BAB IV ANALISA INDUSTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA INDUSTRI"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA INDUSTRI 4.1. Sekilas Mengenai Bank Panin Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai bank Go Public yang pertama (The First Merger Bank). Dengan struktur permodalan yang kuat dan Rasio Kecukupan Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998). Pemegang saham Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia (30%), Panin Life (45%) dan publik-domestik & internasional. Per Desember 2007, Panin Bank tercatat sebagai bank ke-7 terbesar di Indonesia dari segi total aset yang sebesar Rp 53,5 triliun, sedangkan dari segi permodalan tercatat sebagai bank ke-5 terbesar yaitu sebesar Rp 7,9 triliun dan CAR 21,6%. Panin Bank memiliki jaringan usaha hampir 350 kantor di berbagai kota besar di Indonesia dan lebih dari ATM ALTO dan jaringan ATM BERSAMA, Internet Banking, Mobile Banking dan juga Phone Banking dan Call Centre serta

2 Debit Card bekerja sama dengan MasterCard, Cirrus dan Maestro yang dapat diakses secara internasional. Strategi usaha Panin Bank adalah fokus pada bisnis perbankan retail. Panin Bank berhasil memposisikan diri sebagai salah satu bank utama yang unggul dalam produk jasa konsumen dan komersial. Visi Panin Bank adalah menjadi "Bank Nasional" dalam Arsitektur Perbankan Indonesia di masa datang. Melalui layanan produk yang inovatif, jaringan distribusi nasional dan pengetahuan pasar yang mendalam, Panin Bank siap untuk terus memperluas pangsa pasar dan berperan serta dalam meningkatkan fungsi intermediasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Berikut ini adalah definisi UKM menurut menteri keuangan : Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha Kecil): Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar;

3 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun. Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003, maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan brutto tak lebih dari 600 juta. Usaha Menengah (menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan Usaha Menengah) - Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi; - Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Besar; - Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 juta, sampai dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

4 UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar. Sedangkan, Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp juta).

5 4.2. Porter Five Forces Model New Entrants Bank Sinarmas Supplier Nasabah Funding Competitor NISP Buana Niaga Mandiri Danamon Client Nasabah Lending Substitute BPR Koperasi Gambar 4.1. Porter Five Forces Model Dalam menentukan Porter Five Forces Model, ada lima faktor yang sangat berpengaruh. Kelima faktor tersebut adalah :

6 Bargaining power of suppliers : Strong Kekuatan penawaran dari supplier (investor dan masyarakat) tergolong kuat dikarenakan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia. Dengan berbagai penawaran dan promosi menarik yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 100 bank yang beroperasi. Dalam menghadapi Bargaining power of suppliers, Bank Panin melihat kompetisi yang terjadi di lingkungan eksternal dan berhadapan langsung dengan Bank Danamon yang menjadi kompetitor utama dan gencar dalam mempromosikan tabungan dan deposito berbunga tinggi dengan paket promosi menarik, seperti undian, hadiah langsung dan pemberian voucher belanja yang dapat digunakan di merchant-merchant rekanan. Dalam hal ini, Bank Panin tidak ketinggalan dalam memberikan suku bunga tabungan dan deposito. Melalui Tabungan Bisnis Panin, Bank Panin memberikan bunga tabungan hingga 8% p.a. dengan masa promosi selama 6 bulan. Sedangkan pihak Bank Danamon juga menawarkan keuntungan yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah membebaskan biaya administrasi bulanan dan pemberian bunga tambahan apabila nasabah melakukan transaksi sebesar Rp.1 juta per bulannya selama 2 bulan. Suku bunga deposito pun kian kompetitif. Dalam 1 minggu, Bank Panin dapat memberikan suku bunga yang tidak kalah tinggi dengan

7 Bank Danamon dan menyerap banyak nasabah. Dengan promosi grand prize sebesar Rp. 5 milyar dan hadiah 50 Nissan Livina, 500 dan hadiah lainnya, Bank Panin mencoba bersaing dengan bank lainnya, terutama Bank Danamon. Namun, hingga saat ini asset dan DPK Bank Danamon masih berada di atas Bank Panin. Bank Danamon membukukan asset sebesar Rp.89 triliun, sedangkan Bank Panin membukukan asset sebesar Rp.53 triliun (Sumber : Infobank edisi Juni 2008). a) Brand reputation Supplier pada umumnya memperhatikan reputasi dari bank yang akan menjadi tempat untuk berinvestasi / menyimpan dana. Masyarakat lebih memilih bank dengan likuiditas kuat agar dana yang disetorkan aman. Dari sisi ini Bank Panin merupakan salah satu bank yang memiliki likuiditas yang kuat dan menempati urutan kelima dari segi perolehan laba. Dalam hal brand reputation, Bank Panin bersaing terutama dengan Bank Mandiri, Bank Danamon dan bank asing yang menawarkan hadiah berupa voucher dan hadiah menarik lainnya seperti LCD TV (HSBC, Standard Chartered Bank). b) Geographical coverage Masyarakat yang menyimpan dananya di bank selain mengutamakan likuiditas juga melihat geographical coverage untuk kemudahan melakukan transaksi dan lalu lintas pembayaran. Dalam hal ini, Bank

8 Panin telah memiliki ±114 kantor cabang di Jakarta dan beberapa di luar Jakarta. Fasilitas ini mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi baik pembayaran maupun penarikan. Persaingan di bidang fasilitas kantor cabang dan jumlah ATM bersaing ketat dengan BCA dimana bank ini telah memiliki jaringan yang sangat luas di Indonesia, terutama di Jakarta. Bank Panin menggunakan ATM Panin, ATM Bersama, Cirrus, Alto, dll. New Market Entrants : Untuk memasuki dunia perbankan tidaklah mudah karena banyaknya syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Dengan modal yang besar dan management yang baik, serta teknologi informasi yang handal barulah bank bisa beroperasi dengan baik. Selain itu, BI sebagai bank sentral menetapkan peraturan yang ketat untuk setiap bank. Dapat dikatakan kekuatan pendatang baru untuk memasuki dunia perbankan sangatlah rendah. Berikut adalah factorfaktor yang mempengaruhi : a) Entry ease/barriers : High Karena untuk mendirikan sebuah bank memerlukan banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dan memerlukan modal yang sangat besar (Pembukaan cabang, teknologi yang diperlukan, biaya operasional, hukum,dll). Entry barriers terdiri dari beberapa faktor, yaitu :

9 i.geographical factors Bank yang berdiri harus mendirikan banyak cabang yang harus dibuka karena berpengaruh pada kemudahan transaksi yang dapat dilakukan calon nasabah. ii.incumbents resistance Pertentangan yang dihadapi pemain baru akan berhubungan dengan tingkat penolakan dari para kompetitornya. Kompetitor akan semakin meningkatkan barrier yang dapat menekan pemain baru. iii.new entrant strategy Untuk Bank yang baru berdiri diperlukan banyak strategi untuk meraup pasar dan menarik investor. Diperlukan modal yang besar untuk menjalankan strategi ini, terutama dari segi iklan dan promosi, seperti bunga yang kompetitif, kemudahan transaksi, dll. Diperlukan dana yang besar untuk menjalankan strategi ini, sehingga menciptakan barrier yang kuat bagi pendatang baru. iv.routes to market Jumlah cabang yang ada harus dapat meng-cover pasar yang menjadi target market. Proses site acquisition juga merupakan faktor yang sulit dilakukan mengingat kepadatan bangunan yang ada di Jakarta dan sudah menjamurnya bank-bank di setiap daerah strategis di Jakarta.

10 Competitive Rivalry : Strong Dengan banyaknya bank yang berdiri di Indonesia dan semakin kompetitifnya produk yang ditawarkan, maka tingkat persaingan antar bank tergolong tinggi. Tingginya tingkat persaingan ini juga disebabkan oleh peraturan BI yang mewajibkan setiap bank yang berdiri harus memiliki modal minimal Rp.10 triliun, sehingga bank berlomba-lomba untuk mendapatkan nasabah. a) Number and size of firms Terdapat sekitar 125 bank di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Namun, hanya sedikit yang memiliki competitive force dan dikenal masyarakat karena memiliki likuiditas yang baik. Ada 5 bank yang menjadi kompetitor Bank Panin. Namun, hanya ada beberapa bank yang besar asset dan likuiditasnya di atas Bank Panin, yaitu BCA, BRI, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, dan BNI. b) Industry size and trends Berdasarkan majalah Infobank edisi Juni 2008, Bank Danamon membukukan asset sebesar Rp.89 trilliun, sedangkan Bank Panin sebesar Rp.53 trilliun. Perkembangan perbankan saat ini sangat pesat karena didorong oleh kebutuhan masyarakat untuk memajukan usaha merekadengan bantuan dana dari bank dan arus transaksi yang aman via bank.

11 c) Product/service ranges Untuk variasi produk, produk yang ditawarkan SMART Panin pada umumnya sama dengan yang ditawarkan bank lain. Namun, unggul dalam hal pricing(terutama bunga, provisi, administrasi). Bank Panin juga sedang berkembang, terbukti dengan banyaknya KCU yang dibentuk dan KCP yang dibawahi KCU tersebut dan saat ini Bank Panin tidak sulit ditemukan didaerah-daerah perkotaan karena lokasinya yang strategis. Sedangkan, pihak kompetitor (NISP dan UOB Buana) belum memiliki jumlah cabang sebanyak Bank Panin. Hanya Bank Danamon yang jumlah cabangnya mendekati Bank Panin. d) Differentiation, strategy Untuk menciptakan strategi yang handal, SMART Panin memfokuskan pada kecepatan pemberian kredit dimulai dari dokumen lengkap diterima sampai proses akad kredit yang lebih cepat dari pesaing (tentative) karena prosedur kerja SMART Panin lebih tidak berbelit-belit. Namun, kekurangan SMART Panin adalah tidak menerima jaminan berupa piutang dan inventory karena beresiko besar jika terjadi kredit macet. Di lihat dari sisi marketing, kebijakan ini kurang menguntungkan karena sistem kurang fleksibel bagi nasabah. Sedangkan, pihak kompetitor, yaitu Bank Danamon, NISP dan UOB Buana dapat menerima jaminan berupa piutang dan inventory.

12 Substitute product : Low Untuk jasa keuangan pengganti dapat dikatakan belum terlalu banyak dan fasilitas yang ditawarkan tidaklah selengkap fasilitas yang ditawarkan perbankan. BPR yang ada saat ini menawarkan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi dari bank, sehingga dari segi bunga pinjaman, bank masih lebih kompetitif. Namun, dilihat dari segi kemudahan pencairan dana dan proses kredit, BPR jauh lebih sederhana dibandingkan lembaga perbankan. Hal inilah yang menyebabkan tingkat persaingan tergolong low. a) Buyer propensity to substitute Kemungkinan bagi customer untuk berpindah dari perbankan ke BPR amatlah kecil karena fasilitas yang diberikan oleh bank lebih baik dengan bunga kredit yang lebih rendah. b) Relative price performance of substitutes Untuk pemberian bunga kredit, switching ke BPR bukanlah ide yang baik karena bunga di BPR pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan bunga perbankan (selisih 2%). c) Buyer switching costs Sangat kecil kemungkinan untuk melakukan switching karena bunga yang diberikan BPR pada umumnya lebih tinggi dibandingkan bunga

13 bank. Untuk mendapatkan kredit / take over diperlukan biaya-biaya lain seperti biaya administrasi, biaya provisi, dll. d) Perceived level of product differentiation Bertransaksi dengan bank relatif lebih aman dan menguntungkan karena pada umumnya bank sering mengadakan promosi menarik untuk para nasabahnya. Pemberian kredit pun disertai dengan konsultasi tentang masalah finansial yang dihadapi dan produk apa yang sesuai dengan jenis usaha nasabah. Konsultasi produk yang dilakukan kerap kali membantu nasabah dalam mengelola arus kas, sehingga nasabah merasa terbantu dalam menentukan produk yang apa yang akan diambil. Hal inilah yang memberikan persepsi sendiri di mata masyarakat / pengusaha yang akan mengembangkan bisnisnya. Selain itu, bank memiliki brand yang lebih unggul dibandingkan BPR. Produk yang diberikan bank juga lebih variatif dan banyak membantu nasabah dalam melakukan transaksi usaha, sementara produk yang dikeluarkan BPR adalah produk yang konvensional. Bargaining power of buyers : Strong Kekuatan penawaran dari pengusaha tergolong tinggi karena bank-bank yang ada saat ini dengan gencar menawarkan produk dengan promosi yang menarik, sehingga nasabah mendapatkan banyak

14 pilihan untuk bekerja sama dengan bank dengan penawaran yang lebih baik. a) Buyer choice Customer memiliki banyak pilihan dan saat ini bank-bank secara agresif mengadakan kegiatan promosi baik dari TV maupun media massa. Customer dapat menentukan bank pilihan dengan melihat dari berbagai aspek, seperti likuiditas bank, pricing, kemudahan bertransaksi, dll. b) Buyers size Target audience dari bank adalah masyarakat, terutama pengusaha yang membutuhkan tambahan dana untuk pengembangan usahanya, baik untuk modal kerja maupun untuk investasi. c) Product/service importance Variasi produk dan service yang ditawarkan bank merupakan salah satu Key Success Factor dari bank. Pada umumnya produk dan service yang ditawarkan setiap bank hampir sama. Namun, untuk nasabah yang jenis usahanya merupakan perdagangan antar negara diperlukan bank yang memiliki jaringan luas dan kerja sama antar bank di luar negeri..

15 d) Brand identity Brand dari bank memiliki peranan penting karena brand tersebut mewakili karakteristik bank tersebut. Semakin terkenal dan semakin baik pelayanan dan produk yang ditawarkan, maka semakin mudah bagi bank tersebut mendapatkan nasabah. Saat ini, dibandingkan dengan kompetitor, SMART Panin lebih dikenal karena memiliki ciri khas tersendiri, yaitu suatu brand yang memperkenalkan Bank Panin yang melayani penyaluran kredit untuk usaha kecil dan menengah. Pihak kompetitor belum memiliki brand seperti ini. Pada umumnya, mereka hanya membagi divisi-divisi seperti Micro Banking, Retail Banking, SME Banking, Commercial Banking dan Corporate Banking tanpa brand tersendiri untuk disosialisasikan kepada masyarakat. e) Differences between competitors Pada umumnya masyarakat tidak akan dapat mengetahui keunggulan setiap bank yang ada karena produk dan jasa yang ditawarkan setiap bank hampir sama dan umumnya yang diketahui masyarakat tentang bank adalah sebagai lembaga simpan pinjam dan jalur transaksi. Namun, beberapa periode ini bank-bank gencar melakukan aksi promosi dengan menawarkan tawaran yang menarik seperti cashback, menabung dapat hadiah dan voucher belanja, mendapat undian dengan banyak hadiah menarik, dll. Kelebihan Bank Panin adalah memiliki

16 brand tersendiri, yaitu SMART Panin yang membuat masyarakat lebih aware melalui iklan di media massa, seperti Kompas dan TV dibandingkan pihak kompetitor SWOT Analysis Internal Origin (attribute of the Organization) External Origin (attribute of the Environment) Helpful (to achieving the objective) - Reputasi yang baik - Likuiditas kuat - Mengalami kenaikan asset sebesar 34,56% dan laba sebesar 12,37% pada tahun Peringkat kelima bank nasional dilihat dari segi perolehan laba - Brand yang kuat S W - Kecepatan proses kredit O T Harmful (to achieving the objective) - Penerimaan kredit tidak fleksibel karena tidak menerima jaminan berupa piutang dan inventory. - Mengamati peluang bisnis baru dan usaha apa yang sedang berkembang untuk dijadikan - Krisis keuangan global nasabah SMART Panin - Meningkatnya tingkat kredit macet akibat krisis global Gambar 4.2. SWOT Analysis Strength dari SMART Panin dibandingkan dengan pihak kompetitor lain adalah kecepatan proses kredit dengan jangka waktu 2 minggu terhitung sejak dokumen diterima sampai dengan akad kredit. Variasi produk yang

17 memudahkan nasabah untuk mendapatkan fasilitas cash loan mapun non-cash loan di tempat yang sama tanpa mengharuskan nasabah untuk pergi ke cabang lain. SMART Panin memberikan kemudahan dalam hal services dimana para marketer dapat merekomendasikan pilihan yang terbaik bagi pengembangan usaha nasabahnya. Dalam hal ini, Strength dari Bank Panin dapat dikatakan hampir dimiliki oleh bank competitor, seperti Bank Danamon, Bank Permata, Bank UOB Buana, dan bank-bank besar lainnya, kecuali dalam hal terintegrasinya cash-loan dan non-cash loan. Bank seperti Bank Danamon, NISP, Bank Permata memiliki divisi khusus untuk menangani masalah noncash loan dan terletak hanya di cabang tertentu. Strength SMART Panin dipengaruhi oleh 4P yang diterapkan, terutama dalam hal pricing dan layanan konsultasi, serta proses kredit yang cepat dan fleksibel (kecuali dalama hal jaminan). Hal ini terbukti dari laporan keuangan pada tahun 2007 dimana SMART Panin melalui kredit komersialnya memiliki porsi yang paling besar di antara kredit lain, seperti corporate banking, KPM, KPR. Berikut ini adalah data mengenai porsi kredit PT Bank Panin, Tbk di tahun 2005, 2006, 2007 :

18 Gambar 4.3. Persentase Kredit di tahun 2005 Gambar 4.4. Persentase Kredit di tahun 2006

19 Terlihat peningkatan yang siginifikan dari tahun 2005 ke tahun 2006 dimana kredit komersial yang diwakili oleh SMART Panin mengalami kenaikan sebesar 47,6%. Sejak tahun 2006, kredit komersial meningkat drastis. Hal ini dapat dilihat melalui grafik di bawah ini dimana peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2007 adalah sebesar 38,88%. Gambar 4.5. Persentase Kredit di tahun 2007 Dari grafik diatas diketahui bahwa diantara divisi lain, seperti Corporate Banking dan Consumer Banking, SMART Panin melalui Commercial/SME Bankingnya menempati porsi yang besar, yaitu sebesar 40%, yaitu sebesar Rp.11,633 triliun. Sedangkan Corporate Banking memiliki porsi sebesar 33%, yaitu sebesar Rp.9,668 triliun. Sisanya dimiliki oleh

20 Consumer Banking dengan persentase sebesar 27%, yaitu sebesar Rp.7,672 triliun. Weakness dari SMART Panin adalah masih konvensional karena tidak seperti kompetitor yang memberikan kemudahan kepada nasabahnya dalam hal jaminan. SMART Panin hanya menerima fixed asset sebagai jaminan utama dan tidak menerima piutang ataupun inventory bagi calon debiturnya. Selain itu, Bank Panin belum memiliki divisi Micro Banking tersendiri (untuk sementara masih dikerjakan oleh SMART Panin. Hal ini membuat positioning SMART Panin kurang tajam), seperti Bank Danamon dan BRI. Opportunity yang dapat diambil dari keadaan saat ini adalah Melihat prospek usaha di Indonesia dan mengamati usaha apa yang sedang berkembang dan membutuhkan permodalan. Dengan mengamati sektor usaha tertentu yang sedang berkembang, SMART Panin dapat menawarkan produk pinjaman dengan tujuan memperluas portfolio nasabah lending. Threat yang dihadapi SMART Panin adalah krisis global yang dialami dunia pada saat ini. Krisis ini menyebabkan kepanikan pasar. Masyarakat mulai berhati-hati dalam menanamkan modalnya ataupun menyimpan uang di bank karena adanya kejatuhan lembaga keuangan besar seperti Lehman Brothers, Meryll Lynch, Wall Street, dll. Hal ini mempengaruhi besarnya kredit yang dapat disalurkan oleh Bank Panin, karena faktor ketersediaan dana mempengaruhi besar kredit yang dapat disalurkan ke masyarakat.

21 4.4. Segmentation, Targeting, and Positioning Segmentation Segmentasi dari produk SMART Panin ditinjau dari segi demographic segmentation karena ukuran utama yang dipakai dalam melakukan seleksi customer adalah dengan melihat pekerjaan (jenis usaha dan skala usaha). Untuk skala usaha dibagi menjadi 2, yaitu usaha kecil dan menengah. Segmentasi dilihat dari beberapa faktor diantaranya adalah : Jenis usaha : Jenis usaha yang dituju adalah semua sektor usaha di Indonesia, terutama trading, service, industry, construction. Dari segmentation di atas, maka disimpulkan bahwa pasar yang ingin diraih adalah pasar yang luas. Hal ini dikarenakan pasar yang paling banyak dan paling berkembang adalah di sektor usaha kecil dan menengah Targeting Berikut ini adalah target market dari produk SMART Panin adalah income dan cashflow dari calon debitur.

22 Jenis Usaha Trading Service Industry Construction Lain-lain SkalaUsaha Kecil Asset Rp.200juta, Omzet Rp.1 M per tahun Menengah Asset: Rp.200juta Rp.10M, Omzet: Manufaktur: Rp.200 juta Rp.5 M per tahun. Non-manufaktur: Rp.200 juta Rp.600 juta. Tabel 4.2. Tabel target market SMART Panin Dari table diatas diketahui bahwa SMART Panin menerima semua nsabah dengan berbagai jenis usaha dengan syarat dokumen cashflow, BI Checking dan mutasi keuangan debitur bagus, serta menyerahkan dokumen lengkap. Data mengenai skala usaha diambil dari situs Bank Indonesia. Untuk lebih spesifik, targeting dari SMART Panin adalah pengusaha yang bergerak di bidang semua jenis bidang, seperti usaha perdagangan di Glodok, Sawah Besar, Muara Karang, dll. SMART Panin pada umumnya lebih menekankan terhadap kemampuan membayar debitur, agunan yang diberikan dan status pinjaman di Bank Indonesia. Target market analysis

23 yang muncul adalah full market coverage dimana SMART Panin menargetkan semua jenis usaha untuk dapat menjadi nasabah lending. Dalam hal pemberian plafond kredit, SMART Panin memiliki range antara Rp.100 juta sampai dengan Rp.15 milyar. Hal ini ditujukan agar SMART Panin berfokus pada usaha kecil dan menengah yang ditargetkan pertama kali hadir di daerah Jakarta dan sekitarnya. Berbeda jika dibandingkan dengan kompetitor, seperti Bank Danamon yang memberikan range plafond antara Rp.500 juta sampai dengan Rp.5 milyar untuk SME Banking-nya dan UOB Buana yang memberikan range antara Rp.100 juta sampai dengan Rp.5 milyar, SMART Panin menawarkan keleluasaan dan range yang lebih luas dan dapat meraup lebih banyak pasar. Dalam hal ini SMART Panin unggul karena memiliki range pemberian plafond yang lebih luas. Namun, meskipun SMART Panin memiliki range yang luas, Bank Permata pun tidak ketinggalan. Bank tersebut memberikan range antara Rp.100 juta sampai dengan Rp.50 milyar untuk divisi perkreditan mereka. Dalam hal ini SMART Panin kalah dalam hal range pemberian plafond kredit. Berikut ini adalah persentase penyaluran kredit berdasarkan jenis usaha nasabah :

24 Gambar 4.6. Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi 2007 Gambar 4.7. Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi 2008

25 Positioning Sesuai dengan brand SMART Panin dengan slogan Solusi pembiayaan yang lebih pasti dan fleksibel untuk bisnis, maka positioning dari produk SMART Panin adalah Pengusaha yang membutuhkan pembiayaan yang lebih pasti dengan prosedur yang fleksibel untuk pengembangan atau perluasan bisnisnya. Menilai dari positioning yang ditetapkan dengan kenyataan saat ini, ditemukan bahwa positioning SMART Panin kurang mengena. Hal ini dikarenakan tidak fleksibelnya jaminan yang diterima oleh Bank Panin. Pada kenyataannya, Bank Panin hanya mengutamakan jaminan berupa deposito dan fixed asset. Membandingkan dengan fleksibilitas jaminan yang ditawarkan kompetitor, maka diketahui bahwa SMART Panin kurang dapat bersaing apabila banyak nasabah yang concern tentang fleksibilitas dan kemudahan pemberian jaminan.

26 4.5. Marketing-Mix Strategy Product Produk yang ditawarkan SMART Panin bervariasi dan pada umumnya dimiliki oleh semua Bank di Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain : Pinjaman untuk modal kerja Pinjaman Rekening Koran (PRK) Pinjaman Rekening Koran adalah fasilitas pinjaman untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, operasional perusahaan, dan ekspansi usaha. Fasilitas ini didesain memberikan Anda fleksibilitas, dengan menyediakan dana sesuai batas plafond kredit dan dapat digunakan disaat Anda membutuhkannya. Pinjaman Berulang (PB) Pinjaman Berulang adalah produk yang diberikan kepada nasabah yang pendapatan usahanya tidak tetap / bergantung pada proyek yang diterima, seperti kontraktor. Pinjaman Tetap (PT) Pinjaman Tetap merupakan produk yang diberikan dengan tujuan penggunaan untuk modal kerja nasabah. Namun, sistem pembayaran yang diberlakukan adalah angsuran (pembayaran pokok dan bunga) dalam jangka waktu maksimal 3 tahun.

27 Fitur dan manfaat utama : Proses yang cepat, sehingga Anda dapat lebih cepat meraih peluang bisnis yang ada. Suku bunga dan provisi yang kompetitif, Anda tidak membayar lebih dari semestinya. Fasilitas Pinjaman Modal Kerja disediakan di dalam rekening Giro Panin Anda. Anda dapat melakukan penyetoran dan penarikan dana dengan bebas sesuai batas plafond kredit, memudahkan mengelola keuangan Anda. Anda bisa bertransaksi mempergunakan cek / bilyet giro di seluruh cabang Panin Bank secara online. Pinjaman untuk investasi (sistem pembayaran secara angsuran) Pinjaman Jangka Pendek (PJP) Pinjaman dengan jangka waktu 1 tahun / kurang. Pinjaman Jangka Menengah (PJM) Pinjaman dengan jangka waktu 1 tahun sampai dengan 3 tahun. Pinjaman Jangka Panjang (PJPP) Pinjaman dengan jangka waktu 3 tahun sampai dengan 10 tahun. Fitur Utama : Proses yang cepat, Anda dapat lebih cepat mewujudkan rencana investasi.

28 Struktur pinjaman yang kompetitif dan suku bunga bersifat floating, tidak membayar lebih dari semestinya. Fasilitas Pinjaman Berjangka dapat disatukan dengan rekening Giro Panin nasabah. Pembayaran kembali bisa disesuaikan dengan kemampuan cash flow keuangan nasabah. Sementara untuk non-cash loan, terdiri dari : Bank Garansi (BG) Fasilitas ini merupakan fasilitas yang disediakan SMART Panin untuk memberikan jaminan yang pada umumnya berupa proyek kepada nasabah. SMART Trade Finance Fasilitas yang diberikan kepada pengusaha yang memiliki usaha ekspor dan impor. SMART Trade Finance terdiri dari : o Letter of Credit (L/C) adalah cara paling aman untuk bertransaksi dengan pemasok internasional. Pemasok nasabah akan merasa nyaman bertransaksi dengan menggunakan Letter of Credit karena diatur oleh standar hokum perbankan internasional. Panin Bank menawarkan beragam fasilitas Letter of Credit termasuk Sight L/C, Usance L/C, dan UPAS (Usance Payable At Sight).

29 o Trust Receipt (T/R) Fasilitas ini dapat membantu nasabah memenuhi kebutuhan modal kerja dengan cara menjembatani kesenjangan antara saat melakukan pembayaran kepada pemasok dengan penerimaan hasil penjualan. o Negosiasi Wesel Ekspor (Negotiable Export Bills) dan Pinjaman Diskonto (Discount Export Bills) Fasilitas ini dapat membantu nasabah memenuhi kebutuhan modal kerja dengan cara menjembatani kesenjangan antara saat melakukan pembayaran kepada pemasok dengan penerimaan hasil penjualan. SMART Trade Service Biasa disebut dengan Export Documents Collection yang merupakan pelayanan documentary collection sesuai dengan instruksi Anda sebagai eksportir Dengan jaringan bank koresponden yang kuat di seluruh dunia, Panin Bank memberikan keyakinan bahwa transaksi collection Anda ditangani secara profesional. Sebagai collection agent, Panin Bank melindungi kepentingan Anda dengan memegang control atas kepemilikan barang ekspor sementara menunggu hasil pembayaran, atau akseptasi dari importir.

30 Produk yang diberikan SMART Panin pada umumnya dimiliki oleh bank besar lain, seperti Danamon, Permata, UOB Buana, Niaga, Mandiri, BCA, dll. Namun, dengan pricing yang berbeda. Setiap orang yang memiliki usaha, baik kecil, menengah dan besar dengan jaminan yang dinilai marketable dapat menjadi debitur di Bank Panin. Calon debitur / nasabah diklasifikasikan ke dalam 3 [tiga] kategori, yaitu : Pengusaha Karyawan (Manager, Direktur) yang memiliki usaha Existing customer kredit: Berikut ini adalah persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan No Dokumen Perorangan Badan Hukum 1. Fotokopi KTP Pemohon & Istri / Suami yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Keluarga 3. Fotokopi Akta Nikah / Akta Cerai / Akta Pisah Harta 4. Fotokopi NPWP 5. Fotokopi SIUP / TDP 6. Fotokopi Rekening Koran/ Tabungan 3 bulan terakhir 7. Fotokopi KTP Pengurus & Pemegang Saham 8. Fotokopi Akta Pendirian dan Akta Perubahan Lengkap 9. Fotokopi Surat Pengesahan dari Departemen Kehakiman 10. Laporan Keuangan Usaha 3 tahun terakhir 11. Fotokopi Dokumen Jaminan ( Sertifikat AJB-IMB & PBB) 12. Company Profile Tabel 4.3. Tabel target market SMART Panin

31 Kelebihan dari SMART Panin dibandingkan dengan bank pada umumnya adalah melayani cash loan dan non-cash loan (tidak terpisah divisi), sehingga proses pelayanan terhadap customer dapat dikatakan lebih baik dan proses pemberian non-cash loan lebih cepat dibandingkan pemberian fasilitas non-cash loan di bank kompetitor (1 hari dapat diberikan apabila dokumen lengkap diterima). Sedangkan bank kompetitor seperti Bank Danamon memerlukan waktu kerja selama 2 hari sampai 3 hari. Produk yang ditawarkan SMART Panin juga ditawarkan oleh bank besar lain, seperti Bank Danamon, Bank Pernata, Bank UOB Buana, dll. Dilihat dari segi variasi produk, produk yang diberikan SMART Panin dapat dikatakan bersaing. Untuk brand SMART Panin, Bank Panin melakukan pendirian divisi commercial banking dengan menggunakan nama SMART (Small Medium And Retail Trade). Dilihat dari brand yang dibuat, maka sasaran SMART Panin adalah pengusaha kecil dan menengah dan pedagang retail. Meskipun pada kenyataannya pedagang grosir pun masuk ke dalam segmentasi dan target market SMART Panin. Brand yang dibentuk mudah diingat karena mencerminkan produk ataupun fasilitas yang dapat diberikan kepada target market. Sampai saat ini hanya Bank Panin yang memiliki brand untuk melayani fasilitas kredit / pinjaman, sementara di bank lain, seperti Danamon hanya dibagi menurut divisi, seperti SME Banking, Commercial banking dan Corporate Banking. Dalam hal ini, SMART Panin memposisikan dirinya di

32 kelas SME Banking dimana bank pada umumnya tidak memiliki brand di segmen ini. Namun, di sisi lain, Bank Danamon unggul dalam Micro Banking-nya yaitu Danamon Siap Pakai (DSP), sementara Bank Panin melalui SMART Panin-nya tidak memposisikan diri ke segmen tersebut. Namun untuk strategi di masa mendatang, micro banking dapat menjadi bagian dari brand extension SMART Panin Promotion Media promosi dilakukan dengan 2 [dua] cara, yaitu dengan cara direct selling dan indirect selling. Indirect selling biasanya dilakukan dengan memberikan spanduk di depan KCU dan KCP Bank Panin, melakukan pemasangan reklame di Jalan Raya dan iklan media cetak (Kompas dan majalah perbankan). Sedangkan untuk direct selling, biasanya dilakukan dengan cara word of mouth baik dari karyawan ke nasabah melalui telepon ataupun kunjungan maupun dari para nasabah sendiri yang ikut mempromosikan produk Bank Panin. Strategi promosi Bank Panin ini dapat dikatakan efektif karena dengan adanya promosi banyak nasabah dan masyarakat yang tertarik untuk menggunakan jasa Bank Panin melalui SMART Panin untuk mengembangkan usahanya, karena produk yang diberikan variatif disertai dengan program promosi, seperti provisi 0% dengan periode promosi selama 3 bulan. Media promosi yang digunakan adalah media massa seperti Kompas, majalah bisnis atau bank seperti InfoBank. Sedangkan pihak kompetitor seperti Bank

33 Danamon juga gencar mempromosikan dirinya melalui media massa. Namun, Bank Danamon tidak segencar Bank Panin dalam mempromosikan divisi perkreditannya dibandingkan Bank Panin. Bank Danamon lebih gencar mempromosikan produk tabungannya dan cashbackkartu kredit. Selain memberikan promosi berupa pricing, Bank Panin juga memberikan crossselling berupa pre-approval kartu kredit Panin Platinum yang diluncurkan sejak September 2007 lalu. Strategi promosi SMART Panin dapat dikatakan berhasil karena pertumbuhan kredit yang dialami oleh Bank Panin meningkat sebesar 36,95% (menurut laporan keuangan dari PT Bank Panin Tbk yang terlampir di lampiran) Place Lokasi dari SMART Panin ini ditentukan berdasarkan besarnya KCP di setiap distrik. Di Jakarta, SMART Panin memiliki beberapa lokasi dimana lokasi ini dianggap potensial dan dapat mewakili KCP untuk melakukan proses kredit. Kedelapan lokasi tersebut terletak di Senayan [KCU], Permata Hijau, Cipete, Glodok, Pintu Besar, Muara Karang, Mangga Dua, Kopi [KCU], Palmerah [KCU], Kelapa Gading, Kebon Jeruk, Menara Imperium [KCU], dll. Satu SMART Center mewakili beberapa KCP untuk memudahkan proses kredit yang dilakukan. Pemilihan lokasi yang strategis di setiap daerah membuat Bank Panin mudah ditemui di daerah-daerah di sekitar Jakarta. Terdapat setidaknya 115 cabang di Jakarta. Saat ini Bank Panin sedang melakukan ekspansi besar-

34 besaran. Pada tahun 2008 ini, Bank Panin telah mendirikan sekitar 20 cabang di Jakarta. Dibandingkan perkembangan kompetitor, seperti Bank Danamon yang sampai saat ini memiliki 98 cabang di Jakarta, Bank Panin tergolong agresif dalam hal pembukaan cabang baru. Saat ini Bank Panin memiliki +115 cabang di Jakarta. Dengan banyaknya cabang, maka Bank Panin akan melakukan perluasan di bidang pelayanan terhadap masyarakat dan nasabah. Dengan adanya penambahan cabang, maka target pertumbuhan Bank Panin akan semakin tercapai. Visi dari Bank Panin adalah menjadi bank terbesar ketiga pada tahun Pendirian banyak cabang baru merupakan langkah awal dalam mencapai tujuan ini Price Biaya yang perlu dikeluarkan nasabah bersaing dengan bank-bank lain. Adapun bunga dari SMART Panin sesuai dengan kebijakan direksi dan sampai saat ini biaya yang dikeluarkan rendah dan terdapat banyak kegiatan promosi setiap tahunnya. Berikut ini adalah biaya standar pada saat akad kredit (Periode September 2008) :

35 Biaya Nominal Keterangan Bunga 14,50% p.a. - 16,50% p.a. Floating Provisi 0,25% p.a. 1% p.a. 0% ketika program promosi berjalan Administrasi Rp ,00 Rp ,00 Asuransi Untuk rumah tinggal : 0,58 permil (kebakaran) 1,58 permil (all-risk) Asuransi kebakaran jangka panjang maksimal 3,82 permil Notaris Sesuai dengan ketetapan Tergantung besar plafond yang diberikan. Tabel 4.4. Tabel Biaya Bank Panin pada saat akad kredit per Oktober 2008 Biaya Nominal Keterangan Bunga 16,00% p.a. 18,00% p.a. Floating Provisi 0,25% p.a. 1% p.a. 0% ketika program promosi berjalan Administrasi Rp ,00 Rp ,00 Asuransi Sesuai premi Adira Menggunakan Adira Notaris Sesuai dengan ketetapan Tergantung besar plafond yang diberikan. Tabel 4.5. Tabel Biaya Bank Danamon pada saat akad kredit per Oktober 2008

36 Biaya Nominal Keterangan Bunga 15,50% p.a. - 18,00% p.a. Floating Provisi 0,25% p.a. 1,00% p.a. 0% ketika program promosi berjalan Administrasi Rp ,00 Rp ,00 Asuransi Sesuai premi yang ditetapkan Untuk asuransi jangka bank panjang, beberapa bank yang tidak memiliki lembaga asuransi sendiri tidak memberikan diskon. Notaris Minimum Rp ,00 Tergantung besar plafond yang diberikan. Tabel 4.6. Tabel Biaya Bank kompetitor pada saat akad kredit Dari data pada tabel di atas, pricing yang ditetapkan Bank Panin termasuk kompetitif dan murah. Selain itu, Bank Panin memiliki grup usaha seperti Panin Insurance, Panin Life, Asuransi Multi Artha Guna, Panin Sekuritas, Clipan Finance, dll yang membuat Bank Panin memiliki kelebihan dibandingkan kompetitor lain. Salah satu contohnya adalah kerja sama antara Bank Panin dengan Panin Insurance memberikan diskon yang cukup besar bagi para nasabah Bank Panin. Ditambah dengan kemudahan asuransi jiwa yang disediakan Panin Life. Bank Panin menawarkan all-in service. Dibandingkan Bank pada umumnya yang menggunakan pihak asuransi untuk jaminan kredit, Bank Panin dapat dengan mudah berkonsultasi dengan

37 pihak asuransi dan dapat melakukan negosiasi biaya premi tanpa mengurangi hak pertanggungan. Berikut ini adalah data suku bunga rata-rata di beberapa bank : Gambar 4.3. Gambar Perbandingan Suku Bunga People Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan, baik knowledge worker, management dan employee bersikap sangat bersahabat baik antara sesama rekan kerja maupun dengan customer. Bank Panin menempatkan orang muda untuk menjadi frontliner terutama di SMART Panin. Hal ini dikarenakan tuntutan seorang frontliner harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, energik, up-to-date dengan perkembangan jaman.

38 Training yang diadakan untuk para frontliner pun bermanfaat untuk perkembangan karakter. Salah satunya adalah training dari James Gwee tentang bagaimana melakukan pekerjaan sebagai frontliner maupun sebagai maketing. Langkah-langkah yang dipaparkan sangat membantu untuk pengembangan karakter dan menjalankan pekerjaan sebagai marketer. Secara umum, people dari Bank Panin (khusunya SMART Panin) telah menunjukkan kinerja yang baik dari segi pelayanan terhadap customer Process Melihat dari segi process kerja dari SMART Panin, SMART Panin menawarkan process yang fleksibel dan tergolong cepat. Hal ini dikarenakan birokrasi tidak terlalu rumit. Antar divisi saling membantu, terutama dalam hal pencairan kredit. Bagian credit processing dan loan administration tidak mempersulit pencairan kredit dan membantu menyelesaikan masalah atas setiap kekurangan dokumen yang ada. Hal ini membuat proses di SMART Panin cepat Physical Evidence Melihat dari segi physical evidence, Bank Panin memiliki tempat dengan ciri khas tersendiri dan desain interior yang nyaman. Hal ini bermanfaat untuk menarik nasabah untuk datang lagi ke Bank Panin. Untuk SMART Panin, disediakan ruangan untuk melakukan meeting internal dan ruangan untuk berdiskusi dengan para customer. Hal ini membuat para customer merasa nyaman karena adanya ruangan

39 untuk berdiskusi, penerimaan dokumen, dan konsultasi dengan Account Managernya. Dalam pelaksanaan akad kredit disediakan beberapa ruangan dan beberapa notaris untuk melaksanakan penandatanganan perjanjian kredit. Namun, dalam hal ini akad kredit hanya dapat dilakukan di setiap KCU. Setiap customer di setiap KCP harus melakukan akad kredit di KCU. Hal ini membuat para customer harus pergi ke tempat yang agak jauh untuk pelaksanaan akad kredit. Kekurangnyamanan dalam hal pelaksanaan akad kredit merupakan kekurangan dari Bank Panin. Namun di tahun 2009, Bank Panin telah menambah jumlah KCU dari 3 KCU di Jakarta menjadi 7 KCU. Hal ini akan mempermudah proses kredit dari SMART Panin.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat tidak berdasarkan tekanan apapun dan murni dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian mengenai motivasi debitur terhadap atribut produk dalam keputusan pembelian produk KPR Bank Commonwealth dapat disimpulkan sebagai berikut. Motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang akan memaparkan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan inti dari system keuangan pada tiap Negara Indonesia, yang telah memiliki beberapa undang-undang yang mengatur tentang perbankan, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra perusaahaan yang positif (Ariyanti, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra perusaahaan yang positif (Ariyanti, 2016). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di Indonesia sangat pesat dimana laporan total aset secara industri perbankan ditahun 2015 diperkirakan tumbuh sebesar 12,5%. Sehingga

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun 1992 dan 1997 dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk penyempurnaan kebijakan mengikuti perubahan undang undang yang berlaku. Salah satu implementasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan saat ini mengalami pertumbuhan kredit secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan saat ini mengalami pertumbuhan kredit secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan saat ini mengalami pertumbuhan kredit secara signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gambaran umum, BRI menargetkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, tidak dapat dipungkiri adanya persaingan bisnis antar perusahaan untuk dapat terus bertahan

Lebih terperinci

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012 ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012 Biro Riset BUMN Center LM FEUI Perbankan memiliki peran penting sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian bangsa. Memburuknya kinerja perbankan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa lalu lintas pembayaran dan sebagai sarana dalam kebijakan moneter.

BAB I PENDAHULUAN. jasa lalu lintas pembayaran dan sebagai sarana dalam kebijakan moneter. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat adalah bank. Bank mempunyai peranan penting dalam kehidupan perekonomian. Fungsi

Lebih terperinci

PermataKPR Bijak Biarkan Uang Anda yang Bekerja

PermataKPR Bijak Biarkan Uang Anda yang Bekerja PermataKPR Bijak Biarkan Uang Anda yang Bekerja Nikmati Hidup Nyaman Tanpa Beban Nikmati bunga KPR hingga 0% dengan menambah saldo tabungan Anda. KPR pun bisa lunas lebih cepat dan Anda tetap fleksibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Industri perbankan merupakan suatu industri yang sangat mengutamakan pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat dibuat berdasarkan dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Dunia dalam era globalisasi, termasuk didalamnya berkembangnya bidang perekonomian, masing-masing negara berusaha memacu dirinya untuk berkembang, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, peningkatan peran dan kegiatan usaha sektor UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

Keywords: Product development, Panin Bank, SMART Panin, SWOT analysis

Keywords: Product development, Panin Bank, SMART Panin, SWOT analysis ANALISIS STRATEGI PRODUK SMART PANIN PADA PT. PANIN BANK, TBK. Arief Yudhanto 1, Hari Susanta Nugraha 2, Sri Suryoko 3 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar bank saat ini semakin ketat. Saat ini, tumbuh dan berkembangnya bank tidak hanya ditandai dengan banyaknya kantor cabang yang dibuka tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu tonggak penting dalam kesuksesan. pembangunan ekonomi suatu negara. Peran yang begitu sentral tersebut

I. PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu tonggak penting dalam kesuksesan. pembangunan ekonomi suatu negara. Peran yang begitu sentral tersebut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu tonggak penting dalam kesuksesan pembangunan ekonomi suatu negara. Peran yang begitu sentral tersebut menuntut keseriusan pemerintah dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

Dengan Bersama, Cicilan KPR Jadi Ringan

Dengan Bersama, Cicilan KPR Jadi Ringan KPR Keluarga Bersama Jadi Ringan Dengan Bersama, Cicilan KPR Jadi Ringan Semua tabungan anggota keluarga Anda bisa membantu meringankan bunga KPR. Jutaan Keluarga. Satu Bank. PERMATAKPR KELUARGA Beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada awalnya orang menggunakan jasa bank dengan alasan agar uang yang disimpannya aman, namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan jaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1). I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perbankan adalah lembaga intermediasi yang berfungsi sebagai pengumpul dana masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka menggerakan roda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. BANK XXX, Tbk bergerak di bidang Perbankan, berdiri sejak 21 Februari 1957 dengan Cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan merupakan salah satu Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun bank pemerintah yang bersaing ketat dalam mendapatkan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. maupun bank pemerintah yang bersaing ketat dalam mendapatkan nasabah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman saat ini membuat orang semakin kritis dalam menanggapi sesuatu hal, termasuk saat menggunakan jasa sebuah perusahaan seperti perbankan.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa didalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa didalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa didalam memilih bank yang terbaik untuk memenuhi kepuasannya. Sementara disisi lain, pihak bank untuk mempertahankan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Customer Base Bank berdasarkan Sektor Pekerjaan (Sept 2007) xiii

LAMPIRAN. 1. Customer Base Bank berdasarkan Sektor Pekerjaan (Sept 2007) xiii LAMPIRAN 1. Customer Base Bank berdasarkan Sektor Pekerjaan (Sept 2007) xiii 2. Customer Base Bank berdasarkan Demografi (Sept 2007) xiv 3. Perbandingan Teori Manajemen Strategi Komponen Fred R. David

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian BRI Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis perbankan merupakan bisnis kepercayaan. Bank harus mampu memberikan rasa aman pada nasabahnya menyangkut dana yang disimpan atau dikelola oleh bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan tidak lagi berfokus pada Profit Oriented, melainkan berfokus pada Customer Oriented, dimana perusahaan berfokus pada semua keinginan

Lebih terperinci

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Manajemen Likuiditas Pengertian likuiditas: Kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE.MM BAB III KEGIATAN PERBANKAN 1. KEGIATAN PERBANKAN 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA 3. KOMPONEN DALAM MENENTUKAN BUNGA KREDIT 4. FUNGSI BANK SECARA SPESIFIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri jasa perbankan memiliki kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah menghimpun

Lebih terperinci

2 BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

2 BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2 BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dan 2: Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis

BAB I PENDAHULUAN. setuju bahwa Indonesia sangat kecil kemungkinannya untuk terimbas krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter tahun 1997 yang lalu telah mengguncang hampir seluruh sendi perekonomian Indonesia. Padahal hingga Juli 1997 itu, hampir semua pihak setuju bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini dunia perbankan merupakan bagian yang sangat penting bagi setiap Negara. Persaingan memperebutkan pangsa pasar yang sempit namun potensial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. harus mampu dipenuhi oleh dunia perbankan. Salah satunya adalah melalui

I. PENDAHULUAN. harus mampu dipenuhi oleh dunia perbankan. Salah satunya adalah melalui I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di dunia perbankan yang semakin meningkat dalam penyediaan produk dan jasa maupun fasilitas yang tersedia menjadi tuntutan masyarakat yang harus mampu dipenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi ini untuk melakukan transaksi, dapat digunakan berbagai sarana pembayaran, mulai dari cara yang paling tradisional, sampai dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perekonomian di Indonesia pada tahun 2007 ini tumbuh 6.32%, mencapai pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir. Apa yang mendorong pertumbuhan perekonomian ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat perusahaan Di dirikan 1968 Di dirikan 1960 Di dirikan 1968 Di dirikan 1970 Di dirikan 1998 Di dirikan 1998 Sumber : dari Bank Mandiri Gambar 2.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh adanya jenis jasa

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh adanya jenis jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jasa perbankan pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh adanya jenis jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang sangat ketat (hyper competition) dalam memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Pesatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu Bank adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu Bank adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu Bank adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 2005 PT. Sinar Mas Multiartha, Tbk yang merupakan kelompok usaha sinarmas yang berada di bawah unit usaha Financial Services mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Strategi Pemasaran ib Griya Hasanah di BNI Syariah Cabang Umum Meruya Dengan mengetahui permasalahan yang ada, manajer pengelola pembiayaan memilih strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman informasi dan globalisasi, kompetisi yang terjadi pada seluruh bidang usaha menjadi semakin ketat ditandai dengan semakin banyaknya lini produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946 memiliki peran sebagai bank sentral yang

I. PENDAHULUAN. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946 memiliki peran sebagai bank sentral yang I. PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), pada mulanya didirikan selang satu tahun setelah kemerdekaan Indonesia dengan nama Bank Negara Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan terpenting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

STIE DEWANTARA Manajemen Bank Manajemen Bank Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4 Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citibank merupakan bank asing yang juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank didirikan pada 1812

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat. cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis di era AFTA dan globalisasi berubah sangat cepat yang dipicu oleh perubahan kebutuhan masyarakat. Kondisi persaingan industri perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Secara Umum Pada subab ini menjelaskan pengertian bank secara umum, jenis-jenis bank. Teori-teori yang ada di landasan teori ini mendukung dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sangatlah kompleks, diantaranya adalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sangatlah kompleks, diantaranya adalah kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia sangatlah kompleks, diantaranya adalah kebutuhan dalam hal keuangan. Manusia membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan juga saving

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan akan dunia perbankan menjadi semakin penting dalam masyarakat. Bank menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan perbankan dalam situasi bisnis di pasar saat ini berubah dengan cepat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang mampu melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang mampu melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin pesat ini menyebabkan ketatnya persaingan yang terjadi pada semua elemen, tidak terkecuali antar institusi penyedia produk. Persaingan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Rizka Maulidhia Enanto (0610233175) Dosen Pembimbing: Lutfi

Lebih terperinci

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat.

Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 18 Laporan Direktur Utama Mempertahankan arah, menjadi lebih kuat. Di tahun 2006 Bank Danamon memperingati ulang tahunnya yang ke-50 dan menjadi lebih kuat pada akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2005: 8-9) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda Indonesia telah memperoleh banyak pelajaran berharga tentang pentingnya suatu kebijakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan sentral dalam memajukan taraf hidup rakyat banyak sejalan dengan pengertian Bank dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun1998 yaitu Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaaan harus mengadakan efisiensi di berbagai bidang, terutama. manajer keuangan untuk mencari sumber dana yang murah dan

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaaan harus mengadakan efisiensi di berbagai bidang, terutama. manajer keuangan untuk mencari sumber dana yang murah dan 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dimana persaingan perusahaaan tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari industry internasional. Oleh karena itu perusahaaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi. Menurut Ismail (2010: 10) menyebutkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PT. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kualitatif untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kualitatif untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Design Penelitian Design penelitian ini adalah penelitian dengan sifat data deskriptif kualitatif untuk mengetahui gambaran mengenai prosedur pemberian dan pengawasan

Lebih terperinci

Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar

Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar Standard Chartered Bank Plc cetak rekor laba operasional di paruh pertama, naik 10% ke USD3,12 milyar Momentum bisnis yang kuat serta pencapaian rekor kinerja yang konsisten Ringkasan: Laba Group meningkat

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 7 BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri, Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benefit yang menarik nasabah untuk memberikan kepercayaannya. Dahulu

BAB I PENDAHULUAN. benefit yang menarik nasabah untuk memberikan kepercayaannya. Dahulu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang baik dan peningkatan kelas sosial menengah di Negara Indonesia adalah angin segar bagi industri perbankan. Selain menjadi peluang,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pelaksanaan strategi pemasaran produk consumer banking my First Bjb Cabang Majalengka Dari hasil observasi dan praktek kerja langsung yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL POKOK BAHASAN I II KONDISI UMKM PERBANKAN KOMITMEN III POLA PEMBIAYAAN UMKM IV KESIMPULAN I KONDISI UMKM PERBANKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan masih berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia, artinya perbankan tetap menjadi pemain utama di sistem keuangan nasional.

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIK BANK

MANAJEMEN STRATEGIK BANK MANAJEMEN STRATEGIK BANK Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan, sasaran organisasi serta mendapatkan dan mempertahankan competitive advantage yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.

Lebih terperinci

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kegiatan usaha bank umum diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Kegiatan usaha bank umum diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KEGIATAN USAHA BANK Kegiatan usaha bank umum diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dapat dikelompokan kedalam tiga jenis kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci