yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman be

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman be"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN INDIKATOR KINERJA UNIT PENGELOLA KEUANGAN PADA PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PAR, ROI DAN CCR Chendany Philoshopia Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma chendanyphiloshopia@yahoo.com Abstrak : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri Perkotaan berada dibawah naungan Departemen Pekerjaan Umum sedangkan PNPM Mandiri Pedesaan di bawah naungan Departemen Dalam Negeri. Terdapat 2 program yang beroperasi pada PNPM Mandiri, PNPM Mandiri Perkotaan yang dikelola UPK Perkotaan dan PNPM Mandiri Pedesaan yang dikelola UPK pedesaan. Tujuan dari program ini antara lain meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Pada PNPM Mandiri ini terdapat program ekonomi, sosial dan infrastruktur. Unit Pengelola Keuangan (UPK) adalah lembaga yang mengelola dana bergulir pada PNPM Mandiri tersebut. Data yang digunakan adalah 6 UPK Perkotaan dan 6 UPK Pedesaan pada 10 Kabupaten di Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi ke Kabupaten Boyolali, Rembang, Jepara, Sukoharjo, Magelang, Pekalongan, Wonogiri, Grobogan, Brebes dan Karanganyar. Variabel yang digunakan dalam penulisan ini adalah pinjaman berisiko (PAR), tingkat perputaran investasi (ROI), rasio pendapatan (CCr) dan secara keseluruhan variable tersebut. Hasil perhitungan menggunakan metode statistik Mean Whitney menunjukkan perbedaan signifikan hanya terdapat pada nilai pinjaman berisiko (PAR). Sehingga disimpulkan bahwa masih perlu adanya strategi penanganan pinjaman berisiko. Kata kunci : Perbandingan Kinerja Keuangan, PAR, ROI, CCr PENDAHULUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari program ini antara lain meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. PNPM Mandiri secara nyata berdampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Kegiatan PNPM Mandiri dan kegiatan pendukung Pengentasan Kemiskinan yang dijalankan di Jawa Tengah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 7,49%. (Ir. H. Muhammad Tamzil. 2010) Penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan Pinjaman Bergulir, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri, dilakukan salah satu strategi yaitu menetapkan kriteria untuk kinerja memuaskan dan kinerja minimal

2 yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman bergulir adalah PAR, ROI dan CCr. Nilai pinjaman berisiko (PAR) adalah rasio yang menunjukkan berapa persentase nilai pinjaman yang mengalami keterlambatan pengembalian selama beberapa hari dari tanggal pembayaran. Pada penulisan ini, digunakan PAR dengan keterlambatan 90 hari atau lebih. Rasio perputaran investasi (ROI) digunakan untuk mengetahui persentase nilai laba bersih yang dihasilkan dari modal investasi yang dimiliki. Dan rasio pendapatan (CCr) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar pendapatan yang dapat memenuhi biaya. Maka dari itu, judul penulisan ini adalah Perbandingan Indikator Kinerja Unit Pengelola Keuangan (UPK) pada PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan di Jawa Tengah menggunakan PAR, CCR dan ROI Rumusan dan Batasan Masalah 1. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada nilai pinjaman berisiko (PAR) antara Unit Pengelola Keuangan di Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM Mandiri) Perkotaan dengan Pedesaan 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada tingkat perputaran investasi (ROI) antara Unit Pengelola Keuangan di Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM Mandiri) Perkotaan dengan Pedesaan 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rasio pendapatan (CCr) antara Unit Pengelola Keuangan di Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM Mandiri) Perkotaan dengan Pedesaan 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada nilai pinjaman berisiko (PAR), tingkat perputaran investasi (ROI) dan rasio pendapatan (CCr) antara Unit Pengelola Keuangan di Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM Mandiri) Perkotaan dengan Pedesaan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai pinjaman berisiko (PAR), tingkat perputaran investasi (ROI), rasio pendapatan (CCr) dan keseluruhan rasio (PAR, ROI dan CCr) antara Unit Pengelola Keuangan di Program Nasional Pemberdayaan Mandiri (PNPM Mandiri) Perkotaan dengan Pedesaan TINJAUAN PUSTAKA Pinjaman Berisiko / Portfolio at Risk (PAR) Indikator yang menunjukkan berapa persentase (%) pinjaman yang tertunggak. Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara jumlah pinjaman yang tertunggak > 3 bulan dengan total realisasi saldo pinjaman di Unit Pengelola Keuangan (UPK). Tujuan penggunaan variable ini adalah untuk melihat seberapa besar nilai pinjaman yang mengalami kendala pengembalian dari nilai pinjaman yang sudah digulirkan atau berapa presentase pinjaman yang mengalami penunggakan. Sehingga berguna untuk menentukan strategi penanganan kredit bermasalah.

3 Rasio ini adalah ukuran yang paling banyak diterima untuk menggambarkan kualitas portofolio pinjaman. Rasio ini menunjukkan portofolio yang terkontaminasi oleh tunggakan dan karena itu ada resiko tidak dibayar. Semakin lama keterlambatan, maka semakin kecil kemungkinan pinjaman akan dilunasi. Secara umum, setiap portfolio berisiko > 30 hari melebihi 10% harus menjadi perhatian, karena tidak seperti pinjaman komersial, kredit mikro tidak didukung oleh agunan. Perputaran Investasi / Return on Investment (ROI) Kemampuan UPK untuk menghasilkan laba dari modal yang digunakan untuk pinjaman bergulir. Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara laba yang diperoleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) dengan modal yang digunakan untuk pinjaman bergulir. Bagi lembaga keuangan mikro, keberlanjutan dari lembaga keuangan adalah penting. Dari tingkat perputaran investasi ini, dapat diketahui seberapa besar laba yang dapat dihasilkan dengan modal yang Unit Pengelola Keuangan dapatkan dari alokasi dana BLM untuk program pinjaman bergulir. Rasio Pendapatan / Cost Coverage (CCr) Kemampuan UPK untuk menutup biaya dari pendapatan yang diperolehnya. Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara seluruh pendapatan yang diperoleh UPK dengan seluruh biaya yang dikeluarkan UPK. Masih menyangkut dengan keberlanjutan lembaga keuangan mikro, rasio pendapatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Unit Pengelola Keuangan (UPK) untuk menutup biaya yang terjadi dengan pendapatan yang dimiliki. Pendapatan utama dari Unit Pengelola Keuangan (UPK) adalah dari bunga pinjaman METODE PENELITIAN Objek Penelitian Unit Pengelola Keuangan (UPK) adalah pengelola dana bergulir pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. UPK pada PNPM Mandiri Perkotaan beroperasi pada tingkat Kelurahan atau Desa dan UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan beroperasi pada tingkat kecamatan. Pada tahun 2010, dana bergulir terbesar disalurkan kepada masyarakat berada di Provinsi Jawa Tengah. Sasaran utama dari program PNPM Mandiri ini adalah masyarakat miskin dan dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk. Maka pada penulisan ini, objek yang digunakan adalah UPK pada kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk dibawah penduduk per km 2, penduduk per km 2 dan diatas penduduk per km 2. Dan UPK tersebut adalah : 1. UPK Perkotaan : a. UPK Kel. Donohudan, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali b. UPK Kel. Sridadi, Kec. Rembang, Kab. Rembang c. UPK Kel. Brantaksekarjati, Kec. Welahan, Kab. Jepara d. UPK Kel. Gadingan, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo

4 e. UPK Kel. Mertoyudan, Kec. Mertoyudan, Kab. Magelang f. UPK Kel. Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kab. Pekalongan 2. UPK Pedesaan : a. UPK Kec. Purwantoro, Kab. Wonogiri b. UPK Kec. Klambu, Kab. Grobogan c. UPK Kec. Losari, Kab. Brebes d. UPK Kec. Tasikmadu, Kab. Karanganyar e. UPK Kec. Grabag, Kab. Magelang f. UPK Kec. Slaman, Kab. Magelang Data dan variable Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laba Rugi dan Laporan Kolektibilitas Unit Pengelola Keuangan (UPK) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dan Perkotaan periode 2009 dan Variable yang digunakan ada 3, yaitu : 1. Pinjaman berisiko / Portofolio at Risk (PAR) 2. Tingkat Perputaran Investasi / Return on Investment (ROI) 3. Rasio Pendapatan / Cost Coverage (CCr) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan para pelaku Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan observasi. Wawancara dilaksanakan dengan menurut daftar pertanyaan. Secara garis besar, wawancara dilakukan untuk mengetahui sejarah Unit Pengelola Keuangan, sumber daya manusia yang dimiliki pihak terkait, produk pinjaman, system akuntansi dan penanganan kredit bermasalah yang dijalankan. Observasi yang dilakukan untuk mendapatkan data berupa Laporan Keuangan berupa Neraca, Laba Rugi dan Laporan Kolektibilitas periode 2009 dan Studi pustaka juga dilakukan untuk memperkuat dan mendukung penelitian ini. Variabel Operasional 1. Pinjaman Berisiko / Portfolio at Risk (PAR) adalah indikator yang menunjukkan berapa persentase (%) pinjaman yang tertunggak Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara jumlah pinjaman yang tertunggak > 3 bulan dengan total realisasi saldo pinjaman di Unit Pengelola Keuangan (UPK). Tujuan penggunaan variable ini adalah untuk melihat seberapa besar nilai pinjaman yang mengalami kendala pengembalian dari nilai pinjaman yang sudah digulirkan atau berapa presentase pinjaman yang mengalami penunggakan. Sehingga berguna untuk menentukan strategi penanganan kredit bermasalah.

5 2. Tingkat Perputaran Investasi / Return on Investment (ROI) adalah kemampuan UPK untuk menghasilkan laba dari modal yang digunakan untuk pinjaman bergulir. Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara laba yang diperoleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) dengan modal yang digunakan untuk pinjaman bergulir. Bagi lembaga keuangan mikro, keberlanjutan dari lembaga keuangan adalah penting. Dari tingkat perputaran investasi ini, dapat diketahui seberapa besar laba yang dapat dihasilkan dengan modal yang Unit Pengelola Keuangan dapatkan dari alokasi dana BLM untuk program pinjaman bergulir. 3. Rasio Pendapatan / Cost Coverage (CCr) adalah kemampuan UPK untuk menutup biaya dari pendapatan yang diperolehnya. Angka ini diperoleh dari hasil membandingkan antara seluruh pendapatan yang diperoleh UPK dengan seluruh biaya yang dikeluarkan UPK. Masih menyangkut dengan keberlanjutan lembaga keuangan mikro, rasio pendapatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Unit Pengelola Keuangan (UPK) untuk menutup biaya yang terjadi dengan pendapatan yang dimiliki. Pendapatan utama dari Unit Pengelola Keuangan (UPK) adalah dari bunga pinjaman. Besar Indikator-indikator utama Kinerja Pinjaman Bergulir untuk kategori memuaskan, minimal dan ditunda adalah sebagai berikut : Tabel. Rumus Indikator Kinerja Keuangan Indikator Rumus Memua skan Minimal Ditunda PAR Pinj. tertunggak 3 bulan < 10 % < 20 % > 20 % Realisasi Saldo Pinjaman ROI Laba Bersih > 10 % > 0 % < 0 % Modal Investasi CCr Total Pendapatan UPK > 125 % > 100 % < 100 % Tota Biaya UPK Sumber : Pedoman Teknis Pembukuan UPK Pembandingan ketiga rasio diatas adalah untuk mengetahui sustainability (keberlanjutan) diantara UPK Perkotaan dan UPK Pedesaan, adakah perbedaan yang signifikan dari kedua UPK tersebut. Alat Analisis yang digunakan 1. Analisa Deskripsi Analisa deskripsi digunakan untuk menggambarkan perbedaan nilai pinjaman berisiko (PAR), tingkat perputaran investasi (ROI) dan rasio pendapatan (CCr) pada Unit Pengelola Keuangan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dan Perkotaan dengan tabel dan grafik.

6 2. Analisa Kuantitatif Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS untuk mengukuran apakah terjadi perbedaan signifikan nilai pinjaman berisiko (PAR), tingkat perputaran investasi (ROI), rasio pendapatan (CCr) dan secara bersama-sama antara Unit Pengelola Keuangan (UPK) pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan dan Perkotaan. Formulasi Hipotesis Karena alat analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah test hipotesis dengan analisis perbandingan dua sample bebas (independent) pada statistik non-parametik menggunakan uji Mann-Whitney maka harus ada hipotesis yang merupakan langkah awal dalam pengujian hipotesis. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Metode Mann-Whitney H 0-1 = Tidak ada perbedaan secara signifikan nilai pinjaman berisiko (PAR) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H a-1 = Ada perbedaan secara signifikan nilai pinjaman berisiko (PAR) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H 0-2 = Tidak ada perbedaan secara signifikan tingkat perputaran investasi (ROI) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H a-2 = Ada perbedaan secara signifikan tingkat perputaran investasi (ROI) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H 0-3 = Tidak ada perbedaan secara signifikan rasio pendapatan (CCr) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H a-3 = Ada perbedaan secara signifikan rasio pendapatan (CCr) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan H 0-4 = Tidak ada perbedaan secara signifikan antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan secara bersama-sama H a-4 = Ada perbedaan secara signifikan antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan secara bersama-sama Pengambilan keputusan Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

7 PEMBAHASAN Pinjaman Berisiko (PAR) Pinjaman berisiko (PAR) merupakan rasio yang menunjukkan nilai pinjaman yang mengalami keterlambatan 90 hari atau lebih. Analisa berikut dilakukan dengan SPSS versi 16.0 untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan nilai pinjaman berisiko (PAR) pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan. NPar Tests [DataSet0] Mann-Whitney Test Ranks Klasifikasi N Mean Rank Sum of Ranks PAR Perkotaan Pedesaan Total 24 Test Statistics b PAR Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).042 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].052 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Klasifikasi Dilihat dari hasil perhitungan statistik menggunakan metode Mean Whitney, nilai Asymp. Sig (2-tailed) menunjukkan 0,042 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,042 < 0,05) atau H 0-1 ditolak atau ada perbedaan secara signifikan nilai pinjaman berisiko (PAR) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka PAR atau tingginya nilai pinjaman beresiko adalah : 1. Pinjaman yang tidak sesuai dengan syarat pengajuan pinjaman. Syarat syarat anggota kelompok mengajukan pinjaman antara lain anggota merupakan rumah tangga miskin seperti yang tertera dalam daftar rumah tangga miskin, 100% perempuan untuk PNPM Mandiri Pedesaan dan minimal 30% perempuan dalam satu kelompok untuk PNPM Mandiri Perkotaan dan mempunyai usaha produktif. Hal ini dikarenakan tujuan pemberian pinjaman ini adalah untuk modal kerja. Semua persyaratan

8 tersebut tertera pada formulir pengajuan pinjaman, baik pada PNPM Mandiri Pedesaan maupun PNPM Mandiri Perkotaan. Dari syarat-syarat tersebut, penggunaan pinjaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingginya nilai PAR. 2. Sistem penanganan pinjaman bermasalah yang tidak efektif. Cara penagihan yang kurang intensif menjadi salah satu alasan. Pada UPK pedesaan, sistem penagihan pinjaman bermasalah selain petugas UPK dan pihak yang terkait dengan program yang menangani juga bekerjasama dengan pihak pemerintahan seperti dengan kepala desa/kepala kelurahan bahkan terkadang kepala kecamatan ikut membantu. Beberapa UPK pedesaan menerapkan sanksi seperti surat peringatan atau surat penagihan yang dikeluarkan oleh UPK dan ditandatangani oleh kepala kecamatan. Sedangkan pada UPK perkotaan, penagihan pinjaman bermasalah hanya dilakukan oleh petugas UPK dengan cara pendekatan ke peminjam. 3. Intensif yang diberikan Pada UPK pedesaan, setiap petugas UPK diberi gaji bulanan yang mereka sepakati besarnya nilai gaji untuk setiap petugas bersama semua pihak pelaku program PNPM Mandiri. Sedangkan pada UPK perkotaan, petugas UPK bersifat relawan, namun tidak tertutup kemungkinan untuk member insentif kepada petugas UPK jika mereka mempunyai laba yang dirasa cukup. Hal ini juga tergantung dari kesepakatan bersama para pelaku program PNPM Mandiri perkotaan. Sehingga alasan insentif dan gaji itulah yang menyebabkan kinerja petugas UPK berbeda secara signifikan. Hal ini juga terlihat jelas dari besarnya perbedaan biaya honor petugas UPK pada masing-masing laporan laba rugi. Tingkat Perputaran Investasi (ROI) Tingkat perputaran investasi (ROI) digunakan untuk melihat seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dari modal yang dimiliki. Perhitungan berikut menggunakan program statistic SPSS versi 16.0 untuk melihat apakah ada perbedaan siginifikan pada tingkat perputaran investasi UPK perkotaan dan UPK pedesaan. NPar Tests [DataSet0] Mann-Whitney Test Ranks Klasifikasi N Mean Rank Sum of Ranks ROI Perkotaan Pedesaan Total 24

9 Test Statistics b ROI Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).123 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].128 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Klasifikasi Dilihat dari hasil statistic menggunakan metode Mean Whitney, nilai Asymp. Sig (2- tailed) menunjukkan 0,123 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,123 > 0,05) atau H 0-2 diterima atau tidak ada perbedaan secara signifikan tingkat perputaran investasi (ROI) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan. Nilai laba bersih yang dihasilkan dari modal investasi yang dimiliki oleh UPK, jika dibandingkan antara UPK perkotaan dengan UPK pedesaan, tidak ada perbedaan signifikan. Jika dilihat pada nilai modal dan laba bersih yang dihasilkan pada kedua UPK tersebut, menunjukkan bahwa semakin besarnya modal yang dimiliki diiringi dengan meningkatnya laba bersih yang dihasilkan. Hal ini karena, modal yang mereka miliki, sebagian besar bahkan seluruhnya mereka salurkan kepada kelompok peminjam. Maka akan terjadi peningkatan pendapatan bunga dari pengembalian pinjaman, pendapatan dari provisi pinjaman dan alokasi pendapatan lain-lain dari penyaluran pinjaman. Rasio Pendapatan (CCr) Rasio pendapatan (CCr) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar pendapatan menutup biaya yang terjadi. Perhitungan berikut menggunakan program statistic SPSS versi 16.0 dan untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan rasio pendapatan pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan. NPar Tests [DataSet0] Mann-Whitney Test Ranks Klasifikasi N Mean Rank Sum of Ranks CCr Perkotaan Pedesaan Total 24

10 Test Statistics b CCr Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).686 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].713 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Klasifikasi Dilihat dari hasil statistic menggunakan metode Mean Whitney, nilai Asymp. Sig (2- tailed) menunjukkan 0,686 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,686 > 0,05) atau H 0-2 diterima atau tidak ada perbedaan secara signifikan rasio pendapatan (CCr) antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan. Pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan tidak ada perbedaan signifikan dalam mengatur pengeluaran atau biaya. Biaya rutin yang dikeluarkan setiap bulannya akan sama dan jika ada biaya yang bersifat insidentil, maka akan disesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki. Sehingga setiap bulan diatur pengeluaran dengan adanya otorisasi biaya untuk menjaga kinerja UPK agar tetap menghasilkan laba. Secara Bersama-sama / Keseluruhan (PAR, ROI dan CCr) Perhitungan berikut bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan secara keseluruhan kinerja dilihat dari rasio nilai pinjaman berisiko (PAR), perputaran investasi (ROI) dan rasio pendapatan (CCr) pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan. Program statistik SPSS versi 16.0 digunakan untuk membantu perhitungan. NPar Tests [DataSet0] Mann-Whitney Test Ranks Klasifikasi N Mean Rank Sum of Ranks Nilai Perkotaan Pedesaan Total 72 Test Statistics a Nilai Mann-Whitney U Wilcoxon W 1.294E3 Z Asymp. Sig. (2-tailed).826 a. Grouping Variable: Klasifikasi

11 Dilihat dari hasil statistic menggunakan metode Mean Whitney, nilai Asymp. Sig (2- tailed) menunjukkan 0,826 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,686 > 0,05) atau H 0-2 diterima atau tidak ada perbedaan secara signifikan antara UPK pada PNPM Mandiri Pedesaan dan UPK PNPM Mandiri Perkotaan secara bersama-sama Secara keseluruhan, kinerja UPK perkotaan dan UPK pedesaan tidak ada perbedaan signifikan. Dilihat dari tingkat perputaran investasi dan rasio pendapatan, tidak ada perbedaan signifikan, dan perbedaan signifikan terjadi pada rasio pinjaman berisiko. Kesimpulan 1. Setelah pengolahan data menggunakan metode Mean Whitney, terlihat bahwa terdapat perbedaan signifikan pada nilai pinjaman berisiko antara UPK Perkotaan dan UPK Pedesaan. Ini dikarenakan terdapat perbedaan metode penagihan dan penanganan kredit bermasalah oleh petugas UPK. Alasan utama dari perbedaan ini adalah perbedaan status kepegawaian pada UPK Perkotaan dan UPK Pedesaan, hal ini mempengaruhi kinerja petugas UPK dalam penanganan kredit bermasalah. Pada UPK pedesaan, petugas UPK menerima gaji setiap bulan sedangkan pada UPK perkotaan, pertugas hanya bekerja paruh waktu dan bersifat relawan. 2. Tingkat perputaran investasi (ROI) pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan, tidak memiliki perbedaan signifikan. Modal yang dimiliki berasal dari dana BLM pemerintah dan disalurkan kepada kelompok peminjam. Dan hal ini akan meningkatkan penerimaan pendapatan jasa pinjaman dan laba bersih. 3. Untuk rasio pendapatan pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan juga tidak terlihat perbedaan signifikan. Hal ini dikarenakan pengaturan pengeluaran atau biaya yang ketat. Biaya yang dikeluarkan atas persetujuan ketua UPK dengan melihat pendapatan yang dimiliki. 4. Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan signifikan kinerja pada UPK perkotaan dan UPK pedesaan. Hanya terlihat pebedaan signifikan pada penanganan pinjaman bermasalah. DAFTAR PUSTAKA CGAP/The World Bank Group Microfinance Consensus Guidelines. USA : CGAP Cull, Robert, Asli Demirgüç-Kunt and Jonathan Morduch Financial Performance and Outreach: A Global Analysis of Leading Microbanks. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. Ejigu, Letenah Performance analysis of a sample microfinance institutions of Ethiopia.

12 Tim Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Petunjuk Teknis Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan- Penjelasan X Pinjaman Bergulir. Jakarta : Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Tor Jansson Performance Indicators for Microfinance Institutions. Washington DC : Inter-American Development Bank.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang capaian kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK BKM Tridaya Karangwaru dari aspek penerima pinjaman (LAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah salah satu masalah kemanusiaan yang sedang dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut karena kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

Lis Djuniar dan Welly. Universitas Muhammadiyah Palembang

Lis Djuniar dan Welly. Universitas Muhammadiyah Palembang Analisis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Bagi Masyarakat Miskin di Lembaga Keswadayaan Masyarakat Kecamatan Seberang Ulu di Kota Palembang Lis Djuniar dan Welly Universitas

Lebih terperinci

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar anwar288347yahoo.com

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar   anwar288347yahoo.com ANALISIS PENGEMBALIAN BANTUAN DANA BERGULIR MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus BKM Maccini Salewangang, Maccini, Makassar) Anwar Ramli

Lebih terperinci

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Keywords: fund repayment, national community empowerment program

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Keywords: fund repayment, national community empowerment program Analisis Pengembalian Bantuan Dana Bergulir Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Makassar (Studi Kasus BKM Maccini Salewangang Kelurahan Maccini Kecamatan Makassar)

Lebih terperinci

STATISTIK NON PARAMETRIK

STATISTIK NON PARAMETRIK STATISTIK NON PARAMETRIK JI MANN WITNEY PENDAHLAN ji mann witney merupakan salah satu uji statistic beda yang mempunya cirri sample bersifat independent. Sample independent artinya satu pengukuran variable

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Guru BK SMP di Kota Salatiga yang menjadi guru Bimbingan konseling SMP di Salatiga berdasarkan latar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka

Lebih terperinci

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Uji statistik N-Gain Idikator berpikir kritis a. Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban yang mungkin 1. Hasil Uji normalitas Tabel uji normalitas pada Indikator Mengidentifikasi/memformulasikan jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat

Lebih terperinci

INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11

INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11 No INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11 INFORMASI KINERJA PINJAMAN BERGULIR Agustus '11 I. INFORMASI PELAPORAN (APLIKASI SIM MK) PEDOMAN PNPM 1 Kelurahan Dampingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan tujuan penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pendidikan : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

Uji Data Dua Sample Tidak Berhubungan (Independent)

Uji Data Dua Sample Tidak Berhubungan (Independent) Uji Data Dua Sample Tidak Berhubungan (Independent) 1. Uji Mann-Whitney Kasus : Seorang guru kesenian di suatu sekolah dasar ingin meneliti bakat menyanyi yang dimiliki anak didiknya apakah memang anak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PINJAMAN DANA BERGULIRPASCA ALIH KELOLA PROGRAM PNPM KE PROGRAM KOTAKU DI PROVINSI BENGKULU. Fraternesi

ANALISIS KINERJA PINJAMAN DANA BERGULIRPASCA ALIH KELOLA PROGRAM PNPM KE PROGRAM KOTAKU DI PROVINSI BENGKULU. Fraternesi ANALISIS KINERJA PINJAMAN DANA BERGULIRPASCA ALIH KELOLA PROGRAM PNPM KE PROGRAM KOTAKU DI PROVINSI BENGKULU Fraternesi E-mail: fraternesi@gmail.com Yusmaniarti E-mail:E-mail: yusmaniarti8@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari

Lebih terperinci

Case Processing Summary

Case Processing Summary Lampiran 1 EXAMINE VARIABLES=PD_2 PD_24 PD_72 PD_2mgg /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Explore [DataSet0] G:\REVISI PROPOSAL\Gipsum

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro Wilks Test. Case Processing Summary. sebelum perlakuan % %

LAMPIRAN. Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro Wilks Test. Case Processing Summary. sebelum perlakuan % % LAMPIRAN Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro Wilks Test Explore [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent sebelum perlakuan 1 10 50.0% 10

Lebih terperinci

Lampiran A : Determinasi Tanaman

Lampiran A : Determinasi Tanaman 40 Lampiran A : Determinasi Tanaman 41 Lampiran B: Penghitungan Pembuatan Sampel 1. Perhitungan Pembuatan Sampel Diketahui : berat ekstrak pisang mas 2,5 mg konsentrasi ekstrak etanol yang diinginkan:

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR SKALA MANAJEMEN WAKTU Nama : Periode Penilaian : Fasilitator : Tanggal Penilaian : PETUNJUK PENGERJAAN 1. Bacalah pernyataan pada lembar berikut ini dengan cermat dan jujur.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu SMP Negeri di Salatiga yang terletak di jalan argomulyo Salatiga. SMP Negeri 10 Salatiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012

PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA. Triwulan 2 - Tahun 2012 PENILAIAN KINERJA PROPINSI TINGKAT KAB./KOTA Triwulan 2 - Tahun 2012 ASPEK DAN BIDANG EVALUASI KINERJA TINGKAT PROVINSI ASPEK FASILITASI ASPEK CAPAIAN INDIKATOR HASIL terdiri dari bidang2 : 1. SIM 2. PPM

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 118 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN 119 120 Kepada Yth: Bapak/Ibu/Saudara/i Nasabah PT. BPR Swadharma Artha Nusa Yogyakarta di tempat Dengan Hormat, Dalam rangka penelitian yang akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

sambil kedua tangan didepan mulut.

sambil kedua tangan didepan mulut. Lampiran 1. Bentuk- bentuk senam irama Berikut bentuk- bentuk gerakan senam irama: 1) Gerakan Peralihan a) Jalan ditempat, gerakan tangan keatas, turun kembali kedepan dengan posisi kedua telapak tangan

Lebih terperinci

Dizziness Handicap Inventory

Dizziness Handicap Inventory Dizziness Handicap Inventory Petunjuk: Tujuan dari skala ini adalah untuk mengidentifikasi kesulitan yang mungkin anda alami karena rasa pusing anda. Silakan tandai "IYA", atau "TERKADANG" atau "TIDAK"

Lebih terperinci

LAMPIRAN A WAWANCARA BERSTRUKTUR. Pertanyaan Skoring Keterangan

LAMPIRAN A WAWANCARA BERSTRUKTUR. Pertanyaan Skoring Keterangan LAMPIRAN A WAWANCARA BERSTRUKTUR Pertanyaan Skoring Keterangan WAWANCARA Nama : Alamat : Usia : tahun Pekerjaan : GDS : Lama ( ) Baru ( ) DZIKIR 1. Apakah anda dapat rutin melaksanakan shalat lima waktu?

Lebih terperinci

Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusah

Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusah EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI KOTA DEPOK (Studi Kasus BKM Bina Budi Mulya di Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok) Susiana Alamat :

Lebih terperinci

LAMPIRAN Descriptives Pre Sistolik Deep Breathing Exercise Post Sistolik Deep Breathing Exercise Selisih Sistolik Deep Pre Diastolik Deep Breathing Exercise Post Diastolik Deep Selisih Diastolik

Lebih terperinci

NPart Tests. Mann-Whitney Test Homogenitas. Ranks. Grup N Mean Rank Sum of Ranks. sebelum Total 14.

NPart Tests. Mann-Whitney Test Homogenitas. Ranks. Grup N Mean Rank Sum of Ranks. sebelum Total 14. NPart Tests Mann-Whitney Test Homogenitas Ranks Grup N Mean Rank Sum of Ranks sebelum1 1 7 6.21 43.50 2 7 8.79 61.50 Total 14 Test Statistics b sebelum1 Mann-Whitney U 15.500 Wilcoxon W 43.500 Z -1.156

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig

LAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Statistik Uji Statistics sebelum1 sesudah1 selisih1 sebelum2 sesudah2 selisih2 N Valid 4 4 4 4 4 4 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean 6,75 10,00 3,25 6,25 11,50 5,25 Std. Deviation 0,957

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR P2KP (STUDI KASUS PADA KELURAHAN PANCORAN MAS-DEPOK, JAWA BARAT)

EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR P2KP (STUDI KASUS PADA KELURAHAN PANCORAN MAS-DEPOK, JAWA BARAT) EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN DANA BERGULIR P2KP (STUDI KASUS PADA KELURAHAN PANCORAN MAS-DEPOK, JAWA BARAT) Tety Elida 1 Beny Susanti 2 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu lembaga keuangan mikro dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang membutuhkan. PNPM Mandiri ini, diluncurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu lembaga keuangan mikro dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan. PNPM Mandiri ini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUN SUBYEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD N 3 Tuntang yang beralamat di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Subyek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti menggunakan acuan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anwar Ramli (2011) dengan judul penelitian Analisis Pengembalian

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Unit Pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah utama dalam pembangunan setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM PINJAMAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) PNPM MANDIRI DAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN SITUJUH LIMO NAGARI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dojang Taekwondo Salatiga yang berpusat di Jalan Widosari No.1 Salatiga. Jumlah populasi di Dojang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan dari menggunakan metode non parametrik adalah : APLIKASI TEST PARAMETRIK TEST NON PARAMETRIK Dua sampel saling T test

BAB I PENDAHULUAN. Keuntungan dari menggunakan metode non parametrik adalah : APLIKASI TEST PARAMETRIK TEST NON PARAMETRIK Dua sampel saling T test BAB I PENDAHULUAN Metode statistik yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan metode parametrik (seperti t-test, z test, Anova, regresi, dan lainnya) dengan menggunakan parameter-parameter seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konferensi Tingkat Tinggi (K TT) di New York tahun 2000 yang dihadiri para kepala negara dan perwakilan dari 189 negara anggota PBB, telah disepakati sebuah kesepakatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini ada dua penelitian yang dijadikan rujukan oleh penulis, diantaranya sebagai berikut: 1. Anwar Ramli, 2011 Judul penelitiannya adalah

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

BAHAN CETAK ELASTOMER POLYVINYL SILOXANE. Perubahan Dimensi Hasil Cetakan

BAHAN CETAK ELASTOMER POLYVINYL SILOXANE. Perubahan Dimensi Hasil Cetakan Lampiran Kerangka Konsep Pengaruh perbedaan perubahan dimensi hasil cetakan pada bahan cetak elastomer polyvinyl siloxane tipe light body dan heavy body. BAHAN CETAK ELASTOMER POLYVINYL SILOXANE Low (Light

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia secara nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang konsisten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Menurut Danim (2004), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI Digunakan untuk menentukan apakah dua perlakukan sama atau tidak sama Uji parametrik Uji non parametrik: T- test asumsi: distribusi

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN / ORANGTUA / KELUARGA PASIEN

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN / ORANGTUA / KELUARGA PASIEN LAMPIRAN 1 NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN / ORANGTUA / KELUARGA PASIEN Selamat pagi/siang. Perkenalkan nama saya dr. Dina Arwina Dalimunthe. Saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Magister

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu program studi universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa penelitian ini merupakan pengembangan dari eksperimental

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB)

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB) PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB) A. LATAR BELAKANG Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir (PDB)/Keuangan Mikro menjadi penting dikelola dengan baik dan terukur mengingat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini. Ada dua rujukan sebagai berikut: 1. Sari Surya, 2011 Yang pertama adalah penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY ES KRIM WALL S DENGAN ES KRIM CAMPINA

ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY ES KRIM WALL S DENGAN ES KRIM CAMPINA ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY ES KRIM WALL S DENGAN ES KRIM CAMPINA Nama : Nova Evlyn NPM : 16213506 Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. Suatu perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemiskinan dan pengangguran. PNPM Mandiri difokuskan pada program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemiskinan dan pengangguran. PNPM Mandiri difokuskan pada program 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PNPM Mandiri 4.1.1. Pengertian PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) 38 Lampiran 1. Lanjutan... 39 Lampiran 1. Lanjutan... 40 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keberlangsungan suatu perusahaan terutama di bidang lembaga keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan beroperasinya perusahaan.

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015 DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015 INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR LOKASI WILAYAH-1 No I. INFORMASI KINERJA

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015 DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MEI 2015 INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR LOKASI WILAYAH-1 No I. INFORMASI KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998

Lebih terperinci

Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah

Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah Lampiran I Pembuatan Infusa Daun Lidah Buaya Cara kerja : 1. Sediakan bahan baku berupa daun lidah buaya dengan berat 80 gram yang telah dipotong-potong halus. 2. Buat infusa daun lidah buaya konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, dengan responden sebanyak 76 siswa dengan rincian sebaran pada tabel

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian a. Peta Desa Mayangan Kabupaten Subang. b. Peta stasiun pengoperasian bubu lipat

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian a. Peta Desa Mayangan Kabupaten Subang. b. Peta stasiun pengoperasian bubu lipat Lampiran 1 Peta lokasi penelitian a. Peta Desa Mayangan Kabupaten Subang b. Peta stasiun pengoperasian bubu lipat 152 Lampiran 2 Unit penangkapan bubu Perahu Nelayan Alat Tangkap Bubu Umpan 153 Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah bank umum baik persero maupun swasta nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK T & I Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 30 siswa yang memiliki kesiapan kerja rendah. Kelompok

Lebih terperinci

EFFEKTIVITAS PENYALURAN DAN MONITORING PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PALEMBANG

EFFEKTIVITAS PENYALURAN DAN MONITORING PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PALEMBANG EFFEKTIVITAS PENYALURAN DAN MONITORING PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA PALEMBANG Hasni Yusrianti Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Jl. Palembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

Agus Taufik H. Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

Agus Taufik H. Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM PINJAMAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) PNPM MANDIRI DI KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014 Agus Taufik H. Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Lembar informed consent FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Saya mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

PENGARUH KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DAN PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH

PENGARUH KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DAN PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH PENGARUH KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) DAN PENANGANAN PINJAMAN BERMASALAH TERHADAP PINJAMAN BERMASALAH Oleh: IIS NISWATI ZAMILAH 1) E-mail : iisnjamilah@gmail.com Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln Jend. S. Parman Waru Sidoarjo. Penelitian dilakukan di ruang

Lebih terperinci

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 PNPM Mandiri Perkotaan 1). Pengertian PNPM Mandiri Perkotaan Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan (PNPM) Perkotaan adalah Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 L A M P I R A N 72 LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 Soal pre - test Nama : Kelas : Tanggal : Isilah titik titik di bawah ini! 1. Angka 24 dan 45, angka 24 lebih. dari angka 45 2. angka 100

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Laporan keuangan triwulan periode tahun 2009-2011 maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU ANGGARAN DASAR DANA AMANAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG PROVIINSII SULAWESII SELATAN MUKADIMAH Aset hasil hasil kegiatan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan/atau

Lebih terperinci

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) LAMPIRAN LAMPIRAN A 1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) NO. KOTA/KABUPATEN PAD DAU DAK BELANJA MODAL PDRB 1 Kab. Banjarnegara 71.107 562.288 65.367

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM /UP - UP C18 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pinjaman Bergulir 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : SIM MK SEPTEMBER 2016 INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR LOKASI WILAYAH-1 No INFORMASI KINERJA

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alur Pikir Eugenol. Jahe Merah

LAMPIRAN 1 Alur Pikir Eugenol. Jahe Merah LAMPIRAN 1 Alur Pikir Eugenol Jahe Merah Eugenol adalah bahan yang sering digunakan sebagai pereda nyeri pulpa. Eugenol mempunyai sifat sebagai antiinflamasi namun dapat bersifat sitotoksin. Eugenol adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah Limfosit dan Makrofag. Kelompok Jumlah limfosit Lampiran 1 Hasil Pengukuran Jumlah dan Jumlah limfosit Jumlah makrofag 1 6 2 2 7 3 3 6 2 4 6 3 5 7 3 No. 1 11 5 P 1 No. 2 12 5 P 1 No. 3 12 6 P 1 No. 4 12 6 P 1 No. 5 12 6 P 2 No. 1 14 7 P 2 No. 2 15 8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan pemerintah yang memfokuskan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA )

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA ) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA 2009-2012) NUSANTARI DELLA PRATIWI FAKULTAS EKONOMI/ AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan

Lebih terperinci

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Vertical Jump Setelah Pemberian Latihan Plyometric Jump To Box Dibanding Dengan Penambahan Passive Stretching SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya bertandatangan dibawah ini : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Alamat : No Tlp/HP : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan penelitian tentang

Lebih terperinci