Kimia, FMIPA UNPAK Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor Jawa Barat SUMMARY
|
|
- Widya Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET PARATUSIN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Eko Priyono, Drs. Agus Taufiq, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si. Kimia, FMIPA UNPAK Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor Jawa Barat SUMMARY Analytical method validation is an effort to obtain and document proof to suggest that the results of test methode in a reliable test method established limit. The purpose of this research is to test and prove the validity of the analysis method used to determine of Chlorpheniramine Maleate and Phenylpropanilamine in Paratusin tablet with high performance liquid chromatography is valid, so feasible and reliable for regular inspection in QC laboratory of PT Prafa. Method used for this assay of pharmaceutical goods is High Performance Liquid Chromatography (HPLC) that analyzed simultanously which use of mobile phase has been adjusted so that the accuracy of the result data can be obtained. Validation method parameters include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy and range. The result of system suitability test of CTM and PPA for asymetri is and with relative standard deviation is and Specifity obtained that the solvent, mobile phase and placebo is not imparting an influence for this method. Linearity test of CTM and PPA is obtained coefficient of correlation is Precision test is obtained for relative standard deviation is 1.02 % and 0.56 %. Accuracy test is obtained of % recovery for CTM and PPA is at range % to % and % to %. Range test is obtained for CTM and PPA for relative standard deviation is 0.08 %. Based on the results (include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy and range) of determination validation method of Chlorpheniramine Maleate and Phenylpropanilamine in Paratusin tablet with high performance liquid chromatography (HPLC), this method is valid to used for regular inspection in QC laboratory of PT Prafa. Keywords: Method validation, HPLC, Chlorpheniramine Maleate, Phenylpropanilamine Pendahuluan Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23/1992). Kesehatan 1 adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan modal utama untuk hidup. Tanpa kesehatan yang baik maka manusia sulit untuk dapat melaksanakan kegiatannya secara normal. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan selalu dilakukan oleh pemerintah untuk kesehatan masyarakat secara umum
2 maupun oleh masing-masing individu. Upaya peningkatan kesehatan berhubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Untuk pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan memerlukan perbekalan kesehatan salah satunya adalah sediaan farmasi atau lebih dikenal dengan istilah obat. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan. Obat merupakan komoditi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Ketersediaan obat di masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan juga tidak lepas dari peran serta industri farmasi sebagai pihak yang memproduksi dan memasok obat bagi masyarakat. Pemerintah dan industri farmasi harus bekerja sama untuk menjamin ketersediaan obat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pada kenyataannya tidak hanya masalah ketersediaan obat yang perlu diperhatikan, tetapi unsur utama dari obat yaitu kualitas, efektifitas dan keamanan juga harus menjadi faktor penting yang diperhatikan. Industri farmasi harus menghasilkan produk yang bermutu, efektif dan aman dikonsumsi oleh masyarakat, dengan cara mengatur dan mengelola semua hal yang berhubungan dengan proses pembuatan obat dengan sebaik-baiknya, dari mulai pemilihan bahan baku sampai proses pemasaran produk. PT Prafa adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi yang ikut berperan serta memproduksi dan memasok berbagai 2 jenis obat untuk masyarakat, salah satunya yang dikenal adalah tablet Paratusin. Tablet Paratusin merupakan obat generik yang mengandung Parasetamol 500 mg, Gliseril Guaiakolat 50 mg, Noskapin 10 mg, Fenilpropanolamina HCl 15 mg dan Klorfeniramina Maleat 2 mg. Tablet ini bekerja sebagai analgesik-antipiretik, expektoran. antihistamin dan dekongestan hidung yang mampu meringankan gejala-gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kualitas obat, industri farmasi semakin dituntut untuk memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang sifatnya dinamis mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang juga lebih dikenal dengan current GMP (cgmp). CPOB adalah pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan obat yang telah ditentukan tetap dicapai, sehingga obat-obat yang diproduksi aman untuk dikonsumsi. Obat yang aman untuk dikonsumsi dapat diketahui hasilnya melalui pemeriksaan dengan metode analisis tertentu dan hasilnya dibandingkan dengan syarat yang telah ditetapkan. Untuk membuktikan bahwa metode analisis dapat memberikan data yang valid, maka dilakukan validasi metode analisis. Penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) sebelumnya ditetapkan dengan menggunakan metode spektrofotometri dan Fenilpropanolamina (PPA) sebelumnya ditetapkan dengan menggunakan metode titrasi. Kedua metode tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan standar acuan terbaru yaitu USP 32 NF tahun 2009 yang telah menggunakan metode
3 kromatografi cair kinerja tinggi. Kemudian dengan penyesuaian dalam penggunaan fase gerak (merujuk pada penetapan kadar produk lain yang sejenis), penetapan kadar CTM dan PPA dapat dilakukan secara bersamaan menggunakan metode modifikasi secara kromatografi cair kinerja tinggi sehingga keakuratan hasil penetapan dan efisiensi waktu dapat diperoleh. Validasi metode analisis merupakan upaya untuk mendapatkan dan mendokumentasikan bukti yang menyatakan bahwa hasil analisis metode uji dapat dipercaya dalam syarat yang sudah ditetapkan. Sasaran dari validasi tersebut adalah menjamin prosedur pemeriksaan yang digunakan memberikan hasil yang dapat dipercaya, dan menjamin reprodusibilitas hasil pemeriksaan. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan keabsahan metode analisis yang digunakan dalam penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam sediaan tablet Paratusin secara kromatografi cair kinerja tinggi bersifat valid, sehingga layak dan dapat dipercaya untuk pemeriksaan secara rutin di laboratorium QC PT Prafa. Hipotesis Metode analisis penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam sediaan tablet Paratusin secara kromatografi cair kinerja tinggi layak dan dapat dipercaya untuk pemeriksaan rutin di laboratorium QC PT Prafa. Metode Penelitian Penelitian dan validasi metode analisis ini dilakukan di Laboratorium Quality Control PT Prafa yang beralamat di Jln. Lanbau Desa Karang Asem Barat, 3 Citeureup-Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juni Daftar peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 1.Daftar peralatan yang digunakan Neraca Analitik HPLC Nama alat Spesifikasi Mettler Dragon 204 atau Sartorius CPA26P Shimadzu LC 2010A Kolom HPLC Shim-pack CLC-CN(M) - 5µm Vial dan tutup sampel HPLC Ukuran yang sesuai Labu ukur Gelas Grade A, 50 ml, 100 ml Pipet Filter 0,45 μm Daftar bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Daftar bahan yang digunakan Pereaksi Gelas Grade A 5,0 ml Milipore KH2PO4 Merck (Cat.# ) Spesifikasi Metanol HPLC JT Baker (Cat. # ) Asam asetat glacial JT Baker (Cat. # ) Trietilamina Merck (Cat.# ) Asetonitril HPLC JT Baker (Cat. # ) Air Klorfeniramina Maleat Fenilpropanolamina Air untuk produk injeksi (air suling) Kadar 98,92% (standar pembanding) Kadar 99,11% (standar pembanding) Pembuatan larutan dapar Dilarutkan 0,78 gram Kalium dihidrogen fosfat dalam 900 ml aquadest, lalu ditambahkan 10 ml trietilamina dan tambah asam asetat glasial hingga mencapai ph 5,3, kemudian dicampur dengan aquadest sampai volume 1000 ml (larutan A). Dicampurkan larutan A dan metanol dengan perbandingan 2 : 1. Pembuatan pelarut Dicampurkan larutan dapar dan asetonitril dengan perbandingan 30 : 70. Pembuatan fase gerak Dicampurkan pelarut dan aquadest dengan perbandingan 75 : 25 kemudian disaring menggunakan filter 0,45 µm. Pembuatan larutan standar Dilarutkan dalam pelarut standar pembanding CTM sebanyak 10 mg dalam labu ukur 50 ml, cukupkan volume hingga tanda batas. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 7,5 mg standar pembanding
4 PPA dan dilarutkan dengan pelarut hingga tanda batas ( CTM = 0,01 mg/ml, PPA = 0,075 mg/ml). Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Preparasi sampel Ditimbang dan gerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Hitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Kondisi pengukuran Sebelum dilakukan analisis untuk validasi ini harus dipastikan bahwa alat yang digunakan masih berstatus terkalibrasi. Standar, pereaksi, bahan untuk plasebo memenuhi spesifikasi dan belum kadaluarsa. Parameter uji metode validasi yang dilakukan meliputi uji kesesuaian sistem, spesifitas, linieritas, presisi, akurasi dan rentang. Uji kesesuaian sistem Diinjeksikan larutan standar CTM dan PPA ke dalam sistem kromatografi sebanyak 6 kali. Dihitung asimetri terhadap CTM dan PPA, simpangan baku relatif (%RSD) terhadap waktu retensi dan simpangan baku relatif (%RSD) terhadap area. Spesifitas Disiapkan larutan sampel dari serbuk plasebo yang terbuat dari campuran sintesis material pendukung produk. Spesifitas ditentukan dengan membandingkan peak larutan sampel, larutan plasebo, fase gerak, solven dan 4 larutan standar pembanding. Diinjeksikan pelarut, fase gerak, larutan sampel, larutan plasebo dan larutan standar pembanding ke dalam sistem kromatografi. Linieritas Dibuat sederet larutan standar dengan 5 kadar berbeda pada rentang 50% hingga 150% (50%, 75%, 100%, 125%, 150%) dengan pembuatan larutan standar 100% yaitu, ditimbang 10 mg standar CTM ke dalam labu ukur 50 ml ditambahkan dengan pelarut hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Dipipet 5 ml larutan standar CTM dan ditambahkan 7,5 mg standar PPA ke dalam labu ukur 100 ml ditambahkan dengan pelarut hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC dan ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Ditentukan persamaan regresi linier dan koefisien korelasi (r). Untuk 50%, CTM ditimbang 5 mg dan PPA ditimbang 3,75 mg. Untuk 75%, CTM ditimbang 7,5 mg dan PPA ditimbang 5,625 mg. Untuk kosentrasi 125%, CTM ditimbang 12,5 mg dan PPA ditimbang 9,375 mg. Untuk 150%, CTM ditimbang 15 mg dan PPA ditimbang 11,25 mg. Presisi Ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar
5 CTM dan PPA dan ditentukan simpangan baku relatif (%RSD). Lakukan prosedur di atas sebanyak 6 kali preparasi. Akurasi Dibuat larutan sampel pada 80, 100, 120 %. Analisis dikerjakan triplo untuk masing-masing. Pembuatan larutan sampel dengan 100% caranya yaitu ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Dihitung bobot ratarata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar CTM dan PPA serta ditentukan % perolehan kembali sampel yang diperoleh. Untuk 80% sampel ditimbang ± 264 mg, sedangkan untuk 120% sampel ditimbang ± 396 mg. Rentang Dibuat larutan sampel pada 80, 100, 120 % dan dikerjakan triplo untuk tiap. Pembuatan larutan sampel dengan 100% caranya yaitu ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC 5 kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar CTM dan PPA serta ditentukan koefisien korelasi (r) dan simpangan baku relatif (%RSD) terhadap persen perolehan kembali. Untuk 80% sampel ditimbang ± 264 mg, sedangkan untuk 120% sampel ditimbang ± 396 mg. Berikut tabel kriteria penerimaan validasi sehingga validasi yang dilakukan dapat dikatakan memenuhi persyaratan atau tidak. Tabel 3. Kriteria penerimaan validasi metode penetapan kadar Parameter validasi Hasil dan Pembahasan Kriteria penerimaan Asimetri : 0,5 2,0 Uji kesesuaian sistem SBR waktu retensi : < 2% SBR Area : < 2% Spesifitas Tidak muncul peak pada material yang lain Linieritas Koefisien korelasi (r) > 0,998 Presisi SBR 2,0 % Akurasi % Perolehan kembali % Rentang (range) SBR 2,0 % nilai koefisien korelasinya (r) 0,998 Validasi metode penetapan kadar Klorfeniramina maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam sediaan tablet Paratusin secara KCKT menghasilkan data yang memenuhi persyaratan CPOB. Hal ini dapat diketahui dari data tiap parameter validasi. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan persyaratan CPOB sehingga dapat diketahui parameter tersebut telah sesuai syarat validasi metode atau tidak. Secara lengkap data hasil validasi metode tersebut dapat dilihat pada data hasil tiap parameter validasi. Uji kesesuaian sistem Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk menetapkan keefektifan sistem operasi atau metode sebelum digunakan. Data hasil uji kesesuaian sistem dapat dilihat pada Tabel 4.
6 Tabel 4. Data hasil uji kesesuaian sistem No Waktu retensi Area Asimetri PPA CTM PPA CTM PPA CTM 1 6,813 10, ,250 1, ,808 10, ,234 1, ,805 10, ,240 1, ,810 10, ,228 1, ,813 10, ,245 1, ,817 10, ,243 1,278 rata-rata 6,811 10, SBR 0,062 0,114 1,172 0, Asimetri 1,240 1,275 Dari hasil uji kesesuaian sistem, asimetri CTM diperoleh 1,275 dan PPA 1,240. Simpangan baku relatif untuk waktu retensi dan area CTM diperoleh 0,114 dan 0,119 sedangkan PPA diperoleh 0,062 dan 1,172. Nilai hasil uji tersebut masih memenuhi syarat yang ditetapkan, sehingga metode ini sesuai untuk digunakan. Spesifitas Spesifitas adalah uji untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pelarut, fase gerak dan plasebo (bahanbahan pengisi dan bahan-bahan tambahan tanpa kandungan bahan aktif) terhadap pengukuran bahan aktifnya. Data hasil uji spesifitas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data hasil uji spesifitas No Larutan CTM PPA Waktu retensi Area Waktu retensi Area 1 Pelarut Fase gerak Larutan plasebo Larutan baku pembanding-1 10, Larutan baku pembanding-2 10, Larutan sampel 10, Pada tabel dapat dilihat bahwa pelarut, fase gerak dan larutan plasebo tidak memberikan pengaruh pada penetapan kadar CTM dan PPA. Pada kromatogram memang menunjukkan adanya puncak, tetapi puncak tersebut bukan puncak yang spesifik untuk CTM maupun PPA. Oleh karena itu, dapat dikatakan pelarut, fase gerak dan plasebo tidak memberikan pengaruhv terhadap penetapan kadar CTM dan PPA dalam sediaan tablet Paratusin. Linieritas Uji Linieritas suatu metode analisis bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan linier antara zat sebenarnya (teoritis) dengan respon alat. Dalam hal ini dituntut ketelitian pada saat preparasi serta kemampuan alat mendeteksi zat yang diukur dengan tepat dan teliti. Linieritas atau kecenderungan korelasi antara dua variabel biasanya dinyatakan dalam koefisien korelasi (r). Linieritas yang baik atau adanya korelasi yang erat ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi (r) yang mendekati atau sama dengan nilai satu. Hasil uji linieritas dapat dillihat pada Tabel 6. dan 7. Tabel 6. Data hasil uji linieritas CTM Tabel 7. Data hasil uji linieritas PPA mg standard Konsentrasi (mg/ml) Area 50 5,1 0, ,5 0, ,1 0, ,7 0, ,1 0, Persamaan regresi linier y = ,60x ,50 r 0,999 mg standard Konsentrasi (mg/ml) Area 50 3,78 0, ,65 0, ,59 0, ,34 0, ,23 0, Persamaan regresi linier y = x - 145,6 r 0,999 Uji linieritas dilakukan dengan membuat larutan dari bahan baku pembanding CTM dan PPA dengan 5 berbeda pada rentang %, kemudian dibuat kurva hubungan antara terhadap area yang diperoleh. Hasil uji linieritas CTM didapatkan persamaan garis y = ,60x ,50 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,999, sedangkan hasil uji linieritas PPA didapatkan persamaan garis y = x - 145,6 dan koefisien korelasi sebesar 0,999. Pada uji linieritas diperoleh nilai koefisien korelasi untuk CTM 0,999 dan 6
7 PPA 0,999 sehingga metode uji ini telah memenuhi persyaratan uji linieritas yaitu > 0,998. Oleh karena itu, metode ini pada kerja 50% sampai dengan 150% masih memberikan garis linier. Nilai tersebut menggambarkan adanya korelasi yang berbanding lurus antara respon deteksi alat terhadap nilai zat aktif. Presisi Presisi merupakan parameter yang digunakan untuk menyatakan bahwa metode uji tersebut bila dilakukan secara berulang-ulang dalam satu seri pengukuran akan selalu menghasilkan kadar yang mendekati sama dan atau tidak bergeser. Uji presisi dilakukan dengan menginjeksikan larutan uji yang telah dipreparasi sebanyak enam kali. Hasil uji presisi dapat dilihat pada Tabel 8. dan 9. Tabel 8. Data hasil uji presisi CTM Area mg sampel Kadar sampel_ ,7 97,47 sampel_ ,4 97,74 sampel_ ,1 96,71 sampel_ ,6 97,46 sampel_ ,5 99,57 sampel_ ,7 98,50 Rata-rata 97,91 Simpangan baku relatif 1,02 Tabel 9. Data hasil uji presisi PPA Area mg sampel Kadar sampel_ ,7 98,13 sampel_ ,4 97,03 sampel_ ,1 97,85 sampel_ ,6 98,47 sampel_ ,5 98,22 sampel_ ,7 97,38 Rata-rata 97,85 Simpangan baku relatif 0,56 Hasil uji presisi diperoleh simpangan baku relatif untuk CTM sebesar 1,02 % dan simpangan baku relatif untuk PPA sebesar 0,56 % dan nilai simpangan baku relatif tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu < 2 %. Berdasarkan data yang dihasilkan pada uji presisi menunjukkan bahwa metode ini mempunyai presisi yang tinggi. 7 Akurasi Akurasi sering dinyatakan perolehan kembali. Parameter akurasi bertujuan untuk menentukan metode uji yang digunakan dapat memberikan hasil yang sama dengan nilai sebenarnya atau dengan kata lain yang didapat sama dengan sebenarnya.uji akurasi dilakukan dengan membuat larutan dari bahan baku pembanding CTM dan PPA pada tiga yang berbeda dengan tiga kali pengulangan. Hasil Uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 10. dan 11. Tabel 10. Data hasil uji akurasi CTM % Teori % Aktual % perolehan kembali 80 79,20 79,88 100, ,01 79,72 100, ,24 78,92 100, ,58 97,47 100, ,76 97,74 101, ,65 96,71 101, ,42 117,56 100, ,51 117,63 100, ,23 118,38 100,98 Tabel 11. Data hasil uji akurasi PPA % Teori % Aktual % perolehan kembali 80 78,90 79,84 101, ,76 78,72 101, ,56 79,50 101, ,92 98,13 101, ,75 97,03 101, ,47 97,85 101, ,77 115,26 101, ,00 117,49 101, ,62 115,10 101,31 Hasil uji menunjukkan persen perolehan kembali CTM pada 100,87 101,10% dan persen perolehan kembali PPA pada 101,19 101,43%. Persyaratan uji akurasi adalah %, oleh karena itu hasil uji akurasi CTM dan PPA memenuhi persyaratan uji akurasi. Metode ini dikatakan akurat karena menunjukkan kedekatan nilai yang dihasilkan pada penetapan kadar CTM dan PPA dengan nilai yang sebenarnya. Rentang Hasil uji rentang diperoleh dari data uji akurasi yang dilakukan dan dapat dilihat pada Tabel 12. dan 13.
8 Tabel 12. Data hasil uji rentang CTM % Teori % Aktual % perolehan kembali 80 79,20 79,88 100, ,01 79,72 100, ,24 78,92 100, ,58 97,47 100, ,76 97,74 101, ,65 96,71 101, ,42 117,56 100, ,51 117,63 100, ,23 118,38 100,98 Simpangan baku relatif 0,08 r 0,999 Tabel 13. Data hasil uji rentang PPA % Teori % Aktual % perolehan kembali 80 78,90 79,84 101, ,76 78,72 101, ,56 79,50 101, ,92 98,13 101, ,75 97,03 101, ,47 97,85 101, ,77 115,26 101, ,00 117,49 101, ,62 115,10 101,31 Simpangan baku relatif 0,08 r 0,999 Dari tabel di atas, uji rentang diperoleh hasil CTM dan PPA yang sama yaitu simpangan baku relatif 0,08% dan koefisien korelasi 0,999. Hasil ini menunjukkan uji rentang masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu simpangan baku relatif < 2,0% dan koefisien korelasi > 0,998. Nilai ini menunjukkan bahwa penetapan kadar ini bila dilakukan pada rentang % masih memberikan hasil yang baik. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Pada pengujian beberapa parameter validasi yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Uji kesesuaian sistem diperoleh rata rata asimetri CTM sebesar 1,275 dan PPA sebesar 1,240, simpangan baku relatif untuk waktu retensi dan area CTM sebesar 0,114 dan 0,119, sedangkan PPA sebesar 0,062 dan 1,172. 2) Uji spesifitas menunjukkan bahwa pelarut, fase gerak dan larutan plasebo tidak memberikan pengaruh pada metode penetapan ini. 8 3) Uji linieritas untuk CTM diperoleh persamaan garis y = ,60x ,50 dengan nilai koefiien korelasi sebesar 0,999, sedangkan untuk PPA diperoleh persamaan garis y = x 145,6 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,999. 4) Uji presisi diperoleh simpangan baku relatif CTM sebesar 1,02 % dan simpangan baku relatif PPA sebesar 0,56%. 5) Uji akurasi menunjukkan % perolehan kembali CTM pada 100,87 101,10 % dan untuk PPA pada 101,19 101,43 %. 6) Uji rentang untuk CTM dan PPA menunjukkan hasil yang sama yaitu dengan simpangan baku relatif sebesar 0,08 % dan koefisien korelasi sebesar 0,998. 7) Berdasarkan hasil validasi metode penetapan kadar Klorfeniramina maleat dan Fenilpropanolamina dalam sediaan tablet Paratusin secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), dapat disimpulkan bahwa metode ini valid digunakan untuk pemeriksaan rutin di laboratorium QC PT Prafa. Saran Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan verifikasi metode penetapan secara berkala untuk menjamin validitas metode yang digunakan. Daftar Pustaka Ansel, H.C Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Terjemahan Farida Ibrahim. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Petunjuk Operasional Cara Pengolahan Obat yang Baik. Badan POM. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Petunjuk Operasional
9 Cara Pengolahan Obat yang Baik. Badan POM. Jakarta. Day, R.A. dan Underwood, A.L Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi VI. Erlangga. Jakarta. Johnson, E. L. dan Stevenson, R Dasar Kromatografi Cair. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung. Lachman, L., Lieberman, H. A., dan Kanig, J. L Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Mulja, H. M. dan Suharman Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya. Mulya, M dan Syahrani, A KCKT, Teori Dasar, Instrumentasi dan Aplikasi. Mecphiso Grapika. Surabaya. Rath dan Strong s Six Sigma Advance Tools Pocket Guide. Penerbit Andi : Yogyakarta. Reynolds, J.E.F Martindale The Extra Pharmacopeia. Royal Pharmaceutical Sociaty. London. Snyder, Lloyd R., Joseph L. Glajch dan Joseph J. Kirkland Practical HPLC Method Development. John Willey & Sons, Inc. New York. Tim Farmakope Indonesia Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tjay, T.H. dan Kirana. R Obatobat Penting, Khasiat Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Edisi Keempat. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Active Pharma Ingredients. Diakses pada tanggal 4 Pebruari Our Products. Diakses pada tanggal 4 Pebruari Coloumn Chromatography Catalogue. Diakses pada tanggal Januari Lampiran Lampiran 3. Data kromatogram uji kesesuaian sistem 1) Data kromatogram pelarut 2) Data kromatogram fase gerak Lampiran 4. Data kromatogram uji spesifitas 9
10 Area Area 3) Data kromatogram larutan plasebo 2) Data dan grafik hasil uji linieritas PPA mg Konsentrasi standard (mg/ml) Area ,78 0, ,65 0, ,59 0, ,34 0, , , Persamaan regresi linier y = x - 145,6 Konsentrasi (mg/ml) r 0,999 4) Kromatogram 4) Data kromatogram larutan standard PPA dan CTM 5) Data kromatogram larutan sampel Lampiran Persamaan 5. Data, regresi grafik, linier kromatogram y = dan ,60x contoh perhitungan ,50 uji linieritas R 0,999 1) Data dan grafik hasil uji linieritas CTM mg Konsentrasi standard (mg/ml) Area 50 5,1 0, ,5 0, ,1 0, ,7 0, ,1 0, Persamaan 0 regresi linier y = ,60x , R Konsentrasi (mg/ml) 0,999 10
Validasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*
PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DALAM TETES MATA PADA SEDIAAN GENERIK DAN MERK DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Instrument PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan Jalan Raya Tanjung Morawa Km. 9 pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penetapan kadar ini dilakukan di Ruang Laboratorium yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciSIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciRINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC
Hasnah Lidiawati. 062112706. 2015. Optimasi Fase Gerak pada penetapan kadar campuran dextromethorphane HBr dan diphenhydramine HCl dalam sirup dengan metode HPLC. Dibimbing Oleh Drs. Husain Nashrianto,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciANALISIS SECARA SIMULTAN PARACETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
ANALISIS SECARA SIMULTAN PARACETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Dewangga Mahdiyar, Drs. H. Agus Taufiq, M.Si, Farida Nuraeni,S.Si, M.Si Program Studi Kimia, Fakultas Matematika
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN
ANALISIS SIKLAMAT PADA AGAR-AGAR YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Rizki Widyaningsih*, Pri Iswati Utami* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciKETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami
KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK
VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK Ika Yuni Astuti *, Wiranti Sri Rahayu, Dian Pratiwi Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan cairan tubuh manusia yaitu plasma secara in vitro. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
BAHAN SEMINAR PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) OLEH RIKA KHAIRYAH PANE NIM 071524056 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB 6 RINGKASAN PENELITIAN
32 BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN Validasi metode analisis merupakan suatu proses untuk menentukan keabsahan dan pertanggungjawaban suatu hasil percobaan di laboratorium, tetapi dalam proses dan perhitungannya
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Wiranti Sri Rahayu, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Fauziah Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Noviny Ramayany Uno 1), Sri Sudewi 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 30 Juni 2016 Nama Mahasiswa : 1. Irma Yanti 2. Rahmiwita 3. Yuliandriani Wannur Azah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 bertempat di Laboratorium Biomassa Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, terutama rhinovirus dan coronavirus, disertai terjadinya infeksi akut pada mukosa sistem pernapasan atas. Flu pada
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Jenis-jenis obat yang
Lebih terperinciBAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml
23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula
Lebih terperinciVALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN TETES MATA SKRIPSI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN TETES MATA SKRIPSI Oleh : Salamah Farichatus Sa diyah 115010701 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI RUSWITA NOVITASARI 2443012227 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011. Berlokasi di Laboratorium Jasa Analisis Pangan, Departemen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DAN KLORFENIRAMIN MALEAT MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SERTA APLIKASINYA DALAM BEBERAPA SEDIAAN SIRUP SKRIPSI Oleh : Nur Aini 125010793 FAKULTAS
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN
ANALISIS SILDENAFIL SITRAT PADA JAMU TRADISIONAL KUAT LELAKI MERK A DAN B DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Angga Tiya Warma Sarigih, Anjar Mahardian Kusuma, Pri Iswati Utami Fakultas Farmasi
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciPRASILIA NOERICA
OPTIMASI METODE PENENTUAN KADAR PARASETAMOL, KLORFENIRAMINMALEAT, DAN GLISERILGUAIAKOLAT DALAM SEDIAAN SIRUP DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI PRASILIA NOERICA 2443007078 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI HENDRIANTO 2443012018 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : siska.musiam@gmail.com ABSTRAK Pengawasan
Lebih terperinciAPLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI
APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI AVIE FUROHMA PROGRAM STUDI S1 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Sampel 4.1.1. Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan berupa minuman serbuk dalam kemasan sachet yang beredar di pasar Bandung. Sampel yang digunakan diambil dari sebuah toko
Lebih terperinciVALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI Oleh : Puji Lestari 125010761 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM
Lebih terperinciKata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT DEKSAMETASON DALAM JAMU PEGAL LINU MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1 *, Muhamad Barik Ulfa Faza 1 1 Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas
Lebih terperinciAPRIALIA RIESIANE HARIYANTO
OPTIMASI METODE PENENTUAN KADAR PARASETAMOL, KLORFENIRAMINMALEAT, DAN FENILPROPANOLAMIN HCL DALAM SEDIAAN SIRUP DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS-DENSITOMETRI APRIALIA RIESIANE HARIYANTO 2443007104 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. B. BAHAN Levofloksasin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
VALIDASI METODE UNTUK PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Herlinda I.P Tjaboali 1), Fatimawali 1), Defny S. Wewengkang
Lebih terperinciKata Kunci : Pengembangan metoda, UPLC, HPLC, Obat batuk cair.
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS DEXTROMETHORPHAN HBr DAN DIPHENHYDRAMIN HCl DALAM SEDIAAN OBAT BATUK CAIR MENGGUNAKAN ULTRA PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPH (UPLC) Muhamad Faisal Fuad, Dra. Eka Herlina M.Pd,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN
RINGKASAN Pengembangan dan Validasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pada Analisis Andrografolida dalam Bahan Baku dan Tablet Fraksi Etil Asetat Andrographis paniculata Pada pengembangan produk
Lebih terperinciVALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL
VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu*, Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Devi Ratnawati Fakultas Farmasi
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ANALISIS SENYAWA KARSINOGENIK NITROSODIETILAMIN (NDEA) PADA IKAN SARDEN KEMASAN KALENG DENGAN EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION-HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY SKRIPSI INDAH LESTARI SETIOWATI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciPROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DAN PREDNISOLON DALAM SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN METODE ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: DELYUVIN NASUTION NIM 131524106 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Grace Pricilia Tulandi 1), Sri Sudewi 1), Widya Astuty Lolo 1) Prodi Farmasi, FMIPA,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciValidasi metode analisa penetapan kadar.(nining Sugihartini, dkk) 111
Validasi metode analisa penetapan kadar.(nining Sugihartini, dkk) 111 VALIDASI METODE ANALISA PENETAPAN KADAR EPIGALOKATEKIN GALAT DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI VALIDATION METHOD OF QUANTITATIVE
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Preparasi Sampel Larutan standar dibuat dengan melarutkan standar tetrasiklin sebanyak 10 mg dalam metanol 100 ml dari larutan standar tersebut lalu dibuat larutan baku dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciOPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1*, Ibrahim Arifin 1 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) SKRIPSI AGNES PUTRI WIRADININGRUM 1308010152 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI
ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI RAMADHANI PUTRI PANINGKAT PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO Rifani Hutami Supardi 1), Sri Sudewi 1), Defny S. Wewengkang 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciSTUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Bekti Nugraheni 1 Abstrak Penelitian ini menggambarkan perlakuan degradasi infus ciprofloksasin yang dikondisikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciJurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet Ridho Asra 1), Harrizul Rivai 2), Widya Astuty 1)
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN
ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA SIMPLISIA TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL Wiranti Sri Rahayu, Dwi Hartanti, Handoyo Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PE ELITIA
IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciPenetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2008, hal. 29-34 ISSN 1693-1831 Vol. 6, No. 1 Penetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI
PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: RISTINA HASIBUAN NIM 121524085 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN
PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN 693-359 ANALISIS RESIDU PESTISIDA ORGANOKLORIN PADA SIMPLISIA KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET VISIBEL Wiranti Sri Rahayu, Dwi
Lebih terperinciHarrizul Rivai 1*, Mia Larasaky 2, Zikra Azizah 2. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s58
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Klorfeniramin Maleat Dalam Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI
VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinci