BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang akan dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis (Subagyo, 2007). Perusahaan menurut Sumarni (1997) dikutip dari Subagyo (2007) adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat. Proyek menurut Gray (1993) dikutip dari Subagyo (2007) adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan menggunakan berbagai sumber daya untuk mendapatkan manfaat (benefit). Kegiatan yang dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan berarti baik sumber daya yang digunakan dalam satu proyek maupun hasil proyek tersebut dapat dipisahkan dari sumber daya dan hasil proyek lain. Kegiatan yang direncanakan berarti baik biaya maupun hasil (output) dapat dihitung maupun diperkirakan. Kegiatan itu dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dapat diperoleh benefit sebesar mungkin. Studi kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha. Beberapa proyek yang gagal ditengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi, dan kredit yang macet didunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari tidak diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. Secara teoritis, jika tiap investasi didahului studi kelayakan yang benar, resiko kegagalan dan kerugian dapat dikendalikan dan diminimalisir sekecil mungkin. Studi kelayakan yang dilakukan secara benar akan menghasilkan laporan yang komprehensif tentang kelayakan proyek atau bisnis yang akan didirikan atau dikembangkan dan kemungkinan resiko yang akan dihadapi atau terjadi (Subagyo, 2007). 4

2 Investasi menurut Subagyo (2007) mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti: 1. Melibatkan sejumlah modal yang besar termasuk biaya kesempatan. Artinya apabila suatu investasi telah dipilih, berarti modal tersebut tidak dapat digunakan untuk membiayai investasi yang lain. 2. Meliputi jangka waktu yang lama, sehingga semakin lama jangka waktu suatu investasi berarti ketidakpastian dan resiko yang dihadapi oleh investasi tersebut semakin besar. 3. Dibatasi oleh sumber daya, artinya alokasi sumber daya untuk suatu investasi akan menghilangkan kesempatan untuk melakukan invesatsi yang lain. 4. Adanya alternatif investasi, karena kegiatan yang berbeda atau yang sama apabila dilakukan dilingkungan yang berbeda akan menghasilkan output yang berbeda pula. Dengan demikian studi kelayakan dimaksudkan untuk menjamin pengeluaran modal yang terbatas agar pencapaian tujuan dapat dilakukan seoptimal mungkin. Analisis yang komprehensif dan menyeluruh terhadap suatu kelayakan investasi mencakup analisis dari berbagai aspek yang harus dilakukan secara terpadu. Pada prinsipnya analisis ini menurut Joesron (2001) akan mencakup analisis aspek pemasaran, analisis aspek teknis dan operasi, analisis aspek finansial, analisis dampak lingkungan, analisis aspek ekonomi dan sosial, analisis aspek sumber daya manusia, serta analisis aspek hukum. Analisis ini akan memberikan tools bagi para pengambil keputusan untuk menganalisis proposal investasi yang diberikan bahkan dapat dijadikan bahan promosi terhadap peluang penanaman modal yang tersedia, sehingga investor memiliki gambaran dan investasi yang jelas mengenai perusahaan yang akan dimasukinya dan menimbulkan minat untuk berinvestasi. Sebagai langkah lanjut dalam upaya menarik masuknya investor, umumnya dipersiapkan road map, business plan dan infomemo (proposal penawaran dilengkapi dengan seluruh informasi dan kelayakan investasi dimaksud). 5

3 2.1.1 Aspek Pemasaran Analisis aspek pemasaran merupakan kunci utama dalam menentukan kelayakan suatu investasi. Menurut Husnan (2000) pengukuran dan peramalan permintaan merupakan pokok bahasan pertama yang dilakukan dari keseluruhan analisa aspek pasar. Hal ini dilakukan untuk keperluan melihat peluang pemasaran yang tersedia untuk proyek yang diusulkan. Pengukuran permintaan terhadap sifat produk menurut Husnan (2000) dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu produk yang sudah mapan dan produk baru. Produk yang sudah mapan adalah produk yang telah diproduksi oleh investor. Dengan demikian proyek yang diusulkan adalah proyek perluasan usaha. Dengan keadaan tersebut, maka data masa lalu dari produk yang bersangkutan dapat dicari dan dikumpulkan. Sedangkan produk baru merupakan tahapan evolusi dari suatu jenis produk yang sudah ada, atau produk baru yang masih dalam satu varietas dengan produk yang telah ada, atau produk yang mendekati sama, atau produk tesebut merupakan produk pengganti (Husnan, 2000). Menurut Husnan (2000) peramalan untuk kedua jenis produk diatas dapat menggunakan beberapa metode. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah: 1. Metode pendapat 2. Metode eksperimen 3. Metode survey 4. Metode time series 5. Metode regresi korelasi 6. Metode input output Metode pendapat sesuai digunakan jika data histori produk yang akan diramalkan tidak tersedia. Analisis selanjutnya menurut Kottler (2000) dikutip dari Joesron (2001) akan diarahkan pada analisis strategi pemasaran untuk menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana segmentasi konsumen produk yang akan dihasilkan tersebut? (segmenting). Segmen mana 6

4 kiranya potensial dijadikan target? (targeting). Bagaimana positioning produk tersebut? (positioning), atau sering disebut STP. Dengan memahami secara baik hasil analisis STP, maka dapat dilakukan analisis pasar yang dapat diraih. Hal ini didukung oleh kemampuan dalam mengenali kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dihadapi (lazim dikenal dengan analisis SWOT ), yang mana menuntut kemampuan dan kepekaan mengenali situasi kompetisi yang berlaku Aspek Teknis dan Operasi Analisis aspek teknis dan operasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan suatu investasi secara teknis dan operasi. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi (Kasmir, 2007). Suatu investasi yang layak secara teknis dan operasi harus memperhitungkan kelayakan dari beberapa aspek sebagaimana dikemukakan oleh Kasmir (2007) sebagai berikut: 1. Lokasi proyek Lokasi proyek, yakni dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi investasi dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama. Variabel-variabel utama tersebut antara lain: ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel bukan utama antara lain: hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan sikap masyarakat. 2. Luas produksi Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien. Sedangkan dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis. 7

5 2.1.3 Aspek Finansial Mengukur kelayakan suatu investasi secara finansial dimulai dari estimasi biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari investasi tersebut. Estimasi biaya menurut Petty (1996) dikutip dari Joesron (2001) akan mencakup: 1. Estimasi biaya investasi awal Estimasi segala biaya yang merupakan pengeluaran yang dipergunakan untuk memperoleh aset fisik yang diharapkan memiliki umur pemakaian lama, meliputi biaya memperoleh ijin usaha, biaya peralatan, biaya instalasi, biaya engineering, biaya pelatihan, biaya pembelian tanah dan lan-lain. 2. Estimasi biaya operasi Biaya operasi umumnya diklasifikasikan atas biaya langsung (segala biaya yang terkait langsung dengan proses produksi mencakup biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung), biaya tidak langsung (segala biaya yang tidak terkait langsung dengan proses produksi mencakup biaya bahan tak langsung) dan biaya komersial (mencakup biaya pemasaran dan biaya administrasi) 3. Estimasi pendapatan Proyeksi pendapatan dapat dilakukan dengan melakukan estimasi jumlah konsumen yang mampu diraih, serta pendapatan yang diperoleh per konsumen yang terkait dengan komponen harga produk per unit. Evaluasi investasi secara global dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan deterministik dan pendekatan probabilistik. Pada dasarnya istilah yang digunakan oleh kedua pendekatan tersebut sama, seperti Net Present Value (NPV). Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan sebagainya. Hal yang membedakan kedua pendekatan deterministik tidak memperhatikan faktor resiko atau cash flow dapat dibuat dalam kondisi sebuah kepastian. Pengerjaan tugas akhir ini menggunakan pendekatan deterministik, oleh karena itu teori yang dipakai hanya evaluasi teknis dengan pendekatan deterministik. Evaluasi atas kelayakan suatu investasi secara finansial dilakukan berdasarkan cash flow yaitu aliran kas yang akan dihasilkan oleh suatu investasi. Perlu dicatat bahwa dasar evaluasi adalah menggunakan cash flow dan bukan menggunakan pendapatan, karena hanya kas-lah yang 8

6 dapat dipergunakan oleh perusahaan kelak untuk membayar dividen atau dipergunakan untuk investasi kembali. Terdapat beberapa indikator finansial yang lazim digunakan oleh analis dalam menilai sehat atau tidaknya suatu investasi secara finansial, yaitu: Net Present Value (NPV) NPV menurut Husnan (2000) didefinisikan sebagai selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Metode ini memperhitungkan nilai uang terhadap waktu sekarang. Semua investasi, pengeluaran dan pendapatan yang membentuk suatu cash flow untuk periode waktu tertentu (sampai umur ekonomis investasi) dan nilai akhir investasi dikonversikan ke dalam nilai sekarang dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, langkah-langkah analisis kelayakan investasi dengan menggunakan metode NPV menurut Sumastuti (2006) adalah sebagai berikut: (1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek. (2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek. (3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih. Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut: NPV = PW pendapatan PW pengeluaran.... (2.1) keterangan: PW pendapatan = Present Worth pada pendapatan usaha PW pengeluaran = Present Worth pada pengeluaran usaha 9

7 Suatu investasi dikatakan layak secara ekonomis apabila investasi tersebut memiliki NPV lebih besar dari nol, dimana ini berarti cash flow yang dihasilkan melebihi jumlah yang diinvestasikan. Jika ada beberapa alternative investasi dengan NPV lebih besar dari nol, maka dipilih investasi dengan NPV terbesar. Kelebihan dan kekurangan dari metode NPV menurut Subagyo (2007) adalah: Kelebihan 1. Memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih realistis terhadap perubahan harga. 2. Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. 3. Memperhitungkan adanya nilai sisa proyek. Kekurangan 1. Lebih sulit dalam penggunaan perhitungan. 2. Derajat kelayakan selain dipengaruhi arus kas juga oleh faktor usia ekonomis proyek Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return menurut Husnan (2000) adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Penentuan nilai Internal Rate of Return tidak dapat dilakukan dengan suatu matematis, tetapi dilakukan secara trial and error dan interpolasi. Sehingga untuk menentukan IRR suatu investasi perlu dicari harga NPV 1 dengan tingkat suku bunga sembarang (i 1 ) kemudian tentukan pula harga NPV 2 dengan tingkat suku bunga i 2. Maka nilai IRR dapat didekati dengan persamaan interpolasi berikut: NPV2 IRR = i + ( i2 i1 ). (2.2) 2 NPV NPV 1 2 Pada umumnya investor akan membandingkan IRR ini dengan apa yang dinamakan Minimal Attractive Rate of Return (MARR) yang merupakan suatu tingkat pengembalian tertentu yang dapat diperoleh relatif tanpa resiko misalnya dengan membandingkan tingkat pengembalian dari investasi yang ditanam melalui deposito. 10

8 Suatu investasi dikatakan layak secara ekonomis apabila memiliki nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang MARR. Apabila ada beberapa investasi alternatif yang tidak sama bidang bisnisnya (tidak satu proyek) dengan nilai IRR lebih besar dari MARR, maka investasi dengan IRR terbesar yang lebih baik. IRR > MARR IRR = MARR IRR < MARR lebih baik berinvestasi tidak terdapat perbedaan lebih baik tidak berinvestasi Profitability Index (PI) Profitability index menurut Subagyo (2007) adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus pendapatan selama umur evaluasinya dan pengeluaran awal proyek. Jumlah nilai sekarang arus pendapatan selama umur evaluasi hanya memperhitungkan arus pendapatan pada tahun pertama hingga tahun terakhir dan tidak termasuk pengeluaran awal. PI = PW of Arus Pendapatan (year 1 to n) (2.3) PW of Investment (year 0) Kriteria kelayakan: 1. Investasi dinilai layak PI 1 2. Investasi dinilai tidak layak jika PI < 1 Dalam melakukan analisis dengan menggunakan ketiga tools diatas, perlu diperhatikan dua faktor menurut Joesron (2001) yaitu: 1. Periode Evaluasi Periode yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi secara finansial diestimasikan berdasarkan faktor tertentu misalnya usia kepemilikan (ownership life) usaha apakah terhingga atau pribadi. 11

9 2. Konsep nilai uang terhadap waktu (time value of money) Konsep nilai uang terhadap waktu dikembangkan dengan memperhatikan faktor terpengaruhnya waktu dan daya pendapatan terhadap sejumlah uang. Oleh karenanya uang disebut juga sebagai aset yang berharga, maksudnya uang dapat pula digandakan nilainya seperti modal lainnya. Namun, cara penggandaannya dilakukan dengan memberlakukan sejumlah bunga. Dengan demikian nilainya akan terus bertambah sejalan dengan bergeraknya waktu. Kelebihan dan kekurangan dari metode IRR menurut Subagyo (2007) adalah: Kelebihan 1. Sudah mempertimbangkan nilai uang yang disebabkan faktor waktu 2. Memperhitungkan usia ekonomis proyek 3. Memperhitungkan adanya nilai sisa proyek 4. Bank lebih mudah menentukan persentase tingkat suku bunga maksimum yang bisa ditutup (covered) proyek. Kekurangan Lebih sulit dalam penggunaan perhitungannya, namun dengan program komputer masalah perhitungan ini bisa diatasi Payback Period (PP) Payback period menurut Husnan (2000) adalah metode untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun dan sebagainya). Jika payback period lebih pendek daripada waktu yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama proyek ditolak. Konsep payback period inipun menggunakan konsep nilai uang terhadap waktu. Persamaan umum untuk mendapatkan harga payback period adalah sebagai berikut: k t=1 NCI t = INV (2.4) 12

10 Dimana: NCI t = net cash inflow dari investasi pada tahun ke-t INV = investasi awal k = periode waktu pengembalian Suatu investasi dikatakan baik secara ekonomi apabila periode waktu pengembaliannya (k) relatif kecil. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai k berarti semakin cepat proses pengembalian suatu investasi. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah perhitungan PP ini sama sekali tidak mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu. Jadi, harga PP bukan merupakan alat ukur profitabilitas, tetapi lebih mengarah kepada alat pengukur kecepatan kembalinya dana. Kelebihan dan kekurangan dari metode PP menurut Subagyo (2007) adalah: Kelebihan 1. Mudah dalam penggunaan dan perhitungan 2. Berguna untuk memilih proyek yang mempunyai masa pemulihan tercepat 3. Masa pemulihan modal dapat digunakan untuk alat prediksi resiko ketidakpastian pada masa mendatang. Masa pemulihan tercepat memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lebih lama. Kekurangan 1. Mengabaikan adanya perubahan nilai uang dari waktu ke waktu 2. Mengabaikan arus kas setelah periode pemulihan modal dicapai 3. Mengabaikan nilai sisa proses 4. Sering menjebak analisator, jika biaya modal atau bunga kredit tidak diperhitungkan dalam arus kas yang menyebabkan usaha tidak likuid Break Even Point (BEP) Break even point menurut Husnan (2000) dipergunakan untuk memperkirakan berapa minimal perusahaan harus bisa menghasilkan dan menjual produknya agar tidak menderita rugi atau sering juga dikatakan bahwa perusahaan yang break even adalah perusahaan yang 13

11 memperoleh laba = Rp 0. Perusahaan yang break even dapat juga disebut sebagai perusahaan yang memperoleh NPV = Rp 0. Untuk bisa menggunakan analisa ini, diperlukan beberapa persyaratan. Menurut Husnan (2000) diantaranya adalah: 1. Biaya dibagi menjadi biaya tetap dan variabel 2. Perusahaan hanya menjual satu jenis produk saja. Kalaupun perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk, komposisi produk-produk ini dianggap tetap. 3. Unit yang dihasilkan adalah sama dengan unit yang dijual. Sering juga ditambahkan bahwa harga jual per unit dianggap konstan. Tetapi ini tidaklah merupakan suatu keharusan. Bisa saja harga jual per unit tidak konstan. Ini hanya akan mempengaruhi bentuk kurva menjadi tidak linear. Hal yang sama berlaku untuk biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang berubah apabila unit yang dihasilkan berubah. Apabila perubahan ini proporsional, maka berarti biaya variabel per unit adalah tetap. Tetapi apabila tidak, maka biaya variabel per unit tidak konstan (Husnan, 2000). Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak berubah meskipun unit yang dihasilkan mengalami perubahan. Tentu saja tidak berubahnya biaya ini terbatas dalam kisaran tertentu. Meskipun demikian, dalam analisa sering dipergunakan asumsi-asumsi seperti biaya variabel per unit konstan, biaya tetap besarnya konstan dalam kisaran produksi berapapun dan harga per unit juga konstan (Husnan, 2000). Menurut Husnan (2000) Perusahaan dalam keadaan break even akan terjadi ketika laba = Rp 0, maka biaya total = penghasilan. Dalam bentuk persamaan hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Penghasilan = biaya total (2.5) Penghasilan = (Unit yang dijual) x (harga jual per unit).... (2.6) Biaya total = (biaya tetap) + (biaya variabel) x (unit yang dijual)... (2.7) 14

12 Jika x adalah unit yang dihasilkan dan dijual (pada break even point) y adalah penghasilan (biaya total) fc adalah biaya tetap p adalah harga jual per unit vc adalah biaya variabel Maka dapat dihasilkan persamaan sebagai berikut: Persamaan untuk penghasilan y = px. (2.8) Persamaan untuk biaya total y = (vc) x + fc (2.9) Oleh karena itu, Px = (vc) x +fc... (2.10) Dan fc x =.. (2.11) p vc Rumus diatas merupakan persamaan break even yang dinyatakan dalam unit. Jika ingin menghitung break even dalam bentuk Rupiah, maka persamaan (2.12) dikalikan dengan satuan moneter (Rp), persamaan akan menjadi: x = fc vc 1 p.. (2.12) Jika jenis produk yang dihasilkan lebih dari 1, maka untuk mempermudah perhitungan BEP kurva diatas dapat dimodifikasi, dengan menggunakan komponen Marginal cost. Marginal cost merupakan selisih antara harga jual tiap produk dengan biaya variabel tiap produk. Dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut: Marginal cost = Harga Jual Biaya Variabel (2.13) 15

13 2.1.4 Aspek Dampak Lingkungan Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan (Kasmir, 2007). Dampak yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada saat kegiatan usaha atau proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di masa yang akan datang (Kasmir, 2007). Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi atau sosial (Kasmir, 2007). Pengutamaan telaah AMDAL secara khusus adalah meliputi dampak lingkungan sekitarnya, baik di dalam usaha atau proyek maupun diluar suatu proyek yang akan dijalankan (Kasmir, 2007). Secara garis besar proses AMDAL sebagaimana dikemukakan oleh Kasmir (2007) mencakup langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dampak dari rencana usaha atau kegiatan 2. Mengurai rona lingkungan awal 3. Memprediksi dampak besar dan penting 4. Mengevaluasi dampak besar dan penting dan merumuskan rencana pengelolaan Aspek Sumber Daya Manusia Analisis terhadap aspek sumber daya manusia (SDM) meliputi analisis beberapa faktor sebagaimana yang dikemukakan oleh Werther, W.B. (1993) dikutip dari Joesron (2001) sebagai berikut: 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi harus sesuai dengan jenis usaha yang akan dijalankan, misalnya penggunaan jenis struktur organisasi produk apabila usaha yang dijalankan dihadapkan pada situasi lingkungan yang tidak stabil, berukuran besar dan menghasilkan banyak produk. 16

14 2. Perencanaan tenaga kerja Perencanaan tenaga kerja yang baik dimulai dari kesesuaian antara struktur tenaga kerja dengan struktur organisasinya. Selanjutnya faktor-faktor perencanaan tenaga kerja yang harus dianalisis meliputi skill, sumber, umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan kesehatan tengan kerja. Tersedianya SDM perusahaan yang kompeten dan profesional merupakan persyaratan mutlak bagi keberhasilan suatu industri. Melalui ketersediaan SDM yang dapat diandalkan, investor dapat berharap perusahaan yang akan dimasukinya memiliki corporate culture yang baik dalam rangka menciptakan good corporate governance Aspek Hukum Aspek legal menurut Kasmir (2007) berkaitan dengan jaminan hukum untuk perusahaan. Dengan adanya kepastian hukum, pihak investor dapat terhindar dari kemungkinan adanya kerugian yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki (Kasmir, 2007). Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan (Kasmir, 2007). 2.2 Segmenting Targeting Positioning (STP) Metode STP menurut Joesron (2001) digunakan untuk mendukung analisis strategi pasar. Penjelasan terhadap masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut: Segmenting Segmentasi pasar adalah proses untuk mencari peluang yang ada didalam pasar untuk dijadikan proses pengembangan pasar. Segmentasi pasar dilakukan karena pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan market pull, yaitu pendekatan yang mencari peluang inovasi 17

15 dengan melihat lebih dekat kebutuhan pasar. Dalam pendefinisian pasar, informasi penting yang ingin diperoleh adalah What dan Who. What adalah pertanyaan yang mencoba menjawab apa yang dibutuhkan oleh pasar dalam hal ini adalah fungsi yang diinginkan oleh pasar. Who menjawab dari segi siapa yang membutuhkannya. Selain dari segi pasar, diperlukan juga analisis dari segi teknologi push sebagai peluang untuk adanya inovasi Targeting Setelah segmentasi pasar selesai dilakukan, maka terdapat beberapa segmen yang layak untuk dimasuki karena dianggap paling potensial. Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran (targeting) adalah mengevaluasi keaktifan setiap segmen. Kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan Positioning Setelah dilakukan penentuan target pasar, maka langkah selanjutnya adalah memposisikan produk yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah bagaimana produk batu kapur didefinisikan oleh konsumen atas dasar kualitasnya. Tujuan penetapan posisi pasar adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan kedalam benak konsumen. 2.3 Depresiasi Dalam melakukan perhitungan arus pendapatan tiap tahun dari sebuah investasi yang juga diperlukan pada perhitungan keempat kriteria kelayakan investasi diatas (NPV, IRR, PP, PI), maka harus dihitung besar depresiasi terhadap aset investasi. 18

16 Depresiasi menurut Newnan (1988) didefinisikan sebagai penurunan dalam nilai kepemilikan selama periode waktu tertentu. Depresiasi adalah alokasi biaya yang dikeluarkan untuk ongkos dari pengurangan nilai investasi awal selama umur depresiasi. Nilai akhir dari suatu depresiasi disebut nilai sisa. Akan tetapi, tidak semua aset mempunyasi nilai sisa. Dalam depresiasi dikenal juga istilah book value, yaitu nilai pengurangan dari harga aset yang diakibatkan oleh adanya depresiasi. Beberapa istilah yang berhubungan dengan perhitungan depresiasi, adalah: 1. Investasi awal disimbolkan dengan P. Investasi awal ini adalah harga awal dari suatu aset. 2. Lamanya penggunaan aset (dalam tahun) disimbolkan dengan N. Lamanya penggunaan suatu aset biasanya ditentukan oleh sampai berapa lama aset itu dapat berfungsi dengan baik. 3. Nilai sisa pada akhir umur penggunaan disimbolkan dengan S. Nilai sisa ini merupakan nilai jual suatu aset pada akhir umur penggunaannya. Depresiasi pada suatu aset atau properti biasanya disebabkan karena faktor-faktor berikut : 1. Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau properti tersebut 2. Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar 3. Penurunan kebutuhan produksi atau jasa 4. Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan teknologi 5. Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan ongkos yang lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai. Besarnya depresiasi tahunan yang dikenakan pada suatu properti akan tergantung pada beberapa hal, yaitu: 1. Ongkos investasi dari properti tersebut 2. Tanggal pemakaian awalnya 3. Estimasi masa pakainya 4. Nilai sisa yang ditetapkan 5. Metode depresiasi yang digunakan 19

17 Metode perhitungan depresiasi adalah: Metode Depresiasi Garis Lurus (Straight Line) Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset secara linier (proporsional) terhadap waktu atau umur dari asset tersebut (Newnan, 1988). Metode ini cukup banyak dipakai karena memang perhitungannya cukup sederhana. Besarnya depresiasi tiap tahun dengan metode garis lurus dihitung berdasarkan: 1 D = ( P S). (2.14) N keterangan: D P S N = besarnya depresiasi = harga awal = nilai sisa = masa pakai (umur) aset dinyatakan dalam tahun 20

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek menurut Husnan dan Muhammad (2000: 4) adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan suatu proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada proyek perumahan Bukit Tirta Nirmala seluas ± 43.869 m² yang dikembangkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci