KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal
|
|
- Devi Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kota Baru Jambi ABSTRAK Pada umumnya petani kopra di Propinsi Jambi melakukan pengeringan dengan pengasapan langsung atau pengeringan dengan panas api. Pada pengeringan ini, kopra yang dihasilkan dibawah standar mutu yang ditetapkan, dengan ciri-ciri : berwarna coklat, berbau asap, kadar air yang cukup tinggi sekitar 15-22% sehingga mudah terserangan mikroorganisme. Pada penelitian ini dilakukan perbaikan teknologi pengeringan kopra dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi yaitu berupa rumah plastik dengan atap dan dinding terbuat dari plastik transparan. Rumah plastik dirakit dan dicobakan di Desa Siaw, kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi pada bulan Oktober-Desember Kata kunci: rumah plastik, pengering kopra PENDAHULUAN Kelapa (Cocos nucifera L) adalah salah satu komoditas perkebunan yang merupakan unggulan nasional dan daerah Provinsi Jambi dan hingga kini masih diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat. Komoditas ini merupakan penggerak perekonomian dan menjadi sumber pendapatan utama daerah Jambi. Adanya potensi yang sangat besar ini harus dimanfaatkan agar tingkat pendapatan petani meningkat. Namun sampai saat ini pendapatan petani kelapa di daerah ini masih rendah dan kurangnya industri pengolahan kelapa dan penganeka ragaman produk olahan. Masalah tersebut menyebabkan petani tidak mempunyai alternatif lain untuk memasarkan kelapanya. Salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa di daerah ini adalah melalui pengembangan agroindustri kelapa dengan penerapan diversifikasi produk olahan baik daging buahnya maupun hasil samping lainnya yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup bagus seperti; minyak kelapa, kopra berkualitas, arang tempurung kelapa, asap cair, gula kelapa, nata de coco,dll.
2 Dalam skala industri besar dan menengah, minyak kelapa umumnya diolah dari bahan baku kopra. Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas kopra (Palungkun, 2001). Petani kelapa umumnya mengolah kopra dengan cara pengasapan. Pada pengeringan ini, daging buah akan mengadakan kontak langsung dengan panas yang timbul dari pembakaran, sehingga kopra yang dihasilkan dibawah standar mutu yang ditetapkan, dengan kadar air yang cukup tinggi 15-22% sehingga, mudah rusak karena serangan mikroorganisme, berwarna coklat dan berbau asap. Perbaikan teknologi pengolahan kopra dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi, berupa rumah plastik dengan atap dan dinding dari plastik transparan. Prinsip rumah pengering plastik ini adalah mengubah gelombang panjang sinar matahari menjadi gelombang pendek. Dengan memanaskan udara, daya pengeringnya menjadi lebih tinggi dan karena dipanaskan maka suhu udara dalam ruang pengering menjadi lebih besar daripada di luar. Karena itu udara dalam ruangan akan mengalir dari bawah ke atas kemudian keluar dari ventilasi (Taib, et all, 1988). BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Percobaan dilaksanakan di Desa Siaw, kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi pada bulan Oktober-Desember Bahan dan alat yang digunakan adalah kayu papan, plastik, paku, bambu. Bahan dan Alat Bahan bahan untuk membuat rumah plastik yaitu: plastik transparan sebanyak 5500 m 2 kayu papan 25 keping, kayu persegi dengan ukuran 4 x 6 x 400 sebanyak 25 btg, 3 x 5 x 400 sebanyak 40 btg, 2 x 4 x 400 sebanyak 50 btg, Ring 50 btg, Bambu 15 btg, Engsel 16 bh. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut: 1. Pembuatan rumah pengering Membuat rangka bangunan a. Bahan berupa kayu persegi dipotong sesuai dengan ukuran (tinggi, lebar dan panjang) bangunan
3 b. Semua bahan yang telah dipotong tadi selanjutnya dirangkai dengan menggunakan paku sebagai pengikat. Pada setiap bagian yang di paku dibuat bulatan dengan memotong masing-masing bagian c. Sambil merangkai bagian-bagian bangunan,langsung diatur supaya posisi bangunan berdiri tegak d. Pada setiap bagian pertemuan bahan harus diberi paku yang kuat supaya bangunan kokoh.membuat jendela a. Dibagian depan dan belakang bangunan dibuat jendela masing-masing 4 buah dengan ukuran 150 cmx 150 cm b. Rangka jendela dibuat dari kayu persegi ukuran 3 x 5 cm c. Jendela berfungsi sebagai tempat memasukkan dan mengeluarkan serta membolak balik kopra serta ventilasi Membuat lantai a. Lantai bangunan dibuat 2 tingkat b. Bahan lantai tingkat 1 dari kayu papan dan tingkat 2 dari kayu ring c. Pemasangan lantai 2 diatas dan agak jarang Memasang dinding dan atap a. Plastik untuk dinding dan atap bangunan dipasang dengan cara dijepit menggunakan bambu yang dibelah empat (bilah) b. Penjepit dipasang di setiap bangunan yang ada rangka kayu c. Sebagai pengikat jepitan digunakan paku kecil d. Pada bagian bawah wuwungan dipasang dinding dari kayu ring atau bilah yang disusun agak jarang sebagai ventilasi Rumah pengering siap dioperasikan. 2. Persiapan Bahan Baku 1. Buah kelapa yang matang dan belum berkecambah 2. Pembelahan buah sebaiknya pada permukaan yang keras dan bersih 3. Air buah kelapa dialirkan kedalam tempat pengumpulan 4. Buah kelapa yang telah dibuka menghadap keatas sehingga penguapan dapat terjadi 3. Penjemuran
4 Pada proses ini dilakukan dua metode penjemuran yaitu penjemuran belahan kelapa dengan tempurung dan penjemuran belahan kelapa tanpa tempurung. Penjemuran belahan kelapa diletakkan di dua lantai rumah pengering dalam keadaan yang teratur, sehingga semua bagian kelapa dapat terkena sinar matahari. 4. Proses Pengeringan Buah kelapa yang sudah dibelah harus segera dikeringkan, jika tidak maka permukaan daging buah akan berlendir dan berwarna kuning, keadaan ini akan dapat menurunkan mutu kopra. Kadar air buah kelapa berkisar antara 40-55%, sedangkan kopra berkadar air 5-7%. Apabila kopra berkadar air diatas 10% disimpan, maka merupakan media yang baik bagi pertumbuhan jamur Aspergillus flavus yang menghasilkan racun Aflatoksin. Racun ini akan terikut sampai pengolahan minyak dan akan menurunkan mutu minyak kelapa (Somaatmadja, 1974). Kopra yang bermutu baik adalah yang mengandung minyak minimal 60%, kadar air 5-7% dan asam lemak bebas 1-3% (Margaretha, 1992). Mutu kopra yang dihasilkan sangat ditentukan oleh cara pengeringan. Beberapa cara pengeringan yang biasa dilakukan untuk mengeringkan daging buah kelapa yaitu: (1) pengasapan, (2) penggunaan udara panas dan (3) pengeringan dengan sinar matahari. Petani umumnya melakukan cara pengasapan, kopra yang dihasilkan bermutu rendah dengan kadar air 15-22%, berwarna coklat sampai coklat kehitaman, dan mudah rusak karena serangan mikroorganisme. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rendahnya mutu kopra. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan case hardening, yaitu bagian luar kopra keras dan bagian dalam belum masak (Somaatmadja, 1974). Kopra yang dihasilkan berwarna coklat, berbau hangus (hilang bau khas kopra), kadar lemak dan zat-zat organis lainnya rendah. Suhu yang rendah menyebabkan dekomposisi endosperm akibat serangan mikroorganisme (Grimwood, 1975). Pada pengkajian ini dilakukan teknologi perbaikan proses pengolahan kopra dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi. Alat pengering yang digunakan berupa rumah plastik dengan atap dan dinding terbuat dari plastik. Prinsip kerja dari rumah plastik hampir sama dengan efek rumah kaca yaitu menerima energi panas dari matahari dengan gelombang panjang dan diteruskan ke bahan yang dikeringkan dengan gelombang pendek sehingga suhu di dalam rumah plastik lebih
5 panas. Dengan asumsi bahan yang dikeringkan akan lebih cepat kering dan terlindungi dari hujan dan kopra yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik. Adapun aspek kajian yang dilakukan pada pengolahan kopra adalah cara penjemuran daging buah kelapa yang dikombinasikan dengan penempatan penjemuran. Perlakuan perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: A. Cara penjemuran: (1) Penjemuran belahan kelapa dengan tempurung, (2) Penjemuran belahan kelapa tanpa tempurung dan (3) Penjemuran denga tempurung, sore dicongkel dan penjemuran selanjutnya tanpa tempurung. B. Penempatan penjemuran: lantai 1 dan lantai 2. Penilaian mutu kopra umumnya dilakukan berdasarkan faktor fisik, kimia dan nutrisinya. Namun umumnya pabrik pengolahan minyak menentukan kualitas hanya berdasarkan beberapa faktor yang sesuai dengan pokok kepentingannya. Pengujian sifat fisik kopra dilakukan dengan uji organoleptik. Sifat fisik yang diamati meliputi warna, bau, kebersihan, bentuk dan ukuran serta serangan cendawan. Mutu fisik kopra dengan perlakuan cara penjemuran dan penempatan penjemuran dapat dilihat pada tabel cm 300 cm Atap dari plastik 75 cm Ruang pengering dari plastik 75 cm 70 cm
6 Teknologi perbaikan proses pengolahan kopra dan teknologi petani Proses Pengolahan Teknologi Perbaikan Teknologi Petani Bahan baku kelapa Buah kelapa tua (seragam) Tidak seragam Sumber energi Matahari Batok kelapa (pengasapan) Alat pengering Rumah pengering plastik Rumah pengering cara petani (Langkau) Warna sampai putih kekuningan Kecoklatan Kebersihan bersih bersih Bentuk dan ukuran Besar, tidak pecah Kecil, pecah Jamur (%) 8 15 Bau Bau khas kelapa Berbau asap Lama pengeringan 5 hari 2 hari Pada pengering rumah plastik terdapat ventilasi yang berfungsi untuk pertukaran udara. Tujuan pertukaran udara dalam rumah pengering adalah agar udara yang mengandung uap air dapat dikeluarkan dari ruang pengering sedangkan udara panas yang baru masuk dapat menguapkan air yang ada pada bahan yang sedang dikeringkan. Untuk mengatur pengeluaran udara yang sudah digunakan untuk pengeringan, biasanya dipasang ventilasi untuk mengeluarkan udara dan uap air. Pengamatan dilakukan terhadap komoditas segar dan kopra, yaitu terhadap mutu fisik dan kimia. Khususnya komoditas segar dianalisis kandungan air, lemak, protein, karbohidrat dll. Sedangkan terhadap kopra analisis yang dilakukan adalah kadar air, protein, karbohidrat, kadar lemak, dan kandungan asam lemak bebas. Untuk pengujian dan penilaian produk dilakukan dengan uji hedonik atau uji organoleptik. Prinsip kerja rumah plastik hampir sama dengan efek rumah kaca yaitu menerima energi panas dari matahari dengan gelombang pendek sehingga suhu di dalam rumah plastik lebih panas. Sehingga bahan yang dikeringkan akan lebih cepat kering dan terlindungi dari hujan dan kopra yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik.
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kajian rumah pengering plastik dengan rumah pengering petani (Langkau) disajikan pada Tabel 1. Warna, bentuk dan ukuran, jamur, bau serta lamanya pengeringan sangat dipengaruhi oleh perlakuan cara dan penempatan pengeringan. N o. Tabel 1. Mutu fisik kopra dengan perlakuan cara penjemuran dan penempatan penjemuran pada rumah pengering plastik. Dengan tempurung,lantai atas 1 Warna kekuning An 2 Keber sihan 3 Bentu k dan ukuran Dengan tempurung,lantai bawah kekuning an Tanpa tempurung,lantai atas kekuning An Perlakuan Tanpa tempurung, lantai bawah kekuningan Dengan dan tanpa tempurung, lantai atas kekuningan Dengan dan tanpa tempurung, lantai bawah kekuningan Cara Petani Kecoklatan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Besar, tidak pecah Besar, tidak pecah Pecah, kecil Pecah, kecil Besar, tidak pecah Besar, tidak pecah Pecah, sedang 4 Jamur (%) 5 Bau Khas Khas Khas Khas kopra Khas kopra Khas kopra Bau asap kopra kopra kopra 6 Lama penger ingan (hari) Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa warna, bentuk dan ukuran, jamur, bau serta lamanya pengeringan sangat dipengaruhi oleh perlakuan cara dan penempatan pengeringan. Warna dan bau kopra yang dihasilkan dengan pengeringan plastik berwarna putih kekuningan dengan bau khas kelapa, sedangkan dengan pengasapan berwarna kecoklatan dan berbau asap. Bentuk dan ukuran kopra sangat dipengaruhi cara penjemuran. Pada penjemuran tanpa tempurung, bentuk/ukuran kopra pecah dan kecil karena belahan kelapa yang masih basah dan menyatu dengan tempurung langsung dicongkel sehingga daging buah pecah dan berukuran kecil. Perlakuan yang lain menghasilkan kopra berukuran besar dan umumnya tidak pecah, karena kelapa sudah kering baru dicongkel. Kopra yang dihasilkan dengan pengasapan lebih banyak
8 ditumbuhi jamur dibandingkan dengan pengeringan rumah plastik, hal ini disebabkan suhu pembakaran tinggi yang mengakibatkan kopra bagian luar keras dan bagian dalam belum kering sehingga mudah ditumbuhi jamur. Penjemuran pada lantai bawah lebih tinggi mendapat serangan jamur dari pada penjemuran di lantai atas karena lantai bawah tidak mendapat cahaya matahari langsung, hanya memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding-dinding plastik. Tetapi perbedaan tingkat serangannya tidak terlalu menyolok masih memenuhi standar mutu kopra. Lama pengeringan kopra juga sangat dipengaruhi oleh perlakuan cara penjemuran dan penempatan penjemuran. Pada lantai atas lama pengeringan lebih cepat dibandingkan dengan lantai bawah, hal ini disebabkan lantai atas mendapatkan cahaya matahari langsung sedangkan lantai bawah hanya memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding plastik. Cara penjemuran pada perlakuan tanpa tempurung dan perlakuan dengan dan tanpa tempurung lama pengeringannnya lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan dengan tempurung. Hal ini disebabkan permukaan bahan dengan perlakuan tanpa tempurung terbuka pada semua sisi, sehingga proses pengeringan akan lebih cepat. Kondisi cuaca pada saat penjemuran cerah dengan suhu rata-rata 35 0 C dan kelembaban 50% tetapi diselingi dengan hujan pada malam hari ketiga. Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa perlakuan dengan tempurung kemudian dicongkel memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kopra yang dihasilkan berwarna putih kekuningan dengan ukuran besar dan tidak pecah, serangan jamur masih dibawah ambang, mempunyai bau khas kopra dan lama pengeringan lebih cepat. Warna dan bau kopra yang dihasilkan dengan pengering plastik berwarna putih kekuningan dengan bau khas kelapa, sedangkan dengan pengasapan berwarna kecoklatan dan berbau asap KESIMPULAN 1. Untuk mendapatkan kopra dengan kualitas yang baik perlu penanganan yang tepat dalam proses pasca panennya, mulai tahap persiapan bahan baku dan mekanisme pengolahan minyak kelapa. 2. Dengan menggunakan rumah pengering kopra didapat hasil kopra yang berkualitas dan memenuhi standar mutu yang dikenal dengan kopra putih dengan kadar air 5-8%, mengandung minyak minimal 60% dan asam lemak bebas maksimal 5% dengan warna putih sampai putih kekuningan.
9 DAFTAR PUSTAKA Grimwood, B.E Coconut Palm Product. FAO. Rome Margaretha. M.M. Rumokoi Usaha Memperoleh Minyak Berkualitas Baik Dari Kopra. Bulletin Balitka. Deptan. Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Kelapa. Manado. Palungkun, R Aneka Produk Olahan Kelapa, Penebar Swadaya, Jakarta. Somaatmadja, D Aflatoxin Dalam Kopra Indonesia. Komunikasi No Balai Penelitian Kimia Bogor Taib G., Said, G. dan Wiraatmadja, S Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan satu jenis tumbuhan dari suku arenarenan atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti
TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya
Lebih terperinciGMP PEMBUATAN KOPRA TINGKAT PETANI
GMP PEMBUATAN KOPRA TINGKAT PETANI Fahroji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 341 Pekanbaru PENDAHULUAN Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP KELAPA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI DI LAHAN PASANG SURUT PROVINSI JAMBI
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SIRUP KELAPA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMBERDAYAAN PETANI DI LAHAN PASANG SURUT PROVINSI JAMBI Linda Yanti dan Nur Asni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Taruna Bumi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS
TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan
Lebih terperinciPENGARUH LARUTAN SULFIT TERHADAP BAHAN BAKU KELAPA UNTUK PEMBUATAN KOPRA PUTIH EFFECT OF SULFITE SOLUTION IN RAW OF WHITE COPRA PRODUCTION
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 216 :151-158 ISSN No.285-58X PENGARUH LARUTAN SULFIT TERHADAP BAHAN BAKU KELAPA UNTUK PEMBUATAN KOPRA PUTIH EFFECT OF SULFITE SOLUTION IN RAW
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL KELAPA
PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL KELAPA Dalam kondisi pertumbuhan yang optimal, tanaman kelapa telah dapat dipungut hasilnya : tipe genjah, setelah berumur 3-4 tahun, tipe jangkung, setelah berumur 6-7 tahun,
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciArang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penanganan Pasca Panen Lateks Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang masih segar 35 jam setelah penyadapan. Getah yang dihasilkan dari proses
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan (gramineae) yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sejak lama. Beras merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciPENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen
Lebih terperincibesarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama
38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao. l) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan Indonesia yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Indonesia merupakan
Lebih terperinci1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan
KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciDidalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi
BAB II PEMILIHAN DAN URA1AN PROSES 2.1. Pemilihan Proses Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yang terdiri dari : 1. Proses Basah 2. Proses Kering 3. Proses Fermentasi
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciKARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciCara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)
Arang sekam padi memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang sekam dibuat dari pembakaran tak
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan
1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara
Lebih terperinciPerubahan Sifat Benda
Bab 6 Perubahan Sifat Benda Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menjelaskan berbagai perubahan sifat pada benda (seperti bentuk, warna, dan rasa) akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka;
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciJENIS-JENIS PENGERINGAN
JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan
Lebih terperinciPROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG
PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spesifikasi Biji Jarak Pagar Tanaman jarak (Jatropha curcas L.) dikenal sebagai jarak pagar. Menurut Hambali et al. (2007), tanaman jarak pagar dapat hidup dan berkembang dari dataran
Lebih terperinciTeknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN
Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman perkebunan yang cukup luas diusahakan di Provinsi Sumatera Barat. Areal tanaman kelapa
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciPengawetan pangan dengan pengeringan
Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap
Lebih terperinciPEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA ODIH SETIAWAN DAN RUSKANDI Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan, Jln. Raya Pakuwon km 2. Parungkuda Sukabumi 43357 RINGKASAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciSIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK
VII. SIMPULAN UMUM Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH LADA
PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah
Lebih terperinciMAKALAH LINGKUNGAN BISNIS
MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Pembuatan minyak kelapa Nama : Aditya krisnapati Nim : 11.01.2900 Kelas : D3TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 I. ABSTRAK Dengan berbagai kemajuan yang telah diperoleh dari produk
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan selama Proses Pengeringan Kondisi lingkungan merupakan aspek penting saat terjadinya proses pengeringan. Proses pengeringan dapat memberikan pengaruh terhadap sifat
Lebih terperinciGambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian
Lebih terperinciAnalisa Mekanisme Pembuatan Pisang Sale di Desa Bandar Tinggi
Petunjuk Sitasi: Tugiman, Suprianto, Panjaitan, N., Ariani, F., & Sarjana. (2017). Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang sale di Desa Bandar Tinggi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C246-251). Malang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembangunan pertanian dari segi komoditi terutama bersumber pada kenyataan peranan yang besar dari komoditi itu secara nasional atau bagi satu daerah tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan merupakan salah satu sumber devisa negara. Daerah penghasil kelapa di Indonesia antara lain Sulawesi Utara,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan penting sebagai bahan pangan pokok. Revitalisasi di bidang pertanian yang telah dicanangkan Presiden
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA. Disusun oleh: Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PEMBUATAN MINYAK KELAPA Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)
Lebih terperinciIKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING
IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan
Lebih terperinciMINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut
MINYAK KELAPA 1. PENDAHULUAN Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua adalah sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Agronomi Tanaman Kelapa Sistematika tanaman kelapa: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Kondisi ini memberi peluang dan tantangan dalam usaha
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Singkong Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada tahun 1914-1918. Pada tahun 1968, Indonesia menjadi negara pengghasil singkong nomor lima di
Lebih terperinciDIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri
1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat
III. MEODE PENELIIAN A. Waktu dan empat Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Leuwikopo, serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen eknik Pertanian, Fakultas eknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasapan Ikan Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan untuk mempertahankan daya awet ikan dengan mempergunakan bahan bakar kayu sebagai penghasil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan Laboratorium Rekayasa Bioproses
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)
Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif Oleh : Sri Purwanti *) Pendahuluan Pangan produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas
Lebih terperinciPENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn
PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan
Lebih terperinciAnalisis Distribusi Suhu, Aliran Udara, Kadar Air pada Pengeringan Daun Tembakau Rajangan Madura
Analisis Distribusi Suhu, Aliran Udara, Kadar Air pada Pengeringan Daun Tembakau Rajangan Madura HUMAIDILLAH KURNIADI WARDANA 1) Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasyim Asy Ari. Jl. Irian Jaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis
Lebih terperinciUJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET
UJI PERFOMANSI ALAT PENGERING RUMPUT LAUT TIPE KOMBINASI TENAGA SURYA DAN TUNGKU BERBAHAN BAKAR BRIKET ABSTRAK Diini Fithriani *), Luthfi Assadad dan Zaenal Arifin **) Telah dilakukan uji perfomansi terhadap
Lebih terperinciUJI VARIASI SUHU TERHADAP MUTU KELAPA PARUT KERING PADA ALAT PENGERING KELAPA PARUT (Desiccated Coconut)
UJI VARIASI SUHU TERHADAP MUTU KELAPA PARUT KERING PADA ALAT PENGERING KELAPA PARUT (Desiccated Coconut) (The Effect of Temperature Variation on Quality of Desiccated Coconut Dried in Desiccated Coconut
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciPEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS
PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS Akmal Indra Teknik Mesin Politeknik Bengkalis-Riau Jl. Batin Alam Sei Alam-Bengkalis akmalindra@yahoo.co.id akmalindra@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut
Lebih terperinciIKAN ASAP 1. PENDAHULUAN
IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) Tumbuhan kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas sayuran yang dapat dikembangkan dan bahkan dipasarkan di dalam negeri maupun di luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa
Lebih terperinciANALISIS USAHA NATA DE COCO
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANALISIS USAHA NATA DE COCO ZUZA BAIHAQI PRIYANTO S1.Si.2J (10.12.5069 ) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG
TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan Pengamatan suhu alat pengering dilakukan empat kali dalam satu hari selama tiga hari dan pada pengamatan ini alat pengering belum berisi ikan (Gambar
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinci