DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N
|
|
- Irwan Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N Giri Slamet PTAPB-BATAN ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS Ag/CuinSe-SiP PADA SUBSTRA T KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N. Deposisi lapisan tipis CulnSe2 dilakukan dengan metode RF sputtering pada daya 200 Watt, jarak elektroda 20 mm, tekanan 2x10-2 mbar. Selanjutnya dilakukan pengamatan tegangan dan arus fotovoltaik dengan multimeter digital. Pada pendeposisian lapisan Ag dan SiP digunakan DC magnetron dengan parameter deposisi yaitu : HV generator 0,5 kv dan 40 ma, jarak elektroda 12 mm, tekanan gas argon 3 x W 2 mbar, waktu deposisi Ag adalah 10 menit serta variasi waktu deposisi SiP yaitu 10 menit, 12 menit, 14 menit, 16 menit dan 18 menit. Hasil pengamatan arus dan tegangan menunjukkan bahwa lapisan tipis dengan parameter preparasi waktu deposisi SiP 18 menit menghasilkan efek fotovoltaik yang optimal yaitu 0,30 ma pada 323 m V. Pada sel surya yang dirangkaikan seri dan paralel mampu meningkatkan efek fotovoltaik masing-masing berturut sebesar 0, 15 ma pada 1320 m V; 3,5 ma pada 305 m V. ABSTRACT DEPOSITION OF Ag/CuJnSeiSiP THIN FILMS ON THE GLASS SUBSTRA T TO PREPARE PN-JUNCTION CONECTED. The deposition of CulnSe2 thin film was done by using RF sputtering method with the power of 200 watt, electrode distance of 20 mm, chamber pressure of 2x1(J2 mbar. Further the voltage and the photovoltaic current are measured by using digital multimeter. Sputtering method DC magnetron was used to prepare films Ag and SiP, with the following parameter of deposition HV power 0.5 kv and 40 ma, electrode distance 12 mm, argon pressure 3 x 1(J2mbar, time deposition 10 minute for Ag and also variation of deposition time for SiP, 10 minutes, 12 minute, 14 minutes, 16 minutes and 18 minutes. The Result of measurement shown that thin films, which was deposited for 18 minutes (for SiP) produced optimum effect of fotovoltaic that is 0.3 ma at 323 mv. The solar cell as series and parallel conected is able to improve the effect of fotovoltaic O. 15 ma at 1320 mv; 3.5 ma at 305 mv. PENDAHULUAN Adaaltematif beberapa yang energi bersih, alam tidak berpolusi, sebagai energi aman dan dengan persediaan yang tidak terbatas. Oi an tara sumber energi terbarukan yang saat ini dikembangkan diantaranya : turbin angin, tenaga air (hydro power), energi gelombang air laut, tenaga surya, tenaga panas bumi, tenaga hidrogen, dan bioenergi. Tenaga surya atau solar sel merupakan salah satu sumber energi yang tidak menghasilkan emisi CO2 atau gas berbahaya lainnya. Energi surya atau dalam dunia internasional dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell, merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik. [I] Pada tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai 1000 Watt per meter persegi.(4) Jika sebuah divais semikonduktor seluas satu meter persegi memiliki efisiensi 10 persen maka modul solar sel ini mampu memberikan tenaga listrik sebesar 100 Watt. Saat ini efisiensi modul solar sel komersial berkisar antara 5 hingga 15 persen tergantung material penyusunnya. Tipe silikon single kristal merupakan jenis divais solar Giri Siamet ISSN
2 sel yang memiliki efisiensi tinggi meskipun biaya pembuatannya relatif lebih mahal dibandingkan jenis solar sellainnya. [2] Percobaan pembuatan sel surya merupakan langkah awal, dengan harapan kemudian bisa digunakan menghidupkan peralatan elektronik dan kebutuhan peralatan rumah tangga. Untuk dapat menghidupkan peralatan elektronik harus digunakan beberapa sel surya yang tersusun secara seri sehingga tegangan dapat mencapai sesuai kebutuhan. Cara menghubungkan sel surya secara seri, dibuatkan beberapa pasang tempat elektroda, yaitu elektroda belakang dan elektroda depan sel surya. Sel surya yang diseri dibuat dari lapisan tipis CulnSerSiP membentuk hubungan p-njunction. [3] [I) Pada percobaan ini, dilakukan untuk mengetahui besarnya tegangan fotovoltaik sel surya sambungan p-n CulnSe2-SiP menggunakan teknik RF sputtering. HasiI yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sedikit kontribusi dalam bidang pembuatan sel surya. Kemajuan dari penelitian material semikonduktor sebagai bahan inti solar cell menjadi faktor kunci bagi pengembangan fabrikasi sel surya. Pada teknologi sel surya, terdapat beberapa material yang dapat digunakan untuk fabrikasi sel surya, diantaranya kristal tunggal silikon sebagai pioner yang mampu menghasilkan efisiensi lebih dari 20 % untuk skala riset. Dalam skala produksi modul/panel sel surya kristal silikon yang dihasilkan berefisiensi sekitar 12 %. Penggunaan material ini dalam bentuk lempengan (wafer) masih digolongkan mahal dan volume produksi lempeng silikon belum dapat mencukupi kebutuhan pasar apabila terjadi penggunaan sel surya secara massal. Saat ini telah dikembangkan sel surya yang terbuat dari film tipis (thin film solar cells) yang biayanya lebih murah dan dapat diproduksi secara massal. Di antaranya ada tiga material yang sedang dikembangkan secara intensif yaitu CulnSe2 (atau paduannya seperti CulnS2 atau CulnGaSe2), CdTe dan silikon amorf. Material ini memiliki tingkat efisiensi sekitar 10 %. Untuk ketiga material di atas hanya dibutuhkan ketebalan sekitar satu mikron pada pembentukan sel surya yang efisien dan biayanya rendah. Ketiga material tersebut mempunyai daya absorbsi yang tinggi.[4] Pad a percobaan ini dilakukan preparasi lapisan tip is sel surya susunan Ag/CulnSe-SiP di atas substrat kaca, kemudian dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada sel surya yang dirangkai seri, paralel maupun paduan seri- paralel. Karakterisasi arus-tegangan dimaksudkan untuk mengetahui karakter sel surya sebagai uji kinerja lapisan tipis untuk menunjukkan efek fotovoltaik. Dengan karakterisasi arus-tegangan dapat ditentukan besarnya efisiensi dari lapisan tipis sel surya yang dihasilkan.(4] TAT A KERJA Deposisi lapisan tipis p-n junction Ag/CulnS~-SiP dikerjakan dengan metode sputtering. Adapun pelaksanaannya dilakukan beberapa tahapan yaitu : penyiapan perangkat preparasi, penyiapan bahan, pendeposisian. Pengukuran arus dan tegangan dengan cara menghubungkan beberapa sel surya secara seri dan paralel. Peralatan yang digunakan : sistem vakum, buatan PFEFFER VACUUM, Baltzers Instruments, Jerman, DC magnetron dan Generator RF, tabung sputtering berbentuk siiinder yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 285 mm dan tinggi 200 mm, dua buah elektroda yaitu katoda sebagai tempat target dan anoda sebagai tempat substrat dengan jarak pisah antara keduanya 12 mm, ultrasonic cleaner yang digunakan untuk membersihkan kaca substrat dari segal a kotoran. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : target Ag berbentuk wafer dengan diameter 75 mm, target CulnSe berbentuk wafer dengan diameter 75 mm, target SiP berbentuk wafer dengan diameter 75 mm, kaca preparat berukuran panjang 33 mm dan lebar 12 mm, gas argon dengan kemumian 99,99%, alkohol untuk membersihkan substrat. Deposisi lapisan tipis menggunakan RF dan DC magnetron sputtering adalah sebagai berikut : Pada RF Sputtering, digunakan RF (Radio Frequency) yang bekerja pada 13,56 MHz sebagai generator, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sistem osilator. Sistem ini dihubungkan pada sebuah amplifier sehingga dapat digunakan sebagai generator (pembangkit) pada proses deposisi, sedangkan pada DC magnetron menggunakan magnet dan diletakkan di bawah target seperti ditunjukkan pada Gambar 1. HV-DC Power supply Generator RF POfl1p.l Turbo P0fl1ll.1rot.lIY Gambar I. Sistem RF dan HV-DC magnetron sputtering Gas aryoll Langkah awal proses deposisi adalah memasang target Ag, CulnSe, SiP pada elektroda negatif (katoda) sedangkan substrat kaca dipasang pada elektroda positif (anoda) lalu menutup 402 ISSN Giri Siamet
3 chamber dan semua venti I. Setelah itu pompa rotari dan kipas pending in dihidupkan. Apabila tekanan telah mencapai 1,5 x 10.2 mbar, sistem air pendingin pompa turbo dialirkan, lalu menghidupkan pompa turbo dan ditunggu sampai mencapai tekanan ± 3x I0.5 mbar. Sete!ah tekanan tercapai, sistem air pendingin target dialirkan lalu kran gas argon dibuka. Langkah berikutnya adalah menghidupkan tegangan DC. Besamya arus 60 ma dan tegangan 0,5 kv sambil mengalirkan gas argon sampai terjadi discharge plasma. Aliran gas argon diatur sehingga diperoleh tekanan yang diinginkan 3 x 10.2 mbar, jarak elektroda 10 menit. 12 mm dan waktu deposisi selama Setelah terbentuk lapisan Ag, masker dipasang di atasnya sebagai kontak belakang. Proses selanjutnya adalah pendeposisian lapisan CulnSe sebagai semikonduktor tipe p, di atas Ag. Proses preparasi dilakukan dengan teknik RF sputtering dengan parameter deposisi meliputi daya generator 200 W, tegangan self-bias 1000 Volt, tekanan argon 3 x 10.2 mbar, jarak antar elektroda 23 mm dan waktu deposisi 20 menit. Pendeposisian lapisan SiP sebagai tipe n berada di atas lapisan CulnSe dilakukan dengan sistem DC magnetron. Selanjutnya mengulangi langkah-iangkah di atas dengan parameter sebagai berikut : daya generator 18 Watt, tekanan argon 3 x 10'2 mbar, jarak elektroda 12 mm dan variasi waktu deposisi, yaitu: 10, 12, 14, 16 dan 18 menit. Adapun struktur lapisan tip is sistem grid sel surya ditunjukkan pada Gambar 2. SiP CulnSe... Ag. Substrat kaca Gambar 2. Struktur lapisan tipis sel surya AgiCulnSe2 sistem grid. Pengukuran ''>- arus dan tegangan Pengukuran arus dan tegangan sebagai uji kinerja lapisan tip is yang telah dibuat, dilakukan dengan mengukur tegangan dan arusnya sesuai alur kerja seperti Gambar 3. laoisan SiP (menit) 10 Pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik dilakukan pada setiap sel surya tunggal serta sel surya yang dirangkai dalam rangkaian seri dan parale!. Di atas lapisan tipis sel surya, diberikan lapisan plat tembaga, agar lapisan tidak rusak oleh gesekan jarum multimeter. Skema pengukuran arus dan tegangan pada se! surya tunggal, kombinasi rangkaian seri, paralel, ditunjukkan pada Gambar 4, dengan sumbu X menunjukkan pengukuran tegangan dan sumbu Y menunjukkan pengukuran arus. Sel so!)'a tunggal Sumbu IX 1o(R) Sel surya dirangkai!en HAStL DAN PEMBAHASAN Sel so!)'a dirangkai Paralel Sumbu _x Sumbu Y Gambar 4. Skema pengukuran arus-tegangan fotovoltaik (a). Sel tunggal (b). Paralel (c). Seri Setelah dilakukan pengamatan efek fotovoltaik pada masing-masing sel surya, selanjutnya dilakukan pengukuran efek fotovoltaik sel surya yang dirangkai seri dan paralel. Sel surya yang dirangkaikan seri maupun paralel bertujuan untuk memperoleh optimalisasi arus, tegangan dan daya keluaran dari sel surya. Set surya tunggat Dari hasil pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik dari kelima sel surya untuk berbagai variasi waktu deposisi lapisan SiP diperoleh data dalam Tabel 1. Tabel 1. Pengukuran tegangan dan arus fotovoltaik dari sel surya tunggal Waktu deposisi Arus 0,30 0,15 0,20 0, fotovoltaik fotovoltaik Tegangan (ma\ (mv) Gambar 3. Alur uji kinerja lapisan tipis sel surya Pad a proses deposisi bahan, ketebalan lapisan sebanding dengan lamanya waktu deposisi, semakin lama waktu deposisi maka semakin tebal Giri Siamet ISSN
4 pula lapisan yang dihasilkan. Hal ini disebabkan 1320 my dan 0,15 ma. Sedangkan pada rangkaian semakin lama waktu deposisi maka atom-atom seri 2 menghasilkan tegangan dan arus fotovoltaik target yang terdeposisikan semakin banyak. yaitu 0,16 ma dan 1230 my. Dalam pengukuran Ketebalan lapisan berpengaruh terhadap kenaikan ini, arus dan tegangan fotovoltaik yang terukur tahanan listrik sambungan p-n. Dengan semakin kurang maksimal dikarenakan faktor dari perform a tebal lapisan yang terdeposisi di atas substrat belum sel surya maupun rangkaian paduan seri yang tentu menghasilkan efek fotovoltaik yang optimal. kurang sempurna hal ini disebabkan luasan kontak SiP merupakan lapisan material tipe-n yang antar lapisan kurang lebar. memiliki sifat transparan, sehingga tidak Tabel2. Tegangan dan arus dari kelima sel surya menganggu transmisi foton cahaya matahari dari yang dirangkai seri semikonduktor tipe-n menuju absorber. Dari Sel surya tunggal 312,300, 321, pengukuran fotovoltaik pada sambungan p-n Tegangan 5 0, ,15 0, (ma) (mv) Tegangan 320, Arus 0,16 Rangkaian seri No sel Jumlah surya 1 260, 322, (mv) 270, 305, diperoleh tegangan terkecil 240 my pada waktu deposisi 10 menit dan arus terkecil 0,15 ma pada waktu deposisi 16 menit. Sedangkan pengukuran efek fotovoltaik pad a sambungan p-n diperoleh tegangan dan arus terbesar yaitu 323 my dan 0,30 ma untuk lapisan tipis dengan waktu deposisi 18 menit. Sel surya yang dirangkai seri Dalam percobaan dilakukan pengukuran arus dan tegangan pada 5 sel surya yang telah dirangkai dalam rangkaian seri pada circuit-box. Untuk pengamatan tegangan fotovoltaik digunakan volt meter digital sedangkan arus fotovoltaik diukur dengan menggunakan amperemeter digital yang dirangkai seri dengan lapisan tipis sel surya. Pada pengukuran arus fotovoltaik, dalam rangkaian pengukuran ditambahkan tahanan sebesar 100 KO. Skema rangkaian seri pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik ditunjukkan pada Gambar 5. Sel surya yang dirangkai paralel Pada pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik, sel surya dirangkaikan paralel/ betjajar di dalam circuit-box dihubungkan dengan multimeter digital. Sel surya yang dirangkaikan paralel ditunjukkan pada Gambar 6. paralel + Sel nrya Rugkalaa seri RangJaian..,ri Gambar 5. Lima sel surya rangkaian seri Hasil pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik dari kelima sel surya yang dirangkai dalam seri ditunjukkan pada Tabel 2. Pad a Tabel 2. ditunjukkan hubungan arus dan tegangan dalam rangkaian serio Pada rangkaian seri I, 5 buah sel surya yang dikombinasikan menghasilkan tegangan dan arus fotovoltaik yaitu Gambar 6. Lima sel surya rangkaian paralel Hasil pengukuran arus dan tegangan fotovoltaik dari kelima sel surya yang dirangkai dalam paralel ditunjukkan pada Tabel 3. Pada Tabel 3, sel surya yang dirangkai paralel merupakan hasil preparasi yang diambil 5 sel surya dengan orde tegangan di atas 300 my untuk kelompok I dan 2, serta 5 sel surya dengan orde tegangan acak. Untuk kelompok sirkuit yang pertama, sel surya yang dirangkai berturut-turut memiliki tegangan sebagai berikut : 308 my, 314 my, 300 my, 325 my dan 320 my. Sedangkan arus masing-masing sel surya adalah ± 0,8 ma. Dari hasil pengukuran diperoleh tegangan 285 my dan arus fotovoltaik 3,6 ma. Pada kelompok sirkit paralel ke-2 masing-masing memiliki tegangan 404 ISSN Giri Siamet
5 Yogvakarta, 28 Agustus 2008 sebagai berikut : 324 my, 323 my, 325 my, 322 my, 320 my serta arus fotovoltaik masing-masing sel surya sekitar 0,75 ma dan sesuai pengukuran dihasilkan arus sebesar 3,5 ma pada tegangan 305 my. Sedangkan pada kelompok sirkit paralel yang ke-3 dan ke-4 tegangan mengalami penurunan yang signifikan masing-masing berturut dengan tegangan keluaran 2 19m Y dan 240 my. Tabel3. Tegangan dan arus dari kelima sel surya yang dirangkai paralel Sel surya dalam 214,225,0,15 280, 324, 308, Tegangan 5 1,21 1,31 3,5 3,6 280 (ma) , ,75 (mv) 323, 314, , Arus ranqkaian Daralel sel surya 05, 50, 2, ) h Sel surya tunggal Dari hasil pengukuran di atas menunjukkan indikasi bahwa sel surya yang dirangkai paralel untuk optimasi arus maka diperoleh kenaikan arus, sedangkan optimasi tegangan tidak ada kenaikan pad a semua unsur. KESIMPULAN I. Lapisan sel surya tunggal sistem p-n junction Ag/CuInSe2-SiP tunggal dengan parameter preparasi waktu deposisi SiP 18 menit menghasilkan efek fotovoitaik yang optimal yaitu 0,30 ma pada 323 my. 2. Lapisan sel surya sistem p-n junction Ag/CuInSe2-SiP yang dirangkai seri-paralel mampu meningkatkan efek fotovoitaik masingmasing 0,15 ma pada 1320 my dan 3,5 ma pada 305 my. 3. Lapisan sel surya sistem p-a junction Ag/CulnSe2-SiP. yang dirangkai secara paralel menghasilkan arus lebih besar dibandingkan rangkaian serio 4. Lapisan sel surya Sistem p-n junction Ag/CulnSe2-SiP yang dirangkai secara seri menghasilkan tegangan yang lebih besar dibandingkan dengan rangkaian parale!. 5. Sistem p-n junction Ag/CulnSerSiP dapat dihasilkan dengan menggunakan metode RF Sputtering dan DC magnetron untuk digunakan sebagai sel surya dan besamya efek fotovoltaik yang dihasilkan oleh sistem p-n junction tergantung pada beberapa parameter sputtering, homogenitas, ketebalan lapisan dan sifat dari tiap-tiap lapisan pembentuk sel surya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak : Dr. Trimadji Atmono, APU, Drs. Tjipto Sujitno MT, APU, Ir. Suprapto yang telah memberi bantuan dalam penulisan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA 1. ARISW AN, 2003, Prospek Penelitian dan Aplikasi FotovoItaik di Indonesia, Makalah Seminar, Universitas Negeri Jogjakarta. 2. BRIAN YULIARTO. (Januari 2007). Teknologi Sel Surya untuk Masa Depan. Artikel. Diambil pada tanggal 10 juni 2007, dari Teknologi-Sel-Surya-untuk- Energi--Masa- Depan.shtml. 3. NARYONO, 2002, Pengaruh Pengotor Fosfor Terhadap Pembentukan Sambungan P-N untuk Membuat Sel Surya, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. 4. TRIMARDJI ATMONO DKK, Preparasi Sistem Multi Lapisan Mo/CuInSe/SiP/ZnO dengan Teknik Sputtering untuk Aplikasi Sel Surya CIS, Laporan teknis TANYA Jumari JAWAB ~ Mengapa variasi waktu deposisi dilakukan? ~ Apa bedanya susunan seri dengan paralel? Giri Siamet ~ Untuk menghasilkan efek fotovoltaik yang optimal. ~ Dengan hasil percobaan yang kami lakukan bahwa : rangkaian seri dapat meningkatkan tegangan sedang rangkaian pararel dapat meningkatkan arus dan rangkaian kombinasi seri paralel dapat meningkatkan keduanya yaitu arus dan tegangan. Tri Rusmanto ~ Hasil yang diperoleh dapat disambungkan denga alat apa saja? Beri contoh! Giri Siamet ~ Apabila banyak sel surya dirangkai kombinasi seri para lei akan menghasilkan tegangan arus yang cukup, dengan harapan dapat menghidupkan peralatan elektronik, misal : lampu penerangan, radio, kipas, du. Giri Siamet ISSN
Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering
Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC secara langsung. Sel surya telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah
Lebih terperinciPENGARUH KLOROFIL TERHADAP P-N JUNCTION PADA SUSUNAN LAPISAN TIPIS Ag/CuInSe/SiP. Nugroho Tri Sanyoto 1, Giri Slamet 2. Abstrak
PENGARUH KLOROFIL TERHADAP P-N JUNCTION PADA SUSUNAN LAPISAN TIPIS Ag/CuInSe/SiP Nugroho Tri Sanyoto 1, Giri Slamet 2 1) STTN BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281 2) PTAPB BATAN, Jalan
Lebih terperinciPREPARASI LAPISAN TIPIS SAMBUNGAN p-n ZnO DAN CuInSe MENGGUNAKAN PENYANGGA LAPISAN CdS UNTUK APLIKASI SEL SURYA
, dkk. ISSN 0216-3128 153 PREPARASI LAPISAN TIPIS SAMBUNGAN p-n ZnO DAN CuInSe MENGGUNAKAN PENYANGGA LAPISAN CdS UNTUK APLIKASI SEL SURYA PTAPB Badan Tenaga Nuklir Nasional Agung B.S.U, Messa Monika Sari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SEL SURYA
PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan
Lebih terperinciPANEL SURYA dan APLIKASINYA
PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.
Lebih terperinciJOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)
JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag
GANENDRA, Vol. V, N0.2 ISSN 1410-6957 PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag Yunanto, Sudjatmoko, Trimardji Atmono, Wirjoadi
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA
GANENDRA, Vol. V, N0.2 ISSN 1410-6957 KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto, Sri Sulamdari, Sudjatmoko Puslitbang
Lebih terperinciTeknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian II) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.
Teknologi Plasma dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik (Bagian II) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia Monday, 12 October
Lebih terperinciPENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR
PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata
Lebih terperinciENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi
ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TUGAS ke 5 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi Oleh : ZUMRODI NPM. : 250120150017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciDAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL
DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL 1 Andrian Budi Pratomo, 2 Erwin, 3 Awitdrus 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Bidang Medan Elektromagnetik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
Lebih terperinciSTUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL
STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL Ridho Ravita Wardy, Krisman, Cahyo Budi Nugroho Mahasiswa Program Studi S1 Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menipisnya cadangan energi fosil di Indonesia dan kenyataan yang harus kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya
λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciPENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA
PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA Ricko Mahindra*, Awitdrus, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan salah satu divais elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan sumber energi
Lebih terperinciAnalisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar
Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi, sudah seharusnya Indonesia memanfaatkannya sebagai energi listrik dengan menggunakan sel surya.
Lebih terperinciFOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4
FOTOVOLTAIK PASANGAN ELEKTRODA CUO/CU DAN CUO/STAINLESS STEEL MENGGUNAKAN METODE PEMBAKARAN DALAM BENTUK TUNGGAL DAN SERABUT DENGAN ELEKTROLIT NA2SO4 Olly Norita Tetra*, Admin Alif dan Riana Marta Laboratorium
Lebih terperinciLogo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan STUDI AWAL FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU SEBAGAI DYE SENSITIZERS DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan energi yang terus meningkat memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi terbarukan. Sampai saat ini sebagian besar sumber energi berasal
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS
ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI
Studi Pengaruh Suhu Substrat. (Rully Fakhry Muhammad) 303 STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI STUDY
Lebih terperinciPEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA
GANENDRA, Vol.VI, N0.1 ISSN 1410-6957 PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA Wirjoadi, Sudjatmoko, Yunanto, Bambang Siswanto, Sri Sulamdari Puslibang Teknologi
Lebih terperinciSOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto
SOAL DAN TUGAS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Mata Kuliah Manajemen Energi & Teknologi Dosen : Totok Herwanto DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS
250 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS Wirjoadi, Yunanto, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS
ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Toto Trikasjono Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING
58 ISSN 0216-3128, dkk. DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING, Trimardji Atmono, Wirjoadi Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogyakarta ABSTRAK DEPOSISI
Lebih terperinciPENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK
PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciHomogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR JANUARI 202 Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD
Lebih terperinci12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN
Energi Baru Terbarukan Berdasarkan PP no 79 2014 tentang Kebijakan Energi : Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. Sumber
Lebih terperinciPengukuran RESISTIVITAS batuan.
Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, terutama dirasakan pada negara industri. Kebuthan
Lebih terperinci12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN
Demi matahari dan cahaya siangnya. (QS Asy Syams :1) Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA
ISSN 40-695 KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA Bambang Siswanto, Wirjoadi, Tri Mardji Atmono, Yunanto Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogayakarta Jl. Babarsari Kotak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Defenisi Umum Solar Cell Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Photovoltaic
Lebih terperinciPERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER
PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini pada dasarnya meliputi tiga tahapan proses
BAB III METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini pada dasarnya meliputi tiga tahapan proses diawali dengan tahap persiapan, tahap penumbuhan, dan tahap karakterisasi. Pada bab ini dibahas tentang metode
Lebih terperinciMODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN
MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan
Lebih terperinciPEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS
PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS Syuhada, Dwi Bayuwati, Sulaiman Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 e-mail: hadda212@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN
Program Studi Fisika Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka Marwoto.P., dkk (2007) melakukan penelitian proses penumbuhan film tipis Ga 2 O 3 :Mn dengan mengguakan DC magnetron sputtering dan dilakukan dengan
Lebih terperinciSTUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC
STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC Surabaya 27 Januari 2012 Perumusan Masalah B Latar
Lebih terperinciTeknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian I) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.
Teknologi Plasma dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik (Bagian I) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia Monday, 12 October
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pertumbuhan penduduk di dunia yang semakin meningkat, kebutuhan akan sumber energi meningkat pula. Termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di Indonesia. Pada tahun 2000 hingga tahun 2004 konsumsi energi primer Indonesia meningkat
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b)
ISSN 1410-6951 PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b) Bambang Siswanto, Wirjoadi, Sudjatmoko Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogyakarta Jl. Babarsari Kotak Pos 6101
Lebih terperinciUji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid
208 Satwiko S / Uji Karakteristik Sel Surya Pada Sistem 24 Volt Dc Sebagai Catudaya Pada Sistem Pembangkit Tenaga Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit
Lebih terperinciPROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI. Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin.
PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MATAHARI Asep Najmurrokhman, Een Taryana, Kiki Mayasari, M Fajrin. Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani Abstrak Penyediaan tenaga listrik untuk meningkatkan
Lebih terperinciHASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE
HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:
Lebih terperinciPENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING
134 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 134-138 PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK
BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK 3.1 Prinsip Dasar Eksperimen Seperti telah dijelaskan pada Bab satu, eksperimen pada tugas akhir ini bertujuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab
18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab DAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS
Sayono, dkk. ISSN 0216-3128 263 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno PTAPB - BATAN Toto Trikasjono STTN - BATAN ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS
Lebih terperinciKata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.
PENGERASAN PERMUKAAN ROLLER RANTAI DENGAN METODE PLASMA CARBURIZING DARI CAMPURAN GAS He DAN CH 4 PADA TEKANAN 1,6 mbar Dwi Priyantoro 1, Tjipto Sujitno 2, Bangun Pribadi 1, Zuhdi Arif Ainun Najib 1 1)
Lebih terperinciLogo SEMINAR TUGAS AKHIR. Ana Thoyyibatun Nasukhah Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si
SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN MENGGUNAKAN EKTRAKSI DAGING BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) SEBAGAI DYE SENSITIZER
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA
J. Sains Dasar 2015 4 (2) 198-203 STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA THE STRUCTURE AND CHEMICAL
Lebih terperinciStruktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik
9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP
Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Ambo Intang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa,
Lebih terperinciSimulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul
Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul M. Dirgantara 1 *, M. Saputra 2, P. Aulia 3, Z. Deofarana 4,
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT OPTIK DAN LISTRIK BAHAN SEMIKONDUKTOR SnS LAPISAN TIPIS HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA ABSTRAK
SIFAT-SIFAT OPTIK DAN LISTRIK BAHAN SEMIKONDUKTOR SnS LAPISAN TIPIS HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA Ganesha Antarnusa. 1, Tjipto Sujitno 2, Ariswan 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)
PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciOleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan
Penentuan Band Gap... (Tyas Puspitaningrum) 166 PENENTUAN BAND GAP DAN KONDUKTIVITAS BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS Sn(S 0,8 Te 0,2 ) DAN Sn(S 0,6 Te 0,4 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI TERMAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Ketergantungan dunia terhadap energi listrik sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil yang saat
Lebih terperinciSinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.
1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti
KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperincipusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim
Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA Diajukan oleh : ANGGA AGUNG PRIHARTOMO D 400 060 067 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA
NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada peneliatian ini langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan Alat dan Bahan Menentukan Sudut Deklinasi,
Lebih terperinciFABRIKASI STRUKTUR HETERO CDTE/CDS:ZN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING (HOMEMADE) UNTUK APLIKASI SEL SURYA
FABRIKASI STRUKTUR HETERO CDTE/CDS:ZN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING (HOMEMADE) UNTUK APLIKASI SEL SURYA Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email:
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal
Lebih terperinciSIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO
Wirjoadi, dkk. ISSN 0216-3128 369 SIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO Wirjoadi, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciRAB ENERGI TERBARUKAN (SMA/SMK)
RAB ENERGI TERBARUKAN (SMA/SMK) NO NAMA BARANG QTY @ HARGA JUMLAH 1 KIT Pembangkit Listrik Tenaga Matahari 1 13,720,331 13,720,331 2 KIT Pembangkit Listrik Tenaga Angin 1 12,881,669 12,881,669 3 KIT Pembangkit
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel
BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah
Lebih terperinciSIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO
ISSN 1410-6957 SIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO Wirjoadi, Bambang Siswanto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN
Lebih terperinciF- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA
PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI PERTANIAN PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS DC PADA SOLAR CELL Kelompok 4: 1. Andi Hermawan (05021381419085) 2. Debora Geovanni (05021381419072) 3. Ruby Hermawan (05021381419073) 4.
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS. Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND
PENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND Yunanto, dan Darsono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciPENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO
PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO Almunawar Khalil 1*, Sri Yani Purwaningsih 2, Darminto 3 Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM
ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Polines Jl.Prof. H. Sudartho, SH, Semarang
Lebih terperinciTEORI DASAR. 2.1 Pengertian
TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN
Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma
Lebih terperinciPENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA
PENGUKURAN KARAKTERSTK SEL SURYA Ridwan Setiawan (11270058) Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2014 Email: setiawan.ridwan@student.uinsgd.ac.id ABSTRAK Eksperimen
Lebih terperinci