Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Magang. Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI"

Transkripsi

1 Laporan Magang Gambaran Kemandirian Pada Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) dan Kupukupu (Early Childhood) di TPA Makara UI Nova Rina Simbolon Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok, 2013

2 Bab 1 Pendahuluan A. Latar belakang Institusi Didirikan pada tahun 2007, Taman Pengembangan Anak Makara (TPA Makara) adalah model taman penitipan anak yang sesuai dengan kaidah ilmu kesehatan dan psikologi untuk anak usia 1-4 tahun. TPAM didirikan oleh Fakultas Psikologi, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. TPAM merupakan laboratorium perkembangan dan pendidikan anak sebagai wujud kontribusi civitas akademika kepada masyarakat khususnya lingkup balita. Perubahan jaman yang diiringi dengan berubahnya pola hidup masyarakat perkotaan menyebabkan juga perubahan tatanan dalam keluarga. Semakin banyak orang tua yang memutuskan untuk bekerja sehingga memunculkan permasalahan baru, bagaimana dengan anak-anak, kepada siapa mereka harus dititipkan sementara tingkat kejahatan terhadap anak oleh pengasuh cukup tinggi. Didasari semangat pengabdian kepada masyarakat, dibangunlah Taman Pengembangan Anak Makara di Depok, karena sebagai kota yang sedang berkembang dan memiliki penduduk yang bervariasi (termasuk keluarga-keluarga muda) kota ini membutuhkan suatu fasilitas tempat penitipan anak yang aman dan bisa dipercaya dengan mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Kini, TPAM tidak hanya memiliki model tempat penitipan anak tapi juga membuka program baru yaitu Kelompok Bermain untuk usia 2-4 tahun. Program ini dikembangkan pula oleh tim dari Fakultas Psikologi UI yang sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak usia dini. Program TPAM sarat dengan stimulasi dan pendidikan bagi anak balita. Programprogram ini diterapkan bersama orang tua melalui metode belajar belajar sambil bermain dan lebih menekankan kepada bagaimana proses anak menjadi anak yang sehat, ceria, terampil, bersahabat dan cerdas dalam mengoptimalkan potensi dirinya. Selain itu TPAM juga mengembangkan program psikoedukasi dan praktik bagi para pengasuh balita dan mahasiswa. 1

3 B. Alasan Pemilihan Teori Salah satu masalah yang menjadi perhatian utama guru-guru di TPA Makara adalah tentang kemandirian anak-anak. Program pendidikan anak usia dini yang dikembangkan di sini berusaha mengajarkan anak agar sebisa mungkin tumbuh menjadi anak yang mandiri dan mampu menerapkan apa yang dipelajarinya tidak hanya di lingkungan TPA tetapi juga di rumah atau di tempat lainnya. Guru-guru memiliki peran yang sangat besar selama di sekolah untuk terus memperhatikan dan melihat perkembangan anak-anak, serta berusaha mengarahkan anak agar lebih mandiri dalam melakukan sesuatu. Teori Tahapan Psikososial Erikson dipilih karena teori ini menurut saya adalah teori yang paling sesuai dalam menggambarkan kemampuan-kemampuan yang selaiknya dimiliki oleh individu di tahapan-tahapan perkembangan toddlerhood dan early childhood agar bisa disebut mandiri. 2

4 Bab II Landasan Teori A. Teori Psikososial Erikson Teori psikososial Erikson berawal dari konsep perkembangan psikoseksual yang dikemukakan Freud. Melalui konsepnya, Erikson menolak pandangan Freud yang mengatakan bahwa perkembangan kepribadian seseorang hanya didasari oleh seksualitasnya. Dipengaruhi juga oleh pengalaman hidupnya, Erikson membuat sebuah teori yang mengemukakan bahwa kepribadian seseorang merupakan hasil dari krisis-krisis perkembangan yang dialami selama hidupnya dan kepribadian juga adalah proses yang terus berlangsung seumur hidup seseorang (Miller, 2011). Tahapan awal perkembangan kepribadian seseorang sudah muncul sejak ia lahir. Setiap tahapan ditandai dengan krisis perkembangan, dapat berupa krisis fisiologis maupun permintaan/tuntutan dari orang tua dan/atau masyarakat terhadap individu. Setiap krisis akan menghasilkan dua kutub (negatif dan positif) yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, apabila orang itu tidak dapat melewati krisisnya dengan baik maka ia akan berada pada kutub negatif dan sebaliknya ia akan berada pada kutub positif kalau ia mampu melewati krisisnya dengan baik (Miller, 2011). Tahapan-tahapan perkembangan psikososial Erikson adalah Usia Tahapan Psikososial Erikson Virtue Infancy Basic trust versus mistrust, anak belajar tentang dunia, apakah dunia itu tempat yang aman dan nyaman. Anak sangat helpless dan tergantung pada orang dewasa/yang lebih tua. Hope. Autonomy versus shame and doubt, mulai Toddlerhood menunjukkan kehendak pribadi dan mengutarakan regret and sorrow tanpa adanya pengendalian diri. Will Anak mulai berusaha untuk mandiri. Early Childhood Initiative versus guilt, anak mulai belajar tentang tindakannya, mulai eksplorasi dan imajinasi, serta mulai merasakan penyesalan karena apa yang dilakukan. Anak mulai mencoba untuk mencari tahu batas-batasnya melalui ijin orang tua. Purpose 3

5 Middle childhood Adolescence Young adulthood Middle adulthood Late adulthood Industry versus inferiority, anak belajar melakukan sesuatu secara benar sesuai dengan standar yang diberikan orang lain. Anak belajar untuk bekerja sama dengan orang lain. Identity versus role confusion, anak berusaha mencari tahu tentang identitas diri dan identitas sosialnya. Apabila tahapan ini berhasil anak akan meraih identitasnya dan menjadi dewasa. Intimacy versus isolation, berkembangnya kemampuan untuk menerima dan memberikan rasa cinta serta membangun komitmen dalam hubungan. Generativity versus stagnation, menjadi tertarik untuk menjadi mengawasi proses perkembangan generasi selanjutnya. Ego-integrity versus despair, menerima hidup sebagaimana ia telah menjalaninya dan menganggap penting orang-orang yang dianggap penting dalam hidupnya Skill/competence Fidelity Love Care Wisdom B. Kemandirian Kemandirian berasal dari kata ketergantungan (dependency) adalah berkurangnya kontak kedekatan antara satu individu dengan individu lain sebagai hasil dari proses kematangan dan proses belajar (Farah, 1999). Kemandirian juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengatur tingkah laku, memilih dan membimbing keputusan, serta mengambil tindakan tanpa kontrol atau dorongan dari orang tua (Ryan & Lynch, dalam Newman, 1991, dalam Martin, 2000). Berdasarkan teori psikososial Erikson, kemandirian dapat juga didefinisikan sebagai autonomy yang mulai muncul pada masa toddlerhood. 4

6 a. Istilah-istilah Kemandirian Selain mandiri (independent), ada beberapa istilah lain yang juga digunakan untuk menggambarkan kemandirian di antaranya independence, autonomy, self-reliance, dan selfefficacy. Independence berarti individu tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Autonomy berarti individu memiliki kemauan sendiri (self-initiating) dan merasa bebas (Martin, 2000) atau bisa juga didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatur diri sendiri, memilih tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan tanpa campur tangan orang tua (Farah, 1999). Self-reliance berarti individu berusaha mengandalkan diri sendiri dalam menyelesaikan sesuatu. Sedangkan self-efficacy adalah perasaan yang dimiliki individu bahwa dirinya mampu menyelesaikan sendiri sesuatu dengan cara yang efektif. b. Perkembangan kemandirian pada anak Kemandirian pada anak mulai berkembang di usia 1-2 tahun atau ketika anak memasuki tahapan autonomy versus shame and doubt menurut teori perkembangan psikososial Erikson. Ketika memasuki tahapan ini, anak mulai merasa kalau dirinya sudah besar dan berusaha untuk melepaskan diri dari caregiver atau orang-orang yang dekat dengan mereka dengan cara menjadi mandiri. Bentuk kemandirian pada anak di tahapan ini biasanya ditunjukkan dengan adanya penolakan terhadap bantuan yang ditawarkan, misalnya menolak dibantu saat berpakaian, ingin makan sendiri meskipun ada yang tercecer, ingin membereskan mainan sendiri meskipun belum rapi benar, ingin jalan sendiri, dan lain semacamnya (Papalia, Olds, & Feldman, 2009). Pada usia-usia ini, tingkah laku-tingkah laku mandiri yang ditampilkan anak cenderung berupa tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku yang diinginkan lingkungan. Caregiver pada tahapan ini memiliki tugas untuk mendorong perilaku-perilaku itu agar muncul tidak lagi karena perilaku itu diinginkan lingkungan, tetapi karena adanya keinginan dari dalam diri anak untuk berlaku mandiri (Martin, 2000). Perkembangan kemandirian pada anak menurut Ryan et al. (1995, dalam Martin, 2000) ditandai dalam tiga tahap, yaitu - Intrinsic motivation, kecenderungan-kecenderungan perilaku yang muncul dalam diri anak muncul tanpa ada dorongan atau tekanan dari luar. Contoh: pada anak yang baru lahir, keinginan untuk mengeksplorasi, ingin tahu, dan manipulasi ada tanpa dipaksa oleh orang tua atau caregiver. - Internalization, perilaku yang dimunculkan anak didasari motivasi dari dalam diri dan adanya ketertarikan/kesenangan yang dirasakan anak dalam melakukannya. 5

7 Contohnya: anak bermain balok, bermain boneka, atau mengeksplorasi tempat baru karena hal itu menarik bagi dirinya. - Emotional integration, anak mempertahankan motivasi intrinsik dan mengembangkan internalisasi, anak juga mengembangkan kemampuan untuk mengenali kondisi emosinya, anak juga belajar untuk menggunakan sensitivitas dan kesadaran dalam memilih perilaku yang akan ditampilkannya. c. Aspek-aspek kemandirian pada anak Erikson (1950, dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009) mengidentifikasi usia bulan sebagai tahap kedua dalam perkembangan kepribadian (autonomy versus shame and doubt) yang ditandai dengan adanya perubahan dari kontrol eksternal ke kontrol internal (self-control). Pada tahapan ini, nilai yang berkembang adalah will. Ada beberapa aspek dalam kemandirian pada anak seperti yang dijelaskan Martin (2000), yaitu i. Self-regulation, anak mampu menyesuaikan tingkah laku agar sesuai dengan apa yang mereka ketahui dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Anak berusaha menghindari tingkah laku-tingkah laku yang menurut pengalamannya tidak harus dan tidak patut dilakukan. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-segulation di antaranya dapat memasukkan makanan ke dalam mulut dengan benar, dapat menggunakan alat makan/minum dengan benar, membuang sampah pada tempatnya, mau merapikan mainan ke tempat semula, makan dengan rapi, mau bersalaman dengan orang baru, makan dan minum pada waktu yang ditetapkan, mau menghabiskan makanan atau memberitahukan kalau sudah kenyang, mau mengikuti permainan dengan teman-teman dan mematuhi peraturan yang ada, tidak meminta bantuan terus-menerus, mau tidur sendiri, tidak menangis saat ditinggal, dan mau meminjamkan mainan pada temannya. ii. Self-control, anak mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan tuntuan sosial yaitu jenis perilaku yang disenangi oleh orang tua di rumah atau guru di sekolah. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-control di antaranya bisa duduk atau jongkok di WC dengan posisi yang benar, tidak mengompol, dan tidak merengek saat menyampaikan sesuatu. iii. Self-efficacy, anak memiliki perasaan mampu mengerjakan sendiri sesuatu secara efektif. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-determination di antaranya mau membereskan mainan tanpa disuruh, mengambil gelasnya sendiri 6

8 dengan satu tangan, mencoba menyisir rambut sendiri, mencoba memakai atau melepaskan pakaian sendiri, mencoba memakai atau melepaskan kaus kaki atau sepatu sendiri, menggosok gigi sendiri tanpa dibantu, menolak bantuan yang ditawarkan apabila merasa mampu. iv. Self-determination, anak mampu menentukan sendiri apa yang ingin atau akan dilakukannya. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya selfdetermination di antaranya bisa memilih baju yang akan dipakai, memilih mainannya sendiri, dan mampu menentukan makanan atau hal lain kesukaannya. d. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian anak Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian seorang anak di antaranya lingkungan budaya, urutan kelahiran, serta pendidikan prasekolah. Pengaruh lingkungan dan budaya terhadap perkembangan kemandirian seorang anak contohnya pada orang Kaukasia, anak harus sudah bisa makan sendiri sejak dini, sedangkan di Indonesia kita dapat dengan mudah menemukan anak yang sudah masuk sekolah dasar tapi masih disuapi saat makan. Orang Barat membiasakan anak-anaknya untuk mandiri sejak sedini mungkin, sedangkan orang Indonesia tidak demikian karena sejak kecil nilai yang ditanamkan adalah nilai-nilai kebersamaan (Martin, 2000; Farah, 1999). Urutan kelahiran, selain faktor lingkungan dan budaya, juga mempengaruhi perkembangan kemandirian seorang anak. Anak yang lahir lebih dulu tentunya akan lebih dulu mandiri dibandingkan anak yang lahir kemudian, akan tetapi anak yang lahir kemudian lebih cepat mandiri dilihat dari usianya jika dibandingkan dengan kakaknya karena si anak cenderung meniru perilaku kakaknya yang sudah mandiri (Martin, 2011). Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian seorang anak adalah pendidikan prasekolah. Penelitian yang dilakukan Farah (1999) menunjukkan bahwa anak yang pernah dititipkan di Tempa Penitipan Anak (TPA) atau sejenis lebih cepat dan lebih mandiri dibandingkan anak yang tidak pernah dititipkan di TPA. Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan sebelumnya, ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian anak yaitu pola pengasuhan orang tua di rumah, tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua. 7

9 C. Anak Kelompok Kepompong (Toddlerhood) Kelompok kepompong adalah kelompok di TPA Makara yang terdiri dari anak-anak dengan usia 2-3 tahun. Berdasarkan tahapan perkembangannya, anak kelompok kepompong berada pada tahapan toddlerhood. Karakteristik anak pada tahapan perkembangan toddlerhood dalam Papalia, Olds, & Feldman, Fisik: rata-rata tinggi badan anak pada tahapan ini berkisar antara cm dan rata-rata berat badan 9 14 kg. - Motorik kasar: sudah bisa berjalan dengan baik, mampu membangun menara dari dua kubus, menaiki tangga, melompat di tempat - Motorik halus: memegang pensil atau alat makan dengan satu tangan, menggambar scribble - Kognitif: berada pada tahap sensorimotor di mana anak mulai mampu menunjukkan tertiary circular reactions (mulai ingin tahu dan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengundang kesenangan baik dari orang lain maupun diri sendiri), symbolic thought (mampu menggunakan simbol, gestur, dan kata, mampu memecahkan masalah sendiri tanpa trial and error dan bisa mendapatkan insight), egosentrisme - Emosi: menangis, tertawa, tersenyum, malu, iri, sedih dan empati karena penyebab yang hanya diketahui sendiri (self-conscious emotions), mulai menunjukkan temperamen-nya (easy child, difficult child, atau slow-to-warm-up child). - Bahasa: sudah mampu mengucapkan kalimat-kalimat sederhana, naming objects, tidak lagi babbling atau berkata-kata tanpa aturan, senang berbicara, mampu mengenali sampai dengan 1000 kata D. Anak Kelompok Kupu-Kupu (Early Childhood) Kelompok kupu-kupu adalah kelompok di TPA Makara yang terdiri dari anak-anak dengan usia 3-4 tahun. berdasarkan tahapan perkembangannya, anak kelompok kupu-kupu berada pada tahapan early childhood. Karakteristik anak pada tahapan perkembangan early childhood dalam Papalia, Olds, & Feldman, Fisik: rata-rata tinggi badan anak pada tahapan ini berkisar antara 96,5 103 cm dan rata-rata berat badan kg. - Motorik kasar: sudah bisa berlari, melompat, memanjat, melempar bola 8

10 - Motorik halus: mengancingkan baju, menggambar bentuk, melakukan sesuatu yang membutuhkan koordinasi tangan dan mata, handedness - Kognitif: sudah bisa menggunakan simbol dengan baik, mampu mengenali identitas, mengerti tentang sebab dan akibat, mampu mengklasifikasi, mampu berhitung sampai angka tertentu, mulai berusaha memahami apa yang orang lain rasakan, theory of mind anak mulai memiliki pemahaman mental akan sesuatu, misalnya hanya kue yang ada secara nyata yang bisa dibagi kepada teman bukan kue yang dia pikirkan (Barr, 2006). - Emosi: sudah punya konsep diri, mampu memahami penyebab emosi dan meregulasi emosi, initiative versus guilt, mengenali perbedaan gender - Bahasa: mampu mengenali lebih dari 1000 kata, fast mapping, mulai belajar tata bahasa dan sintaksis, pragmatic and social speech, berbicara dengan keras terhadap diri sendiri (private speech). 9

11 Bab III Analisa Gambaran kasus Di TPA Makara, anak-anak dididik dan dilatih untuk lebih mandiri sejak usia dini. Kegiatan sehari-hari diadakan untuk melatih kemandirian anak mulai dari membereskan barang sesudah digunakan (membereskan mainan sebelum berkegiatan dan membereskan tempat makan apabila sudah digunakan), makan sendiri tanpa dibantu atau meminta bantuan dengan sopan apabila ingin dibantu, membuang sampah pada tempatnya, menggosok gigi sendiri, dan memberitahu guru yang bertugas kalau mau ke toilet (toilet training). A adalah seorang anak laki-laki berusia 33 bulan dan berada di kelompok kepompong. Setiap harinya A datang ke TPA diantarkan oleh orang tuanya, kadang-kadang A menangis saat ditinggal dan kadang-kadang tidak. A adalah anak yang cukup ceria, dibandingkan anak lain dia cukup senang berbicara dan mampu memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh guru-guru. A, anak yang cukup sulit dalam hal makan. Ketika jam makan siang, A beberapa kali tidak makan bersama teman-temannya di meja makan tetapi makan sambil duduk di kursi untuk makan bayi dan disuapi. Selain susah makan, A juga susah sekali untuk tidur siang, bahkan selama saya menjalani masa magang, A lebih sering tidak tidur. Saat bermain, A masih cenderung bermain sendiri dan tidak mudah meminjamkan mainan yang dia mainkan pada orang lain. Ketika waktunya untuk membereskan mainan, maka A akan membantu untuk membereskan meskipun harus terus diajak oleh guru-guru. B adalah seorang anak perempuan berusia 43 bulan. Setiap harinya B di antar ke TPA oleh orang tuanya. B adalah anak yang cerdas, sayangnya B sering menangis saat meminta sesuatu. B anak yang suka berubah-ubah mood-nya. Ketika makan, B selalu menolak untuk dibantu. Tidak hanya pada saat makan saja, pada beberapa hal yang dia bisa lakukan sendiri, dia akan berusaha untuk melakukannya sendiri. Dalam bermain, B termasuk sulit meminjamkan apa yang dimainkannya pada orang lain kalau mainan itu ia sukai. Seperti juga anak lainnya, B akan membantu membereskan mainan sesaat sebelum kegiatan. Saat berkegiatan, B termasuk mampu melakukannya sesuai dengan instruksi yang diberikan guruguru. B cukup mudah berinteraksi dengan orang baru. 10

12 Analisa kasus berdasarkan teori A yang masih berada dalam tahapan perkembangan toddlerhood, termasuk anak yang sangat mandiri jika dibandingkan anak lain yang satu kelompok dengannya. Berdasarkan tahapan perkembangan psikososial Erikson, saat ini A berada dalam tahap autonomy versus shame and doubt. Sebagai anak yang berada pada tahapan ini, menurut saya A mampu mengatasi krisis perkembangannya dan mencapai autonomy. Dibandingkan beberapa anak lainnya yang menangis saat menginginkan sesuatu, A mengutarakan keinginannya dengan berbicara pada gurunya. A juga mampu menunjukkan pengendalian diri apabila gurunya tidak memberikan apa yang dia inginkan, meskipun A akan terus meminta sampai diberikan. A juga mulai menunjukkan kemandirian karena mampu mengatakan apa yang dia inginkan dan tidak diinginkan. Berdasarkan tingkah laku yang ditunjukkan A, beberapa menunjukkan kalau tingkah lakunya sesuai aspek-aspek kemandirian pada anak. A mampu melakukan beberapa indikator self-regulation dengan baik kecuali yang berkaitan dengan makan dan tidur. A juga mampu menunjukkan pengendalian diri (self-control) yang baik dengan menahan buang air sampai ke toilet, duduk di toilet dengan benar, dan tidak meminta sesuatu sambil menangis. Selfefficacy yang ditunjukkan A juga sangat baik, ia akan menolak bantuan orang apabila dia merasa mampu melakukannya sendiri. A juga mampu menunjukkan self-determination karena ia mampu mampu memilih sendiri mainan yang mau dia mainkan serta menentukan apa yang dia sukai dan tidak sukai. Masalah A seringkali berkaitan dengan makan dan tidur. A seringkali tidak menghabiskan makanannya dan susah tidur saat jam tidur siang, selain itu A mampu menunjukkan performa yang baik untuk indikator-indikator lainnya. B saat ini berada dalam tahapan perkembangan early childhood, pada masa ini menurut Erikson karakteristik yang berkembang adalah initiative versus guilt. Menurut saya B mampu mengatasi krisis perkembangannya dan mencapai initiative, ini tampak dari B yang meminta ijin guru sebelum melakukan sesuatu. Berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang ditunjukkan melalui perilakunya, B mampu menunjukkan aspek self-regulation, self-control, self-efficacy, dan self-determination yang baik kecuali saat menginginkan sesuatu karena B cenderung suka melakukannya sambil menangis. B makan dengan baik, mengikuti permainan dan peraturan dengan baik, bisa tidur sendiri, tidak malu saat berkenalan dengan orang baru, mampu menahan diri buang air, menyadari kemampuan sendiri, dan mampu menentukan dengan baik apa yang disukai dan tidak disukai. 11

13 Bab IV Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Kemandirian anak pada usia dini dapat dinilai melalui beberapa aspek yaitu: adanya selfregulation, self-control, self-efficacy, dan self-determination. Anak yang mandiri adalah anak-anak yang mampu menunjukkan tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya aspek tersebut dengan baik. Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa A adalah anak yang sangat mandiri. Meskipun semua hal yang dilakukan A juga diajarkan kepada teman-temannya yang lain dan juga mampu dilakukan anak lain dengan baik, berdasarkan pengamatan selama menjalani proses magang, saya melihat A lebih mandiri dibandingkan anak lain seusianya yang ada di TPA Makara. Demikian juga dengan B, ia juga adalah anak yang sangat mandiri dibandingkan anak lain seusianya. Kedua anak di atas adalah contoh dari keberhasilan program-program yang diberikan di TPA Makara dalam melatih dan meningkatkan kemandirian anak sejak usia dini. B. Saran teoretis Ada banyak teori perkembangan lain yang berkaitan dengan kemandirian anak pada usia dini yang belum digunakan dalam tulisan ini. Meskipun hasil observasi menunjukkan adanya kesesuaian antara tingkah laku anak usia dini yang mandiri dengan teori, ada baiknya apabila tulisan selanjutnya mengenai kemandirian pada anak usia dini menggunakan teori-teori yang lebih lengkap dan lebih baru sehingga hasilnya lebih baik lagi. C. Saran praktis Orang tua maupun guru-guru di sekolah, harus mendukung perkembangan kemandirian anak dengan tidak membatasi apa yang anak inginkan. Anak-anak yang menolak dibantu meskipun belum mampu melakukan sesuatu dengan benar, harus didukung untuk melakukannya sendiri agar ia bisa semakin mandiri. Mengembangkan kemandirian pada anak usia dini juga bisa dilakukan sebagai salah satu latihan kesiapan anak menghadapi dunia sekolah yang memang menuntut anak untuk lebih mandiri. 12

14 Daftar Pustaka Barr, R. (2006). Developing Social Understanding in Social Context. In K. McCartney, & D. Phillips (Eds.), Blackwell Handbook of Early Childhood Development (pp ). Oxford: Blackwell Publishing. Farah, A. D. (1999). Perbedaan kemandirian anak usia prasekolah yang pernah dititipkan di TPA dengan anak usia prasekolah yang tidak pernah dititipkan di TPA. Depok: Universitas Indonesia Martin, M. H. (2000). Perbedaan kemandirian antara anak usia 3-5 tahun yang ibunya bekerja full time dengan anak usia 3-5 tahun yang ibunya tidak bekerja. Depok: Universitas Indonesia Miller, P. H. (2011). Theories of developmental psychology (5th ed.) New York: Worth Publishers. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (11th ed.). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Sejarah Singkat. (n.d.). Retrieved Agustus 31, 2013, from Taman Pengembangan Anak Makara: 13

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai Teori Psikososial, Erik Erikson ( 1902-1994 ) Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut

Lebih terperinci

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN Perkembangan Anak dan Remaja Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN Latar Belakang Proses Perkembangan Kognitif Tokohnya adalah Piaget (1936) Perkembangan kognitif memiliki 4 aspek:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

EARLY CHILDHOOD (ANAK USIA DINI) Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng

EARLY CHILDHOOD (ANAK USIA DINI) Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng EARLY CHILDHOOD (ANAK USIA DINI) Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id FISIK ANAK USIA DINI PERKEMBANGAN FISIK Perkembangan fisik mulai melambat Tampak lebih kurus (atletis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kemandirian Anak

Menumbuhkan Kemandirian Anak Menumbuhkan Kemandirian Anak Oleh: Nur Hayati, M.Pd Dosen PGPAUD UNY Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua, sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Psikologi Umum 1 PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Erik Homburger Erikson Ursa majorsy Teori perkembangan Erikson sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD Oleh : Yulia Ayriza Pengertian Pengembangan Afeksi (What?) Afeksi merupakan hal yang sama dengan sosial-emosional. Perkembangan emosi merupakan perkembangan yang mengarah pada

Lebih terperinci

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Erikson Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Biografi Evaluasi Teori 8 tahap psikososial Daftar Pustaka Biografi Bernama lengkap Erik Homberger Erikson,

Lebih terperinci

POLA ASUH & TUMBUH KEMBANG ANAK: Membangun Komunikasi dgn Keluarga Pengganti

POLA ASUH & TUMBUH KEMBANG ANAK: Membangun Komunikasi dgn Keluarga Pengganti POLA ASUH & TUMBUH KEMBANG ANAK: Membangun Komunikasi dgn Keluarga Pengganti Anita Lie Program Pascasarjana Unika Widya Mandala Surabaya www.anitalie.com 1 www.anitalie.com Komunikasi Keluarga Pengganti

Lebih terperinci

Formatio Iman dalam Keluarga Katolik: Perspektif Pendidikan. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

Formatio Iman dalam Keluarga Katolik: Perspektif Pendidikan. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya Formatio Iman dalam Keluarga Katolik: Perspektif Pendidikan Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya www.anitalie.com 1 2 Media Literacy 4R Intellectual Capital Financial Literacy Social Capital Spiritual

Lebih terperinci

PARENTING in the 21st Century. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

PARENTING in the 21st Century. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya PARENTING in the 21st Century Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya www.anitalie.com 1 Tahapan Perkembangan Emosional Anak Konteks Jaman Menjadi Orang Tua Bijak 2 Tahapan Perkembangan Emosional Anak Konteks

Lebih terperinci

Teori-Teori Perkembangan

Teori-Teori Perkembangan Slide 1 Perkembangan Peserta Didik BAB 2 Teori-Teori Perkembangan Slide 2 Definisi Teori seperangkat gagasan yang saling berkaitan yang menolong untuk menerangkan data, serta membuat ramalan Hipotesis

Lebih terperinci

Tahapan Perkem Perk bang an Kognitif

Tahapan Perkem Perk bang an Kognitif Tahapan Perkembangan Kognitif Psikologi pendidikan Sensori motorik Tahap perkembangan kognitif Piaget Usia Kemampuan 0-1.5 tahun Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC Latar Belakang Perkembangan Anak Ilmu yang mempelajari perkembangan anak atau child development telah dipelajari oleh banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi

Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi Y. Joko Dwi Nugroho, S.Psi,M.Psi,Psi Aspek Fisik dan Motorik Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui pusat syaraf,urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. 5 tahun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh : Dra. Dwi Hardiyanti, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP VETERAN SEMARANG Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini, maka

Lebih terperinci

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

Rentang Perkembangan Manusia UMBY Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Infancy & Early Childhood (masa bayi dan kanak-kanak awal) Belajar berjalan, mengambil makanan padat Belajar bicara Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal) Belajar

Lebih terperinci

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd CHILD DEVELOPMENT Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd Area of Development 1. Otak 2. Kognitif 3. Sosial 4. Moral 5..(Spiritual) 2 BASIC UNDERSTANDING OF CHILD O Anak adalah ciptaan Tuhan

Lebih terperinci

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng

INFANCY. Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng INFANCY Psikologi Perkembangan Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id MASA SENSORIMOTOR (PIAGET) 1. Substage 1: Simple Reflex 2. Substage 2: Primary Circular Reaction 3. Substage 3: Secondary

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini Definisi Pertumbuhan: Bertambahnya ukuran : tulang, otot, syaraf Proses yang tdk normal akan berpengaruh pada perkembangan Bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Perkembangan 1

MODUL PERKULIAHAN. Psikologi Perkembangan 1 MODUL PERKULIAHAN Psikologi Perkembangan 1 PERKEMBANGAN MASA AWAL KANAK-KANAK (Early Childhood) Fakultas Fakultas Psikologi Program Tatap Kode Disusun Oleh Studi Muka MK Psikologi 12 Luh Mea Tegawati,

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Pengantar Memahami Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kajian Perkembangan Manusia Apa

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial Oleh : Yulia Ayriza Teori Perkembangan Psikososial (Menurut Erik Erikson) Erikson (1950, 1968 ) mengatakan bahwa manusia lebih berkembang dalam tahap psikososial daripada

Lebih terperinci

Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan

Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan Pendidikan Anak Usia Dini yang Selaras dengan Tumbuh Kembang Sebagai bahan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Anak Usia Dini Dosen Pengampu : Unita Werdi

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak

Lebih terperinci

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA 1 Tahapan Perkembangan Manusia (Hurlock) Periode prenatal Periode Infancy : 0 akhir pekan 2 Periode Bayi : akhir pekan kedua 2 tahun Periode Awal Masa Kanak-kanak : 2-6 tahun

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson Kelompok 1: MUCHAMAD TAUFIQ ANWAR 702012109 PRADNYA PARAMITA DEWI 702012004 ARDHITYAN KRISTANTOMI

Lebih terperinci

Teori-Teori Perkembangan

Teori-Teori Perkembangan Perkembangan Peserta Didik 1 BAB 2 Teori-Teori Perkembangan 2 Definisi Teoriseperangkat gagasan yang saling berkaitan yang menolong untuk menerangkan data, serta membuat ramalan HipotesisPernyataan atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PENGABDIAN MASYARAKAT MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA T.A. 2007/2008 P E R T UMB UH AN Pertumbuhan PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH Oleh: Sugihartiningsih Abstrak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk hidup secara alamiah. Pertumbuhan akanmengalami perubahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI By : Eva Imania Eliasa,M.Pd Perkembangan Anak-anak Awal Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-kanak Awal a). Pertumbuhan tinggi dan berat badan - Pertumbuhan masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik anak usia dini. Pada anak usia dini anak perlu dilatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tidak hanya didukung oleh pemerintah yang baik dan adil, melainkan harus ditunjang pula oleh para generasi penerus yang dapat diandalkan.

Lebih terperinci

Psikologi Perkembangan 1

Psikologi Perkembangan 1 MODUL PERKULIAHAN Psikologi Perkembangan 1 Erikson Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi 04 Abstract Penjelasan tentang Teori Erikson dalam perkembangan Kompetensi

Lebih terperinci

Kurikulum & Program Daycare. Maulida Kurniasari UIN, 16 Juli 2014

Kurikulum & Program Daycare. Maulida Kurniasari UIN, 16 Juli 2014 Kurikulum & Program Daycare Maulida Kurniasari UIN, 16 Juli 2014 Daycare/Taman Penitipan Anak (TPA) Bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) non formal untuk anak usia 0-6 tahun Memberikan layanan

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa

Lebih terperinci

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual Faktor Hereditas (keturunan) --> melalui kromosom Faktor Lingkungan. Perubahan pd masa kanak-kanak berkaitan dg. kematangan --> perbedaan individual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Perkembangan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

Mengenali Perkembangan Balita

Mengenali Perkembangan Balita Mengenali Perkembangan Balita (sebagai dasar bagi usaha pengembangan bangsa yang berkualitas) Oleh : Sutji Martiningsih Wibowo Pelatihan Deteksi Dini dan Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Tanggal 19 Desember

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini Menurut Sitti Hartinah (2011:36) perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) dewasa ini semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan pendidikan pra

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF THE CHILDREN

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF THE CHILDREN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK Scania Riendravi Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK Keluarga sangat berperan penting sebagai dasar

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

Teori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.

Teori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori. Modul ke: Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Definisi Teori Syarat syarat Teori Macam Teori Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar

Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Definisi Teori Syarat-syarat Teori Macam Teori Perkembangan

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA WAYANG

MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA WAYANG MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA WAYANG Yona Wahyuningsih 1 ABSTRAK Kecerdasan emosi merupakan penentu dari keberhasilan seseorang. Sosioemosional pada anak penting

Lebih terperinci

www.rajaebookgratis.com. "Ih, Udah Gede Kok Nggak Punya Malu!" Rasa malu merupakan salah satu nilai moral yang patut diajarkan pada anak. Perasaan ini tidak ada kaitannya dengan sifat pemalu. Bagaimana

Lebih terperinci

Deskripsi Mata Kuliah Psikologi Perkemb 1: Psikologi perkembangan menjabarkan tentang perkembangan manusia, meliputi perkembangan fisik, perkembangan

Deskripsi Mata Kuliah Psikologi Perkemb 1: Psikologi perkembangan menjabarkan tentang perkembangan manusia, meliputi perkembangan fisik, perkembangan Deskripsi Mata Kuliah Psikologi Perkemb 1: Psikologi perkembangan menjabarkan tentang perkembangan manusia, meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan sosial, dan perkembangan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi

Lebih terperinci

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 -2 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 1-2 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA- SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA- SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA- SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO Danang Danu Suseno Irdawati, S.Kep.,Ns.,M.Si.Med ABSTRAK Membentuk sikap mandiri pada anak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENDAHULUAN. A. Latar belakang Faktor Eksternal Lingkungan Karakteristik sosial Stimulasi Tingkat Tingkat Pola kemandirian asuh Status orang pekerjaan tua anak anak BAB ibu prasekolah I Cinta dan kasih sayang Kualitas informasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga anak usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya

Lebih terperinci

Membangun Sosial Emosi Anak. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

Membangun Sosial Emosi Anak. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA 14 SERI BACAAN ORANG TUA Membangun Sosial Emosi Anak di Usia 2-4 tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

TOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati

TOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati TOILET TRAINING 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati Definisi Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Montessori 2.1.1. Sejarah Maria Montessori lahir pada tahun 1870 di Italia, sebuah negara yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara konservatif. Meskipun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian dan batasan anak usia prasekolah. b. Perkembangan anak usia prasekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian dan batasan anak usia prasekolah. b. Perkembangan anak usia prasekolah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak Usia Prasekolah. a. Pengertian dan batasan anak usia prasekolah Anak usia prasekolah atau yang dikenal dengan masa kanakkanak awal (early childhood) berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses pembentukannya dimulai sejak anak berusia 2 bulan hingga masa dewasa (Santrock,

Lebih terperinci

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P

Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Anasya Firdha Intan P. 125120307111011 PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha individu untuk membina kepribadian agar sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal hal

Lebih terperinci

MASA AWAL ANAK-ANAK. Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I

MASA AWAL ANAK-ANAK. Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I MASA AWAL ANAK-ANAK Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I PENDAHULUAN Secara luas, masa anak-anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda : 1. Masa awal anak-anak = 2 6 tahun 2. Masa akhir anak-anak = 6 matang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

Perkembangan Anak Usia Dini. Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

Perkembangan Anak Usia Dini. Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng Perkembangan Anak Usia Dini Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng DAP Developmentally Appropriate Practices Prinsip DAP: 1. Masa-masa perkembangan anak usia dini yang khas dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga

BAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Havighurst, tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu mampu melaksanakan

Lebih terperinci

Perkembangan Anak Usia Dini Ernawulan Syaodih

Perkembangan Anak Usia Dini Ernawulan Syaodih Perkembangan Anak Usia Dini Ernawulan Syaodih Karakteristik Anak Batasan tentang masa anak cukup bervariasi, istilah anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-8 tahun. Namun bila dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari perubahan kognitif, fisik, sosial dan identitas diri. Selain itu, terjadi pula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa berada pada masa dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa berada pada masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa transisi ini banyak hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak. Nurul Malika

PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak. Nurul Malika PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak Nurul Malika 125120307111070 Pendahuluan Pemerintah Indonesia sudah pasti mempunyai ketetapan tersendiri pada bidang pendidikan. Pendidikan adalah bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL Oleh: dr. Nia Kania, SpA., MKes PENDAHULUAN Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak

Lebih terperinci

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, 125120307111008 Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat penting sepanjang hidup, karena pada masa ini adalah masa

Lebih terperinci