Penggunaan Bahasa Alamiah dan Kosa Kata Terkendali dalam Sistem Temu Balik Informasi Berbasis Teks

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Bahasa Alamiah dan Kosa Kata Terkendali dalam Sistem Temu Balik Informasi Berbasis Teks"

Transkripsi

1 Penggunaan Bahasa Alamiah dan Kosa Kata Terkendali dalam Sistem Temu Balik Informasi Berbasis Teks Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Abstract Language or vocabularies play important role to support both effectiveness and efficiency searching in text-based information retrieval system. Natural language and controlled vocabulary approach in text-based information retrieval system with both advantages and disadvantages. Both of the approaches remain in use effectively. However the retrieval technique by using combination of natural language and controlled vocabulary is ideal to be used in text-based information retrieval system. Searching by using natural language and controlled vocabulary, in fact, are complementary. Efficiency and effectiveness of text-based information retrieval system can be measured from recall and precision. Keywords: Information Retrieval System, Indexing, Natural Language, Controlled Vocabulary 1. Pendahuluan Bahasa dan atau kosa kata (vocabulary) memegang peranan yang sangat penting dalam efektivitas dan efisiensi penelusuran pada suatu sistem temu balik informasi. (Muddamalle, 1998: 881). Kegiatan penelusuran pada sistem temu balik informasi (STBI) bebasis teks hanya dapat berlangsung bila menggunakan kosa kata, sebab kosa kata inilah yang digunakan sebagai istilah berupa query penelusuran untuk menemukan dokumen yang diinginkan. Dalam STBI berbasis teks, kosa kata itu dapat berupa indeks, seperti indeks subjek, pengarang, judul, maupun istilah lain yang dirumuskan dalam tesaurus. Pada dasarnya ada dua bahasa pendekatan penelusuran yang lazim digunakan dalam STBI berbasis teks yaitu bahasa alami (natural language), dan kosa kata terkendali yang sering juga disebut controlled vocabulary. Kedua pendekatan ini sejak semula telah digunakan secara luas dalam STBI berbasis teks. Studi tentang efektivitas dan efisiensi penelusuran menggunakan pendekatan bahasa alamiah (natural language) dan kosa kata terkendali (controlled vocabulary) dalam STBI telah lama dilakukan. Banyak database yang dibangun untuk digunakan sebagai eksperimen sarana penelusuran dalam rangka pembuktian efektivitas dan efisiensi dari kedua pendekatan tersebut. Muddamalle (1998: ) mencatat bahwa sejarah bahasa alamiah (natural language) kontra kosa kata terkendali (controlled vocabulary) dalam STBI dibagi kepada tiga era. Era pertama dimulai pada abad ke-19 dengan penekanan kepada popularitas pengindeksan istilah berdasarkan judul (title term indexing). Pada era ini kosa kata terkendali atau controlled vocabulary lebih dominan digunakan dalam penelusuran, terutama digunakan untuk menemukan cantuman bibliografi dalam katalog berklasifikasi di perpustakaan. Sedangkan penelusuran berdasarkan bahasa alamiah yang biasa disebut dengan sebutan free-text searching atau penelusuran dengan teks bebas, baru dalam tahap permulaan dilakukan pada era ini. Era kedua dimulai pada saat kehadiran komputer dalam sistem temu balik informasi. Pada era ini kegiatan pengindeksan mulai dilakukan dalam bentuk mekanis yaitu berupa pengindeksan otomatis. Kemudian, era ketiga dimulai pada pertengahan tahun 1970-an, di Halaman 72

2 mana pendekatan yang berbeda dilakukan untuk menguji isu natural language versus controlled vocabulary, melalui pengujian rasio Recall dan Precision dalam STBI pada berbagai database berbasis teks. Para ahli informasi terus melakukan berbagai penelitian dan percobaan berkenaan dengan kedua pendekatan tersebut. Hasil yang diperoleh bervariasi antara satu peneliti dan yang lainnya. Beberapa contoh hasil penelitian tersebut dapat dilihat di bawah ini. Pada tahun 1976, Barbara Charton melakukan penelitian melalui penelusuran pada Chemical Abstracts, untuk menjawab pertanyaan penelitian, Is a controlled vocabulary necessary? Dalam hasil penelitiannya, dia mengemukakan bahwa suatu penelusuran dengan teks bebas bisa seefektif penelusuran menggunakan controlled vocabulary, asalkan dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengalaman dalam penelusuran. Penelusuran dengan teks bebas bisa lebih efektif, sebab ada kalanya penelusuran menggunakan controlled vocabulary mengorbankan ketepatan dalam kemungkinan mencapai kemudahan. Markey, Atherton, dan Newton (1982), membandingkan 165 pernyataan penelusuran dengan teks bebas (free-text search statements) yang digunakan dalam mengakses ERIC database untuk mengetahui apakah konsep ekspresi dengan istilah teks bebas atau bahasa alamiah dapat juga diekspresikan dari deskriptor ERIC (ERIC descriptors). Mereka menemukan bahwa salah satu dari setiap delapan pernyataan penelusuran teks bebas yang tidak direpresentasikan dalam ERIC controlled vocabulary. Secara keseluruhan, temu balik informasi secara teks bebas (freetext retrieval) dengan menggunakan pendekatan bahasa alamiah menghasilkan perolehan (recall) yang tinggi dengan ketepatan (precision) yang rendah, dari pada menggunakan pendekatan controlled vocabulary. Calkins (1980) sesuai sitiran Muddamalle (1998: ), dalam hasil pengamatannya kepada sejumlah penelusur yang hanya menggunakan istilah controlled vocabulary dan yang hanya menggunakan penelusuran teks bebas, mengemukakan kesimpulan bahwa penelusuran menggunakan teks bebas dan controlled vocabulary ternyata saling melengkapi, dan penampilan terbaik yang dicapai dalam penelusuran ialah menggunakan kombinasi dari keduanya. Dari ketiga contoh hasil penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa efektivitas dan efisiensi penelusuran menggunakan pendekatan bahasa alamiah atau penelusuran dengan teks bebas (free-text search) ada kalanya lebih baik dari pada kosa kata terkendali, demikian sebaliknya pendekatan menggunakan controlled vocabulary ada kalanya lebih baik dari bahasa alamiah. Mengingat banyaknya penelitian dan eksperimen yang telah dilakukan untuk menguji kedua pendekatan tersebut, maka keunggulan maupun kelemahan dari kedua pendekatan tersebut telah banyak yang diketahui. Tulisan ini mencoba mengangkat isu tersebut untuk dibahas secara teoretis melalui tinjauan literatur. Sasaran utama yang akan dicapai dalam tulisan ini ialah mengetahui sejumlah keunggulan dan kelemahan penelusuran menggunakan pendekatan bahasa alamiah (natural language) dan kosa kata terkendali (controlled vocabulary). Kemudian akan direkomendasikan pendekatan mana yang ideal digunakan dalam sistem temu balik informasi berbasis teks. Akan tetapi sebelum pembahasan itu dilakukan, terlebih dahulu akan dibahas beberapa hal yang menyangkut dengan STBI berbasis teks antara lain mencakup pengertian dan fasilitas STBI berbasis teks, keefektifan STBI berbasis teks, serta pengindeksan dan bahasa indeks dalam STBI. 2. Pengertian, dan Fasilitas STBI Berbasis Teks Pada dasarnya sistem temu balik informasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil (retrieve) suatu dokumen dari suatu simpanan (file), sebagai jawaban atas pemintaan informasi. Pengertian lain menyatakan bahwa sistem temu balik informasi adalah proses yang berhubungan dengan representasi, penyimpanan, pencarian Halaman 73

3 dengan pemanggilan informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna (Ingwerson, 1992: 49). Pendapat ini menunjukkan bahwa pada sistem temu balik informasi terkandung sejumlah kegiatan yang meliputi proses penyimpanan, penyediaan representasi, identifikasi serta pencarian atau penelusuran dokumen yang relevan pada suatu database, dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Dari sekian banyak STBI yang ada, salah satu di antaranya adalah STBI berbasis teks atau tekstual. STBI tekstual adalah salah satu dari berbagai sistem yang mengelola penyimpanan teks secara terkomputerisasi, kemudian prosedur untuk temu balik informasinya (Rowley, 1987: 1). Dalam STBI tekstual, fokus utama ialah terletak pada penyimpanan dan temu balik informasi teks yang telah disimpan sebelumnya, dan bukan data numerik, tabulasi, data grafis, dan sebagainya. Tetapi dalam kenyataannya, dokumen-dokumen yang ada saat ini jarang yang hanya terdiri dari informasi berbasis teks semata, melainkan dokumen yang berisi informasi yang berupa gabungan dari numerik, tabel, grafis, image dengan informasi yang berupa teks. Umumnya STBI tekstual didesain untuk memberi suatu kawasan titik akses (access points) kepada suatu database dari informasi yang relatif tidak terstruktur, yang lazim dikenal dengan sebutan teks bebas. Oleh karena itu, kegiatan free-text search dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa alamiah (natural language) dari dokumen yang berbentuk teks yang tersimpan dalam suatu database. Keadaan ini sangat menolong pengguna awam yang tidak mampu menelusur dengan menggunakan bahasa indeks (controlled language) yang dibuat oleh indekser, seperti halnya tesaurus atau tajuk subjek tertentu. Teskey (1984) dalam suntingan Rowlands mengidentifikasikan ada empat fungsi yang paling penting, yang bisa terbukti dalam segala STBI tekstual yang baik, yaitu bahwa suatu STBI tekstual yang baik, seharusnya dapat untuk: (a) menerima dan menyusun berbagai teks dari berbagai sumber; (b) menetapkan penyimpanan yang sesuai untuk semua teks, (c) mendapatkan/memperoleh informasi yang spesifik dari teks yang tersimpan dalam merespons queries yang diberikan, (d) memproses teks yang didapatkan, dan menyajikannya kepada pengguna dalam format yang dapat diterima (acceptable). Suatu STBI berbasis teks, secara normal karakteristiknya dilihat dari fasilitas temu balik yang dimilikinya. Seringkali suatu STBI tidak dapat menelusur informasi melalui fieldfield tertentu, karena keterbatasan fasilitas yang dimilikinya. Oleh karena itu fasilitas penelusuran yang ditawarkan dalam suatu STBI adalah merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam memilih paket-paket database informasi berbasis teks. Secara umum bahwa suatu STBI tekstual memiliki sejumlah fasilitas yang dapat digunakan untuk query atau bahasa perintah (query or command language); formulasi query dengan Boolean (Boolean query formulation); pemurnian penelusuran (search refinement); pemendekan/pemotongan dan penelusuran rentetan teks (truncation and text string searching); daftar kata yang tidak dipakai dalam penelusuran (stop list or common word list); tesaurus/pendukung perbendaharaan kosa kata (thesaurus/ vocabulary support); kedekatan penelusuran (proximity searching); pembatasan penelusuran dengan ruas (limiting searching by field); dan penelusuran kawasan numerik (numeric range searching) (Rowlands, 1987: 7-8). Sejumlah fasilitas yang disebutkan di atas sangat diperlukan untuk melakukan penelusuran pada suatu database yang berbasis teks. Kelengkapan fasilitas ini tentu sangat mempengaruhi keefektifan STBI yang tentu akan berdampak kepada tingkat ketepatan (precision) dalam penelusuran. 3. Efektivitas STBI Berbasis Teks Pesatnya kemajuan teknologi informasi khususnya komputer disertai dengan dukungan kecanggihan perangkat lunak (software) mengakibatkan pengelola informasi mampu menata, menyimpan sejumlah besar informasi dan menyediakan akses terhadap Halaman 74

4 informasi tersebut dengan cepat dan tepat. Kemajuan itu sangat berpengaruh kepada perkembangan STBI (information retrieval system). Keakuratan dan kecepatan dari suatu STBI sangat diharpakan dalam upaya memenuhi kebutuhan pengguna untuk memperoleh informasi yang diinginkannya. Efektivitas dari suatu STBI adalah kemampuan dari sistem itu untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu database sesuai dengan permintaan pengguna. Efektivitas dari STBI tersebut dapat diukur. Ada dua hal penting yang biasanya digunakan dalam mengukur kemampuan suatu STBI yaitu rasio atau perbandingan dari perolehan (recall), dan ketepatan (precicion) (Lee Pao, 1989: 225). Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan dengan query, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan dengan kebutuhan pengguna. Dokumen terpanggil (recall) yang relevan dengan query pengguna belum tentu relevan dengan kebutuhan pengguna. Rasio dari tingkat perolehan (recall) dan ketepatan (precision) yang dicapai dalam kegiatan penelusuran dapat diungkapkan sebagai berikut: Rasio dari recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah seluruh dokumen yang relevan dalam database sangat besar dan tidak diketahui. Oleh karena itu, presisi-lah (precision) yang menjadi salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keefektifan suatu STBI. Untuk memudahkan pemahaman akan kedua rasio tersebut, berikut dikemukakan sebuah contoh soal dan perhitungan penentuan recall dan precision. Andaikan suatu file dalm database menyimpan 100 dokumen. Pada suatu penelusuran menggunakan query Chemical Industry, ternyata diperkirakan ada 10 dokumen yang mungkin dapat terambil (retrieved) menggunakan query tersebut, akan tetapi dalam kenyataannya setelah dilakukan penelusuran hanya 4 dokumen yang terambil dalam pencarian sedangkan 6 dokumen lain tidak terambil karena mungkin kurang/tidak relevan. Kemudian diketahui bahwa ada 2 dokumen lain dalam file dabase diketahui relevan kepada query akan tetapi tidak terambil (not retrieved). Untuk menghitung rasio recall dan precision dari seperti disebut pada soal di atas, sering digunakan tabel berikut: Tabel Perhitungan Recall dan Precision Relevant Not Total Relevant Retrieved 4 (a) 6 (b) 10 Not Retrieved 2 (c) 88 (d) 90 Total Berdasarkan tabel di atas, sekarang perhitungannya dapat dilakukan dengan mengacu kepada kepada rasio yang telah dikemukakan sebelumnya. Untuk menghitung rasio recall, terlebih dahulu kita tentukan jumlah dokumen relevan yang terambil, berdasarkan data pada tabel yaitu a, sedangkan Jumlah dokumen relevan yang ada dalam database adalah a + c. Dengan demikian rasio recall (R) tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: a R = a + c 4 = = 0,66 Selanjutnya untuk menghitung precision, hal yang sama pada penghitungan recall diberlakukan yaitu jumlah dokumen relevan yang terambil adalah a, sedangkan Jumlah dokumen yang terambil dalam pencarian Halaman 75

5 adalah a + b. Dengan demikian rasio precision (P) dapat dinyatakan sebagai berikut: a Precision = a + b 4 = = 0,40 Kondisi ideal dari keefektifan suatu sistem temu kembali informasi adalah apabila rasio recall dan precision sama besarnya (1 : 1) (Lee Pao, 1989: 229). Selain itu, suatu sistem temu kembali dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan (precision) yang tinggi sekalipun perolehannya rendah (Rowley, 1992: 172). 4. Pengindeksan dan Bahasa Indeks dalam STBI Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap STBI ialah pengindeksan dokumen. Pengindeksan (indexing) mencakup proses pencatatan ciri-ciri dokumen, analisis isi, klasifikasi maupun pembuatan entri ke dalam bahasa indeks. Tujuan pengindeksan ialah untuk memungkinkan ditemukannya dokumen yang relevan dengan pertanyaan (query) dengan tepat. Kegiatan pengideksan akan menghasilkan indeks. Meadow (1992: 69-70) mengemukakan bahwa indeks adalah merupakan cantuman dari bermacam-macam atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian dokumen. Jika atribut tersebut berupa subjek, maka indeks yang mewakilinya disebut sebagai indeks subjek. Sedangkan bila atribut tersebut berupa pengarang, maka indeks yang mewakilinya disebut sebagai indeks pengarang. Umumnya kegiatan pengindeksan adalah berupa pengindeksan subjek, namun dalam kenyataannya di perpustakaan indeks subjek dan pengarang sama-sama digunakan dalam STBI. Indeks di perpustakaan berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan kepada penelusur dokumen-dokumen yang potensial relevan dengan permintaannya. Sarana itu sering disebut sebagai wakil dari dokumen yang dimiliki, yaitu berupa katalog perpustakaan. Dengan demikian, fungsi indeks pada database maupun perpustakaan pada prinsipnya adalah sama yaitu sebagai sarana temu balik. Tujuan utama pengindeksan ialah untuk membentuk representasi dari dokumen dalam bentuk yang sesuai untuk dicantuman dalam berbagai tipe database (Lancaster, 1998: 1). Indeks sebagai representasi dari dokumen diharapkan dapat menggambarkan isi atau subjek yang terkandung di dalam dokumen tersebut, sehingga dapat ditemukan kembali melalui istilah (index term) yang digunakan. Pada dasarnya ada dua jenis bahasa indeks yaitu bahasa alamiah (natural language) dan kosa kata terkendali (controlled vocabulary). Bahasa alamiah adalah bahasa dari dokumen yang diindeks. Biasanya bahasa tersebut merupakan bahasa yang tidak terkendali (uncontrolled vocabulary). Bahasa alamiah ini umum digunakan dalam komunikasi dan penulisan ilmiah, yang banyak dipakai oleh pengarang (Lancaster, 1986: 159). Sedangkan kosa kata terkendali dapat berupa indeks subjek, pengarang, judul maupun dalam tesaurus. Ditinjau dari sisi STBI, tesaurus adalah suatu daftar pengendali (authority list) dari istilahistilah khusus yang digunakan dalam STBI tertentu. Akan tetapi bila ditinjau dari segi fungsinya tesaurus adalah sarana pengawasan istilah yang digunakan untuk penerjemahan bahasa alamiah dokumen ke bahasa yang terkendali. Tesaurus berisi sejumlah istilah indeks dengan menggunakan bahasa yang terkendali, sehingga sering disebut juga dengan bahasa terkendali (controlled language). Tujuan utama tesaurus adalah juga untuk memudahkan temu kembali dokumen, dan juga untuk mencapai konsistensi dalam pengindeksan dokumen pada STBI. Dalam pengindeksan kosa kata terkendali seperti tesaurus, istilah yang digunakan untuk menyatakan kandungan atau isi suatau dokumen telah dibakukan dalam suatu daftar Halaman 76

6 indeks yang disusun secara alfabetis, misalnya dalam Sears List of Subject Heading, Library of Congress Subject Heading, Macro Economics Thesaurus, DDC Index, dan sebagainya. Sedangkan dalam pengindeksan bahasa alamiah, pengindeksan dilakukan pada semua istilah baik dari judul, abstrak, maupun dari teks lengkap (full text) dokumen, terkecuali stop word atau daftar kata umum yang tidak digunakan dalam penelusuran (Rowley, 1992: 272). Semua istilah indeks yang dihasilkan adalah bergantung kepada bahasa dokumen itu sendiri, dan semuanya itu dapat merupakan representasi dari dokumen itu. Mengingat volume pengindeksan dalam bahasa alamiah ini sangat besar, maka pengindeksan ini biasanya dilakukan oleh komputer. Bahasa alamiah dan kosa kata terkendali adalah dua bahasa hasil dari pengindeksan yang sama-sama dapat dipergunakan sebagai representasi dokumen. Kedua bahasa pengindeksan tersebut digunakan pada waktu pemasukan (input) data ke dalam database, dan akan digunakan juga pada waktu pencarian/penelusuran (output) informasi dari database. Pertanyaan, yang manakah di antara keduanya yang paling baik digunakan dalam pencarian/penelusuran informasi pada suatu database? 5. Bahasa Alamiah versus Kosa Kata Terkendali dalam STBI 5.1. Keunggulan dan Kelemahan Bahasa Alamiah Keungulan maupun kelemahan bahasa alamiah dalam STBI sangat bervariasi dan kompleks. Banyak faktor yang mungkin dapat mempengaruhinya. Banyak keunggulan dari penggunaan bahasa alamiah dalam penelusuran informasi, beberapa di antaranya adalah: (a) Bahasa alamiah dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna tanpa harus memerlukan pelatihan khusus, dan berbagai nuansa makna dapat diekspresikan dengan lebih leluasa (Meadow, 1992: 37-38). Maksudnya, dengan kekayaan perbendaharaan kosa kata, memungkinkan penelusur mengekspresikan gagasan, perasaan dan keinginannya dengan berbagai cara dan nuansa untuk mendapatkan dokumen yang diinginkannya. (b) Bahasa alamiah memiliki spesifikasi (specification) yang tinggi (Lancaster, 1977: 23). Spesifikasi istilah ini muncul karena dapat menggunakan seluruh istilah yang terdapat dalam dokumen sebagai query. Spesifikasi istilah memudahkan pencarian untuk mendapatkan ketepatan (precision) yang tinggi. Semakin tinggi spesifikasi istilah yang digunakan dalam penelusuran akan semakin tinggi ketepatan (precision), sedangkan perolehan (recall) akan semakin rendah. Sebaliknya bila spesifikasi istilah rendah, maka perolehan (recall) akan semakin tinggi, sedangkan ketepatan (precision) cenderung rendah. Misalnya, bila kita menggunakan istilah LINGUISTICS untuk mencari dokumen yang memuat penelitian tentang logat bahasa pada suatu database, maka jumlah perolehan (recall) pasti akan tinggi, sedangkan ketepatan (precision) akan rendah, karena istilah LINGUISTICS adalah istilah umum dalam ilmu bahasa, dengan demikian spesifikasi yang dirumuskan rendah. Akan tetapi bila kita menggunakan istilah DIALECT, maka jumlah perolehan (recall) akan rendah, sedangkan ketepatan (precision) tinggi, karena istilah DIALECT adalah istilah khusus, yang berarti spesifikasinya tinggi. (c) Bahasa alamiah memiliki kedalaman (exhaustivity) yang tinggi (Foskett, 1985: 114). Artinya, banyak tema atau subjek baru yang dihasilkan dokumen yang dapat dijadikan sebagai istilah baru dalam penelusuran. Karena, pada prinsipnya bahwa semua kata terkecuali stop word dapat dijadikan sebagai keyword dalam penelusuran. (d) Penelusur yang merupakan praktisi dalam bidangnya dapat melakukan penelusuran dengan bahasa alamiah dengan lebih efektif. Selain memiliki sejumlah keunggulan, bahasa alamiah juga memiliki berbagai kelemahan, beberapa di antaranya adalah: (a) Bahasa alamiah tidak atau kurang ringkas (lack of conciseness) (Meadow, 1992: 38). Halaman 77

7 Query yang digunakan penelusur sering berupa kata atau istilah berbeda atau tidak standar sehingga sering terjadi kehilangan informasi saat penelusuran. Misalnya, seorang penelusur ingin mendapatkan dokumen tentang proses yang dialami seseorang untuk menjadi semakin tua. Lalu dia menggunakan query PROSES MAKIN TUA. Dengan query itu, mungkin penelusur tersebut pasti mendapatkan perolehan (recall) dokumen, akan tetapi ketepatannya (precsion) dengan kebutuhan tidak ada, karena dokumen yang berisi istilah itu tidak ada. Akan tetapi bila penelusur itu menggunakan istilah indeks subjek PENUAAN sebagai query, mungkin akan dia peroleh (recall) sejumlah dokumen yang ketepatannya (precision) sangat tinggi, yang berarti sangat sesuai dengan yang diinginkannya. Kesalahan yang terjadi sebenarnya terletak pada penyusunan atau pemilihan istilah yang tepat sebagai query. (b) Mempunyai ambiguitas (ambiguity) yang tinggi (Meadaw, 1992: 37). Muddamalle (1998: 881) menyebut bahwa natural language is full of ambiguities. Ambiguitas adalah kata atau istilah yang dapat memiliki lebih dari satu arti sehingga mengakibatkan kerancuan. Ambiguitas dapat terjadi karena sinonim atau homograf. Sinonim yaitu bentuk kata yang berbeda tetapi artinya sama, dapat menyebabkan terpencarnya informasi mengenai topik yang sama, misalnya, kata sado, dokar, delman. Homograf yaitu katakata yang ejaannya sama tetapi maknanya berbeda, misalnya raut artinya meruncingkan, menghaluskan; akan tetapi raut dapat juga artinya tampang, potongan. Sinonim dan homograf dapat mengakibatkan false drops yaitu terjaringnya dokumen yang sama sekali tidak relevan, atau subjek yang tidak relevan ikut terjaring atau terambil dalam proses temu balik. (c) Kesulitan komputer untuk menginterpretasikan teks (Meadow, 1992: 37). Kelemahan ini terjadi karena ketidakmampuan sistem menyerap atau menangkap makna dari suatu pernyataan. Hal ini terjadi karena dalam memroses bahasa alami, komputer tidak bisa bekerja sebagaimana otak manusia, terkecuali komputer tersebut dilengkapi dengan suatu knowledge base. Misalnya, seseorang ingin mencari dokumen tentang Perpustakaan Sekolah pada suatu database, maka ia akan menggunakan query Perpustakaan AND Sekolah, akan tetapi dalam pencariannya dokumen-dokumen tentang Sekolah Perpustakaan juga akan terjaring atau terambil, padahal konsep Perpustakaan Sekolah dengan Sekolah Perpustakaan mempunyai makna yang berbeda. Dalam keadaan ini juga terjadi false drops Keunggulan dan Kelemahan Kosa Kata Terkendali Banyak keunggulan dari penggunaan kosa kata terkendali (controlled vocabulary) dalam sistem temu kembali informasi, beberapa di antaranya adalah: (a) Proses penelusuran dan temu balik informasi lebih efisien (Korfhage, 1997: 24). Artinya, dengan menggunakan kosa kata terkendali seperti indeks subjek atau tesaurus dalam penelusuran, maka ketepatan dari dokumen yang terambil dengan kebutuhan pengguna dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat. (b) Mempunyai representasi dokumen yang konsisten. Kosa kata atau istilah yang digunakan dalam pengindeksan dokumen pada saat input ke sistem adalah kosa kata yang terkendali dan standar. Oleh karena itu, bila kosa kata atau istilah tersebut kemudian dijadikan sebagai query untuk pencarian atau penelusuran, maka sudah pasti akan tetap mewakili atau merepresentasikan dokumen yang sama seperti pada saat input sistem dilakukan. Misalnya, pada input sistem dokumen A direpresentasikan oleh kosa kata atau indeks subjek MICROBIOLOGY, pada waktu pencarian seorang penelusur menggunakan MICROBIOLOGY sebagai query-nya, maka penelusur tersebut pasti akan menemukan dokumen A karena representasi dokumennya tetap konsisten. Dengan demikian selalu terjadi kesamaan penggunaan istilah di antara pengindeks (indexer) dengan penelusur (searcher). Halaman 78

8 (c) Memudahkan penelusuran komprehensif dengan menyatukan istilah terkait secara semantis (Lancaster, 1977: 2). Maksudnya, ada kalanya suatu kosa kata atau indeks subjek tertentu mempunyai hubungan makna dengan indeks yang lain, sehingga dapat digunakan untuk memperkuat pencarian. Misalnya untuk mencari dokumen tentang pengebalan tubuh manusia terhadap penyakit, maka kosa kata atau indeks subjek yang dapat dijadikan sebagai query ialah IMMUNIZATION, akan tetapi untuk menguatkan pencarian penelusur juga dapat menggunakan kosa kata lain seperti VACCINATION, karena kedua kosa kata di atas adalah terkait secara semantis. (d) Memiliki ambiguity yang sangat kecil. Ambiguitas atau kerancuan dapat dikurangi sekecil mungkin karena kosa kata dapat mengontrol sinonim dan homograf. Selain keunggulan, penggunaan kosa kata terkendali (controlled vocabulary) pada STBI juga mempunyai banyak kelemahan, sebagian di antaranya adalah: (a) Kosa kata terkendali harus selalu diperbaharui. Perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan munculnya berbagai subjek baru yang sekaligus juga berdampak terhadap pemunculan atau penghilangan suatu istilah atau kosa kata. Oleh karena itu, suatu tajuk subjek atau tesaurus pada suatu periode tertentu harus diperbaharui untuk bisa menyesuaikan diri sesuai perkembangan (Muddamalle, 1998: 881). Misalnya, bila kita menelusur dengan istilah atau kosa kata CANCER sebagai query pada indeks DDC edisi ke-19, maka kita akan dirujuk dengan kata see TUMORS. Sekalipun keduanya semantis, namun terdapat perbedaan. Ini terjadi karena pada indeks DDC edisi ke-19 subjek CANCER belum dijabarkan secara lengkap karena mungkin pada masa itu istilah cancer masih belum populer. Akan tetapi bila ditelusur pada indeks DDC edisi ke-20 dan 21, istilah tersebut telah dijabarkan secara rinci. Hal itu menunjukkan bahwa indeks DDC tersebut diperbaharui secara berkala. (b) Kosa kata terkendali (controlled vocabulary) sering dihadapkan kepada ketidak-cocokan (incompatibility) istilah di antara satu database dengan database lainnya pada bidang ilmu yang sama (Lancaster, 1986: 159). Misalnya, CAB CD-ROM dan Agricola CD-ROM adalah dua database yang memuat indeks dan abstrak penelitian pada bidang ilmu yang sama yaitu pertanian (agriculture). Akan tetapi ada kalanya beberapa kosa kata atau istilah yang digunakan untuk indeks subjek pada kedua database tersebut berbeda. Hal ini tentunya bisa menyulitkan penelusur bila melakukan penelusuran pada kedua database tersebut. (c) Kurangnya spesifikasi dalam kosa kata. Berbeda dengan bahasa alamiah, di mana penelusur dapat menggunakan secara bebas kosa kata yang spesifik. Akan tetapi pada kosa kata terkendali, spesifikasi istilah ditentukan oleh ketersediaannya pada indeks subjek atau tesaurus. (d) Kosa kata terkendali memiliki struktur yang tidak lengkap. Artinya rincian subjek adalah sangat terbatas untuk pencarian atau penelusuran komprehensif. (e) Kosa kata terkendali memerlukan biaya dan upaya yang besar pada waktu input sistem yaitu pada saat pengindeksan dilakukan (Lancaster, 177: 7) Pendekatan Penelusuran yang Ideal Dengan menguraikan sejumlah keunggulan dan kelemahan dalam melakukan penelusuran menggunakan pendekatan bahasa alamiah (natural language) dan kosa kata terkendali (controlled vocabulary) sebagai mana dijelaskan di atas, maka mucul pertanyaan, Pendekatan manakah yang ideal dilakukan dalam melakukan penelusuran dalam sistem temu kembali informasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Muddamalle (1998: ) melalui penelitiannya yang berjudul Natural Language versus Controlled Vocabulary in Information Retrieval: a Case Study in Soil Mechanics, menyatakan bahwa temu balik informasi dengan bahasa alamiah dan kosa kata terkendali menunjukkan hasil yang Halaman 79

9 sangat efektif, dengan perbedaan atau dengan batasan yang sangat tipis, hasilnya tidak jauh berbeda. Untuk mencapai temu balik informasi yang optimal, suatu teknik temu balik informasi dengan kombinasi bahasa alamiah dan kosa kata terkendali dapat diadopsi. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa teknik penelusuran dengan secara kombinasi yaitu menggunakan bahasa alamiah dan kosa kata terkendali menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada penelusuran dengan cara terpisah. Hasil uji coba menunjukkan bahwa terdapat 5% lebih tinggi tingkat ketepatan hasil temu balik informasi menggunakan cara kombinasi dari pada hasil penelusuran dengan cara terpisah. Oleh karena itu, alternatif bahasa alamiah atau kosa kata terkendali tidak perlu diperlakukan lebih lama sebagai teknik terpisah, akan tetapi lebih baik diperlakukan bersama sebagai suatu teknik kombinasi yang ideal. 6. Kesimpulan Bahasa atau kosa kata (vocabulary) memegang peranan yang sangat penting dalam efektivitas dan efisiensi penelusuran pada suatu STBI berbasis teks. Pendekatan bahasa alamiah dan kosa kata terkendali dalam STBI berbasis teks sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Kedua pendekatan tersebut tetap masih efektif untuk digunakan. Akan tetapi teknik temu balik dengan menggunakan kombinasi dari bahasa alamiah dan kosa kata terkendali adalah bentuk pendekatan yang ideal digunakan dalam temu balik informasi. Penelusuran menggunakan bahasa alamiah atau natural language dan kosa kata terkendali atau controlled vocabulary ternyata saling melengkapi. Frants, Valery I. (1997). Automated Information Retrieval: Theory and Methods. New York: Academic Press. Hasibuan, Zainal A. (1996). Kajian Sistem Temu-Kembali Informasi: Pergeseran Paradigma dari Orientasi Teknologi ke Orientasi Pemakai. Prosiding Seminar Sehari Layanan Pusdokinfo Berorientasi Pemakai di Era Informasi. Depok, 16 Maret Korfhage, Robert R. (1997). Information Storage and Retrieval. New York: John Wiley and Sons. Lancaster, F.W. (1998). Indexing and Abstracting in Theory and Practise. London: Library Association Publishing. Lancaster, F.W. (1977). Vocabulary Control in Information Retrieval System: in Advances Librarianship. New York: Academic Press. Lancaster, F.W. (1986). Vocabulary Control for Information Retrieval. Arlington, Virginia: Information Resources Press. McQuire, April R.; Eastman, Caroline M. (1998) The Ambiguity of Negation in Natural Language Queries to Information Retrieval Systems. Journal of The American Society for information Science. 49 (8): Meadow, Charles T. (1997). Text Information Retrieval Systems. New York: Academic Press. Muddamalle, Manikya Rao. (1998). Natural Language versus Controlled Vocabulary in Information Retrieval: a Case Studi in Soil Mechanics. Journal of The American Society for Information Science. 49 (10): Pao, Miranda Lee. (1988). Concepts of Information Retrieval. Englewood, Colorado: Libraries Unlimited. Rujukan Dimitroff, A. (1995). Affective Response and Retrieval Performance: Analysis of Contributing Factors. Library and Information Science Research. 18: Halaman 80

PENGGUNAAN BAHASA ALAMIAH DAN KOSA KATA TERKONTROL DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS TEKS

PENGGUNAAN BAHASA ALAMIAH DAN KOSA KATA TERKONTROL DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS TEKS PENGGUNAAN BAHASA ALAMIAH DAN KOSA KATA TERKONTROL DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS TEKS JONNER HASUGIAN Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra USU 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

Indexing dan Bahasa Penelusuran

Indexing dan Bahasa Penelusuran LOGO Indexing dan Bahasa Penelusuran Sugeng Priyanto Indexing Definisi : sebuah proses untuk melakukan pengindeksan terhadap kumpulan dokumen yang akan disediakan sebagai informasi kepada pemakai. Proses

Lebih terperinci

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN KEYWORD

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN KEYWORD ISSN (p) 2354-9629 ISSN (e) 2549-1334 SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN KEYWORD (Recall dan Precision pada Judul dan Subjek di OPAC Perpustakaan Universitas Gadjah Mada) Dwiyantoro* Pengutipan: Dwiyantoro.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing Bahasa indeks Indexing language (Controlled vocabulary atau kosakata terkendali Pengindeksan kata Derivative indexing Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS SUBJEK VERBAL

ANALISIS SUBJEK VERBAL ANALISIS SUBJEK VERBAL B. Mustafa mus@ipb.ac.id atau mustafa_smada@yahoo.com P endekatan subjek dalam era elektronik menjadi cara yang utama dalam mencari informasi. Mesin-mesin pencari informasi di internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber informasi bagi masyarakat luas. Siap menampung serta mengelola sumber-sumber informasi tersebut sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini menimbulkan berbagai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer di dalam lingkungan kehidupan masyarakat di seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad terakhir ini. Hal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS PADA SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) Oleh : Danang Dwijo Kangko LATAR BELAKANG Hampir 50% Petugas perpustakaan tidak menggunakan tajuk subjek dalam katalog dan pangkalan

Lebih terperinci

OPAC Perpustakaan ITS Surabaya SKRIPSI

OPAC Perpustakaan ITS Surabaya SKRIPSI Uji Recall and Precision Sistem Temu Kembali Informasi OPAC Perpustakaan ITS Surabaya SKRIPSI Disusun oleh Nisaa Putri Lestari NIM: 070810048 PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN INFORMASI

Lebih terperinci

Bernadus Very Christioko Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Semarang. Abstract

Bernadus Very Christioko Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Semarang. Abstract IMPLEMENTASI SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Studi Kasus: Dokumen Teks Berbahasa Indonesia (IMPLEMENTATION OF INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM Case Study: Text Document in Indonesian Language) Bernadus Very

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Eksperimen Terhadap Sistem Temu Kembali Informasi Dengan Seorang Peneliti Sebagai Real User Oleh Jonner Hasugian 1. Latar Belakang Dukungan teknologi terutama

Lebih terperinci

3. Pengindeksan Dokumen

3. Pengindeksan Dokumen 3. Pengindeksan Dokumen Dasar-Dasar Dokumentasi (Modul 3) by Yuni Nurjanah Page 1 Bahasa Indeks (bhs sehari-hari dunia pusdokifo), adalah: Bahasa sehari yang digunakan oleh unit informasi untuk memeri

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan informasi, banyak pihak menyadari bahwa masalah utama telah bergeser dari cara mengakses atau bagaimana mencari informasi, namun

Lebih terperinci

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Tipe Sistem Informasi Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi. Selain Sistem Temu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam

Lebih terperinci

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Tugas Makalah Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI029306 Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Oleh : I PUTU ANDREAS WARANU 1204505042 Dosen : I Putu Agus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin banyaknya sumber-sumber informasi, maka semakin meningkat pula kebutuhan manusia untuk dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK PENCARIAN WEB SERVICE MENGGUNAKAN LUCENE

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK PENCARIAN WEB SERVICE MENGGUNAKAN LUCENE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK PENCARIAN WEB SERVICE MENGGUNAKAN LUCENE OLGA CERIA SARI NRP 5106 100 618 DOSEN PEMBIMBING: Sarwosri,S.Kom,MT. Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dan kehidupan manusia sungguh dipercepat dengan kemudahan akses terhadap begitu banyak informasi. Pada beberapa waktu yang lalu akses terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi, sudah sejak lama memiliki sarana penelusuran informasi yaitu dengan menggunakan katalog sebagai sarana temu balik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Tugas Makalah Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI029306 Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Oleh : I PUTU ANDREAS WARANU 1204505042 Dosen : I Putu Agus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpustakaan jika si pencari informasi di perpustakaan belum mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpustakaan jika si pencari informasi di perpustakaan belum mengetahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tajuk Subjek Ada beberapa alat temu balik informasi yang diketahui termasuk salahsatunya katalog subjek. Katalog subjek merupakan alat temu kembali informasi di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.3. Pengertian Sistem Temu Balik Informasi Sistem Temu Balik Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Efektivitas BAB II TINJAUAN LITERATUR Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan yang menghasilkan perolehan hasil yang baik.

Lebih terperinci

PENELUSURAN PANG KALAN DATA TEKS BIDANG BIOLOGI

PENELUSURAN PANG KALAN DATA TEKS BIDANG BIOLOGI ezlrtikel PENELUSURAN PANG KALAN DATA TEKS BIDANG BIOLOGI Siti Elly Faisholyah S«d 8'~ 'D~ 44«'l~ g'~ fla44 44«'l~ '7'«4t fla119 g'~.f!'jp'j Siti Elly Faisholyah (Penelusuran pangkalan data teks bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Chatbot adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan sebuah percakapan atau komunikasi yang interaktif kepada pengguna (manusia) melalui bentuk

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya. Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine

Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya. Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine Studi Penggunaan Data Exif Untuk Mengukur Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja Image Search Engine Nugroho Herucahyono (13504038) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Tugas Akhir Menggunakan Model Ruang Vektor (Studi Kasus: Jurusan Sistem Informasi)

Sistem Informasi Tugas Akhir Menggunakan Model Ruang Vektor (Studi Kasus: Jurusan Sistem Informasi) Sistem Informasi Tugas Akhir Menggunakan Model Ruang Vektor (Studi Kasus: Jurusan Sistem Informasi) Wahyudi,MT Laboratorium Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UINSUSKA RIAU Jl.HR.Subrantas KM.15

Lebih terperinci

Temu Kembali Informasi dengan keyword (Studi deskriptif tentang sistem temu kembali informasi dengan controlled vocabulary

Temu Kembali Informasi dengan keyword (Studi deskriptif tentang sistem temu kembali informasi dengan controlled vocabulary Temu Kembali Informasi dengan keyword (Studi deskriptif tentang sistem temu kembali informasi dengan controlled vocabulary pada field judul, subyek, dan pengarang di Perpustakaan Universitas Airlangga)

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) 1 Dhony Syafe i Harjanto, 2 Sukmawati Nur Endah, dan 2 Nurdin Bahtiar 1 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurenya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Menurut [Jogiyanto

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN Makalah OLEH : JUNAIDA, S.Sos NIP. 132303359 PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rahmatulloh (2016). Penelitian yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Pencarian Benda Hilang Lost &

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini membuat perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembagalembaga yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) 2.1 Pengertian Online Public Access Catalog (OPAC) Pengorganisasian koleksi di Perpustakaan akan berhubungan langsung dengan alat bantu penelusur koleksi. Alat

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA DESKRIPTOR, REFERENSI, DAN SITASI UNTUK MEMBANGUN STRUKTUR KOLEKSI DOKUMEN YANG INHEREN

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA DESKRIPTOR, REFERENSI, DAN SITASI UNTUK MEMBANGUN STRUKTUR KOLEKSI DOKUMEN YANG INHEREN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA DESKRIPTOR, REFERENSI, DAN SITASI UNTUK MEMBANGUN STRUKTUR KOLEKSI DOKUMEN YANG INHEREN Zainal A. Hasibuan * dan Mustangimah ** ABSTRACT There are many characteristics can be used

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. pengelolaan dokumen yang efektif agar kita dapat me-retrieve informasi yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. pengelolaan dokumen yang efektif agar kita dapat me-retrieve informasi yang 58 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah informasi yang disimpan dalam betuk digital semakin bertambah, sehingga dibutuhkan cara pengorganisasian dan pengelolaan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Sistem

Bab III Analisis Sistem IV. Bab III Analisis Sistem IV.1 Deskripsi Umum Sistem Dalam penelitian ini penulis mengemukakan sistem CBIR yang diberi nama SPECKTRAL (Sistem Pencari Citra dengan Kode Fraktal). Sistem ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Relevansi 2.1.1 Pengertian Relevansi Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia). Relevansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin populernya penggunaan internet dan perangkat lunak komputer sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Information retrieval (IR) system adalah sistem yang secara otomatis melakukan pencarian atau penemuan kembali informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna, diekspresikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR PENGINDEKSAN WINISIS UNTUK KETEPATAN DAN KECEPATAN LAYANAN PENELUSURAN PUSTAKA KELABU. Abstrak

OPTIMALISASI FITUR PENGINDEKSAN WINISIS UNTUK KETEPATAN DAN KECEPATAN LAYANAN PENELUSURAN PUSTAKA KELABU. Abstrak OPTIMALISASI FITUR PENGINDEKSAN WINISIS UNTUK KETEPATAN DAN KECEPATAN LAYANAN PENELUSURAN PUSTAKA KELABU Sri Rahayu 1 1 Pustakawan IPB, email: srira@ipb.ac.id Abstrak Grey literature merupakan terbitan

Lebih terperinci

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Iin Fridayani Veronika Purba 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat ketergantungan dunia bisnis terhadap teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat ketergantungan dunia bisnis terhadap teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat ketergantungan dunia bisnis terhadap teknologi informasi (TI) semakin lama semakin tinggi. Setiap perusahaan membutuhkan teknologi untuk membantu operasional

Lebih terperinci

JASA PENELUSURAN INFORMASI

JASA PENELUSURAN INFORMASI Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 14 JASA PENELUSURAN INFORMASI Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000 1 Seri Pengembangan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient

Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSISTOR EI) Vol. 2, No. 1 1 Sistem Rekomendasi Hasil Pencarian Artikel Menggunakan Metode Jaccard s Coefficient Muhammad Fadelillah, Imam Much Ibnu Subroto,

Lebih terperinci

PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI *

PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI * ISSN : 2354-9629 PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI * Sitti Husaebah Pattah Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Kampus 2 UIN Alauddin Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata, Gowa

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Dokumen Penyimpanan yang Terorganisasi Database Mahasiswa Database Buku ID Nama Buku Pengarang 001 Information Retrieval Ricardo baeza

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

Lebih terperinci

KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI

KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi Teknologi adalah Ilmu yang berkaitan dengan seni atau sains dengan pengaplikasian pengetahuan saintifik ke praktis Apakah Teknologi Informasi Itu? Kamus Oxford (1995)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL. Oleh Wahyu Supriyanto

PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL. Oleh Wahyu Supriyanto PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL Oleh Wahyu Supriyanto Makalah disampaikan dalam Pelatihan Perpustakaan SMK RSBI Kerjasama Dinas DIKPORA Propinsi DIY dengan Perpustakaan

Lebih terperinci

Perbandingan Efektivitas Penelusuran Bidang Ilmu Perpustakaan Menggunakan Search Engine Google dan Search Engine Yahoo berdasarkan file pdf

Perbandingan Efektivitas Penelusuran Bidang Ilmu Perpustakaan Menggunakan Search Engine Google dan Search Engine Yahoo berdasarkan file pdf Perbandingan Efektivitas Penelusuran Bidang Ilmu Perpustakaan Menggunakan Search Engine Google dan Search Engine Yahoo berdasarkan file pdf M. Syafii Nasution Pustakawan Balai Besar Pelatihan Kesehatan

Lebih terperinci

Latent Semantic Analysis dan. Similarity untuk Pencarian. oleh : Umi Sa adah

Latent Semantic Analysis dan. Similarity untuk Pencarian. oleh : Umi Sa adah Metode Latent Semantic Analysis dan Algoritma Weighted Tree Similarity untuk Pencarian berbasis b Semantik oleh : Umi Sa adah 5109201030 Pembimbing : Prof. Drs.Ec. Ir. Riyanarto Sarno, M.Sc, Ph.D Umi Laili

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Teknik Struktur Data dan Data Mining merupakan salah satu ilmu komputer yang penting dan menarik perhatian teori informatika. Saat ini teknik ini sudah

Lebih terperinci

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Vol 1 No 1 - April 2017 (81-90) MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu basis data, pendekatan model data relasional masih banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan data dan informasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu basis data, pendekatan model data relasional masih banyak dimanfaatkan untuk penyimpanan data dan informasi terhadap BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur normal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi sebuah informasi yang valid dan kemudian didistribusikan ke para pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI Peran Pustakawan /11termediary dalam Memeuulti... : Agus Rifai 13 PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI Agus Rifai Pustakawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR BERBASIS TEXT MINING MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL

SISTEM REKOMENDASI DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR BERBASIS TEXT MINING MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL SISTEM REKOMENDASI DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR BERBASIS TEXT MINING MENGGUNAKAN VECTOR SPACE MODEL SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI DALAM BAHASA INDONESIA DITULIS SECARA SIMETRIS (Studi Kasus: Tempat Penelitian Tesis-jika ada, optional)

PROPOSAL SKRIPSI. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI DALAM BAHASA INDONESIA DITULIS SECARA SIMETRIS (Studi Kasus: Tempat Penelitian Tesis-jika ada, optional) PROPOSAL SKRIPSI JUDUL PROPOSAL SKRIPSI DALAM BAHASA INDONESIA DITULIS SECARA SIMETRIS (Studi Kasus: Tempat Penelitian Tesis-jika ada, optional) Nama : NIM : Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi

Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi Ari Wibowo / 23509063 Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Batam Jl. Parkway No 1 Batam Center, Batam wibowo@polibatam.ac.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

PENELUSURAN INFORMASI PERTANIAN MELALUI CDROM CAB ABSTRACTS, AGRIS, AGRICOLA, TROPAG & RURAL

PENELUSURAN INFORMASI PERTANIAN MELALUI CDROM CAB ABSTRACTS, AGRIS, AGRICOLA, TROPAG & RURAL Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 16 PENELUSURAN INFORMASI PERTANIAN MELALUI CDROM CAB ABSTRACTS, AGRIS, AGRICOLA, TROPAG & RURAL Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di era informasi. Hal ini timbul karena kebutuhan manusia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi Jurnal Integrasi, vol. 6, no. 1, 2014, 21-25 ISSN: 2085-3858 (print version) Article History Received 10 February 2014 Accepted 11 March 2014 Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 PENDAHULUAN Pada saat kita melakukan pencarian melalui search engine (google.com, yahoo, dsb), kita bisa mendapatkan beberapa hasil, yang berupa dokumen - dokumen yang sama

Lebih terperinci

UJI RECALL AND PRECISION SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI OPAC PERPUSTAKAAN ITS SURABAYA

UJI RECALL AND PRECISION SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI OPAC PERPUSTAKAAN ITS SURABAYA UJI RECALL AND PRECISION SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI OPAC PERPUSTAKAAN ITS SURABAYA Nisaa Putri Lestari Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga Abstract This study aims to determine

Lebih terperinci

QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL

QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL QUERY EXPANSION DENGAN MENGGABUNGKAN METODE RUANG VEKTOR DAN WORDNET PADA SISTEM INFORMATION RETRIEVAL Susetyo Adi Nugroho () Abstrak: Salah satu metode yang sering digunakan dalam mengukur relevansi dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku merupakan media informasi yang memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, karena dengan buku kita dapat memperoleh banyak informasi, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2. 1 Pengertian Sistem Temu Balik Informasi Sejak diperkenalkan pertama sekali pada tahun 1952 dan mulai diteliti tahun 1961, banyak para ahli memaparkan pengertian sistem temu balik

Lebih terperinci

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini:

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen-elemen berikut ini: Nama : Fernanda Celsiliya NIM : 155030207111048 E. KOMPONEN UTAMA DECISION SUPPORT SYSTEM Menurut Carter et. al. (1992) Decision Support System (DSS) memiliki tiga komponen utama atau subsistem utama yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2]

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori mengenai focused crawler dengan algoritma genetik, text mining, vector space model, dan generalized vector space model. 2.1. Focused Crawler 2.1.1. Definisi

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta 1), 2),

Universitas Gadjah Mada, Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta 1), 2), Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peningkatan Nilai Recall dan Precision pada Penelusuran Informasi Pustaka Berbasis Semantik (Studi Kasus : Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Basis data merupakan kumpulan data yang berisi informasi yang sesuai bagi sebuah institusi/perusahaan (Silberschatz, 2002). Data-data yang disimpan dalam basis data

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL: Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL: Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL: Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Eka Kusmayadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan Ir. H.

Lebih terperinci

Pendahuluan: Decision Support system STMIK BANDUNG

Pendahuluan: Decision Support system STMIK BANDUNG Pendahuluan: Decision Support system Yus Jayusman Yus Jayusman STMIK BANDUNG Sistem-sistem yang ada dalam Management Support System (MSS). Pengambilan keputusan, penjelasan sistem, pemodelan, dan masalah

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-3

Sistem Penunjang Keputusan, Pertemuan Ke-3 DECISION SUPPORT SYSTEMS Pengertian. Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam

Lebih terperinci

PENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the

PENELUSURAN PUSTAKA. The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the PENELUSURAN PUSTAKA The known is finite, the unknown infinite; intelectually we stand upon an islet in the midst of an illimitable ocean of inexplicability. Our business is to reclaim a little more land.

Lebih terperinci

SISTEM PENCARIAN PASAL-PASAL PADA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TF-IDF. Abstrak

SISTEM PENCARIAN PASAL-PASAL PADA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TF-IDF. Abstrak SISTEM PENCARIAN PASAL-PASAL PADA KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TF-IDF Muh. Alfarisi Ali¹, Moh. Hidayat Koniyo², Abd. Aziz Bouty³ ¹Mahasiswa Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX Wahyu Hidayat 1 1 Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Terapan, Telkom University 1 wahyuhidayat@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Vektor pada Sistem Temu-balik Informasi (Information Retrieval System)

Aplikasi Aljabar Vektor pada Sistem Temu-balik Informasi (Information Retrieval System) Aplikasi Aljabar Vektor pada Sistem Temu-balik Informasi (Information Retrieval System) IF3 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF3 Aljabar Geometri

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. menyamai perangkat komputer yang sudah ada terlebih dahulu. Berbagai

BAB I Pendahuluan. menyamai perangkat komputer yang sudah ada terlebih dahulu. Berbagai BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi mobile berkembang dengan pesat sehingga telah menyamai perangkat komputer yang sudah ada terlebih dahulu. Berbagai kemampuan yang dimiliki desktop

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembali Informasi KULIAH #3 Inverted Index Inverted index construction Kumpulan dokumen Token Modifikasi token Tokenizer Linguistic modules perkebunan, pertanian, dan kehutanan perkebunan pertanian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu

Lebih terperinci

Information Retrieval

Information Retrieval Information Retrieval Budi Susanto Information Retrieval Information items content Feature extraction Structured Structured Document Document representation representation Retrieval model: relevance Similarity?

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Sistem Pendukung Keputusan Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Topik Defenisi Sistem Defenisi Pembuatan Keputusan Tahap pembuatan keputusan Pendekatan untuk pembuatan keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci