BAB 3 OBJEK PENELITIAN. adalah perusahaan yang memakai sistem kontraktor bagi hasil (Production

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 OBJEK PENELITIAN. adalah perusahaan yang memakai sistem kontraktor bagi hasil (Production"

Transkripsi

1 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Berdasarkan buku Profile Company (update January 2012) di library Chevron Rumbai, sebelumnya PT. Chevron Pacific Indonesia bernama PT. Caltex Pacific Indonesia. PT. Caltex Pacific Indonesia (CPI) adalah perusahaan yang memakai sistem kontraktor bagi hasil (Production Sharing Contract) dari salah satu unit usaha perusahaan minyak milik Amerika dengan nama Chevron Corporation. PT. CPI merupakan salah satu unit bisnisnya di bawah wilayah Indo Asia Business Unit yang memiliki wilayah beroperasi di Propinsi Riau. Pada awal sejarahnya dimulai bulan Maret 1924, di mana pada waktu itu dilakukan upaya pencarian minyak oleh tim geologi Chevron Corporation (saat itu bernama Standard Oil Company of California- SOCAL) yang dipimpin oleh Emerson M. Butterworth di daerah Sumatera, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Wilayah Papua. Kemudian pada tahun 1930, pemerintahan Hindia Belanda menyetujui permintaan Standard Oil Company of California (SOCAL) untuk memperoleh hak eksplorasi dengan cara menunjuk SOCAL sebagai minority partner dari perusahaan yang didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada Bulan 37

2 36 Juni 1930 dengan nama NV Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM) untuk melakukan eksplorasi di Papua. Pada tahun 1935, NPPM mendapat tawaran daerah seluas ha di Sumatera Bagian Tengah yang belum layak dieksplorasi dan dianggap kurang memberikan harapan. Walaupun bukan daerah yang dikehendaki SOCAL, namun tawaran tersebut diterima juga. Kemudian pada tahun 1936, Chevron dan TEXACO Inc. mendirikan kelompok perusahaan minyak bersama yang dinamakan California Texas Petroleum Corporation (CALTEX). Akhirnya pemberian kontrak Caltex di Propinsi Riau pun dimulai dengan diterimanya tawaran Pemerintahan Hindia Belanda tersebut. Setelah dilakukan eksplorasi Geofisika pada Juni 1937, maka pengeboran perdana pada area Kubu-1 (1938-April 1939) pun dilakukan dan hasil diperoleh adanya temuan indikasi gas di Rantaubais. Daerahdaerah migas yang ditemukan adalah: 1. Sebanga (Agustus 1936) sebagai sumur perdana 2. Rantaubais (November 1940) 3. Duri (1941) Maka ditandatangani kontrak 5A untuk daerah Rokan I (2 April 1941) dengan pemasangan mercubor pertama di Minas-1, di mana pada waktu itu Indonesia diperintah oleh pendudukan Jepang.

3 37 Namun pada masa itu terjadi Perang Dunia II yang menyebabkan terhentinya seluruh kegiatan eksplorasi minyak dan meninggalkan peralatan pengeboran seharga US$ 1 Juta. Pada tahun 1944, dengan memanfaatkan peralatan yang ditinggalkan sebelumnya, tentara Jepang menyelesaikan pengeboran eksplorasi Minas 1 pada lokasi yang sebelumnya dipilih dan dipersiapkan oleh Caltex. Ini merupakan satusatunya sumur WILDCAT di Indonesia selama Perang Dunia II dengan kedalaman minyak 2623 ft (787,5 m). Setelah perang Dunia II pada tahun 1957, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk menasionalisasikan perusahaan penghasil minyak di Indonesia yang dimiliki oleh Belanda. Walaupun perintah Presiden Soekarno terbatas hanya untuk perusahaan penghasil minyak Belanda, namun secara tidak langsung keputusan itu mengancam kedudukan Caltex sebagai salah satu perusahaan penghasil minyak asing terbesar di Indonesia. Pada tahun 1950-an Caltex telah menginvestasikan modalnya lebih dari US$50 Juta di Indonesia. Selain itu ditemukan ladang minyak di Minas yang terbukti memiliki potensi sebagai penghasil minyak terbesar di dunia. Menjelang tahun 1958, produksi minyak Caltex telah mencapai barel/hari. Lapangan Minas mulai dikembangkan oleh Caltex. Pada tanggal 20 April 1952, Menteri Perekonomian Sumanang, SH meresmikan selesainya proyek pengembangan lapangan Minas yang ditandai dengan pengapalan pertama Minas Crude Oil dari Perawang menuju Pakning di Selat Malaka untuk selanjutnya diekspor ke pasar dunia.

4 38 Tahun 1957, proyek perluasan I dimulai meliputi pengembangan lapangan Duri, pembangunan jalan raya dan pemasangan pipa saluran minyak dari Minas melintasi rawa ke Dumai. Proyek ini juga mencakup pengembangan stasiun-stasiun pengumpul dan stasiun pompa pusat di Duri, serta kompleks perumahan dan perbengkelan di Duri maupun di Dumai dan diresmikan pada tanggal 15 Juni 1958 oleh Menteri Perindustrian Ir. F.J.Inkiriwang. Sejak saat itu produksi Caltex diekspor melalui Dumai. Dalam rangka proyek perluasan I diselesaikan juga pembangunan jembatan ponton yang melintasi sungai Siak dan menghubungkan Pekan Baru dengan Rumbai Dengan adanya jembatan di atas sungai Siak ini terhubunglah jalan lintas pulau yang pertama di Sumatera, merentang sepanjang 500 km dari Padang ke Dumai. Upaya menasionalisasikan perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam Undang-undang No. 44 tahun Berdasarkan Undangundang tersebut, ditetapkan bahwa semua kegiatan penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh perusahaan minyak negara (PERTAMINA). Pada tahun 1963, PT. CPI menjadi badan hukum di Indonesia dengan pemilikan saham masing-masing 50% SOCAL dan 50% TEXACO. Pada tahun 1970, proyek perluasan II dimulai yaitu pengembangan lapangan Bangko dan Kota Batam. Dengan berlakunya Undang-undang No. 44 tahun 1960, maka wilayah NPPM yang disebut Rokan I Block dan Rokan II Block seluas km 2 dikembalikan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan kegiatan NPPM kemudian dilanjutkan oleh PT. CPI hingga sekarang.=

