BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI. 2.1 Payment Gateway"

Transkripsi

1 7 BAB 2 : LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI 2.1 Payment Gateway Payment Gateway Service adalah layanan 3rd party service yang menghubungkan antara merchant dengan bank. Dengan tersedianya layanan tersebut maka merchant dapat menyediakan layanan online payment pada website online shopping-nya dengan cara menghubungkan website mereka pada payment gateway service menggunakan service dari Application Program Interface (API). Payment gateway service sangat dibutuhkan karena tingginya initial cost dan maintenance cost untuk melakukan koneksi dengan bank, selain dari pada itu dibutuhkan juga sebuah sistem yang dapat menghubungkan account bank dari customer dan merchant (Gulati et al., 2007; Duric et al., 2007). Customer / Payment Web Segment Web Shop Merchant Payment gateway Bank Gambar 2.1 Relasi pada internet payment system Keunggulan adanya payment gateway service : Selalu uptime 24 x 7 x 365. Authorisation credit card secara real time. Memproses transaksi secara cepat dan efisien. Memungkinkan untuk melakukan berbagai jenis pembayaran. Informasi data transaksi diproses secara aman. Fleksibel dan memungkinkan untuk mengenerelasi report dari history transaksi. Pembayaran dengan menggunakan multi-currency. Mempermudah merchant untuk mengatasi masalah pembayaran, sehingga merchant dapat berfokus pada website online-nya saja.

2 8 Menggunakan certifying authority dengan secure server. Filterasi awal sebelum mengirim informasi pembayaran kepada pihak bank (mempermudah sisi bank). Dengan sekuritas yang baik akan memberikan positif user experience untuk merchant maupun consumer Payment Gateway Transaction Tahapan tahapan yang terjadi ketika melakukan pembelian barang / servis secara online (Gulati et al., 2007). 1. Customer mengunjungi sebuah online website shop untuk membeli barang / servis, setelah customer melakukan pemilihan barang / servis dan menekan tombol buy. Data dari komputer tempat customer itu berada akan dikirim kepada online website shop tersebut. 2. Server online website shop tersebut akan menerima data yang dikirim pada langkah pertama dan menambahkan digital certificate untuk mengenali website shop tersebut. Setelah ditambahkan dengan informasi IP customer dan informasi transaksi pembelian, message tersebut biasa disebut dengan Digital Order. Digital Order akan dikirim menuju payment gateway melalui secure network (dimana data tersebut di enkripsi). 3. Berdasarkan digital certificate, payment gateway akan mengautentikasi website shop. 4. Payment gateway akan memberikan jenis jenis pembayaran online yang tersedia untuk dipilih oleh customer. 5. Customer memilih jenis pembayaran yang ingin dilakukan. 6. Payment gateway akan mengirim detail pembayaran ke acquiring bank (dimana jenis pembayaran dilakukan dengan menggunakan credit card). 7. Acquiring bank akan mengirim informasi kepada issuing bank dimana credit card customer itu terdaftar. 8. Berdasarkan limit dari credit card maupun validasi informasi pembayaran yang digunakan, issuing bank akan menerima atau menolak transaksi yang dikirim. Informasi hasil tersebut akan dikirim kepada Payment Gateway melalui acquiring bank.

3 9 9. Payment gateway akan mengirim bukti tanda pembayaran kepada merchant maupun customer. 10. Website online mengirim barang / servis kepada customer. Proses pada payment gateway terjadi setelah payment message dari website merchant telah diterima dan sebelum memberikan response balik kepada website merchant. Langkah - langkah yang dilakukan payment gateway service selama proses tersebut berlangsung yaitu : Authorising, verifikasi credit card Clearing, mentransfer hasil transaksi ke account bank merchant Reporting, menyimpan data transaksi. 2.2 The Unified of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Unified of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) adalah salah satu model penerimaan teknologi terbaru yang dikembangkan oleh Venkatesh, Morris dan Davis (2003). Variabel utama yang terdapat dalam model UTAUT adalah : Performance Expectancy : Tingkat ukuran dimana seseorang percaya pada saat penggunaan teknologi akan membantunya menyelesaikan berbagai permasalahan. Effort Expectancy : Tingkat ukuran dimana adanya kemudahan dalam penggunaan sistem. Social Influence : Tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang-orang yang penting baginya percaya sebaiknya dia menggunakan sistem yang baru. Facilitating Conditions : Tingkat dimana seorang individu terhadap ketersediaan infrastruktur teknik dan organisasional (sumber daya) untuk mendukung penggunaan sistem. Variabel tambahan yang terdapat dalam model UTAUT adalah : Gender : Peranan umur memiliki pengaruh psikologis yang cukup besar pada penggunaan sistem. Age : Umur memiliki efek pada tingkah laku individu.

4 10 Experience : latihan perkenalan pada sistem dengan kemampuan yang dibutuhkan. Voluntariness of Use : Penggunaan sistem dengan sendirinya atau tanpa perintah lagi. Keterkaitan antara masing-masing variabel utama dan variable pendukung dalam UTAUT adalah seperti berikut : Performance Expectancy Effort Expectancy Behavioral Intention Use Behavior Social Influence Facilitating Conditions Gender Age Experience Voluntariness Of Use (Sumber : Venkatesh et al, 2003) Gambar 2.2 Konstruk UTAUT UTAUT merupakan penggabungan dari beberapa elemen yang terdapat dalam 8 model penerimaan teknologi lainnya dengan tujuan untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai user. Delapan model yang dijadikan sebagai acuan dalam model UTAUT adalah : Theory Reasoned Action (TRA) Teori ini merupakan teori yang didasari kepada asumsi bahwa manusia berperilaku secara sadar mempertimbangkan implikasi tindakan yang dilakukan yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975).

5 11 Konstruksi-konstruksi yang digunakan menurut Tsung Lu, et al (2010), adalah : Behavioral intention adalah keinginan untuk berperilaku. Behavior adalah tindakan nyata yang dilakukan. Attitude adalah evaluasi kepercayaan atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Subjective norm adalah persepsi individu mengenai kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang dipertimbangkan. Attitude Subjective Norm Behavioral Intention Behavior Sumber : Tsung Lu, et al(2010). Gambar 2.3 Konstruk TRA Theory Acceptance Model (TAM) Teori ini merupakan pengembangan dari TRA yang dapat digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh Fred D. Davis pada tahun Teori ini menambahkan 2 kosntruksi terhadap model TRA, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Perceived usefulness adalah kepercayaan individu dalam meningkatkan derajat kinerja pekerjaannya melalui penggunaan teknologi dan sistem informasi baru. Perceived ease of use adalah bagaimana individu belajar untuk mengoperasikan atau menggunakan teknologi dan sistem informasi baru. Kosntruksi-kosntruksi tersebut akan mempengaruhi attitude terhadap behavior yang akan membentuk behavioral intention.

6 12 Perceived Usefulness Perceived Easy of use Attitude Behavioral Intention Behavior Sumber : Davis (1989). Gambar 2.4 Konstruk TAM Motivational Model (MM) Dalam teori ini meneliti tentang motivasi apa yang mendorong seseorang untuk menggunakan komputer di tempat kerja. Menurut pakar motivasi, perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua macam motivasi, yaitu extrinsic motivation dan intrinsic motivation. Extrinsic motivation adalah persepsi dimana pengguna mau melakukan suatu kegiatan karena dianggap sebagai alat pencapaian hasil tetapi berbeda dari kegiatan tersebut (Winarko & Mahadewi, 2013). Intrinsic motivation adalah persepsi dimana pengguna mau melakukan suatu kegiatan karena tidak ada alasan yang kuat selain proses dalam kegiatan tersebut.( Winarko & Mahadewi, 2013) Theory of Planned Behavior (TPB) TPB merupakan pengembangan dari TRA. TPB menjelaskan perilaku konsumen yang kompleks yang menbutuhkan kontrol keperilakuan atau kemampuan untuk berperilaku. TPB menjelaskan bahwa behavioral intention dipengaruhi oleh attitude towards behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control. Perceived behavioral control dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 1991).

7 13 Attitude Toward Act or Behavior Subjective Norm Behavioral Intention Behavior Perceived Behavioral Control Sumber : Ajzen (1991) Gambar 2.5 Konstruk TPB Combined TAM and TPB Teori ini menjelaskan tentang perilaku seseorang dengan konstruksi model multidimensional yang sering disebut dengan Decomposed Theory of Planned Behavior. Perbedaan teori ini dengan teori TRA berada pada faktor penentu attitude dimana attitude dipengaruhi oleh perceived usefulness, ease of use dan compability. Perbedaan teori ini dengan teori TPB berada pada subjective norm yang memiliki pengaruh dari peer influence dan superior s influence. Perceived behavior control dipengaruhi oleh self efficacy, resource facilitating conditions, dan facilitating conditions. Compability diartikan sebagai sejauhmana inovasi cocok dengan nilai-nilai yang dianut oleh adopter saat ini, termasuk penggunaan dan kebutuhan sebelumnya (Taylor & Todd, 1995).

8 14 Ease of use Perceived usefulness Attitude Compability Peer influence Subjective Norm Intention Usage behavior Superior s influence Self-efficacy Resource facilitating condition Perceived Behavioral control Technology facilitating condition Sumber : (Taylor & Todd, 1995) Gambar 2.6 Kombinasi TAM dan TPB Model of PC Utilization (MPTU) Teori ini dikembangkan oleh Triandis pada tahun 1980 mengenai pendekatan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam konteks sistem informasi untuk memprediksi pemanfaatan PC (personal computer). Dalam teori ini dapat dilihat bahwa utilization of PCs dipengaruhi oleh social norms dan expected consequences. Social norms terdiri dari social factor, affect toward use, dan facilitating conditions. Affect towards use adalah perasaan yang timbul dari asosiasi dengan suatu tindakan seseorang. Dan facilitating conditions dalam sistem informasi adalah faktor-faktor objektif dimana karena kemudahan maka pengguna menggunakan sistem tersebut. Expected consequences terdiri dari complexity of PC use, job fit with PC use, dan long-term consequences of PC use.

9 15 Complexity of PC use Job fit with PC use Long term consequences of PC use Affect toward PC use Social factors influencing PC use Utilization of PCs Facilitating conditions for PC use Sumber : Triandis (1980) Gambar 2.7 Konstruk MPTU Innovation Diffusion Theory (IDT) Teori ini dikembangkan dari teori Diffusion of Innovations oleh Everett M. Rogers tahun 1960-an yang meneliti tentang beberapa macam inovasi organisasi. Menurut Rogers, kategori adopter terhadap inovasi teknologi baru sebagai berikut : Innovators : kelompok orang-orang yang ingin mengadopsi suatu inovasi pertama kali dengan mau menempuh risiko, berusia muda, punya kelas sosial tinggi, punya kemampuan kelas sosial tinggi, kemampuan financial yang cukup, memiliki jiwa sosial yang tinggi, punya akses ke sumber pengetahuan dan berinteraksi dengan kelompok innovators lain. Early adopters : kelompok kedua yang paling cepat mengadopsi adanya inovasi teknologi baru dengan memiliki opinion leadership yang tinggi dan memiliki ciri yang mirip dengan innovators. Early majority : kelompok orang yang membutuhkan waktu lebih lama daripada kelompok innovators dan early adopters yang berasal dari kelompok sosial diatas rata-rata dan berhubungan dengan kelompok early adopters tetapi jarang memiliki opinion leadership dalam suatu sistem. Late majority : kelompok orang yang memiliki sikap keraguan terhadap teknologi baru sehingga mau mengadopsi inovasi setelah masyarakat mau mengadopsi teknologi baru.

10 16 Laggards : kelompok terakhir dalam mengadopsi teknologi baru karena memiliki golongan sosial dan kemampuan finansial yang rendah, relative berusia tua, serta tidak memiliki opinion leadership dan pola berpikir yang koservatif. Sumber : Rogers (2003) Gambar 2.8 Kategori IDT Kosntruksi-kosntruksi dalam teori ini : Voluntariness of use : sejauhmana penggunaan inovasi dipersepsikan secara sukarela. Image : sejauhmana penggunaan suatu inovasi dipersepsikan untuk meningkatkan citra seseorang. Relative advantage : sejauhmana inovasi dipersepsikan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Compability : sejauhmana sebuah inovasi dipersepsikan konsisten dengan nilainilai, kebutuhan dan pengalaman dari potential adopters. Ease of use : sejauhmana inovasi dipersepsikan untuk digunakan. Result demonstrability : hasil nyata dari penggunaan inovasi untuk dapat diamati. Trialability : sejauhmana inovasi bisa diuji sebelum diadopsi. Visibility : sejauhmana orang dapat melihat penggunaan sistem dalam organisasi Social Cognitive Theory (SCT) Teori ini diterapkan dan dikembangkan oleh Compeau dan Higgins pada 1995 dalam konteks penggunaan komputer dengan model kosntruksi untuk menjelaskan peranan self-efficacy, yaitu penilaian mengenai kemampuan seseorang dalam

11 17 menggunakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengerjakan suatu tugas tertentu. Computer self-efficacy mempengaruhi outcome expectations. Kemudian computer self efficacy dan outcome expectations dipengaruhi oleh encouragement by others, encouragement by others, others use dan support. Encouragement by others Computer selfefficacy affect Others use Support Outcome expectations Anxiety Usage Sumber : Compeau dan Higgins (1995) Gambar 2.9 Konstruk SCT 2.3 Behavioral Intention Minat berperilaku merupakan indikasi kesiapan individu untuk melakukan perilaku tertentu dan diasumsikan sebagai perilaku yang dilakukan secara spontan (Lu, Huang, & Lo, 2010). Minat berperilaku juga merupakan fungsi dari sikap individu terhadap perilaku dan norma subjektif sekitar kinerja perilaku (Ajzen & Fishbein, 1975). Sehingga Behavioral Intention adalah fungsi dari sikap individu untuk melakukan perilaku tertentu sebagai perilaku yang dilakukan secara spontan. 2.4 Trust Kepercayaan merupakan kemauan untuk mengandalkan mitra (Ganesan, 1994; McKnight, et al., 2002 dalam Kim., et al., 2012). Dalam bidang e-commerce, kepercayaan adalah keyakinan yang membuat konsumen rentan terhadap itikad baik dari penjual online setelah belajar dari karakteristik mereka (Pavlou, 2003 dalam Kim., et al., 2012). Kepercayaan pada website memainkan peran penting dalam e- commerce karena konsumen tidak mungkin berbelanja online bila mereka tidak percaya pada website penjual dimana mereka berbelanja (Gefen, 2002; Jarvenpaa,

12 18 Tractinsky, Saarinen, & Vitale, 1999; Kim et al., 2008). Sehingga Trust merupakan peran penting di dalam interaksi antara penjual dan konsumen agar dapat meyakinkan konsumen untuk mengandalkan penjual. 2.5 Flow Flow merupakan sensasi holistik ketika orang bertindak dengan keterlibatan total (Csikszentmihalyi, 1988 dalam Zhou, 2013). Flow juga cerminan dari keseimbangan keterampilan pengguna dan tantangan yang akan diterima (Hoffman dan Novak, 1996). Flow juga merupakan pengalaman optimal yang akan mempengaruhi perilaku pengguna (Finneran dan Zhang, 2005). Sehingga Flow merupakan pengalaman optimal yang mencerminkan keseimbangan keterampilan dan tantangan yang dialami oleh pengguna ketika bertindak dengan keterlibatan total. 2.6 Satisfaction Kepuasan adalah salah satu langkah yang paling penting dalam mencapai keberhasilan di lingkungan online B2C (Turban, et al., 2012). Kepuasan mencerminkan perasaan kumulatif yang dikembangkan antara beberapa interaksi dengan penyedia layanan (Oliver, 1980 dalam Zhou, 2013). Sehingga Satisfaction adalah cerminan dari perasaan kumulatif yang dikembangkan antara beberapa interaksi dengan penyedia layanan yang diberikan untuk konsumen agar mencapai keberhasilan perusahaan. 2.7 Perceived Value Nilai yang dirasakan adalah penilaian manfaat yang konsumen dapatkan terhadap biaya yang akan dikeluarkan ketika berbelanja online (Zethaml, 1988 dalam Ponte, et al, 2014). Nilai yang dirasakan dari transaksi dalam belanja online merupakan keuntungan yang didapatkan oleh penjual (Kim et al., 2012; Seddon, 1997). Kepercayaan dapat meningkatkan Perceived Value karena konsumen tidak harus menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk memilih online seller (Kim et al., 2012). Sehingga Perceived Value adalah manfaat yang didapatkan konsumen atas kepercayaan yang diberikan kepada seller atas usaha yang dilakukan saat berbelanja online.

13 Kerangka Pemikiran Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. Kemudian dilakukan kajian pustaka dengan mengumpulkan teori-teori pendukung yang sesuai dengan penelitian sehingga dapat ditentukan model dan variabel-variabel penelitiannya. Setelah menentukan model penelitiannya dan mengetahui variabel yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah dengan pengumpulan data yaitu dengan menyusun kuesioner dan membagikannya kepada sampel yang telah ditentukan. Setelah kuesioner tersebut telah dibagikan, maka kemudian dilanjutkan ke tahap analisis. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis SEM-PLS. Kemudian setelah tahap analisis selesai, langkah berikutnya adalah dengan menginterpretasikan hasil analisis untuk dapat mengetahui rekomendasi apa saja yang akan diberikan untuk permasalahan yang ada. Dan pada tahap terakhir akan dibuat simpulan dan saran atas penelitian ini.

14 20 Menentukan Masalah Menentukan Landasan Membuat Model Penelitian Perancangan Kuesioner Pengumpulan Data Analisis SEM Simpulan dan Saran Sumber : Peneliti (2014) Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran 2.9 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dibuat berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi landasan teori berpikir. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dalam penelitian ini : 1. Consumer Acceptance and Use of Information Technology: Extending The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Venkatesh, Thong dan Xu (2012).

15 21 Tujuan dari penelitian ini adalah dengan memperluas teori penerimaan dan penggunaan teknologi (UTAUT) untuk mempelajari penerimaan dan penggunaan teknologi dalam konteks konsumen dengan menggabungkan konstruksi Hedonic Motivation, Price Value, dan Habit. 2. Internet Banking Adoption in Kuala Lumpur : An Application of UTAUT Model Foon dan Fah (2011) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi faktor-faktor penentu dalam mengadopsi internet banking pada penduduk Malaysia, khususnya daerah Cheras, Ampang dan Pudu. 3. An Empirical Examination of Behavioral Intention of Mobile Payment Services - Zhou (2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Continuance Intention dalam mobile payment yang mengacu pada model sistem informasi dan teori Flow. 4. Influence of trust and perceived value on the intention to purchase travel online: Integrating the effects of assurance on trust antecedents Ponte, Trujillo dan Rodriguez (2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek jaminan kepercayaan dalam travel website yang diperluas untuk mencakup jaminan pihak ketiga dan konstruksi yang terkait. 5. Perceived values, satisfaction, and behavioral intentions: The role of familiarity in Korean restaurants Ha dan Jang (2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji persepsi pelanggan di Amerika Serikat mengenai pengalamannya di restoran Korea dengan melihat efek dari nilai-nilai hedonis, kepuasan dan niat berperilaku. 6. The Effects of Website Designs, Self-Congruity, and Flow on Behavioral Intention Cho dan Kim (2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek dari web interface design pada niat berperilaku konsumen dalam konteks retail online.

16 22 Tabel 2.1 Perbandingan Jurnal-Jurnal Jurnal Venkatesh, Foon dan Zhou (2013) Ponte, et al Ha dan Jang Cho dan Kim Penelitian et al (2012) Fah (2011) (2014) (2010) (2012). Sekarang Pembanding Industri Mobile internet Internet banking Mobile payment service provider Travel online website Restoran Korea Clothing retail sites Payment Gateway technology Lokasi Hong Kong Malaysia China Spanyol United States United States Indonesia Objek Pengguna teknologi mobile internet Penduduk Malaysia di daerah Cheras, Ampang dan Pudu Metode PLS Regresi Penelitian linier berganda Pengguna China Pelanggan Pelanggan Pembeli Perusahaanperusahaan Mobile dan yang pernah restoran online e- China Unicom melakukan commerce yang memiliki pembayaran pengalaman pada website dalam mobile tersebut di payment tahun sebelumnya PLS PLS PLS PLS PLS

17 Hubungan Antar Variabel Berikut adalah keterkaitan antara faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini : 1. Hubungan antara UTAUT dengan Behavioral Intention Penelitian yang dilakukan Venkatesh, Thong dan Xu (2012) adalah untuk menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari konstruksi di dalam UTAUT terhadap Behavioral Intention pada penggunaan teknologi di Hong Kong. Di dalam penelitian ini menghasilkan bahwa adanya efek yang signifikan pada Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence dan Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention. Performance Expectancy merupakan pendorong utama pada minat penggunaan teknologi. Facilitating Conditions mempengaruhi Behavioral Intention secara signifikan pada wanita yang lebih tua dikarenakan konsumen melihat akan adanya ketersediaan sumber daya, pengetahuan dan dukungan terhadap peneriman teknologi yang baru. H 1a. Performance Expectancy memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. H 1b. Effort Expectancy memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. H 1c. Social Influence memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. H 1d. Facilitating Conditions memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. 2. Hubungan antara Trust, Perceived Value, dengan Behavioral Intention. Pada penelitian Ponte, Trujillo dan Rodriguez (2014) yang menganalisis efek dari jaminan kepercayaan dalam situs travel. Trust berperan sebagai prediktor dalam e-commerce dan travel-nya, yang berarti semakin besar kepercayaan konsumen terhadap website tersebut semakin kuat minat mereka untuk menggunakannya. Trust merupakan faktor utama untuk Perceived Value, dimana semakin besar kepercayaan konsumen maka semakin besar nilai yang akan diperoleh konsumen ketika berbelanja pada travel website tersebut. Perceived Value juga merupakan faktor utama dalam Behavioral Intention, yang menjelaskan bahwa semakin besar nilai yang dirasakan konsumen pada produk di dalam website-nya, maka semkin besar minat mereka untuk berbelanja dalam website tersebut. H 2a. Trust memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention.

18 24 H 2b. Trust memiliki efek positif terhadap Perceived Value. H 2c. Perceived Value memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. 3. Hubungan antara Trust, Flow dan Satisfaction. Pada penelitian Zhou (2013) yang mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Continuance Intention pada mobile payment di china. Hasil penelitian menunjukkan bahwa service Quality merupakan faktor utama yang mempengaruhi Trust dan Sistem Quality merupakan faktor utama yang mempengaruhi Satisfaction. Information quality dan Service Quality mempengaruhi Flow. Trust dan Flow memediasi pengaruh dari Information Quality dan System Quality terhadap Satisfaction. Trust mempengaruhi Flow dan saling mempengaruhi Satisfaction. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi Continuance Intention. Trust, Flow dan Satisfaction merupakan faktor penentu bagi Continuance Intention pada mobile payment di China dimana pengaruh dari Flow terhadap Continuance Intention perlu diperhatikan lebih lanjut. H 3a. Trust memiliki efek positif terhadap Flow. H 3b. Flow memiliki efek positif terhadap Satisfaction. 4. Hubungan antara Flow dan Behavioral Intention. Pada penelitian Cho dan Kim (2014) yang menginvestigasi bagaimana awal dari Self-Congruity dan Flow mempengaruhi Behavioral Intention dalam mengevaluasi website design. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif yang kuat antara Flow terhadap Behavioral Intention. H 4. Flow memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. 5. Hubungan Satisfaction dan Behavioral Intention. Pada penelitian Ha dan Jang (2010) yang meneliti efek dari Familiarity pada restoran Korea dengan hubungannya antara Perceived Value, Satisfaction dan Behavioral Intention. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Satisfaction mempengaruhi Behavioral Intention dimana rasa merupakan faktor utama bagi pelanggan Amerika sehingga dengan adanya temuan ini menyarankan agar pemilik restoran harus mengembangkan berbagai menu agar dapat memuaskan pelanggan dan mendorong mereka untuk lebih sering berkunjung.

19 25 H 5. Satisfaction memiliki efek positif terhadap Behavioral Intention. Model penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : UTAUT Performance Expectancy Effort Expectancy Social Influence Behavioral Intention Facilitating Conditions Trust Perceived Value Flow Satisfaction Gambar 2.11 Model Penelitian Sumber : diadaptasi dari Venkatesh, et al (2012); Zhou (2013); Ponte, Trujillo dan Rodriguez (2014); Ha dan Jang (2010); Cho dan Kim (2014) Hipotesis Berikut adalah hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan berbagai identifikasi masalah dan teori yang telah dijabarkan untuk memenuhi tujuan penelitian : Hipotesis 1 H 0 : UTAUT tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. a. Performance Expectancy tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay.

20 26 b. Effort Expectancy tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. c. Social Influence tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. d. Facilitating Conditions tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. H a : UTAUT memiliki pengaruh terhadap gateway Mimopay. Behavioral Intention pada payment a. Performance Expectancy memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. b. Effort Expectancy memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. c. Social Influence memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. d. Facilitating Conditions memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 2 H 0 : Trust tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. H a : Trust memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 3 H 0 : Flow tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. H a : Flow memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 4 H 0 : Satisfaction tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention payment gateway Mimopay. pada

21 27 H a : Satisfaction tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention payment gateway Mimopay. pada Hipotesis 5 H 0 : Perceived Value tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. H a : Perceived Value memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 6 H 0 : Trust tidak memiliki pengaruh terhadap Perceived Value pada payment gateway Mimopay. H a : Trust memiliki pengaruh terhadap Perceived Value pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 7 H 0 : Trust tidak memiliki pengaruh terhadap Flow pada payment gateway Mimopay. H a : Trust memiliki pengaruh terhadap Flow pada payment gateway Mimopay. Hipotesis 8 H 0 : Flow tidak pengaruh terhadap Satisfaction pada payment gateway Mimopay. H a : Flow memiliki pengaruh terhadap Satisfaction pada payment gateway Mimopay.

22 28

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet sudah menjadi salah satu bagian penting dari hidup kita. Hampir semua kegiatan yang kita lakukan berhubungan dengan internet karena

Lebih terperinci

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU

TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU TINJAUAN BEBERAPA MODEL TEORI DASAR ADOPSI TEKNOLOGI BARU BAMBANG WINARKO dan LUFINA MAHADEWI Sampoerna School of Business Abstrak: Berbagai model teori dasar telah dikembangkan untuk mengetahui variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengertian Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut (Satzinger, Jackson, & D.Burd, 2009) Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam perekayasaan sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi, dan konektivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Interaksi yang tercapai antara manusia dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Payment Gateway Service Payment Gateway Service merupakan sebuah layanan 3 rd party service yang menghubungkan antara merchant dengan bank. Dengan tersedianya layanan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT Muhammad Nasir Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani No.12 Palembang nasir@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien pada bukunya Management Information Systems 10e (2010), sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang (people), perangkat keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT PARADIGMA, VOL XV NO. MARET 203 KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Nunung Hidayatun Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB Latar Belakang

BAB Latar Belakang BAB 1 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi pada saat ini, perkembangan informasi dan teknologi sangatlah maju pesat dan tidak terbatas penyebarannya. Dengan informasi yang sangat mudah di dapat membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi di dunia dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan telah memberikan pengaruh pada perkembangan model transaksi bisnis yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori/ Konsep 2.1.1. UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk [5]. Dengan kata lain UTAUT ( Unified Theory of

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) mobile banking. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) mobile banking. Berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM), 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik yang sama : 2.1.1 Bong-Keun Jeong & Tom E Yoon (2013) Penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi 2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.tanpa evaluasi, maka tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Internet sebagai sebuah media informasi telah berkembang dengan sangat pesat. Dahulu internet hanya bisa digunakan untuk mencari informasi, sekarang internet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti menyertakan beberapa uraian singkat hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penerapan TAM pada berbagai bidang, terutama perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

Penerimaan Sistem Online Shopping berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology

Penerimaan Sistem Online Shopping berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology Penerimaan Sistem Online Shopping berdasarkan Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology Online Shopping System Acceptance Based On Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology Syintia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya hasil pertemuan dari World Summit on the Information Society (WSIS) dan melihat angka tingkat kepemilikan komputer serta data disparitas ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT

SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT SKRIPSI HALAMAN SAMPUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AUDITOR TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES AUDIT (STUDI KASUS PADA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistemsubsistem BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5), pengertian sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe Analisis Minat Penggunaan Sistem Informasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Menggunakan Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology (UTAUT) Studi Kasus SMP Negeri 1 Salatiga Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT.

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT. JURNAL Jurnal Akuntansi AKUNTANSI Indonesia, INDONESIA, Hal. 50-60 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang dan memiliki pertumbuhan yang sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting bagi banyak orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan pada bisnis ritel terus berkembang dan semakin ketat, dimana pada kondisi seperti ini mengharuskan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. informasi yang kemudian dikonsepkan oleh Davis (1989). TAM telah banyak BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Adopsi Teknologi 2.1.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM merupakan sebuah model dari berbagai keberhasilan penelitian sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberterimaan aplikasi mobile banking oleh nasabah. Penelitian ini menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan sebuah teori Sistem Informasi yang menjabarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada waktu melakukan sebuah penelitian, bahwa landasan teori sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada waktu melakukan sebuah penelitian, bahwa landasan teori sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada waktu melakukan sebuah penelitian, bahwa landasan teori sangat diperlukan sebagai pendukung dalam teori-teori yang akan diuji. Landasan teori yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk berbelanja, belanja sendiri tidak harus dilakukan ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Telkomsel Cash (disebut juga T-Cash) adalah layanan keuangan digital dari Telkomsel yang berupa uang elektronik (e-money). Layanan yang dicakup oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI

PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI PENERAPAN MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY ( UTAUT) DALAM MENGANALISIS PENGGUNAAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI Megawaty 1, Ria Andriyani 2 Dosen Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM 5.1. Simpulan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji model niat perilaku penggunaan M- library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI Jurnal SISTEMASI, Volume 6, Nomor 2, Mei 207 : 26 34 E-ISSN:2540-977 ISSN:2302-849 PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk berbelanja, belanja sendiri tidak harus dilakukan ketika berada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, penggunaan internet menjadi salah satu aktivitas penting dalam mendukung kehidupan manusia di seluruh dunia. Berdasarkan data dari internetworldstats.com,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fitriana Destiawati 1), Tri Yani Akhirina 2), Abdul Mufti 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Penelitian Jalal, Marzooq dan Nabi (2011) bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat pelanggan untuk

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut: 2 BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya

Lebih terperinci

eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat

eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat 35 informasi. Melalui hubungan tersebut akan diketahui dampak faktor-faktor eksternal (external variables) pada keyakinan (beliefs), sikap (attitudes), dan niat (intensions) dalam penggunaan suatu sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP SISTEM INFORMASI ONLINE: STUDI KASUS PADA SISTEM MULTIFINANCE CONFINS DI PT. SASANA ARTHA FINANCE KARYA AKHIR FELISIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha dalam industri jasa semakin ketat. Dilihat dari banyaknya perusahaan yang menawarkan usaha dalam bentuk jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi yang cukup pesat telah menjadikan teknologi sebagai bagian dari sarana pendukung berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Electronic Banking (E-Banking) Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT D-36 EVALUASI PENERAPAN FROFAST MENGGUNAKAN MODEL UTAUT (Studi Kasus: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang) Fatmasari Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani 3 Palembang, Sumatera

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Nama Rumpun Ilmu: 562 /Akuntansi LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PERMODELAN UTAUT PADA UMKM HANDICRAFT BINAAN BANK JATENG TIM PENGUSUL: Dra. Rosyati, M.Si. 0615076101 Saifudin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Social Cognitive Theory (SCT) Social Cognitive Theory sebagai teori yang membahas tentang perilaku manusia. Feist et al (2013)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan internet sekarang ini menjadi sebuah alat penyediaan informasi serta pembelian produk. Kemajuan dalam teknologi internet ini memungkinkan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, maka manusia di tuntut untuk mengikuti perkembangan dari dunia itu sendiri, kadang manusia pun tidak memandang waktu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN penelitian. Bab ini menjabarkan mengenai landasan teori dan rumusan hipotesis 2.1 Landasan Teori Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan sistem teknologi informasi berkembang dengan pesat. Dimulai dari era akuntansi pada tahun 1950, sampai ke era jejaring global di mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ukuran perusahaan yang bertumbuh karena kegiatan ekspansi membuat perusahaan harus terus memperbaharui sistem informasi yang mereka gunakan, hal ini karena kebutuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL PENERIMAAN LAYANAN SMS TRACKING PT XYZ WILAYAH KOTA PALEMBANG

PERANCANGAN MODEL PENERIMAAN LAYANAN SMS TRACKING PT XYZ WILAYAH KOTA PALEMBANG PERANCANGAN MODEL PENERIMAAN LAYANAN SMS TRACKING PT XYZ WILAYAH KOTA PALEMBANG Della Oktaviany Sistem Informasi STMIK GI MDP Jl. Rajawali No. 14, Palembang 30113, Indonesia e-mail: dellaoktaviany@mdp.ac.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 5280 PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM

Lebih terperinci