DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING"

Transkripsi

1 58 ISSN , dkk. DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING, Trimardji Atmono, Wirjoadi Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogyakarta ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING Telah dilakukan deposisi lapisan tipis dua lapis ZnO dan Al pada substrat Al untuk membuat sambungan P-N dengan teknik sputtering. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk sambungan P- N antara lapisan tipis dengan ZnO dengan lapisan tipis Al. Untuk mendapatkan hasil sambungan P-N yang baik telah dilakukan variasi waktu deposisi utuk lapisan tipis ZnO dan daya RF untuk lapisan tipis Al. Untuk pengamatan hasil penelitian, telah dilakukan pengukuran tahanan maju dan mundur sambungan P-N dengan digital multi meter. Pengamatan tebal lapisan tipis dilakukan dengan SEM, pengamatan struktur kristal menggunakan XRD. Dari hasil pengukuran tahanan maju dan mundur diperoleh tahanan maju dan mundur yang berbeda yaitu 951 ohm dan 15,1 k ohm, pengamatan tebal lapisan tipis ZnO 1,5 µm dan lapisan tipis Al 1 µm, struktur kristal lapisan tipis ZnO dan Al hampir sama struktur kristal target dengan sudut 24,47 0 dan 34,31 0. ABSTRACT DEPOSITION OF THE BILAYER ZnO AND SINGLE LAYER Al TO PRODUCE PN-JUNCTION BY USING SPUTTERING TECHNIQUE. The deposition of bilayer ZnO and single layer Al to on Al-substrat to produce PN-Junction between ZnO and Al has been carried out.to achieve the best result, i.e the right PN-junction, the optimation of the prepared thin films has been done, namely the variation of depositon time and the power at the sputtering process. In order to get the properties of the sample, the following characterizations done were measuring of the forward-and backward resistance of the PN-junction with digital multimeter, observing of the crystal structure and the thickness of thin films with SEM and EDX, respectively. The results of the measurement show the different of the forward- and the backward resistance, 951Ω for the forward and 15.1 Ω for the backward. This indicates the formation of PN-Junction. The thickness of the ZnO bilayer was 1.5 µm and that of Al was 1 µm. The crystal structure of the films was the same with that of the target, it was identified at the peak of the XRD measurement, i.e. at the angle of o for ZnO and o for Al. PENDAHULUAN U ntuk membuat sambungan P-N biasanya digunakan bahan silikon atau germanium yang masih murni yang bersifat intrisik. Bahan yang masih murni ini harus diberi pengotor dahulu agar dapat berubah sifat listriknya menjadi tipe P atau tipe N. Pembuatan semikonduktor tipe P atau N dapat dilakukan antara lain dengan cara difusi, dimana pengotor didifusikan ke dalam silikon pada suhu tinggi, atau cara epiktasi yaitu gas silan dicampur dengan gas pengotor. Untuk membuat tipe P pada bahan silikon, dapat dilakukan dengan memberikan pengotor trivalen yaitu boron, aluminium atau galium, sedangkan untuk membuat tipe N diberi pengotor pentavalen phospor Jadi pemberian pengotor untuk bahan semikonduktor yang masih murni harus dilakukan dua kali. [1] Bahan ZnO adalah semikonduktor jenis N yang akhir-akhir ini banyak diteliti di negara maju. Bahan ini mempunyai sifat piezoelektrik dengan kopling mekanik yang besar, sehingga dapat digunakan sebagai sensor tekanan gas, penentu frekuensi tinggi, tapis frekuensi tinggi ataupun elektroda tembus cahaya untuk sel surya. [2] Bahan ZnO termasuk oksida seng, bila berada dalam atmosfir akan kehilangan oksigen dan terjadi reduksi. Akan tetapi dalam hal ini kekosongan oksigen tidak terbentuk, atom ZnO terdiri dari atom Zn dan O tetapi mempunyai kelebihan atom Zn, sehingga ion Zn menduduki tempat interstisi pada

2 , dkk. ISSN kristal ZnO yang berbentuk heksagonal. Ion Zn + yang memiliki kelebihan satu elektron, dibandingkan dengan ion Zn 2+ lainnya. Ion-ion kontinyu ini dapat memberikan elektron pada pita konduksi yang akan menghasilkan semikonduktor tipe N. Dengan demikian bahan ZnO dapat digunakan untuk sambungan P-N dengan proses lebih singkat yaitu hanya satu kali pemberian pengotornya. [3] Pembuatan sambungan P-N dari bahan semikonduktor ZnO dapat dilakukan dengan cara memberi pengotor yang mempunyai valensi tiga misalnya aluminium dimana bahan tersebut dapat dicari dengan mudah dengan harga yang relatip murah. Untuk mendapatkan sambungan P-N yang baik, diantara sambungan lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al harus bersih dari kotoran yang berasal dari udara bebas. Bahan ZnO sebelum diberi pengotor Al dibuat lapisan tipis terlebih dahulu dengan susbstrat Al, kemudian dideposisi lagi dengan lapisan tipis Al tanpa membuka tabung reaktor plasma, sehingga diantara lapisan tipis ZnO dengan lapisan tipis Al tidak dikotori partikel dari udara bebas tersebut. Semikonduktor tipe N yang ditambahkan dengan ketidak murnian aseptor akan mempunyai konsentrasi hole yang jauh lebih besar dari pada konsentrasi elektron. Oleh karena arus listrik lebih banyak dibawa oleh hole, maka jenis konduktivitas semikonduktor ini adalah positip yaitu semikonduktor jenis P Dengan demikian akan terjadi sambungan P-N antara ZnO dan Al. [4] Untuk memberi pengotor bahan semikonduktor intrisik maupun ekstrisik, dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain : metode paduan, metode difusi, metode epiktasi, metode sputering dan metode implatasi ion. Sambungan P-N yang baik mempunyai tahanan maju dalam orde ratusan ohm, tahanan mundur dalam orde ratusan kilo ohm, tegangan maju dalam orde volt, tegangan dadal mundur ratusan volt, resistivitas keping puluhan ohm/cm 2.[1] Dengan demikian sambungan P-N ini dapat digunakan sebagai diode yang mempunyai tegangan dadal yang cukup tinggi Teknik sputtering yang digunakan disini adalah teknik RF sputtering, karena target yang digunakan dari bahan semikonduktor. Tegangan tinggi RF yang diberikan pada elektroda menyebabkan ion positip bergerak dari anoda menuju katoda, sedangkan ion negatip bergerak menuju anoda. Dalam pergerakan menuju katoda, ion positip tersebut akan dipercepat oleh medan listrik karena adanya beda tegangan.. Selanjutnya ion positip mendapat percepatan dari gaya yang ditimbulkan oleh medan listrik kemudian akan bergerak menuju katoda dan menumbukinya dengan tenaga yang tinggi, dengan diikuti tumbukan berikutnya secara terus-menerus. [2] Massa ion penumbuk dari gas argon adalah lebih besar dari atom yang ditumbuk yaitu atom ZnO dan Al sehingga akan meninggalkan tempat tumbukan menuju ke arah bagian dalam permukaannya. Dengan demikian atom permukaan ZnO dan Al memperoleh tenaga yang cukup untuk melepaskan dari permukaan target. Atom ZnO dan Al yang terhambur dari permukaan target akibat ditumbuki ion argon tersebut membentuk lapisan tipis di atas substrat. Dengan melakukan variasi waktu deposisi lapisan tipis ZnO pada substrat Al dan variasi daya pada deposisi lapisan tipis Al pada lapisan tipis ZnO diharapkan akan terbentuk sambungan P-N ZnO-Al yang paling baik. TATA KERJA Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang meliputi : penyiapan cuplikan, pendeposisian lapisan tipis dua lapis, pengukuran tahanan maju dan mundur, pengukuran struktur kristal.dan pengamatan struktur mikro. Penyiapan Cuplikan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah target ZnO yang dibeli dalam bentuk target dengan diameter 75 mm tebal 2 mm, demikian juga target Al dengan ukuran yang sama. Sedangkan bahan untuk substrat digunakan Al dipotong dengan diameter 15 mm. Pendeposisian Lapisan Tipis Peralatan sistem RF sputtering yang digunakan terdiri dari : tabung reaktor plasma dengan dua target ZnO dan Al, pompa vakum rotari, pompa vakum turbo, vakum meter, sumber tegangan RF, pendingin target, pendingin sumber RF dan sumber gas argon. Target ZnO dan Al diletakkan pada tempat target yang berbeda, dimana keduanya berfungsi sebagai katoda di dalam tabung reaktor plasma. Substrat Al dan kaca diletakkan pada anoda yang berada di atas katoda dan dapat dipindahkan di atas target ZnO maupun target Al. Untuk pengamatan struktur mikro dan struktur kristal digunakan substrat kaca, untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengamatan struktur mikro dengan SEM yang memerlukan ukuran substrat yang relatip kecil.

3 60 ISSN , dkk. Tabung reaktor plasma divakumkan sampai torr dengan pompa vakum rotari dan turbo (untuk membersihkan partikel yang tidak dikehendaki), kemudian gas argon dialirkan ke dalam tabung reaktor plasma melalui kran yang digunakan untuk mengatur tekanan gas. Tekanan gas akan naik menjadi torr. Posisi substrat Al pertama kali ditempatkan di atas target ZnO Kemudian sumber tegangan RF dihidupkan, maka gas argon akan terionisasi, ion argon akan menumbuk target ZnO. Substrat Al dan kaca akan mendapat percikan ion ZnO dengan tenaga yang cukup besar, sehingga sebagian ion ZnO menyisip pada susunan atom substrat Al dan kaca. Segera setelah susbstrat Al dan kaca terdeposisi dengan lapisan tipis ZnO maka susbstrat Al dan kaca dipindahkan ke atas target Al. Dengan demikian maka akan terbentuk lapisan tipis dua lapis ZnO dan Al tanpa dikotori partikel lain. Untuk mendapatkan sambungan P-N yang paling baik, maka dilakukan variasi waktu deposisi lapisan tipis ZnO dari 15 menit sampai 40 menit (untuk mendapatkan lapisan tipis ZnO paling tebal) dan variasi daya RF dideposisi lapisan tipis Al. dari 135 watt sampai dengan 175 watt dengan waktu deposisi 2 menit. digunakan XRD. Alat XRD yang digunakan adalah milik Balai Penelitian Keramik Bandung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengukuran dan pengamatan hasil disajikan seperti pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 5 Terbentuknya lapisan tipis ZnO dan Al pada substrat Al dapat dapat diamati dengan SEM seperti pada Gambar 1. Untuk dapat mengamati ketebalan lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al, substrat kaca yang sudah dideposisi dengan lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al dipotong melintang dan dipoles lagi sampai halus. Pengukuran Tahanan Maju dan Mundur Keadaan Terbuka Sambungan P-N mempunyai tahanan maju dan mundur yang berbeda. Untuk sambungan P-N yang baik mempunyai tahanan maju yang kecil dan tahanan mundur yang besar. Untuk mengetahui tahanan maju dan mundur pada keadaan terbuka, dilakukan pengamtan dengan multi meter digital. Pengukuran Ketebalan Lapisan Tipis Dengan SEM Pengamatan ketebalan lapisan tipis dua lapis lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al yang terdeposisi di atas substrat kaca dilakukan dengan menggunakan SEM. (merk Jeol milik Kantor Deptamben Bandung). Pengamatan ketebalan lapisan tipis dua lapis ZnO dan Al dilakukan bukan dari arah permukaan substrat tetapi dengan arah melintang, sehingga dapat diamati dua lapisan tipis. Pengamatan Struktur Kristal Dengan XRD Terbentuknya sambungan P-N yang baik ditandai dengan fakta bahan struktur kristal lapisan tipis ZnO dan Al harus sesuai atau mendekati struktur kristal target ZnO dan target Al. Untuk mengamati struktur kristal lapisan tipis ZnO dan Al KACA ZnO Al UDARA Gambar 1. Penampang lintang dari ketebalan lapisan tipis ZnO dan Al pada substrat kaca. Tumbukan ion argon dengan tenaga yang cukup besar mampu melepaskan atom ZnO dan terpecik pada susbtrat Al dan kaca. Demikian juga tumbukan ion argon dapat melepaskan susunan atom Al terpecik pada lapisan tipis ZnO, sehingga membentuk dua lapisan tipis. Dengan mengamati menggunakan SEM penampang melintang substrat yang sudah dideposisi, maka terlihat adanya lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al setebal 1,5 µm dan 1 µm berwarna putih sedikit gelap dan putih terang pada permukaan. Pengamatan ini menunjukkan telah terbentuk lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al pada permukaan substrat kaca. Lapisan tipis ZnO terlihat sebagian masuk pada substrat akibat peristiwa difusi, sehingga lapisan tipis ZnO terikat kuat pada substrat Al. Sedangkan diantara lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al tidak terlihat lapisan tipis pengotor yang lain. Pemotretan dengan SEM ini dipilih pada kondisi parameter waktu deposisi yang

4 , dkk. ISSN paling lama, sehingga jelas terlihat bahwa telah terbentuk dua lapisan tipis tanpa ada lapisan pengotor lain. Untuk mengetahui struktur kristal lapisan tipis ZnO, struktur kristal Al, struktur kristal lapisan tipis ZnO dan Al hasil sputtering dilakukan peng-ujian dengan XRD. Pengujian XRD ini terutama dimaksudkan untuk mengetahui apakah struktur kristal yang terbentuk pada substrat kaca sama atau mendekati struktur kristal target. Pada Gambar 2 ditunjukkan hasil pengujian XRD dari lapisan tipis ZnO. Teramati dua puncak spektrum pada sudut 34,37 0 dengan jarak antar bidang 2,61 Å (diambil dari hasil alat XRD, sehingga tidak dapat diamati pada gambar) dengan arah bidang 002. Arah bidang 002 menunjukkan bahwa arah bidang ini tegak lurus dengan sumbu c. [2] Hasil ini hampir sama dengan spektrum standard ZnO yaitu jarak antar bidangnya 2,602 Å. [5] Sedangkan pergeseran puncak ke sudut yang lebih kecil disebabkan karena sewaktu ion ZnO menumbuk susunan atom kaca sebagian menyisip dengan tenaga yang cukup besar pada susunan atom substrat kaca. Hal ini menyebabkan susunan atom kaca, merenggang akibat geseran antar atom kaca dan ion ZnO. Selain itu disebabkan juga perbedaan koefisien muai antara substrat kaca dan lapisan tipis ZnO [6] Pada Gambar 3 spektrum struktur kristal lapisan tipis Al dan terlihat puncak pada sudut 24,61 o dengan jarak antar bidang 3,61 Å dengan arah bidang 100 adalah sudut AlFeO. Unsur Fe dan O ini kemungkinan disebabkan karena ada kebocoran saluran gas argon, sehingga ada unsur O yang masuk. Sedangkan unsur Fe kemungkinan berasal dari percikan yang berasal dari elektroda. Gambar 2. Spektrum struktur kristal lapisan tipis ZnO pada substrat kaca.

5 62 ISSN , dkk. Gambar 3. Spektrum struktur kristal lapisan tipis Al pada substrat kaca. Gambar 4. Spektrum struktur kristal lapisan tipis Al pada substrat kaca. Pada Gambar 4 disajikan spektrum struktur kristal lapisan tipis dua lapis ZnO dan Al dan terlihat puncak pada sudut 24,47 o. Sudut tersebut adalah indikasi dari Al FeO dengan jarak antar bidang 3,63 Å dan arah bidang 100. Sudut ini berbeda sedikit dengan sudut lapisan tipis Al standard seperti Gambar 3. Hal ini kemungkinan disebabkan lapisan tipis Al berada di atas lapisan tipis ZnO dimana sebagian kecil atom Al dan ZnO bereaksi. Sedangkan sudut 34,35 0 dengan jarak antar bidang 3,61 Å dengan arah bidang 001 serta sudut 42,01 0 dengan jarak antar bidang 2,14 Å adalah karakter ZnO. Intensitas spektrum ZnO pada gambar ini terlihat lebih rendah, hal ini disebabkan karena lapisan tipis ZnO terletak di bawah lapisan tipis Al. Puncak spektrum untuk lapisan tipis Al juga rendah, mungkin disebabkan karena tipisnya Al. Sedangkan untuk puncak ZnO hampir sama dengan pengamatan pada lapisan tipis ZnO tanpa lapisan tipis Al. Untuk mengetahui terbentuknya sambungan P-N dilakukan pengukuran tahanan maju dan mundur lapisan tipis yang dideposisikan pada subs-trat Al.. Pengukuran ini dilakukan dengan menggu-nakan digital multi meter yang hasilnya ditampil-kan pada Gambar 5. Lapisan tipis ZnO berfungsi sebagai semikonduktor tipe N, sedangkan lapisan tipis Al sebagai pengotor semikonduktor tipe N, sehingga akan terbentuk sambungan P-N. Lapisan tipis ZnO dibuat setebal mungkin, dibandingkan lapisan tipis pengotor Al. Untuk mendapatkan lapisan tipis ZnO tebal maka dilakukan variasi waktu deposisi, sedangkan untuk mendapat lapisan tipis Al setipis mungkin dilakukan variasi daya dengan waktu deposisi selama 2 menit.

6 , dkk. ISSN Gambar 5. Grafik hubungan antara daya RF dengan tahanan maju dan mundur sambungan P-N. Pada Gambar 5 disajikan grafik hubungan antara daya RF dengan tahanan maju dan mundur sambungan P-N dan terlihat tahanan maju bertambah besar dengan peningkatan daya RF, sedangkan tahanan mundurnya akan berkurang. Hal ini disebabkan karena dengan naiknya daya RF maka rapat arus ion akan naik, demikian juga tenaganya. Ion Al akan lebih banyak dan lebih dalam menyisip pada susunan atom lapisan tipis ZnO, sehingga akan memudahkan aliran elektron (hampir sama dengan konduktor). Dengan daya yang kecil dan waktu deposisi yang pendek, maka ion Al akan berfungsi sebagai pengotor yang dapat membentuk sambungan P-N yang baik. KESIMPULAN Dari hasil percobaan, pengamatan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Berdasarkan pengamatan visual dengan SEM bisa disimpulkan telah terbentuk lapisan tipis dua lapis lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al dengan ketebalan masing-masing 1,5 µm dan 1 µm. 2. Kristal ZnO menunjukkan struktur yang hampir sama dengan ZnO standard dan hanya terjadi sedikit perubahan sudut puncak spektrum, sedangkan struktur kristal lapisan tipis Al berbeda sedikit dengan struktur kristal Al. Perubahan dari pengamtan ini masih dalam toleransi kesalahan / ralat eksperimen. 3. Telah terbentuk sambungan P-N anatar lapisan tipis ZnO dan lapisan tipis Al dengan tahanan maju 953 ohm dan tahanan mundur 15,1 k ohm yang ditandai timbulnya perbedaan tahanan maju dan mundur. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepda Sdr. Giri Slamet yang telah membantu membuat lapisan tipis dua lapis ZnO dan Al. DAFTAR PUSTAKA 2. KIYOTAKA W, SHIGER H, Handbook Sputter Deposition Technology, Noyes Publi -cation, New Yersey, LAWRENCE, H VAN VLACK, Element of Materials Science and Engeneering, Addision Wesley Publishing Company, Reading Mass, Michigan, REKA RIO, MASAMORI, Fisika dan Tek-nologi Semikonduktor, PT Pradnya Paramita, Jakarta, MARLENE C, HOWARD F, Mc MURDIE, Powder Diffraction Data, Joint Committee on Difraction Standard, 1601 Park Lane, MICHIORI MIURA, Crystalographic Charac-ter of ZnO Thin Film Format at Low Sputtering Gas Pressure, Japanese Journal of Applied Physics, Vol. 21, No 2 February, TANYA JAWAB Sayono Mengapa pembuatan sambungan P-N (ZnO dan Al) tidak memakai substrat semikonduktor langsung, sehingga akan lebih mudah dalam aplikasinya. Berapa besaran parameter deposisi untuk menghasilkan lapisan ZnO-Al yang optimum. Pembuatan sambungan P-N tidak memakai substrat semikonduktor sehingga akan mudah dalam aplikasinya karena substrat Al berfungsi sebagai elektrode. Besaran parameter yang menghasilkan lapisan tipis yang optimum pada daya 135 watt, waktu deposisi 20 menit, tekanan gas torr. 1. MILLMAN, HALKIAS, Integrated Electro-nics, Mc Graw Hill Inc, New York, Sunardi Mohon klarifikasi kesimpulan 1, diterangkan secara visual, tetapi muncul angka kedalaman.. µm?

7 64 ISSN , dkk. Bagaimana struktur kristal setelah diamati dengan XRD, karena dalam XRD hanya tertampil spektrum. Bagaimana hubungan spektrum dengan struktur kristal. Ketebalan lapisan tipis ZnO dan Al pada penelitian ini memang diamati dengan SEM secara melintang sehingga dapat diukur ketebalan lapisan tipis ZnO dan Al. Struktur kristal lapisan tipis ZnO dan Al hampir sama dengan target ZnO dan Al. Pergeseran sudut antara sudut target dengan lapisan tipis karena ada perbedaan koefisien muai antara substrat dan lapisan tipis. Hubungan spektrum dengan struktur kristal adalah munculnya puncak (sinyal), sedangkan bila sudah terjadi kristal maka tidak muncul puncak. Djoko Sujono Seberapa jauh peran teknik sputtering ini bisa mendukung industri, menyejahterakan masyarakat, berikan c ontoh! Peranan teknik sputtering dalam industri dalam bidang kedokteran untuk pisau operasi dengan lapisan tipis TiN. Selain bidang mekanik pembuatan mata bor yang tajam dan harus dengan TiN Bambang Siswanto Dalam abstrak Bapak katakan : unsur memperekat sambungan P-N yang baik dilakukan variasi waktu deposisi untuk ZnO dan daya RF untuk lapisan Al, setahu saya untuk target yang berbeda parameter proses yang optimum juga berbeda, jadi apakah parameter proses yang tidak divariasi sudah pada kondisi optimum. Mohon penjelasan. Parameter yang sudah divariasi sudah meng-hasilkan yang optimum. Saminto Dapatkah tahanan mundur yang diperoleh tersebut ditingkatkan lebih tinggi lagi? Bagaimana caranya? Karena yang ada dipasaran, sebagai contoh diode (P-N), mempunyai tahanan mundur yang tinggi (dalam orde ratusan K ohm). Tahanan mundur sambungan P-N dapat ditingkatkan dengan cara menambah ketebalan lapisan tipis ZnO dan mengurangi dosis pengotor yaitu lapisan tipis Al. Bisa juga antara lapisan tipis ZnO dan Al diberi sekat (lapisan tipis isolator) misalnya dengan lapisan oksida, lapisan silikon nitride.

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag GANENDRA, Vol. V, N0.2 ISSN 1410-6957 PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag Yunanto, Sudjatmoko, Trimardji Atmono, Wirjoadi

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS 250 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA GANENDRA, Vol. V, N0.2 ISSN 1410-6957 KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto, Sri Sulamdari, Sudjatmoko Puslitbang

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING 138 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING Wirjoadi, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b)

PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b) ISSN 1410-6951 PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b) Bambang Siswanto, Wirjoadi, Sudjatmoko Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogyakarta Jl. Babarsari Kotak Pos 6101

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Toto Trikasjono Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

SIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO

SIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO Wirjoadi, dkk. ISSN 0216-3128 369 SIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO Wirjoadi, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

PREPARASI LAPISAN TIPIS SAMBUNGAN p-n ZnO DAN CuInSe MENGGUNAKAN PENYANGGA LAPISAN CdS UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PREPARASI LAPISAN TIPIS SAMBUNGAN p-n ZnO DAN CuInSe MENGGUNAKAN PENYANGGA LAPISAN CdS UNTUK APLIKASI SEL SURYA , dkk. ISSN 0216-3128 153 PREPARASI LAPISAN TIPIS SAMBUNGAN p-n ZnO DAN CuInSe MENGGUNAKAN PENYANGGA LAPISAN CdS UNTUK APLIKASI SEL SURYA PTAPB Badan Tenaga Nuklir Nasional Agung B.S.U, Messa Monika Sari

Lebih terperinci

SIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO

SIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO ISSN 1410-6957 SIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO Wirjoadi, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN

Lebih terperinci

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, dkk. ISSN 0216-3128 263 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno PTAPB - BATAN Toto Trikasjono STTN - BATAN ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS

Lebih terperinci

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA GANENDRA, Vol.VI, N0.1 ISSN 1410-6957 PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA Wirjoadi, Sudjatmoko, Yunanto, Bambang Siswanto, Sri Sulamdari Puslibang Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI Bambang Siswanto, dkk. ISSN 0216-3128 129 PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI Bambang Siswanto, Wirjoadi, Sudjatmoko Pustek Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Marwoto.P., dkk (2007) melakukan penelitian proses penumbuhan film tipis Ga 2 O 3 :Mn dengan mengguakan DC magnetron sputtering dan dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al)

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al) , dkk. ISSN 0216-3128 49 PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al), Tjipto Suyitno, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Puslitbang Teknologi Maju, Batan ABSTRAK

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZoO P ADA SILIKON UNTUK MEMBUA T DIODE DENGAN TEKNIK SPUTTERING

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZoO P ADA SILIKON UNTUK MEMBUA T DIODE DENGAN TEKNIK SPUTTERING Proseding Pertemuan don Presentasi Ilmiah P3TM -BATAN. Yogyakarta 25.26 Juli looo Buku I DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZoO P ADA SILIKON UNTUK MEMBUA T DIODE DENGAN TEKNIK SPUTTERING Yunanto, Trimardji Atmono,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA ISSN 40-695 KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA Bambang Siswanto, Wirjoadi, Tri Mardji Atmono, Yunanto Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogayakarta Jl. Babarsari Kotak

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA J. Sains Dasar 2015 4 (2) 198-203 STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA THE STRUCTURE AND CHEMICAL

Lebih terperinci

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO Almunawar Khalil 1*, Sri Yani Purwaningsih 2, Darminto 3 Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PENIN G KA TAN LAJU D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn 0 DENGAN TEKNIK SPUTTERING RF MAGNETRON

PENIN G KA TAN LAJU D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn 0 DENGAN TEKNIK SPUTTERING RF MAGNETRON PENIN G KA TAN LAJU D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn 0 DENGAN TEKNIK SPUTTERING RF MAGNETRON Yunanto,Suryadi, Tono Wibowo, Wirjoadi P3TM-BATAN, Kotak Pas 1008, Yogyakarta 55010 ABSTRAK PENINGKATAN LAJU DEPOSISI

Lebih terperinci

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING 110 ISSN 0216-3128 Bambang Siswanto., dkk. ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING Bambang Siswanto, Lely Susita RM., Sudjatmoko, Wirjoadi Pustek

Lebih terperinci

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain 1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,

Lebih terperinci

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2 Suharni, dkk. ISSN 0216-3128 33 PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2 Suharni dan Sayono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK PENGARUH DOPING

Lebih terperinci

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd. m.sukar1982xx@gmail.com A. Keramik Bahan keramik merupakan senyawa antara logam dan bukan logam. Senyawa ini mempunyai ikatan ionik dan atau ikatan kovalen. Jadi sifat-sifatnya

Lebih terperinci

D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn UNTUK LAPISAN PELINDUNG.P ADA Fe DENGAN TEKNIK SPUTTERING

D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn UNTUK LAPISAN PELINDUNG.P ADA Fe DENGAN TEKNIK SPUTTERING 180 ISSN 0216-3128 Yunanto, dkk. D EPOSISI LAPISAN TIPIS Zn UNTUK LAPISAN PELINDUNG.P ADA Fe DENGAN TEKNIK SPUTTERING BENTUK SILINDER Yunanto, BA Tjipto Sujitno, Suprapto,. Sabat Simbolon Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI Studi Pengaruh Suhu Substrat. (Rully Fakhry Muhammad) 303 STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI STUDY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40 ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Mesin Sekolah Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS. Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND

PENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS. Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND PENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND Yunanto, dan Darsono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami pengertian dan karakteristik dioda semikonduktor 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan sambunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir katalis Au Perubahan morfologi katalis telah dilihat melalui pengujian SEM, gambar 4.1 memperlihatkan hasil

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING 150 ISSN 0216-3128 Wirjoadi., dkk. SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING Wirjoadi, Elin Nuraini, Ihwanul Aziz, Bambang

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN SULFUR TERHADAP KONSTANTE KISI KRISTAL CuIn (S x,se 1-x ) 2

PENGARUH KANDUNGAN SULFUR TERHADAP KONSTANTE KISI KRISTAL CuIn (S x,se 1-x ) 2 Pengaruh kandungan sulfur terhadap konstante kisi kristal of CuIn (S x,se 1-x ) 2 (Wirjoadi, Bambang Siswanto) PENGARUH KANDUNGAN SULFUR TERHADAP KONSTANTE KISI KRISTAL CuIn (S x,se 1-x ) 2 Wirjoadi, Bambang

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI SPUTTERING TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS SnO 2

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI SPUTTERING TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS SnO 2 PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI SPUTTERING TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS SnO 2 Sayono, Agus Santoso Puslitbang Teknologi Maju BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, Yogyakarta 55010 ABSTRAK PENGARUH

Lebih terperinci

Efek doping Al pada sifat optik dan listrik lapisan tipis ZnO hasil deposisi dengan DC sputtering

Efek doping Al pada sifat optik dan listrik lapisan tipis ZnO hasil deposisi dengan DC sputtering JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 1, NOMER 1 JANUARI 2005 Efek doping Al pada sifat optik dan listrik lapisan tipis ZnO hasil deposisi dengan DC sputtering SriYaniPurwaningsih, 1 Karyono, 2 dansudjatmoko

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu disebabkan pertumbuhan aktivitas manusia yang semakin padat dan kebutuhan

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N

DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N Giri Slamet PTAPB-BATAN ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS Ag/CuinSe-SiP PADA SUBSTRA T KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS)

Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS) Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS) Analisis dan perancangan IC sangat tergantung pada pemilihan model yang cocok sebagai komponen IC. Untuk analisis secara manual, cukup

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ION BORON TERHADAP LISTRIK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO

ANALISIS PENGARUH ION BORON TERHADAP LISTRIK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO 102 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. ANALISIS PENGARUH ION BORON TERHADAP LISTRIK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO SIFA T Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto, Tjipto Suyitno P3TM-BATAN -'" ABSTRAK ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik 9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS Syuhada, Dwi Bayuwati, Sulaiman Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 e-mail: hadda212@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Barium Stronsium Titanat (Ba x Sr 1-x TiO 3 ) BST merupakan kombinasi dua material perovskit barium titanat (BaTiO) dan stronsium titanat (SrTiO). Pada kedudukan A, kisi ABO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Bridgman. Bahan-bahan yang digunakan adalah Pb, Se, dan Te kemudian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Bridgman. Bahan-bahan yang digunakan adalah Pb, Se, dan Te kemudian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil preparasi bahan semikonduktor Pb(Se 0,6 Te 0,4 ) dengan menggunakan teknik Bridgman maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MIKROELEKTRONIKA Gejala Transport dalam Semikonduktor D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MOBILITAS & KONDUKTIVITAS Gambaran gas elektron dari logam Bagian yang gelap menyatakan bagian yang mempunyai

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Struktur dua dimensi kristal silikon. Ion r (Å) Ion r (Å) Ti 4+ 0,68 Ti 4+ 0,68. Zr 4+ 0,79 Zr 4+ 0,79. Nb 5+ 0,69 Fe 3+ 0,67

Gambar 2.1. Struktur dua dimensi kristal silikon. Ion r (Å) Ion r (Å) Ti 4+ 0,68 Ti 4+ 0,68. Zr 4+ 0,79 Zr 4+ 0,79. Nb 5+ 0,69 Fe 3+ 0,67 2 oksigen. Sebagian besar unsur bebas silikon tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon yang berkualitas tinggi. Silikon untuk pengunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia dan kenyataan yang harus kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu

Lebih terperinci

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS S n O 2 MENGGUNAKAN TEKNIK DC SPUTTERING DAN KARAKTERISASINYA

DEPOSISI LAPISAN TIPIS S n O 2 MENGGUNAKAN TEKNIK DC SPUTTERING DAN KARAKTERISASINYA DEPOSISI LAPISAN TIPIS S n O 2 MENGGUNAKAN TEKNIK DC SPUTTERING DAN KARAKTERISASINYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar sarjana sains (S.Si) Program studi fisika Oleh : Anastasia

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC secara langsung. Sel surya telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING Lely Susita R.M., Bambang Siswanto, Ihwanul Aziz, Taufik Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM

PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM Pengaruh Suhu Substrat...(Vina Hentri Tunita N.)288 PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM THE EFFECT OF SUBSTRATE

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI Pada bab ini dibahas penumbuhan AlGaN tanpa doping menggunakan reaktor PA- MOCVD. Lapisan AlGaN ditumbuhkan dengan variasi laju alir gas reaktan, hasil penumbuhan dikarakterisasi

Lebih terperinci

WinHEC /15/2015. Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II

WinHEC /15/2015. Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II Materi Pengenalan elektronika Dasar Pertemuan ke II 1 Pembahasan Materi : Struktur atom Struktur atom bahan semikonduktor Struktur atom silikon dan germanium Sifat Konduktor, isolator dan semikonduktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PEMBUA TAN SAMBUNGAN PN SEMIKONDUKTOR ZoO DAN KONDUKTOR AI DENGAN TEKNIK SPUTTERING

PEMBUA TAN SAMBUNGAN PN SEMIKONDUKTOR ZoO DAN KONDUKTOR AI DENGAN TEKNIK SPUTTERING Pembualan Sambungan PN Semikonduktor ZnO don Konduktor Al dengan Teknlk Sputtering (Yunanto) PEMBUA TAN SAMBUNGAN PN SEMIKONDUKTOR ZoO DAN KONDUKTOR AI DENGAN TEKNIK SPUTTERING ABSTRAK Yunanto, TrimardjiAtmono

Lebih terperinci

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Tingkat Energi & Orbit Elektron ANALISIS LANJUTAN Pita Energi Semikonduktor Intrinsik Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Elektronika 1 23 Irwan Arifin 2004 P-N Junction Elektronika 1 24 Irwan Arifin

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, FMIPA UGM Sekip Unit 3 Bulaksumur Yogyakarta ABSTRAK

Jurusan Fisika, FMIPA UGM Sekip Unit 3 Bulaksumur Yogyakarta ABSTRAK Nugraha, dkk., Deposisi Sambungan p-n CuInSe 2 PENDEPOSISIAN SAMBUNGAN p-n CuInSe 2 MULTILAYER-ZnO DENGAN METODE RF SPUTTERING DAN KARAKTERISASINYA (A Deposition of CuInSe 2 Multilayer-ZnO by RF Sputtering

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPISAN TIPIS Sn(So,4Te0,6) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPISAN TIPIS Sn(So,4Te0,6) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM Struktur dan Komposisi... (Eka Wulandari) 1 STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPISAN TIPIS Sn(So,4Te0,6) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM STRUCTURE AND CHEMICAL COMPOSITION OF Sn(S0,4Te0,6) THIN

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK 92 dari pelat kaca dan tertutup dari pelat kaca. Untuk dioda silikon yang sambungannya paralel terbuka dari pelat kaca besarnya adalah 352 x 10-4 Joule pada temperatur pengamatan 39 o C, sedangkan yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK Walfred Tambuhan, Maksi Ginting, Minarni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau walfred_tambunan yahoo.com

Lebih terperinci

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Analisis Sifat Fisik Lapisan Tipis Titanium Nitrida ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Xander Salahudin Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR

Lebih terperinci

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR JANUARI 202 Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian sambungan logam tak sejenis antara Baja SS400 dan Aluminium AA5083 menggunakan proses pengelasan difusi ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh ketebalan lapisan

Lebih terperinci