5 39 Perjanjian PT. CPI dengan Perusahaan Negara Pertamina pada bulan September 1963 kemudian memperoleh ratifikasi DPR RI, meliputi Rokan I dan III. Pada tahun 1968 ditambahkan empat area baru (Sebanga, Minas Tenggara, Libo Tenggara, dan Libo Barat Laut), sehingga luas kerja PT. CPI seluruhnya menjadi km 2. Sejak 1983 PT.CPI berstatus sebagai Kontraktor Bagi Hasil atau Production Sharing Contract (PSC) yang beberapa wilayah konsesinya akan berakhir di tahun Saat ini kegiatan PT. CPI di Propinsi Riau meliputi kawasan sekitar km 2. Pada bulan Oktober 2005, ketika terjadi penggabungan (Merger) antara Chevron dengan Unocal, PT. Caltex Pacific Indonesia resmi berganti nama menjadi PT. Chevron Pacific Indonesia. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA Alamat Perusahaan : Main Office, Kompleks PT CPI Rumbai, Pekanbaru Website : Facebook : Chevron Twitter Visi dan Misi Perusahaan Pada bulan Januari 1992, diadakan sarasehan dengan melibatkan semua jajaran manajemen PT Chevron Pacific Indonesia yang bertujuan

6 40 mematangkan visi, misi, dan nilai-nilai yang dirumuskan secara tegas dan tertulis. Visi PT. Chevron Pacific Indonesia adalah To be the global energy company most admired for its people, partnership and performance (Diakui sebagai sebuah perusahaan kelas dunia yang bertekad untuk mencapai tingkat yang sempurna.) Untuk diakui sebagai perusahaan kelas dunia, PT. Chevron Pacific Indonesia melaksanakan apa yang disebut Continous Quality Improvement (perbaikan kualitas yang berkesinambungan). Sedangkan misi PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah dicanangkan adalah Sebagai mitra usaha Pertamina, PT. Chevron Pacific Indonesia secara efektif akan mencari dan mengembangkan sumberdaya minyak dan gas bumi untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan kepentingan pemegang saham. Enam nilai pokok yang harus dijunjung tinggi segenap pimpinan dan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia adalah: 1. Memenuhi semua perundangan dan peraturan yang berlaku. 2. Menjunjung standar etika yang paling tinggi. 3. Memperlakukan karyawan sebagai sumber daya yang paling berharga. 4. Memelihara lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan, kontraktor, dan keluarganya.

7 41 5. Menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung pengembangan masyarakat. Menjadikan peningkatan mutu yang berkesinambungan sebagai falsafah hidup Logo Perusahaan Gambar 3.1: Logo Chevron (Data Base PT CPI, 2012) 3.2 Struktur Organisasi Sejak tanggal 11 Maret 1995, PT. CPI memberlakukan struktur organisasi baru yakni dari bentuk departemen menjadi Strategic Bussiness Unit (SBU) yang bersifat tim kerja sehingga dalam perusahaan seakan-akan ada perusahaanperusahaan kecil. Dalam SBU ini dibentuk unit-unit yang beranggotakan orangorang dengan disiplin ilmu dan keahlian tertentu. Dalam unit ini setiap anggota diarahkan pada kerja sama tim sebagai suatu kelompok kerja. Dengan demikian

8 42 dalam setiap unit terdapat sumber daya yang cukup untuk melakukan bisnis sendiri. Dengan manajemen sistem SBU ini, otonomi tiap unit menjadi makin besar (desentralisasi) sehingga diharapkan tercipta sistem kerja yang efektif. Pada awal 2002, unit pendukung produksi teknis dan unit pengelolaan lingkungan kerja yang tadinya SBU diganti menjadi Operating Unit (OU) sebagai akibat mergernya Chevron dan Texaco yang lebih dikenal dengan Indonesian Business Unit (IBU). Mulai tahun 2005 struktur organisasi PT. CPI mulai berubah lagi. Kepemimpian PT. CPI dipegang oleh seorang President Director yang berkedudukan di Jakarta. Sedangkan kepemimpinan di Sumatera dipegang oleh seorang Executive Director. Dengan struktur organisasi suatu perusahaan, maka dapat dilihat ruang lingkup kekuasaan, tugas-tugas dan hubungan yang satu dengan yang lainnya dalam organisasi PT. Chevron Pacific Indonesia sebagai perusahaan besar dengan struktur yang luas dan kompleks tetapi luwes, cepat tanggap agar dapat mengantisipasi setiap perubahan keadaan yang sangat mendesak sekalipun dan sekaligus memberi peluang yang besar bagi karyawan untuk berkembang serta berprestasi.

9 43 Gambar 3.2: Struktur Organisasi Pusat PT CPI (Sumber : (Data Base PT CPI, 2012)

10 44 Gambar 3.3: Struktur Organisasi Government & Public AFF Pusat (Sumber : Database PT CPI, 2012)

11 45 Gambar 3.4: Struktur Organisasi Government & Public AFF Sumatera Area (Sumber : Database PT CPI, 2012)

12 46 Gambar 3.5: Struktur Organisasi Government & Public AFF Rumbai (Sumber : Database PT CPI, 2012) 3.3 Lokasi dan Daerah Operasi Daerah kerja PT. CPI yang memiliki daerah eksplorasi seluas km 2 dikenal dengan nama Kanggaroo Block terletak di Kabupaten Bengkalis. Selain mengerjakan daerah sendiri, PT CPI juga bertindak sebagai operator bagi Calasiatic/Chevron dan Topco/Taxaco (C&T) perusahaan dimiliki oleh Chevron dan Texaco. Perjanjian C&T yang pertama berdasarkan Perjanjian Blok A, sebagai Blok D, serta Blok C pada tahun 1968 diserahkan kembali kepada Pemerintahan RI. Pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan pada tahun 1973 dan 1978, sehingga kini tersisa 8314 km2 atau kira-kira 67,4% luas

13 47 semula. Pada Bulan Agustus 1971, C&T menandatangani Perjanjian Coastal Plains Pekanbaru Block seluas km2. Kemudian pada bulan Januari 1975, menandatangani Perjanjian Mountain Front Kuantan Block seluas 6865 km2. Setelah dilakukan pengembalian beberapa bagian daerah kerja secara bertahap, sekarang Coastal Plain Pekanbaru tinggal km2. Di tahun , C&T menandatangani lima perjanjian: a. Tahun 1979, Perjanjian Patungan (Join Venture) dengan Pertamina (Jambi Selatan blok B) seluas km2 sudah dikembalikan keseluruhnya tahun b. Tahun 1981, KPS Singkarak Blok seluas km2 di Sumatera Barat (telah dikembalikan seluruhnya pada Juni 1984) c. Tahun 1981, KPS Langsa Blok seluas Km2 di Selat Malaka di Lepas Pantai Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh (juga telah dikembalikan seluruhnya pada Mei 1986). d. Tahun 1991, KPS Nias Blok seluas km2. e. Perpanjangan Kontrak Karya ke dalam bentuk KPS untuk Siak Blok seluas km2 berlaku 20 tahun sejak 28 November Pembagian Distrik Untuk pengolahan wilayah yang cukup luas, maka PT. CPI membagi daerah operasinya menjadi distrik-distrik yaitu: a. Distrik Jakarta

14 48 Merupakan kantor pusat tempat kedudukan President & Chairman of The Managing Board untuk wilayah Indonesia b. Distrik Rumbai Merupakan kantor pusat yang menangani berbagai kegiatan untuk Seluruh wilayah Sumatera. c. Distrik Minas Merupakan lapangan penghasilan minyak jenis Sumatran Light Crude d. Distrik Duri Merupakan lapangan penghasil minyak terbesar bagi PT. CPI dan terdapatnya Duri Steam-Flat e. Distrik Dumai Merupakan pelabuhan bagi PT. CPI utnuk melakukan pengapalan minyak mentah untuk dieksport. f. Distrik Kalimantan Merupakan wilayah operasi baru bagi PT.CPI semenjak unocal bergabung dengan chevron.

15 49 Gambar 3.6: Daerah Operasi CPI di Sumatera (Sumber : Database PT CPI, 2012) 3.4 Bahan Baku dan Produk PT. Chevron Pacific Indonesia secara bisnis hanya bergerak di bidang eksploitasi minyak bumi. Cakupan eksploitasi adalah mulai dari evaluasi kandungan reservoir hingga memproduksinya dari dalam perut bumi. Produk yang dihasilkan oleh PT. CPI adalah minyak mentah yang akan dipasarkan di beberapa negara untuk pengolahan lebih lanjut Sarana Penunjang Operasi Sarana-sarana penunjang operasi PT. CPI antara lain:

16 50 a. Pembangkit tenaga listrik di Duri, Central Duri danminas (21 generator turbin gas berkapasitas 390 MW) serta saluran transmisi dan distribusi listrik sepanjang km dengan menggunakan sistem Hotline Maintenance yang memungkinkan dilakukannya perbaikan pada saluran-saluran listrik tegangan tinggi tanpa memutuskan aliran listrik. b. Empat buah dermaga khusus Dumai (dua diantaranya mampu melayani kapal-kapal tangki berbobot mati ton). c. Komplek tangki penyimpanan dengan kapasitas 5,8 juta barel. d. Dua jalur pipa saluran masing-masing berdiameter 90 cm dan 75 cm pada jalur Minas-Dumai dan Bangko-Dumai. e. Saluran microwave UHF yang menghubungkan ke empat distrik, serta suatu sistem telepon dan komunikasi radio HF/VHF/UHF untuk seluruh kegiatan lapangan. f. Pemanfaatan empat saluran Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa untuk hubungan dengan kantor di Jakarta. g. Layanan teleks dan elektronik mail antara Dumai-Rumbai-Jakarta dengan perusahaan pemegang saham dan perusahaan-perusahaan afiliasi di seluruh dunia melalui Satelit Palapa dan Intelsat. h. Pada akhir tahun 1968, PT. CPI memasang unit pengolah data elektronik yang pertama berupa komputer IBM 360 Model 30 dengan core capacity 64 KBytes, untuk memenuhi tuntutan

17 51 tersedianya sarana informasi yang akurat dan cepat, serta adanya sistem pengendalian yang efektif dalam segala segi. i. Dumai Remote Entry Shipping System (DRESS) merupakan On- Line Teleprocessing yang pertama diterapkan PT. CPI untuk mengelola pengisian dan pemompaan tangki penyimpanan dan mengatur kapal tangki di Dumai serta menyusun, membuat dan menghasilkan dokumen teleprocessing untuk Crude Movement, Storage, and Shipping. j. Jaringan Komputer yang terdiri dari IBM S/390, micro vax, IBM AS400, Servers dan Workstations. Juga didukung 4500 PC serta WAN/LAN yang berada hampir di setiap kantor yang berada di semua daerah operasi. k. Saat ini sistem komputer dan jaringan Global Information Link dengan berbasis Windows Vista Enterprise SP II Processor Inter Core Duo yang bisa menghubungkan informasi secara langsung dengan semua komputer perusahaan di bawah Chevron Corporation di seluruh dunia Sumber Daya Manusia Saat ini, PT Chevron Pacific Indonesia memiliki lebih dari 6000 tenaga kerja yang 98% diantaranya adalah berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1966

18 52 PT. CPI telah dipimpin oleh orang Indonesia. Kini, PT. CPI telah melaksanakan proses alih teknologi dan alih keterampilan yang pada dasarnya terdiri dari tiga spek pelatihan, pertukaran dan proses komunikasi antara tenaga kerja Indonesia dan tenaga asing. Program pengembangan sumber daya manusia meliputi kursus keahlian dasar (latihan bahasa Inggris). Latihan teknik (latihan kejuruan di berbagai bidang), dan program pengembangan manajemen (kursus segi-segi manajemen dan latihan khusus para karyawan senior). Untuk menyiapkan tenaga Indonesia menduduki jabatan yang lebih tinggi dan untuk pengalihan teknologi maju dari kedua perusahaan pemegang saham sejumlah tenaga kerja Indonesia tingkat menengah ke atas, setiap tahun mengikuti training sambil bekerja di Amerika Serikat. Kesempatan latihan dan pengembangan karir terus disediakan untuk setiap karyawan. Investasi dalam sumber daya manusia merupakan inti dari filsafat PT. CPI. Manusia: Sedangkan tugas-tugas dan tanggung jawab Divisi Sumber Daya 1. Menjalankan proses srtategi pertumbuhan Sumber Daya Manusia di Perusahaan 2. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia guna menjamin kebutuhan operasional dengan kinerja yang tinggi serta produktivitas yang berkesinambungan atau berkelanjutan sesuai dengan harapan perusahaan.

19 Kesejahteraan dan Keselamatan Untuk kesejahteraan karyawan PT. Chevron Pacific Indonesia menyediakan fasilitas antara lain: 1. Tunjangan khusus yang besarnya sesuai dengan daerah kerja dan golongan pekerja. Sifat tunjangan khusus ini adalah bukan merupakan unsur upah pokok. 2. Tunjangan khusus Batam. Tunjangan ini diberikan apabila pekerja dipindahkan secara permanen dan bertempat tinggal di Pulau Batam. Sifat tunjangan ini bukan merupakan unsur dari upah pokok dan besarnya sebagian dari upah pokok. 3. Fasilitas angkutan/kendaraan dari perusahaan yang dipergunakan untuk pergi dan pulang dari kantor ke tempat tinggal. 4. Bantuan pengganti biaya angkutan kecuali pekerja yang memperoleh fasilitas angkutan/kendaraan dari perusahaan. 5. Fasilitas perumahan bagi semua golongan pekerja. 6. Bantuan pengganti biaya perumahan bagi pekerja yang belum mendapat fasilitas perumahan karena terbatasnya fasilitas perumahan perusahaan yang ada, atau kepada pekerja yang atas permintaannya tinggal di luar fasilitas perumahan. 7. Perusahaan akan memberikan bantuan biaya pemeliharaan secara bersih setiap bulan menurut kelas upah pekerja kepada pekerja yang

20 54 sudah mengambil fasilitas pinjaman kepemilikan rumah dari perusahaan dan tidak menempati rumah perusahaan. 8. Tunjangan Hari Raya Keagamaan. 9. Jaminan selama pekerja sakit. 10. Tunjangan istirahat tahunan. 11. Bantuan perusahaan selama menjalankan ibadah haji, baik berupa ongkos naik haji, biaya pengangkutan ke tempat pemberangkatan ataupun kedatangan dan biaya pengurusan dokumen-dokumen yang diperlukan. 12. Bantuan bersalin bagi pekerja wanita atau istri pekerja yang diakui oleh perusahaan. 13. Perlengkapan kerja berupa pakaian kerja, pakaian seragam, sepatu keselamatan, jas hujan, dan jaket. 14. Biaya pengobatan dan pemeliharaan bagi pekerja yang mendapatkan kecelakaan kerja. 15. Tunjangan kematian bagi keluarga pekerja. 16. Pelayanan kesehatan gratis, berupa pemeriksaan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan bagi pekerja dan keluarganya. 17. Sarana olahraga, seperti kolam renang, fitness centre, bowling, basket, tennis, golf, dan lain-lain.

21 Fasilitas dan tunjangan perjalanan dinas untuk pekerja dan anggota keluarganya yang oleh perusahaan diminat untuk mendampingi/mengikuti pekerjaan tersebut. 19. Pengangkutan untuk bertemu keluarga bagi pekerja yang tinggal di dalam perusahaan dengan status lajang di tempat kerja yang baru. 20. Bantuan pendidikan bagi anak pekerja, berupa beasiswa anak pekerja di Sekolah Menengah Umum dan Perguruan Tinggi. PT. Chevron Pacific Indonesia menekankan untuk selalu mementingkan keselamatan kerja (Occupational Safety) kepada setiap karyawannya. Karyawan harus bekerja dengan penuh kesadaran dan berusaha preventif terhadap segala kemungkinan bahaya yang dapat terjadi setiap saat. PT. Chevron Pacific Indonesia menerapkan pelaksanaan program safety. Program tersebut diarahkan pada tiga sasaran, yaitu human, equipment, dan procedure dimana tiga elemen itu memiliki peran yang sama pentingnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Penerapan program safety tersebut dilaksanakan mengingat kegiatan produksi PT Chevron Pacific Indonesia mempunyai risiko yang cukup tinggi dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar. Langkah-langkah yang diambil untuk menanamkan kesadaran dan keselamatan kerja bagi karyawannya adalah: 1. Mengadakan latihan rutin tentang keamanan dan keselamtan kerja. 2. Menghilangkan keadaan atau tindakan-tindakan yang berbahaya.

22 56 3. Mengadakan inspeksi, pengaturan tata ruang yang baik, dan menyediakan prosedur kerja yang tertib. 4. Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan berarti menekan biaya produksi dalam penggantian alat-alat maupun pemeliharaan akibat kecelakaan kerja. PT. Chevron Pacific Indonesia mempunyai komitmen untuk selalu mematuhi setiap peraturan hukum pemerintah, menjaga standar etika, menyadari bahwa pekerja merupakan sumber daya yang tak ternilai, menjaga lingkungan hidup, dan menopang masyarakat sekitar serta menerapkan perbaikan kualitas kehidupan sebagai filosofinya. PT. Chevron Pacific Indonesia sangat memperhatikan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungannya. Hal tersebut tertuang dalam filosofinya yaitu To be recognized as a leader in Safety. Setelah 17 tahun berproduksi, pada tanggal 4 Mei 1969, lapangan Minas mencapai jumlah produksi akumulatif satu miliar barel yang pertama, dan menjadi lapangan raksasa pertama di Asia di sebelah timur Iran dan ke-22 di Dunia. Hingga akhir tahun 2008, produksi akumulatif lapangan Minas telah melebihi sebelas miliar barel. Minas crude oil digemari oleh negara-negara industri karena kadar belerangnya sangat rendah. Selama tahun , meskipun pengeboran eksplorasi menghasilkan 7 temuan, namun yang berproduksi hanya lapangan Minas dan Duri karena iklim politik RI pada saat itu tidak mendukung

23 57 penanaman modal. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak yang cenderung terus menurun, diantaranya yang dilakukan adalah: 1. Menginjeksi air yang dilakukan di distrik Bekasap 2. Menginjeksi air panas yang dilakukan di distrik Minas dan Zamrud 3. Menginjeksi uap air yang dilakukan di distrik Duri. Teknologi injeksi uap (steam flooding) mulai diterapkan pada tahun 1981 di Lapangan Duri sebagai usaha peningkatan produksi minyak bumi yang mempunyai viskositas yang tinggi. Kegiatan Proyek yang dikenal dengan nama Duri Steam Flood (DSF) ini terus berlangsung dan merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia. Kini area III dan IV tengah berlangsung sistem produksi penginjeksian dengan pola tujuh titik (seven spot pattern) di mana satu sumur injeksi dikelilingi oleh enam sumur produksi yang mana jika telah selesai akan meliputi areal seluas Ha. Daerah ini akan dikembangkan secara bertahap menjadi belasan area dengan luas masing-masing 100 sampai 600 Ha. Sampai tahun 1990, PT. CPI telah mengebor sumur, sumur diantaranya dibor sejak tahun PT. CPI saat itu masih menggunakan menara bor yang dapat diangkut dengan helikopter namun pada perkembangannya di mana jalan darat sudah banyak dibuat, maka menara bor model angkut darat dipakai untuk pengeboran-pengeboran eksplorasi dan pengembangan. Setiap tahun dapat diselesaikan kira-kira

24 hingga 525 sumur eksplorasi dan pengembangan. Hingga akhir tahun 1990, jumlah produksi PT. CPI sejak tahun 1952 telah mencapai lebih dari tujuh miliar barel, berasal dari sumur yang tersebar di 96 lapangan. Program penyuntikan air (water flooding) di Lapangan Minas dimulai tahun Air yang tersedot waktu pemompaan minyak disuntikkan kembali ke dalam tanah sebanyak tiga juta barel sehari. Proses injeksi air lainnya dilaksanakan di Lapangan KotaBatak sejak tahun 1974 dengan penyuntikan rata-rata barel sehari. Sementara itu, terus dikembangkan Enhanced Oil Recovery (EOR) yang lain untuk memungkinkan pengambilan cadangan minyak yang tidak bisa diambil dengan metode primer serta memperbaiki faktor perolehan selain juga untuk menahan merosotnya laju produksi lapangan-lapangan yang mulai menua. Menyusul keberhasilan proyek perintis di 8 Lapangan Duri, pada tahun 1981 dimulai penerapan penyuntikan uap panas di seluruh lapangan Duri. Penyuntikan uap di area 1 kira-kira seluas hektar sejak April 1985, di area 2 seluas 247 hektar sejak 1986, di area 3 seluas hektar pada tahun 1987 dan pembangunan sarana produksi di area 4 degan seluas hektar. Pada tanggal 3 Maret 1990 diresmikan proyek Injeksi Uap (Steam Injection) Duri yang merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia.

25 Prosedur Yang Berlaku Local Business Development (LBD) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), perusahaan minyak bumi terbesar di Indonesia ini menjalankan filosofi Tumbuh Dan Berkembang Bersama Masyarakat. Pada awal produksinya di Riau, CPI memfokukskan kegiatan sosial pada pengembangan infrastuktur di daerah hutan rawa terpencil di area operasinya. Pada tahun 2005, CPI membuat penyesuain program CSRnya untuk mengikuti perkembangan daerah dan perubahan organisasi Chevron Corporation. Program yang sebelumnya disebut dengan CD (community development atau pengembangan masyarakat) ini berganti istilah menjadi CE (community enggament atau pelibatan masyarakat). Program CE merupakan bagian dan bentuk dari kegiatan Corporate Social Responsibility yang terus dikembangkan hingga kini. Local Business Development adalah program yang bertujuan mengembangkan masyarakat lokal dalam bidang ekonomi. Program Bantuan Pengembangan Ternak Untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat PT Chevron Pacific Indonesia memberikan program bantuan pengembangan ternak. Jenis program sudah dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia sejak tahun Program ini memiliki prosedur tersendiri dalam melakukan kegiatannya. Masyarakat diberikan informasi terhadap program ini, dan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan program tersebut wajib mengirimkan

26 60 proposal dan bisnis plannya terhadap kegiatan peternakan yang ingin mereka jalankan. Setelah perusahaan menerima proposal yang masuk maka selanjutnya masuk lah langkah dimana proposal tersebut dipelajari kemudian melakukan survey ke lahan tempat program akan dijalankan. Bentuk bantuan yang akan diberikan ke pada masyarakat nanti adalah pelatihan tentang pertenakan, biaya operasional dan bibit dari hewan ternak tersebut. Perusahaan juga membantu hingga penyaluran hasil ternaknya nanti. Agar berkesinambungan, program bantuan ternak ini bertumpu pada penguatan potensi masyarakat dan mengembangkannya dengan sebaik-baiknya agar mereka bisa mandiri dan, pada gilirannya, membantu anggota masyarakat lainnya yang membutuhkan. 3.6 Metode Penelitian Penelitian kualitatif memiliki bertujuan untuk menjelaskan permasalahan atau fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data-data. Penelitian tidak mengutamakan besarnya sampling atau populasi bahkan apabila samplingnya sangat terbatas sekalipun. Jika data yang sudah terkumpul cukup mendalam dan bisa menjelaskan fenomena atau permasalahan yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lain. Lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas data). (Kriyantono. 2006: 56)

27 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil wawancara dan observasi. (Kriyantono. 2006: 41) a. Metode Wawancara Semi-terstruktur (Semistructured Interview) Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan metode wawancara semistrutktur. Dalam wawancara semiterstruktur biasanya pewawancara sudah memiliki daftar pertanyaan tertulis namun memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang berhubungan dengan permasalahan. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas tapi dengan tetap berada pada koridor pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan sebelumnya. (Kriyantono. 2006: 99) Batasan permasalahan dan ruang lingkup yang telah ditentukan sebelumnya dijadikan landasan dalam melakukan wawancara, namun kemudian peneliti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga dimungkinkan mendapatkan data yang lebih lengkap.

28 62 Informan atau narasumber pada penelitian ini penulis bagi menjadi 2, yaitu narasumber internal yang merupakan pihak dari perusahaan sebanyak 3 orang dan narasumber eksternal, yaitu dari kalangan masyarakat yang mendapatkan atau terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responsibility PT Chevron Pacific Indonesia sebanyak 3 orang. Adapun pihak-pihak dari perusahaan yang akan diwawancara adalah sebagai berikut : 1. Imamul Ashuri, Manager dari Dept Public Government & Public Affair Rumbai PT Chevron pacific Indonesia. Alasan pemilihannya adalah sehubungan dengan posisi beliau sebagai manager yang dapat memberikan pengaruh terhadap penentuan kegiatan Corporate Social Responsibility yang akan dilakukan. Sehingga diasumsikan kredibel dalam memberikan data atau informasi. 2. Sudarman Umar, Government Specialist Staff. Alasan pemilihannya adalah karena beliau adalah karyawan senior di Dept Public Government & Public Affair Rumbai, sehingga pengalaman beliau cukup banyak. Posisi beliau yang berhungan dengan pemerintah terutama untuk kegiatan sosial. Karena banyaknya kegiatan Corporate Social Responsibility kepada masyarakat yang diajukan melalui pemerintah. Oleh

29 63 sebab itu Sudarman Umar dirasa perlu mendapatkan informasi darinya. 3. Amrizal Amir, Community Engagement (CE) Staff. Alasan pemilihannya adalah sehubungan dengan tugas dari CE yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Sehingga sesuai dengan penelitian tentang bagaimana perusahaan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Sehingga Amrizal Amir kredibel dalam memberikan informasi. Sedangkan narasumber eksternalnya adalah sebagai berikut: 1. Denny Satria, masyarakat yang tinggal disekitar lokasi bantuan pengembangan ternak yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Pekerjaannya sebagai seorang pendidik dapat menambah informasi yang baik terhadap hasil penelitian. 2. Rozy Rusade, masyarakat yang mendapat bantuan pengembangan ternak dari PT Chevron Pacific Indonesia. Alasan memilih adalah karena Rozy dapat memberikan pandangan terhadap kegiatan Corporate Social Responsibility yang sedang dilakukan. b. Metode Observasi (Observation) Metode observasi adalah metode dimana peneliti mengamati secara langsung objek yang diteliti. Yang

30 64 diobservasi adalah interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti. Sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk, interaksi dan percakapan, artinya selain perilaku nonverbal juga mencakup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati. Ini mencakup antara lain apa saja yang dilakukan, serta benda-benda apa yang mereka buat atau gunakan dalam interaksi sehari-hari. (Kriyantono. 2006: 108). Jenis observasi partisipasi yang digunakan adalah observasi partisipasi tidak berstruktur, yaitu jenis observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini, yang terpenting adalah pengamat harus menguasai ilmu tentang objek yang hendak diamati secara umum. (Ardianto. 2010: 166). Pada penelitian ini, peneliti tidak menjadi bagian langsung dari tim observasi, peneliti hanya ikut dan mengamati secara acak objek observasi. Metode observasi ini memungkinkan peneliti untuk melakukan improvisasi pada objek penelitian sehingga memberi data pendukung tambahan dari objek yang diteliti Peneliti menggunakan metode observasi karena peneliti mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dan dilibatkan dalam persiapan atau meeting staff policy government and public affair (PGPA) PT Chevron Pacific Indonesia. Peneliti juga langsung datang kelokasi

31 65 perusahaan di Propinsi Riau dan juga mendatangi lokasi kegiatan corporate sosial responsibility dari perusahaan. Peneliti melakukan observasi dari bulan Oktober sampai November Dari observasi yang dilakukan, peneliti melakukan beberapa hal. Yaitu : Ikut serta dalam beberapa kegiatan internal di kantor Department policy government and public affairs. Mengunjungi orang-orang yang menjadi peserta program community relations melalui kegiatan corporate social responsibility dan lokasi yang dijadikan sebagai tempat program tersebut dilakukan. Saat mengunjungi orang-orang tersebut, penulis melakukan wawancara dan foto-foto dokumentasi lokasi-lokasi program yang dilakukan Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang didapat dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder memiliki sifat untuk melengkapi data primer, kita dituntut untuk teliti atau menyeleksi data sekunder yang akan digunakan agar jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin terlalu banyak. Selain melengkapi, data sekunder juga dapat membantu periset bila data primer terbatas atau sulit diperoleh. (Kriyantono. 2006: 42)

32 66 Pada penelitian ini, data sekunder yang peneliti gunakan yaitu beberapa buku dan dokumentasi di lapangan terhadap objek yang peneliti anggap dapat melengkapi dan membantu peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini dan dokumentasi perusahaan berupa foto dari kegiatan Corporate Social Responsibility PT Chevron Pacific Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan dokumentasi sebagai bahan untuk mendukung data hasil penelitian yang peneliti dapatkan. Sokumentasi tersebut berupa : 1. Foto saat wawancara dengan narasumber 2. Foto hasil-hasil program corporate social responsibility PT Chevron Pacific Indonesia Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan teknik sampel snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperi bola salju yang menggelinding lama-lama menjadi besar. (Sigiyono, 2009: 219).

33 67 Penilti mengunakan teknik pengambilan sampel snowball, karena pada penilitian ini menggunakan sumber data dari beberapa informan dalam mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maksimal dan valid Teknik Validitas data Pada penelitian ini peneliti menggunakan validitas trustworthiness. Validitas trustworthiness yaitu menguji kebenaran dengan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. (Kriyantono, 2006: 71) Peneliti juga menggunakan analisis triangulasi, yaitu dengan menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan menggunakan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia). (Kriyantono, 2006: 71) Peneliti menggunakan triangulasi metode, karna peneliti mengunakan 3 sumber dalam penelitian, yaitu wawancara dengan pihak internal PT Chevron Pacific Indonesia, dan masyarkat Riau,. Peneliti juga melakukan observasi, triangulasi dan dokumentasi kegiatan Corporate Social Responsibility dari PT Chevron Pacific Indonesia Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis. Prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam tiga langkah :

34 68 a. Reduksi Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, mebuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Sebagaimana pengumpula data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data, yaitu membuat rangkuman, membuat tema-tema, membaut gugus-gugus, membuat pemisahan dan menulis memomemo. b. Model data (display data) Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. c. Penarikan/ verifikasi kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, polapola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi-proposisi. (Ardianto. 2010: 223) 3.7 Permasalahan yang ada Pada penelitian ini permasalahan ada pada bagaimana perusahaan melalui kegiatan corporate social responsibility membangun dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Dimana yang kita ketahui sebelumnya perusahaan

35 69 tambang seperti Chevron sangat berinteraksi langsung dengan lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu kegiatan corporate social responsibility ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di daerah operasi perusahaan. Sehingga selain memberikan citra positif juga untuk perusahaan, masyarakat juga mendapatkan kesejahteraan. 3.8 Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah penulis susun sebelumnya, penulis akan menganalisa kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia dan juga menganalisa data primer dan sekunder yang telah didapat. Kemudian penulis baru dapat mengetahui apakah program Community Relations yang telah dijalankan dapat memberikan relasi yang baik antara perusahaan dan masyarakat. Setelah hal ini semua barulah didapat hasil penelitian dan kesimpulan yang menjawab pokok permasalah dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Profil PT. Chevron Pacific Indonesia BAB I 1.1 Tinjauan Objek Studi PENDAHULUAN 1.1.1 Profil PT. Chevron Pacific Indonesia PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA BAB II DESKRIPSI UMUM PROFIL PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA A. Sejarah PT Chevron Pacific Indonesia PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di saat era modern dan globalisasi seperti sekarang, dapat dipastikan hampir seluruh perusahaan membutuhkan peran dan fungsi dari divisi Public Relations. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California. Saat ini, Chevron Corporation yang berkantor pusat di San Ramon, California, Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Objek Penelitian Keberhasilan proses otonomi daerah dapat dinilai dari tata kelola administrasi dan keuangan di masing-masing pemerintah daerah. Meskipun

Lebih terperinci

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat PT. X Berdasarkan data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan 2009, PT. X didirikan pada 9 Juni 1980 di bawah hukum Republik Indonesia dan memulai usahanya

Lebih terperinci

, Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober. tahun Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana

, Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober. tahun Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Sejarah Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Menurut buku Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014, Kementerian Perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015 menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang beroperasi di wilayah Minas menjalankan social investment sebagai bentuk corporate social responsibility terhadap masyarakat sekitar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Umum Kota Dumai Pada tahun 1999, Kota Administratif Dumai berubah status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai sesuai dengan undang-undang nomor 16 Tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian berikut Menurut Semiawan (2010:1), pengertian metodologi adalah sebagai kata metode dan metodologi sering dicampur adukkan dan disamakan. Padahal keduanya

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13 Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Latar Deskripsi Penelitian 3.1.1 Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi latar Restoran Rumpun Bambu adalah salah satu restaurant yang berada dibawah naungan PT. Nant Makmur Sejahtera. Perusahaan ini hanya memiliki satu bidang usaha khusus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Belakang Penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak dalam bidang media yaitu PT. Talkmen Media Inc (www.talkmen.com) yang terletak di jalan Pos Pengumben

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. TINJAUAN UMUM CV. ASAHAN GEMILANG MANDIRI. a. Sejarah Berdirinya CV. Asahan Gemilang Mandiri

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. TINJAUAN UMUM CV. ASAHAN GEMILANG MANDIRI. a. Sejarah Berdirinya CV. Asahan Gemilang Mandiri BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. TINJAUAN UMUM CV. ASAHAN GEMILANG MANDIRI a. Sejarah Berdirinya CV. Asahan Gemilang Mandiri CV. Asahan Gemilang Mandiri sebelum dibentuk, berawal dari kerja keras

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak

BAB 3 METODE PENELITIAN. PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar PT MNC (Media Nusantara Citra) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media massa, seperti elektronok dan cetak yang memiliki bisnis inti media TV

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Chevron Pacific Indonesia Berdirinya PT. Chevron Pacific Indonesia diawali dari eksplorasi minyak di Pulau Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah

BAB 3 METODE PENELITIAN. filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yangberlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah (sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017 LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2017-2018 30 November 2 Desember 2017 SEKRETARIAT KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2017 I. LATAR

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Penelitian akan dilakukan pada perusahaan GadgetCiti.com yang merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan difokuskan pada bagian bauran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini, mendorong perusahaan untuk dapat berpikir strategis guna menjaga kelangsungan hidup usahanya.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DI INDONESIA Tahun 1893 Sumur minyak pertama di bor di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda di Telaga Said

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Landasan Hukum

A. Pendahuluan. Landasan Hukum MEMBANGUN BASISDATA POTENSI, PRODUKSI, PENERIMAAN dan MANFAAT EKONOMI SOSIAL UNTUK MENDORONG TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TATAKELOLA INDUSTRI EKSTRAKTIF di PROVINSI RIAU A. Pendahuluan Bahwa minyak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN KUALITATIF Metode pengumpulan data atau penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang berkualitas dan valid dengan tujuan agar data tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi nasional adalah mencapai masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT. Tridiantara Alvindo Duri-Riau PT. Tridiantara Alvindo adalah suatu badan usaha berbentuk perseroan yang bergerak di industri minyak dan gas bumi. Sebagai

Lebih terperinci

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Penelitian 3.1.1 Sumber Data 3.1.1.1 Data Primer Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.

Lebih terperinci

UNTUK DITERBITKAN SEGERA. 24 September 2014

UNTUK DITERBITKAN SEGERA. 24 September 2014 UNTUK DITERBITKAN SEGERA Corporate Communications Division Public Relations & Investor Relations Office 1-1-1 Shibaura, Minato-ku, Tokyo 105-8001, Japan URL : http://www.toshiba.co.jp/about/press/index.htm

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi dari fosil seperti minyak dan gas bumi (migas) telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Badak NGL dibentuk pada 26 Nopember 1974 oleh Pertamina, Huffco Inc., dan JILCO (Japan Indonesia LNG Company) dengan komposisi kepemilikan saham Pertamina

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASIA PARAGON adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, design, engineering, teknologi informasi, kontraktor umum dan perdagangan.

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. X merupakan perusahaan pelayaran swasta nasional yang telah berdiri semenjak tahun 1981 di Indonesia, dengan akta pendirian pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I. rumah ) (Mas oed, Mohtar, 1997: 4-5). Dalam ekonomi politik internasional

BAB I. rumah ) (Mas oed, Mohtar, 1997: 4-5). Dalam ekonomi politik internasional BAB I A.Latar Belakang Multinasional Corporations (MNCs) merupakan sebuah organisasi ekonomi yang melibatkan diri dalam kegiatan produktif di dua atau lebih negara. Pada umumnya MNC memiliki markas besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan pada 2015 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DUNIA

PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DUNIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DUNIA PETA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERMINYAKAN DUNIA Tahun Sejarah Perkembangan Migas Dunia Akhir 1800 Rockeffeler memulai bisnisnya di Cleveland, Ohio. Yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, masyarakat mulai mengembangkan bidang usaha-nya bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012

ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012 ANALISIS ASUMSI HARGA MINYAK DAN LIFTING MINYAK APBN 2012 I. Harga Minyak Asumsi Harga minyak Indonesia dalam APBN dirujuk dalam harga rata-rata minyak mentah Indonesia berdasarkan perhitungan Formula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri yang berhubungan dengan sistem distribusi fluida tentunya memerlukan instrumen untuk mengalirkannya. Untuk fluida termampatkan maka diperlukan kompresor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Pada dasarnya setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk

Lebih terperinci

Menghasilkan Energi untuk Indonesia. PT. Chevron Pacific Indonesia

Menghasilkan Energi untuk Indonesia. PT. Chevron Pacific Indonesia Menghasilkan Energi untuk Indonesia PT. Chevron Pacific Indonesia Kebutuhan terhadap energi terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi dunia maju pesat dan meningkatkan standar hidup jutaan penduduk. Energi

Lebih terperinci

II. Kajian Teoritis 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia.

II. Kajian Teoritis 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia. II. Kajian Teoritis 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan penggunaan secara efektif sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan harkat

Lebih terperinci

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor industri yang pembangunannya berkembang pesat adalah subsektor industri pangan. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah 9 BAB I 10 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak lokasi pengolahan minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah maupun

Lebih terperinci

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengoperasionalkan sebuah perusahaan tentunya dibatasi oleh berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah kebijakan legal lewat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Kabupaten Bengkalis. Kecamatan Mandau yang beribu kotakan Duri

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di Kabupaten Bengkalis. Kecamatan Mandau yang beribu kotakan Duri BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Mandau Kecamatan Mandau merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bengkalis. Kecamatan Mandau yang beribu kotakan Duri berada di lajur

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dengan semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN 2.1 Letak Perusahaan BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN Gambar 2.1 Letak perusahaan dilihat dari peta Indonesia Sumber : PT Medco E&P Indonesia Program Studi Teknik Mesin 4 Dibawah ini adalah letak perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif berguna untuk melahirkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 522 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 49 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian mengenai kajian metodologi pada Strategi Media Relations PT. Televisi Transformasi Indonesia dalam Brand Positioning

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami

Lebih terperinci

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu panas bumi.htm Page 1 of 16 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa panas bumi adalah sumber daya alam

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan

Bab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan Bab I Pendahuluan I.1 Maksud dan Tujuan Pemboran pertama kali di lapangan RantauBais di lakukan pada tahun 1940, akan tetapi tidak ditemukan potensi hidrokarbon pada sumur RantauBais#1 ini. Pada perkembangan

Lebih terperinci

Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang

Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU I. Latar Belakang Penerapan otonomi daerah pada tahun 2001 telah membawa perubahan yang cukup berarti bagi kondisi ekonomi di Propinsi Riau. Penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pembangunan Nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan minyak bumi merupakan komoditi ekspor terbesar bagi Indonesia. Minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. bahkan minyak bumi merupakan komoditi ekspor terbesar bagi Indonesia. Minyak bumi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, bahkan minyak bumi merupakan komoditi ekspor terbesar bagi Indonesia. Minyak bumi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yand dulunya bernama PT Caltex Indonesia ini, merupakan perusahaan kontraktor

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yand dulunya bernama PT Caltex Indonesia ini, merupakan perusahaan kontraktor BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia(PT CPI) berdiri pada tahun 1924. Perusahaan yand dulunya bernama PT Caltex Indonesia ini, merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan hasil bumi, baik itu perkebunan, pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya. Kekayaan yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA DINAS, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN SEKSI PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI Page 1 of 7 KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR 300.K/38/M.pe/1997 TENTANG KESELAMATAN KERJA PIPA PENYALUR MINYAK DAN GAS BUMI MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1974 TENTANG PENGAWASAN PELAKSANAAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI DI DAERAH LEPAS PANTAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen, adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chevron Corporation merupakan salah satu perusahaan dunia yang bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas yang berpusat di California, Amerika Serikat. Di Indonesia

Lebih terperinci

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah

Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah BAB II Potensi Panas Bumi dan Kebijakan Pemerintah Sejarah pengelolaan sumber energi ini di Indonesia sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Panas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Panas Bumi merupakan sumber daya alam terbarukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Panas Bumi. {enyelenggaraan. Pemanfaatan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5585) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Sejarah Chevron Corporation Chevron Corporation adalah salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar di dunia. Chevron berkantor pusat di San Ramon, California dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci