangat berperan penting dalam distribusi dan pemasarannya. Jika penyimpanan dan pengemasan tidak dilakukan dengan baik maka ikan asap akan cepat rusak sehingga daya jangkau pasarnya akan rendah. Untuk jangkauan distribusi yang luas, penggunaan suhu rendah selama penyimpanan paling baik untuk dilakukan. Ikan asap disimpan dalam freezer dengan temperatur -5-10ºC. Selama penyimpanan ini suhu harus dipertahankan stabil rendah sehingga daya awet dan mutu ikan asap tinggi. 5.4 Pemasaran Pada awal usaha PCH telah mencapai ketersediaan bahan baku, pengolahan yang baik, higienis serta memiliki citarasa yang tidak kalah dengan sumber protein hewani lainnya, sehingga PCH telah dapat mencapai pada tahap memproduksi sebanyak-banyaknya, mutu sebaik-baiknya dan harga yang serendah-rendahnya. 59

10 Usaha yang dilakukan PCH untuk memperluas pemasaran dengan promosi melalui beberapa media cetak (majalah, koran, dan tabloid) dan elektronik (televisi dan radio), promosi melalui pamflet, leaflet dan brosur serta mengikuti berbagai macam pameran di dalam dan luar negri. Foto-foto produk PCH pun telah dipasarkan oleh beberapa pedagang (trading) yang telah memiliki jaringan seperti ke Canada, Afrika, Taiwan, dan Hongkong. Pemasaran dalam negeri, produk ikan asap PCH telah masuk ke dalam hypermarket antara lain Giant dan Hero pada tahun 2006, Hypermart pada tahun 2008 serta Carrefour tahun 2009 hingga sekarang. Untuk meningkatkan penjualan, PCH merencanakan memperbanyak penjualan langsung dengan mendekatkan dan memudahkan konsumen memperoleh produk PCH, melalui delivery service maupun toko atau outlate serta memperbanyak penjualan melalui hypermarket lain yang ada di Indonesia. 5.5 Visi dan Misi PCH memiliki visi mendirikan, menjalankan dan mengembangkan usaha ikan asap untuk menampung hasil petani ikan dan nelayan agar memiliki nilai jual yang lebih baik, serta dapat meningkatkan makan ikan bagi masyarakat agar sehat, cerdas dan kuat. Sedangkan misi PCH adalah sebagai berikut : 1. Mendirikan, menjalankan dan mengembangkan usaha ikan asap dengan segala turunannya untuk memperoleh nilai jual yang lebih baik hasil petani ikan dan nelayan. 2. Melalui ikan asap dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, oleh masyarakat dan dari masyarakat. 3. Hasil olahan ikan asap dan segala turunannya diharapkan dapat meningkatkan masyarakat yang mengkonsumsi ikan agar tercipta masyarakat bangsa Indonesia yang sehat, cerdas dan kuat. 5.6 Struktur Organisasi Agar usaha ini dapat berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan, maka perlu organisasi dan manajemen. Sruktur organisasi ditetapkan untuk menunjang pelaksanaan usaha maupun operasional. Sruktur organisasi PCH dapat dilihat 60

11 pada Gambar 3. Struktur organisasi yang ditetapkan oleh aneka ikan asap yang diproduksi oleh PCH tersusun atas beberapa uraian tanggung jawab, yaitu Direktur yang memiliki beberapa kendala bagian yang terdiri dari Kepala Produksi, Kepala Pemasaran, dan Kepala Administrasi Keuangan serta Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap. Pimpinan H. Amril Lubis Kepala Pemasaran Ceppy Amwara Kepala Produksi Belly Amwara Kepala Administrasi Dan Keuangan Lilis Liswara Tenaga Kerja Tetap Tenaga Kerja tetap Tenaga Kerja Tetap Tenaga Kerja Tidak Tetap Gambar 3. Struktur Organisasi Petikan Cita Halus (PCH) Tahun 2010 Sumber: Petikan Cita Halus (PCH) Fungsi dan tugas setiap bagian struktur organisasi dalam PCH adalah : 1) Pimpinan Fungsi : Memimpin, mengkoordinir, mengawasi keberlangsungan kegiatan perusahaan Tugas dan tanggung jawab: a) Menentukan kebijaksanaan umum perusahaan b) Memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas para kepala bagian c) Memberi petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan. d) Menetapkan sasaran jangka pendek dan panjang serta rencana kegiatan perusahaan 2) Kepala Produksi Fungsi : Memproduksi ikan asap bermutu tinggi sesuai spesifikasi 61

12 Tugas dan tanggung jawab: a) Bertanggung jawab atas jalannnya proses produksi secara keseluruhan b) Mengawasi pelaksanaan standar yang telah ditetapkan dalam pembuatan produk. c) Menjaga kualitas produk yang telah ditetapkan 3) Kepala Pemasaran Fungsi : Memasarkan hasil produk ikan asap Tugas dan tanggung jawab: a) Menghitung data untuk rencana pembelian, pengeluaran atau penjualan barang hasil produksi b) Membantu pimpinan dalam mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran c) Melaksanakan pembayaran administrasi yang berhubungan dengan pembelian d) Mendesain dan merencanakan strategi pemasaran, memonitor biaya penjualan, anggaran biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran 4) Kepala Administrasi dan Keuangan Fungsi : Mengelola keuangan, administrasi dan mendukung operasional usaha Tugas dan tanggung jawab: a) Meneliti dan mencermati kebenaran data-data keuangan b) Membuat laporan perkembangan usaha c) Mengamankan dan menyelamatkan harta kekayaan perusahaan d) Membantu pimpinan dalam menyelenggarakan perencanaan pembelajaran serta bertanggung jawab atas keuangan perusahaan baik dalam hal pengeluaran dan pemasukan 5) Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap Fungsi : Melakukan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing Tugas dan tanggung jawab: a) Melakukan pembelian bahan baku produksi langsung ke pasar b) Melakukan secara langsung proses pengolahan ikan asap secara efisien dan efektif 62

VI. ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA

VI. ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA VI. ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA 6.1 Aspek Non Finansial Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha pengolahan ikan asap ini layak bila dilihat dari

Lebih terperinci

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN

IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan 1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar Kontak Person Dra Theresia Dwi Suryaningrum, MS theresiadwi@yahoo.com Syamdidi SPi, MAppSc didibangka@yahoo.com Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengasapan 2.2 Prospek Ikan Asap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengasapan 2.2 Prospek Ikan Asap II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengasapan Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan

Lebih terperinci

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak. MODUL 4 PRESTO IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu presto ikan yang dihasilkan utuh, bersih,

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan melakukan preparasi ikan. Selanjutnya diberi perlakuan penggaraman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini diaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG

PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG PKMK-1-16-1 PEMANFAATAN USUS AYAM SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN TERHADAP AKIBAT FLU BURUNG Baihaki, Meirizky Ramadhanti, Resta, Nove Kartika Sari, Imade Areopagus Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Lampung,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Waktu dan

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011) 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais

Lebih terperinci

Kulit masohi SNI 7941:2013

Kulit masohi SNI 7941:2013 Standar Nasional Indonesia ICS 65.020.99 Kulit masohi Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada percobaan ini terdapat 6 taraf perlakuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). Kemudahan budidaya bandeng

Lebih terperinci

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2012 Januari 2013 yang bertempat di Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo dan tempat pengujian

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS Disusun Oleh : Rendy Saputra 10.11.3703 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 MEMBUKA PELUANG

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN Disusun Oleh : Nama : Galih Manunggal Putra NIM : 11.12.5794 Kelas : 11-S1SI-06 Kelompok : H ABSTRAK Bisnis budidaya ikan konsumsi memang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak

Lebih terperinci

IKAN PINDANG AIR GARAM

IKAN PINDANG AIR GARAM IKAN PINDANG AIR GARAM 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mendekatkan kerjasama antara pihak sekolah SMK begitupun dengan para peserta didiknya dengan pihak instansi atau pihak perusahaan (pabrik) maka dari itu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan akan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal

KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kota Baru Jambi 30128

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA LAYANG NILA GOYANG SEBAGAI DIVERSIFIKASI OLAHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG EKONOMIS DAN BERPROTEIN TINGGI Diusulkan Oleh : Muhammad Alfian

Lebih terperinci

3 BAHAN DAN METODE. Pembuatan dan uji coba alat dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan

3 BAHAN DAN METODE. Pembuatan dan uji coba alat dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan 15 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan dan uji coba

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan

MODUL 1 BAKSO IKAN. A. Deskripsi Bakso Ikan MODUL 1 BAKSO IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah bakso ikan yang bertekstur kenyal dan lembut serta bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu bakso

Lebih terperinci

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** Oleh : Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi* *Dosen Bagan Kesmavet Fakultas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan, dan mempunyai laut serta potensi perikanan yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan. 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi maka berkembang pula peralatan-peralatan mekanis yang dapat mempercepat dan memperbaiki mutu produknya. Produkproduk perikanan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Resep Bandeng Presto menggunakan Mesin Presto Industry Oleh: Cahyadi Triyansyah (10.11.3735) S1.TI.2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Membuat Bandeng Presto Proses Pengolahan Bandeng Presto. Tristar Machinery,

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Analisis mengenai aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar dari produk yoghurt Dafarm baik dari sisi permintaan, penawaran serta harga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Inovasi Varian Rasa Fil-Le-Ku (Fillet Lele Beku) sebagai Solusi Penyajian Daging Ikan Lele secara Praktis, Higienis, Tidak Amis, dan Inovatif BIDANG KEGIATAN:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

KELOMPOK USAHA IKAN ASAP DI DESA PASEBAN KECAMATAN GUMUK MAS KABUPATEN JEMBER 1)

KELOMPOK USAHA IKAN ASAP DI DESA PASEBAN KECAMATAN GUMUK MAS KABUPATEN JEMBER 1) Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112 KELOMPOK USAHA IKAN ASAP DI DESA PASEBAN KECAMATAN GUMUK MAS KABUPATEN JEMBER 1) Rindiani 2) dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

[Pemanenan Ternak Unggas]

[Pemanenan Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pemanenan Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN MUHAMAD AZIS MUSLIM KELAS : 11-D3MI-01) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci