BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Interaksi yang tercapai antara manusia dengan teknologi seperti telepon, komputer, camera, dan sistem digital telah berakibat terjadinya perubahan dalam pola hidup dari manusia modern bahkan sampai pada masyarakat pedesaan. Perkembangan teknologi telekomunikasi menurut Harmoko (1992) dimungkinkan oleh adanya terobosan-terobosan di bidang elektronika dan komputer. Perkembangan masyarakat yang semakin menghendaki kemudahankemudahan hubungan dengan beraneka ragam jasa telekomunikasi ikut pula menjadi daya tarik berkembangnya teknologi telekomunikasi bahkan teknologi informasi juga ikut berkembang. Persaingan di bidang ekonomi, semakin memerlukan pengelolaan usaha yang efisien dan efektif untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan biaya serendah mungkin Definisi dan Sejarah Singkat Telekomunikasi berasal dari bahasa Yunani, artinya proses pertukaran informasi antar dua buah pihak pada jarak tertentu. Kini berkembang dengan melewatkan sinyal dari suatu pemancar ke penerima atau sebaliknya. Pemilihan perangkat transportasi untuk pengiriminan sinyal yang baik telah menjadi peranan mendasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi Indonesia sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad No.52 tahun Dan sejak tahun 1905 perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38 perusahaan. Namun setelah itu pemerintah Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar kepada Staatsblaad tahun 1906 dari sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon 7

2 8 Dients (PTT-Dients),dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasar Staats blaad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet. (I.B.W Undang-Undang Perusahaan Negara) Peranan dan Aturan Telekomunikasi Teknologi telekomunikasi yang ditulang punggungi teknologi elektronika merupakan sarana yang berguna untuk mengatasi problematika masyarakat pedesaan terutama petani. Masyarakat pedesaan menginginkan adanya kehidupan yang lebih baik. Konsep Kehidupan Yang Baik menurut Redfield (1982) disini melukiskan nilai-nilai masyarakat, validitas perbandingan yang didasarkan pada berbagai ragam jenis sumber informasi termasuk teknologi telekomunikasi yang begitu jauhnya terpisah, dan nilai generalisasi yang diberikan kepada masyarakat. Salah satu peranan telekomunikasi adalah sebagai penunjang keberhasilan pembangunan Nasional yang merambah ke masyarakat dalam bentuk pertukaran informasi untuk kelancaran berkomunikasi. Peranan telekomunikasi pada masyarakat tidak hanya memfasilitasi dan melayani dalam perkembangan ekonomi di masyarakat tersebut, tetapi juga dapat memperbaiki infrastuktur masyarakat. hal ini menyebabkan diterbitkannya beberapa peraturan yang secara khusus menggabungkan beberapa aspek yaitu Undang-undang no.11/2008 tanggal 21 april 2008 tentang transaksi dan informasi elektronik ( UU no.11/2008 ), memungkinkan Telekomunikasi untuk dapat menyelenggarakan dan memperluas usaha di bidang informasi dan transaksi elektronik, termasuk e-payment Trend Telekomunikasi di Dunia Trend yang mendasari pertumbuhan sektor telekomunikasi yaitu: 1. Sektor telekomunikasi yang terus tumbuh berkesinambungan. Perserongan berharap industri telekomunikasi dan kebutuhan atas jasa telekomunikasi akan meningkat dalam jangka menengah bersamaan dengan berkembang dan

3 9 semakin moderen Indonesia dan juga meningkatnya penetrasi fixed wireless di Indonesia. 2. Migrasi trafik suara dan data ke layanan nirkabel. Perseroan memprediksikan layanan nirkabel akan semakin populer akibat dari jangkauan populasi yang lebih luas, meningkatnya kualitas jaringan, semakin terjangkaunya harga ponsel dan semakin banyaknya paket layanan prabayar. Munculnya paket data internet bagi kelas menengah ke bawah, yang memberikan penawaran layanan data dan suara dasar dengan harga yang kompetitif dan kecil pada khususnya, telah memperluas pasar yang dapat dilayani oleh operator. 3. Stabilnya tingkat pemakaian fasilitas telekomunikasi. Pertumbuhan atas penggunaan layanan data dan SMS diprediksikan akan mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang. Hal tersebut akan membantu menstabilisasi penurunan dari layanan suara. 4. Meningkatnya tingkat kompetisi jasa pelayanan telekomunikasi. Dengan adanya investasi yang dilakukan operator-operator telekomunikasi asing di Indonesia, persaingan akan semakin meningkat dalam jangka menengah apabila para pemain baru yang memasuki pasar mampu mengembangkan jaringan yang ekstensif dan menawarkan layanan yang berkualitas. 2.2 Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mamancarkan informasi dari satu tempat ke tempat lain. Sistem ini dapat memancarkan teks, data, grafik, suara, dokumen, atau video. Komponen utama suatu sistem telekomunikasi meliputi hal- hal berikut: 1. Perangkat Keras Semua jenis komputer dan pengolah komunikasi (modems atau komputer kecil yang digunakan untuk komunikasi). 2. Media Komunikasi Media fisik, dimana sinyal elektronik dialirkan, termasuk media tanpa kawat (digunakan dengan Cell Phone dan satelit). -Jaringan Komunikasi Jalur antar komputer dan alat komunikasi Perangkat Lunak

4 10 Komunikasi Perangkat lunak yang mengendalikan sistem telekomunikasi dan keseluruhan proses transmisi. 3. Penyedia Komunikasi Data Suatu perusahaan yang menyediakan jasa atau layanan komunikasi data. 4. Protokol Komunikasi Aturan untuk mengirimkan informasi pada sistem Aplikasi Komunikasi Pertukaran data secara elektronik, teleconferencing, videconferencing, , reproduksi, dan perpindahan data secara elektronik untuk memancarkan dan menerima informasi, suatu sistem telekomunikasi harus melaksanakan sejumlah fungsi terpisah yang transparant kepada pengguna. Sistem telekomunikasi terdiri dari dua sisi : 1. Pengirim Informasi (Tansmitter of Information) 2. Penerima Informasi (Receiver of Information) 2.3 Layanan Data Layanan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun bukan materi agar orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri (Suparlan,2000). Menurut (Inmon,2005) data adalah kumpulan dari fakta, konsep, atau instruksi pada penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi, perbaikan dan diproses secara otomatis yang mempresentasikan informasi yang dapat di mengerti oleh manusia. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa layanan data adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain mengenai paket data. Salah satu nya paket layanan data Tri(3) yang beberapa tipe varian paket yang cocok, bisa orang lain pilih sesuai kebutuhan. setiap layanan data kartu perdana memiliki fokus layanan yang berbeda-beda. Misalnya, jika ingin menggunakan kartu perdana Tri(3) untuk berinternetan. mungkin bisa memilih kartu perdana get more yang akan mendapatkan kuota yang berlipat setiap kali perpanjang masa aktif. Pilihan lain salah satu nya untuk pengguna blackberry. tidak ada salahnya menggunakan kartu perdana Tri(3) yang khusus diperuntukan untuk pengguna blackberry atau untuk pengguna yang aktif menggunakan telpon,

5 11 sms dan internet maka ada baiknya pengguna menggunakan paket jumbo atau jagoan internet Internet Menurut (Supriyanto,2008) Internet merupakan merupakan hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda terhadap sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol). Sedangkan menurut (Harjono,2009) Internet merupakan kumpulan dari beberapa komputer, bahkan jutaan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan atau terkoneksi satu sama lainnya. Media yang digunakan bisa menggunakan kabel/serat optic, satelit atau melalui sambungan telepon. Berdasarkan penjelasan diatas Internet merupakan perpustakaan multimedia yang sangat lengkap, bahkan internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya), dikatakan seluruh informasi bidang ilmu pengetahuan disuguhkan internet, seperti bisnis, hiburan, lembaga pemerintahan maupun swasta dari seluruh Negara yang ada di dunia. 2.5 Konsep Layanan Istilah layanan berasal dari kata layan yang artinya menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan layanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa layanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. layanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung (Moenir, 2006). Membicarakan layanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan yang konotasinya lebih kepada hal yang abstrak (Intangible). layanan merupakan suatu proses, proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan. Menurut (Ahmad Batinggi,1998) terdapat tiga jenis layanan yang bisa

6 12 dilakukan oleh siapapun, yaitu : 1. Layanan dengan lisan Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas - petugas di bidang Hubungan Masyarakat ( HUMAS ), bidang layanan Informasi, dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan yaitu: a. Memahami masalah - masalah yang termasuk ke dalam bidang tugasnya. b. Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan, dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang memperoleh kejelasan mengenai sesuatu. c. Bertingkah laku sopan dan ramah 2. Layanan dengan tulisan Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad Informasi ini menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Layanan tulisan ini terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu, berupa petunjuk Informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang - orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga pemerintah. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan laporan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya. Adapun kegunaannya yaitu : a. Memudahkan bagi semua pihak yang berkepentingan. b. Menghindari orang yang banyak bertanya kepada petugas c. Mamperlancar urusan dan menghemat waktu bagi kedua pihak, baik petugas maupun pihak yang memerlukan pelayanan. d. Menuntun orang ke arah yang tepat 3. Layanan dengan perbuatan Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan dilakukan oleh petugas-petugas yang memiliki faktor keahlian dan ketrampilan. Dalam kenyataan sehari - sehari layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan jadi antara layanan

7 13 perbuatan dan lisan sering digabung. Hal ini disebabkan karena hubungan pelayanan secara umum banyak dilakukan secara lisan kecuali khusus melalui hubungan tulis yang disebabkan oleh faktor jarak Kualitas Layanan Kualitas Lelayanan merupakan sikap yang berhubungan dengan keunggulan suatu jasa pelayanan atau pertimbangan konsumen tentang kelebihan suatu perusahaan. (Parasuraman. et al, 1985). Kebanyakan layanan yang ditawarkan oleh peritel lebih hanya pada melengkapi informasi tentang barang dagangan yang ditawarkan, seharusnya pelayanan pada pelanggan (customer sevice) adalah satuan aktifitas yang dilakukan oleh peritel dalam membuat pengalaman berbelanja konsumen lebih bersifat memberikan penghargaan pada konsumen (Utami, 2010). Kualitas layanan dalam perusahaan jasa maupun retail merupakan hal yang sangat penting dari sudut pandang konsumen karena kualitas pelayanan merupakan dasar dari pemasaran jasa dikarenakan produk utama yang ditawarkan adalah kinerja (performance) (Iskandar & Bemarto, 2007). Terdapat lima atribut dan dimensi dalam kualitas layanan yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikutip dalam Utami (2010) dan menjadi dasar pengembangan telaah terhadap kualitas layanan, diantaranya : 1. Bukti fisik (Tangibles) Merupakan penampilan fasilitas fisik perlengkapan seperti bangunan gerai, tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, serta penampilan karyawan. 2. Keandalan (Reliability) Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Terdapat dua aspek dalam dimensi ini, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan, dan seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan akurat atau tidak ada error.

8 14 3. Daya tanggap (Responsiveness) Responsiveness merupakan kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi : kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan. 4. Jaminan (Assurance) Assurance meliputi kualitas keramahtamahan karyawan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf dan karyawan, ketrampilan dalam memberikan informasi. 5. Empati (Emphaty) Perhatian secara individual yang diberikan kepada perusahaan - dalam hal ini pemilik usaha ritel kepada pelanggan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya dan kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Dimensi emphaty sendiri meliputi : (1) komunikasi, merupakan kemampuan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau pun memperoleh masukan dari pelanggan. (2) pemahaman kepada pelanggan (understanding the customer),meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan serta keinginan konsumen. 2.6 Model Penerima Teknologi Theory of Reasoned Action (TRA) Believes And Attitude Toward Behavior (A) Behavioral Actual Normative Believes Subjective Norms Intention (BI) Behavior and Motivation (S N ) to comply Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action (TRA) Sumber : Hill, Fishbein and Ajzen, 1977 dalam Winarko & Mahadewi, 2013 Model teori Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikutip oleh

9 15 (Winarko & Mahadewi, 2013), merupakan model teori psikologi social yang secara fundamental menerangkan factor-faktor yang mendorong perilaku manusia. Dalam model teori TRA dikembangkan suatu konstruksi bahwa behaviors (perilaku) suatu individu bergantung dari beberapa variable yang saling berhubungan, yaitu keyakinan, sikap, norma dan niat. Dalam model ini dikatakan bahwa Actual Behavior (perilaku actual suatu individu) ditentukan langsung oleh niat untuk Behavioral Intention/BI (berperilaku). Niat untuk Behavioral Intention/BI (berperilaku) ditentukan oleh dua faktor secara bersamaan, yaitu: 1. Sikap seseorang terhadap suatu perilaku (Attitude Toward Behavior/ A) didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif suatu individu terhadap pencapaian suatu perilaku. 2. Norma - norma subjectif (Subjective Norms/SN) didefinisikan sebagai persepsi seseorang dengan melihat bahwa bagi kebanyakan orang yang dianggap penting baginya, dirinya harus atau tidak harus melakukan suatu perilaku. Menurut model teori TRA ini, sikap seseorang terhadap suatu perilaku (A) ditentukan oleh apa yang diyakini oleh orang itu (beliefs) sebagai konsekuensi atas perilakunya, dikalikan dengan penilaiannya (evaluations) terhadap konsekuensi tersebut. Sedangkan Subjective Norms (SN) secara langsung ditentukan oleh keyakinan normative (normative belief) dari seseorang dikalikan motivasi untuk memenuhi norma-norma tersebut (motivation to comply) Technology Acceptance Model (TAM) Perceived Usefulness External Attitude Behaviora Actual Variables Toward l Intention System Using to Use Use Perceived Ease of Use

10 16 Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM) Sumber : Davis, 1989 dalam Winarko & Mahadewi, 2013 Teori Technology Acceptance Model (TAM) adalah adaptasi dari Theory of Reasoned Action (TRA) untuk konteks penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi. seperti yang dikutip oleh (Winarko Mahadewi, 2013) Tujuan dari pengembangan teori Technology Acceptance Model atau bisa disebut TAM ini adalah memberikan penjelasan terhadap faktor faktor penentu penerimaan komputer yang bersifat umum, sehingga dapat dijelaskan perilaku pengguna dari berbagai ragam teknologi komputasi dan penggunanya. Dengan demikian dapat menjadi dasar faktorfaktor external pada keyakinan, sikap dan niat dalam penggunaa sistem informasi. TAM berbeda dengan teori TRA yang memasukkan elemen norma-norma subjektif (SN) teori ini mengatakan bahwa untuk Behavioral Intention (BI) menggunakan sistem yang bergantung pada dua faktor, yaitu: 1. Sikap terhadap pengguna (Attitude Toward Using, A) 2. Persepsi kegunaan sistem (Perceived Usefulness, U) Sedangkan sikap seseorang terhadap pengguna sistem bergantung pada dua faktor yaitu: 1. Persepsi kegunaan sistem (Perceived Usefulness) didefinisikan sebagai tingkat keyakinan seseorang menggunakan sistem tertentu yang dapat membantu pekerjaan, 2. Persepsi kemudahan penggunaan suatu sistem (Perceived Ease of Use) didefinisikan sebagai tingkatan kepercayaan individu bahwa menggunakan sebuah teknologi akan terbebas dari usaha. Hal ini menggambarkan bahwa individu akan lebih suka untuk berinteraksi dengan teknologi jika mereka mempersepsikan bahwa usaha kognitif mereka relatif kecil selama berinteraksi (Venkathes & Morris, 2000). Persepsi kegunaan ditentukan oleh kemudahan penggunaan suatu sistem dan variabel eksternal. Sedangkan variabel eksternal dapat menentukan dua hal, yaitu Perceived Usefulness (persepsi kegunaan sistem) dan Perceived Ease of Use (kemudahan penggunaan suatu sistem).

11 Motivational Model (MM) Davis et al. (1992) mengadaptasi teori motivasional yang dapat menjelaskan perilaku untuk memahami adopsi teknologi pada individu yang kemudian mengklasifikasi motivasi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Perspektif motivasi ekstrinsik menjelaskan bahwa perilaku individu ditentukan oleh harapan akan perolehan manfaat dan keuntungan di kemudian hari sedangkan perspektif motivasi intrinsik menjelaskan bahwa perilaku individu ditentukan dengan timbulnya perasaan aman, nyaman, dan bahagia pada diri. Davis et al. (1992) mengidentifikasi perceived usefulness sebagai motivasi ekstrinsik dan perceived enjoyment sebagai motivasi instrinsik pada konteks objek penggunaan teknologi komputer di lingkungan kerja. Hasil studi Davis et al. (1992) menyatakan bahwa perceived enjoyment dan perceived usefulness memediasi pengaruh dari perceived ease of use pada behavioral intention Theory of Planned Behavior (TPB) Teori ini adalah pengembangan dan penyempurnaan keterbatasan dalam Theory of Reasoned Action (TRA) yang dibahas sebelumnya. Perbedaan mendasar model teori ini dengan sebelumnya adalah adanya tambahan satu elemen dalam model model konstruksi yang disebut sebagai persepsi terhadap Perceived Behavioral Control atau disebut PBC (kendali perilaku seseorang) didefinisikan sebagai persepsi seseorang terhadap sejauhmana tingkat kemudahan atau kesulitan dalam melaksanakan suatu tindakan atau berperilaku dalam kutipan (Winarko & Mahadewi, 2013).

12 18 Gambar 2.3 Theory of Planned Behavior (TPB) Sumber : Taylor and Todd, 1995 dalam Winarko & Mahadewi, 2013 Model konstruksi ini menjelaskan adanya korelasi antara Perceived Behavioral Control (PBC) dengan sikap terhadap suatu perilaku (Attitude Toward Behavior and Attitude Toward Using) dan norma-norma subjektif (Subjective Norms) dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan dorongan untuk berperilaku. Seperti yang dikutip oleh (Winarko &Mahadewi, 2013) model teori TRA berbeda dengan TPB, dimana perilaku seseorang termotivasi dibawah kendali individu tersebut, model teori TPB menggunakan asumsi dasar bahwa manusia adalah makhluk yang rasional. Artinya perilaku yang dihasilkannya juga bergantung secara langsung oleh informasi-informasi yang diterimanya secara sistematis. Karena seseorang akan termotivasi serta berperilaku dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan, konsekuensi atau implikasi pelakunya sebelum memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan perilaku tertentu. Menurut TPB, PBC bersamasama dengan Behavioral Intention (BI) dapat digunakan secara langsung untuk memprediksi perilaku seseorang yang sepenuhnya tidak dibawah kendali individu Combined TAM and TPB Model ini sering disebut sebagai Decomposed Theory of Planned Behavior yang menerangkan perilaku seseorang dengan konstruksi model

13 19 multi dimensional. Model ini berbeda dengan TRA yang membedakannya terletak pada faktor penentu sikap (Attitude Toward Behavior and Attitude Toward Using) dimana Attitude Toward Using tidak hanya bergantung pada persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) saja, tetapi juga dipengaruhi kecocokan (Compability). Gambar 2.4 Combined TAM dan TPB Sumber : Taylor and Todd, 1995 dalam Winarko & Mahadewi, 2013 Sedangkan perbedaan dengan model ini dengan model TPB ada dua hal yaitu: 1. Subjective Norm (SN) yang dipengaruhi dua faktor : - Pengaruh rekan (Peer Influence) - Pengaruh atasan (Superior s Influence) 2. Perceived Behavioral Control, PBC yang dipengaruhi tiga factor: - Keefektivitasan atau persepsi kemampuan diri sendiri (Self Efficiency) - Kondisi sumber daya pendukung (Resource Facilitating Conditions) - Serta kondisi teknologi pendukung (Technology Facilitating Conditions). Tidak adanya faktor-faktor pendukung tersebut dapat menghasilkan

14 20 kendala-kendala atau hambatan hambatan seseorang untuk menerima penggunaan suatu teknologi, namun kehadiran faktor-faktor ini tidak secara otomatis dapat mendorong individu tersebut untuk menerima penggunaan suatu teknologi. (Winarko & Mahadewi, 2013) Model of PC Utilization (MPCU) Teori ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan faktorfaktor yang mempengaruhi sebuah perilaku yang dikutip oleh (Winarko & Mahadewi, 2013) dalam konteks sistem informasi untuk memprediksi pemanfaatan Teknologi Informasi. Teori Triandis digunakan dalam penelitian sosiologi dan psikologi yang menerangkan suatu model konstruksi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Triandis mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh apa yang orang ingin lakukan (Attitudes), apa yang mereka pikir harus dilakukan (Social Norms), apa yang mereka biasa lakukan (Habits), dan oleh konsekuensi konsekuensi yang diharapkan atas tindakannya (Expected Consequences). Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan (Utilization) Teknologi Informasi sangat dipengaruhi oleh norma-norma social (Social Norms), faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi menurut kutipan (Kasmana, 2013) : 1. Faktor sosial (Social Factors) merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat antar individu dalam situasi sosial tertentu. Kultur subyektif berisi norma (norms), peran (role), dan nilai (values). 2. Pengaruh terhadap pengguna (Affect Toward Use) adalah yang berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakkan, ketidaksenangan atau kebencian, rasa suka atau tidak suka dalam melakukan pekerjaan individu menggunakan teknologi informasi atau dengan tindakan tertentu.

15 21 3. Kompleksitas (complexity). Sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk diartikan dan digunakan. 4. Kesesuaian tugas (job fit). Dapat di ukur dengan mengetahui apakah individu percaya bahwa pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja individu yang bersangkutan. Hubungan yang positif antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi telah dibuktikan hasil penelitian. 5. Konsekuensi jangka panjang (long-term concequences). Konsekuensi jangka panjang dari keluaran yang dihasilkan apakah mempunyai keuntungan dimasa yang akan datang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Gambar 2.5 Model of PC Utilization (MPCU) Sumber : Thompson, Higgins and Howell, 1991dalam Winarko & Mahadewi, Innovation Diffusion Theory (IDT) Teori ini dikembangkan berdasarkan Diffusion of Innovation oleh Rogers yang dikutip oleh (Winarko & Mahadewi, 2013). Menurut Rogers, ada beberapa kategori adopter terhadap inovasi teknologi baru. Kategori tersebut adalah Innovators, Early Adopters, Early Majority, Late Majority dan Laggards. 1) Innovators adalah kategori orang-orang yang pertama kali mau

16 22 mengadopsi suatu inovasi. Ciri khas Innovators: 1. Mau menempuh resiko 2. Berusia muda 3. Memiliki kelas sosial yang tinggi 4. Memiliki kemampuan finansial yang cukup 5. Berjiwa sosial 6. Memiliki akses ke sumber-sumber pengetahuan dan 7. Berinteraksi dengan kelompok Innovator lainnya 2) Early Adopters adalah kategori kedua yang paling cepat mengadopsi adanya inovasi teknologi baru dan memiliki ciri yang hampir sama dengan Innovators. Mereka yang dalam kategori ini memiliki Opinion Leadership yang tinggi. 3) Early Majority adalah kategori orang yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan dua kategori sebelumnya untuk mengadopsi teknologi baru. Biasanya mereka berasal dari kategori yang memiliki kelas sosial diatas rata-rata, berhubungan dengan kategoti Early Adpoters dan jarang memiliki Opinion Leadership dalam suatu sistem. 4) Late Majority adalah kategori yang mengadopsi inovasi setelah rata- rata anggota masyarakat ingin mengadopsi teknologi baru. Kategori ini memiliki sikap ragu-ragu terhadap teknologi baru sampai masyarakat lain mau menerimannya. 5) Laggards adalah kategori yang terakhir yang mau mengadopsi teknologi baru. Ciri-cirinya: 1. Memiliki golongan sosial yang rendah 2. Kemampuan finansial yang rendah 3. Hampir tidak memiliki Opinion Leadership 4. Berusia relatif lebih tua dan 5. Memiliki pola berfikir yang konservatif Dalam konstruksi model Innovation Diffusion Theory (IDT) dilakukan penelitan mendalam untuk mengukur persepsi terhadap pengadopsian

17 23 inovasi dalam Teknologi. Ada 8 konstruksi yang dijadikan sebagai alat ukur: 1. Voluntariness of Use yaitu sejauh mana pengguna suatu inovasi dipersepsikan secara sukarela atau bebas 2. Image yaitu sejauh mana penggunaan suatu inovasi dipersepsikan untuk meningkatkan citra atau status seseorang dalam sistem sosial. 3. Relative Advantage yaitu sejauh mana inovasi dipersepsikan unutk lebih baik dari sebelumnya. 4. Compatibility yaitu sejauh mana sebuah inovasi dipersepsikan konsisten dengan nilai-nilai, kebutuhan yang ada dan pengalaman masa lalu dari Potential Adopters. 5. Ease of Use yaitu sejauh mana sebuah inovasi dipersepsikan sulit atau mudah untuk digunakan. 6. Result Demonstrability yaitu hasil nyata dari pengguna inovasi, sehingga juga dapat diamati dan dikomunikasikan. 7. Trialability yaitu sejauh mana sebuah inovasi dapat dicoba lebih dulu sebelum benar-benar diadopsi 8. Visibility yaitu sejauh mana seseorang dapat melihat orang lain menggunakan sistem didalam organisasi Social Cognitive Theory (SCT) Teori ini digunakan untuk menerangkan teori perilaku manusia. Social Cognitive Theory (SCT) dikembangkan dan diterapkan kedalam konteks penggunaan komputer. Dalam penelitian (Winarko & Mahadewi, 2013) menggembangkan suatu model konstruksi untuk menejelaskan peranan Self Efficiency. Self Efficiency yaitu penilaian tentang kemampuan seseorang untuk menggunakan suatu teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Penilaian ini tidak mempertimbangkan apa yang telah dilakukan oleh orang lain dimasa lalu, namun lebih mempertimbangkan pertimbangan apa yang dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Selain itu tidak hanya mempertimbangkan unsur-unsur dalam pengoperasian komputer

18 24 yang sederhana namun juga kemampuan dalam mengaplikasikan keterampilan komputer untuk tugas-tugas yang lebih bersifat kompleks. Gambar 2.6 Social Cognitive Theory (SCT) Sumber : Compeau and Higgins, 1995 dalam Winarko & Mahadewi, Metode UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk. UTAUT menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori terkemuka yang disatukan di dalam UTAUT adalah theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model (TAM), motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), combined TAM and TPB, model of PC utilization (MPTU), innovation diffusion theory (IDT), dan social cognitive theory (SCT). UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian pengguna Setelah mengevaluasi kedelapan model, Venkatesh, dkk. menemukan tujuh konstruk yang tampak menjadi determinan langsung yang signifikan terhadap behavioral intention atau use behavior dalam satu atau lebih di masingmasing model. Konstruk- konstruk tersebut adalah performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, attitude toward using technology, dan self-efficacy. Setelah melalui pengujian lebih lanjut, ditemukan empat konstruk utama yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari behavioral intention dan use behavior yaitu, performance

19 25 expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions. Sedangkan yang lain tidak signifikan sebagai determinan langsung dari behavioral intention. Disamping itu terdapat pula empat moderator: gender, age, voluntariness, dan experience yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari empat konstruk utama pada behavioral intention dan use behavior. (Trie Hadayani dan Sudiana,2012). Tujuan utama penelitian menggunakan UTAUT adalah membantu organisasi untuk memahami bagaimana penggunaan bereaksi terhadap pengenalan teknologi baru. Pada awalnya, UTAUT dikembangkan dari Technology Acceptance Model (TAM) pada tahun 2003 dengan empat konstruk yang mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan teknologi yaitu: performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions. Sampai saat ini UTAUT sudah dikembangkan kembali dari konteks organisasi menjadi konteks konsumen individu yang diberi nama Model UTAUT2 di mana habit, hedonic motivation dan price value ditambahkan sebagai konstruksi baru Venkatesh,(2003) dalam Wangsi,(2005). Model UTAUT memiliki 2 jenis yaitu UTAUT dan UTAUT2. UTAUT menjelaskan empat konstruk yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari behavioral intention dan use behavior yaitu, performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating conditions. Disamping itu terdapat pula empat moderator: gender, age, voluntariness, dan experience yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk pada behavioral intention dan use behaviour. Vankatesh,(2003)

20 26 Gambar 2.7 Model UTAUT Sumber: Venkatesh et al (2003) UTAUT 2 menjelaskan menjelaskan tujuh konstruk yang memainkan peran penting sebagai determinan langsung dari behavioral intention dan use behavior yaitu, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, price value, dan habit. Disamping itu terdapat pula tiga moderator: gender, age, dan experience yang diposisikan untuk memoderasi dampak dari konstruk-konstruk pada behavioral intention dan use behaviour. Gambar 2.8 Model UTAUT 2 Sumber: Venkatesh dkk, (2012) 2.8 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya merupakan bahan referensi bagi penulis membuat tugas akhir mengenai performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition. No Nama Judul Objek yang Variab Hasil Peneliti diteliti el 1. Gioliano Pengaruh Home PE, Hasil Penelitian Putra dan Faktor-faktor Digital EE, SI, ini yaitu Home Maya dalam Modified Service FC, Digital Service Unified Theory Telkom HM, TELKOM

21 27 Ariyanti of Acceptance sebanyak PV, penelitian ini and Use of 200 dan BI terbukti positif Technology 2 responden signifikan (UTAUT 2) seluruh mempengaruhi terhadap niat masyarakat niat prospective Prospective lokasi users untuk Users untuk disekitar mengadopsi mengadopsi Telkom Home Digital Home Digital Surabaya Service di Services PT. Surabaya. Faktor- TELKOM di faktor tersebut SURABAYA. terdapat 6 variabel 2 Trie Handay ani dan Sudiana Analisis Penerapan Model UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology) Terhadap Perilaku Pengguna Sistem Informasi (Studi Kasus : Sistem Informasi Sistem Informasi Akademik pada STTNAS sebanyak 325 responden antara lain Mahasiswa, Dosen, dan karyawan PE, EE SI dan FC Hasil Penelitian ini yaitu variabel PE, SI dan FC berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioral Intention, sedangkan variabel EE memberikan hasil yang tidak signifikan. Akademik pada STTNAS Yogyakarta).

22 28 3 I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya Penerapan Model UTAUT untuk memahami penerimaan dan penggunaan learning management system studi kasus : experential e- learning of sanata dharma Learning Management System (LMS) berbasis web sebanyak 281 Responden untuk mahasiswa Sanata Dharma University PE, EE, SI, FC dan UB Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat variabel PE, EE, SI, FC, dan UB sementara tingkat variabel BI sebagian besar responden tergolong sedang. 4 Andre Faktor-Faktor Aplikasi PE, Berdasarkan pada Mentaya, Yang Brilian EE, SI, hasil analisis M.J.Dewi Berpengaruh sebanyak 43 dan deskriptif yani Terhadap Responden FC didapatkan bahwa Sunarto, Penerimaan untuk pria aplikasi Brilian Sri Hari Aplikasi Brilian dan wanita memiliki ani dan dengan Model hobi belanja tanggapan Eko UTAUT. brilian penerimaan Wul teknologi yang andari positif dari para dosen, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tiap variabel dan Penelitian ini menemukan hasil yang berlawanan

23 29 dengan teori Venkatesh pada tahun Keempat faktor (PE, EE, SI, dan FC) tidak berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan UB. 2.9 Pengembangan Hipotesis Performance Expectancy terhadap User Behavior Performance expectancy adalah tingkat dimana pengguna percaya bahwa menggunakan sistem informasi dapat meningkatkan prestasi kerja (Venkantesh, 2003). Konsep performance expectancy sama dengan konsep perceived usefulness dalam TAM, motivation ekstrinsic dalam MM, job fit dalam MPCU, relative advantage dalam IDT, dan outcome expectations dalam SCT. Venkatesh et al. (2003) berpendapat bahwa efektivitas yang diharapkan mengacu pada "dapat memperoleh manfaat yang signifikan setelah menggunakan sistem". Konstruk performance expectancy seharusnya mempengaruhi minat perilaku (behavioral intention) individual untuk menggunakan teknologi baru. Maka yang dapat dibangun adalah: H1 : Performance expectancy berpengaruh terhadap user behavior Effort Expectancy terhadap User Behavior Effort expectancy adalah tingkat kemudahan individual yang berhubungan dengan penggunaan system (Venkantesh, 2003). Konsep effort expectancy sama dengan konsep perceived ease of use dalam TAM, complexity dalam MPCU, dan ease of use dalam IDT. Effort expectancy

24 30 didasarkan pada pengguna akan menggunakan teknologi baru jika teknologi baru tersebut mudah digunakan. Maka yang dapat dibangun adalah: H2 : Effort expectancy berpengaruh terhadap user behavior Social Influence terhadap User Behavior Social influence merupakan norma subjective untuk TRA, TAM2, dan TPB/DTPB. Social influence sama dengan social factor dalam MPCU dan image dalam IDT. Maka yang dapat dibangun adalah: H3 : Social influence berpengaruh terhadap user behavior Facilitiating Conditions terhadap User Behavior Facilitating conditions didefenisikan sebagai tingkat kepercayaan bahwa dengan adanya infrastruktur teknis dan organisasi akan mendukung untuk penggunaan teknologi baru (Venkantesh, 2003). Konsepnya sama seperti perceived behavioral control dalam TPB/DTPB, facilitating conditions dalam MPCU, dan compatibility dalam IDT. Tidak seperti konstruk lain, facilitating conditions tidak memiliki pengaruh langsung pada behavioral intention. Model UTAUT menyatakan bahwa facilitating conditions lebih memiliki pengaruh positif pada penggunaan actual daripada behavioral intention. Maka yang dapat dibangun adalah: H4 : Facilitating condition berpengaruh terhadap user behavior.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut (Satzinger, Jackson, & D.Burd, 2009) Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU BAMBANG WINARKO dan LUFINA MAHADEWI Sampoerna School of Business Abstrak: Berbagai model teori dasar telah dikembangkan untuk mengetahui variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam perekayasaan sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway

BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway 7 BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI 2.1 Payment Gateway Payment Gateway Service adalah layanan 3rd party service yang menghubungkan antara merchant dengan bank. Dengan tersedianya layanan tersebut

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Muhammad Nasir Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani No.12 Palembang nasir@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori/ Konsep 2.1.1. UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk [5]. Dengan kata lain UTAUT ( Unified Theory of

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe Analisis Minat Penggunaan Sistem Informasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Menggunakan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) Studi Kasus SMP Negeri 1 Salatiga Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT PARADIGMA, VOL XV NO. MARET 203 KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Nunung Hidayatun Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society (WSIS) dan melihat angka tingkat kepemilikan komputer serta data disparitas ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI Jurnal SISTEMASI, Volume 6, Nomor 2, Mei 207 : 26 34 E-ISSN:2540-977 ISSN:2302-849 PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi 2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.tanpa evaluasi, maka tidak

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fitriana Destiawati 1), Tri Yani Akhirina 2), Abdul Mufti 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEOROTIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Dasar Sistem Informasi Kesuksesan suatu sistem informasi tidak terlepas dari teknologi informasi. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring terjadinya ledakan informasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Diana Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos-el: diana@mail.binadarma.ac.id Abstract: This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. populer dan lebih manjanjikan dalam dunia bisnis adalah internet. Dalam 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan teknologi informasi (TI) terasa semakin dibutuhkan. Teknologi informasi memberikan kontribusi penting dalam kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kios Tiket Mandiri atau KTM merupakan produk PT Finnet Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kios Tiket Mandiri atau KTM merupakan produk PT Finnet Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kios Tiket Mandiri atau KTM merupakan produk PT Finnet Indonesia yang digunakan untuk transaksi pembelian tiket Kereta Api. KTM melayani penjualan tiket

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENGADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Indrawati,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT D-36 EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT (Studi Kasus: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang) Fatmasari Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani 3 Palembang, Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan

Lebih terperinci

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya PENERAPAN MODEL UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS: EXPERENTIAL E-LEARNING OF SANATA DHARMA UNIVERSITY I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan pada bisnis ritel terus berkembang dan semakin ketat, dimana pada kondisi seperti ini mengharuskan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281 ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TCASH MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY 2 (UTAUT2) STUDI PADA MAHASISWA

Lebih terperinci

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Khairani Ratnasari Siregar Telkom Institute of Management, Bandung, Jawa Barat, Indonesia E-mail: raniratnasari@gmail.com

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut: 2 BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Electronic Banking (E-Banking) Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keberadaan peradilan agama di Indonesia pada awalnya diatur dengan beberapa peraturan perundang-undangan yang terbagi di berbagai daerah. Peraturan tentang

Lebih terperinci

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT (STUDI KASUS PADA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi, dilihat dari pengertiannya sendiri, informasi adalah data

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI OLEH: HANANI KRISTANTI 3203009037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT

MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT Viriya Dharma Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai pengaruh adopsi teknologi

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 5280 PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP SISTEM INFORMASI ONLINE: STUDI KASUS PADA SISTEM MULTIFINANCE CONFINS DI PT. SASANA ARTHA FINANCE KARYA AKHIR FELISIA

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG Muhammad Nasir 1, Vivi Sahfitri 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM 5.1. Simpulan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji model niat perilaku penggunaan M- library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT. JURNAL Jurnal Akuntansi AKUNTANSI Indonesia, INDONESIA, Hal. 50-60 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Internet banking menjadi pusat perhatian baru ketika jumlah pengguna internet meningkat secara global serta merasakan manfaatnya. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet sudah menjadi salah satu bagian penting dari hidup kita. Hampir semua kegiatan yang kita lakukan berhubungan dengan internet karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5), pengertian sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT bidang TEKNIK ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT EDI FIRDAUS Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer STMIK JABAR Bandung Peningkatan

Lebih terperinci

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis Vionita Mandala 1), Andeka Rocky Tanaamah 2), Johan J.C. Tambotoh 3) Program Studi System

Lebih terperinci

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: ratna@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet sebagai sebuah media informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Dahulu internet hanya bisa digunakan untuk mencari informasi, sekarang internet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam tinjauan pustaka ini akan dipaparkan beberapa teori terkait dengan penelitian ini seperti definisi EMR, beberapa keuntungan dan barrier/hambatan dari penerapan EMR, beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Indonesia WiFi @wifi.id Indonesia WiFi atau @wifi.id adalah salah satu layanan milik PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. (Telkom) berupa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama internet dan mobile technology sudah sangat pesat pada saat ini. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan

Lebih terperinci

eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat

eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat 35 informasi. Melalui hubungan tersebut akan diketahui dampak faktor-faktor eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat (intensions) dalam penggunaan suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Adopsi Teknologi 2.1.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM merupakan sebuah model dari berbagai keberhasilan penelitian sistem informasi yang

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERRHADAP KINERJA INDIVIDU

PENGARUH PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERRHADAP KINERJA INDIVIDU PENGARUH PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERRHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi Kasus pada Perum BULOG Divisi Regional Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci