Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id Lembar kerja MS. Exel 2007 sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel Di susun oleh : Pungky Setyo Wibowo NIM : I FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan bisnis dan pariwisata di Indonesia mengakibatkan pergerakan orang dan barang dari satu kota ke kota lainnya semakin tinggi. Selain untuk kegiatan bisnis dan pariwisata, orang melakukan perjalanan ke kota-kota tertentu untuk beragam tujuan seperti mengurus pendidikan, mengunjungi keluarga, maupun untuk keperluan lainnya. Tingginya angka pergerakan orang dengan berbagai tujuan tersebut mendorong pemerintah kota dan investor untuk membangun sarana dan prasarana pendukung khususnya sarana transit dan penginapan seperti hotel. Masyarakat pada saat ini cenderung membutuhkan tempat transit atau sarana penginapan untuk waktu yang relatif singkat dengan fasilitas lengkap, lokasi yang strategis, modern dan nyaman seperti hotel untuk menunjang kegiatan mereka seperti bisnis, berwisata, maupun untuk keperluan lainnya di kota-kota tertentu. Banyaknya pilihan hotel mulai dari hotel kelas melati hingga hotel berbintang memudahkan masyarakat untuk menentukan pilihan sesuai dengan tujuan dan anggaran biaya mereka. Fungsi utama hotel adalah sebagai sarana tempat menginap yang efisien, ekonomis. Pada perkembangannya fungsi hotel saat ini tidak terbatas hanya sebagai tempat menginap tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlangsungnya berbagai acara seperti rapat, seminar, resepsi pernikahan, maupun sebagai sarana olahraga dan rekreasi. Potensi dan kebutuhan terhadap hotel yang tinggi membuat peluang investasi dalam pembangunan hotel masih terbuka lebar. Hal ini membawa dampak positif bagi industri jasa konstruksi yang berperan dalam pelaksanaan proyek pembangunan hotel untuk meningkatkan pendapatan mereka. Salah satu dampak positif adalah membuka lebar peluang investor untuk melakukan investasi.

3 digilib.uns.ac.id Investasi merupakan keputusan yang beresiko, karena memerlukan modal pada saat sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Oleh karena menyangkut investasi dalam jumlah yang besar, sedangkan manfaatnya baru akan diterima di masa mendatang, maka akan selalu ada resiko. Untuk meminimalisir resiko dan untuk mengestimasi besar keuntungan yang bisa diperoleh, studi kelayakan investasi perlu dilakukan. Studi kelayakan investasi harus dilakukan secara tepat dan cermat dengan menggunakan perhitungan yang kompleks. Untuk itu diperlukan suatu alat/program komputer guna membantu tugas para estimator dalam menganalisis berbagai faktor berpengaruh yang terjadi. Mereka juga dituntut untuk memahami proses yang dilakukan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil analisis program karena setiap kesalahan dapat berpotensi pada kerugian finansial. Mudahnya menggunakan spreadsheet pada program Microsoft Excel sebagai alat bantu analisis dibandingkan dengan program lainnya memunculkan ide pada penyusun untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkannya. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan YSQ Spreadsheet untuk menganalisis kelayakan investasi proyek hotel Rumusan Masalah 1. Lembar kerja apa sajakah yang diperlukan agar YSQ Spreadsheet dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis kelayakan investasi proyek sebuah hotel? 2. Bagaimana cara menggunakan YSQ Spreadsheet dan apa manfaatnya dalam analisis investasi proyek hotel?

4 digilib.uns.ac.id 1.3. Batasan Masalah Untuk mencapai hasil yang lebih fokus dan terarah, maka pada penelitian ini dibatasi pada : 1. Lembar kerja dinamakan YSQ 4 Spreadsheet 2. Kalibrasi program YSQ 4 Spreadsheet menggunakan data-data pada proyek Pembangunan Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya, sehingga YSQ 4 Spreadsheet lebih relevan digunakan untuk analisa penilaian investasi hotel bintang empat. 3. Data tipe kamar yang digunakan adalah tipe kamar secara umum, yaitu superior, deluxe, executive, suite dan presiden suite. 4. Analisis penilaian kelayakan investasi pada program dibatasi pada analisis finansial saja. 5. Data Koefisien Dasar Bangunan & Koefisien Lantai Bangunan yang digunakan mengacu pada data Jalan Urip Sumoharjo Surakarta. 6. Analisis menggunakan program Microsoft Excel 2007 sehingga lembar kerja tidak bisa dibuka pada versi sebelumnya Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendesain lembar kerja YSQ-4 Spreadsheet, menjelaskan cara penggunaan dan manfaatnya untuk menganalisis kelayakan investasi proyek hotel Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan baru di bidang manajemen konstruksi khususnya pada analisis investasi proyek hotel. 2. Membantu proses analisis investasi pada proyek bangunan hotel secara mudah dan cepat.

5 digilib.uns.ac.id 3. Membuka kemungkinan pengembangan lebih lanjut sebagai penyempunaan program aplikasi ini sehingga dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang dan jenis pembangunan proyek konstruksi Studi Kasus Studi kasus dalam penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Aquarius Boutique Hotel yang terletak di Jalan Imam Bonjol 5, Palangkaraya. Bangunan hotel ini terdiri atas 9 lantai, dibangun diatas tanah seluas 2840 m 2, dan merupakan hotel bintang empat. Fasilitas yang terdapat di hotel antara lain: a) 110 rooms & suites b) Ballroom & Meeting room c) Bussiness Center d) Lobby Lounge, Luna Karaoke, Vino Club, Blu Music Hall e) Health Club & Swimming pool Berikut denah lokasi dan gambar beberapa fasilitas hotel Gambar 1.1 Denah Lokasi commit & Gambar to user Fasilitas Aquarius Boutique Hotel

6 digilib.uns.ac.id BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan proyek adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan (Wikipedia, 2010) Menurut Moch. Ichsan (2000) studi kelayakan dapat didefinisikan sebagai suatu studi secara mendalam serta seksama tentang berbagai aktivitas yang akan dikerjakan di masa mendatang untuk melihat atau mengetahui tingkat kelayakan dan laba yang akan diperoleh. Jika proyek yang akan dilakukan merupakan proyek investasi yang berorientasi laba, maka studi kelayakan proyek yang dimaksud adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak tidak proyek investasi yang bersangkutan dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara ekonomis (Suratman, 2000) Dari hasil penelitian Budi Hakim (2002) untuk mengetahui besarnya nilai sewa minimum kamar hotel di Jalan Slamet Riyadi Purwosari Solo ditinjau dari aspek keuangan disimpulkan dengan tingkat hunian 40% dapat ditentukan nilai sewa minimum Rp 4.301,59/m 2. Berdasarkan sewa minimum tersebut, titik impas hunian (Break Even Occupancy Factor) dapat tercapai pada tingkat hunian 22,64%. Penilaian kelayakan usulan proyek investasi dengan teknik PP (Payback Period) didapat jangka waktu pengembalian investasi selama 7 tahun 9 bulan 16 hari, dengan teknik NPV (Net Present Value) sebesar Rp ,01, dan IRR (Internal Rate of Return) diperoleh commit to 13,30%. user Hal ini berarti bahwa proyek

7 digilib.uns.ac.id investasi hotel tersebut layak untuk dilaksanakan dan menarik untuk penanaman investasi. Aspek keuangan dalam studi kelayakan bukan hanya mempertimbangkan jumlah modal yang diperlukan, tetapi pertimbangan-pertimbangan yang lain dalam asepek keuangan perlu pula dipertimbangkan. Misalnya tingkat rentabilitas, jangka waktu pengembalian modal, dan sebagainya. (Alex Nitisemito & M. Umar Burhan, 1991 : 88 ) Excel has extremely powerful data entry, data management, and tabulation tools. The combination of tools provide almost database like power to Excel. Unfortunately, the poor quality of the menu layout and the help preclude the possibility of the user self-learning these features. (Vijay Gupta, Canada, 2002) Bagi para pengambil keputusan yang tidak banyak mempunyai waktu untuk mengadakan perhitungan-perhitungan yang sangat terinci dalam rangka suatu proses pemutusan yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, perlu dikuasai suatu cara perhitungan pendahuluan yang hasilnya dapat menunjang suatu pembuatan perhitungan tekno ekonomi yang lebih terinci dari suatu proyek. Hal tersebut sesuai dengan apa yang ditulis oleh Hartono Poerbo (1998) dalam bukunya yang berjudul Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat Banyak Dasar Teori Pengertian Proyek & Investasi Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut William F. Sharfe investasi adalah adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar pada masa mendatang. commit Maksudnya to user ialah dengan mengorbankan

8 digilib.uns.ac.id uang/dollar dalam arti menanamkan sejumlah dana (uang) dalam suatu usaha saat sekarang dengan mengharapkan pengembalian investasi disertai tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (dalam waktu tertentu). Pada prinsipnya Investasi merupakan pilihan penggunaan dana yang berisiko, karena investor tidak bisa memprediksi dengan pasti tingkat keuntungan yang dapat diperoleh. Tujuan dari investasi adalah untuk memanfaatkan sumber daya pada saat ini untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat berupa peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial suatu masyarakat pada masa yang akan datang. Kegiatan investasi mencakup semua aspek bisnis khususnya bisnis dalam bidang konstruksi, peluang keuntungan yang diperoleh akan terbuka lebar jika proyek berhasil dilaksanakan dengan baik dan difungsikan secara maksimal. Tentu saja hal ini dapat dicapai setelah melalui studi kelayakan yang tepat, cermat dan lengkap Pengertian Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau suatu usaha bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Studi kelayakan merupakan tahap awal dari suatu proyek yang sangat penting dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Studi kelayakan memberikan proyeksi variabel-variabel yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu proyek. Fokus dari studi kelayakan adalah untuk menganalisis variabel-variabel tersebut bagi pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya investasi proyek tersebut. Mengacu pada investasi-investasi yang telah berhasil, kita akan menemukan fakta bahwa rencana investasi tidak akan dilaksanakan tanpa melalui proses penilaian terhadap faktor-faktor penting dan menganalisis kemungkinan keberhasilan dari

9 digilib.uns.ac.id investasi yang dilakukan. Oleh karena itu, studi kelayakan merupakan suatu langkah kritis dan penting dalam suatu investasi Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Hal-hal penting yang harus dikaji dalam studi kelayakan investasi menurut Iman Soeharto (1995) antara lain : a. Aspek pasar Pengkajian aspek pasar berfungsi untuk menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Urutan pengkajian aspek pasar adalah : 1. Perkiraan penawaran dan permintaan 2. Pangsa pasar 3. Strategi pasar Pengkajian aspek pasar dalam lingkup studi kelayakan proyek harus dimulai paling awal karena ada tidaknya pasar merupakan faktor pokok dalam menentukan keputusan proyek. b. Aspek teknis Pengkajian aspek teknis dimaksudkan untuk memberikan batasan parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan proyek yang meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menentukan letak geografis lokasi 2. Mencari dan memilih teknologi pelaksanaan 3. Menentukan kapasitas produksi 4. Denah atau tata letak instalasi 5. Rencana bangunan c. Aspek keuangan Pengkajian dilakukan karena tujuan yang umumnya dimiliki perusahaan swasta yaitu berkepentingan untuk menaikkan kekayaan perusahaan. Berikut sistematika pengkajian aspek financial : 1. Menentukan parameter dasar 2. Membuat perkiraan biaya investasi

10 digilib.uns.ac.id 3. Proyeksi pendapatan 4. Melakukan penilaian dan menyusun rangking alternatif 5. Analisis resiko d. Aspek Sosial Ekonomi Pengkajian ini didasarkan pada landasan yang lebih luas yaitu melihat biaya dan manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial atau masyarakat secara menyeluruh. Biasanya dilakukan untuk proyek-proyek publik yang umunya disponsori pemerintah. Penelitian ini lebih menekankan pada pembuatan alat bantu dalam mengkaji keberhasilan suatu proyek investasi dari aspek finansial saja, apakah keuntungan yang didapat sebanding dengan dana yang telah dikeluarkan Kegiatan pada Tahap Studi Kelayakan Kegiatan dalam studi kelayakan adalah sebagai berikut : - Pengumpulan Data dan Informasi : mengumpulkan data dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif - Melakukan Pengolahan Data : pengolahan data dan informasi dengan metodemetode yang lazim digunakan kemudian dicek ulang untuk memastikan kebenarannya - Analisis Data : untuk menentukan kriteria kelayakan untuk bisa digunakan secara umum dari seluruh aspek. - Mengambil Keputusan : mengambil keputusan terhadap hasil analisa yang dilakukan. Jika layak maka dapat direkomendasikan, jika tidak layak maka sebaiknya dibatalkan. - Memberikan Rekomendasi : merekomendasikan kepada pihak-pihak yang berwenang. Rekomendasi sebaiknya disertai saran-saran, perbaikan yang dibutuhkan dan kelengkapan dokumentasi. Dalam penelitian ini, lingkup studi kelayakan terbatas pada analisis kelayakan proyek dari segi ekonomi dan finansial.

11 digilib.uns.ac.id Kriteria Hotel Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kirakira, tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum. Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk melayani masyarakat (Wikipedia,2010) Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dam minum serta pelayanan lainnya untuk umum (Webster) Menurut Dirjen Pariwisata (Depparpostel) Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Hotel berbintang menurut Badan Pusat Statistik adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan Direktorat Jenderal Pariwisata. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 10/PW-301/Phb.77, tanggal 12 Desember 1977, Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada jumlah kamar, fasilitas, peralatan yang tersedia dan mutu pelayanan. Berdasarkan penilaian tersebut hotel di Indonesia digolongkan ke dalam lima kelas hotel yaitu Hotel Bintang 1 hingga Hotel Bintang 5. Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

12 digilib.uns.ac.id YSQ Spreadsheet YSQ Spreadsheet adalah lembar kerja yang dirancang sebagai alat bantu analisis investasi dengan software Microsoft Excel Pembuatan program YSQ Spreadsheet dilakukan dengan pembuatan formulasi dalam lembar kerja Excel 2007 sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada. (Yan Ardiasyah, 2009) YSQ Spreadsheet sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi dirancang terdiri dari 10 sheet, yaitu: a. Lembar pertama adalah halaman muka yang dinamakan lembar menu utama. b. Lembar kedua adalah lembar isian input dari data hitungan maupun data fisik proyek yang sudah ada. c. Lembar ketiga adalah lembar untuk mendapatkan nilai dari koefisien dasar bangunan dan koefisien luas bangunan, dan menampilkan apakah proyek memenuhi persyaratan minimum KDB dan KLB sesuai peraturan daerah tempat proyek berlangsung. d. Lembar keempat dirancang untuk mendapatkan besaran-besaran tekno ekonomi yang digunakan dalam proyek. e. Lembar kelima dirancang untuk mendapatkan rincian besaran nilai sewa/jual minimal dari unit-unit pendapatan. f. Lembar keenam untuk mengetahui pada tahun berapa terjadi titik impas dari penjualan unit-unit pendapatan yang didapat dari sheet sebelumnya g. Lembar ketujuh hingga kesembilan dirancang untuk menganalisa kelayakan investasi dengan metode NPV, IRR, dan RCR. h. Lembar yang terakhir adalah lembar kesimpulan/output dari kelayakan investasi proyek. YSQ Spreadsheet dirancang sebagai alat bantu analisis investasi secara otomatis menampilan hasil akhir (output) setelah pengguna terlebih dahulu memasukkan data pada sel-sel isian data yang terletak pada lembar input. Oleh karena itu pembuatan lembar-lembar sesudah lembar input dirancang untuk selalu menggunakan data-data dari lembar input dalam penghitungan atau analisisnya.

13 digilib.uns.ac.id Hasil akhir dari analisis pada program ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dilihat dari aspek finansialnya. Selain itu, kemudahan menggunakan spreadsheet dimaksudkan agar dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan secara cepat dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. 2.3 Input Kelayakan Investasi Input dalam analisis kelayakan invetasi menurut Hartono Poerbo (1998) adalah besaran-besaran fisik teknologis dan besaran-besaran tekno ekonomi Besaran-Besaran Fisik Teknologis 1. Luas lantai kotor (gross floor area) Luas lantai kotor adalah luas seluruh lantai bangunan. Luas lantai bangunan tinggi sangat tergantung dari program bangunan yang tergantung pula pada jenis proyek. Lokasi dan bentuk tanah turut menentukan luas lantai yang dapat dibangun. Bentuk denah untuk suatu jenis proyek menentukan pula luas lantai yang dapat dicapai. 2. Luas lantai bersih (netto floor area) Luas lantai bersih adalah jumlah lantai yang dibatasi oleh dinding/kulit luar gedung yang beratap (covered area), termasuk ruang-ruang dalam tanah dikurangi luas lantai untuk inti gedung. 3. Efisiensi lantai (floor efficiency) Efisiensi lantai adalah persentase luas lantai yang disewakan terhadap luas lantai kotor. Makin besar efisiensi lantai, makin besar pula pendapatan gedung. 4. Koefisien dasar bangunan (KDB) atau kepadatan bangunan (building density) Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah bangunan atau luas persil. Koefisien dasar bangunan dibatasi oleh peraturan tata kota yang berlaku. Peraturan tata kota menentukan batas

14 digilib.uns.ac.id presentase luas tanah yang boleh dibangun karena semakin mahal harga tanah dan semakin sempit lahan yang tersedia maka semakin tinggi bangunan yang direncanakan. Batasan-batasan tersebut mempengaruhi efek finansial suatu proyek. Kepadatan bangunan tergantung dari lokasi tanah, negara, dan waktu. Luas lantai dasar bangunan KDB = 100 % < Syarat KDB kota proyek berada (2.1) Luas persil 5. Koefisien lantai bangunan (KLB) Koefisien lantai bangunan adalah perbandingan total luas lantai kotor bangunan terhadap luas tanah bangunan atau luas persil, disebut juga floor area ratio. Perbandingan ini sangat tergantung tinggi bangunan ekonomis (economic building height) dan peraturan tata kota yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan makro perkotaan dan ekonomi perkotaan (urban economics). KLB = Luas lantai kotor < Syarat KLB kota proyek berada (2.2) Luas persil Besaran-Besaran Tekno Ekonomi 1) Harga satuan tanah Biaya tanah (land cost) ialah biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan untuk pengadaan tanah ditambah beban bunga sejak pembelian hingga gedung menghasilkan pendapatan. 2) Harga satuan gedung Harga satuan gedung ialah harga permeter persegi luas lantai kotor termasuk biaya pondasi, instalasi listrik intern, AC dan lain-lain. Dalam proyek investasi total terdiri dari : biaya pengadaan tenaga listrik, telepon, izin bangunan. Dalam studi komponen-komponen tersebut, dimasukkan dalam harga satuan gedung.

15 digilib.uns.ac.id 3) Biaya bangunan Biaya bangunan ialah luas lantai kotor kali harga satuan gedung (unit price). 4) Biaya-biaya tidak langsung (indirect cost) Kelompok biaya ini berupa : a. Biaya perencanaan dan konsultan b. Biaya pendanaan (financing cost) c. Biaya hukum (legal cost) Untuk proyek gedung besarnya kelompok biaya ini adalah sekitar 20% dari harga gedung. 5) Biaya investasi total Komponen-komponen biaya investasi total adalah : a. Biaya tanah (land cost) b. Biaya bangunan c. Biaya-biaya tidak langsung (perencanaan, financing cost, hukum dan lainlain). 6) Modal sendiri (equity) Modal sendiri ialah jumlah modal yang ditanam untuk sesuatu proyek untuk membiayai pekerjaan-pekerjaan pra-konstruksi, seperti pengadaan tanah, perencanaan, penasehat, biaya-biaya hukum equity tersebut, biasanya sebesar ±25% dari investasi total (untuk proyek-proyek komersil). 7) Modal pinjaman (borrowed capital loan) Modal pinjaman adalah pembiayaan proyek yang berasal dari : a. Kredit langsung dari bank atau institusi keuangan lainnya b. Dana dari pasar uang dan modal (hasil penjualan saham-saham, obligasi, surat berharga dan lain-lain). Untuk pemberian kredit orang mengharapkan bunga dan pembelian saham orang mendapat deviden. 8) Perbandingan modal pinjaman terhadap modal sendiri (loan equity ratio) Perbandingan ini tidak mutlak, tergantung jenis proyek yang mempengaruhi resiko proyek. Lazimnya untuk proyek komersiil perbandingannya adalah 3:1.

16 digilib.uns.ac.id 9) Suku bunga Bunga atas sesuatu pinjaman adalah sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa pemberian modal pinjaman yang dapat dinikmati oleh pemberi pinjaman. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan nilai uang terhadap waktu. Suku bunga dinyatakan dalam % pertahun. 10) Faktor Tingkat Bunga (Discount factor) Discount factor merupakan faktor tingkat bunga. Jadi discount factor untuk n tahun, dengan tingkat bunga d akan sama dengan : 11) Masa konstruksi Untuk proyek-proyek komersial yang dibiayai dengan modal pinjaman yang dikenakan bunga, meskipun proyek belum menghasilkan pendapatan, masa konstruksi harus diusahakan sesingkat-singkatnya agar beban bunga selama masa tersebut sekecil-kecilnya. Para kreditur umumnya memberi keringanan berupa penangguhan pembayaran pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi (grace period). Adakalanya kreditur hanya memberikan penangguhan pembayaran pokok kreditnya saja tetapi bunganya harus dibayar. 12) Masa pelunasan kredit (pay-out time) Masa pelunasan kredit adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi. Panjangnya jangka waktu kredit adalah tergantung situasi, kondisi dan jenis proyek. Untuk proyek-proyek komersial biasanya sekitar 15 tahun. 13) Tingkat hunian kamar Tingkat hunian kamar adalah jumlah kamar terisi/terjual dibandingkan dengan jumlah kamar yang mampu dijual. Tingkat hunian kamar merupakan tolak ukur keberhasilan hotel dalam menjual jasa penyewaan kamar. Penghitungan tingkat hunian kamar (hotel occupancy) sangat berarti dalam dunia perhotelan karena dari hasil perhitungan ini bisa digunakan sebagai alat perbandingan antara hotel yang bersangkutan dengan hotel lain dalam rangka bisnis. 14) Pendapatan bangunan a. Sewa (per meter persegi perbulan), atau sewa perkamar perhotel b. Sewa-beli (hire-purchase) dalam proyek flat atau perkantoran

17 digilib.uns.ac.id c. Penjualan (dengan atau tanpa angsuran) dalam proyek flat/perkantoran. Proyek-proyek pertokoan dan perkantoran murah banyak yang dijual langsung kepada peminat dengan angsuran jangka pendek 3-5 tahun. 15) Pengeluaran bangunan a. Biaya operasi dan pemeliharaan gedung (listrik, AC, gas, air minum, pembersihan gedung dan halaman, keamanan) b. Biaya personil c. Asuransi d. Pajak-pajak real estate (PBB/ Pajak Bumi dan Bangunan) Pengeluaran-pengeluaran ini dibebankan atas service charge yang berkisar antara 20-30% dari pendapatan sewa dasar (base rate). Pengeluaranpengeluaran yang dibebankan atas pendapatan sewa dasar (base rate) adalah : a. Pajak perseroan, untuk analisa pendahuluan pajak perseroan diperhitungkan sebesar 15% laba kena pajak. ( Hartono Poerbo, 1998 : 27 ) Laba kena pajak ialah pendapatan kotor dikurangi : Biaya operasi gedung Pengeluaran untuk pembayaran bunga modal pinjaman Pengeluaran untuk pajak atas bunga (interest tax) Depresiasi / penyusutan gedung dan peralatan Asuransi kredit b. Penyusutan (depresiasi) bangunan c. Bila gedung dibiayai dengan modal pinjaman, maka diperlukan biaya amortisasi pokok pinjaman dan bunganya (capital return + interest) d. Modal sendiri dikembalikan berikut keuntungannya selama umur ekonomis proyek. 16) Biaya operasi dan pemeliharaan gedung Komponen biaya ini terdiri dari : a. Biaya pemeliharaan gedung b. Biaya listrik, telepon dan AC c. Pajak Bumi dan Bangunan d. Asuransi gedung dan peralatan

18 digilib.uns.ac.id e. Biaya personil dan badan pengelola gedung. Biaya operasi dan pemeliharaan bangunan hotel tergantung bintang hotel. Besarnya atas dasar empiris sebagai berikut : Hotel Bintang 5 = 50% x pendapatan total Hotel Bintang 4 = 40% x pendapatan total Hotel Bintang 3 = 30% x pendapatan total Hotel Bintang 2 = 20% x pendapatan total ( Hartono Poerbo, 1998 : 9 ) 17) Pajak atas bunga (interest tax) Pajak atas bunga merupakan unsur biaya yang mengurangi pajak perseroan. 18) Depresiasi, penyusutan bangunan Adalah nilai ganti per tahun yang harus dikeluarkan atas beban pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur ekonomis (economic life) suatu gedung dan jenis gedung. Cara depresiasi bermacam-macam, tetapi untuk keperluan analisis pendahuluan digunakan sistem garis lurus (straight line method). Rumus untuk menghitung biaya depresiasi per tahun adalah sebesar : BD = (2.3) ( Moch. Ichsan, dkk, 2000 : 170 ) dimana : BD = jumlah depresiasi per tahun Nilai sisa = 0, karena jika ada nilai sisa maka nilai terakhir jumlahnya tidak akan sama dengan nilai sisa sehingga laba yang tercantum akan lebih besar dari kenyataan. Umur ekonomis untuk hotel adalah 40 tahun ( Hartono Poerbo, 1998 :10 ) 19) Pengembalian modal pinjaman Bila selama masa konstruksi tidak dilakukan pembayaran pokok maupun bunga, maka periode tersebut disebut masa tenggang (grace period) tetapi selama periode tersebut, kreditnya berkembang. Besarnya modal pinjaman yang harus dikembalikan ialah perkembangan nilainya akibat pembebanan bunga sejak modal pinjaman itu dipakai sampai akhir masa konstruksi.

19 digilib.uns.ac.id Perkembangan kredit tersebut (loan build up) tergantung urutan besarnya penarikan kredit (loan draw down). 20) Pengembalian modal sendiri (return on equity) Setiap penanaman modal pasti mengharapkan modalnya kembali berikut keuntungannya yang presentasinya lebih tinggi daripada tingkat bunga di pasaran uang dan modal, sebab setiap investasi mengandung resiko (investment risk). Jangka waktu pengembalian modal sendiri dapat diperhitungkan selama umur ekonomis (economic life) suatu proyek, atau sama dengan jangka waktu pelunasan kredit. Pengembalian modal sendiri dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 1 Pengembalian modal sendiri = x F (2.4) n dengan : n = masa pengembalian kredit (tahun) F = besar modal yang akan datang (Rp). 21) Biaya bunga (return on equity) Sebelum menghitung bunga, terlebih dahulu dihitung perkembangan masa kredit di akhir masa konstruksi, denga rumus : F = P (1 + i) n (2.5) dengan : F = besar modal di akhir masa konstruksi (Rp) P = besar modal di awal masa konstruksi (Rp) i = besar bunga setahun (%) n = masa konstruksi (tahun) Besarnya biaya bunga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Biaya Bunga = n i (1 i ) 1 x F - n x F (2.6) (1 i ) -1 n dengan : F = besarnya modal di akhir masa konstruksi (Rp) i = besarnya bunga setahun (%) n = masa pengembalian kredit (tahun) 22) Cash Flow Setiap proyek selalu mempunyai cash inflow dan cash outflow atau arus uang masuk dan arus uang keluar. Masuk dan keluarnya uang digambarkan dalam suatu daftar yang diatur secara commit sistematis to user dan kronologis.

20 digilib.uns.ac.id 2.4. Analisis Ekonomi Teknik Pengertian Dasar Menurut Ferianto Raharjo (2007), analisis ekonomi teknik digunakan untuk menentukan pilihan terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Agar dapat menentukan pilihan yang terbaik, harus dibandingkan nilai (dalam hal ini uang) dari masing-masing alternatif. Nilai uang itu baru dapat dibandingkan bila berada pada waktu yang sama dengan cara mengonversi nilai dari waktu yang berbeda tersebut Rumus dalam Analisis Ekonomi Teknik Beberapa rumus penting yang merupakan dasar analisis ekonomi proyek yang menggunakan bunga berganda (interest compound) dan metode penggandaan yang berperiode (discrete compounding) menurut Donald G. Newnan (1990) adalah sebagai berikut : a. Nilai uang masa datang (F) bila diketahui nilai uang saat ini (P) dengan tingkat suku bunga (i) dan periode (n) F = P(1 + i) n (2.7) Faktor pengali (1+ i) n diatas disebut faktor pembungaan majemuk tunggal (single payment compound amount factor). Faktor bunga tersebut diperoleh melalui tabel bunga yang terdapat dalam Lampiran. Jika mempergunakan tabel bunga dalam perhitungan ekuivalensi, maka persamaan diatas diubah dengan persamaan faktor bunga menjadi : F = P (F/P,i,n) (2.8) b. Nilai uang saat ini (P) bila diketahui nilai uang masa depan (F), tingkat suku bunga (i) dan periode (n). F P (2.9) n ( 1 i) Faktor pengali (1+ i) n diatas disebut single payment present worth factor. Rumus faktor bunganya dapat ditulis sebagai berikut : P = F (P/F,i,n) (2.10)

21 digilib.uns.ac.id c. Nilai tahunan (A) bila diketahui nilai mendatang (F) tingkat suku bunga (i) dan periode (n), disebut juga penanaman sejumlah uang (sinking fund). Fi A (2.11) n ( 1 i) 1 Rumus faktor bunganya dapat ditulis sebagai berikut : A = F(A/F,i,n) (2.12) d. Nilai tahunan (A) bila diketahui nilai sekarang (P) tingkat suku bunga (i) dan periode (n), disebut juga pemasukan kembali modal (capital recovery). n Pi(1 i) A (2.13) n (1 i) 1 Faktor bunganya disebut dengan uniform series capital recovery factor. Sehingga rumus tabel bunganya menjadi : A = P (A/P,i, n) (2.14) e. Nilai yang akan datang (F) bila diketahui nilai tahunan (A) dengan tingkat suku bunga (i) dan periode (n). n A[( 1 i) 1] F (2.15) i Dimana faktor pengali disebut uniform series compound amount factor. Rumus tabel bunganya dapat ditulis : F = A (F/A,i,n) (2.16) f. Nilai sekarang (P) bila diketahui nilai tahunan (A) dengan tingkat suku bunga (i) dan periode (n). n A[(1 i) 1] P (2.17) n i(1 i) Dimana faktor pengali disebut uniform series present worth factor. Maka rumus tabel bunganya adalah : P = A (P/A,i, n) (2.18) g. Nilai tahunan (A) bila diketahui tingkat kenaikan (G) dengan tingkat suku bunga (i) dan periode (n). 1 n A G (2.19) n i (1 i) 1

22 digilib.uns.ac.id Faktor pengali disebut arithmetic gradient uniform series factor, dan rumus faktor bunganya adalah : A = G (A/G,i, n) (2.20) Perhitungan Sewa Minimum dan Titik Impas (Break Even Point) Perhitungan sewa merupakan harga minimum, dimana faktor lain seperti letak dan sebagainya tidak diperhitungkan. Nilai sewa minimum diperoleh jika pendapatan gedung sama dengan pengeluaran. Pendapatan kotor per tahun dihitung dengan rumus sebagai berikut : R = e x a x b x 365 x r (2.21) ( Hartono Poerbo, 1998 : 55 ) dimana, R = Pendapatan a = Prosentase tingkat hunian kamar (%) b = Jumlah kamar (buah) 365 = Jumlah hari dalam setahun r = Harga Sewa per kamar (Rp) e = Koefisien pendapatan hotel ( ditetapkan = 2,5 ) Sedangkan untuk mencari besarnya pengeluaran dihitung dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran yang terjadi. Penetapan harga kamar mempunyai tujuan, yaitu untuk memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan, mengembalikan modal sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan, memperbaiki pangsa pasar (market share), dan meningkatkan penjualan product line. (A. Ferry T. Indratno, A. Sulistya Wibawa, Sartono Kusumaningrat, 1999 : 21) Pada umumnya harga kamar hotel dihitung dengan menambah 21% biaya pajak dan service (tax and service). Setiap usaha mempunyai resiko dan ketidakpastian. Dengan analisis titik impas besarnya resiko dapat diketahui commit dalam to rangka user suatu proses pemutusan. Titik

23 digilib.uns.ac.id impas dicapai bila keadaan usaha telah menghasilkan pendapatan yang dapat menutup semua pengeluaran. Jadi pada suatu titik impas terdapat suatu kapasitas minimum yang harus tercapai agar usaha tidak rugi (break-even capacity) ( Hartono Poerbo, 1998 ). Titik impas dicapai apabila keadaan usaha telah menghasilkan pendapatan yang dapat menutup semua pengeluaran rutin/operasional, atau perumusannya: Pendapatan = Pengeluaran Titik impas adalah suatu titik keseimbangan dimana pendapatan dapat menutupi pengeluaran pokok gedung. Pencapaian titik impas dapat dilihat pula dari faktor okupansi yakni persentase kamar hotel yang harus disewa agar semua pengeluaran pokok dapat ditutup dari pendapatan gedung (break-even occupancy factor). Jika faktor okupasi pada titik impas = V %, maka : Pendapatan tahunan x V% = Pengeluaran Tahunan (2.22) 2.5. Analisis Penilaian Investasi Menurut Donald G. Newnan (1990), metode yang digunakan dalam analisis kelayakan investasi suatu proyek khususnya metode Net Present Value dan Revenue Cost Ratio adalah sebagai berikut: Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) Metoda ini dikenal sebagai metoda Present Worth (Nilai Sekarang) dan digunakan untuk menentukan apakah suatu rencana mempunyai keuntungan dalam perioda waktu analisis. Hal ini dihitung dari Present Worth of the Revenue (PWR), dan Present Worth of the Cost (PWC). Aliran kas proyek yang dikaji meliputi keseluruhan, yaitu biaya modal, operasional, produksi, pemeliharaan, dan pengeluaran lain-lain. NPV = PWR PWC (2.23) dengan NPV = nilai sekarang neto PWR = nilai sekarang dari pendapatan PWC = nilai sekarang dari biaya/pengeluaran

24 digilib.uns.ac.id Kriteria keputusan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi dalam metode NPV, yaitu jika : NPV > 0, usulan investasi diterima (menguntungkan) NPV < 0, usulan investasi ditolak (tidak menguntungkan) NPV = 0, nilai investasi sama walau usulan investasi diterima maupun ditolak Metode Revenue Cost Ratio Metode ini menganalisis suatu proyek dengan membandingkan nilai revenue terhadap nilai cost. Rumus untuk menghitung RCR adalah: PWR RCR (2.24) PWC Ada tiga kemungkinan nilai R/C yang terjadi, yaitu: Bila nilai R/C < 1, proyek tidak layak dijalankan Bila nilai R/C = 1, proyek marginal (marginal project) Bila nilai R/C > 1, proyek layak dijalankan Metode Arus Pengembalian Internal (Internal Rate of Return) Metoda Tingkat Pengembalian/Internal Rate of Return Method (IRR) menurut Robert J. Kodoatie (1994) adalah besarnya tingkat bunga yang menjadikan biaya pengeluaran dan pemasukan sama besarnya. Logika sederhananya menjelaskan bahwa investasi dikatakan menguntungkan jika tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga yang relevan. Metoda ini digunakan untuk memperoleh suatu tingkat bunga dimana nilai pengeluaran sekarang bersih (NPV) adalah nol. NPV (0) = PWR PWC - I pada i =? (2.25) dengan NPV = nilai sekarang neto PWR = nilai sekarang dari pendapatan PWC = nilai sekarang dari biaya/pengeluaran I = biaya investasi setelah konstruksi Kriteria keputusan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi dalam metode IRR, yaitu jika : IRR > MARR (Minimum Attractive Rate of Return), usulan investasi diterima.

25 digilib.uns.ac.id BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah adalah dengan metode analisis deskriptif. Deskriptif berarti pemaparan masalah yang ada, sedangkan analisis berarti data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Metode ini melakukan analisis investasi bangunan hotel dengan studi kasus proyek pembangunan Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya, hingga diperoleh suatu hasil yang menegaskan hubungan antar variabel yang dianalisis, yaitu hubungan antara volume investasi bangunan gedung hotel dengan nilai sewa gedung dan tolak ukur finansial lainnya. 3.2 Sumber Data Analisis yang dilakukan menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang terkait, data tersebut berupa capital cost, denah lokasi dan data-data lain yang berhubungan dengan analisis yang diasumsikan secara wajar sesuai kondisi yang berlaku. Detail data sekunder tercantum dalam lampiran. 3.3 Tahapan Penelitian Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan data lapangan berupa: 1. Capital Cost proyek hotel 2. Denah ruang dan bangunan 3. Data-data proyek yang diperlukan untuk input data b. Membuat YSQ 4 untuk menghitung besaran-besaran fisik teknologis c. Membuat YSQ 4 untuk menghitung besaran-besaran tekno ekonomi

26 digilib.uns.ac.id d. Membuat YSQ 4 untuk menghitung nilai sewa minimal, dengan ketentuan pendapatan pengeluaran. e. Membuat YSQ 4 untuk menganalisis kelayakan investasi dengan metode: 1. Net Present Value 2. Revenue Cost Ratio 3. Internal Rate of Return f. Membuat YSQ 4 untuk menghitung harga sewa kamar hotel. g. Membuat YSQ 4 untuk menganalisis titik impas (break even point) h. Kesimpulan

27 digilib.uns.ac.id Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini Mulai Studi pustaka Pembuatan program YSQ untuk analisis proyek hotel Pengumpulan data sekunder Pembuatan YSQ 4 Spreadsheet Aplikasi spreadsheet Analisis kelayakan Aquarius Boutique Hotel secara manual Perbaikan spreadsheet Tidak Sesuai Ya Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

28 digilib.uns.ac.id Algoritma analisis kelayakan investasi dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini Pengumpulan Data Pengolahan Data Pendapatan (dalam variabel r) Pengeluaran Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya pengembalian pokok pinjaman Biaya pengembalian pokok sendiri Biaya depresiasi Biaya bunga modal pinjaman Biaya bunga modal sendiri Biaya pajak perseroan Perhitungan Harga Sewa Minimum (r) Pendapatan = Pengeluaran Analisis penilaian kelayakan investasi analisis NPV analisis RCR analisis IRR Layak Tidak Ya analisis BEP Kesimpulan Analisis Investasi Gambar 3.2 Algoritma Analisis Kelayakan Investasi

29 digilib.uns.ac.id 28 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 4.1 YSQ 4 Spreadsheet YSQ 4 spreadsheet adalah lembar kerja yang dikembangkan dari YSQ spreadsheet yang dikhususkan sebagai alat bantu analisis investasi proyek hotel. Pembuatan program YSQ-4 spreadsheet dilakukan dengan pembuatan formulasi dalam lembar kerja Excel 2007 sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada Perencanaan YSQ 4 Spreadsheet YSQ 4 Spreadsheet sebagai alat bantu analisis kelayakan investasi proyek hotel dibuat terdiri dari 10 sheet, yaitu: a. Lembar pertama adalah halaman muka atau cover yang dinamakan lembar MENU. b. Lembar kedua adalah lembar INPUT yang berisi data fisik proyek serta rincian tipe-tipe kamar yang ada, yang diperlukan untuk analisis. c. Lembar ketiga adalah lembar besaran fisik teknologis (BFT) yang digunakan untuk mendapatkan nilai koefisien dasar bangunan dan koefisien luas bangunan, dan menampilkan apakah proyek memenuhi persyaratan minimum KDB dan KLB sesuai dengan peraturan daerah tempat proyek berlangsung. d. Lembar keempat adalah lembar BIAYA INVESTASI yang berisi rincian biaya investasi proyek yang akan dibangun. e. Lembar kelima adalah lembar NILAI SEWA MINIMAL, yang dibuat untuk mendapatkan nilai sewa minimal. f. Lembar keenam adalah lembar NPV, yang dibuat untuk menganaliss kelayakan investasi dengan metode NPV. g. Lembar ketujuh adalah lembar RCR, yang dibuat untuk menganaliss kelayakan investasi dengan metode RCR.

30 digilib.uns.ac.id 29 h. Lembar kedelapan adalah lembar IRR, yang dibuat untuk menganaliss kelayakan investasi dengan metode IRR. i. Lembar kesembilan adalah lembar BEP & BEOF, yang dibuat untuk mengetahui pada tahun berapa terjadi titik impas dari investasi hotel. j. Lembar kesepuluh adalah lembar OUTPUT yang berisi hasil atau kesimpulan dari kelayakan investasi proyek hotel Formula yang Digunakan Proses pengolahan data menggunakan rumus-rumus dalam program MS Excel 2007 sebagai basic program dalam penyusunan spreadsheet ini. Dalam program MS Excel 2007 sudah disediakan rumus singkat dalam analisis ekonomi teknik sehingga user lebih dimudahkan dalam proses perhitungannya. Rumus yang digunakan sudah tersedia dan tidak dilakukan perubahan bahasa pemrograman didalamnya. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Rumus yang digunakan dalam YSQ 4 Spreadsheet No Rumus Fungsi 1. Hyperlink 2. SUM 3. PV 4. PMT 5. PPMT 6. IF 7. VLOOKUP Fungsi untuk memudahkan user untuk membuka halaman lain atau file lain dengan cara menghubungkannya menggunakan shape. Fungsi untuk menjumlahkan semua angka pada suatu barisan sel tertentu. Fungsi untuk mencari nilai sekarang dari serangkaian arus kas yang besarnya sama pada periode tertentu. Fungsi untuk mencari nilai serangkaian arus kas yang besarnya sama pada periode tertentu dari suatu nilai sekarang pada tingkat bunga tertentu. Fungsi untuk mencari nilai serangkaian arus kas yang besarnya sama pada periode tertentu dari suatu nilai masa yang akan datang pada tingkat bunga tertentu. Fungsi untuk menghasilkan sebuah ekspresi (bisa nilai bisa pernyataan) jika kondisi yang ditetapkan bernilai BENAR dan kondisi lain bernilai SALAH. Fungsi untuk mencari nilai pada barisan nilai kolom pertama dan menghasilkan nilai pada baris yang sama dari barisan nilai pada kolom commit yang to user lainnya.

31 digilib.uns.ac.id OR Fungsi untuk menghasilkan nilai BENAR jika sekurangkurangnya 1 pernyataan benar dan menghasilkan nilai SALAH jika semua pernyataan salah. A. Hyperlink Rumus umumnya sebagai berikut : HYPERLINK(link_location,friendly_name) link_location adalah bagian dan nama file yang akan dibuka. Link_location dapat menunjuk pada spesifik sel atau range dalam worksheet MS Excel. friendly_name adalah teks atau nilai yang muncul pada sel. Friendly_name ditampilkan berwarna biru dan bergaris bawah. B. SUM Rumus umumya sebagai berikut : SUM(number1,number2, ) number1, number2, adalah 1 hingga 255 data yang akan dijumlahkan. C. PV Rumus umumya sebagai berikut : PV(rate,nper,pmt,[fv],[type]) rate adalah tingkat suku bunga per peroide. nper adalah jumlah total periode pembayaran. pmt adalah pembayaran pada setiap periode. Secara khusus, pmt terdiri dari cicilan pokok dan bunga tetapi tidak termasuk biaya dan pajak. Sebagai contoh : pembayaran bulanan sebuah mobil seharga $10, dengan masa kredit selama 4 tahun adalah $ User harus memasukkan angka sebagai nilai pmt pada formula yang digunakan. Jika pmt dihilangkan, user harus memasukkan nilai yang mewakili fv. fv adalah nilai yang akan datang atau keseimbangan kas yang ingin dicapai setelah pembayaran terakhir. Jika fv dihilangkan, berarti nilainya diasumsikan nol. type adalah angka 0 atau 1 dan mengindikasikan waktu pembayaran seharusnya dilakukan. Nol atau dihilangkan berarti pembayaran pada akhir periode sedangkan angka 1 berarti pembayaran pada awal periode.

32 digilib.uns.ac.id 31 D. PMT Rumus umumnya sebagai berikut : PMT(rate,nper,pv,[fv],[type]) pv adalah nilai sekarang, atau jumlah total pembayaran masa yang akan datang yang dibawa ke nilai sekarang. E. PPMT Rumus umumnya sebagai berikut : PPMT(rate,per,nper,pv,[fv],[type]) per menunjukkan periode pembayaran dari nper. F. IF Rumus umumnya sebagai berikut : IF(logical_test,value_if_true,value_if_false) logical_test adalah ekspresi atau pernyataan logis yang bisa dinilai benar atau salah. Sebagai contoh : A10=100 adalah pernyataan logis. Jika nilai pada sel A10 sama dengan 100, pernyataannya dinilai BENAR. Jika nilainya bukan 100, maka pernyataannya dinilai SALAH. value_if_true adalah nilai atau pernyataan yang muncul jika logical_test bernilai benar. value_if_false adalah nilai atau pernyataan yang muncul jika logical_test bernilai salah. G. VLOOKUP Rumus umumnya sebagai berikut : VLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,[range_lookup]) lookup_value adalah nilai yang dicari pada kolom pertama dari table_array. Jika lookup_value lebih kecil dari nilai terkecil pada kolom pertama table_array, maka VLOOKUP akan menghasilkan nilai kesalahan #N/A. table_array adalah dua atau lebih kolom data. Nilai pada kolom pertama table_array menunjukkan nilai yang dicari dengan lookup_value. Nilai ini bisa sebagai teks atau angka. col_index_num adalah jumlah kolom pada table_array.

33 digilib.uns.ac.id 32 range_lookup nilai logika yang muncul ketika ingin memilih VLOOKUP mencari exact match (nilai yang benar-benar tepat) atau approximate match (nilai yang kira-kira sama). User hanya tinggal mengklik pilihan yang muncul. H. OR Rumus umumnya sebagai berikut : OR(logical1,logical2,...) logical1,logical2,... adalah 1 hingga 255 data yang akan yang akan diuji bernilai benar atau salah. Untuk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian tidak digunakan rumus secara khusus. Pada formula bar, user hanya tinggal mengetikkan symbol = (sama dengan) kemudian klik sel yang akan dioperasikan dan selanjutnya mengetikkan tanda baca yang mewakili operasi yang diinginkan. Untuk operasi penjumlahan menggunakan tanda +, pengurangan menggunakan tanda -, pembangian menggunakan tanda / sedangkan operasi perkalian menggunakan tanda *.

34 digilib.uns.ac.id Tampilan YSQ 4 Spreadsheet Lembar kerja atau sheet direncanakan mempunyai tampilan sebagai berikut : Lembar Menu Gambar 4.1 Lembar Menu YSQ 4 Spreadsheet Gambar 4.1 menunjukkan tampilan menu YSQ 4 Spreadsheet. Pada lembar ini berisi keseluruhan menu yang ada pada lembar kerja. User hanya tinggal mengklik menu yang ingin dilihat rinciannya, maka program akan secara otomatis menampilkan lembar tersebut. Pada lembar ini, tidak ada pengisian data yang harus dilakukan. Lembar ini terhubung pada setiap lembar analisis yang ada sesuai ikon yang tertera. Jika user mengklik ikon Input maka lembar Input akan muncul secara otomatis. Demikian juga jika diklik pada ikon yang lain, maka akan terhubung pada lembar yang dimaksud secara otomatis. Tetapi jika user ingin melakukan analisis kelayakan untuk pertama kalinya, user harus mengklik ikon Input terlebih dahulu untuk melakukan pengisian data baru bisa melihat hasil analisis pada setiap lembar dari lembar menu utama ini.

35 digilib.uns.ac.id Lembar Input Gambar 4.2 Lembar Input YSQ 4 Spreadsheet Pengisian data dilakukan pada setiap sel yang sudah diberikan comment dengan tanda merah pada ujung kanan atas sel. Jika sel tersebut diklik, maka comment tersebut akan muncul dan dapat membantu user dalam proses pengisian data. Untuk mengamankan sel yang tidak perlu dilakukan pengisian data, maka sel-sel yang lain sudah dikunci dari semua tindakan perubahan. Lembar ini terdiri dari data-data yang harus diisikan yang dibagi dalam 5 tabel. Tabel pertama adalah tabel DATA PROYEK. User harus memasukkan data pada sel D7, D9, D10, serta sel D12 hingga D16. Data-data ini digunakan untuk analisis lembar BFT pada sel F12 dan F20, lembar BIAYA INVESTASI pada sel G9, M29, M31, lembar NILAI SEWA MINIMAL pada sel E8, H13, H21, M15, M17, M23, M25, lembar LAPORAN LABA-RUGI pada kolom H (Bunga), lembar NPV pada sel F12 hingga F14, lembar IRR pada sel F10 hingga F12. Tabel kedua adalah tabel BESARAN FISIK TEKNOLOGIS. Pengisian data dilakukan pada setiap sel dalam tabel ini. Data tersebut digunakan untuk analisis lembar BFT pada sel F12, F13, F20, F21 dan F28. Tabel ketiga adalah tabel PERHITUNGAN INVESTASI, data-data dalam tabel ini digunakan untuk analisis pada lembar BIAYA INVESTASI. Sel B30, B31,

36 digilib.uns.ac.id 35 B33, B35, B37, digunakan dalam analisis BIAYA INVESTASI pada sel C29, C30, J9, J12, J15, J23. Tabel keempat adalah tabel DATA FASILITAS HOTEL yang terdiri dari 5 kolom. Kolom pertama adalah kolom Tipe Kamar/Ballroom. User tinggal memasukkan tipe-tipe Kamar yang ada. Kolom kedua adalah kolom Koefisien, kolom ketiga adalah kolom Luas, kolom keempat adalah kolom Jumlah Unit, dan kolom kelima adalah kolom total luas. User harus mengisikan data pada kolomkolom tersebut secara manual untuk digunakan dalam analisis. Kesemua data pada kolom ini digunakan untuk analisis lembar NILAI SEWA MINIMAL pada sel C9 hingga sel E32; lembar OUTPUT pada sel J9 hingga N32. Tabel kelima adalah tabel PERKIRAAN PENGELUARAN TAHUNAN. Pengisian data dilakukan pada sel I41 yaitu besarnya Biaya Lain-lain. Data tersebut digunakan untuk analisis lembar NILAI SEWA MINIMAL. Ada tiga tipe cara pengisian data pada lembar input, antara lain : 1. Input of text Sebagai contoh adalah pengisian nama proyek. User mengetik nama proyek pada kolom telah yang disediakan. Gambar 4.3 Contoh Input of Text pada lembar Input

37 digilib.uns.ac.id Input of values Adalah pengisian data berupa angka atau nilai. Sebagai contoh adalah pengisian data harga tanah berikut ini: Gambar 4.4 Contoh Input of value pada lembar Input Sel D7 adalah sel untuk memasukkan klasifikasi bintang hotel. Dalam pengisian data, user tinggal memasukkan angka 4 dan tidak perlu disertai satuan, notasi atau symbol apapun. Semua data yang harus diisikan untuk melakukan analisis kelayakan investasi adalah data pada kolom yang sudah diberi comment atau petunjuk pada sel tersebut Lembar Besaran Fisik Teknologis (BFT) Proyek yang akan dibangun harus memenuhi persyaratan KDB dan KLB yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah tempat proyek berada. Lembar BFT YSQ 4 Spreadsheet menampilkan rincian hasil analisis KDB dan KLB proyek yang akan dibangun. Berikut adalah tampilan lembar BFT YSQ 4 Spreadsheet:

38 digilib.uns.ac.id 37 Gambar 4.5 Lembar Besaran Fisik Teknologis YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel F12, data yang digunakan adalah data pada lembar INPUT pada sel D14 dan D20. Data untuk sel F13 adalah data pada lembar INPUT pada sel D22. Untuk sel F20 adalah data pada lembar INPUT pada sel D14 dan D18. Untuk sel F21 adalah data pada lembar INPUT pada sel D23. Untuk sel F28 adalah data pada lembar INPUT pada sel D18 dan D19. Tiga tanda dibawah kolom analisis menghubungkan lembar ini dengan lembar sebelumnya, lembar sesudahnya, dan lembar menu. Tiga tanda tersebut ada pada setiap lembar atau sheet analisis yang mempunyai fungsi sama Lembar Biaya Investasi Gambar 4.6 menampilkan rincian perhitungan biaya investasi. Perbedaan penentuan besarnya biaya tak langsung pada setiap proyek mendasari penulis membuat lembar ini. Dalam penentuan besarnya biaya tak langsung ada yang diperinci, diambil dari komponen biaya tak langsung dan ada juga yang langsung diambil dari persentase biaya tertentu. Berikut adalah tampilan lembar Biaya Investasi YSQ 4 Spreadsheet:

39 digilib.uns.ac.id 38 Gambar 4.6 Lembar Biaya Investasi YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel G9, data yang digunakan adalah data pada lembar INPUT pada sel N27. Data untuk sel C29,C30 adalah data pada lembar INPUT pada sel B30, B31. Sedangkan untuk sel J9, J12, J15, J23 data yang digunakan adalah data pada sel INPUT B33, B35, B37, dan B Lembar Nilai Sewa Minimal Lembar pada ini dibuat untuk mencari nilai jual minimal agar pemilik proyek dapat mengetahui harga sewa minimal kamar, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial. Pada pembangunan proyek hotel, komponen biaya pengeluaran tahunan terdiri dari BOP (Biaya Operasional dan Pemeliharaan), biaya bunga modal, biaya pengembalian pokok modal, biaya pajak perseroan, dan biaya depresiasi/penyusutan. User hanya tinggal merubah nilai pengali terhadap r pada sel K36 untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapat. r adalah nilai sewa minimal kamar per meter persegi, sedangkan R adalah nilai sewa minimal agar proyek mendatangkan keuntungan yang besarnya dapat ditentukan sendiri oleh user berdasarkan nilai pengali yang diinginkannya. Berikut adalah tampilan lembar Nilai Sewa Minimal YSQ 4 Spreadsheet:

40 digilib.uns.ac.id 39 Gambar 4.7 Lembar Nilai Sewa Minimal YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel C9 hingga E31, data yang digunakan adalah data pada lembar Input pada sel F8 hingga J30. Untuk sel H9, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel I34. Untuk sel I13, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D11, D13, D16, dan data pada lembar BIAYA INVESTASI pada sel M25. Untuk sel M15, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D12, dan data pada lembar NILAI SEWA MINIMAL pada sel I13. Untuk sel M17, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D12, D13, dan data pada lembar NILAI SEWA MINIMAL pada sel I13. Untuk sel I21, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D10, D13, D16, dan data pada lembar BIAYA INVESTASI pada sel M25. Untuk sel M23, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D12 dan data pada sel I21 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk sel M25, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel D13 dan D12 serta data pada sel I21 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk sel M28, data yang digunakan adalah data pada Lembar INPUT pada sel I40.

41 digilib.uns.ac.id Lembar Net Present Value (NPV) Gambar 4.8 Lembar Net Present Value (NPV) YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel F7, data yang digunakan adalah data pada sel E33 dan K37 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk sel F9, data yang digunakan adalah data pada sel F7, F14 dan F16 pada lembar NPV. Untuk sel F10 dan F11, data yang digunakan adalah data pada sel N29 dan N31 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk sel F13, data yang digunakan adalah data pada sel F10, F15, F16 dan G13 pada lembar NPV. Untuk sel G13, data yang digunakan adalah data pada sel F11, F14, F15, dan F16 pada lembar NPV.Untuk sel F14, F15, dan F16, data yang digunakan adalah data sel D8, D12 dan D13 pada lembar INPUT. Untuk sel F19, data yang digunakan adalah data sel F9 dan F13 pada lembar NPV.

42 digilib.uns.ac.id Lembar Revenue Cost Ratio (RCR) Gambar 4.9 Lembar Revenue Cost Ratio (RCR) YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel G7, data yang digunakan adalah data pada sel F7 pada lembar NPV. Untuk sel G9, data yang digunakan adalah data pada sel G7, G14 dan G16 pada lembar RCR. Untuk sel G10 dan G11 data yang digunakan adalah data pada sel F10 dan F11 pada lembar NPV. Untuk sel G13, data yang digunakan adalah data pada sel G10, G15, G16 dan H13 pada lembar RCR. Untuk sel H13, data yang digunakan adalah data F13 pada lembar NPV. Untuk sel G14, G15 dan G16, data yang digunakan adalah data sel F14, F15 dan F16 pada lembar NPV. Untuk sel G19, data yang digunakan adalah data sel G9 dan G13 pada lembar RCR.

43 digilib.uns.ac.id Lembar Internal Rate of Return (IRR) Gambar 4.10 Lembar Internal Rate of Return (IRR) YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel F7, data yang digunakan adalah data sel F7 pada lembar NPV. Untuk sel F8 dan F9 data yang digunakan adalah data pada sel N32 dan N31 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk sel F10, data yang digunakan adalah data pada sel M25 pada lembar BIAYA INVESTASI. Untuk sel F12, data yang digunakan adalah data pada sel D13 dan D16 pada lembar INPUT dan sel M25 pada lembar BIAYA INVESTASI. Untuk sel F13, F14, dan F15 data yang digunakan adalah data pada sel D8, D12, dan D13 pada lembar INPUT. Untuk sel F20, data yang digunakan adalah data pada sel J29, K8, dan L28 pada lembar IRR. Untuk sel I8 hingga I28, data yang digunakan adalah data pada sel F7, F8, F9, F13, F14, dan H8 hingga H28 pada lembar IRR. Untuk sel J8 hingga J28 data yang digunakan adalah data pada sel F12 pada lembar IRR. Untuk sel K8 hingga K28 data yang digunakan adalah data pada sel I8 hingga I28 dan J8 hingga J28 pada lembar IRR.

44 digilib.uns.ac.id Lembar Break Even Point (BEP) Gambar 4.11 Lembar Break Even Point (BEP) YSQ 4 Spreadsheet Untuk sel D10 hingga D51, data yang digunakan adalah data sel A10 hingga A51 pada lembar BEP, sel E33 dan K37 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL, dan sel D13 dan D16 pada lembar INPUT. Untuk sel E10 hingga E51 data yang digunakan adalah data pada sel D10 hingga D51 dan E10 hingga E50 pada lembar BEP. Untuk sel G10, data yang digunakan adalah data pada sel M25 pada lembar BIAYA INVESTASI dan sel D13 dan D16 pada lembar INPUT. Untuk sel G11 hingga G51, data yang digunakan adalah data pada sel A11 hingga A51, F11 hingga F51, R11 dan R13 pada lembar BEP, sel D12, D13, dan D16 pada lembar INPUT. Untuk sel H10 hingga H51, data yang digunakan adalah data pada sel G10 hingga G51 dan H10 hingga H51 pada lembar BEP. Untuk sel I10 hingga I51, data yang digunakan adalah data pada sel E10 hingga E51, dan H10 hingga H51 pada lembar BEP. Untuk sel K14, data yang digunakan adalah data pada sel E33 dan M37 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL, untuk sel O14, data yang digunakan adalah data pada sel M15, M17, M23 dan M25 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL, untuk sel O15, Q14 data yang digunakan adalah data sel K14, O14, Q14 pada lembar BEP, data pada sel E8 lembar NILAI SEWA MINIMAL dan data sel K9 dan M33 pada lembar commit NILAI to user SEWA MINIMAL.

45 digilib.uns.ac.id Lembar Output Lembar ini menampilkan hasil atau kesimpulan secara menyeluruh dari perhitungan analisis kelayakan. Semua hasil yang ditampilkan adalah hasil analisis pada setiap lembar atau sheet. Gambar 4.12 Lembar Output YSQ 4 Spreadsheet Untuk data sel G8, G9, G10 mengacu pada sel F12, F20, F28 pada lembar BFT. Untuk data sel G11 mengacu pada sel M25 pada lembar BIAYA INVESTASI. Untuk data sel G12 dan G13 mengacu pada sel E8 dan sel E33, K37 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk data sel G14 mengacu pada sel K29, M29, dan M33 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk data sel G15 mengacu pada sel F19 pada lembar NPV. Untuk data sel G16 mengacu pada sel G19 pada lembar RCR. Untuk data sel G17, G18, dan G19 mengacu pada sel F20 lembar IRR, sel M51 lembar BEP, dan sel K37 lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk data sel H8, H9, mengacu pada sel G13 dan G21 pada lembar BFT. Untuk data sel H14 mengacu pada sel N31 pada lembar NILAI SEWA MINIMAL. Untuk data sel H15, H16, dan H17 mengacu pada sel F20 lembar NPV, sel G20 lembar RCR, dan sel F21 lembar IRR.Untuk data sel J10 hingga M32 mengacu pada sel F8 hingga I30 pada lembar Input. Untuk data sel N10 hingga N32 mengacu pada sel S10 hingga S32 pada lembar Output.

46 digilib.uns.ac.id Perhitungan Kalibrasi dengan Studi Kasus Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Untuk perhitungan Kalibrasi (aplikasi YSQ 4 Spreadsheet & perhitungan manual) diperlukan data-data yang diperoleh dari data sekunder proyek hotel yaitu sebagai berikut : 1. Total Biaya Investasi Biaya langsung Biaya tanah (land cost) = Rp Biaya bangunan gedung = Rp Biaya tidak langsung (15% harga gedung) = Rp Perabot dan dekorasi interior (10% harga gedung) = Rp Perlengkapan hotel (5% harga gedung) = Rp Pekerjaan halaman/landscaping (1,25% harga gedung) = Rp Luas lantai bersih = 3420 m 2 7. Luas lantai kotor = m 2 Sub Total = Rp Modal kerja (0,8% x Rp ) = Rp Total = Rp Dibulatkan = Rp Total biaya investasi terdiri dari 25% modal sendiri yaitu sebesar Rp dan 75% modal pinjaman sebesar Rp Data luas lantai kamar hotel : Tipe Kamar Jumah Luas Kamar (m 2 ) Superior Deluxe Executive Suite 2 60 President Suite 1 90 Tabel 4.2 Data Luas Lantai Kamar Hotel 3. Syarat KLB & KDB = 6,4 & 75% 4. Luas persil = 2840 m 2 5. Luas lantai dasar = 1925 m 2

47 digilib.uns.ac.id Umur ekonomis = 40 tahun 9. Masa pelunasan kredit = 15 tahun 10. Bunga kredit = 13 % per tahun 11. Bunga modal sendiri = 13 % per tahun 12. Masa konstruksi = 1 tahun 13. Tingkat hunian hotel, untuk memperoleh nilai sewa minimum maka tingkat hunian hotel dalam perhitungan awal diasumsikan sebesar 100%. Dari data tersebut, data-data seperti total biaya investasi, masa pelunasan kredit, bunga kredit, masa konstruksi dan tingkat hunian hotel (hotel occupancy) adalah data yang sangat berpengaruh dalam analisis kelayakan investasi dan penentuan harga sewa kamar. Dalam YSQ 4 Spreadsheet data-data tersebut digunakan sebagai input program yang diproses dengan cepat untuk mengetahui apakah proyek investasi tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak, maupun untuk mengetahui harga sewa kamar hotel. Jadi, dengan menggunakan program YSQ 4 Spreadsheet, owner atau pengelola hotel dapat mengestimasi nilai atau besaran dari masing-masing data tersebut dan menentukan perencanaan yang tepat agar proyek investasi layak dilaksanakan dan agar memperoleh harga sewa kamar yang diinginkan Aplikasi YSQ 4 Spreadsheet Untuk menggunakan program YSQ 4 Spredsheet, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuka file YSQ 4 Spreadsheet kemudian memasukkan password yang digunakan untuk melindungi file, setelah itu akan muncul menu utama YSQ 4 Sreadsheet dan setelah itu dapat digunakan untuk analisis kelayakan investasi. Selain itu, demi keamanan data dan agar user tidak mengubah isi, format dan formula pada program baik sengaja maupun tidak sengaja; semua data, hasil yang ditampilkan dan keterangan yang digunakan di dalam program sudah dikunci. Data yang tidak dikunci adalah data yang memang harus dimasukkan user sebagai komponen penilaian kelayakan investasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga

48 digilib.uns.ac.id 47 orisinalitas program dan untuk menghindari penggunaan program yang tidak sebagaimana mestinya. Untuk data yang harus dimasukkan user dalam melakukan analisis pada program ini, pada sel yang dimaksud sudah diberi comment untuk memandu user dalam proses pengisian data. Comment adalah kalimat yang muncul ketika user mengklik sel tertentu sebagai petunjuk dalam pengisian data pada sel tersebut. Dalam program ini, semua sel yang harus dimasuki data, sudah diberikan comment dengan tanda merah pada ujung kanan atas sel dan ketika sel diklik, maka comment akan muncul. Program YSQ 4 Spreadsheet hanya terdiri dari 1 workbook dan berisi 12 lembar kerja atau sheet untuk menganalisis kelayakan investasi proyek hotel. Dalam pembuatan program ini, penulis hanya menggunakan rumus-rumus yang tersedia dalam MS Excel 2007 dan tidak merubah bahasa pemrograman. Aplikasi program YSQ 4 Spreadsheet pada Proyek Pembangunan Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya adalah sebagai berikut: Menu Utama Lembar menu utama menampilkan semua menu yang ada dalam program aplikasi YSQ 4 Spreadsheet. Menu-menu ini dibuat dalam bentuk ikon-ikon dengan tampilan yang cukup menarik. Ikon dibuat dari bentuk-bentuk (shape) yang tersedia pada menu Insert pada MS Excel. Jika akan memasukkan data masukan, user tinggal mengklik ikon Input, maka lembar ini akan terbuka secara otomatis. Berikut ini adalah tampilan menu utama YSQ 4 Spreadsheet :

49 digilib.uns.ac.id 48 Gambar 4.13 Menu Utama YSQ 4 Spreadsheet Dalam membuat lembar menu utama, rumus yang digunakan adalah hyperlink. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengklik tab menu Insert pada MS Excel kemudian klik shapes. 2. Memilih berbagai macam item bentuk yang ada di dalam shapes, kemudian aplikasikan bentuk tersebut dengan cara mengklik dan menggeser (drag) di dalam sheet. 3. Item yang telah dipilih dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan, dengan cara klik kanan kemudian pilih edit shapes. 4. Untuk menampilkan tulisan, klik kanan pada item bentuk yang telah dipilih kemudian pilih edit text. 5. Menulis Input Data kemudian klik pada layar. 6. Untuk menghubungkan item tersebut pada lembar yang diinginkan, klik kanan pada ikon kemudian pilih hyperlink. 7. Kemudian akan muncul kotak Insert Hyperlink kemudian pilih Link to : Place In This Document. 8. Memilih salah satu tempat di dalam spreadsheet (dalam hal ini adalah lembar Input Data) pada bagian Or Select A Place In This Document kemudian tekan tombol OK. 9. Melakukan langkah yang sama untuk membuat ikon untuk menu yang lain.

50 digilib.uns.ac.id Input Data Untuk menggunakan program YSQ 4 Spreadsheet user harus memasukkan data pada sel-sel isian data yang terletak pada lembar input terlebih dahulu. Data-data ini yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan atau analisis dalam lembarlembar selanjutnya. Berikut ini adalah tampilan lembar input YSQ 4 Spreadsheet. Gambar 4.14 Input YSQ 4 Spreadsheet Rumus yang digunakan pada lembar Input Data adalah rumus penjumlahan (SUM). Cara penggunaan rumus ini pada kolom Perhitungan Investasi adalah sebagai berikut : 1. Setelah data biaya langsung dan biaya tak langsung dimasukkan pada sel yang tersedia, maka untuk mengetahui total biaya investasi, klik pada sel D Ketik =SUM(D38:D40) yang berarti penjumlahan dari sel D38 hingga sel D40, kemudian tekan enter.

51 digilib.uns.ac.id Besaran Fisik Teknologis Lembar ini terdiri dari rincian perhitungan KDB, KLB dan efisiensi lantai. Perhitungan pada lembar ini mengacu pada data yang ada dalam lembar input. Gambar 4.15 Besaran Fisik Teknologis Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel F12 : =(INPUT!D20/INPUT!D14)* Untuk sel F13 : =INPUT!D22 3. Untuk sel G13 : =IF(F12<F13,"Proyek Memenuhi Persyaratan KDB","Proyek Tidak Memenuhi Persyaratan KDB") Artinya jika nilai pada sel F12 lebih kecil dari nilai pada sel F13, maka kalimat yang akan muncul adalah Proyek Memenuhi Syarat KLB. 4. Untuk sel F20 : =(INPUT!D18/INPUT!D14) 5. Untuk sel F21 : =INPUT!D23 6. Untuk sel G21 : =IF(F20<F21,"Proyek Memenuhi Persyaratan KLB","Proyek Tidak Memenuhi Persyaratan KLB") Artinya jika nilai pada sel F20 lebih kecil dari nilai pada sel F21, maka kalimat yang akan muncul adalah Proyek Memenuhi Syarat KLB. 7. Untuk sel F28 : =(INPUT!D19/INPUT!D18)*100

52 digilib.uns.ac.id Biaya Investasi Lembar ini menampilkan perhitungan biaya investasi secara rinci, dari mulai biaya langsung dan biaya tak langsung serta komponen-komponen biaya yang ternasuk didalamnya. Berikut adalah tampilan lembar Biaya Investasi YSQ 4 Spreadsheet: Gambar 4.16 Biaya Investasi Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel G9 : =INPUT!N27 2. Untuk sel G11 : =INPUT!D28 3. Untuk sel G13 : =SUM(G9:G11) 4. Untuk sel G17 : =D17*G13 5. Untuk sel G18 : =D18 6. Untuk sel G20 : =D20*G13 7. Untuk sel G21 : =D21 8. Untuk sel G23 : =D23*G13 9. Untuk sel G24 : =D Untuk sel G26 : =D26*G Untuk sel G27 : =D27

53 digilib.uns.ac.id Untuk sel C29 : = INPUT!B Untuk sel G29 : = C29*G Untuk sel C30 : = INPUT!B Untuk sel G30 : = C30*G Untuk sel G32 : =SUM(G17:G30) 17. Untuk sel J9 : =INPUT!B Untuk sel M9 : =J9*G Untuk sel M10 : =J Untuk sel J12 : =INPUT!B Untuk sel M12 : =J12*G Untuk sel M13 : =J Untuk sel J15 : =INPUT!B Untuk sel M15 : =J15*G Untuk sel M16 : =J Untuk sel M18 : =SUM(M9:M16)+INPUT!I Untuk sel M20 : =G13+G32+M Untuk sel J23 : =INPUT!B Untuk sel M23 : =J23*M Untuk sel M25 : =SUM(M20:M23) 31. Untuk sel M29 : =INPUT!D10*M Untuk sel M31 : =INPUT!D11*M Nilai Sewa Minimal Pada lembar ini dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai r hasil analisis. r adalah nilai sewa kamar per meter persegi, sedangkan R adalah nilai sewa minimal agar proyek memperoleh keuntungan yang besarnya dapat ditentukan sendiri oleh user dengan cara mengalikan nilai r dengan koefisien pengali yang diinginkan oleh user. Berikut adalah tampilan lembar Nilai Sewa Minimal YSQ 4 Spreadsheet:

54 digilib.uns.ac.id 53 Gambar 4.17 Nilai Sewa Minimal Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Pada kolom pendapatan kotor tahunan : 1. Untuk sel E8: =INPUT!D9 2. Untuk sel C9: =INPUT!F8 Untuk memasukkan rumus pada sel C9 sampai C31, klik sel C9 kemudian drag hingga sel C Untuk sel E9 : =INPUT!J8 Untuk memasukkan rumus pada sel E10 sampai E31, klik sel E9 kemudian drag hingga sel E Untuk sel E32 : =SUM(E9:E31) Pada sel E9 hingga sel E31 terdapat variabel r yang menunjukkan nilai sewa. Variabel r diketik dalam format custom sehingga tidak menghambat operasi perhitungan dalam MS Excel. 5. Untuk sel E33 : =2,5*E8*E32*365

55 digilib.uns.ac.id 54 Pada kolom pengeluaran tahunan : 1. Untuk sel H9 : =INPUT!I34 2. Untuk sel K9 : =H9*E33 3. Untuk sel I13 : =(INPUT!$D$11*'BIAYA INVESTASI'!$M$25)*(1+INPUT!$D$13)^ INPUT!D16 Rumus di atas menunjukkan perkembangan modal setelah masa konstruksi 1 tahun. Biaya investasi (modal) menjadi lebih besar dari modal awal karena perkembangan dari nilai uang atas bunga yang dikenakan. Penggunaan tanda $ berfungsi untuk mengunci sel agar pada saat dilakukan penarikan (drag), perhitungan tetap menggunakan sel yang dikunci. 4. Untuk sel M15 : =1/INPUT!$D$12*'NILAI SEWA MINIMAL'!$I$13 5. Untuk sel M17 menggunakan rumus PMT: =PMT(INPUT!$D$13;INPUT!$D$12;-$I$13)-(1/INPUT!$D$12*'NILAI SEWA MINIMAL'!$I$13) 6. Untuk sel I21 : =(INPUT!$D$10*'BIAYAINVESTASI'!$M$25)*(1+INPUT!$D$13)^ INPUT!D16 7. Untuk sel M23 : =1/INPUT!$D$12*'NILAI SEWA MINIMAL'!$I$21 8. Untuk sel M25 juga menggunakan rumus PMT : =PMT(INPUT!$D$13;INPUT!$D$12;-$I$21)-(1/INPUT!$D$12*'NILAI SEWA MINIMAL'!$I$21) 9. Untuk sel H27 : =INPUT!I Untuk sel K27 : =H27*(E33-K9) 11. Untuk sel M27 : =-H27*(M28+M17) 12. Untuk sel M28 : =INPUT!I Untuk sel K29 : =SUM(K9:K27) 14. Untuk sel M29 : =SUM(M15:M28) Pada kolom Nilai Sewa Minimal : Untuk sel K33 : =M29/(E33-K29)

56 digilib.uns.ac.id 55 Pada kolom Nilai Sewa Minimal (R) : Untuk sel K37 : =K36*K Net Present Value (NPV) Pada lembar ini dilakukan perhitungan untuk menentukan apakah suatu rencana investasi akan mendatangkan keuntungan dalam periode waktu analisis. Berikut adalah tampilan lembar NPV YSQ 4 Spreadsheet: Gambar 4.18 Net Present Value Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel F7 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!K37* 'NILAI SEWA MINIMAL'!E33 2. Untuk sel F9 : =F7*(PV(F16;F14;-1)) 3. Untuk sel F10 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!N29 4. Untuk sel F11 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!N31 5. Untuk sel F13 : =F10*(PV(F16;F15;-1))+G13/(1+F16)^F15 6. Untuk sel G13 : =F11*(PV(F16;(F14-F15);-1)) 7. Untuk sel F14 : = INPUT!D8 8. Untuk sel F15 : = INPUT!D12

57 digilib.uns.ac.id Untuk sel F16 : = INPUT!D Untuk sel F19 : =F9-F Untuk sel F20 : =IF(F19=0;"Investasi Proyek Marginal";IF(F19>0; "Investasi Layak Dilakukan";"Investasi Tidak Layak Dilakukan")) Artinya jika nilai NPV = 0, maka akan muncul kalimat investasi proyek marginal" pada sel F18, sedangkan jika NPV > 0 maka akan muncul kalimat "Investasi layak dilakukan",dan jika nilai NPV < 0 maka akan muncul kalimat " Investasi tidak layak dilakukan Revenue Cost Ratio (RCR) Pada lembar ini dilakukan perhitungan atau analisis untuk membandingkan nilai revenue terhadap nilai cost. Rasio perbandingan antara nilai revenue terhadap nilai cost harus lebih besar dari 1 agar proyek dapat dikatakan layak untuk dilakukan. Berikut adalah tampilan lembar RCR YSQ 4 Spreadsheet: Gambar 4.19 Revenue Cost Ratio Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya

58 digilib.uns.ac.id 57 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel G7 : =NPV!F7 2. Untuk sel G9 : = G7*(PV(G16;G14;-1)) 3. Untuk sel G10 : =NPV!F10 4. Untuk sel G11 : =NPV!F11 5. Untuk sel G13 : =G10*(PV(G16;G15;-1))+H13/(1+G16)^G15 6. Untuk sel H13 : =NPV!G13 7. Untuk sel G14 : = NPV!F14 8. Untuk sel G15 : = NPV!F15 9. Untuk sel G16 : = NPV!F Untuk sel G19 : =G9/G Untuk sel G20 : =IF(G19=1;"Investasi Proyek Marginal";IF(G19>1; "Investasi Layak Dilakukan";"Investasi Tidak Layak Dilakukan")) Internal Rate of Return (IRR) Pada lembar ini dilakukan perhitungan atau analisis untuk menentukan tingkat bunga saat net present value (NPV) adalah nol. Berikut adalah tampilan lembar IRR YSQ 4 Spreadsheet: Gambar 4.20 Internal Rate of Return Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya

59 digilib.uns.ac.id 58 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel F7 : =NPV!F7 2. Untuk sel F8 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!N32 3. Untuk sel F9 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!N31 4. Untuk sel F10 : ='BIAYA INVESTASI'!M25 5. Untuk sel F12 : ='BIAYA INVESTASI'!M25*(1+INPUT!$D$13)^INPUT!D16 6. Untuk sel F13 : = INPUT!D8 7. Untuk sel F14 : = INPUT!D12 8. Untuk sel F15 : = INPUT!D13 9. Untuk sel F20 : =VLOOKUP(J29;K8:L28;2) 10. Untuk sel F21 : =IF(F20=F15;"Investasi Proyek Marginal";IF(F20>F15; "Investasi Layak Dilakukan";"Investasi Tidak Layak Dilakukan")) 11. Untuk sel D21 : =IF(F20=F15;"IRR = MARR";IF(F20>F15;"IRR > MARR";"IRR < MARR")) 12. Untuk sel I8 : =$F$7*(PV(H8;$F$13;-1))-($F$8*(PV(H8;$F$14;- 1))+($F$9*(PV(H8;($F$13-$F$14);-1))/(1+H8)^$F$14)) Untuk memasukkan rumus pada sel I9 sampai I28, klik sel I8 kemudian drag hingga sel I Untuk sel J8 hingga J28 : =$F$ Untuk sel K8 : =I8-J8, untuk memasukkan rumus pada sel K9 hingga K28, klik sel K8 kemudian drag hingga sel K Break Even Point (BEP) Pada lembar ini perhitungan dilakukan untuk mencari waktu yang diperlukan agar pendapatan sama dengan pengeluaran. Berikut adalah tampilan lembar Break Even Point YSQ 4 Spreadsheet:

60 digilib.uns.ac.id 59 Gambar 4.21 Break Even Point Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk sel D10 : =IF(A10>INPUT!$D$16;('NILAI SEWA MINIMAL'!$K$37*'NILAI SEWA MINIMAL'!$E$33)*1/(1+INPUT!$D$13)^C10;0) Untuk memasukkan rumus pada sel D11 sampai D51, klik sel D10 kemudian drag hingga sel D Untuk sel E11 : =E10+D11 Untuk memasukkan rumus pada sel E12 sampai E51, klik sel E11 kemudian drag hingga sel E Untuk sel G10 : ='BIAYA INVESTASI'!M25*(1+INPUT!$D$13)^INPUT!D16 4. Untuk sel G11 : =IF(A11>=INPUT!$D$16;IF(INPUT!$D$12>=C11;$R$13*1/(1+INPUT! $D$13)^C11;$R$11*1/(1+INPUT!$D$13)^C11);0) Untuk memasukkan rumus pada sel G12 sampai G51, klik sel G11 kemudian drag hingga sel G51.

61 digilib.uns.ac.id Untuk sel H11 : =H10+G11 Untuk memasukkan rumus pada sel H12 sampai H51, klik sel H11 kemudian drag hingga sel H Untuk sel I10 : =E10-H10 Untuk memasukkan rumus pada sel I11 sampai I51, klik sel I10 kemudian drag hingga sel I Untuk sel K14 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!E33*'NILAI SEWA MINIMAL'!M37 8. Untuk sel O14 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!M15+'NILAI SEWA MINIMAL'!M17+ 'NILAI SEWA MINIMAL'!M23+'NILAI SEWA MINIMAL'!M25 9. Untuk sel Q14 : ='NILAI SEWA MINIMAL'!K9*'NILAI SEWA MINIMAL'!M Untuk sel O15 : =O14/((K14-Q14)/'NILAI SEWA MINIMAL'!E8) 11. Untuk sel M51 : =VLOOKUP(D52,I10:J51,2) Output Lembar ini menampilkan hasil perhitungan analisis kelayakan investasi secara keseluruhan. Semua data yang ada mengacu pada hasil analisis pada setiap lembar yang ada pada program YSQ 4 Spreadsheet. Gambar 4.22 Lembar Output YSQ 4 Spreadsheet

62 digilib.uns.ac.id 61 Sebagai sebuah program, YSQ 4 Spreadsheet juga fleksibel dengan variasi input yang dimasukkan, berikut contoh perhitungan YSQ 4 Spreadsheet dengan input yang berbeda : Gambar 4.23 Contoh Perhitungan YSQ 4 Spreadsheet Dalam Gambar 4.23 terlihat bahwa dengan komposisi input yang berbeda yaitu dengan tingkat okupansi hotel sebesar 55% dan dengan koefisien harga sewa kamar sesuai fasilitas sebesar 1, 1,4, 1,7, 1,9 dan 2,4 untuk kamar superior, deluxe, executive, suite dan presiden suite, diperoleh output/hasil harga sewa per hari yang berbeda pula. Dengan input seperti di atas, harga sewa per hari untuk kamar superior, deluxe, executive, suite dan presiden suite masing-masing adalah sebesar Rp ,3, Rp ,32, Rp ,03, Rp ,01, dan Rp ,07. Dengan fleksibilitasnya, program YSQ 4 Spreadsheet dapat membantu pengelola hotel untuk menentukan harga sewa kamar yang kompetitif dengan menentukan besaran/nilai variabel yang tepat pada input data.

63 digilib.uns.ac.id Perhitungan Manual Data Proyek : 1. Total Biaya Investasi = Rp Terdiri dari 25% modal sendiri yaitu sebesar Rp dan 75% modal pinjaman sebesar Rp Data luas lantai kamar hotel : Tipe Kamar Jumah Luas Kamar (m 2 ) Superior Deluxe Executive Suite 2 60 President Suite Syarat KLB & KDB = 6,4 & 75% 4. Luas persil = 2840 m 2 5. Luas lantai dasar = 1925 m 2 6. Luas lantai bersih = 3420 m 2 7. Luas lantai kotor = m 2 8. Umur ekonomis = 40 tahun 9. Masa pelunasan kredit = 15 tahun 10. Bunga kredit = 13 % per tahun 11. Bunga modal sendiri = 13 % per tahun 12. Masa konstruksi = 1 tahun 13. Tingkat hunian/okupansi hotel, untuk memperoleh nilai sewa minimum maka tingkat okupansi hotel dalam perhitungan awal diasumsikan sebesar 100%.

64 digilib.uns.ac.id Besaran Fisik Teknologis Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Luas persil = 2840 m 2 Luas Lantai Dasar = 1925 m 2 Luas lantai dasar bangunan KDB = 100% Luas persil 1925 m 2 KDB = 100% 2840 m 2 = 67,78% < syarat KDB = 67,78% < 75% (Proyek memenuhi persyaratan KDB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Luas persil = 2840 m2 Total luas lantai kotor = m2 KLB = KLB = Luas lantai kotor bangunan Luas persil m m 2 = 6,1 < syarat KLB = 6,1 < 6,4 (Proyek memenuhi persyaratan KLB) Efisiensi Lantai (E) Luas lantai bersih E = x100 % Luas lantai kotor 3420 m 2 = x100% 19,74% m 2

65 digilib.uns.ac.id Pendapatan Kotor Tahunan Untuk mencari pendapatan kotor diperoleh dengan Rumus Untuk menyesuaikan satuan harga sewa per kamar hotel maka terlebih dahulu dicari harga sewa per m 2, sehingga Rumus dirubah menjadi : R = 2,5 x a x L x 365 x r Dimana, R = Pendapatan kotor ( Rp ) a = Prosentase tingkat hunian kamar L = Luas kamar hotel ( m 2 ) 365 = Jumlah hari dalam setahun r = Harga sewa per m 2 ( Rp / m 2 / hari ) e = Koefisien pendapatan hotel ( ditetapkan = 2,5 ) R = 2,5 x 100% x 3420 x 365 x r R = Rp ,00 r Pengeluaran Tahunan Proyek menghabiskan biaya Rp ,00. Biaya ini disuplai dari modal pinjaman 75% yakni sebesar Rp ,00 dan modal sendiri 25% yakni sebesar Rp ,00. Pengeluaran tahunan terdiri dari biaya operasional & pemeliharaan, biaya depresiasi, biaya modal pinjaman, biaya modal sendiri, dan pajak perseroan. 1) Biaya operasional dan pemeliharaan Aquarius Boutique Hotel merupakan hotel bintang empat maka besarnya biaya operasional dan pemeliharaan untuk proyek hotel diambil sebesar 40% dari pendapatan proyek Biaya operasional dan pemeliharaan = 40% x pendapatan proyek = 40% x Rp ,00 r = Rp r 2) Depresiasi (penyusutan bangunan) ( ) 0 Sesuai Rumus 2.3, Depresiasi = 40 = Rp ,00

66 digilib.uns.ac.id 65 3) Biaya modal pinjaman Perkembangan modal pinjaman selama masa konstruksi (modal akhir) F = Modal pinjaman (F/P, I, n) = Rp ,00 (F/P,13%,1) = Rp ,00 ( ) = Rp ,00 Pengembalian Pokok Kredit ( Pp ) Pengembalian pokok kredit per tahun diperoleh dari pokok kredit dibagi lamanya pinjaman (kredit) Pp = ,00 Pp = Rp ,00 Biaya bunga, didapat dari pengembalian pokok kredit berikut bunganya dikurangi pengembalian pokok kredit per tahun. Bunga = Modal akhir (A/P,13%,15) ( n 1 x Modal akhir) = Rp ,00 (A/ P.13%,15) 1 ( x Rp ,00) 15 = Rp ,00 (0,15474) Rp ,00 = Rp ,00 - Rp ,00 = Rp ,00 4) Biaya modal sendiri Perkembangan modal sendiri selama masa konstruksi F = Modal sendiri (F/P, I, n) = Rp ,00 (F/P,13%,1) = Rp ,00 ( ) = Rp ,00 Pengembalian Pokok Kredit ( Pp ) Pengembalian pokok kredit per tahun diperoleh dari pokok kredit dibagi lamanya pinjaman (kredit) Pp = ,00 Pp = Rp ,00

67 digilib.uns.ac.id 66 Biaya bunga, didapat dari pengembalian pokok kredit berikut bunganya dikurangi pengembalian pokok kredit per tahun. Bunga = Modal akhir (A/P,13%,15) ( n 1 x Modal akhir) = Rp ,00 (A/ P.13%,15) 1 ( x Rp ,00) 15 = Rp ,00 (0,15474) Rp ,00 = Rp ,00 - Rp ,00 = Rp ,00 5) Pajak Perseroan ( Pj ) Pj = 15 % x laba kena pajak (pendapatan kotor tahunan biaya operasional depresiasi biaya bunga modal pinjaman) Pj = 15 % x ( ,00 r r , ,00) = ,5 r ,00 Total Pengeluaran ( P ) : P = r ,00 + Rp , ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + ( ,5 r ,00) P = ,5 r , Perhitungan Nilai Sewa Minimum Pendapatan hotel = ,00 r Pengeluaran hotel = ,5 r ,00 Pendapatan = Pengeluaran, maka : ,00 r = ,5 r , ,5 r = ,00 r = Rp ,147 / m 2 / hari Jadi nilai sewa minimum adalah sebesar Rp ,147 / m 2 / hari Dengan demikian maka pendapatan kotor per tahun: R = 2,5 x 1 x 3420 x 365 x Rp commit ,147 to user = Rp ,-

68 digilib.uns.ac.id 67 Tabel 4.3 Rekapitulasi Pendapatan & Pengeluaran Tahunan Analisis Penilaian Kelayakan Investasi A. Analisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value) Umur Ekonomis = 40 tahun Pengembalian Kredit (n) = 15 tahun Suku bunga (i) = 13% - Pendapatan Kotor Tahunan = Rp ,- /tahun Nilai sekarang = Pendapatan Tahunan (P/A,i,n) = Rp ,- (P/A,13%,40) = Rp ,- (7,634) = Rp ,- - Pengeluaran a. Pengeluaran Tahunan + Investasi (dari tahun ke-1 hingga ke-15) = Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp = Rp ,- /tahun Nilai sekarang = Pengeluaran Tahunan (P/A,i,n) = Rp ,- (P/A,13%,15) = Rp ,- (6,462) = Rp ,-

69 digilib.uns.ac.id 68 b. Pengeluaran Tahunan (dari tahun ke-16 hingga ke-40) = Rp Rp = Rp ,- /tahun Nilai sekarang = Rp ,- (P/A, 13%, 25) = Rp ,- x (7,330) = Rp ,- = Rp ,- (P/F, 13%, 15) = Rp ,- x (0,1599) = Rp ,- Nilai NPV investasi adalah : NPV = nilai sekarang pendapatan nilai sekarang biaya (pengeluaran) NPV = PWR PWC = Rp ,- (Rp ,- + Rp ,-) = Rp ,- Rp ,- = Rp ,- Karena NPV = Rp ,- > 0, maka investasi tersebut layak. B. Analisis Perbandingan Pendapatan dan Pengeluaran (Revenue Cost Ratio) Nilai RCR berdasarkan sistem bunga tetap adalah : RCR = PWR/PWC = Rp ,- / Rp ,- = 1,076 > 1 Karena nilai R/C >1 maka proyek layak dikerjakan karena nilai pendapatan lebih besar dari nilai biaya yang dikeluarkan.

70 digilib.uns.ac.id 69 C. Analisis Tingkat Kembali Internal (Internal Rate of Return) Pendapatan Tahunan = Rp ,- /tahun Pengeluaran Tahunan A (dari tahun ke-1 hingga ke-15) = Rp Rp Rp = Rp ,- /tahun Pengeluaran Tahunan B (dari tahun ke-16 hingga ke-40 = Rp Rp = Rp ,- /tahun Nilai investasi = Rp ,- Nilai investasi sekarang (I) = biaya modal setelah konstruksi = Rp ,- Umur Ekonomis = 40 tahun Pengembalian Kredit (n) = 15 tahun MARR (i) = 13% IRR akan diperoleh saat NPV = 0, maka perlu dicari NPV dengan i yang berbeda untuk mendapatkan NPV mendekati nol. NPV(0) = PWR PWC I = Pendapatan Tahunan (P/A,i %,15) Pengeluaran Tahunan A (P/A,i %,15) Pengeluaran Tahunan B (P/A,i %,25) (P/F,i %,15) I Jika i = 15% NPV : = Rp ,- (P/A,15 %,40) Rp ,- (P/A,15%,15) Rp ,- (P/A,15%,25) (P/F,15%,15) Rp ,- = Rp ,- (6,642) Rp ,- (5,847) Rp ,- (6,464) (0,1229) Rp ,- = Rp ,-

71 digilib.uns.ac.id 70 Jika i = 16% NPV : = Rp ,- (P/A,16 %,40) Rp ,- (P/A,16%,15) Rp ,- (P/A,16%,25) (P/F,16%,15) Rp ,- = - Rp ,- NPV = 0 berada antara i = 15% dengan i = 16%, selanjutnya dengan metode interpolasi akan diperoleh nilai IRR, yaitu : IRR inpv NPV NPV NPV (inpv inpv ) IRR % (16% 15% ) IRR = 15% + 0,3226% IRR = 15,3226% Karena IRR > MARR (15,3226% > 13%), maka proyek investasi tersebut layak.

72 digilib.uns.ac.id Harga Sewa Minimum Kamar Harga sewa minimum per kamar diperoleh dari mengalikan harga sewa minimum per m 2 dengan luas rata-rata per kamar. Harga kamar hotel ini kemudian ditambah 21% untuk biaya pajak & servis. Jadi, nilai sewa minimum masing-masing kamar sebagai berikut : Kamar Superior = ,147 x 30 = Rp ,41 Biaya Tax & Service 21% = 21% x Rp ,41 = Rp ,126 Total = Rp ,536 / kamar / hari Kamar Deluxe = ,147 x 30 = Rp ,41 Biaya Tax & Service 21% = 21% x Rp ,41 = Rp ,126 Total = Rp ,536 / kamar / hari Kamar Executive = ,147 x 30 = Rp ,41 Biaya Tax & Service 21% = 21% x Rp ,41 = Rp ,126 Total = Rp ,536 / kamar / hari Kamar Suite = ,147 x 60 = Rp ,82 Biaya Tax & Service 21% = 21% x Rp ,82 = Rp ,252 Total = Rp ,072 / kamar / hari Kamar Presiden Suite = ,147 x 90 = Rp ,23 Biaya Tax & Service 21% = 21% x Rp ,23 = Rp ,378 Total =Rp ,608 / kamar / hari

73 digilib.uns.ac.id Analisis Titik Impas (Break Even Point) BEP pada koefisien = 1 dengan R = r Nilai sekarang pendapatan = (P/F,13%,15) x Rp ,- F = Rp ,- x (1 i) n Nilai sekarang pengeluaran = (P/F,13%,15) x Rp ,- F = Rp ,- x (1 i) n Pendapatan bersih per tahun = Pendapatan Tahunan Pengeluaran Tahunan Investasi Untuk mengetahui pada tahun keberapa modal yang telah diinvestasikan dapat kembali, dapat dilihat dari Tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.4 Perhitungan Titik Impas Berdasarkan Sistem Bunga Tetap Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dengan koefisien nilai sewa minimum sama dengan 1, titik impas (break even point) tercapai setelah : ,4 n = 14 (15 14) , ,68 = = 14 tahun 11,9834 bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap bentuk usaha baik milik swasta maupun milik negara yang mempergunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap bentuk usaha baik milik swasta maupun milik negara yang mempergunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Hotel Peraturan menteri tenaga kerja Republik Indonesia no. per-02/men/1999 menyatakan bahwa usaha hotel, restoran dan usaha pariwisata lainnya adalah setiap bentuk usaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Secara umum setiap proyek harus dianalisis dari berbagai aspek. Maksud dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi. Pemilihan berbagai macam

Lebih terperinci

ABSTRACT STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA. Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3)

ABSTRACT STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA. Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3) STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA Sugiyarto 1), Timotheus Ardya Pradipta Atyanta 2), Fajar Sri Handayani 3) 1) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2)

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN 1) Heppy Oktaria, 2) Siti Qomariyah, 3) Sugiyarto 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah A222 Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Permintaan akan fasilitas yang memadai seperti tempat tinggal sementara atau hotel untuk para wisatawan

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-222 Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Daerah Sekitar Bangunan Cold Storage Kegiatan perikanan tangkap komersial skala besar dengan armada kapal motor berbasis di Pelabuhan Benoa. Pelabuhan Benoa disamping

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE CORAL HOTEL DI SURAKARTA Investment Feasibility Study Of The Coral Hotel At Surakarta Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3)

STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3) STUDI KELAYAKAN INVESTASI THE HIMANA CONDOTEL & RESIDENCE Sugiyarto 1),Rheo Ramadhan 2), Fajar Sri Handayani 3) 1) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2) Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BEST WESTERN PREMIER KAPASITAS HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA

STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BEST WESTERN PREMIER KAPASITAS HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BEST WESTERN PREMIER KAPASITAS HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh: Sri Wijaya I.0104137 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta)

ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta) ANALISIS KELAYAKAN HARGA SEWA DAN INVESTASI RUSUNAWA (Studi Kasus Pada Rusunawa Kerkof di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, Surakarta) Dimas Angga P. 1), Sugiyarto 2), Fajar Sri H 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS 1 1. Analisa Pemilihan Proyek 2 Latar Belakang Cara yang aman untuk menangani berbagai alternatif yang menyangkut investasi peralatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1 ANALISA EKONOMI 1 2 3 Nilai tukar uang Ongkos Cash flow Alternatif Ekonomi ROI BEP POT Depresiasi Pajak Inflasi Analisa manfaat-biaya Penganggaran 4 Nilai tukar uang Tahun 2000 Tahun 2014 5 Nilai tukar

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam mencapai tujuan dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan landasan teori yang mendukung, dimana landasan teori ini didapat dari materi mata kuliah yang pernah didapatkan serta

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( )

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA. Oleh : Rachma Prima Aurora ( ) ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CIPUTRA WORLD SURABAYA Oleh : Rachma Prima Aurora (3106 100 130) PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan perumahan di Surabaya semakin sempit karena meningkatnya

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada proyek perumahan Bukit Tirta Nirmala seluas ± 43.869 m² yang dikembangkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BANGUNAN GEDUNG ( Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang )

ANALISIS INVESTASI BANGUNAN GEDUNG ( Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang ) eissn 23548630 ANALISIS INVESTASI BANGUNAN GEDUNG ( Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang ) Hafiedz Akbar A. 1), Sugiyarto 2),Budi Laksito 3) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU

KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU KONSEP PENILAIAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT DISUSUN OLEH: SESILIA ODILIA FAU 2013-31-167 UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN TA 2013/2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA

PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA Agin Abduh Khaer, Christiono Utomo Teknik Sipil - Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya aginabduhkhaer@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN PADA INVESTASI HOTEL NOVOTEL DI KOTA PEKANBARU

ANALISA KELAYAKAN PADA INVESTASI HOTEL NOVOTEL DI KOTA PEKANBARU Jurnal Rab Construction Research Volume 1, No 2, Desember 2016 ANALISA KELAYAKAN PADA INVESTASI HOTEL NOVOTEL DI KOTA PEKANBARU Fitra Ramdhani 1) Dodi Irwandi 2) Novreta Ersyi Darfia 3) Doni Rinaldi Basri

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Analisa Luasan Area Parkir

Analisa Luasan Area Parkir Analisa Luasan Area Parkir Manajemen Pengelolaan Kehadiran dan keberadaan manajemen properti diperlukan baik oleh sektor privat maupun sektor publik yang memiliki dan/atau menggunakan properti, baik dalam

Lebih terperinci

Kuliah ke-5 Ekonomi Teknik Formulasi dan Penggunaan Faktor Interest. Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S.

Kuliah ke-5 Ekonomi Teknik Formulasi dan Penggunaan Faktor Interest. Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. 0/0/206 Kuliah ke-5 Ekonomi Teknik Formulasi dan Penggunaan Faktor Interest Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI

ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI ANALISIS SENSITIVITAS PADA KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MEETING HALL UNTUK MINIMASI RESIKO INVESTASI Mila Faila Sufa Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang. Oleh: Gusriani

Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang. Oleh: Gusriani Analisa Investasi Hotel Axana (Ex Ambacang) - Padang Oleh: Gusriani 3108100701 Latar Belakang 1. Gempa bumi pada tahun 2009 mengakibatkan bangunanbangunan di kota Padang banyak yang runtuh, salah satunya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR GADING KOTA SURAKARTA Analysis on the Investment of Pasar Gading Reconstruction in Surakarta City SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI THE SAFIN HOTEL DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI THE SAFIN HOTEL DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH TUGAS AKHIR RC14-1501 EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI THE SAFIN HOTEL DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH YUDHA PRAMANA NRP. 3113100048 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT., Ph.D DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Modal Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam menyusun anggaran

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci