LABORATORY GLASSWARE CATALOGUE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LABORATORY GLASSWARE CATALOGUE"

Transkripsi

1 LBORTORY GLSSWRE CTLOGUE

2 SELMT DTNG DI DURN GROUP DURN GROUP aala sala satu ari manufaktur terkemuka i unia untuk gelas borosilikat, yakni sebua gelas yang kusus yang itemukan ole Otto Scott paa taun 887 an iaftarkan paa taun 938 engan nama agang DURN. Dengan tempat prouksi i Jerman, UK an Kroasia, DURN GROUP memiliki rangkaian yang lengkap yang memiliki nilai tamba mulai ari proses pencairan gelas ingga pembentukan an pemprosesan gelas. Sejak lebi ari 70 taun, gelas DURN tela teruji baik alam laboratorium maupun alam penggunaan i inustry an ruma-tangga. Paa saat yang bersamaan, gelas untuk inustry kusus tela igunakan i banyak inustri, antara lain i inustri mesin an tenik keokteran. Perusaaan-perusaaan terkemuka yang tersebar iseluru unia menaru kepercayaan paa kwalitas ari prouk kami an paa kreatifitas ari karyawan kami. Melalui ialog engan pelanggan kami, kami menapatkan solusi yang apat memenui kebutuan iniviual an memberikan aplikasi engan presisi yang tinggi paa berbagai sektor yang bervariasi. Presisi yang unik yang terlibat paa prouksi an proses ari gelas DURN merupakan asar ari filosofi perusaaan kami an peoman untuk operasional kesearian kami. Kami menawarkan paa pelanggan kami fleksibilitas ari sebua perusaaan menenga yang memiliki pengetauan yang menyeluru yang iapatkan ari pengalaman yang bertaun-taun. DURN GROUP. Magic of precision. CONTENTS 4 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGK PNNY 30 PERLTN FILTRSI DRI GELS DN KELENGKPNNY 33 PERKT GELS UNTUK MIKRO BIOLOGI 44 INFORMSI TEKNIS 22 LBU DIDIH DN PERKT GELS LBORTORIUM UMUM 3 DESIKTOR 36 PERKT GELS VOLUMETRIK

3 DURN LBORTORY GLSSWRE WITH BTCH IDENTIFICTION ND QULITY CERTIFICTES Peningkatan tuntutan an stanar alam kaitan engan quality assurance maupun ketelusuran ari primer an baan-baan tambaan (DIN EN ISO 900:2008/ 8402, GMP, EU 78/2002) makin menjai signifikan. Untuk memenui tuntutan ini, sekarang terseia beberapa prouk engan koe penelusuran (Retrace Coe). Termasuk ialamnya botol, bejana, labu Erlenmeyer, Tutup botol premium an Labu volumetric. Piktogram ibawa gambar ari prouk memberikan inikasi apaka prouk tersebut i-suplai isertai koe penelusuran. Delapan angka ari koe batc ini (untuk tutup premium ua angka an untuk prouk volumetrik empat angka) memungkinkan prouk tersebut itelusuri ingga waktu prouksi an batc yang terkait. Koe penelusuran ini merupakan kontribusi teraap okumentasi berkesinambungan paa sistem kenali kwalitas ari pengguna an karenanya terutama sangat penting alam biang keokteran, inustry farmasi an makanan. Dengan menggunakan Koe penelusuran an nomor catalog ari prouk DURN terkait (langsung atau melalui menu pilian), pengguna apat mengunu sertifikat batc an kwalitas langsung ari internet. Disamping tanggal prouksi an tana tangan ari Quality Manager, sertifikat ini juga memberikan informasi tentang kesesuaiannya engan stanar an /EP/JP. Silakan liat i untuk informasi lebi lanjut mengenai Koe penelusuran. 3

4 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY SISTEM BOTOL DURN YOUTILITY DURN Group memperkenalkan sistem botol untuk laboratorium aba 2 yang baru. Sistem botol YOUTILITY yang baru ini ikembangkan ole DURN Group, yang paa taun 972 merupakan yang pertama membuat botol laboratorium ari gelas borosilicate engan tutup ulir GL 45 DURN. Dan sejak saat itu botol laboratorium GL 45 DURN menjai botol pilian ari laboratorium iseluru unia. Sekarang, botol DURN YOUTILITY ini me-representasi-kan generasi baru botol laboratorium ari gelas yang apat igunakan untuk aplikasi yang luas an ber-macam-macam. Inovasi-nya tiak terenti anya paa bentuk botol engan ergonomis yang lebi baik, akan tetapi juga mencakup aksesorinya yang memiliki fitur-fitur innovativ seingga membuat cara pemakaian, ientifikasi sampel an penggunaan yang lebi baik. Botol YOUTILITY yang baru ini, bersama engan aksesorinya, membantu untuk membuat pekerjaan i laboratorium menjai lebi mua, lebi aman, lebi ekonomis an menyenangkan. 4

5 ±5% BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Daera pegangan engan bentuk yang kusus paa keua bela sisi ari botol ini memungkinkan pemakaian yang lebi mua an lebi aman. Dengan ulir ari botol YOUTILITY yang baru, membuka an menutup botol menjai lebi cepat. Ulir ini cocok engan tutup-tutup DIN GL 45 an aksesori yang lainnya. Bentuk botol YOUTILITY yang lebi ramping ini memungkinkan pemanfaatan ruang yang lebi optimal i autoclave an lemari ingin i laboratorium. Daera penanaan yang aa sesuai engan label-lekat botol DURN YOUTILITY yang terseia. Volume nominal ari botol terliat paa bagian atas ari skala grauasi yang mua untuk iliat an yang memungkinkan pembacaan isi engan cepat. Baan ari botol gelas ini icetak ari gelas DURN borosilicate 3.3 Type netral berasarkan parmacopeia, yang sua teruji an terpercaya. Gelas DURN memiliki ketaanan secara kimiawi yang sangat bagus an ketaanan teraap suu yang tinggi. Setiap botol DURN YOUTILITY i-suplai alam suatu sistem yang lengkap, yakni engan cincin-tuang (PP ) an tutup GL 45 (PP ). Conto penggunaan: Penyimpanan, preparasi sampel, transportasi. Gelas bening. Gelas amber Ulir GL Jua / Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tutup ulir GL 45 DURN YOUTILITY terbuat ari polypropylene foo-grae (PP ) an apat igunakan berulang kali. Tutup ulir engan bentuk yang ergonomis an engan lekukan-lekukan yang optimal untuk mempermua penutupan an pembukaan, terutama untuk tangan engan ukuran yang kecil atau yang memakai sarung tangan. Tutup ulir YOUTILITY yang apat ibuka an itutup engan cepat ini kompatibel engan ulir botol DIN GL 45. Sistem tutup yang optimal ini memastikan penutupan yang keap teraap cairan. Daera penanaan yang aa sesuai engan label-lekat botol DURN YOUTILITY yang terseia. BOTOL LBORTORIUM DURN YOUTILITY GL TUTUP ULIR DURN YOUTILITY GL 45 Stanar Ulir GL Warna Jua / Tutup YOUTILITY cyan Cincin-tuang cyan 4 6 Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 40 C Tana pengenal botol GL 45 ari silicone bewarna ini apat engan mua an aman itempelkan paa leer botol YOUTILITY. Tana pengenal botol ini terseia alam beberapa warna yang berbea seingga apat igunakan untuk ientifikasi botol engan mua an jelas. Tana pengenal botol yang elastis ini cocok untuk setiap leer botol DIN GL 45, an bakan apat igunakan engan tutup ulir yang terpasang. TND PENGENL BOTOL DURN GL 45 Warna Jua / Delapan warna. Dua tana pengenal silicone terseia untuk setiap warna. 6 Max. 200 C GL 45 Bottle Tag LBEL DURN YOUTILITY Dengan perekat Label DURN YOUTILITY i-esain untuk igunakan paa sistem botol YOUTILITY. Setiap berisi 200 label untuk botol an 200 label untuk tutup ulir. Label ari polyester puti ini taan secara kimiawi an engan lingkup fungsi antara -40 C to +50 C. Baan an warna Jua / Label polyester puti engan inicator yang sensitiv teraap panas DURN Tmax. 40 C 5

6 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY ISO Stanar Tmax. 260 C 6

7 Mae in Germany Retrace Coe Mae in Germany Retrace Coe BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Dengan sifat-sifat DURN yang sua teruji. Terseia anya botol saja atau botol lengkap engan tutup botol ulir bewarna biru (PP, engan bibir penutup rapat) an cincin tuang (PP ) untuk penuangan tanpa tetesan serta kerja yang bersi an aman. Ketaanan temperature ari tutup ulir an cincin tuang: +40 C. Untuk berbagai jenis tutup ulir, liat alaman 0 4. Digunakan untuk: Penyimpanan, preparasi sampel, transport. engan tutup ulir Cat No. tanpa tutup ulir Ulir DIN GL Jua / , ³ ³ BOTOL LBORTORIUM DURN engan ulir DIN, GL 45 DU R N 000 ISO PPROX. VOL Stanar Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman Dengan bibir gelas yang ibentuk kusus untuk penuangan yang lebi baik (seingga penambaan cincin tuang tiak iperlukan) 3 Botol engan kapasitas antara memiliki cincin penguat ibagian punaknya yang sesuai engan kapasitas nominal ari botol tersebut. 4 Tanpa Koe penelusuran Proteksi UV ingga kurang-lebi panjang gelombang 500 nm. Sifat-sifat DURN ialam bagian alam botol yang tiak beruba, karena pewarnaan anya paa bagian luar botol. Pewarnaan amber yang rata, awet an taan secara kimiawi icapai karena penggunaan tenologi yang inovativ. Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Terseia anya botol saja atau botol lengkap engan tutup botol ulir bewarna biru (PP, engan bibir penutup rapat) an cincin tuang (PP ) untuk penuangan tanpa tetesan serta kerja yang bersi an aman. Untuk berbagai jenis tutup ulir, liat alaman 0 4. Digunakan untuk: Penyimpanan an transportasi ari baan-baan yang sensitiv teraap caaya. No. kat. engan tutup ulir tanpa tutup ulir Ulir DINGL Jua / , , BOTOL LBORTORIUM MBER DURN engan ulir DIN, GL 45 ISO DU R N 000 PPROX. VOL Stanar Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman Dengan bibir gelas yang ibentuk kusus untuk penuangan yang lebi baik (seingga penambaan cincin tuang tiak iperlukan) 3 Botol engan kapasitas antara memiliki cincin penguat ibagian punaknya yang sesuai engan kapasitas nominal ari botol tersebut. 4 Tanpa Koe penelusuran 7

8 Mae in Germany Retrace Coe SCHO DURN Retrace Coe BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY BOTOL LBORTORIUM DURN PROTECT engan ulir DIN, GL 45, lapisan plastik Batasan ketaanan temperatur ari lapisan plastik PU: -30 C ingga +35 C. Lapisan ini memberikan proteksi teraap goresan, kebocoran an pecaan ole karenanya sangat cocok untuk transportasi maupun penyimpanan ari meia yang berbaaya maupun sampel yang berarga. Proteksi teraap UV ingga kurang-lebi panjang gelombang 380 nm. Memiliki tranparansi yang tinggi. Dapat igunakan paa alat microwave. Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Untuk berbagai jenis tutup ulir, liat alaman DU R N 000 PPROX. VOL Digunakan untuk: Penyimpanan, transport an penggunaan yang aman ari baan-baan berbaaya. ISO Stanar Ulir DINGL Jua / Tanpa tutup an cincin tuang, bening Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman Dengan bibir gelas yang ibentuk kusus untuk penuangan yang lebi baik (seingga penambaan cincin tuang tiak iperlukan) 3 Botol engan kapasitas antara memiliki cincin penguat ibagian punaknya yang sesuai engan kapasitas nominal ari botol tersebut. BOTOL LBORTORIUM DURN PRESSURE PLUS engan ulir DIN, GL 45 DIN EN 595 Mae in Germany ±0% Stanar DIN EN 595 Tmax 40 C Tmax 30 K p min -00 kpa p max 50 kpa Ketaanan teraap tekanan memenui ketentuan DIN EN 595, yang ikonfirmasi ole tana GS (TUV ID: ). Ketaanan teraap vakum an/atau tekanan ari - ingga +,5 bar yang isebabkan karena moifikasi ari geometri (berasarkan ISO 4796-I). Paa saat alam tekanan, maka konisi berikut ini berlaku: ketaanan teraap perubaan temperature 30 K an maksimum temperatur yang apat igunakan +40 C. Skala biru ipakai untuk membeakan secara visual ari botol laboratorium yang stanar. Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Juga terseia yang amber. Liat alaman 0 4 untuk tutup an cincin tuang pengganti. Digunakan untuk: Kerja yang aman paa tekanan tinggi atau vakum. Pengambilan sampel paa tekanan, penyimpanan meia yang mengeluarkan gas. Ulir DINGL Jua / Tanpa tutup an cincin tuang, bening Tanpa tutup an cincin tuang, amber Botol engan lapisan plastic terseia atas permintaan. 8

9 Mae in Germany Mae in Germany Retrace Coe BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Penggunaan yang ergonomis karena bentuknya yang bersuut, stabilitas yang tinggi, mua isusun. Disamping memiliki sifat-sifat DURN yang sua teruji, juga mengemat tempat ingga 44% bila ibaningkan engan botol laboratorium yang stanar (iitung engan menggunakan botol 00 ). Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Lengkap engan tutup botol ulir bewarna biru (PP, engan bibir penutup rapat) an cincin tuang (PP ) untuk penuangan tanpa tetesan serta kerja yang bersi an aman. Suu ketaanan ari tutup ulir an cincin tuang: +40 C. Untuk tutup an cincin tuang liat alaman 0 4. Digunakan untuk: Penyimpanan an transportasi yang emat tempat. Ulir DIN GL Jua / Dengan tutup an cincin tuang Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. BOTOL LBORTORIUM DURN SQURE (SEGI-EMPT) engan ulir DIN, GL 45 D U R N 000 PPROX. VOL Stanar Bersama engan sifat-sifat DURN yang tela teruji, penanaan-gs (TUV ID: ) memberikan konfirmasi untuk pengujian yang ilakukan ole TUV akan ketaanan perubaan suu ari 60K. Seluru system yang teriri ari botol, tutup ulir an cincin tuang memenui persyaratan /FD. DMF terseia atas permintaan (DMF no. 9757). Skala yang akurat: ±5%. Garis graasi tambaan serta penambaan skala paa sisi yang berlawanan memuakan pembacaan. Dengan skala yang mua-ibaca an tempat label yang besar untuk memuakan penanaan, ari keramik puti yang ibakar i permukaan, ole karenanya taan lama. Lengkap engan cincin tuang an tutup ari TpC260 (mirip engan PF). Tutup premium engan seal ari Silikon yang ilapisi engan PTFE ini, tiak bewarna an taan teraap temperature ari -96 C ingga +260 C. BOTOL LBORTORIUM DURN PREMIUM engan ulir DIN, GL 45 Digunakan untuk: karena sifat-sifat-nya, ieal untuk penggunaan i inustry Ulir DIN Jua / GL Wit premium screw cap an pouring ring ISO DIN ISO 78 Stanar Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Lengkap engan tutup koneksi engan ulir, seal ari silicon an stopcock engan pasak PTFE². Pengeluaran cairan alam osis imungkinkan melalui stopcock. Ulir DIN GL Jua / BOTOL SPIRTOR DURN leer engan ulir DIN, GL 45, tabulator engan GL ¹ Tutup caangan liat alaman 2. ² Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. DU R N 000 PPROX. VOL Retrace Coe ISO

10 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY BRU BOTOL STINLESS STEEL (PENGIRIMN) ari stainless steel tipe 36 L (I.4404) 500 Botol stainless steel ini ieal untuk aplikasi penyimpanan imana gelas tiak apat igunakan, karena risiko peca atau inkompatibilitas kimiawi. Botol ini memiliki ulir GL 45 isertai engan bibir tuang an pinggiran yang cocok untuk tutup tamper-evient (terliat apabila tela ibuka). Dipasok tanpa tutup, tutup ari stainless steel terseia. Kompatibel engan semua tutup GL 45 ari DURN Group. Botol untuk pengiriman ari stainless steel ini ieal untuk penyimpanan an pengiriman secara aman ari prouk cair yang berbaaya seperti pelarut-pelarut, an reagensia, engan tanpa iperlukannya luar tambaan untuk perlinungan*. Botol ini memiliki ulir special (45 ) engan bibir tuang. Dipasok lengkap engan tutup ulir ari stainless steel an cakram sealing ari PTFE, an penanaan serta koe sertifikasi UN. Mae in Germany Retrace Coe Ulir DIN GL Jua / DURN Group GL 45 Stainless Steel Laboratory Bottle Stainless Steel cap, wit PTFE sealing-isc GL BRU DURN Group Stainless Steel Sipping Bottle, UN-certifie, complete * Bersertifikasi menurut stanar UN untuk mengangkut cairan yang i-klasifikasi sebagai baan berbaaya paa UN grup II (baaya seang) an III(baaya rena). Cocok untuk cairan engan relative ensitas 2,0 atau kurang. Ketentuan international apat beruba, aala merupakan tanggung-jawab ari pemakai untuk mematui semua unang-unang an peraturan yang berlaku. Stanar TUTUP PREMIUM ari TpC260 (mirip engan PF) engan seal 2 ari silicon yang ilapisi engan PTFE Senyawa ini i-formulasi-kan tanpa zat warna untuk menginari risiko ari pelunturan. Batasan ketaanan suu ari -96 C sampai +260 C. Memiliki ketaan kimiawi yang sangat tinggi. Keketatan yang tinggi teraap kebocoran melalui penggunaan seal silicon yang ilapisi PTFE. DMF (no. 9757, alam kaitan engan botol premium) terseia atas permintaan. Cincin tuang TpC260 yang cocok juga terseia,yang memungkinkan penggunaan yang bersi an bebas tetesan. Digunakan untuk: karena sifat-sifat-nya, ieal untuk igunakan i inutri farmasi, penanganan ari baan-baan aggresiv, proses sterilisasi yang menuntut seperti sterilisasi engan uara panas atau kering an epyrogenisasi. Stanar Tmax. 260 C Ulir DIN GL Warna Jua / tutup botol tiak bewarna tiak bewarna cincin tuang tiak bewarna 4 5 sealing isc pengganti² tiak bewarna 23,5 3, tiak bewarna 43, 3, 0 Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. ² Silikon yang iproses engan Platina 0

11 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Tutup ulir tamper-evient ini terseia engan seal bibir atau seal silicon yang ilapisi engan PTFE. Cincin plastic yang aa akan tercabik paa saat tutup botol ini ibuka untuk pertama kalinya an akan tertinggal i leer botol. Ole karenanya akan apat iliat engan jelas apaka botol masi tertutup seperti aslinya. Setela pemutaran pertama tutup apat igunakan sebagai tutup ulir PP stanar. TUTUP BOTOL ULIR TMPER-EVI- DENT ari PP, untuk botol laboratorium engan ulir DIN. Digunakan untuk: penyimpanan yang aman an transportasi/pengiriman ari baan yang berarga. Ulir DIN GL Warna Jua / Dengan seal bibir biru-mera Dengan seal silicon engan PTFE biru-kuning Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 40 C Untuk semua ulir GL 45, GL32 an GL 25. Ieal untuk proses autoclaving karena membrane yang aa memungkinkan terjainya penyesuaian tekanan an penutupan yang rapat, seingga mengurangi risiko kontaminasi. Pemasukan ari cairan atau paatan apat icega an isi botol akan tetap steril. TUTUP BOTOL DENGN ULIR ari PP, biru engan membrane PTFE yang menempel untuk penyesuaian tekanan Digunakan untuk: penyimpanan atau transportasi ari meia yang mengasilkan gas, autoclaving ari meia. Ulir DIN Jua / GL Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 40 C Terseia alam warna biru, ijau, kuning an abu-abu isertai cincin tuang engan warna yang sama. Pembeaan jenis meia ipermua an tertukarnya tutup serta kontaminasi baan apat iinari secara efektif. TUTUP ULIR ari PP, engan seal bibir Digunakan untuk: lat bantu untuk ientifikasi yang aman ari meia yang berbea. Ulir DIN Warna Jua / GL tutup botol biru biru biru kuning ijau abu-abu cincin tuang biru biru ijau abu-abu kuning 4 0 Tmax. 40 C Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49.

12 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY TUTUP BOTOL ULIR ari PBT, mera Kekeapan yang tinggi teraap kebocoran melalui penggunaan seal silicon yang ilapisi engan PTFE. Memiliki ketaanan kimiawi yang lebi tinggi ibaningkan engan tutup ulir ari PP. Terseia juga cincin tuang yang sesuai ari ETFE, yang memungkinkan pemakaian yang bersi an bebas tetesan. Ulir DIN Jua / GL Tmax. 80 C tutup botol cincin tuang Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. SEL SILIKON ilapisi engan PTFE (VMQ ) Cocok untuk tutup ulir PBT, tutup ulir premium an tutup ulir 2 tamper-evient. Ketaanan teraap panas 30 C (uap) an 200 C (pemanasan kering). Ketaanan kimiawi yang bagus karena lapisan PTFE. Silikon iproses secara peroxiic. Untuk tutup botol ulir, mera Jua / GL Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman Untuk tutup botol, liat alaman 0 2 Tmax. 200 C TUTUP BOTOL ULIR DENGN PERTURE (LUBNG) ari PBT, mera Cocok untuk seal silicon untuk penusukan (Septa). Ketaanan kimiawi yang lebi tinggi ibaningkan engan tutup botol ulir ari PP. Digunakan untuk: Penyuntikan atau pengambilan meia. Ulir DIN Lubang cela Jua / GL , Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 80 C 2

13 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Cocok untuk tutup botol ulir PBT engan lubang cela (aperture). Ketaanan panas: 30 C (uap) an 200 C (panas kering). Silikon iproses secara peroxiic. Digunakan untuk: Injeksi an pengambilan meia. Untuk ulir DIN Ketebalan Jua / GL SEL SILIKON (SEPT) VMQ¹, ipakai untuk penusukan Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 200 C Material yang igunakan: PP an PTFE. Sistem moular yang fleksibel. Empat ukuran iameter selang yang berbea (,6 ; 3,0, 3,2 an 6,0 ) apat igunakan. Penyeimbang tekanan secara steril apat ilakukan melalui pemakaian filter membran. Lubang pengubung yang tiak igunakan apat isumbat engan tutup. SISTEM KONEKSI Tutup ulir GL 45 engan ua atau tiga lubang pengubung Digunakan untuk: Peminaan yang aman ari meia cair alam suatu sistem tertutup an steril (penguapan apat ikurangi) Best.-Nr. / Keterangan Ulir DIN Jua / GL Screw cap GL 45, PP¹, 2 ports GL Screw cap GL 45, PP¹, 3 ports GL Screw cap GL 4 PP¹, for ose 4 2 connection Insert for screw cap GL 4,.6 (/6 inc) ID Insert for screw cap GL 4, 3.0 (~/8 inc) ID Insert for screw cap GL 4, 3.2 (/8 inc) ID Insert for screw cap GL 4, 6.0 (~/4 inc) ID Screw cap, PBT¹, wit PTFE¹ coate seal, re, GL Set for pressure compensation 2- an 3-port screw cap (incl. 0.2 μm membrane filter), GL Spare membrane filter for pressure compensation, 0.2 μm Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman ➀ ➁ ➂ ➃ ➄ ➅ Skema iagram ari sistem koneksi GL ➀ Tutup botol ulir GL 4 (PP) ➁ Cincin sealing silikon ➂ Sisipan PTFE / konektor untuk selang ➃ Selang (tiak terserta) ➄ Lubang pengubung (PP) ➅ Seal cincin-o 3

14 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY SISTEM KONEKSI tutup ulir GL 45 engan ua koneksi untuk selang Material yang igunakan: PP. Ieal untuk koneksi selang yang elastik an lunak, yang misalnya ipakai i bio-teknologi ketika meminakan meia engan menggunakan pompa peristaltik. Koneksi selang yang bengkok menjaga selang agar tiak terbelit (tertekuk). Bagian tenga ari PP yang bewarna abu-abu apat bergerak secara bebas an memungkinkan penggantian bejana engan tanpa menyebabkan selang yang tersambung menjai terbelit. Keseimbangan tekanan secara steril apat ilakukan melalui penggunaan filter membran. Digunakan untuk: Peminaan secara aman ari meia cair alam suatu sistem tertutup an steril (penguapan apat ikurangi) Keterangan Jua / GL 45 screw cap wit 2 ose connections Filter top part for pressure equalization 2 Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Tmax. 40 C BRU GL 45 STIRRED RECTOR material yang igunakan: PP /PTFE /PEK / stainless steel GL 45 stirre reactor ini apat igunakan untuk bermacam-macam proses pencampuran i laboratorium. Koneksi yang aa (2 x GL 4) memungkinkan untuk menambakan atau meminakan meia ari botol paa saat proses pencampuran. Seluru rangkaian ini apat iautoklav an ole karenanya cocok untuk ipakai i biang biologi. Melalui komponen yang aa paa sistem koneksi GL 45 ini, sebua botol meia tambaan (OD ari selang:,6 6,0 ) apat iubungkan atau sebua penyeimbang tekanan apat igunakan. Untuk menggerakkan pengauk, apat igunakan magnetic stirrer yang umum. Batang pengauk yang variabel ini apat igunakan paa botol laboratorium DURN GL 45 (500, 750 an 000 ) an apat memberikan proses pencampuran yang lebi baik ibaningkan engan menggunakan magnetic stir bar yang umum. Elemen pengauk apat igunakan ingga 500 rpm. Conto penggunaan: mencampur cairan, melarutkan paatan, proses fermentasi yang seerana. Tmax. 40 C Keterangan Jua / GL 45 stirre reactor, termasuk botol DURN GL , pengauk maknetik yan apat ilipat an tutup PP GL 45 engan lubang pengubung 2 x GL 4, tutup mera 4 PBT GL 45 stirre reactor, termasuk botol DURN GL , pengauk maknetik yang apat ilipat an tutup PP GL 45 engan lubang pengubung 2 x GL 4, tutup mera 4 PBT Pengauk maknetik yang apat ilipat untuk GL 45 stirre reactor, termasuk batangnya Tutup ulir engan 2 lubang pengubung untuk GL 45 stirre reactor (tiak termasuk pengauk) engan tutup ulir GL 4 (PP, biru). Untuk ketaanan secara kimiawi an teraap panas, liat alaman 49. Komponen untuk mengubungkan tabung engan aman apat itemukan paa alaman 3. 4

15 BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY Bottle-top ispenser ari DURN Group membuat ispensing ari cairan secara beruntun an langsung ari botol laboratorium DURN menjai lebi aman an cepat. Dispensing cairan yang apat ipercaya an apat ireprouksi imungkinkan ole penggunaan siliner ari gelas borosilikat 3.3 yang sangat presisi. Pengaturan volume apat ilakukan engan cepat an akurat. Dispersing apat ilakukan engan mua, bakan engan satu tangan. Dispenser apat berputar 360 engan bebas iatas botol untuk menapatkan posisi yang sesuai. Material yang igunakan memberikan ketaanan kimiawi yang baik. Dapat isesuaikan untuk ulir botol yang berbea-bea (aptor untuk GL 32, GL 38, S 40 atau GL 28, GL 45, S 40) an untuk penyesuaian ketinggian botol engan sebua tabung asupan teleskopik. Bibir sealing PF menginarkan terjainya kristalisasi. Desain moular membuatnya mua untuk ibongkar an ibersikan. Dipasok engan sertifikat performance an buku panuan alam beberapa baasa. Semua kelengkapan terseia sebagai suku caang. DISPENSER DRI DURN GROUP Ulir GL aptor Jua / ,25 2,5 32 GL 28, GL 45, S ,5 5,0 32 GL 28, GL 45, S ,0 0,0 32 GL 28, GL 45, S ,5 25,0 45 GL 32, GL 38, S ,0 50,0 45 GL 32, GL 38, S ,0 00,0 45 GL 32, GL 38, S40 DIN EN ISO Mae in Germany D G H Daftar ari ketaanan kimiawi terseia online. Paa penggunaan yang benar, maka cairan yang igunakan anya berubungan engan material berikut ini: Gelas borosilikat, FEP, ETFE, PF, PTFE, Platinum-Iriium an PVDF (Tutup). ➀ Penggunaan yang mua isebabkan karena piston yang itekan secara langsung ilengkapi engan bibir sealing PF menginari kemerekatan yang isebabkan ole pembentukan Kristal. ➁ Penentuan volume yang cepat, mua an tepat. ➂ Siliner gelas yang sangat presisi ilinungi ole lapisan plastik. ➃ Dispenser yang terpasang paa botol apat iputar 360 engan bebas. ➄ Ulir GL 45 an aaptor, sangat cocok engan botol laboratorium DURN taan bocor ➅ Permukaan bagian alam anya menggunakan material yang berkualitas tinggi Ketaanan kimiawi yang baik Dapat igunakan secara universal ➆ Tiak terjai penetesan begitu tutup paa selang pengeluaran terpasang. ➇ Pipa teleskospik yang apat iatur apat isesuaikan engan ukuran botol. ➀ ➁ ➂ ➃ ➄ ➅ ➆ ➇ 5

16 ➇ BOTOL GELS LBORTORIUM DN KELENGKPNNY BRU DISPENSER PRO DURN GROUP Bottle-top ispenser ari DURN Group membuat ispensing cairan secara beruntun langsung ari botol gelas laboratorium DURN menjai lebi aman an cepat. Dispensing ari cairan yang apat ipercaya an apat ireprouksi karena penggunaan ari tabung gelas borosilicate 3.3 yang sangat presisi. Pengaturan volume apat ilakukan secara cepat an akurat. Pengerjaan ispensing yang seerana, bakan engan satu tangan. Dispenser apat berputar 360 engan bebas paa botol untuk menapatkan posisi yang sesuai. Material yang igunakan memberikan ketaanan secara kimiawi yang baik. Dapat isesuaikan untuk ulir botol yang berbea-bea (aaptor untuk GL 32, GL 38, S 40 or GL 28, GL 45,S 40) an untuk ketinggian botol engan menggunakan pipa masukan teleskopik. Bibir sealing PF menginarkan terjainya kristalisasi. Desain moular memuakannya untuk ibuka an ibersikan. Disuplai engan sertifikat performance an engan petunjuk kerja alam beberapa baasa. Semua aksesori terseia sebagai suku caang. Dispenser PRO ari DURN Group yang baru ini memiliki katup sirkulasi-ulang yang innovativ, yang memungkinkan peminaan antara ispensing an priming. Setela penggunaan alam jangka waktu yang lama atau untuk aplikasi yang spesifik, ispenser ini apat engan mua i-kalibrasi ulang engan cara memutar cela ari perakat penyetelan engan menggunakan sebua uang logam. Ulir GL aptor Jua / ,25 2,5 32 GL 28, GL 45, S ,5 5,0 32 GL 28, GL 45, S ,0 0,0 32 GL 28, GL 45, S ,5 25,0 45 GL 32, GL 38, S ,5 50,0 45 GL 32, GL 38, S ,0 00,0 45 GL 32, GL 37, S 40 DIN EN ISO Mae in Germany D G H ¹ Daftar ari ketaanan teraap baan kimia terseia online ➀ ➈ pabila alat ini igunakan sesuai engan petunjuk, maka cairan yang i-ispense anya berubungan engan material berikut ini: gelas Borosilicate, FEP, ETFE, PF, PTFE, Platinum-iriium an PVDF (Tutup) ➁ ➂ ➃ ➄ ➆ ➉ ➅ ➀ Penggunaan yang mua karena piston yang iorong langsung ilengkapi engan bibir sealing PF menginarkan perekatan yang isebabkan karena pembentukan Kristal. ➁ Pengaturan volume yang cepat, mua an presisi ➂ Tabung gelas yang sangat presisi yang ilinungi ole lapisan plastic. ➃ Dispenser yang terpasang paa botol apat berputar 360 engan bebas. ➄ Ulir GL 45 an aaptor, sangat cocok engan botol laboratorium DURN taan bocor. ➅ Untuk permukaan bagian alam anya igunakan material engan kualitas tinggi ketaanan secara kimiawi yang baik penggunaan secara universal ➆ Tiak terjai tetesan segera setela tutup untuk tabung pengeluaran ipasang. ➇ Tabung teleskopik yang apat iatur apat isesuaikan engan ukuran botol. ➈ Perakat untuk penyesuaian memungkinkan pengaturan volume yang tepat ➉ Pemina katup untuk mengatur katup sirkulasi-ulang Katup pengeluaran/sirkulasi-ulang menginari keilangan meia paa saat priming. Tabung sirkulasi-ulang pemasukan kembali cairan bila ikeenaki. 6

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA

MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA MACAM-MACAM SAMBUNGAN BAJA 1. PENGETAHUAN DASAR a. Fungsi / Tujuan Sambungan Baja Suatu konstruksi bangunan baja aalah tersusun atas batang-batang baja yang igabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Lebih terperinci

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Chemistry is amazing Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Alat Fungsi Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Erlenmeyer Untuk destilasi larutan. Pada

Lebih terperinci

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd

MAKALAH TURUNAN. Disusun oleh: Agusman Bahri A1C Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.Pd MAKALAH TURUNAN Disusun ole: Agusman Bari A1C214027 Dosen Pengampu: Dra. Irma Suryani, M.P PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS GLASS WARE TAHUN 2012

SPESIFIKASI TEKNIS GLASS WARE TAHUN 2012 LAMPIRAN BERITA ACARA ADDENDUM I DOKUMEN PENGADAAN GLASS WARE BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) Sebelum Adendum B Persyaratan Kualifikasi 1) peserta harus memiliki surat izin untuk menjalankan kegiatan/usaha

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT O L E H NAMA : MHD FADLI NST NIM : 1109008817 PRODI GROUP : AGROEKOTEKNOLOGI : A LABORATORIUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

BAB 6 DATUM DAN ARAS PASANG SURUT

BAB 6 DATUM DAN ARAS PASANG SURUT Pengenalan BAB 6 DATUM DAN AAS PASANG SUUT Datum i mana kealaman irujuk iefinisikan ole pengukuran an analisis pasang surut. Ole itu, seseorang juruukur irografi perlu mengetaui keuukan relatif ataupun

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA MODUL I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA MODUL I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA MODUL I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA Ayi Ruhiyat (1210705025) Smester/klas: 1/ IF-A Tanggal Praktikum : 9 November

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

No Nama Alat Spesifikasi Permintaan Satuan 1 UV Lampu dual wavelenglth 254/366 nm 2x8 w Spec Stand Camag Spec

No Nama Alat Spesifikasi Permintaan Satuan 1 UV Lampu dual wavelenglth 254/366 nm 2x8 w Spec Stand Camag Spec ADENDUM LAMPIRAN DOKUMEN PENGADAAN NO. 01/SC-AG/IX/2011 Daftar Kebutuhan Suku Cadang Balai Besar POM di Jayapura No Nama Alat Spesifikasi Permintaan Satuan 1 UV Lampu dual wavelenglth 254/366 nm 2x8 w

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Treny Dispenser Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan ana membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava ana bisa apat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

I. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia

I. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia I. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia II. Tujuan Praktikum a. Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia. b. Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat

Lebih terperinci

BAB 6 P E G A S M E K A N I S

BAB 6 P E G A S M E K A N I S BAB 6 P E G A S M E K A N I S Pegas, aalah suatu elemen mesin yang memperoleh gaya bila iberi perubahan bentuk. Pegas mekanis ipakai paa Mesin untuk menesakan gaya, untuk menyeiakan lenturan an untuk menyimpan

Lebih terperinci

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr.

F = M a Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah konstan, sehingga percepatan adalah nol, d dr. Hukum Newton II : F = M a Oleh karena iameter pipa aalah konstan, maka kecepatan aliran i sepanjang pipa aalah konstan, sehingga percepatan aalah nol, rr rr( s) rs rs( r r) rrs sin o Bentuk tersebut apat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada

BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA. Perencanaan yang diambil adalah perencanaan untuk instalasi pompa pada BAB III PERENCANAAN INSTALASI POMPA 3.1. Perencanaan Intalai Pompa Perencanaan yang iambil aala perencanaan untuk intalai pompa paa Saring Putar. Data-ata awal aala ebagai berikut : Fluia : Sea Water Kapaita

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Dalam bagian ini akan disampaikan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan penelitian, yaitu bahan dan peralatan, cara pengambilan data, dan cara analisa data. III.1

Lebih terperinci

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora

Lebih terperinci

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan

Sub Kompetensi. Bab III HIDROLIKA. Analisis Hidraulika. Saluran. Aliran Permukaan Bebas. Aliran Permukaan Tertekan Bab III HIDROLIKA Sub Kompetensi Memberikan pengetauan tentang ubungan analisis idrolika dalam perencanaan drainase Analisis Hidraulika Perencanaan Hidrolika pada drainase perkotaan adala untuk menentukan

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Permeabilitas dan Rembesan

Permeabilitas dan Rembesan 9/7/06 Permeabilitas dan Rembesan Mekanika Tana I Norma Puspita, ST.MT Aliran Air Dalam Tana Sala satu sumber utama air ini adala air ujan yang meresap ke dalam tana lewat ruang pori diantara butiran tananya.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENULANGAN LENTUR DAN GESER BALOK PERSEGI MENURUT SNI 03-847-00 Slamet Wioo Staf Pengajar Peniikan Teknik Sipil an Perenanaan FT UNY Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan

Lebih terperinci

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol 00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi

Lebih terperinci

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Klasifikasi Alat : 1. Alat untuk Pengamatan (Koloni dan Morfologi) 2. Alat untuk Sterilisasi 3. Alat untuk Kultivasi 4. Alat untuk Kuantifikasi Mikroorganisme

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Prosiing Seminar Nasional Penelitian, Peniikan an Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Mei 20 DESAIN PENGENDALIAN KEINGGIAN AIR DAN EMPERAUR UAP PADA SISEM SEAM DRUM BOILER DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral / laboratorium geoteknologi, analisis proksimat dilakukan di laboratorium instrumen Pusat Penelitian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK

MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BERELEKTRON BANYAK MODE ATOM MEKANIKA KUANTUM UNTUK ATOM BEREEKTRON BANYAK Pada materi Struktur Atom Hidrogen suda kita pelajari tentang Teori Atom Bor, dimana lintasan elektron pada atom Hidrogen berbentuk lingkaran. Namun

Lebih terperinci

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC) Ole : Tegu Herlambang 206 00 046 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, MSi

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN

TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN Topik Terkait: Tekanan, temperatur, volume, penguapan, tekanan uap, persamaan Clausius-Clapeyron. I. Tujuan Percobaan 1. Menyelidiki tekanan uap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

Instruksi Teknis Peralatan refluk standar untuk sistem mikrowave

Instruksi Teknis Peralatan refluk standar untuk sistem mikrowave Instruksi Teknis Peralatan refluk standar untuk sistem mikrowave Kondisi percobaan pada percobaan gelombang mikro bergantung pada data teknis dari peralatan gelombang mikro yang digunakan. Untuk menyiapkan

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu perancangan alat sederhana untuk membuat asap cair dari tempurung kelapa, proses pembuatan asap cair dan karakterisasi asap cair yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk menurunkan serat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TENI POMITS Vol, No, (0-6 Perancangan Sistem Pengenalian Flow Menggunakan Sliing Moe Control (SMC Dengan Neural Network Paa Backloaing Di Terminal BBM PT Pertamina Perak Surabaya Helmy Yunan Inaton,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah mengekstrak polipeptida dari ampas kecap melalui cara pengendapan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di Laboratorium Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Jaya Perkasa No.9 Bandung. Waktu

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium

Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Start. Persiapan Bahan. Pengamplasan. Pengelasan. Pengujian. Analisa. Kesimpulan. Stop

Start. Persiapan Bahan. Pengamplasan. Pengelasan. Pengujian. Analisa. Kesimpulan. Stop 21 BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA 3.1 Flow Chart Proses Kerja Start Persiapan Bahan Pengamplasan Pengelasan Pengujian Analisa Kesimpulan Stop 22 3.1.1 Persiapan Bahan Bahan terdiri dari dua komponen diantaranya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan unia usaha saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan itu isebabkan karena kebutuhan an keinginan konsumen yang semakin bervariasi. Aanya

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: PR.01.01.107.03.13.0587 Tanggal: 04 Maret 2013 untuk Pengadaan SUKU CADANG Panitia Pengadaan Alat Gelas dan Suku Cadang BALAI BESAR PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAKTERI PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

BAKTERI PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN Tujuan:i) ii) iii) iv) Mengetahui dan mampu melakukan teknik-teknik mengisolasi / inokulasi bakteri di media Menggunakan alat mikroskop dengan benar. Meneliti efek bahan atau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian : eksperimental laboratorik 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG UI Waktu penelitian : Minggu

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

Sterilisasi dan Pembuatan Medium

Sterilisasi dan Pembuatan Medium MODUL 2 Sterilisasi dan Pembuatan Medium POKOK BAHASAN : 1. Sterilisasi alat, medium/bahan, dan area kerja 2. Pembuatan medium tumbuh bakteri TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mengenal persiapan dan pengerjaan teknik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN Mikroba merupakan jenis mahluk hidup yang tersebar di seluruh lingkungan. Berbagai spesies mikroorganisme terdapat di sekitar kita, bahkan di tubuh kita. Pada umunya, mikroba banyak terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA KALIBRASI PERALATAN GELAS Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KALIBRASI ALAT GELAS Didalam salah satu kausal ISO 17025, peralatan gelas harus dikalibrasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 5: Cara uji oksida-oksida nitrogen dengan metoda Phenol Disulphonic Acid (PDS) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

Alat Laboratorium IPA

Alat Laboratorium IPA Alat Laboratorium IPA Vinta A. Tiarani Pengenalan Berikut daftar alat-alat utama laboratorium IPA dan kegunaannya. Untuk pengukuran volume cairan. Pipet di sebelah kiri adalah pipet volumetrik. Pipet ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5

TURUNAN FUNGSI. turun pada interval 1. x, maka nilai ab... 5 TURUNAN FUNGSI. SIMAK UI Matematika Dasar 9, 009 Jika kurva y a b turun pada interval, maka nilai ab... 5 A. B. C. D. E. Solusi: [D] 5 5 5 0 5 5 0 5 0... () y a b y b b a b b 6 6a 0 b 0 b 6a 0 b 5 b a

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci