PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERKEBUNAN ACEH

Transkripsi

1 ISSN Pages pp PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERKEBUNAN ACEH Gusdiana 1, Jasman J. Ma ruf 2, Sulaiman 3 1) Magister Manajemen Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: This study aimed to determine the effect of education and technical training on work motivation and its impact on employees performance at the Aceh Plantations Department. The population of this study is overall employees who work at the Aceh Plantations Department that are 222 employees. Total sample of 100 employees were taken by using proportional random sampling. The analytical method used is multiple linear regressions. The results showed that the education and technical training simultaneously and significantly effect on work motivation and also the employee performance. However, it is only technical training not to have significant partially effect on employee performance. Work motivation acts as a partial mediator between education and the performance of employees and as fully mediators between them. The implication of this research is the Aceh Plantations Department need to increase work motivation through education and technical training, thus increasing employee performance. Keywords: Education, Technical Training, Work Motivation, and Employee Performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja serta dampaknya pada kinerja pegawai pada Dinas Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pegawai yang bekerja pada Dinas Perkebunan Aceh yang berjumlah 222 pegawai. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan proposional random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan teknis berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap motivasi kerja dan juga terhadap kinerja pegawai. Namun, hanya pelatihan teknis yang tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berperan sebagai partial mediator diantara pendidikan dan kinerja pegawai dan fully mediator diantara pelatihan teknis dan kinerja pegawai. Implikasi dari penelitian ini, Dinas Perkebunan Aceh perlu meningkatkan motivasi kerja melalui pendidikan dan pelatihan teknis, sehingga kinerja pegawai meningkat. Kata Kunci : Pendidikan, Pelatihan teknis, Motivasi Kerja, dan Kinerja Pegawai PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari peran Sumberdaya Manusia (SDM).Penanganan sumberdaya manusia yang efektif, efesien dan terarah sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai.penanganan sumberdaya manusia dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan teknis Volume 4, No. 4, November 2015 Namun demikian, pendidikan dan pelatihan saja belum cukup, diperlukan juga adanya pembinaan dan motivasi kerja pegawai untuk menumbuhkan dan meningkatkan kinerja pegawai yang kuat dalam rangka meningkatkan prestasinya (Dwiyanto, 2003). Motivasi merupakan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan beritegrasi dengan segala daya upaya untuk

2 mencapai kepuasan. Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang (Hasibuan, 2006). Fenomena yang selama ini terjadi di Dinas Perkebunan Aceh pada saat ini adalah terjadinya penurunan kinerja para pegawai yang ditandai dengan tertundanya beberapa jadwal agenda pelaksanaan kegiatan pertemuan sehingga tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam Rencana Operasional Pelaksanaan Kegiatan (ROPAK). Sebagai contoh, Pelaksanaan pertemuan Validasi Data Statistik Perkebunan yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Maret 2014 namun hingga bulan Juni 2014 belum terlaksana secara keseluruhan karena data-data pendukung belum semuanya terpenuhi dari berbagai bidang dibawah lingkup Disbun Aceh. Dari pengamatan penulis sehari-hari, penurunan motivasi kerja seperti yang tersebut di atas, juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya oleh pendidikan dan pelatihan teknis. Oleh karena itu, berdasarkan latar balakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Teknis Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan Aceh (Studi Kasus). Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara simultan dan parsial terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas 2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara partial dan simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kegawai pada Dinas 4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung pendidikan dan pelatihan teknis terhadap kinerja pegawai yang dimediasi oleh motivasi kerja pegawai pada Dinas STUDI KEPUSTAKAAN Kinerja Pegawai Menurut Veitzal Rivai (2004) Kinerja merupakan prilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi. Selanjutnya Gomes (2003) mengemukakan bahwa kinerja adalah catatan yang dihasilkan atau ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Dari gambaran di atas, maka kinerja pegawai dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per periode dalam melaksanakan tugasnya. Volume 4, No. 4, November

3 Motivasi Kerja Menurut Wahjosumidjo (2006), Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencermikan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi dalam diri sendiri. Lebih lanjut Manulang (2004) menyatakan bahwa Motivasi adalah memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya. Sedangkan menurut Nawawi (2003), Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan /kegiatan yang berlangsung secara sadar. Berdasarkan gambaran definisi di atas, maka motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung dalam interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia. Pendidikan Menurut Robbins (2006), pendidikan merupakan proses pembelajaran, pembelajaran adalah setiap perubahan prilaku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Selanjutnya menurut Sedarmayanti, (2003) bahwa pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Pelatihan Teknis Menurut Amstrong (2000) mengemukan bahwa pelatihan adalah konsep terencana yang terintegrasi, yang cermat, yang dirancang untuk menghasilkan pemahaman yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja pekerjaan. Selanjutnya menurut Oemar Humalik (2001), pelatihan merupakan suatu fungsi Manajemen yang perlu dilaksanakan terusmenerus dalam rangka pembinaan ketenagaan dalam organisasi. Secara spesifik, proses latihan itu merupakan tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara berkesinambungan, bertahap dan terpadu. Pengaruh Pendidikan terhadap Motivasi Kerja Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas kemampuan professional individu, Sedarmayanti (2003). Selain itu juga dapat berfungsi sebagai alat penghasil tenaga terdidik dan terlatih yang akan menjadi sumber penggerak pembangunan. Fungsi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu sistem pemasok tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan dipercaya dapat mempengaruhi motivasi dan meningkatkan kinerja (Manulang, 2004). Berdasarkan uraian di atas, maka variabel pendidikan akan mempengaruhi variabel motivasi kerja Volume 4, No. 4, November 2015

4 Pengaruh Pelatihan Tehnis terhadap Motivasi Kerja Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pelatihan teknis pada dasarnya adalah proses belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka dan memberikan bantuan bagi para karyawan atau pekerja untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan mereka, Veithzal Rivai (2004).Selain itu pelatihan teknis juga dapat mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan tertentu dalam memperoleh keahlian dalam pekerjaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka semakin tinggginya kemampuan, keterampilan atau keahlian teknis akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai pada sebuah organisasi (Hasibuan, 2006). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan berintergrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Hasibuan (2006). Selanjutnya Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik (Fuad Mas ud, 2004). Lebih lanjut, Soegiri (2004) menyebutkan bahwa hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja pegawai akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan semakin tinggginya keinginan atau motivasi seeorang untuk berhasilnya sebuah pekerjaan yang dilakukan, dan setelah berhasil mendapat penghargaan atas pekerjaannya, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai dan organisasi. Pengaruh Pendidikan Pegawai terhadap Kinerja Pendidikan merupakan proses pembelajaran melalui proses dan prosedur yang sistematis yang terorganisir baik teknis maupun manajerial yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama (Robbins, 2006). Pendidikan mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemapuan SDM dalam peningkatkan kinerja. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan kinerja yang dicapai. seseorang semakin besar tingkat Pengaruh Pelatihan Teknis terhadap Kinerja Pegawai Pelatihan teknis yang dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan atau penguasaan keterampilan dibidang tugas yang terkait dengan pekerjaan PNS sehingga mampu Volume 4, No. 4, November

5 melaksanakan tugas dan secara professional. tangggungjawabnya Hal ini dipertegas oleh Veithzal Rivai (2004) Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah untuk mencapai tujuan organisasi. tingkah laku karyawan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan variabel Pelatihan teknisakan mempengaruhi variabel kinerja pegawai. Kerangka Konseptual Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah, telaah pustaka, maka sebuah model konseptual atau kerangka pemikiran teoritis ini, yaitu diagram berikut: Pendidikan Pelatihan Teknis dapat dikembangkan dalam penelitian seperti yang digambarkan dalam Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Hipotesis H A1: Terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara simultan, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Motivasi Kerja H A2: Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kinerja Pegawai H A3: Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. H A4: Terdapat pengaruh pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi kerja secara simultan, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. H A5: Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. H A6: Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. H A7: Terdapat pengaruh motivasi kerja secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. H A8: Terdapat pengaruh tidak langsung pendidikan secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. H A9: Terdapat pengaruh tidak langsung pelatihan teknis secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. METODOLOGI Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja serta dampaknya terhadap kinerja pegawai. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil di Dinas 95 - Volume 4, No. 4, November 2015

6 Perkebunan Aceh yang berjumlah 222 orang. Jumlah sampel sebayak 100 orang. Penarikan sampel dilakukan berdasarkan teknik Propability Sampling. Penelitian ini menggunakan Proporsional Random Sampling. yang menggambarkan proporsi menurut bidang. Desain Kuesioner Kuesioner penelitian ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama yaitu pertanyaan tentang pendidikan. Bagian kedua berisikan pertanyaan tentang pelatihan teknis. Bagian ketiga merupakan pertanyaan mengenai motivasi kerja, dan bagian terakhir adalah pertanyaan tentang kinerja pegawai Dinas HASIL DAN PEMBAHASAN Validitas dan Reliabilitas Studi ini telah melaksanakan pilot project ebelum dilakukan penelitian utama, yaitu unutk uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang melibatkan 30 responden yang terpilih secara random. 1. Validitas Hasil pengujian instrumen penelitian terhadap 30 responden menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel-varibel independen mempunyai nilai korelasi r lebih besar dari Ini berarti item pernyataan untuk semua variabel adalah valid. 2. Reliabilitas Hasil pengujian reliabilitas item-total statistik terhadap 30 responden sebagaimana tertera pada tabel berikut ini: Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel/Sub Cronbach Reliabilitas Variabel Alpha X 1 Pendidikan Reliabel Pelatihan X Reliabel Teknis Motivasi Y Reliabel Kerja Kinerja Z Reliabel Pegawai Sumber: Hasil Pengolahan Data, Berdasarkan hasil uji sebagaimana tabel di atas, maka semua instrumen penelitian dinyatakan handal. Analisis Faktor Hasil analisis faktor eksploratori juga menghasilkan keadaan di mana terdapat 3 indikator pengukur variabel pendidikan, 4 indikator pengukur pelatihan teknis. Dari 6 indikator pengukur pelatihan teknis, maka yang tersisa sebanyak 4 indikator yang memenuhi syarat karena mempunyai nilai loading yang lebih besar dari 0,5. (Hair et al., 2006). Selanjutnya, analisis faktor juga menunjukkan bahwa dari 5 indikator maka tersisa 3 indikator pengukur motivasi kerja dan dari 8 indikator tersisa 6 indikator pengukur kinerja pegawai, yang masing-masing tersebar ke dalam 2 kolom faktor. Volume 4, No. 4, November

7 Pengujian Asumsi Klasik - Uji Normalitas Dapat disimpulkan bahwa garis diagonal PP-Plot memberikan pola distribusi normal, sehingga model regresi layak digunakan (Ghozali, 2005: 110). - Uji Multikolinearitas Dari hasil pengujian menunjukkan tolerance value dari kedua variabel independen berada di atas 0.1. dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10, maka persamaan regresi linear berganda tidak terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2005: 91). - Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian menunjukkan karena tidak ada pola tertentu dalam grafik scatterplot dan titik-titik yang ada bentuk pola reguler tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ghozali (2001). Analisis Regresi Linear Berganda - Pembuktian Hipotesis Hubungan/ Pengaruh Langsung (Direct Effect) Berikut adalah hasil pengujian hipotesis secara simultan, adalah: Tabel 2. ANOVA (b) Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (Constant), Pelatihan Teknis, Pendidikan b. Dependent Variable: Motivasi Kerja Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.464(a) Model 1 (Constant) Pendidikan Pelatihan Teknis Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikansi uji F sebesar atau F hitung (13.303) > F tabel (2.264), berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel pendidikan dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja. Selanjutnya, Uji-t dan hasil analisis regresi linear berganda dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. Model Summary (b) a Predictors: (Constant), Pendidikan, Pelatihan Teknis. b Dependent Variable: Motivasi Nilai pengaruh variabel independent terhadap variable dependent sebesar atau 19,9%. Dengan kata lain, bila terjadi peningkatan aktivitas pendidikan dan pelatihan teknis, maka akan meningkatkan derajat motivasi kerja perubahan tersebut. a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Unstandardized Coefficients sebesar 19,9% dari nilai Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta Hasil regresi di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara partial, positif dan signifikan antara variabel pendidikan dengan motivasi sebesar 0,234 atau 23,4% (P<0,05). Selanjutnya, pelatihan teknis memiliki hubungan secara partial, positif dan 97 - Volume 4, No. 4, November 2015

8 signifikan dengan motivasi kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,340 atau 34,0% (P <0,05). Tabel berikut menjelaskan pula hasil pengujian pengaruh pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai. Tabel 5. ANOVA (b) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression (a) Residual Total a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Pendidikan, Pelatihan Teknis. b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai. Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikansi uji F sebesar atau F hitung (9.297) > F tabel (2.264), berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya, Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah pendidikan, pelatihan teknis, dan motivsi berpengaruh secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 6. Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.474(a) a Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Pendidikan, Pelatihan Teknis b Dependent Variable: Kinerja Pegawai Hasil regresi di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variable pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,474 atau 47,4% dengan nilai pengaruh variable independent terhadap variable dependent sebesar 0,201 atau 20,1%. Model 1 (Constant) Pendidikan Pelatihan Teknis Motivasi Kerja Selanjutnya, koeefisien korelasi dari regressi berganda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Coefficients a Standardized Coefficients Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF B Std. Error Beta Nilai koefisien regresi berganda dari variable pendidikan adalah sebesar 0,213 dengan P value = 0,001 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara pendidikan dan kinerja pegawai karyawan adalah signifikan. Kemudian, nilai koefisien regresi berganda dari variabel pelatihan teknis adalah 0,130 atau 13,0% dengan tingkat signifikan sebesar 0,197 > 0,05. Dan, nilai koefisien kolerasi dari motivasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,280 atau 28,0% dengan tingkat signifikansi adalah 0,007 < 0,05. - Pembuktian Hipotesis Hubungan/ Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) Gambar berikut akan membahas tentang pengaruh variabel mediasi (motivasi) di antara hubungan tersebut. Volume 4, No. 4, November

9 MK β1= 0,234 β4= 0,280 P β3 = β2 = KP MK = 0,234P R 2 = 0,199 F = 13,303 KP = 0,213P R 2 = 0,108 F = 12,997 KP = 0,325P + 0,280MK R 2 = 0,195 F = 13,007 Rangkuman diterima ataupun ditolaknya hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat sebagaimana dalam table berikut ini. Tabel 8. Rangkuman dari Pembuktian Hipotesis P <.05 Gambar 2. Pembuktian Pengaruh Mediasi dari Variabel Motivasi diantara Hubungan Variabel Pendidikan dengan Kinerja pegawai Dinas Berdasarkan gambaran menunjukkan motivasi memiliki peran sebagai variabel mediasi parsial (Partially mediation) antara variable pendidikan dan variabel kinerja pegawai. Selanjutnya, Gambar 3 akan membahas tentang pengaruh variabel mediasi (motivasi) di antara hubungan pelatihan teknis dan kinerja pegawai. Gambar 3. Pembuktian Pengaruh Mediasi dari Variabel Motivasi diantara Hubungan Variabel Pelatihan teknis dengan Kinerja pegawai Dinas Gambar di atas menunjukkan bahwa bila dikaitkan dengan metode dari Baron dan Kenny (1986) berarti bahwa variabel pelatihan teknis memiliki peran sebagai dimediasi penuh (Fully mediation) antara variable independen Pelatihan teknis dan variabel dependen kinerja Pegawai. β1= 0,340 β4= 0,280 β3 = 0,335 β2 = 0,130 MK = 0,340 PT R 2 = 0,156 F = 19,566 KP = 0,130 PT R 2 = 0,083 F = 9,957 KP = 0,335PT + 0,280MK R 2 = 0,169 F = 11,068 P <.05 PT MK KP HA1 HA2 HA3 HA4 HA5 HA6 HA7 Hipotesis Terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara simultan, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Terdapat pengaruh pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi kerja secara simultan, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh motivasi kerja secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. HA8 Terdapat pengaruh tidak langsung pendidikan secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. HA9 Terdapat pengaruh tidak langsung pelatihan teknis secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. Kondisi Note: = hipotesis tidak ditolak (hipothesis diterima) X = hipotesis ditolak Berdasarkan hasil dari analisis statistik, gambaran hubungan/pengaruh langsung (direct effect) dalam model penelitian ini dapat dilihat dengan jelas berikut ini. Pendidikan Pelatihan Teknis β1= 0,234(S) β2 = 0,340(S) p <.05 ns = not significant sebagaimana dalam gambar Gambar 4. Kondisi Signifikansi Hubungan antar Variabel dalam Model. R 2 = Motivasi Kerja β3 = 0,213 (S) β4= 0,130 (NS) β5= 0,280(S) Kinerja Pegawai R 2 = X 99 - Volume 4, No. 4, November 2015

10 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Pendidikan mempengaruhi baik motivasi maupun kinerja pegawai Dinas Pelatihan teknis terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Faktor motivasi berperan sebagai variabel mediasi secara parsial diantara hubungan pendidikan dan kinerja pegawai, dan secara penuh terhadap hubungan pelatihan teknis dengan kinerja pegawai. Rekomendasi Untuk dapat menciptakan kinerja pegawai yang tinggi, maka pimpinan Dinas Perkebunan Aceh harus dapat meningkatkan pendidikan dengan memberikan lebih banyak pelatihan kerja dan juga memperhatikan pelatihan teknis. Hair, J. F., Anderson, R., E., Tatham, R.L., & Black, W.C Multivariate data analysis. 7/E, Prentice Hall, Pearson Educational International. Hair, J.F., Bush, R.P., & Ortinau, D.J Marketing research within a changing information environment. Third Edition (Revised International Edition), McGraw- Hill/Irwin, New York. Hasibuan, M. S.P Manajemen Sumberdaya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Malhotra, K. N Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Manulang, M Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Administrasi Negara Edisi keempat, BPFE. Yogyakarta. Oemar, H Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Robbins, S. P Organization Behavior. Ninth Edition Prentice Hall. New Jersey. Robbins, S.P Prilaku Organisasi, elompok Gramedia, Jakarta. Sedarmayanti Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit PT. Refika Aditia, Bandung. Veithzal, R Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Wahjosumidjo Kepemimpinan dan Motivasi, Penerbit Galia Indonesia Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Amstrong, M Pedoman Manajemen, Manajemen Sumberdaya Manusia, Elex Media Kompotindu. Jakarta. Baron and Kenny Research Methods for Business. New York: Jhon Wiley and Sons. Inc. Dwiyanto, Agus, dkk Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Study Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada Jakarta. Ghozali, Imam Analisis Mulitivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Gomes, Cardoso and Faustino Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Volume 4, No. 4, November