BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka ini akan dipaparkan beberapa teori terkait dengan penelitian ini seperti definisi EMR, beberapa keuntungan dan barrier/hambatan dari penerapan EMR, beberapa faktor temuan dari penelitian sebelumnya yang mempengaruhi kepuasan pengguna EMR, sekilas mengenai penelitian serupa yang pernah dilakukan di negara lain seperti Oman dan Amerika Serikat, serta teori dari acceptance model yang dipakai dalam penelitian ini. Dari ulasan teori ini diharapkan adanya persamaan persepsi antara peneliti dengan pembaca mengenai obyek yang akan diteliti. 2.1 EMR (Electronic Medical Records) EMR (Electronic Medical Records) merupakan sistem informasi berbasiskan komputer yang mengintegrasikan informasi spesifik pasien dari berbagai sumber, serta memberikan fasilitas tracking information dari waktu ke waktu untuk keperluan analisa dan pelaporan, sedangkan menurut para peneliti EMR merupakan catatan rekam medis yang berasal dari beberapa sumber, terkait dengan perawatan pasien, diagnosa, uji laboratorium, riwayat penyakit, dan resep, yang dapat diakses dari beberapa tempat yang berbeda didalam suatu organisasi dengan memperhatikan keamanan serta privasi dan kerahasiaan pasien (Mohd & Mohamad, 2005). EMR yang pada dasarnya dikembangkan untuk mempercepat 5

2 proses pengambilan keputusan seorang dokter dalam pengambilan keputusan tindakan medis, tetapi juga memberikan kemudahan dan kenyamanan pasien, karena dengan sistem informasi yang terintegrasi dan identitas unik, pasien tidak perlu direpotkan dengan berbagai macam berkas (Klehr et.all., 2009). Berdasarkan Medical Record Institute (MRI), tingkatan sistem informasi perawatan kesehatan terbagi menjadi lima tahap. Tahapan yang pertama adalah automated medical records (AMR), merupakan sebuah rekaman atau catatan yang masih berbasiskan kertas namun dengan beberapa dokumen yang sudah dihasilkan oleh komputer. Tahap yang kedua adalah computerized medical records (CMR), CMR membuat dokumen-dokumen pada tingkatan AMR menjadi tersedia secara elektronik. Tingkat ketiga adalah electronic medical records (EMR) yang melakukan restrukturisasi dan optimasi dari dokumen-dokumen pada tingkatan sebelumnya dengan memastikan kemampuan interoperasi (interoperability) dari semua sistem dokumentasi. Tingkat keempat yakni electronic patient record (EPR) yakni rekaman atau catatan yang berorientasi pada pasien dengan informasi dari berbagai institusi. Dan yang terakhir adalah electronic health record (EHR), yang merupakan catatan informasi-informasi kesehatan umum yang tidak terkait secara langsung dengan penyakit. Informasi yang terdapat didalamnya adalah demografi pasien, catatan kemajuan, permasalahan kesehatan pasien, obat, riwayat medis masa lalu, imunisasi, data laboratorium, dan laporan radiologi. EHR mengotomatisasi alur kerja klinisi dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan catatan lengkap klinis pasien, serta mendukung kegiatan lain yang terkait dengan perawatan baik langsung atau tidak langsung melalui antarmuka 6

3 termasuk pendukung keputusan, manajemen mutu, dan hasil pelaporan (Allan et al., 2000).. Stage 5. Electronic Health Record (EHR) Stage 4. Electronic Patient Record (EPR) Stage 3. Electronic Medical Record (EMR) Stage 2. Computerized Medical Record (CMR) Stage 1. Automated Medical Record (AMR) Gambar 2.1 Healthcare Information system Stages (Weagermann, 1999) in (Haslina & Sharifah, 2005) Dalam penerapannya dibeberapa negara, EMR banyak memberikan keuntungan tiga keuntungan utama dari penerapannya (Chaudry et all, 2006), yakni : 1. Meningkatkan kepatuhan pada pedoman kesehatan 2. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan kesehatan pasien 3. Menekan terjadinya kesalahan tindakan medis Sedangkan dari segi efisiensinya, EMR sebagai suatu pusat data medis memberikan efisiensi waktu bagi para penggunanya untuk mendokumentasikan setiap tindakan medis dan penarikan informasi status kesehatan pasien (Poissant, Pereira, Tamblyn, and Kawasumi, 2005). Selain peningkatan efisiensi waktu, EMR juga memberikan peningkatan penyimpanan data pasien, sehingga data lebih terjaga dan integritasnya semakin tinggi (Kochevar et.al., 2011). 7

4 Sedangkan berdasarkan stakeholdernya, EMR memberikan beberapa keuntungan yang berbeda (Mohd & Mohamad, 2005). Keuntungan yang didapatkan diantara penyelenggara pelayanan kesehatan atau pihak rumah sakit, administrator, dokter, pembuat kebijakan dan para peneliti berbeda-beda. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan, keuntungan yang didapatkan yaitu secara keseluruhan misalnya memudahkan akses data dari beberapa lokasi dan unit pelayanan kesehatan yang berbeda didalam satu organisasi atau perusahaan. Dengan meningkatnya efisiensi waktu, peningkatan produktifitas dan kualitas pelayanan akan semakin meningkat. Penerapan sistem EMR juga akan memberikan suatu pengetahuan mengenai best practice pelayanan kesehatan kepada para penggunanya. Dari sisi administrator EMR memberikan kemudahan dalam proses pekerjaan administrasi seperti pelaporan, proses billing, mengorganisir informasi medis, serta meningkatkan kecepatan proses proses pelayanan administrasi pasien. Bagi dokter yang merupakan pengguna sistem EMR, keuntungan yang diberikan berupa dukungan pengambilan keputusan (decision support system). EMR memberikan informasi detil dari pasien mulai dari histori medis dan keluarga, hasil tes laboratorium, radiologi. Kecepatan dan kemudahan dalam pengaksesan data membantu kinerja dokter dalam mendapatkan informasi medis terbaru dan melakukan review medis. Selain itu sistem alert/reminder yang terdapat pada EMR juga membantu dokter dalam melakukan pekerjaannya serta meningkatkan perhatian terhadap proses pelayanan kesehatan pasien. Disisi pembuat kebijakan dan peneliti, secara garis besar EMR memberikan kontribusi pengetahuan yang bisa di kembangkan untuk perencanaan jangka panjang industri pelayanan kesehatan. 8

5 Selain keuntungan yang ditawarkan dari penerapan EMR, tidak membuat EMR dapat dengan mudah untuk segera di implementasikan pada beberapa instansi kesehatan seperti rumah sakit. Setidaknya ada delapan faktor yang menjadi penghalang bagi rumah sakit untuk beralih menggunakan sistem EMR (Boonstra & Broekhuis, 2010) adalah : 1. Faktor Finansial, penerapan EMR membutuhkan investasi dana yang besar, tidak hanya itu biaya operasional yang tinggi dan ketidakjelasan pencapaian ROI menjadi pertimbangan tersendiri untuk menerapkan EMR. 2. Faktor Teknis, beberapa alasan teknis yang menjadi penghalang adalah : Secara umum, kemampuan penggunaan komputer dari dokter dan staff masih rendah Belum adanya pelatihan khusus bagi calon pengguna EMR Adanya kesan yang mengatakan bahwa EMR merupakan sesuatu yang sulit dan komplex Adanya keterbatasan EMR dalam menunjang kebutuhan dokter yang sesungguhnya Sulit dilakukan custom jika ada hal-hal baru yang harus segera diterapkan didalam EMR Keandaran EMR masih diragukan oleh para dokter Permasalahan hardware yang kurang mendukung EMR tersebut 3. Faktor Waktu Banyak waktu yang dibutuhkan mulai dari proses pemilihan, pembelian sampai ke implementasi 9

6 Diperlukan banyak waktu untuk memahami sistem EMR agar sesuai dengan tujuan utamanya Pencatatan status pasien dengan EMR dianggap memakan waktu dibandingkan secara manual dengan kertas Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan konversi data dari paper based ke elektonic based yang siap digunakan 4. Faktor Psikologis, masih rendahnya tingkat kepercayaan para dokter terhadap EMR 5. Faktor Sosial, Sebagian dokter berpendapat bahwa EMR menyebabkan penurunan hubungan psikologis antara dokter dan pasien, karena dokter menjadi terpaku pada komputer. Rendahnya dukungan dari perawat dan staff lainnya, dikarenakan kemampuan dan pemahaman komputer umumnya dan EMR khususnya masih sangat minim. 6. Faktor legal, EMR rentan terhadap jaminan keamanan dan kerahasiaan data pasien. Karena dengan EMR transfer data dan informasi menjadi sangat cepat dan mudah, karena semua department pelayanan kesehatan terintegrasi. 7. Faktor Organisasi 8. Faktor Proses menuju perubahan Rendahnya dukungan dari organisasi secara keseluruhan, khususnya yang berkaitan langsung dengan budaya organisasi 10

7 Masih rendahnya penghargaan untuk dokter yang sudah berperan aktif dalam implementasi EMR Masih rendahnya partisipasi dari dokter senior yang sudah merasa nyaman dengan prosedur pelayanan kesehatan yang lama (manual) Rendahnya dukungan dari pimpinan untuk memberikan pengaruh akan pentingnya manfaat dari EMR. Pada penelitian sebelumnya (Miller and Sim, 2004) juga diindentifikasi beberapa barrier yang mempengaruhi pada dokter untuk menggunakan EMR antara lain tingginya biaya, keuntungan finansial yang tidak menentu, tingginya waktu yang dibutuhkan pada tahap inisialisasi. 2.2 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya EMR banyak diteliti untuk melihat penerimaan (aceptance) dan kepuasan penggunaan terhadap EMR (satisfaction). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Mohammed Al Farsi, Daniel J dan West yaitu pengukuran kepuasan dokter terhadap penerapan EMR di Oman. Penelitian tersebut dilakukan pada salah satu rumah sakit di Oman yang sudah menerapkan EMR dengan jumlah karyawan sebanyak 550, dengan jumlah dokter sebanyak 85 orang dan 70 dokter diantaranya dijadikan sebagai subyek sampel dengan alasan dokter sudah menggunakan sistem EMR dalam beberapa periode. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisa persentase untuk mengukur tingkat kepuasannya. 11

8 Gambar 2.2 Hasil penelitian Mohammed Al Farsi et al. (2005) Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengguna merasa puas dengan EMR dan yakin bahwa penerapan sistem tersebut dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien. Sama dengan halnya Oman, penelitian di Amerika Serikat juga memberikan kesimpulan bahwa penerimaan sistem EMR mencapai tujuh puluh lima persen (75%) dari user sample yang dipilih, dan lebih dari lima puluh persen (50%) non-user menyatakan tanggapan yang positif setelah diberikan pengalaman menggunakan EMR (Kochevar et.al., 2011). Penelitian yang kedua yaitu pengembangan acceptance model untuk EMR yang dilakukan oleh haslina mohd dan sharifah mastura syed mohammad pada tahun Pengembangan acceptance model yang dilakukan yaitu berdasarkan pada dua determinan TAM (Technology Acceptance Model) yaitu ease of use dan usefulness untuk memprediksikan penerimaan sistem, hal lain yang dianggap berpengaruh pada pengembangannya adalah faktor tatap muka (user interface) yang meliputi tampilan layar, terminologi, kemudahan pembelajaran (learning), dan kemampuan sistem (system capabilities). Faktor berikutnya adalah user 12

9 behavioral, kualitas informasi (accuracy, completeness, curent, sufficient, undestandable, security, standardized, timely, and format of layout). Interface Information Quality Acceptance of EMR Percieved of Usefulness Percieved Ease of Use User Behavioral Gambar 2.3 Model Penerimaan EMR, Haslina & Syarifah (2005) Selain pengambangan model dengan TAM, model yang lebih komprehensif juga dikembangkan untuk membantu memahami faktor-faktor baik yang menjadi pendorong ataupun penghalang dalam pengadopsian dan penggunaan teknologi. Dengan menggunakan model UTAUT (Theory of Acceptance and Use of Technology), Hennington dan Janz (2007) membuat model UTAUT terkait dengan pengadopsian EMR. 13

10 Gambar 2.4 EMR Adoption Issues Fit into the UTAUT Model, Hennington and Janz (2007) 2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi EMR Dalam penelitian sebelumnya ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan dan kepuasan pengguna terhadap EMR. Yang pertama adalah kemampuan pengguna sistem dalam menggunakan komputer, hal ini menjadi salah satu hambatan atau pertimbangan juga beberapa rumah sakit untuk menerapkan EMR (Sultan Alanazy, 2006). Dalam penelitian sebelumnya juga disimpulkan bahwa rendahnya tingkat penggunaan sistem EMR disebabkan oleh kurangnya ketersediaan komputer dan kemampuan pengguna dalam menggunakan komputer (Laerum et al., 2003). Faktor lain kedua menyebutkan bahwa desain tampilan antarmuka dan kualitas informasi juga mempengaruhi tingkat penerimaan dari sistem informasi, didalam penelitian sebelumnya pengukuran 14

11 kepuasan interaksi pengguna dengan EMR sangat dipengaruhi desain layar dan layout (Sitting et al., 2000). Faktor ketiga adalah infrastruktur jaringan yang merupakan sumber daya dasar dari semua sistem informasi (O brien, 2006:39), ketergantungan penggunaan sistem terhadap jaringan menjadikan jaringan sebagai isu yang sering dibahas ketika suatu perusahaan ingin mengimplementasikan teknologi baru (Corrocher & Fontana, 2007). Memahami efek dinamika jaringan menjadi sangat penting dalam fase pengenalan teknologi dan pengembangan strategi (Ayers et al., 2009). Faktor keempat yakni budaya atau culture (Seeman & Gibson, 2009), budaya dapat meningkatkan niat konsumen untuk menggunakan teknologi (Bandyopadhyay, 2007), EMR yang merupakan suatu bentuk organizational change yang mengubah sistem pelayanan konvensional ke dalam bentuk pelayanan elektronik tidak hanya membutuhkan pembelajaran (learning) didalam proses perubahannya tetapi ada budaya organisasi yang mempengaruhi individu atau kelompok kerja untuk lebih memahami perubahan organisasi dan meningkatkan proses pembelajaran (Lucas and Kline, 2008). 2.4 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Keberhasilan suatu sistem sangat tergantung sekali kepada penerimaan dan penggunaan oleh individu-individu, dari pengukuran penerimaan dan penggunaan inilah dapat diukur kepuasan dari penggunaan sistem dan dampak langsungnya terhadap peningkatan produktifitas suatu organisasi. Pengukuran kepuasan pengguna diakui sebagai metrik kunci dari keberhasilan suatu sistem informasi 15

12 (DeLone and McLean, 1992), dan memberikan implikasi penting bagi perusahaan (Brown et al., 2008). Salah satu model yang dikembangkan untuk mengukur tingkat penerimaan sistem informasi adalah technology acceptance model (TAM). Dikatakan bahwa penerimaan sistem informasi dapat dilihat dari persepsi kemudahan penggunaan (percieved Ease of use) dan persepsi kegunaan (percieved of usefulness) dari sistem informasi dalam mendukung pekerjaan (Davis, 1989). Namun seiring berjalannya waktu banyak sekali kritikan terhadap TAM karena dikatakan Tam kurang mempunyai kekuatan untuk memprediksi user acceptance (Lee, Kozar, & Larsen, 2003). Dari situ venkatesh dan davis megembangkan TAM dan menghasilkan suatu model baru yaitu TAM2 (Venkatesh et all., 2003). Namun dengan banyaknya variasi dari TAM dan cukup membuat bingung para peneliti lain untuk memilih model yang cocok dengan sistem yang mau dikembangkan, atas dasar ini kemudian venkatesh mengevaluasi delapan model user acceptance terkemuka dan berhasil mengintegrasikannya kedalam model yang baru yaitu Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model (Venkatesh et all., 2003). UTAUT menunjukan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh ekspektansi kenerja (performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi yang membantu (facilitating condition) yang dimoderatori oleh jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experince), dan kesukarelaan (voluntaries). 16

13 Konsepsi UTAUT Akar Konsepsi Sumber Model Performance Expectancy Effort Expectancy Social Influence Facilitating Conditions Percieved Usefulness Extrinsic Motivation Job-fit Relative Advantage outcome Expectations Percieved ease of use Complexity Ease of Use Subjective Norm Social Factors Image Percieved Behavioral Control Facilitating Conditions Compatibility TAM MM MPCU IDT SCT TAM MPCU IDT TRA, TPB, C- TAM-TPB MPCU IDT TPB, C-TAM- TPB MPCU IDT Table 2.1 UTAUT Model (Venkatesh et all., 2003) 17

14 Performance Expectancy Effort Expectancy Social Influence Behavioral Intentions Use Behavior Facilitating Conditions Gender Age Experience Voluntariness of Use Gambar 2.5 The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Performance Expectancy(PE) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seorang individu pada sejauh mana penggunaan sistem akan menolong ia untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja di pekerjaannya. Performance expectancy dibentuk dari beberapa konstruksi yaitu perceived usefulness yang didapatkan dari model TAM yang dipahami sebagai suatu tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan sistem dapat meningkatkan performa kerja mereka (Venkatesh et al., p.448). Extrinsic motivation yang berasal dari Motivasional model (Davis et al., 1993), yang dipahami sebagai suatu persepsi dimana pengguna mau menggunakan sistem karena dirasakan adanya pencapaian value seperti performa kinerja, upah atau bayaran, dan promosi (Venkatesh et al., p.448). Job fit yang diadopsi dari model of PC utilization (Thompson et al., 1991) yang didefiniskan sebagai seberapa besar kemampuan sistem dalam 18

15 meningkatkan performa kinerja individual (Venkatesh et al., p.448). Relative advantage yang diadopsi dari innovation diffusion theory (IDT) (Moore and Benbasat, 1991;Rodgers, 2003) yang didefinisikan sebagai derajat dimana inovasi dirasakan lebih baik daripada pendahulunya (Venkatesh et al., p.448), dan yang terakhir adalah Outcome expectation yang diadopsi dari social cogniitive theory (Compeau and Higgins 1995; Compeau et al. 1999) Effort Expectancy(EE) merupakan tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem. Persepsi kemudahan dilihat dari beberapa segi diantaranya kejelasan (clarity), mudah dipahami (understandability), fleksibilitas (flexibility), dan kemudahan penggunaan (ease of use). Pengukuran tingkat kemudahan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis kelamin (gender), umur (age), dan pengalaman (experience ) (vankatesh, 2003). Dibangun dari beberapa konstruksi diantaranya yaitu perceived ease of use (TAM) (davis, 1989;davis et al., 1989) yang dipahami sebagai derajat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem yang baru akan bebas dari usaha (effort) (Venkatesh et al., p. 451). Complexcity (MPCU) (Thompson et al., 1991) sejauh mana suatu inovasi dianggap sulit untuk dipahami dan digunakan (Venkatesh et al., p. 451). Ease of use (IDT) (Moore & Benbasat, 1991), sampai sejauh mana inovasi dianggap sulit untuk digunakan (Venkatesh et al., p. 451). Social Influence(SI) dipahami sebagai pendorong yang dirasakan oleh pengguna untuk menggunakan sistem yang baru. Dorongan yang diberikan menghasilkan persepsi bahwa akan menjadi sangat penting bagi pengguna untuk menggunakan sistem dalam mempermudah tugas dan pekerjaan. 19

16 Facilitating Condition(FC) merupakan tingkat kepercayaan seorang individu terhadap ketersediaan infrastruktur teknik dan organisasional untuk mendukung penggunaan sistem (I Gusti Nyoman & Wisnu, 2010) 20

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi sistem informasi kesehatan memiliki potensi untuk meningkatkan performa sarana pelayanan kesehatan, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Muhammad Nasir Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani No.12 Palembang nasir@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi saat ini sangat banyak digunakan di hampir seluruh bidang industri di Indonesia, dikarenakan perkembangan teknologi, perubahan proses bisnis yang dinamis,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi 2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.tanpa evaluasi, maka tidak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet sudah menjadi salah satu bagian penting dari hidup kita. Hampir semua kegiatan yang kita lakukan berhubungan dengan internet karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan. Beberapa hal yang dibahas adalah latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Adopsi Teknologi 2.1.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM merupakan sebuah model dari berbagai keberhasilan penelitian sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society (WSIS) dan melihat angka tingkat kepemilikan komputer serta data disparitas ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan teknologi informasi (TI) terasa semakin dibutuhkan. Teknologi informasi memberikan kontribusi penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam perekayasaan sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generalized Audit Software (GAS) dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sudah banyak digunakan di negara berkembang dan merupakan tren yang sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

Perbandingan Usabilitas Aplikasi Taxi Online Android (Grab-car dan Uber) Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

Perbandingan Usabilitas Aplikasi Taxi Online Android (Grab-car dan Uber) Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 58-96X Vol., No., Desember 07, hlm. 708-77 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Usabilitas Aplikasi Android (Grab-car dan Uber) Menggunakan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe Analisis Minat Penggunaan Sistem Informasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Menggunakan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) Studi Kasus SMP Negeri 1 Salatiga Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ukuran perusahaan yang bertumbuh karena kegiatan ekspansi membuat perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal ini karena kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Dasar Sistem Informasi Kesuksesan suatu sistem informasi tidak terlepas dari teknologi informasi. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori/ Konsep 2.1.1. UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk [5]. Dengan kata lain UTAUT ( Unified Theory of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kuatnya kedudukan dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagai lembaga tinggi negara diikuti dengan semakin meningkatnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut (Satzinger, Jackson, & D.Burd, 2009) Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat membuat hal ini tidak dapat dihindari.

1. Pendahuluan Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat membuat hal ini tidak dapat dihindari. 1. Pendahuluan Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat membuat hal ini tidak dapat dihindari. Saat ini teknologi informasi semakin banyak diterapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbelanjaan barang maupun jasa melalui online bukanlah hal baru lagi dalam dunia bisnis ritel.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbelanjaan barang maupun jasa melalui online bukanlah hal baru lagi dalam dunia bisnis ritel. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbelanjaan barang maupun jasa melalui online bukanlah hal baru lagi dalam dunia bisnis ritel. Faktor pendorong perkembangan ritel online adalah kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini telah banyak memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong manusia untuk dengan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada saat ini pihak rumah sakit juga harus mengembangkan pelayanan yang akan diberikan kepada pihak internal maupun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI OLEH: HANANI KRISTANTI 3203009037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberterimaan aplikasi mobile banking oleh nasabah. Penelitian ini menggunakan model

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG Muhammad Nasir 1, Vivi Sahfitri 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el:

Lebih terperinci

BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway

BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway 7 BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI 2.1 Payment Gateway Payment Gateway Service adalah layanan 3rd party service yang menghubungkan antara merchant dengan bank. Dengan tersedianya layanan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT PARADIGMA, VOL XV NO. MARET 203 KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Nunung Hidayatun Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan organisasi akan informasi akan meningkat sejalan dengan perkembangan organisasi. Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, maka semakin besar pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN SISTEM ERP DENGAN STUDI KASUS PT XYZ. Yulianti dan Putu Wuri Handayani

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN SISTEM ERP DENGAN STUDI KASUS PT XYZ. Yulianti dan Putu Wuri Handayani ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA DALAM MENGGUNAKAN SISTEM ERP DENGAN STUDI KASUS PT XYZ Yulianti dan Putu Wuri Handayani Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT D-36 EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT (Studi Kasus: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang) Fatmasari Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani 3 Palembang, Sumatera

Lebih terperinci

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah

Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah CAPTER 4 Setelah keputusan dibuat untuk pengenalan EHR, dan semua masalah dan tantangan diidentifikasi, langkah berikutnya adalah membentuk Komite Pengarah untuk melakukan perencanaan dan pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK)

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK) PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE (STUDI KASUS : WILAYAH JABODETABEK) Yesni Malau Manajemen Administrasi, ASM BSI Jl. Jatiwaringin Raya No.18

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fitriana Destiawati 1), Tri Yani Akhirina 2), Abdul Mufti 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1. BAB 1 Pendahuluan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai bidang pengelolaan data dan informasi yang baik dengan bantuan teknologi informasi semakin dibutuhkan. Salah satu bidang yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Interaksi yang tercapai antara manusia dengan teknologi

Lebih terperinci

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT (STUDI KASUS PADA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh 2

Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh 2 Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (Studi Kasus : Flexible Learning (F-Learn) UKSW) Adi Tio Christiono 1, Johan J.C. Tambotoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi di dunia dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan telah memberikan pengaruh pada perkembangan model transaksi bisnis yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Dampak pertumbuhan internet mendorong setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keuangan negara, karena pajak merupakan suatu sumber pendapatan negara yang terbesar yaitu sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan yaitu menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pemerintah telah merancang berbagai strategi dan sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI

PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI Megawaty 1, Ria Andriyani 2 Dosen Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi, dilihat dari pengertiannya sendiri, informasi adalah data

Lebih terperinci

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang 2 dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang digunakan dalam pelayanan medis tidak selalu mampu

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT bidang TEKNIK ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT EDI FIRDAUS Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer STMIK JABAR Bandung Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan teknologi yang terus berevolusi, aktivitas transaksi melalui media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan sudah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi sekarang ini mengalami pertumbuhan yang begitu cepat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan yang terjadi dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu media atau sarana pelayanan kesehatan yang dibangun agar dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat dengan tujuan agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian ini telah berhasil dalam mencapai tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang secara kuat mempengaruhi niat penggunaan Situs Kuliah oleh dosen pada Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2.1.1 Kedudukan Organisasi Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 1883, bahwa penyelenggaraan Catatan Sipil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

Pengembangan rencana implementasi

Pengembangan rencana implementasi Ketika jenis sistem EHR telah ditentukan, tujuan telah diidentifikasi, masalah dan tantangan telah diakui dan ditangani, beberapa strategi telah dirancang dan dokumen yang berkaitan dengan kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5), pengertian sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENGADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Indrawati,

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT)

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) MENGGUNAKAN METODE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) Vivi Wahyuni 1,Idria Maita 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi UIN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke depan akan terus berkembang seiring dengan program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendirikan sekolah.

Lebih terperinci