Exchange Traded Fund JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Exchange Traded Fund JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF)"

Transkripsi

1 Exchange Traded Fund JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) MANAGER INVESTASI DEALER PARTISIPAN BANK KUSTODIAN

2

3 contents Page spesifikasi 4 kontrak investasi kolektif 5 kata pengantar 6 JSX LQ45 indeks sebagai acuan 7 ilustrasi strategi sampling LQ45 ETF 8 tingkat penyimpangan (tracking error) 9 ilustrasi grafik tingkat penyimpangan 10 pengelolaan investasi 11 karakteristik JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF) 14 bagan ilustrasi mekanisme perdagangan 15 keunggulan JSX LQ45 Index Fund 16 (LQ45ETF) vs reksa dana umumnya risiko investasi 20 Note: Edisi Cetakan 1 ( Agustus 2007 ) Untuk mengetahui lebih lanjut, harap membaca prospektus di

4 spesifikasi NAMA PRODUK JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF) KODE SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA R-45ETF TARGET KELOLAAN Rp. 1 Triliun (1Milyar Unit Penyertaan /Saham) HARGA UNIT PENYERTAAN / SAHAM Rp. 1,000.- pada hari pertama penawaran, selanjutnya harga setiap Unit Penyertaan/Saham R-45ETF ditetapkan berdasarkan harga pasar yang terjadi di Bursa Efek Jakarta. KETERBUKAAN INFORMASI Tersedia Informasi sepanjang hari mengenai: - Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Portofolio Investasi (Index Basket) nya. - IOPV - Indicative Optimal Portfolio Value atau indikasi nilai Portofolio Investasi dengan harga pasar wajar (fair market value) searah dengan pergerakan harga dari saham-saham konstituen yang membentuk JSX LQ-45 Indeks pada jam perdagangan. - Pergerakan JSX LQ-45 Indeks acuan berikut harga/ kuotasi harga dari masing-masing saham konstituen yang membentuk Indeks tersebut. FRAKSI HARGA Fraksi/perubahan harga Unit Penyertaan/Saham ditetapkan sebesar Rp. 1 (satu Rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga maksimum adalah sebesar Rp. 10 (sepuluh Rupiah). BATASAN PEMBELIAN Batas jumlah pembelian atau penjualan Unit Penyertaan /Saham - satuan lot kecil minimum 1 Lot = 500 lembar saham atau lebih di Pasar Regular Bursa Efek Jakarta. MANAJER INVESTASI PT Treasure Fund Investama (TFI) DEALER PARTISIPAN 1. PT Universal Broker Indonesia (Kode: TF), induk perusahaan TFI-terafiliasi. 2. PT Henan Putihrai (Kode: HP) 3. PT Danatama Makmur (Kode: II) BANK KUSTODIAN PT Bank Niaga Tbk. - satuan lot besar (block sale) minimum 1,000 lot = 500,000 lembar saham melalui Dealer Partisipan. 4

5 kontrak investasi kolektif JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) 1.1. EFEKTIF Efektif adalah terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang ditetapkan dalam Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan Nomor: IX.C.5 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: Kep-10/PM/ 1997 tanggal 30 April 1997 ( Peraturan IX.C.5 ). Surat pernyataan efektif Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif akan dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK PERNYATAAN PENDAFTARAN Pernyataan Pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan oleh Manajer Investasi kepada BAPEPAM-LK dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang ditetapkan dalam Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan Nomor : IX.C.5 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor : Kep-10/PM/1997 tanggal 30 April REKSA DANA Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Sesuai dengan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan Tertutup atau Terbuka dan Kontrak Investasi Kolektif. Bentuk hukum Reksa Dana yang ditawarkan dalam hal ini adalah Kontrak Investasi Kolektif REKSA DANA INDEKS Reksa Dana Indeks adalah jenis Reksa Dana yang menginvestasikan minimum 80% dari Nilai Aktiva Bersihnya pada Efek yang merupakan bagian dari kumpulan Efek yang ada dalam indeks yang menjadi acuannya, sesuai dengan Peraturan No. IV.C.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-08/PM/2005 tanggal 29 Juli 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan, dan Reksa Dana Indeks REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF YANG UNIT PENYERTAANNYA DI PERDAGANGKAN DI BURSA EFEK (EXCHANGE TRADED FUND/ETF) Bentuk hukum reksa dana yang ditawarkan dalam hal ini adalah Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di bursa efek sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK No. IV.B.3, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. 133/BL/2006 tanggal 4 Desember Hal hal lain, prospektus lengkap, peraturan dan perubahan perubahan nya dapat di-akses di website dan 5

6 kata pengantar JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF), PowerShares symbol: R-45ETF, adalah instrumen investasi yang transparan dan akuntabel yang dapat mengakses eksposur pasar secara luas, menggabungkan karakteristik dari dua produk yakni reksadana berbentuk terbuka (open-ended fund) dan saham, merupakan reksa dana yang yang menginvestasikan dana kelolaannya dalam sekumpulan portofolio efek / saham-saham blue chip yang terdapat pada portofolio JSX LQ-45 Indeks acuan nya dengan proporsi yang sama dengan bobot dalam Indeks tersebut. Dengan tujuan utama investasinya (investment objective) adalah untuk memperoleh tingkat pendapatan (level of returns) yang sama dengan kinerja JSX LQ-45 Indeks yang menjadi acuan investasi nya. Namun tidak seperti reksa dana konvensional yang telah ada, Investor tidak membeli atau menjual kembali Unit Penyertaannya kepada Manajer Investasi, tapi Investor justru membeli Unit Penyertaan LQ45ETF di Bursa Efek Jakarta seperti pembelian saham saat ini karena Unit Penyertaan LQ45ETF di-catatkan (listing) dan diperdagangkan di Pasar Regular Bursa Efek Jakarta (Exchange Traded Fund) seperti saham / efek lainnya dengan kode saham: R-45ETF. Harga Unit Penyertaan / Saham R-45ETF di bursa akan mengalami pergerakan secara terus menerus sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply), dan dapat ditransaksikan setiap saat sepanjang jam perdagangan Bursa Efek Jakarta. Meskipun Unit Penyertaan/ Saham R-45ETF diperdagangkan sama halnya seperti saham, namun R-45ETF memiliki struktur yang sama dengan reksa dana yang me-representasikan kepemilikan atas efek-efek dalam portofolio. PT. Treasure Fund Investama selaku Manajer Investasi akan mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) berikut Index Basket (Portofolio Investasi) dari JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF) setiap hari dan mengumumkan Indicative Optimal Portfolio Value (IOPV) nya secara berkala setiap hari selama jam perdagangan bursa, karena salah satu tujuan ETF adalah efisiensi harga yaitu harga PowerShares symbol: R-45ETF yang diperdagangkan di bursa sangat mendekati Nilai Aktiva Bersih dari JSX LQ-45 Indeks acuannya, sehingga para Investor mengetahui Nilai Aktiva Bersih dan Portofolio Investasi (Index Basket) nya secara lengkap setiap saat. Informasi tersebut dapat di-akses di dan www. TreasureFundInves t ama. com. 6

7 JSX LQ-45 Indeks sebagai acuan JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) Bahwa JSX LQ-45 Indeks di-pergunakan sebagai indeks acuan (benchmark) bagi LQ45ETF, karena: - Merupakan indeks Bursa Efek Jakarta yang paling dikenal dan selama ini menjadi acuan pelaku pasar modal Indonesia. - Terdiri dari saham-saham unggulan (blue chip) yang likuiditas nya tinggi, berkapitalisasi pasar besar dengan kondisi keuangan yang baik dan perusahaan-perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan. Daftar Saham Perusahaan Tercatat yang Masuk Dalam Perhitungan Indeks LQ 45 Per 01Agustus 2007 No Kode Nama Saham Weighted (%) Market Cap (Rp) Close (Rp) 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 2, ,306B 14,800 2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk ,575B 1,430 3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk ,799B 2,600 4 ASII Astra International Tbk ,882B 18,250 5 BBCA Bank Central Asia Tbk ,258B 6,000 6 BBKP Bank Bukopin Tbk ,285B BBRI Bank Rakyat Ind. (Persero) Tbk ,760B 6,050 8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk ,205B 8,100 9 BHIT Bhakti Investama Tbk ,185B 1, BLTA Berlian Laju Tanker Tbk ,400B 1, BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk ,778B 3, BMTR Global Mediacom Tbk ,941B 1, BNBR Bakrie & Brothers Tbk ,686B BNGA Bank Niaga Tbk ,978B BNII Bank International Indonesia Tbk ,757B BRPT Barito Pacific Timber Tbk ,114B 3, BTEL Bakrie Telecom Tbk ,910B BUMI Bumi Resources Tbk ,480B 2, CMNP Citra Marga Nusapahala P Tbk ,400B 2, CPRO Central Proteinaprima Tbk ,242B CTRA Ciputra Development Tbk ,860B CTRS Ciputra Surya Tbk ,295B 1, ELTY Bakrieland Dvelopment Tbk ,918B ENRG Energi Mega Persada Tbk ,248B INCO International Nickel Ind Tbk ,494B 55, INDF Indofood Sukses Makmur Tbk ,943B 1, INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ,689B 1, ISAT Indosat Tbk ,309B 7, KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk ,307B KLBF Kalbe Farma Tbk ,523B 1, LSIP PP London Sumatra Tbk ,228B 6, MEDC Medco Energi International Tbk ,246B 3, PGAS Per Gas Negara (Persero) Tbk ,220B 9, PNBN Bank Pan Indonesia Tbk ,142B PNLF Panin Life Tbk ,797B PTBA Tambang Batubara BA Tbk ,400B 6, SMCB Holcim Indonesia Tbk ,356B SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk ,435B 4, TINS Timah Tbk ,643B 13, TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk ,711B 10, TOTL Total Bangun Persada Tbk ,392B TRUB Truba Alam Manunggal Eng Tbk ,194B 1, TSPC Tempo Scan Pacific Tbk ,870B UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk ,149B 1, UNTR United Tractors Tbk ,525B 8,250 Total Market Cap 100,000 1,069,855B 7

8 ilustrasi strategi sampling LQ45ETF Strategi Representative Sampling merupakan strategi pemilihan sebagian besar Efek yang merepresentasikan pergerakan JSX LQ-45 Indeks. Dengan menggunakan strategi representative sampling pada dasarnya tidak perlu untuk memiliki seluruh portofolio Ekuitas yang terdapat dalam JSX LQ-45 Indeks. Sample Portofolio Investasi No STOCK CODE TO JSX LQ-45 Indeks TO LQ45ETF Re-weighted Last Price* (Rp) QTY (lot) SUBS / REDEEMP (Rp) 1 TLKM % % 118.0% ,200,000 2 BBCA % % 120.0% ,000,000 3 BBRI % % 120.0% ,775,000 4 ASII % % 120.0% ,250,000 5 BMRI % % 115.0% ,800,000 6 INCO % % 120.0% ,850,000 7 BUMI ** % % 120.0% ,025,000 8 PGAS % % 108.0% ,450,000 9 ISAT % % 120.0% ,350, BDMN % % 120.0% ,600, ANTM % % 118.0% ,200, AALI % % 120.0% ,600, UNTR % % 120.0% ,875, INDF % % 120.0% ,800, KLBF ** % % 120.0% ,875, PNBN % % 120.0% ,750, PTBA % % 120.0% ,625, MEDC % % 119.5% ,900, BNGA % % 119.0% ,550, % % TOTAL 1,112,475,000 * Last Price on 1 August 2007 ** Substituted Stocks of UNVR, INTP, GGRM *** Asumsi Harga ETF Terakhir Sebelum Rebalancing 98.60% Efek 1,112,475, % Cash 15,851,330 GRAND TOTAL 1,128,326,330 JUMLAH UNIT 1.000,000 HARGA PER UNIT *** 1,

9 tingkat penyimpangan (tracking error) JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) Tingkat Penyimpangan (Tracking Error) kinerja antara LQ45ETF terhadap kinerja JSX LQ-45 Indeks yang menjadi indeks acuan LQ45ETF menggunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menggunakan strategi representative sampling, dimana akan dipilih sekitar 20 saham dengan kriteria bobot dan kinerja dari saham-saham yang terdapat dalam JSX LQ-45 Indeks sebagai contoh portofolio LQ45ETF; 2. Pembatasan alokasi aset untuk masing-masing saham sebesar 80%-120% dari bobot masing-masing saham dalam JSX LQ-45 Indeks. METODA PERHITUNGAN TINGKAT PENYIMPANGAN NILAI AKTIVA BERSIH LQ45ETF akan melakukan perhitungan kinerja Nilai Aktiva Bersih Unit Penyertaannya sejak H1 dengan acuan JSX LQ-45 Indeks pada tanggal yang sama. Contoh perhitungan kinerja Nilai Aktiva Bersih LQ45ETF yang diperbandingkan dengan kinerja JSX LQ-45 Indeks yang menjadi acuan : HARI KE 1 HARI KE 30 KINERJA SELAMA 30 HARI JSX LQ-45 Indeks 449, ,089 16, ,695% LQ45ETF IDR 1, IDR 1, IDR ,834% Tracking Error 0.14% PERHITUNGAN KINERJA SELAMA 30 HARI Kinerja JSX LQ-45 Index Kinerja LQ45ETF Tracking Error (tingkat penyimpangan) kinerja LQ45ETF (466, ,481) : 449,481 x 100% = 3,695% (IDR 1.128,33 IDR 1,086.67) : IDR 1, x 100% = 3.834% 3,695% % = 0,14% * * (Maximum Tracking Error diharapkan hanya 0,25%) 9

10 ilustrasi grafik tingkat penyimpangan Tingkat penyimpangan (Tracking Error) yang terjadi berdasarkan ilustrasi tersebut di bawah ini antara LQ45ETF (Representative Sampling) dengan JSX LQ-45 Indeks (ALL STOCK) adalah rata-rata sebesar 0,04%, dengan maksimum penyimpangan yang pernah terjadi sebesar 1,96% Jan 05 Feb 05 Mar 05 Apr 05 Mei 05 Jun 05 Jul 05 Agus 05 Sept 05 Nov 05 Dec 05 Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Jun 06 Jul 06 Agus 06 Sept 06 Nov 06 Dec 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 May 07 Jun 07 Jul 07 Agus 07 LQ45Index R-45ETF All LQ45 10

11 pengelolaan investasi JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) 1. TUJUAN INVESTASI Tujuan investasi LQ45ETF adalah untuk mendapatkan hasil investasi secara optimum yang mengacu secara umum terhadap kinerja JSX LQ-45 Indeks di Bursa Efek Jakarta sebagai acuan, sebelum memperhitungkan biaya-biaya yang berkaitan dalam kegiatan pengelolaan portofolio. 2. KEBIJAKAN INVESTASI Dengan memperhatikan perundangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan lain dalam Kontrak Investasi Kolektif yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di bursa efek, LQ45ETF akan menginvestasikan dana dengan target komposisi investasi sebagai berikut : A. Minimum 80% (delapan puluh persen) pada Efek yang bersifat Ekuitas yang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan atau dicatatkan di bursa efek yang terdapat dalam kumpulan efek yang membentuk JSX LQ-45 Indeks di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan strategi sampling pada Ekuitas yang merepresentasikan pergerakan JSX LQ-45 Indeks dengan ketentuan sebagai berikut : 1) sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari Nilai Aktiva Bersih LQ45ETF wajib diinvestasikan pada Efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam JSX LQ-45 Indeks; 2) investasi pada Efek yang bersifat Ekuitas yang terdapat dalam JSX LQ-45 Indeks sekurang-kurangnya bernilai 80% (delapan puluh perseratus) dari total kapitalisasi Efek dalam JSX LQ-45 Indeks; 3) pembobotan atas masing-masing Efek yang bersifat Ekuitas dalam portofolio LQ45ETF minimal 80% (delapan puluh perseratus) dan maksimal 120% (seratus dua puluh perseratus) dari bobot atas masing-masing Efek dalam JSX LQ-45 Indeks. B. Maksimum 20% (dua puluh persen) pada Efek Pasar Uang. Dalam melakukan pengelolaan investasi, LQ45ETF dapat melakukan penyesuaian portofolio yang terdapat dalam kumpulan Efek JSX LQ-45 Indeks dari waktu ke waktu dengan tujuan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik dari JSX LQ-45 Indeks. Namun perubahan dan penyesuaian pembobotan dalam portofolio Efek bukan merupakan jaminan akan kinerja yang lebih baik atau lebih buruk dari kinerja JSX LQ-45 Indeks. 11

12 pengelolaan investasi PENYESUAIAN PORTOFOLIO SAHAM MELIPUTI PERTIMBANGAN SEBAGAI BERIKUT: A. Mempertimbangkan perubahan portofolio saham pada saat terjadi perubahan susunan saham di JSX LQ-45 Indeks (setiap 6 bulan); B. Mempertimbangkan perubahan portofolio saham pada saat salah satu saham dalam portofolio LQ45ETF mengalami delisting; C. Mempertimbangkan perubahan pembobotan ketika terjadi aksi emiten (corporate action); D. Mempertimbangkan perubahan pembobotan pada saat kinerja portofolio LQ45ETF jauh menyimpang di bawah kinerja JSX LQ-45 Indeks. Strategi Representative Sampling merupakan strategi pemilihan sebagian besar Efek yang merepresentasikan pergerakan JSX LQ-45 Indeks. Pemilihan Efek yang menjadi portofolio LQ45ETF dapat berdasarkan karakteristik investasi (kapitalisasi pasar atau pembobotan dalam Indeks) dan karakteristik fundamental. LQ45ETF dengan menggunakan strategi sampling pada dasarnya tidak perlu untuk memiliki seluruh portofolio Ekuitas yang terdapat dalam JSX LQ-45 Indeks. Kinerja LQ45ETF terhadap kinerja JSX LQ-45 Indeks memungkinkan terjadinya deviasi (tracking error) yang diakibatkan oleh adanya Biaya Transaksi, Biaya Manajer Investasi, Biaya Kustodian dan biayabiaya lain yang ada, serta perbedaan pembobotan pada portofolio LQ45ETF dengan JSX LQ-45 Indeks. Team Pengelola Investasi yang ahli dibidangnya akan mengelola dan me-monitor setiap hari secara cermat, disiplin dan terus-menerus serta bertanggung jawab untuk mengendalikan agar deviasi (tracking error) atau tingkat penyimpangan menjadi se-minimum mungkin. Komposisi dasar portofolio berdasarkan jenis instrumen investasi : Alokasi Aset Efek Ekuitas JSX LQ-45 Indeks Batasan Minimum Batasan Maksimum 80% 100% Efek Pasar Uang 0% 20% 12

13 pengelolaan investasi JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) KEBIJAKAN PEMBAGIAN HASIL DIVIDEN Manajer Investasi berdasarkan kebijakannya dapat menetapkan untuk membagikan keuntungan (uang tunai dan atau Unit Penyertaan) kepada pemegang Unit Penyertaan LQ45ETF sekurangkurangnya 1 (satu) kali setiap tahun (jika ada) dengan menampung keuntungan yang berasal dari dividen portofolio LQ45ETF tersebut dalam rekening terpisah sebelum dibagikan kepada pemegang Unit Penyertaan. NILAI AKTIVA BERSIH (NAB) NAB adalah nilai pasar wajar (fair market value) dari suatu Efek dan kekayaan lain dari Reksa Dana dikurangi seluruh kewajibannya. NAB Reksa Dana dihitung dan diumumkan setiap Hari Bursa. Metode Penghitungan NAB Reksa Dana akan dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IV.C.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-24/PM/2004 tanggal 19 Agustus 2004 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, dimana perhitungan NAB diwajibkan untuk menggunakan nilai pasar wajar yang ditentukan oleh Manajer Investasi. KEWAJIBAN MANAJER INVESTASI Manajer Investasi akan menetapkan arahan strategis dan kebijakan manajemen risiko yang akan diterapkan dalam pengelolaan LQ45ETF. Manajer Investasi wajib melakukan kegiatan sebagai berikut : A. Mengumumkan di Bursa Efek Jakarta dan melaporkan kepada BAPEPAM- LK Nilai Aktiva Bersih setiap hari yang dikeluarkan oleh Bank Kustodian setelah penutupan perdagangan Bursa Efek sebagai indikasi harga Unit Penyertaan LQ45ETF; B. Mengumumkan di Bursa Efek Jakarta komposisi portofolio (Index Basket) setiap hari setelah penutupan perdagangan di bursa; C. Mengumumkan di Bursa Efek Jakarta jumlah Unit Penyertaan LQ45ETF yang beredar setiap ada perubahan. D. Mengumumkan permohonan penjualan kembali Unit Penyertaan LQ45ETF oleh Dealer Partisipan dan Sponsor di Bursa Efek Jakarta dimana Unit Penyertaan LQ45ETF diperdagangkan pada hari yang sama dengan permohonan penjualan kembali dimaksud. E. Mengumumkan di Bursa Efek Jakarta dalam hal terdapat perubahan jumlah Dealer Partisipan. 13

14 karakteristik JSX LQ45 index fund (LQ45ETF) Karakteristik yang membedakan JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF) dengan reksa dana konvensional yang telah ada antara lain sebagai berikut: 1. Unit Penyertaan / Saham R-45ETF diterbitkan melalui proses yang disebut Unit Creation. Dimana terdapat beberapa Investor kelembagaan (institutional investor) dalam hal ini bertindak sebagai Sponsor atau Dealer Partisipan, mendepositkan sekumpulan efek (basket of securities) kedalam fund dan sebagai gantinya Sponsor atau Dealer Partisipan tersebut akan menerima Unit Penyertaan / Saham R-45ETF dalam satuan jumlah yang besar (blocks). Sebagian atau seluruh Unit Penyertaan / Saham tersebut dicatatkan di bursa untuk di-perdagangkan antar Investor retail. 2. Investor retail yang ingin melakukan pembelian atau penjualan kembali Unit Penyertaan/Saham R-45ETF tidak dapat melakukan pembelian dan penjualan kembali saham R-45ETF secara langsung kepada Manajer Investasi, namun melalui mekanisme selayaknya perdagangan saham di bursa yaitu dengan membuka rekening efek di perusahaan pialang saham (Perantara Pedagang Efek) dan kemudian melakukan transaksi pembelian atau penjualan melalui perusahaan pialang tersebut. Sama halnya ketika Investor melakukan transaksi saham umumnya, transaksi pembelian atau penjualan Unit Penyertaan / Saham R-45ETF ini hanya akan dikenakan biaya komisi transaksi oleh perusahaan pialang tersebut, tidak ada Subscription Fee yang umumnya 1% ataupun Redemption Fee yang umumnya 1%. Tidak pula terdapat batasan pembelian ataupun penjualan, minimum 1 (satu) lot = 500 lembar Unit Penyertaan / Saham R-45ETF di bursa. 3. Dengan melalui Dealer Partisipan, khusus bagi Investor Institusi atau Individual yang memiliki Unit Penyertaan / Saham R-45ETF dalam jumlah besar (blocks) minimum 500,000 Unit Penyertaan / Saham dapat melakukan pelunasan (redemption) secara in-kind, yaitu dengan menerima efekefek yang mendasarinya (underlying) sebagai hasil pelunasan ataupun menerima uang tunai. Demikian juga khusus bagi Investor Institusi atau Individual yang ingin memiliki Unit Penyertaan / Saham R-45ETF dalam jumlah besar (blocks) minimum 500,000 Unit Penyertaan / Saham dapat melakukan pembelian (unit creation) secara in-kind, yaitu dengan men-depositkan efek-efek yang mendasarinya (underlying) sesuai komposisi Index Basket ataupun membayar uang tunai. 14

15 bagan ilustrasi mekanisme perdagangan JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) MANAJER INVESTASI (MI) Creation UP Dana/ CS UP Dana/ CS Redemption Pasar Perdana (Block Sales) SPONSOR DEALER PARTISIPAN UP Dana UP Dana Pasar Sekunder (Bursa Efek Jakarta) Investor Beli ANGGOTA BURSA UP Dana UP Dana INVESTOR Investor Jual 15

16 keunggulan JSX LQ45 index vs reksa dana konvensional Ber-investasi dalam JSX LQ45 Index Fund (LQ45ETF), PowerShares symbol: R-45ETF memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan ber-investasi dalam reksa dana konvensional antara lain: 1. TRANSPARANSI (TRANSPARENCY) LQ45ETF, PowerShares symbol: R-45ETF merupakan reksa dana/efek yang memiliki tingkat transparansi tinggi. Hal ini tercermin dengan tersedianya informasi mengenai Index Basket (Portofolio Investasi), IOPV dan pergerakan dari JSX LQ-45 Indeks acuan serta pergerakan harga dari saham-saham konstituen yang membentuk JSX LQ-45 Indeks bagi publik sepanjang hari perdagangan dan informasi tersebut dapat diakses dengan mudah melalui bursa, media cetak maupun elektronik, bahkan dapat diakses setiap saat (real time) melalui internet atau fasilitas market info yang disediakan oleh penyedia infomasi bursa seperti IQ+, RTI, Stockwatch, IMQ, Bloomberg, Reuters, dan lainlain berikut informasi mengenai perdagangan dan pergerakan harga serta kuotasi harga saham R-45ETF dari pembeli dan penjual nya tersedia sepanjang hari secara real time. Informasi tersebut dapat di-akses di dan www. TreasureFundInves t ama. com. 2. LIKUIDITAS (LIQUIDITY) Karena PowerShares symbol: R-45ETF diperdagangkan di Pasar Regular Bursa Efek Jakarta seperti saham lainnya, maka R-45ETF memiliki keunggulan dalam hal likuiditas, artinya Investor dapat melakukan pembelian atau penjualan Unit Penyertaan/Saham R-45ETF setiap saat sepanjang jam perdagangan bursa, sehingga Investor akan memiliki kendali yang lebih besar atas efek/saham yang dimiliki karena Investor dapat segera menjual ketika trend harga menurun atau membeli ketika trend harga naik, dibandingkan dengan reksa dana konvensional, Investor hanya dapat membeli atau menjual dengan harga NAB setelah jam perdagangan bursa ditutup. Adanya mekanisme penyediaan likuiditas yang dilakukan oleh Dealer Partisipan dalam perdagangan saham R-45ETF di bursa dengan memasukkan kuotasi beli dan jual setiap hari, sehingga apabila terdapat kelebihan permintaan beli atau jual atas saham R-45ETF, maka Dealer Partisipan akan menyerap permintaan tersebut, maka Investor tidak perlu khawatir akan terjadinya kekurangan likuiditas dipasar. Selain itu juga mekanisme redemption secara in-kind oleh Investor Institusi / Sponsor, maka pergerakan harga saham R-45ETF di bursa tidak bergerak terlalu jauh dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) LQ45ETF sehingga perbedaan kinerja antara harga Unit Penyertaan / Saham R-45ETF dengan JSX LQ-45 Indeks acuan atau yang disebut tracking error akan menjadi lebih kecil. 3. DIVERSIFIKASI (DIVERSIFICATION) LQ45ETF, PowerShares symbol: R-45ETF, adalah ETF yang memiliki keunggulan dari sisi penyebaran risiko investasi (diversifikasi) karena 1 (satu) Unit Penyertaan/Saham R-45ETF mewakili sekumpulan efek / saham-saham yang ada dalam JSX LQ-45 Indeks acuan yang relatif lebih dikenal kinerja dan likuiditasnya karena telah mengalami proses evaluasi yang ketat 16

17 fund (LQ45ETF) umumnya JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) oleh Bursa Efek Jakarta, dengan demikian maka dengan memiliki 1 (satu) Unit Penyertaan/ Saham R-45ETF, maka Investor dapat memperoleh gain atau loss yang sama dengan JSX LQ- 45 Indeks acuan (Index benchmark) tanpa harus membeli seluruh saham yang ada dalam JSX LQ-45 Indeks. 4. MEMBEBASKAN INVESTOR DARI PEKERJAAN ADMINISTRASI DAN ANALISA Investor tidak perlu lagi melakukan riset maupun pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan investasi setiap harinya, karena telah dilakukan oleh Manajer Investasi yang didukung oleh tenaga ahli dalam menghitung atau menganalisis risiko atau expected returnnya. 5. MINIMUM INVESTASI YANG KECIL (LOW MINIMUM INVESTMENT) Jumlah minimum dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi dalam R-45ETF lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah minimum investasi dalam reksa dana konvensional biasa karena Unit Penyertaan / Saham R-45ETF diperdagangkan dalam satuan lot kecil yang dapat dicapai oleh Investor retail (minimum 1 Lot = 500 lembar saham). 6. BIAYA TRANSAKSI YANG RENDAH (LOW TRANSACTION COST) Seperti halnya transaksi saham biasa, maka Investor yang melakukan pembelian atau penjualan Unit Penyertaan/Saham R-45ETF harus melalui perusahaan pialang (broker) dan akan dikenakan hanya biaya komisi transaksi oleh perusahaan pialang tersebut yang beban biayanya jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan subscription fee yang umumnya 1% atau redemption fee yang umumnya 1% dari reksa dana konvensional biasa. 7. KEMAMPUAN MELAKUKAN TRACKING KESELURUHAN SEGMEN PASAR (ABILITY TO TRACK AN ENTIRE MARKET SEGMENT) LQ45ETF didisain untuk mengikuti (menyamai) JSX LQ-45 Indeks yang dijadikan acuan dengan tracking error sekecil mungkin. Manajer Investasi pengelola LQ45ETF dapat melakukan replikasi indeks secara keseluruhan dengan memiliki setiap efek pembentuk indeks tersebut dengan bobot yang sama dalam indeks, atau dalam kasus tertentu mereka dapat melakukan optimalisasi (mengkonstruksi portfolio efek yang akan mengikuti kinerja indeks acuan sedekat mungkin tanpa memiliki setiap efek dalam indeks acuan). 8. KENYAMANAN (CONVENIENCE) R-45ETF ditransaksikan di Pasar Regular Bursa Efek Jakarta melalui perusahaan pialang (broker) sepanjang jam perdagangan bursa (trading hours) dan diselesaikan (settled) dengan cara dan dalam rentang waktu yang sama dengan transaksi saham biasa lainnya (T+3). 17

18 keunggulan JSX LQ45 index vs reksa dana konvensional 9. TERDAPAT EFEK DERIVATIVE DARI LQ45ETF SEBAGAI SARANA LINDUNG NILAI Karena R-45ETF tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta di Pasar Regular, maka Investor dapat melakukan variasi transaksi terhadap saham R-45ETF sama halnya dengan transaksi saham biasa misalnya margin trading dan bahkan terdapat efek derivative sebagai sarana lindung nilai untuk saham R-45ETF ini, berupa Options (Kontrak Opsi Saham & Kontrak Opsi Indeks LQ45) yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Futures (LQ Futures) yang diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya. 10. BIAYA PENGELOLAAN YANG EFISIEN (COST EFFICIENCY) Dikarenakan LQ45ETF dikelola secara pasif, maka tugas pengelolaan yang harus dilakukan oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian tidak terlalu banyak. Oleh karena itu biaya tahunan (annual fee) yang dikenakan atas jasa pengelolaan LQ45ETF lebih kecil apabila dibandingkan dengan reksa dana konvensional biasa. Juga biaya operasi (operating expense) yang dikeluarkan oleh LQ45ETF lebih kecil, hal ini disebabkan R-45ETF diperdagangkan di bursa, sehingga tidak terdapat biaya-biaya untuk pelayanan kepada pemegang Unit Penyertaan / Saham (front-end expense) yang dibebankan kepada reksa dana misalnya telephone service centre, biaya pencetakan konfirmasi pembelian dan penjualan kembali dan laporan bulanan kepada Investor serta biaya transfer dana. PERKIRAAN ALOKASI BIAYA PENGELOLAAN LQ45ETF Jenis Biaya % Biaya Keterangan Dibebankan kepada Per Tahun dari Nilai Reksa Dana : Aktiva Bersih yang A. Imbalan Jasa Maks.1,75% dihitung secara Manajer harian berdasarkan Investasi 365 hari per Tahun dan akan dibayarkan B. Imbalan Jasa Maks.0,25% setiap bulan. Bank Kustodian Imbalan jasa Manajer Investasi, jasa penjualan dan Bank Kustodian diatas belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 11. BIAYA PAJAK YANG LEBIH EFISIEN (TAX EFFICIENCY) Dalam reksa dana konvensional biasa, apabila terjadi pelunasan kembali (redemption), maka Manajer Investasi harus menjual sebagian efek yang mendasari reksa dana untuk memenuhi kebutuhan uang tunai guna membayar permintaan pelunasan oleh Investor. Apabila terdapat capital gain dari transaksi penjualan efek tersebut maka akan dikenakan pajak atas capital gain. Sedangkan dalam LQ45ETF, Investor sewaktu-waktu dapat menjual Unit Penyertaan / Saham R-45ETF yang dimilikinya melalui bursa seperti efek-efek lainnya yang tercatat di Bursa Efek Jakarta tidak dikenakan capital gain tax, tetapi dikenakan pajak 0.1% yang bersifat final atas transaksi penjualan Unit Penyertaan / Saham R-45ETF tersebut. 18

19 fund (LQ45ETF) umumnya JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) Jika terdapat permintaan penjualan / pelunasan kembali (redemption) yang dilakukan Investor Institusi / Sponsor atau Dealer Partisipan, maka akan dilakukan dengan cara in-kind (membayar penjualan kembali dengan efek yang mendasari LQ45ETF), yang menyebabkan LQ45ETF terhindar dari kewajiban membayar pajak atas capital gain. Informasi perpajakan tersebut di atas dibuat oleh Manajer Investasi berdasarkan pengetahuan dan pengertian dari Manajer Investasi atas peraturan perpajakan yang ada sampai dengan presentasi ini dibuat. Apabila di kemudian hari terdapat perubahan atau perbedaan interpretasi atas peraturan perpajakan yang berlaku, maka Manajer Investasi akan menyesuaikan informasi perpajakan di atas. Bagi warganegara asing disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat perpajakan mengenai perlakuan pajak investasi sebelum membeli Unit Penyertaan LQ45ETF. 19

20 risiko investasi 1. RISIKO UMUM DALAM INVESTASI : A. Risiko Investasi Investasi akan memunculkan risiko, yang pada umumnya, risiko yang lebih besar diharapkan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Namun Investasi tidak menjamin untuk mendapatkan keuntungan bahkan dapat mengalami kerugian karena nilai Investasi biasanya berfluktuasi seirama dengan nilai aset yang menjadi acuan portofolio Efek LQ45ETF. B. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik Perubahan kondisi ekonomi dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal akan mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam JSX LQ-45 Indeks di Bursa Efek Jakarta yang menjadi acuan portofolio Efek LQ45ETF. C. Risiko Perubahan Peraturan yang Berlaku Risiko ini muncul jika terjadi efek negatif yang diakibatkan adanya perubahan Peraturan yang mengikat dimasa yang akan datang. Termasuk perubahan Peraturan yang berlaku secara umum seperti Peraturan Pajak dan Peraturan yang berlaku di industri. D. Risiko Wanprestasi Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha Manajer Investasi termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, bank, penerbit surat berharga dimana LQ45ETF berinvestasi, pialang, bank kustodian, dealer partisipan, tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan Perjanjian yang mendasarinya dan perjanjian tersebut menyatakan kegagalan memenuhi kewajiban tersebut sebagai keadaan cidera janji (wanprestasi). Hal ini akan mempengaruhi hasil investasi LQ45ETF. 2. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN UNIT PENYERTAAN YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK A. Risiko Likuiditas Perdagangan Unit Penyertaan di Bursa Efek Walaupun Unit Penyertaan LQ45ETF diperdagangkan di bursa efek, namun tidak ada jaminan perdagangan Unit Penyertaan dipastikan akan selalu likuid. B. Risiko Fluktuasi Harga Unit Penyertaan terhadap Nilai Aktiva Bersih Harga Unit Penyertaan LQ45ETF dapat diperdagangkan secara diskonto ataupun premium terhadap Nilai Aktiva Bersih LQ45ETF. Perhitungan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan mungkin berbeda dengan harga yang diperdagangkan di bursa efek pada waktu tertentu. Harga perdagangan sangat bergantung pada sejumlah faktor seperti kinerja LQ45ETF dibandingkan dengan kinerja JSX LQ-45 Indeks, keyakinan Investor untuk melakukan investasi dan permintaan / penawaran yang terjadi di bursa efek. C. Risiko Tingkat Penyimpangan (Tracking Error) Kinerja LQ45ETF terhadap kinerja JSX LQ-45 Indeks memungkinkan terjadinya deviasi yang diakibatkan oleh adanya Biaya Transaksi, Biaya Manajer Investasi, Biaya Kustodian dan biaya-biaya lain yang ada, serta perbedaan pembobotan pada portofolio LQ45ETF dengan JSX LQ-45 Indeks. D. Risiko Penundaan Pembelian dan Penjualan Kembali Unit Penyertaan Dalam hal proses pembelian dan penjualan kembali unit penyertaan, sesuai dengan peraturan Bapepam-LK dan Kontrak 20

21 risiko investasi JSX LQ45 INDEX FUND (R-45ETF) Investasi Kolektif, memungkinkan Manajer Investasi melakukan penundaan dan atau penolakan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan Manajer Investasi (Force Major). E. Risiko Unit Penyertaan Dapat Didelisting dari Bursa Efek Bursa efek dapat memberlakukan perubahan dari persyaratan pencatatan Efek dan Unit Penyertaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan pencatatan Unit Penyertaan LQ45ETF. Tidak ada jaminan yang dapat diberikan bahwa LQ45ETF dapat selalu memenuhi BANK DEALER KUSTODIAN PARTISIPAN persyaratan yang diminta oleh bursa efek untuk tetap mencatatkan Unit Penyertaannya di bursa efek. 21

22 kontak PT. TREASURE FUND INVESTAMA (Manajer Investasi) Sona Topas Tower Lt. 07 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Ph Fax Hotline / 73 PT UNIVERSAL BROKER INDONESIA (Dealer Partisipan) Kuningan Plasa, South Tower Suite 506 Jl HR Rasuna Said Kav. C Jakarta Ph Fax PT. HENAN PUTIHRAI (Dealer Partisipan) Wisma Tamara, Lt. 5 & 7 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Ph Fax PT. DANATAMA MAKMUR (Dealer Partisipan) Menara Global, Lt. 15 Jl. Gatot Subroto Kav Jakarta Ph Fax PT. BANK NIAGA TBK (Bank Kustodian) Graha Niaga Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Ph , Fax

23

24 PT. TREASURE FUND INVESTAMA Sona Topas Tower Lt. 07 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Ph Fax Hotline / 73

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli

BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Saham untuk Portofolio Dalam penelitian ini, penulis memilih saham yang nantinya akan masuk ke dalam portofolio. Langkap pertama yang digunakan adalah penulis memilih sahamsaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. Anoraga, Pandji & Pakarti Piji, 2001, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun L1 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun 2010-2011 1 ADRO Adaro Energy 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) 3 ASII Astra International 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) 5 BBRI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 2.1 Pasar Modal Pasar modal berperan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Saat ini, indikator perekonomian suatu negara, selain diukur melalui pertumbuhan PDB juga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Lampiran 1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Observasi 1 (Periode Formasi: Bulan Februari 2012-Bulan Juni 2012) No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI KERATON II

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI KERATON II Tanggal Efektif: 28 Februari 2012 Tanggal Mulai Penawaran: 9 April 2012 PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI KERATON II OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Kerja Pemikiran Pada Bab 3.1 ini akan dijelaskan seluruh kerangka kerja dan pemikiran dalam penelitian ini. Sub-bab 3.1 berisi penjelasan setiap bagan beserta

Lebih terperinci

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD)

Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Program Pelatihan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) Pengetahuan Dasar Mengenai Reksa Dana Oleh : Welin Kusuma ST, SE, SSos, SH, SS, SAP, SStat, MT, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP,, Aff.WM, BKP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan menjadi dua, 1 yaitu : a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI PROPERTY PLUS

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI PROPERTY PLUS Tanggal Efektif: 28 Februari 2012 Tanggal Mulai Penawaran: 9 April 2012 PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI PROPERTY PLUS OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri.

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri. LAMPIRAN 1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Peneliti (Tahun) Sampel (Periode) Variabel yang Digunakan Made Gede Wirakusuma (2004) Subekti dan Widiyanti (2004) Varianada Halim (2000) Novice Lianto dan Budi

Lebih terperinci

PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA

PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA PENGENALAN & PERKEMBANGAN TERKINI INDUSTRI REKSA DANA Edukasi Wartawan Malang, 27 Januari 2015 AGENDA 1. Industri Reksa Dana 2. Data Industri Reksa Dana 3. Pengembangan Industri Reksa Dana MEKANISME KEGIATAN

Lebih terperinci

Perhitungan Haircuts Saham di BEI

Perhitungan Haircuts Saham di BEI Perhitungan Haircuts Saham di BEI Oleh: Adler Haymans Manurung dan Wilson R. Tobing Pendahuluan Krisis keuangan yang terjadi dalam enam bulan terakhir memberikan implikasi ke berbagai pihak. Banyak pihak

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 133/BL/2006 TENTANG REKSA DANA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 262/BL/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note:

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note: Pokok Bahasan Lecture Note: Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder Instrumen Pasar Modal Saham Obligasi Reksadana Sekuritas Derivatif: Right issue, waran, opsi 1 2 Definisi Pasar Modal Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah 12 perusahaan yang sahamnya termasuk ke dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Saham

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange

Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 142-152 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange HELMA MALINI Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang tercatat dalam Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 08 /PM/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 08 /PM/2005 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 08 /PM/2005 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA 70 Septy Indra Santoso ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA Septy Indra Santoso Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2015 KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Terproteksi. Penjaminan. Indeks. Pedoman Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5817).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kelompok saham yang tergabung dalam Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Dalam teori keuangan, kebijakan perusahaan mengenai dividen telah menjadi salah satu subjek yang menarik perhatian banyak akademisi dan menjadi subjek yang telah diteliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap 45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan/ kinerja perusahaan. Jika harga saham selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK JAKARTA (STUDI KASUS PERUSAHAAN KELOMPOK LQ-45) Oleh : Sumarno dan Gunistiyo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF YANG UNIT PENYERTAANNYA DIPERDAGANGKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah suatu bentuk penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung. Investasi juga dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil data secara langsung di internet atau dengan mengunjungi pusat referensi di pojok

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, melalui metode penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, melalui metode penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam menganalisis hasil penelitian, tidak lepas dari metode penelitian sebagai tolak ukur dalam menentukan arah kegiatan penelitian agar tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini meneliti pengaruh mediasi Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap hubungan antara Good Corporate Governance dan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL. 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL. 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-429/BL/2007 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Istrumen Investasi Syariah

Tabel 4.1 Istrumen Investasi Syariah BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Portofolio Investasi Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian ABC Perusahaan asuransi kerugian ABC telah memiliki unit syariah sejak pertengahan tahun 2005. Selama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 Peraturan Nomor IX.C.6 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. Teknik pengambilan sampel penelitian didasarkan pada purposive

Lebih terperinci

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA Inflasi Memproteksi nilai asset Meningkatkan nilai asset Mencapai impian 1996 2013 Hero granulated sugar 4 kg 1,700 6,800 Rinso

Lebih terperinci

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri tanpa

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri tanpa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

SPRING SMART PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S APA ITU FUND FACT SHEET? INFORMASI DALAM FUND FACT SHEET

SPRING SMART PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S APA ITU FUND FACT SHEET? INFORMASI DALAM FUND FACT SHEET Edisi Maret 2017 SMART INVESTING WITH EASTSPRING INVESTMENTS PANDUAN MUDAH MEMBACA FUND FACT SHEET S alah satu keuntungan berinvestasi di Reksa Dana antara lain adalah mendapatkan akses pada pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap berkembang dan dapat mensejahterakan para pemegang sahamnya. Fungsi manajemen keuangan menjadi pemegang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November Oleh: Shinta Heru Satoto Staf Pengajar Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November Oleh: Shinta Heru Satoto Staf Pengajar Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November 2008 ANALISIS PENERAPAN DIVERSIFICATION ACROSS TIME: TINJAUAN TERHADAP KISARAN KEUNTUNGAN INDIVIDUAL SAHAM (Studi Komparatif Rata-rata Keuntungan Kisaran Harga Saham

Lebih terperinci

deden08m.com Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., M.Si. 1

deden08m.com Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., M.Si. 1 deden08m.com Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., M.Si. 1 SEJARAH LAHIRNYA REKSA DANA 1822 Mulai dikenal di Belgia dengan bentuk Reksa Dana tertutup (closed-end fund) 1860 1920 Menyebar ke Inggris dan Skotlandia

Lebih terperinci

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Seri ORI004 Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Struktur ORI004 Penerbit : Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia Masa Penawaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci