Socioemotional Development in Infancy

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Socioemotional Development in Infancy"

Transkripsi

1 Socioemotional Development in Infancy Kisi-kisi Perkembangan Emosional Apakah emosi itu? Perkembangan emosi Temperamen Kelekatan Exploring Emotions Exploring Emotions Apakah emosi itu? Perasaan atau afeksi dalam keadaan atau interaksi yang ditandai dengan:? Ekspresi perilaku? Pengalaman kesadaran? Dorongan fisiologis ekspresi positif dan negatif Apakah emosi itu? Ekspresi wajah untuk emosi dasar:? Bawaan biologis, sama di seluruh budaya Emosi adalah bawaan, namun dikembangkan dengan interaksi Perkembangan Psikososial (Erik Erikson) 1. Tahap Percaya vs Tidak Percaya (0-1 tahun) Kepercayaan anak berdasar pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis Kepercayaan dibangun jika ada pengasuh yang responsif contoh : memeluk anak ketika menangis, memberi makan, dll Penting untuk landasan hubungan sosial anak selanjutnya jika tidak ada perhatian dari pengasuh anak sulit percaya dengan orang lain 2. Otonomi vs Malu dan Ragu (1-3 tahun) Anak punya banyak kemampuan baru dan lebih mandiri. Contoh : makan sendiri, berjalan, dll. Senang mencoba dan eksplorasi, namun belum terarah. Contoh : memegang semua barang di sekitarnya Jika tidak ada kesempatan dari pengasuh anak akan merasa bingung dan ragu dengan kemampuannya 1

2 Perkembangan Emosi Awal Emosi Dasar? Muncul di manusia dan beberapa hewan lainnya? Mulai ada sejak usia 6 bulan? Bentuknya: terkejut, gembira, marah, sedih, takut, dan jijik Self-conscious emotions? Mulai tampak usia 18 bulan-2 tahun? Membutuhkanstandard dan aturan sosial? Bentuknya: empati, cemburu, dan malu Infant Crying Basic cry? Rhythmic pattern usually consisting of cry, briefer silence, shorter inspiratory whistle, and brief rest Anger cry? Similar to basic cry, linked to exasperation or rage, with more excess air forced through vocal chords Pain cry? Sudden appearance of loud crying, no preliminary moaning; stimulated by high-intensity stimulus Infant Smiling Reflexive smile? Tidak untuk merespon stimulus dari luar? Terjadi pada bulan pertama setelah lahir, terutama saati tidur Social smile? Respon pada stimulus eksternal? Terjadi mulai usia 2-3 bulan? Biasanya merespon wajah orang lain Fear Pertama muncul di usia 6 bulan, mencapai puncaknya di usia 18 bulan Stranger anxiety rasa cemas dan takut pada orang asing, intens di usia 9-12 bulan? Dipengaruhi oleh konteks sosial, karakteristik orang asing tersebut? Individual variations Separation protest menangis ketika pengasuh pergi; mencapai puncak di usia sekitar 15 bulan Social Referencing membaca petunjuk emosional dari orang lain dalan menentukan sikap di situasi tertentu Kemampuan berkembang di usia 2 tahun Banyak anak usia bulan melihat wajah ibu sebagai sumber informasi Emotional Regulation and Coping Bayi menggunakan cara menenangkan diri dalam coping, misal: menghisap jempol saat merasa cemas Selanjutnya pengalihan perhatian juga dapat digunakan untuk coping Mulai 2 tahun, batita menggunakan bahasa untuk ekspresi emosi Konteks mempengaruhi pengaturan emosi 2

3 Gaya perilaku individual dan karakteristik dalam merespon emosi? Berhubungan erat dengan kepribadian Rothbart and Bates Classification? Extraversion urgency? Negative affectivity? Effortful control (self-regulation) Chess and Thomas Classification Tiga tipe dasar:? Easy child: mood positif, cepat membangun rutinitas sendiri, mudah beradaptasi dengan pengalaman baru? Difficult child: bereaksi negatif, sering menangis, rutinitas yang tidak teratur, lambat menerimapengalaman baru? Slow-to-warm-up child: tingkat aktivitasnya rendah, menunjukkan adaptasi yang lama, menunjukkanintensitasmood dalam taraf rendah Theories of Attachment Attachment close emotional bond between two people Freud infants attach to person or object providing oral satisfaction? Harlow s study proved otherwise Theories of Attachment Erikson first year of life is key time for attachment development? Sense of trust or mistrust sets later expectations Bowlby stresses importance of attachment in first year and responsiveness of caregiver? Four phases of attachment in first 2 years Individual Differences and the Strange Situation Ainsworth s measure of infant attachment to caregiver? Requires infant to move through a series of introductions, separations, and reunions? Some infants have more positive attachments than others Development of the attachment bond 0-6 weeks? Pre-attachment? Infant produces innate signals to gain comfort Bayi memunculkan tanda-tanda untuk mendapatkan rasa nyaman 6 weeks to 7 months? Attachment-in-the-making? Preference for familiar people Lebih memilih untuk dekat dengan orang yang dikenal? Development of the attachment bond Berkembangnya ikatan kelekatan 3

4 Development of the attachment bond 7 months to around 1 and ½ years? Clear-cut attachment? Seek out regular care givers? Mencari pengasuh yang sudah dikenalnya? Separation protest, wariness of strangers? Menolak untuk berpisahdan curiga pada orang asing (baru)? Secure base is formed? Terbentuknya dasar-dasar rasa aman 2 years onward? Reciprocal relationship? Hubungannya sudah timbal balik? Child has increased understanding of relationship? Anak memiliki pemahaman yang lebih meningkat tentang hubungan dirinya dan orang lain dengalebih dalam Testing attachment Strange Situation Task (Ainsworth, 1960 s):? Infants around 12 months? A pattern of separations from and reunions the mother Aim? To diagnose differing patterns of attachment form child s reactions Strange Situation Procedure Parent and infant are introduced to the experimental room. Parent and infant are alone. Parent does not participate while infant explores. Stranger enters, converses with parent, then approaches infant. Parent leaves inconspicuously. First separation episode:? Stranger's behavior is geared to that of infant. Strange Situation Procedure First reunion episode:? Parent greets and comforts infant, then leaves again. Second separation episode:? Infant is alone. Continuation of second separation episode:? Stranger enters and gears behavior to that of infant. Second reunion episode:? Parent enters, greets infant, and picks up infant; stranger leaves inconspicuously. Secure (Pattern B) Patterns Seeks contact and proximity of Attachment to mother esp. in reunion episodes Distressed during Separation episodes Prefers mother to stranger Around 65% of infants Insecure Resistant (Pattern C) Mixture of anger and relief on reunion Very distressed in Separation Little exploratory behavior Around 15% of infants Attachment Categories Securely attached Insecure avoidant Caregiver is secure base to explore environment from Shows insecurity by avoiding the caregiver Insecure Avoidant (Pattern A) Little or no tendency to seek proximity to mother Avoidance of proximity during reunion not distressed during separation Little difference in attitude to stranger Around 20% of infants Insecure resistant Insecure disorganized Clings to caregiver, then resists by fighting against the closeness Shows insecurity by being disorganized, disoriented 4

5 Caregiving Styles and Attachment Classification Kelekatan pada Bayi Secure Insecure Avoidant Perilaku Pengasuh Sensitive to signals, available Unavailable or rejecting Mothers and Fathers as Caregivers Maternal interactions usually center on child-care activities? Feeding? Changing diapers Insecure Resistant Inscure Disorganized Inconsistent Neglect or physically abuse? Bathing Paternal interactions more likely to include play, engage in rough-and-tumble acts Child Care Many parents worry about child s care Child care strategies for parents? Quality of parenting is key to child s development? Make decisions that enhance being good parents? Monitor child s development? Take time to find the best child care Child care may harm some children more than others 5

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng INFANCY Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id MASA SENSORIMOTOR (PIAGET) 1. Substage 1: Simple Reflex 2. Substage 2: Primary Circular Reaction 3. Substage 3: Secondary

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gabungan antara aspek fisiologis (detak jantung misalnya) dengan perilaku tampak (tersenyum, misalnya)

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi

Psikologi Kepribadian I. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 06 61101 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan pembahasan teori attachment

Lebih terperinci

BUDAYA DAN PROSES PERKEMBANGAN

BUDAYA DAN PROSES PERKEMBANGAN BUDAYA DAN PROSES PERKEMBANGAN OLEH: DR. ASIH MENANTI, MS * CULTURE AND TEMPERAMENT: PERBEDAAN PSIKOLOGIS YANG MUNCUL PADA ANTAR BUDAYA, BANYAK MEMBICARAKAN TENTANG TEMPERAMEN, KELEKATAN, PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Attachment pada manusia pertama kali terbentuk dari hubungan antara orang tua dengan anak. Orang tua merupakan makhluk sosial pertama yang berinteraksi dengan bayinya.

Lebih terperinci

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang HUBUNGAN KELEKATAN DAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang ABSTRAK. Kelekatan (Attachment) merupakan hubungan emosional antara seorang anak dengan pengasuhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap 7 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menguraikan tahap perkembangan khususnya pada tahapan dewasa muda, hubungan romantis, attachment dan tipe attachment. 2.1 Dewasa

Lebih terperinci

RAUDHAH: Vol. IV, No. 2: Juli Desember 2016, ISSN: PERAN KUALITAS KEMELEKATAN ANAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL. Fauziah Nasution, M.

RAUDHAH: Vol. IV, No. 2: Juli Desember 2016, ISSN: PERAN KUALITAS KEMELEKATAN ANAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL. Fauziah Nasution, M. PERAN KUALITAS KEMELEKATAN ANAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL Fauziah Nasution, M.Psi Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan Estate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Kemudian

BAB II LANDASAN TEORI. seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Kemudian BAB II LANDASAN TEORI A. ATTACHMENT 1. Pengertian Attachment Istilah attachment atau kelekatan untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby.

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI

PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI PROSES PEMBENTUKAN KELEKATAN PADA BAYI Dwi Hardiyanti Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, dwihardiyanti@ymail.com Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juli 2017 ABSTRAK Kelekatan

Lebih terperinci

Anak monyet ketakutan dan cenderung memeluk diri sendiri dengan tangan dan kakinya

Anak monyet ketakutan dan cenderung memeluk diri sendiri dengan tangan dan kakinya Bayi monyet mengalami total isolasi sampai berumur 6 bulan. Pengalaman sosial ini mempengaruhi kemampuan membangun hubungan afeksi dengan teman seumurnya Anak monyet ketakutan dan cenderung memeluk diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT OBJEK PENGGANTI DENGAN TEMPERAMEN PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI LINGKUNGAN SIKUNIR KELURAHAN BERGASLOR KECAMATAN BERGAS

HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT OBJEK PENGGANTI DENGAN TEMPERAMEN PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI LINGKUNGAN SIKUNIR KELURAHAN BERGASLOR KECAMATAN BERGAS HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT OBJEK PENGGANTI DENGAN TEMPERAMEN PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI LINGKUNGAN SIKUNIR KELURAHAN BERGASLOR KECAMATAN BERGAS SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regulasi Diri Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi, tahapan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi diri. 2.1.1. Definisi Regulasi Diri Regulasi diri adalah proses

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

Perkembangan Sosial. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

Perkembangan Sosial. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng Perkembangan Sosial Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id Perkembangan Psiko-Sosial: Erik Erikson Stage 1 : Basic Trust vs Mistrust Stage 2 : Autonomy vs Shame-Doubt

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL Oleh: HALDILA LINTANG PALUPI 802008039 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

PERBEDAAN POLA TEMPERAMEN ANAK USIA TODDLER DENGAN IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN MERDEKA LINGKUNGAN V

PERBEDAAN POLA TEMPERAMEN ANAK USIA TODDLER DENGAN IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN MERDEKA LINGKUNGAN V PERBEDAAN POLA TEMPERAMEN ANAK USIA TODDLER DENGAN IBU BEKERJA DAN IBU TIDAK BEKERJA DI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN MERDEKA LINGKUNGAN V SKRIPSI Oleh EVA SIBUEA NIM 121121081 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI POLA ATTACHMENT ANTARA IBU DENGAN ANAKNYA YANG BERUSIA 4-5 TAHUN PUTRI ARLANDA PERMATASARI Dibimbing oleh : Dr. Poeti Joefiani, M. Si ABSTRAK Ketika anak-anak mulai bersekolah

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Kelekatan (attachment) 2.1.1. Definisi Kelekatan (attachment) Bowlby mengatakan bahwa kelekatan (attachment) adalah ikatan antara bayi dan ibu, sedangkan menurut Papalia dan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG

2015 HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT PADA PENGASUH DENGAN SELF-DISCLOSURE REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK WISMA PUTRA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, individu dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memiliki orang tua lengkap yang terdiri dari seorang ibu dan seorang ayah. Namun, tidak semua

Lebih terperinci

KELEKATAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK

KELEKATAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK KELEKATAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK Zusy Aryanti Dosen Psikologi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro Email: Zusyar4@gmail.com Abstract Attachment is strong relationship between a child and his mother

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Pengembangan Afeksi (What?) Afeksi merupakan hal yang sama dengan sosial-emosional. Perkembangan emosi merupakan perkembangan yang mengarah pada

Lebih terperinci

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa PERKEMBANGAN ATTACHMENT (KELEKATAN) Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa senang. Apabila

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku self disclosure pada media sosial Path dan tatap muka pada komunitas youth di GSJA Calvary Charismatic Bogor, berdasarkan dimensi dimensi

Lebih terperinci

KELEKATAN BALITA PADA ORANGTUA KANDUNG DAN TETANGGA

KELEKATAN BALITA PADA ORANGTUA KANDUNG DAN TETANGGA 1 KELEKATAN BALITA PADA ORANGTUA KANDUNG DAN TETANGGA Trah Gita Anindya (Email : rara_nindy24@yahoo.com) Ari Pratiwi Faizah Universitas Brawijaya Malang Abstrak Penelitian ini membahas kelekatan balita

Lebih terperinci

KELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah

KELEKATAN PADA ANAK. Oleh : Sri Maslihah KELEKATAN PADA ANAK Oleh : Sri Maslihah Anak yang satu tetap nempel pada bundanya padahal sudah saatnya masuk ke kelas, ada juga anak lain menangis begitu melihat ibunya harus keluar dari kelasnya sementara

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kesepian 2.1.1 Definisi Kesepian Kesepian didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis hubungan sosial yang diinginkan

Lebih terperinci

KAREN HORNEY ( )

KAREN HORNEY ( ) KAREN HORNEY (1885-1952) Latar Belakang Kehidupan Ayah: pelaut serius, taat pada agama, kaku, pendiam Ibu: atraktif, penuh semangat Kagum sekaligus takut pada ayah, mendekati ibu dan mencintai saudara

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

1.PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah 1 1.PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran attachment styles yang dialami oleh gay yang berada pada rentang usia dewasa muda. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang dalam menjalankan kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss). BAB II LANDASAN TEORITIS A. GRIEF 1. Definisi Grief Menurut Rando (1984), grief merupakan proses psikologis, sosial, dan reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting menuju kedewasaan. Masa kuliah akan menyediakan pengalaman akademis dan

BAB I PENDAHULUAN. penting menuju kedewasaan. Masa kuliah akan menyediakan pengalaman akademis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Individu pada masa dewasa awal menjadikan masa kuliah sebagai salah satu jalur penting menuju kedewasaan. Masa kuliah akan menyediakan pengalaman akademis

Lebih terperinci

Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua

Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua potensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT YANG DIBERIKAN ORANGTUA DENGAN BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KAWASAN BANDUNGAN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT YANG DIBERIKAN ORANGTUA DENGAN BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KAWASAN BANDUNGAN SEMARANG HUBUNGAN ANTARA ATTACHMENT YANG DIBERIKAN ORANGTUA DENGAN BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KAWASAN BANDUNGAN SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi BAB I PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa peralihan atau masa transisi dari masa anakanak ke masa dewasa yang disertai dengan perubahan (Gunarsa, 2003). Remaja akan mengalami berbagai perubahan dalam

Lebih terperinci

v Universitas Kristen Maranatha

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study was conducted to describe the degree of self compassion on mother with intellectual disability children in SLB C X Bandung. Self compassion is ability to comfort ourselves, see a failure

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. PERSAHABATAN 1. Definisi Persahabatan Menurut Rubin (2004), persahabatan adalah multidimensi dalam sifat dan melayani manusia dalam berbagai cara (seperti kesenangan, harapan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG 2011 Jimmy Andre, 2011 Pembimbing I : Dani, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan dengan orang lain yang meliputi interaksi di lingkungan sekitarnya. Sepanjang hidup, manusia akan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR State of Victoria, Department of Education (1996). Fundamental motor skills: A manual for classroom teacher. Melbourne: Community Information Service. (4-8) Back Next

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum anak-anak tinggal dengan orang tua mereka di rumah, tetapi ada juga sebagian anak yang tinggal di panti asuhan. Panti asuhan adalah suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia, terutama dalam gaya hidup masyarakat. Indonesia pun tidak luput dari perubahanperubahan

Lebih terperinci

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep KONSEP HOSPITALISASI BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep SAKIT & DIRAWAT DI RUMAH SAKIT MERUPAKAN KRISIS DI DALAM HIDUP ANAK. DI RAWAT DI RUMAH SAKIT BERARTI ANAK HARUS BERURUSAN DENGAN LINGKUNGAN YANG ASING,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke

BAB I PENDAHULUAN. hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja termasuk ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja merupakan sebuah institusi yang dibentuk secara legal dan berada di bawah hukum suatu negara yang dibangun dengan tujuan untuk aktivitas religius. Gereja

Lebih terperinci

xvi BAB I PENDAHULUAN

xvi BAB I PENDAHULUAN xvi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bagi banyak orang konsep suatu adiksi biasanya berkaitan dengan obat obatan. Maka tidak mengherankan bahwa definisi adiksi banyak dikaitkan dengan obat obatan yaitu

Lebih terperinci

Multilevel Model of Maternal Health Program Indicator (K4) in Health Center. SOLHA ELRIFDA

Multilevel Model of Maternal Health Program Indicator (K4) in Health Center. SOLHA ELRIFDA Multilevel Model of Maternal Health Program Indicator (K4) in Health Center SOLHA ELRIFDA selrifda@yahoo.com Maternal death can be prevented with adequate antenatal care (ANC) Antenatal care is very important

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Adult Attachment Styles pada mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran di Universitas X di Kota Bandung. Ukuran sampel sebesar 100 mahasiswa

Lebih terperinci

The Top 10 Leadership Principles. Maximize Your Leadership Potential

The Top 10 Leadership Principles. Maximize Your Leadership Potential The Top 10 Leadership Principles Maximize Your Leadership Potential Top Ten Leadership Principles 1. Leadership is servanthood. 2. Let your purpose prioritize your life. 3. Live the life before you lead

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra mengandung aspek - aspek kejiwaan 1 yang sangat kaya. 2

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra mengandung aspek - aspek kejiwaan 1 yang sangat kaya. 2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra mengandung aspek - aspek kejiwaan 1 yang sangat kaya. 2 Dalam bukunya, Teori, Metode dan Tehnik Penelitian Sastra, Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seluruh subjek mengalami stres. Reaksi stres yang muncul pada subjek penelitian antara lain berupa reaksi

Lebih terperinci

Kelekatan (Attachment) dan Pembentukan Karakter. Siti Nurhidayah

Kelekatan (Attachment) dan Pembentukan Karakter. Siti Nurhidayah Kelekatan (Attachment) dan Pembentukan Karakter Siti Nurhidayah Abstract: This article will explain about the attachment and character development. From this article it can be concluded that there are

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL DyahNurul Adzania, Achmad Mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dyadzania@gmail.com

Lebih terperinci

SENSITIVITAS PENGASUHAN TERHADAP KUALITAS KELEKATAN ANAK BURUH MIGRAN

SENSITIVITAS PENGASUHAN TERHADAP KUALITAS KELEKATAN ANAK BURUH MIGRAN 33 SENSITIVITAS PENGASUHAN TERHADAP KUALITAS KELEKATAN ANAK BURUH MIGRAN Baiq Hanisah 1 1 Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur ABSTRACT Background: Attachment is a mutual bond between mother and child

Lebih terperinci

KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN

KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN KONTRIBUSI ATTACHMENT STYLE IBU TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN Bunga Ayu Amalia Nurhenti Dorlina Simatupang PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial (Menurut Erik Erikson) Erikson (1950, 1968 ) mengatakan bahwa manusia lebih berkembang dalam tahap psikososial daripada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak

TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak TINJAUAN PUSTAKA Interaksi Ayah-Anak Dalam kehidupan berkeluarga, ayah biasanya diidentikkan sebagai orang tua yang banyak meninggalkan rumah, menghukum, mempunyai pengetahuan yang lebih luas, berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku

Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku Models of child Psychopath Oleh: Dra. Elvi Andriani Y, M.si P P W F P K K K K Keempat konteks ini dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam terbentuknya suatu perilaku MEDICAL MODEL (Model medis): Model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelekatan 1. Defenisi Kelekatan (attachment) Menurut Bashori (2006) kelekatan adalah ikatan kasih sayang antara anak dengan pengasuhnya. Ikatan ini bersifat afeksional, maka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Bowlby (Johnson & Medinnus, 1974) menggambarkan konsep attachment

BAB II KAJIAN TEORI. Bowlby (Johnson & Medinnus, 1974) menggambarkan konsep attachment BAB II KAJIAN TEORI A. Gaya Kelekatan (Attachment Style) 1. Definisi kelekatan Istilah kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kelekatan Dengan Teman Sebaya 1. Pengertian Kelekatan Anak-anak biasanya selalu mempunyai figur yang paling dekat dengan dirinya seperti ibu, ayah, atau pengasuhnya. Anak-anak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIK

BAB II KERANGKA TEORITIK BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka 1. Pola attachment a. Pengertian attachment Attachment adalah perilaku lekat atau kelekatan, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu tahap penting dalam siklus kehidupan individu di samping siklus kehidupan lainnya seperti kelahiran, perceraian, atau kematian

Lebih terperinci

Golongan Darah. darah donor + resipien. oleh karena terjadi aglutinasi

Golongan Darah. darah donor + resipien. oleh karena terjadi aglutinasi GOLONGAN DARAH 1 Golongan Darah Perbedaan golongan darah setiap orang disebabkan oleh karena adanya Antigen (Ag) Aglutinogen pada dinding eritrosit dan adanya antibody spesifik (Ab) Aglutinin di dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : anggota komunitas sel Superheroes, attachment to God, attachment to parent. vii

ABSTRAK. Kata Kunci : anggota komunitas sel Superheroes, attachment to God, attachment to parent. vii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan attachment to parent dan attachment to God pada anggota komunitas sel Superheroes di Gereja X Bandung. Populasi sebanyak 60 orang diikutsertakan

Lebih terperinci

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III

DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III DATA SUBJEK SUBJEK I SUBJEK II SUBJEK III Inisial A D V Usia 22 tahun 27 tahun 33 tahun Tempat/Tanggal Jakarta, 24 Mei 1986 Jakarta, 19 Maret 1981 Jakarta Lahir Agama Islam Kristen Protestan Katolik Suku

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada orangtua yang mengalami kehilangan anak di komunitas Heaven is for Real di kota Bandung, dilihat dari komponen-komponen

Lebih terperinci

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai Teori Psikososial, Erik Erikson ( 1902-1994 ) Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa pasangan suami istri menginginkan keturunan sebagai bagian dari keluarga mereka. Pasangan suami istri pasti berharap untuk mendapatkan anak yang sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Terutama usia 0-2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Terutama usia 0-2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pertumbuhan dan perkembangan di masa balita menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang manusia berjalan secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan dalam memilih jurusan Perguruan

Lebih terperinci

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd CHILD DEVELOPMENT Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd Area of Development 1. Otak 2. Kognitif 3. Sosial 4. Moral 5..(Spiritual) 2 BASIC UNDERSTANDING OF CHILD O Anak adalah ciptaan Tuhan

Lebih terperinci

xxii BAB 2 LANDASAN TEORI

xxii BAB 2 LANDASAN TEORI xxii BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Attachment Style Dalam hubungan bayi dengan orangtua, bayi mulai menyadari orangtua atau pengasuhnya dan mengantisipasi tingkah laku mereka. Bowlby dan Ainsworth merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kepuasan merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kepuasan merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Kepuasan merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Menurut

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study, entitled Effect of Attachment to God ( ATG ) on Forgiveness of Christian / Catholic s High School Students Bandung to their peers, aims to obtain an overview of the effect of ATG s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro

Lebih terperinci

5. The removed-treatment design with pretest & posttest Design: O 1 X O 2 O 3 X O 4 Problem: O 2 - O 3 not thesame with O 3 - O 4 construct validity o

5. The removed-treatment design with pretest & posttest Design: O 1 X O 2 O 3 X O 4 Problem: O 2 - O 3 not thesame with O 3 - O 4 construct validity o 4. The nonequivalent dependent variables design Design: O 1A X O 2A O 1B O 2B Problem: Growth rate unrepresentative measure continuous assumption 01-2-3 5. The removed-treatment design with pretest & posttest

Lebih terperinci

Attachment Style pada Wanita yang Mengalami Shopping Addiction SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Psikologi

Attachment Style pada Wanita yang Mengalami Shopping Addiction SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Psikologi i Attachment Style pada Wanita yang Mengalami Shopping Addiction SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Psikologi Hamanda Kesumaratih Moeljosoedjono 0804000793 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: deskriptif, attachment to God, siswa SMA. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: deskriptif, attachment to God, siswa SMA. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemampuan kognitif remaja yang mulai mampu berpikir abstrak memungkinkannya untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran model Attachment to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi dari usia 18

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi dari usia 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Arnett (dalam Santrock, 2011) masa transisi dari remaja ke dewasa disebut sebagai beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi dari usia 18 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

Asesmen LD usia DIni. Oleh: Pujaningsih

Asesmen LD usia DIni. Oleh: Pujaningsih Asesmen LD usia DIni Oleh: Pujaningsih (puja@uny.ac.id) Target: Mahasiswa akan mampu menjelaskan halhal yang perlu dilakukan untuk identifikasi dini Mahasiswa akan mampu menjelaskan instrumen formal maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELEKATAN AMAN (SECURE ATTACHMENT) ANAK PADA ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK PKK 37 DODOGAN JATIMULYO DLINGO BANTUL SKRIPSI

HUBUNGAN KELEKATAN AMAN (SECURE ATTACHMENT) ANAK PADA ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK PKK 37 DODOGAN JATIMULYO DLINGO BANTUL SKRIPSI HUBUNGAN KELEKATAN AMAN (SECURE ATTACHMENT) ANAK PADA ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B TK PKK 37 DODOGAN JATIMULYO DLINGO BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI

Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI Laporan Magang Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI Nova Rina Simbolon 1006689271 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok,

Lebih terperinci

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya Hospitalisasi menimbulkan krisis O/K : Stress Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik yang dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian Pengaruh Student-Teacher Relationships terhadap Tipe-Tipe School Engagement pada siswa SMP Z Kota Bandung bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh Student-Teacher Relationships

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan

Lebih terperinci

PSIKODINAMIK TEORI. OLEH Dr. PURWOWIBOWO, M.SI

PSIKODINAMIK TEORI. OLEH Dr. PURWOWIBOWO, M.SI PSIKODINAMIK TEORI OLEH Dr. PURWOWIBOWO, M.SI TOKOH UTAMANYA SEQMUND FREUD DAN PARA PENGIKUTNYA INTI TEORI DASARNYA ADALAH LIBIDO SEKSUALIS ASUMSI DASARNYA 1. Tingkah laku manusia berasal dari gerak-gerik

Lebih terperinci

PROFIL PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI DI TK/RA MIFTAHUL JANNAH KENAGARIAN SUNGAI SARIK LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

PROFIL PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI DI TK/RA MIFTAHUL JANNAH KENAGARIAN SUNGAI SARIK LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 PROFIL PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI DI TK/RA MIFTAHUL JANNAH KENAGARIAN SUNGAI SARIK LUMPO KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mai Vandra 1, Ahmad Zaini 2, Rila Rahma Mulyani 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Selamat membaca, mempelajari dan memahami

Lebih terperinci

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANAK DENGAN DAN TANPA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU SERUNI TLOGOMAS ABSTRAK

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANAK DENGAN DAN TANPA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU SERUNI TLOGOMAS ABSTRAK PERBEDAAN KECERDASAN EMOSI ANAK DENGAN DAN TANPA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI () USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU SERUNI TLOGOMAS Ervina R. Duran 1), Rona Sari Mahaji Putri 2), Susmini 3) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci